Surya Edisi Cetak 17 Januari 2011

Page 8

Razia Stadion Kanjuruhan

Kapolsek Kepanjen, Kompol Suyoto SH mengatakan, razia di Stadion Kanjuruan bertujuan menekan angka kriminalitas. Sebab selama ini banyak kasus kejahatan yang kerap menimpa pasangan muda-mudi yang lagi pacaran di Stadion Kanjuruhan, pada malam minggu. Mulai dirampas ponselnya, uangnya, sampai sepeda motornya. ■ fiq SENIN, 17 JANUARI 2011

Gerebek Judi Dadu, Polisi Nyaru Cari Keong Sawah

lintas kriminal Rebutan Harta, Menantu Ambil Paksa Barang Kakak Ipar KLOJEN - Harta dapat membuat perpecahan dalam keluarga. Inilah yang terjadi pada keluarga Safiiyah. Menurut, Choirul anak bungsu Safiiyah dari enam bersaudara, kakak pertamanya (A Ghozali) memiliki anak tunggal bernama Hendra. Saat ini A Ghozali sudah meninggal. Setelah ayahnya meninggal, Hendra ingin menjual rumah di samping rumah neneknya. Rumah ini bersertifikat A Ghozali, namun ditempati anak keempat Safiiyah, Ghofar selama kurang lebih 20 tahun. Safiiyah menyadari bahwa pihaknya lemah, karena rumah itu memang bersertifikat A Ghozali. Yang membuat pihak keluarga Safiiyah tidak suka, pengambilan paksa barang-barang oleh istri A Ghozali, yakni Sri Endarwati bersama beberapa orang. “Mereka sempat menendang-nendang meja,” katanya. Sri tiba-tiba mengangkut empat sepeda, mesin jahit, sofa, meja, kursi, dan etalase dari kaca. Barang ini diangkuti oleh orang suruhan Sri dengan sebuah mobil pick up. “Katanya kakak saya (Ghofar) dikontrakkan rumah di Sawojarar Gang II,” katanya. Padahal, sesuai perjanjian keluarga, kakak saya akan dibelikan rumah oleh Sri Endarwati. Kasus ini telah ditangani Kepolisian Polresta Kota Malang. ■ st20

WAGIR - SURYA Sebuah arena judi dadu yang berlangsung di tengah sawah, Dusun Tulusrejo, Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir, Sabtu (15/1) malam, digerebek petugas polsek setempat. Namun, dari puluhan pejudi yang memenuhi arena judi dadu malam itu, petugas hanya menangkap tujuh orang. Banyak petaruh lainnya yang berhasil meloloskan diri, dengan kabur ke tengah sawah. Kendati demikian, tak semuanya dari tujuh orang itu bisa dilanjutkan kasusnya karena dianggap kurang bukti. Hanya dua pejudi yang terbukti, yakni Totok Sugianto, bandarnya, dan Purnomo (34) sebagai kasir. Keduanya warga desa setempat. “Dari tangan mereka, kami menyita peralatan dadu seperti kotak dan buahnya serta uang Rp 102.000,” kata AKP Suyoto, Kapolsek Wagir, Minggu (16/1). Informasinya, judi dadu ini sudah lama berlangsung. Meski tak setiap hari dilaksanakan namun paling tidak dalam seminggu tiga kali. Agar lokasi judi di tengah

sawah itu tak terlihat orang lain, Totok menutupinya dengan pagar bambu. Setiap orang tidak dikenal yang mendekat, akan langsung dicurigai. Namun demikian, petugas tak kehabisan akal. Setelah mencari informasi kalau ada arena judi di tengah sawah, petugas beraksi. Caranya, ia menyaru seperti pencari keong sawah. Ide menyamar seperti itu setelah petugas menyanggong di dekat lokasi judi itu namun tak memungkinkan mendekat. Ketika melihat ada pencari keong sawah berkeliaran, petugas meminjam peralatannya. Di antaranya, lampu penerangan yang dipasang di keningnya. Ternyata, jumlah penombok dalam arena judi itu cukup banyak. Petugas yang menyamar itu menghubungi teman-temannya. Hanya hitungan menit, petugas berdatangan dan langsung mengepung tempat judi itu. Mereka langsung semburat. Karena gelap, mereka dengan mudah lolos. Akhirnya, hanya tujuh pejudi yang diamankan. ■ fiq

surya/imam taufiq

SEMBURAT – Judi dadu yang berlangsung di tengah sawah, Dusun Tulusrejo, Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir, dirancang cukup rapi. Untuk menghindari kecurigaan aparat, sekitar lokasi diberi pagar bambu, sehingga mirip kandang ayam.

