Virus Geger, UKT Keteter

Page 1


2

No. 160 XX Bulanan Edisi Juli 2020

KOMITMEN

TABIK PUN

PERLU BERSINERGI

Nasib nahas sedang menimpa para mahasiswa Universitas Lampung. Pasalnya, mereka harus membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) semester ganjil di tengah orangtuanya yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau menurunnya penghasilan imbas Covid-19. Mulanya mereka mampu membayar UKT sebelum Covid-19 mewabah. Namun, sejak ada pandemi Corona terdapat pola ekonomi orang tua yang signifikan berubah kecuali Aparatur Sipil Negara (ASN). Alhasil, penetapan golongan UKT ketiga-kelima bagi orang tua mahasiswa terdampak Covid-19 sudah tidak relevan lagi. Salah satunya Maksudi. Ia ayah dari Holifa Arba Arafi (PGPAUD’18) yang mengalami pemutusan hubungan kerja secara mendadak. Sebab, selama Corona jasanya tidak terpakai. Maksudi salah satu kisah dari enam puluh empat orang yang mengisi form daring Teknokra. Mereka harus menyiapkan mahar untuk anaknya semester ganjil, meski penghasilan surut. Sayangnya, kondisi seperti ini belum disambut baik oleh pemangku kebijakan universitas. Kebijakan UKT sendiri belum terang benderang terkait kriteria mahasiswa yang mendapat penundaan atau pemotongan UKT. Meski Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 25 Tahun 2020 Tentang Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tak perlu lagi pejabat Rektorat beralasan bila ingin berempati meringankan atau dibebaskan UKT bagi mahasiswa imbas Covid-19. Seperti halnya, mengganggu dana operasional Unila. Para petinggi Rektorat Unila bisa mencontoh tindakan dosen dan alumni Agribisnis Fakultas Pertanian. Pasalnya, mereka bergotong royong mengulurkan bantuan untuk mahasiswanya yang terdampak pandemi dengan merogoh kocek pribadi. Apalagi, tagline Unila berubah, yakni “Bersinergi dan Berinovasi untuk Negeri”. Supaya tak simbolis saja, wujudkan kata sinergi itu dengan saling bergotong royong membantu mahasiswa yang terdampak Covid-19. Jika mentok, Unila bisa membuka donasi atau jaring relasi dengan alumni dan kolega Unila=

Kepengurusan Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia mengumumkan kasus Covid-19 pertama kalinya di Indonesia Senin, 2 Maret lalu. Hal tersebut sontak membuat masyarakat panik. Pemerintah segera menerapkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hampir di semua provinsi. Hal ini juga berdampak pada sektor pendidikan yakni sekolah dan perguruan tinggi. Sekolah dan perguruan tinggi mulai mengadakan pembelajaran daring, tidak terkecuali Universitas Lampung (Unila). Berdasarkan surat edaran Rektor Universitas Lampung nomor 4478/UN26/TU/2020 Tentang Per-

Covid-19

panjangan Periode Pencegahan Penyebaran Infeksi Covid-19. Pihak Unila memperpanjang masa pembelajaran daring sampai waktu yang belum ditentukan. Kebijakan ini membuat program kerja lembaga kemahasiswaan mengalami berbagai kendala. Hal tersebut juga dialami UKPM Teknokra. Kepengurusan Covid-19 menjadi julukan yang melekat bagi pengurus tahun ini. Bukan perkara mudah menjalankan roda organisasi secara daring. Kami juga masih sering terbentur berbagai kendala. Baik dalam kegiatan yang berubah menjadi daring. Maupun, mengura-

Judul: VIRUS GEGER, UKT KETETER Ide dan Desain: Azhar Azkiya

ngi berkontak langsung dengan narasumber. Sampai, kesulitan koordinasi kru redaksi yang harus terpisah jarak. Kembali kami menyapa kalian dengan tabloid edisi 160 dalam bentuk daring. Kami berikan informasi terhangat seputar kampus. Selain itu, kami terus menjaga eksistensi produk Teknokra dan mengemban peran sebagai mahasiswa, aktivis, dan pers kampus di situasi pandemi seperti ini. Pada tabloid edisi kedua ini kami mengajak civitas academica untuk membuka mata dengan mengkritisi kebijakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Unila. Ikhwal orangtua yang kesulitan finansial sejak virus Corona mewabah. Sehingga, mereka kesulitan membayar tagihan UKT. Pihak universitas belum mengelurkan kebijakan kongkret terkait UKT. Meskipun, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah mengeluarkan siaran pers terkait kebijakan penyesuaian UKT. Dari pojok PKM, tiada hentinya kami menyuarakan untuk Tetap Berpikir Merdeka!=

KYAY JAMO ADIEN

PEMIMPIN UMUM Chairul Rahman Arif PEMIMPIN REDAKSI Mitha Setiani Asih REDAKTUR DALAM JARINGAN Sri Ayu Indah Mawarni REDAKTUR BERITA Andre Prasetyo Nugroho REDAKTUR ARTISTIK Dhea Putri Utami EDITOR Yesi Sarika, Eka Oktaviana FOTOGRAFER Aghnia Nur Anisa, M. Faizzi Ardhitara STAF ARTISTIK Azhar Azkiya, Ihwana Haulan REPORTER Rahel Azzahra PEMIMPIN USAHA Fahimah Andini MANAJER OPERASIONAL Anissa Diah Pertiwi STAF IKLAN DAN PEMASARAN Rahel Azzahra STAF KEUANGAN Azhar Azkiya KEPALA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Ria Shinta Maya STAF PUSLITBANG Annisa Diah Pertiwi, M. Faizzi Ardhitara KEPALA KESEKRETARIATAN Nofia Mastuti STAF KESEKRETARIATAN Yesi Sarika, Aghnia Nur Anissa MAGANG Sofia N., Maria C., Galih P. W.,Henny M., Yolla A.P., Shofy A.A., Fajar H.J., Sandra P., Buliano A. B., Rizki A., Ridho D.S., Armanda A. A., Farid R., Pratiwi D. L., Diah P.,Silvia A., Adji A., Ahmad F., Ridho E., Shinta A.

MAJALAH TEKNOKRA diterbitkan oleh Unit Kegiatan Penebitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra Universitas Lampung. Alamat : Gerha Kemahasiswaan Lt.1 Jl. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung 3541 Email : teknokratv@gmail.com Website : www. teknokra.com Telp : (0721) 778717

Ilustrasi: Azhar Azkiya

PELINDUNG Prof. Dr. Karomani, M.Si. PENASEHAT Prof. Dr. Yulianto, M.Si., Hero Satrian Arif, S.E., M.H. DEWAN PEMBINA Dr. M. Thoha B. Sampurna Jaya, M.S. ANGGOTA DEWAN PEMBINA Prof. Dr. Muhajir Utomo, M.Sc., Dr. Eddy Riva’i SH.,Prof. Dr. Yuswanto, SH., M.Hum., Dr. Maulana Mukhlis, S.Sos., M.IP., Asrian Hendi Caya, SE., ME., Dr. Yoke Moelgini, M.Si., Irsan Dalimunte, SE., M.Si., MA., Dr. Dedy Hermawan, S.Sos., M.Si., Dr. H. Sulton Djasmi, M.Si., Syafaruddin, S.Sos. MA., Toni Wijaya, S.Sos., MA.s.


No. 160 XX Bulanan Edisi Juli 2020

3

KAMPUS IKAM

Progja Daring, Dana Kemahasiswaan Tidak Terserap Oleh: Yesi Sarika mengatakan UKM PSHT juga melakukan latihan secara daring. Ia sepakat jika dana kemahasiswaan dialihkan untuk kegiatan daring, namun dengan mekanisme yang jelas. “Nantinya jika mereka (rektorat) minta bukti dari setiap kuota yang keluar kan tidak semua habis karena daring, cara pembuktiannya gimana ini? kalau kita diminta transparansi,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan WhatsApp (28/06). Senada dengan Arasyid, Ketua UKM Pramuka, Agus Setiawan (Ilmu Hukum’17) mengharapkan dana kemahasiswaan dapat diserap meskipun kegiatan daring. Menurutnya, kegiatan daring juga membutuhkan biaya. Kepala Biro Akademik dan Ke-

mahasiswaan, Hero Satrian Arif mengatakan belum ada mekanisme pengalihan dana kemahasiswaan untuk kegiatan daring. Dana yang tidak terserap akan dikembalikan ke negara. Ia juga menuturkan perubahan mekanisme harus dibahas bersama bagian kemahasiswaan. Menurutnya, belum ada UKM yang melaporkan kegiatan daring yang telah dilaksanakan. “Sudah pernah belum kalian bicarakan ke bagian kemahasiswaan kegiatan-kegiatan kalian, itu dulu. Kalau di mata anggaran tidak ada, apa yang mau dipertanggung jawabkan. saya sendiri gak tau kegiatan kalian seperti apa, kalau kegiataanya saja gak tau, jadi bagaimana mau seperti apa laporannya,” tegasnya=

Oleh: M. Faizzi Ardhitara

D

ana Kemahasiswaan tidak terserap secara maksimal, sejak diberlakukan kuliah daring pada 16 Maret lalu. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) banyak beralih melaksanakan program kerja (progja) daring. Riko Ardiansyah (Administrasi Bisnis’17), Ketua UKM Paduan Suara Mahasiswa (PSM) mengatakan biaya kegiatan daring berasal dari dana pribadi. Ia merencanakan pengalihan dana kemahasiswaan untuk kegiatan daring. “Secara informasi membuat anggaran baru belum ada. Karena rancangan anggaran awal tidak sesuai dengan kondisi yang sekarang terjadi,” ujarnya. Arasyid Fatmi (Ilmu Hukum’16), Ketua UKM Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)

Panjat dinding Mapala rusak. Panjat dinding (Wall Climb) Mapala rusak, ada beberapa bagian yang lepas dan besinya sudah mulai berkarat (2/07).

ngekhibas 1. Pak, yang kamu lakukan ke mahasiswa itu jahat! 2. Kepala Biro aja bingung masalah dana kemahasiswaan apalagi mahasiswanya? 3. Tanada mau ada di FKIP, yang akur ya!

