20
RABU 9 NOVEMBER 2011
tribun tarakan-nunukan-berau Hari Ini Pisah Sambut Kapolres Tarakan TARAKAN, TRIBUN - Kepala Polda Kalimantan Timur Inspektur Jenderal Bambang Widaryatmo, Jumat (4/11/ 2011), melantik tujuh kapolres baru. Salah satunya adalah AKBP Desman Sujaya Tarigan yang dipercaya menjabat Kapolres Tarakan. Selasa (8/11) Desman berserta, istri, kedua anaknya serta ibundanya, tiba di Kota Tarakan. Kedatangan Desman bersama anggota keluarganya disambut hangat oleh Wakil Walikota Tarakan Suhardjo Trianto berserta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) berserta jajaran Polres Tarakan.
TRIBUN KALTIM/JUNISAH
Wakil Walikota Tarakan Suhardjo Trianto menyambut kedatangan Kapolres Tarakan yang baru AKBP Desman Sujaya Tarigan, Selasa (8/11).
PROFIL
Fatmawati, Finalis Miss Celebrity 2011
Awalnya tak Percaya Diri AWALNYA wanita cantik yang satu ini tak pernah berniat untuk ikut kontes pencarian bakat yang diadakan salah satu TV swasta nasional. Semua hanya karena desakan dari rekan-rekan di agencynya. Meski mendaftar di hari terakhir, keikutsertaannya di ajang Miss Celebrity justru mengundang perhatian penyelenggara. Keengganan Fatmawati waktu itu karena merasa belum percaya diri untuk ikut bersaing dengan ratusan peserta audisi di Yogyakarta. Menurutnya berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah pasti di tempat audisi banyak yang punya bakat dan kecantikan melebihi dirinya. “Awalnya nggak niat karena minder tadi itu, pasti di sana banyak yang lebih bagus dan bertalenta tapi dipaksakan sama teman. Akhirnya mau aja karena dibujuk untuk ikut mendaftar,” katanya. Namun ternyata kecemasannya tak terbukti. Dari 150 peserta yang mendaftar ikut audisi, nama Fatmawati masuk dalam 20 besar yang disaring untuk ikut ke Jakarta. Setelah dikerucutkan namanya kembali masuk dalam nominasi 10 besar dan terakhir bersama ketiga rekannya ia terpilih untuk mewakili audisi Yogyakarta mengikuti malam grand final Miss Celebrity di Balai Sarbini Jakarta, bebrapa waktu lalu. Meski tak menang dalam kontes itu, namun gadis kelahiran Berau 20 Juli 1989 ini mengaku bangga bisa tampil di depan banyak orang dan disaksikan jutaan pemirsa. Selain itu Fatmawati juga membuktikan bahwa remaja dari daerah juga bisa berprestasi di tingkat nasional. Fatmawati berharap apa yang telah dicapainya saat ini bisa menjadi inspirasi bagi remaja di Kabupaten Berau agar mereka tidak minder ketika harus bersaing dengan remaja dari kota besar. Karena semua orang punya kesempatan yang sama tinggal bagaimana kita memanfaatkan kesempatan itu disertai ikhtiar dan doa. “Sebenarnya semua punya kesempatan yang sama, baik yang berasal dari kota maupun dari daerah. Selama ini orang daerah belum mendapat kesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya,” ucapnya. Fatma mengungkapkan, usai pelaksanaan
TRIBUN KALTIM/JANUAR ALAMIJAYA
