Indesign indonesia #14 2017

Page 1

®

VMS Invesment Diana Nazir Char Char Bar & Grill Kaum Bali Restaurant Katamama Hotel Stackhouse ISSUE 14. 2016-2017


Discover the comfort and serenity of a well-designed bathroom. Create a sanctuary where you can relax and refresh your mind. WWW.TOTO.CO.ID



2

welcomeindesign

letter from the editor issue 14, 2016

Kehidupan selalu berubah, bergerak, dan berevolusi atau sesederhana tumbuh dan berkembang. Proses kemudian menjadi suatu perjalanan yang melibatkan serangkaian tahap yang menunjukkan perkembangan dan pertumbuhan sebuah ide menjadi wujudnya. Bagi desainer dan arsitek, proses menjadi sangat penting karena inilah yang menentukan bagaimana hasil akhirnya. Melibatkan eksplorasi, bertukar pikiran, saling menginspirasi, bahkan mengulik dan berusaha memahami banyak hal yang tidak kita pahami menjadi langkah-langkah yang biasa kita lakukan dalam menjalani proses. Beberapa produk bisa begitu cepat diwujudkan, tetapi ada banyak yang melihatkan pemikiran lebih mendalam dalam upaya membangun pengalaman yang menggugah rasa. Begitu juga dengan arsitektur yang selama ini sudah kami ulas dan hadirkan untuk anda. Kami sangat paham bahwa proses adalah perjalanan tanpa akhir, berhenti nya untuk menjadi wujud akhir adalah keputusan desainer untuk menghentikan proses sampai disatu titik. Seperti seluruh proyek yang kami hadirkan disini, dengan beragam pendekatan desain, kepentingan, dan kebutuhan yang beragam dalam mencapai keberhasilan bangunan memenuhi perannya. Komersial dan office adalah area yang membawa desainer dan arsitek ke dalam kompleksitas permasalahan dan kepentingan yang harus diselesaikan dengan desain. Desainer dan arsitek juga ikut berkembang dan tumbuh dalam proses tersebut. Beberapa arsitek dan desainer kami hadirkan untuk memberikan inspirasi tentang bagaimana keberhasilan mereka melalu proses dan memberikan kontribusi optimal kepada klien dan calon pengguna karyanya. Satu proses yang berhenti kemudian menjadi awalan bagi proses berikutnya. Begitu juga dengan perjalanan Indesign Indonesia. Edisi #14 kali ini menandai akhir dari proses kami dengan Indesign Indonesia. Kami percaya bahwa ini adalah awalan dari proses dan perjalanan baru yang akan lebih seru. Kami tidak mengucapkan selamat tinggal, tetapi sampai jumpa pada wadah baru atau wadah lain yang akan terasa familiar membahas topik-topik yang menarik untuk kita semua. See you!

Sunthy Sunowo - managing Editor

indesignlive.co.id


Fabric, Cement, Wood, Stone You decide...


4

contentindesign

2016 - 2017

Issue 14 regulars

portfolio

013 EVOLVE Berita-berita singkat seputar orang, tempat, produk, dan gelaran

COMMERCIAL

099 PULSE Diana Nazir merumuskan karakter yang khas untuk mendukung kearifan lokal Indonesia Teddy Koo berprinsip untuk memiliki etos kerja yang perfeksionis Ines Katamso melihat karya seni yang seimbang dalam segi proporsi, warna, dan garis 107 Sustain Kontainer kerap kali menjadi ekspresi praktis karena ruang-ruangnya yang sudah terbentuk dan bisa langsung digunakan 112 PS Todd Bracher, desainer dari New York yang mewujudkan visinya akan hunian di masa depan untuk Das Haus 2017 pada acara Imm Cologne 2017

Cover Facade geometris Rumah Cilandak di Jakarta karya Thomas Hardian dari Titus Architect, (Hal 92-95). Foto: Lindung Soemarhadi

indesignlive.co.id

068 VMS Invest, karya Aedas Interiors Civic 074 Huanancheng Exhibition Centre, karya Aedas Hospitality 078 Charchar Bar & Grill, karya MINT-DS 084 Katamama Hotel, karya Andra Matin 088 Kaum Restaurant, karya PTT Family - Architecture & Development Studio Residential 092 Rumah Cilandak, karya Thomas Hardian 096 Stackhouse, karya Atelier Riri



6

directoryindesign Indesign Indonesia bisa didapatkan di KOTA-KOTA BESAR DI INDONESIA Majalah Indesign Indonesia terbit setiap empat bulan dan tersedia di agen-agen majalah serta toko buku di Pulau Jawa, Bali, dan kota besar di Indonesia. Untuk berlangganan bisa menghubungi MPG Media Publishing atau mengirimkan email ke indesign.indonesia@mpgmedia.co.id

009 Bega bega.com 106 Indobuildtech Jakarta 003 Indogress indogress.com Indonesia Property Awards asiapropertyawards.com/ 012 indonesiapropertyawards 067 LITV litvchannel.com 007 Milan Ceramics milantiles.com 047-48 MPG MEDIA mpgmediapublishing.com IBC Periplus periplusindonesia 024 Rumah123 adv rumah123.com 025 Rumah123 rumah123.com OBC SIngapore Tourism Board yoursingapore.com/mice 098 Smooth 99.5fm smooth995.com 011 Sunlot sunlot.co.id IFC-001 Toto Bathtub toto.com 005 Toto Bathroom toto.com

indesignlive.co.id

Jakarta Bandung Semarang- Jogjakarta- Makassar Surabaya Malang- Denpasar Medan

Gramedia Kinokuniya Periplus Times Selected Hypermart Selected Carrefour Gramedia Books & Beyond Selected Hypermart Selected Carrefour Gramedia

Gunung Agung Aksara Books & Beyond TM Bookstore Selected Giant

Gramedia TB Uranus Books & Beyond Gramedia TB Toga Mas Gramedia Books & Beyond

Gunung Agung TB Toga Mas

Gunung Agung Toko Buku Djawa-Braga Selected Giant Gunung Agung

Gunung Agung Gunung Agung


OPEN ON PUBLIC HOLIDAYS

www.milantiles.com


8

Managing editor Sunthy Sunowo

circulation Supervisor Nurmansyah

writer Farida Esti

Subscription subscribermpg@gmail.com (62) 21 5366 7777

art director Citra A. Widyastuti HEAD of advertising Sales Natalia Marisa Wijaya natalia.wijaya@mpgmedia.co.id Traffic Executive Eko Susilo ekosusilo.mpgmedia@gmail.com

Contributing Writers Arisa Imandari, Fivi Anjarini, Lisa Amelia Contributing Photographers Lindung Soemarhadi, Martin Westlake, William Kalengkongan

chairman & Inspiration-at-Large Julius Ruslan chief executive officer & group publisher Denise Tjokrosaputro Associate publisher Ferry Tanok Publishing Manager Rochmadonie Julianto

Indesign Indonesia mengundang para pembaca untuk mengirimkan materi baik berupa tulisan maupun karya sebagai pertimbangan tim editorial. Materi dapat dikirimkan kepada bagian editorial Indesign Indonesia melalui email: Indesign. indonesia@mpgmedia.co.id atau indesignlive.co.id Indesign Indonesia diterbitkan di bawah lisensi dari Indesign Group Australia.

mpgmediapublishing.com indesign indonesia Office PT MEDIA DESAIN INDONESIA Jalan Palmerah Utara 55 Slipi, Jakarta 11910 INDONESIA Telp. +62 21-5366 7777 Faks. +62 21-5366 6767

Disclaimer Artikel yang dimuat dalam majalah ini telah melalui proses editorial dengan melibatkan para ahli di bidangnya. Isi majalah ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan proses pemeriksaan dan pendapat para ahli, dan hanya berfungsi sebagai pengetahuan. Konsultasikan masalah-masalah yang Anda hadapi kepada ahlinya demi mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat dan akurat. Semua materi yang diterima akan menjadi hak milik kecuali ditetapkan lain, telah memiliki izin pemuatan foto dari pihak yang bersangkutan untuk digunakan sesuai keperluan. Hak Cipta & Izin Penerbitan Hak cipta dilindungi. Tidak ada bagian dari majalah ini yang diizinkan untuk dikutip ataupun diproduksi dalam format apa pun dengan atau tanpa sengaja tanpa izin dari perusahaan.


LED compact downlights with rotationally symmetrical light distribution, protection class IP 65. Colour temperature optionally 3000 K or 4000 K, available in five sizes. Available as classic downlights or with partially frosted crystal glass that uses additional vertical light to create an interplay of multi-faceted light graphics. Regional Manager Asia Pacific · International Projects · André Ng 10 Raeburn Park #02-08 · Singapore 088702 · Phone +65 6692 8029 Fax +65 6692 8001 · andre.ng@bega.com · www.bega.com

Das gute Licht. For better architecture.


10

g enquIrIes

gn.com.au

be

50 @indesign.com.au om/subscribe (incl. GST) International

CEO/Publisher Raj Nandan raj@indesign.com.au MANAGING EDITOR Lorenzo Logi lorenzo@indesign.com.au MELBOUNRE EDITOR Alice Blackwood alice@indesign.com.au DIGITAL EDITOR Ashley Tucker ashley@indesign.com.au pa to publisher & Subscriptions Elizabeth Davy-Hou liz@indesign.com.au Designers Michelle Byrnes michelle@indesign.com.au James McLaughlin james@indesign.com. au Sophie Taylor s.taylor@indesign.com.au

CREATIVE DIRECTOR Christopher Holt christopher@holtdesign.com.au PRODUCTION MANAGER Victoria Kovacs victoria@indesign.com.au ASSISTANT PRODUCTION MANAGER Tina Fluerty tina@indesign.com.au ONLINE MANAGER Radu Enache radu@indesign.com.au Web developers Ryan Sumners ryan@indesign.com.au

Financial Director Kavita Lala kavita@indesign.com.au Accounts Gabrielle Regan gabrielle@indesign.com.au Business Manager Vivia Felice vivia@indesign.com.au Events and Marketing Tegan Schwarz tegan@indesign.com.au INDESIGN PERTH Kay Cohen kay@indesign.com.au Claire Watkins claire@indesign.com.au

BUSINESS DEVELOPMENT MANAGERS Dana Ciaccia dana@indesign.com.au Colleen Black colleen@indesign.com.au

Indesign encourages readers to submit suitable work for consideration by the Editor. Editorial submissions are to be made out to the Editor at the Sydney office. Indesign magazine is published under licence by Indesign Group. Head Office Level 1, 50 Marshall Street Surry Hills NSW 2010 (61 2) 9368 0150 (61 2) 9368 0289 (fax) indesignlive.com Melbourne Suite 11, Level 1, 95 Victoria Street Fitzroy VIC 3065 (61) 402 955 538 Singapore 4 Leng Kee Road, #06–08 SIS Building, Singapore 149596 (65) 6475 5228 (65) 6475 5238 (fax) indesignlive.asia

or ercial Building Road West ong Kong All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system, transmitted in any form or by any other means, electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise. While every effort has been made to ensure the accuracy of the information in this publication, the publishers assume no responsibility for errors or omissions or any consequences of reliance on this publication. The opinions expressed in this publication do not necessarily represent the views of the editor, the publisher or the publication. Contributions are submitted at the sender’s risk, and Indesign Publishing cannot accept any loss or damage. Please retain duplicates of text and images. Indesign magazine is a wholly owned Australian publication, which is designed and published in Australia. Indesign is published quarterly and is available through subscription, at major newsagencies and bookshops throughout Australia, New Zealand, South East Asia and the United States of America. This issue of Indesign magazine may contain offers or surveys which may require you to provide information about yourself. If you provide such information to us we may use the information to provide you with products or services you have. We may also provide this information to parties who provide the products or services on our behalf (such as fulfilment organisations). We do not sell your information to third parties under any circumstances, however these parties may retain the information we provide for future activities of their own, including direct marketing. We may retain your information and use it to inform you of other promotions and publications from time to time. If you would like to know what information Indesign Group holds about you please contact Nilesh Nandan (61 2) 9368 0150, (61 2) 9368 0289 (fax), subscriptions@indesign.com.au, indesignlive.com


Laboratorium Penguji LP-367-IDN


The Indonesia Property Awards 2016 was held on 13 October at the Fairmont Jakarta, as the final stretch of the ASEAN strand of the 11-year-old Asia Property Awards series before moving on to the grand finale in Singapore. Around 330 guests and VIPs attended, including Ir Ismet Ariana, Assistant Deputy Governor for Spatial Planning Jakarta. Intiland Development emerged as the year’s biggest winner, taking home the Best Developer gong. Overall, nearly 130 entries were received – doubling the total from last year – for more than 40 projects located in Jakarta and Bali, as well as in Surabaya Lombok and Makassar which now have new categories dedicated to the emerging markets.

THE WINNERS OF THE INDONESIA PROPERTY AWARDS 2016

MULTIPLE AWARDS FOR INTILAND DEVELOPMENT, INCLUDING BEST DEVELOPER, BEST HOUSING DEVELOPMENT (INDONESIA) AND BEST COMMERCIAL DEVELOPMENT (INDONESIA)

TWO WINNERS FOR THE SPECIAL RECOGNITION IN SUSTAINABLE DEVELOPMENT IN INDONESIA

THE CHAIRMAN OF THE INDONESIA PROPERTY AWARDS JUDGES HENDRA HARTONO, CEO OF LEADS PROPERTY SERVICES INDONESIA

NEW BUSINESS RELATIONSHIPS ARE FORGED AS MULTIPLE WINNER SELONG SELO RESIDENCES’ ANDREW CORKERY LOOKS ON

TITLE SPONSOR HANSGROHE’S CARMEN YEE CHATS WITH GUESTS DURING THE COCKTAIL NETWORKING RECEPTION

AROUND 330 GUESTS AND VIPS ATTENDED THE ANNUAL GALA DINNER AT THE FAIRMONT JAKARTA

We would like to thank Hansgrohe, Crystal Lagoons, Rumah.com, Indesign Media, Indonesia Tatler, LivingETC, Home & Decor, Liputan6, Fairmont Jakarta, PT Interada Prima Lestari, Care International Indonesia, PT Vector – Indonesia and all public relations, BDO and the esteemed panel of judges.

Find out more at AsiaPropertyAwards.com or email info@asiapropertyawards.com TITLE SPONSOR:

JUDGING SUPERVISOR:

GOLD SPONSOR:

OFFICIAL HOTEL VENUE:

OFFICIAL PROPERTY PORTAL:

OFFICIAL CHARITY:

MEDIA PARTNERS:


13

people places PRODUCTS events

up in lights Tahun ini festival Vivid Light mentransformasi Sydney menjadi sebuah wonderland dari karya-karya seni “light art�, instalasi inovatif, dan proyeksi berskala besar. MCA Projection mengajak audiens dalam perjalanan yang terintegrasi, berpindah dari satu ruang ke ruang lain dalam perpindahan fluks konstan. Sebuah kolaborasi antara seniman Jess Johnson dan perusahaan grafis dan proyeksi Australia, Spinifex, mengubah gedung MCA menjadi ruang pertunjukan dinamis dan interaktif, lebih hidup, mengubah penampilannya, bahkan terlihat mengubah struktur beberapa kali melalui penggunaan desain isometrik, permainan old school, buku 3D pop up, dan teknik forced perspective. Dari bab ke bab, Johnson dan Spinifex membangun drama dan emosi melalui animasi dan efek visual 3D yang mengajak pengunjung untuk mengalami perjalanan abstrak, emosional, dan menyenangkan melalui perubahan dunia secara konstan. [Teks: Philippa Daly] Jess Johnson jessjohnson.org Spinifex (61 2) 8332 1300 spinifexgroup.com Vivid Sydney vividsydney.com

ENDLESS INSTALLATION

Ide, peristiwa, dan produk mentransformasikan arsitektur dan desain

Bagaimana Anda mengonfigurasi karpet-karpet berbeda motif menjadi satu? Karpet Configure dari Shaw Contract adalah jawabannya. Setiap koleksinya dibuat dengan desain, dan koleksi Configure bermain dengan pola heksagonal, motif asimetris, serta rancangan dekonstruktif, dengan warna-warna terang dan bentuk modular. Karpet ini terkoneksi untuk menciptakan kemungkinan penutup lantai tak terbatas. Random atau beritme, subtil atau tersaturasi. Pemasangannya dapat didesain dengan warna-warna berbeda serta motif yang beragam seolah sambung-menyambung. [Teks: Arisa Imandari] Shaw Contract shawcontract.com

indesignlive.co.id


Palette of Festive Colour Kolaborasi Anglepoise dan Paul Smith menciptakan Anglepoise + Paul Smith Edisi Ketiga, sebuah versi terbaru dari lampu meja klasik tipe 75™. Menggunakan palet warna-warna utama, hasil karya Anglepoise Edisi Ketiga ini disempurnakan dengan penggabungan visualisasi gaya Piet Mondrian dan De Stijl karya Theo van Doesburg. Warnanya sangat indah bila disandingkan dengan lampu Edisi Pertama berwarna segar, dan lampu Edisi Kedua yang berwarna menyerupai permata. Ketiga lampu ini saling melengkapi dan memiliki palet warna utama yang kontras, yaitu palet warna segar, dinamis, dan kontemporer. [Teks: Farida Esti] Anglepoise anglepoise.com

Strong Line Elements Palissade merupakan koleksi furnitur outdoor yang didesain oleh Ronan dan Erwan Bouroullec untuk HAY. Koleksi ini sangat cocok digunakan di berbagai ruangan, mulai dari cafĂŠ dan restoran hingga untuk taman, teras, dan beranda. Varian jenis dari koleksi ini mulai dari stool dan bench hingga kursi dan meja, serta lounge chair dan sofa. Koleksi ini memiliki 13 elemen berbeda yang kemudian disatukan namun tetap menonjolkan karakteristik masing-masing produk. Material yang digunakan adalah besi dan outdoor powder coating, tersedia dalam warna hijau muda, anthracite, dan olive. [Teks: FE]

Hay hayshop.no


evolveindesign

Smart Electric Fan Banyak electric fan di pasaran yang dibuat hanya untuk musim panas. Meski fan tersebut sangat berguna terutama saat cuaca panas, kebanyakan bentuknya membutuhkan area yang luas untuk disimpan di rumah Anda. Berangkat dari hal ini, Jiyoun Kim, seorang desainer asal Korea Selatan mendesain Conbox sebagai solusi kipas elektronik pintar untuk keluarga. Conbox didukung oleh teknologi mutakhir sistem wireless power, 99 wind power, dan sistem control menggunakan aplikasi pada smart phone. Tinggi kipas ini bisa diatur dengan memisahkan penyangganya menjadi dua bagian. Ditambah lagi, Conbox bisa disimpan dengan mudah dan hemat ruang dengan menyatukan bagian kipas dengan bagian bawah menjadi satu bulatan utuhr. [Teks: FE]

Jiuoun Kim Studio jiyounkim.com

Organic Shape Konsep desain Serip yang mengandung unsur alami menjadi inspirasi terciptanya produk dengan bentuk organik. Bentuknya yang bulat, spiral, tidak proporsional, dan struktur yang tidak biasa membuat desain Serip menjadi lebih eksklusif dan pantas dijuluki “Organic Lighting�. Lampu Bouquet dari Serip terinspirasi dari motif bunga dan pola warna natural dari alam. Koleksi lampu Bouquet yang penuh warna ini menggabungkan beragam bentuk daun, bunga, dan tangkai. Lampu Bouquet dapat diaplikasikan pada dinding, meja, lantai, maupun plafon. Penggunaan material perunggu dan kaca, serta sistem pencahayaan Halogen, membuat lampu ini sangat cocok menghiasi ruangan dengan konsep klasik. [Teks: FE]

Serip ls.serip.co.id

Samurai Armour Armchair Do-Maru yang didesain oleh Doshi Levien untuk B&B Italia terinspirasi dari kegagahan ancient armour yang dikenakan oleh prajurit samurai. Dilapisi oleh cat dan material kulit tebal yang melindungi tubuh sang prajurit. Pada bagian belakang dan dudukan dicat menggunakan polyurethane dan dilapisi oleh Bayfit. Kaki armchair menggunakan cat besi, sedangkan kaki bagian belakang menggunakan die-cast aluminium. Kombinasi ini membuat armchair Do-Maru semakin gagah dipadukan dengan warna putih, hitam, dan tortora pada bagian tengah armchair. [Teks: FE]

Schiavello schiavello.com/tango

indesignlive.co.id

15


Meticulous Aesthetic Selama acara London Design Festival, Fritz Hansen meluncurkan kursi Pair™ terbaru yang menambah koleksi tempat duduk berdesain klasik. Secara visual, kursi ini terlihat bold dan detail, didesain minimalis dengan estetika modern sesuai dengan ciri khas Fritz Hansen. Kursi Pair™ adalah hasil dari kolaborasi Fritz Hansen dengan desainer muda pemenang penghargaan, Benjamin Hubert. Kursi Pair™ didesain menggunakan komponen-komponen yang bervariasi, dan mampu beradaptasi di mana pun. Mulai dari membuat suasana makin relaks di rumah sakit, hinggga menambah sentuhan playful dan karismatik pada restoran. [Teks: FE] Fritz Hansen fritzhansen.com

Soft Illumination Lampu gantung Highline dari Archier didesain dengan fokus pada detail dan material terbaik. Lampu gantung ini menggunakan fluted glass diffuser dengan kayu American Walnut yang dikombinasikan dengan teknologi LED kualitas terbaik untuk menciptakan pencahayaan yang elegan. Pada bagian bawah, lampu Highline mampu menerangi ruangan secara menyeluruh, sedangkan pada bagian atasnya terpancar cahaya redup untuk menciptakan ilusi cahaya yang indah. Selain material kuningan solid, terdapat juga lampu yang menggunakan Satin atau Antique patina waxed brass agar lampu Highline cocok untuk segala gaya interior. [Teks: FE]

Archier archier.com.au

ELEGANT YET PLAYFUL Didesain oleh Zaha Hadid untuk Alessi Spa, vas Crevasse hadir seperti dua vas yang dipotong dari sebuah blok. Bentuknya yang playful ini terefleksikan dari baja nirkarat dengan garis-garis diagonal yang menciptakan permukaan terbalik. Vas ini dapat dipajang secara individu maupun berpasangan yang terlihat harmonis memberikan impresi bentuk solid nan single. Setiap vasnya memiliki nomor unik dan hanya satu-satunya dari 999 buah yang diproduksi. Secara eksklusif, Crevasse hadir dalam warna biru dan hitam yang begitu sempurna sebagai objek dekoratif di ruang mana pun untuk memberikan sentuhan elegan. [Teks: AI]

Alessi alessi.com


evolveindesign

Carve Of Buildings Lekukan coffee table ‘wave city’ karya Stelios Mousarris menggambarkan lanskap bangunan-bangunan tinggi, dengan permukaan halus yang menjadi bagian atas meja. Coffee table berdimensi 100 cm x 50 cm x 45 cm ini terbuat dari kayu, besi, dan teknologi cetak 3D. Karya ini mengilustrasikan lingkungan urban dengan gedunggedung pencakar langit yang seolah diangkat lalu dilipat hingga membentuk lekukan yang indah. Detail dari bangunan yang terbalik ini menambah sentuhan realism hingga desain surreal. [Teks:FE] Cappellini cappellini.it

First Class Ergonomic Chair Herman Miller memilih Yves BĂŠhar untuk mendesain sebuah kursi yang sejalan dengan konsep dasar Herman Miller, yaitu desain yang indah, ergonomis, elegan, dan menghargai lingkungan. Terinspirasi dari struktur jembatan gantung yang sangat bermanfaat meski menggunakan material minimalis, Yves BĂŠhar mengaplikasikan struktur tersebut untuk membuat Sayl. Desain Eco-Dematerialized pada kursi ini mampu menahan beban hingga 350 pounds atau setara dengan 159 kg. Bagian belakang Sayl menggunakan rangka Y-Tower yang mewakili estetika visual dari sang desainer. Tersedia juga versi kursi tertutup secara keseluruhan. Kedua versi ini menjadi sebuah produk yang cocok untuk digunakan dalam berbagai acara. Produk ini sangat ramah lingkungan karena tidak memakai material PVC dan dapat didaur ulang. [Teks: FE]

Office Design officedesigns.com

indesignlive.co.id

17


Canape Lights Zupello adalah koleksi lampu gantung Ross Didier yang mengingatkan kita akan cemilan manis Italia dengan tiga desain berbeda yang dibentuk menyerupai canapĂŠ. Material yang digunakan yaitu camuran logam yang dipahat lembut, kuningan padat, porselen keramik, baja ringan, baja ringan giling, serta tembaga putih dan hitam untuk menutupi kabel listrik. Tersedia dalam beberapa varian warna dengan detail kuningan, desain lampu Zupello sangat tepat untuk menghiasi interior rumah maupun area komersial. [Teks: FE] Ross Didier shopdidier.com

INGENIOUS APRON Penggunaan brilian sebuah apron mendorong inspirasi untuk atasan meja yang terangkat di atas dasar meja. Meja Leaf 442 dari Ton ini terkoneksi dengan kursi-kursi Leaf dengan detail melingkar pada kaki-kakinya. Terlepas dari koleksinya, meja yang didesain dengan tampilan clean bergaya Skandinavia terdiri atas dua bentuk—persegi panjang dan bulat. Ton secara manual membengkokkan furnitur karyanya di workshop mereka dengan teknologi unik sejak 1861. Meski demikian, penggunaan teknik unik ini dipadukan dengan desain kontemporer. Hasilnya, kursi dan meja dari Ton menhadirkan koneksi akan kualitas, inovasi, dan legacy pada sebuah ruang di mana penggunaan kayu yang harus dimengerti generasi muda. [Teks: AI]

Ton ton.eu


evolveindesign

NATURAL BOUNCE Desainer asal Italia, Federica Capitani, terinspirasi bentuk bebatuan sungai yang begitu halus terjadi lewat proses alam karena terkikis oleh air dan waktu. Idenya ia torehkan pada meja Niobe 671 untuk Zanotta dengan tiga pilihan marmer yang lembut dan hangat saat disentuh: Carrara, Marquinia hitam, atau Emperador. Sementara itu, struktur kakinya dari bahan baja dengan warna hitam atau putih. Koleksi meja yang dibuat sesekali ini menggunakan karakteristik timeless sehingga dapat berpadu sempurna dengan ruang duduk atau ruang bersantai. Atasan marmernya sendiri diposisikan secara minimalis yang dibentuk sedikit melengkung seolah seperti batu kerikil yang setengah terkikis. [Teks: AI]

