TRIBUNKALTIM - 23 MARET 2009

Page 7

8

tribun buffer

Kaltim SENIN 23 MARET 2009

Kemesraan itu.... ● Sambungan Hal 1

Beri Kail atau Ikan? PROGRAM BLT (Bantuan Langsung Tunai) tiba-tiba kembali terkenal gara-gara kritikan pedas Megawati. Capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menganggap BLT yeng besarnya Rp 100 ribu per keluarga per bulan tidak ada gunanya. Titik berat Mega adalah soal harga diri dan jiwa pengemis demi uang RP 100 ribu itu. BLT menjadi ramai dan panas karena didengungkan Megawati di arena kampanye. Dan karena saat ini adalah musim kampanye, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menerapkan kebijakan BLT pun menangkis tudingan di arena kampanye pula. Kata berjawab, demikian istilahnya. Dan seakan ingin menjawab Megawati bahwa BLT adalah pilihan yang benar, SBY dalam kampanye di Palembang berjanji melanjutkan BLT. Menurut SBY, tidak ada salahnya membantu rakyat miskin. Megawati mengritik keras BLT tentu punya alasan kuat. Sebagai capres, dia tidak akan asal bicara karena apa yang dia ucapkan akan memberi konsekuensi seandainya dia memang terpilih sebagai presiden kelak. Megawati percaya dana BLT yang besarnya RP 14 triliun pada tahun 2008 bisa dipakai secara lebih bermanfaat. Megawati lebih suka memberi kail daripada memberi ikan. Dengan kail, pemilik kail bisa mencari ikan lebih leluasa, besar atau kecil. Selain Megawati, dulu sudah terdengar kritik terhadap BLT yang dianggap sebagai sebuah kebijakan instan dan bukanh sebuah solusi. Sama halnya dengan pembagian kompor dan gas gratis, yang pada kenyataannya banyak yang tidak tepat sasaran dan banyak yang dijual untuk mendapatkan uang. Kebijakan-kebijakan instan ini pada dasarnya dapat menjadi bom waktu yang kapan waktu dapat meledak. BLT juga akan menciptakan konflik horizontal di tengah masyarakat yang mendapat dan yang tidak mendapatkannya. BLT tidak efektif dan hanya mendorong pola hidup masyarakat konsumtif barang, dan bermental pengemis. Pengritik BLT lebih suka pemberian subsidi untuk pengembangan usaha bagi pengusaha kecil dan menengah agar kesejahteraan hidupnya naik, melalui proyek padat karya dalam upaya mendukung program nasional pemberdayaan masyarakat, dan pemberian bantuan produktif seperti bibit dan hewan ternak. Namun SBY juga punya alasan untuk percaya bahwa BLT ada gunanya. Paling tidak, memang saat pencairan BLT masyarakat berduyun-duyun antre untuk mendapatkan. Artinya, uang yang besarnya Rp 100 ribu itu memang ada gunanya bagi rakyat miskin. Kalau tidak berguna, mengapa mereka rela antre berdesak-desakan? Sudah pasti untuk jangka pendek, uang Rp 100 ribu sangat berguna di tengah kenaikan harga bahan pokok, barang dan jasa akibat kenaikan harga BBM. Palig tidak, uang Rp 100 ribu bisa untuk membeli beras, minyak goreng, buku sekolah dan lain-lain. BLT diberikan tunai karena program ini tidak bermaksud memberi kail. Logikanya mungkin kalau pun toh diberi kail juga tak akan berguna karena tak ada kesempatan untuk mancing. Kita tidak hendak terlibat pro kontra masalah ini karena masih gelap apakah bermanfaat apa tidak, berguna apa tidak. Namun yang pasti, kita berpihak pada capres yang peduli dengan rakyat miskin. (***)

