Indesign indonesia #8/2014

Page 1

®

Johan Silas Cassia Coop Moore Street Studio Pazio Experience Pavvilion 26 Krevy issue 08. 2014 ISSN 2089-0656




2

welcomeindesign

letter from the editor issue 08, 2014

Menapaki tahun yang baru di 2014 ini dimulai dengan berita-berita duka tentang bencana di berbagai daerah di negara kita. Bukan awal tahun yang ceria, tetapi sisa bulan di tahun ini masih panjang dan harus kita hadapi dengan optimis. Bukan tidak mungkin tahun ini memang berat untuk semua lini bisnis, tetapi bukankah energi positif harus terus disebarkan untuk mengimbangi hal negatif? Cerita tentang keprihatinan kita kepada saudara-saudara kita yang terdampak bencana alam banjir, tanah longsor, dan gunung berapi meletus menjadi pengetuk hati nurani segenap redaksi dan staf Indesign Indonesia untuk ikut prihatin. Serangkaian bencana yang mengingatkan kita semua agar lebih peduli terhadap lingkungan dan alam di bumi ini. Meskipun begitu, akhir tahun 2013 menyisakan banyak cerita tentang banyak perhelatan kreatif yang diselenggarakan di Jakarta. Dari Jakarta Art Biennale 2013, Biennale Kriya dan Desain Indonesia 2013, Pasar Desain HDII, hingga IAI Jakarta dengan Design Week-nya. Tahun lalu ternyata memberikan banyak suntikan energi positif bagi dunia kreatif, desain, dan arsitektur baik yang diinisiasi oleh pemerintah atau organisasi independen. Semua ini membawa atmosfer positif yang memberikan energi lebih untuk berjuang dan bekerja keras di 2014 ini. Di edisi kali ini Indesign Indonesia melirik beberapa proyek menarik baik di Jakarta maupun di luar Jawa. Seperti bangunan untuk Cassia Co-op, training centre untuk petani dan penghasil kayu manis di Sumatra. Bangunan yang proses konstruksinya dikerjakan oleh arsitek dan tukang lokal ini telah membuat kami sadar bahwa Sumatra memasok 85% kebutuhan kayu manis di dunia. Kesederhanaan dengan tampilan yang secara estetika berkualitas memberikan impresi positif yang membuat siapa pun yang datang lebih menikmati lingkungan sekitar dan bagaimana ruang-ruang yang simpel memberikan pengalaman luar biasa. Pengalaman dan karakter juga yang kemudian kita sadari dari obrolan dengan Prof. Johan Silas yang telah berkarya sebagai arsitek di berbagai proyek di seluruh Indonesia dengan membawa teguh prinsipnya untuk memajukan kualitas kehidupan rakyat Indonesia melalui desain pemukiman di berbagai daerah. Meskipun kita hidup di dunia modern yang banyak menyuguhkan banyak budaya instan, karakter bangsa harus menjadi cerminan dari tata kota. Kesederhanaan arsitek untuk mendengarkan dan mengamati justru menghasilkan ruang-ruang yang jauh lebih humanis, buktinya ada dalam karya-karya yang kami liput dalam edisi kali ini. Sunthy Sunowo - Senior Editor

indesignlive.ASIA



4

contentindesign

2014

Issue 08 regulars

portfolio

013 EVOLVE Berita-berita singkat seputar orang, tempat, produk, dan gelaran

COMMERCIAL

055 FUSE Christopher Cuttle mengedukasi pentingnya pencahayaan pada museum dan galeri. 064 INDESIGN LUMINARY Johan Silas berbincang tentang kampung dan pemukiman

070 111 Eagle Street, karya Cox Rayner 082 12WBT, karya Ian Moore Architects 086 Spirograce Artroom, karya Skyring Architects Civic

117 PULSE Desainer asal Filipina, Stanley Ruiz, membawa kerajinan dan material tradisional ke dalam desain kontemporer.

090 Cassia Co-op, karya Tegnestue Architects

121 ZONE Sunthy Sunowo melihat keunikan desain dan ruang pada hotel Aryaduta Medan

100 Moor Street Studio, karya Clare Caousins Architects

Sunthy Sunowo membahas tentang pentingnya penandaan dalam bangunan.

104 Pazia Experience, karya Ilataaj

125 SUSTAIN Soe Ker Tie House panti asuhan yang memberi ruang privat bagi anak-anak sambil mengusung potensi material serta keahlian setempat 130 PS TAAT, proyek instalasi yang menggabungkan seni teater dan arsitektur

Cover Outdoor meeting area pada Cassia Co-op Training Centre, Lampung. Proyek ini tidak hanya menggunakan material setempat, namun juga pekerja lokal. (lihat hlm. 090-099). Foto: Pasi Aalto indesignlive.ASIA

Studio

Retail

Hospitality 110 Krevy, karya Kezia Karin Design & Stylist Resident 114 Pavvilion 26, karya Form Operation Architect


Air, the ultimate comfort.

Certified Importer & Distributor : PT. SETSUYO ASTEC The Plaza Office Tower, 28th Floor JI. M. H. Thamrin Kav 28-30, Jakarta 10350 | T 021-29921888 | F 021-29921889

www.kokuyo.com/en/ | www.kokuyo.com.my

contact us: yaji@setsuyo.co.id (Mr. Akihiro Yaji) | komala@setsuyo.co.id (Ms. Komala) | sekar@setsuyo.co.id (Ms. Sekar) Japan | China | Hong Kong | Singapore | Malaysia | Thailand | India | Australia | Indonesia


6

directoryindesign Indesign magazine bisa didapatkan di KOTA-KOTA BESAR DI INDONESIA Majalah Indesign Indonesia tersedia di agen-agen koran dan toko buku di Pulau Jawa dan Bali. Indesign Indonesia terbit per tiga bulanan. Untuk berlangganan, bisa dilakukan secara online melalui email indesign.indonesia@mpgmedia.co.id atau memesan/membeli di tempat-tempat majalah Indesign Indonesia tersedia.

IBC 120 009 001 063 061 005 059 046-047 IFC 012 008 003 007 011 010

Bega bega.com Biennale Desain & Kriya biennale.desainkriya.com Grohe grohe.com/id Hafele-Hansgrohe hafele.co.id Indobuildtech indobuildtech.com IAI Design Week iai-jakarta.org Kokuyo kokuyo.com Maison & Objet Asia maison-objet-asia.com MPGMedia mpgmedia.com Playpoint playpoint.asia Roman Granit romangrnit.com Sunbrella sunbrella.com Supellex supellex.co.id Toto toto.co.id Q-Stech qstech.co.id Zeno zenoliving.net

indesignlive.ASIA

Jakarta Bandung Semarang- Jogjakarta- Makassar Surabaya Malang- Denpasar Medan

Gramedia Kinokuniya Periplus Times Selected Hypermart Selected Carrefour Gramedia Books & Beyond Selected Hypermart Selected Carrefour Gramedia

Gunung Agung Aksara Books & Beyond TM Bookstore Selected Giant

Gramedia TB Uranus Books & Beyond Gramedia TB Toga Mas Gramedia Books & Beyond

Gunung Agung TB Toga Mas

Gunung Agung Toko Buku Djawa-Braga Selected Giant Gunung Agung

Gunung Agung Gunung Agung



8

senior editor Sunthy Sunowo writer Nissa Maretta Language Editor Arisa Imandari editorial Assistant Yuli Yanti Senior graphic Designer Citra A. Widyastuti HEAD of advertising Sales Natalia Marisa Wijaya wijaya_natalia@yahoo.com Traffic Executive Helsa Widya Irawati Gunawan helsawidya@ymail.com MARKETING Executive Retno Sulistia retno_sulistia97@yahoo.co.uk circulation Supervision Mansyah distribution Indra Aditya Contributing Writers Stephen Crafti,Jenna Reed Burns Contributing Photographers christopher Frederick Jones, Florian Groehn, Daniel Mayne, Pasi Aalto, Shannon Mc Grath, Agung Perkasa Nugraha

Advertising Enquiries Natalia Marisa Wijaya wijaya_natalia@yahoo.com (62) 21 3199 1193 To Subscribe Sitta Rahmania subscribermpg@gmail.com (62) 21 3199 1193 chairman & Inspiration-at-Large Julius Ruslan chief executive officer & publisher Denise Tjokrosaputro Associate publisher Grace Wong Publishing Manager Rochmadonie

Indesign Indonesia mengundang para pembaca untuk mengirimkan materi baik berupa tulisan maupun karya sebagai pertimbangan tim editorial. Materi dapat dikirimkan kepada bagian editorial kantor Indesign Indonesia. email: Indesign. indonesia@mpgmedia.co.id www.indesignindonesia.com Indesign Indonesia diterbitkan di bawah lisensi dari Indesign Group Australia.

mpgmediapublising.com indesign indonesia Office PT. MEDIA DESIGN INDONESIA MPG Media Thamrin City Office Park Jl. Kebon Kacang Raya Blok A No. AA 08-09, Jakarta, Indonesia Telp. 021-31991193 Faks. 021-31991178

Disclaimer Artikel yang dimuat dalam majalah ini telah melalui proses editorial dengan melibatkan para ahli di bidangnya. Isi majalah ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan proses pemeriksaan dan pendapat para ahli, dan hanya berfungsi sebagai pengetahuan. Konsultasikan masalah-masalah yang Anda hadapi kepada ahlinya demi mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat dan akurat. Semua materi yang diterima akan menjadi hak milik kecuali ditetapkan lain, telah memiliki izin pemuatan foto dari pihak yang bersangkutan untuk digunakan sesuai keperluan. Hak Cipta & Izin Penerbitan Hak cipta dilindungi. Tidak ada bagian dari majalah ini yang diizinkan untuk dikutip ataupun diproduksi dalam format apa pun dengan atau tanpa sengaja tanpa izin dari perusahaan.


GROHE GRANDERA

TM

TIMELESS ELEGANCE

Visit our showroom today HYDROSPA by GROHE Jl. Diponegoro No. 61, Jakarta Pusat 10330 P (021) 31920202 Mon - Fri: 10:00 - 17:00, Sat: 10:00 - 14:00 NATIONAL TOLL-FREE 001 8036570-62 www.grohe.com/id

Purist, simple and extravagant – the collection is a range of timelessly elegant products that blend square and circular elements into one harmonious design. Stylistically, the Grandera™ collection can be combined with a wide range of bathroom furnishings, with the added flexibility of two colours – chrome and chrome/gold. GROHE StarLight® technology retains the shine and makes the fittings extremely resistant to dirt and scratches. Home is where my GROHE SPA is.


10

CEO/Publisher Raj Nandan raj@indesign.com.au

INDESIGNLIVE.COM EDITOR Lorenzo Logi lorenzo@indesign.com.au

Editorial Director & indesign editor Paul McGillick editor@indesign.com.au

business development manager Marie Jakubowicz marie@indesign.com.au

Assistant Editor Alicia Sciberras alicia@indesign.com.au EDITORIAL ASSISTANT Philippa Daly philippa@indesign.com.au Operations Manager Adele Troeger adele@indesign.com.au pa to publisher / Subscriptions & marketing coordinator Elizabeth Davy-Hou liz@indesign.com.au

Deputy art director Emma Warfield emma@indesign.com.au senior Designer Frances Yeoland frances@indesign.com.au DESIGNER Alex Buccheri alex@indesign.com.au junior Designer Rollo Hardy rollo@indesign.com.au contributing dESIGNER Michelle Byrnes PRODUCTION MANAGER Sophie Mead sophie@indesign.com.au Advertising Traffic / production assistant Siobhan Markus siobhan@indesign.com.au Online Manager Radu Enache radu@indesign.com.au Online project manager Ramith Verdheneni ramith@indesign.com.au Web developers Ryan Sumners ryan@indesign.com.au Jesse Cai jesse@indesign.com.au

media executive Dana Ciaccia dana@indesign.com.au Financial Director Kavita Lala kavita@indesign.com.au Business Manager Darya Churilina darya@indesign.com.au Accounts Gabrielle Regan gabrielle@indesign.com.au Vivia Felice vivia@indesign.com.au Events and Marketing Tegan Richardson tegan@indesign.com.au Angela Boustred angie@indesign.com.au

Indesign encourages readers to submit suitable work for consideration by the Editor. Editorial submissions are to be made out to the Editor at the Sydney office. Indesign magazine is published under licence by Indesign Group. Head Office Level 1, 50 Marshall Street Surry Hills NSW 2010 (61 2) 9368 0150 (61 2) 9368 0289 (fax) indesignlive.com Melbourne Suite 11, Level 1, 95 Victoria Street Fitzroy VIC 3065 (61) 402 955 538 Singapore 4 Leng Kee Road, #06–08 SIS Building, Singapore 149596 (65) 6475 5228 (65) 6475 5238 (fax) indesignlive.asia

All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system, transmitted in any form or by any other means, electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise. While every effort has been made to ensure the accuracy of the information in this publication, the publishers assume no responsibility for errors or omissions or any consequences of reliance on this publication. The opinions expressed in this publication do not necessarily represent the views of the editor, the publisher or the publication. Contributions are submitted at the sender’s risk, and Indesign Publishing cannot accept any loss or damage. Please retain duplicates of text and images. Indesign magazine is a wholly owned Australian publication, which is designed and published in Australia. Indesign is published quarterly and is available through subscription, at major newsagencies and bookshops throughout Australia, New Zealand, South East Asia and the United States of America. This issue of Indesign magazine may contain offers or surveys which may require you to provide information about yourself. If you provide such information to us we may use the information to provide you with products or services you have. We may also provide this information to parties who provide the products or services on our behalf (such as fulfilment organisations). We do not sell your information to third parties under any circumstances, however these parties may retain the information we provide for future activities of their own, including direct marketing. We may retain your information and use it to inform you of other promotions and publications from time to time. If you would like to know what information Indesign Group holds about you please contact Nilesh Nandan (61 2) 9368 0150, (61 2) 9368 0289 (fax), subscriptions@indesign.com.au, indesignlive.com



A perfect look in a perfect body.

Roman senantiasa hadirkan keramik dinding dan lantai bermutu tinggi dalam melengkapi kebutuhan bangunan residential maupun commercial Anda. Ratusan pilihan desain, warna, tekstur dan ukuran dapat menciptakan suasana maupun tema interior/eskterior idaman. Hadir melalui teknologi Digital Tecnica dan teknologi Gres, keramik lantai Roman memiliki kualifikasi tertinggi di industri ini, dan telah diekspor selama 25 tahun ke lebih dari 60 negara di dunia. Dapatkan di toko-toko terdekat dan temukan diri Anda terinspirasi di House of Roman.

www.romangranit.com

You and

Floor > dConcreto Grigio 60x120 Wall > dConcreto Charcoal 60x120 - dConcreto Virile 60x120

HOUSE OF ROMAN JAKARTA: Jl. R.S. Fatmawati No.6A, Ph. (021) 7591 4925 • Pusat Bahan Bangunan dan Interior, Jl. Mangga Dua Raya F2 No.1, Ph. (021) 601 1537 • Kirana Boutique Office Blok F1/1-2, Jl. Boulevard Kelapa Gading Jakarta, Ph. (021) 2936 5218 • SEMARANG: Jl. Letjen. S. Parman No.78, Ph. (024) 850 1243 • SURABAYA: Jl. Raya Diponegoro No.27, Ph. (031) 562 0705 • MEDAN: Jl. Prof. H. M. Yamin SH. No.34, Ph. (061) 456 1562

Datang dan kunjungi kami:

2014

Stand No: KA25, Hall B 17 - 20 April 2014 Jakarta Convention Center


indesign

people places PRODUCTS events

LIGHT THE WAY YOU MOVE James Turrell yang dijuluki manusia cahaya mencoba kemampuan luar biasanya untuk meningkatkan ruang, dan menantang persepsi pengunjung tentang batas-batas saat ia mengiluminasi spiral ikonis ‘Rotunda’ Frank Lloyd Wright di Guggenheim Museum, New York. Berjudul ‘Aten Reign’, Turrell mengantarkan pengunjung pada dunia berbeda, mendorong mereka untuk terlibat dalam karya fisik berlevel tinggi. “Cahaya merupakan substansi yang hebat,” jelas Turrell, “kami memiliki koneksi utama dengannya [...] Saya senang bekerja di bidang cahaya sehingga Anda dapat merasakannya secara fisik.” Karya Turrel menjadi transformasi dramatis di museum tersebut sejak Mathew Barney mengonversi ‘Rotunda’ menjadi obstacle course ‘The Cremaster Cycle’ tahun 2002. Instalasi Turrell ini dipasang pada void sentral museum untuk menyelenggarakan pembukaan solstice program saat musim panas 2013 lalu. Rendering: Andreas Tjeldflaat, 2012© Solomon R. Guggenheim Foundation. [Teks: Alicia Sciberras] Guggenheim Museum guggenheim.org indesignlive.ASIA

13


MALMÖ MOVEMENT

STRETCHY spring Lampu ‘Spring’ karya Kristine Five Melvaer merentang menghadap langit-langit layaknya bunga hidup. Dibuat dari besi las serta lapisan elastis ramah lingkungan, lampu ini pantas mendapatkan rekomendasi yang baik sesuai dengan bentuknya yang mekar. Kontemporer dalam hal estetika, lampu ‘Spring’ begitu sederhana dan murni menciptakan tampilan yang elegan, sinar lampunya yang lembut menciptakan cahaya yang tenang dan halus mengingatkan akan inspirasi musiman. Dengan tinggi 2 meter, Anda dengan mudahnya merasakan seolah memasuki hutan bercahaya—tema umum dari desainer asal Norwegia ini yang bertujuan memanfaatkan potensi komunikatif pada desainnya sebagai alat untuk menciptakan sebuah ikatan emosional antara objek dan pengguna. Dan mungkin musim semi adalah musim yang paling emotif, sebab saat “warna berdiri di luar pada bukit soliter,” tulis Emily Dickinson dalam puisnya, “sebuah cahaya hadir pada musim semi.” [Teks: Philippa Daly]

Kristine Five Melvaer (47) 9057 3287 kristinefivemelvaer.com

Pada 2012 armchair ‘Malmö’ mendapatkan penghargaan Good Design Award. Tahun 2013 furnishing keluarga ini, yang didesain oleh Michele Cazzaniga, Simone Mandelli, dan Antonio Pagliarulo, telah memperluas karyanya lagi. Dengan ide desain Italia dan estetika Skandinavia, koleksi ‘Malmö’ kini mencakup lounge dan pilihan meja, serta bar stool. Dibuat dari kayu ash solid yang diartikulasikan melalui tepi yang halus dan kaki yang runcing, ‘Malmö’ memiliki daya tarik pada gabungan komposisi kuat dan visual yang ringan. Koleksi ‘Malmö’ tersedia di Australia dari James Richardson Corporation P/L. [Teks: Owen Lynch]

James Richardson Group (61 3) 9428 1621 jamesrichardson.com.au

venetian horizon Resmi diluncurkan pada Milan Furniture Fair 2013, London, dan kantor mereka yang berbasis di Venesia, Wonderglass mengenalkan diri sebagai perusahaan baru dengan desainerdesainer internasional terkemuka. Desainer Jepang yang tinggal di Brooklyn, Nao Tamura, secara khusus meluncurkan ‘Flow[T]’, chandelier kaca kontemporer yang terinspirasi dari “refleksi cityscape Venesia yang berkilauan di air menjelang malam.” Di sini Tamura mengombinasikan kerajinan glass-blowing Venesia dengan implementasi kontemporer dirinya sendiri sehingga menciptakan beberapa pelampung yang menangkap keindahan abadi dari cakrawala Venesia. Berikut beberapa karyanya dalam warna biru-hijau yang tampil atraktif dengan bentuknya yang unik. [Teks: Nikita Sheth]

WONDERGLASS (44 2) 0763 12061 wonder-glass.com


evolveindesign

TONne OF BRICKS Menggunakan teknik-teknik kuno yang sama dalam pembuatan batu bata manual, Adobe Desk Tool dalam warna terakota menghadirkan aksesori deskware berkualitas kokoh. Memakai lima varian tanah liat berbeda, satu set berisi empat aksesori ini terdiri dari kaca meja, tempat dokumen, penahan pensil, serta nampan. “Saya menemukan hal menarik dalam menciptakan produk rumah tangga yang dapat dibuat dengan teknik yang sama dalam membangun rumah, membiarkan saya terinspirasi dengan bermacam warna menghasilkan komposisi yang berbeda di Italia,” ujar desainer asal Italia, Ilaria Innocenti. Diluncurkan saat Milan Furniture Fair, Adobe Desk Tools sangat sesuai digunakan pada jenis meja apa pun dan tersedia dengan bingkai kawat dalam berbagai warna yang cocok untuk dekorasi ruang. [Teks: AS] Ilaria Innocenti (39 2) 3655 9584 ilariai.com

Jumping Success Seorang mahasiswa berbakat telah mengembangkan pendidikan furniturnya secara progresif dengan menciptakan ‘JumpSeat’ dari perusahaan jenius ergonomis Profurn. Dengan desain minimalis serta halus, menjadikan ‘JumpSeat’ kursi yang jauh berkelas dari kursi sekelasnya. Kayu lapis serta baja pada kerangka belakang kursi dibentuk dengan struktur kantilever sehingga saat tidak digunakan, ‘JumpSeat’ dapat dilipat menjadi tipis hingga tak lebih dari 100mm. Gabungan teknik inovatif dengan tampilan yang sederhana dan elegan, ‘JumpSeat’ menjadi kursi belajar yang layak mendapatkan pengakuan luas. Terpercaya, rapi, dan timeless, perusahaan asal Australia, Profurn, ini telah menciptakan kursi dengan kemungkinan tak terbatas dalam desain dan fungsi. [Teks: PD]

Profurn 1300 776 387 profurn.com.au

SITTING IN MOTION Saat banyaknya tempat kerja menyenangi kebiasaan duduk menetap, stool ‘Muvman’ karya desainer Jerman, Aeris, justru memerangi kurangnya gerakan dan risiko kesehatan yang terkait. Mewujudkan konsep Eropa dalam duduk di tiap sudut, ‘Muvman’ mendukung adanya gerakan dan memfasilitasi dalam berdiri dan duduk yang benar secara ergonomis berdasarkan tinggi badan. Mendorong batas-batas konvensional tempat duduk baik gaya maupun kenyamanan dikorbankan pada desain ‘Muvman’. Kombinasi inovatif dari pegas dan soket revolusioner di dasar kursi ‘Muvman’ mengurangi tekanan tulang belakang dan meningkatkan duduk aktif-dinamis untuk menguatkan otot inti. Nyaman dan intuitif, ‘Muvman’ menjadi tambahan sempurna untuk setiap tempat kerja karena dapat meningkatkan konsentrasi, kinerja, dan sirkulasi. ‘Muvman’ tersedia di Australia melalui Healthezone. [Teks: NS]

Healthezone (61 3) 9020 2098 healthezone.com.au indesignlive.ASIA

15


ROUND WE GO Bagaimana caranya Anda memberikan pengalaman menyetir dalam mobil tanpa duduk di satu kursi? Ini merupakan tantangan yang diberikan untuk desainer Ronan dan Erwan Bouroullec saat mereka mengambil alih proyek dengan BMW i. Hasilnya adalah ‘Quiet Motion’. Terdiri dari empat dudukan berputar seperti struktur korsel, ‘Quite Motion’ berputar perlahan dan tanpa suara dengan masing-masing pod yang dibuat dengan material yang sama digunakan pada kendaraan BMW i: serat karbon ringan, bahan pelapis sustainable, dan gabus. Sebuah interpretasi alegoris dari gerakan dan kontemplasi, instalasi dua bersaudara Bouroullec ini pada dasarnya adalah mobil dekonstruksi meskipun dengan arah gerakan yang berbeda. “Dengan membawa gerakan yang selaras dengan sekitarnya serta visual yang dapat Anda lihat dari jendela mobil, kami telah menciptakan abstraksi puitis dari hidup nomaden modern,” jelas Erwan Bouroullec,” [Teks: PD]

BMW i bmw-i.com Ronan & Erwan Bouroullec bouroullec.com

Read between the lines Sebuah produk baru yang menarik perhatian dengan garis halus berwarna hitam muncul sebagai tren baru pada Milan Furniture Fair lalu, yang ternyata merupakan fixture lampu pendant karya Arik Levy untuk Vibia. Berjudul ‘Wireflow’, objek dimensi dua dan tiga ini diciptakan kembali dengan bentuknya yang playful, tampil sesuai sebagai iluminasi gantung klasik dalam representasi geometris. Dibuat dari rotan tipis dan terminal LED, struktur lampu ini menjadi jawaban sempurna untuk dekorasi minimalis. [Teks: AS]

Koda Lighting (61 2) 9699 6007 kodalighting.com.au Vibia (34) 93479 6971 vibia.com

A leg up Saat memikirkan sistem dukungan terbaik untuk rak aksesori Monorail 2020, desainer industrial AWM terinspirasi dengan komposisi monolit yang kuat dari Woodrow Wilson Bridge di Virginia, AS. Dengan estetika minimalis dan rapi, bracket ‘V-leg’ tampil memukau dengan bentuknya yang sederhana, demi mencapai desain garis tipis dan kontemporer. Sebuah ekstensi dari desain Monorail 2020 orisinal, desain terbaru AWM ini memberikan peningkatan penggunaan fungsi serta tambahan mobilitas, yang memungkinkan monitor arm Monorail dan sokongan rak ‘V-leg’ melengkapi satu sama lain dengan sempurna. [Teks: PD]

Australian Workstation Manufacturers (61 2) 9700 7403 awm.net.au


evolveindesign

EMPIre state of Beetroot Studio desain asal Stockholm, PJADAD, memanfaatkan potonganpotongan kecil makanan untuk membuat miniatur lanskap kota untuk Swedish Atelier Food Project. Dengan menara keju, kubus-kubus ubi, serta bawang bombai, dan produk makanan lainnya, ‘Still Life’ ialah sebuah kota yang mudah rusak dari berbagai sayuran untuk tempat parkir dan teras, juga bangunan kecil dan apartemen. Diprakarsai oleh koki-koki ternama dunia, Atelier Food Project berusaha menemukan cara-cara baru nan kreatif untuk menjamin masa depan makanan organik tumbuh secara berkelanjutan di lanskap perkotaan yang selalu bertambah. Mewakili hubungan antara makanan dan masyarakat, ‘Still Life’ menginterpretasikan secara kreatif moto dari Atelier: “Untuk mengembangkan masa depan komunitas melalui makanan.” PJADAD, yang terdiri dari art director Petter Johansson, desainer grafis Oskar Svensson, dan copywriter Anton Wigbrand, tampaknya telah membuat cara inovatif untuk memastikan para developer tidak lupa mengambil sayuran sebagai makanan sehari-hari mereka. Benar rasanya jika makanan memang untuk berpikir. [Teks: PD]

PJADAD (46) 07 0764 1295 pjadad.com

modular geometry Hubungan antara manusia, produk, dan ruang terletak pada desain Pearson Lloyd. Mencari tahu dalam mengidentifikasi dan merefleksikan pergeseran pola perilaku gaya hidup kontemporer, Pearson Llyod selalu menemukan cara-cara baru dan unik untuk memastikan fungsi, material, dan proses tidak pernah dibatasi oleh ruang. Dan desainnya yang terbaru untuk Tacchini tampaknya tidak berbeda. ‘Galleria’ ialah sistem unik dan rumit yang menawarkan kemungkinan tak terbatas dan solusi. Dari bentuknya berupa bench linear sederhana, hingga sudut two-seater, atau area tunggu yang nyaman, ‘Galleria’ menjadi produk yang sesuai ditempatkan di ruang mana pun. Modern dalam bentuknya yang modular serta serbaguna dalam fungsi, ‘Galleria’ ialah desain yang memiliki duo level desain, adaptasi dan estetika. [Teks: PD]

Tacchini (39) 03 6250 4182 tacchini.it Stylecraft 1300 306 960 stylecraft.com.au indesignlive.ASIA

17


a striking retreat ‘P22’, karya kolaborasi pertama Patrick Norguet dengan Cassina, ialah sebuah armchair yang mengundang dan nyaman dengan desain kontemporer yang timeless. Dilengkapi dengan footrest, yang juga berfungsi sebagai pouf, memungkinkan Anda berbaring untuk relaksasi yang lebih. Cassina telah dikenal dengan produknya yang membanggakan, seperti menciptakan desain klasik serta produk ramah dari berbagai arsitek mulai Parisi hingga Ponti. ‘P22’ merupakan interpretasi modern untuk produk-produk furnitur klasik yang memberikan nostalgia serta progresif, dan karya ini menjadi penghargaan modern dari apa yang ingin Cassina persembahkan. Bentuk geometris dari kaki-kaki aluminiumnya secara elegan mendukung sandaran tinggi kursi ini sehingga membuat ‘P22’ memiliki profil mencolok, dan volumenya yang besar menciptakan sebuah kepompong yang dapat membuat Anda rileks dan nyaman saat bersandar. [Teks: Lorenzo Logi]

Cassina cassina.com Corporate Culture (61 2) 9690 0077 corporateculture.com.au

blade STICK TOGETHER

Bentuk minimalis yang halus serta integrasi teknologi LED bergabung sempurna untuk menciptakan ‘Fluida’: sebuah task light serbaguna dari perusahaan Italia, Studio Natural. Lampu ini dibuat dengan setrip fleksibel di mana LED dikoneksikan di dua penopang metal. Studio Natural, sebuah perusahaan kreatif yang didirikan oleh Marco De Santi dan Alessandro Paoletti, menciptakan ‘Fluida’ dengan penopang metal sehingga magnet yang ada pada lampu dapat dilekatkan bersama untuk membentuk singular statue, dan juga memungkinkan posisi yang berbeda untuk memodifikasi arah cahaya. [Teks: AS]

Studio Natural studionatural.it

Sebuah produk rumah yang fungsional dan memiliki kemungkinan desain tak terbatas saat ini masih jarang. Namun produk terbaru yang dirilis oleh Aquabocci membuktikan mimpi tersebut bisa saja menjadi nyata. ‘Blade’ adalah sistem drainase canggih yang baru diluncurkan oleh perusahaan berbasis di London dengan paduan tutup unik dari hasil desainnya yang mengusungkan adaptasi dan inovasi. Selama 2 tahun terakhir ini Aquabocci telah berupaya untuk meningkatkan dan menyempurnakan sistem ‘Blade’, menggabungkan luasnya pengetahuan dan passion desain industri dalam menciptakan sistem drainase yang fleksibel, terjangkau, dan menakjubkan secara estetika. Dan yang lebih penting, mereka menciptakan suatu sistem drainase yang Anda impi-impikan: ‘Blade’ yang praktis dan tampil elegan. [Teks: PD]

Aquabocci (61) 410 505 222 aquabocci.com


evolveindesign

Portable privacy

SECRET NEST Sorotan internasional ada pada desainer yang berbasis di Melbourne, Edward Linacre, yang mewakili Australia di Milan Furniture Fair, mengikuti jejak desainer iluminasi dekoratif David Trubridge. Linacre, yang desainnya ditampilkan pada kompetisi 14th Design Report, menerima ‘Special Mention’ untuk produk lampu pendant-nya ‘Small Nest’. Menurut Linacre, proses seleksi kompetisi tersebut sangat ketat, untungnya ia beruntung dapat tetap tenang dan mengesankan para juri. Benjamin Hubert merupakan salah satu juri yang terlihat tertarik saat melihat potongan terpisah dari lampu ini secara dekat, yang diberitahu Linacre, “Ini adalah rahasia.” [Teks: AS]

Edward Linacre (61) 415 065 061 edwardlinacre.com

Berimajinasi tentang tempat kerja tidak mempunyai konsep baru, tapi menghasilkan tempat kerja dengan imajinasi begitu jarang. Inilah yang persis dilakukan oleh Roberto de Luca dan Antonio Scarponi untuk Das Konzept saat menampilkan proyek barunya, ‘Hotello’. Dipamerkan saat Milan Furniture Fair di Fabbrica del Vapore, sebuah ruang didedikasikan semata-mata untuk generasi muda, struktur seluas 2x2x2m didesain untuk dipasang pada citi loft kosong sebagai ruang portabel, yang dapat dikemas menjadi koper. ‘Hotello’ dibuat dari struktur metal dengan gorden yang dapat menyerap suara melalui properti akustik. ‘Hotello’ dilengkapi dengan benda-benda esensial termasuk sebuah ruang, meja, lampu, stool, rak, serta loker, dan ruang kerja privat untuk bertemu dengan klien. Bisakah ‘Hotello’ menjadi perwujudan fase kedua berdasarkan aktivitas kerja? Kemungkinan instalasi ini masih tak berujung, yang memungkinkan pekerja untuk memasangnya hampir di mana saja. [Teks: AS]

Das Konzept (41) 3 3225 5575 daskonzept.ch

New rocks Rocking chair ‘Euvira’ karya Jader Almeida untuk ClassiCon ialah campuran desain lama dan baru yang penuh tradisi serta inovasi. Dengan garis yang menarik, tebal, dan runcing untuk membentuk ritme unik, ‘Euvira’ merupakan ekspresi akan desain kontemporer. Dudukan dan sandarannya menjadikan kursi ini spesial dalam hal keringanan dan transparansi, juga garis grafis yang playful menambahkan daya tarik rocking chair ini. Dan pilihan material kayu ek natural tak hanya memperlihatkan desainnya yang unik, tetapi juga mengingatkan akan karya besar dari desain master Brasil pada 1960—1970-an. Disempurnakan dalam segala hal, ‘Euvira’ membawa napas baru untuk interior rumah, menghadirkan desain klasik untuk khalayak baru. [Teks: PD]

