global energi 5

Page 1

MAJALAH BULANAN I EDISI 05 I APRIL 2012

RP 35.000,-

ADA TEXAS DI MADURA

LUGAS DAN JELAS

SriKanDi energi ISSN : 2252-4282

9 772252 428005 global-energi.com

PENUNDAAN HARGA BBM

PUTUSAN SEMU MENUNGGU BOM WAKTU



global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 3


SALAM REDAKSI Pemimpin Umum : Dr.Ibrahim Hasyim Wakil Pemimpin Umum : Ir. Tina Murti Agustini,MM Pemimpin Redaksi : Erfandi Putra Redaktur Pelaksana : Agung Kusdyanto Redaktur : Gatot Susanto Corporate Secretary : Makinda TS Dewan Redaksi 1. Prof. Ir. Mukhtasor, M. Eng. Ph.D 2. Dr. Hanggono T. Nugroho 3. Dr. Ir.A.Buana Ma’ruf MSc 4. Ir. Tri Achmadi Ph.D 5. Dr. Zuhdan Ahmad Fathoni 6. Ir. Gusrizal MSc Reporter Surabaya : Endang Lismari Sultan Haddi Widjaya Jakarta : Djauhari Effendi Bandung : Adam Permasa Jogjakarta : Sita Kumalasari Jambi Muhammad Alwi Kaltim : Danang Agung Luar Negeri Singapura : Ir.Muhammad Abdu Belanda : Ir.Rangga Raditya,MSc Fotografer Yudhi Dwi Anggoro Desain : Supri koewoong Keuangan : Heni Sulistyowati Sirkulasi : Safri Hamdani M. Zacky E. Faisal Prapanca Putra Iklan : Pudja Caturwangi Alamat: Jl. Cipta Menanggal VI/7 Surabaya Telepon: 031- 828 1712, Fax 031-827 0385 Email : Media@global-energi.com Penerbit: PT.Prima Nadia Gravia

4 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

Penghematan BBM dan Peran Perempuan HARGA bahan bakar minyak gi terus digalakkan, kesadaran (BBM) yang semula diprediksi masyarakat dalam masalah naik 1 April 2012, ternyata tidak energi sedikit demi sedikit akan jadi dilaksanakan. Pasalnya, bertambah. Ini akan membawa semua fraksi di Dewan Perwakeuntungan bagi pemerintah, kilan Rakyat (DPR) tidak setukarena dengan pengetahun ju atas kenaikan bahan bakar yang cukup, masyarakat akan tersebut. lebih sadar lagi betapa pentingDalam Sidang Paripurna nya energi ini untuk dikelola Rancangan APBN-P 2012, akhirdan dimanfaatkan. Terutama Dr.Ibrahim Hasyim nya menghasilkan keputusan bila kita bicara dalam bingkai Pemimpin Umum melalui voting itu menyepakati penghematan. penambahan ayat pada pasal 7 Ke depan persoalan energi ayat 6 RUU APBN-P 2012. Dengan penam- ini memang menjadi sangat penting. bahan penjelasan di ayat 6 huruf a terse- Dalam konteks energi nasional, tahunbut, pemerintah bisa menaikkan maupun tahun terakhir ini permintaan energi di menurunkan harga BBM dengan syarat dalam negeri terus meningkat. Dengan tertentu. demikian, pemerintah harus mengukur Penambahan pasal inilah yang men- dan mengelola potensi energi dan kebujadi “pendingin� baik pemerintah mau- tuhan yang riil, sehingga dapat menumpun DPR, sehingga setidaknya kenaikan buhkan gaya hidup (life style) masyaraharga BBM bisa ditunda, bahkan bisa kat dan bangsa yang efisien. jadi juga tahun ini tidak terjadi kenaikBerbicara soal penghematan energi, an harga atau sebaliknya, dan ini sangat kaum perempuan mempunyai peran tergantung pada perkembangan harga penting di dalamnya. Seperti diketahui minyak dunia. penduduk dunia ini lebih dari 50% diisi Hingar bingar pro dan kontra rencana oleh kaum perempuan. Kaum perempuan kenaikan harga BBM sudah mereda. Mari sangat berperan dalam pemakaian dan kita berfikir lebih ke depan lagi bahwasan- penghematan energi. Perempuan kebaya persoalan energi masih membentang nyakan yang mengatur energi di rumah, di hadapan kita. Karena itu, perlu adanya mulai memakai energi di dapur, di rumah konservasi (penghematan). Langkah ini hingga kendaraan, sehingga peran mereka bisa ditempuh melalui: menjadi penting untuk gerakan penghe1. Sosialisasi kepada masyarakat dengan matan. membentuk Tenaga Penyuluh Energi. Di Indonesia sebenarnya lebih hebat, 2. Menggunakan teknologi hemat energi. karena sejumlah perempuan telah men3. Melaksanakan dengan standar yang jadi pembuat kebijakan energi. Seperti bisa diacu. Misalkan memakai lampu Ibu Evita Legowo yang menjabat sebagai hemat energi. Dirjen Migas. Juga demikian Ibu Karen 4. Membangun iklim hemat energi. Agustiawan Dirut Pertamina (sebagai proDalam masalah ini (penyuluh energi) dusen energi) hingga Carmelita Hartoto, sudah saya tawarkan sejak tahun 2000 Ketua Umum INSA yang dengan tegas melewat Lemhannas. Alhamdulillah pada nolak BBM bersubsidi. Mereka-merekamasa Dr. Darwin Saleh sebagai Menteri lah, merupakan perempuan-perempuan ESDM dibangun (membuka) pendidikan yang dengan prestasi masing-masing Instruktur Tenaga Penyuluh Energi yang telah memberikan sumbangsih yang luar bertugas untuk mendidik Tenaga Pe- biasa bagi negara ini. nyuluh Energi. Karena pentingnya perempuan di sekUpaya ini perlu diteruskan. Mengapa? tor energi ini dan bersamaan dengan Hari Masyarakat semakin bingung di seki- Kartini yang diperingati setiap 21 April, tarnya semakin banyak jenis energi, tapi Majalah Global Energi mengangkat kiprah mana yang baik. Bagaimana cara me- sejumlah perempuan perkasa di bidang makainya. Bagaimana memproduksinya energi. Dengan ini setidaknya dapat memdan lainnya. Ingat kesuksesan Tenaga berikan motivasi kepada perempuanPenyuluh Pertanian di zaman Pak Harto perempuan lainnya untuk terus berkipmengantarkan negara ini menjadi negara rah, khususnya di sektor energi. swasembada beras. Tidak menutup kemungkinan bila Tenaga Penyuluhan Ener- -Salam -


SURAT PEMBACA GE , Pilihan Bacaan Insan Migas SETELAH beberapa kali saya membaca Majalah Global Energi (GE), saya benarbenar punya rasa untuk terus membacanya. Isinya komplit. Pilihan topik laporan utamanya, yakni hal-hal yang lagi hangat, dan dipaparkan dengan lugas dan mendalam. Dengan demikian, pembaca (saya sendiri) tidak perlu lagi mencari bacaan lain sebagai pembanding. Melihat kenyataan ini, saya mengucapkan salut kepada manajemen GE yang dari edisi ke edisi penyajiannya menunjukkan progres yang lebih baik. Karena itu, saya memprediksi majalah ini akan mendapat tempat di hati pembacanya pada masa-masa selanjutnya. Untuk awak redaksi, teruslah bekerja dengan menyuguhkan berita-berita yang dibutuhkan masyarakat dengan jujur dan netral. Maju terus Global Energi Sahrial Daud Menteng, Jakarta Pusat

“GO GREEN” Bukan Sekadar Hijau

Harusnya go green ini bisa dimengerti lebih dalam lagi. bukan sekedar yang hijau-hijau seperti menanam pohon sebanyak2nya, atau strategi daur ulang barang yang habis pakai, atau bikin sumber energi alternatif, atau berhenti membuang sampah sembarangan. Semua mesti seimbang dan pada tempatnya. Misalnya kalau kita buka sawah melulu, walaupun mereka hijau, tapi hutannya jadi ditebang, sama saja boong. Kalau buang sampah pada tempatnya tapi sampahnya itu plastik semua, ya sama saja. Plastik sebaiknya jangan dibuang, tapi ditempatkan untuk diolah kembali. Cita-cita menyelamatkan alam ini harus tumbuh dari dalam hati. maksudnya kecintaan pada lingkungan harus dipahami dengan penuh kesadaran dan pengetahuan yang cukup. mulai dari diri sendiri, ubah perspektif bahwa alam ini bisa dikendalikan oleh manusia. Bagaimanapun kita ini adalah unsur mikrokosmos yang gak mungkin bisa lepas dari alam. Manusia ini sesungguhnya merupakan hiponim dari Alam, hanya subordinatnya saja. Alam bisa aja tetap berjalan tanpa adanya manusia. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sumarna,Jakarta

com

DARIPADA ngobrolin politik atau capres 2014, cape dan gak ada hasilnya. Me-

mang sudah sepatutnya manusia zaman sekarang sadar. sudah seberapa jauh kita telah merusak alam tempat kita tinggal ini? Di kota-kota besar nyari udara bersih saja sudah susah, apalagi nyari air yang bener-bener higienis. Akhir-akhir ini istilah “go green” demikian populer. dulu dimulai dari kata “polusi lingkungan”, terus mulai jadi “pemanasan global”, akhirnya muncul semangat buat berubah. lahirlah slogan berbahasa inggris itu. Seolah orang-orang pada kerasukan berlomba-lomba mencintai lingkungan. Saat ini bukan cuma LSM atau NGO saja yang bergerak, bahkan di KTT tingkat global pun dibahas isu-isu ini. Beragam motivasi, dari yang setulus hati dan serius pengen menyelamatkan ekosistem, sadar akan bahaya yang menanti, sampai yang sekedar biar keliatan intelek dan ikut trend positif aja. Sampai-sampai biar kelihatan “Go Green” apa2 di cat hijau, mobil, rumah, pagar dan tong sampah bahkan WC umum. Beberapa hari yang lalu saya ke Bandung, di mobil depan ada tulisan “ Indonesia Go Green”, padahal asap knalpot mereka hitam pekat seperti kompor.

ENERGI UNTUK NEGERI

join us

Global Energi

Global Energi Community

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 5


daftar isi KILAS ENERGI .......................................................................8 LAPORAN UTAMA

Manfaatkan Gas Alam Peninggalan Belanda..................38 WISATA

Pantai Lombang, Hamparan pasir berpagar cemara udang.................................................................................................40 Pulau Madura tak hanya dikenal sebagai penghasil garam dan minyak dan gas, lantaran secara geografis posisinya di kelilingi garis pantai cukup luas membuat pulau ini memiliki banyak potensi wisata pantai. Salah satunya Pantai Lombang sebuah tempat wisata yang berada di ujung paling timur Kabupaten Sumenep. KELISTRIKAN

Genjot PLTA, Gandeng Swasta ........................................ 42

SRIKANDI ENERGI Kini zaman telah berubah, perempuan Indonesia “sejajar”dengan kaum pria. Malah di sektor energi, “keperkasaan”para srikandi telah mengalahkan pria. Mereka berhasil dan mendapat apresiasi di bidangnya. Siapa dan bagaimana para srikandi energi itu berkiprah?

2050, Kebutuhan Listrik Naik 15 Kali Lipat ........44 WAWANCARA

Gelombang Besar Menuju Beyond Cabotage ................45 PERTAMBANGAN

Mereka kaya dari bisnis batubara ............................. 48

Pengabdi Sejati Guru Migas ................................................25

Forbes tahun ini kembali merilis daftar orang terkaya sedunia. Untuk tahun ini, terdapat 1.226 orang kaya dunia yang masuk kedalam daftar tersebut. Nilai total kekayaan seluruh para taipan ini mencapai 4,6 triliun dollar AS. Orang terkaya sejagat untuk tahun ini masih dipegang Carlos Slim. kekayaan taipan asal Meksiko ini mencapai 69 miliar dollar AS. Ia diikuti Bill Gates dengan nilai kekayaan 61 miliar dollar AS.

‘Meng-Indonesiakan’ Ekspatriat Migas ................26

Divestasi Saham, Bangkitkan Pemain Lokal ..................50

REGULASI

PIP, Langsung Mengincar ....................................................... 54

Di Migas, Perempuan Sebenarnya Lebih Cekatan .....................................................................................................................16 Wanita Terkuat, Hapus Mental Birokrat ..............19 Bos di Sekeliling Tubuh Kekar Pria ................... 21 Penerang Kegelapan di Desa Terpencil ..............23

Putusan Semu Menunggu Bom Waktu ................28 Ada Texas di Madura .................................................................34 6 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

NEWSMAKER

Tak perlu memberi perlawanan .....................................55


GLOBAL

Kapal Berbahan LNG Solusi Masa depan .....................56 Di Balik Sukses Petrobras Brasil ....................................58

kebutuhan/konsumsi BBM nasional yang saat ini sudah di atas 1,2 juta barel per hari dan kemampuan kilang domestik hanya 700 ribu barel per hari maka sisa kebutuhan BBM masih harus diimpor.

Inpres mandul, lifting tumpul..............................................72

2013, Pesawat Tenaga Surya Keliling Dunia ................. ..............................................................61

Hedging Minyak, Mengapa Tidak? ...............................74

SENGGANG

Kebiasaan Di Kantor Terbawa Ke Rumah .................62 OTOMOTIF

Perang Sengit Di Pasar Kabin Ganda 64 Kampus Geologi, ITS merintis, ITATS berjung.........................................................................................66 INDUSTRI

Minyak mentah merupakan komoditas acuan terhadap komoditas lainnya di dunia. Bahkan menjadi acuan bagi pergerakan ekonomi di seluruh negara. Harga minyak mentah yang tidak stabil memberikan efek terhadap perekonomian suatu negara baik negara penghasil maupun pengimpor yaitu perlambatan pertumbuhan ekonomi karena tingkat inflasi akan meningkat.

‘Perangi BBM’, Jabar Galakkan Energi Singkong ...................................................................................77 Dilirik Industri Rumahan Hingga Investor Besar ..................................................................79 KAMERA GE

Gelombang Tolak kenaikan BBM ..................................80 KOLOM

dari gula melebar ke bioethanol 68 HULU

Doyan Kuras Minyak Ketimbang Cari Baru 70 Sungguh ironis. Seandainya produksi minyak mentah Indonesia kembali dapat dikuras hingga 1,6 juta barel per hari (bph), impor bahan bakar minyak (BBM) ternyata tetap tak bisa dihindari. Dengan

BBM, Ketahanan Energi dan Keadilan ....................82 LINGKUNGAN

Tambang Tak Terkendali, Kaltim Darurat Lingkungan.................................................84 KORPORASI

Pertamina Genjot Pasar Pelumas di Australia Barat ..................................................................................................................86 Kilaunya Bisnis CBM ....................................................................87 Pancaran Energi Tentukan Kesehatan ...................90 KOMUNITAS

Energy Nusantara, Vokal Suarakan Masalah Energi ..............................................................................................................94 Oktan oh Oktan ...................................................................................97 global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 7


KILAS ENERGI

Dok GE

Alat hemat BBM hasil karya mahasiswa dan dosen ITS Surabaya

ITS Ciptakan Alat Hemat BBM MAHASISWA dan dosen dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) terus melakukan eksperimen dan riset. Riset terbaru yang diciptakan mahasiswa dan dosen dari Teknik Industri dengan menciptakan alat untuk menghemat BBM hingga 30 persen. Namanya, IQUtech-e (dibaca: iki utek’e atau ini otaknya,red.). Alat ini sebagai jawaban atas kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang pada 1 April mendatang akan dinaikkan pemerintah dari harga Rp 4.500 menjadi Rp 6.000 per liter. IQutech-e merupakan Electronic Control Unit (ECU) yang memadukan sekaligus mengolah antara pengapian, udara dan bensin. Teknis kinerjanya, ECU akan menakar campuran udara dan bahan bakar dengan sangat presisi sesuai dengan kebutuhan tenaga yang diinginkan oleh motor atau mobil. Istilah bahan bakar yang tidak terbakar (incomplete combustion) akan hilang dengan adanya piranti yang satu ini. ”Fungsi ECU yang kami beri nama IQUtech-e ini mampu mengolah atau mengkonversikan semua bahan bakar menjadi energi gerak kendaraan. Sementara ini ECU IQutech-e hanya untuk kendaraan berbahan bakar premium atau pertamax,” kata Kepala Laboratorium Fakultas Teknik Industri ITS Muhammad Nur Yunianto. Penemuan ECU IQutech-e melalui proses panjang sejak tahun lalu. Dan Juni mendatang akan dilaunching secara resmi setelah pengurusan hak paten ke Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) kelar. Salah seorang staf pengajar ITS ini mengaku, proses penemuan ECU IQutech-e cukup memakan waktu, tenaga, pikiran, dan biaya. Bagaimana tidak?. Bapak tiga anak ini rela tidur di kampus bersama sejumlah mahasiswa yang menjadi tim penemu. Mereka, Welli Yuli Prihantono, Agus Muslikin, Grangsang Setyo Rachmadan, Lukman Hasan, Galih Priyo, dan Faisal Fahmi. ”Dana awal pembuatan ECU IQutech-e sekitar Rp25 juta. Ini diambilkan dari dana laboratorium. Uji coba sudah pernah dilakukan di beberapa kendaraan,” ungkap pria kelahiran Purworejo, Jateng, 30 Juni 1975 ini. Uji coba pernah dilakukan pada motor skuter matik (skutik). Konsumsi bahan bakar skutik yang semula 1 liter dengan jarak tempuh 45 kilometer, meningkat menjadi 61 kilometer dengan cukup per liter bensin. Akselerasi skutik tidak terpengaruh. Selain diuji coba di Laboratorium Industrial System Automotif (LISA),ECU IQutech-e juga sudah diuji dengan memasangkannya ke mesin mobil Sapu Angin 6 yang juga

8 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

merupakan salah satu karya mahasiswa. Sapu Angin bermesin Paijo (Pasti Arek ITS Juara, Oke. Juga karya mahasiswa) semakin menguatkan keberadaan ECU IQutech-e sebagai penghemat BBM. ”ECU produk luar negeri sebenarnya sudah banyak masuk pasaran Indonesia. Cuma harganya mahal, mencapai Rp10 juta per unit.Untuk ECU IQutech-e rencananya bisa didapat hanya dengan Rp 2 juta saja,” tukas suami Iin Nur ini. Harga jauh lebih murah tak mempengaruhi kualitas. ECU IQutech-e yang di dalamnya terdapat resistor, transistor, dan micro processor ini tetap mengedepankan fungsi kontrol parameter kerja mesin. Baik antara rpm, pengapian dan timing injection. ”Dalam sebulan baru 10 unit ECU IQuteche yang bisa kami hasilkan. Selain faktor permodalan, kami tak bisa memproduksi massal dengan jumlah lebih besar karena menunggu keluarnya izin,” aku jebolan S2 dan S3 Manchester University ini.lis

2014, PLN Ekspor Listrik ke Malaysia PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menargetkan bisa mengekspor listrik ke Malaysia sebesar 100 megawatt (MW) mulai 2014 mendatang. Di saat sama, PLN juga berharap bisa mengimpor setrum dari negeri jiran tersebut. Direktur Utama PLN GN Nur Pamuji mengaku, Petugas tengah mengawasi di salah di satu telah membeli listrik Gardu Induk PLN sebesar 1 megawatt dari Serawak, Malaysia. Transaksi jual beli listrik dengan Malaysia ini ke depan akan terus meningkat. “Dalam dua tahun yang akan datang, ekspor-impor listrik kami targetkan 50 – 100 MW,” katanya. Guna mencapai target itu, PLN akan membuat jaringan transmisi yang menghubungkan PLN di Kalimantan dengan Serawak serta Sumatera dengan Semenanjung Malaysia. PLN berencana akan membangun interkoneksi SumateraMalaysia 250 kilovolt High Voltage Direct Current (HVDC). Interkoneksi ini akan beroperasi pada 2017 mendatang. “Sekarang baru tahap bicarakan fasilitas. Kami akan menggunakan kabel bawah laut,” ujarnya. Listrik dari Sumatera nantinya akan lebih banyak dieskpor ke Malaysia setelah jumlah pembangkit mulut tambang di daerah tersebut semakin banyak. “Tetapi tentu saja ekspor baru bisa dilakukan setelah kebutuhan dalam negeri terpenuhi,” tambahnya. Sementara untuk interkoneksi Kalimantan – Serawak sudah lebih maju. Direktur Perencanaan dan Manajemen Bisnis PLN Murtaqi Syamsuddin menuturkan, PLN dan Sarawak Energy Berhad (SEB) telah membuat kesepakatan kerja sama pembangunan jaringan yang menghubungkan kedua negara. Jaringan tersebut akan menggunakan transmisi 275 kV sepanjang 122 kilometer dari Bengkayang, Kalimantan Barat hingga Mambong, Serawak. Sepanjang 86 kilometer akan berada di Kalimantan Barat dan sisanya 36 kilometer di


Serawak.”Kalau proses pembangunan erjalan cepat, target kita pada 2014 sudah mulai beroperasi,” jelas Murtaqi. Investasi proyek ini akan ditanggung kedua negara. PLN membiayai proyek yang berada di wilayah Indonesia dan SEB membiayai proyek yang berada di Serawak. Kerja sama jual beli listrik antara PLN dan SEB akan berlangsung selama 25 tahun dan terbagi dalam dua tahap. Selama lima tahun tahap pertama, PLN akan mengimpor setrum dari SEB. Tahap kedua, PLN dan SEB akan jual – beli listrik berdasarkan keekonomian kedua sistem tenaga listrik atau economic exchange power transfer dengan menggunakan prinsip day-head agreement. Pasokan dari Serawak rencananya akan berasal dari PLTA besar di wilayah tersebut. Penentuan harga listrik antarnegara ini ditentukan dengan skema bisnis dengan persetujuan pemerintah. “Yang jelas harga ekspor itu murni harga pasar. Artinya, seluruh biaya yang kami keluarkan ditanggung oleh pembeli,” kata Nur Pamuji. jef, ins

Mining, Gunung Bayan Pratamacoal, Tanito Harum, Mandiri Intiperkasa, Asmin Koalindo Tuhup, Perkasa Inakakerta, Baramarta, Riau Bara Harum, Teguh Sinar Abadi, Multi Harapan Utama, Insani Bara Perkasa, Santan Batubara, Sumber Kurnia Buana, Lanna Harita Indonesia, Tanjung Alam Jaya dan Singlurus Pratama. jef

Dibuka Lagi Tender 19 Blok Migas

Juli, Usaha Minerba Wajib Pakai BBN Pemerintah mengultimatum sektor industri pertambangan mineral dan batubara untuk memakai bahan bakar nabati (BBN) untuk operasional paling lambat 1 Juli 2012. Kewajiban memakai BBN ini untuk mendukung kebijakan mandatory BBN. Maritje Hutapea, Direktur Bioenergi, GN Kegiatan penambangan batubara Ditjen Energi Baru dan Terbarukan, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan, bahan bakar minyak (BBM) yang digunakan oleh industri sektor pertambangan wajib dicampur dengan BBN sebesar 2%. Kewajiban ini tertuang dalam mandatori BBN yang sudah diatur dalam Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) No 32/2008. “Sebelum mengajak industri lain, kami ingin industri tambang di bawah ESDM memakai dulu supaya bisa menjadi contoh,” kata Maritje. Menurut Maritje, industri pertambangan tidak memiliki kendala memakai BBN, apalagi mereka selama ini memakai BBM non subsidi. “Memakai BBN hanya akan menambah Rp 50 per liter cuma sedikit dan manfaatnya banyak,” jelas Maritje. Untuk saat ini, kata Maritje, pemerintah masih memberikan kelonggaran kepada industri pertambangan mineral dan batubara sehingga belum ada sanksi kepada industri. “Tapi nanti kalau pendekatan soft tidak berhasil, kami akan memakai pendekatan agak keras, boleh dong,” tegas Maritje. Ada 25 industri pertambangan mineral dan batubara yang wajib memakai BBN tersebut, masing-masing Kaltim Prima Coal (KPC), Adaro Indonesia, Indominco Mandiri, Arutmin Indonesia, Berau Coal, Kideco Jaya Agung, Wahana Baratama Mining, Mahakam Sumber Jaya, Trubaindo Coal

GN

Kegiatan eksplorasi migas salah satu KKKS

Pemerintah kembali membuka tender melalui mekanisme tender langsung dan reguler terhadap 19 blok migas. Peminat terhadap kedua jenis tender itu diharapkan sudah memasukkan proposalnya masing-masing paling lambat 11 Mei dan 27 Juli. Menurut pernyataan resmi Ditjen Migas yang dirilis, Rabu (28/3), kedua tender itu merupakan bagian tender periode 2012. Bagi investor yang berminat diminat segera memasukkan proposal berkaitan dengan kemampuan finansial dan teknikal berkaitan dengan rencana tender itu. Ditjen itu juga menyebutkan 5 blok yang akan ditender reguler adalah Blok West Pelikan offshore West Natuna, East Sokang offshore East Natuna, South Sampang di onshore/ offshore East Java, Offshore South East Mangkalihat di offshore Kalimantan Timur, serta East Aru Block di offshore Maluku. Sementara itu, tender berbentuk tender langsung sebanyak14 blok masing-masing Bireun Sigli Block di onshore Aceh, Bohorok Block di onshore North Sumatera, Mahato Block di onshore Riau -Sumatra Utara, Bukit Batu Block di onshore Riau, South Lirik Block di onshore Riau-Jambi- Sumatra Barat, Bengkulu I-Mentawai Block di offshore Bengkulu, Marlin Block di offshore East Natuna, Blok Palangkaraya di onshore Kalimantan Tengah. Blok Babai di onshore Kalimantan Tengah, Blok Telen di offshore Kalimantan Timur,. East Sepinggan di offshore Selat Makasar, Blok Tatihu di onshore/offshore Laut Arafura, Blok Aru di offshore Papua Barat, Blok Udan Emas Block di onshore Papua Barat. agk

