Indesign indonesia #6/2013

Page 1

®

Eko Prawoto Mini Showroom Grand Aston Yogya Andy Siswanto ICare Library Rumah Rempah Karya issue 06. 2013 ISSN 2089-0656




2

welcomeindesign

letter from the editor issue 06, 2013

Tanpa terasa kita akan segera menjelang pertengahan tahun 2013. Perjalanan Indesign Indonesia kali ini tidak hanya membawakan liputan tentang The Saloni 2013 di Milan dan beberapa acara lokal yang menarik untuk dicermati, tetapi juga menghadirkan karya-karya arsitektur menarik dari perjalanan kita ke Jawa Tengah dalam Focus Indesign “Central Java Centerstage”. Pulau Jawa bagian tengah memang memiliki geliat tersendiri. Di antara laju pembangunan yang begitu pesat, masih tersisip budaya dan karakter lokal yang begitu pekat. Meskipun gaya hidup masyarakatnya seakan memiliki dinamika yang lebih lambat, Jawa Tengah ternyata memiliki banyak karya arsitektural menarik yang membawa ke satu koridor pemikiran yang berbeda dengan desain yang merespons pembangunan metropolitan seperti pada fokus kami di edisi yang lalu. Perjalanan kali ini dimulai dari Yogyakarta dengan Hotel Grand Aston Yogyakarta yang menyuguhkan nuansa desain yang luxurious dan rumah milik seniman Eko Nugroho yang mempertemukan desain modern dengan konsep ruang organik layaknya sebuah kampung. Kemudian dari Kota Surakarta, Rumah Rempah Karya milik Paulus Mintarga membawa banyak pembelajaran akan kesederhanaan yang membawa kreativitas ke tingkat yang berbeda dengan bersahaja serta mau ‘mendengarkan’ dengan sepenuh hati. Sementara itu, Oei Hong Djien Museum mencuri perhatian dengan bangunan di tengah Kota Magelang yang didedikasikan untuk menjadi wadah bagi seni modern dan kontemporer Indonesia. Idealisme untuk memberikan edukasi seni pada masyarakat menjadi latar dari desain arsitektural yang responsif terhadap kebutuhan dan mampu menjadi ‘kanvas’ dari karya-karya seniman lokal. Apresiasi Luminary edisi ini juga mengulas seorang Andy Siswanto yang banyak berjasa pada konservasi bangunan kota lama di Semarang dan beliau juga memiliki semangat untuk menghadirkan pendekatan dan solusi yang membawa kebaikan pada kota dan lingkungannya. Pertemuan kami dengan para arsitek dan desainer dalam perjalanan fokus kali ini memiliki satu benang merah. Mereka adalah beberapa orang yang begitu berdedikasi dan memiliki perhatian besar terhadap pemanfaatan material lokal untuk keberlanjutan desain dan pengaruhnya secara sosial dan budaya kepada lingkungan sekitar. Semoga semangat dan idealisme mereka bisa membawa inspirasi dan mendorong hadirnya karya-karya arsitektural baru yang tetap berjiwa, berkarakter, berbudaya, dan bertanggung jawab.

SuNTHY SuNOwO - SENIOR EDITOR

indesignlive.AsiA



4

contentindesign

2013

Issue 06 regulArs

portfolio

013 evolve Berita-berita singkat seputar orang, tempat, produk, dan gelaran

CentrAl JAvA CenterstAge

037 fuse André Tammes berbicara mengenai manfaat pantulan cahaya

054 OHD Art Museum, Magelang, karya D-Asscociate 060 Grand Aston Yogyakarta, Yogyakarta, karya Hadiprana

046 indesign luminAry Andy Siswanto berbincang tentang proses merancang serta kaitannya dengan konteks urban dan tata kota

066 Rumah Eko Nugroho, Yogyakarta, karya Eko Prawoto

051 Art Hidden Form oleh Jane Burton Tyler tentang “Australia House”, galeri dan ruang tinggal dengan bentuk ikonis dan dramatis dari berbagai sisi

CommerCiAl

109 pulse Eko Prawoto yang memaknai kembali istilah ‘sustainability’

hospitAlity

Keith Melbourne dalam pameran Maison&Objet 2012 di Paris Paulus Mintarga yang berkarya dengan hati dan kepedulian 130 Zone Sunthy Sunowo mengapresiasi smart living concept

070 Rempah Rumah Karya, Yogyakarta, karya Paulus Mintarga

078 Bank West Place, karya E.G.O. Group, Davenport Campbell

088 Public Bar & Restaurant, karya SJB Interiors CiviC 094 Newcastle Museum, karya FJMT 100 Dome of Knowledge, karya DSA+s Architects

Jeremy Ecclesa memaparkan akan issue Cultural Symbolism

retAil

123 sustAin Close the Circle, Singgih Kartono memaparkan konsep keberlanjutan dalam menjalankan workshop Magno

104 MINI Showroom, karya Hachem

Mandi Keighran menjelaskan penerapan ‘sustainability’ dari produsen manufaktur Actiu Visioning Jakarta 2045, sebuah sayembara untuk masa depan Jakarta 130 ps Preservasi Mbaru Niang, Wae Rebo, karya Yori Antar dan Rumah Asuh yang menjadi nominasi Aga Khan Award for Architecture (AKAA)

®

Cover Proyek I Care Library, di Jakarta dengan fitur ruang audio visual yang berbentuk seperti kubah emas. (lihat hlm. 100-103). Foto: Fernando Gomulya indesignlive.AsiA

S.H.A.U. Esa Sampoerna National Hospital Jimmy Priatman Ar+otel Surabaya Sentra Ikan Bulak ISSUE 05. 2013

rAlAt Pada edisi 5 Indesign Indonesia, terdapat kesalahan penulisan dalam artikel “Benevolent Opulence” di halaman 70-77. Tertulis nama proyek ‘Graha Esa Sampoerna’ seharusnya ‘Esa Sampoerna Tower’. Untuk kesalahan dan ketidaknyamanan dalam penulisan artikel ini, kami mohon maaf.



6

directoryindesign indesign mAgAZine bisA didApAtkAn di kotA-kotA besAr di indonesiA Majalah Indesign Indonesia tersedia di agen-agen koran dan toko buku di Pulau Jawa dan Bali. Indesign Indonesia terbit per tiga bulanan. Untuk berlangganan, bisa dilakukan secara online melalui email indesign.indonesia@mpgmedia.co.id atau memesan/membeli di tempat-tempat majalah Indesign Indonesia tersedia.

obC 041 ifC-001 043

Bega Decorintex Hafele Homes Material Expo 2013

116 045 099 077 007 122 ibC 005 011 008 009 003, 012 078 010

HDII iCad Restart IICE2013 Inside KIA MPGMedia Netfocus Solution Nippon Sandimas Sunbrella Supellex Toto WAF Zeno

indesignlive.AsiA

bega.com decorintex.com hafele.co.id homesmaterialexpo2013 @gmail.com

Jakarta

i-c-a-d.org indonesiainfrastructureweek.com insidefestival.com kiaceramics.com mpgmedia.com

bandung

nipponpaint-indonesia.com sandimasshowroom.com sunbrella.com supellex.com toto.co.id worldarchitechturefestival.com zenoliving.net

semarang Jogjakarta surabaya malang denpasar makassar medan

Gramedia Kinokuniya Periplus Times Selected Hypermart Selected Carrefour Gramedia Books & Beyond Selected Hypermart Selected Carrefour Gramedia Gramedia Gramedia TB Uranus Books & Beyond Gramedia TB Toga Mas Gramedia TB Toga Mas Gramedia Gramedia Books & Beyond

Gunung Agung Aksara Books & Beyond TM Bookstore Selected Giant Gunung Agung Toko Buku Djawa - Braga Selected Giant Gunung Agung Gunung Agung Gunung Agung TB Toga Mas Gunung Agung Gunung Agung Gunung Agung Gunung Agung



8

senior editor Sunthy Sunowo senior writer Bernadetta Tya writer Nissa Maretta lAnguAge editor Arisa Imandari editoriAl AssistAnt Rita senior grAphiC designer Citra A. Widyastuti heAd of Advertising sAles Natalia Marisa Wijaya wijaya_natalia@yahoo.com ACCount exeCutive Dewi Pamilu trAffiC mAnAger Ursula Sitorus

Advertising enquiries Natalia Marisa Wijaya wijaya_natalia@yahoo.com (62) 21 3199 1193 to subsCribe Sitta Rahmania indesign.indonesia@mpgmedia.co.id (62) 21 3199 1193 ChAirmAn & inspirAtion-At-lArge Julius Ruslan Chief exeCutive offiCer & publisher Denise Tjokrosaputro business development & mArketing direCtor Devie Shufia devieshufia@mpgmedia.co.id publishing mAnAger Rochmadonie

mArketing exeCutive Retno Sulistia retno_sulistia97@yahoo.co.uk events & promotion Ogie Prasetyo CirCulAtion & distribution Mansyah, Indra Aditya Contributing writers Alice Blackwood, Stephen Crafti, John Gertsakis, Mandi Keighran, Paul McGillick, Robert Townsend, Craig Dilouie, Lucy Bullivant, Giovanna Dunmall, Linda Vergnani. Contributing photogrAphers Paul Green, Hubert Januar, Joshua Ardaly, Reza Syatir, Will Pryce, John Gollings, Craig Sheppard, Shannon Mcgrath, Michael Nicholson, Nic Lehoux, Iwan Baan, Shania Shegedyn, Jenna Reed Burns, John Gertsakis, William, Wisnu Tris, Onik Rahardian, Atmojo, So Youn

Fabrics for • OUTDOOR FURNITURE • INDOOR FURNITURE • WINDOW TREATMENTS • AWNINGS • UMBRELLAS

For more information contact our Jakarta office on (021) 5289 7393 www.sunbrella.com

Indesign Indonesia mengundang para pembaca untuk mengirimkan materi baik berupa tulisan maupun karya sebagai pertimbangan tim editorial. Materi dapat dikirimkan kepada bagian editorial kantor Indesign Indonesia. email: Indesign. indonesia@mpgmedia.co.id Indesign Indonesia diterbitkan di bawah lisensi dari Indesign Group Australia.

indesign indonesiA offiCe PT. MEDIA DESIGN INDONESIA MPG Media Thamrin City Office Park Jl. Kebon Kacang Raya Blok A No. AA 08-09, Jakarta, Indonesia Telp. 021-31991193 Faks. 021-31991178

Disclaimer Artikel yang dimuat dalam majalah ini telah melalui proses editorial dengan melibatkan para ahli di bidangnya. Isi majalah ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan proses pemeriksaan dan pendapat para ahli, dan hanya berfungsi sebagai pengetahuan. Konsultasikan masalah-masalah yang Anda hadapi kepada ahlinya demi mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat dan akurat. Semua materi yang diterima akan menjadi hak milik kecuali ditetapkan lain, telah memiliki izin pemuatan foto dari pihak yang bersangkutan untuk digunakan sesuai keperluan. Hak Cipta & Izin Penerbitan Hak cipta dilindungi. Tidak ada bagian dari majalah ini yang diizinkan untuk dikutip ataupun diproduksi dalam format apa pun dengan atau tanpa sengaja tanpa izin dari perusahaan.