ClassiCon (49) 89 7481 330 classicon.com Anibou (61 3) 9654 5222 anibou.com.au

indesignlive.ASIA

19


stacks on Produk kerajinan tangan yang indah berjudul ‘Transformed’ ini dibuat oleh desainer objek yang berbasis di London, Pia. Mengombinasikan keramik, kaca, serta kayu, ketiga komponen ini bergabung untuk “bermain dengan gagasan kami yang familier dan tradisional,” ujar Wüstenberg. “Dilihat dari depan, produknya tampil simetris, tapi jika dilihat dari sisinya, produk tersebut bertransformasi menjadi asimetris,” lanjut Pia. Koleksi ini tersedia dalam varian bentuk dan ukuran mulai dari 25cm–60cm dan diproduksi oleh perusahaan milik Wüstenberg, Utopia and Utility–sebuah label yang dijalankan olehnya serta sang partner, Moritz. Utopia and Utility didirikan dengan moto dari kata-kata bijak Marcel Duchamp: “melalui perwujudan keindahan, kami membentuk dunia seperti rumah, dan memahami bahwa alam sebagai makhluk spiritual.” [Teks: AS] Utopia and Utility utopiaandutility.eu Pia Wüstenberg piadesign.eu

asymmetric opulence Bermain dengan estetika dan fungsionalitas dalam cara yang amat unik, ‘Asymmetric Duo’ telah mengubah seluruh konvensi saat mendesain kamar mandi. Dengan keeleganan yang timeless serta desain cerdas akan kenyamanan dan gaya, Kaldewei menjadi centerpiece untuk kamar mandi modern. Sebagai penerima penghargaan bergengsi Red Dot dan Universal Design, ‘Asymmetric Duo’ telah menerima pengakuan yang layak—desain minimalis dan kontemporer menjadi bukti akan visi Kaldewei yang berbakat. Semua orang senang bersantai dalam kemewahan, dan dengan desain seperti ini, mandi dalam kemewahan dapat menjadi pengalaman sehari-hari. [Teks: PD]

Kaldewei kaldewei.com


evolveindesign

Old past, new luxury Komitmen Living Tiles akan kualitas tidak tertandingi. Passion dan pengetahuan dalam bidang industri menjamin produk-produknya berbeda dan dibuat dengan standar tertinggi. Produk yang baru saja dirilis oleh Living Tiles, ‘Docks’, merupakan lantai kayu luar biasa yang terinspirasi dari koleksi porselen kaca, yang cocok diaplikasikan pada kantor maupun perumahan. Meskipun porselen telah digunakan berabad-abad untuk membuat tile, produk ini telah melalui metode produksi modern yang menjadikan porcelain tile dapat juga digunakan pada rumah tangga. Tersedia dalam warna silver, tembaga, atau warna natural, ‘Docks’ menambahkan statement pada ruang mana pun. [Teks: PD]

Living Tiles (61 2) 9818 0000 livingtiles.com.au

transforming sydney Bergerak menuju kota hijau dengan rencana kota yang lebih mudah diakses, Kota Sydney baru-baru ini mengumumkan untuk membuka George Street bagi pejalan kaki dan banyak lagi. Jalan raya digunakan untuk pejalan kaki dan menutup jalan bagi kendaraan, light rail juga dipasang untuk memberikan dewan kesempatan dalam “merevitalasi seluruh kota, tak hanya mengubah George Street tapi juga laneways sekitar, menciptakan kota yang menarik untuk dieksplorasi,” jelas Lord Mayor Clover Moore. Rencana ini disampaikan saat ekshibisi Next stop: 21st century George Street di Customs House, sekaligus dalam menanam 200 pohon, untuk mendapat umpan balik dari masyarakat. Untuk informasi lebih lanjut dan berkontribusi pada masa depan Sydney, kunjungi sydneyyoursay. com.au [Teks: AS]

City of Sydney (61 2) 9265 9333 cityofsydney.nsw.gov.au

IN THE SPIRIT Didesain oleh Piet Billekens dan Nilo Gioacchini dari Nobili untuk Reece, ‘Teknobili Acquerelli Pull Out Sink Mixer’ memadukan desain elegan serta teknologi mixer terbaru untuk meningkatkan aktivitas di dapur. Produk ini memiliki fitur konstruksi kuningan solid, selang silikon putih, dan dibuat di Italia. Tersedia dalam dua bentuk–tradisional atau model spray 2 fungsi–‘Acquerelli Pull Out Sink Mixer’ tampil dengan filosofi desain Italia yang canggih dengan rating 5 Stars dalam mengonsumsi air, dan dapat memproduksi 6 liter air per menitnya. [Teks: Sophia Watson]

Reece (61 3) 9274 0000 reece.com.au indesignlive.ASIA

21


upGRAde Dimodelkan dari bentuk geometris trapesium, ‘Degrade’ karya Parisi merupakan visi yang diperkenalkan oleh desainer yang berbasis di Italia, Terri Peroca. Terinspirasi dari konsep “perampingan”, koleksi ‘Degrade’ menawarkan produk kontemporer dengan desain hemat ruang yang inovatif. “Idenya adalah menciptakan produk yang fleksibel serta mudah beradaptasi untuk suasana nyaman namun tetap stylish dan sophisticated,” jelas Peroca. Dan dengan sudutnya yang lembut, warna-warna pucat, dan bentuk yang tipis dan rapi, produk Parisi yang baru dirilis ini menampilkan desainnya lewat visual atraktif dan fungsional. Dibuat di Italia oleh Simas, ‘Degrade’ diciptakan untuk memberikan tampilan kamar mandi lebih luks meskipun ukurannya yang tidak luas. [Teks: PD] Parisi (61 2) 9559 3666 parisi.com.au

miele magic Mempertahankan tradisi brand Jerman akan desain kontemporer yang sleek, rangehood ‘DA 7090 W Aura’ menggabungkan desain elips yang stylish serta teknologi netralisasi terhadap sirkulasi bau. Dirancang untuk ditempatkan pada apartemen atau rumah yang sulit memasang saluran, ‘DA 7090 W’ tidak memerlukan cerobong, dan dapat dipasang di atas kompor atau dengan kabel tak kasatmata untuk tampilan melayang di ruangan. Dengan kontrol sensor elektronik yang mudah digunakan serta indikator perubahan filter, ‘DA 7090 W’ menjadi desain produk luar biasa yang amat sesuai untuk dapur mana pun. [Teks: LL]

Coffee on fifth Temukan kembali kecintaan Anda pada kota yang tak pernah tidur dengan coffee table ‘New York’ dari Savage Design. Terbuat dari aluminium aircraft, dikombinasikan dengan tampilan industrial serta desain yang sleek dan sophisticated yang hanya dapat diperoleh bagi New Yorker sejati. Memproduksi barang-barang yang membangkitkan memori serta emosi, Savage Design (kolaborasi antara teman seuniversitas Joel Savage dan James Groom) pertama kali didirikan pada 2011 dan terus berkembang semakin besar. Menciptakan produk homeware dan furnitur yang unik terinspirasi oleh arsitektur seluruh dunia, duo Australia ini menghasilkan desain yang khas juga inovatif. Coffee table ‘New York’ tampil penuh intrik: saat cahaya memantulkan sinarnya pada varian poket aluminium, meja terlihat memiliki kedalaman dan kontras berbeda, membuktikan meja New Yorker ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan saat pertama kali dilihat. [Teks: PD]

Miele 1300 464 353 miele.com.au Savage Design (61 2) 9681 7888 savagedesign.com.au


evolveindesign

bass IN THE PLACE Produk teranyar dari maestro audio Amerika, Oswalds Mill, ialah sistem rack/amplifier ‘Metamorphosis’. ‘Metamorphisis’ hanya memiliki satu kompenen dari koleksi ekstensif speaker, rak, dan sistem amplifier. Tiap bagiannya merupakan produk edisi terbatas dan mengangkat tujuan untuk istilah ‘desain suara’. Menyuguhkan konsep desain audio revolusioner, Oswalds Mill Audio menawarkan conical horns serta speaker kayu solid, yang ketika dikombinasikan dengan bentuk sudut unik serta stuktur pahat, tak hanya tampil visual tapi juga memancarkan suara yang sama bagusnya dengan suara yang dihasilkan audio berteknologi tinggi. Oswalds Mill juga membuat produk kerajinan dari kayu Pennsylvania solid, batu slate, dan logam. [Teks: AS]

SOLO SANCTUARY

Oswalds Mill Audio oswaldsmillaudio.com Kolaborasi, kolaborasi, kolaborasi—kata yang tampaknya berada di ujung lidah setiap tempat kerja. Mulai dari zona break-out hingga ruang kerja sama, di mana lagi pekerja soliter menemukan privasi dan kenyamanan saat duduk untuk menghasilkan pekerjaan independennya? Masuklah pada sofa ‘Koja Hotel’ karya perusahaan Swedia, BLå Stations. Dilengkapi dengan sekat, busa mewah, dudukan bantal, dan meja yang dapat dilipat, ‘Koja Hotel’ adalah jawaban bagi kebutuhan pekerja introvert. Cocok untuk digunakan pada lingkungan kerja, area lounge, dan perpustakaan, ‘Koja’ tersedia dalam versi 3 tempat duduk dengan dudukan yang tinggi dan rendah, juga kursi dengan sandaran tinggi maupun rendah. Dengan ukuran 1220(h) x 1160(w)mm, cangkang luarnya dibuat dari kayu ash dan bagian atas kursi dilapisi bahan berkualitas Eropa. Jangan lupa kancingnya yang berwarna senada dengan sandarannya. Area lounge dapat didekor secara khusus untuk menyesuaikan warna interior Anda. BLå Stations tersedia di Australia melalui Chairbiz. [Teks: AS]

BLå Stations blastation.com Chairbiz (61 3) 9429 3388 chairbiz.com

TOUCHLESS DESIGN “Pemenang penghargaan ide untuk kamar mandi memukau’—itulah cara Geberit dalam mendesain. Baru-baru ini Geberit merilis produknya dengan visi tersebut, yakni ‘Sigma80’ yang memiliki fitur tombol tanpa sentuh. Dengan gerakan tangan sederhana, Anda dapat mengaktifkan mekanisme pembilas toilet. Ini berkat piring actuator kaca yang memiliki sensor cerdas yang merespons pergerakan tangan. Dirancang oleh desainer Swiss terkenal, Daniel Irányi, ‘Sigma80’ juga dapat ditempatkan pada interior kamar mandi mana pun dengan lima warna berbeda pada panelnya. Dilengkapi dengan pengoperasian parameter dan pengaturan seperti pembilasan otomatis saat toilet tidak digunakan dalam jangka waktu lama atau dapat juga diprogram menjadikan ‘Sigma80’ tak hanya fungsional, juga inovatif. [Teks: PD]

Geberit (61 2) 9889 7866 geberit.com.au

indesignlive.ASIA

23


material rhythms Pepatah kuno Spanyol mengatakan, “menari untuk lagu yang dimainkan,” dan sekarang Anda dapat menari tanpa harus meninggalkan tempat duduk Anda. ‘Casta’ karya José Manuel Ferrero didasarkan pada kebanyakan instrumen yang digunakan untuk tarian Spanyol: alat musik castanets. Seperti dua bagian kayu yang bertepuk tangan bersama-sama membentuk ritme berdendang, struktur lengkung logam pada ‘Casta’ dibuat dari elemen terpisah yang dilas bersama untuk menciptakan bentuknya yang unik dan penuh passion. Dirancang untuk Sancal, struktur kursi yang ringan menjadi perubahan radikal dari armchair yang umumnya berbentuk tebal, dan dengan menggunakan bahan berteknologi tinggi, kebutuhan akan bahan elastis atau kulit anyaman pun telah ditinggalkan. [Teks: PD] Sancal (34) 968 718 074 sancal.com KE-ZU 1300 724 174 kezu.com.au

Graphic dynamic Menyajikan desain grafis dinamis yang merefleksikan konsep sebab dan akibat ialah yang dilakukan oleh Instyle. Dengan produk mereka yang baru dirilis, ‘UBER’ dan ‘VIVA’, Instyle memperlihatkan bahwa inspirasi dapat ditemukan hampir di mana saja. ‘UBER’, yang terinspirasi dari gerakan dan kekuatan air terjun, tampil dengan desain yang rumit dan terperinci yang dapat menarik perhatian pada ruang mana pun. Sementara itu, ‘VIVA’ dengan inspirasi dari teknologi modern, menyuguhkan permukaan tiga demensi yang menciptakan tekstur modern dan lembut. Namun apa pun inspirasinya, produk yang dimanufakturi oleh perusahaan Australia ini menawarkan desain tekstil baru yang fresh. [Teks: PD]

Instyle (61 2) 9317 0222 instyle.com.au

Let there be light Dari estetika minimalis nan elegan hingga teknologi generasi mendatang, ‘Element Disc’ memimpin revolusi LED. Berkat teknologi film LED yang tipis, ‘Disc’ dapat memancarkan tujuh level penerangan, hanya dengan satu tombol pada kepala lampu. ‘Disc’ juga dilengkapi dengan sensor yang dapat menyala atau mematikan lampu secara otomatis saat Anda masuk atau meninggalkan ruangan. Ini adalah lampu inovatif dengan desain keseluruhan yang baik, Thomas Edison pun akan bangga dengan lampu ini. Humanscale selalu menyatakan bahwa desain terbaik ialah desain yang didasarkan pada tujuan dan fungsi: jika sebuah desain dapat menyelesaikan masalah fungsional sesederhana mungkin, hasilnya, honest dan timeless. Bentuknya yang tajam, rapi, serta kontemporer, tampaknya ‘Disc’ mencapai tujuan tersebut. Tampil mulus maupun fungsional, ‘Disc’ menciptakan kreativitas dan teknologi LED pada level baru. [Teks: PD]

Humanscale (61) 488 004 950 humanscale.com

The Final Piece ‘Keypiece’ ialah meja meeting baru untuk teknik konferensi modern. Memuaskan setiap permintaan, mulai dari rutinitas bisnis hingga permintaan akan boardroom, ‘Keypiece’ tentunya akan mengesankan para klien. Dengan komitmen Walter Knoll yang menjamin kualitas serta passion-nya terhadap desain, tidaklah mengherankan jika ‘Keypiece’ dibuat secara presisi dan penuh keunggulan. Material aluminium die-cast dan kaki-kakinya yang berlapis perunggu ialah bukti produk ini sederhana namun sophisticated, sementara tampilannya yang timeless dan kontemporer menciptakan statement dan keunikan pada ruang kantor mana pun. [Teks: PD]

Walter Knoll (61 8) 8182 3925 walterknoll.com.au


evolveindesign

vivid sydney Sydney kembali menggelar Vivid Festival dengan sukses. Setelah puncak dari persiapan selama setahun, tahun 2013 lalu laneways di Sydney Harbour Foreshore diperluas tiga kali dengan proyeksi visual menarik serta sound art yang memenuhi jalan-jalan. Sydney Harbour Bridge tampil spektakuler dengan fitur lighting yang dipasang pada besi ‘coathanger’ oleh spesialis lighting yang berbasis di Sydney, 32 Hundred, bekerja sama dengan teknologi Intel. Pengunjung Vivid Festival dapat mengakses panel layar sentuh yang terletak di Luna Park di mana mereka bisa mengubah warna lampu pada jembatan. Kini pada tahun kelimanya, dan berlanjut semakin besar, Creative Director Ignatious Jones telah siap merencanakan event ini lebih besar lagi pada 2014, di mana ia mengajak komunitas arsitektur untuk ikut berkontribusi. [Teks: AS]

Vivid Sydney (61 2) 8114 2400 vividsydney.com 32 Hundred (61 2) 9516 3488 32 hundredlighting.com

CROSS PLATFORM Sebuah studi tentang pengurangan visual, koleksi ‘Platform’ dari Viccarbe melihat pertanyaan Arik Levy tentang tempat dekorasi dari desain tempat duduk. Setiap modelnya mempresentasikan desain homogen berkat profil dudukannya yang unik, sistem dasar kaki-kakinya yang sederhana, dan penyangga sandaran yang nyaman bagi orang tinggi sekalipun. Proporsi ‘Platform’ yang seimbang tampil kokoh secara visual lewat material polyurethane non-deformasi dan bantalan dudukan poliester, serta penyangga logamnya. Agak paradoks, koleksi ini muncul dengan desain minimal dan fleksibel yang memungkinkannya menjadi variabel sesuai permintaan aplikasi. [Teks: OL]

Viccarbe (34) 96 120 10 10 viccarbe.com HUB Furniture (61 3) 9652 1222 hubfurniture.com.au

Sea-scaped “Saya menemukan Roma seperti kota batu bata,” ungkap Emperor Augustus, “tapi saya meninggalkannya menjadi sebuah kota marmer.” Tampaknya Augustus belum melihat produk PGH Bricks & Pavers. Lewat produk barunya, koleksi ‘Seascape’ dan ‘Urban Metal’, PGH membawa estetika baru untuk gaya konstruksi yang khas. Warna-warni lanskap laut, pantai yang tenang pada koleksi metalik berkilau ini menawarkan hasil akhir yang lembut untuk bangunan Anda, menambahkan tampilan unik pada ruang apa pun. [Teks: PD]

PGH Bricks & Pavers 131 579 pghbricks.com.au

indesignlive.ASIA

25


Inspirational Expo Persembahan pameran bahan bangunan di mal diinisiasi oleh arbbi mendapat respons positif dari masyarakat surabaya. Asosiasi Ritel Bahan Bangunan Indonesia (ARBBI) memfasilitasi konsumen yang membutuhkan inspirasi dalam membangun rumah dengan mengadakan Homes Material Expo (HME) di Tunjungan Plaza, Surabaya. Kebiasaan masyarakat yang menghabiskan waktu di pusat berbelanjalah yang menjadi target dari pameran material bangunan kali ini. Pameran yang berlangsung 5—10 November 2013 ini merupakan kelanjutan dari ekshibisi yang berlangsung di kota-kota lainnya, yaitu Palembang, Pekan Baru, Medan, Banjarmasin, dan Samarinda. Di ajang ini merek dagang yang turut berpartisipasi antara lain Platinum, Yale, Ariston, Niro Granite, Orin , Mortar Utama, Wasser, Bondall, Yale, TOA Paint, Onduline, dan lain-lain.

onduline GREEN ROOF LAGI-LAGI MASIH MENJADI SEBUAH ISU YANG KERAP MENGHIASI DUNIA ARSITEKTUR, ONDULINE PUN BERPARTISIPASI. Atap asalnya merupakan sebuah naungan untuk “apa pun” yang berada di bawahnya. Walaupun makna itu sering kali menempel dengan kata hunian, “atap” sesungguhnya memiliki makna yang (mungkin bagi sebagian orang) lebih dari sekadar penaung ruang. Adapun isu gerakan Go Green kian merebak dari banyak pihak, saling berupaya mengurangi dampak pemanasan global. Lempar isu sambil beradu ide kreatif nan solutif menjadi sebuah aktivitas yang kerap terjadi di era sekarang. Jawabannya bermacam-macam, bisa lewat pameran maupun sayembara. PT Onduline bekerja sama dengan Green Building Council Indonesia (GBCI) dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) menggelar sebuah kompetisi desain Onduline Greenroof Awards (OGRA) dengan tema “Tropical Green Roof Design”. Sayembara ini dapat memicu kreativitas para profesional untuk mencari solusi terbaik yang dapat diaplikasikan pada proyek nyata.

Bentang waktu pengerjaan sayembara yang cukup lama, sekitar enam bulan, dikatakan Adi Purnomo sangat baik agar dapat melahirkan desain yang matang dari para peserta. Awal Januari 2014 kemarin, Onduline mengumumkan pemenangnya. Hendro Trieddiantoro Putra dengan karya berjudul Urban Lungs, dinobatkan menjadi pemenang pertama. Karya Hendro dianggap sebagai sebuah contoh komprehensif yang dapat menjawab aspek yang ada, atap tidak hanya berfungsi sebagai atap/peneduh, namun sebagai “naungan” kebutuhan sosial, serta tentu saja menjadi pendingin bangunan sekitarnya. Tatok Prijobodo, selaku pihak Onduline pun mengucap selamat kepada pemenang dan berharap sayembara ini dapat menjadi motivasi untuk mengembangakan arsitektur Indonesia yang ramah lingkungan. [Teks: Nissa Maretta]

onduline.co.id

Antusias pengunjung Tunjungan Plaza juga cukup bagus dengan banyaknya pe­ ngunjung yang memenuhi sekitar stand yang terletak di atrium lantai dasar. Indesign Indonesia sebagai media partner ekshibisi mendukung Livingetc dalam talkshow bertema “Wall Décor Inspiration” pada Kamis, 7 November lalu, dengan menghadirkan narasumber seorang desainer interior, Kezia Karin. Di acara talkshow yang dipandu oleh MC Wahyu dan moderator dari Livingetc, Fivi Anjarini, ini juga dibuka sesi tanya jawab seputar inspirasi dalam mendesain dinding agar penonton dapat lebih mengerti tentang dekorasi dinding. [Teks: Fivi Anjarini]

arbbi.com


evolveindesign

FROM NIPPON FOR YOUNG DESIGNER KOMITMEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR CAT JEPANG DALAM MENDUKUNG DUNIA PENDIDIKAN. Nippon Paint Young Designer Award 2013 (NPYDA) menjadi tahun ke-6 bagi Nippon Paint menyelenggarakan kontes desain internasional bagi mahasiswa arsitektur dan desain interior. RE:THINK dan RE:CREATE adalah tema yang diajukan Nippon. Tema ini dibuat agar para mahasiswa dapat berpikir secara komprehensif dan matang dalam merenovasi ulang tempat-tempat yang memiliki nilai historis atau budaya. Kontes desain ini sangat menarik bagi para mahasiswa karena selain sebagai wadah unjuk gigi bertaraf Internasional, juga menjadi pengalaman berharga dalam mempelajari bagaimana menjadi profesional lewat tim juri yang terdiri dari arsitek dan desainer interior berpengalaman, seperti Cosmas Gozali, Kurjanto Slamet, Sofian Sibarany, Jimmy Priatman, David I Tay, Roland Adam, dan Miranti M Djohan. Pemenang utama, Gold Award dari kategori Arsitektur: Raynaldo Theodore

dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, beserta Rahmat Hidayat dari Institut Teknologi Nasional, Bandung, yang merupakan pemenang Gold Award dari kategori Desain Interior berkesempatan untuk terbang ke Tokyo selama 5 hari untuk mengikuti NPYDA Tokyo Conference dan workshop bersama Sadao Tsuchiya dan Kenya Hara dari MUJI House beserta berbagai arsitek dan desainer interior kelas dunia lainnya. Tak hanya itu, 10 finalis terpilih diberi kesempatan untuk magang langsung pada perusahaan ternama seperti Andra Matin, Aecom Design & Planning Indonesia, Atelier Cosmas Gozali, Ong & Ong dan Ethospace, serta hadiah uang tunai dan produk Nippon Paint. Pihak Institusi serta staf pengajar dari para pemenang pun diberikan hadiah sebagai tanda apresiasi. [Teks: NM]

nipponpaint.com

WELCOMING CLASSY BRAND KESEMPURNAAN, PROPORSI HARMONIS, DAN KESAN MEWAH DARI PRODUK LIVING DIVANI KINI HADIR DI INDONESIA MELALUI SHOWROOM VASTUHOME. Living Divani sebagai perusahaan furnitur berkelas asal Italia mengenalkan koleksinya kepada khalayak Indonesia melalui anak perusahaan PT Datascrip, Vastuhome. Adapun koleksi ini berupa sofa, kursi, meja, dan rak buku. Vastuhome sendiri tidak ambil main dalam kolaborasi bersama Living Divani karena perusahaan furnitur Italia yang sudah berkiprah sejak 1970-an ini telah dikenal di ranah desain dunia. Living Divani juga merupakan salah satu Altagamma, sebuah lembaga yang mewadahi perusahaan high-end Italia yang memiliki reputasi internasional akan inovasi, kualitas, pelayanan, gaya, serta prestasi. Produk Living Divani yang hadir melalui Vastuhome tak perlu diragukan kualitasnya, apalagi perusahaan tersebut telah bekerja sama dengan desainer-desainer kawakan bertaraf

internasional. Zaky Makarim selaku Division Manager PT Datascrip di Jakarta 18 Februari lalu menjelaskan, “Perpaduan desain modern dan eksklusif dengan kualitas material yang prima menjadikan koleksi Living Divani yang hadir di Vastuhome ini bukan saja nyaman, melainkan juga elegan.” Sebut saja Piero Lissoni yang menghadirkan sofa ‘Extrasoft’ dengan elemen modular yang dapat dikonfi­ gurasi dengan memindahkan unit-unit sofanya. Ada pula coffee table ‘Bolle’ karya Nathan Yong yang terdiri dari 4 atau 6 papan lingkar yang dapat berdiri sendiri atau digabungkan. Coffee table ini juga multifungsi karena dapat diubah menjadi bangku dengan menambahkan bantalan khusus di atasnya. [Teks: Arisa Imandari]

vastuhome.co.id indesignlive.ASIA

27


INNOVATION WORLD OF KOHLER SELAMA HAMPIR 140 TAHUN KOHLER MENGHADIRKAN TIDAK HANYA PRODUK-PRODUK PENUH INOVASI NAMUN KOMITMEN SETIANYA TERHADAP SENI DAN KUALITAS PENGGUNA. Kohler selama ini telah menjadi salah satu perusahaan tertua dan terbesar di Amerika. Dan sebagai salah satu pionir untuk produk dapur, kamar mandi, dan furnitur lainnya, kualitas serta konsistensi dalam menciptakan beragam produk dengan desain apik dan inovatif kerap menjadi panutan bagi brand lain. Dalam kurun waktu tiga bulan di akhir tahun 2013, Kohler Indonesia telah menunjukkan kualitas emasnya lewat berbagai acara yang selain memperkenalkan produk unggulannya, Kohler juga turut mengedukasi pengguna dengan memperkenalkan konsep ke­seharian yang mungkin terlewatkan oleh Anda. Seperti cara Kohler mentransformasi kamar mandi menjadi sebuah “sanctuary” dengan Vibracoustic bathtub. Bathtub dengan teknologi vibrasi yang dapat disesuaikan dengan nada lagu serta dilengkapi lampu LED yang membangun mood untuk merilekskan diri dari penatnya rutinitas sehari-hari. Ini telah menjadi salah satu contoh komitmennya untuk turut mengedukasi serta menyukseskan apa yang telah menjadi misi Kohler, berpusat untuk pencapaian tingkat yang lebih tinggi dalam kehidupan dengan menggunakan produk dan pelayanan Kohler. Selain

terhadap pengguna, komitmen setia Kohler juga terlihat pada ranah seni, dengan hadirnya Kohler & Artists Edition, yang merupakan sebuah proyek kolaborasi dengan seniman. Chossy Latu dan Sandy Karman menjadi dua dari empat seniman terpilih yang dapat menjelaskan konsep karyanya pada wastafel Kohler. Hal itu pun didukung dengan hadirnya Kohler Design Center yang juga merupakan showroom singlebrand terluas dan terlengkap di Jakarta. Berbagai mahakarya desain terus dikembangkan oleh Kohler. Oleh karenanya, pada Desember 2013 yang lalu, Kohler dengan bangga merayakan 140 tahun kiprahnya dengan meluncurkan sebuah inovasi mutakhir: Kohler Moxie Showerhead & Wireless Speaker. Produk brilian ini dapat menjawab kebutuhan masyarakat urban, dengan musik sudah menjadi bagian penting dalam tiap aktivitas, termasuk saat mandi. Inovasi Kohler pada produk terbarunya telah meraih penghargaan tahunan “Interior Design Excellence” yaitu “IDEA 2013 Silver Award” yang diberikan oleh “Industrial Designers Society of America”. [Teks: NM]

kohler.co.id

KOHLER ARTIST EDITION Salah satu seniman dari empat seniman pilihan Kohler, Sandy Karman, seorang seniman poster, graphic designer, art director, ilustrator dan pelukis. Pada karya wastafelnya, Sandy memberikan ilustrasi bertema ‘Ikan Paus’ yang sedang menyemburkan air. Unsur tradisonal Indonesia pun tergambarkan lewat beberapa motif batik antara lain Batik Mega Mendung sebagai langit; Batik Singa Payung dan Wadasan sebagai daratan serta Batik Parang sebagai lautan. Langit, daratan, dan lautan digabungkan menjadi satu kesatuan, menggambarkan kehidupan di bumi.

kohler.co.id

MOXIE SHOWERHEAD Moxie Showerhead adalah produk inovatif yang menggabungkan air dengan musik. Sebuah shower yang memungkinkan Anda untuk meng-install langsung wireless yang dapat terhubung langsung pada perangkat Bluetooh manapuntermasuk smartphone dan mp3 player- sehingga dapat menghantarkan musik favorit saat mandi. Kelebihan lainnya adalah Speaker pod pada KOHLER Moxie Showerhead ini dapat dilepas dan dibawa kemana saja.

MY BATHROOM MY SANCTUARY Sebuah perspektif baru mengenai kamar mandi dipersembahkan Kohler bersama psikolog Ayoe Sutomo, M.Psi, Psi, dan desainer interior Santi Alaysius, co-founder dan prinsipal desainer Domisilium Studio, yang memberi beberapa tip desain interior untuk mengubah kamar mandi menjadi sebuah “sanctuary” di mana Anda dapat menikmati “me-time” sambil memperkenalkan produk berteknologi maju dari Kohler, yaitu bathtub Vibracoustic.

kohler.co.id

kohler.co.id


evolveindesign

F book around indonesia Mengawali peluncuran buku monografnya dari kota Medan, Aboday memulai perjalanan berbagi cerita di lima kota besar yang mendapatkan sambutan hangat. Arsitek di Indonesia yang menulis buku atau membuat buku tentang karyanya bisa dihitung dengan jari. Beberapa di antaranya adalah Aboday Design, firma arsitek yang baru berumur delapan tahun, tetapi telah mencapai perkembangan yang cukup pesat. Perjalanan berarsitektur yang dikemas dalam buku setebal 500 halaman ini rupanya menyimpan banyak kejutan menarik yang mungkin tidak biasa kita temukan dalam publikasi arsitektural pada umumnya. Jakarta justru menjadi kota penutup dalam rangkaian promo buku ini keliling ke lima kota besar di Indonesia.

Sebut saja Medan, Makassar, Malang, Yogyakarta, dan Bandung, menjadi pilihan kota yang didatangi oleh Aboday Design dan dituanrumahi oleh beberapa arsitek muda yang karyanya juga diperhitungkan dalam kancah industri desain arsitektur Indonesia. Dony Dwipayana untuk Kota Medan, Efraim Jacob untuk Makassar, Tito Hari serta Budi Pradono untuk Malang, Paulus Mintarga untuk Yogyakarta, dan Baskoro Tedjo. Meskipun dengan jumlah halaman buku yang tebal dan harga yang cukup mahal, ketiga prinsipal dari Aboday Design, Rafael David,

Johansen Samsoedin, dan Ary Indra mempersembahkan bukunya untuk memajukan dinamika berarsitektur di Indonesia. Skema penjualan dicicil untuk mahasiswa juga menjadi hal menarik yang mereka persembahkan bagi perkembangan pendidikan arsitektur di Indonesia. Lebih mendasar lagi, Aboday ternyata berusaha untuk jujur dalam segmen wawancara dengan Kumiko Homa dan David Hutama serta Miranti M. Lemy dan Amir Sidharta. [Teks: Sunthy Sunowo]

aboday.com

indesignlive.ASIA

29


IAI DESIGN WEEK 1.2 TITIK LEBUR ANTARA MANUSIA, RUANG PRIVAT, PUBLIK, DAN KOTA. Ruang dan kota tentu tidak dapat dipi­ sahkan oleh penghuninya, dan oleh karenanya pengetahuan yang cukup mengenai kedua aspek tersebut dipertemukan dalam kegiatan yang diselenggarakan asosiasi profesi, IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) dalam kegiatan “IAI DESIGN WEEK 1.2”. Acara yang berlangsung di pertengahan bulan Oktober silam mempunyai tujuan lebih dari sekadar “memamerkan” kehebatan desain arsitek lokal lewat beberapa pameran yang menampilkan sayembara desain, tapi juga berupaya sebagai perantara hubungan antara manusia dan ruang juga mengedukasi para warga kota, membawa arsitektur ke dalam masyarakat dan membawa masyarakat ke dalam arsitektur. Bertempat di Museum Nasional Jakarta, peresmian acara tersebut dilakukan oleh Ketua IAI Jakarta, Stevanus J. Manahampi. Gelaran yang diadakan selama tiga hari, dari mulai 18 hingga 20 Oktober diisi lewat beragam aktivitas menarik penuh inspirasi yang mengajak partisipasi pengunjung, seperti seminar, diskusi, workshop, lomba menggambar, lomba foto Instagram, demo batik, pameran foto, hingga pemutaran film. Pengenalan terhadap komunitas pun hadir untuk memberikan pengetahuan lebih kepada masyarakat, terutama masyarakat kota

Jakarta. Komunitas ATAP Jakarta menggelar seminar bertajuk “Community and Public” yang mengajak para panelis serta peserta berdiskusi mengenai definisi dan keberadaan ruang publik, privat, dan komunal terutama di Jakarta, serta langkah-langkah dalam menyongsong Jakarta Vision 2050. Dari diskusi tersebut, kemudian muncul pemikiran ada dua faktor punya kemungkinan cukup besar dalam pembentukan ruang komunal, yaitu common languages between the members (adanya kesepakatan-­kesepakatan tertentu yang diikuti anggotanya) dan struktur fisik (berwujud) yang membatasi sebuah wilayah/teritori. Ada pula diskusi Connecting Jakarta yang me­ nerangkan rencana pembangunan MRT serta sistem transportasi massal yang akan dibangun di Jakarta. Masyarakat umum mulai dari anak kecil pun dapat menikmati kegiatan se­perti acara pengenalan profesi arsitek bagi anak-anak sekolah dasar, serta lomba menggambar dengan tema “Jakarta Kotaku”. Semoga dengan berlangsungnya kegiatan positif seperti ini, masyarakat dapat lebih memaknai bangunan serta bersama menciptakan kota yang lebih baik. [Teks: NM]

rangkaian SEMINAR dan talkshow Seminar serta talkshow dari berbagai komunitas pun digelar pada IAI Design Week 1.2. Topik yang dibicarakan dalam setiap seminar pun cukup beragam, mulai dari pembahasan keprofesian arsitek, hingga topik umum bagi masyarakat kota serta hubungannya dengan penataan ruang publik hingga kepada fasilitas transportasi kota.

iai-jakarta.org

iai-jakarta.org

Pameran karya & Sayembara

INSTAGRAM DESIGN WEEK Salah satu program acara pada IAI Design Week ini adalah lomba foto yang kemudian diunggah ke dalam sosial media, Instagram. Dengan tema “Ini Jakartaku”, para peserta diberikan arahan untuk memfoto bangunan-bangunan unik yang ada di Jakarta.

