MINGGU LEGI
Redaksi 0274 557 687 (102) / 082325485004
10 JUNI 2018 25 RAMADAN 1439 NO 2588/TAHUN 7
Sirkulasi / 0851 0212 2000 Iklan 0274 557 687 (417) 0851 0012 1000 0857 2949 3333
RP 2.000 LANGGANAN RP 55.000
251 Sepeda Motor Motis Tiba di Stasiun Lempuyangan YOGYA, TRIBUN - Ratusan sepedamotor tampak diturunkan dari sejumlah kereta barang di Stasiun Lempuyangan, Sabtu (9/6) siang kemarin. Ratusan sepedamotor tersebut adalah kendaraan yang diangkut secara gratis melalui program kereta angkutan motor gratis (Motis). Junior Manager Angkutan Barang Daop 6, Subiyanto mengatakan, tahun ini jumlah sepedamotor yang diikutkan dalam program ini mengalami kenaikan 10 persen dibanding tahun sebelumnya. “Tadi sudah tiba, kalau Daop 6 meliputi Lempuyangan, Klaten, dan Purwosari. Kalau dibanding tahun lalu ada kenaikan 10%. Tahun lalu tercatat 231 sepedamotor, sekarang tercatat 251 sepeda motor,” kata Subiyanto. ke halaman 7
PROGAM MOTIS
- Petugas menurunkan dan menata ratusan sepeda motor yang baru saja diturunkan dari gerbong kereta api yang mengikuti program angkutan motor gratis di stasiun Lempuyangan, Kota Yogyakarta, Sabtu (9/6).
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI
Mangrove Pesisir Selatan Terancam Punah Timbunan Sampah Hambat Buah Mangrove Tumbuh
Mutiara Ramadan
Etika Berlalu Lintas HAMPIR tiap hari tersiar berita kecelakaan lalu lintas yang menelan korban jiwa, terlebih pada saat jalan raya padat pemudik seperti sekarang ini. Merujuk data di Mabes Polri pada 2017 lalu jumlah kecelakaan sebanyak 1.299 menelan 292 korban jiwa dan kerugian materi mencapai Rp2.727.364.750. Data itu menunjukkan betapa jalan Dr Mutohharun raya masih menjadi rawan bagi kelangsungan hidup manusia. Nyaris tanpa Jinan perdebatan, kecelakaan lau lintas terjaDirektur Pondok Shabran UM Surakarta di lebih banyak disebabkan faktor manusia yang lalai. Baik lalai dalam berkendara maupun lalai dalam menyediakan infrastruktur layak. Kecelakaan bermula dari kecerobohan orang berlalu lintas, seperti kebiasaan menerobos rambu-rambu, menggunakan jalur yang salah, tidak sabar, dan ingin cepat sampai tujuan, tidak menghargai pengguna jalan. Bahkan ada yang sengaja mencelakakan orang lain dengan menyebar paku di jalan. ke halaman 7
Polisi Tangkap Pelaku Klitih Simpang Mirota YOGYA, TRIBUN - Kasus klitih di Simpang Empat Mirota yang menewaskan Dwi Ramadhani Herlangga (26) pada Kamis (7/6) dini hari akhirnya terungkap. Petugas gabungan Polda DIY dan Polresta Yogyakarta menangkap dua pelaku pada Sabtu (9/7) dini hari. Dua pelaku klitih yang berhasil diamankan ini masingmasing adalah MWD (16) warga Blunyah Rejo TR II/776, Karang Waru Tegalrejo Yogyakarta dan ADYTS (20) warga Badran JT I/865 Bumijo Jetis Yogyakarta. Petugas yang dipimpin oleh Kompol I Wayan Artha ini melakukan penyelidikan bermodal keterangan dari sejumlah saksi di TKP. Satu-satunya harapan untuk mengidentifikasi pelaku dari CCTV gagal dilakukan karena CCTV di lokasi kejadian milik Dinas Perhubungan tidak online. ke halaman 7
INSPIRING 9
BEAUTY
MINGGU LEGI 10 JUNI 2018
Sibuk Mengulas Produk L IA Ardiatami belakangan ini kebanjiran undangan dari banyak desainer dan produk kecantikan. Mereka bisa dikatakan relasi langganan dari blogger kecantikan ini. “Mereka biasanya minta tolong aku buat review produk kecantikan sama baju-baju yang dibuat sama desainer,” ujar Lia saat ditemui di Tribun Jogja. Lia memang sudah cukup lama menjadi seorang blogger fashion dan kecantikan. Relasinya pun tak main-main, rata-rata adalah desainer pakaian dan produk kecantikan ternama. Meskipun demikian, awal mula terjunnya ia sebagai seorang blogger justru berawal dari hobinya sehari-hari. “Aku hobinya menjahit dari SMP, terus bikin sama ngerombak baju sendiri,” kata gadis kelahiran 7 Oktober 1992 ini. Hobinya menjahit tak lepas dari peran ibunya. Sebab Lia mengaku ibunya sering membuatkan baju untuk dirinya dan saudara-saudaranya. “Kalau pas Lebaran baju kita bisa seragam semua,” kata anak ke-2 dari empat bersaudara ini. Minatnya terhadap desain baju pun ternyata menuai hasil. Ia sering diminta teman-teman sekolahnya untuk membuat baju sesuai permintaan mereka. Tak ayal, pakaian adiknya pun jadi “korban” kreasi dari gadis lulusan Universitas Negeri Yogyakarta ini. “Untungnya adikku cuek-cuek aja. Malah suka bajunya aku rombak,” kata Lia yang mengambil jurusan kimia di UNY ini. Sekitar tahun 2010, Lia mulai membagikan hobinya melalui blog pribadinya. Dari situ lah ia mulai mendapat perhatian oleh banyak orang, termasuk dari desainer pakaian lokal. Berkat blog itu juga
