E-paper Surya Edisi 9 Mei 2013

Page 6

Jawa Timur

hadiahi pakaian dalam

surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

HALAMAN

|

|

surya/ahmad faisol

Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bangkalan yang berunjukrasa di kantor kejaksaan negeri (kejari) setempat menghadiahi pakaian dalam wanita untuk kepala kejari. Mereka mengritik lambannya mepanganan kasus korupsi, dan para pelaku masih dibiarkan bebas. (st32)

KAMIS, 9 MEI 2013

Demo Siswa MAN Hadang Guru Pengganti Kemenag

surya/muchsin

tolak mutasi - Sambil membentangkan sejumlah poster, siswa menentang mutasi guru MAN dan minta mutasi itu digagalkan.

pamekasan, surya - Kantor Kementrian Agama Pamekasan sepertinya tidak menghiraukan protes para siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) terhadap mutasi tiga guru mereka sehari sebelumnya. Pada Rabu (8/5), MAN Pamekasan kembali memanas. Kali ini bukan siswa saja yang mogok belajar, tetapi para guru juga. Unjuk rasa kali kedua ini menyusul tindakan kantor Kemenag Pamekasan yang kembali memutasi tiga guru MAN. Selain itu, dipicu kedatangan tiga orang yang mengaku utusan kemenag, untuk mengajar di MAN sebagai guru pengganti yang telah dimutasi. Ketiga guru yang dimutasi itu, Qurratu Aini, Waka Keagamaan, dimutasi menjadi

guru MTs Irsyatul Ibad, di Desa Dempo, Kecamatan. Pasean. Haryadi, guru agama, di MTs Nurul Wujud Desa Sotabar, Kecamatan Pasean. Sutrisno, guru Fisika juga kordinator KKM MAN, dimutasi menjadi guru MA Al Istikmal Desa Bindang, Kecamatan Pasean, Pamekasan. Karuan saja, unjuk rasa ini membuat rombongan utusan dari Kemenag hanya berdiri di halaman, tidak berani masuk kelas, karena siswa menghadang mereka dan meminta rombongan itu kembali. Menuru siswa, tindakan Kemenag Pamekasan, tidak membuat kondusif MAN, malah memperburuk citra. Sebab mutasi tiga guru sebelumnya telah ditentang, kini kemenag kembali memutasi tiga

guru lagi. Salah satu utusan Kemenag Pamekasan, Zainullah, mengatakan kedatangannya ke MAN Pamekasan atas perintah pimpinannya untuk mengajar. Jika memang siswa dan guru di sekolah itu menolak, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Kepala MAN Pamekasan Mohammad Taufiqi, enggan dimintai komentarnya karena keburu meninggalkan sekolah, dengan alasan ada acara kedinasan. Sementara Abdus Salam, guru Fisika yang dimutasi, kepada Surya mengatakan, tindakan siswa dan guru MAN yang protes atas mutasi sejumlah guru, merupakan tindakan spontanitas. “Saya dan beberapa guru yang dimutasi tidak

menyangka siswa dan guru menggandoli saya. Tapi apa boleh buat, saya hanya bawahan dan tetap berangkat,” kata Abddusalam. Sedang Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, MAN Pamekasan, Imam Suprapto, mengatakan, dengan aksi siswa dan guru ini, mengganggu kegiatan belajar. “Yang kami tahu, mutasi yang dilakukan terhadap guru-guru di sini, merupakan surat pengembalian dari kemenag,” kata Imam Suprapto. Sebelumnya, Kepala Kantor Kemenag Pamekasan, Normaluddin, ketika dimintai konfirmasinya sejumlah wartawan menolak berkomentar. “Sudah-sudah tidak usah,” kata Normaluddin. (sin)

Perabot Rumah Bupati Raib ■ Pasca-Sertijab Bupati Pamekasan pamekasan, surya - Perabot rumah rumah dinas Bupati Pamekasan senilai Rp 200 juta tiba-tiba raib dari tempatnya pasca-serah serima jabatan (sertijab) dari KH Kholilurrahman ke pejabat baru Achmad Syafii. Hilangnya perabot pendapa Pemkab Pamekasan ini terungkap karena pengumuman yang disampaikan Kabag Umum Pemkab Pamekasan Shalah Syamlan. Akibat hilangnya perabot di pendapa itu, Bagian Umum terpaksa menganggarkan pengadaan barang lebih banyak dari sebelumnya yang hanya Rp 200 juta menjadi Rp 400 juta. "Kalau perabot rumah tangga tidak hilang, mungkin Rp200 juta cukup untuk memberi perabot rumah tangga bupati yang baru ini," kata Shalah Syamlan. Dia menjelaskan, sejak pelantikan pada 22 April 2013 hingga kini, dana yang disediakan pemkab khusus untuk bupati hampir Rp 1 miliar. Rinciannya biaya pelantikan menelan dana Rp 490 juta dan pengadaan perabot bupati Rp 400 juta. Meski pemkab merasa dirugikan dengan hilangnya perabot rumah tangga bupati itu, akan tetapi, menurut Shalah, pemkab tidak akan melaporkan kejadian