Pro dan Kontra Tarbiyatun Nada FKIP Oleh: Andre Prasetya Nugroho

T

arbiyatun Nada atau akrab disebut Tanada adalah komunitas yang menjadi wadah pengemba ngan seni religi islam di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung. Tanada sendiri diresmikan oleh Dekan FKIP Prof. Dr. Bujang Rahman, M.Si pada Selasa, 9 Juni 2015. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Tanada Abdul Rozak (Ppkn ‘18) saat dihubungi melalui pesan WhatsApp (19/04). Ia mengatakan Tanada ini sejajar dengan marchind band yang berada di FKIP. Namun, tanada ini sempat vakum di tahun 2018 dan 2019. “Kalau perihal status sendiri Tanada ini sudah resmi, karena kita dulunya diresmikan oleh Dekan FKIP dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni pada tahun 2015. Secara legalitas kami sudah diakui oleh pihak Dekan,” ka-

tanya. Rozak sudah melakukan audiensi dengan pihak dekanat terkait rencana menghidupkan kembali Tanada pada Rabu, 11 Maret lalu. Hasil audiensi itu adalah Tanada berdiri langsung di bawah naungan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni. Selanjutnya, ia diminta mendata kembali alat-alat milik Tanada. “Jika ada permasalahan segera hubungi Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni. Kalau ada masalah dengan keberadaan Tanada biar Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni yang mengurus bila perlu pimpinan Lembaga Kemahasiswaan (LK) di FKIP dikumpulkan dan diberitahu kalau ada Tanada,” jelasnya. Ketua Umum Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPM-F), Rendi Irawan (PPKn ’17) mempermasalahkan keberadaan Tanada yang ia telu-

suri lewat media sosialnya. Terkait unggahan mereka yang menyatakan sebagai Unit Kegiatan Minat Bakat Mahasiswa (UKMBM). “Kami DPM mendapat laporan kalau adanya UKMBM yang ada di FKIP dan kami cek melalui Instagram mereka dan ternyata benar adanya. Sementara dalam peraturan kita tidak ada yg namanya UKMBM,” tuturnya. Ia juga menjelaskan bahwa ia tidak setuju jika Tanada mengaku sebagai UKMBM. Menurutnya, UKMBM itu tidak ada dalam peraturan fakultas dan hal tersebut melanggar aturan. “Tapi kalau sebagai komunitas itu baru bisa. Tidak sejajar dengan UKM atau forkom prodi,” jelasnya. Ia juga mengimbau kepada Tanada agar mencabut postingan-postingan yang mengaku sebagai UKMBM resmi. Rendi mengungkapkan selama tidak

melanggar aturan yang ada DPM-F tidak ada wewenang untuk menolak. “Mereka melanggar aturan ketika dia mengaku sebagai UKM atau UKMBM resmi,” tegasnya. Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKM-F) yang bergerak di bidang keagamaan Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam (FPPI) juga menanggapi hal ini. Amiza Rezika (PPKn ’18), Ketua Umum FPPI mengatakan adanya Tanada ini sangat bagus. “Komunitas minat bakat yang mengingatkan untuk terus bersholawat pada nabi, dan seni-seni keislaman. Ini sesuai dengan cita-cita FKIP untuk mewujudkan iklim kampus yang religius,” katanya. Menurutnya, seni islam merupakan salah satu cara pensyi’aran nilai agama. “Terlebih kalau saya pribadi juga memang ikut grup marawis sewaktu di Aliyah. Dan keluarga besar juga sangat suka seni-seni keis-

laman,” tuturnya. Amiza juga menuturkan bahwa FPPI tidak ada alasan untuk menolak Tanada di lingkungan FKIP. “Wah nggak ada alasan untuk FPPI menolak sebuah komunitas, terlebih bergerak dalam seni keislaman,” ungkapnya. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Riswanti Rini membenarkan Tanada dihidupkan kembali. “Memang kita punya drumband dan marawis itu masih pada saat kepengurusan (Dekan) yang lama, sebenarnya kemarin baru didata ulang drumband dan tarbiyatun nada,” ujarnya. Ia juga belum sempat menindaklanjuti keberadaan Tanada akibat pandemi. “Karena keburu situasinya seperti ini jadi belum ada tindak lanjut, sekarang lagi difokuskan ke kegiatan pembelajaran kalau situasi sudah membaik baru nanti kita akan memulai lagi,” katanya=


4

No. 160 XX Bulanan Edisi Juli 2020

KAMPUS IKAM

Unila Gelar Wisuda Daring Oleh: Silvia Agustina

Oleh: M. Faizzi Ardhitara

Tanam perdana. Tanam perdana bibit melon agro wisata Universitas Lampung oleh Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Asep Sukohar. Luas lahan tersebut 5-6 ribu meter dengan bibit sebanyak 7000 batang (2/07).

KKN di Tengah Pandemi Covid-19

Oleh: Armanda Akhmal Aerlangga

Unila-tek: Wabah Covid-19 membuat Universitas Lampung (Unila) menggelar wisuda periode IV dan V tahun 2020 secara virtual melalui platform zoom dan youtube pada Rabu (24/6). Wisuda langsung diadakan secara simbolik oleh 24 wisudawan terbaik hadir pada wisuda digelar di Gedung Serba Guna (GSG) Unila yang dipimpin langsung oleh Rektor Unila, Prof. Karomani. Prof. Heryandi, Wakil Rektor Bidang Akademik, mengatakan sebelumnya ia sudah berusaha memahami situasi dan kondisi mahasiswa. ”Tentunya ada hal-hal yang tidak mampu diwujudkan. Mau diapakan, kalau mahasiswa mau bisa mereka ke tempat yang ada jaringan,” Ujarnya Salah satu peserta wisuda yang juga menjadi lulusan terbaik 1 Unila periode IV, Yulina Winda Rahma (Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia’16) menyampaikan rasa syukur bisa mengikuti wisuda daring. “Syukur dan bangga karena menjadi generasi pertama yang merasakan wisuda daring. Ini sejarah baru. Wisuda dengan menggunakan kecanggihan teknologi virtual, plus dua periode sekaligus,” ujarnya. Senada dengan Yulina, Nur Sazaro Tudhur ( Pend. Kedokteran ’16) merasa terharu dengan wisuda secara daring ini, “Aku terharu sama teman- teman Unila yang tetap mau menghargai dan mengikuti keputusan kampus,” ungkapnya=

Fokma Akan Adakan Mubes Daring Oleh: Sandra Puspita

Unila-tek: Universitas Lampung (Unila) tetap mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode II di tengah pandemi Covid-19. Kegiatan ini diikuti oleh 925 mahasiswa dari pelbagai jurusan sejak 1 juli 2020 . Ketua Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata (BP-KKN), Muhammad Basri menuturkan KKN periode II ini bernama KKN Mandiri Putra Daerah. Menurutnya, siasat baru dalam menghadapi KKN di tengah pandemi. Kemudian, kelompok dibentuk berdasarkan kecamatan terdekat dari desa lokasi KKN dan menginap di salah satu rumah putra daerah. “KKN Mandiri Putra daerah ini sama seperti biasa tapi semua putra daerah dari kabupaten kita kembalikan ke kabupaten asal mahasiswa tersebut. Kemudian, kelompok dibentuk berdasarkan kecamatan terdekat dari desa lokasi KKN,” ujarnya. Basri

mengatakan untuk mahasiswa yang berada di luar Provinsi Lampung nantinya tetap akan melaksanakan KKN dan akan tergabung dengan kelompok KKN yang berada di kabupaten di Provinsi Lampung. Mereka tetap melaksanakan program kerja di desa masing-masing. Menurut Michelle Adellina, (Ilmu Pemerintahan’17), KKN Mandiri adalah solusi untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19. “Dengan adanya KKN di lingkungan rumah itu salah satu solusi yang tepat karena adanya wabah covid ini. Namun, KKN mandiri ini menjadi kesulitan juga bagi para mahasiswa, karena semua harus dilakukan sendiri baik progja maupun yang lain,” ujarnya. Senada dengan Michelle, Nindi Silvi (Pendidikan Biologi’17) me-

nuturkan KKN yang dilaksanakan secara mandiri di rumah tentu tidak efektif dan sedikit menyulitkan mahasiswa. Hal ini karena program kerja yang dilakukan secara mandiri juga. “Menurut saya sulit selain itu program ini juga pertama kalinya jadi pasti banyak kekurangan dan ketidakefektifan,” tuturnya. Ia juga menanggapi terkait sosialisasi KKN Mandiri. Menurutnya alur pelaksanaannya yang belum jelas. “Unila sudah menyosialisasikan dengan baik pengenai pelaksanaan program ini dan tentunya juga secara daring. Namun, masih ada beberapa yang belum jelas mengenai KKN ini, mungkin nanti akan ada sosialisasi lanjutan dari pihak DPL untuk setiap kecamatan agar mahasiswa tidak kebingungan saat turun ke lapangan,”ujarnya=

Apa benar semester depan ukt memang 100% tidak bayar. Rinaldi Pelawi (Teknik Sipil 2015) Saya ingin mengeluhkan tentang fasiltas di gedung kuliah khususnya gedung J FKIP yang menjadi gedung kelas kami (Pendidikan Sejarah) yang menurut saya perlu diperhatikan lagi. Contohnya ruang kelas yg panas dikarnakan AC yang tidak berjalan dengan baik. Sehingga, mengganggu proses belajar mengajar. Coba saja anda bayangkan kuliah di tempat yang panas di siang hari rasanya seperti di sauna. Muhammad Rizkillah (Pendidikan Sejarah 2018)

