Kisah-Kisah Inspirasional

Page 1

KISAH-KISAH INSPIRASIONAL Pilihan

DR. Abdullah Rudolf Smit, CTM, CHt-IBH Personality Development Trainer, LifeLoveCoach email : abdulrudsmit@gmail.com website : www.pendekarcinta.weebly.com twitter : twitter.com/LifeLoveCoach


KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah, puji dan syukur saya haturkan pada Pencipta saya Allah SWT dan salam serta salawat pada Rasulullah junjungan saya Nabi Besar Muhammad saw. Karena tanpaNYA sumbangsih tulisan orang-orang pandai yang ada dalam buku kecil ini tak mungkin saya sampaikan pada teman-teman.

Kumpulan artikel-artikel dalam buku kecil ini telah begitu banyak memberikan inspirasi pada saya, telah banyak menyentuh bagian terdalam dari hati saya sehingga setiap kali saya membacanya pandangan saya menjadi kabur karena linangan air mata.

Banyak ilmu telah saya peroleh dari orang tua kandung, dari orang tua mertua, dari istri dan anak-anak, dari adik-adik kandung, dari saudara-saudara sedarah, dari para guru mulai dari taman kanak-kanak sampai universitas, dari rohaniwanrohaniwan yang membimbing saya dan selalu mengingatkan saya betapa Maha Pengasih dan Maha Penyayang Sang Khalik, dari rekan-rekan kerja, dari anak-anak kecil yang bermain disekeliling tempat saya tinggal yang tak lupa menyapa, dari uni-uni yang menjaja makanan di lapau untuk saya sarapan pagi dan kadang makan siang, dari begitu banyak orang yang bersentuhan dengan saya setiap hari. Tidak mungkin saya sebutkan satu per satu disini namun mereka tahu siapa yang saya maksud. Terlalu banyak berkah dan anugerah telah saya terima selama hidup saya yang memasuki dasawarsa ke-6.

Sebagai motivator dan trainer saya selalu mencari bahan-bahan untuk dijadikan materi dalam setiap pelatihan (training) dan atau ceramah yang saya berikan. Dalam proses pencarian saya menyadari betapa kecilnya saya dan betapa tak ada apaapanya saya dibandingkan para penulis dan ilmuwan yang karyanya saya pergunakan. Saya ikut termotivasi untuk selalu menghadapi hidup dan kehidupan yang penuh tantangan dan cobaan ini dengan penuh rasa syukur dan keyakinan bahwa Allah SWT tak akan membiarkan umatnya teraniaya dan terzalimi bila kita semua memainkan peran sebaik mungkin sebagai penjaga sekaligus pemberi kasih sayang kepada sesama.


Cinta, kasih sayang kita adalah untuk semua makhluk, yang kasat mata maupun tidak. Bila kita memandang semuanya dengan rasa kasih sayang kitapun dapat mengatasi emosi-emosi negatif yang sering menghinggapi dan menguasai kita. Sebagai motivator yang manusiawi saya tidak luput dari emosi-emosi negatif tersebut. Karena itu, profesi ini saya lakukan dengan serius karena dengan memotivasi orang lain saya memotivasi diri. Dengan mencintai sayapun mencintai diri sendiri dan tak akan merusak diri sendiri. Insya Allah.

Tulisan-tulisan ini menggugah dan menginspirasi saya sedemikian rupa sehingga saya merasa perlu untuk meneruskannya pada teman-teman walau dalam bentuk sederhana ini.

Semua tulisan dalam kumpulan ini hanyalah sebagian kecil dari begitu banyak yang saya peroleh dari Trainers Club Indonesia, dengan pusat di Jakarta, dimana saya adalah anggota, dan ditulis atau disadur oleh Ketuanya Hendry Risjawan. Kepada Mas Hendry saya hanya bisa berdoa semoga jasanya dibalas oleh Allah SWT. Kontribusi dari para penulis/anggota TCI lainnya juga saya masukkan dan kepada mereka saya sampaikan terima kash yang sedalam-dalamnya.

Semoga karya sederhana ini dapat dijadikan bahan oleh teman-teman untuk memotivasi orang lain.

Tak lupa saya ingin sampaikan my deepest gratitude pada Ridwan Tulus, istrinya Lisa dan anak-anak mereka yang dari awal kiprah saya di Sumatera Barat telah menerima saya sebagai bagian dari keluarga mereka. Thank you Bro. You are indeed tulus dalam sikap dan perilaku. May Allah SWT always keep you and your family dalam lindunganNYA.

Dan kepada semua anggota Team Outbound Training di Sumatra and Beyond Training Center dan Lyceum de Excellencies saya sampaikan thank you for assisting me dan meringankan pekerjaan saya. God Bless You.

I love you all! DR. Abdullah Rudolf Smit, CTM, CHt-IBH


ANTARA KOPI DAN CANGKIR Sekelompok alumni sebuah universitas mengadakan reuni di rumah salah seorang profesor favorit mereka yang dianggap paling bijak dan layak didengarkan.

Satu jam pertama, seperti umumnya diskusi di acara reuni, diisi dengan menceritakan (baca: membanggakan) prestasi di tempat kerja masing-masing. Adu prestasi, adu posisi dan adu gengsi, tentunya pada akhirnya bermuara pada berapa $ yang mereka punya dan kelola, mewarnai acara kangen-kangenan ini.

Jam kedua mulai muncul guratan dahi yang menampilkan keadaan sebenarnya.

Hampir semua yang hadir sedang stres karena sebenarnya pekerjaan, prestasi, kondisi ekonomi, keluarga dan situasi hati mereka tak secerah apa yang mereka miliki dan duduki. Bahwa dolar mengalir deras, adalah sebuah fakta yang terlihat dengan jelas dari mobil yang mereka kendarai serta merek baju dan jam tangan yg mereka pakai. Namun di lain pihak, mereka sebenarnya sedang dirundung masalah berat, yakni kehilangan makna hidup. Di satu sisi mereka sukses meraih kekayaan, di sisi lain mereka miskin dalam menikmati hidup dan kehidupan itu sendiri. They have money but not life.

Sang profesor mendengarkan celotehan mereka sambil menyiapkan seteko kopi hangat dan seperangkat cangkir. Ada yang terbuat dari kristal yang mahal, ada yang dari keramik asli Cina oleh-oleh salah seorang dari mereka, dan ada pula gelas dari plastik murahan untuk perlengkapan perkemahan sederhana.

"Serve yourself," kata profesor, memecah kegerahan suasana. Semua mengambil cangkir dan kopi tanpa menyadari bahwa sang profesor sedang melakukan kajian akademik pengamatan perilaku, seperti layaknya seorang profesor yang senantiasa memiliki arti dan makna dalam setiap tindakannya.

"Jika engkau perhatikan, kalian semua mengambil cangkir yang paling mahal dan


indah. Yang tertinggal hanya yang tampaknya kurang bagus dan murahan.

Mengambil yang terbaik dan menyisakan yang kurang baik adalah sangat normal dan wajar. Namun, tahukah kalian bahwa inilah yang menyebabkan kalian stres dan tidak dapat menikmati hidup?" sang profesor memulai wejangannya. "Now consider this: life is the coffee, and the jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life.

Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided," kali ini kalimatnya mulai menekan hati. "So, don't let the cups drive you, enjoy the coffee instead," demikian ia berkata sambil mempersilakan mereka menikmati kopi bersama.

Sewaktu membaca e-mail yang dikirim rekan saya Ucup, begitu panggilan akrabnya, saya ikut tertegun. Sesederhana itu rupanya. Profesor yang bijak selalu membuat yang sulit jadi mudah, sedangkan politikus selalu membuat yang mudah jadi sulit. Betapa banyak di antara kita yang salah menyiasati hidup ini dengan memutarbalikkan kopi dan cangkir. Tak jelas apa yang ingin kita nikmati, kopi yang enak atau cangkir yang cantik.

Ada tiga tipe pekerja (baca: profesional dan pengusaha) yang sering kita lihat dalam menyiasati kopi dan cangkir kehidupan ini. Pertama, pekerja yang sibuk mengejar pekerjaan, jabatan yang akhirnya hanya bertumpu pada kepemilikan jumlah dan kualitas cangkir kehidupan. Paradigmanya sangat sederhana, semakin banyak cangkir yang dipunyai, semakin bercahaya. Semakin bagus cangkir yang dimiliki akan mengubah rasa kopi menjadi enak. Fokus hidup hanya untuk menghasilkan kuantitas dan kualitas cangkir. Ini yang menyebabkan terus terjadinya persaingan untuk menambah kepemilikan. Sukses diukur dengan seberapa banyak dan bagus apa yang dimiliki. Kala yang lain bisa membeli mobil mewah, ia pun terpacu mendapatkannya. Alhasil, tingkat stres menjadi sangat tinggi dan tak ada waktu untuk membenahi kopi. Semua upaya hanya untuk bagian luar, sedangkan bagian dalam semakin ketinggalan.

