E-paper Surya Edisi 25 April 2013

Page 19

Batu Plus surya.co.id

HALAMAN 16

|

surabaya.tribunnews.com

| KAMIS, 25 APRIL 2013

RP 25 MILIAR UNTUK BANGUN JEMBATAN Dinas Bina Marga Kabupaten Malang tahun ini mengalokasikan anggaran pembangunan jembatan sebesar Rp 25 miliar. Jembatan yang akan dibangun antara lain jembatan Barek yang menghubungkan Bantur timur dengan Kecamatan Gedangan. M Anwar, Kadis Bina Marga Kabupaten Malang, Rabu (24/4) menjelaskan, jembatan yang dibangun pada 1980 itu akan diperlebar agar bisa dilalui kendaraan roda empat. Sesuai rencana, jembatan ini akan memiliki panjang 40 meter dengan lebar 10 meter. “Jembatan yang sekarang kecil, lebarnya 3,5 meter,” katanya. Jembatan lainnya yang akan dibangun yaitu jembatan Lipas di Kecamatan Ampelgading. Jembatan dengan dana pembangunan Rp 4 miliar ini akan memiliki panjang 60 meter dengan lebar 10 meter. (vie)

Pedagang Bebas Angsuran Stan ■ Win-win Solution Pembangunan Pasar Besar

SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO

BEBAS ANGSURAN - Para pedagang di Pasar Besar Batu menanti pembeli, Rabu (24/4). Untuk mempecepat rencana pembangunan Pasar Besar Batu, Pemkot mewacanakan bebas angsuran stan bagi pedagang Pasar Besar Batu yang sudah terdata.

BATU, SURYA -Pemkot Bat tak henti-hentinya menyosialisasikan rencana pembangunan Pasar Besar (PB) Batu kepada para pedagang. Dalam sosialisasi terakhir pada Kamis (18/4), ada winwin solution terhadap buntunya pembangunan pasar yang sudah direncanakan sejak 2010. Win-win solution itu adalah wacana pembebasan angsuran stan bagi pedagang yang terdata. Mereka dibebaskan dari angsuran biaya stan, namun dikenakan membayar retribusi dan biaya perawatan setiap bulan. Untuk retribusi secara rinci, pemkot dan pedagang belum menentukan. Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko, mengungkapkan secara prinsip, pedagang setuju dibangun. Hanya saja mereka minta, sebagian lahan untuk

menampung pedagang yang terdata, sedang sisanya untuk pedagang baru. Menurut Eddy Rumpoko, dari lahan PB Batu seluas 4 hektare, saat ini pedagang baru memanfaatkan 1 hektare dengan berbagai fasilitas umum. Sisanya nanti bisa dimanfaatkan untuk pasar baru. “Pasar siap dibangun, khusus pedagang yang terdata tidak akan mengangsur. Tetapi tetap ada retribusi dan pemeliharaan selama mereka operasional. Itu sudah clear dengan pihak ketiga,” papar Eddy Rumpoko, Rabu (24/4). Bagaimana dengan permintaan pedagang supaya pembangunan menggunakan APBD, Eddy mengungkapkan tidak mempermasalahkan. Itu bisa saja dilakukan, begitu juga bekerjasama dengan pihak swasta.

Banyak pola, tetapi sekarang kalau menyiapkan tempat pedagang yang terdata sebanyak 1.200 pedagang, pihak ketiga siap membangunkan. EDDY RUMPOKO WALI KOTA BATU Namun, penggunaan APBD untuk pembangunan pasar itu masih dalam kajian. “Banyak pola, tetapi sekarang kalau menyiapkan tempat pedagang yang terdata sebanyak 1.200 pedagang, pihak ketiga siap membangunkan,” papar Eddy. Salah satu pedagang PB Batu yang ikut dalam pertemuan pekan lalu itu, Mufid, mengungkapkan mayoritas

pedagang berharap pemkot hanya mengubah pola renovasi pasar. Mereka ingin renovasi dilakukan secara bertahap dan per bagian. Jika dilakukan serentak, maka akan ada gejolak ekonomi sebab pedagang terlalu lama tak berjualan. Sebenarnya, kata Mufid, pada sosialisasi beberapa waktu lalu tidak ada perubahan dengan sosialisasi sebelumnya. Pemkot tetap menawarkan konsep lama. Namun, satu hal baru dari pertemuan itu adalah bukan murni investor, sekarang kombinasi, yakni investor dan subsidi. “Kami belum memberikan jawaban. Kami masih mengkaji sosialisasi kemarin. Kami sempat kaget dengan tawaran baru itu dan munculnya investor saat sosialisasi,” ungkap Mufid ketika ditemui di stannya di PB Batu. (iks)