16 Pasang ABG Terjaring

Pengamen Embat Motor Pelajar ► Bahaya, Pacaran di Stadion surya/nedi putra aw

JADI REBUTAN - Berbagai barang milik keluarga Safiiyah, warga Jl Patimura, Kota Malang yang dipindahkan pihak yang bertikai yakni Sri Endarwati, istri A Ghozali, akhirnya dijadikan barang bukti di Mapolresta Malang, Minggu (16/1).

Lihat Sepak Bola, Pulang Dapat Laptop KEPANJEN – Melihat rumah tetangganya sepi, Milkan (24), warga Dusun Boro Selatan, Desa Curungrejo, Kecamatan Kepanjen, tergoda untuk membobol rumah itu. Sebuah laptop milik tetangganya, Fatimahtus Sahro (23), dicuri. Namun, imbalannya pada Sabtu (16/1) siang, ia dibekuk petugas Polsek Kepanjen. Pencurian itu terjadi pada 29 Desember 2010 lalu. Saat itu Milkan melihat pertandingan sepak bola antara Liga Timnas dengan Malaysia. Karena ingin melihat ramai-ramai, pelaku datang ke warung kopi di depan rumah korban. Ketika pertandingan usai, pelaku tanpa sengaja menatap ke arah rumah korban. Bukannya langsung pulang, tetapi muncul niat jahatnya. Saat itu korban di rumah, namun tengah terlelap tidur. Sebuah laptop dibiarkan tergeletak di tempat tidurnya. Pelaku diam-diam menyelinap ke pekarangan rumah korban, mencukit pintu dan langsung mengembat laptop di sebelah korban. Esoknya, korban yang menyadari rumahnya dibobol maling melapor ke Polsek Kepanjen. Di saat petugas melakukan penyelidikan, muncul informasi tetangga korban baru saja menjual laptop seharga Rp 1 juta. Setelah dicek, ternyata itu laptop korban yang hilang. Laptop itu dijual oleh teman Milkan, Maksum. Maksum mendapat bagian Rp 200.000 karena menjualkan laptop curian itu. Informasi awal itu kemudian dikembangkan petugas dan tak lama kemudian menemukan pelakunya. “Namun, ketika kami tangkap di rumahnya, uang dari penjualan laptop curian itu sudah habis,” kata Kompol Suyoto SH, Kapolsek Kepanjen, Minggu (16/1). Kepada petugas, pelaku mengaku tak ada niatan mencuri. Ia datang ke warung kopi itu karena ingin melihat sepak bola. Tatkala akan pulang, ia mencuri tergiur laptop karena rumah korban yang sepi.■ fiq

Surya/imam taufiq

TERGODA - Milkan (24), warga Dusun Boro Selatan, Desa Curungrejo, Kepanjen, ditangkap pada Sabtu (15/1) setelah curi laptop.

DONOMULYO – SURYA Wawan (26), warga Desa Tumpakrejo, Kecamatan Donomulyo, dibekuk petugas polsek setempat, Sabtu (15/1) siang, karena diduga menggelapkan sepeda motor Andika (16), pelajar SMA asal Desa Ngeburuk, Kecamatan Sumberpucung. Sepeda motor korban, Suzuki Shogun digadaikan kepada warga Kalipare Rp 1 juta. Kasus ini terungkap setelah petugas menemukan sepeda motor korban berada di tangan orang lain. Setelah ditanya petugas, orang itu mengaku mendapat sepeda motor dari pelaku. Kejahatan ini sendiri terjadi pada 1 Januari 2011 lalu. Modus kejahatan pelaku ini dengan cara sok kenal pada korban. Saat itu korban sedang melintas seorang diri dengan mengendarai sepeda motornya. Di tengah jalan, ia dicegat pelaku, dengan berpurapura menumpang. Pelaku yang terlihat baik tidak membuat korban curiga. Selanjutnya, pelaku minta diantarkan ke Desa Suko, Kecamatan Sumberpucung. Namun, korban tak mau karena beralasan terburu-buru. Akhirnya, pelaku hanya menumpang ke Desa/Kecamatan Donomulyo. Alasan pelaku, mampir ke rumah temannya. Namun, ketika sampai di rumah temannya, pelaku berpura-pura meminjam sepeda motor korban. Karena alasannya hanya sebentar, korban pun memberikan. Setelah ditunggu lama dan pelaku tak juga kembali, korban mengadu ke orangtuanya, kemudian melapor ke Polsek Donomulyo. Karena identitas pelakunya diketahui jelas dari temannya, petugas kemudian mencari ke rumahnya. Namun, pelaku langsung menghilang. Di saat mencari keberadaan pelaku, petugas menemukan sepeda motor korban itu digadaikan. Selanjutnya, petugas memburu pelaku ke Kediri karena sejak mengembat sepeda motor korban, tinggal di Kediri. Informasinya, ia jadi pengamen. Hanya sebentar melakukan pencarian, petugas dengan mudah menemukan keberadaan pelaku. “Kami masih akan mengembangkan kasus ini, apakah dia terlibat kasus serupa di lokasi lain,” kata AKP Anang Tri Hananta, Kapolsek Donomulyo, Minggu (16/1). ■ fiq