Kayaknya banyak lahan kosong yang area rumah sakit, coba dong dibuat area yang lebih bermanfaat. Allabus Royan (Peternakan 2016) Sampaikan keluahanmu lewat pesan whatsapp/Sms dengan format Nama_Jurusan_ Angkatan_komentarmu. Kirim ke 085771829609 (Mitha) atau 0895620690306 (Andre). Tanggapan akan dimuat dalam tabloid edisi selanjutnya

Alamat : Gerha Kemahasiswaan Lt.1 Jl. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung 3541 Email : teknokratv@gmail.com Website : www.teknokra.com Telp : (0721) 778717

FKIP-tek: Forum Komunikasi Mahasiswa (Fokma) Sejarah Universitas Lampung (Unila) akan adakan Musyawarah Besar (Mubes) secara daring. Keputusan tersebut merupakan hasil musyawarah dari pengurus Fokma dengan berbagai pertimbangan. Beni Mandala Putra, (Pendidikan Sejarah ’17), Ketua Umum Fokma mengatakan, pelaksanaan Mubes secara daring dirasa cukup efektif ditengah pandemi saat ini. Ia menambahkan Mubes akan dilaksanakan pada pertengahan bulan Juli, namun pihaknya belum bisa memastikan tanggal pastinya. “Risikonya terlalu besar (secara langsung) dan mayoritas temanteman saya berada di luar lampung jadi kalau kami tetap bersikukuh untuk melakukannya risikonya terlalu besar,”ujarnya. Muhammad Basri, Selaku Pembina Fokma mengatakan mendukung rencana Fokma tersebut, meski di sisi lain ia menilai pelaksanaan mubes dirasa kurang efektif. Karena Fokma memerlukan regenerasi organisasi. Menanggapi hal tersebut, Roni Hermawan (Pendidikan Sejarah ’18) menuturkan kekecewaan akan adanya Mubes daring, sebab pelaksanaan Mubes menjadi lebih terbatas. “Tapi ya mau gimana lagi di saat pandemi kayak gini kan masih belum boleh ngadain perkumpulan, sekarang mah ngikutin anjuran pemerintah aja,” katanya=

Latihan Daring Selama Pandemi Oleh: Shofy Aulia Afifah

Unila-tek: Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Universitas Lampung (Unila) tetap melakukan latihan di masa pandemi Covid 19. Saat ini, latihan dilakukan secara daring sekali dalam seminggu. Pelaksanaan latihan paduan suara secara daring oleh PSM Unila berjalan dengan baik meskipun terdapat beberapa kendala. Ketua Umum PSM Unila, Riko Ardiansyah (Administrasi Bisnis’17), menuturkan bahwa performa dalam bernyanyi saat latihan daring terbilang menurun karena suara yang dihasilkan berbeda-beda. “Alhasil ya jadi sulit untuk membenarkan teknik bernyanyi yang semula sudah dilatih saat latihan secara langsung,” ujarnya. Hal tersebut juga dibenarkan oleh anggota PSM Unila, Raihan Muharam (Teknik Hasil Pertanian’17). Ia beranggapan bahwa latihan secara langsung dinilai lebih baik karena penyampaiannya dapat lebih dimengerti. “Kadang masalah jaringan juga sih yang jadi hambatan, banyak makan kuota juga. Ya semoga aja situasi ini cepat berlalu,” ungkapnya. Deta Delima (Agribisnis’18), salah satu anggota PSM Unila menuturkan bahwa latihan via daring memberikan suasana yang baru. “Harus dinikmati, dengan begitu juga kita bisa lebih giat latihannya karena takut ketinggalan sama yang lain,” ucapnya=


WANSUS

No. 160 XX Bulanan Edisi Juli 2020

5

“Kopi Agroforestri, Hutannya Lestari, Masyarakatnya Sejahtera� Foto: Dok.

oleh : Rahel Azzahra

B

erawal ketertarikan Rumah Kolaborasi (RuKo) mengelola potensi panas bumi yang berada di Lampung Selatan. Ir. Warsito, Koordinator RuKo menginisiasi agroforestri, khususnya kopi sebagai pendamping potensi panas bumi. RuKo fokus mengedukasi petani agar sadar keuntungan menanam kopi agroforestri yang ramah lingkungan. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung tahun 2010 s/d 2013 ini, mengatakan petani tetap bisa menikmati hasil panen tanpa menghilangkan fungsi hutan. Kepada reporter Teknokra, Rahel Azzahra, Warsito menjelaskan jenis kopi agroforestri, peluang kopi agroforestri, keunggulan, tantangan hingga kesejahteraan petani kopi. Wawancara dilakukan dengan sambungan telepon pada Selasa, 30 Juni, dan 1 Juli lalu.

Apa yang dimaksud dengan kopi agroforestri? Kopi agroforestri adalah kopi yang ditanam tidak murni kopi saja, itu kopi campuran dengan pohon, jadi kopinya memiliki naungan. Naungan tersebut bisa jadi pohon yang bermanfaat misalnya buah-buahan. Sehingga, jika dilihat itu tetap seperti hutan. Kopinya tetap hidup, naungannya juga hidup jadi petani itu nanti menghasilkan bukan hanya kopi tapi juga hasil dari naungan-naungan itu. Tanahnya itu selalu ada penutup seperti rumput sehingga tidak gundul, jadi tetap berfungsi mengatur tata airnya apabila ditanam di lahan miring dibuat terasering. Apakah kopi agroforestri termasuk dalam kopi ilegal karena ditanam di hutan lindung? Sementara kopi agroforestri memang ditanam di hutan lindung. Karena kopi biasanya perlu ketinggian jika di dataran rendah produktivitasnya kurang. Kopi ditanam di hutan lindung, yang sebetulnya kopi agroforestri. Orangorang yang merambah itu jadi tidak resmi. Tetapi, sekarang dengan adanya program perhutanan sosial harapannya kelompok anggota tani kopi agroforestri itu sudah mendapat izin dari Menteri Kehutanan. Lahan Kopi agroforestri tidak hanya dari segi tampilannya mirip kebun hutan. Sebagian besar sudah mendapat izin, ada izin hutan kemasyarakatan ada izin kemitraan kehutanan, ada pula hutan desa dan hutan tanaman rakyat. Istilah bentuk-bentuk izin nya seperti itu. Sedangkan waktunya izin itu 35 tahun dan bisa diperpanjang lagi. Misalkan

sementara kita ada di kampung selatan Gunung Rajabasa, itu bentuknya izin desa dan dikelola oleh anggota yang pengurusnya itu dari perangkat desa.

Di mana terdapat kopi agroforestri di Lampung? Sebetulnya yang sudah miripmirip kopi agrororestri itu adanya di kecamatan Sumber Jaya, Lampung Barat. Walaupun belum 100 persen, masih harus dipoles lagi, tetapi bentuk awalnya sudah terlihat karena memang di sana dapat izinnya sudah lama, sudah lebih awal. Luas di Sumber Jaya berbeda-beda setiap kelompok tani, ada yang 100, 300, 400, 800 hingga lebih dari 1000 hektare. Contoh kecil lain selain di Sumber Jaya, sebenarnya sudah banyak, ada di luar kawasan hutan seperti kebun kopi orang Lampung yang sudah mirip dengan agroforestri. Kopi yang di Sumber Jaya itu hasil produksinya lebih banyak daripada yang hasil produksi kopi biasa, hasil produksinya bisa 2 ton untuk satu hektare. Apa jenis kopi agroforestri yang ada di Lampung? Jenisnya sebagian besar robusta, sedangkan yang arabika ya sedikit. Arabika ini kan syarat hidupnya harus lebih tinggi seperti 1200 mdpl sedangkan robusta ini hanya 700-800 mdpl sudah bagus dan tidak masalah. Apakah budidaya kopi agroforestri Lampung sudah ramah lingkungan? Ya, justru kopi agroforestri itu yang ramah lingkungan daripada hanya monokultur yang tidak boleh ditanam di kawasan hutan. Makanya, kita ingin men-

dampingi kelompok-kelompok tani hutan ini dalam rangka supaya terwujud kopi agroforestri. Kopi itu bisa disebut hasilnya akan terus meningkat. Lagipula, menurut hasil penelitian, kopi tanpa naungan itu hasilnya akan terus menerus turun.

Bagaimana peluang kopi agroforestri di Lampung? Sebetulnya yang dilaksanakan di luar kawasan hutan seperti di kebun-kebun yang sudah banyak warga Lampung yang sudah agroforestri. Tetapi, yang di hutan lindung ini justru kebanyakan para pendatang dari luar Lampung. Menurut saya, nantinya jika betul-betul diterapkan, tidak menggunakan obat-obatan, atau racun serangga pada rumput, sehingga kopi ini betul-betul ramah lingkungan. Nanti harganya akan tinggi di pasaran. Waktu panennya sama dengan kopi biasa serta kecepatan produksi yang mirip-mirip, tetapi dari segi kualitas kopi agroforestri nanti lebih unggul. Apa saja kekuatan atau keunggulan kopi agroforestri khususnya di Lampung? Sepeti yang sudah dijelaskan kopi agroforestri kualitasnya lebih bagus sehingga memiliki harga jual tinggi dan lebih ramah lingkungan karena bebas dari racun dan obat-obatan. Buktinya seperti yang ada di sumber jaya itu, walaupun belum banyak tetapi contoh kecilnya sudah ada. Apa saja tantangan petani kopi agroforestri di Lampung? Tantangannya jelas petani ma-

sih berpikiran jika kopi diberi naungan hasilnya lebih sedikit. Salah satu tantangannya itu adalah bagaimana cara meyakinkan petani. Selain itu harus terus mencari pasar, karena pasar kopi agroforestri yang betul-betul bagus harganya tidak sama dengan kopi biasa yang diekspor itu.