storyhighlights ■ Sejumlah perabot rumah dinas Bupati Pamekasan senilai Rp 200 juta hilang setelah sertijab ■ Pemkab Pamekasan tidak mau membawa masalah ini ke polisi dengan alasan untuk menjaga situasi tetap kondusif ■ Mantan bupati Kholilurrahman merasa dipojokkan hingga mengeluarkan siaran pers berisi bantahan

itu kepada polisi dengan alasan untuk menjaga situasi tetap kondusif antara bupati dan mantan Bupati Pamekasan. Hilangnya perabotan rumah tangga rumah dinas bupati tak urung memojokkan pejabat lama KH Kholilurrahman. Bupati Pamekasan periode 2008-2013 ini juga mengaku kecewa kejadian itu dan ia menyebutkan hal itu sebagai upaya untuk memojokkan dirinya agar jelek di mata masyarakat. "Silahkan saja, lihat ke sini, kalau ada aset pemkab, langsung bawa saja," katanya.

Kholilurrahman yang juga pengasuh Pondok Pesantren Matsaratul Huda itu membantah telah membawa barangbarang atau perabot pendapa yang telah menjadi aset Pemkab Pamekasan. Dalam keterangan persnya kepada wartawan menyatakan, serah terima aset pendapa kepada Kabag Umum Shalah Syamlan dilakukan dua hari sebelum dirinya pindah dari pendapa. "Saat saya boyongan semua barang-barang itu ada. Dan perlu diketahui, saat boyongan itu semua pejabat Pemkab Pamekasan mengantar saya dan saya tidak membawa aset-aset pemkab, kecuali barang-barang yang memang saya beli sendiri," kata Kholilurrahman. Berbeda dengan Shalah Syamlan yang tidak akan memperkarakan hilangnya perabot rumah dinas bupati, Wakil Ketua DPRD Pamekasan Khairul Kalam justru menyarankan Bupati Achmad Syafii melapor ke polisi. Hal itu dimaksudkan agar tidak menimbulkan fitnah di kalangan masyarakat, antara mantan bupati dengan bupati baru. "Jika polisi yang mengusut kasus ini, maka nanti siapa yang sebenarnya mencuri," katanya. (ant)

Koruptor Block Grant Ditahan TULUNGAGUNG, surya Tim penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Tulungagung akhirnya menahan Kepala SMP Taman Dewasa Tulungagung, Minharjo, Rabu (8/5). Minharjo adalah tersangka korupsi dana block grant senilai Rp 180 juta dari APBN. Setelah diperiksa selama lebih dari tiga jam, dia langsung digiring ke mobil operasional kejari. Minharjo tidak bersedia menjawab pertanyaan wartawan. Dia langsung masuk mobil, serta berusaha menutupi wajahnya dari bidikan kamera. Menurut Kepala Seksi Pidana

LINTAS

Khusus Kejari Tulungagung, Santosa Hadi Pranawa, dana block grant itu ditransfer langsung dari Jakarta ke rekening sekolah dalam dua tahap, masing-masing Rp 90 juta. dana itu seharusnya untuk rehabilitasi ruang kelas dan harus digunakan sejak dana diterima hingga 3x30 hari kemudian. Proyek perbaikan ruang kelas seharusnya selesai pada Agustus 2012 namun ternyata tidak ada pelaksanaan sama sekali. "Tesangka mengaku, dana itu sudah ditransfer ke rekening istrinya, tetapi juga mengaku masih tersimpan dalam bentuk tunai," kata Santosa.