KEPANJEN - SURYA SEDIKITNYA 16 pasang remaja terjaring razia karena ketangkap basah sedang bermesraan di Stadion Kanjuruhan, Kecamatan Kepanjen. Yang mengejutkan, usia mereka rata-rata baru belasan tahun atau masih di bawah umur. Setelah sempat digelandang ke Polsek Kepanjen, Sabtu (16/1) malam itu, mereka akhirnya dipulangkan. Namun, sebelum dibebaskan, orangtua para remaja ini didatangkan ke polsek untuk diminta member pengawasan yang cukup kepada anaknya. Para remaja ini, kemudian diminta membuat surat pernyataan. Intinya, mereka tak akan mengulangi perbuatannya lagi. Yakni, bermesraan di Stadion Kanjuruhan. “Selain kami kenai wajib lapor, malam itu juga orangtuanya kami datangkan, supaya tahu kalau anaknya berbuat seperti itu,” kata Kompol Suyoto SH, Kapolsek Kepanjen, Minggu (16/1). Dari 16 pasangan itu, untuk yang pria kebanyakan usianya di bawah 18 tahun, sedang untuk para remaja putri, rata-rata baru

duduk di bangku SMP. Namun yang mengkhawatirkan, gaya pacarannya sudah seperti orang dewasa. Mulai dari berciuman sampai ada yang tepergok melakukan kegiatan yang tidak patut. Dijelaskan Suyoto, razia ini bertujuan untuk menekan angka kriminalitas. Sebab selama ini banyak kasus kejahatan yang kerap menimpa pasangan mudamudi yang tengah berpacaran di Stadion Kanjuruhan, pada malam Minggu. Mulai dirampas ponselnya, uangnya, sampai sepeda motornya. Bahkan, belum lama ini sepasang muda-mudi asal Blitar yang lagi berbuat tak senonoh di stadion malam hari, dirampas sepeda motornya. Itu karena pelakunya menakut-nakuti akan mengadukan ke orangtuanya kalau anaknya bermesraan. Karena takut, mereka menurut ketika se-

peda motornya diminta dua pria yang mengaku satpam stadion. Karena Gelap Seperti diketahui, setiap malam, khususnya malam Minggu, stadion yang jadi kebanggaan Pemkab Malang itu jadi tujuan anak muda untuk pacaran. Selain ramai karena banyak pedagang dadakan di depan stadion, lokasinya juga cukup menunjang bagi buat bermesraan. Tak heran, kalau malam minggu, puluhan pasang muda-mudi berjejer di belakang stadion, sampai dekat kebun tebu yang ada di sebelah

selatan stadion. Itu karena tempatnya gelap. Kebanyakan mereka sambil duduk di atas motornya. Tak kecuali saat berlangsung razia malam itu, sedang ramairamainya anak pacaran. Karena kedatangan petugas dengan diam-diam, sehingga membuatnya kaget. Sebab, mereka tak menyangka kalau malam itu ada razia. Beberapa waria yang biasa mangkal di stadion itu sempat dirazia karena dikira wanita. Malah, banyak pasangan wanita yang menangis sewaktu dibawa ke polsek karena malu dan takut sama orangtuanya kalau sampai

surya/imam taufiq

RAZIA - Aparat menjaring 16 ABG yang tengah berpacaran, Sabtu (15/1) malam. Razia itu terkait maraknya tindak kejahatan di Stadion Kanjuruhan Kepanjen.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.