Empat prinsip penularan hiv dan infeksi menular seksual

Page 1

Empat Prinsip Penularan HIV dan Infeksi Menular Seksual (IMS)

Empat prinsip ini dapat membantu kita menilai tingkat risiko penularan HIV pada berbagai perilaku seksual. Supaya HIV dapat menular dari satu orang ke pasangan seksualnya, semua prinsip berikut harus terpenuhi. E EXIT – Virus harus keluar (exit) dari tubuh orang yang terinfeksi HIV S

SURVIVE – Virus harus dalam kondisi yang cocok untuk kelangsungan hidupnya (survive)

S SUFFICIENT – Jumlah virus harus cukup (sufficient) untuk menyebabkan infeksi E ENTER – Virus harus dapat masuk (enter) ke dalam peredaran darah orang lain

E ENTER – Virus harus dapat masuk (enter) ke dalam peredaran darah orang lain

Perilaku seksual secara umum dapat disebut sebagai “risiko tinggi”, “risiko sedang”, “risiko rendah”, dan “tidak ada risiko”. Namun demikian, tingkat risiko ini dapat bervariasi sesuai konteks dan cara perilaku tersebut terjadi. Walaupun risiko penularan HIV bisa saja rendah, masih ada kemungkinan risiko penularan berbagai infeksi lain yang menular lewat hubungan seksual.

Perilaku Seksual 

Ciuman Dalam (Deep kissing) - Tidak berisiko Exit: Jumlah HIV yang ditemukan di air liur hanya sedikit. Sufficient: Air liur mengandung jumlah HIV yang kurang cukup banyak untuk menularkan. Survive: Air liur bersifat basa, jadi bila virus terkena air liur orang sehat, virus HIV akan hancur. Entry: Risiko yang mungkin hanyalah jika terdapat luka di mulut. Namun, berciuman pun akan sulit dilakukan jika terdapat luka di mulut. Risiko IMS: Human papilloma virus (HPV) Herpes oral Gonorrhea Hepatitis A dan B Moluskum contagiosum Sifilis Virus dan bakteri juga dapat ditularkan melalui berciuman. Luka yang merah, basah, tampak seperti lilin, dan bernanah yang muncul di mulut dapat menunjukkan adanya IMS.


Menjilat (Licking) – Tidak ada risiko atau risiko rendah Exit: Air liur penderita HIV mengandung jumlah virus yang sedikit. (HIV dapat keluar melalui luka terbuka) Sufficient: Jumlah virus HIV di air liur tidak cukup banyak (Darah dari luka dapat mengandung jumlah HIV yang cukup untuk penularan) Survive: Virus HIV tersebut tidak dapat bertahan saat berada di udara. (HIV tidak dapat bertahan hidup ketika terpapar udara dan air liur orang yang menjilat juga dapat menghancurkan virus) Entry: Kulit yang intak (tidak ada luka sedikitpun) tidak akan menjadi jalan masuknya virus HIV ke orang sehat. (Tidak akan ada jalan masuk kecuali orang yang menjilat memiliki luka di lidah, bibir, atau gusi). Risiko IMS: Gonorrhea Chlamydia Sifilis Herpes HPV dan kutil kelamin Parasit Virus dan bakteri dapat ditularkan bila lidah terkena ke mulut, saluran kencing, atau anus melalui berciuman. Jika area-area tersebut tidak dijilat, tidak ada risiko. Penggunaan dental dam (lembaran lateks datar) atau plastik biasa dapat menurunkan risiko paparan HIV selama penjilatan anus atau vagina.

Frottage (gesekan antara alat kelamin) – Tidak berisiko. Exit: Mungkin ada jalan keluar HIV bila gesekan tersebut menimbulkan orgasme. Sufficient: Mungkin terdapat jumlah virus yang cukup banyak. Survive: HIV hanya dapat bertahan di luar tubuh dalam waktu yang terbatas. Entry: Tidak ada jalan masuk kecuali terdapat luka atau IMS. Risiko IMS: Kutu kemaluan Sifilis Herpes kelamin (HSV) Skabies HPV dan kutil kelamin/anus Parasit Jika frottage dilakukan saat berpakaian, tidak terdapat risiko penularan virus, tetapi masih terdapat risiko penyebaran kutu kemaluan dan skabies. Sifilis, HSV, dan HPV juga dapat ditularkan melalui kontak langsung.