Kedua, pekerja yang menyadari bahwa kopinya ternyata pahit -- artinya hidup yang


terasa hambar; penuh kepahitan, dengki dan dendam; serta tak ada damai dan kebahagiaan -- mencoba menutupnya dengan menyajikannya dalam cangkir yang lebih mahal lagi. Pikirannya juga sangat mudah, kopi yang tidak enak akan terkurangi rasa tidak enaknya dengan cangkir yang mahal. Rasa kurang dicintai rekan kerja, dikompensasi dengan mengadopsi anak asuh dan angkat.

Tak merasa diperhatikan, dibungkus dengan memberikan perhatian pada korban gempa di Yogyakarta. Tak menghiraukan lingkungan, ditutup halus dengan program environmental development yang harus diresmikan pejabat Kementerian Lingkungan Hidup. Tak memperhatikan orang lain dengan tulus, dibalut dengan program community development yang wah. Kalau tidak hati-hati, akan muncul pengusaha kaum Farisi yang munafik bagai kubur bersih, tapi di dalamnya sebenarnya tulang tengkorak yang jelek dan bau.

Ketiga, ada pula pekerja yang berkonsentrasi membenahi kopinya agar lebih enak, semakin enak dan menjadi sangat enak. Tipe ini tak terlalu pusing dengan penampilan cangkir. Pakaian yang mahal dan eksklusif tak mampu membuat borok jadi sembuh. Makanan yang mahal tak selalu membuat tubuh jadi sehat, malahan yang terjadi acap sebaliknya. Fokus pada kehidupan dan hidup menyebabkan ia dapat santai menghadapi hari-hari yang keras. Ia tak mau berkompromi dengan pekerjaan yang merusak martabat, sikap dan kebiasaan.

Menyuap yang terus-menerus dilakukan hanya akan membuat dirinya tak mudah bersalah kala disuap. Fokus pada kopi yang enak, membuat ia tak mudah menyerah pada tuntutan pekerjaan, tekanan target penjualan yang mengkontaminasi karakternya. Baginya, ini adalah kebodohan yang tak pernah dapat dipulihkan.

Profesor hidup lain lagi pernah berpetuah, "Take no thought for your life, what you shall eat or drink, nor your body what you shall put on. Is not the life more than meat and the body than raiment?" Kalau kita tidak sadar, kita bakal terjerembap: mengkhawatirkan cangkir padahal seharusnya kita focus pada kopi. Enjoy your coffee, my friend! Sidang Pembaca SWA


CATATAN HARIAN SEORANG PRAMUGARI Saya adalah seorang pramugari biasa dari China Airlines, karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap hari hanya melayani penumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton.

Pada tanggal 7 Juni yang lalu saya menjumpai suatu pengalaman yang membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya.

Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari Shanghai menuju Beijing, penumpang sangat penuh pada hari ini.

Diantara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkul sebuah karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya, pada saat itu saya yang berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang kesan pertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah maju seorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.

Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minuman, ketika melewati baris ke 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, dia duduk dengan tegak dan kaku ditempat duduknya dengan memangku karung tua bagaikan patung.

Kami menanyakannya mau minum apa, dengan terkejut dia melambaikan tangan menolak, kami hendak membantunya meletakan karung tua diatas bagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkannya duduk dengan tenang, menjelang pembagian makanan kami melihat dia duduk dengan tegang ditempat duduknya, kami menawarkan makanan juga ditolak olehnya.

Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah dia sakit, dengan suara kecil dia mejawab bahwa dia hendak ke toilet tetapi dia takut apakah


dipesawat boleh bergerak sembarangan, takut merusak barang didalam pesawat.

Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ke toilet, pada saat menyajikan minuman yang kedua kali, kami melihat dia melirik ke penumpang disebelahnya dan menelan ludah, dengan tidak menanyakannya kami meletakan segelas minuman teh dimeja dia, ternyata gerakan kami mengejutkannya, dengan terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah, kami mengatakan engkau sudah haus minumlah, pada saat ini dengan spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis, dia tidak percaya, katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara, merasa haus dan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia tidak diladeni malah diusir. Pada saat itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil, karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya dapat meminta minunam kepada penjual makanan dipinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis.

Setelah kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya.

Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliah ditingkat tiga di Beijing. anak sulung yang bekerja di kota menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersama di kota tetapi kedua orang tua tersebut tidak biasa tinggal dikota akhirnya pindah kembali ke desa, sekali ini orang tua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Beijing, anak sulungnya tidak tega orang tua tersebut naik mobil begitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama-sama ke Beijing, tetapi ditolak olehnya karena dianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia bersikeras dapat pergi sendiri akhirnya dengan terpaksa disetujui anaknya.

Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruh menitipkan karung tersebut ditempat bagasi tetapi dia bersikeras membawa sendiri, katanya jika ditaruh


ditempat bagasi ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur, akhirnya kami membujuknya meletakan karung tersebut di atas bagasi tempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati-hati dia meletakan karung tersebut.

Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi dia tetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudah sangat lapar, saat pesawat hendak mendarat dengan suara kecil dia menanyakan saya apakah ada kantongan kecil? dan meminta saya meletakan makanannya di kantong tersebut. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak, dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya, kami semua sangat kaget.

Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa dimata seorang desa menjadi begitu berharga.

Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, dengan terharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum kami bagikan kepada penumpang ditaruh didalam suatu kantongan yang akan kami berikan kepada kakek tersebut, tetapi diluar dugaan dia menolak pemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakan tidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri, perbuatan yang tulus tersebut benar-benar membuat saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.

Sebenarnya kami menganggap semua hal tersebut sudah berlalu, tetapi siapa menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya, yaitu dia berlutut dan menyembah kami, mengucapkan terima kasih dengan bertubitubi, dia mengatakan bahwa kami semua adalah orang yang paling baik yang dijumpai, kami di desa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan makanan yang begitu enak, hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik, saya tidak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih kepada kalian. Semoga Tuhan membalas


kebaikan kalian, dengan menyembah dan menangis dia mengucapkan perkataannya. Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seseorang anggota yang bekerja dilapangan membantunya keluar dari lapangan terbang. Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam-ragam penumpang sudah saya jumpai, yang banyak tingkah, yang cerewet dan lain-lain, tetapi belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami, kami hanya menjalankan tugas kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan, hanya menyajikan minuman dan makanan, tetapi kakek tua yang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah kami mengucapkan terima kasih, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi kering dan menahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia menerima makanan yang bukan bagiannya, perbuatan tersebut membuat saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya dimasa datang yaitu jangan memandang orang dari penampilan luar tetapi harus tetap menghargai setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat.

Kamis, 10 Agustus 2006 Oleh : Paulus Bambang W.S.


EGO "Pada dasarnya semua masalah bisa diselesaikan. Tetapi seringkali ego kita justru membuatnya menjadi lebih buruk." Sebuah kendaraan meluncur di keramaian jalan di selatan Jakarta. Kendaraan baru merek terkenal yang masih berusia 2 bulan itu dikemudikan oleh seorang gadis remaja usia SMA. Di samping kiri duduk Sang Ayah dan dibelakang duduk Ibu dan adik lelakinya, Anto yang yang juga sudah menginjak remaja. Rupanya si Remaja putri --sebutlah Upik-- barusan mendapatkan SIM sehingga siang itu ia diijinkan menyetir.

Ketika mereka melewati sebuah lampu merah, tanpa disangka sebuah Angkot nyelonong dengan kecepatan tinggi dari arah kanan. Tabrakan tak terelakkan meskipun dua kendaraan tersebut berdecit tanda rem diinjak mendadak dengan kekuatan penuh. Kepala Upik membentur kaca samping kanan menyebabkan hancurnya kaca mobil baru itu. Ayah Upik naik pitam dan segera meloncat turun menghampiri sopir Angkot yang ugal-ugalan itu. Sudah bisa diduga, mereka terlibat adu mulut, saling gertak karena masing-masing merasa benar. Pertengkaran mereka menyebabkan lalu lintas terhenti dan suara klakson mulai ramai terdengar.

