SABTU PAHING 20 AGUSTUS 2016 17 DZULKAIDAH 1437 NO 1943/TAHUN 6 The Best Of Java Newspaper IPMA 2012
RP 2.000
The Best Of Java Newspaper IPMA 2016
LANGGANAN RP 55.000
www.tribunjogja.com
likes: tribun jogja
follow us: @tribunjogja
SMS 0851 021 22000, 0274-557687 EXT 219
@tribunjogja
Garuda Muda Libas Filipina 3-1 TIMNAS Indonesia U-19 asuhan Eduard Tjong menuai hasil positif saat menjamu Timnas Filipina U19. Bertanding di Maguwoharjo International Stadium (MIS), Sleman, Jumat (19/8), Indonesia unggul 3-1 atas Filipina. (*)
Hal
11
Eriana Terancam Kesulitan Menikah
Rekam Data e-KTP Maksimal 30 September Data Kependudukan Terancam Dibekukan
PERSAHABATAN
- Pemain Indonesia U 19, Dimas Drajad (7) mencoba menembus pertahanan Filipina U 19 dalam laga persahabatan di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (18/8). Indonesia U 19 menang dengan skor 3-1.
BANTUL, TRIBUN - BERLARUT-larutnya proses eKTP membuat Kementerian Dalam Negeri memberikan warnning akan membekukan data kependudukan bagi warga yang belum melakukan perekaman data. Sesuai Surat Edaran Kemendagri, warnning tersebut akan diberlakukan kepada warga yang hingga 30 September 2016 belum melakukan perekaman data. Warnning dari Kemendagri ini membuat puluhan ribu warga di DIY bakal dibekukan data kependudukannya. Dengan
dibekukannya data kependudukan tersebut, maka warga yangbersangkutan jika ingin mengurus halhal yang terkait dengan administrasi kependudukan. Tak hanya itu, jika data tersebut benar-benar dibekukan dan KTP lama tak berlaku lagi, maka warga akan kerepotan. Kepala Disdukcapil Bantul, Fenti Yusdayati menjelaskan, terkait e-KTP atau data kependudukan yang dibekukan, maka otomatis penduduk yang bersangkutan tidak bisa mengurus beberapa administrasi seperti kartu BPJS, catatan
Lilik-Adrian Siap Taklukan Rute Yogya-Borobudur JAUH-JAUH dari Semarang, Lilik Agus Gunarto (59) dan Adrian Yoga Artanto (27) tampak bersemangat berangkat ke Yogya, Jumat (19/8). Keduanya ingin ikut merasakan sensasi acara Gowes berskala nasional yang baru pertamakali digelar di Yogyakarta, Tribun Cycling.
Dr Sukamdi MSc
ke halaman 11
TRIBUNJOGJA/HENDRA KRISDIANTO
Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada
Cenderung Meremehkan PEREKAMAN data e-KTP tak akan pernah selesai, karena akan ada orang yang akan berubah umurnya. Misalnya dari 16 menjadi 17 tahun dan kemudian dia membuat e-KTP. Jadi selalu akan ada orang yang belum punya e-KTP, setiap hari merekam dan jumlahnya bisa jutaan karena yang kemarin berumur 16 tahun kemudian menjadi 17 tahun dan jumlahnya banyak. Program e-KTP ada dua tahap. Pertama, perekaman bagi penggantian KTP lama menjadi e-KTP baru, yang belum elektronik menjadi elektronik. Kedua, perekaman yang memang melayani masyarakat yang butuh KTP, yang tadinya belum memiliki KTP kemudian memperoleh KTP.
GOWES - Dua peserta Tribun Cycling saat mengambil jersey di
Tetap Indonesia BAGI Anggun C Sasmi, rasa nasiolisme seseorang tidak bisa dinilai dari satu hal tertentu saja. Penyanyi yang melepas kewarganegaraan Indonesia sejak tahun 2000 ini, punya pendapat sendiri tentang nasionalisme. Baginya, nasionalisme bukan hanya sekedar kepemilikan paspor atau memakai baju batik. “Atribut nasionalisme itu bukan ke halaman 11
ke halaman 11
Kantor Tribun Jogja, Jumat (19/8).