Zanotta zanotta.it

ALL ABOUT MARBLE Studio desain peraih penghargaan Native Union kembali menciptakan terobosan baru melalui karyanya dari material marmer solid untuk koleksi Luxury Tech mereka, Dock+. Aksesori cantik bagi rumah sekaligus difungsikan secara brilian untuk ponsel cerdas lewat kombinasi material yang stylish. Dengan bentuk minimalis yang sleek, rangkaian charging docks ini didesain dengan indah untuk smartphone, tablet, ataupun Apple Watch, dan menawarkan desain fleksibilitas yang maksimal saat digunakan mengisi daya baterai pada device Anda. [Teks: AI]

Native Union nativeunion.com

MAXIMUM COMFORTNESS Bagaimana sebuah armchair dapat terlihat ramping namun nyaman? Desainer Swiss Werner Aisslinger membuktikannya lewat karyanya, Lounge Chair DS-144 untuk deSede. Bentuknya seperti armchair namun dilengkapi dengan footstool. Desain yang ramping dan minimalis ini sengaja hadir untuk kenyamanan duduk maksimal. Sisi-sisi kursinya yang tegas dikelilingi bantalan tak biasa berbentuk “fluffy� yang akan merangkul tubuh seolah duduk di kursi mobil pembalap dan menawarkan relaksasi sepenuhnya. Kursi ini juga hadir dengan aksen unik seperti jahitan dekoratif kontras atau kerangka luar berwarna menarik. [Teks: AI]

DeSede desede.de indesignlive.co.id

19


DESIGN FROM BICYCLE Sepeda merupakan objek di mana pengguna dapat merasakan hubungan yang mulus saat berinteraksi dengan jalan. Hubungan antara tubuh dan objek ini berulang dalam desain sepeda dengan tabung-tabung yang hadir secara mulus dengan tabung lainnya, yang secara konstan mengubah bentuk untuk meningkatkan fungsi dan estetika. Velo Chair dari Jan Waterston adalah sebuah respons dari desain sepeda modern dengan komponen-komponennya yang terbungkus secara halus di sekeliling pengguna, secara konstans mengubah bentuknya untuk kenyamanan dan kemudian menyatu dengan komponen selanjutnya sehingga membuat pengguna merasakan terintegrasi dengan kursi ini. Masing-masing kursi diukir dengan tangan dari material kayu ash alami yang secara taktil membuat siapa saja ingin mengeksplorasi desainnya. [Teks:AI]

Ong Cen Kuang ockdesigns.com

HARMONIZATION FORM Sebuah keharmonisan datang melalui pencahayaan. Papalina merupakan Suspension Lamp yang dibuat dari kaca borosilicate dan diwarnai dengan tangan dalam tiga sentuhan akhir berbeda. Didesain oleh Kanz Architetti untuk Kanz, lampu ini dibuat dari dekomposisi dan rekomposisi bentuk geometris murni yang menghadirkan proporsi harmonis dengan personalisasi arsitektural dan elegan. Papalina terdiri atas lampu gantung dan meja dengan tampilan yang simpel namun menawarkan atmosfer menyenangkan. [Teks: AI]

Kanz kanzarchitetti.com

Feminine Space Jaime Hayon, seorang desainer asal Spanyol, menciptakan sofa FAVN™ untuk Fritz Hansen. Sofa ini didesain dengan detail yang menarik serta menggunakan elemen minimalis. Menciptakan FAVN™ menjadi experimental dialogue bagi Jaime. Ia membuat FAVN™ menggunakan tiga fabric berbeda, satu untuk bagian kerangka, satu untuk bagian tempat duduk, dan satu lagi untuk bagian belakang bantal. Aksesoris sofa termasuk bantal dan felt glide untuk lantai yang halus, bisa didapat dalam pembelian sofa FAVN™. Tersedia warna-warna cantik yang mampu mengubah ruang keluarga menjadi lebih feminin, seperti light grey, light pink, dan hitam. [Teks: FE]

Fritz Hansen fritzhansen.com


evolveindesign

ELEGANT SILHOUETTE Desainer yang berbasis di Melbourne, Ivan Woods, memperkenalkan Karo—koleksi terbaru dari ottoman dengan bentuk bulat, kotak, atau persegi panjang dan dilapisi dalam bahan, vinil, atau kulit. Dilengkapi detail jahitan merah di atasannya, Karo secara subtil menciptakan karakter elegan dan siluet sculptural. Koleksi ini hadir lewat inspirasi sang desainer akan konteks sejarah ottoman yang ia telusuri dari Kerajaan Ottoman Turki. Menurutnya, ottoman pada zaman dulu dapat ditelusuri dari Kekaisaran Ottoman yang didesain dengan platform kayu berlapis bantal. Merefleksikan akar Turki ini, desain ottoman zaman dulu memiliki karakter yang sama seperti bola kapas yang digunakan oleh penenun karpet saat berelaksasi. [Teks: AI] Schiavello schiavello.com

Sinuosity Sofa Chaise longue Triclinia dari Fratelli Boffi Studio memiliki desain yang unik. Sebuah tempat duduk besar berbentuk oval yang memiliki garis-garis lurus melintasi dua sandaran sofa yang saling bertolak belakang. Desain yang tidak biasa ini menciptakan kesan yang lebih intim karena membuat dua orang saling bicara berhadapan. Menggunakan kayu sebagai penyangga, kaki-kaki sofa yang kecil didesain agar membuat bentuk Triclinia terlihat ramping. Desain seperti ini semakin menonjolkan kesan feminin dan elegan dari chaise longue Triclinia yang berdimensi 225 cm x 100 cm x 85 cm. [Teks: FE]

Fratelli Boffi fratelliboffi.it

indesignlive.co.id

21


CONFIGURING SYSTEM Desainer muda Peter van de Water menciptakan koleksi sistem terbaru Team dengan konsep terintegrasi high style 360°. Seri Team terbaru ini kini dilengkapi kursi, sofa, dan elemen sudut, dengan panel yang tersedia dalam kayu ek dan ash. Team menjadi sistem yang dibutuhkan untuk ruang meeting maupun resepsionis yang begitu mulus terkoneksi dengan suasana dan fungsi di mana pun produk ini berada. Konsep interior modular ini menciptakan sebuah blok yang mampu menghadirkan imajinasi Anda memaksimalkan suatu ruang, baik untuk ruang tunggu, pertemuan, hingga bersosialisasi. Rangkaian duduk ini juga tersedia dalam beberapa warna dan bahan. [Teks: AI] Cascando cascando.nl

A THOUSAND WAYS Reddie memungkinkan Anda untuk menciptakan variasi furnitur yang sesuai gaya dan karakter Anda dengan lebih dari 1.000 cara unik secara online, mulai dari bahan, gaya, hingga ukuran. Studio desain yang diciptakan oleh arsitek interior Caroline Olah sejak 2013 di Hong Kong ini membuat koleksinya secara handmade, timeless, dan personal di workshop-nya di Jawa Tengah oleh para artisan profesional. Koleksinya sendiri terbagi atas 4 rangkaian berbeda: “Boxy Bob” yang bertema beachy dan monolithic; “Simple Suzy” yang slick dan sophisticated; “Vintage Vinny” yang klasik dan tradisional; serta “Wire Willy” yang fun dan quirky”. [Teks: AI]

Reddie reddie.co


evolveindesign

COFFEE AFICIONADOS Duo desainer asal Italia, Daniel Debiasi dan Federico Sandri, menciptakan koleksi Collar khusus bagi pencinta dan penikmat kopi. Untuk peminum kopi sejati, tak ada yang lebih penting daripada rasa. Pembuat espresso dengan cooktop klasik bergaya Italia, juga dikenal sebagai “Moka Pot”, merupakan alat penyeduh kopi secara profesional di rumah. Dua desainer yang mendirikan studio mereka, Something, pada 2010 ini menjadikan Collar memiliki siluet sempurna dengan estetika desain Skandinavia. [Teks: AI]

Stelton stelton.com

IN NEW LIGHT Brand pencahayaan lokal yang berbasis di Bali, Ong Cen Kuang, meluncurkan koleksi terbarunya, ALAM. Salah satu produknya, lampu dinding Matahari, tercipta lewat ide sang desainer, Budiman Ong, dalam menggagas bentuk matahari dan bayangan yang dihasilkannya. Lampu yang dibuat oleh brand yang sering melanglang buana pada ajang pameran desain Maison Objet ini dibentuk dengan teknik seni origami dan pemotongan kertas. Matahari mengikuti pola geometris yang menciptakan permainan cahaya menarik dan dinamis. [Teks: AI]

Ong Cen Kuang ockdesigns.com

CLOUD COLLABORATION Bekerja sama dengan Bouroullec bersaudara, Vitra meluncurkan vas Nuage saat Maison Objet di Paris lalu. Bentuk vas ini hampir mirip dengan karya Ronan dan Erwan yang diluncurkan pertama kali pada 2002. Merepresentasikan bentuk awan, vas ini diproduksi dengan material plastik yang dikelompokkan menjadi kluster-kluster terkonfigurasi. Kini vas Nuage memiliki variasi ukuran dengan bahan aluminium dan warna-warna menarik yang begitu atraktif bermain dengan cahaya dan bayangan. Bekat contour luarnya yang presisi, vas-vas ini dapat digabungkan bersamaan untuk menciptakan “formasi awan”. [Teks: AI]

Vitra vitra.com

indesignlive.co.id

23


24 IndesignPromotion

Attractive Spaces Inspirasi ruang-ruang industrial rustic di rumah sutradara populer Joko Anwar. Tak hanya piawai menyutradarai sebuah film, Joko Anwar ternyata juga andal menata desain interior huniannya. Industrial rustic menjadi pilihannya karena sejak dulu ia menyukai gaya ini. Dengan memanfaatkan barang-barang bekas dengan sentuhan kekinian, Joko menghadirkan interior unik yang kian memberikan karakter menarik pada hunian miliknya. Hunian pria kelahiran 3 Januari 1976 ini pun tampak terasa sekali kesan rustic-nya. Berbagai set meja-kursi kayu dan aksesori kayu unfinished pun terlihat di berbagai ruang, mulai dari ruang tamu hingga ruang makan. Sementara itu, di sisi kanan ruang tamu yang bersebelahan langsung dengan taman samping dan belakang digunakan dinding kaca, sehingga dari ruangan ini kita tetap dapat menikmati ruang terbuka hijau di luar sana. Di area taman juga didapati taman vertikal dengan berbagai pot tanaman yang digantung, sehingga tampak unik selain menghadirkan suasana segar. Beranjak ke area privasi tempat tidurnya, sutradara Janji Joni ini tetap konsisten dengan gaya industrial rusticnya. Susunan kayu peti yang disusun sedemikian rupa di dinding difungsikan untuk meletakkan koleksi radio dan kamera lawas. Ada juga bangku bulat yang terbuat dari kaleng bekas, serta meja yang dicat ala kontemporer, menjadikan ruangan ini paling kental gaya industrialnya. Tidak hanya desain interior yang menawan, ternyata sebagian barang elektronik miliknya dioperasikan hanya lewat ucapan. “Alexa, turn light on in living room,� ucap pria yang memulai kariernya sejak 2005 ini untuk menyalakan lampu pada ruang keluarga. Aktivitas membaca berita, mendengarkan musik, mengetahui berita cuaca pun semakin mudah dilakukan hanya dengan ucapan pada barang elektronik di ruang black box. Sangat menarik!

rumah123.com

Untuk Informasi selanjutnya silakan kunjungi Rumah123.com



PARIS DESIGN WEEK 2017 Perhelatan design week di Paris yang pertama kalinya diselenggarakan bersamaan dengan Maison&Objet Paris September 2017. Satu minggu di bulan September 2016 lalu, ketika perhatian terfokus pada desain dan menebarkan semangat kreativitas ke beberapa lokadi di kota Paris. teks Sunthy Sunowo egitu banyak julukan untuk Paris, di dunia fashion bahkan telah menjadi salah satu kota penting. Begitu juga dengan desain. Kota yang dikenal sangat romantis ini juga begitu flamboyan dengan desain dan detail budaya yang membawa keindahan di berbagai sudut kota. Kesadaran dan apresiasi publik terhadap desain sudah sangat baik terbentuk, sehingga kegiatan-kegiatan yang tersebar di beberapa lokasi di Paris mendapatkan respon yang positif dari publik. Pameran, instalasi, lecture, dan juga open house dari beberapa showroom produk yang berpartisipasi mendukung satu tujuan untuk membuat desain menjadi aksesibel bagi semua orang. Selain itu juga terdapat museum, concept store, galeri, toko, hotel, restaurant, dan lebih dari 300 partisipan bergabung dalam Paris Design Week 2016 September lalu. Dari tanggal 3-10 September 2016, beberapa area seperti Saint-Germain, Marais/Bastille/Stalingrad, Opera/ Champs-Elsees, and Les Docks-Cite de la Mode et du Design menjadi titik titik penyelenggaraan design week dengan beragam program acara.

B

Paris ‘art de vivre menjadi konsentrasi atraksi visual atau desain yang bisa dinikmati di empat area acara. Mengunjungi keempat lokasi tersebut akan langsung berinteraksi, dan menikmati desain yang dipamerkan dalam satu semangat untuk merayakan keindahan desain itu sendiri. Hadirnya bakat-bakat baru mewarnai Paris Design Week dan menghadirkan desain-desain furniture dengan material, bentuk, dan detail baru yang merepresentasikan tren dan kekinian. Selain pameran, juga terdapat talkshow yang diorganisasi oleh Chantal Hamaide dari Intramuros yang memfokuskan pada pengetahuan dan bagaimana desain baru didistribusi dan diproduksi. Diskusi tentang cinema dan desain juga diselenggarakan di Les Docks-Cite de la Mode et du Design. Di beberapa sudut kota juga ikut merasakan suasana merayakan desain dengan hadirnya beberapa instalasi di berbagai lokasi. Semua menjadi sebuah perhelatan yang lengkap ketika Maison&Objet Paris Fall 2016 diselenggarakan juga di Paris Nord Villepinte. Desain seakan menjadi sangat dekat dengan kehidupan kota Paris. Beberapa

showroom dan museum juga ikut berpartisipasi aktif mengisi kegiatan pada minggu tersebut. Di Sant GermainDes-Pres bisa mengunjungi Dedar France, B’Bath, Boffi Paris, Cassina, Fermob, Poltrona Frau, Porcelanosa, Tai ping, Tectona, dan lainnya. Dengan melibatkan art, makanan, upcycling, fashion, dan yang berhubungan dengan desain, setiap daerah menonjolkan karakteristik sendiri. Sementara itu di area Les Halles/ Marais/Bastille beberapa brand berpartisipasi untuk menghadirkan keunikan desain dalam perayaan mereka. Seperti Magis yang merayakan 40 tahun di Boutique Design Du Centre Pompidou, Rado Switzerland ikut berpartisipasi dengan Rado chez Galeri Joseph Minimes, dan La Maison Rouge. Di distrik Opéra/Concorde/Étoile terdapat Hôtel Plaza Athénéé yang memiliki desain interior bergaya klasik yang dipertemukan dengan sentuhan modern dan kontemporer. Pemandangan di balkonnya ke arah Menara Eiffel sangat terkenal sangat indah dan romantis. Selain itu, terdapat Publicis drug store tempat yang

menyatukan literatur, makanan, dan sinema di Les Champs-Elysées. Barbès/Stalingrad juga menjadi area yang menyuguhkan semangat mengapresiasi desain dari beberapa showroom dan toko yang ada di area itu. Boutique For Tomorrow, Alexis Tricoire, Galerie Room, dan masih banyak lagi brand yang berpartisipasi. Salah satu yang menarik adalah La Parqueterie Nouvelle yang menghadirkan beragam aplikasi kayu untuk desain modern. Paris Design Week 2016 yang lalu telah berhasil membawa desain masuk ke dalam kehidupan sehari-hari dan memperkenalkan kehadirannya dalam struktur dan perkembangan sebuah kota. Paris sebagai kota yang sudah memiliki apresiasi tinggi terhadap desain dan keindahan menjadi lokasi bagi platform-platform baru untuk desainer muda untuk mengawali karir dengan memperkenalkan desainnya di Paris Design Week 2017.

maison-objet.com/en/paris


evolveindesign

DOUBLE TRIANGLE Seperti yin dan yang, dua meja berbentuk segitiga ini dirancang dengan ketinggian yang berbeda dan warna yang berbeda pula. Henryot&Cie yang memproduksi meja ini dengan spirit art deco yang simple dan dengan material yang sederhana agar bisa fleksible masuk ke desain art deco atau kontemporer sekalipun.

MODERN CRAFTMANSHIP Lampu dengan faktor kerajinan tangan yang sangat superior ini ditemukan dengan desain dan menjadikan tradisi berkembang menjadi produk modern dengan material kayu dan kulit. Strukturnya yang dibuat langsung dengan tangan dari material mentah membawa keistimewaan tersendiri. Seakan menjadi proyektor unik yang menghasilkan bias sinar artistik pada ruang dan furnitur.

henryot&cie.fr

kngb-creation.com

THAILAND INSPIRED Pertemuan desainer Laudine Dubeaux dengan budaya Thailand telah memicu inspirasi untuk mempertemukan material kayu dan metal menjadi beragam karakter pernik interior yang ekspresif.

naadesign.com

CLASSIC TOUCH Sebuah desain kursi yang tetap membawa semangat desain klasik, tetapi menjadi terasa kontemporer dengan warna hijaunya yang up to date. Henryot&Cie sebagai merek dagang di Perancis tetap menghadirkan sentuhan kekinian pada jalur dna desainnya yang klasik. Tidak harus dengan desain yang berat dan maskulin, tetapi perubahan dan penyesuaian pada produk ini membuatnya cukup feminin dan masa kini.

ECOVATIVE FURNITURE

henryot-cie.fr

Furnitur dengan desain yang minimalis karya Margaux Keller ini dirancang mampu masuk ke dalam tatanan interior dengan beragam gaya. Bentuknya yang esensial tetapi tetap bisa.

indesignlive.co.id

27


VERY SIMPLE KITCHEN Tidak mudah menyederhanakan segala sesuatu yang saling berhubungan dalam sistem yang tidak bisa dianggap sederhana seperti sebuah dapur. Riccardo Randi merancang dapur yang lebih sederhana dan simpel dengan sistem modular. Dengan desain yang praktis, maka instalasi meja dapur dengan segala macam peralatan dan perlengkapannya menjadi lebih praktis. Memindahkannya juga hal yang mudah, sesederhana memindahkan furnitur di rumah, hanya mungkin instalasi pendukungnya yang harus disiapkan lebih dahulu.

riccardorandi.com

DECONSTRUCT OFFICE DESK Meja kerja mendapatkan definisi baru ketika modul-modulnya bisa disesuaikan sesuai kebutuhan dan selera, sehingga yang didapatkan adalah personalisasi desain yang juga sangat praktis. Nomade adalah nama produk yang mendapat anugrah The Rado Star Prize Frace 2016 prix du jury karya Elodie Rampazzo.

radostarprize.rado.com/france

INDUSTRIAL MIND Konsep industrial membutuhkan konsistensi tertentu. begitu juga yang ditunjukkan oleh produk Zapalgo ini. Mempertemukan bolam lampu yang dirancang sendiri dengan mengeksplorasi bentuk filamen cahaya, bolam lampu ini sudah sangat unik. Kombinasi dengan metal atau tembaga membuatnya terlihat raw. Pernik yang langsung bisa membuat ruang terasa sangat udik.

zapalgo.com

DISMANTLE CHAIR Desain yang mengedepankan fungsi daripada tampilan mencoba hadir dengan detail yang dipikirkan dengan seksama dengan material french walnut yang ditanam dan dikeringkan secara lokal. Kursi lounge dan ottoman ini menjadi menarik ketika desainnya mengedepankan garis-garis yang cenderung apa adanya. Keseluruhan desainnya mengedepankan kesederhanaan tetapi mampu hadir dengan detail yang sophisticated untuk kenyamanan.

NICE PLYWOOD Mendorong kemampuan material sampai pada batasnya adalah yang dilakukan oleh Bryan Micallef untuk Nice for Nice dari prinsip nice product for nice people. Lapisan kayu kemudian ditekuk seakan anyaman ini adalah upayanya untuk membuat material yang kaku menjadi lebih luwes.

nicefornice.com nitsn.fr


evolveindesign

FOLDED LAMP Desain lampu Nina Lieven ini unik karena bisa berubah melalui lipatan-lipatan yang ada. Ketika ditarik ke dalam atau keluar, pendar cahayanya kemudian berubah dan menjadi dimmer atau pengarah cahaya. Ketika terbuka, cahaya hangat dan lembut terarah ke langit-langit, tetapi ketika tertutup menimbulkan efek fokus ke satu area di bawah.

ninalieven.net

MULTI TASK Bentuk yang sederhana ini ternyata menjadi penerangan ruang luar yang praktis dan mengemban beberapa fungsi. Seperti penerangan personal yang bisa dengan mudah dibawa-bawa kemanapun. Dengan baterai yang bisa diisi ulang, desain yang sederhana ini menjadi istimewa dan sangat praktis.

claudiogatto.com

BRONZE STOOL Material Bronze yang kemudian didekati dengan desain yang sleek karya Matter of Mind, membiarkan bidang tipis dan rangka dengan bentuk yang luwes menjadi satu produk atraktif dan tetap memiliki sentuhan modern.

facebook.com/mombkk

AFRICAN MEET FRENCH Latar belakang sejarah yang dimilikinya memberikan dorongan untuk mengeksplorasi bentuk dan icon dari kultur Congo dengan teknik keramik Perancis. Dengan membuat motifnya sendiri, Tiffanie mempertemukan flamingo dengan buah nanas dalam desain pola keramik untuk seri Kazumba. Berangkat dari cerita dan konsep yang cenderung naif ini, adalah tribute bagi latar belakang kultur yang didapatnya dari asal ayahnya, Congo.

tiffaniedelune.com

indesignlive.co.id

29


DESIGNER SHOWCASE Mengumpulkan para desainer berbakat dan memberikan wadah untuk bisa memajang karyanya untuk konsumsi publik adalah tujuan dibentuknya Empreintes, toko berkonsep khusus untuk produk kerajinan Perancis. Semua yang dipajang di toko ini adalah karya kerajinan dan karya tangan para pengrajin dan desainer di Perancis yang butuh market place. Begitu beragamnya, terdapat benda keramik yang bisa digunakan setiap hari dan bahkan ada karya seni. Toko berkonsep ini juga dilengkapi cafe dan mulai dibuka pada pelaksanaan Paris Design Week 2016.

empreintes-paris.com

MULTI PURPOSE Sebuah alat berlatih fisik yang ternyata juga bisa berfungsi sebagai elemen dekorasi ruang. Balance Trainer karya Alexandre Dubreuil ini menjadi salah satu karya yang ikut serta dalam Rado Star Prize France 2016. Material kayu oak dengan tube dari metal yang dilapisi oleh neoprene dengan kepadatan tinggi.

alexandre-dubreuil.com

FRENCH DESIGN HISTORY Perancis memiliki sejarah panjang akan desain. tidak hanya mengenai bangunan-bangunan tuanya dan juga artefak sejarah yang sangat dikenal, tetapi di era desain modern hingga kontemporer, Perancis memiliki pendekatan dan gaya tersendiri. Muse de art decoratif ikut menyemarakkan Paris Design Week dengan deretan koleksi terbarunya tentang desain di Perancis pada era modern.

lesartdecoratifs.fr


evolveindesign

FLOWER FROM SLOVAKIA Beberapa desainer dan arsitek merancang perhiasan kontemporer yang merefleksikan perjalanan historis dari Slovakia. Pass it on menjadi tema besar untuk bisa meneruskan cerita yang ada dalam kehidupan dan kultur bangsa slovakia. Home karya Vanda Gabrisova ini tidak hanya menjadi satu ekspresi desain, tetapi menjadi ikon yang secara semiotika merefleksikan ketenangan dan kedamaian.

flowersforslovakia.com

ECLIPSE MAT Estetika karpet terkadang menjadi satu elemen komplementer dari tatanan interior sebuah ruang. Eclipse dari Atelier Yade ini terinspirasi dari gerhana dan alam yang membuat bentuknya tidak lagi kotak atau bulat seperti karpet konvensional. Kualitas karpet ini yang menyerap suara ini didapatkan dari eksplorasi bahan wol untuk sampai mendapatkan kepadatan dan kualitas yang diharapkan.

atelier-yade.com

CHARACTER OF LEATHER Ketika digital sudah berkembang sangat pesat, ada pertemuan antara kemampuan manual, pengetahuan, dan alat digital. Terinspirasi oleh origami, Laetitia memanfaatkan kecanggihan teknologi pengolahan bahan kulit untuk mendapatkan efek yang diharapkan. Dengan kemampuan yang mumpuni pula produk ini bisa mencapai kualitas yang dihadapkan. Kulit menjadi semakin elegan dan kontemporer dengan bentuk dan fungsi beragam sebagai bagian dari tatanan interior.

cargocollective.com

indesignlive.co.id

31


HOUSE OF GAMES INTEPRETATION Sebuah ruang disediakan untuk mewadahi satu tema khusus di setiap pelaksanaan Maison&Objet. Tidak terkecuali dengan perhelatan di bulan September 2016 lalu yang mengusung ide kreatif “House of Games”.

teks Sunthy Sunowo etika dunia semakin banyak diisi oleh penanda, bentuk, warna, dan cerita, mewujudkannya dalam satu tatanan yang saling terhubung satu sama lainnya menjadi satu estetika bagi pemikiran kreatif. Forum inspirasi baru yang menyuguhkan area inspirasi karya Vincent Grégoire ini adalah penambahan dari area café dan bookstore yang dirancang oleh François Bernard. Maison&Objet Observatory dan Vincent Grégoire memilih tema yang memiliki keterkaitan dengan kehidupan dan gaya hidup yang ada. House of Games akan menjadi satu ekspresi yang menangkap sinyal2 dari fashion, seni kontemporer, industri desain, dan bahkan gastronomi. Kembalinya detail-detail lama seperti barok dan gaya dandy membuat keseluruhan desain terlihat eksentrik, penuh fantasi, dan sangat menarik. Desain yang justru tampil seakan bermain ini membawa elemen-elemen permainan catur, kartu, dadu, domino,

K

tarot, dan sebagainya. Dengan warnawarna mencolok dalam bentuk-bentuk yang terinspirasi oleh permainan, dekorasi ruang justru dibangun seakan memiliki drama. Memaksimalkan nuansa mewah, elegan, dan tetap bermain dengan semua elemennya, area ini berhasil membangun intepretasi baru tentang simbol, penanda, warna dan bentuk dalam permainan kartu, catur, dan lain-lain. Alasan utamanya adalah untuk bersenang-senang. Desain dengan kualitas artistiknya menjadi medium untuk mempertemukan gaya, genre, dan tatanan yang berbeda dalam satu wadah atau ruang. Warna merah sengaja menabrak warna-warna lain dan membuat tampilan ruang menjadi semakin bermain. Sebuah intepretasi dari gaya hidup kontemporer yang membawa kembali detail-detail dari gaya furnitur di masa lalu. Maison&Objet sendiri yang terlaksana selama lima hari dan terdiri

dari 8 hall mengambil garis merah dari upaya untuk lebih sensitif menangkap simbol, penanda, bentuk, warna, dan juga tekstur sebagai penanda dari satu fase dalam sebuah proses. Dengan mencanangkan hadirnya Maison&Objet And More (MOM), pameran dagang yang selalu menarik perhatian di setiap bulan Januari dan September ini kali ini menghadirkan partisipasi 3000 brand dari 64 negara. Semua orang mencari tahu apa yang menjadi tren dan inspirasi serta menjadikan pameran ini sebagai platform untuk memperkenalkan koleksi baru atau produk baru. Pelaksanaannya yang bersamaan dengan Paris Design Week adalah sebuah perayaan akan kreativitas dan desain. Dari semua area pameran, hall 8 menjadi area yang menarik perhatian dengan adanya studio Ilse yang membuat sebuah designer’s café tempat para desainer berkumpul, berbincang, berdiskusi, dan berbagi inspirasi. Di Hall ini diisi oleh brand yang memiliki

solusi premium untuk desain interior. Sementara, hall 7 menjadi lokasi dari House of Game Inspiration Forum oleh Vinvent Grégoire dan bookstore-café oleh François Bernard. Hall 7 juga mewadahi produkproduk menarik dalam kategori scènes d’intérieur gallery dan now design à vivre. Disinilah brand seperti seletti, Bert Franck, Zaha Hadid, dan lain-lain memukau perhatian. Hall 6 dikhususkan untuk produk untuk anak-anak. Hall 5A diperuntukkan pernik dapur, masak, dan peralatannya. Elizabeth Leriche dengan Abécédaire des Métiers d’Art de France menjadi daya tarik di hall 5A. Sementara itu, hall 2, 3, 4, dan 5A mewadahi segala pernik untuk hunian dengan area khusus “Household textiles”.

maison-objet.com


evolveindesign

DESIGNER STUDIO Dengan terpilihnya Ilse Crawford menjadi Designer of The Year Maison&Objet Paris September 2016, ia didaulat untuk mendesain satu area khusus di Hall 8 yang difungsikan menjadi tempat bertemu para desainer dan semua pihak yang terkait dalam industri desain untuk menjalin jejaring. Beberapa presentasi sederhana juga dilakukan di area ini dengan suasana yang lebih santai dan akrab.