Sementara itu, karena benturan di kepala, Upik jatuh pingsan. Sang Ibu berteriakteriak kepada suaminya berusaha memberitahu kalau si Upik pingsan. Tetapi Sang Suami terus beradu mulut dengan sopir Angkot itu. Baru berhenti ketika Anto berlari menyusul Sang Ayah dan menarik tangannya. Sempat agak lama, baru setelah Si Ayah berhasil merebut SIM Sopir Angkot itu mereka kembali ke mobil. Sang Ayah kaget melihat si Upik sudah tergeletak pingsan. Buru-buru ia mengangkatnya dan memindahkan kebelakang. Untung, pintu depan masih bisa dibuka sehingga mereka bisa membawa Upik ke Rumah Sakit terdekat tanpa harus mencari kendaraan lain. Perjalanan ke Rumah Sakit agak sulit karena lalu lintas di seputar perempatan itu terlanjur macet.


Upik harus menjalani perawatan serius karena pendarahan di otaknya sempat membeku. Timbul penyesalan Si Ayah karena tidak membawa lebih cepat Upik ke Rumah Sakit. Padahal itu bisa ia lakukan. Tetapi pada saat kejadian, justru yang lebih ia perhatikan adalah kerusakan mobilnya. Ia mati-matian "berjuang" agar si sopir Angkot bertangngungjawab memperbaiki kendaraannya. Ia sadar bahwa itu semua akhirya tak berarti apa-apa. Terbukti sampai beberapa waktu kemudian Sopir Angkot itu tidak nongol, meski SIM sudah ia pegang. Terlebih, sebenarnya kendaraan itu sudah diasuransikan. "Apa sebenarnya yang saya cari? Bukankah keadaaan Upik justru lebih penting daripada kerusakan mobilnya?"

Belajar dari apa yang dialami ayah Upik, semua orang bisa menghadapi peristiwa sama. Alternatif keputusan yang bisa diambil juga sama. Waktu yang disediakan untuk mengambil keputusan pun sebenarnya juga sama. Yang membedakan adalah seberapa besar dan sensitif ego-nya. Karena pada dasarnya semua masalah bisa diselesaikan, tetapi seringkali ego kuta justru membuatnya lebih buruk.

By Setya Rahadi


It's Called Mindset As I was passing the elephants, I suddenly stopped, confused by the fact that these huge creatures were being held by only a small rope tied to their front leg. No chains, no cages. It was obvious that the elephants could, at anytime, break away from the ropes they were tied to but for some reason, they did not.

I saw a trainer near by and asked why these beautiful, magnificent animals just stood there and made no attempt to get away.

"Well," he said, "when they are very young and much smaller we use the same size rope to tie them and, at that age, it's enough to hold them. As they grow up, they are conditioned to believe they cannot break away. They believe the rope can still hold them, so they never try to break free."

I was amazed. These animals could at any time break free from their bonds but because they believed they couldn't, they were stuck right where they were.

Like the elephants, how many of us go through life hanging onto a belief that we cannot do something, simply because we failed at it once before?

�people won't remember what you say, people won't remember


what you do, but people will remember how you made them feel�

sumber :Uk


Kekuatan yang Mengharukan Ada sebuah cerita, seorang kakek membawa cucunya berwisata, mereka tersesat di sebuah hutan, kedua kakek dan cucu ini terpaksa makan buah-buahan hutan saat lapar dan minum air sungai, istirahat dengan bersandar pada pohon besar saat ngantuk. Setiap di saat seperti ini, sang kakek pasti akan memberi hormat dengan membungkukkan badan pada anak sungai dan pohon besar. Dan dengan penuh perasaan menghaturkan “terimakasih!” . Sang Cucu memperhatikan kakeknya dan dengan perasaan bingung bertanya : “kenapa sih kakek harus mengucapkan terimakasih pada mereka?”. Dengan penuh kasih kakek berkata : “nak, mereka layak kita syukuri, jika tidak ada mereka kita berdua sudah mati kelaparan sejak dulu, mereka adalah sang Budiman yang menyelamatkan kita dari petaka, kita bukan saja harus berterimakasih pada sungai dan pohon besar ini, kita juga harus berterimakasih pada setiap burung yang berkicau untuk kita, kepada setiap kuncup bunga yang menyemerbakkan aroma untuk kita, dan kepada setiap berkas sinar mentari yang menyayangi kita. Mereka semua pada membantu kita, dan kita pasti bisa keluar dari hutan ini.”

Sebagaimana yang dikatakan kakek ini, akhirnya mereka berhasil menemukan jalan, dan keluar dari hutan itu. Kedua kakek dan cucu ini membalikkan badan bersama dan dengan tulus mengucapkan “terimakasih” pada hutan yang telah memberi pengalaman yang sulit dilupakan.

Usai membaca cerita ini tak tahan saya pun merenung, seandainya yang tersesat itu adalah saya, bagaimana saya akan bersikap? apa saya harus berkeluh kesah atau kasihan pada diri sendiri seperti dulu, tapi apa yang telah saya dapatkan dari keluhan dan simpati diri itu? ketika hasil matematika saya menurun, saya terus menggerutu guru tidak bisa mengajarnya dengan baik, simpati pada diri sendri tidak sekolah di SMP yang bonafid, ketika terjadi kesalah-pahaman dengan sahabat karib, saya selalu mengeluhkan teman saya itu tidak tahu diri, simpati pada diri sendiri mengapa menjadikan orang ini sebagai sahabat. Namun akhirnya, hasil


matematika saya semakin merosot, dan sahabat karib meninggalkan saya. Jika dibandingkan, sikap kakek dalam cerita di atas begitu arif dan bijaksana.

Perasaan syukur terhadap hal ihwal telah mengubahnya menjadi dorongan untuk maju, setiap saat ia selalu merasa dirinya sangat beruntung, adalah orang yang di perhatikan. Kekuatan rasa syukur sungguh luar biasa! dan dalam lubuk hati saya yang paling dalam saya haturkan sepatah “terimakasih� yang dalam terhadap penulis cerita di atas, sebab cerita ini telah memberi inspirasi yang dalam bagi saya.

Selama meninggalkan rumah dan tinggal di Beijing, saya semakin menyadari betapa kuatnya rasa syukur dalam hati. 3 tahun silam, saya berangkat ke Beijing, awal setibanya di sana, segalanya tampak begitu asing, seorang diri dan kesepian begitu kuatnya menyergap saya, kerinduan akan rumah terus berkecamuk dalam dada, kegelisahan akan masa depan yang belum pasti membuat saya sulit memejamkan mata sepanjang malam, ditambah lagi dengan cuaca kota Beijing yang panas, saya yang baru pertama kali meninggalkan rumah ternyata terlalu lemah sehingga jatuh sakit, terbayang kalau sehari-hari di rumah ada orang tua yang menyayangi, tapi kini seorang diri di Beijing, betapa susahnya, betapa takutnya sampai air mata berlinang membasahi muka.

Tiba-tiba, saya merasakan satu tangan merentang di dahi saya, sebuah suara dengan takut-takut bertanya : “Apa kamu sakit? saya belikan obat ya!� ternyata yang berkata itu adalah seorang teman se-asrama yang belum sempat diketahui namanya. Melihat itu, rekan-rekan lain kemudian berdatangan, ada yang membantu mengambilkan air, ada yang mengambilkan nasi, dan seketika, saya menjadi akrab dengan ke-6 gadis dari seluruh pelosok negeri itu. Yang paling menggugah saya adalah teman saya yang tidur di atas, karena ayahnya seorang dokter, jadi dia bisa mengerik, hati saya sekilas tergugah setiap alat pengerik itu mengerik di badan. Dan sepanjang malam itu ia tidak bisa tidur dengan tenang, sesekali ia meraba-raba dahi saya, mengecek apakah demam. Hatiku terasa hangat, begitu banyak yang memperhatikan aku, dan aku sungguh sangat beruntung. Terlintas dalam benak saya, jika suatu hari nanti ada yang sakit sepertiku, maka aku pasti juga akan berbuat demikian. Di bawah perhatian dan perawatan teman-teman yang cermat, akhirnya saya sembuh dengan cepat.