10

Ceo/publisher Raj Nandan raj@indesign.com.au

indesignlive.Com editor Owen Lynch owen@indesign.com.au

editoriAl direCtor & indesign editor Paul McGillick editor@indesign.com.au

business development mAnAger Marie Jakubowicz marie@indesign.com.au

AssistAnt editor Alicia Sciberras alicia@indesign.com.au editoriAl AssistAnt Philippa Daly philippa@indesign.com.au operAtions mAnAger Adele Troeger adele@indesign.com.au

mediA exeCutive Dana Ciaccia dana@indesign.com.au finAnCiAl direCtor Kavita Lala kavita@indesign.com.au business mAnAger Darya Churilina darya@indesign.com.au

pA to publisher / subsCriptions & mArketing CoordinAtor Elizabeth Davy-Hou liz@indesign.com.au

ACCounts Gabrielle Regan gabrielle@indesign.com.au Vivia Felice vivia@indesign.com.au

originAl design ConCept

events And mArketing Tegan Richardson tegan@indesign.com.au Angela Boustred angie@indesign.com.au

deputy Art direCtor Emma Warfield emma@indesign.com.au senior designer Frances Yeoland frances@indesign.com.au designer Alex Buccheri alex@indesign.com.au Junior designer Rollo Hardy rollo@indesign.com.au Contributing designer Michelle Byrnes produCtion mAnAger Sophie Mead sophie@indesign.com.au Advertising trAffiC / produCtion AssistAnt Siobhan Markus siobhan@indesign.com.au online mAnAger Radu Enache radu@indesign.com.au online proJeCt mAnAger Ramith Verdheneni ramith@indesign.com.au web developers Ryan Sumners ryan@indesign.com.au Jesse Cai jesse@indesign.com.au

Indesign encourages readers to submit suitable work for consideration by the Editor. Editorial submissions are to be made out to the Editor at the Sydney office. Indesign magazine is published under licence by Indesign Group. head office Level 1, 50 Marshall Street Surry Hills NSW 2010 (61 2) 9368 0150 (61 2) 9368 0289 (fax) indesignlive.com melbourne Suite 11, Level 1, 95 Victoria Street Fitzroy VIC 3065 (61) 402 955 538 singapore 4 Leng Kee Road, #06–08 SIS Building, Singapore 149596 (65) 6475 5228 (65) 6475 5238 (fax) indesignlive.asia

All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system, transmitted in any form or by any other means, electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise. While every effort has been made to ensure the accuracy of the information in this publication, the publishers assume no responsibility for errors or omissions or any consequences of reliance on this publication. The opinions expressed in this publication do not necessarily represent the views of the editor, the publisher or the publication. Contributions are submitted at the sender’s risk, and Indesign Publishing cannot accept any loss or damage. Please retain duplicates of text and images. Indesign magazine is a wholly owned Australian publication, which is designed and published in Australia. Indesign is published quarterly and is available through subscription, at major newsagencies and bookshops throughout Australia, New Zealand, South East Asia and the United States of America. This issue of Indesign magazine may contain offers or surveys which may require you to provide information about yourself. If you provide such information to us we may use the information to provide you with products or services you have. We may also provide this information to parties who provide the products or services on our behalf (such as fulfilment organisations). We do not sell your information to third parties under any circumstances, however these parties may retain the information we provide for future activities of their own, including direct marketing. We may retain your information and use it to inform you of other promotions and publications from time to time. If you would like to know what information Indesign Group holds about you please contact Nilesh Nandan (61 2) 9368 0150, (61 2) 9368 0289 (fax), subscriptions@indesign.com.au, indesignlive.com



WARNA BIRU : Cyan 95, Magenta 70 WARNA HITAM : Black 100


indesign

people places pRoDUcTs evenTs

COLORFuL CRYSTAL Tren desain terus berubah dari waktu ke waktu, tetapi tidak dengan kristal. Aksesori interior ini selalu hadir mewarnai konstelasi desain secara global meskipun tetap memiliki masanya. Kali ini teknologi membawa kristal terus maju dan tampil dengan keindahannya yang semakin bervariasi. warnawarna kristal yang menyegarkan, bening, dan terlihat mewah menjadi elemen interior yang mampu membangun suasana. [Teks: Sunthy Sunowo] Barbara Conte (39) 02725941 cosmit.it

indesignlive.AsiA

13


14

evolveindesign

LIGHT ARMOuR Arsitek dan desainer asal Spanyol, Patricia urquiola, kembali lagi. Kali ini ia merancang lampu ‘Tatou’ untuk Flos, yang diluncurkan di London Design Festival pada akhir tahun lalu. Menggambarkan inspirasi dari Timur, obsesi urquiola akan baju baja klasik ala Jepang, terlihat bersinar kuat melalui desain lampu ini, sebagai simbol ketahanan, kekuatan, kedinamisan, iluminasi, dan fleksibilitas. Bentuk yang menyerupai baju baja juga menjadi inspirasi nama—tatou, dalam bahasa Prancis berarti hewan ‘armadillo’. Bentuk kubah pada lampu ‘Tatou’ dapat memendarkan cahaya, memungkinkan terciptanya efek dramatis melalui permainan cahaya dan bayangan. Produk ini tersedia dalam varian warna putih, hitam, atau warna plum; dengan dua jenis ukuran; sebagai lampu meja dan lantai, atau lampu gantung. Flos hadir di Australia melalui Euroluce. [Teks: Alicia Sciberras] Patricia Urquiola (39 2) 8738 1848 patriciaurquiola.com Euroluce (61 2) 9356 9900 euroluce.com.au

sitting smArt Sejak meluncurkan the now-iconic ‘#001 Ear’ chair, label asal Belanda PROOFF telah membawa tempat kerja menuju arah yang baru. Karya terakhir mereka, ‘#006 SideSeat’ tidak mengecewakan. Dirancang untuk menghadirkan solusi dengan menyatukan antara kerja dan kesenangan, publik dan privat, ‘#006 SideSeat’ adalah meja serbalengkap, lemari, dan kursi yang bergerak bersama Anda.Solusi baru pada tempat kerja yang dirancang oleh Studio Makkink & Bey ini merupakan workstation dengan desain komprehensif sehingga dapat menciptakan ruang fleksibel untuk bekerja, menunggu, melakukan kolaborasi, training, serta aktivitas apa pun yang membutuhkan ruang dan sedikit privasi bagi pengguna untuk mengerjakannya. [Teks: Mandi Keighran]

PROOFF (31) 10 211 00 80 prooff.com Living Edge (61 2) 9640 5600 livingedge.com.au


evolveindesign

light yeArs ApArt Teknologi pencahayaan saat ini telah berkembang pesat sejak penemuan bola lampu sederhana oleh Edison pada 1879. Sekarang kita dihadapkan dengan berbagai macam pilihan yang luar biasa dalam melengkapi fitur desain dari ruang arsitektur yang kita huni—termasuk persembahan terbaru, lampu LED pada dinding kaca dari Efficient Lighting Systems. Dirancang dan dibuat di Australia, sistem ini tersedia dalam cakupan interior dan tahan cuaca luminer yang bisa diadaptasi untuk bangunan-bangunan sekolah, rumah sakit, aged care facilities, klub, dan hotel. Efficient Lighting Systems hanya menggunakan kualitas komponen yang terbaik, seluruh lampu telah diuji secara photometrical dan memenuhi segala persetujuan keselamatan dari EMC sebagaimana disyaratkan oleh hukum Australia. [Teks: AS]

Efficient Lighting Systems (61 3) 9222 5522 elslighting.com.au

e15 Comes to living edge Desain yang progresif, produksi kerajinan tangan dan material-material bermutu tinggi adalah keunggulan dari e15, label furnitur asal Jerman. Tambahan terbaru untuk label yang ditawarkan di Living Catering Edge untuk rumah dan pasar kontrak, e15 dibuat untuk berkolaborasi dengan desainer, arsitek, dan seniman pilihan. Dinamakan berdasarkan alamat kode pos tempat workshop pertamanya di London, e15 telah didirikan pada 1995 oleh arsitek Phillip Mainzer. Dalam foto adalah kursi ‘The Houdini’, dirancang oleh Stefan Diez. [Teks: MK]

Living Edge (61 2) 9640 5600 livingedge.com.au E15 (49) 6171 9795 0 e15.com

stored And stACk-ed k-ed Rolf Sachs adalah nama yang harus diperhitungkan di dunia seni dan desain— seniman sekaligus desainer konseptual ini baru saja berkolaborasi dengan Linley Collaborations untuk menghasilkan ‘Stack-ed Desk’. Desainer/seniman kelahiran Swiss ini mengambil inspirasi dari objek sehari-hari dan dikenal akan imajinasinya dalam menggunakan material kayu saat merancang furnitur serta menyeimbangkan penggunaan teknik tradisional dan modern untuk mencapai tampilan yang diinginkan. Pada ‘Stack-ed Desk’, Sachs mengacu pada estetika dalam menyimpan dan pengeringan kayu yang baru dipotong. Terbuat dari kayu solid natural, desain meja ini tidak memerlukan paku atau sekrup. [Teks: AS]

Rolf Sachs (44 20) 7610 6688 rolfsachs.com Linley Collaborations (44 20) 7730 7300 davidlinley.com indesignlive.AsiA

15


16

evolveindesign

A stitCh in time Bertekstur, warna-warni, dan kontemporer, tekstil ‘Canevas’ dari Charlotter Lancelot adalah sebuah visual dan tactile treat. Lancelot dengan tegas percaya bahwa suatu benda dapat mengubah dunia, dan sebuah konsep menghidupi pekerjaannya. Setelah awalnya mengamati dan mendalami tujuan mereka, ia berfokus untuk menyalurkan emosi pada karya dan gaya hidup baru yang menginspirasinya. Ia mengembangkan produknya secara hati-hati dan penuh kemahiran, melimpahkan kualitas yang cerdas serta puitis, dengan komitmen konstan terhadap kebutuhan kontemporer. “Saya mencari cara untuk merancang dengan barang sisa ketika akhirnya saya temukan beberapa kain felt strips berlubang,” jelas Lancelot. “Saya memutuskan untuk menjahitnya menjadi karpet, dan mulai melakukannya lagi dengan teknik jahit silang.” Teknik ini memperlihatkan kontras indah pada kain, antara halus dan kasar, warna-warni, dan netral. Hadir dalam berbagai ragam bantal sofa, bantal dan karpet, dengan varian desain yang serbaguna dan modular, memberi kesan modern yang berkelas dan efek playful highlight bagi lingkungan sekitarnya. [Teks: Lorenzo Logi]