Masturbasi bersama. Bagaimana risiko terhadap kedua pasangan? – Tidak ada risiko atau risiko rendah, tergantung konteks dan perilakunya. Exit: Virus HIV dapat keluar melalui ejakulasi akibat masturbasi Sufficient: Di dalam cairan ejakulasi terdapat jumlah virus yang cukup banyak. Survive: Sesuai konteksnya, HIV mungkin menjadi dapat bertahan hidup. Entry: Risiko masuknya virus meningkat jika ejakulasi terjadi di sekitar anus atau alat kelamin.


Risiko IMS: Sifilis HPV dan HBV IMS dapat menular saat membantu pasangan bermasturbasi jika air mani terkena luka di tangan. Disarankan untuk menjauhkan air mani dengan luka terbuka yang ada di tangan. Kulit jari dan tangan harus diperiksa terlebih dahulu sebelum membantu pasangan bermasturbasi.

Stimulasi anus dengan jari – Tidak ada atau risiko rendah. Exit: Tidak ada jalan keluar virus kecuali terdapat luka di kulit jari atau anus. Sufficient: Jika terdapat luka, terdapat jumlah virus HIV yang cukup banyak dari darah. Survive: HIV dapat bertahan hidup di selaput lendir (mukosa) jaringan anus. Entry: Tidak ada jalan masuk selama kulit jari dan anus intak (tidak ada luka). Risiko IMS: Risiko IMS pada dasarnya berhubungan dengan kontak terhadap feses (kotoran) tetapi hal-hal lain juga dapat ditularkan, termasuk: Hepatitis A, B, dan C Parasit

(parasit usus, contohnya Giardia lamblia, Entamoeba Cryptosporidium parvum; yang menular melalui jalur fekal-oral)

histolytica,

Sifilis Herpes HPV dan kutil kelamin Gonorrhea Chlamydia Lainnya Jika kulit jari dan anus bersifat intak (tidak ada luka), risiko penularan HIV pada perilaku ini adalah rendah. Jika terdapat luka di jari atau anus, metode ini tidak dianjurkan. IMS-IMS yang disebutkan di atas dapat menular melalui darah, air mani, dan cairan tubuh. Tangan yang digunakan untuk stimulasi anus harus dijauhkan dari mulut dan alat kelamin, serta harus dicuci setelah perilaku seksual untuk mengurangi kemungkinan penyebaran infeksi. 

Penggunaan obat-obatan bukan suntik sebelum berhubungan seksual – Risiko sedang sampai tinggi (HIV dan IMS) Penggunaan obat-obatan sebelum berhubungan seksual dapat membuat seseorang menjadi ceroboh dalam menjalankan hubungan seksual yang aman. Substansi obatobatan jika dapat berefek pada kemampuan motorik sehingga sulit dalam penggunaan kondom dengan benar.

Penggunaan alkohol sebelum berhubungan seksual – Risiko sedang sampai tinggi (HIV dan IMS) Penggunaan alkohol sebelum berhubungan seksual membuat seseorang mungkin lupa untuk mempraktikkan hubungan seksual yang aman. Penggunaan alkohol juga akan mempengaruhi kemampuan motorik sehingga sulit menggunakan kondom dengan benar.

Bergantian menggunakan jarum suntik – Risiko tinggi, termasuk IMS, khususnya hepatitis C dan B Exit: HIV dapat keluar ke jarum suntik


Sufficient: Sangat mungkin terdapat jumlah virus yang cukup banyak dalam darah yang tersisa di jarum suntik. Survive: HIV dapat bertahan di dalam jarum suntik. Entry: Penggunaan jarum suntik bekas dapat menjadi jalan masuknya virus HIV langsung ke dalam peredaran darah (umumnya obat-obatan terlarang langsung disuntikkan ke dalam pembuluh darah).  Risiko IMS: Hepatitis B dan C HBV dan HCV dapat bertahan dalam waktu yang lama di luar tubuh. Jarum suntik harus disterilisasi menggunakan cairan pemutih kuat (hipoklorit 5,25%). Zat cairan pemutih kuat ini dapat menghancurkan HIV setelah 30 detik. Sementara untuk hepatitis B, virus dapat hilang setelah disinfeksi minimal dua menit penuh. Namun, tidak jelas apakah setelahnya, virus hepatitis C juga dapat terbunuh atau tidak. ďƒ˜

