Tribunjogja 09-07-2017

Page 1

MINGGU KLIWON

Redaksi 0274 557 687 (102) / 0857 4319 6999

Halaman

9 JULI 2017 15 SYAWAL 1438 NO 2261/TAHUN 6

Sirkulasi / 0851 0212 2000 Iklan 0274 557 687 (417) 0851 0012 1000 0857 2949 3333

RP 2.000

LANGGANAN RP 55.000

www.tribunjogja.com

KELUHAN PENGUNJUNG Pengunjung Malioboro mengaku terganggu dengan banyaknya pengamen di Malioboro

Pengamen tersebut datang berurutan hampir setiap 5 menit sekali

Pengamen tak mau pergi sebelum dikasih uang meski sudah diberi tanda tak akan memberi uang.

Untuk poin tiga tersebut, pengunjung merasa terintimidasi oleh keberadaan pengamen

pengamen jenis ini biasanya terdiri dari satu atau dua orang dan berkeliling

GEMBEL

Syarif Teguh mengatakan, keberadaan pengamen diatur dalam Perda Istimewa Yogyakarta Nomor 1 tahun 2014.

Tidak memaksa

Dalam perda tersebut sudah dijeskan bahwa yang namanya pengamen itu tidak mobile, tapi menempati beberapa titik dan mereka tidak memaksa dalam mencari upah.

 Datang Berurutan Setiap Lima Menit Sekali  Enggan Pergi Sebelum Diberi Uang Pengamen seharusnya tidak ada di sini (pedestrian), kalau di lesehan tidak apa-apa karena kan kalau di sini untuk nyantai-nyantai

YOGYA, TRIBUN - Kenyamanan para pengunjung yang menghabiskan waktu di kawasan pedestrian Malioboro belakangan ini merasa terganggu. Mereka mengaku risih dengan keberadaan pengamen yang datang setiap lima menit sekali. Tak hanya itu, para pengamen yang seharusnya memberikan hiburan justru terkesan mengintimidasi pengunjung. Ini terjadi lantaran para pengamen ini tak mau pergi sebelum diberi uang, meski pengunjung sudah memberi tanda tak memberi uang.  ke halaman 7

- Pengamen kawasan Malioboro memainkan musik di depan pengunjung Malioboro yang tengah duduk di kawasan pedestrian Malioboro, Sabtu (8/7) malam.

SECARA pribadi saya belum pernah menemui pengamen yang bertingkah tidak mengenakkan selama beberapa datang ke Malioboro. Hampir setiap kesana, biasanya di warung lesehan rata-rata pengamen yang datang cukup sopan. Minimal mereka tidak sampai membuat pengunjung tidak nyaman. Perlu dipahami, jumlah pengamen Malioboro sangat banyak. Mereka datang dari berbagai latar belakang dan dengan pola pikir yang berbeda. Banyak yang datang untuk mengamen murni untuk mencari nafkah melalui kemampuan bernyanyi tapi beberapa tidak demikian. Apalagi saat musim liburan seperti ini, jumlah pengamen di Malioboro berlipat. Pengamen baru dari luar daerah bisa saja datang. Sah-sah saja karena mereka ingin mencari uang. Ada gula ada semut, uang sebagai gula dan pengamen diartikan semut. Sayangnya tidak semua pengamen baru ini mengerti aturan main di Malioboro. Tentang spot-spot mana yang boleh mengamen atau tidak. Tentang aturan dan tata tertib atau sopan santun ketika sedang mengamen. Muncul pengamen nakal jadi efek sampingnya. Tapi sudah seharusnya, seorang pengamen bisa menjaga sopan santun mereka ketika sedang mengamen. Karena akan berefek ke jangka panjang pula. Ketika pengunjung di Malioboro bisa saja sepi karena tidak nyaman atas ulah pengamen nakal. Pemasukan jadi sepi pula. Pemerintah pun saya rasa kesulitan mengontrol karena jumlahnya yang sangat banyak. Ketika satu atau beberapa pengamen ditindak, akan muncul pengamen lain yang kemungkinan juga tidak tahu aturan main. Hal seperti ini pun akan terulang lagi. (sus)

Itu Bukan Pengamen Tapi Gembel KEPALA unit pelaksana tugas (UPT) Malioboro, Syarif Teguh Prabowo angkat bicara perihal adanya wisatawan yang mengeluarkan unek-uneknya di sosial media terkait adanya oknum pengamen yang mengintimidasi wisatawan kawasan Malioboro. Sebagai orang yang diberi amanah langsung oleh pemerintah Provinsi, Syarif ogah melabeli mereka dengan sebutan pengamen. Pasalnya keberadaan pengamen sudah diatur dalam peraturan daerah Daerah