WONDERS OF WEAVING Salah satu booth dari Indonesia ini mengangkat kearifan dan keahlian menganyam yang dimiliki Indonesia. Apresiasi pada anyaman semakin membaik terbukti beberapa bangunan yang dipamerkan menggunakan material anyaman ini. Diinisiasi oleh Byo Living, pameran ini membuka mata dunia desain akan potensi besar material anyaman rotan sintetis yang mampu mengurangi dan meredam besarnya penggunaan energi dalam bangunan.

MOON Kenyamanan dengan serius dipikirkan pada produk Moon dari Lina ini. Terdiri dari dua bagian yang bisa disatukan membentuk kotak. Ketika ingin meluruskan kaki dan bersantai, Moon bisa dirubah menjadi kursi santai dengan merubah posisi bagian atas menjadi sandaran. Komposisi yang bisa dicapai bisa sangat beragam dan menyesuaikan dengan kebutuhan ukuran badan, dan posisi yang diharapkan.

linafurniture.com

HOUSE OF GAMES Sebagai tema kreatif Maison&Objet Paris September 2016 yang lalu diwujudkan dalam satu area khusus yang mengeksplorasi konsep itu oleh Vincent Gregoire untuk area inspirasi dan diteruskan ke area cafe dan toko buku oleh Francois Bernard. Scenografi ini menunjukkan cara desain yang baru dan menyikapi kembalinya desain abat 19 ke dalam lingkup modern.

RESONATING LAMPS Scenografi lain yang dirancang oleh Teamlab ini membawa definisi baru akan hutan. Dengan lampulampu yang digantung membentuk hutan lampu yang sinarnya juga merefleksi dan memendar sebagai respon kepada orang-orang yang masuk dan merasakan.

indesignlive.co.id

33


MAISON&OBJET PARIS : THE MAJOR HUB Tahun 2017 ini Maison&Objet Paris menandai lagi kesuksesan penyelenggaraan pameran pada bulan Januari yang lalu. Sekali lagi menjadi bukti bahwa perhelatan ini masih menjadi major hub yang mempertemukan buyer dari berbagai negara. teks Sunthy Sunowo esuksesan Maison&Objet Paris January 2017 sebagai pameran komprehensif dari semua pengaruh kreatif di industri desain terbukti dengan kenaikan animo publik yang cukup besar di angka 135.875 kunjungan dari profesional khususnya dari luar negeri. Hal ini jelas menjadi indikator tentang bagaimana upaya yang selama ini dilakukan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan buyer, specifier, dan juga berkolaborasi dengan peserta pameran untuk membawa efek yang optimal dari penyelenggaraan tahun ini. Keberhasilan tahun ini juga bisa dilihat dari begitu banyak peserta pameran yang kembali berpartisipasi tahun ini. Kepercayaan mereka dalam melihat Maison&Objet Paris sebagai perhelatan yang sesuai untuk memamerkan produk mereka adalah satu hal yang menjadikan Maison&Objet Paris adalah major hub bagi buyer dunia.

K

Tidak hanya meningkatkan awareness, tetapi di Maison&Objet Paris January 2017 yang memang lebih fokus pada produk desain menjadi platform yang semakin dipercaya. Pemilihan Designer of The Year yang tahun ini dianugrahkan kepada Pierre Charpin juga menjadi satu daya tarik bagi semua insan dalam industri desain. Para desainer dan orangorang yang bekerja di dunia kreatif menjadi merasa perlu untuk mengunjungi pameran yang diselenggarakan dua kali dalam setahun ini. Tidak hanya tentang tren, tetapi juga tentang produk baru, material baru, intepretasi baru, dan ketika perekonomian menjadi semakin sulit bagi beberapa negara di dunia, tahun ini Maison &Objet Paris Januari 2017 memilih tema “silence�. Di tangan desainer Elizabeth Leriche, imajinasi tentang kedamaian, perjalanan kontemplatif yang bisa dinikmati oleh pengunjung, dan juga menikmati

keindahan dari begitu banyak hal di sekitar kita. Di sinilah sebuah ilustrasi tentang betapa kita sangat membutuhkan keheningan, bahkan mencari-cari di antara segala kesibukan dan kehidupan masa kini. Selain scenografi bertemakan silence, setiap tahunnya Maison&Objet Paris memiliki area khusus yang didedikasikan untuk desainer berbakat. Enam desainer terpilih untuk memamerkan karya mereka di area khusus. Fil Vert Award tahun ini juga menyuguhkan sustainable dan ethical design. Penghargaan yang melihat bagaimana kreativitas bertemu dengan desain yang eco-friendly.

maison-objet.com


evolveindesign

FLYING LINES Lampu Lao untuk Galerie Kreo karya Pierre Charpin ini memiliki bentuk yang sangat simpel, menggunakan material laquered wood. Seperti garis yang melayang-layang, lampu gantung ini cukup menarik perhatian meskipun bentuknya simpel.

galerikreo.com

AGED AND NATURAL Paola Navone memang selalu ingin melibatkan elemen alam dan sentuhan kerajinan tangan. Bukan menjadi produk yang seakan bisa diproduksi massal dengan cepat, tetapi memadukan beberapa material seperti kayu lama, pelapis bantal kursi yang tahan air, dan 3D fabric.

gervasoni1882.com

A SIMPLE MESS Sebuah filosofi unik yang dianut oleh Louise Dorph adalah merepresentasikan keindahan hidup sesungguhnya yang tidak pernah sepenuhnya rapi. Sedikit berantakan justru menarik. Tapis Baombu ini merupakan sentuhan feminin pada tatanan interior ruang. motif dan pengerjaannya yang cukup kuat, sehingga harus didukung.

indesignlive.co.id

35


BUBBLY BULB Menggantung dengan bentuk yang sempurna, seperti bolam lampu yang digantung, tetapi sebenarnya sebuah armatur dari kaca yang dirancang dengan bulb khusus sehingga bisa menghasilkan cahaya yang istimewa.

normann-copenhagen.com

THE ORBIT Bentuknya seperti orbit planet yang mengelilingi matahari. Burov menghadirkan limited edition di Maison&Objet Paris Januari 2017. Warna dan tekstur baru menjadi pilihan yang tidak didapatkan pada pilihan yang lalu. Duo yang memilili warna dudukan dan senderan yang berbeda ini menjadi sepasang kursi yang mewakili tren masa kini.

burov.com

BAMBOO COCOON Konsep kepompong menginspirasi produk ini. Memanfaatkan material bambu, sistem anyam untuk membentuk kesan kepompong memang paling sesuai. Dreambulons menghadirkan romantisme dan rileks dalam kepompong yang juga mengutamakan kenyamanan.

deambulons.uk

ZULMIRA Kabinet dari brand Tuntum ini memang dibilang baru, tetapi desain-desainnya memiliki sentuhan kontemporer pada struktur klasik yang pernah ada sebelumnya. Detail-detail dari kabinet inilah yang kemudian juga membedakan produk ini dengan lemari kabinet lainnya.


evolveindesign

IN A CAGE Keindahan lampu telah menjadi obyek dari eksplorasi desainer untuk mendapatkan beragam bias yang akan memberikan suasana pada sebuah ruang. Ay Iluminate dengan Buri Bulb memberikan satu kualitas cahaya yang fokus ke bawah secara vertikal dan melalui celah celah dari penutup yang mirip seperti kandang burung ini, cahaya dipecah dan disebarkan dengan lebih romantis.

ayiluminate.com

OCCASIONAL TABLE Vitra sudah begitu dikenal dengan desain kursi dari berbagai desainer terkemuka di dunia. meja serba guna ini memang simpel dan apa adanya, tetapi dirancang oleh Charles & Ray Eames untuk melengkapi kursi-kursi rancangan mereka. Meskipun dengan semangat desain yang sederhana, tetapi garis dan detail sudut-sudutnya membuat meja ini istimewa.

vitra.com

BENCHI Desain dengan bentuk yang sederhana, tetapi memiliki filosofi dan kemampuan mewadahi fungsi yang sangat fleksibel. Terbagi menjadi tiga bagian, struktur kayu, pengikat, dan yoga mat. Ketiganya kemudian disatukan dan semua orang bisa dengan mudah memberikan sentuhan personal.

barbadinedesign.com

STRONG MINIMALIS Mengurangi elemen-elemen menjadi esensial dan minimalis adalah salah satu cara untuk membuat ruang menjadi lebih damai. Tetapi bisa juga memberikan ruang kembali pada inti dari memberikan wadah bagi aktivitas. Margaux Keller melihat minimalis adalah sebuah awalan dari kehidupan yang lebih ramah dan terkontrol.

bibelo.com indesignlive.co.id

37


PLATFORM FOR EMERGING TALENTS Maison&Objet Paris selalu menarik perhatian dengan inisiasinya memilih enam desainer berbakat dan menyediakan platform bagi mereka untuk menunjukkan karyanya kepada dunia. Berikut ini Rising Talent Award di September 2016 dan Januari 2017. teks Sunthy Sunowo etiap tahunnya Maison&Objet Paris selalu menghadirkan pameran karya enam desainer berbakat dari Perancis yang kemudian dipamerkan dalam area khusus di Hall 7. Begitu juga yang terjadi pada September 2016 dan Januari 2017. Untuk September 2016 Maison&Objet Paris bekerjasama dengan Les Ateliers de Paris yang sedang merayakan anniversary ke 10 untuk memilih enam desainer. Sementara, untuk Januari 2017 Maison&Objet Paris menghadirkan The Most Promising Talents From United Kingdom yang didukung oleh Sir John Sorrell, pendiri London Design Festical, The Londong Design Biennale dan The Saturday Night Club Trust. Di September 2016, AC/AL Studio, Charlotte Julliard, Pierre Charrie, Studio Monsiuer, Desormeaux/Carrette, dan Julien Vermeulen menjadi enam desainer

S

yang terpilih untuk memamerkan karyanya dan diakui sebagai desainer berbakat yang akan mewarnai masa depan desain di Perancis. Setiap desainer yang terpilih tentunya menggambarkan semangat berkarya yang berbeda-beda. Inspirasi yang mereka miliki juga sangat berbeda, baik itu dari alam, bentuk geometris, minimalis, atau bahkan manusia dengan gesturnya. Untuk Januari 2017 ini, Rising Talent Awards UK menjadi sebuah inisiasi yang spesial karena mengundang enam nama yang terkenal di dunia desain dan gaya hidup untuk menominasikan satu desainer berbakat. Bagi orang Inggris, ada satu hal yang menyatukan merena, yaitu hidup dan bekerja di UK. Enam nama yang diundang untuk mengurasi desainer berbakat adalah Sir Paul Smith, Tom Dixon, Ilse Crawford, Nigel Voates, Ross Lovegrove, dan Jay Osgerby.

Ilse Crawford memilih Marcin Rusak, Sir Paul Smith menominasikan John Booth, Ross Lovegrove mengangkat nama Giles Miller, Jay Osgerby memilih Sebastian Cox, Nigel Coates menominasikan Studio Swine, dan Tom Dixon dengan Zuza Mengham. Hal ini menjadi semakin menarik, tidak hanya bagaimana karya-karya dari setiap desainer terpilih yang pasti akan sangat dinamis, tetapi juga bagaimana setiap desainer memilih dan melihat potensi besar yang dimiliki oleh desainer berbakat yang baru saja muncul namanya dalam radar kancah desain UK dan dunia.

maison-objet.com


evolveindesign

FUTURE SCENARIOS Nama Marcin Rusak dipilih oleh Ilse Crawford untuk menjadi salah satu dari enam desainer berbakat dalam Rising Talent Award UK 2017. Ia pertama kali bertemu dengan Ilse ketika belajar di The Design Academy Eindhoven yang didirikan oleh Ilse. Marcin berkarya dengan mempelajari sejarah untuk bisa melihat bagaimana pola konsumsi masyarakat kontemporer di jaman metoda manipulasi industrial. Desainer yang memanfaatkan semua yang dia tahu untuk merancang skenario untuk masa depan dengan memanfaatkan resin san bunga yang terbuang. Flora Temporaria menjadi karyanya yang seperti sebuah perwujudan kontemporer dari lukisan Flemish dari abad 16.

marcinrusak.com

TEXTILE MANIPULATION John Booth pada awalnya bercita-cita menjadi desainer tekstil dan selama ini telah mendesain untuk Zandra Rhodes atau John Galiano. Paul Smith yang kemudian melihat potensi besarnya dan menjadi mentornya. Selalu spontan dan tak masalah menjadi instan, tanpa harus berkonsep yang kuat, John langsung terjun dalam elaborasi desainnya. Pertemuan beberapa teknik menjadi tidak bisa dielakkan dari kolase, eksperimen garis, embroidery dan manipulasi tekstil.

instagram.com/john_booth

WOOD WOOD WOOD Sebagain seorang desainer, Sebastian Cox juga menguasaki teknik pertukangan yang membuat desainnya memiliki detail kayu yang apik. Kepekaannya akan kualitas kayu dan memilih sendiri kayu mana yang akan digunakan adalah awalan yang selalu dilakukan Sebastian. Denga menggabungkan teknik tradisional dan estetika kontemporer, produknya menjadi terlihat modern dan up to date. Jay Osgerby merekomendasikan Sebastian Cox ketika mereka membuka kemungkinan untuk berkolaborasi dengan berdasarkan pada pengembangan material kayu dan tanah liat.

SURFACE DEVELOPMENT Setelah berkolaborasi dengan Stella Mc Crtney, Gilles Miller menggunakan illustrating imagery untuk memanipulasi permukaan cardboard. Hasilnya adalah panel pelapis dinding yang dipamerkan pertama kali di London Design Week 2010. Refleksi cahaya dan hukum fisika berlaku dalam karya Giles, tetapi metoda produksinya kadang dengan cara tradisional. Hal ini yang juga dirasakan sesuai dengan Ross Lovegrove yang sangat menyukai estetika organic dan komposisi alami yang membuat keduanya selaras.

gilesmiler.com

sebastiancox.com indesignlive.co.id

39


AGENT FOR CHANGE Bagi arsitek Jepang Azusa Murakami dan seniman Inggris Alexander Groves yang tergabung dalam Studio SWINE, desain adalah agen perubahan. Mereka sempat memutuskan untuk keliling dunia untuk bisa menemukan material baru dan mengeksplorasi bagaimana merubah persepsi tentang material tertentu menjadi sebuah kemewahan. Nigel Coates pada awalnya tertarik pada karya mereka yang menggunakan kaleng bekas dan rambut manusia menjadi sebuah produk unik dan indah.

studioswine.com

CAPTURING THE MOMENTARY Inspirasi bagi Zuza Mengham bisa ditemukan dari kerajinan tradisional yang mendorongnya menemukan metoda baru. Tom Dixon sendiri tertarik pada patung geometriknya yang dibuat dari besi dan lampu gantung neon. Terdapat pertemuan abstraksi yang membuat ekspresimennya hingga material dan proses tidak lagi menjadi hambatan dalam produksi.

zuzamengham.com

MINIMALIST DUO

FEATHERED Bagi Julien Vermeulen, bulu unggas adalah sebuah desain. Julien telah berpengalaman bekerja menbuat haute couture dari bulu unggas dan sekarang memulai jalur artistik lainnya dengan mengeksplorasi kemungkinan lain untuk bahan favoritnya yang memiliki banyak keterbatasan ini.

Dengan selalu menjaga harmoni antara fungsi, bentuk dan teknik, Amandine Choor dan Aissa Logerot menciptakan karya yang bercerita. Beberapa merek ternama seperti Petite Friture dan Kann Design telah berkolaborasi dengan mereka. Dengan nama AC/AL Studio, dua orang lulusan Les Atelier ini menyukai minimalis dan bentuk apa adanya seperti pada Euginio Coffee table dan Anatole side table.

ac-al.com maisonjulienvermeulen.com


evolveindesign

A TOUCH OF MAGIC Pierre Charrie sangat terpukau dengan perkembangan teknologi dan menggunkannya untuk melakukan riset tentang bagaimana benda bereaksi pada lingkungannya. Pergerakan, sentuhan, suara, dan bagaimana sentuhan puitus terwujud dan berinteraksi dengan penggunanya.

pierrecharrie.com

THE BEAUTY OF GESTURE Manon Lebranc dan Romain Diroux adalah dua nama dibalik Studio Monsier yang memiliki semangat artis yang sama serta sangat menyukai proses manufacturing. Mereka juga memiliki ketertarikan besar pada gestur yang kemudian berkembang menjadi imajiasi dan reintepretasi dari furnitur tradisional dan mengeksplorasi desain dari warna dan materialnya seperti pada hose serie table untuk Fabrice Schneider.

WOMAN OF SUBSTANCE Desainer asal Perancis ini memiliki latar pendidikan di Ecole Camondo sebelum akhirnya bekerja untuk Fabrica di Italia, pusat komunikasi dan riset grup Benetton yang mengeksplorasi keindahan material, gestur, dan membuat obyek yang memiliki pendekatan original dan feminin. Salah satu karyanya adalah Echoes Inspired Sound.

charlottejuillard.com

SENSITIVE INNOVATION Mempertemukan desain dengan teknologi sepertinya memang telah menjadi signature Nathanael Desormeaux dan Damien Carrette yang tergabung dalam Desormeaux/Carrette. Mereka membangun sebuah sinergi yang gaik untuk menguatkan pendekatan mereka yang sensitif terhadap desain. Salah satunya pada karya Paddock chair mereka yang sangat minim menggunakan paku atau baut.

desormeauxcarrette.com indesignlive.co.id

41


ILSE CRAWFORD : DESIGN AS A FRAME FOR LIFE Ilse Crawford terpilih menjadi Designer of the Year untuk Maison&Objet Paris September 2016 yang lalu. Apa yang menarik dari desainer yang berpraktek di Inggris ini? teks Sunthy Sunowo

erhelatan Maison&Objet Paris kembali memberikan penghargaan Designer of the Year kepada desainer yang karyanya telah memiliki reputasi yang diakui oleh industry desain. Pada edisi musim gugur 2016 ini, perhelatan yang menarik perhatian seluruh insan di industri desain ini memilih desainer Inggris, Ilse Crawford. Nama Ilse telah dikenal dengan baik melalui perjalanan karirnya yang dimulai dari editor untuk peluncuran majalah Elle DĂŠcor UK dan menghabiskan lebih dari satu dekade di industri media desain. Meskipun memiliki latar belakang pendidikan sejarah di Bedford College, London University, Ilse melalui perjalanan profesionalnya berkecimpung dalam dunia desain dari bekerja untuk Donna Karan dan kemudian mendirikan firmanya sendiri tahun 2001. Perjalanan panjangnya dalam dunia desain membuatnya melihat sebuah karya tidak hanya dari aspek estetika atau keindahan visual semata. Baginya, desain harus memiliki nilai emosional yang merupakan pertemuan antara keindahan visual dan pengalaman rasa oleh seluruh indera. Dengan kedalaman nilai emosional inilah sebuah karya yang sederhana sekalipun ternyata bisa memiliki pengaruh besar pada kegiatan yang diwadahi dan lingkungan sekitarnya. Beberapa karyanya yang cukup dikenal adalah The Soho House Club in New York, Babington House, The Electric Cinema, restoran di Hong

P

Kong bernama Duddell’s dan beberapa produk untuk Georg Jensen dan IKEA. Ilse sendiri selalu menempatkan dirinya sebagai desainer yang memiliki misi untuk memosisikan kebutuhan dan keinginan manusia penggunanya sebagai inti dari seluruh energi dan pemikiran yang dicurahkan untuk proyek tersebut. Pendekatan desain yang sangat sensitive ini sangat jelas bisa dinikmati bahkan dari karya-karya awalnya. Selama sepuluh tahun terakhir ini bakat dan kreativitasnya banyak dicurahkan

untuk jejaring exclusive private club, hotel, restoran, dan spa. Seluruh filosofi dan prinsip desainnya secara konsisten bisa dilihat dan dirasakan pada semua proyek yang pernah dirancangnya. Ilse selalu membuat desainnya masuk akal dan nyaman bagi siapapun yang datang dan memanfaatkan ruang atau produk yang dirancangnya. Pada Maison&Objet Paris September 2016 yang lalu, Ilse dipercaya untuk merancang scenography of Designer’s Studio di Hall 8 yang menjadi wadah bagi

seluruh pengunjung pameran untuk saling berinteraksi, menjalin jejaring, dan juga mendapatkan inspirasi dari beragam talkshow yang diselenggarakan. Disinilah Ilse meletakkan desain sebagai bingkai dari kehidupan, sebuah dedikasi bagi interaksi ruang, desain, dan manusia.

studioilse.com


evolveindesign

LUXURY INTEPRETATION Di tahun 2015, Ilse Crawford mengerjakan desain untuk Cathay Pasific First Class Lounge di Hong Kong. Sebuah testamen bagi kemampuannya untuk menangkap kebutuhan kelas dari tampilan desainnya, mewujudkan impresi lux dan tetap memberikan kenyamanan.

Š Lit Ma

AESOP SHOP IN LONDON Ilse Crawford merancang toko untuk produk Aesop dengan memfokuskan pada suasana yang intim, akrab, dan rileks. Sementara itu, desainnya juga berusaha untuk menghargai elemen historikal yang ada di dalam bangunan dengan memberikan sentuhan aksentual kontemporer yang dirancang dengan penuh pertimbangan.

Š Lisa Cohen

TOUCH BASE Di tahun 2016, Ilse Crawford sebagai founder dari The Man and Well-being Departmet di Design Academy Eindhoven melakukan kurasi untuk pameran karya mahasiswa tentang sense of touch selama Milan Design Week.

Touch Base, Design Academy Eindhoven Exhibition, Milan

indesignlive.co.id

43


THE MAGIC OF ETT HEM Dengan berlokasi di Stockholm, hotel ini dirancang oleh Ilse Crawford dengan merubah fungsinya yang dahulunya adalah bangunan bagi seni dan kerajinan, kemudian diubah menjadi hotel. Suasana yang familiar sengaja menjadi konsep mendasar yang membuat semua tamu merasa berkunjung ke rumah sebuah keluarga.

PERCHING Di Salone del Mobile 2016 Studioilse meluncurkan Perching, seri bangku yang dirancang untuk Artifort. Koleksi ini menghadirkan bangku dengan berbagai ketinggian untuk penggunaan yang lebih sehat dan fleksibilitas fungsi.

artifort.com

EVERYDAY LIFE Bersama dengan IKEA, Ilse Crawford mewujudkan beberapa furnitur dan aksesoris interior dalam koleksi SInnerlig. Mengeksplorasi material natural, desain yang sederhana, dan mendedikasikannya untuk penggunaan sehari-hari. Dalam hal ini StudioIlse memiliki visi yang sama dengan IKEA untuk membuat desain lebih mudah dicapai dan digunakan oleh sebanyak mungkin orang.

