TRIBUNKALTIM - 01 SEPTEMBER 2009

Page 2

2

tribun bisnis

SELASA 1 SEPTEMBER 2009

Nasib Gula Diputuskan Hari Ini ● Rapat Tingkat Menteri JAKARTA, TRIBUN - Pemerintah memastikan akan mengeluarkan kebijakan berkaitan dengan harga gula di dalam negeri yang melambung tinggi, pada hari ini, Selasa (1/9). Menko Perekonomian Sri Mulyani akan memimpin langsung masalah rapat gula tersebut. “Hari ini sebenarnya sudah ada rapat di tingkat teknis, namun untuk tingkat menteri baru besok termasuk keputusannya,” kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dalam acara konferensi pers di Jakarta, Senin (31/8). Mari menjelaskan mengenai kebijakan gula ditegaskannya bukan hanya menjadi ranah Departemen Perdagangan, namun juga terkait dengan departemen lain termasuk masalah produksi dan lain-lain. “Dari sisi perdagangan bukan hanya gula, kita menjamin stok seluruh pangan pokok,” tegasnya. Ia menambahkah saat ini pemerintah sedang menghitung kepastian kemampuan produk-

si gula nasional sampai musim giling berakhir. Sehingga dari angka tersebut akan ada kepastian berapa besar kelebihan ataupun kekurangannya sehingga akan menentukan kebijakan impor atau tidak impor gula. “Untuk saat ini tidak ada masalah stok, bahkan sampai akhir tahun pun tidak ada masalah stok, gula cukup,” katanya. Kemelut lonjakan harga gula konsumsi di dalam negeri belum menunjukan tanda-tanda ke arah penurunan. Harga gula nasional tembus Rp 9.981 per kg. Beberapa analisa bermunculan mulai dari terpengaruh dari harga internasional, faktor spekulan gula di dalamnegeri,terserapolehindustri dalam negeri dan sebagainya. Sampai saat ini pemerintah belum melakukan tindakan nyata dalam meredam harga gula di dalam negeri, bahkan rapat koordinasi khusus mengenai gula sampai saat ini belum dilakukan oleh Menko Perekonomian. (dtc)

Naik Lagi BERDASARKAN data harian laporan pemantauan harga kebutuhan pokok Departemen Perdagangan per 31 Agustus 2009, harga gula nasional tembus Rp 9.981 per kg. Angka itu mengalami kenaikan dibandingkan dengan harga tanggal 28 Agustus 2009 yang hanya Rp 9.831 per kg atau naik Rp 150 per kg. Sedangkan untuk harga rata-rata bulan Agustus 2009 tembus mencapai Rp 9.028 per kg atau mengalami kenaikan Rp 560 per kg dari harga rata-rata bulan Juli 2009 yang hanya Rp 8468 per kg. Harga tertinggi terjadi di Manokwari Rp 12.000 per kg, terendah terjadi di Manado Rp 9250 per kg. (dtc)

Mentan Jamin Stok Aman

ANTARA/YUSRAN UCCANG

Gula rafinasi untukkeperluan industri. Kebutuhan gula untuk industri tersebut, diperkirakan akan lebih meningkat dibanding kebutuhan gula konsumsi untuk masyarakat menjelang hari raya.

MENTERI Pertanian RI Anton Apriantono menjamin pasokan gula tidak akan mengalami penurunan menjelang datangnya hari raya Idul Fitri. Sebelumnya sejumlah pelaku pasar mengkhawatirkan akan terjadi penurunan produksi gula yang akan mengakibatkan melambungnya harga gula konsumsi menjelang datangnya Idul Fitri. “Stok gula konsumsi dipastikan aman. Bahkan mencukupi hingga akhir tahun,” kata Anton Apriantono. kemarin. Menurutnya, stok gula konsumsi untuk kebutuhan dalam negeri sudah lebih dari cukup. Ia mengatakan, pergerakan gula didalam negeri diperkirakan mencapai angka 1,4 juta ton hingga akhir tahun. “Saya kira masyarakat tak perlu khawatir. Kalau pun ada kekurangan, akan segera kita cukupi,” ujarnya. Anton menambahkan, yang masih perlu untuk diperhatikan justru pasokan gula untuk kebutuhan industri makanan dan minuman. Kebutuhan untuk industri tersebut, menurutnya akan lebih meningkat dibanding kebutuhan gula konsumsi untuk masyarakat menjelang hari raya. (kompas.com)

Pertamina Belum Bisa Stop Impor BBM JAKARTA, TRIBUN - Rencana Pertamina untuk menghentikan impor BBM pada 2017 tidak terealisasi. Ternyata pembangunan sejumlah kilang yang akan beroperasi di tahun 2017 hanya mampu menurunkan impor BBM dari 40 persen ke 15 persen. “Kami targetkan impor BBM pada tahun 2017 hanya tinggal 15 persen,” ujar Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Faisal, di Jakarta, Senin (31/8). Ia menjelaskan saat ini Pertamina masih mengim-

por 40 persen dari konsumsi premium 123,899 juta barel, sebab tahun ini kemampuan produksi kilang dalam negeri baru sekitar 68,553 juta barel. Dengan pertumbuhan permintaan premium rata-rata naik 5,68 persen per tahun, maka pada tahun 2017 konsumsi premiumdiperkirakanmencapai192,758 juta barel. “Dengan adanya kilang baru dan ekspansi Balongan, maka produksi premium pada tahun 2017 akan naik menjadi 164,999 juta barel sehingga nan-

tinya pada tahun 2017 kita masih mengimpor 15 persen untuk kebutuhan nasional,” jelasnya. Ketiga kilang yang akan dibangun yaitu kilang Banten di Bojonegara kapasitas 300 ribu barel per hari dan kilang Tuban dengan kapasitas 300 ribu bph, dimana keduanya ditargetkan mulai beroperasi pada 2015 serta ekspansi kilang Balongan dengan kapasitas 200 ribu bph yang akan beroperasi pada tahun 2016. Faisal menambahkan, selain menyebabkan turunnya angka impor BBM, beroperasinya ketiga kilang tersebut juga akan menyebabkan Pertamina kelebihan produksi solar sehingga pada tahun 2017 Pertamina akan mengekspor solar. (dtc)