Dana Infrastruktur BBG Ditambah Rp 2 T Pemerintah mengalokasikan tambahan dana Rp 2 triliun dalam RAPBN-P 2012 untuk pembangunan infrastruktur bahan bakar gas di Jawa dan Bali. Hal ini mendukung program

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 9


pengalihan bahan bakar minyak ke BBG. “Dana akan dialokasikan untuk membangun 54 SPBG CNG di Jawa dan 108 SPBG LGV di Jawa-Bali,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Evita H Legowo. Dana tersebut rencananya dialokasikan untuk membangun 54 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) alam cair terkompresi (CNG) di Jawa dan 108 SPBG untuk vigas (LGV) di Jawa dan Bali. Pemerintah akan menugaskan PT Pertamina sebagai pelaksana program pembangunan SPBG dengan sistem distribusi stasiun induk-stasiun anak (mother station and daughter station). Penugasan itu melalui peraturan presiden yang saat ini sedang tahap finalisasi. “Jadi pemerintah menugaskan Pertamina untuk membangun SPBG,” ujarnya. Sementara dana konversi BBM ke bahan bakar gas yang sebelumnya sudah dialokasikan dalam APBN 2012 sebesar Rp 964 miliar akan digunakan untuk pengadaan 14.000 alat konverter CNG dan 10.000 alat konverter LGV. Harga alat konverter Rp 15 juta per unit, termasuk biaya servis ke bengkel. “Kalau dana untuk converter kit sudah ada di APBN, tetapi perlu persetujuan Komisi VII DPR, sudah disiapkan anggaran senilai Rp 964 miliar,” ujarnya. Alokasi dana itu, antara lain, untuk pengawasan BBM bersubsidi yang dilaksanakan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi, alat konverter, bengkel, dan SPBG CNG. Dari total dana itu, Rp 200 miliar di antaranya untuk membangun SPBG CNG. Jika tambahan dana Rp 2 triliun tidak disetujui, hanya akan ada tambahan 3 unit SPBG tahun ini.jef

Fujian, China, sedang dibahas di lingkungan internal pemerintah. “Secara informal, business to business, renegosiasi mulai jalan. Targetnya, tahun depan sudah mulai dibicarakan antara Pemerintah Indonesia dan China,” ujarnya. Sementara lebih dari 85 persen dari total volume penjualan gas Tangguh ke Sempra, perusahaan asal Amerika Serikat, akan dialihkan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Dalam perjanjiannya, alokasi gas untuk Sempra dapat dialihkan ke pembeli lain, baik di dalam maupun di luar negeri, jika harga gas di Amerika Utara rendah. jef

2013, Kontribusi Tangguh 300 Juta Dollar

Shell Genjot Ekspansi SPBU di Jatim

BADAN Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menargetkan, penerimaan negara dari train (unit) 1 dan 2 proyek gas Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat, pada tahun 2013 mencapai 300 juta dollar AS. “Penerimaan negara ini akan diperoleh setelah pembiayaan proyek tersebut balik modal pada tahun ini,” kata Kepala BP Migas R Priyono. Penerimaan negara dari Tangguh diperkirakan 300 juta dollar AS tahun 2013 karena sudah tidak ada lagi pembiayaan untuk pembangunan proyek Tangguh train 1 dan 2 dan kenaikan harga minyak mentah sangat tinggi. “Jadi sudah balik modal. Kami menduga sudah dapat 300 juta dollar AS dari Tangguh 1 dan 2. Daerah juga akan mulai mendapat dana bagi hasil,” ujarnya. Menurut Priyono, penerimaan negara dari Tangguh itu diperkirakan bisa lebih besar dari itu jika pemerintah berhasil merenegosiasi kontrak penjualan gas Tangguh. Saat ini rencana renegosiasi kontrak penjualan gas dari proyek itu ke pembeli di

10 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

GN

Salah satu SPBU Shell

SHELL terus menggenjot ekspansi penambahan SPBU. Salah satu target utamanya di Jawa Timur. Alasannya perekonomian di Jatim terus tumbuh dan kondusif. “Kami ada rencana untuk menambah lagi jumlah SPBU di Jatim. Surabaya masih akan menjadi tujuan utama ekspansi,” kata Social Performance Manager PT Shell Indonesia, Sri Wahyu Endah. Saat ini, Shell sudah memiliki tujuh SPBU yang berlokasi di Surabaya dan Sidoarjo. Dengan dibangunnya Terminal di Gresik, potensi pembukaan SPBU baru menjadi sangat besar. Meskipun masih berfokus di Surabaya, bukan tidak mungkin juga akan dibuka di luar Surabaya dan Sidoarjo. Teritory Manager Shell Jatim, Indira Dece menambahkan, kota lain yang juga diincar yaitu Malang. Kota tersebut dianggap berpotensi meskipun masih mengalami hambatan di Porong yang bisa mempengaruhi kemudahan distribusi dari terminal di Gresik. Meskipun menyatakan potensi di Jatim sangat tinggi, kedua menolak menyebut berapa jumlah SPBU baru yang akan dibangun di Jatim. Pihak Shell saat ini masih melakukan persiapan-persiapan dan penjajakan titik-titik strategis yang bisa dikembangkan.Pertimbangan yang dilakukan diantaranya dari sisi ekonomis seperti banyaknya kendaraan yang lewat, potensi daerah itu dan daya serap pproduk. “Disamping kami juga menyiapkan faktor lain seperti perizinan,” ungkapnya. Di Indonesia saat ini sudah berdiri lima terminal utama Shell yakni di Merak, Gresik serta Pulau Laut dan Pendingin di Kalimantan. Jumlah SPBU total ada 57. Mayoritas 50 SPBU berlokasi di Jabodetabek dan sisanya, lima SPBU di Surabaya dan dua di Sidoarjo. lis


LAPORAN UTAMA

KePerKaSaan SRIKANDI ENERGI LAPORAN UTAMA

SRIKAND

ENERG

“Janganlah kami coba dengan paksa mengubah adat kebiasaan negeri kami ini. Bangsa kami yang masih seperti anak-anak itu akan mendapat yang dikehendakinya, yang mengkilap yang bercemerlangan. Kemerdekaan perempuan tak boleh tidak, akan datang juga. Pasti akan datang jua, hanyalah tiada dipercepat datangnya”. Itulah sepenggal isi surat Kartini kepada Van Kol, salah seorang sahabatnya di Belanda . Kartini menulisnya lebih dari seabad lalu, ketika kondisi perempuan

Indonesia sangat memprihatinkan. Terkungkung dalam sistem yang tidak pro- perempuan, baik secara budaya, ekonomi, sosial, dan politik. Kini zaman telah berubah, perempuan Indonesia “sejajar”dengan kaum pria. Malah di sektor energi, “keperkasaan”para srikandi telah mengalahkan pria. Mereka berhasil dan mendapat apresiasi di bidangnya. Siapa dan bagaimana para srikandi energi itu berkiprah? Berikut laporannya. Oleh: Erfandi Putra global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 11


LAPORAN UTAMA

GN

Evita Legowo bersama jajaran pimpinan BP Migas dalam rapat dengar pendapat komisi VII DPR RI

bu Kartini yang mewanita cantik ini dikenal ninggal 17 Septemdengan kebijakannya yang ber 1904 dalam usia “berseberangan”. Di saat 25 tahun mungkin sejumlah orang mengbahagia melihat pereminginkan subsidi BBM, LAPORAN UTAMA puan-perempuan kini mulai tetapi dia menolak dengan terang benderang. Peremtegas untuk menerima puan Indonesia, kini tidak subsidi BBM di lingkungan hanya berkiprah di dalam INSA. Dan Tri Mumpuni negeri, tetapi juga di luar aktivis sosial sekaligus negeri. Sebut saja Sri Muldoktor mikro hidro yang yani yang saat ini duduk mendapat pujian langsung sebagai salah satu direktur Presiden Amerika Serikat Bank Dunia. Dan masih banyak sederet Barack Obama atas keberhasilan Puni nama-nama lainnya. mengalirkan listrik dan memberdayakan Bagaimana dengan perempuan yang masyarakat di desa-desa terpencil serta bergelut di sektor energi? Ada sejum- berhasil meraih penghargaan bergengsi lah nama yang belakangan ini cukup Magsaysay 2011 popular dan moncer. Sebut saja Evita Para perempuan ini tidak salah bila Herawati Legowo Dirjen Migas Kemen- dikatakan sebagai Kartini-Kartini yang terian ESDM, Karen Agustiawan Dirut sukses di bidang masing-masing. MePT Pertamina, Carmelita Hartoto Ke- reka menjawab cita-cita Kartini dengan tua Umum Indonesian National Ship- kemampuan dan prestasi yang patut owner’s Association (INSA) hingga Tri mendapatkan apresiasi. Bahkan, Evita, Mumpuni. Dan sederet nama wanita Karen dan Cermelita telah menduduki lainnya yang bergelut di sektor ini. jabatan tersebut yang pertama oleh Karen dan Evita misalnya, sosok perempuan. Evita Legowo, merupakan srikandi energi yang saat ini berada di perempuan pertama menjabat Dirjen puncak karirnya. Posisi jabatan mereka Migas. Begitu pula Karen menjabat menjadi kunci persoalan energi di negeri Dirut wanita pertama di Pertamina dan ini. Sementara Carmelita meski tidak ber- Carmelita Hartoto yang menjabat Ketua sentuhan langsung dengan energi, tetapi DPP INSA dari kalangan perempuan.

i

SRIKAND

ENERG

12 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

Tampilnya perempuan ini memang cukup mengagetkan sejumlah kalangan. Pasalnya, jabatan yang disandang identik dengan pekerjaan-pekerjaan pria. Meski berada “di sarang” pria, para perempuan itu ternyata berhasil menunjukkan kemampuannya yang luar biasa. Seperti halnya sosok Evita yang berada di garis depan dalam masalah migas. Ia dilantik menjadi Dirjen Migas oleh Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Jumat 18 Juli 2008. Doktor lulusan Jerman yang sebelumnya Staf Ahli Menteri (SAM) Bidang SDM dan Teknologi ini menggantikan posisi Luluk Sumiarso. Kiprah Evita di bidang migas sudah tak bisa dipungkiri lagi. Berbagai keberhasilannya, seperti saat-saat menjelang keputusan menaikkan harga BBM bersubsidi hingga saat keputusan kenaikan Ditjen Migas yang menjadi dapur dari semuanya itu sudah pasti menguras pikirannya. Sejak awal berkarir, Evita sudah terjun ke bidang migas. Di bidang “maskulin” ini, Evita selalu mengukir prestasi. Lulusan jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung (ITB) ini semula tak membayangkan akan menjadi ‘insan migas’. Baru ketika bertepatan dengan peristiwa Malari, Januari 1974, dimana


LAPORAN UTAMA Evita menjalani wawancara di Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) mulailah menapaki sejarah baru dalam hidupnya. Ia resmi menjadi ‘insan migas’ pada 1 Maret 1974, ketika menjadi staf Laboratorium Kimia di Lemigas. Dan karirnya pun terus melesat bak meteor. Malah, pada 2009, Evita disebut-sebut masuk dalam daftar kandidat anggota kabinet 2009-2014 untuk posisi menteri ESDM, menggantikan Purnomo Yusgiantoro. Meski pada akhirnya Menteri ESDM itu jatuh kepada Darwin Zahedy Saleh. Meski demikian, Evita tak mengaku kecewa. Semua, sudah ada yang mengatur. Bagi dirinya, yang penting dalam bekerja itu harus terus menerus berprestasi. Pangkat hingga jabatan pastilah mengikutinya. Negara memang sangat membutuhkan sosok perempuan ini. Buktinya, meski per 1 Desember 2011 sudah menerima surat pensiun, tetapi pemerintah memperpanjang lagi untuk menjabat sebagai Dirjen Migas. Sebuah prestasi yang luar biasa. Lalu apa rahasianya? Kalau di belakang pria yang hebat ada wanita yang hebat, apakah demikian pula sebaliknya. Soal ini Evita mengatakan, kesuksesan ini berkad dukungan penuh keluarga. “Tanpa pengertian suami saya tak akan sukses,” tuturnya. Migas memang identik dengan pekerjaan yang keras dan berotot, tetapi tak hanya memerlukan otot, tetapi perlu otak. Dan Evita mempunyai hal itu. Dia enjoy saja, bekerja dilingkungan yang banyak prianya. Karena itu, hingga saat ini yang paling membahagikan dirinya sepanjang karirnya yakni bila dirinya memimpin rapat dan mengatakan, “Ibu-ibu dan bapakbapak yang saya hormati……”. Biasanya setiap sambutan kan, “Bapak-bapak dan ibu-ibu yang saya hormati….” “Saya akan menghabiskan waktu saya ini untuk pengembangan energi di Tanah Air. Untuk ini kan tidak harus terus menerus di Kementerian ESDM,” katanya. Lalu ke mana bu? “Ya lihat saja,” katanya sambil tersenyum.

Kata Hati Lain Evita, lain Karen yang saat ini menduduki pimpinan teratas di BUMN migas ini.Ia merupakan perempuan pertama yang menjadi Dirut Pertamina. Soal prestasi? Hampir semua kalangan memujanya. Tidak hanya di dalam negeri, apresiasi itu datang pada dirinya. Baru-baru ini Majalah Forbes awal Maret merilis 50 pebisnis wanita paling

Migas memang identik dengan pekerjaan yang keras dan berotot, tetapi tak hanya memerlukan otot, tetapi perlu otak. Dan Evita mempunyai hal itu. Dia enjoy saja, bekerja dilingkungan yang banyak prianya berpengaruh se-Asia. Ada empat wanita Indonesia yang masuk salah satunya Karen sendiri. Bahkan yang patut diancungi jempol Karen menempati urutan teratas atau perempuan paling

32 persen dari target 2011. Pertamina optimis mampu mencapai target 2012 mengingat prognosa pencapaian di 2011 sebesar Rp 20,7 triliun (unaudited) atau 116,9 persen dari target sebesar Rp 17,7 triliun. Dari sisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Pertamina tahun 2012 disebutkan disusun dengan strategi “Aggressive in Upstream and Profitable in Downstream” sesuai Rencana Jangka Panjang Pertamina 2011 2015. Meskipun Pertamina mengalami kerugian dari BBM PSO sebesar Rp 640 miliar dan LPG Non PSO sebesar Rp 4,9 triliun prognosa perolehan laba di 2011 naik 23,4 persen dibandingkan pencapaian laba tahun 2010 yaitu sebesar Rp 16,78 triliun. Pertamina menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp 527 triliun pada

GN

berpengaruh di Asia. “Bagi saya, hal itu pribadi sebuah penghargaan. Hanya saja, ini juga berdampak positif buat perusahaannya. Dengan tulisan itu berarti juga mereka mengakui, Pertamina sudah berubah dari birokrat menjadi entrepreneur,” katanya. Karen dikenal tegas. Ia tidak bisa toleransi terhadap berbagai kepentingan yang masuk ke Pertamina. Karena ketegasannya itulah, perusahaan tersebut terus meraih angka-angka prestasi di bidang bisnis. Berkat tangan dinginnya kinerja Pertamina terus melonjak. Tahun ini menargetkan perolehan laba bersih sebesar Rp 23,5 triliun atau meningkat

Para pekerja wanita di sektor migas tengah menerima pengarahan.

RKAP 2012 atau meningkat sebesar 15,6 persen dibandingkan RKAP 2011 sebesar Rp 456,5 triliun. Pertamina juga menargetkan produksi migas tahun 2012 sebesar 532,7 ribu BOED yang terdiri dari produksi minyak 244 ribu BOPD dan produksi gas 1.672 MMSCFD. Target produksi minyak dan gas ini meningkat 14,5 persen dari realisasi 2011 sebesar 465,3 ribu BOED. Dengan kinerja yang cukup gemilang tersebut, Karen banyak dipandang positif dari sejumlah kalangan. Dia pun menjadi harapan untuk masa

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 13


LAPORAN UTAMA mendatang, khususnya yang berkait dengan energi. Karen Agustiawan mengaku selalu mendengarkan kata hati dalam menjalankan perannya sebagai dirut wanita pertama dalam sejarah BUMN migas tersebut. “Kelebihannya wanita jadi pemimpin itu, wanita punya bahasa hati yang mungkin di kalangan bapakbapak ini tidak dijumpai,” ujarnya. Berapa banyak pegawai perempuan di Pertamina? Tentang ini dia menaksir, sekitar 10%. Cita-citanya, sih 30%. Bukan paksaan, ya, tapi kebutuhan perusahaan juga. Cuma ia tak punya kebijakan khusus. Artinya, kesempatan berkarya di Pertamina tak melihat status sosial, strata, maupun gender. Lelaki dan perempuan diberi kesempatan yang sama. Karen menceritakan dirinya bisa menjadi seperti sekarang ini berkat didikan ayahnya yang seorang Guru Besar Universitas Padjajaran bernama Prof. Dr. Soemiatno. Ayahnya mendidik Karen kecil agar bisa mandiri dan dia diberikan kesempatan pendidikan yang sama meski ia adalah seorang perempuan. “Biasanya kan kultur zaman dulu itu perempuan nggak usah sekolah tinggi-tinggi, toh nanti kawin juga. Tapi bapak saya tidak begitu, bapak saya memberikan kesempatan pendidikan yang sama ke anak-anaknya,” ujarnya.

Minta Dihapus Sementara Carmelita merupakan wanita sukses dalam bisnis perkapalan, termasuk pengangkutan di sektor migas. Sebagai anak sulung dalam keluarga ia punya tanggungjawab sangat berat. Meski tak pernah disiapkan sebagai ‘putri mahkota’, dia dipaksa tampil ketika ayahnya, Hartoto Hardikusumo meninggal dunia. Tak ada mandat dan wasiat bagi Meme, panggilan karib Carmelita Hartoto untuk melanjutkan bisnis keluarga. Namun, meninggalnya sang ayah, yang merupakan pendiri PT Andhika Lines, memanggil hatinya untuk meneruskan peran sebagai nakhoda salah satu perusahaan pelayaran ternama di Indonesia itu. Pada 1994 telah merampungkan pendidikan pascasarjana bidang keuangan dan bekerja perusahaan trading, Lewis & Peat, di London. Ia pulang ke Jakarta untuk berlibur dan mendapati ayahnya terkena serangan jantung. Ia tak merasa dipersiapkan untuk jabatan itu karena sang ayah menginginkan perusahaan ditangani kalangan profesional, bukan dikelola sebatas turun-temurun. ”Mungkin waktu itu ayah saya merasa ini dunia laki-laki. Jadi, saya mulai de-

14 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

GN

Karen Agustiawan saat meninjau di stasiun pengisian LPG .

Biasanya kan kultur zaman dulu itu perempuan nggak usah sekolah tinggitinggi, toh nanti kawin juga. Tapi bapak saya tidak begitu, bapak saya memberikan kesempatan pendidikan yang sama ke anak-anaknya ngan belajar dari nol,” ujarnya. Namun ia sukses melanjutkan bisnis yahnya. Ini berkat sikap berani dan tegas dalam mengambil keputusan. Apalagi setelah terpilih menjadi Ketua INSA, kini Meme bukan hanya harus memajukan perusahaan sendiri, tetapi juga ikut bertanggung jawab dalam pengembangan pelayaran niaga di Indonesia. Bahkan dengan berani ia menyatakan di saat sebagian masyarakat keberatan dengan rencana penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM), maupun kenaikan harga ia justru meminta agar subsidi BBM dihapus untuk pengusaha pelayaran. Meme menantang, pemerintah harus berani mengambil keputusan untuk menaikkan harga atau membatasi penggunaan BBM bersubsidi. “Melihat harga minyak dunia yang terus naik, akan terlalu banyak dana APBN yang terkuras untuk membiayai subsidi BBM,” katanya.

Para anggota INSA tidak mempersoalkan jika pemerintah menghapuskan subsidi BBM untuk armada pelayaran niaga nasional. Makanya, pada akhir Januari kemarin, INSA mengirim surat ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan mengusulkan agar subsidi BBM dihapuskan. Meski porsi biaya BBM terhadap total biaya operasional kapal bisa mencapai 40%, Carmelita optimis perusahaan pelayaran tetap bisa menjaga efisiensi. Harapan INSA, jika Subsidi BBM untuk pelayaran niaga dihapuskan, maka anggota INSA ikut mengurangi beban pemerintah. Maklumlah, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2012, total anggaran untuk subsidi BBM mencapai Rp 123 triliun. Angka ini berpotensi membengkak bila harga minyak dunia melewati angka 100 dollar AS per barel. Apalagi, patokan APBN untuk tahun 2012 ini hanya 90 dollar AS per barel. Dalam industri perkapalan, BBM subsidi masih diperlukan untuk jenis kapal tertentu seperti kapal untuk penumpang, kapal perintis, kapal pelayaran rakyat serta angkutan sungai dan penyeberangan (ASDP). Meski mendukung subsidi BBM dihapuskan, INSA berharap pemerintah sudi memberikan insentif yang bisa membuat bisnis pelayaran di Indonesia lebih kompetitif, khususnya pelayaran niaga. Adapun, bentuk insentif bagi industri pelayaran nasional yang mereka harapkan adalah berupa penghapusan pajak pertambahan nilai (PPN) 10% untuk angkutan ekspor-impor.


LAPORAN UTAMA Evita H. Legowo, Dirjen Migas

Di Migas, Perempuan Sebenarnya Lebih Cekatan Karir Dr Ing Evita H. Legowo di bidang energi memang tak ada yang meragukan. Dia mengawali karirnya benar-benar dari bawah. Pelan, tapi pasti berbagai jabatan penting diraihnya. Meski demikian, ada jabatan yang cukup lama dipikirkan.

pa itu? “Saya masih ingat, waktu itu hari Jumat dimana saya ditunjuk sebagai Kepala Pusat Teknologi Energi dan Kelistrikan (Februari 2001). Seharian saya berpikir terus. Bisa tidak ya mengemban tugas ini. Sebab sebelumnya saya banyak di Litbang, langsung diberi kepercayaan berkait dengan energi,” katanya mengenang. Dua hari tak bisa tidur. Hanya satu yang dia pikirkan, bagaimana migas dan listrik secara detil bisa dikuasainya. Di hari ketiga, setelah ditunjuk sebagai kepala, tepatnya Minggu dia membuka internet untuk mempelajari persoalan energi. Persoalan migas dan listrik dilahapnya. Barulah dia sedikit bisa tenang, dan hari Seninnya dengan percaya dirinya melangkah memasuki kantor baru sebagai Kepala Pusat Teknologi Energi dan Kelistrikan di Kementerian ESDM. “Itu pengalaman yang tak pernah saya lupakan. Di situlah tonggak dimana saya lebih dekat dengan migas sampai sekarang. Saya ingat-ingat jadi ketawa. Karena ketakutan tak mengusai persoalan, dua hari gak bisa tidur. Eh…ternyata semua bisa dipelajari,” katanya. Selanjutnya karir Evita terus moncer saja. Pada 2002 dia menjadi Kepala Puslitbang LAPORAN UTAMA Teknologi Minyak dan Gas Bumi di Departemen ESDM (2002-2006). Hingga dipercaya menjabat sebagai Direktur Lemigas. Sejak awal, Evita tak pernah menyadari bahwa dirinya menekuni bidang migas yang diidentikkan dengan lelaki atau bersi-

a

SRIKAND

ENERG

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 15


LAPORAN UTAMA fat maskulin. Bahkan saat ia menjadi perempuan pertama yang mengomandani Lemigas dengan 1.000 karyawan dan hanya 112 perempuan. Sejak awal berkarir, sebenarnya Evita sudah terjun ke bidang migas. Di bidang ini, Evita selalu mengukir prestasi. Dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga yang berkecimpung di dunia perkebunan, semula Evita ingin bekerja di bidang pertanian. Ia diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus di jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung (ITB). Evita yang mengaku saat itu kuper memilih ITB karena saran teman-temannya. Saat kuliah, ia juga tidak pernah membayangkan dirinya akan menjadi insan migas. Baru ketika bertepatan dengan peristiwa Malari, Januari 1974, dimana Evita menjalani wawancara di Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas), Evita mulai menapaki sejarah baru dalam hidupnya. Ia resmi menjadi insan migas pada 1 Maret 1974, ketika menjadi staf laboratorium Kimia di Lemigas. Evita masuk ke kawah candradimuka migas selama sekitar satu tahun, di Cepu 9 bulan tentang spesialis pengolahan (teori perminyakan, dll), kemudian di Palembang Sungai Gerong 3 bulan. Hingga mencapai jabatan yang kini disandangnya, Evita yang di masa mudanya hobi main tenis meja ini, semua jenjang karir dan strata pegawai negeri dilewatinya. Tak heran kalau ia sangat memahami setiap persoalan di setiap jenjang. Di Lemigas dia sempat menjadi Kepala Laboratorium, dan kemudian menjadi Kepala Bidang. Hanya saja, di saat karirnya sedang menanjak, Evita harus mengikuti suaminya Edi Legowo yang meneruskan pendidikan ke Jerman. Cuma atasannya hanya mengizinkan ia cuti kalau meneruskan sekolah. Evita pun mencari beasiswa. Setelah 9 bulan keberangkatan suaminya ke Jerman, Evita menyusul untuk meneruskan sekolahnya di sana. Lima tahun kemudian (1991), pulang dari Jerman, Evita mengantongi ilmu tentang migas hulu (Doktor di bidang Kimia Minyak Bumi, TU Clausthal Jerman) melengkapi bidang hilir yang dulu dipelajarinya. Kembali ke Lemigas, ia tetap di divisi hilir, tapi sudah banyak mendapat tugas hulu. Di Lemigas karir Evita terus menanjak. Sempat menjabat Kepala Jasa Teknologi dan Kepala Bidang, dan kemudian dipercaya untuk membentuk sebuah litbang baru Puslitbang Teknologi Energi dan Ketenagalistrikan.