Santosa juga menambahkan bahwa ada 2 kasus lain serupa yang sedang disidik. Yakni, di SMP Gondang II dan SMP Bandung II. Kepala sekolah masingmasing sebagai tersangka. Kepala SMP Gondang II, Mujito, disangka menggelapkan Rp 100 juta dari total dana block grant Rp 270 juta. Sedangkan Kepala SMP Bandung II, Suyoto, disangka menyalahgunakan Rp 164 juta dari total dana Rp 450 juta. Suyoto menggunakannya untuk dana simpan pinjam Rp 100 juta dan setor ke seorang pejabat Rp 64 juta. Sejauh ini, kedua kepala sekolah itu belum ditahan. (yul)

kediri - Pembagian jatah beras untuk rakyat miskin (raskin) di Kota Kediri dilakukan dengan sistem pemerataan, sehingga masyarakat yang sebenarnya tidak mendapat hak ikut mendapatkan raskin. Konsekuensinya, jumlah beras dalam paket berkurang. Seperti di Kelurahan Blabak, Kecamatan Pesantren, jatah raskin 15 kg/KK/bulan masih dibagi tiga. Sehingga ada tiga KK penerima masing-masing mendapatkan 5 kg/KK/bulan. Kabag Humas Pemkot Kediri Drs Hariyadi menjelaskan, pemerataan pembagian raskin bukan kebijakan pemkot tapi hasil keputusan masing-masing kelurahan. Masalahnya masih banyak warga miskin yang masih belum mendapatkan jatah raskin. Untuk pemerataan kemudian raskinnya dibagi 5 kg/KK. (dim) join facebook.com/suryaonline

■ Kendati Sudah Berdamai jember, surya - Anakanak Ny Artija (70) warga Kelurahan Wirolegi, Kecamatan Sumbersari, sepertinya memang sulit akur. Dalam sidang lanjutan kasus tuduhan pencurian antara ibu dan anak itu di Pengadilan Negeri (PN) Jember, Rabu (8/5), Manisa mengadu kepada majelis hakim kalau keponakannya, M Syafi'i menanami tanahnya. Padahal dua pekan lalu, ia sudah berdamai dan mencabut laporan terhadap Syafi'i dan Ismail, kakaknya. "Saya sudah cabut laporan, tapi dia nyalah-nyalah terus. Ia

malah menanam kayu di pekarangan saya," ujar Manisa. Karena perbuatan Syafi'i, Manisa sempat bersikukuh tidak akan berdamai lagi. Ia meminta kepada majelis agar melanjutkan kasus itu. Mendengar permintaan Manisa ini, majelis hakim sempat bingung. Akhirnya Nur Kholis, anggota majelis hakim yang bisa berbahasa Madura, bertanya secara pelan-pelan kepada Manisa memakai Bahasa Madura. Nur Kholis juga menawarkan apakah Manisa tetap akan meminta melanjutkan persi-

dangan jika ada jaminan kakak dan keponakannya tidak akan mengganggu dirinya. Bahkan Nur Kholis juga bertanya langsung kepada Ismail, Syafi'i dan Artija apakah akan mengganggu Manisa jika di rumah. Ketiga terdakwa itu menjawab tidak. Setelah mendengar kesediaan para terdakwa tidak bakal mengganggunya lagi, Manisa akhirnya menyatakan tidak akan melanjutkan persidangan lagi. Persidangan selanjutnya akan digelar, Kamis (16/5). Dari pantauan Surya, meskipun keluarga itu sudah saling memaafkan, keluarga itu tidak pernah duduk bersama di dalam satu tempat di PN

Jember. Manisa duduk bersama sejumlah orang yang menemaninya di sisi barat. Keluarga itu berseteru setelah Manisa melaporkan sang kakak Ismail dan keponakannya, M Syafi'i ke polisi. Keduanya dituduh menebang kayu di lahan miliknya tanpa izin. Kasus itu menyeret sang ibu Artija, karena Ismail dan Syafi'i mengaku yang menyuruh penebangan itu Artija. Meskipun akhirnya kasusnya disidangkan di PN, upaya mediasi tetap dilakukan oleh pihak aparat. Mediasi itu menghasilkan kesepakatan damai, yang kemudian dimintakan jaksa kepada hakim untuk penghentian perkara. (uni)