ANTARA/ALDINO ANATUSA

UKM CENTER - Deputi Menteri Koperasi dan UKM, I Wayan Dipta mengamati kain tenun dari Pontianak yang di pamerkan dalam acara UKM & CSR " go to campus 2009 " di Fakulutas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Depok (31/8). Acara tahunan FEUI ini di ikuti UKM-UKM dari seluruh Indonesia yang bertujuan melestarikan dan meningkatkan UKM di Indonesia, di selenggarakan pada 1-5 September 2009.

Produksi Minyak Belum Penuhi Target ● Hingga Agustus Baru 949 Ribu Bph JAKARTA, TRIBUN - Rata-rata produksi minyak nasional hingga akhir bulan Agustus 2009 mencapai 949.451 barel per hari (bph) yang berarti di bawah target APBN 2009 yang sebesar 960 ribu bph. Sementara untuk produksi gas bumi sudah mencapai 7,8 miliar kaki kubik per hari. “Kami berharap lapanganlapangan baru dari Mobil Cepu, BP tangguh, Duri Chevron Pacific Indonesia dan Medco Malaka akan bisa membantu produksi di akhir tahun 2009,” ujar Kepala BP Migas R.Priyono dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR, Jakarta, Senin (31/8/2009).

Sementara untuk realisasi lifting minyak sampai data minggu ketiga Agustus 2009 sebesar 939.360 bph, dimana stok minyak mentah milik pemerintah saat ini mencapai 12 juta barel. Rendahnya realisasi lifting tersebut, lanjut Priyono, diantaranya disebabkan kilang Cilacap mengalami kerusakan, sehingga lifting tidak bisa dilakukan sesuai jadwal. Selain itu, faktor Cuaca di laut juga menyebabkan tidak bisa lakukan lifting sesuai jadwal. Untuk produksi gas bumi hingga bulan Agustus sudah mencapai 7,8 miliar kaki kubik per hari dari target produksi

BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERTANAHAN KOTA SAMARINDA JALAN DAHLIA NOMOR 83 TELP. (0541) 742323 SAMARINDA

PENGUMUMAN (Tentang Sertifikat Hilang) Nomor : 600/384/BPN.44.1/2009

Untuk mendapatkan Sertipikat baru sebagai pengganti Sertipikat yang hilang, berdasarkan ketentuan pasal 59 ayat (2) peraturan pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah dengan ini diumumkan bahwa : NO

1

NAMA/ALAMAT PEMOHON

CHAIRUL FAHMI Jl. Untung Suropati Blok KK No. 1 Samarinda

HAK ATAS TANAH JENIS DAN NOMOR HAK

NOMOR INDUK BIDANG

Hak Milik Nomor : 578 Kel Jawa Luas : 300M2

-

TERDAFTAR ATAS NAMA

CHAIRUL FAHMI

TANGGAL PEMBUKUAN

25/01/1954

LETAK TANAH a. Jalan b. Kelurahan c. Kecamatan

a. b. c.

– Jawa Samarinda Ulu

Dalam Waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pengumuman ini, bagi mereka yang merasa berkeberatan dapat mengajukan keberatan-keberatan kepada kami dengan disertai alasan dan bukti yang kuat, jika setelah 30 (tiga puluh) hari tidak ada keberatan terhadap permohonan penggantian Sertipikat tersebut diatas, maka Sertipikat pengganti akan diterbitkan dan berlaku sah menurut hukum dan Sertipikat yang dinyatakan hilang tidak berlaku lagi.

KETERANGAN

Surat pernyataan dibawah sumpah tanggal 24/08/2009

Samarinda, 24 Agustus 2009

gas pemerintah tahun ini sebesar 7,256 miliar kaki kubik per hari. “Diharapkan produksinya bisa meningkat lagi dari produksi lapangan Oyong milik Santos, BP Tangguh dan ConocoPhillips,” jelasnya. Pada kesempatan yang sama, Priyono memaparkan, penerimaan negara dari sektor hulu migas pada semester I2009 sebesar Rp 7,58 miliar atau 120,3 persen dari rencana APBN semester I-2009 yang sebesar 6,3 miliar dolar AS. “Penerimaan itu terdiri dari kegiatan hulu minyak bumi sebesar US$ 4,74 miliar dan kegiatan hulu gas bumi sebesar 2,84 miliar dolar AS,” katanya.

Menurut Priyono, penyebab meningkatnya penerimaan negara dari sektor hulu migas yaitu harga minyak ICP aktual lebih tinggi yaitu sebesar 51,12 dolar AS per barel dari patokan harga ICP di APBN 2009 sebesar 45 dolar AS per barel. Sementara untuk biaya investasi dan operasi yang dibelanjakan bagi kegiatan hulu migas semester I-2009 mencapai 5,3 Miliar dolar AS atau 70 persen dari target rencana Kerja dan anggaran (RKA) semester I-2009 sebesar 7,6 Miliar dolar AS. “87 persen digunakan untuk membiayai kegiatan usaha di wilayah Kerja Produksi,” jelasnya. (dtc)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.