16 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

Ia memang tak pernah membedakan jenis kelamin dalam bekerja. Baginya, tidak ada manusia yang sempurna, baik laki-laki maupun perempuan. Semua memiliki kelebihan dan kekurangan yang saling melengkapi. Karena itu ia berprinsip. ”Jangan memilih kami karena kami perempuan. Jangan singkirkan kami karena kami perempuan. Setidaknya perlakukan yang sama antara perempuan maupun lelaki. Jangan melihat jenis kelamin, tapi lihat persyaratan dan prestasinya,” ujar Evita. Perempuan yang masih rajin memasak untuk suami itu menuturkan, berdasarkan informasi yang dirinya terima, kalau mau jujur sekitar 90% karyawan migas itu seharusnya perempuan. Lo mengapa? Sebab di setiap rekrutmen karyawan yang berkaitan dengan migas, hasil tes akademik-nya, ternyata 90% yang lulus itu perempuan. Bukan lelaki. Lalu, karena berbagai persoalan lain seperti faktor – faktor di lapangan pekerjaan, akhirnya terjadilah angka 90% itu dikurangi disesuaikan dengan keadaan. ”Lha di sini kan sudah bisa dilihat perempuan sangat punya peluang untuk

BIODATA Evita H. Legowo Lahir : Sragen, 3 November 1951 Pendidikan :  Sarjana Kimia, ITB, Bandung (1974) 

Doktor di bidang Kimia Minyak Bumi, TU Clausthal Jerman (1991)

KRA 38 Lemhannas RI (2005)

Mulai Kerja di ESDM : staf laboratorium Kimia di Lemigas (Maret 1974). Karir :  Kepala Puslitbang Teknologi Energi dan ketenagalistrikan, DESDM (2001-2002) 

Kepala Puslitbang Teknologi Minyak dan Gas Bumi Lengas, DESDM (20022006)

Staf Ahli Menteri ESDM bidang SDM dan Teknologi (2006)

Dir jen Migas 18 Juli 2008- Sampai Sekarang

bekerja dan berprestasi di sektor migas. Dengan demikian, di migas perempuan nyatanya lebih cekatan,” katanya.

Pengaruh Jerman Bagi sebagian orang, berkunjung atau pun menetap di luar negeri bisa menjadi pengalaman yang dinanti-nanti. Tetapi, bagi Evita yang merupakan anak dari pasangan Willy Padmadinata dan Hoendari Padmadinata ini, perjalanan ke Jerman berarti pengorbanan karena saat itu kariernya tengah menanjak. Lalu dirinya menyiapkan mental untuk menghadapi apa pun yang terjadi di Jerman, karena yang terpenting baginya adalah tetap berkumpul bersama keluarga menemani sang suami yang tengah menuntut ilmu. Yang tidak disadari Evita adalah kehidupannya di Jerman akan banyak memberikannya pelajaran untuk menghadapi hidup dan juga mengasah mentalnya. Kegundahan akan merasa sulit untuk beradaptasi di Jerman menjadi kenyataan. Evita yang biasanya hidup didampingi oleh pengasuh anak dan juga pengurus rumah, kini harus siap terjun langsung mengurus keluarganya. Padahal, di waktu yang bersamaan ia masih harus mempersiapkan dirinya mengikuti perkuliahan. Tantangan tidak hanya datang dari lingkungan rumah tangga saja, melainkan juga dari lingkungan sekitarnya. “Bisa dibayangkan pada 1986, warga Jerman masih banyak yang sangat membenci pendatang baru terutama yang berasal dari luar negeri, karena warna kulit yang berbeda,”ujarnya. Alhasil, di empat bulan pertamanya di Jerman ia sempat merasa tertekan dan mengalami stres berat. Anak-anaknya yang saat itu masih berusia di bawah 7 tahun juga mengalami hal yang sama. “Sempat anak-anak pulang sekolah padahal belum jamnya. Mereka menangis tersedu-sedu, saat ditanya ternyata karena mereka di sekolah diejek temantemannya ‘niger’ atau negro,” kata Evita. Namun, setelah merenung dan berserah diri kepada Tuhan akhirnya Evita menyadari keluarganya akan sangat bergantung pada kemampuannya bertahan, terutama anak-anak. Untuk itu ia harus bangkit. “Jujur saja, surat-surat dari rekan-rekan Lemigas di Indonesia sangat membantu dan akhirnya mendorong saya untuk tetap tegar dan kembali menjalani hidup,” ujar wanita pencinta matematika ini. Guna memulihkan kesiapan mental anak-anaknya, Vidi Athena Dewi, Dita Saraswati, dan Brian Satya Gautama


LAPORAN UTAMA yang saat tiba di Jerman berusia 7,5, dan 2 tahun itu. Evita mendorongnya untuk lebih menunjukkan siapa diri mereka. Salah satu caranya adalah dengan menunjukkan prestasi sehingga tidak akan lagi dipandang sebelah mata. “Syukurlah anak-anak juga pintarpintar, dalam waktu yang tidak lama akhirnya rumah saya ramai dikunjungi teman-temannya di sekolah,”tuturnya. Ia dan keluarga pun akhirnya dapat menjalani dan menikmati setiap hari kehidupannya di Jerman.

Bersahaja Evita dimana pun dia tampil sangatlah bersahaja, humoris dan bersahabat sekali. Hal ini dirasakan sekali oleh reporter Global Energi ketika menghadiri Peringatan Hari Pertambangan, Oktober 2011 di Taman Mini. Ketika itu sang reporter ketinggalan pulpennya di mobil, lalu meminjam kepada Evita, yang belum dikenalnya oleh sang reporter tadi. Apa jawaban Evita. “Ambil saja mas, nanti repot lagi cari pulpen saat mau wawancara,” kata Evita sambil berlalu. Sementara sang reporter tadi tidak banyak menghiraukan ucapan perempuan tersebut. Baru setelah upacara peringatan dimulai, dan pembawa acara memanggil sang komandan upacara, maka majulah Evita ke depan mix yang menghadap Menteri ESDM. Melihat kenyataan ini, sang reporter jadi tertegun. “Jadi yang dengan mudah sekali memberikan pulpen itu, jabatannya Dirjen Migas,” gumam sang reporter dengan tak henti-hentinya memuji kebesaran hati sang Dirjen Migas ini. Ya itulah sosok Evita. Siapa yang tidak kenal Evita Legowo. Semua insan migas tentu mengenal wanita pekerja keras dan penuh semangat ini. Oleh para atasannya, ia dikenal sebagai wanita tidak mengenal lelah. Apapun pekerjaan yang dibebankan akan selesai dengan baik. “Saya hanya berusaha menjalankan tugas sebaik mungkin,” katanya memberikan alasan.

Kembali ke Keluarga Mau tahu bagaimana Evita memikirkan rencana ke depan, terutama yang berkaitannya tugas sebagai Dirjen Migas. “Saya sebenarnya pensiun sejak Desember 2011, tapi diperpanjang satu tahun lagi,” katanya. Sebenarnya, perempuan murah senyum itu tidak mau jabatannya untuk diperpanjang lagi dengan alasan ingin lebih banyak lagi waktunya dengan keluarga. Hanya saja, Menteri ESDM, Jero Wacik terus memaksanya untuk menyelesaikan

GE/erfandi putra

Evita Legowo saat diwawancarai di ruang kerjanya

tugas-tugas yang masih tersisa, khususnya yang berkait dengan rencana kenaikan BBM bersubsidi dan lainnya.“Akhirnya saya terima. Memang tugas harus tuntas dilaksanakan,” ujarnya. Bila diperpanjang lagi? Tentang ini Evita mengatakan, sudah pasti akan menolaknya. “Sudah cukup saya mengabdi pada negara. Gilirannya saya mengabdi pada keluarga,” katanya. Meski sudah tidak lagi menjabat Dirjen Migas, tidak otomatis dirinya akan meninggalkan migas. Persoalan migas akan saya “kerjakan” hingga akhir hayat. Saya akan terus berjuang untuk kemajuan migas dan energi lainnya. Hanya saja, jalurnya nanti beda. Tidak harus sebagai Dirjen Migas. “Terpenting lagi, biar ada regenerasi di Ditjen Migas. Siapa tahu ada yang lebih baik lagi, sehingga mempunyai nilai lebih bagi perkembangan di lingkungan Ditjen Migas,” tambahnya. Kalau ditanya kemana nantinya setelah pensiun . Jawabnya, dirinya akan tetap berada di lingkungan migas. Hanya jalurnya saja yang beda, tetapi pada prinsipnya sama, yakni bagaimana persoalan energi ini dapat diselesaikan dengan baik. Lalu dia menceritakan bahwa “perjuangan” selanjutnya melalui jalur perguruan tinggi. Karena di perguruan tinggi inilah, Evita akan lebih banyak lagi berkiprah bukan lagi sebagai pengambil keputusan, tetapi mempersiapkan tunas tunas energi untuk menjawab tantangan masa depan.

Dari dunia pendidikan inilah, katanya, dirinya banyak berharap banyak melahirkan tenaga-tenaga ahli energi, khususnya migas. Jadi ibu akan jadi dosen?“Tepat sekali. Dosen dunia baru saya, tetapi saya rasa tak terlalu merepotkan juga, karena saya pernah menjadi mahasiswi. Yang lebih esensi, yakni saya bisa menularkan ilmu-ilmu energi bagi para mahasiswa,” katanya. Terpenting lagi, dengan menjadi dosen, waktu untuk keluarga yang sudah puluhan tahun “ditinggalkan” akan lebih banyak lagi. Yang jelas, dirinya masih terus berkiprah untuk memajukan hingga mememcahkan persoalan energi di tanah air ini. Ditanya peran wanita saat ini, Evita mengatakan, pada prinsipnya dirinya tidak membedakan pria dan wanita. Dalam keluarga itu harus ada komitmen. Artinya, kalau perempuan bekerja ya harus ada kesepakatan dengan suaminya, sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari. Komentarnya peran perempuan saat ini, Evita mengatakan, perempuan – perempuan Indonesia saat ini sudah berkiprah di semua lini. Malah di titik tertentu, wanitalah yang menjadi pimpinannya. “Saya bangga dengan sejumlah perempuan Indonesia yang saat ini menduduki posisi penting dan bekerja dengan benar. Saya yakin, pada tahuntahun selanjutnya akan lebih banyak lagi perempuan yang mempunayi peran penting di negara ini,” kata Evitaerfandi putra

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 17


LAPORAN UTAMA Karen Agustiawan, Dirut Pertamina

Wanita Terkuat, Hapus Mental Birokrat Majalah Forbes awal Maret merilis 50 pebisnis wanita paling berpengaruh se-Asia. Ada empat wanita Indonesia yang masuk salah satunya Dirut Pertamina Karen Agustiawan (53). Bahkan yang patut diancungi jempol Karen menempati urutan teratas atau wanita paling berpengaruh di Asia.

M

e n a ng g a p i ngan Badan Usaha hal terseMilik Negara (BUMN) but, Karen migas, Pertamina, tampak tidak terlalu pada tahun 2006 seterkejut dan mengbagai staf ahli untuk LAPORAN UTAMA ungkapkan hal Direktur Hulu. Pada tersebut hal biasa. tahun 2010, dia terIa menyatakan dipilih untuk menjadi rinya mengapresiasi Direktur Utama Pertopik yang diangkat tamina, dan menjadi majalah kenamaan wanita pertama yang tersebut. “Bagi saya memegang jabatan itu pribadi sebuah tersebut. penghargaan. Namun ini juga Banyak kalangan mengakui keberdampak bagus juga buat pe- berhasilan PT Pertamina (Persero) rusahaannya, dengan tulisan itu di Tanah Air maupun dunia. Tenberarti juga mereka mengakui, tu kesuksesan perusahaan berplat Pertamina sudah berubah dari merah yang mengelola penambabirokrat menjadi entrepreneur,” ngan minyak dan gas bumi di Inkata Karen kepada reporter Ma- donesia ini tidak dapat dilepaskan jalah Global Energi ditemui di dari pimpinannya. Karen mengasela-sela pembahasan Banggar takan, kesuksesannya mengelola DPR dengan Pemerintah di Ge- Pertamina karena dirinya lebih dung DPR RI, Senin (26/3) menggunakan bahasa hati. BahaKaren sendiri memulai sa hati itu pulalah yang membawa karirnya di industri minyak dan dirinya menjadi dirut BUMN tergas pada 1984 di Mobil Oil and besar di Indonesia. Itulah kelebiHalliburton Indonesia. Lalu ia han pemimpin perempuan dibanbergabung d e - dingkan dengan pemimpin pria yaitu lebih menggunakan hati sehingga bisa memimpin dengan bijak. “Kelebihannya wanita jadi pemimpin itu, wanita punya bahasa hati yang mungkin di kalangan bapak-bapak tidak dijumpai. Sebagai pemimpin harus tahu kalau seseorang tidak performa, beri kesempatan sekali lagi,” katanya. Namun perempuan pertama yang menjabat sebagai dirut Pertamina ini tidak me-

SRIKAND

ENERG

18 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012


LAPORAN UTAMA BIODATA

Galaila Karen Agustiawan

GN

Karen Agustiawan saat Raker di DPR RI

nampik kesuksesannya karena mendapat dukungan penuh dari dua pria yang disayanginya, pertama ayahnya yang seorang Guru Besar Universitas Padjajaran bernama Prof. Dr. Soemiatno. Kedua, suaminya Herman Agustiawan. Ayahnya mendidik Karen kecil agar bisa mandiri dan dia diberikan kesempatan pendidikan yang sama meski ia adalah seorang perempuan. “Biasanya kan kultur zaman dulu itu perempuan nggak usah sekolah tinggi-tinggi, toh nanti kawin juga. Tapi bapak saya tidak begitu, bapak saya memberikan kesempatan pendidikan yang sama ke anakanaknya,” ujarnya. Selain karena didikan ayahnya, Karen mengaku di balik kesuksesannya saat ini juga tidak lepas dari dukungan suaminya, Herman Agustiawan, yang saat ini menjabat anggota Dewan Energi Nasional (DEN). Karen dan Herman dikaruniai tiga orang anak. “Di balik kesuksesan ini, selain punya suami yang pengertian, juga punya suami yang sabar,” ujarnya. Karen mengakui karena kesibukannya menjadi Dirut Pertamina saat ini, otomatis pertemuan dengan suami dan ketiga anaknya menjadi jarang. Bertemu suami, mungkin hanya saat makan malam atau sebelum tidur. “Ketemu paling hanya dinner atau ketemu sebelum tidur. Dan saya selalu bilang no pillow talk, jangan ditanya tadi habis rapat apa. Kepala ini sudah pusing seharian, jangan ditanya lagi tadi habis rapat apa,” kata Karen saat tampil dalam sebua acara bertema Srikandi Migas. Herman sendiri sempat menjelaskan, saat awal-awal Karen menjadi

Dirut Pertamina sempat mengalami stress, karena lingkungan Pertamina berbeda sekali dengan perusahaanperusahaan asing seperti Mobil Oil dan Halliburton. “Istri saya sewaktu menjadi dirut Pertamina sikapnya berubah, pasti berubah karena istri saya kerjanya mengikuti kata hati,” kata Herman. Manusia, tunduk pada tiga yaitu waktu, ruang dan energi. Manusia hanya diberikan waktu 24 jam sehari dan tidak mungkin ada di dua tempat. Untuk itu Herman mengandalkan hubungan yang berkualitas bukan kuantitas. “Energi harus digunakan secara produktif, apalagi dia sering berpergian ke luar ngeri sehingga bukan kuantitas tetapi kualitas karena waktu itu tadi, terbatas,” katanya.

Lahir: Bandung, 19 Oktober 1958 Jabatan : Direktur Utama PT Pertamina (Persero), 2009 - sekarang Suami : Herman Agustiawan Anak : Tiga orang Pendidikan :  Sarjana Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung (ITB) Karir :  Direktur Utama PT Pertamina (Persero), 5 Februari 2009 - sekarang 

Direktur Hulu PT PERTAMINA (PERSERO), Maret 2008 – 5 Februari 2009

Staf Ahli Direktur Utama bidang Hulu PT Pertamina (Persero), Desember 2006.

Perusahaan konsultan migas Halliburton Indonesia sebagai commercial manager for consulting and project management, 2002-2006

Landmark Concurrent Solusi Indonesia sebagai business development manager untuk beberapa klien seperti ExxonMobil,Pertamina, BP Migas, dan Ditjen Migas Departemen ESDM, 2000.

Landmark Concurrent Solusi Indonesia sebagai spesialis pengembangan pasar dan integrated information management (IIM), 1999.

CGG Petrosystems Indonesia, productmanager G & G and data management applications, 1998.

MobilOil Indonesia, project leader di bagian eksplorasi yang menangani seluruh aplikasi studi G & G dan infrastruktur, 1992-1993 dan 1994-1996. University, Dallas, AS.

MobilOil Dallas, AS, menjadi seismic processor dan seismic interpreter untuk beberapa proyek di mancanegara, 1989-1992.

MobilOil Indonesia, seismic processor and quality controller MobilOil Indonesia untuk beberapa proyek seismik Rokan, Sumatera Utara, dan Madura, 1987-1988.

MobilOil Indonesia, analis dan programmer dalam pemetaan sistem eksplorasi,1984-1986.

Ibarat Air Ibarat cerita, Karen mengisahkan, perjalanan karirnya hingga menjabat Direktur Utama (Dirut) Pertamina, mengalir saja seperti air. Ia sekolah di SMAN 3 Bandung, sekolah yang prestisius. Lalu, ia kuliah di Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung (ITB). Karier pertamanya di Mobil Oil Indonesia, bekerja di sana selama 13,5 tahun. Sempat juga bertugas di Mobil Oil Dallas Amerika Serikat selama tiga tahun. Sempat pulang ke Indonesia selama setahun, kemudian balik lagi tugas di Amerika. Karena sibuk, anak pertama dan keduanya diasuh saudara dan babysitter. Ketika lahir anak ketiga, Karen mulai ingin merawatnya sendiri. Ketika ia di rumah, tiba-tiba ada head hunter yang memberinya tantangan pekerjaan. Tawaran ini terimanya. Ia pun kembali

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 19


LAPORAN UTAMA berkarir setelah si bungsu sudah bisa bicara, menyanyi, dan masuk play group . Pengalaman mengasuh anak membuat ia berpendapat, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga tak kalah berat dibandingkan kerja di kantor. Jadilah, Karen bergabung di CGG Petrosystems Indonesia, Landmark Concurrent Solusi Indonesia, dan Halliburton Indonesia. Sejak Desember 2006 – Februari 2010 ia bergabung dengan Pertamina. Sampai akhirnya sejak Februari 2010 ia menjabat Direktur Utama (Dirut) Pertamina. Menjadi Dirut Pertamina tentu berat, ya? “Sebenarnya, ketika menjadi Dirut sudah tak ada masalah karena saya, kan, sudah ada di dalam Pertamina. Justru tantangannya ketika saya dari staf ahli menjadi direktur. Saya anggap ini posma-nya. Saya dari luar, kemudian masuk Pertamina di tengah dominasi para pria,’ ujarnya. Memang, ia mengaku sempat ada under estimate . Namun, ia tak pernah takut. Toh, sejak kuliah sampai bekerja, ia sudah terbiasa bekerja di lingkungan para pria. Karen pun membuktikan bisa bekerja dengan baik. Lama-kelamaan, setelah melihat pekerjaannya, mereka pun percaya. Sekarang pun ia tak merasa berada di dunia lain, meski bekerja di lingkungan yang lebih banyak pria. Tak ada perasaan aneh. Saat menjalani fit and proper test menjadi Dirut Pertamina, ia mengaku tidak ada beban, karena sebetulnya ikut tes Dirut karena memang harus ikut tes. Tak pernah pula bermimpi jadi dirut. Hanya saja, pada saat ikut tes, tim evaluasi menilai ia yang terbaik. Ia juga selalu diskusi dengan suami. Saat fit and proper test suami juga ikut mendampingi karena ketika itu kebetulan saat itu ia sedang kurang sehat, agak flu. Prosesnya, kan, agak lama karena kontestannya banyak. Beberapa kali ia harus masuk ke ruang tunggu. Karen sempat membatin, jadi test enggak, sih? ia sebenarnya sudah agak teler. Ha ha ha... Tapi, Karen bersyukur bisa menjalani semua proses dengan baik.

Pemberdayaan Wanita Berapa banyak pegawai perempuan di Pertamina? ia menaksir, sekitar 10 persen. Cita-citanya, sih, 30 persen. Bukan paksaan, ya, tapi kebutuhan perusahaan juga. Cuma ia tak punya kebijakan khusus. Artinya, kesempatan berkarya di Pertamina tak melihat status sosial, strata, maupun gender. Lelaki dan perempuan diberi kesempatan yang sama. Lantas apa tantangan terbesar men-

20 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

GN

Bila punya anak perempuan, beri kesempatan yang sama dengan anak lelaki. Inilah yang dulu saya dapatkan dari orangtua. Saya mendapatkan kesempatan belajar seluasluasnya.

jadi Dirut Pertamina? Menurut dia, mengelola stake holder yang di luar. Contohnya, di sini ada sekitar 4.400 SPBU. Terkadang ada satu SPBU kosong karena si pengusaha telat minta order atau telat membayar. Sebenarnya ini bukan kesalahan Pertamina. Tapi karena imej SPBU adalah Pertamina, yang terkena getahnya tetap Pertamina.” Nah, menangani stake holder seperti ini yang cukup berat. Kalau soal intern, sih, rasanya lebih mudah,” tuturnya. Terkait Corporate Social Responsibility (CSR) di Pertamina, menurut Karen Kebijakan CSR Pertamina antara lain fokus ke pendidikan dan kesehatan. Pertamina juga memberdayakan kaum perempuan. Sekitar 30 ribu perempuan dibantu untuk usaha kecil. Senang sekali ketika binaan Pertamina sampai memperoleh penghargaan. Mereka bisa melakukan kegiatan secara optimal dari apa yang mereka suka. Untuk memberi support , ia selalu mengenakan batik produksi mereka di berbagai kegiatan. Mereka pun jadi bangga. Karen ingin, kelak perempuan

Salah satu kegiatan CSR dilakukan Karen Agustiawan

Indonesia bisa mandiri. Pendidikan mereka setidaknya minimal harus SMA dan mendapat tambahan kursus keterampilan. Itu yang menjadi obsesinya. Meski sebagian kalangan masyarakat kadang ada pendapat, suami akan minder ketika karier istrinya lebih cemerlang, itu tidak berlaku bagi Karen. Suaminya, tidak seperti itu. Dia yang bekerja sebagai anggota Dewan Energi Nasional tak pernah merasa minder. “Kami punya kelebihan di bidang masing-masing. Kami saling menghargai. Apalagi, dulu kami sama-sama dari ITB. Sejak awal menikah, suaminya sudah tahu istrinya berkarier, berjalan terus sampai sekarang,” paparnya. Tentang anak? Sekarang, sih, anakanak sudah besar. Anak pertama dan kedua, Jemmy Mohamad Primaji (sudah menikah) dan Dimas Mohamad Aulia, adalah ekonom. Si sulung tengah merampungkan S2 di Australia. Dalam mendidik anak-anak, ia lebih menguatamakan kualitas pertemuan. Rasanya klise tapi tetap penting. Ia selalu berusaha bersama mereka di selasela tugas. Seperti beberapa waktu lalu ketika tugas ke Arab Saudi, sebelum meeting , ia sempatkan umrah lebih dulu bersama keluarga. Karen selalu berusaha membawa anak-anak ke dalam pekerjaannya. Sebaliknya, ia coba masuk ke dalam kesibukan mereka. Karen menyampaikan pesan demi kemajuan perempuan Indonesia ? “Bila punya anak perempuan, beri kesempatan yang sama dengan anak lelaki. Inilah yang dulu saya dapatkan dari orangtua. Saya mendapatkan kesempatan belajar seluas-luasnya,” ujarnya. djauhari effendi


LAPORAN UTAMA

Carlemita Hartoto, Dirut PT Andhika Lines

Bos di Sekeliling Tubuh Kekar Pria Sedari kecil Carmelita Hartoto, Dirut PT Andhika Lines tak punya bayangan hari-harinya akan dihabiskan di dunia bisnis angkutan laut. Sebuah pekerjaan yang identik dengan kaum pria (maskulin). Dan perjalanan hiduplah yang mengharuskan wanita ayu ini berada di sekeliling tubuh-tubuh tegap dan kekar.

Y

a beginilah. Orangorganisasi sudah terbukti orang di sekeliling menghasilkan suatu hal saya memang tegap yang posisitif bagi organidan kekar. Bagaimana gak sasi yang dipimpinnya. tegap-tegap, namanya saja Gebrakan yang cukup para pelaut. Meski demikian, mengagetkan banyak LAPORAN UTAMA saya tak pernah risih, karena orang, yakni saat dirinya waktu kecil saya juga rada-rameminta kepada pemeda tomboy,” kata Ketua Ketua rintah agar mencabut Umum Indonesian National BBM bersubsidi bagi Shipowner’s Association INSA. Hingga kini pun, (INSA) sambil tersenyum. dia berjuang keras untuk Dalam sejarah, Carmelita menghapus Pajak Pertamtergolong wanita pertama bahan Nilai (PPN 10%). yang memimpim organisasi pengusaha “Kami sudah minta agar tidak ada BBM pelayaran ini. Meski dia seorang perem- bersubsidi untuk pelayaran niaga napuan, seperti halnya srikan-srikandi sional, karena malah menimbulkan poenergi lainnya, dia menggoreskan ke- lemik buat pelayaran. Kami hanya minberhasilan dalam memimpin asosiasi ta pembebasan PPN untuk pembelian tersebut. Gebrakan-gebrakannya dalam bunker dari PT Pertamina. Kami kira ini

SRIKAND

ENERG

cukup adil buat kompensasi,” katanya. Saat ini, penjualan bunker oleh PT Pertamina mencapai 1 juta kiloliter (kl), dengan harga kisaran Rp 9.500 per liter. Harga itu termasuk PPN 10%, pajak kendaraan bermotor (PKB) 5%, serta alfa dan margin Pertamina masing-masing 2,5% dan 0,3%. Sementara itu, data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebutkan, total kapal niaga nasional kini mencapai 10.784 unit, melonjak dibanding tahun 2005 yang hanya 6.041 unit. Sedikitnya 75% kapal niaga nasional sudah uzur atau tua, dengan umur di atas 20-25 tahun. Selain itu, kapasitas angkut kapal niaga nasional hanya sebanyak 180-300 TEUs. Kondisi kapal-kapal yang tua di Tanah Air itu bukan karena pengusaha pelayaran atau pemilik kapal tidak memiliki dana untuk peremajaan. Hal ini lebih dikarenakan infrastruktur pelabuhan tidak memadai untuk mendukung pelayanan kapalkapal baru, seperti draft atau kedalaman kolam yang pendek. “Kami hanya mengikuti kondisi infrastruktur pelabuhan di Indonesia yang cenderung tertinggal. Pengembangan infrastruktur pelabuhan di Indonesia cenderung lamban, padahal tren pengembangan kapal maju pesat,” jelasnya. Pengadaan kapal di dunia saat ini cenderung berupa kapal-kapal berkapasitas besar, minimal 2.000 TEUs. Ini mengikuti pertumbuhan ekonomi dan untuk efisiensi. Pasalnya, semakin besar kapasitas makin efisien pula operasional kapal. “Kami tidak mungkin membeli kapal yang berkapasitas kecil, karena ketersediaan kapal dengan kapasitas itu nyaris tidak ada. Oleh karena itu, sudah seharusnya infrastruktur pelabuhan dibenahi, agar kami bisa membeli kapal-kapal baru,” katanya. Ya begitulah, kalau Carmelita memperjuangkan kepentingan organisasinya. Tidak tanggung-tanggung dan dia penuh tanggung jawab. “Saya diberi amanah untuk memimpin INSA, ya mau tidak mau waktuku kan harus untuk organisasi juga. Waktu itu harus efektif, sehingga keberadaan saya benar-benar bermanfaat. Karena itulah kehadiran saya di INSA juga harus ada manfaatnya,” katanya. Meme, begitu wanita cantik ini biasa dipanggil mengatakan, jangan sampai ada anggapan, karena INSA dipimpin wanita lalu organisasinya jadi memble. “Tidak. Saya akan bawa organisasi ini berlayar melewati berbagai pulau dan pada akhirnya sampai pada tujuan seperti yang diinginkan organisasi,” katanya.