Pembuatan tattoo Sebenarnya penjelasan ini perlu informasi lebih lanjut tentang detail metode pembuatan tattoo. Jika pembuatan dengan cara tradisional, yaitu menggunakan pipet seperti di candicandi Budha, risikonya tinggi karena akan berdarah dan dilakukan pada lebih dari satu orang sekaligus. Seluruh empat prinsip penularan harus digunakan untuk menilai risiko penularan. Bentuk lain pembuatan tattoo, akan bergantung pada penggunaan jarum suntik, apakah diganti atau dilakukan disinfeksi. Risiko IMS: HBV dan HCV Juga terdapat risiko HBV dan HCV tergantung dari penggunaan jarum, apakah diganti dan dilakukan disinfeksi. HBV dan HCV dapat ditularkan melalui tinta jika sudah terkontaminasi dengan jarum bekas.

ďƒ˜

Hubungan seksual oral-anal – Tidak ada risiko terhadap HIV. Risiko terhadap hepatitis A bila terkena feses (kotoran). Mungkin ada risiko terhadap hepatitis B dan HPV. Exit: Tidak terdapat jalan keluar virus kecuali juga dilakukan hubungan seksual penetratif. Sufficient: Mungkin ada jumlah virus yang cukup bila terdapat perdarahan (luka) akibat hubungan penetratif. Survive: HIV dapat bertahan hidup di anus. Entry: Tidak akan ada jalan masuk jika tidak ada luka di dalam mulut. Risiko IMS: Infeksi parasit Hepatitis A, B, dan C Sifilis HPV dan kutil kelamin/anus Herpes alat kelamin Gonorrhea Chlamydia Moluskum Sedapat mungkin, anus diperiksa apakah terdapat IMS atau luka/cedera. Tanda-tanda ini misalnya lesi, luka, benjolan, robekan, kemerahan, darah, dan iritasi. Jika ditemukan tanda-tanda tersebut, disarankan tidak melakukan penjilatan anus. Kulit yang luka dapat menjadi sumber penularan IMS. Namun, semua IMS selain HIV, hepatitis B, dan hepatitis


C juga dapat menular walaupun kulit intak (tidak ada luka). Ciri-ciri kulit anus sehat adalah berwarna pink, intak, dan tidak ada lesi/luka. IMS yang sering berkaitan dengan hubungan seksual oral-anus adalah hepatitis A dan infeksi parasit. Penularan hepatitis A adalah melalui paparan oral dengan feses (kotoran), hal ini bisa tetap terjadi walaupun kulit intak. Pelaku hubungan seksual anal disarankan untuk melakukan vaksinasi hepatitis A dan B. Sayangnya, saat ini masih belum ada vaksin untuk hepatitis C. Direkomendasikan untuk mencuci daerah anus secara menyeluruh sebelum melakukan hubungan seksual oral-anal. 

Hubungan seksual oral-penis (mulut ke penis) tanpa kondom. Bagaimana risiko terhadap kedua pasangan? – Risiko rendah sampai sedang untuk yang menggunakan mulut; tidak berisiko untuk yang menggunakan penisnya. Exit: Keluarnya HIV adalah melalui cairan pre-ejakulasi dan air mani dari pasangan penetratif. Sufficient: Jumlah virus HIV cukup banyak untuk terjadi penularan. Survive: Virus HIV dapat bertahan untuk sementara waktu jika jumlahnya cukup. Jumlah yang sedikit dapat hancur oleh air liur pasangan reseptif. Entry: Mungkin tidak ada jalan masuk langsung ke dalam darah, tetapi mungkin melalui luka di mulut (gusi dan mukosa). Risiko IMS: Gonorrhea Chlamydia Herpes kelamin HPV dan kutil kelamin/anus Hepatitis A, B dan C Moluskum Sifilis Penularan IMS terjadi melalui cairan yang keluar dari penis sebelum ejakulasi. Jika ada kemungkinan IMS atau status kesehatan tidak diketahui, dan tidak ada kondom, disarankan untuk mengeluarkan penis sebelum ejakulasi. Hal ini dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit. Kulit dalam dan gusi di mulut harus diberikan perhatian lebih, apakah intak atau terdapat luka. Pasangan disarankan untuk menunda hubungan seksual oral selama beberapa menit setelah menyikat atau menggunakan benang gigi karena keduanya dapat mengiritasi gusi. Jika ditemukan lesi, luka terbuka, atau nanah di penis, sebaiknya jauhkan dari mulut karena dapat merupakan tanda-tanda IMS. Menghindari herpes, kutil kelamin, dan moluskum lebih sulit dilakukan karena seringkali tidak ada tandanya, atau kalaupun ada, sulit dilihat. Sebagai contoh, moluskum biasanya menyerang area pubis dan mungkin tertutup rambut kemaluan. Kontak oral dengan lesi-lesi tersebut, baik terlihat atau tidak, dapat menyebarkan infeksi.

