TRIBUNKALTIM - 30 JUNI 2009

Page 4

CMYK

4

SELASA 30 JUNI 2009

tribun finance & investment

2008 Tahun Terburuk Buat Bisnis Asuransi Jiwa

Nyawanya Bergantung Kinerja Pasar Modal JAKARTA- Jika Anda sekarang berniat membeli atau memiliki asuransi jiwa plus investasi dalam bentuk produk unit link, waspadalah. Hasil riset terbaru InfoBank mengungkap terus menurunnya performa perusahaan-perusahaan asuransi jiwa di Indonesia selama 2008 karena dipicu memburuknya hasil investasi mereka di produk unit link. Tren ini diperkirakan bakal terus berlanjut di sepanjang 2009. Performa industri asuransi jiwa secara umum tidak sebaik kinerja industri asuransi kerugian umum yang terus membaik. Direktur Biro Riset InfoBank, Eko B Supriyanto dalam paparan Rating 126 Asuransi Versi InfoBank, di Jakarta, Senin (29/ 6 )

Eko B Supriyanto

ISTIMEWA

menyatakan, memburuknya kinerja asuransi jiwa dipicu keserakahan memburu hasil investasi dengan menempatkan investasi ke instrumen yang berisiko tinggi. “Hal itu pada akhirnya justru menghancurkan industri asuransi jiwa sendiri,” ujar Eko. Berdasar catatan InfoBank, rata-rata industri asuransi jiwa di 2008 tumbuh 8,88 persen berdasar pendapatan premi brutonya. Investasinya melorot 1,3 persen dan perolehan labanya anjlok 29,13 persen. Padahal setahun sebelumnya, asuransi jiwa mencapai masa keemasana dengan pertumbuhan 67 persen. “Asuransi jiwa gagal meningkatkan hasil investasi untuk para pemegang polis, terutama pada produk unit link. Nasabah diarahkan untuk mendapat polis sekaligus berinvestasi, padahal itu berisiko. Pada saat pasar saham anjlok, mereka pun ikut rugi,” bebernya.

“Tahun 2008 merupakan tahun terburuk bagi asuransi jiwa dalam 10 tahun terkahir ini yang mengalami nasib buruk,” lanjut Eko. Eko juga menilai, industri asuransi jiwa di Indonesia saat ini sudah sangat tergantung pada kondisi pasar modal. Sepanjang pasar modal baik, maka kinerja mereka ikut membaik. Sebaliknya, jika kinerja pasar modal memburuk, mereka ikut batuk-batuk. Dalam penilaian InfoBank, hanya ada dua perusahaan asuransi jiwa yang memiliki modal besar, Rp 200 miliar ke atas, dan meraih predikat sangat bagus. Keduanya adalah Asuransi Jiwa Manulife dan Asuransi Jiwa Sinarmas. Lalu, ada tiga perusahaan dengan modal menengah, antara Rp 50 miliar-Rp 200 miliar yang kinerjanya sangat bagus, yaitu Asuransi Cigna, Central Asia Raya dan Wintertur Life. Dalam menilai kinerja industri asuransi di masing-masing kategori InfoBank, menurut Eko, menggunakan standar data dari Departemen Keuangan. Lalu, data itu dikombinasikan dengan sejumlah syarat-syarat perusahaan seperti tingkat risk based capital (RBC), tingkat liquiditas, dana jaminan, nilai investasi, pendapatan premi bruto, pendapatan investasi, beban dan laba perusahaan. Praktisi asuransi Alberto To-

Dipusingkan Ketentuan Modal Minimum

KONTAN/CHEPY

A

MUCHLIS

KINERJA BURUK-Suasana layanan nasabah di sebuah perusahaan asuransi di Jakarta. Hasil riset terbaru Biro Riset InfoBank menunjukkan memburuknya kinerja perusahaan asuransi jiwa selama 2008. Di antaranya karena faktor masih bergantungnya kinerja bisnis asuransi jenis ini terhadap perkembangan kinerja pasar modal. bago menilai selama 2008 lalu memang terjadi penurunan kinerja asuransi jiwa. Meski demikian, dia memperkirakan penurunan tersebut disebabkan oleh krisis ekonomi yang cukup merata. “Semuanya kena, jadi seluruh asuransi jiwa pun terkena dampaknya,” sebut Alberto. (PersdaNetwork/ewa/ol)

KEP ALA Biro Riset InfoBank, KEPALA Eko B Supriyanto menyebutkan, Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2001 memang mengharuskan setiap pelaku industri asuransi umum memenuhi kewajiban modal minimum. Namun imbas krisis global yang masih menghantui ditambah batas waktu pemenuhan modal yang ketat membuat industri asuransi terutama yang bermodal cekek harus merangkak terjal. Beberapa perusahaan asuransi umum sudah mulai menambah modal, tapi tekanan modal bagi asuransi umum masih cukup besar. Potret kinerja asuransi umum memang tampak lebih bagus pada hasil pemeringkatan InfoBank saat ini. Eko mengatakan, tidak seperti asuransi jiwa, per forma asuransi umum di hampir seluruh pos keuangan meningkat. “Secara industri berdasarkan 33 perusahaan asuransi umum, premi asuransi umum tumbuh 24,46 persen dan investasinya melonjak 19,11 persen,” ungkap Eko. (fin)

Sri Mulyani Tentang Eksekusi Duit Cessie Eks Bank Bali

Jangan Sampai Banknya Kolaps

KONTAN/BAIHAQI

DEPARTEMEN Keuangan tak menginginkan kondisi Bank Permata Tbk ambruk karena ekses penarikan atas hak tagih (cessie) dana Pemerintah di bank itu dari eks Bank Bali yang sudah merger dengan Bank Permata Tbk. Kejaksaan Agung sebelumnya telah memutuskan tetap mengeksekusi dana hak tagih piutang sebesar Rp 546 miliar milik pengusaha Tjoko Tjandra yang sekarang diduga telah kabur ke Papua Nugini atau Singapura. Langkah

Kejaksaan Agung ini sesuai putusan Peninjauan Kembali (PK) Mahkamah Agung (MA) dua pekan lalu bahwa uang tersebut menjadi hak negara dan bisa diambil untuk negara. Amar putusan MA 11 Juni menjelaskan, Tjoko Tjandra dan mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Syahril Sabirin terlibat dalam tindak pidana kasus cessie ini. Syahril telah divonis penjara 2 tahun. Keduanya dinyatakan terbukti salah dalam kasus korupsi BLBI yang melibat-

CMYK

kan Bank Bali dan Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI). Putusan tersebut juga menegaskan barang bukti duit cessie Rp 564 miliar disita negara. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengemukakan hal tersebut di sela rapat kerja dengan komisi XI (Komisi Keuangan) DPR RI di Jakarta, Senin (29/6). “Jangan sampai persoalan ini akan menimbulkan dampak terhadap hal-hal yang tidak perlu. Dari sisi Kejaksaan kan yang penting mereka sudah melaksana-

kan keputusan PK MA, yaitu mengembalikan dan menyerahkan kepada negara. Sementara, status dari uang tersebut dalam hal ini sudah juga dititipkan oleh MA dalam kasus perdatanya,” ujar Sri Mulyani. Sri menambahkanm kepemilikan atau status dari dana cessie itu akan mengikuti perintah dari kasus itu sendiri yang sudah ditetapkan oleh MA (Mahkamah Agung) dalam pengadilan perdata. (Persda Network/aco/fin/ol)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.