Surya Edisi 11 Juni 2011

Page 6

5

SABTU, 11 JUNI 2011

Kompol Zakaria Ditangkap

lintas kriminal Diputus Pacar Pemuda Gantung Diri HIDUP Wahyu Catur Cahyono, warga Jl Tambak Asri berakhir di seutas tali tampar. Pemuda 23 tahun itu memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri setelah diputus kekasihnya. Jenazah Wahyu ditemukan menggantung di kamarnya, Jumat (10/6) pagi. Kejadian ini pertama kali diketahui Irul, adik Wahyu yang masih berusia 17 tahun. “Saya hendak membangunkannya, tapi saya kaget lihat Mas Wahyu sudah menggantung,” ujarnya. Kematian mengenaskan Wahyu membuat kawasan Tambak Asri geger. Wahyu merupakan putra ke empat dari lima bersaudara pasangan Sehan dan Rumiati. Informasinya, Wahyu mengakhiri hidup setelah terlihat bersitegang dengan seorang perempuan di ponselnya. Keluarga menduga, perempuan itu adalah kekasih Wahyu. Pertengkaran itu berujung dengan berakhirnya hubungan mereka. “Kami menduga masalah asmara. Namun untuk memastikan kematian korban, kami tetap menyelidiki kasus ini. Sementara itu, jenazah korban sudah kami evakuasi ke kamar mayat RSU DR Soetomo untuk divisum,” tegas Kanit Reskrim Polsek Krembangan AKP Agus Setya, kemarin. ■ k2

Pengamen Perempuan Curi Ponsel MAMIK Wulandari (18), seorang pengamen asal Blitar, ditangkap anggota Polsek Sukolilo saat mencuri ponsel milik Santi di rumah kos Jl Nginden Gg II, Kamis (9/6). Saat tertangkap, Mamik menolak dibawa ke kantor polisi dan menolak mengakui telah mencuri ponsel. Meski begitu Kanit Reskrim Polsek Sukolilo AKP Abdul Rokib mengatakan, korban pencurian Santi mengenali pelaku. “Sebab saat tersangka masuk ke kamar korban, diintip oleh korban yang mandi,” ujarnya, Jumat (10/6). Saat itu Santi melihat Wulandari mengambil ponsel berwarna merah yang di-charge di sebelah kiri TV. Karena itu usai mandi korban segera menelepon polisi. Sementara Mamik segera memberikan ponsel curian kepada dua rekannya, Tino, warga Nginden dan Gelmy, warga Kendangsari. “Saat petugas datang ternyata ponsel itu dibuang ke parit dan pelaku hendak kabur,” ujarnya. Karena tak mampu lari jauh, Mamik tertangkap. Meski sempat mengelak karena tak membawa ponsel, ia lantas digiring ke Mapolsek Sukolilo. Di sana Mamik mengaku pencurian itu ide Tino. Wanita muda ini mengaku menyesal telah mencuri. Akibat perbuatannya, Mamik bisa diancam hukuman empat tahun penjara. "Saya mau pulang saja Mas," aku pengamen yang kerap mangkal di Jl Nginden ini. ■ k4

surya/dyan rekohadi

MUNDUR SENDIRI - Truk Isuzu Elf bermuatan Toyota Alphard baru nyebur ke sungai kecil di Jl Raya Gayung Kebonsari, Jumat (10/6), pukul 15.00 WIB. Truk tanpa sopir mobil ini masuk sungai setelah berjalan mundur sendiri dari bengkel cat mobil Mr Top di Jl Raya Gayung Kebonsari 39.