Hubungan seksual oral-penis dengan kondom. Bagaimana risiko terhadap kedua pasangan? – Risiko rendah atau tidak ada risiko terhadap pasangan yang menggunakan mulut; tidak berisiko untuk pasangan yang menggunakan penis. Exit: Jalan keluar virus HIV adalah cairan praejakulasi dan air mani dari pasangan yang penetratif. Sufficient: Jumlah virus HIV cukup untuk menularkan Survive: HIV dapat bertahan untuk beberapa waktu dalam jumlah yang cukup banyak. Entry: Tidak ada jalan masuk jika kondom digunakan dengan baik dan benar.


Risiko IMS: Sifilis Herpes genital Infeksi HPV dan kutil anogenital Moluskum Penggunaan kondom yang benar dan tidak bocor mengurangi risiko penularan IMS selama area pangkal penis dan pubis dihindari ketika berhubungan. Penting untuk tidak menggunakan gigi ketika berhubungan seksual menggunakan kondom, karena tepian gigi yang tajam dan kawat gigi dapat merobek kondom. ďƒ˜

Hubungan seksual oral-vagina dengan/tanpa pengaman. Bagaimana risiko pada kedua pasangan? Risiko rendah hingga sedang bagi pasangan yang melakukan oral seks, tidak ada risiko pada perempuan Exit: Terdapat virus HIV pada cairan vagina perempuan. Sufficient: Jumlah virus HIV cukup untuk terjadinya penularan. Survive: Virus HIV dapat bertahan hidup di vagina. Entry: Kemungkinan tidak terdapat jalur masuk langsung ke dalam darah. Masuknya virus dapat terjadi bila terdapat luka di rongga mulut (gusi dan jaringan mukosa). Risiko IMS: Hepatitis B Sifilis Herpes genital Sifilis dan herpes genital dapat ditularkan bila terdapat chancre dan lesi kulit pada pasangan reseptif.

ďƒ˜

Hubungan seksual anal (penetrasi penis ke dalam anus) dengan kondom- Risiko rendah Exit: Virus dapat keluar melalui perdarahan anus pada pasangan reseptif. Sufficient: Terdapat jumlah virus HIV yang cukup untuk terjadinya penularan. Survive: Virus dapat bertahan hidup di anus. Entry: Perlukaan kecil mungkin terjadi di penis selama hubungan seksual seksual melalui anus, memungkinkan terjadinya penularan HIV. Pasangan yang penetratif memiliki risiko yang lebih tinggi bila mereka memiliki IMS yang belum sembuh. IMS yang belum sembuh juga memungkinkan penularan HIV melalui jaringan mukosa uretra (saluran kemih) yang menjadi rentan. Risiko IMS: Infeksi HPV dan kutil anogenital Herpes genital Sifilis Penggunaan kondom yang benar dapat mengurangi risiko paparan virus HIV, gonorea, klamidia, hepatitis B dan hepatitis C secara bermakna. Bila kondom robek ketika berhubungan seksual melalui anus, penis harus segera dikeluarkan dan kondom harus diganti. Kondom harus dipakai sebelum adanya kontak penis ke anus. Penggunaan dua kondom bersamaan (dobel) untuk meningkatkan perlidungan justru akan meningkatkan kemungkinan robeknya kondom. Lubrikan dengan bahan dasar minyak tidak baik untuk digunakan karena akan merusak lateks kondom. Lubrikan yang digunakan harus berbahan dasar air. Pasangan yang menggunakan anusnya ketika berhubungan seksual, harus memegang penis pasangannya ketika mulai berhubungan seksual untuk memastikan kondom dipakai. Salah satu pasangan harus memegang penis ketika dikeluarkan untuk memastikan kondom tidak terlepas dan tertinggal di anus atau rektum.

ďƒ˜

Hubungan seksual anal tanpa kondom, tanpa ejakulasi – Risiko tinggi Exit: Virus HIV dapat keluar melalui perdarahan anus pada pasangan reseptif. Sufficient: Jumlah virus HIV cukup untuk terjadinya penularan. Survive: Virus HIV dapat bertahan hidup di anus.


