TRIBUN KALTIM 16 FEBRUARI 2011

Page 2

2

tribun bisnis

RABU 16 FEBRUARI 2011

Membaik Enam Bulan Lagi KEMENTERIAN BUMN dan manajemen PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) optimistis harga saham IPO Garuda akan mengalami peningkatan dalam beberapa bulan ke depan. Penurunan harga yang terjadi pada saat listing akibat kondisi pasar yang sedang mengalami penurunan. “Penurunan harga saham Garuda merupakan gambaran sesaat di tengah merosotnya bursa saham global dan regional,” kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar. Menurut Mustafa, harga saham naik atau turun di

pasar modal merupakan hal yang biasa. “Saham Garuda yang turun kali ini seirama dengan kondisi pasar. Saya juga sudah menduga hal ini akan terjadi,” ujarnya. Meskipun begitu, Mustafa memberikan gambaran bahwa dalam enam bulan ke depan harga Garuda akan terus membaik. “Yang pasti dengan IPO ini kebutuhan Garuda untuk memperoleh pendanaan sudah terpenuhi,” tegas Mustafa. Hal senada diungkapkan Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar. Ia berpendapat turunnya harga saham

LISTING GARUDA DI BEI

karena dinamika pasar yang tidak bisa diubah. “Penurunan saham Garuda tidak bisa dihindari, karena situasi pasar yang sedang mengalami slowdown. Hal ini juga terlihat dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),” kata Emir. Terkait kemungkinan investor akan menanggung kerugian akibat penurunan harga GIAA, Emirsyah menuturkan bahwa investasi yang dilakukan itu jangka panjang. “Beli sekarang, tapi dilepas pada jangka panjang pada saat harganya tinggi,” ujarnya. (vnc)

◗◗ Pada saat pembukaan perdagangan, Jumat (11/2) pukul 09:30 WIB, saham Garuda (GIAA) tercatat Rp 700 per lembar, terkoreksi Rp 50 per lembar atau 6,66 persen dari harga perdana yang ditetapkan sebesar Rp 750 per lembar. ◗◗ saham Garuda akhirnya ditutup melorot ke Rp 620 dari harga perdana Rp 750 atau turun sekitar 17,33 persen. ◗◗ Saham Garuda ditransaksikan pada harga terendah Rp 600 per lembar, dan harga tertinggi Rp 700 per lembar, dengan total frekuensi transaksi 189 kali, dengan total volume perdagangan vol 14.670 lot atau Rp 8,9 miliar.

Melorot di Hari Pertama CITRA Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan nasional tercoreng akibat kegagalan pemerintah dalam masa penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Selain harus segera dievaluasi, kegagalan ini juga harus menjadi bahan pertimbangan untuk privatisasi badan usaha milik negara lainnya. “Faktor penyebab kegagalan itu ada beberapa dan saling bertautan, yakni pemilihan waktu, strategi penawaran, dan pemilihan

harga,” kata Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Aria Bima. Harga saham PT Garuda Indonesia Tbk ditutup melorot ke Rp 620 dari harga perdana Rp 750 atau turun sekitar 17,33 persen, tepat pada hari pertama pencatatan di Bursa Efek Indonesia, Jumat pekan lalu. Dari total saham yang ditawarkan sebanyak 6,335 miliar saham, 3,008 miliar saham atau setara dengan Rp 2,25 triliun di antaranya harus diserap oleh para

penjamin pelaksana emisi (joint lead underwriters) yang notabene anak perusahaan badan usaha milik negara (BUMN), yakni PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas. Total saham Garuda yang ditawarkan adalah 6,33 miliar lembar saham dengan total dana yang dihimpun Rp 4,75 triliun. Aria Bima menilai, pemerintah sendiri yang pada akhirnya harus membeli saham Garuda dan bukan investor. (kompas.com)

Penjamin Kurang Memuaskan KEPALA Riset Recapital Securities Pardomuan Sihombing, strategi dan kinerja tak memuaskan ketiga penjamin emisi (PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas) selama penawaran umum perdana saham (IPO) menciptakan rasa pesimistis yang berlebihan terhadap Garuda di mata para investor. “Fundamental Garuda sudah cukup baik. Sayangnya, hal itu tidak terekspose maksimal selama proses IPO. Padahal, ada beberapa perusahaan yang fundamentalnya biasa-biasa saja, tetapi di listing perdana harga sahamnya melonjak dari harga perdana,” kata