GRAFIS/SULUH PRASETYA

 ke halaman 7

Vokalis Shaggydog

Harusnya Jaga Sopan Santun

Pengunjung terhibur dengan pengamen yang terdiri dari kelompok besar dan hanya menyediakan kotak amal di dekat mereka memberikan hiburan. Pengamen ini biasanya ada di lesehan kaki lima atau kelompok musik angklung

KASUS perceraian Artis Kirana Larasati dan Tama masih berjalan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Kirana Larasati mengaku sudah siap menjadi menjadi single parent bagi putrinya apabila bercerai dengan Tama. “Tentunya siap (single parent). Saya siap apa pun risikonya. Hidup ini kan banyak cobaan, jadi hidup setiap orang

Heruwa

NEWS ANALYSIS

MENGHIBUR

Single Parent

TRIBUN JOGJA / HAMIM THOHARI

INTIMIDATIF

Pihak UPT akan bersikap tegas dan melakukan pembersihan terhadap ulah oknum-oknum yang membuat kesan buruk Malioboro.

Kirana Larasati

SMS 0851 021 22000, 0274-557687 EXT 219

@tribunjogja

Pengamen Malioboro Bikin Risih Pengunjung

Kepala UPT Malioboro, Syarif Teguh Prabowo menegaskan bahwa pengamen yang berkeliling dan memaksa wisatawan bukanlah pengamen, melainkan gembel. Diatur dalam perda

follow us: @tribunjogja

Istimewa Yogyakarta Nomor 1 tahun 2014. “Pengamen itu sangat berhimpitan dengan perilaku sosial macam banci, gelandangan dan anak jalanan. Dalam perda tersebut sudah dijeskan bahwa yang namanya pengamen itu tidak mobile, tapi menempati beberapa titik dan mereka tidak memaksa dalam mencari upah,” ujarnya saat dihubungi lewat sambungan telepon, Sabtu (8/7).  ke halaman 7

SMKN I Bantul Terima Siswi Dengan Nama Terpendek di Dunia

MINGGU KLIWON

9 JULI 2017

www.tribunjogja.com

likes: tribun jogja

N Diterima di Jurusan Akuntansi

S

won ini diterima di sekolah tersebut dan masuk jurusan Akuntansi melalui jalur reguler, N lolos dengan menempati rangking 83 dengan nilai ujian nasional 34.  ke halaman 7

@tribunjogja

D

UNIA modelling yang telah digeluti sejak taman kanak-kanak, kini mulai melambungkan nama Dilla Fadiela menjadi model runway. Namun baginya menjadi model saja tidak cukup, ia ingin keluar dari zona nyaman untuk merambah dunia yang lain. Perkenalan Dilla dengan dunia modelling sudah terjadi sejak dini, namun baru diseriusi saat ia duduk di bangku SMA. Lewat sebuah agensi, perempuan berpostur tinggi 174 cm dan berat badan 54 kg ini berkesempatan mengikuti lomba-lomba dan show-show besar. “Modelling itu cukup banyak mengubah aku dari yang awalnya pemalu, tomboy, enggak supel dan penakut kemudian menjadi orang yang percaya diri, lebih fokus dan mandiri,” ujar dara kelahiran Bandung, 24 Juli 1993 ini. Dilla mengaku, dulu dirinya tidak supel dalam bergaul. Namun dunia modelling menuntutnya untuk bertemu dengan koreografer hingga fotografer sehingga membentuk karakternya untuk lebih komunikatif. Termasuk juga karakternya yang dulu penakut, kini sudah berubah menjadi mandiri. Hal ini dikarenakan sebagai model, ia kerap mendapatkan pekerjaan di luar kota, semisal Bali, Ambon, hingga Papua. Kiprah modelling Dilla kemudian berkembang sejak ia mewakili DIY

Banyak remaja saat ini memiliki nama yang panjang dan terdiri dari beberapa kata. Namun di Bantul ternyata ada remaja yang memiliki nama hanya terdiri dari satu huruf, yakni N. N adalah seorang calon siswi di SMK N 1 Bantul yang berusia 16 tahun. ABTU (8/7) kemarin, N menjadi satu dari banyak siswa lain yang melakukan proses daftar ulang di SMK N 1 Bantul. Siswa lulusan SMP N 2 Se-

