Redaksi 0274 557 687 (102) / 0857 4319 6999
Halaman
SENIN KLIWON 24 JULI 2017 30 SYAWAL 1438 NO 2276/TAHUN 6
Sirkulasi / 0851 0212 2000 Iklan 0274 557 687 (417) 0851 0012 1000 0857 2949 3333
RP 2.000
LANGGANAN RP 55.000
www.tribunjogja.com
likes: tribun jogja
follow us: @tribunjogja
@tribunjogja
SMS 0851 021 22000, 0274-557687 EXT 219
PIRIT OF AQSA - Peserta
Hal
11
aksi dari Spirit of Aqsa membentangkan spanduk kecaman terhadap Israel yang membatasi akses beribadah dan tindakan kekerasan di kompleks Masjid Al-Aqsa. Terkait masalah ini, Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar negeri Retno Marsudi telah meminta Amerika Serikat agar mendesak Israel menghentikan tindakan kekerasan dan pembatasan beribadah di Masjid Al-Aqsa. (*)
Agus Kelola Sampah Beromzet Rp80 Juta ANTARA/HAFIDZ MUBARAK
Beropersi pertama pada Juni 2016 dan pada Desember 2016 sudah menorehkan omzet Rp 80 juta.
1
80 JUTA
2 BUMDes Amarta memiliki dua usaha utama, pengolahan sampah dan toko desa
Kinerja BUMDes Amarta
BUMDes Amarta Ingin Merintis Pabrik Pupuk Organik Sejak beroperasi, memiliki empat karyawan dan semua karyawan digaji dengan standar UMR Sleman
3
4 Pada tahun kedua, sejak Januari hingga Mei sudah membukukan keuntungan Rp 10 juta lebih.
Liku-liku BUMDes
Mendirikan BUMDes harus memaksimalkan potensi lokal yang ada
BUMDes tak boleh me-matikan geliat ekonomi masyarakat, tetapui justru harus mendorong tumbuhnya perekono-mian warga. A
Pendirian BUMDes B tak boleh hanya ikutikutan, tetapi harus dirancang dengan baik untuk pengembangan potensi desa.
10 JUTA Target dari desa, keuntungan BUMDes Amarta adalah Rp10 juta per tahun. Artinya, target tersebut hanya dipenuhi dalam waktu 5 bulan saja. 5
C Modal BUMDes bisa diambilkan dari Dana Desa atau pihak ketiga
GRAFIS/FAUZIRAKHMAN
SLEMAN, TRIBUN - Ketika di tempat lain sampah menjadi masalah yang sulit dipecahkan, namun tidak di Desa Pendowoharjo, Sleman. melalui tangan dingin Agus Setyanta, sampah justru disulap menjadi potensi ekonomi yang mampu menambah kekayaan desa. Didaulat menjadi Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sejak Juni 2016, Agus yang kini berstatus sebagai direktur BUMDes Amarta mampu menyulap masalah menjadi potensi rupiah. Enam bulan berjalan, pada Desember 2016, omzet usaha pengelolaan sampah yang dibidani Agus ini sudah menorehkan omzet Rp80
juta, atau lebih dari Rp13 juta per bulan. Tidak semata-mata menyulap sampah menjadi rupiah, kinerja BUMDes Amarta juga mampu menciptakan peluang kerja. Tidak main-main, karyawan yang dipekerjakan di BUMDes Amarta ini berpenghasilan yang besarannya menggunakan standar UMR Sleman. Ditemui di kantornya, yaitu sebuah ruangan berukuran 4x4 dan menyatu dengan tempat pengelolaan sampah, Agus menjelaskan bahwa kinerja BUMDes Amarta yang ia pimpin mampu memberikan keuntungan bagi desa sebesar Rp6 juta lebih. ke halaman 11
Jangan Latah dan Hanya Meniru PELUANG mendirikan BUMDes juga sudah tercium oleh Pemerintah Desa Condongcatur, Depok, Sleman. Wilayah sub-urban SDM yang tepat dan di Yogyakarta tersebut tiinovatif serta keperdak menutup kemungkinan cayaan Desa terhapendirian BUMDes. Hanya dap Desa menjadi saja, pemdes setempat kunci suksesnya BUMDes D sejauh ini masih memilih berhati-hati.
Reno Candra Sangaji, Kepala Desa Condongcatur menjelaskan ada beberapa kendala yang pihaknya hadapi salah satunya status hukum. “Ada beberapa hal terkendala oleh status hukum dengan pihak pemborong. Pasar Desa Colombo rencana akan dimasukan BUMDes.
Modal Bisa dari Dana Desa Atau Pihak Ketiga LAHIRNYA Undang-undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa, membuat desa-desa mempunyai daya untuk mengelola aset, jasa pelayanan dan unit-unit usaha demi kesejahteraan masyarakat. Sebagai lini terdepan dalam hierarki pemerintahan, desa kini punya daya. Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang sebagian atau seluruhnya milik desa, asa tersebut mulai bangkit. “Jika BUMDes tidak memberikan manfaat ke masyarakat desa,
maka BUMDes akan mati,” jelas Agus Setyanta Ketua Forkom BUMDes Sleman. Agus menjelaskan, Modal BUMDes merujuk dengan UU Desa. Sebagian besar atau seluruhnya milik desa yang bersumber dari kekayaan desa yang dipisahkan. Tugasnya untuk membantu desa menyelesaikan permasalahan di desa melalui unit usaha. Jumlah unit usaha pun bervariatif bisa satu, dua, bahkan lebih. Dengan modal dan keleluasaannya
tersebut diharapkan dapat menambah pendapatan desa di bidang sosial ekonomi yang belum dilakukan oleh lembaga lain atau masyarakat yang ada di desa. “Menurut aturan dari Kementrian Desa itu bisa diambilkan dari Dana Desa. Bisa juga dari pihak ketiga atau bank melalui skema APBDES,” jelasnya. ke halaman 11
Halal bi Halal Terbesar di Indonesia Dihadiri 4.000 orang
Berawal dari Kisah Sukiyana Tentang Kampung Ribuan warga Desa Pringombo, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul, tumpah ruah memadati lapangan desa setempat, Minggu (23/7) pagi. Mereka mengadakan acara halal bi halal pertama se-DIY, bahkan se-Indonesia, dengan jumlah peserta terbanyak mencapai 4.000 peserta.
B TRIBUN JOGJA/RENDIKA FERRI KURNIAWAN
TERBESAR - Sukiyana (tengah) berswa foto bersama ribuan warga Desa Pringombo, Kecamatan Rongkop, pada acara halal bi halal, Minggu (23/7).
ERKAH bagi warga Desa Pringombo, khususnya untuk Sukiyana (30), warga perantauan yang berasal dari Desa Pringombo, Rongkop, Gunungkidul. Berkat tulisan yang dia tulis berhasil memenangi sayembara salah satu aplikasi media sosial populer di Indonesia, Yogrt. Tulisan yang menceritakan tentang perjuangan dirinya sebagai perantau yang memilki kemauan untuk membangun desanya, acara halal-bi halal yang dihadiri oleh ribuan warga asli Pringombo pun dapat terselenggara. ke halaman 11
ke halaman 11