Bonus Rp 10 M ● Sambungan Hal 1

suara berdasarkan bilangan pembagi pemilih. Bahkan, untuk caleg yang mampu memecahkan rekor mengumpulkan suara terbanyak paling tinggi dibandingkan partai lain akan diberikan bonus sebesar Rp 10 miliar. “Bonus bagi caleg DPR RI yang mampu meraih suara sesuai bilangan pembagi pemilih sebesar Rp 2,5 miliar, DPRD Tingkat I Rp 1 miliar, dan DPRD Kabupaten/Kota Rp 250 juta. Khusus untuk caleg DPR RI yang memperoleh suara tertinggi secara nasional akan diberikan bonus Rp 5 miliar,” kata Soetrisno dalam pidatonya di acara Silaturahim caleg Partai Amanat Nasional (PAN) se-Jawa Timur di Surabaya, Minggu (22/3). Menurut Soetrisno, caleg DPR yang mampu mengumpulkan suara melebihi caleg DPR RI partai lain bonusnya akan diganti dengan bonus yang lebih besar, yaitu dari Rp 5 miliar menjadi Rp 10 miliar per caleg. Bonus PAN memang besar. Tetapi caleg PAN dari Kaltim merasa tidak ada harapan untuk mendapatkan bonus. “Kalau di Kaltim tidak ada harapan. Karena penduduknya cuma 3 juta jiwa saja, dibanding penduduk lain. Yang paling berpeluang itu daerahpemilihanJawa,”kataSutrisno, caleg nomor 1 daerah pemilihan III Bontang, Kutim dan Berau, kepada Tribun, Minggu (22/3). Menurut dia, bonus yang dijanjikan bertujuan untuk memotivasi para caleg untuk bisa mendulang perolehan suara partainya lebih meningkat. Selain itu,

bonus yang dijanjikan dijadikan magnet untuk para caleg PAN untuk bekerja lebih keras untuk memenangkan pemilu 2009. “Periode lalu kita punya magnet itu dari Pak Amin Rais, sekarang dengan sistem lain dan partai menjanjikan bonus sebagai magnet lainnya. Harapannya, dengan magnet bonus itu, kader yang menjadi caleg bisa mengumpulkan suaranya,” kata Sutrisno. Sebagai caleg di daerah pemilihan III Bontang, Kutim dan Berau, Sutrisno mengaku kecil peluangnya mendapatkan bonus. Dari target minimal suara yang akan diperoleh, Sutrisno memiliki asumsi dapat mendulang suara sekitar 20 ribu suara. “Asumsi suara di dapil tiga itu maksimal 40 ribu, tapi saya perkirakan insya Allah bisa peroleh 20 ribu,” ujar Sutrisno. Terpisah, caleg DPRD Kota Samarinda untuk daerah pemilihan Samarinda Ulu Fahrizal Helmi mengatakan, bonus yang dijanjikan hanya informasi lisan dari ketua partai pada saat rakernas. Bagi Helmi, untuk bisa mendapatkan bonus dengan jumlah partai dan caleg yang cukup banyak sangat tipis peluangnya. Kata dia, berdasarkan jumlah pemilih untuk wilayah Samarinda Ulu mencapai 87.472. Helmi mengasumsikan dari Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) paling tinggi perolehan suara mencapai 7000 hingga 6000 suara. Alasannya, persaingan ketat dan banyak tokoh yang berminat jadi caleg. “Saya punya target hanya 1.500 suara. Karena untuk mencapai 6000 suara saja sulit untuk di di DPRD Kota,” ungkap Helmi, yang menjabat Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD PAN Kota Samarinda.