BIOFILE Nama: Fatma Wati TTL : Berau 20 Juli 1989 Prestasi : ● Finalis Putri Berau 2006 ● Finalis Top Model 2006 ● Runner up 1 Agai-Ulai 2007 ● Finalis Miss Celebrity 2011 Karier: Modelling, Aktris FTV, Model Video clip, Aktris flm Indie, Model Website Pendiikan : ● SD 030 Tanjung Redeb ● SMPN 9 Berau ● SMK 1 Berau ● Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Manajemen) Orangtua: Dahla & Suryati (m35) Miss Celebrity kemarin ia langsung disodorkan kontrak ekslusif selama setahun dengan televisi yang bersangkutan. Tentu ia ingin menjalani kontrak tersebut sembari belajar banyak dari orang-orang yang lebih dulu terjun di dunia entertainment. Namun yang lebih penting lagi ia juga ingin berkonsentrasi menyelesaikan kuliahnya yang saat ini sudah tahap penyusunan skripsi. Paling tidak ia bisa menjalankan dua pekerjaan yang berbeda secara beriringan dan sukses baik itu dunia keartisan maupun pekerjaan sesuai basic pendidikannya. (m35)
Masih Beratapkan Rumbia ● Rumah Dinas Guru di Kampung Mrancang Ulu Memprihatinkan TANjUNG REDEB, TRIBUN - Dunia pendidikan di Kabupaten Berau tampaknya masih menyisakan berbagai macam persoalan yang memerlukan penanganan serius. Satu di antaranya adalah masalah penyediaan infrastruktur bagi tenaga pendidik, terutama mereka yang ditempatkan di daerahdaerah pedalaman. Pantauan Tribun, selama ini masih ada beberapa perumahan guru di pinggiran kota bisa dikatakan tidak layak untuk dihuni seorang guru bersama keluarganya. Satu di antaranya adalah perumahan guru di SD 04 Kampung Mrancang Ulu Kecamatan Gunung Tabur. Selain di beberapa dinding dari kayu sudah bolongbolong dimakan usia, atapnya pun masih menggunakan rumbia. Kondisi ini disesalkan banyak pihak, karena seharusnya dengan kucuran APBD yang mencapai Rp 300 miliar pada tahun 2011 lalu masalah seperti ini tidak perlu terjadi di lapangan. Seperti diungkapkan anggota Komisi III DPRD Berau, Kamaluddin. Dinas Pendidikan (Disdik) sebaiknya bersikap proaktif dengan menjalin komunikasi intensif kepada jajarannya di kampung- kampung untuk
Desman mengungkapkan, dengan jabatan yang baru ini ia akan melaksanakan tugas sebaik-baiknya, terutama memberikan contoh yang baik kepada internal anggota polisi di Polres Tarakan dan masyarakat. “Dengan memberikan contoh yang baik kepada anggota dan masyarakat, saya percaya masyarakat akan percaya dengan polisi. Pastinya kita akan melakukan yang terbaik untuk masyarakat,” ujar mantan Kapolres Malinau ini. Mengenai kasus-kasus yang ada di Polres Tarakan, kata Desman, ia akan mempelajari semua kasus yang ada, baik
itu kasus narkoba, illegal logging dan korupsi. Ia pun berjanji akan menindaklanjuti semua kasus di Tarakan, tanpa memandang status. “Semua kasus yang ada di Polres Tarakan akan kita tangani sesuai prosedur. Jadi masyarakat jangan khawatir, percayakan saja kepada kepolisian,” ungkap bapak dua anak ini. Rencananya pisah sambut Kapolres Tarakan akan dilakukan, Rabu (9/11) di Hotel Tarakan Plaza. Rencananya pisah sambut ini akan dihadiri Walikota Tarakan Udin Hianggio, Wakil Walikota Tarakan, Suhardjo Trianto, dan FKPD. (jnh)