Berbagai sayembara telah dibuat oleh IAI Jakarta.Dan beberapa di antaranya dipamerkan pada acara IAI Design Week 1.2. Beberapa yang dipamerkan adalah karya desain dari para finalis Sayembara Proyek Desain Arsitektur RUSUNAWA di Jatinegara Barat, dan Sayembara Galeri Nasional Indonesia. Pada kesempatan yang sama, pemenang dari sayembara tersebut mempresentasikan hasil rancangannya. Salah satu yang mempresentasikan karyanya adalah pemenang utama Sayembara Rusunawa di Jatinegara Barat.

iai-jakarta.org iai-jakarta.org


evolveindesign

THE DESIGN MARKET DESAINER MUDA KINI DAPAT MEMPERKENALKAN KARYANYA SERTA mengenal SELERa konsumen LEWAT AJANG PASAR DESAIN.

HDII Pod Acara yang digelar selama empat hari di pusat perbelanjaan Grand Indonesia, Jakarta Pusat menjadi sebuah wadah bersosialisasi juga berkomunikasi bagi para desainer produk dan interior, arsitek serta para konsumen. HDII (Himpunan Desainer Interior Indonesia) selaku penyelenggara turut berpartisipasi dengan membuat instalasi dari kayu yang membentuk sebuah interior ruang di dalamnya.

hdii.org

Barang kali masih banyak masyarakat umum yang merasa bahwa barang karya seorang “desainer” ternama tentu hanya dapat dimiliki bahkan diakses sebagian orang. Namun sesungguhnya di balik itu tujuan sebuah produk hasil rancang seorang desainer ialah untuk menghantarkan kualitas, fungsi, serta solusi yang dapat meningkatkan taraf hidup pengguna menjadi lebih baik . Dalam hal ini, para desainer produk Indonesia sering “timbul-tenggelam” kehadirannya di dunia perdagangan lokal. Tidak terlalu banyak yang tahu, ataupun hanya sebagian yang memang konsisten mengembangkan hasil karyanya. Sisanya, mungkin masih terombang-ambing oleh dunia produksi massal atau idealisme desain. Walau begitu, bibit-bibit muda tetap bermunculan dengan giat dan semangat baru. Lewat berbagai macam strategi branding serta kemudahan teknologi saat ini sudah seharusnya para desainer lokal bangkit menyuarakan karyanya. Oleh karena itu, Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) yang didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar acara yang diberi judul Pasar Desain 2013. Acara ini hadir untuk memberi ruang bagi para desainer untuk mengenalkan karyanya pada khalayak, juga menyadarkan konsumen akan kualitas karya anak bangsa yang tidak kalah dengan hasil buatan desainer luar Indonesia sehingga baik konsumen serta

desainer dapat sa­ling menghargai upaya masing-masing. Acara yang digelar pada November lalu di salah satu pusat perbelanjaan di ibu kota, Grand Indonesia Shopping Town, dihadiri Ibu Mari Elka Pangestu selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Beliau menyampaikan, bahwa acara ini dapat berperan aktif bagi pengembangan industri lokal. Lokasi yang dipilih pun sangat dekat dengan masyarakat awam sehingga mereka pun mempunyai kesempatan untuk mengenal para desainer juga dapat melihat langsung, bahkan membeli produknya saat acara berlangsung. Selama empat hari, dari 6-10 November, banyak agenda acara yang disediakan panitia. Rina Renville selaku Chairman Pasar Desain by HDII, mengatakan bahwa pameran serta seminar desain ini dirancang sebagai benchmark bagi perkembangan desain interior Indonesia. Konsep diselenggarakannya Pasar Desain ini ialah sebagai wadah juga pemicu bagi para desainer Indonesia khususnya di bidang produk untuk menghasilkan produk dengan kualitas desain yang baik, tidak hanya dari segi estetika tapi juga inovatif, orisinal, khas Indonesia yang akhirnya dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. [Teks: NM]

hdii.org

small worthy stuff

sylvieromy mathart+Design Salah satu produk yang ada di pasar desain 2013 adalah SylvieRomie MathArt+Design. Beragam produk yang dirancang merupakan implementasi akan seni matematika dengan pola dan motif-motif geometris menjadi produk interior yang menarik.

Kolaborasi antara General Object dan desainer produk Gladys Angelina ini menampilkan produk mereka dengan tema Small Worthy Stuff, yang terdiri dari beragam perabot rumah fungsional, dengan desain yang apik, mulai dari keranjang anyaman sampai dekorasi unik.

general-object.com gladysangelina.com

facebook.com/sylvieromymathartdesign indesignlive.ASIA

31


THE ART OF CITIZENS STRATEGY RUANG PARKIR BAWAH TANAH TEATER JAKARTA ,TAMAN ISMAIL MARZUKI (TIM) CIKINI, MENJADI SALAH SATU LOKASI EKSHIBISI YANG MENGGAMBARKAN UPAYA MASYARAKAT BERLOMBA HIDUP DI KOTA URBAN SEPERTI JAKARTA. Hidup di kota yang padat, cenderung carut-marut seperti Jakarta, seolah menuntut warganya untuk berjuang mengupayakan banyak cara agar tetap dapat bertahan di ibu kota. Atas dasar “upaya” warga Jakarta inilah yang mendasari Jakarta Biennale 2013 lalu. Biennale di sini hadir untuk dapat melihat kemudian memaknai kembali sebuah kota, sebagai wilayah yang dinamis dan bergerak maju lewat praktik seni rupa kontemporer. Tak hanya itu, Biennale pun berperan untuk dapat melihat kemajuan ekspresi seni kontemporer serta pencapaian artistik dalam melihat, merespons perkembangan isu, sosial, politik dan budaya terkini. “Siasat” adalah tema yang tepat untuk menggambarkan kehidupan, juga posisi warga kota. Bagaimana bersiasat atas segala persoalan hidup di ibu kota, bernegosiasi. Ruang, ekonomi, desain, atau hal keseharian adalah hal yang kerap disiasati warga. Menarik, karena sesungguhnya warga kota ini secara sadar maupun tidak, ketika melakukan

ragam “siasat” ini adalah praktik ilmu yang tak terekam. Oleh karenanya, Biennale Jakarta mencoba merekam, menginterpretasikan praktik siasat warga kota lewat pendekatan seni rupa. Menghubungkannya menjadi sebuah karya yang menarik, juga tak jarang interaktif, terasa sangat dekat dengan hal sehari-hari. Biennale Jakarta yang pada November 2013 lalu berlokasi di beberapa tempat salah satunya di ruang parkir bawah tanah Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta ini, mempunyai misi sebagai media interaksi dan kedekatan dengan warga kota, seperti yang dikemukakan Ade Darmawan selaku Direktur Eksekutif Jakarta Biennale. Tentunya juga sebagai salah satu wadah unjuk karya seniman yang dilakukan berkala baik di dalam ataupun luar ruangan. Menurut Ade, intervensi pada ruang publik menjadi sangat penting untuk kota besar seperti Jakarta, memberi pengalaman seni artistik warga di ruang publik. [Teks: NM]

jakartabiennale.net

SWEET DREAMS SWEET

FINTAN MAGEE’S MURAL Seniman asal Australia berpartisipasi dalam Jakarta Biennale 2013 lalu lewat media Mural pada Gardu listrik PLN di belakang STIKOM Interstudi, Jakarta Selatan. Muralnya bercerita tentang imajinasinya yang berdasar pada kejadian sehari-hari.

jakartabiennale.net

Performance Art dari Melati Suryodarmo ini terinspirasi oleh perubahan konstan yang terjadi di sekitar sang seniman, khususnya ketika keberagaman menjadi kesegaraman. Dalam karya ini, Melati membuka kolaborasi dengan sejumlah partisipan perempuan. ‘Sweet Dreams Sweet’ adalah bentuk kegelisahannya atas bentuk relasi kuasa yang menciptakan keseragaman.

jakartabiennale.net


evolveindesign

CHALLENGING THE BOUNDARIES SENI DAN EKSHIBISI MERUPAKAN SARANA KOMUNIKASI BAGI PERUSAHAAN MINUMAN, MARTELL . Pameran seni kontemporer menjadi hal yang sedang “tren” saat ini. Hari-hari sekarang rasanya orang awam pun dapat menikmati seni dengan berbagai cara. Hadirnya teknologi beragam dengan jaringan internet yang mudah didapat di mana saja, membuat ragam wawasan melaju lebih cepat, termasuk seni. Art menjadi sebuah konsumsi sehari-hari, masyarakat sekarang lebih sadar akan keindahan visual, dan menerima sebuah konsep di balik peristiwa dan produk. Martell, sebagai rumah cognac tertua, telah lama memperhatikan serta memasukkan seni ke dalam perjalanan perusahaannya. Salah satu DNA Martell mengandung seni yang tercermin kepada bentuk botol minumannya serta proses dalam mengolah minuman yang diproduksi Martell. Oleh karenanya dalam 10 tahun terakhir Martell terus mendukung kehadiran seni sebagai media komunikasi terhadap masyarakat. Tahun 2014 menjadi tahun ke-4 bagi Martell mengadakan gelaran seni di Indonesia. Kali ini mengambil tema “Challenging The Boundaries”, Martell bersama kurator Bambang Asrini Widjanarko menggandeng lima seniman berkelas untuk dapat menghadirkan

karya seni yang “melanggar” disiplin ilmu masing-masing seniman. “Seni kontemporer masa kini menjadi sebuah respons kepada berbagai kemungkinan, serta mempertanyakan kembali, menelisik, meneliti, kemudian mempresentasikannya lagi,” ujar Bambang. Diikuti oleh lima seniman, Yani Mariani, Edwin Raharjo, Kurniawaty Gautama alias Nia Gautama, Lenny Ratnasari, dan Yola Yulfianti memperlihatkan segudang unsur-unsur budaya dunia dan nilainilai lokal dengan ekspresi tanpa batas dalam seni. Menurut Bambang, dari pameran ini penikmat seni akan disuguhkan dua konsep budaya yang berbeda, yakni Timur dan Barat. “Di mana ada seniman yang mengangkat communality atau memasyarakat yang menjadi ciri budaya Timur. Tetapi, ada juga yang lebih individual yang menjadi ciri budaya Barat,” imbuh Bambang. Pameran yang berlangsung dari 3 hingga 9 Februari 2014 di Kuningan City ini seolah membuka dialog wilayah—antara, yang mungkin tak begitu nyata, apakah batas itu benarbenar ada atau tidak. [Teks: NM]

light rythm Seorang seniman multitalenta, Edwin Raharjo, sebelumnya mengenyam pendidikan arsitektur, desain interior, dan fotografi. Kerap berhubungan dengan banyak seniman membuatnya tertarik akan seni kinetik dan mekanik. Seperti pada karyanya untuk Martell Contemporary Art Exhibition ini, ia membuat sebuah instalasi berjudul ‘Light Rythm’ dengan konsep sensasi gerak yang mencerminkan tentang bagaimana seni, ilmu pengetahuan juga teknologi melebur jadi sebuah kesatuan.

martell.com

martell.com

it’s about process and passion Nia Gautama adalah seniman keramik yang mempresentasikan karya berjudul ‘It’s About Process and Passion’ yang merupakan sebuah tafsir akan produk alam seperti beras atau tembikar, dikombinasikan dengan botol Martell cognac. Ketiga produk ini adalah “proses manufaktur” yang didasarkan pada keahlian dan gairah. Menurut Nia, karya seni adalah buah dari cinta dan proses yang panjang, seperti beras dan cognac.

Rangkaian instalasi manekin karya pematung Lenny Ratnasari melambangkan batas-batas individu sourvarious dalam hal budaya, agama, suku, ras dan bangsa pada diri seseorang yang kadang terlihat, kadang tidak. Sebagai pengamat dan pelaku pada saat yang sama kita perlu terus-menerus menegosiasikan garis demarkasi ini, tidak untuk menyeberang, tetapi untuk menghormati aturan integritas individual.

martell.com

martell.com

iceberg 2 of 10 series (demarcation)

indesignlive.ASIA

33


THE CELEBRATION PENGHUJUNG TAHUN 2013 MENJADI BULAN ISTIMEWA BAGI MPG MEDIA. Tahun 2005 adalah tahun MPG Media didirikan. Sejak saat itu perusahaan ini terus berkembang melebarkan sayapnya dengan 12 majalah lokal dan 5 majalah regional Asia. Untuk merayakan kesuksesan yang terus diraih, MPG Media menggelar perayaan yang ditujukan pagi para tamu undangan, klien, kerabat, serta pelanggan setia dari majalah-majalah MPG Media. Ballroom XXI Djakarta Theater, Jakarta Pusat, menjadi tempat kemeriahan acara yang berlangsung sejak jam 7 malam. Selebrasi tahun ini sekaligus sebagai anniversary majalahmajalah pada MPG Media, dari kategori home & desain, salah satunya tentu Indesign Indonesia, merayakan usianya yang ke-2. Julius Ruslan selaku chairman dari MPG Media, memberi kata sambutan dan yakin bahwa MPG Media akan terus berkembang dengan kuat. Denise Tjokrosaputro selaku Chief Executive

Officer and Group Publisher pun memberikan sambutannya sambil memperkenalkan para Chief Editor dari tiap majalah. Pada kesempatan yang sama Denise Tjokrosaputro mengumumkan keluarga baru MPG Media, yaitu majalah Solitaire Indonesia, Timeless, Luxuria, Gourmet Jakarta, dan Rest & Relax Bali. Acara kemudian dilanjutkan dengan apresiasi tiap majalah lewat berbagai event yang telah sebelumnya digelar. Dari kategori majalah lifestyle, NYLON dan AugustMan mengadakan pemilihan model, NYLON Face Off dan AugustMan A-Listers. Sebagai salah satu media home decorating ternama di Indonesia, tiap tahunnya Livingetc senantiasa mengadakan Reader’s Choice Award yang ditujukan bagi beragam brand yang senantiasa menghadirkan produk terbaiknya untuk para pembaca setia Livingetc. Turut berpartisipasi, Indesign

Indonesia memberikan Certificate of Partnership kepada asosiasi-asosiasi profesi dari industri bangunan dan konstruksi, yang selama ini telah saling mendukung satu sama lain lewat beragam acara. Dan sebagai puncak dari rangkaian acara, MPG Media kembali meresmikan majalah baru, Baccarat Indonesia, sebuah majalah franchise dari Hong Kong yang membawa kesegaran pada dunia media dengan memotret kehidupan high class society yang identik dengan fashionable, glamor, bergelimang kemewahan. Dengan memfokuskan pembaca pada kalangan tertentu, diharapkan majalah ini dapat menjadi trendsetter dan menginspirasi pembaca. Sebagai edisi perdana, Ario Bayu dan Imelda Therinne hadir menjadi cover majalah Baccarat edisi perdana. Tak tanggung-tanggung, terdapat 3 pilihan cover yang berbeda dalam edisi pertama ini. Sosok tersebut dipilih karena

dirasa pantas untuk mewakili profil pembaca Baccarat. Sambutan meriah saat launching majalah ini pun sontak memberi semangat baru bagi para hadirin ketika kedua selebriti itu naik ke atas panggung dan menyampaikan komentarnya tentang majalah tersebut. Sambil berpose di photobooth yang dibuat menyerupai bingkai cover majalah, Ditri Abdulatief, selaku managing editor dari Baccarat Indonesia memperkenalkan beberapa kontributor tetap dari berbagai bidang yang akan mengisi halaman majalah dengan artikel-artikel penuh inspirasi, berkelas, dan punya cita rasa tinggi mulai dari fashion hingga desain dan arsitektur. Everyone, please welcome, Baccarat Indonesia! [Teks: NM]

mpgmediapublising.com


evolveindesign

the chiefs Denise Tjokrosaputro dalam pembukaan awal acara MPG Media Celebration memperkenalkan para pemimpin redaksi masing-masing majalah, mulai dari kategori lifestyle hingga home and design.

mpgmediapublishing.com

livingetc reader’s choice awards Sebagai komitmen tahunannya, LIvingetc Indonesia, salah satu majalah home and decoration ternama di Indonesia, memberikan penghargaan bagi para brand yang selalu setia menghadirkan berbagai produk serta kualitas terbaik bagi pengguna dan pelanggan setianya. Oleh karenanya, Reader’s Choice Award menjadi sebuah ajang bergengsi bagi pada produsen home furniture.

livingetcindonesia.com

face of baccarat Ario Bayu dan Imelda Therinne berpose dalam photo frame yang menandai peluncuran majalah Baccarat Indonesia. Kedua bintang muda ini merupakan wajah sampul pertama majalah Baccarat Indonesia.

mpgmediapublishing. com

august man a-listers AugustMan pada malam itu menjadi salah satu yang bersinar akibat sinaran para finalis August Man A-Listers 2013.Para finalis terpilih pada bulan sebelumnya telah mengikuti rangkaian program untuk mencari tiga individual yang merepresentasikan spirit serta personality dari AugustMan.

augustmanindonesia.com

indesignlive.ASIA

35


INDESIGN APPRECIATION apresiasi INDEsign indonesia kepada usaha asosiasi profesi dalam memajukan pembangunan di Indonesia. Bisa dibilang malam itu merupakan malam penghargaan, karena tidak hanya satu atau dua penghargaan yang diberikan, namun hampir setiap majalah dari MPG Media Publishing memberikan sebuah tanda apresiasi bagi para relasi yang senantiasa membangun kerja sama yang baik dengan MPG Media. Seperti Indesign Indonesia yang memberikan Certificate of Appreciation kepada asosiasiasosiasi profesi dari industri bangunan dan konstruksi, yang selama ini telah saling mendukung satu sama lain lewat beragam acara. Ada 8 penghargaan yang diberikan, yaitu kepada ketua dan

Founder ARBBI (Asosiasi Ritel Bahan Bangunan Indonesia), Gomas Harun; Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Pusat, Munichy B. Edress, IAI; Steve J. Manahampi, IAI sebagai Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta; Ketua HDII Pusat dan HDII Jakarta, Lea Aviliani Aziz dan Francis Surjaseputra; Wakil Ketua Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia, Nuzia Evaliza; Direktur Executive Real Estate Indonesia, Yurike Fatmasari; dan kepada Ketua Green Building Council Indonesia yaitu Naning Adiwoso. Bagaimanapun, dunia Real Estate, Lansekap, dan Interior juga sangat

erat kaitannya terhadap arsitektur bangunan sehingga Indesign pun tidak ketinggalan mendukung beragam kontribusi di dunia tersebut. Yang tidak ketinggalan adalah bagaimana Indesign juga memberikan dukungan terhadap berbagai isu dan fenomena terkini khususnya di ranah desain dan arsitektur, oleh karenanya apresiasi juga turut dipersembahkan bagi Green Building Council Indonesia. Tanda ini juga menjadi sebuah lambang kinerja keduanya yang saling dukung untuk memberikan yang terbaik. [Teks: NM]

mpgmediapublising.com


evolveindesign

CERTIFICATE FOR IaI DKI JAKARTA IAI Jakarta telah dengan aktif melakukan kegiatan bagi anggotanya dan juga untuk meningkatkan apresiasi publik terhadap profesi arsitek. Ketua IAI Jakarta, Steve J. Manahampi, menerima sendiri penghargaan tersebut.

iai-jakarta.org

CERTIFICATE FOR HDii nasional Himpunan Desainer Interior Indonesia selama ini giat melakukan kegiatan baik untuk anggota dan masyarakat umum sehingga profesi desainer interior semakin diakui. Dalam kesempatan ini, Ketua HDII Nasional Prancis Surjaseputra menerima sendiri penghargaan tersebut.

hdii.org

THANK YOU FOR SUPPORTING INDESIGN MPG Media Publisher Denise Tjokrosaputro, menyerahkan sertifikat penghargaan dari Indesign Indonesia yang diterima oleh Ketua IAI Jakarta Steve J. Manahampi, perwakilan dari IAI Nasional, Ketua HDII Nasional Francis Surjaseputra, Ketua HDII Jakarta Lea Aviliani Aziz, Ketua dan Founder ARBBI Gomas Harus, Nuzia Evalisa dari IALI, dan perwakilan Green Building Council Fransisca Nana.

indesignindonesia.com

indesignlive.ASIA

37


GEOETNIK DESIGN AND CRAFT EXHIBITION SEBUAH KAJIAN ULANG PADA KERAGAMAN ALAM DAN LEWAT DESAIN DAN KRIYA. Tahun 2013 rasa-rasanya menjadi tahun yang berlimpah seni, dalam setahun ada beberapa gelaran serta acara kreatif yang menghiasi dunia pameran Indonesia. Seperti yang menjadi ekshibisi penutup tahun 2013, Biennale Desain dan Kriya. Tentu tidak sama jika dibandingkan dengan gelaran sebelumnya, yaitu Jakarta Biennale. Kedua pameran ini mempunyai konten yang berbeda. Jelas kedua Biennale sama-sama mengedepankan konsep kreatif, inovatif, serta potensi para seniman lokal dalam memproduksi mahakaryanya. Namun jika Jakarta Biennale berbicara soal kehidupan warga kota, lantas apa yang difokuskan oleh Biennale Desain & Kriya ini? GeoEtnik disebut-sebut sebagai tema yang diusung oleh acara yang kali pertama diadakan ini, 20 Desember 2013 lalu, di Galeri Nasional Jakarta menjadi tanggal dan lokasi di mana Biennale Desain dan Kriya indonesia 2013 resmi dibuka. Tema ini dianggap dapat mengedepankan kontribusi kreasi lokal berwawasan lingkungan

sebagai solusi budaya global. Kekayaan alam serta tradisi adalah potensi sumber inspirasi untuk mengatasi keseragaman pada masa kontemporer. Alam merupakan potensi terbarukan, sedangkan tradisi memiliki dimensi kearifan luas yang memadukan logika, estetika, serta filosofi yang dapat mencerminkan prinsip modern kontemporer. Gelaran ini juga memamerkan karya-karya konseptual dan eksperimental secara individual juga kolaborasi. Mengapa terbagi? Hal ini disampaikan Irvan Noe’man selaku ketua kurator BDKI 2013, menurutnya proses kolaborasi adalah kata kunci pada desain saat ini. Oleh karenanya terdapat 13 kelompok kolaborasi yang merupakan gabungan dari seniman dengan berbagai disiplin desain yang berbeda. Sekitar 13 karya kolaborasi dan 53 karya individu yang dipamerkan dari 8 subsektor, di bidang arsitektur, interior, mebel, produk, kriya tekstil, desain interior, mode, dan grafis. Dalam kelompok kolaborasi ini akan nampak hasil kerja sama antardisiplin

dalam merespons suatu persoalan melalui desain terintegrasi, kekuatan ego masing-masing ilmu yang dilebur jadi sebuah karya menarik. Pada akhirnya para peserta pameran ini seperti mengusung isu-nya masingmasing. Luas, dari persoalan kucing garong hingga rancangan gaun cantik yang melambai. Entah karena ini kali pertama atau memang menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika, benang merahnya mungkin terasa luwes dan sangat luas sehingga beberapa karya justru tampil dengan sangat kuat. Walau begitu adanya wadah “pamer� seperti ini memang tetap diperlukan bangsa yang kerap mempertanyakan jati dirinya sehingga medium pameran diharap dapat terus mengasah selain keterampilan, kreativitas dalam seni, dan cabang ilmu lain, tentunya juga semakin mempertajam pikiran dan wawasan agar tidak terjebak dalam keseragaman yang kini semakin bias. [Teks: NM]

biennale.desainkriya.com


evolveindesign

Rumah kucing Bergerak dari keinginan menyediakan tempat perlindungan bagi kucing liar di seputaran Jakarta, Andra Matin bersama Hermawan Tanzil membuat urban street scape, berupa rumah bagi kucing liar untuk berlindung, bermain, serta makan. Rumah kucing ini nantinya juga dapat menjadi salah satu “urban elements” untuk manusia dan makhluk hidup lain berinteraksi dalam sebuah lingkup perkotaan modern.

biennale.desainkriya.com

RUANG DALAM RUANG Ekshibisi kolaborasi empat seniman, Zanun Nurangga, Suyin, Joshua Simandjuntak, serta Kahfiati Kahdar ini mempunyai ide dasar penciptaan ruang kesetaraan yang mengadopsi filosofi pendopo yang kemudian diterjemahkan dalam desain dan kriya kontemporer.

biennale.desainkriya.com

cocoon menetas di alam transforattan Konsep produk karya Adhi Nugraha, Ahmad ‘Sofie’ Sofiyulloh, dan Ilhamia Nuantika ini terdiri dari unit-unit dasar (basic components) sebuah furnitur, seperti stool, kursi, meja, frame, dan boks yang masing-masing dapat dikembangkan terus (ditransformasikan) ke dalam bentuk dan fungsi lain sesuai kebutuhan dan kreativitas pengguna. Sistem penggabungan unit-unit dasar ini bisa menjadi satu bagian utuh, dengan menggunakan kuncian-kuncian yang fleksibel (system knockdown).

Berjudul Cocoon Menetas di Alam, desainer interior Rina Renville, arsitek Yu Sing, dan Adi Panuntun, Founder & Creative Head PT Sembilan Matahari, membuat sebuah ruang publik yang berupa kapsul dengan desain seperti rumah panggung, dan dapat digunakan oleh siapa aja di mana pun. Karya kolaborasi antara tiga profesi ini menunjukkan karakter masing-masing desainernya.

biennale.desainkriya.com

biennale.desainkriya.com

indesignlive.ASIA

39


THE PULSE OF FURNISHING WORLD LEWAT SLOGAN “CREATE, FURNISH ANd LIVE”, IMM COLOGNE 2014 KIAN MANTAP MENJADI NADI UTAMA DI DUNIA DESAIN FURNITUR DAN INTERIOR. Dunia desain menjadi salah satu dari sekian banyak pergerakan dinamis yang terjadi di dunia. Ekshibisi pun menjadi wadah untuk mempertunjukkan hasil kedinamisan dunia desain, dalam hal ini, desain interior dan furnitur. Lagi-lagi benua Eropa menjadi lokasi di mana sebuah event megah, berkelas, dan inovatif diadakan. Imm cologne 2014 bukan hanya menjadi acara desain interior pertama pada tahun ini, namun juga pameran internasional yang sering dipilih para peserta pameran ternama, dengan pengunjung profesional dari seluruh dunia. Selain menampilkan ide-ide dan inspirasi desain interior serta sebagai trendsetter, imm cologne juga menghadirkan khalayak dengan hal-hal baru. Hadir beragam program di antaranya segmen LivingInteriors dan segmen Pure. Segmen Pure di sini adalah anggapan untuk format kualitas desain. Pada segmen ini dihadirkan berbagai macam produk berkualitas cemerlang yang diciptakan oleh para desainer untuk berbagai merek internasional,

limited, atau label desain khusus. Selama bertahun-tahun, segmen Pure telah berkembang menjadi sebuah lingkungan dengan label dan para kurator yang mengambil orientasi mereka dari perkembangan sosial dan estetika dalam cara kita hidup. Sebagai komitmennya terhadap pendatang baru, imm cologne menghadirkan sebuah platform [D3] Design Talents, dengan fokus desain eksperimental dari para desainer baru berhadapan dengan dunia perdagangan internasional yang profesional. Dua format yang telah didirikan di sini untuk mempromosikan para desainer muda, [D3] Contest dan [D3] Professionals, sehingga pengunjung dapat menyaksikan pameran perabotan internasional dengan pilihan terbaik desainer generasi berikutnya. Ada lebih dari 1.100 perusahaan dari 50 negara yang akan memamerkan karya terbaik mereka pada imm cologne 2014. [Teks: NM]

imm-cologne.com

Walter Knoll: new collections Walter Knoll memamerkan beberapa produk inovasi untuk konsumen interior premiumnya di ajang imm cologne 2014. Sorotan khusus jatuh kepada sofa Grand Suite. Dirancang oleh tim desainer asal Austria, EOOS, menampilkan keanggunan dan kemewahan dalam sebuah desain berkualitas. Produk lainnya yang juga menarik adalah Isanka, sebuah dudukan yang sesekali dapat menjadi meja atau bahkan keranjang penyimpanan, masih di desain dari EOOS, Isanka adalah sebuah potongan kemewahan yang dibuat dengan bahan sadel kulit berkualitas dengan “signature seams”. Serta tak ketinggalan beberapa produk lain yang melengkapi rentang sukses jajaran produk Walter Knoll.

walterknoll.de


evolveindesign

DAS HAUS 2014: a slow house full of hand made things Ini adalah instalasi karya desainer Louise Campbell yang menggambarkan bagaimana hal bertentangan dapat didamaikan melalui desain. Dan di matanya, mungkin kontradiksi terbesar dalam hidup adalah kompatibilitas (pada) pria dan wanita, nalar dan emosi. Menemukan ukuran yang tepat—keseimbangan antara akal dan emosi, kesempurnaan dan kenyamanan, banyak kegiatan dan total relaksasi—adalah tema utama desain “Das Haus�.

imm-cologne.com

ARTEK New Rocket Stool Persembahan baru dari Artek pada imm cologne 2014 adalah warna segar pada Stool Rocket yang terbuat dari kayu ek solid dan dirancang oleh desainer terhormat asal Finlandia, Eero Arnio. Hadir dalam dua ukuran, stool ini merupakan interpretasinya akan bangku untuk memerah susu sapi. Kini hadir dengan dua warna baru, merah dan biru, yang mempercantik koleksi klasik mereka yang berwarna kayu natural, putih, dan hitam.

artek.fi

THE TROUF from LIGNE ROSET Sebuah desain hybrid oleh GamFratesi untuk lini Ligne Roset ini diberi nama Trouf, persilangan antara tray dan pouffe (dudukan kaki). Trouf merupakan produk multi-fungsional yang lahir akibat kepekaan sang perancang dalam menjawab permasalahan sehari-hari.

ligne-roset.com

Interior Innovation Award 2014 Penampilan ketiga Kvadra di imm cologne ditandai dengan presentasi dari merek baru Prostoria, di mana penampilannya pada produk sofa Up-Lift karya Redesign dan Armchair Polygon karya Numen/ForUse dinobatkan sebagai Interior Innovation Award 2014. Armchair Polygon adalah kursi dengan desain sandaran lengan yang mengacu pada tipologi modernis sebuah dudukan dengan dimensi sederhana. Hal ini memenuhi parameter fungsional namun tetap menyisakan banyak ruang untuk dapat bergerak. Adapun sofa Up-Lift merupakan inovasi dalam tipologi armchair yang terintegrasi dengan tempat tidur. Bentuknya memungkinkan untuk bertransformasi dengan menaikkan sandaran punggung, dan dengan otomatis mengangkat bagian kaki. Selain rotasi spesifik, ergonomi yang harmonis dan bentuk, setiap detail dari Up-Lift telah dirancang dengan sangat cermat.

imm-cologne.com

First Winner [D3] Contest Pemenang [D3] Contest tahun ini jatuh kepada desainer asal Swiss, Christoph Goechnahts, untuk karyanya, sistem penyimpanan Ordnungshaber. Sistem ini merupakan sebuah interpretasi ulang akan pasak rel yang biasa ada pada furnitur Shaker yang identik dengan kesederhanaan, sambungan yang inovatif, kualitas, dan fungsionalitas. Ukuran sistem ini dirancang dengan ukuran beragam agar memudahkan pemasangan pada ruang, sistem ini juga dapat menampung rak penyimpanan yang dapat dibongkar pasang dengan mudah.

imm-cologne.com indesignlive.ASIA

41


MAISON ET OBJET 2014 MERENGKUH KE SETIAP ASPEK KEHIDUPAN, DARI SESUATU YANG BIASA MENJADI LUAR BIASA. Bukan hal baru jika perhelatan ini selalu menjadi acara desain yang diperbincangkan tiap tahunnya. Paris seakan menjadi kota yang penuh tren di berbagai industri, termasuk ke dalamnya dunia desain industrial, seperti produk dan furnitur. Diadakan dua kali setahun, Maison et Objet dinobatkan sebagai salah satu peristiwa terpenting di Eropa dalam dunia desain produk dan interior. Tahun ini Maison et Objet Paris menghadirkan lebih banyak desainer dengan beragam konsep menarik lainnya. Dengan mengambil tema “Elsewhere”, pagelaran yang dilaksanakan pada 24—28 Januari lalu telah menjadi sebuah wadah sekaligus ruang interaksi, menghubungkan lebih dari 3.000 exhibitor dengan banyak nama penuh talenta. Sebagai duta dari tren desain furnitur dan produk, Maison et Objet mewujudkan sebuah beragam konsep yang mencakup passion, standar yang akurat, sesuatu yang baru, dan peremajaan kembali.