Š Felix Odell

ART CLUB Sebuah klub untuk pecinta sei ini dirancang tentunya dengan visualisasi kemewahan yang elegan. bangunan dua lantai dengan teras ini menyuguhkan banyak area-area yang bisa menyesuaikan sesuai kebutuhan tamu dan waktu. Disini Ilse Crawford tidak hanya memanfaatkan tekstur material, tetapi juga kombinasi warna yang proporsional.

studioilse.com Š Robert Holden


evolveindesign

FAST AND SLOW Keunikan yang diwujudkan Ilse Crawford untuk Stockholm's Grand Hotel ini mewadahi dua karakter restoran yang berbeda, fast dan slow yang terhubung satu sama lainnya. Keterhubungan ini dimaksudkan agar saling mendukung dan filosofi dari michelin star chef yang memasak untuk restoran Matbaren dan Matsalen di Mathias Dahlgren Restoran ini.

Matbaren Stockholm Grand Hotel Š Lisa Cohen studioilse.com

LUXURY YACHT Motor yacht yang dibangun pada tahun 1983 ini telah melalui perjalanan panjang cerita dan sejarah. Renovasinya kemudian menjadi upaya yang tidak ingin menghilangkan jejakjejak waktu di dalamnya.

Š Casper Sejersens FOR VITRA Ilse Crawford pada tahun 2014 mendapatkan kesempatan untuk merancang ulang VItraHaus. Konsep untuk mempertemukan dua latar finlandia dan jerman. keberhasilannya untuk membuat dua karakter berada dalam satu bangunan tanpa saling mengalahkan, itulah yang menjadi keberhasilan Ilse Crawford untuk VitraHaus Lounge.

Š Felix Odell

CLASSIC BILLY Dalam produk ini Ilse Crawford memanfaatkan oiled stem on satin-brass untuk menggantikan kayu oak dan lacquer. Hasilnya adalah produk lampu meja yang lebih menarik dan memberikan ekspresi kekinian tanpa kehilangan dna bentuk dari yang lalu.

studoilse.com indesignlive.co.id

45


PIERRE CHARPIN : AN EXPLORER AT HEART Namanya terpilih menjadi Designer of the Year Maison&Objet Paris Januari 2017 sebagai apresiasi terhadap reputasi dan karyanya yang telah menyentuh banyak orang dengan latar budaya yang beragam pula. teks Sunthy Sunowo ekerja untuk beberapa brand yang ternama telah menjadi bukti bagaimana Pierre memahami desain sebagai sebuah karakter yang harus dipahami. Maison&Objet Paris Januari 2017 menganugrahkan Designer of the Year berkat karya-karyanya yang selalu memukau, terlepas dengan merek brand yang telah berkolaborasi dengannya, Pierre sudah sangat dikenal dengan karakter desain yang clean, sensual, elegan, dan hangat. Karya-karyanya selalu berkesan sangat emosional dari hatinya. Beberapa brand seperti Galeri Kreo, The Manufacture Nationale de Sevres, Ligne Roset atau Wrong, Charpin tetap menunjukkan ketertarikan pada seni plastik dan menghadirkan ciri khasnya yang simple dengan garis kurva dan

B

terkadang memiliki alternatif warna kromatik. Sejak 1990 Pierre Charpin mendedikasikan karyanya untuk furniture dan obyek desain. Untuk itu dia banyak melakukan banyak riset tentang material dan berkolaborasi dengan banyak merek terkenal. Dia kini tinggal di Paris dan bekerja untuk Ivry-sur-Seine. Bagi Charpin, desain adalah sebuah proses untuk mencapai kesederhanaan atau simplicity. Semua bentuk dan detail kemudian berbicara sebagai bagian inti dari sebuah eksistensi yang akhirnya bercerita sendiridengan melayani fungsinya. Proses merancangnya yang selalu menggunakan coretan tangannya langsung adalah satu awal dari curahan ide, kreativitas, dan ketelatenannya

mewujudkannya. Di proses itulah Charpin melakukan eksplorasi yang sedikit demi sedikit memunculkan ide, bentuk, dan bahkan material yang akan digunakan. “An object has no existence of its own; it makes up landscapes that we then inhabit,” jelasnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa dia memang sangat tertarik pada artikulasi antara obyek dengan lingkungannya. Salah satu contoh terbaik dari kolaborasi yang dilakukannya dengan International Glass and Plastic Art Research Centre dari 1998-2001. Charpin sangat fokus pada satu bentuk, silinder dan mendalami semua kemungkinan dengan parameter berbeda, seperti tinggi, ketebalan, diameter, warna, kepadatan, transparansi, dan luminositas. Tanpa terasa, dia seperti mengeksplorasi area

baru dan menemukan begitu banyak kemungkinan baru. Di sisi lain, Pierre Charpin sangat tertarik dengan seni scenografi. Di sini tidak hanya melihat interaksi antar obyek, tetapi juga ide ruang. Dia pernah membuat scenografi untuk beberapa pameran tematik yang high profile seperti Les sixties, mode d’emploi (The sixties, guidelines, di the Museum of Fashion and Textile, Paris 2010), Mobiboom (Musée des Arts Décoratifs, Paris).

pierrecharpin.com


evolveindesign

CIRCUIT Karya Pierre Charpin yang terlihat sangat natural ini adalah gambar tangannya yang penuh ekspresi. Circuit melalui proses goresan tangan yang secara langsung menghadirkan bentuk, tekstur, lalu kemudian menjadi satu imaji yang hanya memiliki satu tujuan, simplicity.

STUMP Marmer white carrara di tangan Pierre Charpin menghasilkan satu meja yang unik dan sangat ekspresif. Satu bagian yang kemudina dilapisi dengan anti air yang membuat tekstur marmernya mendefinisi bentuk dari meja dari Ligne Roset ini.

TORNO SUBITO

LARGE BOWL

Salah satu seri karya Pierre Charpin yang kini menjadi koleksi Musee des Arts Decoratif Paris ini adalah hasil kolaborasinya dengan International Glass and Plastic Arts Research Centre dari 1998 hingga 2001. Meskipun menggunakan material plastic dan memanfaatkan karakter plastisitas materialnya, Charpin melakukan banyak percobaan untuk melihat banyak kemungkinan yang mungkin dihasilkan. Proses yang terasa seperti masuk ke sebuah teritori baru dengan begitu banyak kemungkinan.

Kemewahan diterjemahkan oleh Pierre Charpin dengan apik. Hermes Maison hadir dalam beragam ukuran dan menggunakan material lacquered wood. Mangkuk besar ini jelas memiliki bentuk yang sangat simpel tetapi juga terlihat sangat modern dan elegan. Disinilah keberhasilan Pierre Charpin mewujudkan karakter brand Hermes Maison.

WAVE Sebuah desain yang berangkat dari keinginan besarnya untuk mendesain. Galerie Kreo memberikan kesempatan untuk melakukan eksplorasi material untuk menjadi salah satu elemen dalam kompleksitas dan menjadi bagian dari semangat desain kontemporer. Wave adalah salah satu koleksi yang dirancang Pierre Charpin yang mengeksplorasi pengulangn bentuk untuk mendapatkan kesan visual tertentu dengan material lacquered aluminium.

indesignlive.co.id

47


48

®

VMS Invesment Diana Nazir Char Char Bar & Grill Kaum Bali Restaurant Katamama Hotel Stackhouse issue 14. 2016-2017 ISSN 2089-0656

IDMI 14 coversALT.indd 1

2/23/17 11:19 PM

KITCHEN & BATHROOM INDONESIA

CHANGE

2016

8

HARGA RP 65.000/LUAR JAWA RP 75.000

Things to consider when renovating

YEAR END COCTAILS

6 Kitchen Trend 2017

DESEMBER 2016 - JANUARI 2017

INDONESIA / DESEMBER 2016

3 CHEFS IN THE KITCHEN TEMUKAN INSPIRASI DESAIN DAPUR IDEAL DARI PARA CHEF UNTUK ANDA

DESEMBER 2016 - JANUARI 2017 HARGA RP 65.000 LUAR JAWA RP 75.000

WITTY LOFT

KEKAYAAN EKSPRESI VINTAGE DAN DESIGN ICON

DONI HERDARU GEORGES HILAUL HUBERT HACISKI ANDREW SENDUK

Akhadi ‘KAKA’ Wira Satriaji LOOKING INTO YOURSELF

Gaya hidup rock star dalam keseharian

30Best of

AGENTS OF CHANGE

RP. 60,000 LUAR JAWA RP. 60,000 ISSN: 2089-337X

KEMEWAHAN KLASIK

GLAM ROCK

ENAM COCKTAIL UNTUK MENYEMARAKKAN PERAYAAN AKHIR TAHUN

DESEMBER 2016

HOLIDAY HAVENS DESTINASI IMPIAN DENGAN

Bathroom Ideas

Step into

Joyfulness

BATHROOMS 101

30

ANEKA IDE & TIPS MENATA KAMAR MANDI MENJADI LEBIH CANTIK

Kemeriahan hunian modern dengan dekorasi memesona

INSPIRING HOTEL BATHROOMS FROM AROUND THE WORLD _Cover Letc_November_2016 ok.indd 2

1/16/17 11:29 AM


jakarta i singapore I hong kong

Your Favourite Lifestyle, Travel, Jewellery, watches, Fashion, Property, Design Magazine is under one roof! Photography Courtesy of VMS

www.mpgmediapublishing.com

Also available in

www.homeanddecor.co.id

INDONESIA

#20 FALL ‘16

ETERNAL AFFAIR NOW CHECKOUT

Diperuntukkan bagi Anda yang suka dengan berbagai jenis dessert.

9TH ANNIVERSARY ISSUE

LONDON DESIGN FESTIVAL

CHRONOGRAPH SAVVY Decoding the best elements of a favourite complication

Dengan menghadirkan lebih dari 400 acara, pameran, dan instalasi di seluruh kota dari tanggal 7 – 27 September 2016.

UNIVERSE BEHIND THE DOORS

Sebuah pameran seni rupa yang tidak lazim, diselenggarakan di dalam kamar hotel Artotel Thamrin, Jakarta

FESTIVE ISSUE PIAGET POLO S IDR 80.000

(P. Jawa) Rp. 49.000,(Luar P. Jawa) Rp. 55.000,-

DES 2016

MONTBLANC history in the making ROLEX the fab four PATEK PHILIPPE 40th anniversary of nautilus GPHG 2016 the oscars of the watch world PRE-SIHH glimpse of the future

10 MOVEMENTS

The watch industry’s most important mechanical movements


Better Living Through Design Indesign Luminary kembali hadir untuk berbagi kisah menarik dengan para pengunjung Decorintex 2016 di Surabaya. teks Farida Esti ameran produk desain dekorasi, interior, arsitektur, dan sebagian produk bahan bangunan rumah, Decoration Interior Expo atau Decorintex, telah digelar untuk ketiga kalinya di Jawa Timur, pada 17 hingga 21 Agustus 2016 di Grand City Surabaya. Decorintex diikuti oleh 97 perusahaan yang memproduksi dan memasarkan produk-produk bermerek, aneka dekorasi, interior, aksesori, karya arsitektur modern dan bahan bangunan. Pameran ini didukung oleh KADIN, LPJK, INKINDO, Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII), Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Ikatan Arsitek Lanscape Indonesia (IALI), dan HDMI (Himpunan Desainer Mebel Indonesia) serta kalangan civitas akademika dari ITS 10 November Surabaya, UK Petra, Universitas Ciputra

P

dan Universitas Brawijaya. Selama lima hari pameran ini terselenggara, terdapat sekitar 25.000 orang yang mengunjungi pameran tersebut. Bersamaan dengan acara Decorintex, Majalah Indesign Indonesia juga menggelar talkshow Indesign Luminary dengan tema Design For Humanity pada tanggal 18 Agustus. Talkshow ini menghadirkan dua pembicara, yaitu Defry Ardianta, seorang Principal Ordes Arsitektur, dan Hermawan Dasmanto, Principal Arsitek Ara Studio. Kedua pembicara ini berbagi pengalaman tentang bagaimana cara memilih arsitek dan desainer interior yang cocok dengan karakter kita. Talkshow ini menjadi moment yang sangat bermanfaat dalam membantu masyarakat untuk memahami karakteristik dari arsitek dan desainer

interior yang dapat menerjemahkan karakter kita melalui desain. Dalam kesempatan ini, Indogress turut mempresentasikan keunggulan dari produk-produknya yang juga mampu mewakili karakter dari para pengguna secara lebih personal. Peserta talkshow dengan antusias mengikuti acara yang disponsori oleh Indogress, Vania, dan MaxOne Surabaya sebagai partner. Selain event Indesign Luminary, pada pameran ini juga disediakan Layanan Gratis Klinik Konsultasi Desain Interior maupun Arsitektur oleh Himpunan Desain Interior Indonesia dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Di samping itu juga digelar Presentasi Produk oleh beberapa perusahaan terkemuka peserta pameran yang dapat dihadiri dan diikuti secara cuma-cuma oleh para pengunjung pameran, serta beberapa kegiatan atau

acara yang memarakkan pameran antara lain Workshop Arsitektur, Workshop dan Lomba Fotografi Interior, Seminar Desainer Interior, Interior Arsitektur Job Fair, Lomba mewarnai, dan beberapa acara pendukung lainnya. Decorintex diharapkan dapat menjadi tujuan akhir masyarakat yang mengunjunginya di dalam memperoleh informasi yang lengkap tentang perkembangan mutakhir dan terkini industri produk interior, dekorasi, bahan bangunan ternama maupun mebel furnitur rumah hunian, hotel, kantor, dan apartemen.

decorintex.com


evolveindesign

The Opening Acara pembukaan pameran Decorintex Surabaya 2016 yang dibuka secara resmi oleh Bapak Soekarwo selaku Gubernur Jawa Timur dan Gus Ipul sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur.

Interior Designer Keramaian booth Java Interior Design yang turut berpartisipasi dalam pameran Decorintex Surabaya 2016.

Green Concept Pada area pameran Decorintex Surabaya 2016 terdapat area bersantai yang mengusung tema hijau dari rumput dan pepohonan untuk menciptakan kesegaran alami.

Design For Humanity Talkshow Indesign Luminary dengan tema Design For Humanity yang menghadirkan dua pembicara, yaitu Defry Ardianta, seorang Principal Ordes Arsitektur, dan Hermawan Dasmanto, Principal Arsitek Ara Studio. Talkshow ini dimoderatori oleh Sunthy Sunowo, Managing Editor Indesign Indonesia.

indesignlive.co.id

51


Prestigious Competition Commonwealth Bank Indonesia dan Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) umumkan karya desainer lokal Alvin Tjitrowirjo sebagai pemenang “Commonwealth Bank Space Design Competition 2016”. teks Farida Esti

ommonwealth Bank (PT. Bank Commonwealth) adalah anak perusahaan Commonwealth Bank of Australia (CBA) yang telah hadir di Indonesia sejak tahun 1997. CBA sendiri merupakan salah satu kelompok usaha terbesar yang terdaftar di Bursa Efek Australia dan salah satu dari sepuluh perusahaan terbesar di dunia berdasarkan market capitalization. Didukung oleh sekitar 2.200 tenaga profesional di bidang perbankan, Commonwealth Bank saat ini melayani nasabah di 32 kota di Indonesia. Sebagai bagian dari upaya merevitalisasi keseluruhan cabang, Commonwealth Bank dan Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) mengumumkan pemenang Commonwealth Bank Space Design Competition 2016. Sebuah kompetisi desainer lokal dalam merancang ruang cabang Commonwealth Bank menjadi lebih sesuai dengan nuansa digital yang simple, seamless, dan mudah diakses. Melalui kompetisi ini, Commonwealth

C

Bank semakin menunjukkan langkah pasti dalam mentransformasi bank ke layanan keuangan digital. “Kompetisi ini merupakan bagian dari langkah strategis Commonwealth Bank untuk menjadi pemimpin pasar dalam menyediakan solusi layanan keuangan digital kepada para nasabah ritel dan SME. Tata ruang baru ini merupakan salah satu langkah kami untuk merevitalisasi cabang dan mengoptimalkan segala peluang, sehingga kami dapat lebih baik melayani calon maupun nasabah existing. Langkah-langkah ini adalah usaha kami dalam mewujudkan visi Commonwealth Bank yaitu: to excel at securing and enhancing the financial wellbeing of people, businesses and communities,” ujar Presiden Direktur Commonwealth Bank, Lauren Sulistiawati. Saat mengumumkan pemenang kompetisi desain ini, Lauren mengatakan bahwa konsep cabang baru Commonwealth Bank akan lebih dinamis dengan tampilan yang sederhana dan konsep ruang terbuka. Selain itu, tampilan

cabang tersebut akan semakin terlihat modern, luas, dan terletak di lokasi yang lebih menonjol serta strategis. “Para nasabah kami, terutama nasabah ritel dan SME, akan memiliki pengalaman yang jauh lebih mudah dan seamless. Terutama, karena kami juga mengintegrasikan cabang dengan teknologi terbaru serta alternatif bertransaksi yang lebih inovatif dan nyaman,” jelasnya. Karya desainer lokal Alvin Tjitrowirjo berhasil menjadi pemenang utama dalam Commonwealth Bank Space Design Competition 2016. Karyanya dianggap paling sesuai dalam merepresentasikan nilai inovatif, kenyamanan, dan kemudahan yang diusung Commonwealth Bank Indonesia. Ketua Umum HDII Lea Aviliani Aziz mengatakan bahwa kerja sama dengan Commonwealth Bank dapat mendorong perkembangan para desainer lokal di Indonesia. “Tentu hal ini membanggakan karena karya desainer lokal akan digunakan sebagai sumber inspirasi desain bagi cabang salah satu bank terbesar di dunia.

Hal ini akan dapat memacu desainerdesainer lokal lain untuk mencetak prestasi-prestasi yang sama atau bahkan yang lebih baik lagi. Semoga langkah ini dapat menjadi pemacu pertumbuhan industri desain dan kreatif di Indonesia. Selain itu, kami juga ikut bangga karena revitalisasi ini merupakan bagian dari usaha bank dalam membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Lea. Pada kuartal terakhir 2016, kantor cabang di Kelapa Gading akan menjadi pilot project dalam upaya revitalisasi cabang, termasuk perubahan desain ruangan menggunakan hasil karya Alvin. Pemenang pertama berhak atas hadiah utama senilai Rp150.000.000, dan 17 pemenang runner-up lainnya masingmasing akan memperoleh hadiah sebesar Rp15.000.000.

commbank.co.id


evolveindesign

The Convenient Hub Karya Alvin T yang dinobatkan sebagai pemenang ini mengusung konsep keseimbangan antara kehidupan kosmopolitan dan nuansa yang nyaman dengan sentuhan cita rasa lokal. Desain kantor cabang perbankan digital Commonwealth Bank ini memadukan gaya hidup urban dengan bangunan luas, dan tenun batik sebagai warisan Budaya Indonesia.

The Kite Menggunakan layang-layang sebagai inspirasi utama, yang mana juga memiliki bentuk serupa dengan logo Commonwealth Bank, desain ini mencitpakan ruangan yang terang, energik, dan optimis. Konsep ini mengaplikasikan bentuk layang-layang yang kuat, nuansa yang hangat, modern, serta seamless look di setiap sudutnya.

Energizing Ide dari desain ini adalah menciptakan area yang playful, simple, namun tetap fungsional. Bentuk geometri yang dinamis dapat membuat ruangan menjadi lebih menyenangkan.

The Indonesian Ikat Desain ini terinspirasi dari salah satu kain khas Indonesia, Ikat, dan mengaplikasikannya pada seluruh ruangan. Menggukan konsep kain Ikat, area bangunan akan menjadi suatu paduan yang sempurna antara nuansa Barat dan Timur.

indesignlive.co.id

53


Inspiring Exhibition Homedec Hadir untuk Memberikan Inspirasi Anda dalam Mewujudkan Rumah Impian. teks Arisa Imandari


evolveindesign

esuksesan acara Homedec Indonesia yang diadakan perdana di tahun lalu, membuat pameran dekorasi dan desain rumah ini kembali hadir pada 29 September—2 Oktober 2016 lalu. Acara yang diselenggarakan di ICE BSD City, Tangerang, itu mengangkat tema Menyambut Musim Renovasi Rumah dengan Meriah. Dengan tema ini, Homedec menawarkan solusi desain dan dekorasi rumah yang akan menjadi “wadah� untuk ide dan tren terkini, sekaligus menjadi sumber inspirasi dan referensi untuk renovasi, redekorasi, dan pembaruan hunian. Acara yang berkolaborasi dengan Himpunan Desainer Interior Indonesia ini tak hanya menyuguhkan beragam booth yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Seluruh peserta acara juga dapat mengikuti acara-acara informatif seperti talkshow interaktif dan kegiatan dari barista serta chef yang memberikan informasi menarik. Terlebih lagi, acara yang dapat dikunjungi dengan bebas biaya ini banyak memberikan hadiah istimewa senilai lebih dari ratusan juta rupiah. Hadirnya Homedec Indonesia

K

ini ditujukan sebagai pameran ini yang dapat memenuhi kebutuhan pemilik rumah dengan menyediakan solusi, kiat, tren, ide, dan produk rumah, serta dipandang sebagai penentu tren untuk industri interior rumah sehingga dapat menyediakan solusi untuk rumah yang lebih baik.

ATAS Selain memamerkan produk-produk menarik dari banyak brand, Homedec juga mengadakan Talkshow interaktif.

homedec.co.id

indesignlive.co.id

55


Artistic Scenes Yayasan Design+Art Indonesia kembali menggelar Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) yang ke-tujuh dengan tema Seven Scenes. teks Farida Esti

jang tahunan ini akan menjadi penyelenggaraan yang ke7, sejak ICAD kali pertama diadakan tahun 2009. Tahun ini, ICAD hadir lebih besar dan lebih luas, melibatkan kolaborasi dengan berbagai kelompok pelaku kreatif dan pusat kebudayaan. Bertempat di Grandkemang Hotel sebagai lokasi utama, ICAD tahun ini mengusung tema ‘Seven Scenes’. ICAD berlangsung selama dua bulan dari 7 Oktober hingga 7 Desember 2016. Pameran ini menampilkan 7 proyek kolaborasi. Ketujuh proyek ini digerakkan oleh 7 insan kreatif dari berbagai disiplin. Mereka adalah Eko Nugroho (seniman), Agung Kurniawan (seni rupa), Budi Pradono (arsitek), Hermawan Tanzil (desainer grafis), Oscar Lawalata (desainer tekstil), Tita Salina (urban play), dan Tromarama (videografi). Dalam pembukaan pameran, turut hadir Ricky Pesik selaku Wakil Kepala

A

ATAS 'Kemang RT/RW' karya Hermawan Tanzil dan suasana konferensi pers.

Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Richard Daguise sebagai CEO & Managing Director Mesa Hotels and Resorts, yang menaungi grandkemang hotel, Hafiz Rancajale sebagai kurator pameran, Harry Purwanto selaku Art Director, dan seniman Tita Salina. Pameran seni kreatif ini diusung Yayasan Design+Art Indonesia dengan dukungan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf ), Artura Insanindo, Mesa Hotels and Resosts, dan Grandkemang Hotel Jakarta. Selain itu, ICAD 2016 juga bekerja sama dengan sentra kreatif di area Kemang, berupa pemutaran film restorasi dan diskusi film yang berlangsung di Kinosaurus Jakarta, dan juga bedah buku di CoffeeWar di kawasan Kemang Timur.

arturaicad.com


evolveindesign

Kimchil Series Agung Kurniawan menampilkan fenomena kimcil, istilah slank untuk remaja perempuan yang identik dengan kelabilan dan kenakalan yang sering dijumpai di ibukota.

The Soap Project Melalui karya The Soap Project, Agung Kurniawan membicarakan persoalan politik di bawah kekuasaan pemerintah yang rajin 'cuci tangan' dari upaya pengungkapan kebenaran.

Seven Scene Pameran ICAD 2016 mengusung tema 'Seven Scene' yang menandakan berlangsungnya pameran untuk ke tujuh kali bersama dengan tujuh seniman dan desainer.