Charlotte Lancelot (32) 478 28 10 60 charlottelancelot.com Gan Rugs (34) 96 291 13 20 gan-rugs.com

stool 60 At 80 Pertunjukan retrospektif yang unik diberikan kepada desain bangku Alvar Aalto yang abadi dan ikonis untuk Artek, ‘Stool 60’, sebagai tonggak peringatan ulang tahunnya ke-80. Stool 60 Turns Art berlangsung pada September 2012, merupakan refleksi pada kesederhanaan bentuk yang mencirikan estetika desainer Finlandia melalui penerapan warna secara sistematis untuk setiap permukaan, seperti kombinasi pastel yang digambarkan di sini. Instalasi enam bangku yang dilukis tangan di Paris oleh art director ternama dari Jerman, Mike Meire dari Meire und Meire, memainkan gagasan untuk meninjau kembali desain klasik melalui lensa kontemporer. Seperti yang Meire sendiri katakan, pameran adalah “sebuah perayaan yang menawan tentang objek sehari-hari. Tidak ada yang dilebihlebihkan” Artek bisa didapatkan di Australia melalui Anibou. [Teks: Owen Lynch]

Artek artek.fi Meiré un Meiré meireundmeire.de Anibou (61 2) 9319 0655 anibou.com.au

it’s elementAry Diluncurkan pada Festival Desain London tahun lalu, ‘Element Vessel’ dari studio dan ritel desain asal Inggris, Vitamin, memberi daya tarik keterlibatan personal. Susunan tumpuk yang natural pada “Element Vessel” mengundang gagasan dalam memilih konfigurasi serta kombinasi personal yang berbeda, dengan bentuk cincin yang terpisah, terbuat dari turned wood berwarna Walnut, Maple, dan Oak, serta emas dan perak, dipoles baja, keramik, plastik, dan granit. Material yang beragam—diproses campuran secara tradisional dan modern—terlihat kontras dan melengkapi satu sama lain, menciptakan sebuah benda dekoratif yang sangat dinamis. [Teks: AS]

Vitamin Living (44) 207 092 9191 vitaminliving.com


evolveindesign

NATuRAL ExPRESSION Alam memang menjadi guru terbaik. Kebaikan alam sudah sepatutnya kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, dalam hal ini, Atena Tile yang berpartisipasi dalam event Indobuildtech 2013 yang lalu, mengaku bahwa semua koleksinya merupakan buah inspirasi dari alam. Selain itu kemudahan teknologi digital printing memungkinkan keramik hadir dengan motif yang nyaris menyerupai bentuk aslinya. Tak hanya kesan luxury pada dinding dan lantai rumah yang akan didapat, satu lagi kelebihannya, finishing permukaannya yang glossy memberikan keuntungan lebih murah dan mudah untuk dibersihkan. Hadir dalam berbagai motif, corak, dan ukuran, Atena Tile bisa didapat melalui PT Chang Jui Fang, yang menjadi salah satu distributor keramik ternama di Indonesia. [Teks: NM] ATENA Tile (62) 21 5585700 cjfi.co.id

okAmurA diner Okamura adalah merek produk furnitur kantor yang telah memiliki reputasi internasional. Sekarang setelah 67 tahun berkembang, Okamura telah menjadi perusahaan dan merek dagang yang memberikan jaminan atas ketahanan dan kenyamanan menggunakan produknya. Sampai hari ini Okamura tetap mempertahankan produksi di Jepang dengan supervisi yang ketat. “Kami sangat bangga bahwa produk Okamura masih diproduksi di Jepang dan tetap mencerminkan fisolofi kami, ‘Quality Pays for Itself’,” jelas Mr. Kazuhiro Nomura, Managing Director. Menandai masuknya merek Okamura ke dalam pasar furnitur kantor di Indonesia, sebuah jamuan makan malam diselenggarakan untuk memberikan perkenalan kepada beberapa arsitek dan pengembang di Jakarta. Suasana akrab dan dialog yang intens bisa dirasakan pada jamuan makan malam yang diselenggarakan di Skye pada 23 Mei 2013 yang lalu. Dalam acara ini, Okamura tidak hanya memperkenalkan merek mereka kepada para undangan, tetapi juga sekaligus memperkenalkan LuxeLiving sebagai salah satu distributor untuk kawasan Indonesia. Dalam acara dengan undangan terbatas ini, hadir Bapak Budiarsa (Ciputra), Soegianto Nagaria (Summarecon), Budhi Gozhali (St. Moritz - Lippo), Rully (AlfaMart), Julius Ruslan (MPHG), Handoyo Darmawan Gani (arsitek), Ruddy Walakandou (LuxeLiving), dan juga Denise Tjokrosaputro. Okamura sendiri dihadiri oleh Mr. Kazuhiro Nomura, Managing Director. [Teks: NM]

Satomi Ono (65)6224 7995 okamura.com.sg indesignlive.AsiA

17


18

evolveindesign

SALONI 2013 - HIGHLIGHT PERHELATAN AKBAR DI KOTA MILAN INI TELAH LAMA BERAKHIR, TETAPI GAuNGNYA MASIH TERuS DIBICARAKAN SEPANJANG TAHuN. Tahun ini seperti sebelumnya, Kota Milan telah melalui salah satu dari agenda utama, The 52th edition of The Saloni. Perhelatan berkelas internasional ini memang selalu ditunggu dan diantisipasi oleh para pencinta, pengamat, dan pelaku desain dari seluruh dunia. Tanggal 9—14 April 2013 kali ini juga dikenal dengan Milan Design week 2013, karena hampir di seluruh bagian kota terdapat banyak kegiatan yang terkait dengan desain. Pameran, instalasi, dan diskusi memenuhi jadwal kegiatan di kota ini selama penyelenggaraan The Saloni ini. Beragam kesan dan cerita telah dibawa pulang oleh begitu banyak pengunjung pameran dan wisatawan yang datang ke kota ini hanya untuk menyaksikan gelaran inovasi dan desain yang paling kini. Namun, desain dan inovasi yang telah dipamerkan meninggalkan kesan mendalam yang terus mewarnai dinamika desain sepanjang tahun. Sekitar 2.500 peserta meramaikan pameran ini dan dikunjungi oleh

kurang lebih 324.093 pengunjung berasal lebih dari 160 negara di dunia. Banyak kritik yang dituai oleh penyelenggaraan pameran tahun ini. Beberapa orang juga merasa kecewa karena pameran kali ini seperti kehilangan momentum atau kesan ‘wow’. Hal ini tidak bisa dihindari karena kondisi krisis ekonomi di daratan Eropa memang cukup berdampak luas dan membuat banyak perusahaan furnitur di Italia mengalami kesulitan finansial. Nampak dari beberapa merek yang mengambil langkah-langkah kreatif untuk melakukan sedikit perombakan pada koleksi desain mereka yang cukup ikonis, kemudian mengubah tampilannya menjadi satu furnitur yang memiliki spirit baru. Namun, The Saloni 2013 kali ini tetap menyuguhkan banyak hal menarik.

cosmit.it

sound rACk from kArtell Rak untuk kamar mandi dari seri Laufen Design karya Ludovica dan Roberto Paolomba ini berasal dari material durable bath-dyed PMMA plastik dengan modular untuk menjadi solusi dari penyimpanan barang di kamar mandi. Warna yang bisa dikombinasikan dengan atraktif adalah Crystal, Tangerine Orange, Amber, Smoke, dan Sunset Blue. Ambiente 62) 021 7255637

kartell.it


evolveindesign

wireflow from omikron

spArkle stool kArtell Sepintas bangku ini terlihat lebih seperti vas kristal daripada bangku yang bisa diduduki dan sebuah meja. Sama sekali tidak terpikirkan bahwa ini adalah furnitur dari plastik. Dengan bentuk dan tekstur di dalamnya, produk ini membiaskan sinar seperti kristal yang membuatnya terlihat sangat berkelas. Ambiente 62) 021 7255637

Lampu ini memiliki desain yang menimbulkan kesan grafis. Garis-garis sederhana dan juga membentuk kesan tiga dimensi ini menjadi lampu gantung yang menarik dan cukup besar untuk diletakkan di ruang dengan langit-langit yang tinggi. Dengan bentuknya, karya Arik Levy ini justru tetap mampu mengisi kekosongan ruang di bawah plafon dan menimbulkan impresi yang artistik. Omikron (39) 0253031064

kartell.it omikrondesign.com

element stool from desAlto Produk ini terdiri dari bangku dan meja, karya Tokujin Yoshioka yang apabila dilihat sepintas seakan bukan merupakan produk dengan struktur yang biasa kita lihat. Bidang dasar dan bidang atas terhubungkan oleh sebuah balok memanjang yang diposisikan miring. Untuk meja yang kecil, hanya terdapat satu penyangga, sementara untuk yang besar, dua penyangga diposisikan saling silang. Desalto (39) 031 7832211

desalto.it

ChAmeleon from porro Dari sisi luar, lemari karya Front ini terlihat normal, dengan sedikit permainan dari bagian luar yang membentuk tekstur. Terdapat dua versi yaitu hitam dan putih dengan bagian dalam yang tetap mempertahankan karakter kayu. Dengan spirit desain Denmark, lemari ini terbagi menjadi dua bagian yang bisa ditutup saling berhadapan, atau dibuka dengan posisi menyudut sehingga bisa berubah-ubah sesuai kebutuhan.

ro ChAir from fritZhAnsen Desain Jaime Hayon untuk merek Denmark ini menghadirkan warna dan ekspresi kini meskipun tetap ada kesan elegan dari bentukan ikonis. Ro sendiri artinya tranquility yang tentunya didesain untuk memberikan kenyamanan dan ketenangan. Bagian cushion-nya terpisah dengan bagian sandaran yang mengikuti bentuk tubuh manusia.