Nelayan Sebatik Ancam Bakar Trawl ● Merugikan Nelayan Kecil dan Merusak Lingkungan NUNUKAN, TRIBUN Ribuan nelayan di Pulau Sebatik mengancam akan mengambil tindakan sendiri untuk mengatasi trawl asal Tarakan yang beroperasi di Perairan Pulau Sebatik. Tindakan itu bisa berupa penangkapan atau pembakaran dan perusakan trawl. Para nelayan ini merasa gerah karena sudah belasan tahun pemerintah tidak mampu melindungi nelayan kecil dari trawl. Muhammad Sahibi, seorang nelayan mengatakan, pihaknya sudah berkali-kali meminta pemerintah menertibkan trawl itu. Sebab selain telah merugikan nelayan kecil, trawl juga telah merusak alam. “Sekarang kami perwakilan ketua kelompok sedang berkumpul. Kalau memang pemerintah tidak mau mengambil tindakan, kami akan mengambil tindakan sendiri. Lihat saja nanti apa tindakan kami,” ujarnya, Selasa (8/11) siang di Sebatik saat menghubungi Tribun. Sebenarnya, warga setempat sudah lama ingin mengambil tindakan sendiri. Hanya saja sejumah tokoh masyarakat di Sebatik mencegah dengan alasan persoalan ini masih bisa disampaikan kepada pemerintah untuk mengatasinya. “Kami sudah bosan,
sebelumnya sudah berkali-kali memohon kepada pemerintah, yang terakhir seminggu lalu kita bertemu Pak Burhanuddin (DPRD Nunukan). Beliau berjanji meneruskan kepada pemerintah tetapi tidak ada tindakan. Makanya masyarakat tidak puas. Kalau dalam beberapa hari tidak ada pengamanan, tidak ada respon, jangan salahkan masyarakat kalau terjadi penahanan atau serbuan, mungkin saja merusak dan sebagainya,” ujarnya. Beroperasinya kapal penangkap ikan dengan mesin di atas 5 GT membuat nelayan di Pulau Sebatik menjadi resah. Para nelayan ini keberatan karena Pemkot Tarakan mengeluarkan surat izin yang faktanya di lapangan disalahgunakan. Seharusnya kapal yang boleh beroperasi di
sekitar perairan Karang Unarang Ambalat hanya 5 GT namun faktanya ada kapal bermesin 24 GT yang beroperasi. Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/2000, diperbolehkan kapal mesin 5 GT beroperasi di wilayah utara Kaltim. Hal tersebut didukung Peraturan Gubernur Kaltim Nomor 5/2008. Persoalannya, banyak oknum yang melaporkan mereka menggunakan mesin 5 GT tetapi kenyataannya lebih 5 GT. Sehingga nelayan meminta hal ini ditertibkan. Sahibi menyebutkan, pihaknya merasa dirugikan karena sejak beroperasinya trawl di perairan Sebatik, bukan hanya hasil tangkapan berkurang namun pukat nelayanpun kerap dirusak. “Ada ketua kelompok baru
berapa hari mengutang pukat. Begitu dipasang pukatnya ditarik trawl, dirusak. Bekasnya saja sudah tidak tahu di mana. Padahal itu masih utang, alatnya sudah hilang,” ujarnya. Ia meminta pemerintah segera mengambil tindakan. “Nelayan di sini bukan saja menangis, kami merintih. Tolong kepada pihak yang berkuasa. Tolong masyarakat Pak. Pemilik trawl yang bisa hidup mewah hanya dihitung dengan jari. Nelayan kecil ini ribuan jumlahnya,” ujarnya. Trawl ini sudah belasan tahun mengganggu para nelayan. Mereka pernah menangkap trawl, saat itu dalam pernyataan disebutkan trawl menggunakan mesin 5 GT. Faktanya kekuatan kapal malah menggunakan mesin di atas 24 GT. (noe)
Bupati Diminta Turun Tangan ANGGOTA Komisi II DPRD Nunukan Burhanuddin meminta Pemkab Nunukan melalui instansi terkait segera turun tangan mengatasi persoalan trawl asal Tarakan yang dianggap mengganggu para nelayan. Ia khawatir, para nelayan bisa bertindak anarkis jika Pemkab Nunukan benar-benar lepas tangan terhadap persoalan ini. “Kita minta Bupati turun tangan menangani persoalan ini. Dalam hal ini Dinas Perikanan dan Kelautan Nunukan harus ada respon. Minimal memfasilitasi