Adapun Elsewhere di sini berarti lebih dari sekadar kemewahan, tapi juga banyak destinasi. Mengingat desain interior dan dekor telah menjadi cerminan akan gaya hidup, acara ini pun telah berkembang untuk dapat merefleksikan fenomena ini ke dalam sebuah bentuk baru. Salah satunya adalah dengan hadirnya fitur baru, cook+design studio, di mana dengan fitur tersebut dunia seni kuliner saling mendukung keseluruhan dekor visual. Furnitur dan aksesori, rasa dan wewangian, hadiah dan gadget pun memberi inspirasi yang sama terhadap hasrat untuk menjadikannya sebuah bagian penting dari interior. Dengan akreditasinya, Maison et Objet Paris telah menjadi standar dan label emas dalam acara desain. Atas hal tersebut, acara ini pun memperluas untuk dua benua lain. Asia dan Amerika menjadi benua yang akan menyelenggarakan event desain terkini ini, Singapura adalah negara yang akan membuka perhelatan Maison & Objet

Asia (10—13 Maret 2014) sedangkan untuk Maison & Objet Americas akan diselenggarakan di Miami Beach (12—15 Mei 2015). Kedua acara baru ini selain akan meningkatkan kuantitas pengunjung Maison & Objet, tentunya dapat memuaskan para pencinta serta menjadi penghubung yang baik bagi para produsen dan desainer di seluruh dunia. Acara ini adalah daya tarik yang unik dan universal. Satu-satunya acara yang mencakup setiap aspek dari gaya hidup dan desain interior, Maison & Objet memenuhi keinginan setiap individu untuk mewujudkan tagline home-sweet-home, yang merefleksikan penghuninya. Semua pancaindra yang Anda miliki—penglihatan, sentuhan, bau, rasa, dan pendengaran—akan terpesona oleh perhelatan ini. Salah satu yang menyentuh setiap aspek kehidupan, dari biasa ke luar biasa. [Teks: NM]

NEW COMERS RODET Sebuah perusahaan yang memproduksi furnitur dari besi ini menggarisbawahi apa yang tampaknya menjadi minat baru dalam menggunakan besi tabung dengan meluncurkan koleksi domestik yang berkolaborasi bersama Fred Rieffel dan V8 Designers.

maison-objet.com rodet.com


evolveindesign

COOK+DESIGN STUDIO Sebuah fitur baru dari program Maison&Objet, forum yang dipersembahkan untuk tren terbaru kuliner, dengan desain set karya arsitek Christian Benzoni.

maison-objet.com

Noè wine rack by giulio lacchetti for alessi Dudukan botol wine dari seri Noè ini dirancang oleh Giulio Lacchetti untuk Alessi. Sebuah sistem modular yang praktis untuk menyimpan koleksi botol wine Anda. Desainnya yang cantik membuat produk ini fungsional juga elemen dekoratif pada meja dapur. Terbuat dari resin temoplastik, produk ini hadir dalam tiga warna.

alessi.com

T-Tables by Jamie Hayon for Bosa Fungsional, simpel, dan organik, T Table karya Jaime Hayon ini sangat mudah dipindahkan ke mana saja. Pada Maison et Objet 2014 yang lalu, Jaime Hayon mempersembahkan karya keramik terakhirnya untuk perusahaan Italia, Bosa. Side table dengan warna serta motif yang menarik dapat digunakan dengan fungsional sebagai meja kecil tambahan, atau mempercantik ruang sebagai elemen dekorasi. Bentuk T-table seolah mengingatkan akan tanaman jamur di hutan.

bosatrade.com

JAR RGB BY ARIK LEVY FOR LASVIT Jar RGB adalah proyek pencahayaan yang menghubungkan keahlian memproses kaca warna-warni dengan ide pencampuran warna RGB. Menggunakan lampu pada salah satu botol gantung berwarna putih memungkinkan pendar cahaya yang berbeda-beda bila disandingkan dengan lampu kaca lainnya.

lasvit.com

Urban Islands by mmcité Kali ini mmcité mempersembahkan koleksi Urban Island-nya karya Lucie Koldová dan Dan Yeffet, yaitu sebuah sistem baru dari furnitur urban dengan dudukan yang terbuat dari lapisan high-pressure. Bentuk unik yang berdasar pada geometris sederhana, dengan kombinasi tiga level ketinggian, menghadirkan sebuah perspektif baru pada furnitur di ruang publik.

mmcite.com indesignlive.ASIA

43


AMBIENTE 2014 MENggandeng jepang sebagai partner negaranya, ambiente tahun ini meraih sukses besar. Dengan Messe Frankfurt sebagai event organizer, Ambiente 2014 kembali digelar ke khalayak umum untuk tidak hanya sekadar membeli, namun juga menikmati serta mentransfer berbagai ide akan perkembangan dunia desain produk di dunia. Lebih dari 4.724 peserta pameran dari 89 negara di seluruh dunia mempersembahkan ragam produk serta inovasi terkini pada gala Ambiente 2014 di Frankfurt, Jerman. Ambiente belum pernah menjadi sepenting dan seinternasional ini. “Tentunya kesuksesan ini menjadi sebuah bukti kuat untuk posisi kepemimpinan serta image Ambiente di mata dunia sebagai pameran perdagangan terdepan dengan target pasar Iklim ekonomi yang positif di Jerman serta bangkitnya perekonomian dunia telah memberikan dorongan substansial,� kata Detlef Braun, selaku anggota Dewan Manajemen Messe Frankfurt GmbH. Setelah Denmark dan Prancis bergabung menjadi tamu kehormatan pada perhelatan sebelumnya, kali ini Ambiente merengkuh ke daratan Asia, dan pilihannya jatuh kepada negara yang identik dengan teknologi tinggi namun memiliki identitas budaya yang kuat, Jepang. Hal ini diperkuat oleh pernyataan perwakilan dari pemerintahan Jerman

’Super Ennichi’ Instalasi yang dikurasi oleh representatif desain dari Jepang, Yukio Hashimoto, ini menekankan aspek kehidupan serta hiburan dari budaya Jepang. Oleh karena itu beragam produk serta teknik tradisional akan dihadirkan dengan macam-macam warna yang akan menarik para pengunjung. Setiap harinya ada demonstrasi langsung tentang Japanese Art dalam hidup sehari-hari, seperti origami, teknik membungkus dengan furoshiki, dan lain sebagainya.

ambiente.messefrankfurt.com

yang mengatakan bahwa Ambiente tidak hanya untuk kepentingan perdagangan komersial, namun juga sebagai wadah bertukar kebudayaan. Menurutnya dengan begitu tidak hanya memperkaya intelektualitasan masing-masing negara namun juga mempromosikan hasil karya negara masing-masing. Desain-desain dari Jepang menjadi sangat populer belakangan ini di Jerman. Selain itu, Ambiente menghadirkan rangkaian acara, berbagai program pendukung kreativitas anak muda, pertunjukan tren, serta acara penghargaan. Dengan program yang komprehensif, pameran tersebut menawarkan inspirasi dan informasi tentang gaya hidup, kreativitas, dan desain dari negara MatahariTerbit. Acara puncak dari program ini adalah Country Day Partner di mana profesor sekaligus desainer ternama asal Jepang, Yukio Hashimoto, selaku Ambassador dari proyek Partner Country Ambiente 2014, akan berbicara mengenai seluk beluk desain asal Jepang. Kerja sama antarnegara ini pun terus dipertahankan Ambiente, untuk tahun depan, negeri Paman Sam yang mendapat giliran. [Teks: NM]

ambiente.messefrankfurt.com

THE MODERN HOOKAH Christian Zanzotti, seorang desainer kelahiran Italia memberikan wajah baru bergaya modern kontemporer pada alat isap Shisha yang dirancangnya untuk IOOI.Desainer yang saat ini berbasis di Munich, Jerman, baru-baru ini dinobatkan sebagai pemenang German Design Awards 2014 untuk kategori Newcomer.

thousandandone.org


evolveindesign

THE GROUPS Pameran yang mengusung beragam produk rumah tangga ini dibagi ke beberapa bagian, seperti Dining yang berisikan produk serta tren mengenai dapur, tempat penyimpanan dan sebagainya. Yang kedua adalah Living, menghadirkan ragam produk internasional bagi interior, dekorasi, ruang outdoor. Adapun yang terakhir merupakan sektor Giving, yang menawarkan rangkaian produk Beauty & Bath, Gifts Unlimited, serta berbagai aksesori.

ambiente.messefrankfurt.com

One Piece Lamp Lampu karya desainer Lee kiseung dari studio inbetween ini menggunakan lapisan tipis dari panel plywood. Kiseung menggunakan teknik memotong lembaran kayu dengan pola selang tertentu, yang memungkinkan sebuah fitur baru, fleksibilitas untuk dapat disesuaikan menurut keinginan.

studioinbetween.com

SWEET COLLECTION Di area Japan Creative, desainer asal Prancis, Pauline Deltour melakukan kolaborasi bersama perusahaan gastronomi, Shibafune Koide. Keduanya berkolaborasi menghadirkan sebuah instalasi yang puitis bernuansa pastel.

paulinedeltour.com

HAILO ALUBAG Produk dari Hailo ini merupakan sebuah interpretasi akan objek sehari-hari yang dengan hebatnya dapat menampilkan keindahan visual serta fungsi yang pintar. AluBag adalah produk serbabisa yang dapat digunakan sebagai tempat sampah kertas, tempat menaruh koran atau majalah, dan juga menjadi sebuah dekorasi yang futuristik dalam ruang. Pada Ambiente 2014 ini, AluBag dinobatkan menjadi pemenang penghargaan Design Plus.

hailo.de

indesignlive.ASIA

45


Photography Courtesy of Daniel Mayne

D i Y not?

Jakarta’s Top Restaurants 2012-2013

Four Ways to Fix Up Your Home Yourself At home in the modern world

Simple & Chic

living etc

Serving Up Style on a Budget

Light FantaStiC:

we talk to Philips lighting’s design director

+

marvellous modern homes From Shanghai, thailand, Singapore, india and Japan.

IDR. 80,000

www.cremepublishing.com

A CRÈME Publication


indesign

jakarta i singapore I hong kong

®

Johan Silas Cassia Co-op Moore Street Studio Pazio Experience Pavvilion 26 Krevy

Your Favourite Lifestyle, Travel, Jewellery, watches, Fashion, Property, Design Magazine is under one roof! www.mpgmediapublishing.com

ISSUE 08. 2014 ISSN 2089-0656

BEYONCÉ | GONG LI | SYDNEY GEM HUNT | ELEMEN ORIENTAL Oktober-Desember 2013

43

seniman asia PLUS:

Beyoncé, Gong Li Watches & Wonders

Anna Hu Vanessa Leu Michelle Ong Franky W. & Jeffrey

desain abadi Arloji Moonphase Elemen Oriental Perhiasan Jade

43 Okt - Des 2013 RP 75.000 ISSN 1907-7564

Eastern Charms

Budaya Kaligrafi Perhiasan

47


ART NOUVEAU FROM JAPAN PT DATASCRIP MEMPERKUAT LINI DESAIN DAN FURNITURNYA DENGAN MENGENALKAN PIA SERIES DARI MATSUSO. Banyaknya label furnitur ternama asal Jepang semakin meyakinkan Ostuka International Design Center untuk menjalin kerja samanya dengan PT Datascrip Indonesia untuk mengusung produk-produk furnitur berkelas premium dari Matsuso. Sebagai distributor tunggal di Indonesia, PT Datascrip telah meluncurkan koleksi khusus PIA Series yang mencakup coat hanger, rectangular table, rounded desk, dan round table. Dengan mengusung sebuah karakter khusus, yaitu gaya Art Nouveau, rangkaian produk PIA Series merupakan produk eksklusif yang menggunakan material serta teknik terbaik dalam menghadirkan desain, tampilan, serta fungsi yang sempurna. Simbol Art Nouveau pada rangkaian produk Matsuso tampak pada “burl�, berasal dari tonjolan pada pohon yang berumur lebih dari 300 tahun sehingga menghasilkan motif unik dan langka yang disebut burl. Hal ini membuatnya dicari-cari oleh para pembuat furnitur, seniman, dan pemahat kayu. Ada banyak tipe burl yang cukup dikenal, namun demikian Matsuso memilih hanya yang berkualitas tinggi dan memotongnya menjadi veneer untuk furnitur. Pola burl yang spektakuler

memperkuat keindahan patung kayu, furnitur, maupun produksi artistik lainnya, termasuk alat musik. Sebongkah burl berukuran 50 cm sehingga perajin perlu menyambung setiap bagian dan menyejajarkan pola untuk menciptakan seluruh desain. Semakin besar produk, semakin sulit untuk menyempurnakannya. Bukan hanya itu, Matsuso juga memiliki teknik pelitur tersendiri, yaitu pemelituran cermin (mirror polishing) yang dikenal dengan istilah Kyomen Migaki. Teknik ini menjadikan permukaan kayu mengilap dan memberikan pantulan layaknya cermin. Selain menciptakan keindahan, teknik tersebut juga membuat furnitur tahan lama bahkan bisa digunakan hingga ratusan tahun. Pengecatan berlapis dan berkualitas tinggi serta pemelituran yang dilakukan dalam lima tahap oleh Matsuso kian menonjolkan keindahan tekstur kayu dan menghadirkan akhir yang sempurna. Koleksi istimewa dari Matsuso kini telah hadir di showroom Datascrip Jakarta Desain Center. [Teks:NM]

datascrip.com matsuso.com

ROUNDED DESK PIA Bentuk indah Rounded Desk PIA merupakan hasil dari keahlian yang mumpuni. Untuk menciptakan lekukan yang mulus, permukaan diperhalus dengan ketam oleh perajin. Sementara itu, bagian atas menggunakan teknik khusus untuk menutup seluruh permukaan dengan veneer dan memelitur sepenuhnya. Sesuatu yang tidak dapat ditiru kompetitor.

matsuso.com

Round Table Pia Round Table PIA telah menarik perhatian sebagai sebuah karya seni. Kaki-kakinya yang berlekuk dibentuk dari balok kayu yang kokoh. Oleh karena itu, Round Table PIA bukan hanya elegan melainkan juga kuat dan tahan lama.

matsuso.com


evolveindesign

COAT HANGER PIA Coat Hanger PIA terinsipirasi dari desain Art Nouveau dan dirancang agar terlihat elegan dari sudut mana pun. Veneer menutupi seluruh tepi dan membuat lekukan pada permukaan sehingga terlihat sempurna baik dari jarak dekat maupun jauh. Ini sangat cocok untuk ditempatkan di pintu masuk rumah maupun lobi hotel.

matsuso.com

GOOD SYSTEM, GOOD WORK

Kayu silinder Rectangular Table PIA yang megah terintegrasi dengan bagian atas meja yang terbuat dari burl yang langka. Rancangan atas meja dirancang sangat unik menggunakan harewood khusus pada bagian tepi dan dibingkai dengan kayu eboni yang dekoratif.

Melibatkan banyak berkas yang harus disimpan, buku yang harus dijajar dalam rak membuat ruang kerja hingga kantor yang memiliki banyak pegawai membutuhkan lemari penyimpanan yang tepat dan sesuai. Ketika peletakan barang bisa ditata dengan baik, kerja dan kegiatan juga akan menjadi lebih lancar. Desain kemudian bisa menyuguhkan banyak alternatif dalam pemanfaatan ruang yang efektif dan penyimpanan yang memenuhi kebutuhan. Memanfaatkan beragam engsel yang menyuguhkan beragam konfigurasi gerak. Barang dan berkas bisa tersimpan rapi di belakang pintu-pintu lemari sementara ruang bisa lebih rapi sehingga kegiatan juga menjadi lebih efektif.

matsuso.com

www.sistemirasoparete.it

RECTANGULAR TABLE PIA

indesignlive.ASIA

49


COUNTRY INSPIRATION Impresi sebuah barn dengan pendekatan country memanfaatkan kayu peti kemas dalam kreativitas. Mewadahi kebutuhan asosiasi yang secara rutin mengadakan meeting setiap dua kali seminggu, maka Atelierriri mencoba untuk mendekati desain dari sudut pandang analogi. Asosiasi Perusahaan Nutrisi Seluruh Indonesia yang sangat identik dengan produk susu kemudian memberikan inspirasi pada arsitek. Dengan memanfaatkan kayu peti kemas impresi kandang atau barn diwujudkan. Warna kayu yang terang juga menjadi solusi tepat untuk kantor yang luasannya cukup terbatas ini. Dengan 11 produsen susu yang diwadahi, ruang meeting tentunya mengambil porsi paling besar. Nuansa

barn kemudian didekati dengan gaya country yang banyak menggunakan susunan bilah kayu. Di dalam ruang meeting juga terdapat kotak-kotak dari kayu yang bisa dimanfaatkan sebagai meja dan kursi tambahan. Uniknya, kantor ini memberikan kesempatan pada Atelierriri dan Dyah Kusuma Putri untuk merancang juga meja hingga kursi. Aplikasi dekoratif juga diwujudkan di sekat ruang dan dinding displai yang semuanya memanfaatkan kayu peti kemas [Teks: SS]

LOUNGE AREA Dengan desain kursi yang dirancang khusus, terdapat juga lounge area yang mewadahi meeting dalam jumlah lebih sedikit. Dengan menggunakan lantai kayu, area ini menjadi terlihat seperti ruang di dalam ruang.

atelierriri.com atelierriri.com


evolveindesign

Armchair Armchair dari kayu peti kemas karya Dyah Kusuma Putri mengisi lounge area dan memberikan kesan orisinal yang kuat serta konsistensi memanfaatkan kayu peti kemas.

atelierriri.com

Meeting room Meeting room menjadi bagian utama dari kantor ini dengan dekorasi kotak kayu peti kemas yang berfungsi juga sebagai meja dan pedestal.

atelierriri.com

CUSTOM DESK Wood Decoration Bentuk jendela yang sengaja tidak sama ini menjadi bagian menarik di salah satu sudut kantor ini. Kotak kayu peti kemas menjadi tempat duduk yang sangat praktis dengan lantai berkarpet hijau.

Meja kerja yang dirancang khusus untuk interior kantor yang menyesuaikan dengan konsep country agar menyerupai pernik dan perabot di barn.

atelierriri.com

atelierriri.com

indesignlive.ASIA

51


WORK ON THE SENSATION Bentuk aerodinamis dan berkesan futuristik berlapis kulit yang mewah merupakan jejak-jejak sensasi yang bisa disentuh di dalam mobil Aston Martin. Begitu juga dengan meja kerja yang dilengkapi oleh standing lamp dan desk lamp yang berbentuk siluet mobil dilengkapi dengan pilihan kursi kerja yang senyaman kursi mobil.

formitalia.com

large table Meja besar yang memanfaatkan dua material, kaca dan kulit, ini juga mendapatkan inspirasi dari desain mobil. rangka-rangka meja yang tersambung dengan kaki meja memberikan kesan futuristik..

formitalia.com

INSPIRATION FROM CAR Merek dagang yang biasanya dikenal dengan mobil mewah, saat ini perlu melirik desain furnitur kantor. Saat ini semakin banyak orang yang memberikan apresiasi cukup tinggi terhadap desain. Aston Martin yang selama ini menjadi benchmark untuk desain mobil mewah di dunia melirik juga produk furnitur sebagai bagian dari gaya hidupnya. Produk kemudian bisa berkembang ke fungsi-fungsi lain yang tujuannya mendukung dan mewujudkan kesan dan gaya tertentu, dalam hal ini kemewahan dengan sentuhan futuristik dengan memanfaatkan detail yang sleek dan presisi tinggi. Tidak mengherankan bila Aston Martin mengeluarkan koleksi The Aston Martin Interiors dari Formitalia. Produk furnitur yang berkisar dari kursi lounge hingga meja dan kursi kerja menjadi pernyataan kontemporer dari merek mobil semewah Aston Martin bahwa mereka merupakan

representasi dari kelas sosial yang smart dan edgy. Dengan presisi tinggi, produk furnitur yang diproduksi di Italia oleh Formitalia ini memberikan sensasi dan kualitas yang mewah. Satu hal yang menjadi keunggulan desain Aston Martin adalah timeless design. Produk mereka tidak mengikuti tren terbaru, tetapi juga akan tetap bisa diterima oleh para pemerhati dan pecinta desain dalam tatanan interiornya. Di sisi lain material yang digunakan juga berkualitas prima sehingga kesan mewah yang diwujudkan bukan hanya dari desain dan bentuk secara global, tetapi dari kejelian mewujudkan detail yang rapi dan apik. Aston Martin memang selalu mengedepankan desain kontemporer yang mewah. [Teks: SS]

formitalia.it


evolveindesign

MODERN OFFICE modern dan masa kini ternyata bisa juga hadir di desain kantor. GEOMETRY AND GRAVITY Keseimbangan antara geometri dan graviti dipertemukan pada produk Ennagona lamps karya Studio Lievito yang memiliki bentuk enneagonal. Ruang kantor memang membutuhkan cahaya lampu yang fungsional untuk menerangi bidang kerja, tetapi bentuk unik dari lampu ini akan mampu memberikan bias sinar yang menarik. Lampu ini baru akan diluncurkan pada salone del mobile di Milan nanti.

studiolievito.com

Desain modern telah ada sejak lama, tetapi di setiap zaman dan era terdapat sentuhan dan eksplorasi yang baru. Di sinilah tren desain kemudian muncul ke permukaan untuk merespons situasi global atau kejenuhan-kejenuhan sosial. Desain furnitur kantor telah jauh bergerak dari hanya sebatas fungsional, sekarang merambah ke kualitas artistik dan juga kenyamanan ergonomi yang mengikuti bentuk tubuh penggunanya. Selain itu, fashion mulai merambah masuk ke dalam desain kantor. Hal ini disebabkan kantor juga butuh membangun citra dan kesan kepada tamu dan calon klien yang datang. Di sisi lain, kenyamanan kerja pegawainya

Secretary desk

SYMBOLIC CERAMIC

Kesan pertama memang minimalis dan modern, tetapi rancangan meja tulis Calamo dari Zanotta karya Gabriele Rosa ini begitu fungsional dengan ruang penyimpanan yang dibuka dengan konsep drop-leaf dan dirancang pula untuk mengakomodasi peranti tablet. Konstruksi bingkai besi yang dipernis terdiri dari warna hitam, chrome, dan graphite. Permukaan atasnya dilengkapi ruang penyimpan unik yang dilapisi cowhide pigmentato 90.

Benda yang sederhana seperti tempat lilin yang juga berfungsi sebagai pemberat kertas ini bisa memberikan sentuhan menyegarkan pada suasana meja kerja. Warna-warna pastel yang menarik membuat benda yang memiliki beberapa alternatif bentuk simbolik ini jadi satu aksentuasi manis di atas meja. Karim Rashid membawa spirit kontemporer pada produk dari Bitossi Ceramiche.

juga diutamakan. Semua yang bekerja di dalamnya juga menjadi lebih semangat, sehat, menikmati, dan yang paling penting adalah ikut memiliki. Oleh karena itu, kantor sekarang sudah banyak yang mulai menghadirkan dekorasi. Elemen-elemen yang nampaknya diperuntukkan di rumah, kini dapat hadir di kantor sebagai upaya untuk membuat siapa pun yang bekerja merasa nyaman dan kerasan. Beberapa desainer seperti Karim Rashid mendesain pernik-pernik kecil yang pastinya semakin menyemarakkan pemandangan meja kerja agar tidak monoton dan membosankan. [Teks: SS]

+62 21 6544515 ext. 8356 +39 0571 51403

vastuhome.co.id bitossiceramiche.it

Stave Line Ruang tunggu atau bahkan ruang meeting terkadang membutuhkan sentuhan warna dan furnitur dengan bentuk unik untuk memberikan lagi semangat. Do adalah kursi karya Marco Maran yang dirancang untuk diproduksi Parri. Dengan bentuknya yang sangat spesifik, produk ini juga hadir dalam beberapa pilihan warna. Kursi ini memang memberikan kenyamanan yang ergonomis tanpa harus kehilangan sentuhan fashion melalui warna dan bentuknya. +39 0577 929418

parridesign.it

indesignlive.ASIA

53


54

evolveindesign

FAME FORTUNE FLIRT, A BOOK BY ABODAY

DRAWING, RONAN & ERWAN BOUROULLEC

THE ARCHITECTURAL MODEL: Tool, Fetish, Small Utopia

Oleh Aboday Penerbit R&W Publisher 500 halaman hardcover dengan kotak akrilik, IDR 1.200.000 (62) 21 235 800 80 gramedia.com Diresensi oleh Sunthy Sunowo

Oleh Cornel Windlin 864 halaman softcover, IDR 372.000 jrp-ringier.com Diresensi oleh Mandi Keighran

Oleh Oliver Elser and Peter Cachola Schmal 360 halaman softcover, IDR 1.838.000 scheidegger-spiess.ch / abbeys.com.au Diresensi oleh Alicia Sciberras

Pada setiap inti proses desain, gambar mengambil peranan penting, memungkinkan beragam ide untuk berkembang, mengolah bentuk juga menyampaikannya. Selama ini gambar telah lama disajikan bersama dengan rancangan/desain sebagai wawasan ke dalam proses kreatif. Buku ini mempunyai pendekatan yang baru dan juga sangat berbeda dalam melihat gambar rancangan. Buku ini mempunyai fokus keseluruhan pada gambar desainer Prancis yang ternama, Ronan dan Erwin Bouroullec. Sang penulis, Cornel Windin, menghadirkan isi buku yang seutuhnya berbeda dari karya dua bersaudara ini, tanpa judul ataupun deskripsi. Faktanya, satu-satunya teks dalam buku ini adalah sebuah pengantar dari Windlin. Hal ini menjadi pendekatan yang menarik bagaimana kualitas estetis pada gambar-gambar tersebut seolah memberikan pengaruhnya kepada para pembaca. Lebih dari 850 buku mulai dari tahun 2005 serta tahun 2012 dipresentasikan secara kronologis ke dalam kertas tipis seberat 51 gram. Dari bentuk-bentuk organik bertekstur, goresan-goresan spidol hingga sketsa awal berbagai detail dan studi awal produk ikonis. Kumpulan gambar tersebut dibebaskan dari batasan kanvas asli mereka—yang merentang dari ukuran Post-it hingga kertas A1— dikumpulkan jadi satu seolah menipiskan batasan hierarki antarkarya. Setiap gambar berhubungan dengan hasil akhir sebuah karya, namun apakah hal tersebut sesuai? Ataukah justru menampilkan hal-hal yang sebenarnya jauh di luar dari maksud awalnya? “Kumpulan gambar tersebut berperan dalam mengungkap semua ide mereka secara kasar dan mentah, sebelum diterjemahkan, disesuaikan, dikomunikasikan, diadaptasikan, dan diubah menjadi sebuah objek nyata,” tulis Windlin pada halaman pengantar. “Ini merupakan kumpulan ide yang dipresentasikan secara murni tanpa terkekang oleh berbagai batasan yang disebut ‘dunia nyata’.” Pendekatan yang dilakukan oleh tim editorial dirasa dapat mengarahkan pembaca untuk melihat berbagai macam sudut pandang kepada peranan gambar yang “bermain” dalam proses desain. Seperti yang ditulis Windlin, “sebuah sudut pandang tak terduga serta tanpa batas akan Dunia Bouroullec.”

Bentuk fisik dari sebuah model arsitektural adalah realisasi awal sebuah proyek yang datang dari ide kreatif serta gambar-gambar dua dimensi yang direalisasikan menjadi nyata. Namun apakah model mock-up tersebut layak menjadi sebuah “alat” di era arsitektur modern atau hanya sebagai “jimat” atau “utopia kecil”? Buku ini mempresentasikan dengan baik sesuai maksud dan tujuan serta konteksnya terhadap bentuk model arsitektural selama abad ke-20 dan 21, juga membawanya ke sebuah diskusi penting akan bagaimana mendokumentasikan modelmodel bangunan tersebut dalam bentuk fotografi. Dengan mengacu kepada koleksi museum Deutsches Architektur sebagai dasarnya, ada kurang lebih sekitar 1.200 objek yang menjadi referensi—dengan detail 400 arsitek serta bab-bab yang didedikasikan untuk mock-up arsitektural dari Mies van der Rohe, Erich Mendelsohn, Otto Bartning, Frei Otto and Herzog, dan De Meuron. Mock-up ini atau yang biasa disebut Jacques Herzog, “arsitektur bonsai” dulunya digunakan secara tradisional untuk memberikan keputusan abstrak pada proyek sehingga klien dapat melihat ke dalamnya dan dapat berinteraksi secara langsung yang memungkinkan untuk segera mengubah model tersebut menjadi sebuah utopia. Apa pun material yang digunakan, apakah itu plester, kaca, perunggu, kardus, ataupun kayu, bentuk sederhana dari mockup arsitektural ini kemudian mengalami kesulitan dalam menemukan “tempatnya” pada era studio arsitektur modern. Yang pada akhirnya menimbulkan sebuah pertanyaan akan tujuan nyata dari keeksisan sebuah model arsitektural dalam praktik arsitektur modern baik di dalam maupun di luar museum? Tujuan awalnya, modeling ini menjadi sebuah abstrak yang menjadi referensi klien agar dapat melongok ke dalam mini “utopia”-nya. Walaupun yang terjadi di hari-hari sekarang, software modern seperti CAD memungkinkan sebuah realisasi nyata akan sebuah proyek yang seolah dapat menjadi bagian asli pada keadaan arsitektur saat ini. Secara keseluruhan, buku ini memberi sebuah perjalanan waktu bagi modeling bangunan serta beberapa di antaranya merupakan proyek-proyek terpenting sepanjang abad ke-20 dan 21 di dalam dunia arsitektur Eropa.

