TRIBUN KALTIM 11 MARET 2009

Page 13

14

RABU 11 MARET 2009

tribun samarinda lintas tep an ■ GELAR SEKOLAH BERBASIS MASJID Sebanyak 211 remaja yang tergabung dalam Jaringan Pemuda Ramaja Masjid Indonesia (JPRMI) Kaltim, mengikuti outbound di Kebun Raya Unmul Samarinda (KRUS), Senin (9/3). Kendati hujan sempat mengguyur namun tidak menggoyahkan semangat para remaja putra dan putri dari berbagai Ikatan Remaja Masjid/Langgar dan Remaja Islam Sekolah untuk menunjukkan kekompakan mereka dalam kegiatan outbound. Menurut M Alimin, Ketua Panitia

Remaja Masjid Samarinda menggelar kegiatan outbond di KRUS, Senin (9/3).

HO

Dua Mahasiswa jadi Tersangka SAMARINDA, TRIBUN Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Poltabes Samarinda menetapkan tiga tersangka diketahui bernama JP, SW, dan OS, yang diduga mencabuli gadis di bawah umur. Dari tiga tersangka, dua berstatus mahasiswa di salah satu pergurun tinggi swasta. Mereka terancam pasal berlapis, pasal 285 KUHP tentang pemerkosaan dan pasal 81 serta pasal 82 UU Perlindungan Anak dengan hukuman penjara paling lama 15 tahun. Kini, polisi memproses ketiga pelakunya dengan menyertakan barang bukti yang diamankan di lokasi kejadian.”Kita amankan juga barang

bukti berupa seprei (adanya bercak, red) berdarah-darah dan pakaian,” kata Kasat Reskrim Kompol Yusep Gunawan ditemui di Mapoltabes Samarinda, Selasa (10/3). Terungkapnya kasus pemerkosaan gadis di bawah umur belakangan diketahui warga Jembayan Kutai Kartanegara hasil dari patroli jajaran Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Poltabes Samarinda, pada Minggu (8/3) dini hari pukul 03.00 hingga pukul 04.00. Saat itu, korban berada satu kamar bersama tiga pelakunya digerebek di kamar hotel di Jalan Gatot Subroto Samarinda. Ketiga pemuda ini diciduk ketika sedang

menonton televisi. Di tempat tersebut polisi menemukan botol bekas pesta minuman keras. Sejumlah polisi yang mengamankan lokasi kejadian, membuat korban sempat ke kamar kecil untuk merapikan pakaian. Namun beberapa saat, korban pingsan dan terpaksa dipapah untuk pertolongan pertama. Keesokan harinya, korban pemerkosaan dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AW Syahranie. Korban merupakan anak yang supel dan pandai bergaul ternyata mengidap penyakit jantung. Ia baru saja 10 hari keluar dari rumah sakit di Tenggarong. (m20)

Kegiatan, JPRMI sengaja menggelar kegiatan outbond untuk mempererat silaturahmi antar remaja mesjid, remaja langgar serta remaja Islam di sekolah di Samarinda. “Sebelum outbond, kami juga menggelar talkshow di Islamic Center. Kegiatan ini kami lakukan dengan tujuan agar terjalin ukhuwah dan kebersamaan antar sesama ikatan remaja mesjid dan sekolah. Selain itu, kami harapkan acara ini bisa membangun kreatifitas serta kemandirian remaja mesjid,” ujarnya, Senin (9/3). Selanjutnya, JPRMI berencana akan menggelar sekolah berbasis masjid dalam waktu dekat. Sekolah berbasis masjid berupa pelatihan berbagai keterampilan bagi para (may) remaja masjid maupun remaja langgar.(may)

■ FORUM KALTIM GELAR DISKUSI SAMBUT PEMILU - Forum Pelangi Kaltim akan kembali menggelar Diskusi Seri Sambut Pemilu, Kamis (12/3) mendatang. Setelah sebelumnya menggelar beberapa topik yang juga berkaitan dengan Pemilu Legislatif, kali ini Forum Pelangi Kaltim akan mengangkat tema Menakar Kualitas Wakil Rakyat: Antara Citra dan Kinerja. Menurut Carolus Tuah, Koordinator Pokja 30 Samarinda, beberapa pembicara akan hadir dalam diskusi tersebut, yakni Ade Fadly, Senci Han, Rusman Yakub dan Hetifah. Acara akan dilaksanakan di Wapres Tahu Tempe Pembebasan Jalan PM Noor, pada pukul 12.00 wita. (may)