Bagaimana kesejahteraan petani kopi agroforestri di Lampung? Contohnya di sumber jaya itu yang tadinya rumahnya hanya dari bambu, sekarang sudah dari tembok. Petani yang tadinya tidak punya motor bisa memiliki motor, itu berarti hasilnya sudah lebih bagus. Mereka yang tadinya tidak pernah bisa nabung sekarang bisa nabung. Karena mereka telah mempraktekan agroforestri itu, karena ternyata kopi yang mereka hasilkan itu dibeli dari Brunei Darussalam dan yang di dalam negeri dibeli dari sumatera barat, harganya bisa 50 ribu per kilogram. Bagaimana cara yang harus dilakukan agar kopi Lampung ikut eksis dalam lingkup internasional? Kopi lampung itu sebenarnya sudah terkenal secara internasional hanya lagi-lagi penghargaan terhadap petaninya masih kurang, terlalu murah. Kopi-kopi yang berkualitas seperti kopi agroforestri bisa 50 ribu rupiah per kilogram, kopi WAW (merek produk warung kopi) malah bisaa membeli dengan harga lebih dari 50 ribu rupiah per kilo gram. Itu berarti asal kualitasnya bagus dapat dibeli lebih dari 50 ribu rupiah per kilogramnya. Sehingga, mereka bisa meng-

hargai petani yang sudah berusaha itu. Memang di sisi lain, petani belum menyadari bahwa kopi yang telah mereka hasilkan itu kualitasnya rendah sehingga sebetulnya perlu terus pendampingan terhadap para petani, tidak bisa dilepas begitu saja. Apa peran yang bisa dilakukan pemuda Lampung, khususnya mahasiswa untuk kopi agroforestri? Saya kira sudah sangat terbuka, kalau dulu ada KKN (Kuliah Kerja Nyata). Kalau sekarang yang saya dengar ada mahasiswa merdeka, program yang nantinya turun ke lapangan itu. Itu saya kira nantinya sangat bagus jika dilaksanakan dengan catatan mahasiswa yang akan tutun itu harus dibekali dulu dengan pengetahuan budidaya kopi. Persiapan nya seperti apa, bagaimana cara menaggulangi hama penyakitnya, dan lainlain. Sehingga, dengan program itu mahasiswa bisa mendampingi petani dengan pengetahuan yang sudah diperoleh. Kalau untuk yang sudah terjadi seperti sekarang ini, mahasiswa itu ada penelitian untuk skripsi, kalau bagian produksi mungkin bagi mereka kurang menarik tetapi beberapa ada yang mengangkat tentang penyakit tanamannya atau pasca panen nya, tidak secara keseluruhan. Apa harapannya untuk kopi agroforestri? Sebetulanya harapannya bagaimana cara nya petani b isa senang, cita-cita kedepannya dengan kopi agroforestri itu hutan nya lestari masyarakatnya sejahtera. Hutan lindungnya bagus begitu juga masyarakatnya ekonominya menjadi bagus juga=


6

No. 160 XX Bulanan Edisi Juli 2020

REPORTASE khusus

VIRUS GEGER

UKT Keteter Oleh: Sri Ayu Indah Mawarni dan Azhar Azkiya

“Imbas virus Covid- 19 membuat geger mahasiswa Universitas Lampung. Pasalnya, pembayaran UKT sudah didepan mata. Namun, orang tua masih keteteran membayar tagihan tersebut.”

W

Ilustrasi : Dhea Putri Utami

aktu menunjukan pukul enam, seorang perempuan paruh baya mulai mendorong gerobak sayurnya. Ia tetap menjajakan dagangan meski di tengah pandemi Covid-19. Meskipun, pulang hanya mengantongi uang 30 ribu rupiah. Hal tersebut Eni Umaiyati lakukan, karena harus melunasi tagihan Uang Kuliah Tunggal (UKT) anaknya, Rizky Ardhilawati (Ilmu Komunikasi ’17), sebesar Rp3.600.000. Suami Eni seorang buruh bangunan yang biasanya bisa mendapatkan upah 1 juta per bulan. Imbas pandemi ini, banyak pembangunan yang diberhentikan. Alhasil, pendapatan ayah dari Rizky ini tidak menentu. “UKT semester kemarin saja belum bayar anak saya, adiknya mau masuk SMP (Sekolah Menengah Pertama), ini udah mau bayar kuliah lagi,” katanya. Tidak hanya membayar UKT, Eni juga harus memenuhi kebutuhan kuota internet a n a knya

selama kuliah daring. Meski Rizky ikut membantu ibunya dengan berjualan makanan di rumah, namun hasil jualannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kuota internet. “Ya kalo bisa ada keringanan lah (UKT), syukur-syukur nggak bayar,” ujar Eni. Tidak hanya kuota internet. Rizky harus menyediakan vitamin untuk menjaga performanya. Sebab, ia salah satu atlet Unila. Menurutnya, kebijakan yang diambil Universitas Lampung (Unila) kurang tepat. Sebab, pemberian bantuan kuota internet hanya untuk golongan UKT tertentu saja. “Kampus lain banyak yang dapat keringanan UKT, pemberian kuota internet, yang mana itu dilakukan secara menyeluruh tidak hanya golongan UKT tertentu.

Waktu itu kabarnya udah banyak yang komplain mahasiswanya, tapi pihak rektorat tetap tidak memberikan penurunan UKT,” ucapnya. Eni bukan satu-satunya orang tua yang kesulitan membayar UKT sejak virus Corona mewabah. Choirul Nanang Saifudin, ayah dari Shinta Azharani (Ilmu Tanah’19) kehilangan pekerjaannya. Pria yang berprofesi sebagai pendekorasi acara pernikahan ini biasanya mendapatkan tiga pekerjaan per hari. Namun, banyak pekerjaan yang diagendakan batal sejak pemberlakuan social distancing. Sebelumnya pria paruh baya ini bisa mengantongi 1 juta dalam satu kali pekerjaan. Tetapi, semenjak permintaan dekorasi hanya paket akad saja. Ia hanya pulang membawa uang kurang dari 500 ribu. Penghasilan terse-

but belum t e rm a suk potongan dari koordinator dekorasi. Ayah dari dua anak ini harus membayar tagihan UKT sebesar Rp5.550.000 pada semester mendatang. Ia menginginkan subsidi UKT dari

pihak universitas. “Sebelum pandemi penghasilan saya cukup lumayan bisa untuk membayar biaya kos sama UKT anak saya. Tapi saat ini, untuk membayar UKT seperti saya agak kesusahan yang disebabkan saya tidak ada penghasilan pada saat pandemi ini,” ujar Choirul saat dihubungi melalui sambungan telepon, pada Senin, (15/05). Kuliah daring ikut menguras kantong keluarga Shinta. Sebab, kebutuhan kuota internet membengkak tidak seperti biasanya.Shinta mengatakan tidak tega meminta uang kuota internet untuk kuliah daringnya. Sehingga, ia pernah tidak mengikuti perkuliahan karena kuota internet miliknya telah habis. “Saat saya krisis kuota (internet), pada saat itu sedang berlangsung kuliah. Di tengah mata kuliah kuota saya habis. Ketika saya mau minta uang ke orang tua, namun mereka tidak punya uang. Jadi, saya terpaksa tidak ikut mata kuliah pada saat itu,” kata Shinta. Serupa dengan Choirul yang kehilangan pekerjaaan karena imbas pandemi. Maksudi, ayah dari Holifa Arba Arafi (PG PAUD’18) juga kehilangan pekerjaan. Pria yang bekerja sebagai sopir pribadi ini, mendadak diberhentikan dari pekerjaannya. Saat ini Maksudi bekerja sebagai ojek untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ia sendiri belum terpikirkan cara membayar UKT anaknya yang sebesar Rp1.000.000. “Belum ada persiapan untuk membayar UKT, usahanya saya mau menjual asongan setelah lebaran. Mudah-mudahan pembayaran UKT bisa ditangguhkan atau diperpanjang masa pembayarannya agar bisa menabung dahulu. Karena untuk semester nanti belum sanggup untuk membayarnya,”

harapnya. Holifa Arba Arafi (PG PAUD’18) merasa prihatin melihat ayahnya kehilangan pekerjaan. “Kini keuangan menipis, sedangkan perlu biaya untuk kuliah seperti buku. Apalagi pandemi ini sangat memprihatinkan, tidak dapat pemasukan, dan dirumah saja,” ujar Holifa. Fenomena kehilangan pekerjaan tidak hanya dialami orang tua. Juanda Nasa Putra (Agribisnis’18) dipulangkan dari tempatnya bekerja sampai waktu yang tidak ditentukan pasca pandemi Covid-19. Sebelumnya, ia bekerja sebagai pelayan di hotel Novotel Bandarlampung. Pukul 19.00 WIB, ia bersiap berangkat menuju tempatnya bekerja dan pulang dini hari pukul 04.00 WIB. Hasil kerjanya bisa membiayai kuliah, cicilan motor dan kebutuhan keluaga. Namun, sejak Maret lalu, ia sudah tidak lagi bekerja. Akibatnya, pria yang menjadi tulang punggung keluarga ini tidak bisa menghidupi dirinya, ibu, dan kedua adiknya. Bahkan, untuk memenuhi kehidupan sehari-hari ia dibantu saudara, teman, dan dosennya. Ia sempat menerima bantuan tunai dari kegiatan AGB Charity Peduli Mahasiswa Terdampak Covid-19. Di luar bantuan tersebut, ia juga ditransfer dana secara pribadi oleh beberapa dosen. Dana tersebut untuk membantu keluarganya yang berada di Gadingrejo, Pringsewu. Mahasiswa UKT dengan golongan tiga ini memilih tidak pulang kampung, karena tidak bisa membantu ibunya secara finansial. Ia memilih menumpang di indekos temannya sambil memikirkan usaha untuk mendapatkan penghasilan di tengah pandemi. “Kemungkinan untuk UKT gratis itu kan nggak mungkin. Tapi, kemungkinan kalau diberi keringanan, bisa lah diusahakan untuk bayar. Apalagi, seperti saya yang berjuang sendiri,” ucapnya. Mengetahui anak sulungnya