Pardomuan. Managing Director Mandiri Sekuritas Kartika Wirjoatmodjo menyatakan, penyerapan saham Garuda tidak menimbulkan dampak operasional yang berat bagi perusahaannya. Hal itu karena modal Mandiri Sekuritas saat ini lebih dari Rp 700 miliar, dengan kondisi likuiditas sangat baik. “Tahun 2010, kami membukukan laba bersih yang masih dalam proses finalisasi audit Rp 103 miliar atau meningkat sangat tajam dari laba bersih tahun sebelumnya senilai Rp 46 miliar,” kata Kartika. Kartika optimistis, pihaknya akan segera menyelesaikan transaksi

terkait right issue (hak memesan efek terlebih dahulu) Bank Mandiri dengan baik. Apabila ada dampak terkait saham Garuda di bursa pada pencatatan perdana, maka itu adalah hal biasa. Nilai saham itu diharapkan akan meningkat seiring kenaikan kinerja fundamental Garuda dan pulihnya sentimen pasar. Menurut Pardomuan, berbekal kondisi fundamental Garuda yang baik, investor akan tertarik membeli saham Garuda di pasar sekunder. Ketertarikan yang akhirnya membuat harga saham Garuda meningkat itu akan lebih cepat jika didorong peningkatan kinerja perusahaan. (kompas.com)

Pembatasan BBM Sumbang Inflasi JAKARTA, TRIBUN - Bank Indonesia (BI) meminta rencana pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dilakukan dengan pengaturan yang baik dan terukur. Ini agar tidak mengakibatkan dampak lain yang bakal terjadi saat program ini dijalankan akhir kuartal I-2011 nanti. “Pembatasan BBM bersubsidi tetap dilaksanakan, namun diharapkan tidak terlalu banyak akibatnya. Dan tentu itu dapat dicapai bila kita bekerja sama,” ujar Gubernur BI Darmin Nasution, di Senin lalu. Lebih lanjut, Gubernur BI Darmin Nasution mengungkapkan alasan naiknya suku bunga (BI Rate) 25 basis point pada 4 Februari 2011 lalu dari 6,5 persen menjadi 6,75 persen, lebih pada antisipasi untuk meredam inflasi yang bakal terus bergejolak tahun ini. Laju inflasi 2011 diperkirakan akan bergejolak dari kenaikan harga pangan dunia. BI melihat bahwa masih akan berlanjutnya gangguan produksi dan distribusi bahan pangan khususnya beras dan bumbu-bumbuan, harga minyak dunia yang cenderung meninggi dan akan mulainya kebijakan pembatasan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi diindikasi semua diekspektasikan akan berpotensi menyumbang inflasi 2011. Sementara itu, sebelumnya, pemerintah memproyeksikan inflasi pada tahun ini berpotensi menembus 6,6 persen akibat perubahan harga-harga yang diaturnya (administered price) melalui sejumlah kebijakan fiskal. Menurut Kepala Badan Kebiajakan Fiskal (BKF), Bambang Permadi Sumantri Brodjonegoro, selain karena pengaruh kenaikan hargaharga komoditas dunia, lonjakan inflasi di tanah air tahun ini juga disumbang oleh perubahan harga-harga barang yang diatur oleh pemerintah (administered price).

ANTARA/YUDHI MAHATMA

Sejumlah staf melayani calon investor yang akan membeli saham perdana PT Garuda Indonesia (persero), di tempat initial public offering (IPO) Garuda di Plaza Bapindo, Jakarta, Rabu (2/2).

Menkeu Usul Jual Saham Gabungan ● Soroti IPO Garuda yang Kurang Maksimal ”Jadi kalau seandainya pecahan harganya itu Rp 500 terlalu rendah, bisa dilakukan upaya penggabungan saham dulu biar menjadi Rp 2.000 dan kemudian pada saat nanti dipasarkan menjadi harga di atas rata-rata Rp 2.000” Agus Martowardojo Menteri Keuangan JAKARTA, TRIBUN - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan apabila strategi penawaran saham perdana PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) lebih baik, maka hasil yang diharapkan dapat lebih maksimal. “Sebetulnya Garuda tentu

ANTARA/PRASETYO UTOMO

Menurut dia, proyeksi tersebut merupakan kajian yang memperhitungkan dampak dari masing-masing kebijakan pemerintah terhadap harga BBM bersubsidi dan tarif dasar listrik.