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 21


LAPORAN UTAMA “Saya ingin membuktikan bahwa perempuan itu tidak hanya bisa masak, berdandan dan lainnya, tetapi saya akan membuktikan bahwa wanita itu sebenarnya punya hak dan kemampuan yang sama seperti laki-laki,” katanya. Memimpin INSA baginya bukanlah datang seketika. Artinya, ujuk-ujuk langsung menjadi ketua. Sebelumnya, dirinya sudah malang melintang di sejumlah organisasi (seperti Kadin dan lainnya), hingga dunia bisnis yang berkaitan dengan organisasi yang dipimpinnya sekarang. Bila kita simak perjalanan, kepemimpinan Carmelita sebenarnya sudah teruji saat dirinya memimpin perusahaan keluarga. Meski dia tak pernah disiapkan sebagai ‘putri mahkota’. Dia tampil oleh keadaan ketika ayahnya, Hartoto Hardikusumo meninggal dunia. Tak ada mandat dan wasiat bagi Carmelita Hartoto untuk melanjutkan bisnis keluarga. Sepeninggalnya sang ayah, Hartoto Hardikusumo, yang merupakan pendiri PT Andhika Lines, memanggil hatinya untuk meneruskan peran sebagai nakhoda salah satu perusahaan pelayaran ternama di Indonesia itu. Carmelita menepis anggapan bahwa ia memang telah jauh-jauh hari dipersiapkan menjadi ”putri mahkota” oleh mendiang sang ayah, Hartoto Hardikusomo. Ayahnya membangun Andika Group. Ini adalah perusahaan yang antara lain memiliki usaha pelayaran niaga batubara dan minyak bumi yang berdiri sejak 1972. Pada 1994, Meme telah merampungkan pendidikan pascasarjana bidang keuangan dan bekerja perusahaan trading, Lewis & Peat, di London. Ia pulang ke Jakarta untuk berlibur dan mendapati ayahnya terkena serangan jantung. ”Ayah saya meninggal. Mendadak saya harus meneruskan posisinya di perusahaan karena saya anak paling tua dan partner ayah saya di perusahaan juga masih diwakili keluarga,” ujar sulung dari tiga perempuan bersaudara ini. Ia tak merasa dipersiapkan untuk jabatan itu karena sang ayah menginginkan perusahaan ditangani kalangan profesional, bukan dikelola sebatas turun-temurun. ”Mungkin waktu itu ayah saya merasa ini dunia laki-laki. Jadi, saya mulai dengan belajar dari nol,” ujarnya. Tahun 2002, ia mengambil langkah berisiko, melepaskan diri dari kemitraan. Pecah kongsi karena perbedaan visi itu membuat Andika Lines ”menyusut” dari 33 kapal yang sebelumnya dipunyai menjadi dua kapal. Kini,

22 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

perusahaan yang sepenuhnya sudah dipunyai keluarga Hartoto ini memiliki sembilan kapal dan mengoperasikan tiga kapal lain dalam kemitraan. Baginya mengelola perusahaan di Indonesia adalah tantangan yang lebih berat ketimbang sekadar bekerja sebagai karyawan di London. Pengusaha di negeri ini juga dituntut memahami cara kerja birokrasi dan berkiprah dalam aturan main yang tak selalu jelas. Modal Carmelita satu-satunya hanya senang dan betah berlama-lama di pelabuhan. Tapi, itu menjadi modal kuat untuk akhirnya memahami ada kehidupan berbeda dari pekerjaan di pelabuhan dan perkapalan yang siang dan malam. “Banyak angkutan masuk gudang, barang-barang keluar masuk. Saya lihat mereka kerja. Berbagai proses itu saya ikuti sehingga merasa bersatu dengan mereka,” ucapnya.

Akrabi Karakter Pelabuhan Menekuni bisnis pelayaran, pergudangan, dan bongkar muat, membuat Meme mengakrabi kehidupan di pelabuhan. Pelabuhan kerap dicitrakan sebagai kawasan keras. ”Memang terkadang ada juga yang kasar, tetapi mereka enggak berani kurang ajar kok,” katanya. Melihat kenyataan ini, Meme menerapkan aturan buat dirinya sendiri: emosi hanya boleh muncul dalam kantor sendiri. ”Di luar sebisanya saya menahan emosi, kalau orang marahmarah, kasih senyum saja. Lama-lama mereka capek sendiri,” kata perem-

BIODATA Carmelita Hartoto Lahir Status

: Surabaya, 22 Juni : Menikah, ibu tiga anak

Pendidikan :  Central Manchester College, Inggris; BA Merchandising  Webster University, AS; MBA Finance Pekerjaan:  Lewis & Peat, London, 1994  Direktur Adhiraksa, 1995-sekarang  Direktur Utama Andhini Nugraha, 1998  Direktur Andhika Lines, 1997-2005  Direktur Utama Andhika Lines, 2005-sekarang Organisasi:  Anggota Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia/APBMI (2000-sekarang)  Bendahara DPP INSA, 2008-2011  Ketua Umum DPP INSA, 2011-2015  Ketua Komite Tetap Angkutan Laut Kadin, 2008-sekarang

puan yang tak ingin tahun kelahirannya disebutkan ini. Ia juga tak merasa perlu tampil gagah tiap kali ke pelabuhan. Kasihan kalau karyawan di pelabuhan enggak pernah melihat bos mereka tampil cantik dan keren, begitu kira-kira alasan Meme. Pelabuhan menjadi tempat Meme belajar untuk selalu menginjak bumi. Di sana, ia berkenalan dengan orangorang yang bekerja keras sekadar untuk memastikan perut mereka terisi. Di balik tampilan yang sangar, rasa persahabatan dan kekeluargaan juga terasa di situ. Masih di kawasan pelabuhan, ia mengamati banyak anak muda yang seolah terjebak turun-temurun menjadi kuli, seperti bapak bahkan kakek mereka. Kawan-kawan di pelabuhan itu mengingatkannya bahwa hidup tak seharusnya hanya disibukkan dengan urusan mencari uang, membeli tas, jam tangan, dan baju keren. Jika hanya dibandingkan dengan tas, jam tangan, dan baju -buat Memesepatu pastilah yang terpenting. Meski tak suka disebut kolektor sepatu, belanjaan favoritnya dari berbagai negara, terutama Eropa, memang sepatu.

Pentingnya Jaringan Carmelita sudah menginjak tahun kedua sebagai Ketua Umum INSA periode 2011-2015. Sejak dibentuk pemerintah tahun 1967, untuk pertama kalinya kini kepengurusan INSA diketuai perempuan. Zaman memang sudah berubah. Saat ini, Meme bukan hanya harus memajukan perusahaan sendiri, tetapi dirinya juga ikut bertanggung jawab dalam pengembangan pelayaran niaga di Indonesia. Langkah yang sudah dirintis ketika ia mulai aktif dalam kepengurusan INSA sejak 2002 juga melalui Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). Mengapa aktif berorganisasi? Tentang ini dia mengatakan, setidaknya bertemu orang-orang (bersilaturrahmi) kan banyak manfaatnya. Dalam bisnis, bertemu orang kan menambah jaringan. Pengalaman mengajari Meme bahwa jaringan -termasuk relasi yang baik dengan pengguna jasa yang ia layani- bisa menjadi modal yang tak kalah penting dari nilai kapital. Dengan bantuan dan kepercayaan klien, perusahaan yang ia kelola berkembang. ”Klien yang baik tentu ingin melihat perusahaan yang melayaninya juga berkembang baik, seperti saya juga ingin mendorong perusahaan lain yang lebih kecil,” ujarnya. erfandi putra


LAPORAN UTAMA Tri Mumpuni, Direktur Ibeka

Penerang Kegelapan di Desa Terpencil Tri Mumpuni yang berhasil meraih penghargaan Magsaysay 2011 atas kiprahnya membangun listrik di pedesaan di Indonesia ini patut diacungi jempol. Pasalnya, Magsaysay -- nama yang diambil dari Presiden Filipina Ramon Magsaysay-- sebuah penghargaan bergengsi di Asia yang setara dengan Nobel Prize.

T

ak itu saja, Puni, panggilan aktivis sosial ini sempat dipuji langsung Presiden Amerika Serikat Obama di acara Presidential Summit on Entrepreneurship yang dihadiri para wirausahawan bisnis dan sosial dari sejumlah negara muslim di dunia yang digelar di Washington DC. Pujian itu LAPORAN UTAMA d i l o nt a r k a n atas keberhasilan Puni mengalirkan listrik dan memberdayakan masyarakat di desa-desa terpencil. Konon, Puni bersama suaminya, Iskandar Budisaroso Kuntoadji yang sarjana geologi ITB dan mempelajari pembangkit listrik mikrohidro di Swiss. Ia berjuang membangun pembangkitpembangkit listrik mikrohidro (pembangkit listrik mini bertenaga air) untuk daerah pedesaan. Hingga kini, sudah 60 lebih lokasi pedesaan yang diterangi listrik mikrohidro hasil karyanya. Alasan Puni mendorong pengembangan pembangkit listrik mikrohidro, karena ramah lingkungan, tidak menggunakan bahan bakar fosil dan diharapkan lewat pembangkit listrik mikrohidro ini terbangunnya potensi desadesa yang tertinggal, sehingga

SRIKAND

ENERG

berdaya secara ekonomi. S i a p a Puni?Sosok wanita satu ini memang tidak suka publisitas. Namun namanya banyak dikenal masya-

rakat karena kiprahnya dalam menerangi kegelapan di desa-desa yang belum tersentuh listrik. Ibu dari Ayu Lestari (21) dan Asri Saraswati (19) ini, kini menjabat Direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka) di Subang. Ibeka adalah sebuah lembaga swadaya yang dia dirikan bersama suaminya pada 17 Agustus 1992.

Membangun Potensi Desa Hidup sekali, hiduplah yang berarti. Itulah prinsip yang dipegang Puni. Tujuan utama Ibeka adalah membangun potensi masyarakat desa, bukan menerangi desadesanya. Puni percaya, listrik di pedesaan mampu menjangkau tujuan tersebut. Dengan adanya listrik, masyarakat akan memiliki uang bersama untuk membiayai pendidikan, program kesehatan, program perempuan, serta membangun infrastruktur seperti jalan dan radio komunitas. Karena itu, selain menerangi desa-desa terpencil dengan listrik, Puni juga m e m b a ngun komuni-

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 23


LAPORAN UTAMA Pembangunan komunitas dinilai sangat perlu untuk mengajak masyarakat menyadari bahwa pembangkit listrik di desa mereka adalah milik mereka juga.

tas. “Pembangunan komunitas dinilai sangat perlu untuk mengajak masyarakat menyadari bahwa pembangkit listrik di desa mereka adalah milik mereka juga. Dengan begitu, mereka akan merasa bertanggung jawab dan mau memelihara pembangkit tersebut, serta mengusahakan kelancaran aliran air sepanjang tahun,” ujar Puni yang mengakui juga dari 60 lokasi yang telah diterangi Ibeka, ada beberapa yang tidak berhasil atau tak berlanjut. Alasannya beragam. Di Padasuka, Cianjur, misalnya. Pohon-pohon di daerah tangkapan air di sana telah ditebangi untuk lapangan golf, yang ternyata tidak jadi dibangun. Adapun turbinnya dijual oleh kepala desanya sebagai besi tua. Desa-desa yang dibantu merupakan desa-desa yang terpencil. Contohnya, Dusun Palanggaran dan Cicemet, di Gunung Halimun, Sukabumi, Jawa Barat. “Uang dari listrik di dusun itu kemudian kami gunakan untuk membangun jalan berbatu yang bisa dilalui kendaraan four wheel drive,” ujar Puni seraya menjelaskan dengan strategi ini mampu membuka peluang untuk

BIODATA Tri Mumpuni TTL : Semarang, 6 Agustus 1964 Pendidikan :Leadership for Environment and Development Course (1993-1995) Trade and Sustainable Development Course, Chiang Mai University, Thailand (1993) Energy and Sustainable Development International Session, Universidad da Costa Rica (1992) Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor Pekerjaan : Direktur Eksekutif Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan

24 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

Tri Mumpuni (dua dari kiri) saat menerima penghargaan Magsaysay

membantu 10 dusun lainnya. Ketika ditanyakan mengapa tidak menggunakan dana pemerintah, Puni menganggap karena soul-nya beda. “Kita bekerja berdasarkan trust dan diskusi dengan masyarakat, perlu waktu untuk hasil yang baik. Kita ajari masyarakat arti transparansi dan tanggung jawab, amanah. Namun, kalau semua sistem ini harus diganti dengan paper-paper tender, sulit melaksanakannya,” ujarnya. Makanya ia akhirnya memutuskan untuk tidak menggunakan dana APBN, karena sistemnya tidak mendukung proses pemberdayaan masyarakat. “Untuk menggunakan dana APBN, sebuah lembaga diharuskan mengikuti tender sesuai dengan Keputusan Presiden No. 80/2003. Sistem itu, tidak mungkin diakses oleh rakyat kecil. Karena itulah, selama kami menggunakan dana donor melalui kedutaan ataupun dana dari program CSR yang menjalin kerja sama dengan Ibeka” katanya. Usaha yang dirintis ini bukan tanpa kesulitan. Persoalan yang mendasar menyediakan dana buat desa-desa yang membutuhkan listrik, “ Saya kan bukan Bill Gates, jadi kalau ada orang desa datang dan ingin kampungnya diterangi, saya selalu bilang, berdoa, insya Allah nanti kita usahakan,” katanya. Setelah mendapatkan data, Puni obeservasi untuk melihat potensi tekniknya.

Kenikmatan Ada yang menarik dari prinsip Puni ini. Mengapa jalan ini menjadi pilihannya di tengah banyaknya opsi yang

menarik untuk karirnya. Ternyata Puni sebelum lulus kuliah sudah mengabdikan diri di Yayasan Helping Hands yaitu membantu istri petani dengan kegiatan home industry dan juga menyulam guna mendapatkan tambahan penghasilan bagi keluarga petani tersebut. Lulus kuliah dia sempat bersama peternak ikan di pinggiran Danau Toba, lalu sempat juga mengurusi rumah murah untuk orang miskin perkotaan. “Bekerja dengan masyarakat miskin itu sebuah kenikmatan karena doa mereka kepada Allah tidak bersekat dan doa itu itu langsung dijabah. Ini pamrih saya ya, didoakan oleh orang miskin” ungkapnya. Menurut dia, masyarakat perkotaan itu lebih kompleks strukturnya. Bahkan menjadi miskin di kota, jauh lebih menderita daripada menjadi miskin di pedesaan karena resources di kota sangat terbatas buat orang miskin. Apalagi paradigma money driven development itu tidak menyisakan ruang buat penduduk miskin di kota. “ Tidak ada trotoar yang nikmat buat jalan kaki bagi yang tidak bermobil. Namun saya yakin kalau orang kota juga banyak yang punya hati, jadi kondisi kota dan desa memang berbeda. Saya lebih menikmati berada di desa, namun karena tuntutan pekerjaan membuat saya harus juga berada di kota” ungkap Puni yang menyitir falsaha Jawa urip kuwi sak dermo nglakoni - (hidup ini sekedar menjalani rencana Allah) “Dan saya yakin itu. Sepertinya jalan ini yang ditunjukkan buat saya,” tuturnya.adam permasa


LAPORAN UTAMA Tidak banyak wanita terjun dalam pekerjaan yang berhubungan dengan hal perminyakan dan gas bumi (migas), terlebih hingga mencapai puluhan tahun lamanya. Ir Risayekti Hermadi MT, wanita yang bisa dibilang benar-benar konsisten dalam menjalani kehidupannya di dunia pendidikan migas.

b

erawal dari Hermadi, sang suami yang menjadi salah satu staf pengajar pada tahun 1978 di Akademi Minyak Dan Gas Bumi-Sekolah Tinggi Energi Minyak (AKAMIGASSTEM), wanita kelahiran Blitar 1950 ini tertarik dengan dunia migas juga, dengan menjadi salah satu dosen di sekolah satun-satunya milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tersebut. Dimulai tahun 1980, dengan mengajar sub mata kuliah Proses Dan Operasi Migas di sekolah yang LAPORAN UTAMA berada di kota Cepu ini, lulusan S1 dan S2 Teknik Kimia Institut Sepuluh November Surabaya (ITS) ini merasa bangga bisa mengabdi kepada negara lewat dunia migas ini. Berbekal prinsip ‘Unik dan Menarik Memberikan Ilmu’, ibu dari empat anak ini sengaja tidak tertarik terjun langsung dalam proses penambangan atau produksi migas. Baginya dalam proses mengajar merupakan sebuah tempat yang pas untuk beribadah secara tidak langsung kepada Tuhan. Hingga saat ini menginjak tahun ke-32 masanya menjadi dosen di AKAMIGAS-STEM, Risa tidak lagi mengajar satu sub mata kuliah saja, melainkan 14 mata kuliah pokok migas di kampus tersebut sudah menjadi sarapan sehariharinya. Mata kuliah pokoknya terkait Proses dan Operasi Migas, Peralatan Migas, hingga Produk Migas. Tak hanya menjadi salah satu dosen, Risa yang tidak ingin ilmunya membeku tidak bermanfaat bagi sesama, sekarang ini ia juga menjadi salah satu pembicara langganan dalam berba-

SRIKAND

ENERG

Ir Risayekti MT, Dosen AKAMIGAS STEM

Pengabdi Sejati Guru Migas gai acara seminar yang berhubungan dengan migas, dan memberikan kursus kepada semua orang yang membutuhkan ilmunya, baik secara personal maupun di dalam sebuah lembaga. Risa mengaskan, dirinya ingin tetap berkutat dalam dunia migas. “Saya ingin tetap memberikan ilmu, selama masih kuat dan tidak pikun,� ujarnya. Menggeluti dunia migas dalam hal pengajaran, menurut wanita yang memasuki usia 62 tahun ini, sebuah hal yang sangat berpengaruh dalam perkembangan dunia migas yang ada di dalam negeri. Ini disebabkan, semua para pelaku bisnis migas membutuh-

kan berbagai ilmu yang dimilikinya dan tidak perlu turun tangan langsung untuk mengelola migas. Terlepas menjadi dosen dan pembicara, wanita yang sudah dua kali mendapatkan penghargaan 10 tahun dan 20 tahun konsisten mengajar ini, juga sering dimintai bantuan beberapa perusahaan migas maupun langsung dari AKAMIGAS untuk mengikuti studi banding migas ke luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, dan Jepang.

Kepuasan Dari banyaknya proses pengajaran yang dilakukan, bagi Risa hanya satu

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 25


LAPORAN UTAMA yang didapat kepuasan. Kepuasan dimana mahasiswa yang pernah mengikuti perkuliahan maupun seminarnya bisa menjadi salah satu bagian terpenting dalam dunia migas.“Saya sangat bangga, jika salah satu dari mahasiswa saya bisa jadi orang top di migas. Lebih bangga lagi kalau mereka masih ingat saya,” katanya. Tapi dimana ada suka, ada duka juga akan didapatkan, karena dua unsur itu saling berhubungan dalam kehidupan. Hal yang dirasanya menjadi duka dimana mahasiswa yang mengikuti perkuliahan atau seminarnya tidak bisa menerima ilmu yang diberikan. “Kalau sudah menerangkan panjang lebar, tapi mereka tidak bertanya sama sekali, berarti mereka tidak paham apa yang sudah saya berikan,”tambahnya. Ditanya tentang eksistensinya dalam dunia migas, menurut Risa yang tiga tahun lagi akan pensiun dari dunia pengajaran di AKAMIGAS-STEM, ia tidak pernah mempunyai pikiran untuk membuat sebuah perusahaan baru yang berhubungan dengan migas. Banyak penawaran dari berbagai pengusaha untuk mendirikan sebuah perusahan migas, namun kerja sama itu belum seratus persen dia setujui. Alasannya mengajar lebih utama untuk saat sekarang. Dunia migas yang dilakoni Risa, tidak menghambat dirinya tetap menjadi sosok wanita pada hakikatnya, yakni tetap mengutamakan kepentingan keluarga besarnya daripada sebuah pekerjaan. Itu semua, menurutnya wujud kartini yang saat ini sudah mempunyai kebebasan ruang gerak dalam segala bidang, terutama dalam hal pekerjaan dan mengaspirasikan suara untuk perubahan negara. Kebebasan dalam segala aspek yang diberikan lewat emansipasi wanita, dan kedudukan berdiri sama tinggi, dan duduk sama rendah dengan kaum lelaki pada era sekarang, tidak serta merta membuat Risa menjadi pribadi yang lepas kontrol dalam mencermati arti kartini sekarang. “Sekarang, kartini memang sudah bagus dalam hal penyamarataan pendidikan dan pekerjaan, namun itu semua tidak serta merta harus melepas citra wanita,” katanya. Citra wanita yang harus tetap dijaga, menurut Risa, peran serta wanita dalam urusan keluarga dan bertanggung jawab melayani suami,merupakan hal utama dimana simbol kartini tetap ada di masa sekarang. Banyak harapan yang dimiliki Risa, baik untuk bidang pekerjaan yang digelutinya hingga saat ini, maupun untuk para kartini-kartini di masa sekarang

26 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

Dulu, bangsa ini adalah tolok ukur perkembangan, salah satu contohnya adalah Malaysia belajar kepada kita, tapi sekarang sebaliknya. Terus ke depan negara ini harus menjadi tuan rumah bukan pekerja di kawasan migas

adalah Malaysia belajar kepada kita, tapi sekarang sebaliknya. Terus ke depan negara ini harus menjadi tuan rumah bukan pekerja di kawasan migas, lebih-lebih di dalam negeri,” ujarnya. Bukan hanya itu harapan yang dimiliki Risa. Perubahan harga BBM maupun konversi BBM ke BBG juga tidak luput. Kesejahteraan rakyat serta pengelolaan dalam berbagai sektor juga harus bagus dan tidak membebani. “Semoga saja semua yang berhubungan dengan migas Tanah Air, bisa bermanfaat dan tidak merugikan masyarakat kecil,”katanya. Untuk kartini sekarang dana masa

GE/Yudhi Dwi Anggoro

Risayekti saat di wawancarai di Surabaya

BIODATA Risayekti Hermadi TTL Alamat

: Blitar, 5 Maret 1950 : Komplek Migas Ngareng no 4, Cepu, Jateng Pendidikan : S1 Teknik Kimia ITS Lulus 1978 S2 Teknik Kimia ITS Lulus 2000 Pekerjaan : Dosen AKAMIGAS-STEM mulai tahun1980-sekarang : Konsultan migas : Pembicara seminar tentang Migas : Utusan Studi Banding AKAMIGAS ke Malaysia, Singapura, dan Jepang Suami : Hermadi, Nikah tahun 1979 Anak : 4 orang anak

atau ke depannya. Harapan besarnya dalam dunia migas, yakni Indonesia kembali menjadi Centre Of Exellent atau tolok ukur perkembangan dunia migas internasional. Selain itu, migas Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri. “Dulu, bangsa ini adalah tolok ukur perkembangan, salah satu contohnya

depan, harapan yang diutarakan peran serta wanita dalam segala aspek tetap ada, tanpa adanya sebuah penghalang yang berkaca pada kelemahan sosok seorang wanita. Selain itu, kedudukan berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah yang sekarang sudah berjalan, diharapkannya bisa konsisten dan bukan hanya sebagai semboyan untuk melambungkna hati seorang wanita. “Kalau hanya sebagai kata dan tidak ada artinya, ya percuma saja. Semua dari semboyan itu harus tetap ada sampai kapanpun selama jiwa Kartini tetap tumbuh di hati para wanita Indonesia,”tuturnya. Tapi, Risa menekankan dengan tegas kepada semua wanita yang ada, bahwa tugas utama dan jiwa seorang kartini sekarang adalah, tidak lepas kendali akan semua kebebasan yang diberikan lewat emansipasi, serta tidak menang sendiri akan aspirasi yag diutarakan. Harapan keras ini, batasan penting setelah mengerti porsi seorang wanita untuk tetap meladeni dan mengurusi keluarga, agar kedudukan tertinggin yang semestiya berada pada figure lelaki tetap terjaga dengan baik. Sultan Haddi Widjaya