No. 160 XX Bulanan Edisi Juli 2020

yang sudah tidak lagi bekerja, Leni Fitriawati turut membantu anaknya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ia membantu tetangga yang membutuhkan jasa cuci, gosok dan memasak. Hasil yang ia dapatkan sekitar 30 ribu per hari. Leni mengatakan pasrah dan belum ada persiapan apapun untuk membayar UKT anaknya. “Kayak mana ya (Pembayaran UKT)? Saya dikasih sehat, apa saja saya kerjakan yang penting halal. Karena dia (Juanda) itu ingin benar jadi orang, bantu ibu dan adik-adiknya,” katanya. Aksi Protes Mahasiswa Tagar #UnilaPHP berada di puncak trending topik Twitter, Selasa (19/5). Tagar ini diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unila. Salah satu tuntutannya, mendesak rektor Unila untuk melakukan peninjauan perubahan UKT dengan memperhatikan aspek ekonomi keluaga mahasiswa. Kebijakan perubahan UKT tersebut berupa pembebasan sementara, pengurangan, pergeseran klaster, pembayaran mengansur, dan penundaan pembayaran UKT. Irfan Fauzi Rachman, Presiden BEM Unila berharap Unila segera mengeluarkan kebijakan baru terkait UKT sesuai dengan Permendikbud nomor 25 tahun 2020 pasal 5. Ia mengatakan jika pihak universitas tidak mengeluarkan kebijakan baru terkait UKT. BEM Unila akan melakukan gerakan yang lebih besar. “Kalo aksi langsung kemungkinan pasti ada. Untuk tagline sekarang agar nafas gerakannya masih ada. Kita media mengkampanyekan untuk #TolakBayarUKTFull dan #JanganMauBaya r U K T # U n i l a P H P ,” kata Irfan saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Kamis, (09/07). Rogoh Kocek Pribadi Bantu Mahasiswa Para dosen dan alumni jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung (Unila) merogoh kocek pribadi untuk memberikan uang 300 ribu rupiah ke 40 mahasiswa Agribisnis. Selain itu, bantuan pulsa 150 ribu untuk mahasiswa PMPAP dan Bidik Misi. Kegiatan itu bertajuk AGB’s Charity Peduli Mahasiswa Terdampak Covid-19. Teguh Endaryanto, Ketua Jurusan Agribisnis mengatakan bantuan tersebut awalnya diberikan ke mahasiswa rantau yang tertahan atau belum pulang kampung selama Ramadan. Tetapi, dalam perjalanannya berkembang untuk bantuan pembelajaran kuliah daring. “Untuk bantuan 300 ribu hanya satu tahap. Kalau pulsa dua tahap, karena April kita gulirkan, Mei masih kuliah juga

REPORTASE khusus kita gulirkan. Kita coba ketuk hatinya karena memang waktu itu suasana Ramadan. Jadi terbayang adek-adek yang lain pada pulang dia masih ada di kampus,” kata Teguh. Ia mengatakan kemungkinan akan mengadakan penggalangan donasi untuk pembayar UKT bagi mahasiswa Agribisnis yang membutuhkan. Meskipun bantuan ini belum bisa memenuhi pembayaran UKT seratus persen. Teguh menuturkan penggalangan donasi ini bisa dilakukan pihak Universitas. Pasalnya, banyak lembaga publik yang bisa membuka penggalangan donasi. Penggalangan tersebut bergantung pada kepercayaan orang yang mendapatkan amanah. Kemudian juga, faktor kedekatan emosional dengan mahasiswa. “Ternyata fakultas pun ikut menggalang untuk seluruh jurusan. Artinya, sangat memungkinkan. Seperti yang sekarang terjadi kan Universitas juga menggalang , tapi dalam konteks pembangunan masjid. Tinggal cara bagaimana bisa menyentuh donatur, masalah pelaporan dan sebagainya. Tentu ini hal yang perlu diperhatikan,” paparnya. Rosmeryana (Agribisnis’18) sebagai salah satu penerima bantuan merasa sangat terbantu karena dapat memenuhi kebutuhan hidupnya selama beberapa minggu ke depan. “Bisa meringankan beban orang tuanya dan kegiatan ini perlu diapresiasi,” ungkapnya. Herman (Agribisnis’18) yang juga mahasiswa penerima bantuan mengatakan kegiatan ini bagus bentuk nyata dari kepedulian jurusan kepada mahasiswanya. “Bukan masalah besar atau kecilnya bantuan tapi ini tentang perhatian yg diberikan, ini juga salah satu bentuk semangat yang diberikan jurusan kepada mahasiswanya,” terangnya. Peraturan UKT dari Kemendikbud Dosen Hukum Tata Negara,Yusdianto mengatakan Unila wajib memberikan keringanan UKT sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 25 Tahun 2020 Tentang Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu, berdasarkan peraturan Presiden terkait dengan adanya penyebaran bencana non alam penyebaran virus Corona. Kemudian, juga berdasarkan keputusan rapat majelis rektor perguruan tinggi se-Indonesia pada Rabu, (5/5) lalu, terkait dengan keringan pembayaran UKT untuk mahasiswa yang terdampak

Covid-19. “Berdasarkan peraturan tersebut, Unila tidak punya alasan untuk tidak memberikan keringan pembayaran UKT terhadap mahasiswa, disitulah kita berharap Unila punya sensitifitas yang tinggi terkait dengan problem yang dialami oleh mahasiswa dan orang tuanya,” ucapnya. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Per-

dikbud. Ia menyarankan agar segera memberikan keringan UKT. Sebab, waktu pembayaran sudah dekat. “Kita punya harapan besar ke Pak Rektor untuk merealisasikan segera memberikan keringanan pembayaran UKT. Apalagi, sekarang sudah dekat waktu pembayarannya. Kedua, Unila membuat skema pembayaran UKT. Ketiga, Unila segera memberikan bantuan

" Sebenarnya bukan penundaan bayar UKT, jadi bagi mereka yang keberatan karena terdampak Covid, maka akan kami akomodir jadi tidak semua ditunda. Jika semua ditunda nanti kasian, dosen pada nggak dibayar” Dr. dr. Asep Sokohar - Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan mendikbud) Nomor 25 Tahun 2020 tentang Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kemendikbud sudah membuat lima skema keringanan UKT bagi mahasiswa yang terdampak ekonomi akibat Covid-19. Yang pertama, mahasiswa diberikan cicilan UKT tanpa bunga dengan durasi waktu sesuai dengan kemampuan mahasiswa dan orang tuanya. Yang kedua, mahasiswa dapat menunda pembayaran UKT dengan tanggal pembayaran yang disesuaikan dengan kemampuan ekonomi mahasiswa. Yang ketiga, skema penurunan UKT. Mahasiswa tetap membayar UKT, tetapi mengajukan penurunan biaya. Jumlah UKT baru disesuaikan dengan kemampuan ekonomi mahasiswa. Yang keempat, perguruan tinggi mempunyai kewajiban melalui program pemerintah, untuk meluncurkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) melalui program beasiswa kepada mahasiswa. Dan yang terakhir, adanya bantuan infrastruktur. Semua mahasiswa dapat mengajukan dana jaringan internet dan pulsa, ketentuan berdasarkan pertimbangan masing-masing PTN. Menurutnya, Unila harus segera melaksaanakan skema yang telah dibuat oleh Kemen-

kepada mahasiswa,” ujarnya. Bisa Dibantu, Ganggu

Asal

Tidak

Teknokra tidak dapat tanggapan dari Rektor Unila, Prof. Karomani ikhwal kebijakan UKT. Pesan WhatsApp yang dikirimkan ke nomor ponselnya pun hanya bercentang biru. Panggilan telepon dari jurnalis Teknokra juga tidak mendapatkan jawaban. Adapun soal kebijakan UKT, kata Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum, Dr. Asep Sukohar, akan dikaji terlebih dahulu. Ia menuturkan Universitas Lampung (Unila) telah menggelontorkan dana sebesar 14 Milyar Rupiah untuk banding UKT dan potongan UKT untuk mahasiswa tingkat akhir. Unila hanya menyediakan banding UKT dan penundaan pembayaran UKT. “Sebenarnya bukan penundaan bayar UKT, jadi bagi mereka yang keberatan karena terdampak Covid. Maka akan kami akomodir jadi tidak semua ditunda. Jika semua ditunda nanti kasian, dosen pada nggak dibayar,” tuturnya. Ia menjelaskan banding UKT dapat dilakukan oleh seluruh mahasiswa pada jenjang sarjana maupun pascasarjana. “Mekanisme banding UKT seperti ingin penundaan UKT, maka ajukan saja ke fakultas nanti dari fakultas yang akan menyampaikan ke wakil rektor

7

2,” ujar Dr. Asep saat ditemui diruangannya, Selasa (02/06). Ia mengatakan regulasi terkait UKT diserahkan ke pimpinan perguruan tinggi masing-masing. Regulasi tersebut dengan syarat tidak mengganggu operasional dan kelancaran kinerja universitas. Klaim Pengurangan dari Kemendikbud.