Entry: Perlukaan kecil dapat terjadi di penis ketika berhubungan seksual melalui anus, hal ini memungkinkan terjadinya penularan HIV. Pasangan yang menggunakan anusnya ketika berhubungan seksual memiliki risiko tertular lebih tinggi bila mereka memiliki IMS yang tidak belum sembuh. Penanganan IMS yang tidak benar akan memungkinkan terjadinya penularan HIV melalui membran mukosa saluran kemih karena menjadi rentan. Risiko IMS: Infeksi HPV dan kutil anogenital Klamidia Herpes genital Gonorrhea Hepatitis A, B, C Sifilis Beberapa jenis IMS dapat menyebabkan lesi (perlukaan) atau keluarnya cairan pada penis atau anus. Sebelum berhubungan seksual, pasangan harus saling memeriksa penis atau anus pasangannya, apakah terdapat lesi atau luka, pertumbuhan jaringan atau massa, atau robekan kulit. Beberapa orang menganggap bahwa berhubungan seksual melalui anus akan aman jika dibarengi dengan minum antibiotik untuk IMS. Hal ini tidak benar. Risiko penularan bakteri IMS tetap ada, sampai pengobatan IMS selesai. Antibiotik tidak mengobati IMS yang disebabkan virus seperti HPV dan herpes simpleks (HSV). Pasangan yang terinfeksi HIV harus membicarakan statusnya kepada pasangan, dan pasangan sehat juga harus menanyakannya. Orang dengan HIV positif bisa saja terinfeksi virus HIV dengan jenis baru, yang dapat memperburuk kondisi yang ada sekarang dan menyebabkan komplikasi pada pengobatan, terrutama bila jenis virusnya adalah yang resisten atau kebal terhadap obat. Bila kedua pasangan memiliki status HIV negatif, tidak ada risiko infeksi. Namun, perlu diingat bahwa terdapat masa jendela pada pemeriksaan HIV. Sebelum melakukan hubungan seks anal, anus harus dalam keadaan relaksasi dengan cara melakukan pemijatan disertai dengan pemberian lubrikan yang berbahan dasar air. Hal ini akan mengurangi risiko terjadinya luka dan perdarahan. Hubungan seks anal, terutama tanpa penggunaan lubrikan, dapat menyebabkan luka. ďƒ˜

Hubungan seks anal tanpa kondom, dengan ejakulasi. Bagaimana risiko terhadap pasangan reseptif? – Risiko tinggi Exit: Virus HIV dapat kelular melalui air mani dari pasangan penetratif. Sufficient: Jumlah virus HIV cukup untuk terjadinya penularan. Survive: Virus HIV dapat bertahan hidup dalam anus Entry: Trauma atau robekan jaringan mukosa sering terjadi pada hubungan seks anal, hal ini memungkinkan penularan HIV. Risiko IMS: Lihat hubungan seks anal tanpa kondom, tanpa ejakulasi

ďƒ˜

Hubungan seks dengan vagina, tanpa kondom. Bagaimana risiko terhadap kedua pasangan? – Risiko tinggi untuk tertular HIV bagi pasangan wanita, juga risiko kehamilan. Risiko sedang hingga tinggi untuk pasangan laki-laki. Exit: Virus dapat keluar melalui cairan pre-ejakulasi dan air mani. Sufficient: Jumlah virus HIV cukup untuk terjadinya penularan. Survive: Virus HIV dapat bertahan hidup di vagina. Entry: Masuknya virus dapat terjadi bila ada robekan atau luka pada jaringan mukosa. Terdapat risiko penularan IMS yang lebih besar. Risiko IMS: Skabies Kutu Herpes genital


Kutil kemaluan Gonorrhea Hepatitis B dan C Sifilis Trikomoniasis Klamidia Skabies dan kutu dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak kulit dan rambut kemaluan. Herpes dan kutil kemaluan juga dapat ditularkan bila ada lesi dan perlukaan pada kedua pasangan. Kebanyakan bakteri IMS dan juga virus hepatitis dapat ditularkan. 

Hubungan seks dengan vagina, menggunakan kondom. Bagaimana risiko terhadap kedua pasangan? – Risiko rendah. Kondom harus digunakan dengan benar secara konsisten dan dengan penggunaan lubrikan yang baik. Exit: Virus HIV terdapat pada cairan vagina dan cairan mani pasangan yang terinfeksi. Sufficient: Terdapat jumlah virus HIV yang cukup untuk terjadinya penularan. Survive: HIV dapat bertahan hidup pada cairan vagina maupun air mani. Entry: HIV tidak akan masuk pada kedua pasangan apabila kondom digunakan dengan benar secara konsisten. Risiko IMS: Skabies Kutu Herpes genital Kutil kemaluan Bahkan dengan penggunaan kondom, skabies dan kutu dapat menular melalui kontak kulit dan rambut kemaluan. Herpes dan kutil kemaluan juga dapat ditularkan bila ada lesi atau luka pada kedua pasangan.