Danuarta Meninggal akibat Demam Berdarah

● Pembuluh Darah Pecah Tubuh Membiru SAMARINDA, TRIBUN - Penyebab meninggalnya Danuarta, balita 11 bulan yang meninggal setelah dirawat di Rumah Sakit Islam Samarinda (RSIS) beberapa waktu lalu, akhirnya terjawab. Danuarta me- Isnaniah ninggal karena demam berdarah. Demikian penjelasan resmi yang disampaikan Humas RSIS Isnaniah, Selasa (10/3). Danuarta meninggal dunia, pukul 09.30, Minggu (10/3) setelah mengalami fase kritis hingga nyawanya tak tertolong. Menurutnya, penanganan korban dengan terapi obat dan perawatan di rumah sakit sesuai standar prosedur yang ditetapkan. Danuarta meninggal dunia karena demam berdarah. Hasil periksa darah dari laboratorium menunjukan, trombosit korban normal 265 ribu sesuai standar kisaran 200 ribu hingga 300 ribu pada waktu pertama kali masuk rumah sakit. “Tetapi seperti gejala demam berdarah menyerang ibarat pelana kuda, fase kritis trombosit

darah korban menurun drastis hingga 120 ribu. Itu terjadi mulai pukul 19.00 pada tanggal 7 Maret 2009. Nyawa korban akhirnya tidak bisa tertolong keesokan harinya,” kata Isnaniah, yang ditemui di ruang rapat kantor HO/RSIS RSIS Jalan Pesut Samarinda. Mengenai tanda-tanda di tubuh korban menimbulkan keanehan, seperti badan membiru serta sempat mengeluarkan darah dan busa, Isnaniah menjelaskan itu sebab dari penyakit demam berdarah menyebabkan pembuluh darah korban pecah. “Itu akibat perjalanan penyakit diderita pasien,” katanya. Isnaniah kembali menjelaskan, standar perawatan dan terapi obat sudah sesuai. Adanya indikasi mal praktik dituduhkan keluarga korban, hal itu menurutnya adalah hak keluarga korban. Pihak RSIS memahami kondisi keluarga korban yang berduka dan masih direndung kesedihan atas kejadian ini. “Untuk itu, kami rencananya

Belum Ada Laporan Malpraktik POLTABES Samarinda hingga Selasa (10/3) belum menerima laporan resmi keluarga Danaurta, balita 11 bulan yang meninggal usai dirawat di Rumah Sakit Islam Samarinda (RSIS). Meski telah masuk hari kerja, keluarga korban yang telah menunjuk tim kuasa hukumnya, sempat berjanji mengambil jalur hukum bila tidak adanya itikad baik RSIS. Hal itu untuk menjelaskan penyebab tewasnya anak ketiga dari pasangan Andi Kusworo dan Tina. Kapoltabes Samarinda Kombes Pol A Kamil Razak didampingi Kasat Reskrim Kompol Yusep Gunawan, mengatakan laporan Rabu (11/3) akan bersilaturahmi dengan keluarga korban. Kami turut belasungkawa atas meninggalnya Danuarta terkena

adanya indikasi malpraktik dari keluarga korban belum diterima. “Saat ini belum ada laporan (mal praktik, red). Tapi ke depannya kalau bukti ke arah itu, pasti kita tindak lanjuti,” katanya. Meski belum ada laporan, Yusep, mengakui kedatangan keluarga korban mengadukan keluhan pelayanan RSIS. Menindaklanjuti itu, polisi mengumpulkan keterangan masalah ini untuk mengetahui proses pelayanan rumah sakit merawat ketika korban kritis hingga meninggal dunia. “Ini kita mencari tahu bagaimana proses meninggalnya korban dalam konteks pelayanan rumah sakit ya,” kata Yusep. (m20) demam berdarah. Mungkin dengan ini, RSIS bisa saling sharing atas kejadian ini,” kata Isnaniah. (m20)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.