Perjalanan selama 8 tahun firma arsitek Aboday Design telah memiliki khasanah proyek yang sangat beragam. Dari hunian, sekolah, bangunan apartemen 30 lantai, hingga revitalisasi museum. Buku setebal 500 halaman ini memang sarat dengan cerita di luar konsep desain yang akhirnya dikembangkan oleh firma tersebut. Melalui buku ini, Aboday ingin menunjukkan bahwa ada banyak cerita yang akhirnya memengaruhi keputusan desain mereka. Bahkan klien pun juga terpengaruhi oleh banyak fakta. Dalam usia yang masih muda ini, Aboday tidak mencoba untuk membuat buku yang sangat serius, tetapi bahasan dan penyampaian desain-desain mereka dengan lebih santai dan mengalir. Tidak ada upaya untuk menghadirkan filosofi atau teori-teori desain dalam proses mendesain dan bahkan ketika menyusun buku ini. Arsitektur kemudian disuguhkan dengan jujur dari cerita dan pengakuan mereka. Tidak hanya menunjukkan keberhasilan solusi desain mereka, tetapi di bab Missed, Aboday juga menunjukan beberapa hal yang berbelok dari tujuan awal mereka menghadirkan detail tersebut. Melalui buku yang lebih merupakan sebuah monograf ini, Aboday Design ingin mengajak para profesional dan akademisi untuk mengapresiasi arsitektur dengan lebih menyenangkan. Buku ini kemudian hadir dalam dua versi untuk dapat dibeli oleh para mahasiswa yang berkecukupan. Akhirnya mekanisme cicil menjadi solusi bagi mahasiswa atau pemerhati desain arsitektur untuk bisa membeli dan membaca buku ini. Bicara tentang bagaimana mereka memulai firma arsitek ini dan bagaimana mereka mengembangkannya bisa dibaca pada bagian wawancara dengan David Hutama dan Kumiko Homma. Sementara itu, tentang pendapat mereka tentang arsitektur dan berkarya seperti apa bisa disimak dalam wawancara dengan Miranti M. Lemy dan Amir Sidharta. Uniknya, terdapat juga bagian komik yang menceritakan bagaimana hari-hari di Aboday Desain. Fame Fortune Flirt yang mereka usung juga ternyata memberikan sudut pandang menarik tentang bagaimana berkarya dan mewujudkannya dengan penuh dedikasi. indesignlive.ASIA


55

Investigating the latest trends and products in lighting

Museum dan galeri seni punya kekuatan pencahayaan yang seolah memengaruhi interpretasi pengunjung terhadap sebuah pameran. André Tammes dalam dampak pencahayaan ekshibisi Bagi desainer pencahayaan, banyak tipe bangunan lain yang sebenarnya lebih menantang dibandingkan museum atau galeri seni. Isu pencahayaan yang kerap bertentangan dalam lapangan adalah perawatan dan tampilan. Kecenderungannya, kebutuhan akan ragam jenis pencahayaan pada sebuah pameran terbentur prioritas untuk tetap menjaga, membatasi bentuk keseluruhan ruang ataupun gedung pameran. Dalam artikel ini, Christopher (‘Kit’) Cuttle, seorang pemerhati

isu pencahayaan yang dihormati, pendidik, juga peneliti, menelaah persyaratan pencahayaan—yang kerap menjadi konflik, dan menawarkan solusi pragmatis yang tidak hanya mempertimbangkan “pencahayaan aktual” tetapi juga mencakup ke dalam bidang arsitektur, desain ekshibisi, serta bidang kuratorial. André Tammes adalah Editor Pencahayaan untuk Indesign. andretammes.com

indesignlive.ASIA


Christopher Cuttle mengeksplor tentang pencahayaan museum dan dampak peralihan suasana cahaya alami dari luar menuju pencahayaan buatan di dalam ruangan

iskusi akan pencahayaan museum selalu berkisar tentang pencahayaan sebuah objek, mengingat ini adalah ruang pamer di mana para pengunjung datang untuk melihat sesuatu yang dipamerkan. Artikel ini mengambil sebuah awal yang berbeda, bahwa efek visual pada pencahayaan bidang pamer sangat ditentukan oleh penerangan yang seimbang antara bidang pamer dengan atmosfer sekitar. Adapun desain pencahayaan untuk museum dimulai dari perencanaan akan sekuens yang diciptakan dengan penerangan atmosfer sekitar yang memberikan pengalaman ruang bagi pengunjung. Hal ini terasa sejak pengunjung menolehkan pandangannya kepada pintu masuk museum. Museum modern punya kecenderungan memberi atensi lewat fasade bangunan yang transparan lalu ruang peralihan yang dibanjiri oleh pencahayaan alami. Namun, pada titik ini perlu diakui, hal tersebut menjadi pengalaman visual yang sedang berlangsung, dan kemudian menjadi masalah. Para konservator sering kali memberikan batasan ketat perihal tingkat iluminasi kepada benda yang akan dipamerkan; di mana cahaya tidak lebih dari sekadar fraksi kecil bila dibandingkan dengan volume para pengunjung. Lalu ada sebuah kecenderungan yang tertanam pada bawah sadar manusia, enggan memasuki ruang-ruang yang tampak kusam atau suram. Oleh karenanya, para desainer menghadapinya dengan meningkatkan kepekaan sensorik, dan minat pengunjung lewat pengaturan cahaya yang menjadi pandu menuju lokasi pameran yang dirancang sedemikian rupa agar dapat melebur dengan lingkungan sekitarnya dan memberi efek sekuens yang dapat melengkapi pengalaman visual para pengunjung. Idealnya, pengunjung melewati ruang peralihan dari entrance menuju ruang galeri yang penuh akan cahaya alami. Dalam ruang tersebut akan memberikan perasaan terbuka lewat pemandangan alam luar. Lalu, mereka digiring menuju ruang dengan tingkat cahaya yang lebih redup, namun dapat merasakan hirarki dan titik berat pameran. Tahap selanjutnya membutuhkan kepekaan lebih tinggi, agar dapat dengan cermat memberikan tingkat pencahayaan yang

D

tepat diarahkan ke objek pameran. Dalam setiap transisi dari satu ruang ke ruang lain, terdapat peluang untuk menghadirkan sebuah “pandu” visual, seperti karya pameran yang dipajang dengan cukup “menyala” sebagai daya tarik, juga pemandu. Di sini menuntun pengunjung lewat petunjuk “arah” seharusnya dinilai sebagai kegagalan, dan kenyataannya beberapa museum sudah ada yang menghilangkan signage. Lalu pengunjung akan diberi alat yang dapat melacak lokasi serta berbagai informasi museum. Tentu saja, tidak semua hal dapat dengan langsung berubah seperti anjuran standar “idealnya”. Pada umumnya orang masuk ke dalam museum dari lantai dasar sedangkan galeri terbuka berada pada lantai teratas. Akhirnya mereka harus melewati lantai-lantai,


FUSEindesign

Teks christopher cutTle Alih Bahasa Nissa Maretta

ruang galeri tertutup dan merasakan pengalaman “cahaya” yang acak.Para kurator pun punya banyak persoalan lain yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sebuah ekshibisi selain penataan cahaya. Di antara hal tersebut, kenyataan yang disayangkan adalah ketika sebuah ekshibisi dirancang untuk sebuah sekuens kronologis, biasanya dimulai dengan karya yang sangat rapuh. Dan para desainer pencahayaan secara menerus harus merencanakan sebuah sekuens visual yang secara substansial hampir ideal. Di sinilah letak di mana keahlian mengatur pencahayaan dalam penyuasanaan ruang menjadi sangat penting. Standar pencahayaan konvensional sering kali merujuk pada alat luxmeter yang dirancang untuk mengukur densitas tingkat cahaya (lumen) pada suatu

Atas Karya Corten

Stairwell dan karya lain di MONA, sebuah museum yang telah menghilangkan semua papan petunjuk (Foto: Brett Boardman dokumentasi MONA Hobart)

HALAMAN SEBELAh (ATAS)

Pelataran pada pintu masuk galeri seni NSW, dibanjiri oleh cahaya alami yang tersambung langsung kepada ruang pamer yang memiliki tampilan cahaya lebih redup (bawah) Ruang galeri Asia di NSW memiliki skylight dan view ke luar yang dihubungkan oleh plafon yang lebih rendah

“ Menuntun pengunjung lewat pentunjuk ‘arah’ seharusnya dinilai sebagai kegagalan” Christopher cuttle

indesignlive.ASIA

57


58

FUSeindesign

titik permukaan dalam satuan lux, yang mana satu lux adalah satu lumen per meter persegi. Biar bagaimanapun juga, tingkat penerangan sebuah ruangan yang terlihat tidak berdasarkan kepada total densitas cahaya yang dihasilkan lampu di ruang tersebut; namun bergantung pada cahaya yang direfleksikan kepada mata kita. Efek yang dihasilkan direct light sering kali diterima oleh mata secara berlebihan, mengakibatkan silau, dan setelahnya justru mengurangi kepekaan mata terhadap cahaya dalam ruangan. Oleh karenanya, ketika kami berbicara tentang penerangan dalam sebuah ruang, perlu ditekankan bahwa yang dimaksud adalah cahaya yang saling dipantulkan di antara permukaan ruangan, dan tidak termasuk seluruh cahaya langsung dari lampulampu atau bukaan ruang. Secara keseluruhan, pengukuran ambien dalam pencahayaan di sebuah ruang disebut mean room surface exitance (MRSE), di mana nilai ini mengacu kepada jumlah lumen per meter persegi, atau yang dipantulkan melalui permukaan ruangan, berbeda dengan insiden lumen. Daya tarik perencanaan pencahayaan museum sekitar urutan nilai MRSE adalah bahwa hal tersebut membantu para desainer untuk merancang untuk masing-masing spasi distribusi cahaya langsung, kedua layar dan pencahayaan permukaan ruangan, yang akan memberikan ambience yang diperlukan penerangan sementara memungkinkan layar pencahayaan harus seimbang terhadap pencahayaan ambience.

Christopher Cuttle adalah penulis buku Lighting by Design.

Prosedur pada display dan penerangan pada permukaan ruang serta pembagian cahaya ruang di galeri sama dengan MRSE. Aturan lain di belakang itu, dijelaskan lebih lanjut dan detail dalam buku Christopher Cuttle, Lighting by Design.

indesignlive.ASIA

ATAS Koleksi Divided Heaven (1945-1968) Neues Museum di Berlin (Foto: Roman März) KANAN Ruang bagian Seni Dekoratif dari National Gallery of Victoria mmperlihatkan areanya lewat objek yang ‘menyala’ dengan sangat terang (Foto: NGV photographic services) bawah Pameran fashion heroik, Super Bodies, dari tahun 1980 (2008), NGV menginterpretasikan hal tersebut dengan menerangi manekin agar terlihat seperti ‘pemimpin’ dalam ruangan yang redup (Foto: NGV photographic services)


Home influences

10-13 MARCH 2014 SINGAPORE

MARINA BAY SANDS EXPO AND CONVENTION CENTER www.maison-objet-asia.com visit.maison-objet-asia@safisalons.fr

preview, © Cyril Lagel, GraphicObsession. SAFI organisation, a subsidiary of Ateliers d’Art de France and Reed Expositions France

YOUR NEW DESTINATION IN ASIA


60

FUSeindesign

‘LEDO’ TARGETTI ‘Ledo’ menawarkan rangkaian desain spesifik dari berbagai lampu LED pilihan, dapat menghasilkan pancaran cahaya putih dengan bentang spektrum yang sangat kaya juga beragam tingkatan warna putih yang berbeda dan dapat dirancang dalam komposisi dan suhu warna final yang berbeda. Lampu ‘Ledo’ ini telah dikalibrasi khusus untuk penerangan tata letak pada sebuah karya atau patung yang perlu diterangi. Targetti Australia (61 2) 9437 6066 targetti.com indesignlive.ASIA

‘SUPERSYSTEM’ ZUMTOBEL

‘TZ 101’ HALO

‘POLLUX’ ERCO

‘Supersystem’ adalah jawaban serbaguna. Dengan fitur sisipan cahaya yang sangat fleksibel untuk dipasang berdampingan. Lampu neon T16 dilengkapi miniatur LED dengan distribusi cahaya langsung. Tempat LED-nya dapat berputar hingga 360 ¢ X dan dengan poros tabung anti-silau hingga 90 X , tak ketinggalan dengan tabung anti-silau,lensa berbentuk oval serta lensa wideflood yang dapat diganti sebagai aksesori.

‘TZ 101’ dirancang oleh SCHMITZ– Leuchten adalah bagian dari sebuah solusi pencahayaan yang terintegrasi sempurna bagi para arsitek. ‘TZ 101’merupakan saluran eternit gipsum tersembunyi, yang ditujukan khusus untuk kontinuitas tanpa batas; built-in dengan fitur arsitektural. Seri TZ: TZ-X LED danTZ-V LED telah mendapatkan penghargaan ‘iF’ di ajang Penghargaan Desain Produk tahun ini.

‘Pollux’ ini telah menetapkan standar baru untuk produk lampu sorot yang kompak. Terutama untuk penggunaan serbaguna pada museum atau galeri, lampu ‘Pollux’ ini dapat memancarkan cahaya maksimal pada ruangan dengan ketinggian plafon hingga 3.5m. ‘Pollux’ memiliki lensa oval Spherolit yang dapat diputar secara bebas dan dapat disesuaikan optimum terhadap balok oval sesuai permukaan serta benda panjang.

Zumtobel (61 2) 8913 5100 zumtobel.com

HALO (61 8) 9221 5544 halolighting.com.au

ERCO (61 2) 9004 8801 erco.com



62

FUSEindesign

‘ON LINE’ EDEN

‘Selecon’ PHILIPS

Simplisitas dari ‘On Line’ memungkinkan sistem yang akan digunakan hampir di mana saja dapat tersembunyi, permukaan terpasang, atau digantung langsung dari langit-langit Anda. dengan sistem magnet dan kontak, berarti lampu ini dapat dibongkar pasang dengan mudah. Satu lampu memiliki tingkat brightness hingga 1000 lumen dengan temperatur warna 3500K atau 2700K yang ideal untuk pencahayaan galeri dan museum.

‘Selecon’ hadir untuk menyesuaikan dengan akurat bentuk balok, derajat kemiringan balok serta proyeksi optik yang presisi. Tambahan lainnya adalah opsi output LED yang tinggi lebih dari 90 CRI dengan suhu warna 3000K dan 3 langkah Macadam Ellipse. Penerangan cahayanya memiliki skala referensi untuk semua kondisi dengan fitur kunci posisi. SDP LED berhasil mengurangi 60% penggunaan energi dibandingkan dengan versi Halogen.

KE-ZU 1300 724 174 kezu.com.au Eden edendesign.be

Philips Selecon seleconlight.com

indesignlive.ASIA

‘EVO X’ PRECISION LIGHTING

‘PODGY’ EFFICIENT LIGHTING SYSTEMS

Gabungan ‘Evo X11’ dan‘EvoX16’ ada pada kekuatan cahaya, estetika, kemudahan instalasi optik yang dapat diubah tanpa mengunakan alat. ‘Evo X11’ memberikan cahaya yang setara dengan Halogen 20W MR11 dengan menggunakan 5.5W menghantarkan nilai lumen sebesar 340lm. ‘Evo X16’ menggunakan 9.8W untuk lumen sebesar 630lm. Standar suhu warna 3000K dan CRI of 80 namun tersedia opsi lainnya.

‘Podgy’ oleh Mike Stoane Lighting merupakan lampu dengan spesifikasi musium. Pengaturan cahaya yang dapat disimpan terutama untuk modul Xicato LED. Dengan suhu panas yang rendah (IR) dan UV dalam balok bersama dengan CRI ≥95, dapat dengan apik diaplikasikan ke berbagai warna. ‘Podgy’tersedia dalam suhu 2700k, 3000k atau 4000k dengan 3 sudut dan beragam filter, lensa dan opsi aksesori lainnya.

Precision Lighting (44) 20 8947 6616 precisionlighting.co.uk

Efficient Lighting Systems (61 3) 9222 5522 elslighting.com.au



johan silas Kampung menurutnya adalah bagian penting dari kota-kota di Indonesia yang seharusnya diakui keberadaannya


luminaryindesign

65

teks Sunthy Sunowo pORTRAIT Agung Perkasa Nugraha dan koleksi pribadi Johan Silas

indesignlive.ASIA


“ Kota itu dimulai dari kampung. Di sanalah tersimpan sejarah, ritual, dan budaya.” Prof. johan silas

endengarkan Profesor Johan Silas menceritakan bagaimana Kota Surabaya membangun dan mengembangkan potensi dari kampungkampung yang ada akan menyadarkan kita bahwa hal-hal yang tadinya dianggap kuno dan “kampung”, ternyata justru memiliki DNA karakter budaya kota yang sesungguhnya. Beliau menjelaskan bagaimana kampung di Surabaya diakui keberadaannya, bukan menjadi daerah kelas dua yang bisa sewaktu-waktu digusur dan diubah penggunaannya menjadi bangunan tingkat tinggi atau pusat perbelanjaan. Sebagai kota, Surabaya memang tumbuh menjadi metropolitan yang dewasa dan bijak menjejakkan langkah pembangunannya. Suasana kampung dipertahan­ kan bukan hanya karena memberikan kota karakter pada ruang-ruangnya, tetapi juga mewujudkan lingkungan yang familier sehingga kota lebih dekat dengan penduduknya. “Kota itu mestinya memiliki ciri untuk menjadi eksis,” Johan Silas menambahkan. Kota juga peruntukannya tidak hanya untuk golongan masyarakat tertentu saja, pembangunan gedung-gedung juga harus lebih sensitif melihat perannya sebagai bagian dari kota. Bagaimana hubungan mereka dengan masyarakat lapisan bawah. Hubungan yang positif tentunya mendukung sistem interaksi yang baik sehingga perekonomian juga berjalan dengan baik. “Kota itu dimulai dari kampung. Di sanalah tersimpan sejarah, ritual, dan budaya,” jelasnya. Johan Silas memang salah satu dari sedikit orang yang menyadari bahwa kota itu sudah seharusnya dijalankan oleh masyarakat. Bagaimana penduduk kota bisa menambahkan banyak hal positif ke dalam kehidupannya merupakan mekanisme kota yang merakyat. Di Kota Surabaya kampung-kampungnya diakui eksistensinya dan diperbaiki secara infrastruktur dan sistem pendukungnya. Meskipun jalannya sempit tetapi masih bisa dimasuki ambulans. Di sisi lain, penduduknya bisa memiliki pendidikan yang tinggi. Dengan bangga beliau menyampaikan bahwa Surabaya sampai menghabiskan 300 juta untuk subsidi pendidikan. Di sinilah kunci meningkatnya apresiasi warga kota terhadap tatanan lingkungannya. Kampung kemudian memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik secara ekonomi dan juga menjadi elemen penentu perekonomian kota.

M

Paling ATAS Karena

sepak terjangnya dalam mewujudkan pemukiman di Nias, Prof. Johan Silas mendapatkan gelar kebangsawanan

Atas dan halaman sebelah Beberapa

proyek pemukiman Prof. Johan Silas


luminaryindesign

Sebagai salah satu pendiri Arsitektur ITS Surabaya, beliau sudah memiliki bayangan bahwa lulusan dari institusi yang akan dibangunnya ini bakal menjadi orang penting yang membanggakan. Sebut saja nama Risma Trihartini, wali kota Surabaya yang sedang ba足 nyak diperbincangkan, begitu juga beberapa alumnus yang mendapatkan beasiswa bergengsi ke luar negeri. Fakta-fakta inilah yang membuat Johan Silas menjadi semakin semangat untuk membagikan ilmunya dan juga menggugah hati para murid-muridnya untuk peduli kepada lingkungan. Konsistensi dan persistensi untuk mengulik dan mencari tahu lebih dalam juga diteruskan kepada murid-muridnya. Di sisi lain kehidupan akademisi, Johan Silas dipercaya oleh berbagai badan setingkat nasional dan regional seperti Asian Developement Bank untuk ber足bagai proyek revitalisasi atau perencanaan pemukiman di berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya adalah Aceh dan Nias pascatsunami. Banyaknya rumah-rumah yang hilang dan rusak diterjang tsunami sehingga membutuhkan upaya relokasi atau membangun kembali kampung yang dahulunya ada. Sebagai seorang profesor, Johan Silas melihat konsep kampung sebagai hal yang sangat penting dengan berbagai macam teori pendekatan yang bisa diaplikasikan. Namun, semangatnya untuk mengenal lebih dekat, tahu lebih dalam tentang sebuah daerah dan komunitas kampung membuatnya terjun langsung, berdialog, dan melalukan riset yang mendalam tentang budaya, ritual, simbol, dan simbol tradisional. Pemukiman yang mendapatkan sentuhan ide dan pemikirannya bisa dipastikan memiliki tatanan yang mendekati aktivitas penduduknya. Semacam tuntutan untuk memenuhi fungsi-fungsi dari pemukiman yang dirancangnya. Semangatnya untuk menemukan karakter sebuah pemukiman yang sesuai dengan penduduknya membuahkan respons positif. Di Pulau Nias Johan Silas mendapatkan kedudukan tradisional yang mencerminkan betapa dekatnya dia dengan masyarakat. Melalui perencanaannya, rekonstruksi pemukiman di Nias tidak hanya memberikan kembali rumah tinggal bagi keluarga yang kehilangan rumahnya tetapi Prof. Johan Silas berhasil mengha足

dirkan kembali karakter-karakter lokal yang membuat mereka merasakan dekat dan familier dengan desain pemukiman yang baru. Merekonstruksi pemukiman memang tidak pernah sederhana baginya. Semua harus bisa dibantu dan mampu menghadirkan akses yang mewadahi. Bukan berarti tutup mata dengan menghadirkan rumahrumah yang setipe saja, tapi pemikiran tentang kampung ekologi, ruang terbuka, pengelolaan sampah, dan lain-lain harus juga dipikirkan. Prof. Johan Silas bahkan melakukan riset mendalam tentang pola tradisi足 onal yang dekat dengan masyarakat dan merepresentasikan budaya pada proyeknya di Aceh. Ketertarikannya pada sejarah dan filsafat sedikit banyak juga membuatnya khawatir tentang nasib cerita dan dongeng rakyat. Masyarakat masa kini rupanya lebih tertarik pada cerita dan dongeng dari luar negeri, sementara yang di dalam negeri terlupakan. Dongeng itu sendiri tidak bisa lepas dari konteks kampung yang menjadi cikal bakal kota. Seperti Kota Surabaya yang sangat sedikit dituliskan oleh Belanda, tetapi memiliki banyak dongeng yang patut dilestarikan. Menurutnya, sering kali arsitek atau desainer harus meletakkan satu kaki di masa depan, dan satu kaki di budaya trandisional. Namun, harus dengan gigih menemukan pertemuan antara dua hal tersebut tanpa harus melupakan atau meniadakan karakter yang ada. Prof. Johan Silas sudah terlibat dalam perencanaan kota di berbagai daerah di Indonesia, tetapi dia selalu berupaya melibatkan masyarakat agar penduduk hunian yang dirancangnya ikut merasa memiliki bangunan dan lingkungan pemukiman yang ditatanya. Sebuah kepuasan secara profesional bagi Johan Silas adalah ketika telah berlalu beberapa tahun, masyarakat masih memberikannya sambutan hangat ketika dia berkunjung.

Johan Silas 1963 Lulus kuliah di Arsitektur ITB. 1965 Mendirikan Jurusan Teknik Arsitektur ITS Surabaya. 1965-Kini Dosen Arsitektur ITS Surabaya, Profesor di Lab. Pemukiman ITS Surabaya 1979 Mengikuti Program Housing in Urban Development di London. 1980 Mengikuti Program Housing, Building, & Planning di Rotterdam. 1984/85 Mengikuti Cooperative Housing di Tokyo. 1986 Mengikuti Comparative Study on Urban Anthropology di Prancis. 1987 Mengikuti Inner City Conservation di Berlin. 2004-05 Staf ahli KLH. 2005 Memperoleh penghargaan Habitat Scroll of Honour, untuk kategori penelitian dan pengabdian bertahun-tahun dalam memberikan tempat bernaung bagi kaum miskin. Awal bergabung dengan team ITS-Jatim dalam membangun kembali ground zero Kota Calang (Kabupaten Aceh Jaya) 2006 Terlibat dalam rehabilitasi dan rekonstruksi Kota Calang di Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias setelah gempa bumi dan bencana tsunami. Berupa studi mitigasi bencana dari sudut pandang perumahan dan penguatan pemukiman informal (kampong). Mendapatkan gelar Balugu Samaeri Ono Niha oleh warga adat Nias Selatan setelah tiga tahun ikut membangun kembali rumah adat dan rumah lainnya yang rusak karena gempa. 2005-09 Sebagai tenaga ahli ADB untuk membangun sekitar 6.000 rumah di Aceh dan Nias pascatsunami. 2012 Dengan menyiapkan rencana pembangunan sekitar 100 fasilitas kesehatan akibat gempa 2009 di berbagai pelosok Sumatra Selatan.

Lab. Pemukiman ITS Surabaya (62) 31 592 4301

indesignlive.ASIA

67


68

TOLERANSI DI BAWAH BATU Kehadiran beberapa mural di kota Jakarta menjadi jeda yang sarat dengan nilai seni di antara kesemrawutan dan kemacetan jalanan ibu kota


ARTindesign

Teks Sunthy Sunowo Fotografi Brett Boardman

ural sendiri sebenarnya adalah bentuk karya seni yang telah dikenal oleh manusia sejak prasejarah. Pada zaman Renaisans juga dikenal teknik pembuatan mural yang disebut fresco. Kehadiran media seni ini kemudian mulai banyak muncul di Indonesia, khususnya di kota-kota besar pada dekade terakhir. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila 15th Jakarta Biennale 2013 yang lalu menghadirkan beberapa seniman untuk mengerjakan mural di berbagai lokasi di Kota Jakarta. Terdapat banyak kegiatan selama acara biennale, dari pembuatan mural, Jakarta City Space, dan Wok the Work: Jakarta Trash Squad. Abdulrahman Saleh, Serrum, TrotoArt &Jatiwangi Art Factory, dan Enrico Halim adalah beberapa nama yang menginisiasi beberapa instalasi dan workshop selama 15th Jakarta Biennale 2014 kemarin. Sementara itu, karya mural itu sendiri menarik perhatian khalayak umum karena karya-karya tersebut bisa dinikmati dan diamati sehari-hari ketika melewati jalanan tersebut. Bujangan Urban mengisi tembok di depan Wisma BNI 46, Fintan Magee membuat mural di gardu listrik Panglima Polim, dan Eko Nugroho mendapatkan lokasi di terowongan RC Veteran, Bintaro. Lokasi yang dipilihkan oleh panitia ini ternyata menghasilkan

M

respons yang menarik dan menghasilkan respons yang positif dari para pengguna jalan yang melaluinya. Seperti lokasi mural Eko Nugroho yang berada di terowongan jalan di bawah jalan tol yang sudah pasti gelap dan tidak menarik. Mural ternyata tidak hanya sebuah lukisan indah atau artistik di atas media dinding atau bidang di area publik, tetapi terdapat beberapa fungsi lain yang secara tidak sengaja memberikan pengaruh kepada siapa pun yang melihatnya. Dalam kasus mural karya Eko Nugroho yang dikerjakan selama 10 hari ini, kehadirannya mengubah terowongan yang tadinya hanya fungsional membosankan, kemudian menjadi terowongan yang bernilai positif. Dari komposisi warna yang digunakan oleh Eko Nugroho juga sedikit banyak meninggalkan kesan mendalam yang tidak mudah dilupakan atau dilewatkan. Kehadiran mural ini juga membuat terowongan tersebut lebih dikenal dan memiliki identitas. Orang kemudian bisa lebih memahami lingkungannya dengan kehadiran mural tersebut. Sementara karya seni yang diberi judul Toleransi di Bawah Batu ini membangun apresiasi publik terhadap lokasi terowongan RC Veteran, mural ini juga menggugah pemikiran. “Pencarian dan pertanyaan besar masyarakat indonesia dewasa ini tentang sebuah arti berbagi dan

kebersamaan, karena toleransi sudah bukan masalah kecil bagi masyarakat kita yang sangat majemuk dengan berbagai macam budaya dan tradisi ini,� jelas Eko Nugroho. Intepretasi publik yang melintas bisa jadi beragam, tetapi kalimat “Toleransi di Bawah Batu� menjadi bagian dari karya mural yang akan terus berevolusi dengan konteks berbangsa di Indonesia. Mural akhirnya memiliki fungsi sosial dan juga penanda dalam skala kota. Karya Eko Nugroho ini memang dibuat dalam rangka 15th Jakarta Biennale 2014, tetapi memberikan pengaruh lebih jauh dan mungkin tanpa disadari oleh mereka yang setiap hari melintas. Bagi Eko Nugroho sendiri mural ini menjadi representasi keprihatinan dan pemikirannya. Menurutnya penyeragaman bukanlah hal yang dikehendaki manusia dalam hidup ini. Berbagi, cinta, menghormati dan mengulurkan tangan adalah jati diri manusia yang sesungguhnya.

Sunthy Sunowo adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

indesignlive.ASIA

69


bankside theatre Sebuah bangunan khas pada Tepi sungai di kota Brisbane menunjukkan bahwa kebutuhan adalah AKAR dari semua penemuan


portfolioindesign

71

Teks Paul McGillick fotografi Christopher Frederick Jones & FLORIAN GROEHN arsitek Cox Rayner lokasi Brisbane | AUS PROyek 111 Eagle Street

indesignlive.ASIA



portfolioindesign

angunan baru di One One One Eagle Street di Kota Brisbane menjadi ilustrasi nyata bahwa kebutuhan adalah akar dari penemuan dan sebagai respons imajinatif akan kondisi urban saat ini. Pada saat bersamaan, kualitas hasil akhirnya merupakan bukti dari proses kolaboratif yang melibatkan klien, arsitek, desainer interior, insinyur, dan kontraktor. Yang juga penting, bangunan ini menjadi contoh langka akan “tata krama masyarakat”—menjunjung lanskap kota yang ada agar lebih meningkatkan fasilitas bagi warga Brisbane. Asal-usul akan lanskap perkotaan di Brisbane dimulai dari Riverside Centre karya Harry Seidler (1986) lewat ruang plazanya yang seolah menyambut kehadiran sungai dan menghubungkannya dengan kota. Dengan prospek pengembangan tiga lahan yang saling berdekatan, pada 1966 Seidler diminta untuk menyiapkan sebuah masterplan untuk daerah pusat yang dapat menentukan berbagai batasanbatasan di sekitar bangunan, sekaligus menjaga nilai tiap bangunan dengan melestarikan pemandangan koridor dan akses ke alam terbuka. Riparian Plaza yang selesai dibangun tahun 2005, memberikan dua bangunan apik untuk Kota Brisbane dengan sebuah ruang antara yang menantang bagi arsitek mana pun untuk merancang bangunan di dalamnya. Tantangannya adalah ruang tersebut menjadi loading dock, beroperasi 24/7 melayani kegiatan bisnis sepanjang sungai, substation, serta sebagai entrance menuju parkir bawah tanah, yang mana menjadi kendala untuk membangun fondasi bangunan yang akan dibangun nantinya. Saat pemilik lahan, GPT, memutuskan kondisi pasar yang memang sesuai untuk mengembangkan lahan, mereka mengadakan sebuah kompetisi, yang dimenangkan oleh Cox Rayner bekerja sama dengan perusahaan konstruksi, Arup. Desain yang brilian terletak pada caranya dalam menyelesaikan persoalan teknis, mengusulkan sesuatu yang ringan, bangunan transparan dengan

B

bentuk yang istimewa, menawarkan fasilitas premium bagi penyewa dan memberi pengalaman yang menarik pada lantai dasar. Diakui, bangunan ini lebih terlihat berbeda ketimbang dua bangunan karya Seidler di area yang sama, agar terlihat sebuah hubungan yang kontras agar menghidupkan daerah tersebut. Lebih dari itu, bangunan ini menambahkan sebuah dimensi baru, di mana banyak area foyer yang impresif, bahkan hampir terasa mengintimidasi. Sebuah koneksi, menyatukan bentuk dan fungsi adalah yang ditampilkan oleh One One One, mengundang orang untuk melewatinya dan menyelam bersama bangunannya, memanusiakan ruang publik. Tristram Carfrae dari Arup mengusulkan struktur baja ringan yang terdiri dari 8 “pohon baja” yang bercabang dan meruncing (dari 800 mm hingga 300 mm2) hingga ke lantai 54. Kolom dirancang untuk berada di belakang dinding kaca hemat energi yang memberikan efek “de-materialising” bila dilihat dari

Kiri Area masuk pada sudut barat daya bangunan bAwAH Pintu masuk di bagian barat daya dengan taman berbentuk segitiga

Asal-usul lanskap perkotaan di Brisbane bermula pada Riverside Centre, lewat ruang plaza yang menyambut kehadiran sungai dan menjadi penghubung kota pAul mcgillick

indesignlive.ASIA

73


PALING Atas Ruang intim

pada lantai mezanin

atas Ilustrasi potongan

bangunan menunjukkan fasade kaca, ruang dan sirkulasi udara dari lantai hingga plafon KANAn Area lobi pada pintu masuk barat daya

luar. Kendala yang dihadapi adalah meletakkan core lift pada ujung barat daya bangunan. Dengan begitu, transparansi bangunan sangat tinggi bila dilihat dari luar, sambil menciptakan kondisi interior dengan ruang-ruang yang mengalir, termasuk lobi di lantai dasar yang mengelilingi struktur inti bangunan. Bentuk yang unik lengkap dengan struktur menyerupai pohon terinspirasi dari dua pohon ara putih dan satu pohon beringin, yang ada sejak akhir abad ke-19, pada salah satu cagar yang terletak di ujung bagian selatan-barat, seperti perkawinan antara alam dengan lingkungan binaan. Alexander Lotersztain menganalogikan lebih lanjut lewat karya seninya ‘Breathe’ yang berkonsep memasukkan cahaya hingga ujung atas bangunan, memberi karakter organik. Kaca hemat energi tidak hanya mengurangi beban panas yang dihasilkan bangunan, namun juga memberikan transparansi dari luar, memasukkan cahaya alami ke dalam bangunan. Ini menjadi salah satu strategi berkelanjutan agar mendapatkan rating bintang 6 untuk kategori green building. Jayson Blight dari Cox Rayner berkomentar, “Tujuan GPT adalah memiliki gedung ini selamanya sehingga mereka ingin sesuatu yang sifatnya abadi, mereka ingin menjadi kualitas.” Dan, “sebuah proses kolaboratif tingkat tinggi,” lanjutnya. Hal tersebut merujuk kepada area bistro dan café—di area inilah, bersamaan dengan lobi dan tangga spiral menuju lantai mezanin yang istimewa, merupakan peranperan terpenting dalam memberikan karakter bangunan pada lantai dasar. Berjalan dari sisi gedung menuju pintu masuk utama, Anda akan melihat desain bistro yang sangat menggoda, dengan pengalaman ruang yang menakjubkan. Terlebih ketika Anda masuk ke dalam bangunan di mana mata Anda terpaku pada ruang penuh cahaya, dengan skala dua kali tinggi


portfolioindesign

“ Tujuan GPT adalah memiliki gedung ini selamanya sehingga mereka ingin sesuatu yang sifatnya abadi, mereka ingin menjadi kualitas.� JAYSON BLIGHT, Cox rayner

indesignlive.com

75


Lantai mezanin menjadi ruang publik yang megah, dapat diakses melalui tangga spiral atau tangga berjalan pAul mcgillick


portfolioindesign

ruang pada bistro, kayu batangan dan kabinet yang luar biasa. Terdapat area makan paralel di mana terdapat area duduk pada sisi bar, dan meja berada di belakang dinding kaca yang mempunyai skala tiga kali lebih tinggi dari ruang, melihat ke arah mezanin. Lantai mezanin menjadi ruang publik yang megah, dapat diakses melalui tangga spiral ataupun tangga berjalan. Pada level ini area lobi lift, cafĂŠ dan bistro dijalankan oleh Philip Johnson. Dari cafĂŠ, Anda dapat menatap karakter khas dari bistro yang terletak di bawahnya. Walau kafe menjadi area publik yang sangat ramai dan sibuk namun terdapat ruang di balik lift yang jauh lebih tenang dan intim, juga teduh akibat berada di bawah kanopi akan struktur luar yang seperti pohon beringin, pandangan luas seakan berada di atas pohon. Kembali pada lantai dasar, lobinya dirancang agar mengitari core yang di sekitarnya terdapat area meeting informal. Menjadi sangat penting untuk dapat menyadari bahwa bangunan itu terletak di atas area loading dock sehingga lantai dasar menjadi area publik yang seolah melayang di atas tanah, transparansi yang mereka aplikasikan menghasilkan ruang seperti teater. Dalam artian, One One One tidak hanya mengawinkan konteks dengan aspek visual tetapi juga membujuk dan mendorong masyarakat sekitar untuk memperlakukan ruang tersebut sebagai sebuah “ekstensiâ€? dari area publik yang biasa mereka miliki. Contoh yang baik dari tren yang muncul untuk porositas yang lebih besar di gedung-gedung publik kita di mana publik dan domain privat menyatu.

