Redaksi 0274 557 687 (102) / 0821 3384 6010
SABTU PON 11 JULI 2020 20 DZULKAIDAH 1441 NO 3335/TAHUN 9
Sirkulasi / 0851 0212 2000 Iklan 0274 557 687 (417) 0851 0012 1000 0857 2949 3333
RP 2.000
LANGGANAN RP 55.000 TERBIT 16 HALAMAN
Misi 523 Km Memancal Pedal YOGYA, TRIBUN - Panasnya aspal dan teriknya baskara tak menyiutkan nyali empat pria asal Yogyakarta ini untuk sampai ke ibu kota, Jakarta. Mereka masih muda, statusnya adalah pekerja swasta. Keempatnya membawa misi besar berupa desakan agar DPR RI menghapus pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja atau Omnibus Law. Mereka berangkat dari Yogyakarta, Kamis (9/7) sekitar pukul 20.15 WIB dari Titik Nol Kilometer. Siang kemarin, keempatnya sedang beristirahat di wilayah Gombong, Kabupaten Kebumen. Jika sampai Jakarta dalam empat hari ke depan, itu artinya sekitar 523 kilometer (km) aspal YogyakartaJakarta berhasil mereka taklukkan. Tribun Jogja mencoba memastikan perjalanan mereka. Ketika dihubungi via panggilan video, tampak pria berambut kriting, berkulit sawo matang, dan mengenakan caping sedang berteduh di depan pertokoan bersama tiga kawannya. “Halo, kami sudah sampai di Gombong (Kebumen). Sekarang sedang beristirahat sambil nunggu salat Jumat,” sapa Fajar Setyo Nugroho (27), Jumat (10/7). Fajar pun mengenalkan ketiga kawannya. Johan Ferdian Juno (27), Pepe Hidayat (26), dan Riko Lesmana (26). Saat ditanya siapa orang pertama yang ingin ditemui ketika sampai di Jakarta, Fajar menjawab, Ketua DPR RI dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
IST/DOK. FAJAR SETYO NUGROHO
MISI - Empat pemuda Yogyakarta bersepeda menuju Jakarta
dengan misi menyampaikan aspirasi batalkan pembahasan RUU Cipta Kerja. Jumat (10/7) siang, mereka singgah di Gombong, Kebumen.
ke halaman 7
Virus Bisa Melayang di Udara WHO Rilis Bukti Baru Penularan Corona Sekali lagi kami ingatkan pertama upayakan di semua ruang kerja dijamin sirkulasi udaranya baik.
UNDIAN PEREMPAT FINAL LIGA CHAMPION MAN.CITY
JUVENTUS
REAL MADRID
LYON
RB LEIPZIG
ATLETICO
BARCELONA
B. MUNCHEN
NAPOLI
CHELSEA
ATALANTA
PSG
YOGYA, TRIBUN - Tiga hari lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bukti-bukti penyebaran virus corona di udara atau airborne. WHO resmi mengeluarkan pernyataan virus corona dapat bertahan lama di udara dalam ruang tertutup, dan ini dapat menyebar dari satu orang ke orang lain. Hal ini disampaikan WHO dalam rilis resmi berisi 10 halaman. WHO awalnya meragukan bentuk penularan ini. Namun, semakin banyak bukti ilmiah dan anekdotal yang menunjukkan penularan Covid-19 melalui udara. Selain itu, pekan ini 239 ilmuwan membuat surat terbuka yang isinya mendesak WHO meninjau kembali penelitian dan merevisi rekomendasinya. Dalam pernyataan resminya, WHO mendefinisikan penularan melalui udara sebagai pe-
Achmad Yurianto
KOORDINATOR Tim Respons Covid-19 UGM, dr. Riris Andono Ahmad mengatakan, belum ada yang berubah terkait rekomendasi WHO dari sebelumnya. “Sebenarnya kalau airborne (penularan melalui udara) WHO sudah membuat pernyataan cukup lama, ya, sejak beberapa bulan yang lalu. WHO mengatakan airborne-nya itu terbatas, di
MENCEGAH
ke halaman 7
fasilitas kesehatan saja,” ujarnya saat dihubungi Tribun Jogja, Jumat (10/7). “Nah sekarang pun, dari (pernyataan) yang terbaru kemarin posisi WHO masih sama, berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang ada sampai saat ini penularan melalui udara masih terjadi pada limited setting (tempat-tempat tertentu), semisal fasilitas kesehatan, belum sampai ke
tempat-tempat lain,” sambungnya. Ia menambahkan, memang terdapat kasus-kasus penularan di beberapa tempat, yang sepertinya terjadi klaster di tempat-tempat tertutup. Namun, hal itu masih sangat inkonklusif atau tidak bisa disimpulkan bahwa ada penyebaran airborne.