Sejak itu, tidak peduli siapapun yang mengalami kesulitan dalam asrama, semua orang pasti akan membantu dengan tulus dan sepenuh hati. Hingga sekarang, kami ber-enam tetap bersahabat karib, kami selalu saling menghubungi dan berbagi bersama kalau ada hal-hal yang menggembirakan, demikian juga dengan sebaliknya.

Sesungguhnya, kita semua dengan serta merta telah tenggelam ke dalam lautan karunia sejak adanya kehidupan. Seorang nyonya sukses yang dicintai dan dihormati demikian mengatakan : “saya kerap merindukan orang-orang yang pernah memberi semangat atau pujian itu dengan rasa syukur, mereka banyak dan banyak memberi (dorongan, dukungan, nasehat atau sejenisnya), sehingga bermanfaat buat saya selamanya. Saya paham betul, karena cinta kasih itulah, mereka baru bisa memberi semangat, keyakinan dan dukungan pada saya. Dan juga karena saya menyayangi mereka, dan agar tidak mengecewakan mereka, maka dalam perjalanan hidup saya, saya baru mendesak, menyemangati, menjadi orang dan melakukan hal-hal yang baik pada diri sendiri, tidak takut gagal, maju terus dengan penuh semangat. Semua dorongan ini berasal dari cinta kasih semua orang terhadap saya.�

Pembaca yang budiman, marilah kita melangkah dengan penuh rasa syukur! resapi rasa haru itu dalam-dalam, perasaan ini mungkin dari orang tua (Ayah-ibu), teman, atau mungkin dari sekitar kita, dari tempat yang jauh, atau bahkan mungkin dari orang yang tak kita kenal. Perasaan haru adalah cahaya kehidupan yang hangat, embun manis yang membasahi sanubari, adalah pelita dalam beranda kehidupan dan seruan kekuatan yang menyadarkan kita dari tidur panjang, marilah kita hadapi kegagalan itu dan memenanginya, menghadapi kebahagiaan serta tahu menghargai.


Membeli Waktu Papa Steven adalah seorang karyawan perusaahan yang cukup terkenal di Jakarta , memiliki dua putra. Putra pertama baru berusia 6 tahun bernama Leo dan putra ke dua berusia dua tahun bernama Kristian. Seperti biasa jam 21.00 Steven sampai di rumahnya di salah satu sudut Jakarta, setelah seharian penuh bekeja di kantornya. Dalam keremangan lampu halaman rumahnya dia melihat Leo putra pertamanya di temani bik Yati pembantunya menyambut digerbang rumah.

"Kok belum tidur Leo?" sapa Steven sambil mencium anaknya. Biasanya Leo sudah tidur ketika Steven pulang dari kantor dan baru bangun menjelang Steven berangkat ke kantor keesokan harinya.

"Leo menunggu Papa pulang, Leo mau tanya, gaji Papa itu berapa sih Pa?" kata Leo sambil membuntuti papanya.

"Ada apa nih kok tanya gaji papa segala?"

"Leo Cuma pingin tahu aja kok Pah?

"Baiklah coba Leo hitung sendiri ya. Kerja papa sehari di gaji Rp 600.000,-, nah selama sebulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Nah berapa gaji papa sebulan?"

"Sehari Papa kerja berapa jam Pa?" tanya Leo lebih lanjut.

"Sehari Papa kerja 10 jam Leo, nah hitung sana, Papa mau melepas sepatu dulu."

Leo berlari ke meja belajarnya dan sibuk mencoret-coret dalam kertasnya menghitung gaji papanya. Sementara Steven melepas sepatu dan meminum teh hangat buatan istri tercintanya.

"Kalau begitu, satu bulan Papa di gaji Rp 1.500.000,-, ya Pah? Dan satu jam papa di


gaji Rp. 60.000,-." Kata Leo setelah mencorat-coret sebentar dalam kertasnya sambil membuntuti Steven yang beranjak menuju kamarnya. "Nah, pinter kamu Leo. Sekarang Leo cuci kaki lalu bobok." Perintah Steven, namun Leo masih saja membuntuti Steven sambil terus memandang papanya yang benrganti pakaian.

"Pah, boleh tidak Leo pinjam uang Papa Rp. 5.000,- saja?" tanya Leo dengan hati-hati sambil menundukkan kepalanya.

"Sudahlah Leo, nggak usah macam-macam, untuk apa minta uang malam-malam begini. Kalau mau uang besok saja, Papa kan capek mau mandi dulu. Sekarang Leo tidur supaya besuk tidak terlambat ke sekolah!"

"Tapi Pah.."

"Leooo!! Papa bilang tidur!" bentak Steven mengejutkan Leo.

Segera Leo beranjak menuju kamarnya. Setelah mandi Steven menengok kamar anaknya dan menjumpai Leo belum tidur. Leo sedang terisak pelan sambil memegangi sejumlah uang. Steven nampak menyesal dengan bentakannya. Dipegangnyalah kepala Leo pelan dan berkata: "Maafkan Papa ya nak. Papa sayang sekali pada Leo." ditatapnya Leo anaknya dengan penuh kasih sambil ikut berbaring di sampingnya.

"Nah katakan pada Papa, untuk apa sih perlu uang malam-malam begini. Besuk kan bisa, jangankan Rp. 5.000,-, lebih banyak dari itupun akan Papa kasih."

"Leo nggak minta uang Papa kok, Leo cuma mau pinjam. Nanti akan Leo kembalikan, kalau Leo udah menabung lagi dari uang jajan Leo."

"Iya, tapi untuk apa Leo?" tanya Steven dengan lembut.

"Leo udah menunggu Papa dari sore tadi, Leo nggak mau tidur sebelum ketemu Papa. Leo pingin ngajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering


bilang bahwa waktu papa berharga. Jadi Leo ingin beli waktu Papa." "Lalu." tanya Steven penuh perhatian dan kelihatan belum mengerti. "Tadi Leo membuka tabungan, ada Rp 25.000,-. Tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 60.000,-, maka untuk setengah jam berarti Rp. 30.000,-. Uang tabungan Leo kurang Rp. 5.000,-. Maka Leo ingin pinjam pada Papa. Leo ingin membeli waktu Papa setengah jam saja, untuk menemani Leo main ular tangga. Leo rindu pada Papa." Kata Leo polos dengan masih menyisakan isakannya yang tertahan.

"Steven terdiam, dan kehilangan kata-kata. Bocah kecil itu dipeluknya erat-erat, bocah kecil yang menyadarkan bahwa cinta bukan hanya sekedar ungkapan katakata belaka namun berupa ungkapan perhatian dan kepedulian.


Mengapa Elang Terbang Dan Kalkun Mengepakkan Sayap Konon di satu saat yang telah lama berlalu, Elang dan Kalkun adalah burung yang menjadi teman yang baik. Dimanapun mereka berada, kedua teman selalu pergi bersama-sama. Tidak aneh bagi manusia untuk melihat Elang dan Kalkun terbang bersebelahan melintasi udara bebas.

Satu hari ketika mereka terbang, Kalkun berbicara pada Elang : "Mari kita turun dan mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Perut saya sudah keroncongan nih!".

Elang membalas : "Kedengarannya ide yang bagus".

Jadi kedua burung melayang turun ke bumi, melihat beberapa binatang lain sedang makan dan memutuskan bergabung dengan mereka. Mereka mendarat dekat dengan seekor Sapi. Sapi ini tengah sibuk makan jagung, namun sewaktu memperhatikan bahwa ada Elang dan Kalkun sedang berdiri dekat dengannya, Sapi berkata : "Selamat datang, silakan cicipi jagung manis ini".

Ajakan ini membuat kedua burung ini terkejut. Mereka tidak biasa jika ada binatang lain berbagi soal makanan mereka dengan mudahnya.

Elang bertanya : "Mengapa kamu bersedia membagikan jagung milikmu bagi kami?". Sapi menjawab : "Oh, kami punya banyak makanan disini. Tuan Petani memberikan bagi kami apapun yang kami inginkan. Dengan undangan itu, Elang dan Kalkun menjadi terkejut dan menelan ludah. Sebelum selesai, Kalkun menanyakan lebih jauh tentang Tuan Petani.

Sapi menjawab : "Yah, dia menumbuhkan sendiri semua makanan kami. Kami sama sekali tidak perlu bekerja untuk makanan".


Kalkun tambah bingung : "Maksud kamu, Tuan Petani itu memberikan padamu semua yang ingin kamu makan?".

Sapi menjawab : "Tepat sekali!. Tidak hanya itu, dia juga memberikan pada kami tempat untuk tinggal."