Kampung Vertikal Kampung Vertikal hadir sebagai tawaran Budi Pradono dalam wujud sistem ruang terbuka yang dapat dibuat sesuai kebutuhan.

indesignlive.co.id

57


Stories behind the product CERITA menarik di balik pembuatan produk terbaru dari abie abdillah, luthfi hasan, dan rina renville. teks Fivi Anjarini

Lukis Chair, karya Abie Abdillah Bagi Abie, suatu kehormatan saat brand interior ternama dunia sekelas Cappelini melirik karyanya. Di sebuah ekshibisi produkproduk interior dan living Casa Indonesia di tahun 2015, Giulio Cappellini (pimpinan Cappellini) yang bertindak sebagai juri dan pembicara pada acara itu melihat produk Abie dan kemudian tertarik untuk memasukkannya ke dalam koleksi mereka dengan beberapa pengembangan. Setelah delapan bulan dengan pengembangan dari segi variasi ukuran dan warna serta kekuatan struktur, Lukis Chair pada akhirnya resmi masuk ke koleksi Cappellini yang diluncurkan pada event Milan Design Week. Sebenarnya jauh sebelum itu, tepatnya pada tahun 2011 prototipe Lukis Chair telah didesain oleh Abie untuk kompetisi Indonesia Furniture Design Awards (IFDA), namun saat itu masih belum kuat secara struktur. Setelah itu, Lukis Chair dikembangkan kembali olehnya dan ditampilkan di ekshibisi yang mempertemukannya dengan Cappelini . Jika dilihat dari makna kata, menurut Abie Lukis sendiri memiliki makna sebagai sebuah karya darinya. Seperti halnya arti lukisan dalam karya seni, ia menganggap rotan sebagai kanvas untuk berekspresi. Sedangkan dilihat dari makna penamaan, sebetulnya kata ‘Lukis’ sendiri diambil dari bulutangkis. Mengapa? "Karena secara filosofi, kejayaan rotan dan bulutangkis sama-sama muncul di era ‘80 dan ’90-an, sedangkan di periode 2000-an hingga pertengahan dapat dikatakan cukup terpuruk,” ujar lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini. Ketika dirinya mendesain kursi pada 2011 untuk kompetisi IFDA , ia menyampaikan pengharapan, bahwa

baik bulutangkis maupun rotan, merupakan kedua hal yang meskipun diambil dari pendekatan yang berbeda, tetapi sama-sama dapat menjadi ikon untuk kebanggaan bangsa Indonesia. Dan ternyata di 2016 ini, baik bulutangkis maupun rotan melalui Lukis Chair ini mendapatkan satu momentum yang luar biasa, yakni ketika Lukis Chair terpilih sebagai koleksi Cappellini, dan ketika melalui bulutangkis, Indonesia kembali mendapatkan emas di Olimpiade. Saat ditanya mengenai alasan dirinya memilih rotan sebagai dominasi material Lukis Chair, dengan lugas Abie menjawab bahwa rotan baginya memiliki makna khusus, selain merupakan material khas Indonesia dan kebutuhan 80% rotan dunia berasal dari hutan Indonesia. Selain itu, saat dirinya ikut bergabung bersama mahasiswa Desain Interior ITB mengunjungi sebuah pabrik PT Yamakawa Rattan di Cirebon, ia merasa terkesan dengan ucapan pendiri perusahaan tersebut, Yuzuru Yamakawa, yang mengatakan, jika ingin menjadi dikenal dan dihargai dunia jadilah desainer rotan. Selain rotan, peraih penghargaan bergengsi “Honourable Mention Winner” dalam ajang Singapore Furniture Design Award ini menjelaskan bahwa material Lukis Chair juga dikombinasikan dengan kayu dan bagian kakinya menggunakan kayu karet yang dibubut dengan teknik sambungan sedemikian rupa, sehingga dapat mengangkat masing-masing karakter yang dimiliki oleh kedua material tersebut.

studiohiji.com

ATAS Lukis Chair yang tersedia dalam dua warna. BAWAH Material rotan lentur yang mudah dibentuk


evolveindesign

Crochet - Sunset Blush Collection , karya Polkaa Polkaa merupakan label lokal yang memfokuskan pada obyek lifestyle sehari-sehari yang menggunakan material lokal dan dikerjakan oleh pengrajin lokal berpengalaman untuk menciptakan rasa baru kerajinan tangan. Di tahun 2016, Polkaa meluncurkan koleksinya yang terinspirasi dari warna dan cahaya sinar matahari yang malu-malu dan mulai memudar ketika beranjak senja. Menghilangnya sinar matahari ini yang lantas diterjemahkan menjadi rangkaian produk untuk mengisi dan mempercantik ruang-ruang dengan nuansa yang hangat dan juga terasa fashionable. Mengenai proses pembuatannya, Rina Renville sang penggagas label yang berbasis di Jakarta ini menjelaskan bahwa salah satu koleksi Sunset Blush, Bowl Crochet, berasal dari kain bekas (kain shibori) yang dicelup lalu digunting kecil-kecil memanjang kemudian dianyam dengan menggunakan tangan membentuk bowl yang berbentuk lingkaran. Menganyam sendiri memiliki keistimewaan, hanya memiliki satu lubang simpul saja dan menghubungkan satu sama lain, seperti rantai yang saling berhubungan. Produk yang dapat digunakan sebagai wadah penyimpanan beraneka macam barang maupun sebagai pot tanaman ini tersedia di La Fayette di Pacific Place dan Canaan Bali Store. Dan di sepanjang tahun 2016, mulai dari Casa Indonesia (The Ritz Carlton Pacific Place Jakarta), Brightspot Market (Senayan City), Indesignation (Bandung), dan Indonesian Contemporary Art and Design (ICAD, Kemang, Jakarta).

instagram/polkaa_goods

Mary & Teddy Tableware, karya Luthfi Hasan Hasil kolaborasi menawan dari Luthfi Hasan, pendiri dan principal dari Jakarta Vintage, dengan Sango, salah satu pabrik keramik terbesar di Indonesia. Mary & Teddy dikembangkan oleh Luthfi dari koleksi keramik doll miliknya, gadis pemain piano dan kuda poni yang begitu cute, happy, and playful.. “Boneka keramik gadis piano saya temukan di Pasar Cikapundung Bandung, sedangkan boneka kuda poni di Kebayoran Lama, Jakarta. Kemudian, saya beri nama mereka Mary dan Teddy, lalu saya buat sebuah story telling tentang keduanya, judulnya: Mary & Teddy, Reclaiming The Fun,� jelas penulis buku Art Design Vintage ini. Ceritanya adalah mengenai seorang gadis kecil bernama Mary yang ingin menjadi pianis andal. Oleh karena itu, ia rajin berlatih piano sebagaimana arahan ibunya. Sampai suatu ketika ia bertemu dengan poni dan lantas belajar mengendarai kuda poni tersebut, kemudian menyukainya. Sekarang, Mary bingung, apakah ia ingin tetap bermain piano, menunggangi kuda poni, atau keduanya? Koleksi yang terdiri dari Dessert/Breakfast Plate, Tea Cup and Saucer, Espresso Cup and Saucer, Hot Chocolate Mug, Two Tier Cupcake Plate, dan Pedestal Plate series ini menggunakan warna-warna Color Trend 2016pastel, yaitu biru, hijau, lime, salem. Koleksi yang diproduksi dalam jumlah yang terbatas ini tersedia di toko Jakarta Vintage dan beberapa gerai offline dan online shop di Jakarta. Di mata Jakarta Vintage, Mary & Teddy merupakan langkah awal untuk memasuki area tableware setelah sebelumnya lebih fokus pada kursi bergaya midcentury. Sementara, bagi Sango, koleksi ini merupakan kolaborasinya yang pertama dengan desainer lokal, setelah sebelumnya lebih fokus pada pasar ekspor.

jakartavintage.co

indesignlive.co.id

59


Vintage Inspirations Jakarta Vintage menghadirkan koleksi wallpaper Reclaimed Beauty dengan motif yang terinspirasi dari pasar loak. teks Farida Esti

unia desain Indonesia menyambut hadirnya Reclaimed Beauty, sebuah koleksi wallpaper dan synthetic leather dari Luthfi Hasan, seorang desainer interior dan furniture pendiri Jakarta Vintage pada 7 Desember lalu. Produk ini merupakan hasil kolaborasi dengan Crearte, produsen wallpaper dan synthetic leather di Surabaya. Untuk peluncurannya, Luthfi berkolaborasi dengan Chic Mart, sebuah toko cendera mata dan pernak pernik rumah yang berlokasi di Kemang, Jakarta Selatan yang menjadi venue grand launching karya terbarunya. Acara ini juga berkolabirasi dengan KMP (Kamandoko Multi Persada), distributor produk flooring, window, dan wall-covering. “Saya senang sekali akhirnya terwujud juga obsesi saya meluncurkan koleksi wallpaper dan synthetic leather ini,” kata Luthfi. “Setiap artwork yang saya buat dalam Reclaimed Beauty mempunyai story telling tersendiri yang semuanya terinspirasi dari barang-barang hasil buruan di pasar loak di Indonesia. Jadi melalui Reclaimed Beauty ini saya ingin menunjukkan bahwa, setelah diolah, barang-barang bekas dan tua itu bisa tampil indah,” jelas Luthfi. Reclaimed Beauty menawarkan lebih dari 70 motif wallpaper dan synthetic leather dengan beragam pilihan, dari yang penuh motif dan warna, sampai yang lebih minimalis dan netral. “Kami senang bisa tuntutan pasar akan wallpaper yang lebih bercita rasa lokal serta didesain oleh desainer lokal, jadi masyarakat punya pilihan lain,” kata Deddy P Effendi, Marketing Communication Director dari Crearte. “Betul sekali, saat ini pasar wallpaper hampir sepenuhnya dikuasai oleh wallpaper import, jadi kehadiran wallpaper ini merupakan angin segar bagi masyarakat pencinta wallpaper,” kata Engelhart Manumpil, dari KMP yang akan menangani distribusi dan marketing koleksi wallpaper & synthetic leather Reclaimed Beauty. Xania Maya Christina, pemilik Chic Mart menyambut kehadiran karya Luthfi ini dengan sangat baik. “Sebagai pioneer

D

dan toko pertama di daerah Kemang yang fokus mengkurasi dan menjual cendera mata dan pernak-pernik rumah, kami tentunya senang dengan kehadiran wallpaper karya Luthfi ini. Misi kami serupa, mempercantik rumah dengan produk-produk unik dan bermutu,” tuturnya. Maya menambahkan bahwa kolaborasi Chic Mart dengan Luthfi atau Jakarta Vintage merupakan bagian dari peremajaan Chic Mart bukan hanya galeri atau toko saja tapi juga menjadi ‘creative hub’. Chic Mart juga lebih melibatkan komunitas-komunitas kreatif untuk memberikan mereka wadah karya-

karya terbaik mereka. Selain berbagi pengalaman, informasi, dan edukasi, Chic Mart dapat menjembatani antara talenta kreatif dan publik. Selain meluncurkan koleksi wallpaper dan synthetic leather Reclaimed Beauty, saat yang sama Luthfi juga meluncurkan Betawi Mod, koleksi furniturnya yang terbaru. “Koleksi ini terinspirasi oleh gaya hidup, ornamen, dan bentuk yang banyak ditemukan di rumah tradisional Betawi, saya hanya membuatnya lebih simple dan modern. Betawi Mod adalah perpaduan antara gaya Betawi dan gaya Scandinavia,” jelasnya. Betawi Mod

terdiri dari satu day bed, dua lounge chair, dan dua side table yang bisa digabungkan menjadi coffee table. “Betawi Mod series ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan selera masyarakat akan furnitur yang lebih ringan dan ringkas. Desain yang streamline, sistem knock down, dan flat packaging merupakan tawaran dari Betawi Mod,” tutup Luthfi.

jakartavintage.co


evolveindesign

DESIGNER AWARDS 2016 Akzonobel Memberikan Penghargaan bagi Talenta Arsitektur dan Desain Interior Indonesia. teks Arisa Imandari

ebagai perusahaan cat dan pelapis terkemuka di dunia, Akzonobel, yang berkomitmen membuat kehidupan lebih nyaman dan menginspirasi, memberikan penghargaan terhadap karya arsitek dan desainer interior lokal dalam ajang Dulux Designer Awards 2016. Menggandeng arsitek Andra Matin, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) yang diwakili Steve J.Manahampi, Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) yang diwakili Lea Aviliani Aziz, Green Building Council Indonesia (GBCI) yang diwakili Naning Adiwoso sebagai juri, penghargaan ini

S

menitikberatkan pada Desain, Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan, Inovasi, serta Warna bagi tiap-tiap karya yang masuk. Bersamaan itu juga, Akzonobel turut berpartisipasi dalam Small Space Living Interior Design Competition yang diusung oleh HDII. Akhirnya tiap karya yang telah dinilai ini, dipilihlah para pemenang yang diumumkan di Emperica, Jakarta, pada 15 November 2016 lalu. Adapun pemenang Dulux Designer Awards 2016 kategori Commercial Building adalah ABODAY Design dengan karya “Foresta Business Loft 1&2, BSD. Asep Development

dengan karya “Stoy House” terpilih sebagai pemenang kategori Residential. Sementara itu, Pemenang pertama dalam ajang Small Space Living Interior Design Competition diraih oleh Wesley Huang dengan karyanya “Rotation House”.

dulux.co.id

indesignlive.co.id

61


Humanity Exhibition Istanbul Design Biennial kembali digelar untuk ketiga kalinya pada 22 Oktober hingga 20 November 2016 dengan tema ‘ARE WE HUMAN? : The Design of the Species: 2 seconds, 2 days, 2 years, 200 years, 200,000 years’. teks Farida Esti

stanbul Design Biennial tahun ini diselenggarakan oleh Istanbul Foundation for Culture and Arts (İKSV) dan disponsori oleh ENKA Foundation, Petkim, serta VitrA. Mengusung tema ‘ARE WE HUMAN? : The Design of the Species: 2 seconds, 2 days, 2 years, 200 years, 200,000 years’, pameran ini dikurasi oleh Beatriz Colomina dan Mark Wigley dengan pertimbangan nilainilai dari hubungan yang kuat antara desain dengan manusia. Pameran ini menampilkan lebih dari 70 proyek hasil karya para desainer, arsitek, seniman, sejarawan, arkeologis, hingga ilmuan dari 13 negara. Semua karya tersebut ditampilkan pada lima vanue, yakni Galata Greek Primary School, Studio-X Istanbul dan Depo di Karaköy, Alt di Bomonti, serta Istanbul Archaeological Museums di Sultanahmet. Bertujuan untuk memaparkan kembali desain dari awal kehidupan manusia, pameran ini menyajikan 4 kategori proyek, yaitu Designing the Body, Designing the Planet, Designing Life, dan Designing Time. Designing the Body meng-explore segala hal tentang tubuh manusia yang merupakan artefak tidak stabil dan terus direkonstruksi. Setiap dimensi manusia akan terus disesuaikan, ditambah, atau diganti. Designing the Planet mengajak kita untuk kembali memikirkan desain kemanusiaan dari beragam wilayah dan ekologi. Designing Life memperlihatkan bentuk-bentuk baru dari mekanik, elektrik, dan biologis dalam kehidupan yang telah diciptakan. Sebuah perpaduan dari mesin, makhluk hidup, komputer, dan genetika yang selalu bergerak dari laboratorium ke dalam kehidupan sehari-hari, baik itu pada tanah, udara, hingga lautan. Designing Time menyajikan varian arkeologi unik mulai dari peralatan yang digunakan manusia pertama hingga penggunaan media sosial yang membuat manusia dapat mendesain ulang dirinya sendiri. Ekshibisi ini juga menghadirkan program lainnya seperti The Open Call for Videos yang menerima 200 pengajuan dari 36 negara, kolaborasi

I

Superhumanity dengan E-Flux yang menampilkan lebih dari 50 penulis internasional, dan proyek Turkey Design Chronology yang menyatukan para ahli dari beragam bidang ilmu di Turki untuk membuat sebuah desain yang luar biasa. Ditambah lagi, pada ekshibisi ini diadakan beberapa program menarik seperti Academy Programme yang menjadi platform bagi universitas di turki untuk berdiskusi akan semua tema acara ini. Saat program seminar tersebut memperluas pengetahuan desain para pengunjung, proyek Creative Districts menyatukan pengunjung dengan desainer di Beyoglu dan sekitarnya. Ada pula program Design Routes yang mengajak kita untuk mengunjungi beberapa kantor perusahaan desain, manufacturing site, dan bangunan arsitektur di berbagai kota. [Teks: FE]

arewehuman.iksv.org

ATAS Acara pembukaan pameran yang dihadiri oleh sejumlah jurnalis, pekerja seni, dan para tamu undangan.


evolveindesign

ATAS Karya seni peserta dari

India.

kanan Karya perwakilan

dari Indonesia dengan judul 'Freedome'.

Rendering The Future London Design Biennale 2016 telah berlangsung di Sommerset House, London, pada 7 hingga 27 September dengan menampilkan 37 karya seni dari berbaagai negara. teks Farida Esti ntuk pertama kalinya, London Design Biennale bekerja sama dengan Jaguar dan Somerset House, menggelar pameran desain yang dibuka untuk umum selama tiga minggu. Beragam instalasi, karya seni, prototipe, dan desain dari 37 negara disatukan untuk menghibur dan menginspirasi pandangan kita akan dunia di masa depan. Para pengunjung dapat berinteraksi dengan nama-nama arsitek, desainer, ilmuan, penulis, serta seniman ternama maupun baru dalam pameran akbar ini. Setiap karya yang dipamerkan merujuk pada tema ekshibisi tahun ini yaitu ‘Utopia by Design’, yang menjadi bagian dari Somerset House UTOPIA 2016: A Year of Imagination and Possibility, untuk memperingati anniversary ke 500 tahun karya-karya

U

Thomas More. Karya yang dihasilkan sangatlah beragam, termasuk imajinasi luar biasa akan kota masa depan, serta solusi-solusi kehidupan pada abad ke-21. Salah satu dari 37 negara yang berpartisipasi adalah Indonesia yang dinaungi oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia. Tim desainer terdiri dari Irwan Ahmet, Bagus Pandega, dan Adi Purnomo menciptakan sebuah proyek yang berjudul ‘Freedome’. Karya ini dikuratori oleh Danny Wicaksono, Diana Nazir, Hafiz Rancajale, dan Hermawan Tanzil. Merespon tema “Utopia by Design” yang diangkat oleh tim London Design Biennale, para kurator Indonesia mengangkat peristiwa Konferensi Asia Afrika yang terjadi pada 1955 di Kota Bandung sebagai titik mula pendedahan framework karya. Konferensi ini

dianggap sebuah pencapaian tersendiri, di mana Indonesia, sepuluh tahun sejak kemerdekaannya, mampu menjadi inisiator sebuah konferensi internasional yang mengemukakan konsep perdamaian ketika dua kubu besar dunia sedang bergerak menuju perang dunia. Konsep tersebut lantas diterjemahkan melalui tangan dan pikiran para desainer yang mewujudkannya dalam sebuah karya. Dilibatkan pula seniman serta desainer, Agra Satria, Fandy Susanto, Max Suriaganda, Savina Lavinia, Suyenni, dan Yola Yulifianti untuk mewujudkan kerja kolektif. Dimana sosok-sosok terpilih ini bekerja dalam sistem yang terintegrasi untuk menghasilkan karya yang optimal. Terciptalah “Freedome”, sebuah utopia yang berdasar pada poin-poin dasasila Bandung mengenai perdamaian

yang lahir setelah Konferensi Asia Afrika. Salah satu poinnya adalah diluncurkannya satelit informasi bernama “Berdikari” yang memiliki hanya satu misi mulia yang hadir tanpa pretensi: perdamaian dan kesejahteraan bagi semua. Wujudnya adalah instalasi satelit yang terlevitasi dengan susunan sabut kelapa dan kuningan di bawahnya. Mengambil sebuah ruang di Sommerset House yang bernuansa kolonial, nuansa era 50an di Paviliun Indonesia menjadi semakin dramatis.

londondesignbiennale.com

indesignlive.co.id

63


Gorgeous Lighting Grand opening sekaligus menandai keberadaan flagship store Serip pertama di Indonesia . teks Fivi Anjarini

Kiri Para pembicara talkshow serta perwakilan Serip Indonesia dan Portugal. Kiri Bawah Koleksi chandelier mewah dari Serip, Coral Series.

ain Atrium, Jakarta Design Center (JDC) tampak indah pada petang 23 November 2016 lalu dihiasi lampu cantik nan elegan. Rupanya Serip, label lampu organik dari Portugal, tengah mengadakan grand opening sekaligus menandai keberadaan flagship store pertamanya di Indonesia. Untuk diketahui, Serip yang berusia 55 tahun ini telah dikenal di berbagai belahan dunia, yaitu Eropa, Amerika, Asia, Oseania, dan Afrika. Flagship store Serip yang juga bertempat di JDC menampilkan beragam lampu unggulan, di antaranya chandelier, lampu dinding, dan lampu ruang makan. Talkshow menarik juga turut meramaikan acara bertajuk “Transforming Nature into Lights” ini dengan menghadirkan Martin Lim (CEO Serip Indonesia), Miguel Angelo (Desainer Serip Portugal), Agam

M

Riyadi (Desainer Interior), Miming Kartawinata (Arsitek), Veronica Colondam (Yayasan Cinta Anak Bangsa/YCAB). Selain itu, di acara ini hadir pula Mario Rui Pires (CEO Serip Portugal) dan Benson Agus (Director Marketing of Serip Indonesia). “Berbekal pengalaman lebih dari 55 tahun, Serip menawarkan kehangatan sentuhan manusia dan hampir meniadakan elemen mekanik dalam proses produksi, sehingga tidak ada dua produk yang sama persis. Setiap produk yang dihasilkan tampil sebagai karya seni yang menawan,” tutur Martin. Dan untuk tahun 2016 ini, Serip meluncurkan koleksi Black and White yang terinspirasi dari filosofi kuno yin dan yang. Koleksi memukau ini menghadirkan ragam produk, antara lain Nenufar, Aqua, dan Bijout. Seluruh koleksi lampu Serip telah kompatibel dengan smart system yang diaplikasikan di rumah ataupun hotel. Bohlam dapat dipilih antara jenis halogen yang lebih adaptif terhadap desain atau jenis LED untuk menciptakan atmosfer ruang yang lebih modern dan hemat energi. Beberapa proyek di mancanegara telah menggunakan produk Serip, antara lain Hotel Savoy (London), Conrad Hotel (Algarve), Hotel Harmony Embrasse (Osaka), dan Antilia Building di Mumbai (terpilih sebagai rumah yang paling mahal di dunia, lebih mahal dari istana Buckingham kerajaan Inggris). Dalam acara ini juga pihak Serip mendonasikan sebuah lampu yang akan dilelang dan seluruh hasil lelang lampu tersebut akan disumbangkan kepada YCAB.

ls.serip.co.id


evolveindesign

A TASTE FROM THE ARCHIPELAGO Menikmati keindahan Kepulauan Riau dengan sempurna dari Hotel The Sanchaya Bintan yang elegan. teks Arisa Imandari

ATAS Suasana senja di infinity pool yang terkesan magis. KANAN Hotel Sanchaya dikelilingin oleh lingkungan hijau yang sangat indah.

ugusan Kepulauan Riau telah menjadi sorotan dunia travel yang ingin mengeksplorasi kecantikan pulau di semenanjung Selat Malaka ini. Yang paling banyak diminati ialah Pulau Bintan— pulau terbesar di Provinsi Kepulauan Riau—karena destinasi wisata pantainya yang spektakuler dengan hamparan pasir putih luas dan menghadap langsung ke Laut Cina Selatan. Para pencinta pantai atau penggemar travelling sudah pasti akan jatuh hati akan keindahan pulau dan pantai di sini, baik wisatawan lokal maupun negeri seberang, seperti Singapura dan Malaysia, atau bahkan wisatawan dari penjuru dunia. Dengan lokasi ideal untuk sebuah kenikmatan pelesir tak ada duanya, tak heran jika banyak hotel berbintang melengkapi fasilitas mewahnya di tempat ini. Salah satunya adalah Sanchaya Bintan. Terletak di Teluk Lagoi yang terkenal, Sanchaya Bintan begitu dekat dengan Singapura. Anda hanya membutuhkan waktu 15 menit dari Changi International Airport menuju Tanah Merah Ferry

G

Terminal, dan 45 menit berkendara dengan kapal feri cepat menuju pulau ini. Dengan fasilitas mewah yang lengkap, Sanchaya Bintan menjadi satu-satunya hotel di Bintan yang memiliki VIP Lounge pribadi di terminal demi kenyamanan para tamu saat tiba atau menunggu kedatangan kapal. Sanchaya Lounge di Bandar Bentan Telani Ferry Terminal ini sendiri berjarak 15 menit dari hotel. Dari Kota Jakarta pun, Pulau Bintan mudah dicapai dengan pesawat. Dalam bahasa Sanskerta, “sanchaya” berarti ‘koleksi’, dan seperti namanya, Sanchaya Bintan mengakomodasi 21 vila serta 9 suite, sebuah clubhouse, 2 restoran dan tempat makan di dalam vila yang buka 24 jam nonstop, sebuah bar, area fungsional, infinity pool, spa, fitness center, paviliun yoga di tepi pantai, juga tempat croquet lawn. Sanchaya Bintan menjadi salah satu bangunan tepi pantai indah di dunia dengan struktur yang terinspirasi dari European Salons di abad 18 dan 19. Hotel yang berdiri sejak Desember 2014 ini menjadi anggota “Small Luxury Hotels of the World” yang menyuguhkan fasilitas privat berkualitas

dengan standar tinggi. Hotel ini juga memfasilitasi kekayaan sejarah dan budaya Asia Tenggara yang dapat dilihat dari koleksi karya seni, perabot, artefak, bukubuku, hingga barang antik. Jelajahi keindahan Pulau Bintan dan nikmati kemewahan dan fasilitas lengkap dari Hotel Sanchaya Bintan. Hotel ini juga dilengkapi paket tur menelusuri destinasi wisata unik dan menarik di kepulauan sekitar hotel. Anda dapat melakukan snorkeling, menyelam, atau sekadar mengagumi pemandangan pulau atau merasakan sensasi kelembutan pasir putih di jemari. Untuk Anda yang mungkin berat meninggalkan hotel, tak perlu khawatir karena Sanchaya Bintan mempunyai fasilitas lengkap yang siap memanjakan pancaindra Anda.

thesanchaya.com

indesignlive.co.id

65


66

evolveindesign

HB Design: Selected Architectural Works Oleh Paul McGillick Penerbit Tuttle Publishing 224 halaman t hardcover, IDR 550.000 (62) 21 4682 1089 periplus.com Diresensi oleh Lisa Amelia Memiliki deretan proyek yang tersebar di Asia, Eropa dan Timur Tengah, serta koleksi penghargaan sebagai wujud pengakuan publik, jejak langkah HB Design di dunia arsitektur tentu layak untuk dijadikan sumber inspirasi. Melalui buku HB Design: Selected Architectural Works, perusahaan yang sekarang telah memasuki usia dua puluh ini menyajikan rekaman perjalanan mereka, mulai dari sebuah perusahaan kecil di Hong Kong, kemudian memasuki masa-masa awal di Singapura, hingga ekspansinya ke wilayah Asia. Secara komprehensif, buku ini menampilkan koleksi karya-karya HB Design, baik yang sudah rampung maupun yang dalam proses pengerjaan. Terdapat pula sebuah bab khusus yang didedikasikan bagi beberapa proyek dengan status tak terbangun. Karya-karya yang ditampilkan pun beragam, mulai dari interior bespoke, hunian pribadi serta multi-residential berskala besar, hingga pengembangan komersial dan mixed-use. Semuanya dipresentasikan melalui lebih dari 400 ilustrasi berwarna dan hitam putih yang memesona, dan semakin diperkuat oleh penuturan dari Paul McGillick, sang penulis yang juga merupakan seorang editor dan produser video di bidang arsitektur, seni, dan desain. Pada dasarnya, buku ini menganalogikan evolusi sebagai perjalanan yang mendeskripsikan HB Design dengan kreativitas dan kemampuan adaptifnya yang unik, berhasil membentuk ide-ide dan pendekatan dalam berkarya. Perjalanan juga menggambarkan sebuah proses, yang merupakan elemen penggerak bagi filosofi mereka, yang melihat bahwa setiap proyek merupakan sebuah proses pencarian tanpa asumsi karena masing-masing memiliki keunikan dan solusi tersendiri. Buku ini mencerminkan bahwa di sepanjang evolusi menuju kesuksesan perusahaan ini tetap berkomitmen untuk menciptakan karya-karya arsitektur yang luar biasa. Pencarian terhadap desain istimewa pun menjadi fondasi mereka dalam memenuhi berbagai kebutuhan klien serta memberikan kontribusi berarti untuk masyarakat melalui bangunan ideal yang atraktif sekaligus unik.