Jagoan Bertato Menangis di Depan Penyidik

75 Persen Bacaleg Tak Lolos

Jatah Raskin Dibagi Rata

Perseteruan Keluarga Artija Berlanjut

Spesialis Pecah Kaca Tertangkap di Tuban

JAWA TIMUR

lamongan - Hampir 75 persen bakal calon legislatif (bacaleg) yang mewakili 12 parpol di Kabupaten Lamongan dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh KPUD setempat ketika verifikasi persyaratan. Bahkan parpol pemenang pemilu yakni Partai Demokrat serta lima parpol lainnya, tidak satu pun calonnya yang lolos. Ketua KPUD Lamongan, Khoirul Huda menuturkan, pihaknya menerima pendaftaran 493 bacaleg. Namun yang dinyatakan tidak lolos persyaratan 368 orang. ”Mereka yang dinyatakan tidak memenuhi syarat, kami beri kesempatan memperbaikinya dari 9 Mei hingga 22 Mei,”ungkap Huda. Dia tidak mau menjelaskan mengapa parpol-parpol besar ternyata persyaratan bacalegnya banyak yang kurang. Huda menduga, kemungkinan mereka kurang teliti dalam menelaah aturan. (st36)

surya/sri wahyunik

sidang - Manisa ketika tampil diperiksa sebagai saksi di sidang PN Jember, Rabu (8/5). Di belakangnya ada para terdakwa, yang tak lain ibunya (Artija), Syafii (kemenakan), dan Ismail (kakaknya). Meskipun mereka sudah menandatangani surat perdamaian, nyatanya keluarga ini sulit akur.

Sangat kontras dengan penampilannya yang kekar dan tubuhnya bertato, dua pemuda tersangka pelaku pencurian dengan modus pecah kaca mobil di Tuban ini cengeng. Sepanjang pemeriksaan di kantor Reskrim Polres Tuban mereka merengek dan menangis seperti anak kecil.

t

eriakan bersahut-sahutan. “Ampun pak,” teriak salah satu di antaranya. Kedua penjahat itu adalah adalah Iam Salman (25), warga Jalan Sukabumi dalam gang Honda, Desa Kecapiring, Kecamatan Batununggal, Kotamadya Bandung, serta Kiki Maradona (25), warga Kampung Leo Mekarsari no 72 Desa Kujangsari, Kecamatan Bandung Kidul, Kotamadya Bandung. Datang dari jauh ke Tuban mereka memang bertujuan jahat. Kepada penyidik, mereka semula mengaku baru sekali beraksi. Yakni, memecah kaca

mobil Daihatsu Terios L 1951 HJ milik Win Indra Cahyana (46), warga Jalan YKP Pandungo II, Blok N No 35 Surabaya, yang terparkir di Jalan KH Ahmad Dahlan, Tuban, Selasa (7/5) sekitar pukul 11.00. Dari mobil itu mereka berhasil mengambil tas berisi laptop, uang Rp 800.000 serta cek kosong. Belakangan, Kiki yang ingin segera bebas, kemudian mengakui kalau mereka juga pernah beraksi pada Oktober 2012. Mereka mencuri uang Rp 250 juta dari dalam mobil Honda CR-V yang terparkir di Jalan Ronggolawe, tepatnya di depan

toko mas Gajah. Hasil pencurian itu, selanjutnya mereka bagi dua. Dua pria lajang ini selanjutnya pulang ke kampung halaman dan berfoyafoya menghabiskan uang curian itu. Salman mengatakan selain untuk minum-minuman keras, uang tersebut dipakai untuk ‘jajan’. Selain itu uang itu juga diberikan keluarganya. Setelah uang tersebut habis, keduanya kembali lagi ke Jawa Timur. Mereka ingin mengulang sukses pada aksi pertama. Namun kali ini mereka tertangkap melalui kejar-kejaran seru di jalan Pantura Tuban selama satu jam. “Kami melakukan aksi ini karena terdesak kebutuhan hidup, tak ada yang ngajari semua timbul begitu saja,” aku Salman pada penyidik. Meski demikian, penyidik tampaknya tak mempercayai keterangan tersebut. Ini terbukti karena polisi saat ini tengah berkordinasi dengan polres se-Jatim untuk terkait pengembangan

surya/adrianus adhi

cengeng - Dua pelaku pecah kaca mobil yang tertangkap dalam kejar-kejaran selama satu jam, menangis di depan penyidik. kasus ini. Kasat Reskrim Polres Tuban AKP Wahyu Hidayat menjelaskan, kedua pelaku ini tertangkap setelah dilakukan pengejaran selama satu jam. Keduanya kemudian tertangkap di Kecamatan Bancar, atau di sekitar perbatasan antara Tuban dan Rembang.

Wahyu menceritakan, polisi mendapat laporan ada pelaku yang memecah kaca mobil, sehingga melakukan pengejaran. Aksi ini sempat diketahui Okta Kusumah (39), warga Kelurahan Kebonsari, Tuban. Dia kemudian mengejar pelaku, tetapi kehilangan jejak. (adrianus adhi) follow @portalsurya


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.