E-paper Surya Edisi 14 Maret 2013

Page 5

JAWA TIMUR

| KAMIS, 14 MARET 2013

surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

Kerabat Pejabat Ditangkap ■ Terima Aliran Dana Jembatan Brawijaya kediri, surya - Penyidik tipikor Polres Kediri Kota menangkap FP (47). Pria ini diamankan karena diduga ikut menerima aliran dana miliaran rupiah proyek Jembatan Brawijaya, Kota Kediri. Penangkapan FP dilakukan Rabu (13/3) dini hari di rumahnya Perumahan Rejomulyo Estate, Kota Kediri. FP diduga merupakan kerabat dari salah satu pejabat Pemkot Kediri. Dari rumah tersangka diamankan uang tunai Rp 60 juta, sejumlah buku tabungan, kartu ATM dan KTP. Penggerebekan rumah dipimpin langsung Kapolres Kediri Kota AKBP Ratno Kuncoro. Saat penggerebekan ada beberapa keluarganya yang menangis. Penyidik juga sempat menggeledah mobil FP. Setelah mengamankan FP, tim penyidik langsung bergerak cepat mengeler FP ke Kantor BCA Jl Joyoboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (13/3). FP diamankan karena diduga menjadi penerima aliran dana proyek Jembatan Brawijaya dengan nilai hingga miliaran. Namun dari hasil pengecekan dana yang ada di rekeningnya saat ini hanya tinggal Rp 264.000.

storyhighlights ■ Selasa (12/3) polisi memeriksa Ketua DPRD Kota Kediri selama 5 jam ■ Rabu (13/3) polisi menangkap FP, kerabat dekat pejabat penting Pemkot Kediri. FP diduga menerima aliran dana proyek miliaran rupiah ■ Sekkota minta pemeriksaan ditunda "Status FP masih sebatas saksi karena kami masih baru memeriksanya. Petugas punya waktu 1 x 24 jam untuk memeriksanya," kata AKP Siswandi, Kasat Reskrim Polres Kediri Kota kepada Surya, Rabu (13/3). Selama ini FP dikenal sebagai kerabat sekaligus orang kepercayaan pejabat penting di Kota Kediri. Diamankannya FP juga sempat membuat shock keluarganya karena tak mengira tersangkut kasus proyek Jembatan Brawijaya. Pemeriksaan Diundur

Sekkota Kediri Agus Wahyudi meminta pemeriksaannya sebagai saksi kasus dugaan korupsi

Jembatan Brawijaya ditunda. Masalahnya ada salah satu kerabatnya yang diopname di rumah sakit. "Pak Sekkota memang sudah memberitahukan baru bisa mendatangi pemeriksaan Kamis 13/3). Masalahnya beliau membesuk keluarganya yang sakit," kata AKP Siswandi, Kasat Reskrim Polres Kediri Kota. Dijelaskan Siswandi, dari enam pejabat yang dipanggil, hanya lima yang memenuhi panggilan. Para pejabat pemkot itu dimintai keterangan terkait adanya aliran dana proyek jembatan. Nilai transfer atau pemberian itu ada yang puluhan juta, ratusan juta hingga miliaran rupiah. Pemeriksaan para pejabat tersebut masih berlangsung di ruang tipikor. Sebelumnya, penyidik memeriksa Ketua DPRD Kota Kediri Hj Woro Reny Pramana selama 5 jam di ruang Kapolres Kediri Kota, Selasa (12/3). Saudara kandung Wakil Ketua DPR RI Ir Pramono Anung Wibowo ini dicecar 37 pertanyaan penyidik tipikor. Proyek Jembatan Brawijaya bermasalah karena perencanaan, penganggaran dan lelang ditemukan penyimpangan. (dim)