LAPORAN UTAMA Linda Ibrahim, Tutor

‘Meng-Indonesiakan’ Ekspatriat Migas Bagaimana agar para ekspatriat bekerja di Indonesia lancarlancar saja? Terutama dalam menyesuaikan diri dengan kebudayaan di negeri ini? Ternyata salah seorang wanita Indonesia mempunyai peran penting untuk kelancaran itu semua. iapakah dia? Dia adalah Linda Ibrahim. Wanita cantik, lulusan salah satu perguruan tinggi di Amerika Serikat itu mempunyai peran yang cukup besar terhadap keberadaan para ekspatriat yang bekerja di Indonesia dan kebanyakan mereka bekerja di sektor migas. Lalu apa saja yang dikerjakan? “Saya ini bisa disebut tutorlah. Jadi orang asing dari berbagai negara itu sebelum resmi bekerja atau awal-awal ada di Indonesia LAPORAN UTAMA budaya Indoensai saja, biasanya oleh induk perusahaantetapi Linda Ibrahim ya diberi pemahaman kebudayjuga memberikan penaan negeri ini. Tujuannya untuk getahuan, “budayakelancaran bekerja,” kata Linda. budaya” yang meMateri yang diberikan, sepermang tidak baik yang ti bagaimana bertatakrama. Midilakukan orang-orang salnya, bila di luar negeri menyIndonesia. Misalnya, uruh bawahan dengan berkacak pinggan (mengkritik, Bahasa Jawa Red ) setelah diberi pengertian suatu ilmu misudah biasa. Kalau di Indonesia hal itu salnya, kalau ditanya apa sudah mengerti, orang lokal biasanya tidak mengakan tidak baik. “Kalau di Indonesia, bila bulenya cungkan tangan. Padahal memang tak berkacak pinggang, apalagi dengan suara mengerti. Baru setelah tak ada orang lain, nyaring, bisa-bisa dilawan oleh pekerja baru pekerja lokal itu mengatakan apa lokal. Nah seperti ini kan harus tahu para yang sebenarnya. Nah, seperti ini juga tak luput diajarkan pada si bule. ekspatriat itu,” tambah Linda. Salah satu kelemahan pekerja lokal Kalau sampai terjadi “perlawanan” dari anak buahnya, bisa jadi mengu- yang tidak disukai oleh pekerja asing rangi wibawa sang pemimpin yang adalah komitmen. Misalnya kepatuhan nota bene orang bule tersebut. Hal se- akan dead line. Pekerja asing tidak mau perti kelihatannya sepele, tetapi dapat mendengar kata-kata “ secepatnya akan kita usahakan”, tetapi dia ingin “tanggal mengganggu kinerja. Dengan demikian, rasanya memang berapa, jam berapa akan selesai”. Apabila pekerja lokal sudah tepat wakdiperlukan suatu lagkah-langlah untuk “menyatukan” antara pekerja asing tu, namun masih ada kekurang sempurdengan pekerja lokal. Bila hal ini bisa naan, biasanya pekerja asing masih bisa disatukan pada akhirnya akan mela- memahami, dari pada mengatakan “ behirkan optimalisasi dalam bekerja dan lum selesai atau belum sempat”. Dalah hal kejujuran, orang asing akan produktivitas kerja akan lebih baik lagi. Tidak hanya mengajarkan berbagai lebih senang, bila pekerja lokal menga-

S

SRIKAND

ENERG

takan “ belum” dengan jujur. Daripada memberikan banyak alasan yang sebenarnya “belum”. Sebaiknya kita mengatakan dengan jujur bahwa kita belum mengerti apa yang dia maksud dari pada kita berpura-pura mengerti. Biasanya, pekerja asing mendapat pembekalan budaya dan lainnya itu, ada yang satu hari dan ada yang dua hari. Tergantung keperluan masing-masing perusahaan. “Kebanyakan tim saya yang datang ke kantor perusahaan yang bersangkutan,” katayanya. Di samping itu, klien Linda tidak hanya para ekspatriat, tetapi sejumlah pekerja lokal yang akan bekerja di Amerika Serikat. Misalnya sebuah perusahaan yang berkantor pusat di Indonesia, tetapi punya kantor cabang di AS misalnya. “Nah sang karyawan, biasanya setingkat pimpinan itu harus mengetahui budayabudaya di AS. Ya saya pernah menangani seperti ini,” katanya. Sebagian besar kliennya berasal dari perusahaan-perusahaan migas. Dan kliennya menunjukkan angka yang meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan kenyataan ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa bisnis menyembatani kebudayaan ini cukuplah potensial.erfandi putra

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 27


REGULASI

GN

Aktivitas pengisian bahan bakar di salah satu depo Pertamina

Penundaan Harga BBM

Putusan Semu Menunggu Bom Waktu Harga ICP

Akhirnya harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi batal naik per 1 April 2012. Apakah itu berita gembira? Tidak.Sebab hasil drama politik sidang paripurna wakil rakyat, Sabtu (31/3) lalu menetapkan tambahan pasal ‘sisipan’ 7 ayat 6a, yang justru memberi ruang gerak pemerintah menaikkan harga BBM bila harga rata-rata minyak mentah Indonesia dalam 6 bulan melampaui 15% di atas Indonesian Crude Price (ICP) 105 dollar AS per barel sesuai APBN-P 2012. arga ICP sendiri ditetapkan berdasarkan dua assessment, yaitu RIM sebesar 50% dan PLATTS sebesar 50%. Harga tersebut, diputuskan setiap bulan oleh Menteri ESDM berdasarkan usulan Tim Harga sebagai acuan untuk perhitungan penerimaan negara dari minyak, harga jual LNG, dan perpajakan. Sedangkan harga-harga untuk impor crude oil untuk memenuhi kebutuhan kilang dalam negeri didasarkan pada harga pasar. Untuk diketahui, minyak bagian negara sebesar 586 ribu barel per hari merupakan sumber penerimaan APBN dengan harga ICP. Kebutuhan konsumsi BBM nasional tahun 2012 diren-

H

28 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

canakan sebesar 1,4 juta bph, sehingga masih dibutuhkan impor sebesar 802 ribu barel per hari (265 ribu bph dengan harga ICP dan 537 ribu bph BBM dengan harga MOPS atau harga pasar). Sementara itu, biaya pengolahan dan distribusi (LRT) untuk mengolah 1,4 juta barel minyak, yakni 24,1 dollar AS per barel. Sehingga Pertamina harus membayar minyak mentah sesuai dengan ICP. Harga dasar BBM dari minyak mentah (berdasarkan ICP 105 dollar AS / bbl) sebesar Rp 5.943/liter.Biaya LRT (24,1 dollar AS/bbl) ekivalen dengan Rp 1.394/liter. Pajak dan lain-lain sebesar 15%, sehingga harga keekonomian BBM sebesar Rp 8.400/liter. Awalnya

(dalam Dollar AS)

2012  Maret 128 (menurut Menteri ESDM Jero Wacik pada 28 Maret 2012)  Februari 122,17  Januari 115,91 2011  Desember 110,70  November 112,94  Oktober 109,25 Rata-rata ICP dalam enam bulan terakhir = 116,50 Asumsi APBN-P 2012 = 105 Ambang kenaikan harga BBM = 120,75 Ambang penurunan harga BBM = 89,25 Sumber: Kementerian ESDM


Fauzi Ikhsan Ekonom Standar Chartered Bank pemerintah berharap subsidi BBM bisa diturunkan.Definisi subsidi BBM adalah selisih harga keekonomian BBM dengan harga jual Pertamina. Harga BBM saat ini Rp 4.500/ liter, sedangkan harga keekonomian BBM adalah Rp 8.400/ liter, sehingga besaran subsidi BBM Rp 3.900/liter. Awalnya pemerintah berharap dalam RAPBN-P 2012, harga BBM bersubsidi dinaikkan sebesar Rp 1.500/ liter menjadi Rp 6.000/liter. Dengan kenaikan harga BBM bersubsidi menjadi Rp 6.000/liter, besaran subsidi BBM masih sebesar Rp 2.400/liter. Artinya adanya pasal tambahan itu mengisyaratkan harga BBM akan diserahkan ke mekanisme pasar. Sewaktu waktu pemerintah bisa menaikkan harga bila syarat itu terpenuhi tanpa mmeinta persetujuan DPR. Inilah yang bisa menjadi ajang spekulasi dan bom waktu. Sebab harga harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) diyakini terus melambung tinggi mengikuti kenaikan harga minyak mentah dunia. Lihat saja, harga ICP Maret sudah melebihi harga asumsi APBN 2012 sebesar 90 dollar AS/barel. Harga ICP Maret diperkirakan menembus 128 dollar AS/barel. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik menjelaskan, pergerakan harga ICP terus menunjukkan grafik kenaikan sejak Desember 2011. Pada Desember 2011, harga ICP sebesar 110 dollar AS per barel. Kemudian, pada Januari 2012, menyentuh 115 dollar AS per barel. Memasuki Februari 2012, harga terus melonjak drastis pada Februari menjadi 122 dollar AS per barel. “ICP Maret yang akan saya tanda tangani nanti akhir bulan sudah ada angka-angka sampai hari ini. Itu akan mencapai angka 128 dollar AS,” ujar Jero. Pada tahun anggaran 2012, apabila rata-rata ICP lebih tinggi 1,0 dollar AS per barel dari angka yang diasumsikan,maka tambahan defisit pada APBN 2012 diperkirakan di kisa-

Widjajono Partowidagdo Wamen ESDM ran Rp 0,31 triliun hingga Rp 0,37 triliun. Sejak Februari 2011, ICP selalu berada di atas 100 dollar AS per barel. ICP tertinggi dalam sejarah tercatat pada Juli 2008 yakni 134,96 dollar AS per barel tapi pada tahun yang sama juga turun drastis menjadi 38,45 dollar AS per barel (Desember 2008). Dengan ICP yang sudah menembus 128 dollar AS per barel dan harga BBM yang dipatok Rp 4.500 per liter, Jero meyakini, kuota konsumsi BBM bersubsidi dipastikan akan jebol. Pelaksana tugas Kepala Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro menambahkan, naik atau tidaknya harga BBM bersubsidi akan bergantung pada perhitungan selisih antara realisasi harga rata-rata ICP selama enam bulan terakhir dengan asumsi ICP yang dipatok dalam APBNP 2012. Asumsi ICP yang dipatok yakni sebesar 105 dollar AS per barel. Sementara selisih realisasi dan asumsi disetujui sebesar 15 persen.“Ini kan harus realisasi dalam 6 bulan terakhir. Jadi kalau dilihat hari ini tandanya 6 bulan lalu,” tambahnya.

Akan Lebih Sakit Penundaan kenaikan BBM ini justru membuat perekonomian menjadi sakit. Harga kebutuhan pokok--barang dan jasa--yang sekarang telanjur naik, susah untuk turun dan lebih parah akan terkerek lebih tinggi bila pada saatnya harga BBM dinaikkan. “Putusan pemerintah menaikkan harga BBM jika harga minyak 15% di atas ICP sebenarnya 3 bulan terkahir (Januari-Maret) ini sudah tercapai. Hanya pemerintah tidak berani menaikkan karena harus melalui persetujuan DPR. Nah sekarang ada peluang pemerintah menaikkan harga tanpa harus izin DPR karena diizinkan UU,”kata ekonom Standar Chartered Bank, Fauzi Ikhsan. Menurut dia, keputusan pemerintah menunda kenaikan harga BBM hanya upaya untuk meredam emosi rakyat. “Jadi bulan Juli keputusan BBM akan

Kurtubi Pengamat Migas naik tanpa harus minta persetujuan DPR,”tandasnya. Sementara Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widjajono Partowidagdo mengatakan, harga BBM bisa naik pada Mei mendatang.”Pokoknya asal enam bulan, dari mana saja. Kalau sekarang enggak mungkin. Enam bulan sekarang belum mencapai 15 persen. Kalau Mei enam bulan ke belakangnya sudah 15 persen naik. Mei juga bisa naik kalau jeblok harga minyaknya, ya langsung,” ujarnya. Namun Director Center for Proteleum and Energy Economics Studies Kurtubi meminta, pemerintah segera mengubah perhitungan besaran subsidi dan acuan harga BBM bersubsidi dengan tidak lagi menggunakan harga pasar. Seharusnya mengacu pada biaya pokok bahan bakar minyak (BBM). “Selama waktu penundaan kenaikan harga BBM ini, pemerintah seharusnya memperbaiki cara perhitungan besaran subsidi BBM yang benar,” katanya. Sebab, kata Kurtubi, dalam pengujian UU Migas pasal 28, Mahkamah Konstitusi (MK) telah mengeluarkan keputusan bahwa pemerintah tidak boleh mengacu pada harga pasar. Sementara hasil Rapat Paripurna DPR untuk APBNP 2012 menghasilkan Pasal 7 Ayat 6a yang menyebutkan pemerintah bisa menyesuaikan harga jika selisih realisasi harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) dengan asumsi mencapai 15 persen dalam kurun waktu 6 bulan. Padahal, sebelum UU Migas tersebut ada, pemerintah selalu menggunakan biaya pokok. Anehnya lagi, pemerintah justru menggunakan biaya pokok listrik dalam menghitung besaran subsidi listrik. Tetapi hal ini tidak dilakukan untuk subsidi BBM.Selama pengunduran ini ia mendesak pemerintah agar bisa membuat kebijakan-kebijkan yang positif. Misalkan berusaha efisiensi impor minyak, meningkatkan produksi minyak, meningkatkan pendapatan negara dari beberapa sektor serta efisiensi pengeluaran. djauhari effendi

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 29


REGULASI

GN

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD (kiri) dan Wakil Ketua MK Achmad sodiki (kedua kiri) berbincang dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din syamsuddin (kedua kanan) dan mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi (kanan) seusai audiensi soal Undang-Undang Minyak dan Gas (Migas) di gedung MK, Jakarta, Kamis (29/3).

Ramai-ramai Gugat UU Migas Gerakan menggugat Undag-Undang terakit persoalan minyak dan gas terus bermunculan. Ini setelah mereka melihat pasal dalam UU itu sangat berbau asing dan cenderung bertentangan dengan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. ang terbaru terbitnya pasal 7 ayat 6A dalam Undang-Undang APBN-P 2012. Pasal hasil Rapat Paripurna DPR, Sabtu lalu menjadi dasar bagi pemerintah untuk menaikkan atau menurunkan harga BBM. Di mana dalam ayat itu akan disebut syarat yang diperlukan jika pemerintah menaikkan harga BBM. Patokannya adalah harga minyak mentah Indonesia (ICP) dan perbandingannya terhadap patokan harga ICP di APBN. Namun kemunculan ayat 6a dinilai berntentangan dengan pasal 33 UUD 1945 dan pasal 28 UU Migas. Tak pelak lagi pakar hukum tata negara Yusril Izha Mahendra mengancam akan membawa Undang-Undang APBNP 2012 ke Mahkamah Konstitusi. Yusril akan menguji meterial maupun formil UU tersebut setelah disahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Saya sedang siapkan draf uji formal dan materialnya. Pendaftaran ke MK tinggal tunggu disahkan saja oleh Presiden. Ada banyak akademisi dan pengacara yang sudah hubungi saya ingin ikut lakukan uji di MK,” kata Yusril. Secara materil, Pasal 7 Ayat 6a bertentangan dengan Pasal 28D dan Pasal 33 UUD 1945 . Yusril merujuk pada penafsiran MK tahun 2003 ketika pengujian

Y

30 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

Pasal 28 Undang- undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Substansi Pasal 7 Ayat 6 UU APBN 2012 mengatur harga eceran BBM bersubsidi tidak naik. Namun, substansi ayat 6a dalam UU APBNP 2012 memungkinkan pemerintah menyesuaikan harga BBM bersubsidi jika ada kenaikan atau penurunan lebih dari 15 persen dari harga minyak mentah Indonesia (ICP) rata-rata selama enam bulan. Yusril menilai, substansi ayat 6a itu sama dengan UU Migas dan Gas Bumi sebelum dibatalkan MK. “Harga minyak dan gas di dalam negeri diserahkan kepada harga pasar. Jadi harganya dapat fluktuatif, naik atau turun,” katanya. “Pasal di UU Migas itu lalu dibatalkan MK. Penafsiran MK, harga minyak dan gas tidak bisa diserahkan ke mekanisme pasar. Tetap harus ada kontrol pemerintah terhadap harga. Kalau MK tafsirkan begitu, yah tetap selamanya harga dikontrol pemerintah,” kata Yusril. Selain itu, ada pertentangan antara Ayat 6 dengan 6a. Dalam ayat 6 menyebut harga BBM bersubsidi tak naik. Namun di Ayat 6a harga dapat naik nantinya dengan syarat tertentu. “Ini juga menciptakan ketidakpastian di masyarakat. Berapa harga yang akan naik nanti, masyarakat juga nggak tahu. Ada

undang-undang yang tidak memberi kepastian hukum,” kata mantan Menteri Hukum dan HAM itu. Pengamat energi Kurtubi menambahkan, dalam pengujian UU Migas pasal 28, Mahkamah Konstitusi telah mengeluarkan keputusan bahwa pemerintah tidak boleh mengacu pada harga pasar. Sementara hasil Rapat Paripurna DPR untuk APBNP 2012 menghasilkan Pasal 7 Ayat 6a yang menyebutkan pemerintah bisa menyesuaikan harga jika selisih realisasi harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) dengan asumsi mencapai 15 persen dalam kurun waktu 6 bulan. Acuan pemerintah untuk menyesuaikan harga adalah ICP bukan biaya pokok. Padahal, kata dia, sebelum UU Migas tersebut ada, pemerintah selalu menggunakan biaya pokok. Anehnya lagi, pemerintah justru menggunakan biaya pokok listrik dalam menghitung besaran subsidi listrik. Tetapi hal ini tidak dilakukan untuk subsidi BBM. Ia pun mempertanyakan, mengapa pemerintah tidak memperhatikan keputusan MK atau pemerintah tidak mengerti dengan putusan tersebut. “Pemerintah saat ini dalam menghitung subsidi listrik menggunakan biaya pokok listrik, tapi untuk BBM menggunakan harga pasar yang tidak diperbolehkan MK,” tegasnya. Dengan kondisi ada pihak yang akan menggugat UU APBNP 2012 khususnya Pasal 7 ayat 6a tersebut, ia pun meminta pemerintah segera merubah acuan perhitungannya. Jika tidak, pemerintah ter-


Hasyim Muzadi Mantan Ketua PBNU masuk presiden bisa dianggap melanggar konstitusi. Bahkan ini bisa menjadi ruang bagi partai politik untuk menjatuhkan pemerintah. “Alasan untuk impeachment (pemakzulan) sangat terbuka. Presiden dianggap melanggar sumpah jabatan. Ini pelanggaran konstitusional secara terang-terangan,” pungkasnya.

Datangi MK Tak hanya Yusril sejumlah tokoh agama dan ormas juga telah mendatangi Mahkamah Konstitusi menuntut uji materi Undang-Undang No 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas (Migas). UU ini mereka dinilai syarat kepentingan atau didekte berbau asing atau neolib. Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, yang termasuk di dalam pemohon uji materi UU Migas mengatakan, UU Migas telah meruntuhkan kedaulatan negara atas migas di Indonesia. Tak hanya itu, UU itu membawa dampak substantif dan sistemik terhadap kehidupan rakyat, keuangan negara, dan membuka liberalisasi kepada asing. “Kami mencatat dunia migas kita sampai 80 persen ini berpotensi secara aktual dan faktual dikuasai asing, sehingga bisa dibuka dalam Mahkamah Internasional. Ketika direvisi pada 2005, diancam oleh perusahaan asing akan digugat ke MI. Ini sungguh melecehkan bangsa,” kata Din. Menurut Din, elemen masyarakat madani lainnya pun telah memiliki pandangan yang sama terhadap UU Migas. Karenanya, mereka menggugat UU itu untuk diujimaterikan ke MK. “Kami memiliki pandangan yang sama bahwa UU Migas membuka liberalisasi asing masuk dengan leluasa,” ujarnya Adapun, para tokoh pemohon uji materiil di antaranya, selain Din ada KH Hasyim Muzadi, Komaruddin Hidayat, Eggi Sudjana, AM Fatwa, Fahmi Idris, Salahuddin Wahid, dan Laode Ida. Dari unsur ormas, di antaranya PP Muhammadiyah, Hizbut Tahrir Indonesia, PP Persatuan Ummat Islam, PP Syarikat Islam Indonesia, Solidaritas Juru Parkir,

Yusril Ihza Mahendra Pakar Tata Hukum Negara Pedagang Kaki Lima, Pengusaha, dan Karyawan (SOJUPEK), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, dan IKADI. Menurut Din, para pemohon sebelumnya sudah sepakat untuk mengajukan uji materi UU Migas, baik secara materil maupun formil. Apalagi, pihaknya mengetahui riwayat UU tersebut yang sangat dipengaruhi asing. “Bahkan, kata ahli, draf awalnya dari pihak asing,” ucap Din. MK merupakan benteng terakhir dalam menegakkan konstitusi dan mencegah dampak yang lebih sistemik dari UU Migas. Ia menjelaskan, pihaknya mendaftarkan gugatan UU Migas Pasal 1 Angka 19 dan 23, Pasal 3 Huruf b, Pasal 4 Ayat 3, Pasal 6, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11 Ayat 2, Pasal 13, dan Pasal 44 karena dinilai aturan itu menjadi faktor penyebab dan pendorong liberalisasi pengelolaan migas. Sementara KH Hasyim Muzadi menegaskan, kisruh masalah pengelolaan bahan bakar minyak sekarang ini merupakan efek dari regulasi yang memihak investor dan asing. “Kenaikan harga BBM ditolak masyarakat bukan karena harga yang dinaikkan sebesar Rp 1.500. Tapi, katanya, efek lanjutannya yang membuat keresahan rakyat. Bagi mereka yang menguasai pengelolaan dan mengatur Migas, ini tidak berefek. Justru mereka malah untung. Tapi, bagi rakyat, ini adalah penderitaan,” katanya. Lantaran itu UU Migas patut dibatalkan dan diganti dengan yang baru dan lebih memihak kepentingan dalam negeri. “Undang-undang yang mengamanatkan Migas dan kekayaan lain dikelola bangsa sendiri,” tegas Hasyim. Mantan Ketua Umum ) Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) itu menerangkan, persoalan BBM ini sebetulnya simpel. “Yang menjadi persoalan itu bukan pada kenaikan harga BBM Rp 1.500 rupiah, tapi pada undang-undangnya,” tegas Hasyim Hakim konstitusi MK Harjono sendiri juga menegaskan, aturan yang dibatalkan

Din Syamsudin Ketua PP Muhammadiyah MK tersebut memang intinya melarang penentuan harga bahan bakar minyak (BBM) berdasarkan mekanisme harga pasar. Ini lantaran, kata Harjono, Pasal 28 Ayat 2 bertentangan dengan UUD 1945 Pasal 33. Bunyi pasal tersebut adalah, “Harga Bahan Bakar Minyak dan harga Gas Bumi diserahkan pada mekanisme persaingan.”Pasal itu masih berlaku, sebab belum ada aturan baru yang dijadikan acuan pemerintah,” kata Harjono. Kebijakan pemerintah sangat keliru sebab menggunakan pendekatan menaikkan harga BBM dengan mengikuti harga dunia. “Ini harus diakhiri, apalagi MK sebelumnya sudah membatlkan aturan tentang harga BBM tidak boleh diserahkan mekanisme pasar,” ujarnya. Dengan berbagai sederet persoalan itu, anggota Komisi VII DPR RI Sohibul Iman sempat menegaskan, prioritas komisinya merevisi UU Migas. Revisi ini penting untuk segera dilakukan terkait kondisi sektor pengelolaan migas yang kian memburuk. Setidaknya ada enam parameter agar UU Migas sejalan dengan sistem pengelolaan sumber daya alam yang efisien berdasarkan Pasal 33 UUD 1945. Politisi PKS ini menyebutkan enam parameter tersebut, penyederhanaan sistem, proses investasi yang tidak birokratik, formula penjualan minyak dan gas yang menguntungkan negara, kejelasan status kepemilikan dan pembukuan atas cadangan migas di perut bumi, prinsip lex spesialis dalam kebijakan fiskal, serta pengelolaan BUMN Migas yang terintegrasi. “Apalagi dengan adanya tiga pasal dalam UU Migas No.22/2001 (pasal 22 ayat 1 tentang DMO, pasal 12 ayat 3 tentang Badan Usaha yang melakukan eksplorasieksploitasi, dan Pasal 28 ayat 2 & 3 tentang diserahkannya harga BBM dan Gas Bumi kepada mekanisme persaingan usaha) yang sudah dicabut Mahkamah Konstitusi, yang menyebabkan UU Migas tersebut sudah cacat secara hukum, maka revisi UU Migas perlu digesa sesegera mungkin,” tandasnya. djauhari effendi, agung

kusdyanto dan beberpa sumber

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 31


NASIONAL

aDa TeXaS Di MaDUra Jangan anggap remeh Pulau Madura. Beberapa puluh tahun ke depan justru Pulau Garam ini berpeluang menjadi penopang perekonomian bangsa ini. Keyakinan ini cukup beralasan mengingat potensi minyak dan gas bumi diduga sangat berlimpah. Tinggal menunggu waktu, Madura berubah menjadi Texasnya Jatim.