berdaulat, mandiri, dan berorientasi pada kepentingan rakyat. Keempat, mempererat komunikasi politik PDIP dan Partai Golkar sebagai perwujudan tanggung jawab dua partai politik terbesar Pemilu 1999 dan Pemilu 2004. Terakhir adalah menyukseskan pelaksanaan Pemilu 2009 secara jujur, adil, langsung, umum, bebas dan rahasia serta aman dan bermartabat. Rasanya baru kemarin kedua tokoh itu bertemu. Dan rasanya baru kemarin pula, Jusuf Kalla dan SBY kebakaran jenggot, menjelaskan duduk persoalan Bantuan Langsung Tunai (BLT). Ceritanya berawal dari Megawati. Jumat lalu, sambil mengepalkan tangan, putri Bung Karno itu berteriak lantang di depan kader dan simpatisan PDIP. Tangannya menggepal, tanda geram. Mimiknya serius dan terlihat tegang. Dalam pidato terbukanya di lapangan Mangli Kecamatan Kaliwates, Jember, Jumat (20/3) Mega menilai, BLT merupakan pendidikan moral yang buruk bagi masyarakat dan masa depan bang-

sa Indonesia. “Program BLT hanyalah program penghamburhamburan uang pemerintah. “Lebih baik uang untuk BLT dialihkan untuk pembangunan jalan, sumur atau MCK saja,” tegasnya. Karuan saja sentilan pedas Megawati itu membuat Jusuf Kalla sedikit meradang. Maklum, gagasan atau orang yang mendesain program BLT adalah Jusuf Kalla. Dan Salah satu prestasi JK selama menjadi Wapres mendampingi SBY adalah terlaksananya program BLT. Justru JK yang paling getol agar rakyat miskin mendapatkan BLT, pasca kenaikan BBM. Akankah komitmen yang dibangun Partai Golkar dan PDIP akan tetap berjalan? Muhammad Qodari, Wakil Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) menilai, jika kedepan benturan semakin tajam dan konflik bertambah banyak, maka Partai Golkar dan PDIP tak akan bisa berkoalisi. “Terkait dengan hubungan JK-Mega? Ini sih tidak jangka panjang berpikirnya. Kalau soal menggangu atau tidak rencana koalisi, kan masih belum bisa dipastikan. Kedepan kalau benturan dan konflik bertambah banyak ya tentunya

You Pulang Saja ● Sambungan Hal 1

Program BLT adalah salah satu program kontraversial yang saya canangkan. Ada yang menilai BLT tidak mencapai sasaran, tidak logis, menghamburkan banyak uang, karena begitu banyak uang yang diberikan tapi tidak menolong masyarakat. Bahkan ada satu kandidat Presiden yang mengatakan bahwa itu mendidik bangsa menjadi pengemis —program BLT— dan meminta dana yang sedemikian banyak itu lebih bagus kalau diputar saja untuk mensejahterakan Masyarakat. Yang Perlu saya luruskan di sini adalah jika melihat dari sejarahnya, pada saat pemerintah ingin menaikkan BBM pada tahun 2005 lalu, hal yang sangat mengganjal dalam pikiran saya adalah bagaimana caranya saat BBM dinyatakan naik, tidak menimbulkan masalah di tingkat bawah. Karena pada saat itu kita tidak punya waktu banyak yakni hanya sebulan, maka saya mengambil kebijakan memberikan uang tunai secara langsung kepada masyarakat yang kurang mampu, dan itu dilakukan secara dengan kenaikan harga BBM. Saat itu semua pada bingung memikirkan teknisnya ditambah lagi waktu yang semakin mepet. Kemudian Bank Dunia datang untuk memberikan ide-ide dan saran. Sewaktu rapat di kantor saya mereka minta waktu setahun pelaksana-

Hat Yai Kota Kecil Selatan Thailand ● Sambungan Hal 1

Tidak hanya di Sebatik, Nunukan, berlaku dua mata uang, di perbatasan Thailand dan Malaysia, boleh pakai ringgit, boleh bath. Sandainya antara Krayan Kalimantan Timur dan Pensiangan Sabah, ada kota seperti di Padang Besar perbatasan Malaysia -Thailand, bisa muncul kemakmuran di tengah pulau Kalimantan. Pelayanan imigrasi kedua negara bersahabat, tidak terlihat tentara (militer) di Changloon atau di Sadao, walau selatan negara Siam ini terjadi komplik bersenjata antara “pejuang” muslim dengan militer Muangthai. Mendekati Hat Yai semakin ramai, rumah rumah ala Melayu dan China berpadu. Bangunan khas Thailand dihadapan rumah ada saja tempat pemujaan “pagoda kecil”, seperti jalan menuju Palangkaraya, lepas Banjarmasin. Rumah di kiri kanan dengan pagoda kecil, persembahyangan Buddha. Tempat pemujaan berbeda dengan perkampungan trans asal Bali menuju