Progam Batal, 10 Anggota BKM Mundur BATU, SURYA - 10 Anggota badan keswadayaan masyarakat (BKM) Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu mengundurkan diri. Sikap pengunduran itu itu sebagai protes karena desanya tidak mendapatkan program Instalasi Pengelolaan Air Limbah (Ipal) dari Urban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) dari dana Asian Development Bank (ADB) di 2013 ini. Pada akhir tahun lalu, BKM mendapat sosialisasi dari pemerintah pusat, bahwa Desa Pesanggrahan akan mendapat bantuan sebesar Rp 350 juta untuk Ipal komunal. Namun bantuan itu ternyata dialihkan ke desa/kelurahan lain. Padahal pembangunan ipal komunal sangat dibutuhkan, mengingat masih banyak warga yang tidak memiliki sanitasi atau kakus yang layak. Warga lebih banyak melakukan aktifitas buang air besar di sungai. “Kami kecewa. Kami sudah menyosialisasikan kepada warga, terutama warga RW 8 yang dihuni 50 keluarga. Tibatiba program tidak ada,” kata Koordinator BKM Desa Pesanggrahan, M Ashari , Rabu (24/5). Karena tidak ada program untuk warga yang dijalankan, anggota BKM yang berjumlah 15 orang berkumpul dan memutuskan untuk mundur. ”Itu sebagai bentuk protes kepada pemerintah,” lanjut Ashari. Tahun lalu, ipal komunal sudah dibangun di RW 8 yang dihuni oleh 80 keluarga. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB) Kota Batu, Maulidiono yang membawahi program ini membenarkan tidak adanya program USRI di Desa Pesanggrahan. Namun, Desa Pesanggrahan mendapat program yang sama dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR). “Programnya sama, kegiatannya sama, hanya beda asal anggarannya,” katanya. Sementara itu, Kepala Desa Pesanggrahan Anam Suyanto menyesalkan batalnya program ini. Menurutnya, jika Pemkot punya program yang sama, itu saja yang dipindah, bukan program dari USRI itu. (iks)

Siswa Buat Briket dan Selai Terong BATU, SURYA - SD Negeri Tulungrejo 04 layak menjadi sekolah percontohan dalam hal peningkatan wawasan lingkungan terhadap siswa di sekolah sekitarnya. Di SDN ini, pada siswa memanfaatkan kertas bekas menjadi briket bahan bakar alternatif. Briket ini bisa dimanfaatkan untuk memasak dalam keadaan darurat karena mampu menyala hingga 30 menit. Tidak hanya itu, mereka sudah bisa membuat pupuk kompos dan sudah dijual Rp 5.000 per 5 kg. Tahun 2013 ini, SDN Tulungrejo 04 mengajukan diri dalam seleksi sekolah adiwiyata mandiri tahun ini. Syarat memjadi sekolah adiwiyata harus memiliki 10 sekolah imbas, yakni, sekolah yang mendapat tularan wawasan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Sumarti, penanggungjawab Adiwiyata SDN Tulungrejo 04 menjelaskan, untuk program unggulan adiwiyata ini, selain pembuatan briket dan kompos, pihaknya memberi pembelajaran kepada siswa tentang pelestarian dan pemanfatan Tamarilo (terong belanda) yang banyak tumbuh di Tulungrejo. “Anak-anak belajar pembibitan sampai panen lalu mengolahnya menjadi selai dan sirup,” ujarnya. Pelaksana tugas Kepala SDN Tulungrejo 04, Lukman Hadi menambahkan, ke depan, sekolah akan membuat hutan dengan berbagai jenis pohon. Lahan yang akan digunakan sebagai hutan berada persis di sebelah sekolah. “Kami mempersiapkan lahan hutan sekolah 1.200 meter per segi. Di sana nanti ada hewannya, seperti kelinci dan kambing. Ini untuk mendukung kegiatan komposter anak, pembuatan pupuk organik,” paparnya. SDN Tulungrejo 04 telah mengajukan adiwiyata sejak 2008, namun gagal. Baru 2010, SDN ini masuk sekolah adiwiyata provinsi dan menuju adiwiyata nasional. Sekarang, mengikuti sekolah adiwiyata mandiri. “Sekolah kami satusatunya perwakilan dari Batu,” pungkas Lukman. (iks) join facebook.com/suryaonline

follow @portalsurya


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.