Paul McGillick adalah Editor di Indesign.

aTAS Area lobi lift pada lantai mezanin, menjadi ruang publik dengan kafe dan area duduk kanan atas Tangga menuju lantai mezanin karya Seidler yang inspiratif

indesignlive.ASIA

77


Organic Space Paul McGillick menelaah fluiditas dan koneksi spasial yang memberikan karakter organik yang kuat pada sebuah tempat kerja ox Rayner juga telah merancang fit-out untuk salah satu penyewa di 111 Eagle Street—perusahaan energi, ERM, yang telah menjalin hubungan lebih dari 11 tahun. ERM, perusahaan energi dari pembangkit listrik berbahan bakar gas, adalah newcomer di ranah perusahaan energi, namun mereka baru-baru ini telah mengalami pertumbuhan yang cepat dan substansial. Oleh karenanya, mereka mengembangkan akomodasi sebelumnya, di mana staf mereka tersebar di hampir beberapa lantai. Kepindahan mereka ke 111 Eagle Street tidak hanya memungkinkan untuk melakukan konsolidasi ke “dua lantai premium pada sebuah bangunan kelas premium” juga untuk memperbarui citra mereka, sebagaimana Wei Shun Lee dari Cox Rayner mengatakan. Dengan didasari bahwa mereka telah menempati bangunan ikonis di CBD Brisbane, mereka dapat mengirimkan pesan kepada sektor perusahaan bahwa perusahaan mereka akan tetap energik dan dinamis untuk kekuatan ritel jangka panjang dari sumber yang berkelanjutan dan menawarkan layanan berorientasi klien. Menurut Wei Shun Lee, “Mereka ingin merasa cukup hijau, alami, dan tetap sinkron dengan keseluruhan bangunan, arsitektur, juga masterplannya.” Untuk dapat menyatu dengan arsitektur bangunan, berarti merespons bentuk yang terpenting juga menyesuaikan dengan jarak core lift. Hal tersebut memungkinkan arsitek untuk membuat sebuah vista lewat floorplate (1500 m 2), menciptakan sensasi koneksi melalui fit-out dan menghubungkan area klien dan staf. Memasuki ruang penerima sesorang akan merasakan sensasi ruang yang tidak hanya luas namun juga mengalir seperti sungai ke area lainnya. Hal tersebut juga dapat dirasakan lewat perbedaan tinggi plafon, dari 3 m ke 2,9 m dan 2,7 m, ditambah cahaya alami yang masuk dan memungkinkan pemandangan luar biasa di seberang kota hingga ke pedalaman. Fasadenya pun seolah menghentikan cahaya matahari langsung.

C

Dikaburkan oleh ambalan serta kisi-kisi yang berperan sebagai deflektor cahaya pada lantai dalam. Adanya pemecah cahaya ini juga menjadi perangkap suhu panas yang langsung dikeluarkan kembali lewat celah pada plafon. Terdapat pula sensasi drama tentang ruang penerima. Hal ini sebagian berasal dari 19 kolom miring pada bangunan, juga dari desain yang luar biasa, meja resepsionis melengkung terbuat dari kayu walnut Amerika. Wei Shun Lee berkomentar, “Biarkan pemandangan yang berbicara,” tapi bagian dari bengkel tukang kayu pasti memiliki banyak untuk mengatakan untuk dirinya sendiri. Terlepas dari sambungan yang dibuat custom, Cox Rayner juga merancang sistem partisi di ruang-ruang klien, di mana dengan menekan sebuah tombol dapat langsung menjadi ruang privat tanpa membutuhkan kerai atau gorden. Adanya operable wall pada proyek ini juga memungkinkan Anda untuk membuka ruang namun privasi di dalamnya tetap terjaga. Denah awalnya, open plan dengan fit-out yang berliku meliputi sejumlah ruang kantor tertutup, hal ini disebabkan sifat bisnis perusahaan yang membutuhkan “semacam dinding Cina.” Biar begitu, kantor ini juga merespons kepada bentuk lengkung dan transparansi dari keseluruhan bentuk fit-out lewat dinding kaca lengkung berbingkai kayu. Sama halnya, meskipun dengan skenario open plan, ERM menginginkan ruang individu untuk para staf. Lalu Cox Rayner mengembangkan sistem workstation baru yang berkolaborasi dengan Living Edge sehingga ruang-ruangnya mengalir dan melebur satu sama lain. Ruang bersama untuk staf berada di tengahtengah sebagai ruang meeting informal serta akses ke lantai atasnya melalui tangga. Transparansi ini mencerminkan keterbukaan ke pemandangan sensasional di luar sana dengan teras outdoor lengkap dengan pohonnya.

aTAS Area resepsi ERM

memanfaatkan fluid floorplate yang besar kanan Ruang meeting di mana terdapat kolom miring yang menjadi elemen struktural gedung ujung kanan Detail dan sambungan yang menyesuaikan dengan tema lengkung


portfolioindesign

indesignlive.ASIA

79


atas Area breakout mengarah ke teras atap Kanan atas Sambungan antara dinding kantor dan kaca lengkung terintegrasi memperkuat fluiditas ruang HALAMAN SEBELAH ATAS Bistro One Eleven

dilihat dari atas tangga BAWAH Philip Johnson

one one one eagle street Arsitek Prinsipal Jayson Blight, Michael Rayner, Philip Cox TIM DESAIN Michelle Fitzgerald, Spyros Barberis, Kim Huat Tan, Shane Horswill, Samantha Ritch, Sophie Benn, Steve Hunter, Tara Ram, Jee Heng, Vesna Lazarevic, Zile Zolte DESAINER GRAFIS Belinda Williamson, Troy Rafton, Leon McBride MANAJER PROYEK Burns Bridge Sweett Pty Ltd KONSULTAN ARUP Structural and Civil Engineers, URBIS Planning Consultant, WSP Lincolne Scott Services Engineers and ESD Consultants, TTM Consulting QLD Pty Ltd KONSULTAN LANSKAP Gamble McKinnon Green KONTRAKTOR Leighton Contractors Managing Contractor KONSULTAN BISTRO & BAR ESPRESSO Nicom Interiors, ARUP Structural and Civil Engineers, Triple M Group of Companies, Stoddarts, Bridgeman Stainless Steel, Procook waktu penyelesaian 5 tahun TOTAL area lantai 64,000m2 COX RAYNER ARCHITECTS (61 7) 3210 0844 | coxarchitecture.com.au

ERM Power

FURNITUR Pada Podium Lantai 7 , kursi‘Ox’ karya Erik Jorgensen dari Corporate Culture. kursi ‘Capri’,dedece. Coffee table dari Blok Furniture. Meja concierge dibuat custom oleh Walchime Pty Ltd. Pada Mezzanine Lantai 9, ‘My Chair’ Walter Knoll dari Living Edge. Pada Bistro, bangku ‘Acanto’ Max Aalto dari Space Furniture, meja makan dari Deka Design, dudukan bangku, Projects Queensland, stool‘Tractor’dari Living Edge.

waktu penyelesaian 1 tahun 3 bulan TOTAL AREA LANTAI 2.800 m2

PENCAHAYAAN Secara keseluruhan lampu, Zumtobel Panos Infinity dan LAD.

COX RAYNER ARCHITECTS (61 7) 3210 0844 | coxarchitecture.com.au

FINISHING pada Podium Lantai 7 dan Mezanin Lantai 9, lantai‘Nero Tempesta’ dinding batu dari CDK Stone. Alas pada pintu masuk dari International Floor Coverings. Cladding pada tangga dan kolom CASF. Plafon akustik gantung,Mikor. Plafon cermin stainless steel,Rimex. Karpet, RC&D dan Interface Flor. Cat warna dari Dulux. Tirai dari Décor Blinds.

FURNITUR Keseluruhan area kantor, kursi ‘Mirra’, kubikal meja kerja ‘120 deg’, kursi ‘Aeron’ dan kursi aluminium Herman Miller semuanya dari Living Edge. Dalam Boardroom, meja kontrak‘Carma’ dari Stylecraft. Di area Breakout, stool ‘Tom & Jerry’ dan meja ‘Topsy’ dari Corporate Culture. Di dalam Café, kursi ‘Ha-Hee-C’ dan meja ‘RD-X’ dari Corporate Culture. Pada balkon, black drum ‘C C’ dan kursi ‘Hee Easy’ dari Corporate Culture. Seluruh bangku‘Very Conference’ dari Haworth.

FIXED AND FITTED Secara keseluruhan, perangkat keras, sambungan dan alat sanitasi dari Projects Queensland, Bridgeman Stainless Steel, CDK Stone dan G. James.

Blok Furniture blokfurniture.com.au (61 7) 3876 4422 Briggs briggs.com.au (61 2) 9732 7888 CASF casf.com (61) 1300 795 004 CDK Stone cdkstone.com.au (61 7) 5537 3222 Corporate Culture corporateculture.com.au (61 7) 3852 4220 Décor Blinds decorblinds.com.au (61 7) 3716 7766 Dedece dedece.com (61 2) 9360 2722 Deka Design dekadesign.com.au (61 7) 3396 5850 Dulux dulux.com.au (61) 13 23 77 Forbo forbo.com (61) 1800 224 471 Havwoods havwoods.com.au (61 2) 4936 9444 Haworth haworth.com (61 7) 3253 5504 Interface interface.com (61 7) 3512 8212 International Floor Coverings interfloors.net (61) 1800 339 379 Jeb International jeb.com.hk (85 2) 3765 0913 Keystone Acoustics keystoneacoustics.com.au (61 2) 9604 8813 Klik System Australia kliksystems.com.au (61 7) 3252 3577 Kvadrat Maharam kvadratmaharam.com.au (61 2) 9212 4277 LAD Light and Design Group ladgroup.com.au (61 7) 3324 0222 Laminex laminex.com.au (61) 132 136 Living Edge livingedge.com.au (61 7) 3137 2900 Mikor mikor.com.au (61) 1300 064 567 Projects Queensland projectsqld.com (61 7)5564 9977 RC&D rc-d.com.au (61 7) 3852 6300 Rimex rimexmetals.com.au (61 2) 4340 5599 Space Furniture spacefurniture.com.au (61 7) 3253 6000 Stylecraft stylecraft.com.au (61 7) 3244 3015 Walchime Pty Ltd walchime.com.au (61 7) 3205 3444 Zumtobel Panos Infinity zumtobel.com.au (61 7) 3854 7022

tim desain Wei Shun Lee, Kate Pottinger, Steve Hunter, Spyros Barberis pembangun Schiavello Construction: Bret Gehrman, Shane Cook, Dave Allenby JOINER Arris Projects SERVICE ENGINEER NDY INSINYUR STRUKTUR ARUP

Pencahayaan Secara keseluruhan menggunakan ERM, lampu dari Zumtobel, Klik danLAD. FINISHing Pada lantai 52 dan 53, lantai dan tapak tangga menggunakan kayu dari Havwoods. Balustrade tangga dari kayu ek warna putih dari Briggs. Karpet dari Carpets dan Interface. Sistem dinding dan partisi dariJeb International. Finnishing dinding kayu Ek dari Briggs. Plafon akustik gantung,Mikor. Plafon akustik eternit berlubang dariKeystone Acoustics. Cat dari Dulux. Tirai dari Décor Blinds. FIXED AND FITTED Secara keseluruhan, perangkat keras, sambungan dan alat sanitasi dari CASF, Briggs, Forbo danLaminex.


portfolioindesign

In discussion

philip johtnson menceritakan perjalanan menuju bistro one eleven

P

Philip Johnson terkenal sebagai pemilik restoran di Brisbane, salah satu yang ikonis, Ecco. Kali ini ia dan Inge Pirrie bercerita tentang perjalanan ke One Eleven, bistro baru mereka.

hilip Johnson: Kami telah menjalankan Ecco selama hampir 18 tahun dan kami selalu berusaha melakukan hal lainnya. Namun Anda akan selalu berpikir untuk berada dalam sebuah kota karena, percaya atau tidak, beberapa ratus meter persegi akan membuat perbedaan yang besar. Dan, walaupun Ecco tetap ramai di malam hari, aktivitas niaga saat siang di sini tak kalah ramainya. Jadi, tidak ada pengganti untuk posisi, posisi, posisi. Inge Pirrie, partner bisnis saya, datang dan menunjukkan saya banyak hal, lalu saya pikir ini hanya menjadi salah satu dari list panjang yang dapat terjadi. Namun, saat kami melihat lahan dengan posisi strategis, kami harus mengambil kesempatan ini. Lalu kami bertemu GPT dan David Martin, seorang dengan visi fantastis. Kenyataannya, ia hanya berbicara tentang makanan dan mobil dan sedikit tentang furnitur restoran. Awalnya mereka berniat membuat sesuatu yang sederhana seperti coffee shop. Lalu kami berusaha meyakinkan mereka untuk membangun sesuatu yang lebih besar. Terima kasih kepada Cox Rayner dan GPT, kami dapat mewujudkan 90% keinginan kami.

Bekerja bersama Cox Rayner seperti menghirup udara baru. Apa yang mereka tunjukkan adalah sebuah keunikan serta titik pandang akan perbedaan. Saya belajar dari Rob Riddell pada Ecco dan saya melihat itu sebagai level yang sangat tinggi bersama Cox Rayner. Hal ini menjadi proyek paling menyegarkan yang pernah saya lakukan. Semua orang memiliki sebuah visi yang sangat jelas pada kualitas serta tampilannya. Di semua detailnya. Menunjukan kualitas papan atas dalam skala negaranya atau mungkin skala dunia. Posisi favorit saya untuk melihat ke arah restoran yaitu dari coffee shop. Anda dapat melihat segalanya dari sana. Sebuah ruang yang sederhana namun sangat hebat. Makananya pun seenak Ecco, bahkan lebih murah. Bangunan Ecco sungguh hebat, tapi apa yang kami punya di sini dua kalinya. Tidak hanya dari servis makanannya, namun juga sebuah platform yang sedikit didapat oleh orang lain. Kalau saja GPT dan Cox Rayner tidak bermurah hati, proses fitting belum tentu akan seperti sekarang ini. Ada hal yang memang di luar kendali saya. Inge Pirrie: Perabotan adalah hal yang sama seperti bangunan—hal terbesar yang kami perhatikan adalah masalah kualitas. Kami mencari furnitur yang

organik dan punya durabilitas tinggi, yang akan terlihat benar-benar baik dan sesuai tujuan operasional. PJ: Anda hidup dan belajar bersama restoran. Saya pernah memiliki sebuah restoran bernama Le Bronx dan terbiasa menggunakan taplak meja, dan kami menghabiskan seribu taplak dalam sebulan. Dan akhirnya kami tidak menggunakannya di Ecco, untuk resto berikutnya saya menggunakan meja kayu. Dengan proyek ini, Jayson ingin menggunakan kulit dan awalnya saya menolak—karena pasti akan tergores atau sobek dan saya tidak ingin mengenakan hal semacam itu. Tetapi ia bersikeras mencoba, dan benar saja kami menggoresnya, menyiram sesuatu di atasnya. Dari hal tersebut kami justru mencapai hasil yang fantastis dengan mendengarkan pendapat orang dan lalu menjadi yakin. IP: Hal itu menjadi konsisten sepanjang proyek—mencoba berbagai macam pilihan material, detail pada balok kayu, hingga pemilihan menu makanan. PJ: Saya rasa saya mendapatkan fitout restoran yang sangat mudah. Dan proses ini berjalan dengan amat mulus. Kebanyakan pemilik restoran hampir menyerah justru saat nyaris selesai karena penuh dengan tekanan.

indesignlive.ASIA

81


Total Makeover SEBUAH Transformasi bangunan yang memberi perubahan pada cara hidup


portfolioindesign

teks Paul McGillick fotografi Daniel Mayne arsitek Ian Moore Architects lokasi Sydney| AUS PROyek 12WBT

empat ini merupakan tempat yang sangat ideal untuk permulaan bagi perusahaan untuk menuju sukses yang berlokasi di pusat budaya Sydney, Surry Hills. Daerah tersebut adalah Foster Street yang merupakan sebuah pusat desain “mini” pada pusat desain yang lebih besar. Merancang tubuh, bukan kursi atau meja—inilah yang dilakukan oleh 12WBT, yang merupakan akronim dari 12 Week Body Transformation, sebuah program online bagi siapa pun yang ingin berolahraga, dalam program diet dan ingin membentuk kebugaran tubuhnya. Ini merupakan gagasan dari salah satu channel kebugaran selebriti di televisi, Michelle Bridges, yang telah sukses dan membalikkan tren global dari bekerja di kantor menjadi bekerja di luar lokasi. Program ini berjalan seperti pusat kebugaran dengan beberapa staf yang menjalankannya dari rumah. Saking fenomenalnya kantor ini berkembang hingga hanya memerlukan 20 staf dalam satu kantor. Selain itu, perusahaan ini butuh sebuah identitas— mereka membutuhkan penampilan dan sebuah kepekaan. “Idenya adalah tidak membuat mereka terlihat seperti pemula,” ucap sang arsitek, Ian Moore. Hal ini berarti memberikan penampilan berkelas yang permanen bagi perusahaan—serta tampilan yang menonjolkan keunikan mereka. Bangunan ini menjadi awal yang baik karena rencana yang dibuat sangat istimewa dengan cara yang khas pada Surry Hills. Moore mengartikan itu sebagai sebuah “bangunan yang belum sempurna dengan material beton”. Namun bentuknya yang iregular memungkinkan Moore untuk merancang ruang kerja untuk 16 staf permanen dengan 4 meja, 4 ruang kantor, dan ruang konferensi video, ruang bilas, dan segala fasilitas kamar mandi, serta sebuah ruang studio—seperti sebuah ruang tamu—yang dilengkapi dengan dapur untuk rekaman video latihan dan demonstrasi masak. Pada saat yang sama, tujuannya adalah menghubungkan berbagai area fungsional ke dalam sebuah kantor, menggunakan kaca fritted sebagai partisi untuk menyeimbangkan privasi secara keseluruhan pada area kerja. Tirai pada ruang studio dapat menjadi sumber cahaya natural lewat jendela pada dinding sebelah timur. Keseluruhan finishing yang dilakukan Moore terekspos untuk memberikan kontras yang menarik. Dengan langit-langit beton ekspos, semua kabel dan pipa terekspos melalui tempat kabel yang rendah pada

T

indesignlive.ASIA

83


halaman sebelumnya

View dari ruang studio/ breakout ATAS KIRI Area Studio yang menyambung dengan dapur KIRI Ruang kerja demonstrasi masak pada dapur atas Ruang kantor dengan dinding partisi kaca fritted


portfolioindesign

tujuannya adalah untuk menghubungkan … berbagai area fungsional ke dalam sebuah kantor pAul mcgillick

sisi bawah langit-langit beton—yang termasuk lampu gantung, alarm asap, bahkan air ports untuk komputer. Namun area yang lebih halus dan lembut (untuk kekedapan akustik) menggunakan karpet dengan warna yang diperkenalkan pada karpet, menjadi sebuah peluang untuk identitas perusahaan yang saat ini merupakan percampuran akan warna kuning dan hijau buah alpukat. Bangku ‘Shell’ dari Eames dibungkus dengan kain abu-abu atau hijau alpukat untuk mendefinisikan ruang—bersama dengan meja kerja yang dibuat custom, kabinet Planex, dan 2 sofa sepanjang 3 meter berwarna hijau alpukat—sedangkan lampu gantung Benjamin Hubert seolah memberikan sebuah kesan “memberikan suasana kantor yang walau lebih kecil, namun terasa intim dibandingkan dengan ruang kantor komersial berdenah open plan,” kata Moore. Jika Surry Hills sedang berjaya pada saat ini, fit-out ini sekaligus menjadi penyampai pesan, memproyeksikan citra perusahaan yang muda, dinamis, dan bugar.

Paul McGillick adalah Editor di Indesign.

12WBT desain INTERIOR Ian Moore Architects Arsitek prinsipal Ian Moore tim proyek Danny Mathis and Simon Martin BUILDING CERTIFIER Dale Hyde Consulting kontraktor Coddington Constructions Pty Ltd

cangkang plastik Eames dari Living Edge. Meja dibuat sesuai pesanan oleh Ian Moore Architects. Studio, Sofa ‘Slab’ dengan kastor dari Map International. Eames universal dengan daun meja warna Putih dari Living Edge.

waktu penyelesaian 2 bulan total area lantai 314m2 anggaran $379, 756

PENCAHAYAAN Secara keseluruhan, lampu pada permukaan dan lampu yang terpasang tersembunyi ‘Modul Q36 TT’ Nimbus downlights dari Koda Lighting. Lampu gantung ‘Spinning Light BH2’ oleh Benjamin Hubert dari Great Dane. Pada area basah lampu downlight oleh Koda Lighting.

IAN MOORE ARCHITECTS (61 2) 8354 1887 | ianmoorearchitects.com FURNITUR Dapur, John Casas y Ortinez ‘TA Stools’ dari Kezu. Meja dapur sesuai pesanan oleh Moore Architects. Pedestal kabinet penyimpanan ‘S Type’ dari Planex. Area Tunggu, armchair cangkang plastik Eames dengan kaki kursi La Fonda dan kaki meja Eames universal dengan daun meja warna Putih dari Living Edge. Kantor, armchair cangkang plastik Eames dilapis kain dari Living Edge. Ruang Meeting, kaki meja Eames segmented dengan daun meja bulat dari Living Edge. Seluruh area kerja, armchair

FINISHING Karpet ‘Envisions IBC’ dari Ontera. papan dinding dan plafon dicat dengan Dulux ‘Vivid White’. FIXED AND FITTED Dapur, oven elektrik, kompor induksi, pencuci piring semuanya Smeg, kulkas/freezer dengan pembuat es batu dari Miele, semuanya Winning Appliances. Gorden ‘Alegra’dan tirai‘AC45’ dari Blindcraft.

Blindcraft blindcraft.com.au (61 3) 9770 8282 Dulux 13 23 77 dulux.com.au Great Dane Furniture (61 2) 9699 7677 greatdanefurniture.com Ke-zu kezu.com.au (61 2) 9669 1788 Koda Lighting kodalighting.com.au (61 2) 9699 6007 Living Edge livingedge.com.au (61 2) 9640 5600 Map International mapinternational.com.au (61 3) 8598 2200 Ontera ontera.com.au (61 2) 8838 2500 Planex planex.com.au (61 3) 8795 1100 Winning Appliances winningappliances.com.au (61 2) 9735 5910 indesignlive.ASIA

85



portfolioindesign

87

teks Jenna Reed Burns fotografi Christopher Frederick Jones arsitek Skyring Architects lokasi Brisbane | AUSTRALIA PROyek SPIRO GRACE ART ROOMS

visible visuals Spiro Grace Art Rooms menambah kedinamisan koleksi galeri seni di kota brisbane

KIri Fasade fleksibel dari

bangunan memberikan dua keuntungan, saat terbuka seakan menyambut para tamu untuk masuk ke dalam ruang ekshibisi, saat malam dan dalam keadaan tertutup, bangunan seolah menjadi lampion yang menerangi jalan, menunjukkan adanya privasi

ada situs online sebuah perusahaan yang bergerak di bidang hukum, Gadens, Paul Spiro sebagai ketua pimpinan Brisbane mendeskripsikan diri sebagai “pecinta seni”. Hal tersebut menjadi sebuah karakteristik yang mewarnai kehidupan publik dan privatnya. Setelah membeli sebuah cottage tetangga di pinggiran kota Spring Hill yang penuh sejarah, Spiro memutuskan untuk mengubahnya menjadi tempat kreatif, ketimbang menyewakannya. Ia berbicara kepada rekan sekaligus teman lamanya, seorang penasihat seni dan kurator, Renai Grace, lalu mereka bersamasama mengubah rumah kayu tersebut menjadi Spiro Grace Art Rooms, yang diresmikan pada April 2010. Selama 18 bulan, galeri yang menampilkan ragam karya dari seniman-seniman muda dan menengah, berada pada ruang di bagian depan rumah, diawasi oleh Grace selaku direktur galeri tersebut. “Ruang ini sangat indah dan semua orang kagum bagaimana seni kontemporer dapat melebur dengan lingkungan domestik,” jelas Spiro, “sebuah kekontrasan antara yang ‘lama’ dan ‘baru’,” tambahnya. Dengan terbangunnya galeri ini, Spiro mengubah proyek selanjutnya: mengubah garasi bobrok di taman belakang menjadi sebuah kantor rumahan. “Spring Hill adalah sebuah area di mana Anda dapat menciptakan arsitektur yang luar biasa hebat pada lahan kecil,” Spiro menambahkan, “Saya ingin melakukan hal tersebut—menyingkirkan pemandangan kumuh dan membuat ruang untuk pribadi. Berawal dari ide personal untuk memiliki dinding besar berwarna putih guna menggantung koleksi seni pribadinya. Namun kami melihat sebuah peluang untuk menciptakan ruang galeri ataupun ruang serbaguna.” Stephanie

P

indesignlive.ASIA


“ Ruang ini sangat indah dan semua orang kagum bagaimana seni kontemporer dapat melebur dengan lingkungan domestik.” PAul spiro

Skyring selaku arsitek mendapat penjelasan untuk merancang sebuah ruang serbaguna yang merupakan kombinasi dari sebuah home office dengan area ekshibisi dan ruang penyimpanan. Ada banyak kendala yang Stephanie harus hadapi, tidak hanya berkutat dengan luas lahan yang terbatas, namun juga garis-garis batas sepadan, dan kode karakter yang ditetapkan dewan yang berwenang di area suburban. Salah satu bagian lahan terbuka menyempit ke sisi jalan, sementara sisi lainnya menghadap ke arah taman belakang. Beberapa pohon eksisting yang sudah berumur tetap dipertahankan, termasuk pohon Jacaranda yang kini menjadi peneduh halaman di antara bangunan cottage lama dengan paviliun yang baru. “Kami memiliki lahan yang tidaklah besar untuk berbagai macam keinginan yang ingin kami wujudkan sehingga tiap inci lahan ini benar-benar dibuat sesuai tujuan dan ukurannya,” jelas Skyring. “Walaupun terdapat tiga bangunan yang berbeda, semua bahan materialnya sama, nuansa warna yang dipakai pun serupa.” Sementara itu, garis atap yang tinggi pada bangunan paviliun baru meniru pondokan tradisional setempat, fasadenya justru memiliki estetika bangunan Jepang, lewat pintu geser transparan dan bingkai pintu warna gelap. Pada malam hari pintu masuk tersebut seolah lampion yang menerangi jalan. Adalah rumah kantor yang fungsional dan padu pada ujung lahan serta di ujung lain adalah ruang galeri berisi karya seni serta peralatan kantor yang tersembunyi di balik panel putih pada dinding. Untuk saat ini paviliun yang sarat cahaya dan berangin menjadi ruang ekshibisi dan rumah di pojok lahan tetap berfungsi sebagai hunian, dengan tujuan sebagai akomodasi bagi para teman yang berkunjung. Rencanarencana itu pun akan terus dikembangkan dengan seni seiring Spiro Grace Art Rooms senantiasa memberikan ruang ekshibisi bagi para seniman Brisbane.

Jenna Reed Burns adalah penulis lepas berbasis di Brisbane.


portfolioindesign

Atas Penguhubung jalan

dan sky views mengoptimalkan konektivitas pada lahan kecil yang kadang terabaikan

HALAMAN SEBERANG (atas) Koneksi ke

bagian hamalan privat. Langit-langit yang tinggi seakan melapangkan area lantai yang terbatas

HALAMAN SEBERANG (Bawah) Penghubung dari

ruang dalam menuju luar, jendela kayu geser memberikan privasi namun menjadi sumber cahaya dan ventilasi alami

sgar ARsitek prinsipal Stephanie Skyring TIM DESAIN Marguerite Pollard, Charlie Guymer ARSITEK LANSKAP John Mongard Landscape Architects KONTRAKTOR Mair Renovations INSINYUR Optimum Structures

FURNITUR Karya seni kayu‘Tectonic Hemispheres’ pada meja oleh Kent Gration, lukisan ‘Landlocked’ di dinding karya Rebecca Ross, patung ‘Black House’ pada credenza karya Franz Ehmann. Credenza ‘Lake Burbury’ oleh Stuart Williams and lampu ‘Tolomeo’ dari Artemide.

WAKTU PENYELESAIAN 12 bulan total AREA LANTAI 90 m2

PENCAHAYAAN Seluruh lampu internal dari LAD sedangkan lampu eksternal dari Lumen8.

SKYRING ARCHITECTS (61 7) 3367 8678 | skyringarchitects.com.au

FINISHing Pada eksterior New Garage, paving blok granit hitam dari NeoRox. Terpal atap dibuat custom orb dari

Colorbond. Talang setengah bundar dari Stratco. Pipa talang baja dari Queensland Sheet Metal. Papan insulasi reflektif atap dari Bradford Insulation. Papan kayu Shilap dari Jindalee Timber Mouldings. Dinding Flat sheet screen dan pagar dari Ampelite. Kanopi baja untuk jendela dari Colorbond. Pada ruang studi New Garage dan Kamar Mandi, ubin dari Marble Plus. Pada Galeri, lantai kayu dari Intergrain Enviropro. FIXED AND FITTED Secara keseluruhan, kusen aluminium pada pintu dan jendela dari Vantage Design. Gagang pintu kayu dipesan khusus oleh arsitek dan kontraktor.

Ampelite ampelite.com.au (61 3) 8710 9110 Artemide artemide.com (61 2) 96998472 Bradford Insulation bradfordinsulation.com.au (61) 1300 664 653 Colorbond colorbond.com (61) 1800 022 999 Intergrain Enviropro intergrainenviropro.com.au Jindalee Timber Mouldings jindaleetimbermouldings.com.au (61 7) 3279 3313 LAD ladgroup.com.au (61 7) 3324 0222 Lumen8 lumen-8.com.au (61) 7 3254 4122 Marble Plus marbleplus.com.au (61 2) 9674 3100 NeoRox neorox.com.au (61 7) 5572 0322 Queensland Sheet Metal qldsheetmetal.com.au (61 7) 3267 1010 Stratco stratco.com.au (61 7) 3451 4444 Vantage Design vantagealuminium.com.au (61 7) 3200 5411 indesignlive.ASIA

89


MORE THAN JUST LEBIH DARI SEKaDAR RESPONs TERHADAP SEBUAH KONTEKS, bangunan ini justru bicara


portfolioindesign

CONTEXT SOAL ADAPTASI DAN AMBISI

TEKS NIssa Maretta fotografi Pasi Aalto Arsitek TYIN Tegnestue Architects Lokasi JAMBI | Ina Proyek Cassia Co-op ­Training Centre

indesignlive.ASIA

91

w


halaman sebelumnya

Tampak permukaan atap seluas 600 meter persegi halaman ini bawah

Area masuk (entrance) Casia Co-op Training kanan Dua pohon besar pada atrium memberikan keteduhan pada ruang umum

ndonesia memang dikenal dengan kekayaan rempah-rempahnya. Hal ini sudah tercatat pada buku panduan belajar sedari sekolah dasar, beragam rempah tersebar di berbagai daerah, pulau dan kota di seluruh Nusantara. Tak jarang di antaranya menjadi sumber ekspor hingga ke seluruh dunia. Jika mendengar rempah kayu manis, sudah pasti terbayang harumnya yang khas. Dan salah satu penghasil kayu manis terbesar di Indonesia terletak di salah satu pulau terbesar di nusantara, yaitu Sumatra. Semua bermula dari salah seorang pebisnis kayu manis, Patrick Barthelemy, yang berkeinginan membangun sebuah pusat pelatihan bagi para petani kayu manis, lalu ia menghubungi konsultan arsitektur asal Norwegia, TYIN Tegnestue. Barthelemy menyampaikan cerita tentang konsumsi kayu manis di seluruh dunia hampir 85% diproduksi di Indonesia. Ia juga punya perhatian lebih terhadap kondisi pekerja yang setiap harinya bekerja sangat lama di pabrikpabrik yang bangunannya tidak aman dan tidak sehat. Oleh karenanya Barthelemy berkeinginan memba­ ngun sebuah pusat pelatihan sekaligus sekolah bagi para petani kayu manis di Jambi. Cerita ini rupanya

I

menggugah para arsitek dari TYIN Tegnestue yang kemudian dalam setahun mencoba mempersiapkan tim mereka, lalu bersama beberapa mahasiswa arsitektur asal Norwegia, mereka bertolak menuju site di Jambi. Sembilan dari sebelas desainer kemudian menetap di lokasi proyek untuk belajar dan memahami arsitektur lokal, mengumpulkan beragam informasi serta material yang relevan, melakukan brainstorming, dan tentunya mulai melakukan perancangan awal. Walaupun dengan latar belakang budaya, iklim yang berbeda, tim dari TYIN Tegnestue semangat untuk segera memasang fondasi, dan bereksperimen dengan model konstruksi 1:1 yang dibuat langsung pada lokasi proyek. Tak mengherankan karena TYIN sendiri sudah dikenal sebagai biro arsitek yang mempunyai fokus pada filosofi kebutuhan dalam arsitektur, hal ini menyangkut keputusan-keputusan yang memiliki konsekuensi nyata saat ini juga di masa datang—mungkin kata “sustainable� lebih akrab di telinga. Dan bagaimana mereka membangun kerja sama bersama penduduk lokal dalam sebuah proyek semakin menguatkan bahwa ada hubungan nyata antarbudaya, filosofi, dan visi masyarakat. Selama ini


portfolioindesign

indesignlive.ASIA

93



portfolioindesign

atas Innercourt yang masih mempertahankan pohon eksisting dan pemanfaatan material lokal yang apik

indesignlive.ASIA

95


atas Interior pada

showroom Casia Co-Op Training kanan Ruang meeting outdoor yang dirancang berundak-undak kanan jauh Ruang kantor yang mengaplikasikan ventilasi alami


portfolioindesign

“ Dengan begitu tercipta sebuah lingkungan yang sempurna untuk dapat melatih para petani.” Patrick Barthelemy

mereka telah banyak mengerjakan proyek yang menitikberatkan kepada bidang kemanusiaan di beberapa negara. Pemikiran utama mereka terletak pada proses adaptasi pada ber­bagai situasi dan dapat diimplementasikan di mana saja. Hal ini pun diterapkan pada proyek Casia Co-op Training Centre. Bangunan sederhana ini memiliki beberapa fungsi ruang, seperti kelas-kelas pelatihan, kantor, sebuah laboratorium, dan dapur. Kesederhanaan ruang tersebut rupaya tercermin dalam wujud bangunannya, tidak megah dan sombong, melainkan ramah namun tetap kokoh dan lantang. Ide di balik proyek ini adalah sebuah konsep klasik dari sebuah konstruksi kayu yang disambungkan pada fondasi bata dan be­ ton, yang mana merupakan sebuah strategi desain untuk dapat merespons salah satu bencana alam yang dapat sewaktu-waktu terjadi, gempa bumi. Bangunan ini telah teruji cukup kokoh untuk menanggung gempa berskala 5 skala Ricther. Respons kedua adalah iklim. Di negara yang cukup loyal mencurahkan baik sinar matahari maupun hujan, iklim menjadi salah satu tantangan utama dalam merancang pusat pelatihan ini. Dengan kepedulian dan visi kedua belah pihak,yaitu meningkatkan kualitas yang didapat para pekerja, TYIN berusaha menghadirkan iklim mikro di dalam massa bangunan dengan menerapkan konsep thermal mass, mengangkat struktur atap sehingga terdapat ruang yang cukup bagi ventilasi alami masuk ke dalam ruang. Teritisan yang cukup dalam pun dibuat untuk mereduksi panas dan menjadi peneduh ruang. Upaya lainnya, dengan membuat atrium terbuka pada tengah bangunan, lengkap dengan dua pohon durian yang dipertahankan tetap tumbuh besar, sejak awal pengerjaan proyek. “Dengan begitu, tercipta sebuah lingkungan yang sempurna untuk dapat melatih para petani,” ujar Patrick Barthelemy, pendiri Cassia Co-op. Hal lain yang menjadi pertimbangan desain adalah penggunaan material lokal yaitu bata merah buatan setempat serta batang pohon kayu manis di hampir seluruh bangunan. Penggunaan kayu pada proyek ini mulai dari konstruksi utama hingga produk interior berasal dari batang-batang pohon kayu manis sisa hasil produksi. Kayu memberikan pengalaman ruang seakan berada di dalam hutan kayu manis. Adapun untuk konstruksi utamanya, TYIN mengaplikasikan pilar-pilar kayu berbentuk Y yang dibautkan kepada pijakan/lantai beton. Dengan sistem sambungan indesignlive.ASIA

97


“ Kami mengerjakan proyek-proyek tersebut dengan sangat intensif.” Yashar Hanstad

kombinasi tersebut, akan menjaga kekakuan struktur bangunan. Tim arsitek juga memanfaatkan segala potensi yang ada di sekitar lahan, terutama pemandang­ an alam yang indah; Danau Kerinci pada bagian depan serta area hutan kayu manis pada bagian belakang. Dalam waktu pembangunan yang cukup singkat, hanya sekitar tiga bulan, jika meninjau dari skala proyek, TYIN Tegnestue Architects dapat menjawab tantangan dalam hal desain maupun manajemen proyek. Karena dengan segala pekerjaan, termasuk pemotongan kayu, dilakukan di lokasi proyek bersama sekitar tujuh puluh pekerja lokal, dan dibantu oleh delapan kerbau untuk meng­a ngkut kayu-kayu dari hutan, membutuhkan manajemen yang tidak main-main. Dengan pendekatan desain yang sederhana dan pragmatis, proyek Casia Co-op Training Center ini dapat terbangun walaupun tidak menggunakan tenaga kerja profesional. “Kami ingin segala pilihan yang telah kami putuskan pada tiap proyek dapat dimengerti,” jelas Andreas Gjertsen, salah satu arsitek prinsipal dari TYIN Tegnestue Architecs. “Kami mengerjakan proyek-proyek tersebut dengan sangat intensif sehingga hasilnya pun memuaskan,” tambah Hanstad. Walaupun struktur bangunan terlihat sangat sederhana, bukan berarti keputusan yang mereka ambil mudah. Usaha kayu manis sebagian besar didasarkan pada sistem informal, pusat pelatihan Cassia Co-op dinilai dapat menjadi ruang yang baik untuk interaksi antara para pelaku di industri kayu manis. Lewat proyek Cassia Coop Training Centre, ada banyak pelaku yang dapat saling bertukar informasi, tak hanya arsitek, namun juga para pekerja lokal, pengrajin juga petani kayu manis yang turut membantu pengerjaan bangunan tersebut. Bukan saja soal ilmu menukang ataupun ilmu merancang tetapi sebuah energi sosial yang saling ditanamkan kepada sebuah fungsi bangunan. Pusat pelatihan ini menjadi proyek penuh ambisi untuk menetapkan standar yang jauh lebih baik dalam hal etika bekerja. Dan yang terpenting adalah memberikan apa yang petani serta pekerja butuhkan, bayaran yang layak, kesehatan yang terjamin, serta edukasi. Bagaimana hal ini terjadi tentu tak lepas dari ambisi serta visi sang arsitek dan pemilik untuk samasama berusaha melebur ke dalam sebuah konteks lebih dalam sehingga mendapat sebuah pencapaian yang— akan terlalu muluk jika disebut sempurna—tepat dan sesuai harapan. Selalu bukan hal baru, namun meredam ego untuk memahami dan menyatu bersama suatu permasalahan adalah hal yang perlu diperjuangkan para arsitek—siapa pun dan di mana pun itu. Tak terkecua­li, tentunya, para arsitek Indonesia.