tidak akan bisa berkoalisi. Tetapi kalau cuma satu bisa dimaklumi,” katanya. Politis PDIP Emir Moeis menilai BLT dipersoalkan karena momentum dibagikan saat menjelang Pemilu. “Namun saya yakin, komentar Ibu Mega ini tidak memengaruhi hubungan dengan Jusuf Kalla. Komitmen untuk menciptakan pemerintahan yang stabil dan kuat ke depan tetap berjalan, walaupun tidak ada jaminan bahwa keduanya akan menjadi pasangan untuk capres-cawapres,” kata Emir. Koordinator DPP PDIP untuk Sumatera, Maruarar Sirait, menilai data BLT yang dipakai tahun 2005, sedangkan digunakan untuk pengucuran dan tahun 2008-2008. Ini menujukkan ada kurang sinkron dari kebijakan pemerintah. Apalagi kami mendapatkan data di lapangan, angka kemiskinan bukannya berkurang tetapi malah bertambah. Sebagai caleg, dan anggtoa DPR, Maruarar mengatakan angka kemiskinan di lapangan bertambah. Belum lagi soal penyaluran BLT yang tidak tepat sasaran, orang yang berada seperti punya motor dapat BLT, se-

hingga menimbulkan kerawanan dan ketidakadilan di desadesa. BLT itu kan penyelesaian yang sangat jangka pendek pemikirannya, hanya sementara. “Orang menyebut memberi ikan, bukan pancing, dan itu pun ikan yang hanya tahan beberapa hari. Dan BLT ini tidak mendidik, tidak membuat rakyat sebagai seorang petarung melainkan pengemis,” ujarnya Walau Mega mengkritik keras penyaluran BLT, Maruarau yakin hubungan Mega dengan Kalla sudah lama terbina tidak akan retak. “Saat Mega Presiden, Kalla Menko Kesra. Dan Kalla sukanya terbuka, dan taidak suka main belakang. Dengan begitu, kritikan pedas Mega tidak akan memengaruhi hubungan keduanya, sebab Kalla orang yang sportif,” kata Maruarar. Dihubungi terpisah, Ketua DPP Partai Golkar Syamsul Muarif mengatakan, kritik tajam Mega tidak akan merusak komitmen Partai Golkar dan PDIP yang telah dibangun dalam pertemuan di jalan Imam Bonjol, dua pekan lalu. “Itu tidak masalah. Sebab beda pendapat di internal Golkar saja tidak ada masalah, apalagi dengan partai

lain,” kata Syamsul, mantan Menteri Komunikasi dan Informasi pada pemerintahan Megawati. Bicara BLT, kata Syamsul, sebaiknya komprehensif. Sebab BLT dicairkan ketika pemeritnah menaikkan harga BBM. Saat harga BBM naik, ada uang negera yang tertabung, ada uang terselamatkan yakni uang negera ini yang semula untuk menyubsidi harga BBM akhirnya diberikan untuk rakyat kecil. “Menurut Ibu Mega itu tidak mendidik, itu juga betul, sebab rakyat digaji tanpa bekerja tidak baik. Tetapi, kalau BLT disalurkan pun tidak salah, karena UUD mengatakan fakir miskin dan anak telantar dipelihara oleh negara,” ujarnya “KamidiPartaiGolkar,kepentingankamiadalahpersatuandan kesatuannasional.Siapapuncalon presiden partai, dan cawapres tidakmasalah.KalauGolkarkalah, kami siap beroposisi, tapi kalau diajak pun koalisi, Golkar siap,” kata Syamsul sembari mengatakan di internal Golkar sendiri ada beberapa kader yang menyiapakan calon presiden seprti Sri Sultan, Marwah Daud Ibrahim, Yuddy Chrisnandi. (bec/persda network/amb/cw6)