Elang dan Kalkun menjadi syok berat!. Mereka belum pernah mendengar hal seperti ini. Mereka selalu harus mencari makanan dan bekerja untuk mencari naungan.

Ketika datang waktunya untuk meninggalkan tempat itu, Kalkun dan Elang mulai berdiskusi lagi tentang situasi ini. Kalkun berkata pada Elang : "Mungkin kita harus tinggal di sini. Kita bisa mendapatkan semua makanan yang kita inginkan tanpa perlu bekerja. Dan gudang yang disana cocok dijadikan sarang seperti yang telah pernah saya bangun. Disamping itu saya telah lelah bila harus selalu bekerja untuk dapat hidup."

Elang juga goyah dengan pengalaman ini : "Saya tidak tahu tentang semua ini. Kedengarannya terlalu baik untuk diterima. Saya menemukan semua ini sulit untuk dipercaya bahwa ada pihak yang mendapat sesuatu tanpa imbalan. Disamping itu saya lebih suka terbang tinggi Dan bebas mengarungi langit luas. Dan bekerja untuk menyediakan makanan dan tempat bernaung tidaklah terlalu buruk. Pada kenyataannya, saya menemukan hal itu sebagai tantangan menarik".

Akhirnya, Kalkun memikirkan semuanya dan memutuskan untuk menetap di mana ada makanan gratis dan juga naungan. Namun Elang memutuskan bahwa ia amat mencintai kemerdekaannya dibanding menyerahkannya begitu saja. Ia menikmati tantangan rutin yang membuatnya hidup.

Jadi setelah mengucapkan selamat berpisah untuk teman lamanya Si Kalkun, Elang menetapkan penerbangan untuk petualangan baru yang ia tidak ketahui bagaimana kedepannya. Semuanya berjalan baik bagi Si Kalkun. Dia makan semua yang ia inginkan. Dia tidak pernah bekerja.


Dia bertumbuh menjadi burung gemuk dan malas.

Namun lalu suatu hari dia mendengar istri Tuan Petani menyebutkan bahwa Hari Raya Thanksgiving akan datang beberapa hari lagi dan alangkah indahnya jika ada hidangan Kalkun panggang untuk makan malam. Mendengar hal itu, Si Kalkun memutuskan sudah waktunya untuk minggat dari pertanian itu dan bergabung kembali dengan teman baiknya, si Elang.

Namun ketika dia berusaha untuk terbang, dia menemukan bahwa ia telah tumbuh terlalu gemuk dan malas. Bukannya dapat terbang, dia justru hanya bisa mengepakngepakkan sayapnya.

Akhirnya di Hari Thanksgiving keluarga Tuan Petani duduk bersama menghadapi panggang daging Kalkun besar yang sedap.

Ketika anda menyerah pada tantangan hidup dalam pencarian keamanan, anda mungkin sedang menyerahkan kemerdekaan anda.

Selalu ada keju gratis dalam perangkap tikus - Pepatah kuno


Negeri Orang Bahagia AKUlah penciptamu. Aku akan turut campur dalam segala permasalahan hidupmu. Ingat, Aku tidak membutuhkan bantuanmu. Jika engkau menghadapi situasi sulit yang tidak bisa engkau pecahkan, masukkan ke kotak SFGTD (something for GOD to do)-mu. Semua masalah akan terselesaikan, namun bukan menurut ukuran waktumu tapi waktuKU. Sekali engkau masukkan masalah ke dalam kotak SFGTD-mu, engkau tidak perlu lagi melanjutkan kekuatiranmu. Lebih baik engkau terjunkan dirimu melanjutkan peran hidupmu saat ini. Jika engkau terjebak kemacetan, jangan bringas. Karena ada orang-orang yang memang ditetapkan mendahuluimu untuk kepentingan yang mengungkapkannya saja dia sudah tidak mampu. Saat engkau merasa hari-hari di kantormu tidak begitu baik, pikirkanlah orangorang lain yang keluar dari kantor beberapa tahun lalu Ketika hubunganmu memburuk, pikirkanlah orang-orang yang sudah lupa rasa mencintai dan dicintai. Saat engkau masih bisa menggunakan waktu akhir pekan untuk liburanmu; engkau masih lebih beruntung dari wanita penjahit yang bekerja 12 jam sehari, 7 hari seminggu demi anak-anaknya. Saat mobilmu rusak, pikirkanlah orang yang bahkan untuk berjalan saja dia sudah tidak mampu lagi. Ketika engkau berkaca di cermin merapikan rambutmu, pikirkanlah orang yang sedang sakit kanker yang selalu berharap rambutnya segera tumbuh.


Ketika engkau merasa menjadi korban dari kesalahan, kegetiran, pengabaian, ketidak-nyamanan orang lain, ingatlah sesuatu atau seseorang dapat saja salah, dan mungkin engkau salah satunya. Banyak hal yang dapat kita jadikan sebagai bahan renungan agar senantiasa disamping kita selalu berjuang menuju hidup yang lebih baik, kita selalu mensyukuri hidup ini. Akankah engkau sampaikan pesan ini ke kawan-kawanmu? Jika ya, paling tidak engkau akan menambah Penghuni Negeri Orang Bahagia.


RAHASIA KECIL KEBAHAGIAAN Rahasia kebahagiaan adalah MEMUSATKAN PERHATIAN PADA KEBAIKAN DALAM DIRI ORANG LAIN. Sebab, hidup bagaikan lukisan: Untuk melihat keindahan lukisan yang terbaik sekalipun, lihatlah di bawah sinar yang terang, bukan di tempat yang tertutup dan gelap sama halnya sebuah gudang.

Rahasia kebahagiaan adalah TIDAK MENGHINDARI KESULITAN. Dengan memanjat bukit, bukan meluncurinya, kaki seseorang tumbuh menjadi kuat.

Rahasia kebahagiaan adalah MELAKUKAN SEGALA SESUATU BAGI ORANG LAIN. Air yang tak mengalir tidak berkembang. Namun, air yang mengalir dengan bebas selalu segar dan jernih.

Rahasia kebahagiaan adalah BELAJAR DARI ORANG LAIN, dan bukan mencoba mengajari mereka. Semakin Anda menunjukkan seberapa banyak Anda tahu, semakin orang lain akan mencoba menemukan kekurangan dalam pengetahuan Anda. Mengapa bebek disebut "bodoh"? Karena terlalu banyak bercuap-cuap.

Rahasia kebahagiaan adalah KEBAIKAN HATI ; memandang orang lain sebagai anggota keluarga besar Anda. Sebab, setiap ciptaan adalah milik Anda. Kita semua adalah ciptaan Tuhan yang satu.

Rahasia kebahagiaan adalah TERTAWA BERSAMA ORANG LAIN, SEBAGAI SAHABAT, dan bukan menertawakan mereka, sebagai hakim.

Rahasia kebahagiaan adalah TIDAK SOMBONG. Bila Anda menganggap mereka penting, Anda akan memiliki sahabat ke manapun Anda pergi. Ingatlah bahwa musang yang paling besar akan mengeluarkan bau yang paling menyengat.


KEBAHAGIAAN DATANG KEPADA MEREKA YANG MEMBERIKAN CINTANYA SECARA BEBAS, yang tidak meminta orang lain mencintai mereka terlebih dahulu. Bermurah hatilah seperti mentari yang memancarkan sinarnya tanpa terlebih dahulu bertanya apakah orang-orang patut menerima kehangatannya.

Kebahagiaan berarti menerima apapun yang datang, dan selalu mengatakan kepada diri sendiri "Aku bebas dalam diriku".

KEBAHAGIAAN BERARTI MEMBUAT ORANG LAIN BAHAGIA. Padang rumput yang penuh bunga membutuhkan pohon-pohon di sekelilingnya, bukan bangunan-bangunan beton yang kaku. Kelilingilah padang hidup Anda dengan kebahagiaan.

Rahasia kebahagiaan adalah menjaga agar hati Anda terbuka bagi orang lain, dan bagi pengalaman-pengalaman hidup. Hati laksana pintu sebuah rumah. Cahaya matahari hanya dapat masuk bilamana pintu rumah itu terbuka lebar.

Sumber : Unknown (tidak diketahui)


SAAT TUHAN MENCIPTAKAN IBU Ketika itu, Tuhan telah bekerja enam hari lamanya. Kini, ketika Tuhan baru saja selesai menciptakan Ibu, seorang malaikat menghampiri Tuhan dan berkata lembut, Tuhan, banyak nian waktu yang Engkau habiskan untuk menciptakan Ibu?