Mereka biasanya minta tolong aku buat review produk kecantikan sama baju-baju yang dibuat sama desainer
Lia sering diundang ke berbagai acara-acara fashion oleh para desainer tersebut. “Aku pernah diundang ke Jogja Fashion Week, buat ngereview pakaian sama ketemu para desainer lokal,” jelas pemilik tinggi badan 168 sentimeter ini. Tak hanya fashion, Lia pun lalu melebarkan sayap ke bidang kecantikan, termasuk mengulas berbagai produk dari brand-brand ternama. Berbagai perusahaan produk kecantikan tersebut pun hingga saat ini menjalin hubungan yang baik dengan dirinya. Meskipun demikian, Lia mengaku berfokus pada karya para desainer atau produk asal Yogyakarta. Sebab ia ingin mengubah citra Yogyakarta yang dianggap masih ketinggalan soal fashion. “Banyak yang menganggap Yogya itu pakaiannya cuma motif batik aja, padahal desainer sini bisa juga bikin baju-baju dengan konsep modern,” ujar Lia. Karena itu, ia pun ingin membuat produk-produk asal Yogyakarta bisa lebih dikenal oleh banyak orang. Ia ingin menunjukkan kebanggaannya terhadap tempat asalnya tersebut. “Yogyakarta itu unik, beda dengan yang lain. Aku juga bangga banget jadi orang Yogyakarta, meskipun numpang lahir di Kalimantan,” kata Lia yang kedua orangtuanya merupakan warga asli Yogyakarta. Ke depan, Lia mengaku sedang mengembangkan label produk pakaiannya sendiri. Ia ingin membuat pakaian yang modern namun tetap dengan citarasa tradisional. Lia pun mengaku mendapat dukungan penuh dari ibunya. Ia juga tidak menutup kemungkinan keterlibatan Ibunya dalam bisnis tersebut. Gadis kelahiran Bontang ini juga berharap bisa berkolaborasi dengan para perajin dan seniman lokal untuk produk-produknya nanti. “Aku lebih ke fashion enterpreneur ketimbang sebagai fashion designer. Aku juga maunya produksi nanti sesuai selera pasar tapi tetap ada ciri khasnya,” jelas Lia. Selain itu, Lia mengaku ingin melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, yaitu jurusan manajemen. (alx)
Hal
9
BIODATA Nama Lengkap : Lia Ardiatami TTL: Bontang, 7 Oktober 1992 Profesi : Blogger Hobi : Menjahit Pendidikan Terakhir : S1 Status : Anak ke 2 dari 4 bersaudara Nama Orangtua : Is Aryono & Nur Diah Tinggi/Berat Badan : 168 Cm, 56 Kg Sosmed : @ardiatami/www.ardiatami.com
TRIBUNJOGJA/BRAMASTO ADHY
Sampah sangat mengganggu mangrove ini. Hal ini karena sampah membelit, menimbun bibit mangrove dan mematikannya
YOGYA, TRIBUN - Persoalan sampah tak hanya membelit wilayah perkotaan. Timbunan sampah juga menjadi masalah pelik di kawasan pesisir yang merupakan muara dari sungai. Lebih parah, tumpukan sampah ini mengancam keberlangsungan konservasi mangrove di pesisir selatan Yogyakarta. Sejumlah sampah tampak menumpuk di dekat pohon mangrove yang dirawat oleh keluarga pemuda-pemudi Baros (KP2B) di Kretek, Bantul, Yogyakarta. Sampah-sampah itu berupa sandal, kayu, plastik, bahkan bantal
bekas mengakibatkan banyak bibit mangrove yang terancam mati. Catatan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, saat banjir terjadi, sampah yang menggenangi kawasan hutan mangrove Baros bisa mencapai 10 dump truk. Sampah ini berakibat buruk dari sisi estetika, kesehatan dan populasi ikan di kawasan tersebut. “Sampah sangat mengganggu mangrove ini. Hal ini karena sampah membelit, menimbun bibit mangrove dan mematikannya,” ujar Divisi Konservasi KP2B, Dwi Ratmanto kepada Tribun Jogja, pekan lalu.