Polisi Gerebek 'Kompol Polda' blitar, surya - Bermodalkan tubuh kekar dan berambut pendek, Misbakhul Munir (29), warga Desa Jogomerto Rt 05/01, Kecamatan Tanjung Anom, Nganjuk, berhasil memperdayai Siti R (26), janda beranak satu yang tinggal di Desa Kendal Rejo, Kecamatan Talun. Tak hanya mencuri hati Siti, namun pelaku juga mengembat sepeda motor adik Siti, Supriono (22), yakni, Suzuki Satria nopol AG 3464 XX. Modusnya, pria pengangguran yang mantan sopir pribadi di Kota Surabaya ini mendekati Siti dengan mengaku anggota buser Polda Jatim, dengan berpangkat komisaris polisi (Kompol). Karena penampilannya meyakinkan, apalagi pangkatnya setingkat waka polres, Siti langsung luluh. Begitu berkenalan, mereka akhirnya menjalin asmara. "Saya siap menikahinya," tutur pelaku saat diperiksa di Polres Blitar, Rabu (13/3). Namun, kedoknya terungkap setelah dibekuk di hotel Maya, Kecamatan Wlingi. Saat digerebek di dalam kamar No 18, petugas menyita tas kecil yang bertuliskan polisi dengan lengkap logonya, ikat pinggang berlogo korp baju cokelat, dan

surya/imam taufiq

kompol gadungan - Misbakhul Munir ditangkap polisi usai mempedayai Siti R, pengangguran ini mengaku Kompol Polda Jatim. ponsel. Dituturkan pelaku, kasus ini berawal dari dirinya datang ke Blitar dengan menumpang KA. Tujuannya, janjian dengan temannya, yang akan mencarikan pekerjaan. Namun, saat ditunggu di Stasiun Wlingi, temannya tak datang. Itu terjadi seminggu sebelum tahun baru 2013 lalu. Di saat luntang-lantung di stasiun, duda belum punya anak dan cerai dengan istrinya 2009 silam

itu berkenalan dengan Siti yang lagi jalan-jalan dengan anaknya, yang berusia 5 tahun. Agar si janda muda itu langsung kepikat, pelaku yang berambut pendek itu mengaku anggota Reskrim Polda Jatim dengan berpangkat kompol. Sejak berkenalan itu, pelaku terus menghubunginya hingga akhirnya mereka kian lengket. Bahkan, pelaku sering menginap di rumah Siti. Setiap balik, ia pamitan akan berdinas.(fiq)

Pembunuh Dian Dihukum 20 Tahun ■ Keluarga Korban Hanya Pasrah magetan, surya - Febby Anggar Pradipta (19) akhirnya diganjar 20 tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Magetan, Rabu (13/3). Febby terbukti membunuh Dian Novita (19) hanya gara-gara ditagih utang Rp 50.000. Dian Novita, warga Kelurahan Sogaten, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun ditemukan di bawah jembatan Semawur, Desa Kledokan, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan 25 Juli 2012 lalu dalam keadaan tewas. Vonis lebih berat dibanding tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Didiek Setyawan yang hanya 15 tahun penjara. Vonis Montok itu dihadiri puluhan anggota keluarga korban yang sejak beberapa kali sidang, selalu hadir.

Menurut Majelis Hakim yang diketuai Suwono dan beranggotakan Hajar Widianto dan Suwarjo, akibat perbuatan terdakwa yang telah menghilangkan nyawa seseorang dengan sengaja dan terencana. Dengan putusan itu, pihak keluarga korban mengaku pasrah. "Mestinya, Montok dihukum mati. Karena meski divonis 20 tahun penjara, ini masih ringan dibandingkan dengan penderitaan kami yang kehilangan nyawa anggota kami,"kata Suryono, ayah korban, Rabu (13/3). Diberitakan sebelumnya, pembunuhan ini terungkap saat ditemukan sesosok mayat di bawah Jembatan Semawur Desa Kledokan, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan. Semula jenasah korban diidentifikasi se-