Nissa Maretta adalah Writer Indesign Indonesia.


portfolioindesign

99

w

Kiri Atas Detail dari kayu

manis berkualitas tinggi yang digunakan sebagai elemen dekorasi pada salah satu dinding Kiri bawah Salah satu petani lokal di depan dinding showroom Atas Fasade depan bangunan yang menghadap ke Danau Kerinci, bila dilihat dari samping

Cassia Co-Op Training Centre Arsitek TYIN Tegnestue Architects MANAJER PROYEK Andreas G. Gjertsen dan Yashar Hanstad ARSITEK INTERIOR Therese Jonassen TIM DESAIN Gjermund Wibe, Morten Staubo, Kasama Yamtree TIM MAHASISWA Rozita Rahman, Bronwyn Long, Sarah Louati, Zofia Pietrowska, Zifeng Wei Kontraktor TYIN Tegnestue bersama pekerja setempat MANAJER ON-SITE Roland Anselmo ADVISOR BUDAYA Elsa ClavĂŠ WAKTU PERANCANGAN 1 tahun waktu penyelesaian 3 bulan TOTAL luas lantai 335 m2 ANGGARAN EU 30.000

TYIN Tegnestue Architects (47) 73 60 50 12 | tyinarchitects.com FURNITUR Hampir keseluruhan kayu yang digunakan baik untuk bangunan, struktur, dan furnitur menggunakan kayu yang berasal dari pohon kayu manis. Pintu, jendela, dan elemen bangunan lain pun di desain khusus oleh TYIN Tegnestue Architects. Finishing Dinding pada keseluruhan bangunan merupakan susunan bata dengan finishing diplester sedangkan rangka atap dibiarkan tereskpos dengan lapisan plafon di atasnya menggunakan anyaman bambu. Pada lantai, menggunakan cor beton, serta dilapisi batu di beberapa bagian.

Cassia Co-op (62) 0813 64 76 00 18 cassia.coop TYIN Tegnestue Architects (47) 73 60 50 12 tyinarchitects.com indesignlive.ASIA



portfolioindesign 101

TEKS Stephen Crafti FOTOGRAFI Shannon McGrath arsitek Clare Cousins ARCHITECTS lokasi Melbourne | AUS PRoyek Moor Street STUDIO

in the Detail INJEKSI WARNA YANG tegas serta perubahan yang bijaksana menghasilkan ruang yang lapang untuk sebuah perusahaan baru di AREA PUSAT MELbourne indesignlive.ASIA


erletak di Moor Street, Fitzroy, telah dirancang oleh Ivan Rijavec pada awal 2000. Setelah sebelumnya digunakan sebagai kantor komunikasi, bangunan tiga lantai ini secara virtual seperti sebuah tempurung ketika pemiliknya menempatinya. Beberapa wallpaper dengan motif grafis diadu dengan nuansa industrial yang diciptakan Rijavec. “Ini seakan membuang hal-hal yang ada dan mengembalikannya ke semula,” kata sang arsitek, Clare Cousins. Kedua lantai atas dibiarkan tetap utuh, termasuk signage warisan budaya ‘Classweave’ yang dilukis pada dinding bata ekspos. Beberapa sambungan plywood ditambahkan, dan railing besi dicat warna putih. Area showroom dan meeting pada lantai pertama telah benar-benar direnovasi. Partisi telah dihilangkan agar memungkinkan Rijavec membaca sudut serta garis pandu. Pada dapur, dengan posisi yang sama, telah diperbesar. “Sebelumnya hanya sebuah bak cuci dan beberapa lemari,” jelas John Simson, yang menjalankan bisnisnya bersama istrinya, Belinda. Dalam menjalankan bisnis kartu ucapan dan membaca arsitektur, Simson seolah memiliki mata yang tajam ketika berurusan dengan persoalan desain. Walaupun mereka memproduksi ribuan kartu setiap harinya dari kantor pusat di Laverton yang mana merupakan importir terbesar dari kartu ke Australia, keduanya dapat dengan mudah menyadari jika ada tipografi yang sedikit tidak benar, walau hanya spasi pada kata atau kesalahan di kata itu sendiri. “John dan saya adalah orang yang sangat memperhatikan detail. Bukan persoalan jarak saja yang menjadi penting. Hal itulah yang pertama dilihat dari pintu,” kata Belinda. Walaupun penjelasan awal Cousin adalah untuk membuka kembali ruang-ruang yang ada, ia tetap membuat ciri khasnya sendiri. Menjadi sangat penting dalam sebuah desain yaitu pod untuk menjadi ruang pertemuan, seperti yang ada di lantai pertama. Salah satu dari beberapa ruang tertutup (tidak termasuk kamar mandi) dinding kacanya menjadi sebuah instalasi seni karya Rowena Martinich, seorang seniman lokal yang dikenal dengan karya seni publiknya. Cat Martinich flourescent dari Perspex membuatnya semakin berpendar, seolah menghidupkan keseluruhan kantor. Bangunan ini memungkinkan bagi cahaya alami masuk ke dalam ruangan. Untuk lebih mengapresiasi keindahan ruang saat malam, Cousins memasukkan lampu

T

Kedua lantai atas dibiarkan tetap utuh, termasuk signage warisan budaya ‘Classweave’ yang dilukis pada dinding bata ekspos Stephen Crafti

LED pada dasarnya. “Pada malam hari, bangunan ini dapat menjadi sebuah karya seni publik yang menarik hati para pejalan kaki,” jelas Cousins. Cousins juga menambahkan papan plafon berlubang untuk mengurangi gema terhadap lantai beton poles, serta menjadi sebuah fitur tersendiri di dalam bangunan. “Salah satu kendala dengan pengaturan sebelumnya adalah menyembunyikan ragam kabel dan pipa. Kami harus mempunyai sebuah solusi untuk menyembunyikan kabel,” kata Cousins. Kembali mematuhi penjelasan awal, membuat sebuah ruang galeri untuk Simson Cards, dindingnya dicat putih bersih, membuat kartu-kartu sebagai fokus utamanya. Selayaknya galeri seni lain, terdapat bangku yang dirancah oleh Cousins. Terbuat dari balok beton, baja, dan dengan jok felt, bangku ini dibuat untuk duduk dan menghargai ruang galeri yang tercipta. Cousins bekerja dengan Marino, sebuah perusahaan konstruksi, yang seperti Simon, sangat memeperhatikan detail. “Sangat menyenangkan dapat istirahat pada fase konstruksi dan memahami hal-hal yang akan ditangani,” ujar Belinda, yang melihat kesuksesan proyek ini tidak hanya sebatas desain akhirnya, tetapi juga hubungan para pelaku yang terlibat di dalamnya.

Stephen Crafti merupakan koresponden Indesign di Melbourne

Atas Loteng lantai 3 dengan warisan budaya ‘Classweave’ pada dinding bata ekspos Kiri Lantai bawah pada kantor dengan tangga mengarah ke kantor di loteng lantai 3 KIRI JAUH Sistem meja pada lantai 2 sangat efektif dalam penggunaan ruang di bawah loteng lantai 3 Halaman sebelumnya

Ruang meeting dipenuhi kaca dengan karya seni Rowena Martinich pada salah satu sisi ruangnya


portfolioindesign 103

Moor Street Studio and Residence tim desain Clare Cousins, Oliver Duff, Dita Beluli Kontraktor Marino Construction Management BUILDING SURVERYOR Fotia Group Building Surveyors, McKenzie Group Consulting konsultan struktur Co-Struct Structural & Civil Engineers waktu penyelesaian 6 bulan TOTAL luas lantai 498m2

CLARE COUSINS ARCHITECTURE & INTERIOR DESIGN (61 3) 9329 2888 | clarecousins.com.au FURNITUR Pada Ruang Meeting, artwork karya Rowena Martinich. Pada Studio, lampu meja oleh Ilse Crawford dari Euroluce, hiasan lantai dari Volker Haug, lampu dari Kasper Ronn and Jonas Bjerre-Poulsen dari Great Dane, side table didapat dari Jardan, Kursi putar ‘August’ dari Temperature Design dan kursi ‘Aeron’ dari Living Edge. Residensi, stool ‘Albert’ dari Luke Furniture. Secara keseluruhan Dapur,

benda-benda kecil dari Corporate Culture. Living Room, artwork karya David Bromley. Dalam kamar tidur, stool ‘Kelly’ dari Jardan, artwork dari Jes Simson. Ruang studi, artwork oleh Rowena Martinich, gantungan mantel dari Corporate Culture. PENCAHAYAAN Secara keseluruhan lampu dari Volker Haug, MLight, JSB Lighting, HUB dan Masson for Light. Lampu gantung dibuat sesuai pesanan dari Volker Haug. Floor lamp ‘Grasshopper’ dari Corporate Culture.

FINISHing Karpet dari Godfrey Hirst, lantai kayu dari Harper & Sandilands dan Wood Products. Cat dari Dulux. Kamar mandi, ubin dari Signorino Tiles, Rockstar Sealing dan Classic Ceramics. Di Dapur, benchtops dari Rutso, Britex dan Stone Italiana. Pasangan blok Beton dari Boral. FIXED & FITTED Secara keseluruhan, perangkat keras, sambungan ,dan alat sanitasi dari Oliveri, Häfele, Wilson & Bradley, Designer Doorware, Britex, Mary Noall, Britex, Rogerseller, Reece, Veitch, dan JD Macdonald.

Boral boral.com.au (61 2) 9220 6300 Britex britex.com.au (61 3) 9466 9000 Classic Ceramics classicceramics.com.au (61 2) 9560 6555 Corporate Culture corporateculture.com.au (61 3) 9066 1177 Designer Doorware designerdoorware.com.au (61 3) 9300 8888 Dulux dulux.com.au 13 23 77 Euroluce euroluce.com.au (61 3) 9657 9657 Godfrey Hirst godfreyhirst.com.au (61 3) 9368 8100 Great Dane greatdanefurniture.com (61 3) 9417 5599 Häfele hafele.com.au (61 3) 9212 2000 Harper & Sandilands harper-sandilands.com.au (61 3) 9826 3611 HUB hubfurniture.com.au (61 2) 9217 0700 Jardan jardan.com.au (61 3) 9548 8866 JD Macdonald jdmacdonald.com.au 1800 023 441 JSB Lighting jsblighting.com.au (61 2) 9571 8800 Living Edge livingedge.com.au (61 3) 9009 3940 Luke Furniture luke.com.au (61 3) 9999 3940 Mary Noall marynoall.com.au (61 3) 9690 1327 Masson for Light massonforlight.com.au (61 3) 9437 0001 MLight mlight.com.au (61 3) 8786 3311 Oliveri oliverisinks.com.au 1300 137 465 Reece reece.com.au (61 3) 9274 0000 Rockstar Sealing rockstarsealing.com.au 1300 88 44 18 Rogerseller rogerseller.com.au (61 3) 9429 8888 Rutso rutsoconcrete.com.au (61 3) 9482 7544 Signorino Tiles signorino.com.au (61 3) 9427 9100 Stone Italiana stoneitaliana.com.au (61 2) 9906 5211 Temperature Design temperaturedesign.com.au (61 3) 9419 1447 Veitch veitchstainless.com.au (61 3) 9465 4131 Volker Haug volkerhaug.com (61 3) 9387 1803 Wilson & Bradley wilbrad.com.au (61 3) 9480 5931 Wood Products woodproducts.ie (35 3) 43 33 46 386 indesignlive.ASIA



portfolioindesign 105

TEKS Nissa Maretta FOTOGRAFI courtesy of ILATAAJ Arsitek ILATAAJ LOKASI Jakarta | Ina PROYEK Pazia Experience

THE FUTURISTIC GEM sebuah pengalaman futuristik dalam menyelami teknologi yang menerangi kehidupan manusia indesignlive.ASIA


ari-hari sekarang, kiranya apa yang paling tidak bisa lepas dari genggaman tangan Anda? Sebagian masyarakat urban mungkin akan dengan gesit menjawab barang yang berhubungan dengan teknologi terkini. Entah itu smartphone, tab, laptop, ataupun kamera, yang pasti agaknya perangkat berteknologi sudah menjadi barang dengan prioritas cukup tinggi di kalangan masyarakat urban. Tidaklah heran, kemajuan teknologi saat ini seakan terus maju tanpa henti. Beragam inovasi canggih terus disuntikkan ke dalam berbagai macam barang yang dirancang untuk mempermudah segala aktivitas, bahkan beberapa di antaranya mungkin diramalkan dapat memengaruhi kelangsungan hidup manusia. Hal tersebut kemudian menjadi sebuah kebutuhan dengan tingkat permintaan konsumen yang terus meningkat setiap tahunnya. Hadirnya ragam teknologi beserta perangkatnya memang dirasa memudahkan hampir segala aspek kehidupan, terlebih dengan adanya koneksi ke dunia maya. Kemudian, ada timbal

H

balik pada fenomena teknologi semacam ini. Lihat bagaimana dulu hampir setiap pojok dipenuhi kios-kios rental komputer, dari mulai sekadar memfasilitasi rental dan print dokumen hingga menjelma jadi “warung internet” dan “game online”. Adanya sebuah ruang yang menyediakan kebutuhan masyarakat urban akan perkembangan teknologi. Kini, warnet mulai perlahan menghilang, tergantikan dengan perangkat teknologi yang praktis dan dapat dibawa ke mana saja seperti smartphone dan tab yang juga sudah dapat terakses langsung ke jaringan internet. “Warnet-warnet” ini pun berevolusi tak hanya bentuknya tetapi juga jenis dagangannya. Satu yang sama, menjajakan kebutuhan akan teknologi canggih beserta alat soleknya dengan tujuan mempermudah berbagai aktivitas hidup manusia, gadget kini sudah menjadi sebuah gaya hidup bahkan stereotipe seseorang, gadget freak—penggila alat berteknologi terkini. Kebutuhan akan ruang yang menjajakan alat-alat elektronik berteknologi tinggi mulai menjamur di manamana. PT Pazia Pilla Mercycom pun menghadirkan sebuah ruang yang tidak hanya memenuhi kebutuhan akan produk-produk mutakhir, namun juga memberikan sebuah pengalaman ruang, pengalaman berbelanja yang mudah, praktis, dan yang terpenting nyaman. Hal ini diakui oleh Yuliasiane Sulistiyawati, selaku Founder dan President Director Pazia Shop, bahwa dari concern utamanya adalah memberikan rasa nyaman pada pengunjung untuk dapat memilih produk IT yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan moto memberikan pelayanan prima dan terbaik, Pazia mencoba merealisasikan hal tersebut pada setiap gerainya. Berbagai fasilitas dapat dinikmati pelanggan, mulai dari pelayanan dan kualitas produk yang terjamin, hingga suasana ruang dan fasilitas pelengkap pada gerai Pazia dihadirkan khusus untuk memanjakan pelanggan. Pazia Shop membagi gerainya menjadi tiga konsep toko, yaitu Experience, Ambience, serta Shop. Pazia Experience adalah gerai yang memiliki fasilitas terbanyak, dengan luas berkisar dari 400—600 m2 dengan beragam fasilitas, kafe, dan kesempatan bagi para pengunjung untuk mencoba teknologi-teknologi terbaru sambil menggunakan PZ Touch yang inovatif dan mutakhir. Pazia Experience memang dirancang untuk dialami dan dinikmati. Desain pun menjadi sebuah faktor mayor yang turut andil dalam merealisasikan moto Pazia Experience. Dalam hal ini, sebuah konsultan arsitektur dan interior, ILATAAJ (Inter-Linkages of Aptitudes Towards Arrays of Architectural Juxtapositions) telah mengerjakan empat proyek Pazia Experience di berbagai tempat dan dipercaya kembali untuk merancang gerai kelima


portfolioindesign 107 halaman sebelumnya

Desain gerai Pazia Experience, Central Park, terlihat menyatu dengan interior Blitz Megaplex kiri atas Area Lounge dan Cafe pada sudut menggunakan lampu LED, memberi kesan tata pencahayaan yang futuristik kiri bawah Area VIP yang ditujukan bagi pelanggan eksklusif Pazia, dibatasi oleh dinding kaca halaman Ini Area Galeri dengan langit-langit setinggi 7 meter yang menjadi jalur sirkulasi juga sebagai ruang display produk-produk Pazia

indesignlive.ASIA


Sebuah ruang yang tidak hanya memenuhi kebutuhan akan produk-produk mutakhir, namun juga memberi pengalaman ruang. Nissa Maretta

16

17

14

15 2

1

3

NOTASI GAMBAR : 1. Entrance 2. Counter cafe 3. Counter kasir 4. Customer serv ice 5. Private room 6. Credenza 7. Meja display 8. Meja display keci l 9. Rak display 10. Rak display kaca 11. Window Display 12. Meja & Kursi cafe 13. Coffee Table & Sofa 14. Dapur 15. Storage 16. Janitor 17. R. Kontrol 18. Panel

Area koridor mall

7

4

8

9 7 7

8

11 12

6 7

10

12

7 11

6 13

12

12

5

13

6 18

1

13

13 12

13

12

12 11

11

13

12 13

13

13

Area koridor mall

Atas Layout interior gerai

Pazia Experience, Central Park Shopping Mall

halaman sebelah

Perbedaan tinggi plafon pada lounge menuju galeri menciptakan sebuah vista visual bagi pengunjung

Kolom B existing

dari Pazia Experience. Toko ini terletak di dalam pusat perbelanjaan dengan nama seperti sebuah taman Kota New York, tapi ada yang berbeda kali ini. Proyek Pazia Experience ini berada dalam sebuah fungsi lain yaitu area sinema, Blitz Megaplex. Andrew Tirta selaku arsitek prinsipal ILATAAJ menjelaskan, “Karena klien kami adalah penyewa ruang yang juga disewa oleh pihak sinema dari pihak gedung, kami harus mendapatkan persetujuan dan berkoordinasi baik dengan Blitz Megaplex dan manajemen gedung Central Park Shopping Mall.” Pihak Blitz sangat menginginkan adanya kesinambungan akan rancangan toko terhadap keseluruhan area sinema yang sudah dirancang sebelumnya oleh Bias Tekno Art Kreasindo. Ruang eksisting merupakan area yang redup cahaya dengan aksen setrip lampu biru menyala dan didominasi lantai epoksi berwana hitam, seperti berada dalam luar angkasa, terasa futuristik. Area rancang memiliki luas 355 m2 berada di antara dua pintu masuk sinema dengan salah satu sudut berdekatan dengan counter tiket bioskop. Langit-langit pada site setinggi 7 meter— hampir setinggi ruang bioskop—sedangkan dinding depan dibungkus dengan panel gipsum yang memiliki aksen setrip lampu LED berwarna biru. Tim desain dari ILATAAJ menginterpretasikan proyek ini seperti sebuah bongkahan padat dengan tinggi 7 meter. Lalu ide awal yang berkembang adalah “memahat” bongkah tersebut menjadi ruang-ruang bervolume. Eksisting pada bagian depan gerai tetap dipertahankan, termasuk aksen LED warna biru pada dinding, ILATAAJ justru mengaplikasikan desain pencahayaan yang serupa pada bagian entrance. Pahatan pertama adalah sebuah galeri dengan langit-langit setinggi 7 meter, yang juga sebagai jalur sirkulasi, menghubungkan kedua pintu masuk menuju area Blitz Megaplex. Jalur ini rupanya dirasa dapat berpotensi menjadi akses umum bagi pengunjung sehingga di sekitar jalur tersebut digunakan sebagai area display produk dari Pazia. Berseberangan dengan itu, area (hoek) berfungsi sebagai café & lounge. Letak yang strategis dapat menjadi ‘eye-catcher’ bagi para pengunjung untuk dapat duduk dengan nyaman, sambil menikmati sajian dari kafe, setelah membeli tiket nonton dan menunggu waktu putar film. Langitlangit dalam kafe dibuat semakin tinggi ke arah galeri untuk menciptakan sebuah vista visual yang menerus dari luar ritel (ticket counter) menuju area display. Hal ini diekspresikan oleh ILATAAJ selain dengan ketinggian plafon, juga lewat pola lingkaran pada lantai dan langit-langit. Sebagian dari motif lantai terdiri dari karpet berwarna hitam dan abu-abu, bernuansa warna menyerupai warna lantai eksisting.


portfolioindesign 109

Kiri Di sekitar kolam

renang ini nuansa santai dan rileks begitu terasa. Ruang terwujud dari bangunan rumah, sebuah gazebo, dan area kolam renang yang kemudian diperkaya dengan kehadiran vegetasi hijau yang membuat ruang terasa lebih intim, harmoni, dan menyegarkan

Sebagai sebuah ritel yang menjual produk elektronik dan IT, akan sangat penting memiliki pencahayaan yang cukup terang untuk menerangi display produk Pazia sehingga tantangan lainnya adalah bagaimana caranya agar dapat berbaur dengan baik ke dalam tata cahaya dan suasana sinema yang sudah ada. Interior ritel memang didominasi oleh warna terang; nuansa kuning muda dan oranye; serta diterangi dengan lampu yang hangat dan area besar yang tercakup dalam nada kuning muda. Dengan berbagai pengalaman ruang yang dirancang untuk kenyamanan pelanggan, ILATAAJ seperti menaruh sebuah permata yang bersinar terang, memperkaya, juga menjawab kebutuhan lingkungan sekitarnya. ILATAAJ bersama Pazia Experience tidak hanya memberikan sebuah pengalaman desain yang menarik bagi para pengunjung ritel dan sinema.

Nissa Maretta adalah Writer Indesign Indonesia.

PAZIA experience Klien PT Pazia Pillar Mercycom ARSITEK ILATAAJ Arsitek prinsipal Andrew Tirta Tim Desainer Andrew Tirta, Dzikri Iswantara, Yusuf Muda Utama, Bakti Kawibawan, Andry Halim, Tirta Ria Sari (ILATAAJ) kontraktor Iwan Jahja, Budhi Aryanto Otong Aryantho, Aditya Rakhmatullah (PT Senindo Prima) KONSULTAN STRUKTUR Sjapril Janizar & Yunan Halim dengan persetujuan Njoman Widiada dari Gistama WAKTU PERANCANGAN 6 bulan waktu penyelesaian 5 bulan total area lantai 335 m2 anggaran USD$ 150,000

ILATAAJ (62)21 2883 1668 | ilataaj.com FURNITUR Hampir seluruh area menggunakan furnitur dari Informa sedangkan untuk coffee table dirancang dan dibuat sesuai pesanan oleh ILATAAJ dengan kaki meja dari Informa. PENCAHAYAAN Secara keseluruhan, pencahayaan pada Pazia Experience menggunakan lampu dari Lumenlite. FINISHING Dinding pada bagian depan menggunakan panel gipsum, sedangkan penutup lantai pada lobi dari Gerflor, sedangkan pada area lounge dan kafe menggunakan classic carpet.

Informa informa.co.id (62)21 582 0808 Pazia Experience paziashop.com (62)21 2920 0244 PT Senindo Prima sip1interior.com (62)21 585 7004 PT Sahabat Indonesia gerflorvinyl@gmail.com (62)21 6669 3680 Lumenlite (62)817 716 303 indesignlive.ASIA


CRAVE FOR A GOOD TASTE Ketika imajinasi dibawa ke masa lalu, cita rasa makanan yang lezat ikut melengkapi petualangan

pa yang kita cari dari sebuah tempat makan selain menyuguhkan makanan enak dan layanan ramah? Desainer Interior Kezia Karin bersama dengan pemilik melalui diskusi yang cukup intens untuk mewujudkan suasana yang sesuai dengan cita rasa makanan dan minumannya. Bistro adalah istilah yang berasal dari kata bistrot yang dalam bahasa Prancis berarti tempat makan ala Prancis yang menyuguhkan makanan simpel dalam suasana yang hangat. Di Krevy suasana hangat yang disuguhkan sekaligus memberikan nuansa tahun ‘30-an dengan banyak memanfaatkan material kayu berwarna gelap yang membuat kualitas ruang menjadi lebih akrab. Desain di tahun ‘30-an memang memukau. Detail-detailnya yang serbacantik dan kualitas craftmanship yang tinggi membuat tahun ini masih menginspirasi semua lini desain hingga zaman sekarang. Sebutan art deco untuk keindahan detail dan motif-motif yang dieksplorasi pada masa itu

A

begitu sangat mengagumkan. Konsep bistro ini kemudian diwujudkan dengan sentuhan art deco dan tampilan ala tahun ‘30-an yang glamor serta banyak mempertemukan material kayu, besi, dan pola-pola art deco. Mungkin tidak mengira bahwa bistro ini berada di Kota Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia yang telah memiliki dinamika kota dan kompleksitas metropolitan. Hal ini juga sedikit banyak ikut diwadahi dan diakomodasi dalam desain interior yang menghadirkan beberapa fokus visual yang membuat ruangan tidak membosankan dan memiliki banyak hal menarik untuk dinikmati. Dominasi warna hitam yang dikombinasikan dengan warna maroon pada kursi dan aksentuasi merah pada pesawat-pesawat yang digantung membuat interior bistro terasa hangat dan ramah. Pola-pola dari era art deco yang menandai area bar menjadi begitu eye catching dan juga selaras dengan detail di bagian lain bistro ini. Semuanya membuat Krevy menjadi tempat yang tidak hanya menyenangkan untuk menikmati hidangannya, tetapi suasananya sangat nyaman untuk mengobrol. Tempat ini menjadi alternatif hang out yang seru dengan tatanan ruang dan desain interior yang smart and sexy. Selain di dinding, plafon, dan area barnya, lantai juga mendapatkan perhatian desain dengan pola lantai yang atraktif. Pesona desain tahun ‘30-an memang memberikan kesan glamor yang muncul dari kombinasi pengolahan detail yang tidak berarti saling mengalahkan atau membuat tampilan desain yang sangat ramai. Seluruhnya dipilih oleh Kezia Karin dengan cermat sehingga selaras, tidak kuno, dan justru saling mendukung. Perwujudan konsep yang kuat inilah yang kemudian membuat Krevy terlihat berkelas, glamor, dan ekspresif.

Sunthy Sunowo adalah Senior Writer Indesign Indonesia.

Krevy Konsultan Desain Kezia Karin Design & Stylist Desainer interior Kezia Karin Arsitek Prinsipal Alex Bayu Saputro KONTRAKTOR INTERIOR Bernard Mankar KONSULTAN PENCAHAYAAN Victor & Rudyanto Wibisono (PT Mega Citra Bestari) KONSULTAN STRUKTUR Bernard Mankar WAKTU DESAIN Juli-Agustus 2013 (1 bulan) WAKTU KONSTRUKSI SeptemberDesember 2013 (4 bulan) TOTAL AREA 355,22 m2 Kezia Karin Interior Design & Stylist (62 31) 51160082-3 | keziakarin.com FURNITUR Semuanya custom, terutama sofa oleh Kurniawan Limanto, kursi dari PT Evata Eastern. FINISHING Cat tembok ACE PAINT F 36 (White Mosaic) dan F 59 (India Ink), finishing dinding mural painting oleh Dukan W., lantai di lobi dan lounge menggunakan Indocrete. Plafon menggunakan bronze mirror dan Aeroplane artwork oleh Dukan Wahyudi. LIGHTING Semua lampu menggunakan Philips, hanging lamp oleh O-Des, Bali. Forme (62) 21 7195538 myforme.com Bernard Mankar (62) 8123229678 Victor dan Rudyanto Wibisono (PT Mega Citra Bestari) (62 31) 8490822 Kurniawan Limanto (62) 81703689668 PT Evata Eastern(62 31) 7881316 O-Des (Bali) (62) 818291274 evatafurniture.com Ace Hardware (62 21) 5829100 acehardware. co.id Indocrete (62 341) 2284899 via Rudy (62) 899893000 indocrete.com Dukan Wahyudi (62) 85645042733 Philips 0800-10-52678 dari PT MCB (62 21) 8490822 0800-10-52678 philips.co.id


portfolioindesign 111

TEKS Sunthy Sunowo FOTOGRAFI agung PERKASA nugraha Desainer kezia karin design & stylist LOKASI Surabaya | Ina PROYEK Krevy

Kiri Dining Area pada Krevy

yang erat dengan nuansa desain tahun ‘30-an, dengan paduan rangka besi, serta sofa maroon serta kursi-kursi hitam yang memperkuat kesan glamor. halaman ini Area bar yang melingkar menjadikannya fokus visual, dengan pola art deco pada bagian atas bar indesignlive.ASIA



portfolioindesign 113

TEKS Sunthy Sunowo FOTOGRAFI Courtesy of Form Operation Architects Arsitek Stanley Wangsadiharja dan Susy Gunawan LOKASI Jakarta | Ina PROYEK Pavvilion 26

FABRICATED PAVILLION Mewujudkan ruang untuk aktivitas bersama keluarga menjadi tujuan dari hadirnya bangunan ini

esain bisa saja muncul sangat sederhana, tetapi eksekusi yang baik akhirnya bisa mewujudkan spirit rancangan yang dari awalnya ingin dihadirkan. Pavillion, begitu bangunan ini disebut, merupakan penambahan dari rumah utama yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan ruang untuk mewadahi aktivitas sosial dan sekunder keluarga pemilik rumah. Sebutan tersebut juga dikarenakan bangunan ini tidak memiliki ruangruang selengkap rumah, tetapi secara fungsional mendukung keutuhan fungsi rumah tinggal. Ruang tambahan memang dibutuhkan oleh pemilik rumah dengan ruang-ruang seperti ruang keluarga yang luas, dapur kering, ruang makan utama yang juga luas, sun room, dan powder room. Beberapa ruang yang cukup luas juga harus mampu mewadahi untuk kegiatan senam, yoga, atau pilates yang sering dilakukan oleh keluarga pemilik rumah dan teman-temannya. Stanley Wangsadiharja sebagai arsitek dari Formoperation menformulasikan kebutuhan ruang dari luasan hingga konfigurasinya sehingga menjadi bangunan tambahan yang fungsional dan lengkap dengan fasilitas pendukungnya. Pantry, kamar mandi, dan gudang menjadi ruang pelengkap yang mendukung kegiatan pemilik rumah. Sebagai pendukung rumah utama, akses ke dalam pavillion dan ke rumah utama tersedia dengan mudah. Hubungan dengan rumah utama tetap dijaga dari alur program ruangnya juga dari bahan, material, dan juga ruang yang terjadi di antaranya.