Rumah Pejabat Dirampok

► Sekap Pembantu

SURABAYA - SURYA RUMAH pejabat Pemprov Jatim Gathot Hendro Priyono di Jl Penjaringan Asri 12/2 dirampok, Jumat (10/6) pukul 10.30 WIB. Pelakunya tiga orang membawa kabur uang dan perhiasan senilai puluhan juta rupiah. Pelaku masuk rumah staf ahli bidang politik dan hukum tersebut saat kondisi rumah sepi. Gathot berangkat kerja pukul 07.00 WIB dan dua anaknya kuliah pukul 10.00 WIB. Perampok yang berjumlah tiga orang mendatangi rumah mantan asisten I sekdaprov itu menggunakan dua motor. Mereka berpakaian rapi seperti layaknya tamu. Dengan begitu tak ada warga yang curiga, termasuk Lukman, satpam setempat. Jarak pos satpam dengan rumah Gathot

sekitar 200 meter. Selain itu, di depan rumah Gathot terdapat warung kopi. Lukman mengatakan, perampok masuk rumah Gathot dengan cara melompat pagar. Pagar rumah Gathot tingginya sekitar 2 meter. Diduga untuk melompati pagar tersebut pelaku naik motor yang mereka bawa untuk memanjat pagar rumah. Setelah berhasil melompat pagar, salah satu pelaku membuka pintu pagar. Selanjutnya memasukkan motor mereka. Dua

pelaku langsung masuk rumah, sedangkan seorang lainnya bertugas menjaga situasi di luar. Salah seorang pelaku langsung membekap Sri, pembantu Gathot. Pelaku mengancam Sri dengan mengacungkan obeng di leher agar tak berteriak. Karena ketakutan Sri akhirnya pingsan. Pelaku masuk kamar Gathot dan menemukan kotak berisi uang tunai Rp 23 juta dan berbagai perhiasan senilai lebih dari Rp 20 juta. Mereka langusng kabur sebelum Sri siuman. Sri baru melaporkan kejadian itu ke satpam setempat setengah jam kemudian atau pukul 11.00 WIB. "Karena itu saya terkejut, ada yang kebobolan rumahnya, sebab saat keliling tak ada kegiatan di sana," ujar Lukman, satpam setempat. Sedangkan Muhammad Bakin, sopir Gathot, baru dikabari anak juragannya, Arga atau Rafindra sekitar jam 11.30 WIB. "Waktu itu Arga kaget melihat rumahnya terbuka dan pem-

Pingin Masuk SMA Lacurkan Diri surya/adrianus adhi n

MALU - Mamik Wulandari (kiri) menutup wajahnya ketika diperiksa penyidik Polsek Sukolilo, Jumat (10/6).

Kakak Beradik Kompak Gelar Pesta Sabu SURABAYA - SURYA Kakak beradik bernama Abu Samad (54) dan Humari (47) benar-benar kompak. Bahkan, urusan nyabu warga Gunung Anyar Lor ini juga melakukan bersama. "Keduanya kami tangkap saat berpesta sabu di gudang sound system di Jl Gunung Anyar Lor Gg 1, Kamis (9/6)," ujar Kanit Reskrim Polsek Rungkut Iptu Kemis Wanandoko, Jumat (10/6). Polisi menyita bong dan 1 gram SS dari keduanya. Selain itu polisi juga menangkap Abdul Arifin (34), warga Jl Bulak Banteng Wetan Gg II. Abdul merupakan penjual SS pada kakak beradik ini. Menurut Abdul, dirinya menjual SS pada Abu dan Humari sejumlah Rp 200.000. Abdul mengaku baru dua bulan menjual SS. Keuntungannya hanya mencapai Rp 50.000 tiap/gram. Abu Samad mengaku, menyesal telah nyabu. Karena