join facebook.com/suryaonline

bagai jenasah Enny, warga Jalan Maleo Kota Madiun. Namun belakangan jasad itu diketahui sebagai tubuh Dian Novita, warga Jalan Campursari Kelurahan Sogaten, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun. Motif pembunuhan dengan mendorong korban dari ketinggian jembatan itu dilatarbelakangi utang piutang sebesar Rp 50.000. Usai membunuh korban, Febby sengaja membawa motor matik dan handphone milik korban yang kemudian dijual ke penadah di pasar loak Mojorejo. Polisi akhirnya berhasil menangkap Febby sepekan sesudah perbuatan keji itu dilakukan. Saat vonis dibacakan, Febby tidak didampingi penasihat hukumnya. Menurut Kepala Pengadilan Negeri Magetan, penasihat hukum terdakwa, Dasi SH sedang sidang di PN Kota Madiun.(st40)

surya/sutono

dirawat - Bahrul Wijayadi sedang dirawat di RSUD Jombang, karyawan PT Indomarco Jombang ini tanganya terluka disabet parang kawanan perampok. Uang Rp 71 juta dan 9 bilyet giro yang akan disetor ke Bank BCA amblas, Rabu (13/4).

Nasabah Bank Dibacok Perampok ■ Uang Rp 71 Juta dan 9 Bilyet Giro Amblas jombang, surya - Aksi perampokan nasabah bank kembali terjadi, kali ini menimpa Bahrul Wijayadi (26). Uang tunai Rp 71 juta serta 9 lembar bilyet giro dibawa kabur perampok usai melukai korban, di Jalan Siliwangi, Jombang, Rabu (13/3) siang. Bahrul Wijayadi adalah karyawan PT Indomarco Jombang. Perampok menyabet korbannya menggunakan parang hingga luka parah pada bagian lengan, dan korban dirawat di RSUD Jombang. Korban yang warga Kelurahan Jelakombo, Jombang Kota ini dalam perjalanan hendak menyetorkan uang ke bank BCA di Jalan Wahid Hasyim. Selain uang tunai Rp 71 juta, di dalam tas yang dibawa korban juga terda-

pat 9 lembar bilyet giro, yang masingmasing bernilai antara Rp 2 juta hingga Rp 6 juta. Korban menderita luka bacok sepanjang 15 sentimeter pada tangan kanannya. Ditemui di Ruang Asoka RSUD Jombang, Bahrul mengisahkan peristiwa yang menimpanya berawal ketika ia keluar dari kantor Indomarco di Jl Gatot Subroto, menggunakan sepeda motor. Bahrul berangkat dibonceng Sulistiyohadi (28), warga Desa Banjardowo, Kecamatan Jombang Kota, yang juga karyawan Indomarco. Tujuannya, ke Bank BCA di Jalan Wahid Hasyim, guna menyetor uang kantor Rp 71 juta dan menguangkan 9 lembar bilyet giro. Tanpa curiga, dua karyawan ini dibuntuti orang lelaki misterius mengen-

darai motor Suzuki Satria. Tepat di Jalan Siliwangi, mendadak dua lelaki misterius yang menggunakan helm standar tapi dengan kaca jenis pelangi itu mendahului korban. Berbareng itu, lelaki yang duduk di jok belakang menyambar tas yang dibawa Bahrul. Secara refleks Bahrul mencoba mempertahankan tas yang isi uang tersebut. Merasa mendapat perlawanan, pelaku mengayunkan parang ke arah tangan korban. Darah segar deras mengucur dari lengan kanan Bahrul. Melihat korbannya terluka, pelaku menarik tas yang dibawa korban, dan berhasil. Usai itu, pelaku menggeber gas sepeda motornya ke arah barat. Sedangkan korban dan temannya yang mengemudi, Sulistiyohadi, tersungkur jatuh di jalan raya. Warga segera membawa korban ke RUUD Jombang.(uto)