D

Pavillion ini aktif dipakai sehari-hari oleh pemilik rumah dan ketiga anaknya dengan pembagian fungsi sebagai berikut. Aktivitas senam atau yoga dilakukan oleh nyonya rumah dan koleganya. Di siang hari, pavillion ini banyak mewadahi kegiatan anak-anak belajar bersama dengan teman-temannya. Tuan rumah sering kali juga membutuhkan ruang untuk pertemuan bisnis di malam hari. Sementara itu, di akhir minggu pavillion ini menjadi tempat berkumpul keluarga menikmati kebersamaan. Kadang kala tuan rumah menyelenggarakan pesta yang mengundang semua kolega, teman, dan saudara yang tentunya membutuhkan ruang yang luas. Pavillion ini dirancang dari ide menggunakan modul lattice kayu dengan sistem engsel pivot. Sebuah keputusan desain membuat bangunan tambahan ini terlihat ringan, transparan, tetapi tetap mampu memberikan privasi bagi kegiatan yang diwadahinya. Kondisi ini menjadi sangat tepat karena dari bangunan rumah utama ke dalam pavillion tetap bisa terjalin hubungan visual. Selain aktivitas melihat dan dilihat tersebut modul lattice kayu ini mempunyai keuntungan menyejukkan ruang di lantai tersebut dengan adanya ventilasi silang dan mereduksi panas matahari. Isu efisiensi dan perawatan juga masuk kedalam konsep fasade ini, sehingga desain ukuran modul menjadi ergonomis di mana dengan ukuran 90 cm x 50 cm sistem pivot menjadi sangat ringan dalam pemasangan dan pengoperasian. Juga didapat nilai positif dari segi

Kiri Bangunan pavillion

yang mewadahi kebutuhan ruang untuk aktivitas olahraga dan bersosialisasi bagi keluarga pemilik rumah Atas Modul-modul yang menggunakan engsel pivot menjadi jendela, tetapi kualitas transparan masih tetap bisa dinikmati

indesignlive.ASIA


kiri BAWAH Anak tangga

yang memanfaatkan susunan kayu bangkirai yang memiliki bahasa ekspresi yang sama dengan tampak luar. Kiri tengah Pemilihan furnitur lepas menjadi pilihan ketika ruang dituntut harus mewadahi beragam karakter kegiatan. halaman sebelah Karya seni yang besar menjadi solusi untuk mengisi ruang-ruang yang lapang.

perawatan yang memudahkan kayu atau panel dapat diganti permodul dengan mudah. Untuk fasade, arsitek memilih memakai material kayu bangkirai tanpa finishing sehingga over the time tidak dibutuhkan perawatan seperti dilasur atau diplamir, kayu naturalnya akan menjadi abu tua dan kelamaan akan makin hitam. Perubahan warna tidak dikhawatirkan karena memang konsep keseragaman secara natural dari kayu yang ingin dicapai sebagai tujuan. Pada mulanya terdapat tiga pilihan jenis kayu yaitu merbau, ulin, dan bangkirai. Karena kondisi merbau secara harga memang tinggi maka jelas bukan pilihan yang baik bila dilihat dari sudut pandang budget. Tetapi ulin dan bangkirai yang memang masuk dari klasifikasi harga mempunya keunikan masingmasing yang bisa dipertimbangkan. Ulin secara natural lebih stabil dan keras tetapi membutuhkan kelembapan di mana pada musim panas di Tangerang hawanya sangat kering dan bisa membuat kayu pecahpecah. Sulit mendapatkan kayu bangkirai tua dengan kondisi sangat lurus, tetapi kayu ini lebih bersahabat dengan cuaca. Pilihan akhirnya jatuh pada bangkirai yang memang ada kelemahan di mana sulit mendapat kayu tua yang lurus tetapi lebih baik dan bersahabat dengan cuaca di Tangerang. Untuk mengatasi masalah kelurusannya, arsitek memakai kayu ini dengan membatasi dimensi panjangnya. Ukuran modul dibatasi panjangnya 90 cm untuk efisiensi panjang, dan lebar 9 cm. Karena masalah efisiensi kayu bisa dibagi 2 dengan tebal 2 cm seperti yang dijual di pasaran. Sementara itu, untuk framing dibuat dari besi mengunakan spacer dari paralon dengan sistem kayu


portfolioindesign 115

indesignlive.ASIA


116 portfolioindesign

Kiri Bangunan memang

terlihat ringan dengan lantai bawah yang transparan sehingga membuat kesan massa bangunan tersebut melayang

disate. Sistem ini menguntungkan karena memang seperti proses pengeringan kayu natural, kayu tidak dilukai sama sekali dengan paku atau sekrup, tetapi dibiarkan tidur natural diatas spacer. Kayu dibiarkan bermain sampai dia mencapai tingkat kematangan tertentu dan berubah warna natural. Satu frame memakai 9 bilah kayu yang dalam segi perawatan mudah sekali dicabut dan diganti karena kelemahan kayu yang bisa membusuk dalam waktu 10—15 tahun dalam kondisi cuaca ekstrem. Instalasi memang merupakan tantangan tersendiri di mana memang harus ada banyak langkah penyetelan dalam satu frame sehingga terlihat rapi dan lurus. Stanley tidak terlalu mengkhawatirkan kelurusan antara frame modulnya sendiri karena bila tidak lurus justru bisa menjadi keunikan desain. Framing menggunakan modul rangka besi dengan tetap mempertimbangkan efisiensi bahan. Pemasangannya menggunakan baut baru kemudian dilas untuk memudahkan penyetelan. Pavillion ini berhasil dibangun dengan ekspresi ringan dan berhasil mewadahi kegiatan pemilik rumah sekeluarga bersosialisasi.

Sunthy Sunowo adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

indesignlive.ASIA

Pavvilion 26 ARSITEK Stanley Wangsadiharja dan Susy Gunawan (Form Operation) Desainer interior Stanley Wangsa Diharja dan Susy Gunawan ARSITEK LANSKAP Cendrawasih Landscape KONSULTAN STRUKTUR Liman Kontraktor Stephen Lazuardi (ATB Contractor) KONSULTAN ELEKTRIKAL H. Sitohang KONSULTAN MEKANIKAL DAN PLUMBING Stephen Lazuardi KONSULTAN LIGHTING David Liming (infiniti Lighting) PERIODE DESAIN Januari 2011 sampai Desember 2011 (12 Bulan) PERIODE KONSTRUKSI Januari 2012 sampai Oktober 2013 (22 bulan) TOTAL AREA 400 m2 FORM OPERATION ARCHITECTS (62) 811 988 0512 | formoperation.com FURNITUR Sebagian furnitur mengguna-

kan koleksi pemilik rumah yang kemudian dipilih dan ditata oleh interior desainer. Dapur kering menggunakan Boffi Kitchen. PENCAHAYAAN Seluruh lampu menggunakan Infiniti Lighting LED tipe Recess Downlight. FINISHing Lantai sebagian besar menggunakan terazzo, sementara untuk ruang multipurpose menggunakan CoonWood. Plafon di semua ruang menggunakan stucco dari Venetian Plasters. FIXED AND FITTED Di Powder Room menggunakan kloset dan wastafel dari Villeroy & Boch dari Galleria Jakarta Design Center, sementara untuk Kamar Mandi menggunakan merek Toto. Rangka jendela menggunakan sistem pivot dan fixed window lattice yang diproduksi oleh Gita Laras, sementara rangka pintu menggunakan fixed door frame dan glazing dengan engsel pivot.

Cendrawasih Landscape (62) 21 537 2474 cendrawasihlandscape.com Stephen Lazuardi ATB Contractor (62) 853 2707 8888 David Liming (infiniti Lighting) (62) 816 1112 2170 Liman (62) 81 696 0252 H. Sitohang elektrikal (62) 81 6167 0392 Boffi Kitchen boffi.com (62 21) 781 6303 ConWood (62 ) 818 0855 3306 conwoodindonesia.wordpress.com Stucco Venetian Plasters (62) 878 8440 3005 Villeroy & Boch di Galeria Jakarta Design Center (62 21) 572 0528 villeroy-boch.com Gita Laras (62 21) 555 2082


117

profiling the life and work of creators around the globe 117 Stanley RUiz

PORTRAIT: Kurt Arnold

“Dibutuhkan lebih dari sekadar material alam Filipina untuk membuat sebuah objek terlihat sangat Filipina.” sTANLEY RUIZ

indesignlive.ASIA


Desainer Filipina, Stanley Ruiz, menemukan ekspresi kontemporer pada kerajinan dan material tradisional

eorang desainer transdisiplin, Stanley Ruiz, menggambarkan dirinya sebagai pengrajin serta desainer industrial. Koleksi New Organic menjadi bukti perseteruan antara barang buatan mesin dan buatan tangan. Aspek handmade dalam sebuah desain dan persimpangan antara bahan organik ( yang dimanipulasi dengan alat-alat dasar) serta material baja presisi menjadi dasar eksplorasinya. Dualitas profesinya telah memberikan suara dalam lingkungan desain yang cenderung monoton dan membosankan. Ketika di New York, ia banyak turun ke produksi massal, merancang dibawah nama Estudio Ruiz untuk merek seperti Jonathan Adler, Indigo, dan Urban Outfitters. Secara paralel, praktik desain personalnya kian berkembang. Dari proyek-proyek personal, ia menemukan sebuah metode pendekatan yang lebih sensitif kepada tukang/pengrajin, baik di New York maupun di kampung halamannya, Filipina. Inilah yang menjadi esensi dari perjalanan Ruiz sebagai desainer. Saat masih bermain musik di sebuah band punk awal tahun ‘90-an, ia telah mengembangkan minatnya dalam membuat instrument sendiri

S


pulseindesign 119

teks Aya Maceda fotografi Kurt Arnold

ATAS (paling atas)

Koleksi ‘Symbiosis Set’, desain speaker oleh Ruiz aTAS Koleksi cermin ‘Pandora’ dan keranjang ‘Metro’

HALAMAN SEBELAH (ATAS) Lampu ‘Birdcage’ (Bawah) Jam dinding ‘Raw’

dengan pelat tembaga dan kuningan. Kepekaannya secara natural, membawanya ke dunia seni dan desain. Selagi menyelesaikan studi Fine Arts (jurusan Desain Industrial), Rulz, mulai membuat bejana/wadah serta lampu kerajinan tangan bersama para produsen “rumahan” di sebuah kota kecil di Filipina, menggunakan material bambu serta pohon kelapa. Bersama mereka, ia merancang dua koleksi kerajinan tangan masyarakat setempat yang telah diperbarui sesuai potensi pasar, yang akhirnya diekspor ke luar negeri untuk menjadi bahan produksi dasar di Bali, Inggris, Jepang, dan Amerika Serikat. Setelah hampir 10 tahun sukses bekerja sebagai desainer industrial di New York, Ruiz memutuskan untuk menciptakan sebuah outlet bagi proyek personalnya sambil tetap memantau kerjanya di ranah komersial. Membuat instalasi sesuai pesanan dan pameran adalah sebuah wadah artistik baginya untuk bereksperimen juga mengeksplorasi material. Pada 2010, ia membuat desain speaker yang dibungkus kayu gelondongan dan dipamerkan di New York pada ekshibisi Sounds Like, yang dikurasi oleh Joey Roth dari ICFF. Kemudian ia mengembangkan ulang karya tersebut dengan dilumuri bubur kertas dari kayu gelondongan. Ruiz berhasil mendapat banyak perhatian selama New York Design Week 2011, ketika ia mendemonstrasikan secara langsung pembuatan Rice Chair (sebuah kajian epidermis), kursi gabus yang diukir dilapis cairan getah karet yang dicampur dengan sekam padi (kulit ari padi). Tahun lalu, ia merancang instalasi penting untuk Manila FAME, The Float. Ruiz membuat ulang gerobak lembu yang menjadi ikon Filipina, lengkap dengan pedagang asongan yang membawa furnitur serta kerajinan lokal. Material baja yang ia gunakan adalah sebagai interpretasi ulang gerobak sapi, seolah “membawa” hasil desain sejak awal kariernya. Pameran karya pribadi Ruiz ini seolah memberi kehidupan dan ikon baru yang popular bagi rakyat, menggambarkan objek dengan bentuk, konsep dan konteks universal, juga

melihatnya sebagai sesuatu yang unik untuk tiap individu yang merasa dan terlibat dalam setiap karyanya. Ruiz terus mendesain secara aktif di kedua negara, di New York dan Filipina. Ia terus mengembangkan lini untuk bejana dan lampu buatan tangan, juga keranjang tradisional Filipina yang dibuat dari porselen. Tak hanya itu, ia pun membuat jam dinding menggunakan material kayu ek solid dan kulit untuk talinya. Di Filipina, ia bekerja sama dengan sesama desainer dalam upaya melestarikan warisan negara dengan melibatkan pengrajin dan produsen lokal pada tiap koleksi, memberi semangat baru dalam desain kontemporer Filipina. Potensi dalam pekerjaan Ruiz bermula dari simbiosis desainer industri dan proses teknis pengerjaan sebuah produk di mana pekerjaan para pengrajin tersebut dapat secara aktif membangkitkan semangat satu sama lain untuk dapat memproduksi sesuatu yang baru. Aya Maceda adalah seorang arsitek dan penulis berbasis di New York.

STANLEY RUIZ lahir Filipina TINGGAL New York PROFESI Industrial Designer PENDIDIKAN Fine Arts, Jurusan Industrial Design NAMA STUDIO Estudio Ruiz

stanleyruiz.com estudioruiz.org indesignlive.ASIA



121

ISSUES AND IDEAS AROUND DESIGN AND ARCHITECTURE 122 Resort on 9th floor 124 need a sign

indesignlive.ASIA


Resort on 9TH FLOOR

egitu banyak bangunan hotel yang muncul di kota-kota besar di Indonesia yang menunjukkan bisnis hospitality yang berkembang pesat mendukung pariwisata Indonesia. Hotel memiliki fungsi yang penting untuk pertumbuhan ekonomi sebuah kota. Frekuensi dan jumlah pendatang yang berkunjung ke kota tersebut ikut menggerakkan roda perekonomian kota, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Bertambahnya investasi bisnis juga sedikit banyak menambah jumlah pendatang yang datang dan pergi. Hospitality menjadi satu aspek yang memberikan kenyamanan kepada semua orang yang datang menginap di kota tersebut. Medan menjadi salah satu dari beberapa kota besar di Indonesia yang mendapatkan sorotan perhatian ketika penyelenggaraan APEC 2013 yang lalu. Pertemuan APEC yang mengundang banyak delegasi dari berbagai negara pastinya memenuhi hampir semua hotel berbintang empat hingga lima. Salah satunya adalah

B

Hotel Aryaduta yang terletak di dekat Lapangan Merdeka, tengah kota. Sebagai hotel bintang lima, Aryaduta Medan memiliki keunikan tersendiri yang tidak banyak dimiliki hotel lain di kota ini. Dengan lokasi berada di tengah kota, hotel ini seharusnya menjadi city hotel yang memang lebih mewadahi kebutuhan akomodasi dalam perjalanan bisnis dan dinas kerja di Kota Medan. Namun, posisinya yang terletak di lantai sembilan dan di atas sebuah pusat perbelanjaan Palladium yang berkelas menengah membuat Aryaduta harus melakukan beberapa penyesuaian terhadap konsep hotel yang dihadirkan. Situasi yang unik ini mendorong Aryaduta untuk mewujudkan penyelesaian desain yang sekaligus memberikan sensasi berkelas yang tidak mudah dilupakan oleh siapa pun yang berkunjung dan menginap. Konsep resor dengan desain interior yang elegan menjadi suatu hal yang memungkinkan untuk diwujudkan. Seluruh areanya tidak harus dipenuhi dengan kamar-kamar hotel, bahkan setiap kamarnya memiliki luasan yang lapang. Meja resepsionis diletakkan di lantai sembilan, sementara di lantai dasar hanya difungsikan sebagai lobi dan ruang tunggu. Meskipun nuansa elegan dari tatanan interiornya bisa dinikmati dari lobi lantai bawah, tetapi begitu pintu lift terbuka akan langsung bertemu dengan area duduk di depan resepsionis yang diterangi cahaya matahari. Lagi-lagi kreativitas desainer dan arsitek menempatkan area void di atas lobi untuk membawa masuk terangnya sinar matahari. Konsep resor yang diusung memang kemudian diwujudkan untuk memberikan

suasana yang lebih santai dan nyaman daripada rumah. Kehadiran kolam renang di kelilingi oleh ruang-ruang fasilitas hotel dan kamar-kamar di atasnya secara signifikan langsung mengubah situasi. Aryaduta yang terletak di tengah kota ini bukan lagi city hotel yang mengutamakan pemanfaatan ruang seefisien mungkin. Di sini meskipun tatanan ruangnya sederhana, tetapi berhasil memberikan kualitas elegan dan berkelas. Sebuah lampu gantung yang berada di void yang membawa masuk cahaya matahari ke dalam lobi di lantai sembilan membawa efek menarik terhadap tampilan ruang. Selain artistik, ia juga memantulkan bias-bias cahaya untuk memberikan efek artistik juga pada ruang-ruang yang terhubung dengannya. Ruang transisi di depan elevator juga jadi menarik ketika bisa menikmati motif dan komposisi lampu yang terbuat dari kristal itu. Desain kemudian membuktikan bahwa suasana dan persepsi orang kemudian bisa diarahkan dengan memberikan kualitas ruang yang representatif dan detail-detail yang secara artistik juga menarik. Hotel sebagai bagian dari industri pariwisata harus terus berinovasi untuk menarik perhatian calon tamunya. Bila hotel biasanya lebih banyak dikunjungi di akhir pekan, Aryaduta justru lebih banyak dikunjungi di hari kerja. City hotel yang menghadirkan konsep resor sebagai signature ambience.

Sunthy Sunowo adalah Senior Editor Indesign Indonesia.


zoneindesign 123

Teks Sunthy Sunowo FOTO Sunthy S. dan koleksi AryaDuta Medan

searah jarum jam Kolam renang menjadi pusat orientasi hotel ini dan sekaligus menjadi inti dari konsep resor yang dihadirkan dalam hotel ini. Meskipun terletak di lantai 9, hotel ini tetap memiliki muka depan dan lobi drop off yang menjadi elemen landmark. Suasana lobi yang elegan dan nyaman menjadi kualitas yang diwujudkan oleh pilihan furnitur berkualitas dan kebebasan memasukkan sinar matahari alami ke dalam ruang lobi indesignlive.ASIA


124 Zoneindesign

teks Sunthy Sunowo Fotografi Courtesy of c-sign

Need a sign?

eberapa pentingkah penanda dalam keseharian kita? Pertanyaan ini mungkin baru kita lontarkan ketika berada di satu tempat dan kebingungan untuk menentukan orientasi atau terpaksa harus bertanya untuk menemukan sebuah ruang. Ternyata penanda sangat dibutuhkan dalam keseharian kita, tidak hanya menunjukkan, tetapi juga mengarahkan atau bahkan membantu pengguna ba­ ngunan atau pengunjung untuk membangun yang namanya mental map. Peta di dalam imajinasi kita yang membuat kita bisa dengan mudah menemukan arah orientasi kita dan mengetahui letak ruang. Namun, ternyata penanda atau dalam bahasa Inggris disebut signage tidak hanya memudahkan orang untuk menentukan arah. Ada unsur kenya­ manan yang terkadang diabaikan.

S

indesignlive.ASIA

Kemudahan menemukan ruang, menentukan orientasi, dan tidak harus melalui kebingungan. Bangunanbangunan tertentu terutama publik tentunya sangat membutuhkan sistem penandaan yang baik. Bagaimana dengan hunian, perlukah menghadirkan penanda untuk hunian? Tingkat urgensi menghadirkan penanda di hunian memang lebih rendah, tetapi ada pertimbangan tampilan visual yang menjadikan keputusan memasang penanda di hunian dan ruang publik harus tetap memperhatikan kualitas grafis. Tanda toilet, arah exit, larangan merokok, atau ruang tersebut memiliki fasilitas wifi. Masih ada begitu banyak simbol-simbol yang dirancang untuk bisa dipahami oleh semua orang di dunia. Aspek universal memang menjadi penting karena ba­ ngunan bisa jadi didatangi oleh orang dari berbagai bangsa. Selain penanda dengan simbolsimbol universal, terdapat juga alternatif pendekatan dengan memanfaatkan elemen bangunan seperti warna, tekstur, dan juga pola. Orientasi ba­ ngunan itu sendiri sebenarnya sudah menjadi tuntutan ketika menyusun tatanan ruang-ruang, tetapi terkadang dengan membedakan warna, tekstur, atau pola memudahkan orang untuk menemukan arahnya. Secara psikologis warna memang akan lebih mudah

diingat dibandingkan dengan simbol atau dengan tulisan. Bagi rumah yang menghadirkan tata ruang terbuka, pe­ nandaan dengan perbedaan pola lantai juga memberikan informasi tentang batas fungsi ruang. Untuk penandaan dengan memanfaatkan warna, tekstur, dan pola, aplikasinya bisa sangat beragam, bisa pada dinding dan kolom, bisa juga pada furnitur dan perabot rumah. Terdapat bidang lantai dan plafon yang juga dapat dieksplorasi secara kreatif. Selain menjadi penanda, tampilan interior ruang menjadi lebih atraktif dan dinamis. Dengan memiliki sistem penanda yang baik secara visual dan grafis, merupakan nilai lebih yang membuat bangunan tersebut memberikan pe­ ngalaman yang menyenangkan dan memudahkan bagi siapa pun bergerak di dalamnya. Penandaan yang baik tentunya juga meminimalkan akses ke area yang lebih privat. Seberapa pen­ tingnya penanda hadir dalam hunian akhirnya kembali ke kebutuhan. Beberapa penanda juga menjadi tambahan elemen dekorasi yang fungsional.

Sunthy Sunowo adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

atas Beberapa aplikasi simbol yang secara grafis menarik sebagai penanda dalam bangunan


125

sustainable practices indesign 125 Space For Children

indesignlive.ASIA


SPACE FOR CHILDREN Menggunakan potensi material di sekitar lokasi bangunan didukung oleh upaya memanfaatkan teknik dan keahlian tukang lokal demi ruang privasi anak-anak.

ambu menjadi material lokal yang kemudian dimanfaatkan oleh TYIN untuk mewujudkan ruang-ruang privat bagi anak-anak yatim piatu di Noh Bo, sebuah desa kecil di perbatasan antara Thailand dan Burma. Material yang begitu mudah didapatkan beberapa kilometer dari lokasi ini ternyata sedikit banyak mengarahkan desain rumah yang sangat sesuai dan memiliki karakter lokal yang kuat. Bagi anak-anak yatim piatu di sini mungkin bisa saja menyesuaikan diri dan beraktivitas di ruangruang berdinding tembok seperti rumah-rumah pada umumnya, tetapi di sini ada sensasi yang berbeda. Ekspresi bambu yang dihadirlan melalui komposisi tekstur baik dari anyaman atau susunan bilah bambu memberikan tampilan visual yang familier bagi anakanak tersebut. Hal ini menjadi penting ketika anakanak yang diwadahi aktivitasnya adalah mereka yang kehilangan orangtua dan keluarganya dalam konflik berkepanjangan di Burma. Faktanya pengungsi burma telah mencapai angka ratusan ribu orang yang meninggalkan rumah mereka untuk menyelamatkan diri. Anak-anak yang kehilangan keluarga ini jadi memiliki masa depan yang suram. Ole Jorgan Edna dari Levanger, Norwegia, kemudian datang ke Noh Bo pada 2006 untuk membangun panti asuhan yang saat ini menampung 24 anak. Meskipun begitu, beragam upaya dilakukan agar nantinya bisa menampung 50 anak. Rumah Soe Ker Tie sendiri dibangun untuk memberikan ruang-ruang privat bagi anak-anak ini. Sebuah tempat yang bisa mereka sebut rumah dan sekaligus tempat bermain. TYIN sendiri sebagai desainer dan arsiteknya tidak begitu saja menghentikan upaya untuk menghadirkan struktur bangunan yang sesuai bagi anak-anak ini. Mereka juga terlibat dalam proses pembangunannya sehingga permasalahan konstruksi bisa langsung diselesaikan di lapangan. Keterampilan tukang lokal

B

atas Proses konstruksi

yang memanfaatkan masyarakat di sekitar kita

HALAMAN sebelah atas

Beberapa massa bangunan dengan susunan yang acak memberikan ruang eksistensi buat anak-anak bermain di dalam dan di antaranya

HALAMAN sebelah bawah Arsitek dan para

tenaga kerja lokal yang bekerja sama membangun fasilitas ini

juga kemudian bisa dilihat dan dimonitor secara langsung. Eksplorasi teknik-teknik konstruksi bambu yang masih tradisional ini ikut memperkaya rancangan TYIN. Kesungguhan dan dedikasi mereka untuk melihat dan mempelajari desain dan tata letak rumah pemukiman di Thailand dan Burma membuat rumah Soe Ker Tie ini memiliki konfigurasi yang tidak kaku. Posisi rumah tidak harus sejajar dan rapi, ditambah lagi dengan ruang-ruang gerak dan sirkulasi di antara bangunan rumah bambu yang terlihat artistik ini. Kekayaan tekstur dan pola anyaman serta susunan bambu dan penggunaan material kayu memberikan dinamika desain yang secara visual sangat menarik. Ruang di dalam bangunan ini memang sederhana, tetapi dengan fleksibilitasnya sebagai ruang semiterbuka, anak-anak bisa mendapatkan ruang personal yang bisa dibuka atau ditutup sesuai keinginan. Dengan memanfaatkan split level, bangunan ini memiliki dua area, semipublik di bawah dan privat di atas yang dapat diakses melalui tangga kayu. Halaman terbuka di antara massa-massa bangunan juga merupakan ruang sirkulasi yang juga berarti ruang bermain anak-anak. Keberlanjutan dalam proyek ini memang tidak serta merta menjadi dasar dari konsep yang dikembangkan, tetapi ada kepedulian untuk menjadi lebih ramah dengan lingkungan selain memenuhi fungsi ruang sebagai wadah kegiatan atau fungsi visual. Tidak bisa dipungkiri material bambu di proyek ini berhasil tampil sangat menarik. Susunan potongan bambu melintang, memanjang, kemudian anyaman bambu dan kulit bambu, semuanya dikomposisi membentuk dinding yang sangat menarik dan dinamis. Ruang di dalamnya menjadi lebih segar dan tidak membosankan. Anakanak juga menikmati bermain di dalam bangunan atau di ruang luar. Nuansanya menjadi seperti sebuah kampung, mirip seperti rumah mereka dahulu, dengan halaman tanah, ayunan tali, dan mayoritas material bambu yang familier.


sustainindesign 127

Teks Sunthy Sunowo Fotografi Pasi Aalto arsitek TYIN lokasi Noh Bo | THAI PROyek Soe Ker tie House

Desain yang sederhana tetapi menarik secara visual ini kemudian tidak menemui solusi-solusi desain yang rumit. Penghawaan dengan mudah diselesaikan dengan dinding dari susunan bilah bambu atau anyaman yang tentunya memiliki celah-celah kecil untuk aliran udara dan masuknya sinar matahari. Perpaduan dari ide dari TYIN dan keahlian para tukang lokal ini memiliki bentuk atap yang spesial. Bentuk ini sengaja dihadirkan untuk nantinya bisa mengumpulkan air hujan dan memudahkan penghawaan. Air hujan memang sengaja dikumpulkan karena pada musim panas atau kering kesediaan air bersih di daerah ini cukup terbatas. Dengan atap yang menyerupai kupu-kupu ini, air hujan yang jatuh ke atap bisa dialirkan ke penampungan dan dimanfaatkan pada saat musim panas. Empat fondasi beton tetap dihadirkan untuk sedikit mengangkat bangunan agar area tidur mereka tidak langsung terletak di atas tanah. Kekuatan pun menjadi perhatian karena bangunan ini harus bertahan lama. Kayu besi dipilih menjadi rangka utama yang memberikan kekuatan optimal. Seluruh bangunan selesai pada 2009 yang terdiri dari 6 unit dan menaungi 24 anak. Untuk para tukang

indesignlive.ASIA


Penghawaan dengan mudah diselesaikan dengan dinding dari susunan bilah bambu atau anyaman yang tentunya memiliki celah-celah kecil untuk aliran udara dan masuknya sinar matahari . Sunthy Sunowo


sustainindesign 129

HALAMAN SEBELUMNYA

Suasana ruang luar yang bebas dengan pemandangan alam yang indah HALAMAN INI Ruang di dalam bangunan yang menghadirkan kualitas yang artistik dengan pengolahan tekstur, anyaman bambu, susunan kayu, bahkan sinar matahari menambahkan pola lantai yang menarik

dan masyarakat Karen, bangunan ini bisa menjadi percontohan untuk pembangunan di masa mendatang. Detail-detail bangunan dan sistem strukturnya bisa menjadi representasi dari usaha membangun yang berkelanjutan. Upaya untuk tetap mempertahankan keaslian alam di lokasi ini salah satunya adalah mempertahankan pohon eksisting. Di antara dua pohon bahkan dibuatkan dudukan sehingga bisa juga bermanfaat untuk anak-anak berkumpul atau duduk sambil membaca buku. Sementara itu, ruang luar tetap memanfaatkan kontur yang ada dan membiarkan ketinggian tanah yang naik turun sebagai area bermain anak-anak yang dirapikan dengan menambahkan anak tangga atau penguat kontur dan hamparan kerikil kecil. Detail desain yang mungkin sederhana, tetapi ternyata mampu menghadirkan pengaruh yang besar.

Bagi anak-anak yatim piatu ini, ruang personal yang kecil dan sederhana ini memiliki makna yang besar. Tatanan ruang luar yang menyenangkan juga membuat pertumbuhan kreativitas dan semangat mereka menjadi lebih pesat. Bahkan dari sudut psikologi, anak-anak ini kemudian hidup dalam tatanan komunitas, menyerupai kampung kecil yang saling berinteraksi meskipun tetap ada ruang-ruang personal yang bisa mereka nikmati. Pada akhirnya mereka bisa menyebutnya “rumah�.

Sunthy Sunowo adalah SeniorEditor Indesign Indonesia.

indesignlive.ASIA


130

One last thing DESAINER Gert-Jan Stam dan Breg Horemans Karya TAAT (Theatre as Architecture Architecture as Theatre) Kontak taat-projects.com

Theatre as Architecture, Architecture as Theatre adalah ketika seni peran menghasilkan bukan hanya kualitas isi cerita dan rangkai gerak terkoordinasi, tetapi dapat juga menghadirkan sebuah kualitas monumental, antara teater sebagai pertunjukan dengan arsitektur sebagai wadah/ruang penunjang sebuah pentas, juga seni visual yang beririsan dengan kedua aspek tersebut.Proyek pertama dari Gert-Jan Stam, seorang sutradara teater bersama arsitek asal Belgia, Breg Horemans, KHOR I (instalasi teater DIY untuk World Expo Floriade 2012), berakhir dengan sangat sukses sehingga membawa mereka kepada proyek-proyek TAAT lainnya. Mereka menyebut operasi kolektif ini sebagai ‘architectural dramaturgy’, di mana terdapat performativitas ruang (atau arsitektur). Menurut mereka, ‘interpretasi’ adalah elemen esensial dalam pertunjukan teater namun terkadang kurang menonjol dalam arsitektur. Hal lainnya adalah Gert dan Breg bekerja dengan aspek Do-It-Yourself. Bagi mereka kontribusi dan partisipasi para penonton akan menghasilkan komitmen serta tanggung jawab bersama yang menjadikan proyek TAAT menarik. Beberapa proyek TAAT justru tidak temporer dan diprediksi untuk jangka waktu yang sangat panjang. Saat ini mereka sedang mengerjakan dua proyek, yaitu HALL33 dan KHOR II. Pendekatan yang TAAT lakukan adalah sebuah usaha sosial yang bertujuan untuk menghubungkan masyarakat, para seniman, perusahaan, dan organisasi-organisasi pada tingkat lokal dan internasional. Dengan konsep Open Source, TAAT secara konstan terus mencari berbagai cara untuk mengembangkan proses desain sebagai dialog, melalui workshop, presentasi, dan proyek lainnya sehingga tercipta dasar dan hubungan yang kuat dengan masyarakat. Fotografi courtesy TAAT Teks Nissa Maretta indesignlive.ASIA



BEGA – das gute Licht. Distribution in Indonesia: Class International Jl. Halimun Raya No. 31 12980 Jakarta Selatan Tel. 62 21 8282 506 Fax 62 21 8282 507 classint@cbn.net.id www.bega.com

Compact floodlights with LED or for halogen and discharge lamps Protection class IP 65 460 –15 000 Lumen


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.