follow us: @tribunjogja

9

Keluar dari Zona Nyaman dalam ajang Puteri Kopi Indonesia. Mengaku masih muda dan belum memiliki pengalaman saat itu, ia pun harus puas menjadi finalis dalam kompetisi tersebut. Pengalamannya pun bertambah saat mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya ini mengikuti ajang Wajah Femina pada tahun 2014. Tidak puas langkahnya terhenti pada tahap semi finalis, ia pun kembali berkompetisi pada ajang yang sama pada tahun 2016. Berbeda dengan keikutsertaan sebelumnya, Dilla lebih mempersiapkan dirinya dalam kompetisi modelling tersebut. Kali ini ia mengaku telah mengevaluasi kekurangan pada dirinya dan mempelajari kelebihan yang dimiliki pemenang-pemenang Wajah Femina yang rupanya harus memiliki kegiatan di luar modelling. “Ternyata finalis tidak hanya memiliki basic modelling saja, namun juga harus merepresentasikan perempuan Indonesia yang mandiri dan aktif. Finalis tak hanya menunjukkan penampilan yang cantik, tapi juga memiliki kelebihan untuk menjadi inspirasi orang lain. Sehingga kemampuan public speaking, attitude, akting, presenting, pembawaan diri hingga gaya berbusana menjadi nilai tersendiri,” kata peraih penghargaan Best National Costume Wajah Femina 2016 ini. Dari kompetisi inilah akhirnya sulung dari dua bersaudara ini belajar banyak bahwa menjalani dunia modelling saja tak cukup baginya. Ia menyadari harus keluar dari zona nyaman untuk menggeluti bidang-bidang lain di luar modelling, termasuk akting dan bisnis. “Menginjak umur 24 tahun ini aku semakin sadar usia, tidak mungkin bertahan selamanya di bidang modelling mengingat banyak bermunculan model-model muda berbakat yang baru. Mama pun mendorongku untuk keluar dari zona nyaman dengan mencoba merambah bidang lain,” imbuhnya. (gya)

Cicipi Dunia Seni Peran DUNIA modelling telah memperkenalkan Dilla dengan dunia akting. Beruntung, pada awal karir aktingnya, Dilla berkesempatan beradu akting dengan aktor-aktor top dalam film layar lebar kenamaan. Dalam film pertamanya, ‘Surga yang Tak Dirindukan’, Dilla mendapatkan peran sebagai sekretaris aktor Ferdi Nuril. Kemudian pada film keduanya, ‘Rudy Habibie’, ia ditantang berperan menjadi teman yang kerap menggoda Rudy yang diperankan oleh Reza Rahardian. Kemudian di film terbarunya, ‘Kartini’, Dilla mendapatkan peran sebagai istri dari aktor Denny Sumargo. Dalam peran-peran tersebut, Dilla mengaku masih harus banyak belajar mendalami karakter perannya dan menghafalkan naskah skenario. Terlebih jika ia langsung berhadapan dengan aktor top, ia dituntut berakting senatural mungkin. “Untungnya sebagai model, aku pede

berteman dengan kamera, tahu mana angle yang bagus. Namun bedanya, akting itu harus seakan-akan tidak sadar kamera, sedangkan model harus selalu sadar bidikan kamera,” jelasnya. Tak hanya bidang akting, Dilla kini ingin merambah bidang bisnis yang tidak jauh dari dunia fashion yang telah membesarkan namanya. Bersama sang ibu, ia sedang merintis bisnis tas dan dompet kulit. Baru dimulai akhir tahun 2016 lalu, ia sudah mampu memproduksi sejumlah barang yang diminati teman-temannya. Meskipun terbilang baru, namun ia mengaku menyeriusi hobi barunya ini dengan berencana membuka galeri bersama sang ibu yang sebelumnya sudah lebih dulu berbisnis batik. “Ke depan pengen ikut Puteri Indonesia juga, dengan harapan jika punya ‘nama’ nantinya bisa naikin bisnisnya juga. Setidaknya kalau kita sudah punya ‘nama’, orang akan tahu danpercaya sama kita, akhirnya mereka tertarik beli produk kita,” lanjutnya. (gya)

Hal

TRIBUN JOGJA / DWI BOURMA HANDITO

SINGKAT - N saat menunjukan akte kelahirannya di SMK N

1 Bantul, Sabtu (8/7).

TRIBUN JOGJA/HENDRA KRISDIAN

5

menit

likes: tribun jogja

BIOFILE NAMA : Dilla Fadiela Lahir : Bandung, 24 Juli 1993 Profesi : Mahasiswa, model Prestasi :

- Best National Costume Wajah Femina 2016 - Berperan dalam film Rudy Habibie, Surga yang Tak Dirindukan, Kartini - Finalis Puteri Kopi DIY I Indonesia 2011

9


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.