Surya Edisi Cetak 19 Des 2009

Page 10

C M Y K

7

PAGE 07

Ekonomi Bisnis SURYA, SABTU, 19 DESEMBER 2009

Peritel Genjot Midnight Sale Tutup Tahun Perbanyak Stok SURABAYA – SURYA HARI Natal dan Tahun Baru merupakan momen yang paling diburu pelaku usaha ritel produk fashion, selain Lebaran. Tidak cukup dengan gelar diskon, peritel juga menambah jam buka malam (midnight sale) untuk menggaet konsumen sebanyak-banyaknya. Dirut PT Putrateja Sempurna, produsen Benhill dan pengelola Darmo FO serta UFO Department Store, Ricky Thejakusuma mengatakan, persaingan cukup ketat kian terlihat di pasar ritel setiap menjelang momen hari raya keagamaan. Tak heran saat itu banyak peritel menggelar diskon dengan harapan bisa mendongkrak penjualan di pengujung tahun. “Akhir tahun ini kita memprediksi omzet penjualan bisa meningkat sekitar 10-20 persen dibanding hari-hari biasa,” kata Ricky, kemarin. Namun, ia mengakui, peningkatan penjualan ritel akhir tahun memang tak sebesar ketika menjelang Lebaran. Ricky menyebut, ketika Lebaran lalu omzet penjualan bisa melonjak hingga 2-3 kali lipat dibanding hari biasa. Sementara momen akhir tahun, masyarakat lebih memilih liburan dibanding belanja pakaian. Meski begitu, pihaknya tetap menggelar diskon untuk memberikan kemudahan dan kesempatan bagi konsumen yang ingin

berbelanja produk fashion. Selama Desember ini, khusus Jumat, Sabtu dan Minggu, pihaknya menggelar diskon 20-70 persen di semua gerai Darmo FO dan UFO di Surabaya dan Malang. “Selain itu juga ada diskon untuk sejumlah barang setiap harinya,” ucap Ricky. Guna mengantisipasi peningkatan penjualan, pihaknya telah menyetok barang dagangan sejak awal Desember lalu. Selama ini, sekitar 70 persen produk yang dijual adalah produk lokal, sisanya produk impor atau sisa barang ekspor. “Busana batik juga kini cukup melonjak penjualannya dan memberikan kontribusi hingga 50 persen dari total penjualan kami. Ini karena kami benar-bnar memilih bahan batik yang berkualitas,” ujarnya. Kepala Regional East Java– Kaltim PT Matahari Putra Prima Tbk Tjipto Suparmin mengakui, permintaan produk fashion menjelang akhir tahun ini akan mengalami peningkatan sekitar 25 persen dibanding hari biasa. Program diskon dan midnight

surya/habibur rohman

BERTAHAN - Aktivitas pelayanan di Darmo FO Surabaya. Peritel ini berupaya mempertahankan pasar dengan mendatangkan berbagai produk eksklusif, selain menggelar diskon. sale, diakuinya, menjadi pendorong peningkatan itu. “Diskon kita berikan, selain diberikan masing-masing brand. Kisarannya mulai 20 hingga 50 persen. Sementara, midnight sale kita lakukan mengikuti program pengelola mal,” tutur Tjipto. Guna mengantisipasi peningkatan permintaan, pihaknya menambah stok sampai 30 persen dibanding item yang disediakan per hari. “Kalau

akhir tahun penambahannya 1 banding 3. Untuk pakaian, penambahan stok bisa sampai 3 juta potong. Kami juga menambah jumlah kasir,” katanya. Tjipto mengakui, dibanding Natal dan Tahun Baru tahun lalu, omzet tahun ini diperkirakan akan meningkat 12 persen, menyusul membaiknya kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat pascakrisis. Selama Desember 2008, capaian omzet area timur Rp 110 mi-

liar, 2009 ditargetkan bisa naik 15 persen. Di tempat terpisah, Regional Manager Hypermart Jatim Arifin Mulyawan mengatakan, untuk mengantisipasi lonjakan permintaan di akhir tahun, pihaknya telah menambah volume stok sekitar 20 persen. “Produk yang kami tambah stoknya di antaranya makanan dan minuman fresh, juga perlengkapan untuk barbeque, serta keperluan pesta,” jelasnya. ■ dio

Maskapai Asing Tambah 15.000 Kursi S U R A B AYA

PROGRAM KURSUS : n English for Children (EC), untuk siswa SD n English for Teens (ET), untuk siswa SMP n English for Adults (EA) n Conversation in English (CV) n LIA Preparation Course for the TOEFL , untuk siswa SMA/SMK, Mahasiswa dan Umum n English Proficiency Test (EPT )

Hubungi :

HARIAN SURYA

LIA Ngagel :

Jl. Ngagel Jaya No. 8, Telp. 031

LIA Tugu Pahlawan :

Jl. Veteran No. 6 - 8, Telp. 031

TAKTIS Rp

5019 002/3

3579 571/2

JAKARTA – SURYA Sebanyak lima maskapai asing dipastikan menambah penerbangan ke Indonesia pada masa liburan panjang mendatang. Sementara, maskapai nasional masih adem ayem menghadapi liburan Natal 2009 dan Tahun Baru 2010. Data Direktorat Angkutan Udara Departemen Perhubungan menyebutkan, lima maskapai asing itu, China Airlines, Chatay Pacific, Silk Air, Malaysia Airlines dan Qantas Airways. Ke lima maskapai akan menambah penerbangan dengan total 15.850 kursi. Direktur Angkutan Udara Dephub Tri Sunoko mengatakan, rata-rata penerbangan tambahan yang diusulkan maskapai tersebut antara 25 Desember 2009 hingga 3 Januari 2010. “Mereka sudah

