EKSPRESI MAIGA 2013

Page 18

Edukasi Membicarakan pesantren tidak lepas dari kehidupan madrasah. Satu hal yang agaknya tertinggal dari kehidupan mereka. Kemajuan teknologi tampaknya masih belum diperhatikan oleh mereka. Meskipun banyak pesantren yang sudah memiliki instansi pendidikan formal, tetapi sentuhan akan teknologi masih belum terasa. Banyak madrasah yang berdiri dibawah pesantren kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Kesannya masih dianaktirikan. Padahal kapasitasnya belum tentu dibawah sekolah-sekolah umum apabila mendapat fasilitas yang memadai. Kurikulum yang diajarkan dipesantren pun lebih beragam. Pendidikan agama mendapat jam-jam yang khusus tidak satu jam seperti sekolah pada umumnya. Akan tetapi mata pelajaran yang menjadi bahan ujian nasional juga tetap menjadi prioritas. Sampai saat ini memang madrasah belum mampu bersaing dengan sekolah lain dalam hal akademiknya maupun teknologinya. Hal ini berimbas pada kemampuan lulusannya. Kehidupan pesantren yang jauh dari kemajuan teknologi memang layak menjadi perhatian. Sederet prestasi yang dicapai pesantren mungkin hanya bergaung dalam lingkup para santri. Ironis memang, jika pesantren tempat menuntut ilmu para santri yang notabandnya juga sebagai generasi penerus bangsa tidak menjadi perhatian sama sekali. Di tengah kehidupan yang penuh pernik-pernik kemajuan teknologi masih banyak pesantren yang “gagap teknologi�. Wajar jika ada sebagian santri yang dikatakan susah membedakan antara eternit dan internet. Jika pendidikan umum menjadi perhatian yang serius bagi masyarakat, mengapa pesantren tidak? Pesantren dimata public hanya dijadikan sebagai sarana mencetak para dai

18

Ekspresi Maiga I 2013

atau pemuka agama dalam masyarakat. Lulusan dari pesantren hanya diprediksi berkutik di dua hal itu. Dan itulah yang terjadi di sebagian besar pesantren utamanya daerah di daerah pedesaan. Padahal pesantren atau madrasah sudah dapat menyeimbangkan antara pendidikan agama dan umum dilihat dari system kurikulumnya. Banyak langkah yang bisa ditempuh oleh pemerintah maupun pihak madrasah untuk mengembangkan pendidikan dimadrasah maupun pesantren. 1. Peningkatan Mutu Pengajar. Sistem kurikulum di Madrasah sudah sangat baik. Sistem pengajaran yang mengarahkan siswa pada keseimbangan Intelektual, emosional dan spiritual sudah dimiliki. Tinggal bagaimana para guru-guru menyampaikan pada para siswanya. Jika para pengajar tidak berkompeten dalam bidangnya kemudian mengajar tentunya hasilnya juga tidak maksimal. Fenomena inilah yang masih ada dibeberapa madrasah. Orientasinya bukan memperoleh lulusan yang berprestasi tapi cukup semuanya lulus disaat ujian. Inilah yang harus diakui oleh sebagian besar madrasah. Peningkatan mutu pengajar harus ditingkatkan melalui penataran khusus. Kalau perlu bagi yang belum memperoleh gelar sarjana diberi subsidi khusus untuk melanjutkan studinya. 2. Pemenuhan Sarana dan Prasarana yang Memadai. Di madrasah pendidikan tentang komputer sudah diajarkan. Akan tetapi, itu hanya teori. Untuk


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.