masyarakat untuk itu,” ujar anggota DPRD asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Ia mengatakan, sebenarnya para nelayan ini sudah bersurat ke Pemkab Nunukan. Hanya saja hingga kini tak juga ada respon positif. “Saya sarankan hearing tetapi mereka tidak mau hearing. Katanya sudah bosan hearing. Mereka maunya secepatnya ditertibkan trawl itu,” ujarnya. Burhanuddin juga berharap agar Pemkot Tarakan menertibkan surat-surat izin trawl yang beroperasi di perairan Sebatik. “Jadi bukan kekuatan mesin, ukuran kapal yang perlu diperbaiki. Kalau besar tidak memenuhi prosedur. Kami juga susah karena ini sudah melibatkan lintas wilayah. Sehingga memang Bupati harus turun tangan,” ujarnya. (noe)
Rusdianto Rasyid Dilarikan ke Rumah Sakit TARAKAN, TRIBUN – Anggota Komisi III DPRD Tarakan, Rusdianto Rasyid, tersangka kasus sabu-sabu (SS) yang ditahan di sel Polres Tarakan, tiba-tiba sakit pukul 09.30, Selasa (8/11). Politisi Partai Demokrat ini pun langsung dilarikanUnit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umun Daerah (RSUD) Tarakan. Setelah diperiksa dokter RSUD Tarakan, akhirnya pengurus Percasi pusat ini diperbolehkan pulang kembali ke sel tahanan, dengan pengawalan dari Polres Tarakan. Informasi dari seorang sumber di RSUD Tarakan yang menolak disebutkan namanya, Rusdianto tidak sakit, hanya saja diduga stress. “Sehatsehat saja kok, mungkin saja stress jadi merasa sakit,” ucapnya. Sehari sebelumnya, Senin (7/11) Rusdianto melalui pengacaranya meminta penangguhan penahanan.
Namun hingga Selasa (8/11) permintaan penangguhan penahanan tersebut belum mendapat respon. Mengenai permohonan penangguhan penahanan tersebut, Kapolres Tarakan, AKBP Desman Sujaya Tarigan melalui Kabang Humas AKP Subarjo mengungkapkan, permohonan penangguhan penahanan itu adalah hak dari seorang tersangka. “Yang namanya permohonan penangguhan penahanan itu hak dari seorang tersangka. Namun untuk menyetujui permohonan itu, perlu ada proses yang dilakukan. Tentunya dengan berbagai pertimbangan,” ungkap Subarjo. Mantan Kapolres Tarakan AKBP Budi Prasetyo, pernah menegaskan tidak akan mengabulkan permohonan penangguhan penahanan kepada tersangka narkoba. Pasalnya kasus
narkoba adalah salah satu kasus prioritas program kerja kapolri untuk dituntaskan. Seperti yang pernah diberitakan, Satuan Narkoba Polres Tarakan, Selasa (25/10) lalu, berhasil menangkap Rusdianto yang akan pesta sabu-sabu bersama tiga orang temannya di kamar hotel berbintang di Tarakan Dari hasil penangkapan ini di tempat kejadian perkara, polisi berhasil menemukan barang bukti berupa sabusabu seberat 1,36 gram yang terbagi dalam tiga poket kecil, empat handphone, dan 1 set bong lengkap dengan pipet kaca. Akibat perbuatan ini, Rusdianto berserta tiga temannya, dijerat Pasal 112 ayat (1) subsider Pasal 127 ayat (1) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika. Ancaman hukuman pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 12 tahun, serta denda paling sedikit Rp 800 juta dan paling banyak Rp 8 miliar. (jnh)
Calon Kepsek Sebaiknya Uji Kelayakan TRIBUN KALTIM/JANUAR ALAMIJAYA
Kondisi perumahan guru di Kampung Mrancang Ulu yang memerlukan renovasi secepatnya.