Dan Tuhan menjawab pelan : Tidakkah kamu lihat rincian yang harus dikerjakan? Seorang Ibu harus tahan banting dan tahan akan banyak hal yang lain, harus terdiri atas 180 bagian yang lentur, lemas, dan tidak lekas capai, harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya.

Seorang Ibu harus mempunyai kuping yang lebar untuk menampung keluhan anak-anak dan suaminya, ciuman yang dapat menyembuhkan hati yang sedih, lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah, enam pasang tangan yang ‌‌

Malaikat itu menggeleng-gelengkan kepalanya dan menyela, enam pasang tangan? Jawab Tuhan, Tentu saja! Bukan tangan yang merepotkan Aku, melainkan tangan yang melayani sana-sini, mengatur segalanya agar menjadi lebih baik.

Seorang Ibu juga harus mempunyai tiga pasang mata. Bagaimana modelnya?, Malaikat semakin heran. Tuhan mengangguk-angguk. Dengan satu pasang mata yang pertama, yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat, Ibu dapat bertanya, Apa yang sedang kamu lakukan di dalam situ? Padahal, sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya. Sepasang mata kedua diletakkan di belakang kepalanya, agar bisa melihat kebelakang tanpa menoleh; artinya, ia dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh ia lihat. Sepasang mata ketiga untuk menatap lembut


seorang anak yang mengakui kekeliruannya. Mata itu harus bisa bicara! Mata itu harus berkata, Ibu mengerti dan Ibu sayang padamu, sekalipun tidak terucap dengan sepatah kata pun.

Tuhan, kata malaikat itu lagi : Beristirahatlah! Aku tidak bisa, Aku sudah hampir selesai. jawab Tuhan. Seorang Ibu harus bisa menyembuhkan diri sendiri kalau ia sakit, tetap memberi makan anak dan suaminya saat uang menipis di akhir bulan, di samping menyuruh anak umur 9 tahun mandi pada saat anak itu tidak ingin mandi.

Lalu, malaikat memegang-megang Ibu, ciptaan Tuhan itu dengan perlahan. Terlalu lunak, katanya memberi komentar. Tapi kuat!, kata Tuhan bersemangat. Tak akan bisa engkau bayangkan betapa banyak yang bisa ia tanggung, betapa banyak yang bisa ia pikul dan derita.

Apakah ia dapat berpikir? tanya malaikat lagi. Ibu bukan saja dapat berpikir, ia juga dapat memberi gagasan dan sekaligus berkompromi, kata Sang Pencipta.

Akhirnya, malaikat menyentuh sesuatu di pipi, Eh, ada kebocoran di sini. Itu bukan kebocoran, kata Tuhan. Itu adalah air mata ‌air mata kebahagiaan, air mata kebanggaan, air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air mata kesakitan, air mata kesepian, air mata ‌, dan air mata ‌

Tuhan memang ahlinya, malaikat berkata pelan. Mulialah engkau, wahai Ibu...


Sukses adalah Sebuah Pilihan ! (Maukah anda Berjuang untuk kesuksesan Anda Sendiri ?)

Sukses adalah dambaan setiap orang. Tidak ada satu orangpun yang menginginkan kegagalan dalam hidupnya. Untuk mencapai prestasi kesuksesan dalam hidup Anda maka terlebih dahulu Anda harus mempunyai tujuan hidup (goal setting). Tidak adanya tujuan hidup dalam diri Anda akan menyebabkan diri Anda pasif menerima apa saja yang disodorkan oleh kehidupan kepada Anda dan biasanya hidup Anda akan menjadi sangat membosankan / tidak menggairahkan.

Filosofi "Hidup Mengalir Seperti Air" bisa membuat orang terlena dan menerima apa saja yang disodorkan oleh kehidupan kepada Anda, sayang sekali hidup kita yang berharga ini kalo dibiarkan mengalir seperti air yang bisa jadi air tersebut akan mengalir ke got !! Karena hidup kita ini berharga maka kita sendiri-lah yang harus mengatur kemana air kehidupan kita akan mengalir ;

Kebanyakan orang yang hidup tanpa tujuan akan terfokus berjalan ditempat dan menghabiskan waktunya secara membosankan tanpa pencapaian prestasi yang berarti. Mereka hanya menjadi "penonton" dari suatu kehidupan. Mereka hanya bisa melihat kesuksesan orang lain tapi sama sekali tidak pernah membayangkan untuk dirinya sendiri. Inilah yang disebut hidup tanpa tujuan / misi!, Anda harus mempunyai misi hidup di dunia ini agar hidup Anda berarti dan menggairahkan! !

Untuk mencapai sukses tentu saja tidak mudah, karena Anda juga harus menyikapi kegagalan dengan baik jika memang Anda menghadapi kegagalan. Untuk mencapai sukses kerap kali kita harus melewati kesalahan / kegagalan dalam hidup. Banyak orang ingin sukses tapi sedikit sekali yang berani untuk menghadapi kegagalan.

Kalau Anda ingin sukses, Anda tidak boleh takut gagal!

Simak "Prestasi Kegagalan" seseorang dan bandingkan dengan diri Anda :


- Gagal dalam bisnis / bangkrut, thn 1831 - Dikalahkan dalam pemilihan legislatif, thn 1832 - Bisnis kembali bangkrut, thn 1834 - Tunangan meninggal dunia, thn 1835 - Nervous breakdown, thn 1836 - Dikalahkan dalam pemilihan legislatif, thn 1838 - Dikalahkan dalam pemilihan untuk U.S Congress, thn 1843 - Dikalahkan dalam pemilihan untuk U.S Congress, thn 1848 - Dikalahkan dalam pemilihan U.S Senat, thn 1855 - Dikalahkan dalam pemilihan untuk U.S Vice President, thn 1856 - Dikalahkan dalam pemilihan U.S Senat, thn 1858 -1860,

Namun Abraham Lincoln akhirnya berhasil Menjadi Presiden USA !!, You cannot fail... Unless you Quit!!

Anda bayangkan selama lebih dari 25 tahun, Abraham Lincoln adalah seorang "juara gagal". Jadi sebenarnya kegagalan itu tidak ada selama Anda terus berjuang, bertahan, belajar dari kesalahan dan mencari cara yang lebih baik mencapai kemenangan. Lain halnya jika Anda berhenti mencoba maka pada saat itulah Anda pantas disebut sebagai orang yang gagal alias pecundang!. Ingatlah bahwa "Winners never quit, Quitters never win !!"

Dalil untuk mencapai kesuksesan adalah :

1. Anda HARUS berani menjadi sedikit "GILA" - berani bermimpi dalam hal yang positif. Abraham lincoln yang gagal puluhan tahun, Thomas Alfa Edison yang gagal ribuan kali dalam uji coba lampu pijar, Columbus yang mengatakan dunia ini bulat ketika orang lain mengatakan dunia ini datar, Wright bersaudara yang ingin agar manusia bisa terbang, JF Kennedy yang ingin manusia bisa ke bulan dll adalah contoh-contoh manusia yang agak "gila" dan karena keuletannya yang luar biasa hebat inilah hidup mereka bermanfaat bagi banyak orang. Jadi terkadang Anda harus berani melakukan hal-hal yang berbeda dimana orang biasa tidak mau atau tidak berani melakukannya.


Seperti yang dikatakan oleh President Calvin Coolidge "nothing in the world can take the place of persistence, talent will not; nothing is more common than unsuccessful men with talent. Education will not; the world is full of educated derelicts. Persistence and determination alone are omnipotent"

Tidak ada yang bisa menggantikan arti penting kegigihan dan keuletan. Bakat pun tidak sebab ada sekian banyak orang gagal meski mereka berbakat . Pendidikan juga tidak bisa menggantikannya, sebab banyak orang berpendidikan tinggi tidak bisa mencapai apa-apa kecuali ijazahnya geripis dimakan jamur dan waktu.

Kegigihan, keuletan dan tekat yang membara untuk mencapai tujuan hidup Anda inilah yang akan mendobrak rintangan yang Anda hadapi. Jadi jika kekalahan demi kekalahan berusaha menjegal dan menjatuhkan Anda dan kesuksesan nampaknya makin mustahil maka ingatlah pernyataan diatas, bahwa "tidak ada yang bisa menggantikan kegigihan dan keuletan Anda!"