S

ungguh mengejutkan, data yang dihimpun dari Badan Pengatur Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Jawa Papua Maluku (Japalu), dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur ternyata dari 30 blok migas di Jatim, 27 blok berada di kawasan Madura. Kandungan minyaknya diperkirakan 200 juta barel dan kandungan gasnya 3 triliun kaki kubik per hari. Dari 30 blok migas ada di Jatim itu mengutip data Ditjen Migas Kementerian ESDM sebanyak 10 blok migas sudah berproduksi dengan total produksi minyak 164.285 barel per hari dan gas sebanyak 408,63 MMSCFD (posisi Ok-

32 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

tober 2011). Dari 10 blok berperoduksi tersebut lima blok ada di Madura, masing-masing PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (WMO), Hess Ltd., Sampang Pty, Ltd, Santos Southeast Madura Offshore Pty Ltd dan Kangean Energy Indonesia Ltd yang menyumbang produksi minyak harian sebesar 23.557 barel per hari (14,34%) dan gas sebesar 385,68 MMSCFD (94,38%). Padahal perolehan lifting minyak Jatim periode Desember 2010 hingga Agustus 2011 tercatat Rp 20,79 triliun dan gas Rp 2,4 triliun. Berarti Madura mampu memberi kontribusi hasil minyak sekitar Rp 298,12 miliar dan sumbangan gas hingga Rp 2,2 triliun. Angka ini setidaknya membuktikan betapa kayanya bumi Madura. Itu hanya dari migas yang berproduksi, belum lagi yang tengah dalam tahap eksplorasi atau pengembangan. Pasalnya, dari ujung barat (Bangkalan) hingga ujung timur (Sumenep), pulau ini diperkirakan memiliki potensi migas yang berlimpah, bukan hanya di offshore (tengah laut) tapi juga di onshore (darat). Tidak hanya itu, di pulau-pulau terpencil yang masuk dalam wilayah Madura juga diprediksi mengandung minyak

dan gas bumi. Inilah yang tidak diketahui masyarakat Indonesia secara luas. Saking besarnya potensi migas Madura ada yang mengatakan kalau Madura itu ‘madunya’ negara. Dalam arti, kalau negara ini (NKRI=Negara Kesatuan Republik Indonesia) mau mengatasi krisis multidimensi yang menerpanya saat ini, salah satunya bisa dengan memaksimalkan potensi Migas di Madura. Bahkan ada yang menyebutkan, Madura itu bisa dikatakan ‘duduk’ di atas ladang minyak dan gas. “Madura bisa menjadi andalan. Luar biasa besar di sana itu,” kata Roesmardani, Wakil BP Migas Japalu meyakinkan. Memang, hingga kini baru sebagian daerah di Madura yang dieksplorasi dan dieksploitasi. Baru sebagian kecil lagi yang diproduksi. Kebanyakan yang sudah berproduksi di offshore. Antara lain di Kabupaten Bangkalan tepatnya di Kecamatan Sepulu dan Tanjung Bumi yang dikelola Pertamina Hulu Energi (PHE). Lalu, di Kabupaten Sampang ada Hess (Indonesia – Pangkah) Lth (Pangkah Madura), Santos Sampang Pty.Ltd (Sampang –Madura), Santos Southeast Madura Offshore Pty. Ltd (Tenggara Madura) dan di Sumenep ada Kangean Energy Indonesia. (se-


lengkapnya lihat Bukan hanya itu, sampai kini dari data yang ada di BP Migas Japalu dan Dinas ESDM Jatim, sudah ada 18 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang melakukan eksplorasi di Madura. “Potensinya luar biasa besar. Dan yang tergali sampai saat ini masih baru di offshore,” kata Kepala Dinas ESDM Jatim, Dewi J. Putriatni. Memang jika dilihat dari kondisi di Madura sendiri, selama ini sangalah panas, gersang dan sulit sekali ditanami padi. Lahan-lahan di Madura seperti lahan mati yang tidak pernah bisa hidup untuk pertanian. Sehingga tidaklah mengherankan jika Syarifudin, Penasihat Umum Ormas Forum Komunikasi Lintas Madura Jakarta mengibaratkan, kalau orang Madura bagaikan duduk di ladang minyak dan gas. “Dengan kata lain di bawah Pulau Madura itu terhampar ladang migas yang jumlahnya bisa mencapai miliaran kaki kubik,” ujarnya. Dari empat kabupaten di Madura, Kabupaten Sumenep memiliki potensi migas terbesar. Belakangan, sumber migas tidak hanya ditemukan di Pagerungan, tapi juga di beberapa titik lainnya, seperti Gas di Blok Maleo (Giligenting) yang saat sudah berproduksi. Bahkan sejumlah titik migas di Sumenep tengah dilakukan penelitian seismik (penelitian permukaan dasar laut) terkait dengan ada tidaknya potensi migas di suatu lokasi. Hingga saat ini banyak KKKS yang ambil bagian mengelola tambang migas di Sumenep, antara lain, Arco-Kangean Block, Trend Java Sea Block, Masalembu Shell, British Petroleum Sakala Timur, Mobile Oil, Amco Indonesia, Hudbay Oil International, Anadarko, Petronas Carigali, dan Santos Oil. Untuk saat ini, migas terbesar berada di Pagerungan (Pulau Kangean) dipercayakan pemerintah kepada PT Energy Mega Persada (EMP) Kangean Limited. Dan kabarnya, EMP memperpanjang kontrak untuk mengelola sumur migas lain, tepatnya di sumur migas di Terang Sirasun dan Batur. Kemudian potensi Migas di Kabupaten Sampang, sumur Migas Oyong yang berlokasi di lepas pantai Camplong, dan kini sudah berproduksi. Volume Sumur Oyong yang dikelola oleh PT Santos Ltd diperkirakan mencapai 6-8 tahun dengan kapasitas produksi 20.000 barel per hari. Bersamaan dengan itu, pihak Santos saat ini juga sedang melakukan tahapan eksplorasi akhir Sumur Jeruk di perairan lepas pantai Sreseh, yang kemudian akan dilanjutkan dengan eksploitasi gas bumi. Selain Santos,

Petronas Carigali (PC) Karapan Ltd juga melakukan pemboran minyak bumi sumur Foram dan Pollen di lepas pantai Sampang Utara. Pada Maret 2006, 4 sumur sempat dibor. Namun, dikarenakan nilai volumennya tidak ekonomis, Petronas Carigali (PC) Karapan Ltd. menghentikan pengeboran. Lokasi sumur Pollen yang akan dieksplorasi berada di lepas pantai Ketapang sejauh 11.500 fet atau 70 kilometer. Sedangkan sumur Foram berada di radius 7.000 fet atau 90 kilometer dari bibir pantai dengan kedalaman rata-rata 60 meter. Selain Petronas Carigali (PC) Karapan Ltd. dan Santos Ltd., perusahaan asing yang sudah melakukan eksplorasi Migas di Kabupaten Sampang adalah Medco Ltd. di Desa Gunung Eleh, Kecamatan Kedungdung. Sementara di Kabupaten Bangkalan, dikelola perusahaan pengeboran minyak Pertamina Hulu Energi sejak 1985 lalu tepatnya di Kecamatan Sepulu dan Tanjung Bumi. Bupati Sumenep KH A. Busyro Karim pernah mengatakan, dari hasil laporan Direktorat Jenderal Minyak dan

Gas diketahui bahwa sejauh ini masih ada kandungan migas di wilayahnya yang mencapai enam triliun TCF. Migas ini tersebar di beberapa kawasan dan penggunaannya bisa hingga kurun waktu 30 tahun ke depan. Selain Pegerungan, wilayah Madura paling ujung Timur itu memiliki potensi kandungan minyak yang luar biasa. Seperti sumur minyak di Pulau Sepanjang, yang berproduksi sejak 2007. Di sana ada tiga sumur minyak di Pulau Sepanjang. Yaitu, Sepanjang 1,

dan Sepanjang 3 dan 4 dengan volume produksi mencapai 9.000 barel per hari, namun baru di eksploitasi 3.000 barel per hari. Selain menghasilkan minyak bumi, sumur Sepanjang juga menghasilkan gas, meski kurang dari 1,0 MMSCFD. Untuk Pagerungan saat ini 18 sumur gas. Tujuh sumur berada di tengah laut, sisanya berlokasi di darat. Menjanjikan lagi, selain berproduksi gas, eksploitasi di Pagerungan menghasilkan congensate sebesar 4.500 BPD. Produk congensate ini diekspor ke Jepang, Korea, dan Singapura. Sementara Gde Pradnyana, Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas BP Migas menambahkan, ada beberapa blok migas di kawasan Madura yang mulai berproduksi pertengahan dan akhir 2012. Proyek tersebut di antaranya Terang Sirasun Batur yang dikelola h Kangean Energy Indonesia Ltd. Proyek tersebut terletak di perairan timur Madura dan mulai berproduksi pada Juni 2012. “Produksinya diharapkan bisa mencapai 315 juta standar kaki kubik gas per hari,” kata Gde. Proyek lain yang akan beroperasi,

GN

Sejumlah proyek offshore di kawasan Madura

yakni KE-39, 40, dan 54 di Blok West Madura Offshore (WMO) dengan operator Pertamina Hulu Energi (PHE) WMO dengan produksi 13.600 barel per hari mulai kuartal-III 2012.

Onshore Belum Maksimal Selama ini, potensi migas di Madura memang masih mengandalkan di laut lepas atau offshore. Potensi onshore

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 33


GE/Yudhi Dwi Anggoro

Api Tak kunjung padam di kawasan Pamekasan yang dimanfaatkan warga sekitar untuk memasak.

masih belum digali secara maksimal. Padahal blok Madura juga menyediakan potensi migas di onshore yang tidak kalah besar. Dari empat kabupaten yang ada, untuk offshore Kabupaten Pamekasan yang masih belum menghasilkan migas. Namun, bukan berarti kabupaten ini tidak memiliki potensi sama sekali. Di onshore, Pamekasan diperkirakan jauh memiliki potensi yang luar biasa. Lihat saja, di kabupaten ini ada kawasan api tak kunjung padam. “Dari mana adanya api kalau di bawahnya tidak ada sumber gas atau minyak. Ini yang harus kita gali secara maksimal,” tandas Roesmardani. Tidak hanya di Kabupaten Pamekasan, daerah di sepanjang Madura juga diperkirakan memiliki potensi itu. “Blok Madura itu mulai dari Bangkalan hingga Sumenep,” tambahnya. Untuk mengembangkan potensi migas di Madura terutama onshore memang banyak kendala yang harus dihadapi. Kondisi sosial masyarakat menjadi kendala utama. “Masyarakat banyak yang belum mau menerima,” ungkap Roesmardani. Hal senada juga diakui Kepala Bidang Migas, Dinas Pertambangan dan Energi

34 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

Kabupaten Bangkalan, Moch Dimyati. Ia mengatakan, khusus di Kabupaten Bangkalan sendiri, onshore pernah digarap beberapa KKKS, antara lain di Desa Genteng Kecamatan Konang, Desa Banyuning Dajah Kecamatan Geger dan Desa Serabe Barat Kecamatan Modung. Eksplorasi dan uji seismik sudah dilakukan kontraktor, empat tahun lalu. Entah mengapa, dua tahun lalu eksplorasi terhenti. “Kami tidak tahu alasan penghentiannya. Ada yang bilang katanya belum mencapai nilai keekonomian. Dan saya dengar lagi, katanya juga mau dilakukan uji seismik lagi siapa tahu dengan teknologi yang lebih canggih, potensi gasnya bisa lebih banyak,” jelas Dimyati. Namun, versi Roesmardani, terhentinya ekplorasi itu karena masyarakat sekitar menolak. Masyarakat melakukan penyegelan di kawasan yang dilakukan eksplorasi tersebut. “Masyakat belum mau terbuka. Ini yang sulit jika ingin mengembangkan onshore di Madura,” tandasnya. Dimyati mengakui, untuk mengembangkan onshore di Madura diperlukan social cost yang tinggi. Ini yang terkadang membuat KKKS enggan untuk melakukan eksplorasi. Belum lagi,

masyarakat yang merasa perlu terlibat dalam setiap kegiatan yang dilakukan. “Padahal proyek seperti ini dibutuhkan keahlian yang di atas rata-rata dan teknologi tinggi. Kalau mayrakat Madura masih seperti itu, jelas tidak akan bisa dilibatkan dalam proyek,” jelasnya. Pengembangkan onshore sebenarnya tidak semahal biaya untuk mengembangkan offshore. Untuk offshore, kata Roesmardani, minimal biaya yang dikeluarkan KKKS adalah 100 juta dollar AS, sedangkan onshore hanya 10 juta dollar AS. Namun, onshore tantangan yang sangat besar ketika harus menghadapi masyarakat setempat. “Tapi kalau potensi itu dimaksimalkan, luar biasa onshore-nya. Semua harus mendukung,” katanya. Dari Sampang sendiri menyerukan perlunya keberadaan unit pengolahan hasil migas di Madura. Ini tak lepas Madura sebagai daerah penghasil migas yang cukup besar. “Kami sangat kecewa akibat tidak adanya fasilitas pengolahan migas di Madura, akhirnya seluruh produksi migas di wilayah kami dan sekitarnya dibawa ke Jawa untuk diolah dan terusnya didistribusikan ke pelanggan. Sementara kami sebagai daerah penghasil tidak bisa ber-


buat apapun,” kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Kabupaten Sampang Winarno. Selama ini, seluruh produksi migas dari Lapangan Oyong dan Lapangan Wortel diangkut ke Grati, Pasuruan untuk dioleh disana. Hal itu tidak memberi nilai tambah bagi ekonomi Madura. “Kalau di sini ada pengolahannya, kan kita bisa meminta untuk dialokasikan untuk Sampang. Katakanlah sebanyak 4 juta kaki kubik (mmscfd) diberikan untuk kita untuk pembangkit tenaga listrik umpamanya, ini pasti bisa memicu peningkatan ekonomi Sampang,” ujarnya. Potensi migas di Sampang sendiri cukup besar. Dari enam blok migas, saat ini yang sudah beroperasi adalah Lapangan Oyong dan Wortel. Untuk Lapangan Oyong, produksi gas mencapai sebesar 60 juta kaki kubik (mmscfd) dan minyak sebesar 8.000 hingga 10.000 barel per hari. Sementara Lapangan Wortel mulai beroperasi pada tanggal 20 Januari 2012 dengan produksi gas sebesar 50 mmscfd. Selanjutnya di tahun juga akan beroperasi Petronas di Blok Bukit Tua dan Hasky yang produksi gasnya mencapai 1.000 mmscfd. Potensi di Hasky ini cukup lama, diperkirakan mencapai 20 tahun. “Untuk itu, kami terus melakukan negosiasi agar produksi migas Hasky di Sampang Madura karena rencananya ini juga akan dibawa ke Kraton, Pasuruan untuk diolah di sana,” katanya. Jika nantinya ada industri pengolahan migas di Madura, Winarno optimistis akan ada banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi di Madura. Sehingga pergerakan ekonomi Madura akan lebih cepat.

Asing Berkuasa Hampir di semua blok yang di Madura, memang dikuasih asing. Hampir 90 persen adalah perusahaan asing yang mengelola blok di Madura. Kondisi ini, yang membawa pada satu kesimpulan bahwa yang menikmati hasil Migas Madura khususnya pihak asing. Hal sama juga terjadi di seluruh daerah penghasil migas di Indonesia. Kondisi ini bukan hal baru. Pertanyaan yang muncul dari permasalah itu adalah mengapa pengelolaan migas didominasi perusahaan asing? Padahal, seandainya pengelolaan migas itu dilakukan oleh perusahaan nasional, yang melibatkan para putra daerah, maka kesejahteraan masyarakat Indonesia umumnya dan masyarakat Madura khususnya akan mudah dicapai. Sehingga saat ini yang terjadi adalah pemilik ladang migas lebih banyak jadi pe-

GN

angka kemiskinan paling tinggi adalah Kabupaten Sampang yakni 32,47% dari total jumlah penduduk. Disusul Kabupaten Bangkalan sebesar 28,12%, Sumenep sebesar 24,61% dan terakhir Kabupaten Pamekasan sebesar 22,48%. nonton, tidak menjadi tuan di rumahnya sendiri. Dan keberkahan migas sendiri juga belum dinikmati sepenuhnya rakyat Madura. Ini setidaknya terbukti tingkat kemiskinan di kawasan ini masih tinggi. Data Biro Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, sampai akhir 2010, kabupaten dengan angka kemiskinan paling tinggi adalah Kabupaten Sampang yakni 32,47% dari total jumlah penduduk. Disusul Kabupaten Bangkalan sebesar 28,12%, Sumenep sebesar 24,61% dan terakhir Kabupaten Pamekasan sebesar 22,48%. Jika dilihat dari data itu, terbukti tiga kabupaten yang selama ini dianggap paling berpotensi memiliki kawasan dengan kandungan migas justru ternyata angka kemiskinannya cukup tinggi. Sementara Kabupaten Pamekasan yang sampai kini masih belum dilakukan eksplorasi tentang kandungan migas, justru angka kemiskinan masyarakatnya paling rendah. Masih tingginya angka kemiskinan ini, kata Kepala BPS Jatim, Irlan Indracahyo, lantaran masyakat Madura sampai kini masih mengandalkan tanaman tembakau untuk mendongkrat perekonomian masyarakatnya. “Dari empat kabupa-

Salah satu offshore di kawasan Kabupaten Sumenep

ten itu, tembakau dari Pamekasan yang paling bagus dan memiliki daya saing. Itulah yang menjadi andalan mereka. Sehingga di Pamekasan angka orang miskin lebih sedikit dibanding tiga kabupaten lainnya,” ujarnya. Angka kemiskinan itu, diprediksi Irlan juga tidak akan mengalami perubahan yang signifikan di tahun-tahun mendatang. Selama, tidak ada perkembangan ekonomi yang berarti di Pulau Garam ini. Untuk bisa menjadi pengelola sendiri proyek minyak dan gas bumi tidaklah mudah. Proyek ini padat modal dan padat teknologi. “Tidak padat tenaga kerja. Untuk awal-awal mungkin, tapi kalau sudah berproduksi, tidak dibutuhkan tenaga kerja yang banyak, ” sela Roesmardani. Namun, Sekjen Ikatan Keluarga Madura (Ikama) H. Syafi’I menegaskan, untuk pengelolaan migas bisa dilakukan alih tekhnologi. “Saya pikir manusia Madura (Indonesia) dengan orang asing sama saja bobotnya, keahliannya, kepintarannya. Bahkan jangan salah, belum tentu keuletan orang asing bisa menyaingi kegigihan orang Madura. Menurut saya, yang membedakan dalam hal pengelolaan migas adanya kesempatan untuk menyerap keahlian di bidang pengelolaan Migas,” katanya. Lantaran itu, ia mengimbau, kepada pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun Pemkab yang ada di Madura untuk memberi kesempatan (mencari jalan) adanya alih atau serap tekhnologi (khususnya bidang pengelolaan Migas) kepada para putra daerah. “Demikian halnya kepada perusahaan-perusahaan asing (Perminyakan & Gas) yang konon saat ini mayoritas mengelola Migas Madura khususnya, pun memberikan sebagian atau seluruh ilmunya kepada putra daerah,” kata H. Syafi’i.endang lismari

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 35


bawean

18

blok Camar

BLOK MIGAS

MADURA

blok Madura onshore

bangkalan

Sampang

Pamekas

berdasarkan Pembagian blok 1..blok bawean Operator: Camar Resources Canada Inc Kontraktor: Kerr-McGee of Indonesia Inc (Amerika Serikat) 2. Blok Bulu Operator: Pearloil Satria Ltd (Uni Emirat Arab) Kontraktor: Sebana Ltd 3.Blok Pangkah Operator: Amerada Hess Indonesia-Pangkah Ltd (Amerika Serikat) Kontraktor: Premier Oil Pangkah Ltd 4.Blok Poleng Operator: Pertamina EP Kontraktor: PT Pertamina 5.Blok Onshore and Offshore Madura Strait Area Operator: Husky Oil (Madura) Ltd Kontraktor: Hudbay Oil International Ltd (Inggris) 6.Blok Karapan Operator: Amstelco Karapan Pte Ltd (Inggris) Kontraktor: Amstelco Karapan Pte Ltd 7.Blok East Bawean I Operator: East Bawean Ltd (Kanada) Kontraktor: CJSC Sintezmorneftegaz (Rusia) 8.Blok South East Madura Operator: PT Energi Mineral Langgeng Kontraktor: PT Energi Mineral Langgeng 9.Blok East Bawean II Operator: Husky Oil Bawean Ltd (Kanada) Kontraktor: Husky Oil Bawean Ltd 10.Blok North East Madura III Operator: Anadarko Indonesia Company (Amerika Serikat) Kontraktor: Anadarko Indonesia Company

blok Madura offshore

11.Blok Madura Offshore Operator: Santos Madura Offshore Pty Ltd Kontraktor: Talisman Madura Ltd (Kanada) 12.Blok Mandala Operator: Konsorsium PT Bumi Hasta Mukti-Fortune Empire

36 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

Group Ltd Kontraktor: Konsorsium PT Bumi Hasta Mukti-Fortune Empire Group Ltd 13 Blok Madura Offshore Operator: Kodeco Korea (6 Mei 1981-6 Mei 2011), Pertamina (7 Mei 2011-7 Mei

2031) Kontraktor: Kodeco Energy Company Ltd (6 Mei 1981-6 Mei 2011), Pertamina (7 Mei 2011-7 Mei 2031) – Sekarang WMO PHE 14.Blok North Madura Operator: Konsorsium Austra-


blok Ketapang

blok West Madura north east Madura i north east Madura ii P.Kangean Sumenep

san

Kabupaten bangkalan

Kabupaten Sampang

Kabupaten Sumenep

Produksi

Produksi:

 West Madura Offshore (WMO)Operator PT Pertamina Hulu Energi

 Hess (Indonesia – Pangkah) Lth (Pangkah Madura)

Produksi :  Kangean Energy Indonesia (Kangean Onshore-offshore)

Eksplorasi :  SPE Petroleum Ltd (Madura)menghentikan sementara karena tidak ditemukan nilai keekonomisannya.  South Madura Exploration Company Ltd (South Madura)

 Santos Sampang Pty.Ltd (Sampang – Madura)  Santos Southeast Madura Off shore Pty. Ltd (Tenggara Madura) Pengembangan :  Petronas Carigali Ltd (Ketapang Madura) c.Eksplorasi: - Petronas Carigali Ltd (Bukit Tua)

Pengembangan:  Husky Oil Madura Strait Offshore Ltd (Madura Strait) Eksplorasi  Petrojava Inc (North Kangean)  PT Energi Mineral Langgeng (South East Madura)  Amstelco Karapan Pte Ltd (Karapan)  Green Star Assts Ltd (East Kangean)  CJSC Sintez (East Bawean I)  PT Bumi Hasta & Fortune (Mandala)

sumber: BP Migas Japalu dan Dinas EsDM Pemprov Jatim lian Worldwide Exploration North Madura NZ Ltd-North Madura Energy Ltd Kontraktor: Konsorsium Australian Worldwide Exploration North Madura NZ Ltd-North Madura Energy Ltd 15.Blok Ketapang Operator: Petronas Carigali Ketapang II Ltd (Malaysia)

Kontraktor: Gulf Resources Ketapang (ConocoPhillips-Amerika Serikat) 16. Blok Terumbu Operator: Australian Worldwide Exploration Terumbu NZ Ltd Kontraktor: Australian Worldwide Exploration Terumbu NZ Ltd 17.Blok South Madura

Operator: South Madura Exploration Company Pte Ltd Kontraktor: PT Eksindo South Madura 18.Blok Madura Operator: Society Petroleum Engineers Petroleum Ltd (Cina) Kontraktor: Society Petroleum Engineers Petroleum Ltd

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 37


NASIONAL

GE/Yudhi Dwi Anggoro

Warga di Dusun Ruberuh Desa Kertagena Tengah Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan yang memanfaatkan gas alam liar untuk kegiatan memasak

Manfaatkan Gas Alam Peninggalan Belanda Kekayaan minyak dan gas (migas) di perut bumi Madura sudah berpuluh-puluh tahun menjadi incaran. Bahkan, sejak masa penjajahan Belanda sudah dilakukan eksplorasi. Salah satunya ada di Dusun Ruberuh Desa Kertagena Tengah Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan yang memanfaatkan gas yang dieksplorasi Belanda pada tahun 1932.

K

Konon desa yang terletak sekitar 25 kilometer dari Kota Pamekasan ini merupakan lokasi sumber minyak. Namun lantaran kandungan dinilai tak ekonomis akhirnya ditinggalkan begitu saja. Tabung pipa gas yang kini berdiri di dekat persawahan lahan milik warga tetap berdiri kokoh. Dari sisi bentuk, tabung yang terbuat dari baja ini memang terlihat sudah kuno. Di bagian atas tabung itu terdapat banyak lubang kecil seukuran pipa paralon yang dijadikan alat untuk mengalirkan gas alam tersebut ke rumah-

38 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

rumah warga yang ada di dusun itu. Harianto, salah satu warga Dusun Ruberuh menuturkan, tabung baja yang digunakan penampungan gas sementara sebelum disalurkan ke rumah warga dan berada di lahan persawahan. Kebaradaannya sudah ada sejak tahun 1932. “ Setelah Indonesia merdeka dan Belanda pergi dari negara ini, gas terbuang sia-sia hingga baru dimanfaatkan sejak tahun 1984,” tuturnya. Warga memanfaatkan gas ini sebagai bahan bakar memasak,penerangan hingga menjemur pakaian saat musim hujan. “Sudah puluhan tahun keluarga kami

memasak menggunakan gas alam seperti ini,” kata warga Dusun Ruberu lainnya Fauzi. Keluarga Fauzi juga merupakan salah satu keluarga di kampung ini yang memanfaat gas alam untuk memasak. Sebelum jaringan listrik masuk ke desanya, gas alam yang ada di Dusun Ruberuh ini tidak hanya digunakan untuk memasak, akan tetapi juga sebagai alat penerangan warga. Namun, sejak ada listrik, warga tidak lagi menggunakan gas alam. Tidak hanya itu saja, gas alam ini juga digunakan sebagai pengering pakaian, saat musim hujan. ”Nyala api di gas ini kan sama dengan elpiji itu, tidak ada asapnya,” ucap Fauzi. Warga sendiri menyebut gas alam peninggalan Belanda ini dengan sebutan ”asep”. Menurut Fauzi, dulu hampir semua rumah warga di Desa Kertagena Tengah, Kecamatan Kadur itu meman-


faatkan gas alam untuk kebutuhan sehari-hari ini. Baik untuk memasak atupun berbabagi jenis kebutuhan lainnya. Bahkan, para penjual balon di wilayah Kecamatan Kadur, Pamekasan banyak yang berdatangan untuk mengisi gas alam di Dusun Ruberuh tersebut. Tapi sejak ada bantuan elpiji gratis dari pemerintah, gas alam yang ada di dusun itu kurang dimanfaatkan masyarakat. “Sekarang yang masih bertahan menggunakan gas alam ini sekitar lima keluarga. Termasuk keluarga saya sendiri,” tutur Fauzi, menjelaskan.