annya. Saya langsung bilang ke mereka “ You pulang saja, karena saya ingin melaksanakannya dalam waktu sebulan, saya tidak butuh anda!!”, Dan alhamdulillah semua kita rancang sendiri, kita libatkan kantor Pos, BPS, dan dalam waktu sebulan 10 kota selesai didata. Dan langsung kita jalankan bersamaan dengan kenaikan harga BBM. Terbukti itu meringankan bebang masyarakat, dan itu kemudian menjadi program nasional, menjadi bagian dari jaringan pengaman sosial yang kita buat, seperti PNPM, keluarga harapan dan sebagainya. Kalau ada yang mengatakan “Kenapa dana tersebut tidak diputar”, justru sebenarnya kita memutar dana tersebut dalam bentuk program yang lain. Kalau masalah memutar dana, sebenarnya itu konsep yang sudah lama sekali di Indonesia. Pada masa Orde Baru kita sudah mengenal ada program Inpres Desa tertinggal, tapi terbukti di lapangan dana tersebut tidak berputar di masyarakat, tapi hanya di kalangan tertentu. Jadi masih mending BLT karena langsung sampai ke tangan masyarakat. Karena pada saat BBM dinaikkan, berarti daya beli masyarakat miskin di daerah pasti turun, jadi harus kita berikan uang tunai yang sumber dananya diambil dari pembelian BBM dari orang yang mampu atau subsidi silang namanya, dan terbukti sangat efektif. Seandainya hal tersebut tidak dilakukan maka bisa ricuh saat kenaikan BBM waktu itu.

Dan jangan lupa sudah banyak negara yang mulai belajar sistem cash transfer seperti : Taiwan, Mexico, bahkan Amerika. Saat ini Partai Republik meminta supaya Cash transfer segera dijalankan, untuk mengurangi beban masyarakat pada saat krisis yang menurun daya belinya. Itu semua karena dia mencontoh Indonesia. Bahkan Mesir dan Malaysia sampai harus mengutus menterinya untuk datang belajar tentang bagaimana caranya menaikkan BBM tanpa menimbulkan huru hara sosial. Jadi jangan lihat bahwa itu akan menjadikan rakyat terbiasa mengemis, tapi kalau tidak dijalankan efeknya akan jauh lebih berbahaya. Dalam prinsip ekonomi salah satu cara mengatasi apabila ada kesulitan daya beli di masyarakat, maka dana harus segera ditransfer ke masyarakat, agar mereka b isa belanja dan ekonomi bisa berjalan lagi. *** (TULISAN pertama Jusuf Kalla). Dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dilakukan oleh pemerintah baru-baru ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk menarik simpati masyakat, berkaitan dengan pelaksanaan Pemilu yang sudah dekat. Di sini kembali saya tegaskan bahwa pembagian BLT tidak ada kaitannya dengan Pemilu, pemerintah hanya menjalankan Undang-undang sebab menjalankan APBN sama dengan menjalankan undang-undang. BLT yang dibagikan pa-