Mengeluarkan penis sebelum ejakulasi. Apakah merupakan alternative pilihan seks yang lebih aman? Risiko rendah hingga sedang. Exit: HIV dapat keluar dari orang yang terinfeksi pada saat pre-ejakulasi. Sufficient: Jumlah virus pada pre-ejakulasi cukup untuk terjadinya penularan. Survive: Virus HIV dapat bertahan hidup di vagina. Entry: Virus HIV dapat masuk melalui robekan atau luka pada jaringan mukosa. Mengeluarkan penis sebelum ejakulasi adalah pilihan yang lemah sebagai perilaku seksual yang aman karena pasangan mungkin lupa untuk melakukannya. Risiko IMS: Lihat Hubungan seks anal tanpa kondom, tanpa ejakulasi

Hubungan seks vagina, tanpa kondom tetapi menggunakan metode KB lain – Risiko tinggi. Metode KB selain kondom tidak melindungi dari HIV atau IMS. Exit: Terdapat jalur keluar virus HIV melalui air mani, pre-ejakulasi, atau cairan vagina. Sufficient: Jumlah virus HIV di air mani, pre-ejakulasi, atau cairan vagina cukup untuk penularan. Survive: Virus HIV dapat bertahan hidup di rongga vagina. Entry: Terdapat jalur masuk HIV ke dalam darah melalui robekan kecil atau perlukaan mikro di jaringan mukosa selama hubungan seksual. Risiko IMS: Lihat Hubungan seks vagina tanpa kondom di atas.

Hubungan seks selama menstruasi, dengan atau tanpa kondom – Risiko rendah dengan penggunaan kondom, risiko tinggi tanpa penggunaan kondom.


Exit: Virus HIV dapat keluar dari orang yang terinfeksi melalui air mani atau darah menstruasi. Sufficient: Jumlah virus HIV dalam air mani dan darah menstruasi cukup untuk terjadinya penularan. Survive: Virus dapat bertahan hidup di air mani, darah menstruasi, dan di dalam vagina. Entry: Tidak ada jalur masuk virus bila kondom digunakan dengan benar, virus dapat masuk tanpa penggunaan kondom. Risiko IMS: Lihat Hubungan seks vagina tanpa kondom di atas.

Berbagi alat suntik (misal kapas, air, mangkuk pencampur) – risiko rendah Exit: HIV keluar melalui darah dari jarum dan alat suntik bekas. Sufficient: Jumlah HIV bervariasi tergantung dari cara suntik, namun jumlah bisa saja cukup untuk menular. Survive: HIV tidak bisa bertahan di luar tubuh manusia dan tidak bisa berkontak lama dengan zat lain. Entry: HIV paling mungkin masuk melalui sisa darah di jarum atau alat suntik dibandingkan dengan alat lain. Risiko IMS: Hepatitis B dan C Virus hepatitis B dan C dapat bertahan lama di luar tubuh manusia. Alat suntik harus disterilisasi dengan cairan pemutih kuat (hipoklorit 5.25%) agar dapat membasmi virus hepatitis dan HIV dalam 30 detik. Pemutih harus dibiarkan dalam alat suntik dan pemasak selama minimal dua menit agar dapat membasmi virus hepatitis B. Namun, cara ini belum dipastikan dapat membasmi virus hepatitis C.

Berbagi mainan seks – Risiko rendah hingga sedang Perlu keterangan lebih lanjut tentang tipe mainan seks dan penggunaannya, misal apakah mainan tersebut dicuci atau disterilisasi terlebih dahulu, dll. Risiko IMS Hepatitis B dan C Lain-lain HBV dan HCV dapat bertahan lama di luar tubuh manusia. Berbagi mainan seks dapat menularkan virus hepatitis sehingga sebaiknya tidak dilakukan; bila dilakukan alat harus disterilisasi menggunakan pemutih kuat (hipoklorit 5,25%) selama minimal dua menit.