Peralatan Minim Hanya memang keberdaan gas di Dusun Ruberuh belum mendapatkan perhatian dari pemerintah Kabupaten Pamekasan. Ini terlihat dari alat dan cara yang digunakan untuk menyalurkan gas bumi dari tabung penampungan ke rumah-rumah warga sekitar yang menggunakannya. Peralatan serba minim dan apa adanya, dengan menggunakan selang plastik dan besi merupakan kreativitas warga untuk sekadar mendapatkan aliran gas dari tabung penampungan sementara yang berjarak lebih seratus meter dari pemukiman warga. Selain peralatan yang serba terbatas, pengaturan akan penggunaan gas bumi ini dirasa tidak teratur, sehingga banyak persediaan gas yang berasal dari tabung penampungan sementara terbuang siasia. “Orang-orang Pemkab datang ke sini hanya sekedar melihat saja. Tidak ada bantuan peralatan atau pemberian wacana tentang pemberdayaan gas yang lebih bagus dari mereka,” ujar Harianto. Ia juga membenarkan, kalau hasil gas ini dulunya mampu memenuhi kebutuhan seluruh warga Dusun Ruberuh. Namun sekarang hanya bisa digunakan enam kepala keluarga (KK). Ini dikarenakan gas bumi yang keluar dari penampungan sementara tidak sebanyak yang keluar 27 tahun yang lalu. Penyaluran gas kepada 6 KK dari tabung penampungan di dusun tersebut sekarang dilakukan dengan menampung ulang gas di dua rumah warga untuk disalurkan lagi ke rumah-rumah sekitar. Ini disebabkan aliran gas yang sudah mulai menurun akibat terbuang percuma, tanpa ada peran serta Pemkab Pamekasan untuk mengolah gas bumi di dusun tersebut. “Semua ini kita lakukan tanpa ada ilmunya, yang penting bisa mengalir dan bisa dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan. Peralatan seadanya ini saya rasa membuang gas, karena tidak ada

GE/Yudhi Dwi Anggoro

Pipa gas peninggalan zaman Belanda yang kini dimanfaatkan warga Dusun Ruberuh Desa Kertagena

GE/Yudhi Dwi Anggoro

Warga menggunakan gas alam untuk memasak

alat untuk menutup, sehingga gas terus mengalir,” tuturnya. Pemanfaatan gas bumi warga dengan menggunakan alat apa adanya dan dikelola secara tradisional ini, memang mengalami pembuangan gas yang cukup banyak dari tahun ke tahun. Pembuangan yang bisa dibilang sebagai pemborosan ini memang diakui Harianto selaku pengelola di dusun tersebut. Kebocoran gas dari pengelolaan sederhana ini dirasa tidak berbahaya. Ini disebabkan gas bumi yang keluar dari selang-selang plastik tidak begitu banyak dan tidak begitu menimbulkan bau yang menyengat.

Ditanya tentang takut atau tidaknya menggunakan gas bumi dengan cara tradisional, Harianto mengaskan, tidak ada ketakutan warga akan bahaya kebakaran atau tabung gas penampungan yang meledak. “Tidak takut bahaya meledak, atau kebakaran dari gas yang menyebar di sekitar areal rumah. Mungkin udah terbiasa dari dulu juga. Kita cuma menyalurkan gas sesuai dengan kebutuhan saja dengan selang plastik,”katanya. Dari penurunan tekanan gas bumi yang semakin kecil dan tidak terkontrol di Dusun Ruberuh warga berharap pemerintah turun tangan membantu pemanfaat gas bumi Ruberuh tersebut. Mulai dari cara pengolaan yang lebih baik, hingga bantuan peralatan agar gas tetap keluar dan bisa dimanfaatkan terus menerus. Bantuan awal yang dirasa sangat penting membenahi akses jalan masuk ke Dusun Ruberuh, sehingga langkah awal untuk pengelolaan yang lebih baik bisa terlaksana. Tidak menutup kemungkinan, tawaran pihak ketiga yang ingin bekerja sama bisa terwujud. Mayoritas penduduknya sendiri merupakan petani dan juga dikenal sebagai produsen “laang” (air siwalan/nira) terbanyak di Kabupaten Pamekasan karena hampir semua lahan pertanian warga di desa itu terdapat pohon siwalan. Sultan Haddi Widjaya

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 39


WiSaTa

Pantai lombang

Hamparan Pasir

Berpagar Cemara Udang

Pulau Madura tak hanya dikenal sebagai penghasil garam dan minyak dan gas, lantaran secara geografis posisinya di kelilingi garis pantai cukup luas membuat pulau ini memiliki banyak potensi wisata pantai. Salah satunya Pantai Lombang sebuah tempat wisata yang berada di ujung paling timur Kabupaten Sumenep.

P

antai ini terletak di Desa Lombang, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep atau sekitar 30 kilometer di timur pusat Kota Sumenep atau sekitar 175 kilometer dari Kota Surabaya. Pantai yang memiliki kesan istimewa dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan ini memiliki hamparan pasir putih yang sangat panjang, yakni 12 kilometer. Bukan hanya garis pantai yang panjang dan pasir putih yang bersih, hiasan pohon cemara udang yang tumbuh setinggi empat meter di sepanjang garis pantai, merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan, karena pantai biasanya hanya di hiasai deretan pohon kelapa. Pasir di pantai ini berwarna putih dengan kombinasi kuning

40 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

keemasan diterpa sinar matahari. Ombak yang relatif kecil membuat Pantai Lombang cukup aman untuk melakukan berbagai kegiatan olahraga air seperti renang, snorkeling, bola voli pantai, atau mungkin hanya sekedar bermain-main dengan ombak dan pasir. Jika hobi berjemur, Pantai Lombang juga merupakan tempat yang cocok untuk memanjakan

tubuh Anda dengan hangatnya sinar mentari. Di sepanjang pantai juga terdapat beberapa kantin kecil yang menawarkan berbagai jajanan dan minuman ringan bagi para pengunjung yang tidak membawa perbekalan. Sebagai salah satu tempat wisata unggulan di Kabupaten Sumenep, pantai ini tidak pernah sepi pengunjung terutama di akhir minggu dan hari libur. Anda cukup membayar karcis Rp 2.500 per orang sudah bisa menikmati suasana pantai. Lantaran murahnya tiket masuk, objek wisata pantai ini baru mampu menyumbang pendapatan daerah Rp 20 juta per tahun. Sayangnya pantai ini belum memiliki satupun fasilitas penginapan sehingga pengunjung yang tidak ingin berkemah harus kembali ke Kota Sumenep jika ingin bermalam.

Fasilitas Tak Terawat Keindahan pasir putih dan deretan cemara udang, tidak bisa menutupi akan kurangnya perhatian terhadap poin utama penghambat


dan nilai minus akan keindahan yang ditawarkan Pantai Lombang. Rusak dan tidak ada alat transportasi umum yang masuk ke jalur itu merupakan salah satu hal yang perlu menjadi pekerjaan rumah Dinas Kebudayaan Pariwisata & Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Sumenep. Fajar Yulianto, pengunjung Pantai Lombang, membenarkan, kalau keindahan pasir putih dan deretan pohon cemara udang memang sangat memberikan imajinasi tersendiri bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan. Tapi, poin penting yang dirasa sangat mengecewakan bagi wisatawan jalan sepanjang 30 km dari pusat Kota Sumenep yang sudah rusak. “Kalau saja jalan menuju pantai ini bagus, tidak berlubang, mungkin pantai ini bisa dibilang sempurna. Perjalanan jauh tidak terasa, jika semuanya nyaman,” katanya. Kerusakan akses masuk ini memang dibenarkan Bambang Irianto, Kepala Disbudparpora Kabupaten Sumenep. Menurut dia, pekerjaan awal yang harus segera diselesaikan dalam waktu dekat pembenahan jalan menuju Pantai Lombang. “Akhir tahun 2012 jalan masuk yang sekarang ini memang tidak begitu layak, dijanjikan sudah bagus. Tidak ada lagi lubang dan genangan air yang membahayakan pengendara atau wisatawan yang ingin menuju pantai,”tegasnya. Kerusakan yang terdapat pada akses utama menuju Pantai Lombang, merupakan infrastruktur minus yang tidak sendirian. Gazebo, atau tempat berteduh yang berada di sepanjang bibir pantai Lombang, mendapingi jalan rusak. Tidak terawat dan banyak yang hancur akibat tangan jail dari pengunjung menjadikan gazebo tersebut tidak layak untuk digunakan. Salah satu pedangang makanan di sekitar Pantai Lombang juga menegaskan, infrastruktur yang sekarang

GE/Yudhi Dwi Anggoro

Berbagai suasana di Pantai Lombang Kabupaten sumenep yang dihiasi cemara udang. Ada pula penyewaan kuda, penjual kelapa hijau.

hancur ini merupakan buah tangan dari masyarakat yang protes akan keberadaan Pantai Lombang kepada Disbudparpora, selaku penanggung jawab tempat wisata. “Mereka merusak fasilitas yang ada, termasuk toilet untuk ganti pakaian dan bersih diri. Ini semua karena mereka merasa memiliki Pantai Lombang. Menuntut agar pantai menjadi hak milik warga, bukan pemerintah,” katanya.

Sengketa yang terjadi antara warga dan Disbudparpora Sumenep akan hak milik Pantai Lombang sebagai pemicu kerusakan yang sekarang terlihat di area pantai. “Semua itu terjadi pada tahun-tahun kemarin dan berakhir pada tahun 2011. Sekarang, sengketa itu sudah tidak ada lagi, dan tahun 2012 adalah proses pengembalian tempat wisata, khususnya Pantai Lombang untuk lebih bagus lagi,” tegasnya. Agenda penataan ulang akan infrastruktur pariwisata Sumenep, yang harus selesai pada akhir tahun 2012, merupakan langkah utama Disbudparpora untuk menghidupkan kembali kejayaan pariwisata Pantai Lombang. Berbagai dukungan dari pihak ketiga baik dari masyarakat sekitar pantai ataupun wisatawan yang datang, merupakan salah satu dorongan utama peningkatan sektor pariwisata Kota Sumenep. Ada dua dukungan yang diharapkan dari pihak ketiga, yakni dukungan tidak langsung promosi melalui media online atau lewat cerita personal agar Pantai Lombang lebih dikenal ke semua masyarakat Indonesia pada umumnya.Sultan Haddi Widjaya.

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 41


KELISTRIKAN

GN

Pemerintah genjot pembangunan PLTA di berbagai daerah untuk memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat

Genjot PLTA, Gandeng Swasta Indonesia mempunya potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 70.000 mega watt (MW). Potensi ini baru dimanfaatkan sekitar 6 persen atau 3.529 MW atau 14,2 persen dari jumlah energi pembangkitan PT PLN.

M

elihat masih besarnya potensi PLTA ini serta upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM) sekagus mendorong diversifikasi energi, PLN terus menggenjot proyek PLTA. Setidaknya BUMN listrik ini akan membangun PLTA di 96 titik di Indonesia. Dari seluruh proyek PLTA itu, diharapkan bisa menghasilkan listrik sebesar 12.800 megawatt (MW). Nur Pamudji, Direktur Utama PLN mengungkapkan, 60% atau sekitar 7.680 MW proyek PLTA akan dikerjakan langsung PLN. Sisanya, 40% proyek PLTA akan ditawarkan kepada Independent Power Producer (IPP). Seluruh proyek PLTA tersebut akan beroperasi tahun 2025. Mengenai nilai investasi proyek, kata Nur, sangat tergantung dari lokasi proyeknya. Rata-

42 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

rata nilai investasi itu sekitar 800 dollar AS per kWh sampai 1.500 dollar AS per kWh.”Jadi rata-rata 1.000-lah per kWh,” kata Nur. Saat ini, 96 titik proyek PLTA tersebut sudah masuk dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2012-2025 yang sudah diteken Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), 30 Desember 2011 lalu. Dari sekian proyek PLTA ini PLN telah mengusulkan tiga PLTA di luar Jawa masing-masing PLTA Batang Toru Sumatera Utara, PLTA Kerinci Jambi dan PLTA Karama Sulawesi Barat. Pembangunan ketiga PLTA senilai 2,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 26,6 triliun. Diharapkan tuntas pada tahun 2018 mendatang. Tiga PLTA tersebut dapat dibangun bersama perusahaan listrik swasta (IPP). Proyek ini diserahkan kepada pengembang swasta melalui skema Public Private Participation (PPP). Saat ini PLN tengah mengkaji proposal yang sudah masuk terkait tiga PLTA tersebut. Ketiga PLTA tersebut termasuk dalam perencanaan jangka panjang PLN yang dituangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2011–2020. Kelak, PLTA Karama akan dibangun PT Sulbar Group dan China

Gezhoumba Group dengan kapasitas 450 megawatt dengan nilai investasi sebesar 1,2 miliar dollar AS. PLTA Kerinci dibangun PT Kerinci Hydro Energy dengan kapasitas 350 MW senilai 0,51 miliar dollar AS. Sedangkan PLTA Batang Toru dibangun KSO Dharma Hydro berkapasitas 500 MW dengan nilai investasi sebesar 1,2 miliar dollar AS. Mengingat biaya investasi yang cukup besar dan kemungkinan besar proyek PLTA ini akan didanai lembaga pendanaan asing, kata Nur, PLN juga akan mengusulkan adanya penjaminan proyek ini melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII). Lalu adanya jaminan Pemerintah memberikan kepastian bagi investor dalam berinvestasi dan menjamin kelancaran pelaksanaan proyek. “Saat ini PLN telah mengusulkan kepada Bappenas untuk pemrosesan lebih lanjut tiga PLTA tersebut sebagai proyek PPP,” ungkap Nur. Selain itu, pembangunan PLTA ini menindaklanjuti rapat kerja Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, dengan Komisi VII DPR. Saat itu diharapkan untuk mengurangi ketergantungan pada BBM dan guna diversifikasi energi, PLN berupaya keras merealisasikan pembangunan pembangkit


Tiga Proyek PLTA di Luar Jawa

Pembangkit

Pemrakarsa Proyek

PLTA Karama

PT sulbar Group sulbar China Gezhoumba Group

PLTA Kerinci

PT Kerinci Hydro Energy

PLTA Batang Toru KsO Dharma Hydro

Lokasi Kapasitas Jenis Pembangkit Produksi per Tahun Estimasi Biaya 450 MW

Peaker

2412 GWh

1,2 miliar UsD

Jambi

350 MW

Peaker

1.464 GWh

0,51 miliar UsD

sumut

500 MW

Peaker

2.260 GWh

1,2 miliar UsD

sumber: PLN

non-BBM, termasuk PLTA di luar Jawa dengan memanfaatkan potensi air yang melimpah. PLN menyambut baik setiap keinginan pihak swasta berinvestasi di bidang kelistrikan. Partisipasi pihak swasta sangat diperlukan untuk meningkatkan kapasitas pasokan listrik dalam memenuhi laju pertumbuhan konsumsi listrik. Sebelumnya PLN telah menandatangani power purchase agreement (PPA) atau perjanjian jual beli listrik dengan pengembang beberapa PLTA yaitu PLTA Asahan 1 kapasitas 2×90 MW di Sumatera Utara yang kini sudah beroperasi, PLTA Poso 3 x 65 MW di Sulawesi Tengah yang segera beroperasi Juli 2012 dan PLTA Wampu 3 x 15 MW di Sumatera Utara. PLTA merupakan salah satu pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan berupa air. Salah satu keunggulan dari pembangkit ini adalah responnya yang cepat sehingga sangat sesuai untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan. Selain kapasitas daya keluarannya yang paling besar di antara energi terbarukan lainnya, pembangkit listrik tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu kala. Tenaga air telah berkontribusi banyak bagi pembangunan kesejahteraan manusia sejak beberapa puluh abad lalu. Beberapa catatan sejarah mengatakan bahwa penggunaan kincir air untuk pertanian, pompa dan fungsi lainnya telah ada sejak 300 SM di Yunani, meskipun peralatan-peralatan tersebut kemungkinan telah digunakan jauh sebelum masa itu. Pada masa-masa antara zaman tersebut hingga revolusi industri, aliran air dan angin merupakan sumber energi mekanik yang dapat digunakan selain energi yang dibangkitkan dari tenaga hewan. Perkembangan penggunaan energi dari air yang mengalir kemudian berkembang secara berkelanjutan sebagaimana dicontohkan pada desain tenaga air yang menakjubkan pada tahun 1600-an untuk istana Versailles dibagian luar Paris , Prancis. Sistem tersebut memiliki kapasitas yang sepadan dengan 56 kW energi listrik.

Sistem tenaga air mengubah energi dari air yang mengalir menjadi energi mekanik dan kemudian biasanya menjadi energi listrik. Air mengalir melalui kanal (penstock) melewati kincir air atau turbin di mana air akan menabrak sudusudu yang menyebabkan kincir air ataupun turbin berputar. Ketika digunakan untuk membangkitkan energi listrik, perputaran turbin menyebabkan perputaran poros rotor pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat digunakan secara langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki kualitas listrik pada jaringan.

Arda Netaji Ketua DPD Aklinas Jatim Disambut Pengusaha

Rencana PLN itu disambut positif Ketua DPD Asosiasi Kontraktor Listrik Nasional (Aklinas) Jatim, Arda Netaji. Seharusnya, kata dia, PLN sejak dulu memrioritaskan program mewujudkan proyek pembangkit non-BBM. Khususnya dengan mendukung program energi alternatif atau energi baru terbarukan. “Program PLTA ini bagus sebab tidak tergantung pada BBM. Apalagi negeri ini air sangat melimpah. Kelak bukan hanya PLTA tapi juga energi permukaan laut (ocean energy), angin, dan surya, yang semua melimpah di negeri ini,” kata Arda kepada Global Energi. Bagaimana mungkin negeri seperti Indonesia yang kaya sumber energi masih ada warga negaranya yang belum menikmati listrik. “Ini kan tragis,” katanya. Konon Jawa Timur memiliki energi yang melimpah. Tapi kenyataannya beberapa daerah terpencil yang berada di Jatim sama sekali belum tersentuh aliran lisrik. Di Bondowoso sedikitnya ada

30 dusun dengan 60 ribu kepala keluarga (KK) sejak merdeka hingga hari ini belum merasakan listrik. Tri Prakoso, Wakil Ketua DPD Aklinas Jatim juga mengkritik PLN tidak serius menangani energi di Indonesia . Misalnya soal rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) ternyata tidak dibarengi dengan desain yang jelas. Artinya tidak ada maksud tertentu dalam program menaikkan TDL itu kecuali hanya karena negara kekurangan uang saja lantaran harus terus mengeluarkan subsidi. Padahal seharusnya ada grand design energi nasional, yakni melihat

Nur Pamudji Direktur Utama PLN antara potensi energi – baik fosil dan terutama energi baru terbarukan- dengan kebutuhan energi masyarakat ke depan. Yang terjadi sebaliknya, pemerintah belum pernah sekalipun melakukan audit energi nasional untuk mengetahui kemampuan energi yang dimiliki serta seberapa besar masyarakat menggunakan energi yang dimiliki Indonesia itu. Audit itu juga penting untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Ia menganggap penting audit energi. Sebab langkah tersebut juga untuk memaksimalkan pelayanan listrik kepada masyarakat. Tak jarang daerahdaerah tertentu sulit dijangkau oleh aliran listrik. Dengan demikian warga bisa menggunakan energi alternatif seperti yang terjadi di Trenggalek. “Di Trenggalek karena banyak airnya energi listrik menggunakan mikro hidro, seperti itu perlu dicontoh di daerah-derah lain, artinya tidak hanya tergantung dengan PLN,” jelasnya. gus santo

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 43


KELISTRIKAN

2050, Kebutuhan Listrik Naik 15 Kali Lipat Persoalan listrik juga menjadi sangat pelik untuk dibahas. Karena, listrik erat kaitannya dengan energi lain. Karena ketersediaan listrik juga bergantung pada adanya minyak, gas. Bahkan batubara. Pada 2011 lalu, kebutuhan listrik nasional mencapai 26 ribu megawatt atau 36 gigawatt. Pada 2050 mendatang, diperkirakan kebutuhan itu meningkat 15 kali lipat hingga mencapai angka 450 hingga 550 gigawatt. alu bagaimana menyediakan energi listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional yang dari tahun ke tahun terus meningkat ini? Anggota Dewan Energi Nasional Mukhtasor menjelaskan, salah satunya dengan energy mix atau bauran energi. Ini dengan melakukan persentase-persentase tertentu terhadap ketersediaan dari sumber daya alam di negeri ini. Misalnya minyak, gas, batubara dan energi baru terbarukan (EBT). “Strategi dengan melihat kepunyaan kita berapa, yang berpotensi di daerah mana saja, berapa produksinya dan sebagainya,” tutur Guru Besar ITS itu dalam dalam dialog energi yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, di Kadin Institute. Selain energy mix, cara untuk memenuhi kebutuhan energi nasional dengan menurunkan persentase penggunaan minyak. Serta mengoptimalkan penggunaan gas untuk industri. Juga dengan memenuhi kekurangan dengan cadangan batubara nasional. Serta pilihan yang terakhir dengan teknologi nuklir. Namun, sebenarnya yang paling mudah untuk bisa dilakukan adalah dengan menggalakkan energi baru terbarukan (EBT). Dan untuk bisa menciptakan ini semua, pemerintah sudah mengeluarkan peraturan berkaitan dengan kebijakan energi yakni Perpres No. 05/2006 dimana pada 2025 mendatang EBT harus bisa

l

44 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

mencapai angka 25 persen dari total kebutuhan energi nasional. Angka 25 persen itu merupakan angka yang sangatlah besar. Karena langkah menuju ke arah angka tersebut sangatlah berat. Apa yang dilakukan? Mukhtasor menyatakan, banyak ahli yang melakukan studi ke luar negeri untuk bisa mengembangkan teknologi baru terbarukan di Indonesia. Namun, sebenarnya, kondisi geografis Indonesia sangatlah unik dan berbeda dengan negara lain. “Cara penyelesaian energinya juga sangat berbeda. Indonesia itu negara kepulauan. Indonesia juga mengutamakan pemanfaatan potensi energi setempat,” jelasnya. Indonesia yang di kelilingi laut yang luas, ternyata menyimpan potensi energi terbarukan yang luar biasa. Bukan hanya potensi kekayaan hayati di dalam laut yang membentang luas mulai ujung barat hingga ujung timur. Tapi juga menyimpan potensi energi listrik hingga 49 megawatt. Sayangnya sampai sekarang, potensi energi laut ini belum dimanfaatkan secara maksimal. “Ini ada aturannya. Ada UndangUndangnya No 17 tahun 2007. Berlaku dari 2009 hingga 2014. Tapi hingga 2011 ini tidak ada turunannya. Bahkan ada investor mau mengembangkan itu semua, justru tidak tahu izinnya pada siapa dan kemana. Ini kan sangat memalukan,” jelasnya. Padahal, saat ini banyak negara di dunia yang sudah mengembangkan

GE/sultan HD

Anggota Dewan Energi Nasional Mukhtasor

teknologi ini. Misalnya Korea Selatan, Norwegia dan banyak lagi lainnya. Indonesia yang sangat besar wilayah lautnya, justru tidak memanfaatkan hal tersebut. Sebenarnya, sampai sekarang pemerintah sudah membentuk Asosiasi Energi Laut Indonesia (AELI). Asosiasi ini sudah melakukan koordinasi dengan Badan Meteorologi, Kementerian Kelautan, PLN, Geologi, Perguruan Tinggi untuk melakukan studi tentang potensi yang ada di laut. Seberapa besar potensinya, melakukan klasifikasi dan sebagainya. Ini penting agar ada studi ilmiah yang bisa memperkuat investor untuk menanamkan modalnya di bidang ini. Dari hasil survey di Indonesia ini ada tiga katagori yang bisa dijadikan energi dari hamparan laut yang sangat luas itu. Yakni, arus pasang surut, energi gelombang dan energi panas laut. Dari arus pasang surut dan gelombang potensinya 6 ribu megawatt, dan dari panas laut potensinya 43 megawatt. “Kalau ditotal 49 ribu megawatt,” jelasnya. Jika ini tidak dikembangkan dengan maksimal, maka kemungkinan besar target pemerintah untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) sebesar 25 persen pada 2025 mendatang tidak akan tercapai. “Apalagi potensi energi lain juga tidak dikembangkan maksimal misalnya panas bumi dan sebagainya,” tandasnya. endang lismari


WAWANCARA

GE/Erfandi Putra

Carmelita Hartoto

Gelombang Besar Menuju Beyond Cabotage Hingga saat di laut Indonesia terdapat sekitar 11.000 kapal yang berbendera Merah Putih. Setelah berhasil memerah putihkan angkutan domestik, kini Indonesian National Shipowners’ Association (INSA), bertekad memainkan perannya di laut global. Hanya saja, sistem fiskal “yang tak adil”, dan masih adanya pemeriksaan di tengah laut yang terkesan “pemaksaan”, membuat langkah operator terasa berat. Berikut wawancara reporter majalah Global Energi, Erfandi Putra dengan Ketua INSA, Carmelita Hartoto di Jakarta.