da tahun ini, merupakan bagian dari upaya kita untuk mengurangi efek kenaikan BBM pada bulan mei tahun lalu. Berhubung tahun lalu itu baru berlangsung 6 bulan, dari 8 bulan yang direncanakan, kemudian masa anggaran 2008 habis. Akhirnya sisa 2 bulan itu dianggarkan pada APBN 2009. Yang seharusnya sudah dibagikan pada bulan Januari dan Februari, tapi karena ada masalah teknis maka BLT baru bisa dibagikan pada bulan maret ini, dan itu langsung diberikan 2 bulan sekaligus. Penerima BLT pun tetap orang yang sama pada tahun anggaran sebelumnya yakni 18 juta orang, tidak ada penambahan lagi. Sebenarnya pemerintah menginginkan BLT dibagikan sebanyak 12 kali, tapi hal itu mentok di DPR, dan hanya menyetujui pembagian BLT hanya 8 kali, 6 kali diambil dari APBN 2008, sisanya diambil dari APBN 2009. Jadi pada dasarnya pemerintah dalam melakukan pembagian BLT tidak ada kaitannya dengan pelaksanaan Pemilu, tapi hanya menjalankan undang-undang, yang sudah disetujui oleh semua partai politik di DPR. Dan saat ini selain sebagai kompensasi dari kenaikan BBM juga berfungsi untuk mengimbangi pendapatan masyarakat yangdiakibatkanolehadanyakrisis.Meski terkesan sebagai upaya untuk menaikkan citra menjelang Pemilu tapi itu hanya kesannya saja. Dan kalau tidak dilaksanakan maka pemerintah akan melanggar undang-undang. (bec/kompasiana)

Palangkaraya (Kalsel-Kalteng) tempat pemujaan Hindu, kain bercorak kotak hitam putih Bali Saya diingatkan kawan Malaysia yang bersama mengunjungi Hat Yai agar waspadai bom atau serangan kelompok bersenjata. Saya juga diminta jangan mudah tergoda kehidupan malam, terutama cewek di Thailand. Juga dimintamakan hati hati. Walau di Hat Yai cukup banyak umat Islam. Bisa saja termakan babi atau makanan tidak halal lainnya. “Teliti sebelum membeli”, itulah yang saya ingat terus bila mencari kedai makanan, seperti di Bangkok, harus mencari restoran halal. Di Hat Yai, tidak ditemukan restoran India, Pakistan atau Bangladesh muslim seperti di Bangkok. Hat Yai kota kecil ramainya sedikit di bawah Samarinda atau Balikpapan, jalan pendek melingkar bagai gurita. Di pusat kota dulu pembangunan jalan lingkungan bagi keberadaan ruko, rumah hiburan, perkantoran, shoping centre dan perhotelan. Sungai Klong Toey timur laut kota bersih, hampir tidak ada bangunan dikiri kanan, beda dengan Sungai Klandasan Kecil di Balikpapan, penuh ru-

mah menjorok ke daerah aliran sungai. Atau Karang Mumus Samarinda, yang kumuh. Saya selektif mencari restoran ikan laut, sea food. Hat Yai hidup malam hari. Tempat huburan benderang glamor tidak seperti di Samarinda, gelap remang remang. Kuliner, ikan bakar Thailand berbeda dari ikan bakar Bugis kerap ditemukan di Balikpapan, Tarakan, atau sea food Malaysia, dipengaruhi khas Cina. Sea food di Hat Yai dua rasa, Thai (Muang) dan Siam, pedas laos, serai. Bereda bumbu timur tengah, Asia Barat dominan pedas “kare” India. Harganya tidak terlalu menggigit kantong, dengan 100 bath, cukup menjamu selera. Kepiting rajungan mentah, dengan pembekuan, lebih awal “rajungan” melalui pencukaan. Sebelum dibekukan, diberi bumbu pedas, lezat sekali. Apalagi didorong air kelapa hijau murni “mengurangi” racun bagi penikmat elergi makanan sea food. Tempat hiburan luar biasa banyaknya, karaoke, nite club, dancing hall, massage tradisional Thailand buka siang malam. Memilih hiburan harus hati hati, terutama pengunjung muslim. Hat