2. Kendalikan Pikiran Anda Pikiran adalah kekuatan luar biasa yang harus Anda bisa kendalikan (ingat : Aku adalah pikiran-ku). Galileo bahkan pernah mengatakan "hati-hati dengan pikiran Anda". Apa yang harus kita kendalikan?

Pikiran negatif adalah hal yang harus bisa Anda kendalikan. Pikiran negatif memang tidak bisa kita tolak masuk ke pikiran kita, namun Anda harus melawannya dengan lebih banyak memasukan pikiran yang positif.

Anda adalah apa yang Anda pikirkan !! Jika Anda pikir akan gagal, maka sebenarnya adalah Anda sudah gagal. Untuk itu sukses selalu dimulai dari pikiran Anda!. Anda harus memiliki sikap "can do attitude" yakni "aku bisa melakukan hal itu". Banyak orang yang belum apa-apa sudah mengatakan "aku tidak bisa". Memang nantinya Anda akan diuji oleh kekalahan / kegagalan tapi Anda jangan berhenti, tetap jaga pikiran Anda secara positif bahwa setelah malam yang paling gelap, fajar akan segera menyingsing, disana telah menunggu istana emas, Anda cukup hanya melewati kegagalan-kegagalan saja. Ketika tiap kali hati kecil kita


gundah karena belum melihat suatu hal menjadi lebih baik maka Anda harus ingatkan kepada pikiran Anda "I refuse to give up, i shall continue firmly, steadily, and persistently until my good appears!"

Ingatkan diri Anda secara terus menerus bahwa sukses bukan hanya milik orang yang brilian, berbakat, penuh keberuntungan dll tapi sukses luar biasa adalah milik orang yang persisten (pantang menyerah), yang terus berusaha mencari cara lebih baik dalam menemukan formula kemenangan meski berton-ton rintangan menghalangi Anda. Untuk menemukan emas, Anda harus menggali berton-ton tanah lumpur. Jangan pikirkan tanah lumpurnya tapi fokuslah pada emasnya !!

"Penemuan terbesar dalam generasi saya adalah bahwa kita dapat merubah hidup kita dengan merubah pola pikir kita" (William James)

3. Selesaikan apa yang telah Anda mulai. Ya! Anda harus menyelesaikan apa yang telah Anda mulai rencanakan sebelumnya, jangan berhenti sebelum Anda menyelesaikannya. Fokuslah sampai tujuan Anda tercapai. Sukses dan gagal memiliki perbedaan yang tipis. Tidak ada orang yang gagal didunia ini, yang ada hanyalah orang cepat menyerah. Jika saja Thomas Alfa Edison berhenti pada percobaan yang ke 900 mungkin namanya tidak akan melegenda hingga saat ini.

Jangan repotkan pikiran Anda dengan kegagalan masa lalu apalagi sampai membuat Anda trauma. Ubah rasa traumatik Anda, ubah kegagalan Anda menjadi energi positif untuk memperbaiki diri. Ubah energi kekalahan menjadi kekuatan baru dimana Anda akan melakukan upaya yang lebih baik dan lebih hebat dari sebelumnya.

Jangan pernah menyesali diri ataupun iri hati karena Anda tidak terlahir dalam keluarga kaya, tidak dapat harta warisan berlimpah, tidak dapat suami / istri kaya, tidak dikaruniai bakat, keberuntungan dll. Untuk sukses Anda hanya perlu memiliki tujuan yang jelas, persistensi dan determinasi yang keras untuk mencapai tujuan tersebut. Hidup ini keras dan Anda juga harus keras agar hidup ini melunak kepada Anda.


TERNYATA AYAH ITU MENAKJUBKAN! !!! Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun - dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.

Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar. Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret. Ayah selalu tepat janji!

Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi sebenarnya lebih menyenangkan.

Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka, karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.

Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu), tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi. Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti mengapung di atas air setelah ia melepaskannya.

Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.

Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi. Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup Ayah benar-benar senang membantu seseorang... tapi ia sukar meminta bantuan.


Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah. Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu. Dan hasilnya?... .mmmmhhh..." tidak terlalu mengecewakan" Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia bisa belajar dengan cepat.

Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.

Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat.

Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.

Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya.

Ayah percaya orang harus tepat waktu. karena itu dia selalu lebih awal menunggumu.

AYAH ITU MURAH HATI..... Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan.... .

Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin bicara...

Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp mu tiap semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa banyak kerutan di dahinya....


Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu....

Ayah akan berkata ,, tanyakan saja pada ibumu" Ketika ia ingin berkata ,,tidak"

Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya kepergok menghisap rokok dikamar mandi.

Ayah mengatakan “tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan"

Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan sesuatu hal yang baik persis seperti caranya....

Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri....

Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskannya.

Ayah tidak suka meneteskan air mata .... ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya, dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya (ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis) ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu...ketika kau mimpi akan dibunuh monster... tapi.....ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan.

Ayah pernah berkata : "kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan


berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. Begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu, jika kau ingin mendapatkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang Menciptakannya"

Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan: , �jadilah lebih kuat dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu, berikan yang lebih baik untuk menantu dan cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu"

Dan untuk masa depan anak gadisnya Ayah berpesan :" jangan cengeng meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau gantikan posisi Ayah di hatimu"

Ayah bersikeras,bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik daripada kamu dulu....

Ayah bisa membuatmu percaya diri... karena ia percaya padamu...

Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik....

Dan terpenting adalah... Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya.


THE POWER OF CHARACTER (KEKUATAN DARI KARAKTER) Oleh : Jakoep Ezra, MBA, CBA - Character Specialist dan founder dari Power Character Mari sediakan waktu beberapa menit dan mengambil makna dari cerita ini Seorang anak lelaki berusia 12 tahun, menjual koran di jalan. Dia menawarkan koran-koran tersebut pada setiap mobil yang berhenti di lampu merah. Dengan wajahnya yang polos, ia mengetuk jendela mobil saya. Saya menatap dia sebentar dan hati saya tergerak, yang pada akhirnya saya membeli korannya walaupun saya tidak membutuhkannya. “Dua ribu lima ratus rupiah, pak”. Kata anak tersebut. Saya mencari uang yang lebih kecil kembaliannya tetapi tidak dapat saya temukan. Saya memberikan padanya sepuluh ribu rupiah. Saya tidak mempunya kembaliannya saat ini pak”. Respon dari si anak. Lampu sudah berubah ke hijau, mobil saya harus jalan. “Kalau begitu saya akan ambil kembaliannya besok”, kata saya kepada anak tersebut ketika mobil saya mulai berjalan. Pikiran-pikiran negatif menyeruak di dalam diri saya. Bagaimana jika saya tidak melihat anak kecil tersebut lagi di jalan yang sama keesokan harinya? karena uang tersebut bukan dalam jumlah yang besar, maka saya dengan cepat melupakannya. Hari berikutnya, saya melewati jalan yang sama. Dari kejauhan, saya dapat melihat anak kecil tersebut. “Ini uang kembalian bapak” anak kecil tersebut memberikan uangnya. Jujur saja, saya tertegun dengan karakter anak ini, walaupun ia mempunyai kesempatan untuk menghilang tetapi ia memilih untuk dapat dipercaya. Saya kagum padanya karena di tengah-tengah krisis kepercayaan di sekitar kita, masih


ada anak-anak dengan karakter yang tulus dan keinginan yang kuat untuk bekerja keras demi masa depan mereka. Kenapa karakter begitu penting? Karena dengan karakter kita dapat menemukan: 1. Kualitas dari kehidupan 2. Nilai dari kehidupan 3. Benih dari kesuksesan 4. Sikap mental yang terlatih menghadapi tantangan 5. Kekuatan dalam diri untuk bertahan dan menang 6. Hikmah dari kegagalan dan sukses 7. Ketulusan dari dalam hati 8. Filosofi sebagai prinsip untuk bertindak sportif 9. Pengembangan mental yang kokoh 10. Hubungan erat yang terbentuk antara kita dengan Tuhan. Karakter adalah kualitas dari kehidupan Kualitas dari kehidupan bukan berarti seseorang harus sukses, kaya, pintar atau mempunyai status yang baik. Kualitas dari kehidupan didasarkan oleh karakter yang kuat. Karakter digunakan sebagai dasar atau prioritas dalam hidup. Seseorang tidak akan mempunyai sesuatu yang dapat dibanggakan, tetapi jika ia menempatkan karakter sebagai dasar, kita dapat mengatakan bahwa kehidupan ia akan jauh lebih bersinar dibandingkan dengan individu lain yang melakukan hal sebaliknya. Karakter seseorang akan terlihat ketika dia berada dalam situasi: 1. Tekanan 2. Tantangan 3. Masalah-masalah 4. Pencobaan 5. Kesulitan


Kepribadian adalah sebuah jalan kehidupan atau etika kehidupan yang dapat terlihat atau dirasakan oleh orang lain yang berada di sekitar individu tersebut. Kepribadian tidak dapat menggambarkan karakter sebenarnya dari individu. Kualitas kepribadian dapat memimpin seseorang menjadi sukses tetapi hanya kualitas karakter yang dapat membuat seseorang tetap berada di atas kesuksesannya.