WHO menyatakan, teori menunjukkan sejumlah droplet pernapasan dapat menghasilkan aerosol. Ini bisa terjadi saat seseorang menguap, bernapas normal, dan berbicara. WHO dan ahli masih mencari tahu berapa proporsi droplet yang diembuskan saat menguap untuk menghasilkan aerosol. Dosis virus SARS-CoV-2 dalam aerosol juga belum diketahui seberapa banyak untuk dapat menginfeksi orang lain. Selalu gunakan masker, cuci tangan, jaga kebersihan, dan atur jarak saat berinteraksi. Pastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik sehingga udara bisa berganti setiap waktu.
ke halaman 7
GRAFIS/FAUZIA RAKHMAN
Wapres Ma’ruf Amin di Tengah Pandemi Covid-19 (2)
Tak Pernah Siapkan Anak Jadi Cawalkot
NYON, TRIBUN - Undian perempat final Liga Champions 2019-2020 usai digelar di Nyon, Swiss, Jumat (10/7) sore WIB. Dari hasilnya, Barcelona atau Napoli akan bertemu pemenang antara Bayern Muenchen atau Chelsea pada babak 16 besar Liga Champions. Sebelumnya, pada leg pertama, Barcelona menahan imbang Napoli dengan skor 1-1. Adapun Bayern Muenchen berada di atas angin kare-
Ma’ruf Amin
ke halaman 7 GRAFIS/FAUZIA RAKHMAN
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Leony Vitria
DI Tengah pandemi Covid-19, pemerintah melontarkan konsep new normal (kondisi normal baru) yang memicu pro dan kontra. Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin menyebut sebelum melangkah ke kondisi tersebut perlu sejumlah persiapan. “Mulai dari trac-
king menggunakan tes secara masif, layanan kesehatan. Begitu pula lokasi kerumunan semacam pasar, angkutan umum, terminal, stasiun, lokasi wisata, harus siap menjalan protokol kesehatan secara ketat,” ujar Ma’ruf Amin dalam wawancara eksklusif dengan tim Tribun Network, di rumah dinas Wapres, Jakarta, Kamis (9/7). Ditambahkan, masyarakatnya harus patuh. “Dalam istilah agama disebut
sami’na wa atho’na (kami mendengar dan kami taat) terhadap protokol kesehatan. Sebab banyak orang yang lalai, kan, sehingga ada pelibatan TNI dan Polri. Bukan untuk nangkepin orang, tapi untuk mengingatkan yang lalai,” ucap mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu. Berikut lanjutan petikan wawancara dengan Ma’ruf Amin. ke halaman 7
Cerita dari Gunungkidul, Pemilik Nama Pintaku Tiada Dusta dan Dita Leni Ravia
Bermula Doa dan Berujung Rasa Bangga
Duka ARTIS peran dan mantan penyanyi cilik, Leony Vitria Hartanti, sempat tak percaya dengan kabar duka meninggalnya Papa T. Bob, maestro lagu anak dekade 90an. (*)
Nama adalah sebuah doa. Begitu ungkapan bijak lama. Namun, tetap ada rasa menggelitik jika seseorang memiliki nama yang tak lazim digunakan. Seperti seorang pria dari Gunungkidul ini. Pintaku Tiada Dusta. Begitulah nama tersebut diberikan oleh sang orang tua.
P
Hal
tribunjogja.com
JANGAN LELAH
Hanya Terjadi di Tempat Tertentu
Menuju Laga Lanjutan Liga Champions
10
nyebaran agen penular yang disebabkan oleh penyebaran aerosol yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama. Untuk diketahui, droplet atau tetesan pernapasan berdiameter lebih dari 5-10 μm. Sedangkan inti tetesan atau aerosol berdiameter kurang dari 5μm. Aerosol adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil sehingga dapat menempel di udara. “Penyebaran melalui udara dapat terjadi saat petugas medis terlibat dalam prosedur tertentu yang menghasilkan aerosol,” tulis WHO dalam pernyataan terbarunya yang dirilis Kamis (9/7). Namun, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa ruangan tertutup dengan ventilasi buruk, virus dapat melayang ting-
KOMPAS.COM/DIAN RK.
enamaan unik merupakan tradisi sejak lama oleh masyarakat lokal. Pada masa lalu biasanya nama unik dikaitkan dengan hari, bulan, hingga terkait keselamatan si anak. @tribunjogja
Namun, terlepas dari apa pun latar belakangnya, terselip doa terbaik dari setiap nama yang disematkan. Pintaku Tiada Dusta merupakan seorang staf Tenaga Harian Lepas di Bidang Penetapan dan Bina Pendapatan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) @tribunjogjafanspage
Pemkab Gunungkidul. Warga Kalurahan Bendung, Kapanewon Semin, ini mengaku tidak pernah ada yang merundungnya sejak kecil meski memiliki nama unik. Nama lelaki kelahiran 5 September 1991 ini memiliki arti lugas sesuai teks atau sesuai nama panggilannya. “Filosofinya itu saat saya tanya ke orang tua jawabannya. Ya, artinya harapan atau doa agar menjadi orang yang amanah dan dapat dipercaya,” ke halaman 7 tribunjogja
UNIK
KOMPAS.COM/MARKUS Y./IST.
- Pintaku Tiada Dusta (kiri) dan Dita Leni Ravia (kanan), pemilik nama unik asal Gunungkidul. tribunjogjatv