Seberapa besarkah potensi bisnis di laut di Indonesia? Bicara potensi sudah pasti besar sekali. Berdasarkan data yang ada, luas laut Indonesia 5,8 juta kilometer persegi. Terdiri dari perairan teritorial seluas 0,3 juta kilometer persegi, perairan pedalaman dan kepulauan seluas 2,8 juta kilometer persegi, Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) seluas 2,7 juta kilometer persegi, serta melingkupi lebih dari 17.500 pulau menyimpan kekayaan luar biasa. Di sini kita kan bisa melihat betapa kayanya nusantara ini. Nah di sini pulalah yang menjadi peluang kapal-kapal Bendera Merah Putih. Perlu dicatat juga bahwa moda transportasi laut tidak tergantikan dengan moda yang lain. Dukungan infrastrukturnya? Dengan potensi laut yang besar itu, semestinya mempunyai infrastruktur maritim kuat. Seperti, pelabuhan yang

lengkap dan modern, sumber daya manusia (SDM) di bidang maritim berkualitas. Juga seharusnya kapal berkelas, mulai untuk jasa pengangkutan manusia, barang, migas, kapal penangkap ikan sampai dengan armada TNI Angkatan Laut (AL). Jika dikelola dengan baik, potensi kelautan Indonesia diperkirakan dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di sini peran kapal Merah Putih bagaimana? Berkad kerja keras teman-teman dan dukungan pemerintah, kami (kapal Merah Putih) dapat menguasai nusantara ini menyusul pelaksanaan prinsip cabotage yang berhasil dilaksanakan selama lima tahun terakhir, yakni dari 2005 sampai 2010. Penerapan asas cabotage sesuai Instruksi Presiden (Inpres) nomor 5 tahun 2005 dan undang-undang (UU) nomor 17 tahun 2008. Asas cabotage merupakan asas pemberian

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 45


WAWANCARA hak untuk beroperasi secara komersial di dalam suatu negara hanya kepada perusahaan angkutan domestik negara itu sendiri secara eksklusif. Sebelumnya, sejumlah kalangan meragukan kebijakan ini berhasil. Malah ada yang mengatakan hal itu baru akan berjalan 10 tahun kemudian. Nyatanya, pada 2010 (selama 5 tahun) semuanya berjalan dengan cepat. Ya‌sekarang untuk angkutan domestik, kita sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

tas yang meliputi peluang kerja sama dalam perhubungan maritim dan perkembangan fasilitas pelabuhan antarnegara-negara anggota. Ini peluang, dan kita berusaha keras untuk memanfaatkannya. Bisakah? Memang tidak mudah . Pertanyaan ini yang harus dikaji lebih dalam dan memerlukan perjuangan. Tetapi jawabannya harus bisa.

Kapal-kapal asing kok masih melayani kegiatan minyak dan gas (migas) di lepas pantai? Asas cabotage yang tertera dalam Undang-Undang Pelayaran mewajibkan setiap kapal yang berada di laut dalam Indonesia untuk menggunakan Bendera Merah Putih. Asas itu sulit berlaku di sektor migas, mengingat sektor migas lebih banyak pada jasa konstruksi yang mahal dan teknologi tinggi, bukan jasa angkut barang dan penumpang. Sehingga operasi usahanya masih bergantung pada kapal milik asing. Hal ini terjadi, karena keterbatasan dana yang dimiliki oleh pemerintah saat ini. Seperti diketahui investasi di sektor ini memang asing lebih banyak. Untuk kegiatan eksploitasi di lepas pantai (offshore) memang sebagian besar asing masih berperan, karena di sektor ini memerlukan investasi yang tidak sedikit. Karena itu, pemerintah memutuskan untuk mengecualikan asas cabotage bagi kapalkapal yang bergerak di sektor migas. Hal tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang angkutan di perairan. Kapal tersebut adalah kapal-kapal yang digunakan untuk survei minyak dan gas bumi, pengeboran, konstruksi lepas pantai, penunjang operasi lepas pantai, pengerukan, serta salvage dan pekerjaan bawah air. Seberapa banyak kapal asing di sektor migas ini? Berdasarkan informasi yang ada, setidaknya terdapat 132 kapal mendukung kegiatan migas nasional tahun ini. Kapal-kapal migas asing tetap bisa beroperasi saat asas cabotage mulai berlaku penuh pada tanggal 1 January 2011 sampai 31 Dec 2015. Ada rencana masuk ke sektor ini (migas)? Sudah pasti. Cita-cita kami kan ingin menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Hanya saja, kami sadar, kapal pendukung migas, merupakan kapal yang canggih dan itu memerlukan investasi yang besar. Karena itu, kami mengajak kepada pengusaha lokal untuk melihat peluang ini. Saat ini sekitar 95% kapal untuk keperluan migas itu dikuasai

46 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

Maksudnya?

Dalam waktu dekat, akan dapat terlihat bagaimana kapal-kapal berbendera Indonesia mengubah dirinya menjadi kapal-kapal kelas dunia.

Banyak hal yang harus kita kerjakan untuk menuju beyond cabotage. Kita butuh investasi dan adanya regulasi di sektor ini. Investasi di sini, yakni bagaimana kita menyiapkan kapal-kapal berkelas dunia. Di sektor regulasi, yakni sangat tergantung kepada penerapan kebijakan Domestic Transporter Obligation (DTO) yang pernah diusulkan operator pelayaran kepada pemerintah. Kebijakan DTO tersebut diyakini akan berdampak besar terhadap perekonomian negara, karena bisa mempercepat peningkatan usaha perkapalan nasional, sehingga industri perkapalan nasional lebih bergairah. DTO adalah program di mana pemerintah mewajibkan minimum 30% angkutan ekspor seperti Crude Palm Oil, batu bara dan minyak gas Indonesia dengan menggunakan kapal nasional sebagai kelanjutan program nasional asas cabotage. DTO ini sudah dipresentasikan ke Kementrian Perhubungan (Kemenhub). Kabarnya Kementerian sudah membuat tim kecil membahas soal ini. Hingga saat ini, total kapal berbendera Indonesia hampir mencapai 11.000 unit. Faktanya bagaimana?

asing. Pada saatnya nanti, setidak-tidaknya pada 2015 peran kapal merah putih lebih besar lagi. Cabotage dinilai sukses. Selanjutnya? Pekerjaan kami selanjutnya, yakni beyond cabotage. Yaitu dimana angkutan ekspor diangkut oleh kapal berbendera Indonesia. Kami melihatnya hal ini sebagai tantangan sebagai peluang ketimbang ancaman . Dalam waktu dekat, akan dapat terlihat bagaimana kapal-kapal berbendera Indonesia mengubah dirinya menjadi kapal-kapal kelas dunia. Asean Economic Community 2015 akan menumbuhkan wilayah ini menjadi pasar ekonomi yang sangat kompetitif dengan jaringan produksi dan distribusi yang terhubung. Asean juga telah menetapkan berbagai priori-

Angkutan ekspor-impor melalui kapal laut hingga saat ini sekitar 91% dikuasai asing. Armada kita hanya kisaran 9%. Melihat fakta ini bagaimana? Ya sedihlah. Karena itu, kami akan berbuat. Timpang sekali persentasenya. Mengapa? Alasan utamanya, tarif kapal asing lebih murah sekitar 25% dibanding tarif kapal berbendera Merah Putih. Ini yang menjadi tantangan kami ke depan. Mengapa tarif asing lebih murah? Karena asing lebih mendapat perlakuan “istimewa�. Kapal asing yang memuat barang Indonesia tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), sedangkan kami dikenakan PPN 10%. Dengan ini saja, kita sudah kalah bersaing. Ini tidak adil, dan terkadang menggelikan. Anaknya sendiri yang diberi beban,


sedangkan orang lain dimudahkan. Belum lagi dengan pengadaan Bahan Bakar yang merupakan komponen terbesar, yang saat ini sudah mencapai lebih 60% dari total biaya operasi. Untuk pembelian bahan bakar didalam negeri, kita terkena PPN 10% juga. Dan ditambah PBBKB (Pajak bahan bakar kendaraan bermotor, untuk minyak solar). Sedangkan diluarnegeri tidak ada itu. Langkah apa yang akan diambil? Karena itu, kami operator pelayaran meminta pemerintah menghapus PPN 10% terhadap kapal Indonesia yang mengangkut muatan eksporimpor guna memacu angkutan laut luar negeri. Penghapusan pajak tersebut bisa mempercepat kapal nasional mengambil alih angkutan ekspor dan impor yang masih dikuasai armada kapal berbendera asing. Hingga saat ini, perlakuan pemerintah terhadap kapal nasional dengan asing dalam kegiatan pengangkutan muatan ekspor dan impor tidak sama. Kapal nasional dikenakan pajak 10%, kapal asing tidak. Bagaimana kita bisa bersaing. Padahal, peningkatan penguasaan kegiatan angkutan luar negeri oleh kapal Indonesia akan memangkas defisit neraca jasa sebesar 13 miliar dollar AS, apalagi potensi muatan ekspor dan impor mencapai 500 juta ton per tahun. Penerimaan negara yang hilang akibat tidak dikenakannya PPN terhadap kapal asing yang mengangkut komoditas ekspor batu bara selama 2011 diperkirakan mencapai Rp 3,35 triliun. Angka itu mengacu proyeksi ekspor komoditas batu bara nasional sebesar 262 juta ton pada 2011 dikalikan dengan rata-rata biaya pengiriman sebesar 15 dollar AS per ton yang dikalikan dengan pengenaan PPN sebesar 10%. Tidak adilkah ini? Ya‌‌. (sambil mengakat bahu). Yang jelas peningkatan kapasitas angkut ekspor dan impor oleh kapal nasional sulit terwujud selama pemerintah tidak memberikan dukungan dengan menciptakan sistem fiskal yang setara antara kapal nasional dan asing. Perlakuan yang tidak sama itu menyebabkan kapal nasional sulit bersaing dengan kapal berbendera asing. Saya optimistis akselerasi industri pelayaran untuk kegiatan pengangkutan komoditas ekspor dan impor lebih cepat sehingga target penguasaan muatan luar negeri 20% pada 2020 bisa dicapai. Malah angka 20% itu bisa dicapai 5 tahun mendatang jika pemerintah melaksanakan Pasal 56 dan 57

GE/erfandi Putra

Carmelita Hartoto

Undang-Undang (UU) No.17/2008 tentang Pelayaran.

adminsitrasi dari kapal.

Berapa kontribusi RI dalam muatan global?

Pastilah. Dari tindakan pemeriksaan berulang-ulang menimbulkan pemborosan waktu kirim barang dan biaya ekonomi tinggi. La‌ kalau begini terus bagaimana kita bisa bersaing dengan asing.

Cukup besar juga. Data yang ada menyebutkan, Indonesia berkontribusi 876,1 juta dari total muatan laut global hingga akhir 2010 dengan perincian 308,9 juta ton muatan dalam negeri dan 567,2 juta ton muatan ekspor dan impor. Pada sektor muatan laut luar negeri, kapal berbendera Merah Putih mengangkut 51,2 juta ton atau 9,0% dari total pangsa pasar, sedangkan kapal berbendera asing menguasai 91% atau sekitar 516,0 juta ton. Hal lain yang menghambat muatan kapal dalam negeri? Pencegatan kapal di laut. Sejumlah operator pelayaran mengeluhkan masih maraknya pemeriksaan kapal di tengah laut yang dilakukan oleh pihak berwajib dengan alasan yang cenderung dicari-cari. Pemeriksaan tersebut telah memberatkan pelaku usaha, apalagi dilakukan oleh banyak instansi. Selain itu, pencegatan di tengah laut itu membahayakan kapal, awak, dan kargo yang dibawanya. Jika mengacu pada undang-undang pelayaran, setiap kapal niaga yang membawa angkutan antarpulau pegangannya adalah Surat Ijin Berlayar (SIB) maka tidak bisa diperiksa di tengah laut. Mungkin dicurigai? Seharusnya jika dicurigai angkutan itu diperiksa di pelabuhan tujuan. SIB itu pegangan semua pihak, logikanya tidak ada lagi pemeriksaan di laut. SIB itu berisikan kelengkapan teknis dan

Jadi cost-nya semakin tinggi saja?

Solusinya? Ya seharusnya ada kepastian. Siapa yang menjaga laut. Sekarang kan macem-macem yang memeriksa di laut. Karena itulah, pembentukan lembaga Sea and Coast Guard sudah semakin mendesak. Badan ini nantinya akan langsung bertanggungjawab kepada Presiden sehingga akan berdampak signifikan dalam penegakan hukum yang adil. Kalau ini terjadi (Lembaga Sea and Coast Guard terbentuk), penegakan hukum di laut akan menjadi tunggal sehingga penegakan hukum di sektor transportasi laut akan lebih baik. Terakhir keinginan ibu untuk memajukan bisnis angkutan laut ini? Kami berkeinginan sekali untuk bergandeng tangan dengan perusahaan perkapalan BUMN. Kami senang dengan gebrakan-gebrakan Menneg BUMN, Bapak Dahlan Iskan. Semoga gebrakannya juga menyentuh perusahaan pelayaran plat merah. Kerjasama yang diinginkan? Ya‌, kami siap bergandengan tangan untuk memajukan kapal-kapal berbendera merah putih. Apa dan bagaimana itu, kami siap melakukan dialog. Kami siap melakukan apa saja untuk kemajuan kapal-kapal berbendera merah putih. (*)

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 47


PERTAMBANGAN

3,7

miliar USD

Mereka Kaya dari Bisnis Batubara Forbes tahun ini kembali merilis daftar orang terkaya sedunia. Untuk tahun ini, terdapat 1.226 orang kaya dunia yang masuk kedalam daftar tersebut. Nilai total kekayaan seluruh para taipan ini mencapai 4,6 triliun dollar AS. Orang terkaya sejagat untuk tahun ini masih dipegang Carlos Slim. kekayaan taipan asal Meksiko ini mencapai 69 miliar dollar AS. Ia diikuti Bill Gates dengan nilai kekayaan 61 miliar dollar AS.

ntuk tahun ini terdapat 17 orang warga negara Indonesia (WNI) masuk ke dalam daftar orang kaya sedunia itu. Orang terkaya di Indonesia masih dipegang R. Budi Hartono dengan nilai kekayaan 5,6 miliar dollar AS. Bos Djarum ini berada diperingkat 146 dari keseluruhan. Adapun saudaranya, Michael Hartono membuntutinya sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan 6,3 miliar dollar AS. Michael berada di posisi 157 dari daftar keseluruhan. Hal ini menjadikan Hartono bersaudara ini menjadi keluarga terkaya seIndonesia. Dari para miliarder Indonesia itu, sektor batubara menjadi salah satu penyumbang utama pundi-pundi kekayaannya. Setidaknya terdapat ada 10 orang terkaya

U

48 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

Low Tuck Kwong

dari bisnis emas hitam ini. Siapa sajakah mereka?

1. Low Tuck Kwong Low berada memiliki kekayaan sekitar 3,6 miliar dollar AS hingga 3,7 miliar dollar AS. Dia merupakan pemilik saham PT Bayan Resources Tbk. Bayan adalah salah satu perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan bergerak di bidang batu bara. Nilai kapitalisasi pasar sahamnya per 28 November 2011 mencapai Rp60,3 triliun. Pria ini terlahir di Singapura serta ikut bisnis konstruksi orangtuanya hingga usia 20 tahun. Namun, kemudian pindah kewarganegaraan jadi warga Indonesia. Dia dikenal sebagai raja batubara Kalimantan.


Low memulai bisnis di Indonesia pada 1973 ketika ia membentuk perusahaan konstruksi yang khusus menangani pekerjaan umum, konstruksi bawah tanah, hingga konstruksi di laut. Dalam perkembangannya, perusahaan konstruksi sipil ini kemudian mendapatkan kontrak batu bara pada 1988. Lima tahun setelah berganti kewarganegaraan Indonesia, pada November 1997, Low Tuck mengakuisisi

PT Gunung Bayan Pratamacoal dan PT Dermaga Perkasapratama yang memiliki tambang dan mengoperasikan terminal batu bara di Balikpapan sejak 1998. Sejak itu, sejumlah konsesi baru diakuisisinya hingga resmi membentuk perusahaan induk yang dikenal dengan PT Bayan Resources. Sejak 2001, Bayan Group rata-rata menambah satu konsesi dalam portofolio perusahaan. Bahkan, Bayan terus mengevaluasi pe-

luang untuk menambah konsesi batu bara di Indonesia. Kalimantan dikenal sebagai pulau dengan areal hutan alam yang masih sangat luas. Namun, di wilayah ini pula banyak menyimpan cadangan batu bara. Melalui sejumlah perusahaan, Bayan Group memiliki hak eksklusif melalui lima kontrak pertambangan dan tiga kuasa pertambangan dari pemerintah Indonesia. Total konsesinya mencapai 81.265 hektare.

940 juta USD

1,7

1,25

miliar USD

miliar USD

2. EDWIN SOERYADJAYA

1,4

miliar USD

Kekayaan mencapai 1,4 miliar dollar As berada di peringkat 12 orang terkaya di Indonesia. Ia memiliki saham di perusahaan tambang batubara PT Adaro Energy Tbk. Nilai kapitalisasi pasar saham Adaro mencapai Rp 59,8 triliun. Bersama mitranya, sandiaga Uno, ia mendirikan saratoga, yang baru-baru ini membeli Mandala Airlines.

940 juta USD

900 juta USD

3. KIKI BARKI

4. GARIBALDI THOHIR

5. T. PERMADI RACHMAT

Berada di peringkat 10 dengan kekayaan 1,7 miliar dollar As. Kiki memiliki saham di perusahaan batubara PT Harum Energy Tbk. seperti halnya, Adaro dan Bayan, Harum juga merupakan perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di BEI. Nilai kapitalisasi pasar saham Harum Energy mencapai Rp 19,8 triliun.

Kekayaannya 1,25 miliar dollar As dan berada di peringkat 15. Ia merupakan Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk, PT Alam Tri Abadi, PT Adaro Indonesia, dan Dianlia. Ia juga menjadi Komisaris Utama PT Jasapowe Indonesia, PT Adaro Power, dan komisaris PT Indonesia Bulk Terminal.

Berada di peringkat 16 dengan kekayaan 1,14 miliar dollar As. Ia merupakan wakil presiden komisaris Adaro Energy dan bosTriputra Group. Dalam berbisnis Teddy menerapkan prinsip transparan. Kalau tidak transparan, berarti ada yang disembunyikan. Kalau ada yang disembunyikan pasti ada yang tidak benar.

890 juta USD

6.SAMIN TAN

7. BENNY SUBIANTO

8. ABURIZAL BAKRIE

Orang terkaya ke-28 di Indonesia versi majalah Forbes telah lengser dari posisinya sebagai direktur utama PT Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk (BORN). Pengusaha dengan kekayaan mencapai 940 juta dollar As itu memiliki rencana bisnis lain setelah perusahaannya membeli saham Bumi Plc.

Kekayaannya diperkirakan 900 juta dollar As. Ia merupakan salah satu pemegang saham utama Adaro Energy. sebelumnya, alumni Fakultas Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) itu adalah mantan direktur utama PT United Tractors Tbk. Anak usaha Astra itu bergerak di bidang penjualan dan penyewaan alat berat.

Kekayaan diperkirakan 890 juta dollar As . Kekayaan Aburizal Bakrie banyak disokong dari PT Bumi Resources Tbk yang dijalankan oleh keluarganya. saat ini, nilai kapitalisasi pasar saham Bumi mencapai Rp41,5 triliun.

810 juta jutaUSD USD

9. ENGKI WIBOWO & JENNY QUANTERO Kekayaan tercatat 810 juta dollar As. Engki merupakan salah satu pemilik saham Bayan Resources. sementara itu, Jenny Quantero adalah direktur Bayan Resources.

660 juta USD

10. SANDIAGA UNO Kekayaannya 660 juta dollar As. Ia adalah direktur PT Adaro Energy Tbk. Ia juga pendiri dari saratoga Capital, private equity yang didirikan bersama Edwin soeryadjaya pada 1998. Ia juga mendirikan perusahaan investasi PT Recapital Advisors pada 1997.

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 49


PERTAMBANGAN

Divestasi Saham, Bangkitkan Pemain Lokal Siap-siap saja mendapat limpahan saham pertambangan. Ini setelah keluar beleid PP No. 24 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Dalam aturan ini wewajibkan investor asing menjual saham di perusahaan pertambangan di Indonesia kepada investor lokal, sehingga total porsi kepemilikan sahamnya maksimal hanya 49%.

50 I global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012

Beleid yang terbit akhir Februari 2012 itu merupakan revisi dari Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010. Asal tahu saja, dalam aturan yang lama, asing hanya wajib menjual saham ke investor lokal sebesar 20% selama lima tahun. Artinya, asing masih berhak memiliki saham perusahaan pertambangan di Indonesia maksimal 80%. Nah, menurut aturan baru itu, asing hanya berhak atas 49% saham perusahaan tambang di Indonesia. Selebihnya harus dijual secara bertahap setelah lima tahun berproduksi atau harus tuntas

pada tahun ke-10 sejak awal berproduksi. Aturan itu merinci tahapan divestasinya. Ambil contoh, asing memiliki 100% saham perusahaan tambang di Indonesia. Mulai tahun keenam hingga tahun kesepuluh, dia harus menjual 10% saham per tahun hingga tahun kesepuluh jumlah saham yang dilego mencapai 51%. “Aturan ini mengikat bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang lama maupun baru,� kata Susyanto, Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian Energi dan Sumber


Tahapan Divestasi Saham Tambang Investor Asing

20%

Tahun keenam

30%

Tahun ketujuh

37%

Tahun kedelapan

44%

Tahun kesembilan

51%

Tahun kesepuluh

Sesuai PP Nomor 24 Tahun 2012

Daya Mineral. Nantinya, yang pertama kali mendapatkan hak membeli jatah saham divestasi itu, yakni pemerintah pusat. Jika tak sanggup, hak ini beralih ke pemerintah daerah. Bila daerah menyerah, BUMN dan BUMD dipersilakan masuk melalui mekanisme lelang. Kalau tak sanggup juga, investor lokal berhak membeli jatah divestasi itu. Selain soal kewajiban divestasi, beleid baru itu juga mengatur pengalihan IUP dan IUPK. Intinya pemilik izin usaha tambang dilarang menjual izin itu ke pihak lain, kecuali masih ke perusahaan sendiri. Ketentuan penting lainnya, pemegang izin Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara yang akan habis masa berlakunya, harus memperpanjang izinnya dua tahun sebelum kontrak berakhir. Jika dikabulkan, dua jenis izin itu akan diganti dengan IUP. Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Demokrat, Asfihani mengatakan, dewan mendukung penuh adanya PP tersebut. PP ini sudah merupakan amanah dari Undang-Undang No 4 Tahun 2009 tentang Minerba. “Semangatnya adalah kedaulatan Indonesia harus dikendalikan bangsa kita sendiri. Karena itu sudah sewajarnya kita dukung,” katanya. Meski demikian, Asfihani tetap meminta, ketegasan pemerintah dalam pelaksanaan aturan tersebut. Ini mengingat sejauh ini beberapa perusahaan tambang asing, seperti Freeport masih sukar membagi sahamnya ke dalam negeri baik pemerintah maupun swasta nasional.”Aturan ini dibuat untuk semua pihak. Jadi harus diberlakukan untuk semua, tanpa terkecuali bagi perusahaan besar semacam Freeport,” tandasnya. Pemerintah juga harus tegas memberikan sanksi kepada pemodal-pemodal asing yang tidak mematuhi aturan yang ada. Bahkan, menurut dia, pemerintah tidak perlu ragu untuk mencabut Izin Usaha Pertambangannya.”Masih banyak investor asing yang berminat untuk berinvestasi di Indonesia. Jadi kita tidak perlu takut mereka (investor) kabur. Sumber daya kita juga tidak akan

Tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral yang melarang ekspor barang tambang mentah setelah 2014. “Jangan sampai, begitu ada larangan ekspor raw material, perusahaan tambang malah garap habis-habisan. Sebelum 2014, maka dilengkapi aturan divestasi ini,” jelasnya. Sementara anggota Komisi VII lainnya, Satya W. Yudha memandang, PP ini harus dimaknai sebagai kebangkitan industri pertambangan nasional. Penanaman modal asing memberikan investasi besar dan divestasi diberlakukan secara bertahap, karena selama ini perusahaan tambang nasional tidak ke mana-mana. Jadi intinya bagaimana pernah mendapat kesempatan investakita bisa mengatur kedaulatan energi si di pertambangan besar. kita sendiri,” katanya. “Tidak pernah ada kesempatan apaHal senada dikatakan anggota Komi- bila harus dimulai sejak eksplorasi, kasi VII lainnya Bobby Rizaldi. Ia mendu- rena biaya cukup tinggi. Divestasi ini kung PP tersebut. Alasannya, perusa- dapat berjalan, bila pemerintah menyihaan tambang asing yang telah ada di apkan strategi portofolio BUMN telah Indonesia bila sudah lama menambang siap,” katanya. selalu ingin menjadi offtaker dan tidak Namun seperti PT Freeport Indonesia, memrioritaskan untuk domestik. menurut Yudha, saat ini belum dapat PP ini, kata Bobby, sebagai imple- dimasukkan dalam aturan ini. Tapi, jika mentasi Undang-Undang Nomor 4 proses renegosiasi dimasukkan aturan Tahun 2009 tentang Pertambangan divestasi, Freeport wajib mendivestasi Mineral dan Batu Bara serta peleng- sahamnya kepada mitra Indonesia. “Terkap Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 gantung tipe kontrak masing-masing. Sebaiknya, aturan divestasi masuk renegosiasi dengan Freeport, karena peraturan pemerintah ini semangatnya dimaknai seperti itu,” katanya. Tak jauh berbeda dengan pandangan para anggota Komisi VII, Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo juga berpendapat, PP ini berlaku untuk semua perusahaan tambang asing termasuk Freeport dan Newmont. Pemerintah akan membentuk tim khusus yang bertugas melakukan pembicaraan dengan para perusahaan tambang asing. Pembicaraan perlu dilakukan untuk kepentingan dua belah pihak, baik invertor asing maupun bangsa. Mengacu pada pasal 97 PP No 24/2012, pembagian saham harus diberikan kepada peserta Indonesia dengan prioritas secara berurutan yaitu pemerintah pusat, lalu pemerintah daerah, dan kemudian BUMN, BUMD atau badan GN usaha swasta nasional yang ditawarkan Salah kegiatan pengolahan batubara di Kalimantan dengan sistem lelang.

Jangan sampai, begitu ada larangan ekspor raw material, perusahaan tambang malah garap habishabisan. Sebelum 2014, maka dilengkapi aturan divestasi ini.

global energi I EDIsI 05 I APRIL 2012 I 51


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.