Art Design Vintage

Arsitektur Tropis

Oleh Luthfi Hasan Penerbit Gramedia 238 halaman hardcover, IDR 185.000 (62) 21 719 9288 aksara.com Diresensi oleh Fivi Anjarini

Oleh Prof. Tri Harso Karyono Ph.D. Penerbit Erlangga 64 hlm BW, 16 hlm 2/2, 56 hlm 4/4 IDR 84.000 (62) 21 4682 1089 erlangga.co.id Diresensi oleh Tim Editor

Seni di mata Luthfi Hasan (pendiri Jakarta Vintage), sungguh istimewa, terlebih seni yang memiliki muatan vintage. Selain menyimpan sejuta kenangan, barang-barang vintage-lah yang menginspirasinya dalam berkarya selama ini, baik untuk koleksi furnitur midcentury-nya maupun koleksi tableware terbarunya yang merupakan hasil kerja sama dengan salah satu produsen peralatan makan terbesar di Indonesia, Sango. Secara visual, buku ini sangat luar biasa unik, seakan membuat mata enggan berkedip. Hampir di setiap halaman di dalam buku ini kita akan dimanjakan dengan ilustrasi-ilustrasi menakjubkan hasil kolaborasi Luthfi dengan seniman-seniman muda berbakat dalam pembuatan ilustrasi desain koleksi kursi midcentury untuk Jakarta Vintage (The Young Artist Series: Aditya Pratama, Arkiv Vilmansa, Atreyu Moniaga, Aqil Prabowo, Badruzzaman, Irene Saputra, Mahendra Nazar). Tak hanya itu saja, buku ini juga menghadirkan pula beragam barang-barang dan koleksi seni vintage milik Luthfi, mulai dari furnitur peninggalan orang tua, lukisan, karpet dinding, piringan hitam, komik, sampul kaset, botol kemasan vintage, hingga boneka keramik dan boneka kain yang senantiasa menginspirasinya. Ada yang menarik dari koleksi-koleksi milik Luthfi. Sebagian barang-barang tersebut ditemukannya di berbagai pasar loak, baik lokal maupun luar negeri. Luhtfi yang mengawali kariernya di bidang interior dengan menulis blog Jakarta Vintage ini seakan ingin membuka mata kita dengan gaya penyampaiannya yang tidak bertele-tele dan jujur, bahwa betapa karya seni pada hakikatnya dapat ditemukan di sekitar kita, bahkan di tempat yang tak terduga sedikit pun, jika saja kita lebih jeli untuk melihatnya. Melalui buku ini juga Luthfi yang memiliki latar pendidikan politik dan juga terjun di bidang periklanan ini ingin menekankan bahwa kita tidak harus menjadi seniman profesional untuk dapat menikmati sebuah karya seni. Seni bukan tentang yang orang lain pikirkan, melainkan yang Anda rasakan.

Buku yang disunting oleh Ade M. Drajat ini mencoba menjelaskan kembali esensi arsitektur tropis lembap yang tampaknya semakin kurang dipahami oleh arsitek maupun kalangan dunia pendidikan arsitektur. Melalui rancangan arsitektur tropis, diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ditimbulkan oleh iklim tropis agar bangunan yang dirancang bukan saja menarik secara estetika, namun juga dapat mengatasi permasalahan iklim tropis setempat, terutama dengan memperhatikan posisi matahari sebagai sumber kalor yang diterima bangunan. Ketika permasalahan iklim tropis, permasalahan panas matahari dapat dijawab melalui rancangan arsitektur, maka bangunan hanya akan sedikit menggunakan alat bantu untuk mendinginkan atau menerangi ruangan-ruangannya. Dengan kata lain, ketika esensi arsitektur tropis diterapkan dalam bangunan, maka bangunan akan nyaman secara termal dan visual, tanpa banyak menguras energi serta sumber daya alam. Penerapan konsep arsitektur tropis secara tepat di iklim tropis akan membantu bangunan dalam menghemat energi dan sumber daya alam. Dengan demikian, penerapan rancangan arsitektur tropis akan membantu terbentuknya lingkungan buatan yang berkelanjutan. Penulis menyelesaikan program doktornya di bidang Arsitektur, Kenyamanan Termal, dan Penghematan Energi dalam Bangunan di School of Architectural Studies, University of Sheffield, UK. Guru Besar bidang arsitektur ini kerap menulis sejumlah artikel ilmiah di media lokal dan jurnaljurnal internasional, seperti Building Research and Information, International Journal of Ambient Energy, dan Architectural Science Preview, selain aktif juga sebagai penelaah jurnal yang diterbitkan Penerbot Elsevier. Buku ini ditujukan terutama kepada mahasiswa program sarjana arsitektur dan kepada para praktisi, serta peminat arsitektur. Buku ini diharapkan dapat melengkapi buku-buku yang sudah ada sebelumnya dengan judul yang serupa, meskipun dengan telaah dan penekanan yang berbeda.


67


SIMPLYFY THE COMPLEXITY Mempertemukan konsep pemikiran yang simpel dan sederhana tanpa kehilangan ekspresi bonafiditas dan elegan dari desain sebuah kantor.


portfolioindesign

TEKS Sunthy Sunowo FOTOGRAFI Courtesy of Aedas InteriorS Desainer Interior Aedas Interiors LOKASI Hong Kong | PRC PROYEK VMS Investment Group Headquarters

esain untuk kantor membutuhkan pertimbangan yang sangat beragam dan luas. Ada kebutuhan untuk mewadahi lebih dari sekedar aktivitas yang ada, tetapi ada pula tuntutan untuk membentuk impresi yang sesuai dengan nama atau brand yang terwakili. Di sinilah desain memiliki peranan yang sangat penting untuk bisa membentuk satu imaji dari desain kantor. Kepercayaan, kelas dari pelayanan, dan juga bonafiditas dari kantor tersebut tercermin dengan jelas dan membentuk kepercayaan publik. Hal inilah yang terjadi pada kantor VMS Invest yang melayani klien untuk manajemen investasi dari aset mereka. Ekspresi elegan menjadi penting disini, karena pada akhirnya bisa membentuk persepsi dan membangun kepercayaan klien terhadap layanan dan merefleksikan bagaimana perusahaan menghargai kliennya. Hal inilah yang menjadi pertimbangan bagi Aedas ketika mendesain relokasi kantor VMS Invest ke Exchange Square. Relokasi ini tidak hanya sebuah pemindahan tempat, tetapi bersama dengan tim Aedas, klien merumuskan kembali ethos dan kultur perusahaan. Relokasi ini kemudian berarti merombak beberapa kebiasaan dan tatanan lama, di antaranya juga mewujudkan ekspresi desain baru yang lebih mencerminkan respon perusahaan terhadap perkembangan jaman dan bagaimana memberikan keyakinan dan rasa nyaman kepada klien. Aedas kemudian mengusung konsep galeri seni untuk bisa mencapai kualitas elegan yang dibutuhkan. Hal ini didukung dengan tersedianya koleksi seni milik klien yang terus berkembang. Aktivitas dan interaksi dengan klien tidak lagi dilihat sebagai kegiatan formal yang juga harus diwadahi dalam tatanan serius dan kaku. Konsep galeri seni ini justru membuka kemungkinan-kemungkinan baru dalam bentuk interaksi dengan klien dan juga tamu yang datang.

D

indesignlive.co.id

69


HALAMAN PEMBUKA

Sentuhan warna elegan langsung terasa saat memasuki kantor VWS Invest. KANAN Area resepsionis dengan meja kombinasi kayu dan marmer yang memberi kesan mewah. bawah Konsep galeri membawa koleksi seni tampil menonjol pada dinding. halaman sebelah Ruang rapat yang luas memiliki plafon yang menurun, namun didukung oleh pencahayaan yang baik.

Intepretasi dari konsep ini menjadi wujud dari bagaimana semangat, dinamika, dan keberagaman dari sistem yang berada di dalam perusahaan tersebut. Melalui warna, impresi dari kombinasi material dengan beragam tekstur, dan kemudian ruang menjadi satu rangkaian lapis per lapis yang menguatkan kualitas tiga dimensinya. Konsep galeri membawa satu inti yang berhasil diwujudkan dalam desain kantor ini, memberikan tempat bagi koleksi seni dan beberapa bagian interior untuk tampil lebih menonjol. Benda-benda tersebutlah yang menjadi fokusnya, tetapi bidangbidang dinding dan plafon tidak dibiarkan begitu saja polos. Penurunan plafon didukung oleh strategi pencahayaan yang sangat baik, sehingga menciptakan kesan gelap terang yang terskenario dengan baik. Mendukung bagian-bagian penting yang sengaja ditonjolkan. Di sisi lain, ruang dan bentuknya secara tiga dimensi sengaja dijadikan latar bagi seluruh koleksi dan pilihan furnitur yang dirancang sesimpel mungkin. Lorong menuju meja resepsionis dirancang dengan sangat cermat dan membuat setiap garis yang terbentuk menjadi satu kesatuan artistik yang elegan dan understated. Hal ini didukung oleh pilihan warna yang natural dan memanfaatkan tekstur marmer natural di beberapa bagian tanpa harus terlalu mencolok atau menjadi distraksi. Furnitur yang dihadirkan kemudian harus dipilih dengan cermat untuk bisa mengimbangi kehadiran karya seni yang diletakkan di beberapa bagian dengan cermat. Bahkan lampu gantung di area resepsionis


portfolioindesign

Intepretasi dari konsep ini menjadi wujud dari bagaimana semangat, dinamika, dan keberagaman dari sistem yang berada di dalam perusahaan. sunthy sunowo

indesignlive.co.id

71



portfolioindesign

Kiri Lampu gantung besar pada ruang duduk utama menjadi focal point yang menarik. kanan Area makan menjadi tempat yang lebih santai dan jauh dari kesan formal.

VMS Investment Group Headquarters Desainer Interior Aedas Interiors KLIEN VMS Investment Group Headquarters TAHUN PENYELESAIAN 2015 TOTAL LUAS LANTAI 1200 m2 AEDAS (852) 2861 1728 | aedas.com

sengaja menjadi satu focal point yang menarik. Detail menjadi sangat penting dalam tatanan simpel elegan seperti ini. Faktor pencahayaan juga menjadi kunci suksesnya. Karya seni, furnitur, dan bahkan kolom serta lampu menjadi objek dalam wadah dimensi ruang yang harus terlihat atraktif. Pemilihan material menjadi sangat penting, karena pertemuan material yang baik serta komposisi yang solid akan mewujudkan kualitas dan impresi ruang yang dibutuhkan. Di ruang meeting formula yang sama juga diterapkan hanya kemudian deretan kursi dan meja panjang langsung membawa suasana lebih formal. Di sisi lain, suasana lebih santai layaknya sebuah kafe langsung memberikan alternatif tempat untuk berdialog santai dengan klien. Sementara, di ruang duduk utama, seni kemudian diintepretasikan melalui pilihan detail interior dari marmer pelapis kolom, sebuah void bulat, dan pilihan furnitur klasik dengan sentuhan modern membuat ruangan ini sangat artistik. Karpet dengan motif abstrak mengikat semuanya. Disinilah bonafiditas coba diletakkan pada standar tertentu, sehingga mampu berkontribusi untuk meyakinkan klien.

Sunthy Sunowo adalah Managing Editor di Indesign Indonesia.

indesignlive.co.id

73


74

Parametric Permukaan gedung dengan desain parametric berlapis cat menyerupai warna mencolok dari gedung lainnya.


portfolioindesign

Teks Farida Esti Fotografi Courtesy of Aedas Arsitek Aedas Lokasi Nanning | China Proyek Huanancheng Exhibition Centre

Surfaces kayu, tentu saja membuat Huanancheng Exhibition Centre terlihat

indesignlive.co.id

75


Halaman Sebelumnya

Facade gedung Huanancheng Exhibition Centre dengan desain parametric. searah jarum jam

Rangkaian baffle yang membentuk kanopi lipat pada area masuk gedung , desain 3D dari facade gedung, rangka facade gedung, detail facade gedung yang sangat menarik.

uanancheng Exhibition Centre merupakan sebuah bangunan besar terdiri dari lima lantai ruang retail dan ruang pameran yang terletak di sisi kota Nanning. Pembangunannya adalah bagian dari master plan Huanancheng yang juga mencakup pembangunan perumahan, pengembangan bangunan mixedcommercial, serta tiga gedung pameran lainnya dengan ciri khas berbeda. Sang klien sebelumnya telah menyewakan area pameran untuk para pengusaha furnitur selama 25 tahun, dan hal tersebut menjadi inspirasi tim Aedas untuk menciptakan desain yang berhubungan dengan furnitur. Berdasarkan semiotika, arsitektur dari bangunan seluas 911,098 meter persegi ini berasal dari abstraksi sebuah kursi lipat. Dari konsepnya sendiri, tim desainer Aedas yang dikepalai oleh Wai Tang, menggunakan desain parametric untuk membangun façade dengan material berukuran standar 1,2 meter. Gabungan baffle pada façade ini dapat berubah menjadi kanopi lipat yang menandakan area masuk gedung. Setiap baffle terbuat dari alumunium persegi berongga yang dilapisi oleh PVF2 dengan warna menyerupai kayu dan memungkinkan terjadinya pencahayaan halus yang terintegrasi. Baffle vertikal digunakan untuk menciptakan rangkaian beragam bentuk, sedangkan baffle horisontal pada tepi-tepi setiap sudut membentuk sebuah rangkaian yang utuh. Kemudian rangkaian tersebut menekuk hingga membentuk kanopi lipat pada area masuk gedung untuk menciptakan sensasi berbeda untuk para pengunjung sejak pertama kali menginjakkan kaki di Huanancheng Exhibition Centre. Rangkaian tersebut pada siang hari, akan menciptakan bayangan pada façade bangunan yang kaya akan tekstur bukaan ruang. Sedangkan pada malam hari, dinding di balik rangkaian baffle ini akan menyala dengan bantuan lampu LED yang menambah sentuhan dimensi lain pada desain façade. Layout yang menjadi favorit dari gedung ekshibisi adalah sebuah kotak sederhana di mana beberapa komponen retail mengelilingi area ekshibisi untuk

H


portfolioindesign

Berdasarkan semiotika, arsitektur dari bangunan ini berasal dari abstraksi sebuah kursi lipat, Farida esti

memaksimalkan fleksibilitas berlangsungnya pameran. Denahnya sendiri terbagi menjadi dua segmen yang menciptakan jalur masuk secara langsung menuju tampat pameran dari pintu masuk retail yang berada di sisi Utara dan Selatan. Menghubungkan ke empat sudut bangunan yang membentuk kumpulan retail pada lima lantai bangunan dengan skylight yang secara terencana didesain untuk menciptakan pengalaman berbelanja yang menyenangkan. Sebuah retail seni jalanan di antara pintu masuk Timur dan Barat diciptakan untuk mempromosikan seni lokal, dan langsung terhubung menuju sebuah ‘art valley’ yang didesain khusus untuk pameran seni dan desain kontemporer. Jalan yang terang kemudian mengarahkan para pengunjung menuju galeri pameran utama. Huanancheng Exhibition Centre memperkenalkan desain skylight untuk memaksimalkan penetrasi cahaya matahari yang memasuki bagian dalam setiap lantai gedung sehingga mampu mengurangi penggunaan lampu. Dengan desain seperti ini, kualitas pencahayaan ruang dari sinar matahari dapat meningkatkan kualitas visualisasi dalam ruangan. Permukaan vertikal dan penggunaan kaca yang tergolong minim diterapkan untuk mengurangi suhu panas dalam bangunan, sehingga akan mengurangi pengunaan pendingin ruangan. Desain hemat energi lainnya yang diterapkan adalah penggunaan Solar Reflectance Index Value pada atap gedung untuk memaksimalkan refleksi dari radiasi matahari secara langsung. Dengan desain canggih serta ramah lingkungan seperti ini, tidak mengherankan Huanancheng Exhibition Centre mendapat penghargaan dalam ajang bergengsi Asia Pacific Property Awards 2016 dalam kategori ‘Highly Commended, Leisure Architecture, China’.

Farida Esti adalah Penulis di Indesign Indonesia.

HUANANCHENG EXHIBITION CENTRE ARSITEK Aedas KLIEN China South International Industrial Materials City (Shenzhen) Co Ltd DESAINER (EKSEKUTIF DIREKTUR) Wai Tang

TOTAL AREA LANTAI 911,098 meter persegi TAHUN PENYELESAIAN 2015 AEDAS (852) 2861 1728 | aedas.com indesignlive.co.id

77


Interactive

Char Char Bar & Grill di Bali membangun area makan outdoor berkonsep suasana Jalan Seminyak.


portfolioindesign

Teks Farida Esti Fotografi William Kalengkongan Arsitek MINT-DS lokasi Bali | INA PROyek Char Char Bar & Grill Bali

GRANDSTAND tribune untuk membangun interaksi antara pengunjung dengan indesignlive.co.id

79


elum lama dibuka, Char Char Bar & Grill Bali berhasil mengundang perhatian para wisatawan. Hal pertama yang terlihat dari restoran ini adalah kumpulan tempat duduk bergaya seperti stadium yang langsung menghadap ke jalan. Sementara kolam ikan dengan air mancur menjadi pembatas antara trotoar dengan tangga duduk. Ruang terbuka yang ada di bagian depan restoran ini jadi favorit para pengunjung, selalu ramai baik siang maupun malam. Sambil duduk santai menikmati aneka makanan dan minuman, pengunjung pun bisa melihat pejalan kaki lalu lalang di depannya. Ide tangga menghadap ke jalan merupakan sebuah respons dan selebrasi dari pengamatan MINT-DS terhadap situasi Jalan Seminyak. Jalan ini memiliki keunikan dibandingkan dengan jalan-jalan pada area komersil di kota-kota besar lainnya, yaitu sebuah jalan di mana sirkulasi pedestrian, jalan mobil, dan komersial dapat berjalan secara paralel. Beberapa tempat di sekitar Jalan Seminyak mulai melakukan interaksi terhadap jalan dengan menghasilkan ruang-ruang teras atau threshold antara ruang interior dengan pedestrian dan jalanan. Menanggapi hal itu, kemudian MINT-DS mempertegas sikap ini dengan menggunakan konsep tribune. Hal ini dikarenakan segala aktifitas yang terjadi baik itu pedestrian, kendaraan, dan display front shop area layak menjadi atraksi menarik yang menjadi ciri khas Jalan Seminyak.

B

Halaman sebelumnya

Tempat duduk berkonsep tribune yang menjadi daya tarik Char Char Bar & Grill Bali. atas Pola hexagonal yang diterapkan pada seluruh area restoran. kiri Lorong menuju lantai dua restoran yang bersembunyi di balik facade. Kanan Tribune ini menjadi area interaktif antara pengunjung dengan Jalan Seminyak yang selalu ramai.


portfolioindesign

indesignlive.co.id

81


PALING ATAS Area makan di lantai satu menawarkan pengalaman bersantap dalam nuansa yang lebih intim. ATAS Area makan di lantai atas memiliki konsep outdoor yang interaktif.

Char Char Bar & Grill terdiri dari 2 area restoran, yaitu area asian cuisine pada sisi bawah dan bar and grill di sisi bawah. Area asian cuisine dapat diakses langsung dari Jalan Seminyak, sementara terdapat sebuah ramp di sisi samping bangunan yang langsung menuju area bar and grill di lantai atas. Keberadaan ramp tersebut menciptakan sirkulasi udara yang mengalir secara menyeluruh di area restoran. Sisi tangga atau tribune yang menghadap ke jalan juga membantu memberikan indikasi adanya ruang pada lantai atas. Area tribune dibuat dari konstruksi slab beton, sehingga masih memungkinkan untuk cahaya matahari masuk pada space di bawahnya. Bagian atas restoran didesain menjadi area kuliner outdoor yang interaktif, di mana kitchen bar dan mongolian barbeque bar menjadi bagian yang melebur dengan area makan. Kemudian MINT-DS memanfaatkan lokasi tersebut untuk mengaplikasikan atap restoran yang dapat dibuka dan ditutup sesuai kondisi cuaca. Apabila cuaca sedang cerah maka para pengunjung dapat makan dengan atap terbuka dan melihat bintang di langit, namun bila cuaca hujan maka atap dapat ditutup rapat tanpa mengurangi kenyamanan pengunjung di dalam. Ruangan di lantai bawah lebih dialokasikan sebagai area makan yang menawarkan pengalaman yang berbeda dengan pilihan ruangan yang lebih tertutup. Jika area atas dibuat interaktif dengan area outdoor dan kitchen bar, maka area bawah didesain lebih tertutup pada view maupun interaksi. “Unsur vegetasi yang mengendalikan hawa menjadi concern kami dari awal di mana kami sebisa mungkin menerapkan elemen vegetasi pada bangunan, maka dari itu kami menerapkan elemen tanaman pada dinding, lantai, dan facade bangunan,â€? ujar Titis Nurabadi, salah satu Arsitek MINT-DS. Façade bangunan dibuat transparan agar udara dapat mengalir dengan sempurna, serta menggunakan pola-pola hexagonal yang dapat memberikan pembayangan unik terhadap ruangan di dalamnya. Pola hexagonal pada façade merupakan ide dasar dari bentuk bangunan yang kemudian MINTDS kembangkan berdasarkan fungsinya lebih lanjut. Konsep kuliner unik yang disajikan restoran ini memberikan ide bentuk pada bangunan. Pola hexagon diambil dari motif tradisional yang banyak digunakan di kawasan Asia-Pasifik dan merupakan elemen bentuk yang memiliki potensi untuk dikembangkan ke arah yang lebih modern. Terlebih lagi, pola ini dapat diterapkan secara konseptual dan menyeluruh pada konsep layout, facade, desain interior, bahkan furnitur.

Halaman sebelah

Facade bangunan dengan elemen vegetasi yang menyejukkan hawa restoran.