H A P M A S VE DESAK MANGRO
ke halaman 7
Jadi Pekerjaan Rumah Semua Pihak KEPALA Bidang (Kabid) Kelautan dan Pesisir DKP DIY, Endang Isti Rahayu mengakui penyelamatan dan konservasi Mangrove menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh instansi dan lapisan masyarakat. Pasalnya, kemampuan mangrove untuk menyerap gas karbon sebagai bagian dari penjaga perubahan iklim sangat penting. Masifnya rencana industrialisasi di kawasan selatan DIY pun memerlukan penyerap karbon yang baik, sehingga tidak terjadi polusi udara. Selain sebagai penyerap karbon, kata Endang, TRIBUN JOGJA/AGUNG ISMIYANTO mangrove juga dapat berfungsi penSAMPAH - Sampah tampak memenuhi kawasan konservasi mangrove. ting dalam mitigasi bencana seperti menahan abrasi dan juga perlindungProf Daniel Murdiyarso, PhD an bagi sejumlah spesies kepiting baIlmuwan CIFOR kau, udang, ikan, dan burung-burung migran. Endang mengatakan, luas lahan kawasan mangrove di DIY kurang lebih 15 hektar. Kawasan itu di dua lokaJUMLAH tumbuhan mangrove ekologi. Sehingga harus ada pe- si, yaitu Baros, Kretek, Bantul seluas yang sedikit di daerah Istimewa netapan kawasan konservasi se- lima hektar dan di Jangkaran, Temon, menjadi istimewa. Yogya yang bagai kawasan lindung yang jeKulonprogo sekitar 10 hektar. memiliki mangrove meski di belas statusnya. berapa titik tentu akan membawa banyak manfaat secara ke halaman 7 ke halaman 7
NEWS ANALYSIS
Munculkan Aspek Ekonomi
Singgah di Masjid Agung dr Wahidin Soediro Hoesodo dalam Program Masjid Bersejarah (25)
Jadi Masjid Percontohan Tingkat Nasional Masjid ini memang baru resmi berdiri pada 1990 dengan luas bangunan 1.296 meter persegi di pekarangan seluas 9.177 meter persegi. Meski terhitung muda, keberadaannya cukup sentral. Namanya Masjid Agung dr Wahidin Soediro Hoesodo, terletak di kompleks Pemerintah Kabupaten Sleman, Jalan Parasamya, Beran Lor, Kelurahan Tridadi, Kecamatan Sleman.
M
ASJID Agung dr Wahidin Soediro Hoesodo mulai dibangun pada 20 Mei 1986 dengan biaya Rp1,2 miliar. Biaya pembangunan berasal dari sumbangan Presiden sebesar Rp100 juta, APBD Kabupaten Sleman 1986/1987
sampai 1991/1992 senominal Rp305 juta dan pihak-pihak lain sehingga total terkumpul Rp1,2 miliar. Sekira empat tahun berselang, pembangunan akhirnya tuntas. TRIBUN JOGJA/IGN SIGIT WISYA
ke halaman 7
MASJID - Sejumlah anak beraktivitas di Masjid Agung dr Wahidin Soediro Hoesodo.
=Timbunan sampah mengancam konservasi mangrove di pesisir selatan =Saat banjir, timbunan sampah yang ada di konservasi mangrove Baros bisa mencapau 10 dump truk =Untuk menyelamatkan mangrove ini, pemuda-pemudi Baros Kretek (KP2B) harus membuat pedeng pencegah sampah. =Keberadaan sampah selain mematikan bibit mangrove juga menghambat perkembangan biakan buah mangrove
=Keberadaan mangrove di Baros, Kretek ini mampu melindungi kepiting, burung, peripotamus, biawak. =Keberaaan Mangrove Baros juga menjadi transit 48 jenis burung. Diantaranya adalah bangau putih, bangau hitam, dan bahkan sea gull. =Hutan mangrove mampu mengurangi risiko tsunami dan abrasi laut =Hutan mangrove juga berfungsi untuk mengikat karbon yang sangat cukup baik GRAFIS/FAUZIA RAKHMAN
Trending Topic di tribunjogja.com
Video Masjid Agung Dr Wahidin Soediro Husodo