diberi izin flight approval (FA),” kata Tri di Jakarta, kemarin. Rute penerbangan yang akan ditambah berasal dari negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Australia, China dan Hongkong. “Tujuannya antara lain ke Jakarta, Surabaya dan Medan,” tandasnya. Mengenai sepinya maskapai nasional menambah penerbangan, Tri menyatakan, kemungkinan mereka baru mengajukan pada pekan depan. Menurutnya, penerbangan akan semakin semarak saat menjelang Natal. Untuk saat ini, penumpang masih bisa ditampung dalam penerbangan reguler. “Pekan depan seperti Lion Air, Merpati dan Garuda, biasanya mengusulkan penerbangan tambahan,” tandasnya. Berdasarkan data tersebut, izin penambahan penerbangan

untuk maskapai nasional baru diberikan pada Mandala Air. Mandala disebutkan mendapat izin penerbangan untuk rute Jakarta-Surabaya pada 24 Desember dan 27 Desember dengan kapasitas 720 kursi. Sedangkan rute Jakarta-Denpasar, extra flight akan dilakukan pada 25 Desember dan 1 Januari 2010 dengan kapasitas 720 kursi. Total kursi yang disediakan Mandala 1.440 kursi. Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan, hingga pekan ini memang terjadi lonjakan penumpang cukup besar. Menurutnya, load factor rute-rute dari Jakarta ke kota seperti Surabaya, Medan, Batam, Makassar, Balikpapan dan Manado, bisa mencapai 95 persen. “Tetapi masih bisa dicover penerbangan reguler,” kata Edward. ■ jbp/ewa

XL dan Indosat Saling Klaim Terbesar Kedua SURABAYA – SURYA Persaingan berusaha menjadi yang terbaik di bisnis telekomunikasi membuat operator tak mau kalah dalam menggaet pelanggan. Tak mengherankan, lewat per saingan itu, dua operator besar mengklaim menjadi yang terbaik kedua di Indonesia. Ini seperti diperlihatkan dua operator besar, PT XL Axiata dan PT Indosat. VP East Area PT XL Axiata Djunaedy Hermawanto mengungkapkan, XL terus menunjukkan pertumbuhan pelanggan yang bagus. Ini terlihat pada posisi tahun lalu yang berada di posisi tiga besar, pada Desember ini mampu menduduki posisi kedua di Indonesia. “Dari data yang ada, saat ini kami mampu menjadi yang terbaik kedua. Meski sudah unggul, selisih jumlah pelanggan dengan pesaing kami (PT Indosat) masih tipis,” tutur Djunaedy, usai pisah kenal VP East Area PT XL Axiata di Sutos belum lama ini. Pihaknya optimistis, pada 2010 posisi ini makin kukuh dan laju XL akan mendekati

pesaing terbaiknya, PT Telkomsel. “Karena itu, ke depan kami harus memperbesar selisih dengan posisi ketiga, dan mendekati posisi pertama,” terangnya. Hingga kuartal III 2009, pelanggan XL secara nasional 26,6 juta orang. Dari jumlah itu, East Area memberi kontribusi 30 persen atau sekitar 7,4 juta pelanggan. “Untuk sebaran pelanggan, kami menjadi yang terbaik di Madura, Bali, dan NTB,” tegasnya. Sedang PT Indosat tak ikhlas dengan klaim PT XL Axiata. Sebagai operator yang lama eksis di Indonesia, Indosat tetap mengklaim yang terbaik kedua. Humas PT Indosat East Java Bali Nusra, Puji Wahyono mengutarakan, pihaknya tetap terbaik kedua karena pelanggan secara nasional lebih dari XL. “Pelanggan kami masih lebih banyak, kalau tak salah sekitar 30 juta orang,” tukasnya. Dari jumlah itu, kontribusi pelanggan Indosat dari EJBN sekitar 6,7 juta orang, di mana 50 persen disumbang Jatim. “Dari data terakhir, kami masih yang terbaik kedua,” tegas Puji. ■ sda

surya/habibur rohman

PERGANTIAN - VP XL East Area yang baru, Djunaedy Hermawanto (kanan) bersalaman dengan Kencono Wibowo, di Surabaya beberapa waktu lalu.

Potensi Besar, Hotel Bintang Dua Minim SURABAYA – SURYA Pertumbuhan bisnis perhotelan di Surabaya yang sangat pesat, ternyata tak diimbangi dengan penataan pembangunan hotel yang sebagian besar kelas bintang 3 hingga 5. Kondisi ini membuat pasar hotel bintang 3-5 mencapai titik jenuh, sehingga potensi pasar turis pehobi travelling tidak tergarap maksimal. Executive Director Surabaya Tourism Promotion Board (STTB) Yusak Anshori mengutarakan, sebenarnya prospek pariwisata di Surabaya cukup bagus. Ini terlihat dari tumbuhnya hotel per tahun rata-rata ada 1-2 hotel yang dibangun.

Hingga saat ini, hotel bintang 3-5 berkisar 20 hotel. “Ini belum ditambah apartemen yang dikelola laiknya hotel,” tutur Yusak, kemarin. Pertumbuhan hotel bintang 3-5 itu rupanya kurang diimbangi dengan tingkat okupansi yang belum maksimal. Dari data Januari-November, ratarata tingkat okupansi hotel bintang 3-5 hanya 65,3 persen. Untuk hotel bintang dua, saat ini tergolong minim. Data yang ada, baru 3-4 hotel bintang dua di Surabaya. “Segmen pasar yang bisa dijaring hotel ini sangat besar,” tutur Yusak, yang menambahkan idealnya perlu lima hotel lagi. ■ sda

rupa-rupa

C M Y K

HARIAN SURYA

PAGE 07


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.