Farida Esti adalah Penulis di Indesign Indonesia.


portfolioindesign

“ Unsur vegetasi yang mengendalikan hawa menjadi concern kami dari awal... kami menerapkan elemen tanaman pada dinding, lantai, dan facade.� Titis nurabadi

Char Char Bar & Grill Bali ARSITEK MINT-DS Collaborator Ellyana Tse KLIEN Charchar Bar & Grill TAHUN PENYELESAIAN 2015 MINT-DS info@mint-ds.com | mint-ds.com

indesignlive.co.id

83



portfolioindesign

TEKS Farida Esti FOTOGRAFI Martin Westlake ARSITEK Andra Matin LOKASI Bali | INA PROYEK Katamama Hotel

The Reign Of Geometric Setiap detail di Katamama Hotel merupakan hasil buatan tangan dengan menggunakan beragam budaya Indonesia dalam konteks modern dan abadi. indesignlive.co.id

85


Halaman SEBlumnya

Bangunan Hotel Katamama didominasi oleh material bata merah. Atas Interior kamar hotel menggunakan konsep mid-century. Kanan atas Pantai Petitenget dapat terlihat jelas dari rooftop. Kanan bawah Area belakang hotel terdapat kolam renang yang dikelilingi pepohonan rimbun.

awasan Seminyak di Pulau Bali seakan tidak pernah kehabisan daya tarik untuk memikat wisatawan agar mengunjunginya lagi, dan lagi. Menyandang nama sebagai ‘The Most Fashionable Beach in Bali’, lantas membuat Seminyak dibanjiri oleh hotel, restoran, dan fasilitas bintang lima lainnya. Disempurnakan oleh pemandangan indah pantai-pantai di Seminyak yang memadukan pasir putih dengan ombak-ombak laut biru. Namun ada yang tidak biasa di salah satu pantai tersebut, tepatnya Pantai Petitenget. Di antara rimbunnya pepohonan hijau dan pasir putih, terdapat bangunan berwarna merah bata yang mencuri perhatian. Adalah Katamama Hotel yang memancarkan keunikannya hanya dengan menggunakan material bata rancangan arsitek Andra Matin. Andra Matin mendesain bangunan seluas 11.450 meter persegi yang terbagi dalam 6 lantai ini

K

dengan konsep Tri Angga, sebuah konsep dimana penggunaan ruang dan struktur mencerminkan harmonisasi antara bangunan dan penghuninya. Sang klien, PTT Family, menginginkan para tamu dapat menikmati secara langsung interpretasi Katamama yang mencerminkan karakteristik, sejarah, dan budaya Pulau Bali. Tapi pada saat yang sama, para tamu juga dapat menikmati modernitas dan desain kontemporer melalui seluruh desain hotel dan pelayanan yang ditawarkan. Menyatukan sejarah dengan modernitas bukanlah perkara mudah. Menyiasati hal ini, Andra Matin berusaha menyeimbangkan dua konsep tersebut. “Saya menyukai konsep dari keseimbangan. Namun bukan seperti seni atau arsitektur klasik yang didominasi oleh garis simetri yang sempurna. Saya suka ketika warna monokrom bertemu dengan banyak warna. Ketika garis vertikal yang kuat diimbangi dengan garis horizontal yang halus. Ketika sudut dramatis bertemu dengan sudut lainnya,” ujar Andra. Berangkat dari visi tersebut Andra menyatukan dua hal yang bertolak belakang ke dalam desain Katamama. Di mana hotel bintang lima yang terkesan damai dipasangkan dengan Potato Head Beach Club yang dinamis disampingnya. Keduanya berdampingan tapi juga menjadi dua hal yang benar-benar memberi pengalaman berbeda untuk pengunjung. Secara umum, Potato Head Beach Club direncanakan menjadi area berkumpul yang keren, ide di balik Hotel Katamama yang mewakili Bali. Nuansa khas Bali tetap terasa bersamaan dengan nuansa modern. Kedua hal itu terlihat pada gaya desain hotel ini, yakni arsitektur ‘modern’ pada tahun 1960-an sampai 1970-an. Di saat hampir semua hotel di Bali menggunakan garis lengkung, Katamama Hotel hadir menggunakan garis geometris secara menyeluruh. Garis-garis geometris ini diwujudkan melalui satu material, yaitu bata. Jenis bata yang digunakan pada façade hotel biasanya dipakai oleh pura-pura di Bali. Sangat penting untuk dipahami, pada masa modern ini sangat jarang konstruksi yang menggunakan satu material. Sering kali orang ingin menggunakan beragam material, seperti beragam jenis kayu, batu, keramik, dan sebagainya. Karena bagi sebagian orang, menggunakan satu material dianggap membosankan. Namun hal ini menjadi tantangan yang menarik bagi Andra Matin dan tim. Jika diperhatikan, façade Katamama terlihat seperti arsitektur sekolah kuno di Eropa, sebut saja seperti New Castle di Inggris pada tahun 1960-an namun dengan lingkungan tropis. Tidak terlihat mirip secara estetika, namun mirip


portfolioindesign

dalam beberapa fitur, seperti pada penggunaan bata. “Bisa jadi ini kebetulan, tapi di sisi lain, saya suka pergi ke Eropa seperti Belanda, Brussel, dan Inggris untuk observasi arsitektur serta material yang digunakan. Jadi mungkin saja my subconscious played a trick to me,” ungkap Andra. Selain façade, keunikan lain yang dimiliki Katamama adalah lobi hotel yang tidak berada di lantai dasar. Andra menempatkan lobi hotel pada lantai kedua, sehingga pengunjung bisa melihat kolam renang dan pemandangan dari lobi. Lalu lantai dasar didesain menjadi beberapa unit kamar yang langsung memberi pemandangan taman. Konsep ini ditujukan agar para tamu dapat melihat lanskap dari berbagai sudut di setiap lantai hotel, dan dapat duduk menikmati pemandangan di lantai teratas. Bukan berarti pemandangan hanya dapat dinikmati dari atas bangunan, para tamu juga dapat menikmatinya di lantai bawah. Pada bagian depan Katamama diaplikasikan jalanan landai menuju pintu masuk hotel. Andra Matin memilih untuk mengaplikasikan jalanan landai dari pada tangga agar mencairkan suasana para tamu saat memasuki area tersebut. “Bagi saya, tangga itu seperti gambar sedangkan jalanan landai seperti video. Jalanan landai memberikan kesan yang cair pada setiap langkah. Bahkan saya menggunakan jalan landai dalam rumah saya. Saya menyukai ide dari segala hal yang mudah dijangkau untuk orang tua atau muda, bahkan untuk anak kecil dengan sepedanya,” terangnya. Desain yang indah juga bisa dirasakan melalui interior hotel yang mulai dibangun tahun 2013 ini. Konsep desain yang diusung oleh Takenouchi Webb selaku desainer interior Katamama adalah desain mid-century dengan menggunakan material bangunan dan teknik dari Indonesia, terutama Bali untuk interior desain bergaya kontemporer. Terdapat beberapa pilihan tipe kamar seperti The Pool Suite, Pool View Suite, Rooftop Suite, Island Suite, The Katamama Suite, Garden Suite, dan Two Bedroom Suite. Menariknya, setiap unit Rooftop Suite terdapat taman di bagian tengah kamar serta cahaya matahari dapat masuk ke dalam, cahaya itu datang dari kaca pada rooftop. Fasilitas lain yang tersedia adalah kolam renang, kolam renang untuk anak-anak, Pool Bar, Gym 24 jam, Movida Restoran, dan Akademi Bar.

Farida Esti adalah Penulis di Indesign Indonesia.

KATAMAMA HOTEL ARsitek Andra Matin TIM ARSITEK Patisandhika Sidarta, Ady Putra Sanjaya, Hendra Irwanto, Ayudya Paramitha DESAINER INTERIOR (KAMAR) Takenouchi Webb TIM DESAINER INTERIOR (KAMAR) Marc Webb, Naoko Takenouchi, GosiaTchorz, Star Abriz DESAINER INTERIOR (AREA PUBLIK) PTT Family in-house team TIM DESAINER INTERIOR (AREA PUBLIK) Ronald Akili, Margareta Amelia Miranti, Ade Herkarisma, Sashia Rosari KONTRAKTOR PT Isa Development C&S ENGINEER Hadi Jahja M&E ENGINEER PT Aman Pratama Consultants KONTRAKTOR LANSKAP Larch Studio KONSULTAN PENCAHAYAAN Switch

WAKTU PEMBANGUNAN 30 Bulan TOTAL AREA LANTAI 6.000 m2 ANDRA MATIN (62) 21 735 3338 | andramatin.com Furnitur Secara umum furnitur dalam kamar hotel menggunakan lampu gantung ph5 1958, Louis Poulsen. Lampu Lampe Gras 1921, Bernard Albin Gras. Saucer Pendant 1927, George Nelson. Side table dengan material lokal, Takenouchi Webb. Kursi Thonet No B9, Le Corbusier. Sofa berbingkai kayu jati dengan pelapis pilihan dari koleksi pribadi PTT Family. Kursi santai 1944, Hans J. Wegner. Console table Vintage Paul McCobb. Kursi 1955, Arne Jacobsen.

indesignlive.co.id

87


A Touch of Indonesia Setiap sudut restoran Kaum di Bali mengandung beragam unsur kebudayaan Indonesia yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa desain kontemporer. etelah kesuksesan peluncuran restoran Kaum di Potato Head Hong Kong, kini restoran Kaum juga hadir di kompleks Potato Head Beach Club Bali. Ketika Kaum Hong Kong berupaya untuk menampilkan teknik memasak tradisional Indonesia, Kaum Bali akan memiliki fokus yang sedikit berbeda dengan menyoroti bahan-bahan pangan terbaik Nusantara yang sering kali terabaikan. Sebagai sebuah bukti dari keterampilan para produsen lokal Indonesia dan penghargaan akan “taste of terroir”, menu Kaum Bali menggabungkan produk pangan lokal yang bersumber dari produsen berskala kecil, bertanggung jawab dan bahan-bahan tropis. Selain menggunakan bahan-bahan tradisional, filosofi Kaum yang berakar dari warisan keterampilan tradisional suku adat Nusantara dan kearifan lokal juga tercermin di dalam desain restoran. PTT Family - Architecture & Development Studio sebagai arsitek dari Kaum Bali menghadirkan nuansa teknik kerajinan tradisional Indonesia yang dikombinasikan dengan gaya arsitektur kontemporer sesuai dengan ciri khas PTT Family. Memasuki restoran ini, para pengunjung akan disambut dengan pahatan-pahatan karya seniman kontemporer Indonesia yang dipajang di entrance hall, bersamaan dengan karya abstrak yang merefleksikan isu-isu sosial di Indonesia. Motif panel kayu khas Toraja, Sulawesi Selatan, secara sistematis disematkan pada 828 panel dinding beton untuk menciptakan ruangan yang menjiwai keunikan dan tradisi Indonesia. Motif ukiran tersebut dikenal dengan nama Pa’sura, atau jika diterjemahkan menjadi ‘tulisan’. Pola-pola ukiran tangan ini memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Toraja di Sulawesi Selatan. Tepat berada di sebelah motif panel kayu khas Toraja, terdapat meja makan kayu panjang terbuat dengan kayu jati berkualitas tinggi yang berasal dari Jawa Timur. Pada sisi-sisi ruangan terdapat beberapa meja segi empat yang didesain untuk menambah keintiman para tamu yang ingin menyantap makanan bersama keluarga. Peralatan makan yang digunakan juga merefleksikan budaya Indonesia, seperti piring, gelas,

S

atas Ruang makan iyang

didominasi oleh furnitur dari bahan kayu jati. kanan Meja makan kayu panjang yang terbuat dari kayu jati berkualitas asal Jawa Timur.


portfolioindesign

Teks Farida Esti Fotografi Martin Westlake Arsitek PTT Family Architecture & Development Studio Lokasi Bali | INA Proyek KAUM bali

indesignlive.co.id

89


“ Secara akurat, Kaum berhasil mencerminkan warisan budaya Indonesia dan menciptakan sebuah dialog kuliner baru untuk eksplorasi cita rasa Nusantara,� lisa virgiano

dan peralatan makan lainnya berbahan keramik karya Gaya. Sedangkan alas gelas dan alas piring dibuat dari kain tenun tradisional khas Tana Toraja. Desain yang kental akan budaya Indonesia ini sangat mendukung suasana akrab dan kekeluargaan dalam bersantap khas Nusantara. Kaum Bali, memberikan apresiasi kepada lebih dari 600 kelompok etnis yang membentuk Indonesia. Sebagai wujud komitmen PTT Family untuk menempatkan kekayaan warisan budaya Indonesia di tengah peta gastronomi dunia, Kaum menyajikan cita rasa asli dari budaya kuliner Indonesia yang terinspirasi dari berbagai suku adat di penjuru Nusantara. Pendiri Kaum, Ronald Akili sebagai CEO PTT Family, Lisa Virgiano sebagai Brand Director Kaum, dan Antoine Audran sebagai Executive Chef, telah menjelajahi berbagai pulau di Indonesia untuk mewujudkan Kaum yang dapat mewakili beragam suku budaya Indonesia. Bahkan mereka bekerja sama dengan komunitas suku adat Nusantara serta para produsen independen lokal untuk mengembangkan konsep Kaum. Lisa Virgiano menceritakan pengalamannya bersama tim yang berkesempatan mengunjugi Pulau Wakatobi di Sulawesi Tenggara. “Kami mengunjungi Pulau Wakatobi untuk belajar tentang kearifan laut dari seorang Parika (dukun laut). Saya belajar tentang bagaimana kolerasi antara teknik memancing dan rasa ikan yang ditangkap menggunakan tombak khas Suku Bajo. Teknik ini sudah menjadi budaya Suku Bajo, para nelayan langsung menyelam memburu ikan tanpa bantuan masker oksigen,� kenangnya. Melalui upaya menjelajah Nusantara tersebut, tidak heran jika menu dan suasana di Kaum menggabungkan nuansa yang eksotis namun familiar. Secara akurat Kaum berhasil mencerminkan warisan budaya Indonesia dan menciptakan sebuah dialog kuliner baru untuk eksplorasi cita rasa.

Farida Esti adalah Penulis di Indesign Indonesia.


portfolioindesign

kiri atas Area bar yang

dihiasi oleh tumbuhantumbuhan hijau. kiri bawah Motif panel kayu khas Toraja yang juga dikenal dengan nama Pa’sura, atau jika diterjemahkan menjadi ‘tulisan’. Atas Deretan meja area outdoor menggunakan alas gelas dan alas piring dibuat dari kain tenun tradisional khas Tana Toraja.

KAUM BALI ARsitek PTT Family - Architecture & Development Studio TIM ARSITEK Ade Herkarisma dan Cory Hartono MANAGER PROYEK Cory Hartono DESAINER INTERIOR PTT Family Architecture & Development Studio TIM DESAINER INTERIOR Ade Herkarisma dan Cory Hartono DESAINER LANSKAP LARCH Studio / Ogi KONTRAKTOR TonTon & PTT Family – Architecture & Development Studio KONSULTAN PENCAHAYAAN SWITCH / Takeo Sugamata KONSULTAN ELEKTRIK PT. Deanindo Cipta Mandiri / Thomas Pranowo

KONSULTAN MEKANIK PT. Deanindo Cipta Mandiri KONSULTAN PLUMBING PT. Deanindo Cipta Mandiri WAKTU MENDESAIN Januari - Juni 2016 WAKTU PENYELESAIAN Lima Bulan TOTAL AREA LANTAI 512 meter persegi PTT Family (62) 361 4737 979 | pttfamily.com Furnitur Secara keseluruhan furnitur yang digunakan pada area indoor maupun outdoor, meja resapsionis ‘Terazo’, kursi kayu jati, dan meja

kayu jati karya Sashia Rosari dari PTT Family - Architecture & Development Studio. FINISHING Secara keseluruhan lantai menggunakan finishing Terrazo dengan vendor Harton Service. FIXED AND FITTED Secara keseluruhan menggunakan wastafel dari Toto. Doorframe kayu jati dari Diraja Surya. Bingkai jendela kayu jati dari Diraja Surya.

indesignlive.co.id

91


92


portfolioindesign

TROPICAL MODERN HOUSE

TEKS Sunthy Sunowo FOTOGRAFI Lindung Soemarhadi ARSITEK Thomas Hardian LOKASI JAKARTA | INA PROYEK Rumah Cilandak

Desain modern yang mewadahi kebutuhan hidup di hari tua dengan pendekatan kemudahan akses dan keramahan tropis untuk mewujudkan kenyamanan komprehensif dalam sebuah hunian. etiap rumah memiliki makna dan fungsi sendiri-sendiri yang kemudian harus direspon oleh desain dengan bijak dan proporsional. Beragam kepentingan menjadi faktor yang harus diemban oleh desain untuk bisa menjadi rumah yang melayani kebutuhan pemilik dan penghuninya dengan optimal. Bagi pemilik rumah di Jakarta Selatan ini, pendekatan tropis dalam desain rumahnya telah menghasilkan kualitas ruang-ruang yang sangat nyaman. Tidak hanya ketika semua pengondisian udara dihidupkan, tetapi tanpa ac sekalipun, ruangruang di dalamnya seakan bisa bernapas dengan enak. Sejak awal hal ini diusulkan oleh arsitek agar meskipun rumah ini banyak terinspirasi dari detaildetail rumah rancangan arsitek legendaris Frank Llyod Wright, tetapi iklim tetap bisa direngkuh dengan baik. Di luas tanah 600m2, arsitek Thomas Hardian dari Titus Architect meyakinkan pemilik rumah untuk tetap memiliki ruang-ruang hijau agar memberikan kesempatan kepada ruang-ruang di dalam rumah untuk bernapas. Tidak hanya menikmati ruang luar dari dalam, tetapi juga seakan membawa ruang luar masuk ke dalam. Area ruang keluarga yang dikelilingi oleh area hijau adalah salah satunya perwujudannya. Kebersamaan dengan keluarga dan kolega bisa dinikmati di ruang yang seakan dekat dengan alam. Hal lain yang kemudian harus diperhatikan oleh arsitek adalah merancang rumah ini cukup ramah dan nyaman bagi pemilik rumah di hari tua nanti. Meminimalkan anak tangga dan membuat perubahan level tidak lebih dari 15 cm menjadikan sirkulasi di rumah ini bisa dinikmati tanpa upaya fisik yang berlebihan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri ketika luasan tanah hanya 600 m2. Disisi

93

S

Halaman pembuka

Konsep geometris pada facade bangunan yang memberi kesan trendi. ATAS Perpaduan antara kesederhanaan kayu dan tumbuhan hijau yang menguatkan kesan natural.

indesignlive.co.id


atas Konsep tropis terpancar kuat di dalam rumah. Bawah kanan Material kayu menjadi pilihan yang tepat untuk membangun konsep natural. bawah kiri Pemandangan taman yang mengelilingi rumah sangat menyegarkan. HALAMAN SEBELAH ATAS

Precast GRC dengan tekstur khusus membentuk pola pada dinding muka bangunan. HALAMAN SEBELAH BAWAH Bentuknya yang

tidak biasa, membuat rumah ini lebih menonjol.


portfolioindesign

lain arsitek mewujudkan ruang-ruang yang selalu memiliki pemandangan ke arah taman. Hal ini didukung dengan pemisahan zona servis dan privat, sehingga ruang-ruang bisa dialokalisir di satu area dengan akses ruang hijau yang optimal. Hasilnya, hunian dengan satu kamar tidur utama dan dua kamar tidur ini berkesan sangat natural meskipun memiliki penyelesaian massa bangunan yang modern dan geometris. Salah satu kekuatan Frank Llyod Wright yang diadaptasi ke dalam desain hunian ini adalah tekstur pada bidang muka bangunannya. Precast GRC dengan tekstur khusus membentuk pola pada dinding muka bangunan dan membuat masa modern pada bangunan rumah ini tidak menjadi geometris yang trendi, tetapi terlihat lebih everlasting. Tropis sepenuhnya direngkuh oleh bangunan ini. Tidak hanya pengaturan udara, cahaya. Dengan kehadiran area hijau, detail detail untuk menikmati hujan tanpa harus terganggu oleh tempias dipikirkan dengan baik. Pengalaman ruang yang semakin menarik bisa dinikmati dengan gemericik air dari air mancur kecil. Hunian yang memanjakan semua indra manusia ini jelas menjadi rumah yang aman dan nyaman juga bagi pemiliknya hingga hari tua nanti.

Sunthy Sunowo adalah Managing Editor di Indesign Indonesia.

Rumah Cilandak arsitek Thomas Hardian dari Titus Architect TOTAL LUAS LANTAI 600 m2 Titus architect (62) 817 0099 713 | titusarchitect.com

indesignlive.co.id

95


STACKING BOXES Desain modern memang tidak bisa lepas dari massa kota. Dalam hunian modern ini, kotak menjadi esensi dari eksplorasi ruangruangnya tanpa harus terlalu memedulikan pakem konvensional yang selama ini dianut.

atas Warna-warna netrel

Stackhouse

sengaja dipilih agar mencapai tampilan natural kontemporer.

ARSITEK Atelier Riri Architect In Charge Harindra Mahutama

bentuk boks yang sederhana menjadi ide dasar dari desain rumah ini.

TOTAL Luas AREA 250 m2 TOTAL AREA LANTAI 390 m2 TAHUN PENYELESAIAN 2015

Halaman sebelah

atelier riri +62 812 1032 303 | atelierriri.com

enomena townhouse telah berjamur di kota Jakarta seakan menjadi satu solusi hunian bagi kaum metropolitan yang semakin lama semakin merasakan sumpeknya kota ini. Konsep ini menjadi representasi dari solusi praktis untuk kebutuhan hunian berkualitas yang memadahi. Lokasi di daerah Cilandak ini berada di pojokan jalan yang bersisihan dengan jalan lingkungan di dua sisinya. Meskipun jalan lingkungan, tetapi merupakan jalan pintas dari dua jalan utama di Jakarta Selatan, sehingga volume kendaraan yang lewat juga cukup tinggi. Kondisi lahan yang tidak sepenuhnya ideal ini tidak mengurangi semangat Riri Yakub, arsitek dengan bironya Atelier Riri untuk merancang komposisi bentuk yang atraktif agar calon penghuni rumahrumah dalam cluster tersebut memiliki hunian yang berkualitas secara estetika, tetapi juga memberikan pengalaman meruang yang menyenangkan. Berangkat dari bentuk boks yang sederhana, bentuk paling efektif ini kemudian seakan saling menumpuk, menindih. Bila setiap boks mewadahi satu kegiatan, terdapat boks-boks lain yang menempel, menumpuk, dan menyusup antara satu sama lain dan mencapai komposisi atraktif yang bisa dinikmati secara visual. Kecermatan dan perhitungan yang tepat menjadikan ruang-ruang yang terbentuk, tersisa, dan juga terjepit di antara ruang-ruang lain sengaja dibuat menjadi satu skenario menarik untuk datang dan mengunjungi ruang ke ruangnya. Dominasi ekspresi netral sengaja dipilih justru agar mencapai tampilan natural yang menyatu dengan alam tanpa kehilangan sentuhan modern kontemporer. Coklat tua dengan material batu hitam yang terlihat elegan, kontras dengan permukaan air biru pada kolam renang yang menyapa di bagian samping hunian. Akses tangga dan ramp menjadi satu variasi atraktif yang membawa pemandangan sekuens yang akan terasa berbeda tanpa berkesan berputarputar atau bertele-tele. Keunikan lain adalah pemilihan material baru berupa anyaman rotan sistetis yang menjadi lapisan kedua yang memberikan kesan transparan, ringan, dan juga ekspresif. Fungsi mengurangi intensitas matahari yang menyentuh bangunan berhasil dicapainya dengan menimbulkan efek bayang-bayang pada dinding yang berubah dan bergeser sejalan pergerakan matahari. Secara iklim, lapisan kedua ini tetap membiarkan udara masuk melewati lubang-lubang kecilnya. Ruang kemudian bisa bernafas dengan baik dan didukung oleh pencahayaan yang mewadahi. Empat unit Rumah dengan bentuk dan konfigurasi yang berbeda ini berada dalam satu halaman untuk bisa mendapatkan keamanan yang optimal. Sementara itu, variasi masa boks dengan menggunakan container dilakukan pada dua unit rumah yang belakang. Dengan melapisi ruang di dalamnya, area ini menjadi keunikan yang secara visual menambah keindahan komposisi boks di cluster ini.

F

Sunthy Sunowo adalah Managing Editor di Indesign Indonesia.


portfolioindesign

TEKS Sunthy Sunowo FOTOGRAFI Coutersy of atelier riri ARSITEK Atelier Riri LOKASI JAKARTA | INA PROYEK Stackhouse

indesignlive.co.id

97



99

profiling the life and work of creators around the globe 99 Diana Nazir 102 Teddy Koo 104 Ines Katamso

indesignlive.co.id


Bagi pendiri Artura, DIANA NAZIR, desainer Indonesia sebaiknya dapat merumuskan karakter yang khas untuk mendukung kearifan lokal Indonesia.

ajah desain interior Indonesia semakin kaya dan bernas dengan kehadiran seorang Diana Nazir. Kiprahnya selama kurang lebih 26 tahun di dunia desain interior sangat patut diperhitungkan. Tidak sedikit penghargaan yang diperolehnya atas kinerjanya selama ini. Sebut saja Chinese Style IAI Award - Asia Pacific International Design Award untuk Elite(2009), Asia Pacific Interior Design Biennial Awards (2010), HDII Awards untuk Kategori Komersial (2010), hingga penghargaan dari berbagai majalah sebagai desainer inspirasional. Kreativitasnya tidak berhenti di dunia interior saja. Perempuan kelahiran Jakarta 50 tahun yang lalu ini juga turut andil menjadi produser untuk film 9 Summers 10 Autumns di tahun 2013. Bahkan, ia pun diminta menjadi dewan juri untuk Festival Film Indonesia di tahun 2014. Berbicara tentang hal-hal apa yang menjadikannya seperti sekarang ini, Diana secara sadar mengakui bakatnya ini diperolehnya tak lain dari rumahnya sendiri, yaitu dari kedua orang tuanya. Ibunda tercinta merupakan sejatinya perempuan yang kerap mengajarkan dirinya memasak, menjahit, hingga merapikan meja makan. Sementara itu di sisi lain, sang ayah

W

mengajarkan strategi dari suatu kemenangan melalui bermain catur, kasti, sampai petak umpet. Selain itu, sejak kecil ia selalu suka seni dan hal-hal yang melibatkan eksistensi dalam sebuah ruang secara tiga dimensi. Suatu kombinasi sempurna yang menjadi bekal nyata bagi Diana untuk mendalami dunia kreatif yang kompetitif. Lantas, untuk mewujudkan mimpi-mimpinya, ia pun kuliah di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Jurusan Desain Interior di Universitas Trisakti. Selepas dari kuliah, penggemar buku The Adventures of Tom Sawyer ini sempat bekerja di beberapa perusahaan internasional sebagai koordinator bidang desain sebelum akhirnya mendirikan perusahaan konsultan desainnya sendiri, Artura Insanindo, bersama rekan-rekannya di tahun 1992. “Artura Insanindo didirikan dengan keinginan untuk membangun wadah yang profesional dari semua hobi, keahlian, dan kemampuan kreatif kita,� jelas Diana tentang alasannya mendirikan Artura. Saat ditanya mengenai proyek pertama Artura, Diana menyebutkan sebuah untuk sebuah kantor pusat biro perjalanan ternama di Jakarta yang cukup luas (sekitar 2000 m 2). “Kami bukan hanya mendesain interiornya, tapi juga memberikan konsep artwork dan seragam untuk karyawannya.

aTas Interior meeting room di Recapital Building, Jakarta. bawah Salah satu proyek Diana di Pantai Mutiara, Jakarta Kanan ATAS Jejari Standing Lampu karya Diana Nazir. Kanan Bawah Proyek di Edge, Bali, yang memperoleh perhargaan


pulseindesign 101

Teks Fivi Anjarini Fotografi Courtesy of Artura insanindo

Kesempatan yang baik untuk desainer muda dan perusahaan desain yang baru berdiri,” ujar Diana saat menjelaskan hal mengesankan dari proyeknya ini. Seiring berjalannya waktu, idealisme Diana dan sesama rekan desainer membuncah. Setelah merasa efek dari perjalanan panjang dunia desain yang dijalani selama lebih dari 20 tahun, mereka bersama-sama menggagas ICAD (Indonesian Contemporary Art and Design ) pada tahun 2009. “Ketika kami, para desainer ingin menciptakan sesuatu yang bukan karya pesanan dari klien, tetapi lebih merupakan ekspresi estetika yang lebih cair dan bersi­ nergi dengan bidang-bidang lainnya,” demikian jelas Diana mengenai alasan dirinya menyelenggarakan ICAD. Setelah cukup sukses dengan ICAD yang pertama, ekshibisi serupa pun mulai bermunculan. Diana dan teman sejawat merasa senang sekali karena pergerakan yang mereka buat berdampak positif dan menjadi panutan untuk kemajuan dunia kreatif di Indonesia. Menurut Diana, tantangannya saat ini adalah bagaimana tetap membuat loncatan setiap tahunnya dengan konsep dan kebaruan yang signifikan dalam ICAD. Ketika bercerita tentang inspirasi dari karyanya selama ini, Diana me­ ngatakan dengan bijak bahwa semua karya Sang Pencipta, baik alam, tumbuhan, maupun hewan, selalu menginspirasi dirinya saat mendesain. Baginya, hal terpenting adalah jangan lupa untuk peduli terhadap alam saat berkarya dan hendaknya membawa oleh-oleh cerita yang menarik untuk generasi yang akan datang. Saat ditanya pendapatnya mengenai kriteria desain yang ideal, penggagas Yayasan Art+Design Indonesia ini menjelaskan bahwa desain yang baik selayaknya memerhatikan fungsi dan estetika. Namun, perlu diingat, jangan lantas merasa terbatas dengan kriteria tersebut; garis desain juga harus tetap berani dan senantiasa menawarkan hal-hal baru dan segar, sehingga tidak membosankan. Dalam menyikapi kondisi dunia desain interior di Indonesia saat ini, Diana merasa apresiasi dan pengakuan di seluruh pelosok masih belum merata,

padahal secara kemampuan dan keahli­ an sudah setara. Untuk itu, ia berharap desainer Indonesia sebaiknya dapat merumuskan gaya atau karakter yang khas untuk mendukung lokalitas. Dan, untuk itu, Diana dan timnya mencoba merealisasikan hal tersebut dalam beberapa proyek terbarunya nanti, yaitu desain hotel di Bali, Jayapura, dan Lombok. “Proyek-proyek ini akan dieksekusi dengan pemberdayaan seoptimal mungkin konten lokal; konsep Indonesian Luxury dengan kemewahan, melalui dominasi karya desainer lokal dan produk material lokal,” jelasnya dengan penuh antusias.