perbuatannya itu ia terancam hukuman 4 tahun penjara dan denda Rp 800 juta. “Saya juga mau nikah minggu depan bisa jadi rencana ini batal. Selain itu usaha sewa sound system saya bisa tutup,” aku duda empat anak ini. Sementara itu, anggota Polsek Simokerto juga menangkap pesta sabu. Mereka yang tertangkap adalah Muhammad Irwan (27), warga Sidotopo Jaya IIIA, Rudy Setiawan (24), warga Jl Komplek Sidotopo Dipo V dan Debby Ariyanto (25), warga Wonomusumo Jaya Pinggir. "Tiga pengangguran ini kami tangkap saat berpesta di Jl Sidotopo Jaya IIIA," ujar Kapolsek Simokerto Kompol Bagus Dwi di Mapolsek Simokerto. Bagus menerangkan, saat penangkapan berlangsung polisi menyita SS seberat 0,3 gram serta alat penghisapnya. "Mereka kami kenakan Pasal 112 UU 35 Tahun 2009 tentang narkotika," pungkas Bagus. ■ k4

surya/adrianus adhi n

PENYABU - Kakak beradik Abu Samad (kiri) dan Humari (kanan) serta Abdul Arifin (tengah) di Mapolsek Rungkut, Jumat (10/6).

SURABAYA - SURYA Kasus prostitusi yang melibatkan anak di bawah umur sepertinya tak pernah habis. Buktinya, anggota Unit Pidek Sat Reskrim Polrestabes Surabaya mengamankan tiga gadis belia lulusan SMP yang melacurkan diri. Mereka ditangkap di lobi sebuah hotel berbintang di kawasan Embong Malang, Kamis (9/6). Ketiga pelajar berusia 15 tahun ini, FT, asal Jl Kupang, VN, asal Jl Kedung Rukem, dan DN, teman sekolah FT. Posisi FT sebagai tersangka karena diketahui menjual VN ke lelaki hidung belang. Sedangkan DN masih berstatus saksi karena hanya mengantar FT dan VN. “Otak prostitusi ini adalah FT. Dia menerima permintaan dari om-om dengan tarif Rp 700.000. Uang tersebut diberikan ke VN Rp 500.000, sedangkan sisanya untuk FT,” tegas Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Anom Wibowo didampingi Kasubnit Pidek Iptu Ricky Firmansyah, Jumat (10/6). Penangkapan ini bermula dari informasi masyarakat. Polisi lalu memacing FT. Awalnya, VN sempat menolak ajakan FT.

surya/miftah faridl

TRAFFICKING - Tersangka kasus trafficking anak di bawah umur, FT (15) saat diinterogasi Kasat Reskrim AKBP Anom Wibowo, Jumat (10/6). “Waktu itu dia tidak bisa karena masih menstruasi. Karena itu, saya ya tidak memaksa,” aku FT. Pelajar yang sudah mendaftarkan diri di sebuah SMK Negeri itu kemudian mengalihkan tawarannya ke DN, namun dia tidak mau. Tak lama berselang, VN menelepon FT menanyakan apakah dia sudah dapat cewek. Karena DN tak mau, VN akhirnya ber-

sedia. Kepada penyidik, VN ingin mendapatkan uang karena ingin masuk ke SMA swasta yang diminatinya. VN selama ini sudah tiga kali melacur. Dua kali dia mencari pelanggan sendiri dan satu kali dimakelari FT. “Saya biasa berkenalan lewat telepon. Kalau diajak helet (istilah berhubungan badan di kalangan pelajar) saya mau. Biasanya mereka beri Rp 300.000,” akunya.■ k2

bantunya menangis. Ternyata rumahnya kebobolan, Mas Arga lalu menelepon ayahnya," ujarnya. Diduga, pelaku telah mengenali kondisi rumah. "Apalagi Sri mengaku pernah melihat orang yang membekapnya itu," ujar Bakin. Diduga, seorang pelaku adalah mantan anak buah Gathot. Sebab selain tidak asing dengan pelakunya, Sri pernah melihat motor yang digunakan tersangka, yaitu motor Yamaha Vega R warna hijau. Kapolsek Rungkut Kompol Naufil Hartono mengaku, masih menyelidiki kasus tersebut. Saat ini pihaknya masih mengumpulkan barang bukti dan saksi untuk mengungkap kasus tersebut. "Belum ada dugaan apapun terkait kasus ini," ujar Naufil. Namun Naufil memastikan kejadian yang menimpa pejabat pemprov ini merupakan perampokan. ■ k4