Bagaimana orang lain melihat kita? Orang lain melihat dan menilai kita dari: 1. Cara kita berpakaian 2. Cara kita berjalan 3. Cara kita berbicara 4. Cara kita melihat 5. Cara kita duduk 6. Cara kita makan dan minum 7. Cara kita bekerja 8. Cara kita berjabat tangan 9. Cara kita menata rambut 10. Dari keseluruhan penampilan kita Semua poin di atas adalah kondisi fisik yang dapat terlihat dari luar dan semuanya dapat diatur atau mungkin dikamuflase. Memanipulasi diri melalui penampilan luar. Kita sering mengatakan penampilan seseorang adalah etika dari orang tersebut, yang dapat menempatkan diri dengan baik di setiap situasi. Dapat dikatakan orang ini adalah individu yang beretika. Bagaimanapun ketika, orang yang beretika tidak lagi mementingkan kualitas karakter kehidupan yang baik, maka dia telah berhasil memanipulasi orang lain dengan etikanya yang baik itu karena apa yang terlihat oleh orang lain pada seseorang terjadi pada situasi normal. Karakter individu yang sebenarnya akan terlihat ketika indvidu berhadapan dengan tekanan, tantangan atau masalahmasalah.


Kita mempunyai potensi-potensi untuk memanipulasi orang lain dengan kepintaran, pengalaman dan kekuatan penampilan luar kita tetapi ada satu hal yang penting jika kita ingin mengetahui kualitas hidup sebenarnya dari seseorang yaitu waktu. Waktu adalah cara pengujian yang ampuh Secara normal, kita hanya berinteraksi dengan orang lain dalam jangka waktu yang pendek, misalnya dalam waktu kerja atau hanya dalam beberapa jam. Maka orangorang yang mengetahui sifat baik dan kualitas kehidupan kita adalah orang-orang yang telah mengenal dan bersama kita dalam jangka waktu yang panjang. Ekspresi yang tersembunyi akan terlihat dalam situasi tertentu. Tidak ada orang yang dapat menyembunyikan dirinya yang sebenarnya di dalam untuk selamanya, karena dari cara dia berbicara, bertindak dan merespon, kita dapat mengidentifikasi karakter dia. Kita tetap membutuhkan waktu untuk mengingat atau mengetahui karakter temanteman kita. Dengan mempelajari dan mengetahui ilmu karakter, kita akan menjadi sebuah pribadi yang seutuhnya. Bisa menikmati kehidupan yang nyaman, sehat dan bahagia. Kesuksesan akan dijagai oleh karakter yang baik karena kita bisa menggapai sukses dengan karisma tetapi hanya karakter yang bisa menjagai kesuksesan kita tetap pada puncaknya.


Tiga Karung Beras Ini adalah makanan yang tidak bisa dibeli dengan uang. Kisah ini adalah kisah nyata sebuah keluarga yang sangat miskin, yang memiliki seorang anak laki-laki. Ayahnya sudah meninggal dunia, tinggallah ibu dan anak laki-lakinya untuk saling menopang. Ibunya bersusah payah seorang membesarkan anaknya, saat itu kampung tersebut belum memiliki listrik. Saat membaca buku, sang anak tersebut diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih menjahitkan baju untuk sang anak. Saat memasuki musim gugur, sang anak memasuki sekolah menengah atas. Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah sehingga tidak bisa lagi bekerja disawah. Saat itu setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa tiga puluh kg beras untuk dibawa kekantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibuya tidak mungkin bisa memberikan tiga puluh kg beras tersebut. Dan kemudian berkata kepada ibunya: " Ma, saya mau berhenti sekolah dan membantu mama bekerja disawah". Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata : "Kamu memiliki niat seperti itu mama sudah senang sekali tetapi kamu harus tetap sekolah. Jangan khawatir, kalau mama sudah melahirkan kamu, pasti bisa merawat dan menjaga kamu. Cepatlah pergi daftarkan kesekolah nanti berasnya mama yang akan bawa kesana". Karena sang anak tetap bersikeras tidak mau mendaftarkan kesekolah, mamanya menampar sang anak tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh mamanya.


Sang anak akhirnya pergi juga kesekolah. Sang ibunya terus berpikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh. Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa Ibunya datang kekantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari bahunya. Pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya dan mengambil segenggam beras lalu menimbangnya dan berkata : " Kalian para wali murid selalu suka mengambil keuntungan kecil, kalian lihat, disini isinya campuran beras dan gabah. Jadi kalian kira kantin saya ini tempat penampungan beras campuran". Sang ibu ini pun malu dan berkali-kali meminta maaf kepada ibu pengawas tersebut. Awal Bulan berikutnya ibu memikul sekantong beras dan masuk kedalam kantin. Ibu pengawas seperti biasanya mengambil sekantong beras dari kantong tersebut dan melihat. Masih dengan alis yang mengerut dan berkata: "Masih dengan beras yang sama". Pengawas itupun berpikir, apakah kemarin itu dia belum berpesan dengan Ibu ini dan kemudian berkata : "Tak perduli beras apapun yang Ibu berikan kami akan terima tapi jenisnya harus dipisah jangan dicampur bersama, kalau tidak maka beras yang dimasak tidak bisa matang sempurna. Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya" . Sang ibu sedikit takut dan berkata : "Ibu pengawas, beras dirumah kami semuanya seperti ini jadi bagaimana? Pengawas itu pun tidak mau tahu dan berkata : "Ibu punya berapa hektar tanah sehingga bisa menanam bermacam- macam jenis beras". Menerima pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut akhirnya tidak berani berkata apa-apa lagi. Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali kesekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata: "Kamu sebagai mama kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang saja berasmu itu !". Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata: "Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis". Setelah


mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sang ibu tersebut akhirnya duduk diatas lantai, menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak. Sang ibu tersebut menghapus air mata dan berkata: "Saya menderita rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku dan mau berhenti sekolah untuk membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah lagi." Selama ini dia tidak memberi tahu sanak saudaranya yang ada dikampung sebelah. Lebih-lebih takut melukai harga diri anaknya. Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat pergi kekampung sebelah untuk mengemis. Sampai hari sudah gelap pelan-pelan kembali kekampung sendiri. Sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul diserahkan kesekolah. Pada saat sang ibu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata: "Bu sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan sumbangan untuk keluarga ibu." Sang ibu buru- buru menolak dan berkata: "Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini." Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam- diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut selama tiga tahun. Setelah Tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk ke perguruan tinggi qing hua dengan nilai 627 point. Dihari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk diatas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang. Yang lebih aneh lagi disana masih terdapat tiga kantong beras.


Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju kedepan dan menceritakan kisah sang ibu ini yang mengemis beras demi anaknya bersekolah. Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata : "Inilah sang ibu dalam cerita tadi." Dan mempersilakan sang ibu tersebut yang sangat luar biasa untuk naik keatas mimbar. Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat kebelakang dan melihat gurunya menuntun mamanya berjalan keatas mimbar. Sang ibu dan sang anakpun saling bertatapan. Pandangan mama yang hangat dan lembut kepada anaknya. Akhirnya sang anak pun memeluk dan merangkul erat mamanya dan berkata: "Oh Mamaku...... ......... ... Inti dari Cerita ini adalah: Pepatah mengatakan: "Kasih ibu sepanjang masa, sepanjang jaman dan sepanjang kenangan" Inilah kasih seorang mama yang terus dan terus memberi kepada anaknya tak mengharapkan kembali dari sang anak. Hati mulia seorang mama demi menghidupi sang anak bekerja tak kenal lelah dengan satu harapan sang anak mendapatkan kebahagian serta sukses dimasa depannya. Mulai sekarang, katakanlah kepada mama dimanapun mama kita berada dengan satu kalimat: " Terimakasih Mama.. Aku Mencintaimu, Aku Mengasihimu. .. selamanya".


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.