Fivi Anjarini adalah kontributor untuk Indesign Indonesia.

Diana Nazir Siapa Diana Nazir Domisili Jakarta PROFESI Desainer Interior STUDIO Artura Insanindo PENDIDIKAN Desain Interior di Universitas Trisakti

artura.co.id indesignlive.co.id


Penting untuk memiliki etos kerja yang perfeksionis, inilah prinsip TEDDY KOO, pendiri sekaligus head designer biro konsultan desain 2Quadran.

walnya, Teddy tidak menyangka sama sekali akan terjun di dunia interior. Saat ingin melanjutkan perguruan tinggi, ia sempat tertarik untuk menggeluti dunia Teknik Informasi. Namun, orangtuanya lantas membimbingnya untuk masuk ke Jurusan Desain Interior karena melihat potensi Teddy yang gemar menggambar sewaktu kecil dan kerap memenangi lomba menggambar. Pria kelahiran Surabaya ini lantas menuruti orang tuanya dan mencoba menekuni dengan sungsuh-sungguh bidang desain interior ini. Di mana ada kemauan, di situ ada jalan, demikian juga keinginan Teddy untuk menyeriusi bidang ini seperti menemukan titik terang. Saat magang di Biro Konsultan Desain Genius Loci ia mendapat pencerahan dari sang pemilik biro Alex Bayu Saputra, yang merupakan seorang arsitek sekaligus desainer interior. Jalan untuk semakin menekuni dunia desain interior pun semakin terbuka. Di bawah arahan sang pemilik Biro Konsultan Desain Genius Loci, mata Teddy pun semakin terbuka lebar akan dunia interior yang menantang sekaligus menarik. Saat itu Teddy bekerja magang di Genius Loci di Surabaya. Dengan penuh antusias, ia menyerap ilmu berharga dari sang guru. Lantas, setelah menyelesaikan pendidikan akademiknya, ia pun bergabung dengan dua orang temannya untuk mendirikan kontraktor interior di Surabaya. Beberapa proyek rumah pun mulai berdatangan, seperti rumah di rumah contoh Pakuwon City dan rumah-rumah pribadi di Surabaya. Proyek komersial pun juga mulai memakai jasa mereka, seperti tempat biliar, klub, dan karaoke (Posh Bilyard

A

and Lounge, Paladium Club, dan NAV Karaoke). Namun, ia merasa kurang menghayati perannya ini setelah enam tahun berjalan. Lantas, ia pun pindah ke Jakarta untuk menunjang kariernya sebagai konsultan interior dan kemudian mendirikan biro konsultan interior 2Quadran. Baginya, menjadi konsultan cukup menyenangkan karena ia merasa memiliki banyak waktu untuk belajar terus hal-hal baru. Proyek pertama dan sekaligus menantang adalah mengerjakan Nano Reflexology MOI (Mall of Indonesia, Jakarta). Proyek dengan luas 3000 m2 ini harus diselesaikan dalam waktu delapan bulan, mulai dari konsep gambar sampai selesai konstruksi. Selain harus tetap menjaga kebugaran, ia dan tim juga melakukan persiapan desain dengan melakukan survei ke beberapa negara untuk membantu menciptakan atmosfer dari negara asal refleksiologi dan menghadirkannya ke dalam Nano Reflexology. Alhasil, proyek ini pun terbilang sukses karena kerja sama tim dan komitmen yang tinggi untuk hasil yang terbaik. Setelah kesuksesan proyek pertama, proyek-proyek lain pun satu per satu mulai berdatangan kepada 2Quadran. Sebut saja Kaizen Reflexology Muara karang (Jakarta), ARC Medispa Kemang (Jakarta), Pretty Land Spa Pantai Indah Kapuk (Jakarta), Maya ADS Office (Bekasi), Maya Duta Mandiri Office (Bekasi), Show Unit dan lobi di Apartemen Paddington Height, Alam Sutera dan Apartemen Kota Ayodhya (Tangerang), rumah contoh di Alam sutera (Tangerang), dan berbagai residence. Gaya desain Teddy yang luks, harmonis, dan cenderung maskulin ini tampaknya yang menjadi daya tariknya.


pulseindesign 103

Teks Fivi Anjarini Fotografi Courtesy of 2Quadran

Kiri aTas gaya interior

modern diterapkan untuk Apartement Paddington Height Show Unit, Alam Sutera Tangerang. Kiri BAWAH Pretty Land Spa, Pantai Indah Kapuk, Jakarta BAWAH Apartemen Kota Ayodhya - tipe 2 kamar tidur di Alam Sutera, Tangerang

Selain itu, ia juga memiliki prinsip bekerja seakan tidak ada hari esok ini dan perfeksionis. Oleh karena itulah, di usianya yang masih relatif muda ini, yaitu 33 tahun, ia dapat mencapai posisi seperti sekarang, yaitu secara mandiri mendirikan biro konsultan desain serta berperan sebagai Creative Director dan Desainer Interior di dalamnya. Untuk inspirasi, menurutnya bisa didapat di mana saja. Kebetulan Teddy hobi travelling dan suka lihat instalasi dan pameran seni serta detail-detail bangunan. Dari pengalamannya itulah membentuk inspirasi baru untuk karya-karyanya. “Dan yang pasti saya suka membaca buku interior. Kelly Hoppen sungguh mengajarkan bagaimana menjadi desainer dan memperhatikan setiap detail. Sementara itu, Simply Stated karya prasetyo budhi selalu menemani saya saatmencari inspirasi desain,â€? ujar penggemar penyuka musik-musik Sarah Brightman ini. Saat ditanya desainer interior favo­ ritnya, dengan penuh antusias ia menyebutkan dua maestro, Philippe Starck

dan Marcel Wanders. Menurutnya, keduanya mempunyai daya imajinatif yang luar biasa sebagai seniman. Bila ada kesempatan berkolaborasi dengan mereka, ia ingin sekali menghabiskan banyak waktu dengan mereka untuk mendalami karakter desain mereka. Berbicara desain yang baik, Teddy berkata bahwa pada dasarnya semua desain itu baik. Semua desain yang baik mampu memecahkan permasalahan penggunanya, pengolahan ruang yang positif, selaras antar-ruang, dan harmonisasi desain yang tidak berlebihan namun menghasilkan suatu energi positif bagi pengguna. Menanggapi maraknya bermunculan biro konsultan desain, Teddy menganggapnya sebagai gejala yang positif dan merupakan ajang untuk persaingan yang sehat. Namun, menurutnya tak dapat dipungkiri bahwa pengalaman dan jam terbang cukup menentukan. Zaman sekarang media sosial dan publikasi sangat membantu. Melihat perkembangan dunia interior di Indonesia dewasa ini juga cukup

menggembirakan. Menurut pandangannya, teknologi informasi sangatlah berkembang saat ini, sehingga aliran mengenai proyek bagus, informasi, budaya, maupun kebiasaan manusia di luar sana mudah sekali didapatkan saat ini. Tinggal bagaimana kita memadukan semuanya menjadi karya yang harmonis dan bukan asal padu padan saja namun tidak menjadi satu kesatuan yang selaras. Ke depannya, penyuka film bertemakan Wall Street yang penuh intrik dan politik ini berharap persaingan dengan sesama desainer Asia di era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) ini bisa semakin memotivasi desainer Indonesia untuk mendapatkan pasar di luar Indonesia.

Fivi Anjarini adalah kontributor untuk Indesign Indonesia.

TEDDY KOO Siapa Teddy Koo Domisili Jakarta PROFESI Desainer Interior STUDIO 2Quadran Pendidikan Desain Interior di Universitas Kristen Petra

2quadran.com

indesignlive.co.id


Di mata INES KATAMSO karya seni itu ideal ketika pikiran, tubuh, dan sensitivitasnya melihat karya tersebut seimbang dalam segi proporsi, warna, dan garis.

lam semesta sepertinya mendukung Ines untuk mendalami dunia seni yang memang sudah mencuri perhatiannya sejak kecil. Dilahirkan di keluarga yang berdarah seni (sang ayah musisi, sementara ibu seniman tato), Ines kecil semakin terbiasa dengan lingkungan yang sarat memaparkan dunia seni. Terlebih, ia pun dilahirkan dan dibesarkan di Yogyakarta yang merupakan kota kaya seni dan budaya. Semua hal yang berhubungan dengan seni pun semakin melekat padanya dan lantas ini membuatnya semakin mantap dengan pilihannya untuk terjun di dunia ini. Saat melanjutkan kuliah, pengagum Matisse, Calder, dan Sonia Delaunay ini tak ragu dengan pilihannya, sementara mungkin kebanyakan anak-anak seusianya tidak yakin dengan apa yang dipilihnya. Lantas di tahun 2004 ia mengambil Jurusan Art & Design di Leonard de Vinci, di negara asal ibunya, Paris, selama empat tahun. Tiga tahun berikutnya, masih di negara yang sama, ia melanjutkan studi kembali, namun kali ini Jurusan Fashion Design yang dipilihnya. Sekembalinya dari studi di Paris, penyuka buku In Praise of Shadows ini kembali ke tanah kelahirannya Indonesia untuk menjadi bagian dari evolusi seni di Indonesia. Ia pun menetap di Bali dan bekerja sebagai fashion designer untuk sebuah merek fashion Prancis di kawasan

A

Seminyak, Bali. Bersamaan dengan itu pula, ia juga mulai membangun bisnis label sepatunya sendiri yang diberi nama Seni .K. Sepatu hand made yang dikerjakan pengrajin lokal Bali bergaya ‘boy meet girl’ dengan menggunakan material kulit maupun kulit ular ini mengedepankan statement kebebasan sekaligus tetap elegan secara bersamaan. Dan masih dalam rentang waktu yang sama, ia juga mulai membuat muralmural di berbagai tempat. Ilustrasi Ines dikenal sebagai karya yang banyak mengeksplorasi bentuk-bentuk grafis dan organis dengan dibalut warna-warna yang sangat atraktif. Untuk soal inspirasi, Ines mengaku banyak terinspirasi dari lingkungan sekitarnya, terutama alam. Memori masa kecilnya selama 10 tahun di Yogyakarta pun sepertinya turut mempengaruhinya dalam berkaarya. Ketika masa kecilnya dipenuhi dengan masa menyenangkan, di mana ia suka membuat boneka dari lumpur dan Barbie dari dedaunan. Saat di Prancis pun ia tinggal di rumah kakek neneknya di sebuah pedesaan yang masih asri. Sepertinya pengalaman masa kecilnya itu sedikit banyak telah membentuk karya-karyanya cenderung puitis dan banyak mengeksplorasi alam. Saat ditanya mengenai awal ketertarikan Ines di dunia mural, ingatan Ines melayang ke tiga tahun yang lalu. Pada saat itu ia sedang mengerjakan


pulseindesign 105

TEKS Fivi Anjarini Fotografi Courtesy of INES KATAMSO

Kiri Window display dari

Ines untuk label kosmetik di Neo Soho Mall. ATAS Ilustrasi Ines di salah satu kamar di Artotel Jakarta. KANAN ATAS Instalasi di ekshibisi Casa indonesia.

banyak ilustrasi, namun dalam ukuran kecil. Suatu ketika seorang teman memintanya untuk melukis mural di toko yang terletak di Beachwalk, Bali. Meskipun ada sedikit kekhawatiran di benaknya saat itu, ia menerima tawaran tersebut sebagai tantangan. Ia yakin ia dapat berkreasi tanpa batas walaupun di ruang yang terbatas. Ia seperti menemukan jiwanya di sini di mana ia dapat berekspresi dengan bebas. Ruang-ruang seakan bernyawa setelah mendapat sentuhan Ines. Inilah alasan mengapa ia tetap terus melakukan hal ini sampai sekarang. Sampai saat ini Ines telah mengerjakan karya-karya muralnya untuk studionya sendiri (Atelier Ines.K), berbagai vila pribadi, restoran, hotel, dan juga coffee shop di Indonesia maupun Singapura. Beberapa di antara proyek muralnya adalah di Nebula Restaurant, Oberoi Bali, Revolver Coffee Shop (Bali), Settimo Cielo Restaurat di Oberoi (Bali), Sea Grain Restaurant di Double Tree By Hilton (Jakarta), Ganga Restaurant (Kuala Lumpur), dan Artotel Hotel (Bali). Di samping kesibukannya itu, akhir-akhir ini ia juga sudah mulai terjun sebagai desainer interior. Proyek pertamanya di bidang desain interior adalah restoran di area Oberoi yang akan dibuka di bulan Januari mendatang. Untuknya, lebih sulit mengerjakan desain interior dibanding mural karena harus memerhatikan hal-hal yang lebih kompleks, seperti komposisi ruang, pencahayaaan dan warna, detail, dan tekstur. Namun, ia menyukai saat mengombinasikan mural dan desain interior secara bersamaan karena saling berkaitan. Terlepas dari hal ini, baginya semua

bidang yang digelutinya saat ini samasama mengajarkan tentang bagaimana pentingnya komposisi yang baik dan menciptakan sebuah cerita yang menarik. Setelah menyadari kesamaan hal dalam desain adalah tentang komposisi/ konstruksi, Ines pun mewadahi semua kreasinya, mulai dari sepatunya yang berlabel Seni.K, kreasi muralnya, hingga jasa desain interior dalam suatu studio desain dan konseptual, yaitu Atelier Ines.K. Melalui studio ini, semua kalangan dapat memakai jasa desain penggemar musik dari Cocorosie dan Jacques Brel ini. Saat berbicara tentang proyek baru-baru ini yang tengah ia kerjakan, ia tampak begitu antusias menceritakaanya. Di proyeknya ini selain mengerjakan desain interior dan juga mendesain motif piring serta bentuk lampu, ia juga diminta membuat mural. Menurutnya ini kesempatan besar untuk menciptakan ruangan unik di mana setiap garis, warna, dan teksturnya memiliki benang merah yang sesuai dengan konsep dan nilai estetika. Dan dalam waktu dekat ini telah banyak daftar proyek yang menantinya. Proyek-proyeknya pun bervariasi, mulai dari pergelaran desain, desain interior untuk dua restoran, mural untuk restoran, hotel, mal, dan lainnya. Kita tunggu saja karya-karya Ines yang tentunya akan memanjakan indra.

Fivi Anjarini adalah kontributor untuk Indesign Indonesia.

INES KATAMSO Siapa Ines Katamso Domisili Bali PROFESI Seniman multimedia STUDIO Leonard de Vinci, Antibes dan La Callade di Marseille, keduanya di Prancis

atelierinesk.com

indesignlive.co.id


15th

IndoBuildTech Jakarta 2017 Indonesia’s Largest Exhibition of Building and Finishing Materials

17 - 21 May 2017

Indonesia Convention Exhibition ICE - BSD City, Indonesia

Network, Educate and Sourcing New Products Join the Expo, Join the Business Forums

Find Out More at

www.indobuildtech.com

Indobuildtech Series

SAVE THE DATE !!

22-26 FEBRUARY 2017 The 8th, Bali, Sanur Paradise Hotel

5-9 APRIL 2017

The 12th, Surabaya, Grand City Convex

CONNECTING YOUR BUSINESS TO THE WORLD

11-15 OCTOBER 2017

ORGANISED BY :

MEDIA PARTNER :

The 6th, Bandung, Graha Manggala Siliwangi

Information: Rizan +62 812 8706 9666 | +62 87889028401 Surya +62 878 2131 1567

Find us :

indobuildtech expo

@_indobuildtech

indobuildtech

indobuildtech-expo


107

sustainable practices indesign 107 BUILDING WITH CONTAINER

indesignlive.co.id


BUILDING WITH CONTAINER Kontainer kerap kali menjadi ekspresi praktis karena ruang-ruangnya yang sudah terbentuk dan bisa langsung digunakan. Namun, penyesuaian dan persiapan menjadi penting ketika akan digunakan di iklim tropis.


sustainindesign 109

Teks Sunthy sunowo Fotografi coutersy of atelier riri Arsitek Atelier Riri Lokasi bekasi | INA Proyek Container House

entuknya sudah baku, dengan dimensi yang jelas dan ruang di dalamnya yang modular. Kontainer memang terlihat sederhana, tetapi apakah bisa begitu saja langsung digunakan? Ternyata di iklim tropis yang banyak memiliki banyak sinar matahari dan kelembapan tinggi harus direspon dengan bijak sebelum membiarkan kontainer mewadahi kegiatan. Bahan kontainer yang dari besi jadi satu kendala ketika berada di iklim tropis yang memiliki panas matahari tinggi. Dengan perkembangan teknologi saat ini, banyak produk cat yang bisa dimanfaatkan untuk bisa mengurangi sifat pengantar dari material besi. Dengan kata lain, mengurangi penyerapan panas dari sinar matahari. Namun, hal ini hanya berpengaruh pada beberapa derajat saja, sehingga perlu dilakukan pelapisan material di dalam kontainer. Area plafon perlu menggunakan bahan yang menjadi insulator dari panas, seperti gipsum atau kayu. Upaya untuk menambahkan insulator baik di dalam maupun di luar kontainer adalah juga merupakan usaha untuk mengurangi beban pengondisian udara di dalam ruang. Dengan begitu ada kesadaran untuk menekan besarnya energi untuk mendinginkan ruang di dalam kontainer tersebut. Untuk tujuan itu perlu dipasang jaring kawat untuk tanaman rambat, glasswol di bagian langit-langit, dan dilapis kayu pinus.

B

Kesadaran menggunakan kontainer dimulai oleh bangunan komersial seperti restauran atau toko motor yang membutuhkan pembangunan yang praktis dan struktur yang kuat. Tidak bisa dipungkiri bahwa detail dari kontainer memang sudah dirancang untuk bisa ditumpuk tinggi dengan mengemban beban yang cukup berat. Dudukan kontainer memang dirancang agar kontainer tidak terguling dan memudahkan dalam mobilisasinya. Hal-hal tersebut menjadikan kontainer adalah solusi praktis untuk mendapatkan bangunan yang kokoh dan secara tampilan cukup industrialis dan bisa tampil dengan beragam cat dan warna tren tahun ini. Perawatan yang mudah dan ketahanan material yang sangat tinggi menjadikan keputusan menggunakan kontainer sangat ekonomis. Biaya di awal yang cukup signifikan untuk pelapisan, merapikan, dan menguatkan dudukan kontainer menjadi nilai yang wajar setelah mempertimbangkan ketahanan dan ketangguhan kontainer. Salah satu arsitek yang telah menjawab tantangan klien untuk menggunakan kontainer di dalam rancangan rumah adalah Riri Yakub yang memiliki biro konsultan arsitek Atelier Riri. Di atas luas lahan 150 m2, Riri mengombinasikan penggunaan kontainer dengan material bangunan lainnya sehingga mencapai tampilan bangunan yang atraktif. indesignlive.co.id


Dengan memanfaatkan empat kontainer yang disusun bersilang, ruang-ruang disusun di dalamnya yang menyediakan ruang-ruang untuk mewadahi segala aktivitas keluarga pemilik rumah. Hunian untuk keluarga muda dengan dua orang anak memungkinkan hadirnya warna-warna mencolok dalam ruang ruang mereka. Hunian ini terwujud dari ruang-ruang yang didapatkan dari modul empat kontainer yang disusun saling silang. Sisi-sisinya dibuat bukaan atau jendela untuk menarik cahaya matahari masuk ke dalam ruang atau memasukkan aliran angin agar terjadi cross ventilation. Memilih menggunakan kontainer memang satu keberanian sendiri, karena orang lebih terbiasa memiliki dinding bata, bukan dinding besi. Namun, terdapat kemudahan dan kepraktisan yang membuat biaya perawatan menjadi lebih rendah serta mendapatkan kualitas ruang yang berbeda. Yang lebih menarik lagi, di antara ruang-ruang yang ada, terdapat area khusus untuk hobi dan bermain. Area void di tengah menjadi pusat orientasi, sementara sirkulasi dibiarkan terbuka dan terhubung. Udara dengan bebas bergerak, sementara cahaya matahari dengan mudah menyebar. Dengan terus menggunakan material re-use, seperti bilah kayu pinus yang memang bekas palet container barang, arsitek Riri konsisten melakukan penghematan material. Dinding bata yang langsung dicat, penggunaan furnitur dari kayu bekas, dan lantai semen yang dipolis. “Ini adalah rumah yang mendefinisikan hunian tropis kontemporer di Indonesia,� kata Riri.

Sunthy Sunowo adalah Managing Editor di Indesign Indonesia.

KIRI Empat kontainer yang

disusun bersilang mampu mengakomodir segala ruangan yang dibutuhkan. ATAS Interiornya didesain dengan warna-warna mencolok yang cocok untuk jiwa muda.


sustainindesign 111

“ Ini adalah rumah yang mendefinisikan hunian tropis kontemporer di Indonesia. � riri yakub indesignlive.co.id


112

One last thing DESAINER Todd Bracher Kontak toddbrancher.net

Perhelatan Imm Cologne 2017 yang lalu menyisakan cerita tentang Todd Bracher, desainer dari New York yang mewujudkan visinya akan hunian di masa depan untuk Das Haus 2017. Mendobrak batas-batas tradisional dalam desain dapur menjadi alasan Caesarstone semakin tertarik untuk mendukung ide Todd. Konsep better living yang menyatukan ruang untuk fisik dan emosional dan psikologis. Caesarstone menjadi inti dari koneksi antara fisikal dan emosional dengan mewujudkan rumah tradisional dengan tatanan ruang yang terbagi menjadi tiga zona. Satu area untuk higenitas, satu untuk beristirahat, dan lainnya untuk nutrisi dan sustenance. Bagian terbesar adalah nutrisi dan sustenance yang menghadirkan island dapur sepanjang tujuh meter dengan permukaan Caesarstone Quartz. Dibentuk dari beton Caesarstone 4003 yang memberikan kesan industrial dan tetap memiliki kehalusan eksekusi seperti pendekatan desain Todd.

Fotografi Costantine Meyer Teks Sunthy Sunowo indesignlive.co.id


indesign 113 Get 10% off new books by showing this ad

PERIPLUS BOOKSTORES

Featuring a Complete Range of English Language Books and Magazines JAKARTA • Periplus Soekarno Hatta Airport • Periplus Halim Airport • Periplus Plaza Indonesia 1 • Periplus Kelapa Gading Mall 3 • Periplus Plaza Senayan • Periplus Lotte Shopping Avenue • Periplus Pondok Indah Mall 1 • Periplus Plaza 6 Pondok Indah • Periplus Kemang Villas • Periplus Colony 6 Kemang • Periplus Gandaria City

PERIPLUS.COM

Indonesia’s Leading Online Bookstore

BANDUNG • Periplus Husein Sastranegara • Periplus Setiabudi Supermarket SEMARANG • Periplus Ahmad Yani Airport

FREE DELIVERY in Greater Jakarta for orders over Rp 200.000*

YOGYAKARTA • Periplus Adi Sutjipto Airport • Periplus Malioboro Mall SURABAYA • Periplus Juanda Airport • Periplus Galaxy Mall • Periplus Pakuwon Mall BALI • Periplus • Periplus • Periplus • Periplus • Periplus • Periplus • Periplus • Periplus • Periplus • Periplus

Ngurah Rai Airport Bali Galeria Mall Kuta Discovery Mall Tuban Bali Collection Nusa Dua Hardy's Sanur Bali Deli Seminyak Seminyak Square Samasta Jimbaran Monkey Forest Road Ubud Tino Supermarket Ubud

*Also in other areas, check Periplus.com for details

Weekend Special

20% discount with Rp 500.000 purchase on weekends. Promo code WEEKEND22

PERIPLUS ELITE CLUB Get a Rp 50.000 e-coupon for your first online purchase Scan this QR code to sign up. Receive free membership, benefits and loyalty points to purchase books and magazines.

LOMBOK • Periplus Lombok Airport MEDAN • Periplus Kualanamu Airport

Contact us: Phone : +62-21 4682 1088 Email : customercare@periplus.com

Valid until December 31 st, 2016

Check Periplus social media for special promos

@periplus_store

PeriplusIndonesia

periplusid


Experience Asia’s top events and unrivalled business opportunities, only in Singapore. Head to Singapore, where the best business minds come together. Engage face-to-face with thought-leaders, as well as harness ideas, innovations and insights from captains of industry at the premier business events that Singapore hosts regularly. Stay in touch with the latest market trends, and spark your next big idea in Asia’s top meeting city. Learn more at yoursingapore.com/mice

Singapore Design Week

Design-centric programmes & activities including International Furniture Fair Singapore

3 - 12 March 2017

National Design Centre & various locations designsingapore.org/sdw

TRAVEX

Trade show for suppliers and buyers of ASEAN tourism products

18 - 20 January 2017 Marina Bay Sands® atf2017.com

inter airport South East Asia

EmTech Asia

Conference on the emerging technologies that matter

World’s leading airport equipment show in South East Asia’s rapidly developing airport market

14 - 15 February 2017

15 - 17 February 2017

emtechasia.com

interairport-southeastasia.com

Marina Bay Sands

®

Official Partners:

Singapore EXPO

Held in


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.