Yai diarahkan menjadi kota hiburan. Visi sebagai kota wisata alternatif di Thailand selatan memang terlihat, beda dengan Balikpapan visi kota pariwisata, tidak ada objek wisata yang patut “dijual”. Tidak ada inovasi meningkatkan dan melengkapi kepariwisataan di Balikpapan. Di Thailand, angkot “tuk tuk” khas angkutan umum “dijual” sebagai objek wisata. Turis asing lebih asik mengambil foto, sawah, dengan kerbau serta burung putih bertengger diatasnya. Atau memfoto kehidupan tawar menawar dari pasar tradisional di pinggir jalan, makan penganan kecil ditepi lorong, berjongkok. Bukan saja seni, “kejorokan” juga dijual sebagai objek turis, kehidupan masyarakat Asia. Ternyata selera turis lebih alami. Masyarakatnya ramah, keagrarisnnya terlihat. Ketika saya menyebut asal Indonesia, mereka bingung. Payah saya menjelaskan Indonesia, saya menyebut Bali, mereka lebih cepat mengerti. “Kha fun ka,” kata saya menerima keramah tamahan ala Thai dengan menyatukan telapak tangan di atas dada saya. “Terima kasih,” itulah peragaan keramah tamahan Thailand..(*)

Petir Celana Jins Terbakar di Kaki ● Sambungan Hal 1

Sedangkan Erma mengalami luka bakar di bagian paha hingga ke pinggang. Bahkan celana jins Erma robek-robek karena terbakar dan terpaksa digunting. Ia mengatakan bagian tubuh lainnya yang sempat kaku sudah dapat digeraknan, hanya tinggal luka bakar di bagian bawah pinggangnya saja yang masih terasa sakit. “Kalau mau buang air agak perih dan terasa panas pak,” ujar Erma. Kondisi Yames (31), korban lainnya juga tak jauh berbeda dengan Erma dan Suci. Yames mengalami luka melepuh di bagian bokongnya. Sampai-sampai celana pendeknya yang lengket ke kulit harus digunting.

Tadi malam ia sempat tak bisa duduk, namun belakangan kondisinya sudah mulai membaik. Hanya saja Yames dan beberapa orang korban sambaran petir lainnya terpaksa tidur di tempat tidur lipat di loby pavilion Dahlia, karena kekurangan kamar. Menurut Dr. Eka Hanasarianto,M.Kes, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, hal tersebut hanya sementara saja, karena beberapa korban lainnya sudah bisa pulang dan Yames dapat mengisi kamar tersebut. “Memang banyak yang sudah mulai membaik dan sudah bisa dipulangkan hari ini,” ujar Eka. Para korban tersebut tidak dibebani biaya pengobatan, karena seperti kata Wawako Tanjungpinang, Edward Mushalli malam lalu, seluruh biaya pengobatan korban sambaran petir tersebut ditanggung oleh Pemko Tanjungpinang. Dalam kesempatan tersebut Gubernur Kepri, Ismeth Abdullah dan juga Walikota Tanjungpinang,

Suryatati A Manan juga terlihat mengunjungi dan menyapa satu per satu korban sambaran petir. Ismeth mengatakan, Pemprov juga akan membantu biaya perawatan korban sambaran petir di Tanjung Sebauk itu. Namun ia tidak mengatakan jumlah bantuan dari Pemprov. “Akan kita bantu,” ujar Ismeth. Ia juga berharap agar kejadian serupa tidak terulang lagi, agar masyarakat dapat memperhatikan cuaca demi keselamatan diri. Jika cuaca tidak mendukung sebainya jangan berada di luar rumah. “Cuaca seperti ini harus berhati-hati terhadap petir, apalagi kondisi tanah kita mengandung logam yang rawan sambaran petir, jadi sebaiknya kalau hujan di rumah saja,” ujar Ismeth. Selain itu, Dinas Sosial Kepri lewat Tagana (Taruna Tanggap Bencana) juga memberikan bantuan Family Kids berupa paket berisi perlengkapan mandi serta perlengkapan P3K dan juga selimut.(opi)