Anggun C Sasmi
1 Mendagri keluarkan edaran Nomor
471/1768/SJ tertanggal 12 Mei 2016, tentang batas waktu perekaman e-KTP hingga 30 September 2016.
2 Warga yang sudah wajib memiliki KTP
yang belum melakukan perekaman data hingga batas waktu yang ditentukan terancam datanya dibekukan.
3 Data Perekaman e-KTP
ke halaman 11
Gunungkidul: Dari 585.157 Jiwa yang belum melakukan perekaman ada 12.936 jiwa Kota Yogyakarta: Dari 312 ribu penduduk, 7.800 belum melakukan perekaman Gunungkidul: Dari 585.175 jiwa, 12.936 jiwa belum melakukan perekaman Kulonprogo: Dari 337.334 jiwa, 15.206 warga belum melakukan perekaman. Sleman: Dari 780.000 jiwa, 740.000 jiwa sudah pegang e-KTP.
Verifikasi Data Ada di Pusat
NEWS ANALYSIS TRIBUNJOGJA/BRAMASTO ADHY
PEREKAMAN DATA
PEMDA DIY memiliki target rekam data kependudukan di kapupaten dan kota se-DIY pada 2017 mencapai 97 persen. Hal tersebut dijelaskan Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda DIY, Beny Suharsono, Jumat (19/8). Ia menjelaskan ada berbagai kendala yang dihadapi. Bahkan saat disinggung tentang batas akhir mengurus e-KTP yang ditetapkan pemerintah pada 30 September 2016 ini, ia mengatakan hal tersebut memerlukan peran aktif dari dua pihak, yakni pemerintah dan juga penduduk yang bersangkutan. “Kami memaksimalkan rekam datanya, jadi masih ada (yang belum terekam), tidak 100 persen. Kan ada
warga di luar daerah, misalkan bekerja di luar DIY atau masyarakat tinggal jauh dari jangkauan. Kalau itu upayanya kami jemput,” terangnya. Saat ini, imbuhnya, upaya rekam data yang dilakukan pihaknya sudah berjalan maksimal. Meskipun penduduk yang sudah direkam belum menerima fisik e-KTP karena ketersediaan blangkonya terbatas. Namun, ia menjelaskan bahwa hal tersebut bukan masalah dikarenakan saat data penduduk masuk, maka Nomor Induk Kependudukan (NIK) sudah keluar, dan itulah yang penting. Meskipun idealnya, begitu rekam data dilakukan, tak selang berapa lama kartu dapat dicetak. Namun karena adanya kasus ke halaman 11
Menelusuri Jejak Mataram di Wilayah Tegal (habis)
Pangeran Purbaya Sebarkan Islam di Tegal Sejarah pertautan Kabupaten Tegal dengan Kerajaan Mataram Islam sudah berlangsung panjang mulai jaman Kesultanan Pajang hingga Kesultanan Kartasura. Panjangnya kaitan antara Tegal dengan Mataram ini tak hanya sebatas keberadaan makam satu raja Kesultanan Mataram Islam, Amangkurat I.
T
IM Ahli Cagar Budaya dan Anggota Dewan Pertimbangan Pelestarian Warisan Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Yuwono Sri Suwito dalam sarasehan heritage di Tegal beberapa waktu lalu mengatakan, tonggak pertama pembangunan daerah tegal ada pada Ki Gede Sebayu yang masih merupakan bangsawan Kasultanan Pajang. Ki Gede Sebayu yang gerah
dengan adanya perebutan kekuasaan di Pajang pada akhir tahun 1500 dan kemudian mengembara dan sampai di wilayah Tegal untuk mbabat alas dan akhirnya menetap di sana. Ke Gede Sebayu kemudian diangkat menjadi sesepuh atau Juru Demung di Tegal oleh Panembahan Senopati pada tanggal 18 Mei 1601
TRIBUN JOGJA / KHAERUREZA
MATARAM - Makam Pangeran Purbaya yang berada di Tegal menunjukkan
ke halaman 11 betapa pentingnya Tegal bagi sejarah Mataram.