KERUPUK KLATAK,
Dok.
inovasi
Camilan Nikmat Biji Karet Oleh Silviana
T
ak banyak yang melirik biji karet. Adalah lima orang mahasiswa angkatan 2012 yang pernah tergabung dalam satu kelompok KKN, mencoba memanfaatkan biji karet untuk diolah menjadi kerupuk nan lezat. Karet menjadi salah satu potensi bidang pertanian di Desa Adi Luhur, Kecamatan Panca Jaya, Kabupaten Mesuji. Tak heran mayoritas penduduknya menjadi petani karet. Peluang itu pun dilirik oleh Zupika Audina, Eka Prianti (Agribisnis ’12), Catra Wijaya, Rizal Gata Kusuma (Tek. Geofisika ’12) dan Sartika (Kehutanan ’12). Kelima mahasiswa Unila ini melihat biji karet se-
bagai salah satu bagian yang tak dimanfaatkan, namun memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Awal mula munculnya ide pemanfaatan biji karet ini terjadi saat mereka melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode Januari-Maret tahun 2015 lalu. Setelah melakukan beberapa uji coba dan mencari referensi, ternyata biji karet yang selama ini belum dimanfaatkan oleh masyarakat, bisa diolah menjadi bahan baku makanan. Bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Adi Luhur, Zupika dan keempat rekannya mencoba mengolah biji karet menjadi camilan kerupuk berbagai rasa. Mereka mengajarkan cara mem-
buat kerupuk berbahan biji karet yang mudah baik bahan, peralatan, maupun pengolahannya. Bahan-bahan campuran yang dibutuhkan seperti, tepung, daun bawang, cabai, garam, serta bumbu-bumbu lain sesuai selera. Sedangkan alat yang dibutuhkan berupa lesung untuk menumbuk biji karet, pisau, serta alat penggoreng. Langkah pembuatannya diawali dengan memisahkan biji karet dari cangkangnya dengan cara dipecahkan dengan benda keras. Setelah itu, biji karet direbus untuk kemudian direndam selama dua hari dua malam dengan air garam agar kadar hidrogen siani da (HCN) yang ada di dalamnya
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2016
13