Dana

“Jika ditanya banding dananya berasal dari mana, harusnya yang dipertanyakan selama Covid ini apa yang terjadi di universitas. Dana itu dipotong oleh kementerian sebanyak 4 Miliyar. Kita kelabakan cari uang geser sana, geser sini. Maka dari itu, tidak semua mahasiswa bisa mengikuti banding,” terang Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan ini. Ia memaparkan Unila mendapatkan biaya operasional 2020 dari Kemendikbud sebesar 28 milyar rupiah. Namun, pihak universitas diminta mengembalikan uang sebesar 4 milyar karena adanya pandemi Covid 19. Sehingga, pimpinan Unila harus merubah semua rancangan yang ada. Dr. Asep menanggapi pula aksi media #UnilaPHP. Menurutnya, Unila sudah membantu mahasiswa dengan pemotongan UKT saat tugas akhir. Selain itu, Unila sudah memberikan bantuan pembelajaran daring untuk mahasiswa dengan UKT golongan satu dan dua. “Sekarang apakah golongan 3 ke atas mau dibantu juga? Kita memprioritaskan yang susah. Lalu, mengenai golongan 3 keatas yang tidak mendapatkan bantuan kuota kan bisa mengajukan untuk keringanan UKT,” jawabnya. Galang Donasi Dicap Pungli. Dia juga menuturkan tidak mungkin melakukan penggalangan donasi seperti yang dilakukan dosen dan alumni Agribisnis Fakultas Pertanian. Sebab, pengelolaan uang Universitas harus sesuai dengan pengelolaan negara. “Mengenai cari dana dan bantuan dari luar tidak semudah itu. Pengelolaan uang negara tidak seperti mengelola uang di warung. Jadi ada mekanisme dan tata cara, kalau melanggar ancamannya hukuman. Kita mengikuti tata cara pengelolaan uang negara. Jika kami menyuruh dosendosen mengumpulkan dana untuk membantu mahasiswa khawatir seperti pungli. Tapi, kalau secara individu ya bisa saja saya menyumbang,” jelasnya=


8

No. 160 XX Bulanan Edisi Juli 2020

INOVASI

TINGKATKAN KETERAMPILAN

dengan Aplikasi Terampil Oleh: Fahimah Andini

T

im Parakiyay merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung yang menciptakan platform pembelajaran berbasis teknologi mobile. Aplikasi bernama Terampil ini telah memiliki lima mitra kerja sebagai instruktur keterampilan bidang teknologi yang siap datang ke rumah. Tim pembuat aplikasi terampil diinisiasi oleh Tantut Wahyu Setyoko (Ilmu Komputer ‘16) sebagai Business & System Analyst, Aulia Ridho Verohika (Ilmu Komputer ‘16) sebagai programmer, dan Rifki Aflaza Arba (Ilmu Komputer ‘16) sebagai UI & UI Designer. Tantut Wahyu Setyoko mengatakan ide pembuatan aplikasi dikerjakan sejak Agustus 2019. “Kami bersama para dosen pembimbing yaitu Pak Tristiyanto dan Ibu Anie Rose Irawati sama-sama merintis dari awal sekali,” kata Tantut. Aplikasi ini tersedia dan dapat diunduh di Play Store Android. Pelanggan cukup memesan in-

struktur dibidang yang diinginkan. Selanjutnya, pelanggan harus menunggu beberapa waktu sampai intruktur datang. Para instruktur memiliki kemampuan untuk memberi pengajaran pembuatan website, jaringan, desain grafis, dan multimedia video. Selain itu, Aplikasi ini juga menyediakan video-video pembelajaran profesi berbayar. Video pembelajaran profesi yang disediakan, sudah disesuaikan dengan kurikulum Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). “Semua video dan pembelajaran yang tersedia sudah kami sesuaikan dengan kurikulum yang dibutuhkan saat sertifikasi profesi,” ujar Tantut sambil menjelaskan isi aplikasi Terampil. Salah satu anggota tim ParaKiyay, Aulia Ridho Verohika mengatakan sering mengalami kendala error atau bug dalam aplikasi. “Tapi alhamdulillah error atau bug tersebut dapat cepat teratasi bersama tim dalam waktu yg tidak terlalu lama. Jadi proses pembuatan aplikasi dapat selesai tepat

waktu,” ujarnya. Aplikasi terampil pertama kali diperkenalkan ke publik dalam acara IT Today 2019. Dalam kesempatan ini juga, tim Parakiyay mendapatkan juara tiga dalam acara yang diselenggarakan di Institut Pertanian Bogor ini. Mereka berharap bisa mendapatkan pendanaan dari investor. Nantinya, keuntungan yang mereka terima, tim ParaKiyay bisa memperbaiki pelayanan di aplikasi terampil. Selain itu, mereka juga ingin mengembangkan dan memperbanyak kelas keterampilan yang tersedia di aplikasi sesuai kebutuhan masyarakat. Melihat di awal pembuatan aplikasi ini hanya tersedia satu keterampilan yaitu di bidang teknologi. Tidak hanya soal adanya pendanaan. Tim Parakiyay juga mengaharapkan, para pengguna yang telah menggunakan aplikasi terampil mempunyai kesan yang positif. “Karena kami ingin membantu mereka bisa mendapatkan akses pendidikan keterampilan yang

Omnibus Law RUU Cipta Kerja, Kepentingan

sesuai dg kurikulum yang sudah diterapkan oleh badan Nasional Sertifikasi Profesi,” ujar Tantut. Tantut Wahyu Setyoko mengatakan membuat aplikasi Terampil merupakan salah satu bentuk konstribusi kepada Indonesia. Ia menjelaskan pemerintah Indonesia mempunyai visi yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) unggul, Indonesia maju. Salah satu

indikator dari visi ini adalah adanya pengembangan SDM melalui pendidikan keterampilan akan menciptakan inovasi yang disruptif. Demi mewujudkan mimpi tersebut, Para kiyay menciptakan aplikasi terampil. “Media pembelajaran ini untuk memberikan suatu solusi untuk visi pemerintahan tersebut,” pungkasnya=

Artikel Tema

Investor Vs Kepentingan Rakyat kedua pada Kategori Pertambangan dan Penggalian, dengan perbedaan yang tidak terlalu signifikan yaitu sebesar 4,13 juta rupiah per bulan. Sedangkan, upah terendah pada Kategori Jasa Lainnya yaitu sebesar 1,44 juta rupiah per bulan. Jika dibandingkan dengan rata-rata upah buruh nasional (2,65 juta rupiah), masih terdapat 6 kategori yang memiliki upah di bawah rata-rata upah buruh nasional. Total investasi langsung pada kuartal ketiga tahun 2019 mencapai Rp 205.7 triliun, tumbuh 18.54% dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 100.7 triliun (naik 18.9%) dan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 105,0 triliun (naik 17,8%) dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018. Kumulatif realisasi investasi Januari-September 2019 mencapai Rp 601,3 triliun (target realisasi investasi tahun 2019 Rp 792 triliun, tercapai 75,9%).

Dari data diatas bisa kita simpulkan bahwa meningkatnya pertumbuhan investasi tidak lantas liniear dengan pertumbuhan ekonomi atau kesejahteraan rakyat. Karena indikator untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi atau menciptakan kesejahteraan rakyat dan mengentaskan kemiskinan bukan hanya soal meningkatnya investasi. Oleh karena itu, Omnibus Law RUU Cipta Kerja dengan segala persoalannya adalah ambisi penguasa dengan arogansi kekuasaannya untuk mendulang kepentingan pemilik modal atau investor dibandingkan kepentingan rakyat kebanyakan. Mahasiswa sebagai entitas pemuda intelektual melihat persoalan Omnibus Law RUU Cipta Kerja harus dengan kacamata akademis. Tidak berpihak pada kanan dan tidak juga pada kiri, namun berpihak kepada kepentingan rakyat. Omnibus Law RUU Cipta Kerja yang digadang akan membuka peluang investasi besar karena

Ilustrasi: Dhea Putri Utami

I

stilah Omnibus Law menjadi populer di awal tahun ini di kalangan akademisi dan praktisi hukum, terutama pada ilmu hukum perundang-undangan. Presiden Joko Widodo sebagai Presiden Indonesia periode 20192024 mengklaim bahwa akan menggunakan metode Omnibus Law sebagai terobosan baru pada sistem pemerintahannya. Kemudahan investasi dengan adanya Omnibus Law RUU Cipta Kerja diharapkan mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dan segera keluar dari bagian negara dengan middle income trap. Melihat data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran naik 50 ribu orang per Agustus 2019. Alhasil dengan kenaikan tersebut, jumlah pengangguran meningkat dari 7 juta orang pada Agustus 2018 lalu, menjadi 7,05 juta orang. Omnibus Law RUU Cipta Kerja ini mengatur Upah pegawai tertinggi pada Kategori Jasa Keuangan dan Asuransi, disusul oleh upah tertinggi

Oleh: Irfan Fauzi Rachman (Presiden BEM Universitas Lampung)

memudahkan perizinannya dan berpihak pada kepentingan rakyat. Namun, pada fakta prosesnya sama sekali tidak mencerminkan keberpihakannya kepada rakyat dan lebih berpihak pada kepentingan investor semata. Prosesnya terkesan dipaksakan dan terburu-buru untuk diselesaikan.

Sehingga memunculkan keresahan organik di kalangan mahasiswa yang tidak ingin nasib dari Omnibus Law RUU Cipta Kerja sama dengan RUU KPK yang terjadi pada tahun lalu. Untuk itu perlawanan yang dilakukan mahasiswa adalah manifestasi dari fungsi sosial kontrol=


No. 160 XX Bulanan Edisi Juli 2020

INfo Grafis

9

JEJAK PENDAPAT MAHASISWA UNILA TENTANG KULIAH DARING Tim penelitian dan pengembangan (Litbang) Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra melakukan jejak pendapat. Perihal, sistem perkuliahan daring yang diterapkan di Universitas Lampung. Responden yang didapatkan dari jejak pendapat tersebut mencapai 384 mahasiswa.