Watersports – Tidak ada risiko hingga risiko rendah Watersports adalah kepuasan seksual dengan mengencingi pasangan seks. Perlu keterangan lebih lanjut tentang cara yang digunakan. Exit: Urin dapat mengandung HIV dalam jumlah kecil. Sufficient: Jumlah HIV di urin tidak cukup untuk menular ke pasangan. Survive: Virus bertahan lebih lama bila urin masuk ke mata, mulut atau anus. Entry: Virus dapat masuk ke dalam tubuh bila urin terkena muka (mata), masuk ke dalam mulut atau anus (terutama setelah seks anal) Risiko IMS: Gonorea (kencing nanah) Sifilis (raja singa) Klamidia


Trikomoniasis 

Penetrasi ganda tanpa kondom. Bagaimana risiko untuk pasangan reseptif? – Risiko tinggi. Penetrasi ganda adalah masuknya dua penis ke dalam anus secara bersamaan. Exit: HIV dapat keluar melalui air mani pasangan penetratif. Sufficient: Jumlah HIV cukup untuk menular. Survive: HIV dapat bertahan hidup dalam anus. Entry: Trauma atau robekan jaringan mukosa sering terjadi pada seks anal sehingga HIV dapat masuk ke dalam darah. Penetrasi ganda meningkatkan risiko robekan di anus. Risiko IMS: HPV dan kutil kelamin Klamidia Herpes genital Gonorea (kencing nanah) Hepatitis A, B, C Sifilis (raja singa)

Penetrasi ganda tanpa kondom. Bagaimana risiko untuk pasangan penetratif? – Risiko tinggi. Exit: HIV dapat keluar melalui air mani pasangan penetratif atau dari robekan di dubur pasangan reseptif. Sufficient: Jumlah HIV cukup untuk menular. Survive: HIV dapat bertahan hidup dalam anus. Entry: Penetrasi ganda meningkatkan risiko robekan di jaringan penis sehingga HIV dapat masuk ke dalam darah. Risiko IMS: HPV dan kutil kelamin Klamidia Herpes genital Gonorea (kencing nanah) Hepatitis A, B, C Sifilis (raja singa)

Penetrasi ganda dengan kondom. Bagaimana risiko untuk kedua pasangan? – Risiko sedang hingga tinggi. Exit: HIV dapat keluar melalui air mani pasangan penetratif atau dari robekan di dubur pasangan reseptif. Sufficient: Jumlah HIV cukup untuk menular. Survive: HIV dapat bertahan hidup dalam anus. Entry: Walaupun menggunakan kondom, penetrasi ganda meningkatkan gesekan antar kulit saat seks sehingga berisiko terjadi robekan pada kondom maupun jaringan dubur dan penis, sehingga HIV dapat masuk ke dalam darah. Risiko IMS: HPV dan kutil kelamin Herpes genital


Fisting tanpa pengaman. Bagaimana risiko untuk kedua pasangan? – Risiko rendah apabila hanya fisting saja. Risiko tinggi apabila dilakukan bersamaan dengan aktivitas seksual lain; perlu informasi lebih lanjut. Exit: HIV dapat keluar melalui lapisan dubur akibat peregangan jaringan mukosa. HIV hanya bisa keluar dari darah pasangan penetratif bila ada luka terbuka di tangan. Sufficient: Jumlah HIV cukup untuk menular. Survive: HIV dapat bertahan hidup dalam anus. Entry: Bila tidak ada luka terbuka di tangan pasangan penetratif, virus tidak dapat masuk. Virus hanya dapat masuk melalui robekan di lapisan dubur. Risiko IMS Kemungkinan adanya penularan IMS dari anus ke tangan ke kelamin pasangan penetratif. Penularan bergantung pada kebersihan/higiene (apakah tangan dicuci sebelum menyentuh kelamin). Klamidia Herpes genital Gonorea (kencing nanah) Hepatitis A, B Sifilis (raja singa)

Orgy tanpa kondom. Bagaimana risiko untuk kedua pasangan? – Risiko tinggi. Orgy atau pesta seks adalah hubungan seksual dengan tiga atau lebih pasangan. Perlu keterangan lebih lanjut tentang aktivitas seksual apa yang dilakukan: oral-penis, oral-anal, fisting, seks anal dll; serta apakah ada penggunaan narkoba suntik. Exit: HIV dapat keluar melalui semen (air mani) salah satu pasangan atau dari robekan anus. Sufficient: Jumlah HIV cukup untuk menular. Survive: HIV dapat bertahan hidup dalam anus. Entry: Trauma atau robekan jaringan mukosa sering terjadi pada seks anal sehingga HIV dapat masuk ke dalam darah Risiko IMS Skabies Kutu/tungau Herpes genital Kutil kelamin Gonorea (kencing nanah) Hepatitis A, B dan C Sifilis (raja singa) Trikomoniasis Klamidia