Porro (39) 031783266

Licht House 2F +81 3 5778 3100

porro.com

fritzhansen.com

indesignlive.AsiA

19


20

evolveindesign

ARCHITECT IN THE SALONI 2013 TIDAK HANYA TERBATAS PADA DESAINER PRODuK ATAu INTERIOR YANG IKuT SERTA THE SALONI 2013 TAHuN INI. Tahun ini sepertinya menjadi tahun yang istimewa buat penyelenggaraan The Saloni 2013, karena keterbatasan dan segala macam situasi perekonomian di Eropa membuat banyak merek furnitur yang menghadirkan hal baru dengan meluncurkan produk baru yang didesain oleh arsitek. Meskipun beberapa arsitek telah begitu dikenal dengan desain produk mereka, beberapa hadir tahun ini untuk beragam alasan yang tentunya membuat perhelatan Milan Design week 2013 dan The Saloni menjadi lebih menarik. Beberapa nama besar arsitek seperti Mario Botta, Zaha Hadid, Tadao Ando, Jean Nouvel,

dan Rem Koolhas memperkenalkan sentuhan garis desain mereka dalam media yang beragam. Mereka juga memiliki cerita yang berbeda tentang keterlibatannya hingga mendesain furnitur, lampu, dan merancang instalasi yang jauh dari media kreatif mereka, yaitu bangunan. Mendesain produk untuk kemudian dipasarkan secara publik; meskipun beberapa diproduksi secara eksklusif, tetap memiliki tuntutan dua arah yang harus direspons. Kebutuhan fungsi dan estetika sebagai representasi zaman dan gaya hidup masa kini, kemudian digabungkan dengan karakter dan spirit merek yang diembannya. Di sisi lain, karakter

ZAhA hAdid for CitCo Desain Zaha Hadid untuk Citco menghadirkan meja mercuric yang tetap memperlihatkan tekstur alaminya. Terdapat pilihan Black Marquina atau Bianco di Covelano dengan gold vein dalam tiga macam bentuk. Zaha Hadid tidak hanya mendesain meja ini, tetapi juga mendesain konsep dinding yang atraktif. Citco (39) 0456269118

citco.it

pribadi juga tetap harus menonjol seperti Zaha Hadid dalam desain untuk beberapa perusahaan furnitur atau lampu terkemuka. Lain halnya dengan Jean Nouvel. Penerima Pritzker Prize Architecture Award 2008 ini menghadirkan imajinasi dan kreativitas untuk menghadirkan visi ruang kerja di masa depan. Cosmit sebagai perusahaan penyelenggaraan The Saloni 2013 meminta Jean untuk mendesain beberapa instalasi ruang kerja di masa depan yang memang diperuntukkan untuk perhelatan Salone ufficio Exhibition. Selain itu, ia juga diminta oleh Olivari untuk merancang produk pegangan pintu yang diluncurkan

selama The Saloni 2013 kali ini. Tadao Ando kali ini justru memberikan ruang bagi craftmanship Denmark dengan mempertemukannya dengan tradisi dan spirit desain Jepang. Karya yang sebenarnya adalah sebuah apresiasi terhadap desain Hans J. wegner ini juga merupakan produk yang berupaya memaksimalkan teknik untuk mengolah material kayu. Rem Koolhas juga menandai sesuatu era yang baru ketika mendesain satu seri furniture “Tool for Live� untuk Knoll. Kekuatan karakternya sebagai arsitek masih sangat terlihat dari aspek geometris dan detailnya.

cosmit.it


evolveindesign

ZAhA hAdid for slAmp Aria and Avia adalah dua desain Zaha Hadid yang diproduksi oleh Slamp. Dengan detail yang unik, bilah-bilah yang tidak sama panjang membentuk kesan fluid dan asimetris ketika digantung. Aria mengambil warna hitam dan avia merupakan versi putih dengan bentuk yang berbeda, tetapi tetap terlihat arsitektural seperti karya-karya Zaha Hadid. Slamp (39) 06 91623956

slamp.it

JeAn nouvel for olivAri Sebuah upaya untuk menyuguhkan pesan dalam desain yang sederhana dan jelas justru memberikan kualitas kompetitif serta mengekspresikan semangat eksperimen dari Olivari. Pertemuan antara tradisi dan inovasi. Arsitek Prancis Jean Nouvel merancang door handle ‘Chelsea’ dan dipamerkan dalam Salone de Mobile 2013 yang lalu. Olivari (39) 0322 835080

olivari.org

steven holl instAllAtion

Untuk memberikan apresiasi dan menghormati karya arsitek Denmar Hans J Wegner, Carl Hansen&Son menjalin kerja sama dengan Tadao Ando untuk menghasilkan kursi ini. Desain produk ini menjadi representasi dari presepsi Ando tentang modern western, spirit Jepang, dan perspektif Skandinavia.

Dalam rangka FluoriSalone 2013 dan Interni ‘Hybrid Architecture exhibition event’ yang menjadi bagian dari Milan Design Week, Steven Holl menghadirkan instalasi yang diberi judul ‘Inversion’ di The Cortile 700, Universita degli Studi di Milan. Menghadirkan enam potongan limestone berusia 21 juta tahun dari Lecce, Italia, sebagai frame dari kolam-kolam yang ada di sana.

Carl Hansen & Søn Japan K.K. (81) 03 32654626

Interni (39) 02 215631

carlhansen.com

interni-events.com

tAdAo Ando for CArl hAnsen&son

indesignlive.AsiA

21


22

evolveindesign

SALONI 2013 SATELLITE EVENTS THE 52ND EDITION OF SALONI TIDAK HANYA MENYELENGGARAKAN THE SALONE INTERNAZIONALE DEL MOBILE, TERNYATA TERDAPAT BANYAK ACARA PENDuKuNG YANG MELENGKAPI KEMERIAHAN MILAN TAHuN INI. Milan selalu memiliki daya tarik yang sangat kuat ketika The Saloni diselenggarakan. Tidak hanya bagi perusahaan Italia, tetapi peserta dari berbagai negara di seluruh dunia juga semangat untuk memeriahkan perhelatan besar ini. Cosmit, penyelenggara tahun ini memberikan ruang untuk terlaksananya berbagai acara yang bisa masuk ke dalam agenda dan mendukung The Saloni dengan meratakan kesibukan dan daya tarik di segala penjuru kota. Seperti misalnya akses gratis untuk masuk ke semua museum di Kota Milan. Kegiatan ini membuat kota ini seakan sedang menyelenggarakan open house yang menarik perhatian orang dari segala penjuru dunia. Sementara itu, Cosmit sendiri juga memiliki beberapa pameran lain yang ikut me-

lengkapi. The International Furnishing Accessories Exhibition, The Biennial Euroluce, Salone ufficio Exhibition, dan Salone Satellite adalah pameran besar yang melengkapi perhelatan The Salone Internazionale del Mobile. Selain itu, terdapat workshop, seminar, dan pameran instalasi yang diselenggarakan di beberapa tempat. Workshop dalam rangkaian Salone Satellite diselenggarakan lebih banyak yang mempertemukan aspek desain dan craftsmanship. Woodshop, a glassblowing studio, foundry, dan digital workshop menjadi ajang untuk berbagi keahlian pengrajin yang bisa diambil manfaatnya bagi kepentingan industri. Tema “Design and Craftsmanship: Together for Industry” merupakan respons dari kebutuhan desainer muda zaman ini yang harus mengintegrasi-

kan tradisi dengan teknologi yang ada dalam produksi industri modern. Sementara itu, di Salone ufficio terdapat pameran instalasi seminal karya Jean Nouvel “Project: office for living” yang memang dirancang untuk ajang pameran tahun ini dengan menghadirkan lima skenario ruang kerja yang mampu mengoptimalkan kreativitas, inspirasi, dan kenikmatan. Acara seminar dengan tema “The workspace: Organisation, Overheads, and Productivity” diselenggarakan di Conference Centre, Milan Fairground, Rho pada 11 April untuk lebih lengkap memberikan perspektif bagi desain ruang kerja di masa akan datang. Milan rupanya tidak membiarkan hari-hari selama penyelenggaraan The Saloni 2013 sia-sia. Dengan begitu, banyak pengunjung dari segala penjuru

dunia, momen ini menjadi sayang bila tidak dimanfaatkan untuk memamerkan segala potensi dan kegiatan. Seperti “Freedom Room: Module prototype and other example of ‘in jail’ projects”, “Be Open to The Future; material for updating and enriching the socmed,” dan “Design Talkshow” yang dimoderatori oleh Gianluigi Ricuperati. Hal terakhir yang tidak boleh dilewatkan adalah Hyundai Instalation yang mempertemukan beberapa disiplin ilmu dan juga merepresentasikan gaya hidup, teknologi, dan fashion. [Teks: SS] Semua fotografi diunduh dari

cosmit.it


evolveindesign

internAtionAl furnishing Melengkapi beragam furnitur yang dipamerkan, desain interior juga membutuhkan furnishing yang beragam pula. Dari aksesori interior seperti vas keramik, hingga kain upholstered dan karpet menyuguhkan beragam pilihan untuk bisa mewujudkan interior yang up to date, sesuai dengan karakter, dan masa kini.

sAlone sAtellite Setiap tahunnya 700 desainer muda berkumpul di Milan dan memamerkan karya-karya mereka dalam rangka memeriahkan perhelatan The Saloni 2013. Dari sinilah masyarakat dan publik profesional mulai melihat bakat-bakat baru untuk kemudian dikembangkan dalam produksi.

Barbara Conte (39) 02725941

Paola Magro (39) 02725941

cosmit.it

cosmit.it

sAlone uffiCio

JeAn nouvel offiCe instAllAtion

Produk furnitur kantor mendapatkan sorotan kembali tahun ini melalui Salone Ufficio. Perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup dan mekanisme bekerja membuat orang mulai banyak membutuhkan area bekerja yang personal. Pameran ini menjadi representasi dari hasil observasi beberapa produk atas aktivitas manusia masa kini.