Satpol PP Sita Ratusan Spanduk ponorogo, surya - 200 Spanduk dan baliho berukuran 1 x 1 meter hingga 1 x 4 meter diamankan petugas Satpol PP Pemkab Ponorogo dari sejumlah jalan protokol dan yang ditempel di sejumlah pohon perindang jalanan, Rabu (13/3). Penertiban spanduk dari berbagai iklan perusahaan motor dan pelayanan itu, diamankan dan disita Satpol PP Pemkab Ponorogo, lantaran pemasangannya menyalahi aturan. "Meski mereka memiliki izin pemasangan, jika cara pemasangannya menyalahi aturan tetap kami sita," terang Kasi Operasional, Ketertiban dan Kemanan Satpol PP Pemkab Ponorogo, Sumartuji, Rabu (13/3). Menurutnya, pemasangan reklame harus disesuaikan dengan aturan pemasangan. Selain tidak mengganggu cara pandang pengendara dan pengguna motor dan mobil dijalanan, juga dilarang ditempelkan langsung ke sejumlah pohon yang ada di kanan dan kiri jalan protokol yang menjadi jalur penilaian adipura kencana pantau II di Ponorogo. "Pokoknya, semua pemasangan reklame dan spanduk yang menyalahi aturan akan kami sita dan amankan," tandasnya. Selain menyita baliho dan spanduk, Satpol PP juga mengamankan mainan anak-anak jenis odong-odong yang dilengkapi dengan baling-baling di dua ujungnya. Odong-odong ini diamankan petugas karena sengaja ditinggal di Alun-alun Ponorogo. Padahal, 258 pemilik hiburan, mainan anakanak, serta pedagang kaki lima (PKL) yang biasa mangkal di alun-alun diminta membersihkan peralatan usahanya usai beroperasi sejak pukul 15.00 WIB - 06.00 WIB. Tidak hanya spanduk, reklame dan odong-odong, Satpol PP juga mengamankan dua gerobak milik PKL yang sengaja ditinggal di trotoar.(wan)

surya/m rivai

banjir - Hujan deras yang mengguyur Sumenep selama dua jam membuat sejumlah jalan protokol dan rumah warga Kota Sumenep digenangi air setinggi 50 cm.

Banjir Gelontor Kota Sumenep sumenep, surya - Hujan deras yang mengguyur Sumenep selama dua jam, Rabu (13/3), membuat ratusan rumah di lima kelurahan di Kecamtan Kota Sumenep dan kantor instansi pemerintah terendam banjir setinggi 50 cm, atau di atas lutut orang dewasa. Selain menggenangi rumah warga, air juga merendam beberapa ruas jalan di tengah kota, sehingga sejumlah kendaraan bermotor roda dua yang nekat melintas di jalan, mogok lantaran knalpot dan mesin kemasukan air. Di antara lima kelurahan yang terendam banjir itu, di kelurahan pangarangan, Pajagalan, Kolor, Pabian, Marengan dan Kelurahan Kepanjen. Beberapa warga yang rumahnya tergenang banjir, sebagian tidak sempat mengemasi perabot rumah tangganya ke

tempat yang tinggi dan membiarkan tergenang air, seperti kursi sofa dan kasur. Seperti yang diungkapkan Yuli (35), warga Jl KH Agus Salim, saat hujan deras ia bersama anaknya berada di luar rumah pergi ke toko. Ketika pulang dalam keadaan basah, ia kaget melihat rumahnya kemasukan air. Banjir yang melanda Sumenep dan merendamkan rumah warga, diduga karena buruknya saluran air di tengah kota dan mampetnya gorong-gorong, karena di antara saluran air menyempit bahkan buntu, karena ditutup bangunan. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Kadis PU) Pengariran, yang dimintai konfirmasinya mengatakan, kerapkali terjadinya banjir yang melanda kota Sumenep belakangan ini, lantaran terjadinya pendangkalan di Kali Marengan.(riv)

follow @portalsurya


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.