Aplikasi yang Efektif Digunakan untuk Kuliah Daring

Ilustrasi: Azhar Azkia

Keefektifan Kuliah Daring

WhatsApp

Kebijakan yang diharapkan dari Unila

Kendala yang Dihadapi dalam Kuliah daring

Informasi Litbang Ukpm Teknokra

Resensi Film Dikerjai Kartu Prakerja

Foto: Watchdoc Dokumentary

Oleh: Buliano A’do Basthotan

Judul Film : Kerja, Prakerja, Dikerjai Sutradara : Sindy Febriyani Produser Eksekutif : - Arif Saputra, Hindun Mulaika, Asep Komarudin, Jeri Kusuma dan Didik Haryo Produser : Andy Panca, Ari Trismana dan Dandhy Laksono Durasi : 52.59 menit

S

eorang demonstran sedang menuliskan tuntutannya di atas karton putih. “Covid 19 Bukan Alasan PHK Sepihak,” tulisnya. Ditambah, suara dan cuplikan video dari Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia yang menyampaikan janji kampanyenya. “Saya akan meningkatkan lebih banyak lagi program pelatihan untuk para pencari kerja dan korban PHK (Putus Hubungan

Kontrak). Untuk itu, akan saya luncurkan Kartu Prakerja seperti ini. Kartu Prakerja,” tegasnya. Lalu, muncul orang-orang yang menjadi korban PHK sepihak selama pandemi Covid 19. Salah satunya Fitria, yang bekerja di klinik kecantikan. “Kalo misalkan itu kan kita kontak langsung dengan mereka (pasien). jadi bener-bener, bener-bener dampak banget kerjaan,” ujar perempuan yang memakai jilbab hitam itu. Film gagasan Watchdoc Documentary bersama Greenpeace Indonesia ini berjudul “Kerja, Prakerja, Dikerjai” yang mengulas beragam permasalahan kebijakan pemerintah terkait Ketenagakerjaan di Indonesia selama pandemi Covid-19. Film ini menampilkan konsep Upah Minimum Provinsi (UMP) di Indonesia yang memprihatinkan. Faktanya, UMP di Indonesia hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan dasar pekerja. Selanjutnya, film yang disutradarai Sindy Febriani ini mengulas beragam persoalan Kartu Pra kerja yang diluncurkan pertengahan Maret lalu. Alih-alih memberi pelatihan terhadap masyarakat khususnya yang terdampak krisis ekonomi akibat pendemi Covid-19. Justru kebijakan yang

dinilai tidak tepat itu memunculkan pelbagai persoalan baru. Mulai dari pemilihan mitra platform yang diketahui memiliki afiliasi dengan partai dan oknum-oknum pejabat pemerintah. Sampai indikasi adanya lembaga pelatihan dadakan yang ikut tergabung dalam program itu. Program Kartu Prakerja merupakan iming-iming belaka yang hanya memperalat masyarakat,dengan biaya pelatihan yang tidak masuk akal. Ditambah, pemerintah lebih cepat dalam menangani pembayaran ke lembaga pelatihan daripada membayar biaya insenstif. Padahal, dalam situasi krisis akibat pandemi, masyarakat lebih membutuhkan pangan. Film yang kurang dari satu jam itu, cocok ditonton semua kalangan. Supaya masyarakat ikut mengetahui kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintah berdasarkan data-data yang divisualkan dalam film. Kekurangan film ini hanya menggambarkan kegagalan pemerintah dalam mengambil kebijakan tanpa melihat sudut pandang alasan pemerintah dalam mengambil kebijakan tersebut=


10

No. 160 XX Bulanan Edisi Juli 2020

LIfE STYLE TREN SEPATU LOKAL

S

epatu merek Compass, Ventella, Patrobas, League, dan Nahproject adalah contoh dari sepatu produk lokal di Indonesia yang sedang tren saat ini. Tren produk lokal mulai perlahan-lahan dibangkitkan oleh kalangan milenial untuk mengangkat nama produk Indonesia ke seluruh nusantara. Bahkan, termasuk Presiden Indonesia, Joko Widodo juga sering terlihat memakai sepatu buatan anak bangsa. Rio Kurniawan (Ekonomi Pembangunan ‘19) pengguna sepatu lokal menuturkan, dengan gencarnya tren sepatu lokal dapat memicu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) eksis di Indonesia. “Tentu saja ini menjadi sebuah fenomena yang baik, karena sepatu produk lokal menjadi disukai oleh banyak orang bahkan sampai luar negeri,” tuturnya. Ia juga mengatakan, harganya yang murah sangat cocok di kantong mahasiswa. Selain itu, kenyamanan pengguna yang sudah diperhatikan oleh vendor produk lokal saat ini. “Influencer seperti dokter Tirta, yang banyak pengikutnya dapat mengedukasi soal produk lokal. Penonton dari influencer tersebut, dapat mengenal berbagai macam produk-produk lokal,” ungkapnya. Seruan tagar #localpride adalah suatu gerakan untuk membangkitkan, mencintai dan juga

menghargai produk lokal. Peran Influencer juga ikut mempengaruhi pemasaran produk lokal di kalangan milenial. Khoirul Amin (Ilmu Komunikasi ‘18) pengguna sepatu lokal merek Patrobas, mengungkap bahwa ia tertarik membeli sepatu lokal karena menonton ulasannya di Youtube. Menurutnya, harga sepatu lokal lebih murah dibanding merek luar negeri. Meskipun demikian, beberapa sepatu lokal kualitasnya bisa disandingkan dengan sepatu merek luar negeri. Khoirul tidak hanya menjadi pelanggan, ia turut mengajak teman-temannya menggunakan sepatu lokal. Mulanya, Ia merekomendasikan salah satu merek sepatu lokal dengan konsep sepatu warna-warni. “Temen saya suka pake yang warna-warni gitu. Waktu itu saya tahu ada sepatu lokal yang konsepnya warna-warni, sepatu Johnson Galaxy Pro Rainbow. Saya kasih liat fotonya ke mereka, sambil kasih tahu itu merek lokal dan merek lokal sekarang bagus-bagus,”ujarnya. Hal yang sama dilakukan Marlis Trio Akbar (Ilmu Komunikasi ‘19). Ia turut mempromosikan sepatu lokal ke teman-temannya. Marlis merasa lebih baik menggunakan sepatu asli merek lokal, daripada sepatu impor namun tiruan. “Walaupun nggak sempurna seperti produk impor tapi secara keseluruhan bagus. Jadi saya

Ilustrasi: Dhea Putri Utami

Oleh: Andre Prasetyo Nugroho

setidaknya mengajak teman untuk mendukung produk lokal apapun itu mereknya, dan untuk tidak menggunakan produk tiruan lagi,” ujarnya. Marlis menginginkan sepatu lokal semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia dan terus didukung baik oleh pemerintah. Produsen-produsen sepatu lokal harus meningkatkan kualitas, supaya bisa bersaing dengan produk internasional. Anju Luwiss (Manajemen ‘17) merasa bangga menggunakan sepatu lokal. Menurutnya, dengan menggunakan sepatu lokal dapat mendukung perekonomian Indonesia. Pengguna sepatu merek Nahproject ini, telah merogoh

MENCIPTAKAN investor muda

koceknya sebesar 320 ribu rupiah untuk memiliki sepatu lokal favoritnya. “Bangga aja sih tiap kali pakai sepatu lokal. Karena menurut saya ini salah satu cara saya buat mendukung sepatu lokal,” ucapnya. Melihat peluang ini, Muhlisin sebagai pemilik akun instagram @ventela.lampung tidak tinggal diam. Kini ia menjadi pemasok sepatu lokal di Lampung sejak februari 2019. Saat ini ia memiliki 35 reseller. Muhlisin menuturkan omzet yang ia dapatkan mencapai 50-60 juta rupiah per bulan. Ia berpendapat bahwa sepatu lokal sendiri sudah digemari oleh

masyarakat Indonesia. Terbukti dengan penjualan sepatu lokalnya yang melonjak setiap tahunnya. “Alhamdulillah, kualitas sepatu lokal dari tahun ke tahun sudah semakin baik, dan tentunya mampu bersaing dengan produk-produk luar negeri,” ungkapnya. Ia menerangkan bahwa peminat sepatu lokal bukan hanya dari kalangan terpelajar seperti siswa atau mahasiswa. Melainkan, karyawan kantor dan ibu rumah tangga juga turut menggemari sepatu lokal. “Sementara ini masih Ventela, terutama Ventela Public yang banyak disuka pembeli,” pungkasnya=

Zona Aktivis

Oleh: Nofia Mastuti

P

“Kalo sudah ada rekening saham bisa daftar di perusahaan sekuritas, misalnya MNC sekuritas. Sekuritas-sekuritas ini menyediakan layanan online. Kita bisa transaksi saham melalui aplikasi tersebut,” jelasnya melalui pesan WhatsApp (19/04). Ia menambahkan investasi saham tidak selalu mendapat keuntungan. Investor juga bisa mengalami kerugian, bergantung pada analisis teknikal dan fundamental yang dilakukan. Meskipun demikian, investasi saham diatur dengan baik dan transparan. “Investasi saham ini bisa untuk jangka pendek dan jangka panjang. Kalo untuk jangka pendek (trading) itu sehari bisa, misalnya pagi beli, sore jual. Kalau harganya naik kita bisa dapet keuntungan (capital gain), kalau harganya turun berarti kita mengalami kerugian (capital loss). Ka-

lau untuk jangka panjangnya kita bisa dapat keuntungan dari perusahaan,” jelasnya. Nanda juga menuturkan KSPM terbuka untuk seluruh mahasiswa Universitas lampung yang ingin mempelajari pasar modal. Mahasiswa yang tertarik dengan pasar modal bisa menghubungi KSPM. Menurutnya, investasi dini sangat penting untuk masa depan. Selama pandemi Covid 19 mengakibatkan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) berfluktuasi menjadi hambatan utama dalam berinvestasi. Unit Kegiatan Mahasiswa yang berada di Fakultas (UKMF) Ekonomi dan Bisnis ini tetap aktif memperkenalkan dunia pasar modal kepada masyarakat. Mereka menggelar seminar nasional, pelatihan pasar modal, online trading, siniar dan siaran langsung di akun Instagram. UKMF yang terbentuk sejak 27

Foto: Dok.

asar saham di Indonesia biasanya identik dengan wirausahawan, namun ternyata siapapun bisa bermain di bursa saham. Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) menjadi wadah bagi mahasiswa Universitas Lampung yang mempunyai minat dan bakat di bidang investasi saham. Setiap anggota sudah mulai berinvestasi mulai dari seratus ribu hingga jutaan rupiah. Anggota KSPM yang ingin berinvestasi dapat membuka rekening saham di galeri investasi KSPM sendiri. Mereka juga harus belajar analisis teknikal dan fundamental. Kemudian, cara membaca grafik saham dan lain sebagainya. Nanda Iwel Putra Agusta (Manajemen’17), Ketua Umum KSPM mengatakan investasi di pasar saham memberikan kesempatan mahasiswa menjadi investor di pasar global.