Tahun ini panitia The Saloni 2013 meminta arsitek Prancis Jean Nouvel untuk membuat instalasi ruang kantor yang sesuai dengan tema besar pameran tahun ini, “Interior of Tomorrow”. Dengan mengambil inspirasi dari imajinasi akan kantor pada 30—40 tahun kemudian, instalasi “Office for Living” ini terdiri dari lima groundbreaking yang membuat kita mempertanyakan persepsi pada ruang kerja selama ini. Paola Magro (39) 02725941

Barbara Conte (39) 02725941

cosmit.it

cosmit.it

euroluCe Pameran produk lighting yang diselenggarakan dua tahun sekali, pada tahun ini bertepatan dengan Milan Design Week 2013. Dengan terselenggarakan acara ini, Milan menjadi lebih lengkap menyuguhkan referensi, showcase, dan informasi tentang dunia desain interior, furnitur, dan tata cahaya Barbara Conte (39) 02725941

cosmit.it indesignlive.AsiA

23


24

evolveindesign

BuILD wITH TECHNOLOGY KESEBELAS KALINYA, EKSHIBISI MATERIAL DAN BAHAN BANGuNAN INI KEMBALI HADIR MENYAMBANGI IBu KOTA DI PEKAN KETIGA BuLAN JuNI 2013. Minggu ketiga menjadi pekan tersibuk Kota Jakarta pada akhir bulan Juni. Beragam acara hadir seolah turut merayakan hari jadi ibu kota yang ke486. Keramaian tidak berhenti di silang Monas atau Kemayoran, salah satunya justru menumpuk di Senayan, Jakarta. Salah satu dari keramaian di area Senayan adalah acara tahunan yang kerap didatangi, pameran teknologi material bangunan, Indobuildtech, yang pada 2013 telah menjadi kali kesebelasnya mengadakan ekshibisi bertaraf internasional ini. Ragam variasi produk, dilengkapi teknologi terbaru , hadir pula dalam pameran yang diadakan dari tanggal 19 Juni—23 Juni 2013 lalu. Selain menampilkan 400 merek terkemuka, mulai dari produksi pintu, jendela, dan

berbagai alat penunjang pembangunan rumah lainnya, terdapat juga produkproduk dari berbagai macam negara (Cina, Korea, dll) yang berpartisipasi dalam event Indobuildtech 2013 yang lalu. Seluruh Hall di Jakarta Convention Center dipakai untuk menyelenggarakan pameran teknologi dan material tersebut. Turut menjadi media partner, Indesign Indonesia dan Living etc Indonesia meramaikan pameran dengan booth yang bekerja sama dengan Savana Furniture. Di hari pertama pameran, Indesign menggelar talkshow dengan tema arsitektur tropis yang mengundang dua arsitek muda, Imron Yusuf dan Dede widyastuti, sebagai narasumber. Talkshow yang cukup singkat ini menerangkan beberapa

proyek pilihan narasumber, sambil menjelaskan berbagai alternatif yang dapat digunakan dan diterapkan dalam membangun sebuah rumah, atau memberi inspirasi solutif dalam memecahkan persoalan yang kerap dihadapi rumah di iklim tropis. Dengan hadirnya pameran yang rutin setiap tahun ini, menurut Project Director Indobuildtech Expo, Budyarto Linggowiyono, hal tersebut memang bertujuan membangun interaksi antara exhibitor dan visitor. Selain itu, pameran tersebut juga untuk mempertunjukan kepada masyarakat akan perkembangan dari teknologi material bangunan. [Teks: NM]

kohler.com wismasehati.com


evolveindesign

pop your tile up Salah satu produk yang paling sering diburu pengunjung adalah penutup lantai, dan pada Indobuildtech 2013 lalu, tersebar beragam jenis material flooring. Salah satu stand yang menarik adalah Platinum ceramic, yang tampil dengan sentuhan pop art dengan warna-warna terang. Teknologi printing pun hampir sudah diterapkan oleh para supplier keramik di Indonesia sehingga dapat memenuhi kriteria selera pembeli.

roCkstAr in the bAthroom Sekarang tidak perlu merasa sepi atau repot harus menyetel musik dari luar kamar mandi jika ingin bernyanyi sambil mandi. MOXIE Shower dari KOHLERÂŽ hadir untuk melengkapi kepuasan Anda, kepala shower yang dilengkapi dengan wireless speaker berteknologi BluetoothÂŽ ini memungkinkan Anda untuk memutar beragam lagu dari playlist favorit. Tak hanya itu, wireless speaker ini dapat dilepas dan dibawa ke mana saja.

kohler.com wismasehati.com

personAlise the hAndle Handle pintu pada sebuah rancangan sebaiknya tidak dilewati begitu saja. Dengan banyaknya bentuk, dan fitur pilihan, tentu dapat menunjang kebutuhan ruang tersebut, bisa juga memberikan ‘karakter’sang pengguna. PT Kenari Djaja termasuk salah satu perusahaan yang menjadi exhibitor di Indobuildtech 2013. Selain ragam desain yang ditawarkan, terdapat pula handle pintu dengan teknologi tinggi, seperti produk dari Samsung Digital Lock yang dapat mendeteksi lewat kartu identitas e-ktp.

platinum.com

pArtner hArdsCApe design Hadir untuk menyatukan estetika dan fungsionalitas pada desain lanskap, Jonite memperkenalkan produk terbarunya. Beragam grating sampai ke street furniture dengan menggunakan batu alam reinforced yang ramah lingkungan tentu akan mempercantik area outdoor ataupun indoor (kamar mandi). Produk yang disertifikasi internasional, SEC (Singapore Environmental Council) & USGBC (United State Green Building Council) menawarkan beragam keunggulan, seperti tahan terhadap beban yang berat, low maintenance, serta dapat dipesan sesuai rancangan Anda. Hadir dengan berbagai model, serta warna Jonite dapat dipesan melalui Green Stone Partner Indonesia (+62) 21 3502453

greenstonepartner.com

kenaridjadja.com samsungdigitallife.com

indesignlive.AsiA

25


26

evolveindesign

MODuLAR COMPETITION TAK JARANG PEMECAHAN SuATu MASALAH BISA DIDAPAT DENGAN KEMBALI MELONTARKAN PERMASALAHAN KEPADA KHALAYAK LEwAT SEBuAH SAYEMBARA. Sayembara, sedari zaman kerajaan hingga zaman modern seperti sekarang, kehadirannya selalu dinantikan. Begitu banyak sayembara yang diadakan dengan berbagai tujuan, dan biasanya hal-hal yang menyangkut kreativitas atau cipta karya yang sering dilombakan. Seperti desain, salah satu bidang ilmu yang sering mengadakan sayembara tak semata hanya untuk gemilang hadiah. Tercipta suatu fenomena di mana beberapa pihak penyelenggara, memang mengadakan sayembara untuk menemukan solusi bersama, dan memberi kesempatan bagi para praktisi ataupun masyarakat (bisa umum atau sesuai bidang masing-masing) untuk menyuarakan konsep beserta gagasangagasan serta solusi teknis terbaiknya. Suatu sayembara pun bisa menjadi ajang edukasi bagi masyarakat dalam

mencapai sebuah pemahaman baru dari tujuan perlombaan tersebut.Satu lagi yang pasti adalah sebagai media perkenalan, promosi dan beriklan bersama sponsor yang menyediakan dana. Adapun bagi peserta, kesempatan ini seakan menjadi salah satu alat transportasi dengan tujuannya masing-masing. Reward yang didapat selain hadiah, tentu sebuah notasi di bidangnya. Tak heran, dari mahasiswa sampai ke pelaku desain internasional sampai saat ini masih banyak yang rutin mengikuti sayembara. ARBBI didukung penuh oleh industri bahan bangunan menyadari bahwa mahasiswa adalah aset yang memiliki masa depan bangsa Indonesia. Oleh karenanya, dalam membangkitkan kreativitas serta mengasah potensi dan kekritisan pada mahasiswa dan arsitek/desainer interior muda dalam

mengolah segala permasalahan desain bangunan, ARBBI sepakat membuat ‘Desain Award’ yang akan diadakan setahun sekali. Menjadi tahun kedua menyelenggarakan sayembara desain, Asosiasi Retail Bahan Bangunan Indonesia (ARBBI) bekerja sama dengan Sponsor Industri Bahan Bangunan, dan dibantu oleh Kepanitiaan ARBBI Desain Award 2012. Setelah tahun lalu mengangkat tema ‘Desain Rumah Tropis’, kali ini ARBBI memilih tema ‘Desain Rumah Berdasarkan Modul – Rumah Modular’. Menanggapi tentang isu berkelanjutan, elemen bangunan yang modular dirasa dapat mencapai kinerja desain yang paling efisien dan mendapatkan keuntungan optimal. Terkadang hal yang sudah punya modul membuat desain menjadi kaku dan membosankan, namun itulah yang harus

peserta hadapi sebagai tantangan, untuk menjadi lebih kreatif menjelajah bentuk-bentuk baru dan juga dari segi material, mampu memahami kekuatan serta peluang yang dapat diciptakan dari material tersebut. Karya-karya yang masuk akan disaring serta dinilai oleh tiga dewan juri ternama. Mewakili praktisi arsitektur, ada Yori Antar dan Andra Matin sedangkan dari Profesional Industri Bahan Bangunan diwakili oleh Eddy Rahardjo. Terpilihnya tema ini dinilai dapat menjembatani pemahaman antara dunia desain dan dunia industri. Di sekitar kita sangat banyak material bahan bangunan yang perlu kita mengerti. Sifat dan karakternya juga perlu kita pahami. [Teks:NM]

Arbbi.org Arbbidesignawards.com

3 rumAh, 2 modul, 1 AtAp Pemenang pertama, Aris Nuryahya Ilham dari ITENAS, Bandung mencoba memberi sebuah ide baru akan kepemilikan rumah komunal dalam satu lahan, bahkan satu atap. Sang perancang beranggapan dengan begitu penggunaan lahan akan lebih efisien dan optimal. Walaupun ada tiga rumah dalam satu lahan, privasi masing-masing sangat diperhatikan penuh oleh perancang, lewat desain akses masuk yang berbeda satu sama lain. Penggunaan dinding yang sangat minimal membuat ruang yang tercipta tetap mengalir dengan dinamis, dari segi fisika bangunan cahaya alami serta sirkulasi udara yang baik pun terpenuhi untuk ketiga rumah.

Arbbi.org Arbbidesignawards.com

ruAng stAtis ruAng dinAmis Pemenang kedua, Mohammad Habibi,mengimplementasikan tema modular pada rancangan ruang yang bersifat privat dan servis. Hal tersebut dirasa lebih optimal karena aktivitas di dalamnya cenderung statis/pasif, misalnya pada kamar tidur dan kamar mandi. Adapun ruang publik dirancang lebih dinamis, open plan, dan fleksibel dalam penggunaan ruangnya.

Arbbi.org Arbbidesignawards.com


evolveindesign

AwArd Ceremony Sayembara yang diumumkan sejak September tahun lalu ini berakhir pada 23 februari 2013. Untuk penjurian, dilaksanakan pada tengah bulan maret, lalu diumumkan pada 10 April 2013, berbarengan dengan berlangsungnya pameran keramik terbesar se-Indonesia, KERAMIKA 2013. Ini adalah foto para pemenang (juara I, II, dan III, serta juara-juara harapan) beserta panitia dan anggota ARBBI saat penyerahan hadiah di booth ARBBI Awards, Hall A Jakarta Convention Centre.