menyerap aspirasi dari para guru di sana. Artinya pengawas dari Disdik harus sering turun ke lapangan agar jika ditemukan persoalan seperti perumahan guru di Mrancang Ulu ini bisa langsung dilaporkan kepada atasan guna dicarikan jalan keluarnya. ”Artinya pengawas dari Disdik terus menjalin komunikasi dengan level bawah. Dari komunikasi itulah diketahui berbagai permasalahan sehingga secepatnya ditangani,” katanya. Selain itu Disdik lanjut politisi PPP ini juga harus menerapkan skala prioritas ketika merencanakan pembangunan gedung baru. Perlu juga mempertimbangkan jumlah siswa di sekolah
bersangkutan. Jangan sampai kemudian dana yang dialokasikan terkesan mubazir, sementara masih ada proyek yang segera dilaksanakan. Kepala Disdik Rohaini mengatakan, masalah perumahan guru Mrancang Ulu itu sebenaranya persoalan lama yang sudah direncanakan akan direnovasi dalam waktu dekat ini. Ia juga mengaku pernah berkunjung ke sana. Untuk segera direnovasi ia masih harus menunggu laporan pertanggungjawaban terlebih dahulu. “Dulu memang di ibukota kecamatan saja tapi sekarang kita sudah maju ke kampungkampung salah satuya diprogramkan untuk perbaikan rumah dinas,” ujarnya. (m35)
NUNUKAN, TRIBUN Bupati Nunukan Basri disarankan agar melakukan uji kelayakan terhadap calon kepala sekolah. Ketua LSM Panjiku Mansyur Rincing mengatakan, sama halnya dengan para pejabat struktural, sebaiknya calon kepala sekolah yang akan menempati jabatan di sekolahsekolah, juga harus melalui tahapan uji kelayakan. “Kenapa uji kelayakan perlu dilakukan? Ini agar tidak terjadi seperti selama ini. Kepala sekolah ditempatkan hanya berdasarkan kedekatan dengan penguasa. Bukan pada pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah ini,” ujarnya. Mansyur mengaku prihatin karena mutu pendidikan di daerah ini masih rendah dibandingkan daerah lainnya di Kaltim. Padahal sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan
17 JABATAN KEPSEK YANG DIMUTASI ● SMK Negeri Nunukan ● SMA 1 Nunukan ● SMP Negeri 1 Nunukan ● SMP Negeri 2 Nunukan ● SD Utama 1 Nunukan ● SDN 002 Nunukan ● SDN 004 Nunukan ● SDN 007 Nunukan ● SDN 10 Nunukan ● SDN 014 Nunukan ● SMA 1 Nunukan Selatan ● SMP Negeri 1 Nunukan Selatan ● SMP Negeri 2 Nunukan Selatan ● SD 001 Nunukan Selatan ● SMP Liang Bunyu ● SMA 1 Sebatik ● SMP 1 Sebatik. (noe)
Malaysia, idealnya sekolah di Nunukan bisa setara dengan Tawau, Malaysia. “Kita tidak bisa menyalahkan juga kalau faktanya seperti itu. Karena selama ini, kepala sekolah ditunjuk berdasarkan kedekatan. Bukan karena kemampuan dan kompetensinya. Padahal kepala sekolah ini diharapkan bisa melahirkan kreativitas dan ide-ide baru untuk memajukan kualitas pendidikan di sekolah masing-masing,” ujarnya. Mansyur mengatakan, dengan uji kelayakan, para calon kepala sekolah juga bisa sekaligus melakukan
pemaparan terhadap programprogram pengembangan pendidikan yang akan dilakukan masing-masing. “Kalau di Tarakan sejumlah sekolah sudah berstatus rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI), paling tidak tahun depan ada dua atau tiga sekolah lagi di Nunukan yang bisa berstatus RSBI. Untuk menuju RSBI tentu butuh sentuhan yang maksimal dari para kepala sekolah,” ujarnya. Bupati Nunukan Basri tak membantah, dalam waktu dekat ia akan melakukan mutasi besar-besaran pejabat fungsional dan struktural di
lingkungan Dinas Pendidikan Nunukan. Para kepala sekolah lebih banyak menjadi bidikan mutasi kali ini. Mutasi yang akan dilakukan dalam waktu dekat merupakan susulan setelah ia melakukan mutasi terhadap 329 pejabat struktural eselon II, III dan IV di lingkungan Pemkab Nunukan, Kamis (27/10) lalu. “Dalam waktu dekat kita akan mengadakan mutasi para kepala sekolah dan di Dinas Pendidikan,” ujarnya. Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) Nunukan, pekan lalu sudah mulai melakukan rapat untuk menyusun namanama calon pejabat yang bakal menduduki jabatan fungsional di sejumlah sekolah. Informasi sumber Tribun, sedikitnya 17 jabatan kepala sekolah bakal masuk dalam gerbong mutasi yang kemungkinan akan dilaksanakan dalam bulan ini. (noe)