PEMIMPIN UMUM(Plt): Agus Nugroho PEMIMPIN REDAKSI: Achmad Subechi REDAKTUR PELAKSANA: IGN Sawabi, Priyo Suwarno MANAJER PRODUKSI: Arif Er Rachman WAKIL MANAJER PRODUKSI: Baskoro Muncar KOORDINATOR LIPUTAN: Fransina Luhukay STAF REDAKSI: H Sjamsul Kahar, H Herman Darmo, Uki M Kurdi, Achmad Subechi, IGN Sawabi, Priyo Suwarno, Arif Er Rachman, Baskoro Muncar, Fransina Luhukay, Iwan Apriansyah, Adhinata Kusuma, Dwi Haryanto SN, Sumarsono, Mathias M Ola, Perdata O Ginting, Charles I Komaling, Aloys GA Ebo, Trinilo Umardini, M Abduh Kuddu, Catur Sulistyorini, Amalia Husnul A, Rita, Margaret Sarita, M Wikan Hendarman, Junisah, Joni Kusworo, Reza Rasyid Umar, Meinar F, Nevrianto HP, Ahmad Bayasut, Kholish Chered, Feri Mei Effendi . BIRO SAMARINDA, Jl Ulin No.106 Samarinda, Telepon: 0541 202416, 202417, fax: (0541) 769855: H Maturidi INDEPENDEN & KREDIBEL (kepala), Achmad Bintoro, Sinurat, Katharina Siswi Widyawati, Khaidir, Maipah, Rahmat Taufik, Syafiqurrachman,Safruddin, Fachmi Rachman KUTAI KARTANEGARA: Reonaldus KUTAI TIMUR: Udin Dohang BONTANG: Basir Daud PASIR: Sarassani. PENAJAM PASER UTARA: Samir TARAKAN: Darajat Mazunus. KUTAI BARAT: Alex Pardede. BIRO JAKARTA, Jl Palmerah Selatan 3, Jakarta 10270, Telepon (021) 5356766 (7618), Fax (021) 5495360: Uki M Kurdi (Kepala), Domuara Ambarita (Wakil) Agung Budi Santoso, Johnson Simanjuntak, Chairul Arifin, Ismanto, Heroe Baskoro, Rachmad Hidayat, Toni Bramantoro, Yuli Sulistyawan, Yoni Iskandar, Bian Harnansa, Hendra Gunawan, Sugiarto, Budi Prasetyo, Hasanuddin Aco, Murdjani. DIREKTUR UTAMA: Asih Winanti. DIREKTUR: Sugeng H Santoso, H Herman Darmo, Uki M Kurdi. PEMIMPIN PERUSAHAAN / MANAJER IKLAN: H Zainal Abidin. MANAJER SIRKULASI: Iskandar. BAGIAN IKLAN JAKARTA: Doddy Setiawan (HP 08164859626), Jl Palmerah Selatan 3 Jakarta, Telp: (021) 5483863, 5494999, 5483008, 5480888 (ext: 7635-7638) Fax: (021) 53696583 Tarif Iklan: ■ Umum Display (B/W) Rp 17.000/mm kolom ■ Spot Colour (2 warna): Rp 27.000/mm kolom ■ Spot Colour (1 warna): Rp 25.000/mm kolom ■ Full Colour: Rp 30.000/ mm kolom ■ Halaman 1 (B/W) Rp 60.000/mm kolom ■ Halaman 1 (F/C) Rp 90.000/mm kolom ■ Iklan Baris (2 s/d 10 baris): Rp 10.000/baris. Harga di atas belum termasuk PPN 10%.KANTOR PUSAT BALIKPAPAN Jl Indrakila Straat III Dalam, RT 52 No 1 Kampung Timur, Balikpapan 76125. Telepon: (0542) 735015, 7020152, 7020151, Fax: (0542) 735013 No Rek 191.0724971 BCA Balikpapan a/n PT Mahakam Media Grafika. PENERBIT: PT Mahakam Media Grafika. ISI DILUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN HARIAN PAGI

WARTAWAN “TRIBUN KALTIM” SELALU DIBEKALI TANDA PENGENAL DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI NARASUMBER


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.