Arbbi.org Arbbidesignawards.com

Judging proCess

bloCk house Bagi Gita Mustika Sumitra (pemenang ketiga) dari Universitas Trisakti, sebuah prioritas ruang dan modul dasar dapat memengaruhi akan penyesuaian-penyesuaian rancangan terhadap kebutuhan ruang mana yang didahulukan. Berpegang terhadap modul material yang kebanyakan berkelipatan 60 cm membuat desain ini tak hanya dapat mengoptimalkan luas ruang, namun juga efisien dalam penggunaan material.

Arbbi.org Arbbidesignawards.com

Ketiga dewan juri; (ki-ka) Andra Matin, Yori Antar dan Eddy Rahardjo sedang menilai dan berdiskusi menentukan pemenang. Menurut salah satu juri, Yori Antar, tema yang diangkat oleh ARBBI dapat membuka wawasan tak hanya para peserta, tapi juga juri. Ini merupakan sebuah bukti bahwa bangsa Indonesia mampu menghasilkan rancangan dengan inovasi baru serta lahirnya bibit-bibit unggul sebagai arsitek penerus.

Arbbi.org Arbbidesignawards.com

indesignlive.AsiA

27


28

evolveindesign

AwARD OF APPRECIATION PENGHARGAAN YANG DIBERIKAN SEBAGAI BENTuK APRESIASI TERHADAP TENANT JDC. Setelah melalui kebersamaan membangun bisnis dengan para tenant, JDC merasa perlu untuk meneruskan tradisi award untuk memberikan apresiasi tertinggi kepada seluruh tenant yang selama ini berkembang bersama. Oleh karena itu, menginjak usia yang ke-23, Jakarta Design Centre (JDC), menghadirkan kembali JDC Award yang ke-4. Penjurian dilaksanakan oleh Ir. Dina Hartadi (Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia, DKI Jakarta), Stefanus J. Manahampi (Ketua Ikatan Arsitek Indonesia, DKI Jakarta), Ir. Hengki Triyogo Heksanto (Ketua Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia ), Ida Zuraiedar (Ketua HKTI), dan Inggrid Kansil, S.Sos (public figure yang juga merupakan anggota DPR). JDC membagi tiga kategori penghargaan, yaitu berdasarkan luas showroom: Stylish (<75 m2), Elegance (75—200 m2), dan Luxurious (>200

m2) yang masing-masing dimenangkan oleh Armany Parquet (Stylish), Master Piece (Elegance), dan Pancamagran (Luxurious). Satu kategori terbaru yang ditambahkan dalam ajang kali ini adalah penghargaan kepada para tenant JDC dengan masa sewa showroom selama 10 tahun dan 20 tahun. Hal ini merupakan bentuk apresiasi dari manajemen JDC terhadap loyalitas tenant. Penyerahan penghargaan diberikan pada puncak acara The 4th JDC Award 2013 pada 20 Maret 2013 lalu. Serangkaian acara memeriahkan acara ini di antaranya talkshow bertajuk “2013 Business Opportunity based on Fengshui Perspective” dibawakan oleh Dr. Ir. Mauro Rahardjo, MSc.March sehingga menjadikan ajang ini edukatif dan informatif untuk pemerhati dunia desain dan interior.

j-d-c.com

wORKPLACE SOLuTIONS SOLuSI uNTuK DESAIN FuRNITuR KANTOR MELALuI RISET MENDALAM DAN SERIuS. Memiliki area bekerja yang sehat menjadi satu hal yang meningkatkan semangat dan optimalisi kerja. Satu hal yang terkadang jarang disadari adalah kesehatan tulang punggung menjadi sebuah investasi jangka panjang yang memungkinkan kita untuk masih bisa bekerja dan duduk dalam waktu cukup lama meskipun usia terus bertambah. Tidak disadari bahwa solusinya adalah pemilihan desain dan bentuk kursi kerja yang sesuai dengan aktivitas dan kegiatan kita sehari-hari. Steelcase selama lebih dari seratus tahun telah melalukan riset untuk bisa menghasilkan produk yang bisa memberikan solusi terhadap postur bekerja saat ini. Vivere sebagai agen tunggal

di Indonesia merasa sangat bangga memperkenalkan produk Steelcase ke khalayak luas. Dalam acara launching di SHY Rooftop, The Papilion, Kemang, Jakarta, pada waktu lalu, Steelcase menghadirkan Elise Valoe, senior researcher untuk Steelcase Asia Pacific untuk mepresentasikan inovasi dan pendekatan desain terbaru yang bisa dinikmati di dalam range produk Steelcase yang baru. Tidak hanya kenyamanan untuk bekerja dakam waktu yang lama, tetapi juga kemampuan produk kursi kerja yang bisa menyesuaikan dengan berbagai tipe dan postur tubuh.

viverecollection.com


evolveindesign

CREATIVITY IN THE SPOTLIGHT PERHELATAN INTERNASIONAL BAGI PRODuSEN, DESAINER, DAN PENGRAJIN FuRNITuR DI INDONESIA. Perhelatan setiap tahun yang mengumpulkan semua produsen furnitur di Indonesia tahun ini mendapatkan respons yang lebih besar. IFFINA 2013 kali ini diselenggarakan dengan lebih teratur dan menghadirkan partisipasi yang lebih banyak dari berbagai pihak. Antusiasme peserta pameran dan para pengunjung menjadi barometer kesuksesan event tahun ini. Tidak hanya produsen dan akademisi yang memamerkan karya desain produk furnitur mereka, tetapi beberapa desainer profesional juga ikut melengkapi keragaman pemeran tahun ini dengan dukungan juga dari asosiasi. Himpunan Desainer Mebel Indonesia kali ini juga berkesempatan untuk memamerkan hasil workshop “Hands of Jepara” yang sudah mereka kerjakan di Solo dan Jepara beberapa waktu

yang lalu. Dengan mengambil nama d-INsight, karya inovatif anak bangsa ini dipamerkan dan mendapatkan apresiasi, tidak hanya dari konsumen lokal, tetapi juga dari para buyer internasional, sebuah cara untuk bisa melihat respons pasar yang baik. Pameran IFFINA 2013 ini masih tetap didominasi dengan kehadiran produk dari bahan kayu dan rotan. Namun, bisa dilihat dari stan yang ada bahwa terlihat variasi yang cukup mengagumkan dari pendekatan desain dan cara pengolahannya. Kesuksesan pameran ini juga diwujudkan dengan banyaknya transaksi yang terjadi, terlepas dari situasi perekonomian internasional khususnya di Eropa yang masih kurang baik. [Teks: SS]

iffina-indonesia.com

NEw GREEN BuILDINGS ON THE BLOCK KONSEP BANGuNAN HIJAu KINI DISADARI TIDAK HANYA PADA PELAKu INDuSTRI ‘GREEN’ DI INDONESIA, TETAPI MERATA KE SELuRuH LAPISAN MASYARAKAT. Concern akan bangunan ‘hijau’ saat ini sudah menjadi perhatian tidak hanya di kalangan pembangun, juga secara umum, dan sudah semestinya diperkenalkan kepada masyarakat luas. Dalam hal ini, Indonesia pun menunjukkan kepedulian akan negara yang ‘hijau’ serta peduli terhadap keberlangsungan lingkungan dan alam sekitar lewat berbagai program yang diprakarsai Green Building Council Indonesia (GBCI Indonesia). Salah satunya ialah menerapkan standarisasi bagi bangunan, yang dapat diukur lewat Greenship, perangkat tolok ukur bangunan hijau Indonesia. untuk kedua kalinya, GBCI mengadakan GREENRIGHT Green Building Expo & Conference yang dilaksanakan pada 10—13 April lalu di Jakarta Convention Center, dengan mengusung tema “Sustain & Gain”. Acara yang beragendakan kegiatan kunjungan ke gedung bersertifikasi

Greenship, workshop, seminar, dan pameran dari industri-industri yang memiliki konsep green ini dihadiri oleh Djoko Kirmanto (Menteri Pengerjaan umum), Kuntoro Mangkusubroto (Kepala uKP4), Prof. Alexander Rudolphi (Founding President of German Sustainable Building Council), Sigit Kusumawijaya, John Hardy, Astrid Sri Haryati, dan lain-lain. Selain itu, momentum ini dimanfaatkan untuk mensosialisasikan Peraturan Gubernur DKI No. 38 Tahun 2012 dan rencana Peraturan Menteri Pekerjaan umum terkait dengan Green Building/Bangunan Hijau. Pada kesempatan yang sama diumumkan tiga bangunan baru dengan sertifikasi Greenship Gold, yaitu German Center di Serpong BSD, Kampus ITSB di Bekasi, dan gedung Kementerian Pu di Jakarta. [Teks: NM]

gbciindonesia.org indesignlive.AsiA

29


30

evolveindesign

BATHROOM TRENDS NICKY LOBO MENGuNJuNGI CERSAIE 2012 uNTuK MELAPORKAN TREN KAMAR MANDI DAN uBIN.

flAminiA Flamina mendedikasikan sebuah lokasi renovasi terbarunya serta keseluruhan stan yang dilengkapi dengan perabot furnitur untuk sejarah perusahaan— yang menonjol ialah koleksi terbaru untuk aksesori kamar mandi, ‘Fold’, yang terbuat dari pipa kromium dan secara mekanis dibuat bengkok. Biar begitu, profil ‘bengkok’nya justru seolah menegaskan gesture yang puitis. Flaminia

ceramicaflaminia.it

mutinA Dengan menggabungkan proses industri, teknologi yang mutakhir, serta pemilihan material yang tepat, Mutina berhasil menghasilkan dinding dan penutup lantai (ubin). Hasil desain oleh Patricia Urquiola dan Raw Edges dipresentasikan pada event Cersaie sebagai ‘selubung bidang’ yang alami. Para desainer juga ikut langsung dalam sebuah eksperimen material untuk menentukan hasil produk tile yang menakjubkan.