SURABAYA – SURYA Kompol Zakaria yang menjadi buron kasus dugaan pemalsuan STNK akhirnya tertangkap. Perwira yang masih berdinas di Denma Polda Jatim itu ditangkap di Surabaya setelah dua bulan masuk daftar pencarian orang (DPO). Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Coki Manurung membenarkan anggotanya telah menangkap Kompol Zakaria. “Memang kami sudah amankan. Namun begitu, pemeriksaan masih dilakukan,” ujarnya singkat, Jumat (10/6). Sumber Surya di kepolisian menyebutkan, Zakaria ditangkap tanpa perlawanan. Zakaria sempat kabur dengan dalih berobat ke daerah Jogjakarta untuk menghindari proses hukum yang menjeratnya. Perwira dengan satu melati di pundak itu diduga menjadi otak pemalsuan surat-surat kendaraan bermotor. Dia juga ditengarai sebagai penadah mobil curian. Kini Zakaria yang pernah menjabat sebagai Kapolsek Krembangan itu sudah mendekam di tahanan Polrestabes Surabaya. “Dia ditangkap saat mengendarai mobil. Begitu tahu yang menghentikan mobilnya adalah polisi, dia tidak melawan dan menurut saat digeladang ke Mapolrestabes Surabaya,” ujar sumber yang enggan namanya disebutkan. Polisi kini masih mengembangkan kasusnya. Pasalnya, ada dua nama lain dalam sindikat pemalsuan dan penjualan mobil bodong. Nama Zakaria diketahui polisi setelah meringkus Sumawiyanto (39), warga Jl Gundi Gg III dan Kurniawan Pranata Aji (25), warga Jl Pondok Boro T-7. Polisi terlebih dahulu menangkap Kurniawan saat mengendarai mobil Toyota Vios yang melintas di Jembatan Suramadu dari arah Surabaya awal April lalu. Saat ditangkap, Kurniawan mengaku STNK palsu itu berasal dari Sumawiyanto. Keduanya lantas mencatut nama Zakaria. Namun Zakaria keburu kabur saat hendak ditangkap. ■ k2

Polisi Masih Buru Lima Pembobol Bank SURABAYA - SURYA Penyelidikan kasus pembobolan BRI terus dikembangkan Unit Tipiter Sat Reskrim Polrestabes Surabaya. Setelah menangkap dua pembobol dan sindikat pemalsu dokumen kependudukan, polisi memburu lima pembobol lainnya. Mereka membawa lari uang Rp 400 juta. Kelimanya diduga sudah menikmati kredit usaha yang dikucurkan BRI senilai ratusan juta rupiah. Mereka di antaranya, WF dan MM, keduanya warga Setro Baru yang masing-masing berhasil mencairkan kredit Rp 50 juta dan Rp 100 juta, DS, warga Jl Lebak Jaya, membobol BRI Rp 50 juta. "Nama lain adalah warga Lebak Jaya yang mendapat kucuran kredit Rp 100 juta serta HH, warga Jl lebak Jaya Utara dengan nilai Rp 50 juta. Kami juga masih menelusuri keterlibatan orang dalam BRI yang diduga ada kaitannya dengan para tersangka," tegas Kanit Tipiter AKP Andi Sinjaya, Jumat (10/6).