September 2000 ini, tidak hanya mempelajari pasar modal. Tetapi juga, menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan bersosialisasi, beradaptasi, dan menyadari potensi besar ekonomi bangsanya. KSPM juga pernah meraih penghargaan Galeri Investasi terbaik

selampung dan juara satu dan dua dalam perlombaan Stocklab di Universitas Islam Negeri Raden Intan. Selain itu KSPM pernah menghadirkan Warren Buffet Indonesia, Lo Kheng Hong pertama kali di Sumatra=


No. 160 XX Bulanan Edisi Juli 2020

POJOK PKM

11

Ekspresi

Arjuna,Pemanah Prestasi Oleh: Sri Ayu Indah Mawarni

S

ebuah busur panah ditangan kanannya. Tangan kirinya mulai menarik anak panah. Matanya fokus membidik sasaran yang berjarak 70 m dari tempatnya berdiri. Tanpa perlu waktu lama, anak panah tersebut meluncur ke titik sasaran. Teknik tersebut selalu Muhammad Izzatul Haq (Manajemen’19) lakukan saat latihan memanah. Pria yang dijuluki Arjuna ini tetap menjaga performa meskipun perlombaan memanah ditunda sampai 2021. Ia mulai menekuni panahan sejak kelas tujuh di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saat SMP itu, menjadi perlombaaan panahan pertama untuknya. Sayangnya, pria yang akrab dipanggil Zaka ini gagal meraih juara. Ia sedikit kecewa dan memutuskan tidak bermain lagi. Sebab, tidak ada tempat untuknya berlatih panahan. “Kebetulan ekskul hanya tiga, berenang, memanah, dan berkuda. Ikutan teman geng masuk panahan. Karena ketika SD (Sekolah Dasar) sudah privat renang, pengen coba yang baru. Tapi pas masuk jadi suka, kini jadi hobi,” ujarnya. Dua tahun kemudian, Zaka kembali menekuni cabang olahraga panahan saat bersekolah di SMA Assyifa Boarding School, Subang, Jawa Barat. Sejak itu, ia giat berlatih dan kerap kali mengikuti perlombaan panahan. Sampai dia masuk 1/8 final di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) di Jawa Barat mewakili Subang 2018. Saat itu lah, ia benar-benar memutuskan untuk menjadi seorang atlet panahan. Keputusannya ini mendapatkan dukungan dari kedua orang tuanya. Perjalanan karir pria kelahiran tahun 2001 i n i t i -

dak mudah. Zaka pernah mengidap tumor tulang di lutut pada tahun 2017. Sehingga, ia harus istirahat total selama tiga bulan. Selama enam bulan, ia baru bisa lancar berjalan seperti semula. Akibatnya, performa panahannya menurun karena tidak latihan. Selain itu, Zaka juga pernah cedera akibat memanah. “Kalau memanah paling cidera dikit aja, paling sekedar memar-memar karena kejepret tali. Memanah ada standar keamanannya, jadi insyaallah aman-aman aja,” ucapnya. Selain perlombaan Porprov di Jawa Barat. Pria asal Bandung ini juga pernah menyabet Juara 3 ketegori Regu Recurve 70 m Putra dalam Kejuaraan Panahan Nasional Jakarta Timur pada Oktober 2019 lalu. Zaka mengagumi sosok Lee Woo Seok, atlet panahan asal Korea Selatan. Ia kerap kali menonton aksi memanah Lee Woo Seok melalui media sosial Youtube. “Teknik nembaknya keren (Lee Woo Seok). Sering juara termasuk medali emas olimpiade junior, tapi humble,” ujarnya. Saat ini Zaka bergabung dengan Tops Archery Club dan Radin Inten Club. Setiap libur kuliah, ia berlatih panahan di Candimas, Natar, Lampung Selatan. Tetapi, waktu latihannya sering terpotong karena menyesuaikan dengan tugas kuliah. Setelah menggeluti cabang olahraga panahan, kini menjadikan Zaka pribadi yang lebih fokus, tenang, dan berhati-hati dalam mengerjakan suatu hal. “Saya bisa menyibukkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat di waktu kosong, jadi lebih bisa mengatur waktu,” tuturnya.

Mahasiswa kelas Internasional Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini, pernah berniat masuk jurusan Penjaskesrek. Namun, ia memilih jurusan Menejemen, sebab cita-citanya menjadi pengusaha. Ia mengatakan sudah menggeluti dunia usaha bersama temen-temannya sejak SMA. “Dulu, ketika masih di asrama, saya bareng teman-teman usaha kuliner malam. Tapi karena siswa nggak boleh keluar malam, kami kerjasama dengan rumah makan dekat asrama untuk orderan malam,” katanya. Lalu, tiga tahun berselang, Zaka mulai masuk dunia perkuliahan. Ia sempat berpikir berhenti menjadi atlet panah. “Sempat juga (berpikiran untuk berhenti), mikir lagi pas masa-masa kuliah, soalnya kuliah cukup berat terus kemarin ikut seleksi Pra PON (Pekan Olahraga Nasional) Lampung belum lolos juga,” ucapnya. Tetapi hal tersebut, tidak ia lakukan. Sebab, ia memiliki keinginan untuk menjadi atlet panah perwakilan Lampung dalam Pelatihan Nasional (Pelatnas) Memanah. “Itu kan target, dari SMA benar-benar antusias. Kalau kesampaian, ya alhamdulillah. Kalau belum mungkin nanti saya teruskan ke anak saya. Kalau cita-cita utama tetap jadi pengusaha,” ujarnya. “Hidup itu singkat, jadikanlah bermakna” merupakan motto dalam hidup Zaka. Menurutnya, kalimat tersebut dapat memotivasi dirinya supaya tidak menyia-nyiakan waktu dan terus berusaha=

Mitha Setiani Asih

Pemimpin Redaksi

Papua Dalam Media

Foto: Dok.

Prinsip jurnalisme damai harus diterapkan dalam pemberitaan peristiwa bernuansa konflik, seperti konflik yang berkaitan dengan Papua. Jurnalisme damai ini tidak hanya memaparkan masalah, namun menurunkan tensi konflik dan memberikan solusi secara segera. Sayangnya, praktek jurnalisme damai ini belum diterapkan di beberapa media daring di Indonesia. Pasalnya, masih banyak media yang mengejar kecepatan. Tetapi, gagal menampilkan konteks peristiwa dengan baik. Ditambah, dengan lemahnya disiplin verifikasi, media-media ini justru menghasilkan disinformasi yang memperuncing konflik, seperti diskriminasi rasial terhadap warga Papua. Misalnya, pemberitaan salah satu media daring yang menerbitkan berita dengan judul “Kelompok Bersenjata Sebut 2 TNI yang Ditangkap Sudah Dimasak” (27 Mei 2015). Judul yang tidak beradab ini menggiring opini rasis terhadap warga Papua, menempatkan mereka melakukan praktek kanibalisme. Selanjutnya, pemberitaan peristiwa pengepungan asrama mahasiswa Surabaya terkait insiden bendera. Salah satu media juga menerbitkan berita bermasalah dengan judul “Tolak Kibarkan Merah Putih, Asrama Mahasiswa Papua Digeruduk Warga” (16 Agustus 2019). Berita ini justru tidak mewawancarai mahasiswa Papua. Pernyataan tolak kibarkan bendera merah putih ini bukan dari mahasiswa Papua, melainkan massa aksi yang ikut menggeruduk asrama tersebut. Jelas tulisan tersebut menyesatkan dan menghakimi secara sepihak. Tentu tidak semua media daring memiliki praktik kotor ini. Suara.com misalnya, menerbitkan berita berjudul “Ditembaki Gas Air Mata, Polisi Angkut Paksa Mahasiswa Papua Kasus Bendera” (17 Agustus 2019). Tulisan ini lengkap dengan kronologi dan alasan penghuni asrama memilih tetap tinggal, serta tanggapan mahasiswa Papua sendiri. Selain itu, Tirto.id menanggapi tindakan aparat secara lebih kritis dalam “VIDEO: Polisi Gagal Mengatasi Rasisme di Asrama Mahasiswa Papua” (22 Agustus 2019). Tirto.id menyajikan tahapan yang dilangkahi kepolisian saat mengunakan gas air mata. Pembuat onar, kanibal, dan primitif menjadi stigma yang melekat di diri orang Papua. Salah satu penyebabnya adalah arus informasi yang buruk dari Papua. Masalah kebebasan pers tersebut berlangsung sejak 1969. Di tahun yang sama diadakannya referendum Perpera (Penentuan Pendapat Rakyat). Peristiwa ini merupakan bagian penting untuk memahami konflik yang terjadi di Papua. Sejak itu, penyensoran informasi semakin ketat. Papua menjadi wilayah yang gelap informasi. Meski Undang-Undang Pers no.40 tahun 1999 telah menjamin tidak adanya penyensoran, pemberedelan atau pelarangan penyiaran terhadap media. Namun, akses mendapatkan informasi tentang Papua sulit dijamah oleh pers lokal maupun internasional. Sehingga, sumber informasi tentang Papua hanya keluar dari pemerintah. Hal tersebut kacau, pasalnya pers berfungsi sebagai pilar ke empat dalam berdemokrasi. Penyensoran informasi ini berakibat warga Indonesia gagal paham dalam menyikapi penumpukan masalah di Papua. Sehingga, ketika warga Papua menuntut keadilan, banyak orang yang menanggapi dengan sentimen negatif, bahkan dibubuhi diskriminasi rasial, tanpa paham sumber masalahnya. Menentang rasisme sama halnya dengan membela kemanusiaan. Jika kita sepakat masyakat Papua sebagai warga negara Indonesia. Maka, rakyat Papua juga memiliki hak yang setara dalam berdemokrasi=



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.