Dalam sebuah forum di Sydney, ruang untuk mandi masa depan telah dibayangkan. Bukan dalam istilah tren serta warnanya, tetapi kinerjanya dalam merespons terhadap satu sama lain, beberapa pertimbangan lain yang lebih dalam—iklim, ekonomi, manajemen energi, dan gaya hidup. Terintregrasi dengan teknologi, fleksibilitas, ketanggapan, dan strategi pengurangan noise adalah beberapa topik dalam diskusi. Beberapa gagasan langsung dari Jetsons, setiap tahunnya ada di Cersaie fair, Bologna, produk yang mengenalkan langkah kecil untuk lingkungan yang ideal. Kita telah melihat bagaimana teknologi dapat meningkatkan pengalaman saat mandi ataupun pada kamar mandi— thermostate elektrik, pencahayaan, sauna, dan pengendali aromaterapi. Tahun ini sebuah sistem ‘Bolla’ yang futuristik dari Incontro Ardito mempunyai fitur LED berbentuk lempengan sintetis a halo sehingga cahaya dipancarkan lewat lantai. Dapat dikendalikan jarak jauh dengan sensor spektrum warna, adalah penyelesaian yang luar biasa dan akan sangat efektif untuk perhotelan. Berbagai macam produk ‘furnitur kamar mandi’ ini ditujukan memenuhi kebutuhan fleksibilitas dan mobilitas. Ketika secara intuitif respons finishing tidak mengalami kemajuan yang berarti, ubin lantai justru sedang mengem-

bangkan teknologi ke tingkat yang mengesankan. Teknologi terbaru ini memiliki tingkatan lebih tinggi, seperti built-in dengan resistensi bakteri, ubin lantai juga memenuhi permintaan pasar untuk mereplikasi pola, tekstur timbul dari material alami seperti kayu, beton, dan batu. Dari 972 peserta pameran yang mewakili 31 negara, persentase produk untuk Australia sangat kecil. Standar uji praktikal pertama adalah antislip dan hemat air. Tiap pemasok kemudian menyesuaikan produknya dengan ragam kombinasi tertentu, rendah/menengah/kelas atas, serta untuk komersial atau perumahan (tone dan finishing produk juga disesuaikan menurut iklim setempat). Pertimbangan akhir pun ditentukan kepada tujuan, target pasar yang spesifik, kualitas, dan tak lupa harganya. Cersaie 2012, memperlihatkan adanya perbedaan yang mencolok antara produk fungsional dan produk dengan faktor ‘wow’. Australia, tampaknya, adalah pasar yang tenang. “Populasi kami kecil,” kata Len Nucifora dari Domayne/Harvey Norman. “Sebanyak kami menyukai bepergian, majalah, dan melihat segala sesuatu nya, ketika saat genting itu datang—kami tetap bermain aman.”

cersaie.it

Mutina

mutina.it

AtlAs ConCorde Pada event Cersaie 2012 yang lalu, Atlas Concorde memamerkan Business Lounge, sebuah konsep area pada tengah tenda yang didedikasikan sebagai area penerima bisnis, bagian yang sangat bergengsi, dapat memberikan pengalaman akan pertumbuhan eksponensial dalam desain arsitektural.

grAff Perancang keran dan perabotan mandi untuk Graff, menawarkan sebuah cara baru untuk menikmati air dan kehidupan, serta memberikan penghormatan kepada sumber daya alam yang paling berharga dari planet kita. Graff

Atlas Concorde

graff-faucets.com atlasconcorde.it


evolveindesign

SOCIALLY RESPONSIBLE DESIGN PAMERAN INI TIDAK HANYA HANYA TENTANG DESAIN YANG ARTISTIK, TETAPI JuGA MENuLARKAN KESADARAN PEDuLI LINGKuNGAN. Perjalanan dua desainer berkebangsaan Swiss untuk datang dan berkarya di Indonesia ini memang cukup panjang, tetapi mereka menjadi lebih mengenali karakter kayu dan iklim tropis. Semua ini membentuk kecintaan dan kepedulian mereka untuk kemudian memproduksi produk mereka di Kota Semarang dengan bekerja sama dengan PIKA, Semarang. Dalam pameran yang diselenggarakan oleh Galeri Dia.lo.gue kali ini, INCH menampilkan karya-karya mereka yang tetap memiliki spirit desain Skandinavia, simpel, polos, dan memiliki detail yang sangat rapi dan jeli. Selain itu, mereka juga memperlihatkan foto-foto produksi yang menunjukkan bagaimana mereka bekerja sama dengan pengrajin lokal dan bersama-sama mengembangkan sebuah produk.

Dua desainer Thomas wϋthrich dan Yves Raschle sejak awal memiliki ketertarikan mendalam pada material kayu dan desain mereka mencerminkan spirit kesederhanaan. Di sinilah keunikan produk furnitur INCH, kepedulian untuk menghadirkan fungsi dengan sentuhan detail yang menarik yang tumbuh dari passion sang desainer yang juga peduli dengan lingkungan. Selain memamerkan produk, terdapat presentasi dan diskusi dengan desainer Singgih Susilo Kartono yang juga memanfaatkan kayu untuk produknya. Kesadaran untuk menggunakan kayu yang dibudidayakan dan transfer pengetahuan produksi dengan PIKA menjadikan produk INCH lebih spesial. [Teks: SS]

inchfurniture.ch

DESIGNER DISPATCH SERVICE MEMPERTEMuKAN PENGRAJIN DAN DESAINER DALAM SATu SEMANGAT PADA PROGRAM wORKSHOP. Perkembangan industri kerajinan rotan tidak bisa begitu saja maju dengan mengandalkan teknik lama yang turun temurun atau desain yang hanya bisa diterima oleh konsumen tertentu yang semakin lama semakin sedikit. Sementara itu, terdapat banyak pihak dalam industri tersebut yang dipertaruhkan bila tidak ada langkah untuk menghadirkan diferensiasi produk dalam kualitas barang hingga desain yang up to date. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia bekerja sama dengan JICA menghadirkan sebuah program untuk memperkenalkan desainer pada pelaku industri lokal. Designer Dispatch Service 2013 ini merupakan program

tahunan Direktorat Jendral Pengembangan Ekspor Nasional dengan bantuan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk mengembangkan desain produk industri lokal agar menghasilkan model, atau purwarupa baru. Tahun ini desainer Abie Abdillah dan Bayu Edward menjadi desainer yang didukung oleh CV Aksen, CV Mekarsari, dan CV PHJS untuk lebih jauh mempelajari karakter bahan rotan. Mereka pun mengadakan workshop untuk bisa menghasikan desain baru dengan proses produksi yang lebih optimal. [Teks: SS]

kemendag.go.id

indesignlive.AsiA

31


32

evolveindesign

BuSY LIKE BEES RIuH RENDAH SuARA DALAM PAMERAN AKHIR MEI LALu JELAS CuKuP MENGGAMBARKAN SEBERAPA BANYAK KOLABORASI DAN PELuANG YANG DICIPTAKAN. Kembali diselenggarakan di JI Expo Kemayoran, Jakarta, oleh PT wahana Kemalaniaga Makmur, iFMAC (International Furniture Manufacturing Components) 2013 dalam kacamata Ir. Effi Setiabudi, Ketua umum Dewan Pusat Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI), diharapkan dapat lebih meningkatkan kerja sama bisnis antarpengusaha dan mengembalikan kepercayaan dunia terhadap Indonesia sebagai tempat berinvestasi yang potensial dan prospektif. Ekshibisi komponen furnitur berskala internasional yang dilangsungkan selama tiga hari penuh, 23—25 Mei 2013, telah berhasil menjaring lebih dari 65 exhibitor dari berbagai penjuru dunia, yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Jerman, Italia, Austria, Taiwan, Korea, Cina, dan Prancis. Selain menampilkan berbagai produk

dan teknologi baru, iFmac 2013 telah menjadi sarana yang kondusif untuk menciptakan sebuah prospek bisnis yang menguntungkan karena memungkinkan para pemilik usaha manufaktur, mulai dari mesin hingga ke komponenkomponen penunjang industri manufaktur, untuk berkomunikasi langsung dengan para calon pembeli. Tak cukup dengan bahasa verbal ataupun tulis, para peserta pameran membawa langsung mesin dan komponen manufaktur dan mendemonstrasikannya di hadapan para pengunjung, seperti yang nampak pada booth Biesse Indonesia, cabang perusahaan mesin manufaktur kayu asal Italia. Sebuah pameran yang atraktif dan produktif bahkan sejak pagi di hari pembukaan. [Teks: BT]

ifmac.net

tAiwAn AreA Taiwan menjadi satu negara yang patut diperhitungkan, setidaknya setelah pameran iFMAC 2013 ini. Menempati hampir separuh area pameran, Taiwan menawarkan aneka ragam kebutuhan bagi para pelaku industri mebel dan furnitur.

AsosiAsi mebel & kerAJinAn rotAn indonesiA

(62) 21 5366 0804

wakeni.com

Dari tiga asosiasi yang turut berpartisipasi dalam pameran iFMAC ini, booth AMKRI (Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia) yang paling mencuri perhatian. Memajang hasil karya pengrajin lokal secara tak langsung menjadi cara untuk menampilkan kualitas pengrajin Indonesia. (62) 21 5347371

amkri.org

biesse indonesiA Biesse Indonesia adalah satu cabang perusahaan yang berpusat di Pesaro, Italia, dengan nama Bissse SPA. Biesse Group memproduksi sistem dan mesin manufaktur berteknologi tinggi yang berfokus pada furnitur dan objek berbahan dasar kayu. (62) 21 5315 0568

biesse-indonesia.com


evolveindesign

MERESPONS MASA DEPAN KOTA KAMPuNG TAK KuNJuNG BOSAN MENYERuAK DI TENGAH PERTuMBuHAN METROPOLIS SEBuAH KOTA, MINuS TIDAK BERuBAH JADI PLuS DAN MENGGuSuR TAK PERNAH MENJADI SOLuSI TEPAT. Akhir April hingga awal Mei lalu, salah satu media eksplorasi dan informasi tentang dunia arsitektur yang digagas oleh kumpulan mahasiswa Jurusan Arsitektur universitas Tarumanegara tengah merayakan hari jadinya yang ke24. Setiap tahunnya, SKETSA menyelenggarakan event untuk memperingati ulang tahun serta eksistensinya dalam berkarya. Tahun ini HuT 24 SKETSA kembali mengadakan serangkaian acara dan mengangkat tema “Kampung: Masa Depan Kota”, tema yang saat ini sedang hangat-hangatnya dibicarakan oleh kalangan masyarakat luas terutama masyarakat Jakarta. Kota senantiasa bertumbuh seiring berjalannya waktu, sempitnya lahan menuntut pembangunan vertikal. Namun hal yang kemudian sering luput adalah tidak semua kalangan masyarakat siap untuk tinggal dalam bangunan