Orgy dengan kondom. Bagaimana risiko untuk kedua pasangan? – Risiko sedang hingga tinggi. Perlu keterangan lebih lanjut tentang aktivitas seksual yang dilakukan. Exit: HIV dapat keluar melalui air mani salah satu pasangan penetratif atau dari robekan anus pasangan reseptif. Sufficient: Jumlah HIV cukup untuk menular. Survive: HIV dapat bertahan hidup dalam anus. Entry: Meningkatnya jumlah aktivitas seksual menyebabkan penggunaan kondom cenderung berkurang. Risiko robek lebih tinggi bila kondom digunakan berulang untuk banyak aktivitas seksual sekaligus. Risiko IMS


Skabies Kutu/tungau Herpes genital Kutil kelamin Gonorea (kencing nanah) Hepatitis A, B dan C Sifilis (raja singa) Trikomoniasis Klamidia Walaupun menggunakan kondom, masih banyak IMS yang dapat menular melalui kontak kulit yang tidak terlindungi kondom. Risiko penularan hepatitis A, B dan C serta infeksi lain di semua pasangan akan meningkat apabila kondom digunakan berulang untuk banyak aktivitas seksual sekaligus.

Felching. Risiko untuk kedua pasangan? – Risiko tinggi. Felching adalah ejakulasi sperma dari pasangan penetratif ke dalam anus pasangan reseptif, kemudian pasangan penetratif (atau orang lain) menghisap sperma keluar dari anus. Exit: HIV dapat keluar dari sperma pasangan penetratif atau dari darah akibat robekan di lapisan dubur. Sufficient: Jumlah HIV cukup untuk menular. Survive: HIV dapat bertahan hidup dalam anus. Entry: HIV dapat masuk melalui robekan di lapisan dubur atau luka di penis Risiko IMS: Gonorea (kencing nanah) Klamidia Herpes genital HPV dan kutil kelamin Hepatitis A, B dan C Sifilis (raja singa)

Trik seks. Bagaimana risiko untuk kedua pasangan? – Risiko rendah hingga sedang. Trik seks dapat berupa seks interfemoral (penis di antara paha) atau penis di ketiak. Exit: HIV dapat keluar melalui air mani pasangan penetratif. Sufficient: Jumlah HIV dalam semen cukup untuk menular. Survive: HIV tidak bisa bertahan lama di luar tubuh manusia. Entry: Masuknya HIV tergantung dari jenis seks. Mungkin terjadi luka atau gesekan di area lipat paha sehingga dapat menjadi jalan masuk HIV ke pasangan reseptif. Ketiak yang sering dicukur juga meningkatkan risiko masuknya HIV ke pasangan reseptif. Risiko untuk pasangan penetratif relatif lebih kecil. Risiko IMS: Skabies Kutu/tungau Herpes genital Kutil kelamin IMS lain tergantung dari adanya luka/gesekan

Facial. Risiko untuk pasangan reseptif? – Risiko rendah hingga sedang. Facial adalah ejakulasi sperma pasangan penetratif ke wajah pasangan reseptif. Exit: HIV dapat keluar melalui sperma pasangan penetratif. Sufficient: Jumlah HIV cukup untuk menular.


Survive: HIV dapat bertahan hidup bila masuk ke mata atau mulut. Entry: HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalui mata atau luka di dalam mulut. Risiko IMS Gonorea (kencing nanah) Sifilis (raja singa) Klamidia Trikomoniasis

Rimming (hubungan seksual oral-anal). Bagaimana isiko untuk kedua pasangan? – Tidak ada risiko. Exit: HIV tidak dapat keluar selama tidak ada seks penetratif. Sufficient: Jumlah mungkin saja cukup apabila ada perlukaan dari seks penetratif. Survive: HIV dapat bertahan hidup dalam anus. Entry: HIV tidak dapat masuk selama tidak ada luka di mulut. Risiko IMS: Risiko hepatitis A bila ada kontak dengan tinja Risiko hepatitis B terutama bila dilakukan setelah seks penetratif Risiko HPV bila ada kutil kelamin

Untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi www.temanteman.org


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.