E-paper Surya Edisi 22 November 2012

Page 3

Surya Biz HALAMAN

KAMIS, 22 NOVEMBER 2012

surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

tEMUKAN 521 kASUS BARANG BEREDAR

Kementerian Perdagangan hingga Oktober 2012 menemukan 521 pelanggaran kasus barang beredar, dengan total 66 persen (342 kasus) terkait barang-barang impor yang didominasi barangbarang asal China, seperti alat-alat listrik, dan alat rumah tangga. Sebanyak 128 kasus (33,4 persen) merupakan alat-alat elektronik, alat rumah tangga 23,4 persen dan sparepart 12,28 persen. Bayu Krisnamurthi Wakil Menteri Perdagangan

surya/sugiharto

Klaster baru - Wakil Presiden Direktur dan Chief Operating Officer Intiland Sinarto Darmawan (kanan) bersama Direktur Marketing Harto Laksono (tengah) dan Project Director David Hosea, menunjukkan area lokasi Graha Natura Klaster Morning Glory, Rabu (21/11).

Investasi Rp 20 Miliar untuk Olah Buangan surabaya, surya - PT Intiland Development Tbk yang mengembangkan perumahan dengan konsep natural kembali berinvestasi untuk mendukung konsep dan penjualan produk Graha Natura. Setelah investasi ekstra untuk menanam 1.000 jenis pohon, Intiland juga menyiapkan pola pengolahan pembuangan, Integrated Sewage System. Investasi ini mencapai Rp 20 miliar, yang diwujudkan bentuk jaringan saluran pembuangan dan pusat pengolahan limbah buangan. Wakil Presiden dan Chief Operating Officer Intiland, Sinarto Dharmawan menegaskan, melalui konsep pengolahan buangan ini maka area perubahan bisa lebih bebas. “Tidak ada septic tank di perumahan ini, semua saluran pembuangan dari rumah menyatu dan akan dihisap ke pusat pengolah-

an,” terang Sinarto, dalam peluncuran klaster baru, Morning Glory Graha Natura, Rabu (21/11). Ia menyebutkan, konsep ramah lingkungan dan alami menjadi salah satu keunggulan Graha Natura. Konsep ini terbukti cukup diminati karena dari proyek pembangunan tahap pertama hampir semua laku terjual. “Sejak dipasarkan awal tahun ini seluruh unit di blok pengembangan tahap pertama sudah seluruhnya terjual,” jelas Sinarto. Klaster ini hanya menyediakan 96 unit rumah, yang menerapkan konsep arsitektur tropikal dengan ciri bangunan banyak ventilasi udara. Direktur Graha Natura, David Hosea menerangkan, ada sembilan alternatif pilihan tipe rumah di klaster ini. Rumah-rumah itu ditawarkan dengan harga mulai Rp 1,9 miliar. (rey)

surya/sugiharto

Potensi Besar - Potensi pasar jamu masih sangat besar. Kondisi ini menarik perhatian jamu impor, yang terus menggelontor pasar Tanah Air melalui penjualan via MLM maupun secara ilegal.

Industri Jamu Kian Terjepit

■ Penjualan via MLM dan Produk Ilegal Surabaya, surya - Peredaran jamu impor melalui sistem penjualan multi level marketing (MLM) dikhawatirkan bisa menggerus industri jamu lokal. Disisi lain, regulasi impor jamu saat ini juga dinilai masih longgar. Ketua Umum Gabungan Jamu dan Obat Tradisional Indonesia Charles Saerang mengatakan, omzet industri sebetulnya bisa lebih tinggi dari saat ini apabila ada pengetatan regulasi MLM. "Produk herbal life sebagai produk MLM sebetulnya tidak memiliki pabrikan di Indonesia dan tidak punya izin resmi BPOM, tetapi melalui Kementerian Perdagangan. Produk ini bisa menggerus pasar jamu lokal," katanya, Rabu (21/11). Sebelumnya, Ketua II Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu) Putri Kusumawardhani mencontohkan, salah satu kekurangan perhatian peredaran jamu impor di antaranya menjamurnya penjualan jamu impor lewat MLM yang tak terkendali. Dengan lemahnya pengawas-

LangkahKemenperin ■ Mendorong pembuatan regulasi yang mendukung industri jamu nasional ■ Minta industri jamu lokal lebih fokus di pasar domestik ■ Edukasi ke masyarakat tentang produk lokal an, dipastikan akan menggerus industri jamu yang memiliki keterbatasan modal dan jaringan. Tahun ini, omzet jamu nasional diprediksi Rp 13 triliun. "Jumlah ini naik 18 persen dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 11 triliun," ungkap Putri. Sementara, omzet jamu impor diperkirakan Rp 7 triliun. Ini belum ditambah peredaran jamu ilegal. "Sebenarnya potensi pasar kita Rp 25 triliun," ungkapnya. Marketing Director PT Sido Muncul Reivo Hidayat meyakini, meski pasar jamu Tanah Air terus dijejali banyak produk

join facebook.com/suryaonline

jamu impor, namun pasarnya sendiri terus menggemuk. "Penduduk kita banyak sekali, tidak mungkin seumur hidup hanya mengonsumsi satu merek jamu. Selama produsen jamu inovatif lewat rasa dan varian, saya yakin pasar tetap ada," yakinnya. Waralaba Cepat Saji Marketing Manager PT Jamu Iboe Jaya Hendrikus Johan mengatakan, untuk terus bertahan dalam persaingan dengan jamu impor dan sesama pelaku industri jamu, pengusaha jamu lokal harus jeli menangkap selera pasar. "Misal menciptakan varian lebih banyak atau inovasi konsep pemasarannya," kata dia. Jamu Iboe saat ini memiliki model pemasaran cukup unik, dengan sistem waralaba jamu cepat saji. "Franchise counter jamu rasanya belum ada. Konsepnya, pembeli bisa minum dan bawa pulang langsung melalui kemasan siap saji dalam gelas plastik," yakin Reivo. (ame/kontan) follow @portalsurya


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.