Sedangkan Kepala Cabang BRI Surabaya Heru Sukanto mengaku jika temuan kasus itu terjadi setelah BRI mengadakan audit internal secara ketat pasca kasus wealth management beberapa bulan silam. "Kita benar-benar audit secara intensif pos-pos yang berisiko terjadi pembobolan, tidak saja pada divisi wealth management tapi seluruhnya. Terbukti setelah itu justru kita sendiri yang temukan kecurigaan itu lalu kita laporkan ke BI dan kepolisian agar ditindaklanjuti," akunya. Sebelumnya diberitakan, BRI Cabang Surabaya melaporkan ke polisi adanya tindakan kecurangan sejumlah nasabah kredit dengan dugaan kerugian Rp 970 juta (bukan seperti diberitakan Rp 1,1 miliar) dengan modus pemalsuan dokumen kredit. "Kami mengindikasi awalnya mereka berpura-pura membayar cicilan, kemudian cuma bayar bunganya saja, kemudian tidak bayar sama sekali selama tiga bulan. ■ k2/ame

Polsek Jambangan Ringkus Tujuh Pemuda Narkoba SURABAYA - SURYA Anggota Reskrim Polsek Jambangan menangkap tujuh pemuda yang terlibat kasus narkoba, Kamis (9/6). Enam orang ditangkap saat berpesta sabu dan ganja dan seorang lagi ditangkap usai melakukan transaksi sabu. Tersangka yang ditangkap bersamaan, yakni Sulistoro (33), warga Jl Bratang Gedegang V, M Iksan (27), satpam Jl Gunung Agung Kepuh Permai, Adi Wahono (40), warga Jl Kepuh Permai, Eko Prasetyo (30), warga Jl Griya Permata Meri Mojokerto, M Riyadi (27), warga Jl Bratang Gede III dan Joko Birno (30), warga Jl Bratang Gede. Mereka digerebek saat pesta narkoba di kamar kos Sulistoro. Sedangkan satu tersangka, Pangestu Budi Prasetyo (29),

warga Jl Raya Kedung Asem Rungkut ditangkap usai membeli paket sabu di Jl Kali Bokor. Budi ditangkap dengan barang bukti satu paket sabu seberat 0,5 gram. Kapolsek Jambangan AKP HT Harahap memaparkan, penangkapan itu berkat informasi masyarakat. “Tujuh orang ditangkap sekaligus dalam semalam. Enam orang digerebek saat mengisap sabu dan ganja di satu tempat yang sama, sebenarnya ada orang lain di lokasi tapi hanya yang terlibat pesta narkoba yang kami tahan,” ujar Harahap, Jumat (10/6). Sulistoro mengaku, tempat kosnya memang sering dijadikan tempat nongkrong temantemannya. “Kami sebenarnya tidak pernah menggunakan sabu, paling mengisap ganja,

tapi kemarin pas teman-teman lagi ngumpul untuk main PS ada yang bawa sabu dan dipakai sama-sama,” ujar Toro. Dalam penggerebekan di tempat kos, polisi menyita barang bukti berupa satu paket daun ganja kering, pipet, satu bendel plastik klip yang biasa digunakan untuk pembukus paket ganja atau sabu serta uang Rp 500.000. Kanit Reskrim Polsek Jambangan menambahkan, dari enam tersangka yang terlibat pesta narkoba, dua di antaranya adalah residivis untuk kasus yang sama. Dari hasil pemeriksaan awal diketahui jika penyedia ganja dan sabu yang digunakan keroyokan adalah Toro yang bertindak sebagai tuan rumah. Toro sebagai pemilik modal, sedangkan Iksan dan Adi berperan

surya/dyan rekohadi

ROMBONGAN - Kanit Reskrim Polsek Jambangan AKP Ari Priambodo dan Kapolsek Kompol HT Harahap mengapit tujuh pemuda kasus narkoba di Mapolsek Jambangan, Jumat (10/6). memesan ganja dan sabu dari pengedar di kawasan Sepanjang dan Kepuh Permai. “Jika melihat barang bukti dan sikap mereka,kemungkin-

an mereka adalah pelaku lama dan bisa jadi adalah pengedar narkoba, tapi nanti semua perlu dibuktikan dalam pemeriksaaan,” ujar Ari. ■ rey


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.