Perkiraan dampak inflasi akibat pembatasan BBM bersubsidi berkisar 0,5-0,78 persen, dengan asumsi 50 persen kendaraan beralih ke BBM nonsubsidi. (tribunnews.com)

harga yang sekarang apabila dirasakan terlalu rendah, maka proses penawaran dapat dikembalikan kepada perusahaan sekuritas dalam melihat situasi harga pasar saat ini. “Itu kalau seandainya harga ada diatas Rp 500 atau kisaran Rp 500 opini publik merasa itu terlalu murah. Tetapi sebagai evaluasi, selalu kita dalam memasarkan saham atau efek itu tidak bisa lepas dari harga pasar,” ujarnya. Sementara ketika ditanya mengenai banyaknya saham Garuda yang dijamin oleh perusahaan pejamin emisi, Menkeu mengatakan hal tersebut memang merupakan tugas mereka dengan telah memperhitungkan resiko dalam bermain saham. “Penjamin emisi itu memang fungsi utamanya dibidang penjaminan kalau

seandainya mereka mesti absorb mereka kan sudah punya strategi bagaimana mengurangi beban itu. Dan dalam bisnis pasti ada saat kita bisa untung ataupun rugi,” ujar Menkeu. Ia mengharapkan setelah PT Garuda Indonesia masuk dalam bursa efek dapat meningkatkan kinerja dan pelayanan perusahaan penerbangan ini, sehingga dapat mendorong BUMN lain untuk segera melakukan penawaran saham perdana. “Saya merasa Garuda sudah menjadi public company, semoga kinerjanya baik. Tetapi perusahaan BUMN yang lain harusnya sudah siap IPO dan saya rekomendasi mereka untuk IPO, karena banyak perusahaan yang bisa go public,” ujarnya. (vnc)

Cadangan Minyak cuma Cukup 12 Tahun JAKARTA, TRIBUN - Makin menipisnya cadangan minyak bumi Indonesia menjadi perhatian semua pihak. Cadangan minyak bumi di Indonesia ternyata hanya cukup untuk 12 tahun saja. Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Saryono Hadiwidjoyo mengungkapkan dengan makin menipisnya cadangan minyak bumi yang ada, masyarakat diminta sadar untuk lebih efisien menggunakan bahan bakar khususnya untuk di kendaraan mereka. Berbagai cara bisa dilakukan mulai dari

Seorang petugas melayani konsumen di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta.

bisa melakukan persiapan yang lebih baik sebelum dilakukan IPO misalnya dengan penggabungan saham atau reverse saham,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (15/2). Ia berpendapat dengan strategi yang tepat seperti penggabungan saham, maka nilai penawaran saham perdana naik ketika akan ditawarkan, sehingga pada pembukaan harga bisa mencapai Rp 2.000 per lembar saham. “Jadi kalau seandainya pecahan harganya itu Rp 500 terlalu rendah, bisa dilakukan upaya penggabungan saham dulu biar menjadi Rp 2.000 dan kemudian pada saat nanti dipasarkan menjadi harga di atas rata-rata Rp 2.000,” ujar Menkeu. Menurut dia, dengan

memilih mobil yang lebih efisien hingga menggunakan bahan bakar yang lebih bagus untuk memaksimalkan pembakaran mobil. “Saya rasa gas bumi bisa jadi solusi murah kalau bisa dikembangkan. Karena selain ramah lingkungan dan murah, stok kita juga masih cukup banyak. Kita punya cadangan gas bumi sampai 59 tahun sementara minyak bumi hanya 12 tahun saja,” paparnya di Jakarta, Senin lalu. Sebagai gambaran, minyak bumi di 2005 masih mendominasi konsumsi bahan bakar

dengan persentase sebesar 51,66 persen sementara batubara 15,34 persen, gas alam 28,57 persen, panas bumi 1,32 persen, dan tenaga air 3,11persen. Di 2025 mendatang pemerintah menargetkan akan mereduksi peran bahan bakar minyak tersebut hingga ke angka 20 persen. Setelah itu konsumsi gas alam akan ditingkatkan menjadi 30 persen dan batubara 33 persen. Sedangkan bahan bakar terbarukan seperti bahan bakar nabati, panas bumi, biomassa, nuklir, mengambil porsi 17 persen. (dtc)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.