high rise, baik secara sosial, budaya, dan ekonomi. Terutama masyarakat yang tinggal di kampung kota. Pemahaman yang terjadi pada kampung, seringkali menuai pendapat negatif. Ketidak teraturan, lingkungan kumuh tempat bermukim sejuta kuman-kuman, tak jarang pula dicap sebagai area dengan kasta paling rendah. Bila menilik lagi ke belakang ,sesungguhnya cikal bakal sebuah kota pun berasal dari kehadiran kampung (the origin of a city). Dalam kampung inilah terkandung nilai serta karakter asli masyarakat setempat, yang kemudian berkembang membentuk kota. Hal yang saat ini semakin kabur dan pudar, tak jarang justru dihilangkan secara paksa, baik nilai maupun wujud fisik kampung tersebut. Sebagai media yang berperan menjembatani informasi kepada khalayak, baik praktisi, pendidik, dan para maha-

siswa arsitektur, HuT 24 SKETSA mengadakan beberapa event yang dimaksudkan untuk menyadarkan kembali bahwa selalu ada hal positif yang dapat diupayakan agar tercipta masa depan kota yang baik. Seperti lomba desain konsep, workshop arsitektur, photo hunting, architecture goes to school yang berupa lomba fotografi dan gambar tingkat sekolah, pameran hasil karya mahasiswa, dosen, alumni, praktisi arsitektur Anthony Liu, Tony wirawan Suriajaja, dan Suwardana winata, talkshow oleh Rujak Center dan Volume Factory. Dengan bertempat di Museum Nasional Jakarta, rangkaian acara dan pameran ini pun seakan mengajak, memberi suntikan semangat dalam kembali memanfaatkan ruang-ruang publik secara optimal dan fungsional. Membangkitkan kehausan manusia akan ilmu dan merangsang kritisi otak

dalam merespons sekitar, bukan sekadar pemuas kebutuhan dan mendorong sifat konsumtif masyarakat. Pada malam penutupan acara HuT SKETSA ke-24, tanggal 4 Mei lalu, suasana kampung diboyong ke dalam museum, tidak sebatas dekoratif ruang, tapi juga didukung dengan budaya masyarakatnya. Dalam kesempatan yang sama, selain diumumkannya pemenang dari kompetisi yang sudah diselenggarakan, diluncurkan juga majalah SKETSA edisi khusus “ARCHITECTOuR” yang membahas wisata arsitektur. Tema yang diangkat SKETSA kali ini diharapkan dapat memberi pencerahan seluruh warga kota beserta praktisi yang berperan banyak dalam pembangunan kota melalui gagasan serta desain arsitektur yang inovatif dan aplikatif. [Teks:NM]

desainkonsephutsketsa.blogspot.com

seni dAerAh Suasana Kampung tak akan hidup bila tidak disertai kegiatan serta budaya seni masyarakatnya. Pada kesempatan tersebut, ditampilkan pula tarian khas dari provinsi ujung Barat Indonesia, Aceh, yaitu Tari Saman.

desainkonsephutsketsa.blogspot.com

sketsA speCiAl edition Di usianya yang hampir seperempat abad ini, Sketsa meluncurkan sebuah edisi khusus, SKETSA “ARCHITECTOUR” yang membahas tentang wisata-wisata arsitektur. Dengan diluncurkannya edisi ini, diharapkan eksistensi majalah yang menampung tentang dunia arsitektur ini kian menginspirasi para pembacanya.

desainkonsephutsketsa.blogspot.com indesignlive.AsiA

33


34

evolveindesign

CREATIVE GRADuATION KREATIVITAS DAN INOVASI TEKNOLOGI TERKINI MEMBuAT PERAYAAN wISuDA LASALLE COLLEGE INTERNATIONAL JAKARTA uNIK DAN TAK TERLuPAKAN. Kelulusan adalah suatu momentum yang tidak selalu terus bersifat sangat formal dan berkesan seremonial, tapi juga dapat menjadi suatu ajang unjuk prestasi, atas hasil jerih upaya selama masa pembelajaran. Pesatnya dunia teknologi serta kebutuhan akan hiburan visual yang meningkat, menaikkan kancah dunia seni digital grafis, dengan sistem pixel yang dapat memanjakan indra penglihatan kita dengan jutaan spektrum warna. Berangkat dari kecanggihan sistem tersebut, sebuah Creative Show yang bertajuk TwOFIFTYSI x atau 256 dari LaSalle College International Jakarta, mencoba menginterpretasikannya dengan berbagai macam program acara. Desain panggung di The Hall Senayan City, April lalu begitu apik dan aktraktif lewat kubus-kubus raksasa yang menjadi properti untuk pertunjukan Video Mapping. Di panggung inilah juga nantinya para wisudawan/wati yang berjumlah 150 orang diwisuda. Di bagian ruang yang lain, terpampang karya dari prodi-prodi unggulan di LaSalle College International Jakarta. Tak ketinggalan ekshibisi Fotografi dan Body Painting. Prodi Digital Media

Design pun mempersembahkan karya berupa packaging design dan instalasi dari panel-panel akrilik 3D. Adapun prodi desain interior bekerja sama dengan KARE, butik furnitur asal Jerman, menghadirkan sebuah instalasi interior. Keramaian pun disumbangkan oleh adanya Fashion Bazaar, hasil karya mahasiswa jurusan Fashion Business. Malam menjadi puncak, panggung mempunyai peran utama. Sebuah fashion show yang disokong dengan efek Video Mapping dan Multimedia Teknologi terkini, menampilkan 196 buah karya siswa jurusan Fashion Design dengan gemilang. LaSalle College International Jakarta merupakan institusi pendidikan dari Montreal, Kanada, yang berskala internasional dengan enam program studi yakni Fashion Design, Fashion Business, Digital Media Design, Interior Design, Photography, dan Artistic Make up. Lasalle College sudah diyakini menjadi sebuah wadah bagi para calon desainer muda Indonesia yang nantinya dapat bersaing dalam persaingan global. [Teks: BT]

Lasallecollege.ac.id

fAshion pArAde Gerak semampai para model mempersembahkan karya hasil desainer muda Lasalle, jurusan Fashion Design, di antaranya rancangan Rosita Maryana dan Devy Fransisca.

lasallecollege.ac.id

light performAnCe Visual yang memukau dengan perangkat multimedia terkini tak ketinggalan koreografi yang atraktif, menghasilkan pertunjukan Video Mapping pada TWOFIFTYSIX dari Lasalle College International Jakarta tidak dengan mudah terlupakan.

lasallecollege.ac.id


evolveindesign

SATuRDAY IN DESIGN SINGAPORE KONTEN DAN PROGRAM YANG MAKIN BERAGAM, DITAMBAH INTERAKSI DESAIN YANG LuAR BIASA LuAS—EDISI KEDuA DARI SATuRDAY IN DESIGN DI SINGAPuRA TELAH MEMBERIKAN PERHELATAN TERBAIKNYA. Pergerakan dinamis kultur desain Singapura tercermin di acara Saturday in Design (SiD). Awal Oktober lalu, sekitar 30 peserta pameran baik lokal maupun internasional berada di 17 lokasi pusat kota, menyajikan karya terbaik dan terbarunya ke seluruh pecinta desain dan kepada lebih dari 3.000 anggota komunitas desain. Di kali keduanya, SiD meningkatkan mutunya dengan mengikutsertakan keterlibatan pengunjung lewat program desain interaktif yang mudah dioperasikan. Space Furniture mengadakan talkshow di stan foto Moooi dengan desainer utama Dinasaur Designs asal Australia sebagai pembicara, dan mengadakan tur keliling pameran; xTRA bekerja sama dengan seniman lokal, Eeshaun, mengajak

termasuk instalasi gantung dari kubuskubus putih oleh Studio Terre, di mana pengunjung harus melongok ke dalam untuk membaca deskripsi label yang dihadirkan. Dari keanekaragaman seluruh karya, tertangkap kesan yang sama mengagumkannya, antara pemikiran, konsep, serta usaha pada setiap karya. Konten internasional yang kuat pada SiD seolah memperlihatkan keterhubungan global Singapura sebagai pusat kreatif di Asia Tenggara. Tahun ini SiD Singapura menampilkan pameran travelling seperti Kvadrat Hallingdal 65 pada stan Dream Interiors dan instalasi penghenti-lalu lintas dari Egecarpets di ruang pamer Haworth (YAVuZ Fine Art Gallery). Ritzwell dari Jepang membuat

pengunjung untuk menambahkan ‘apa pun’ pada wall art mereka. Sementara itu, Bulthaup membuat sebuah model ruang dapur, yang dapat dijajal oleh pengunjung. The Project yang selalu dinanti di SiD hadir dengan media yang jauh lebih inovatif dan interaktif. Bw Furniture bermitra dengan SCA dan Lasalle College of the Arts menciptakan ilusi optik yang menggarisbawahi keunikan dari merek dan produk yang mereka tampilkan, pengunjung harus berdiri di berbagai posisi untuk dapat melihat mur dan baut menyatu membentuk siluet manusia di sofa, atau menyaksikan proses fragmentasi bentuk dari awal sampai menjadi furnitur. Dream Interiors memamerkan tak hanya satu, melainkan tiga proyek,

debutnya lewat Stylecraft; sedangkan Contrac-Image/Interface menyajikan koleksi global ‘urban Retreat’. Deco Expression memperkenalkan berbagai karpet Vorwerk dari Jerman ke Singapura. Dari Australia, ada Dinosaur Designs di Space Furniture, How we Create dari PALAMOuNT yang bertemu insan kreatif lokal Singapura dan berbagi pengetahuan dalam proses manufaktur; The Quench Collective, dari Queensland mendapat sorotan pada curated space di Red Dot Design Museum; Create Stone pun meluncurkan dua produk ubin terbarunya.

saturdayindesign.com.sg

dreAm interiors Merupakan salah satu destinasi favorit pada SiD 2012, memamerkan tiga proyek hasil kolaborasinya dengan studio-studio desain. Dream Interiors (65) 6235 0220

dream-int.com

bw furniture BW Furniture mengusung SCA dan Lasalle College of The Arts sebagai partnernya untuk menciptakan ilusi optik yang luar biasa cerdas dengan menggantungkan mur dan baut.

xtrA Showroom XTRA dipenuhi pengunjung yang ingin melihat karya seni yang bertema “wanderland”. Pengunjung mendapat kesempatan untuk menambahkan ‘apa-saja’ pada hamparan dinding penuh seni hasil karya artis lokal, Eeshaun. Lampu gantung ‘Etch’ dari Tom Dixon membentuk sebuah instalasi penuh tekstur. Asam yang terukir di logam kuningan lampu terinspirasi oleh logika matematika murni. Selain itu, ada ekshibisi dari Herman Miller, Then X Ten: The Power of the Poster. XTRA (65) 6336 0688

BW Furniture (65) 6339 2285

bwfurniture.com

spACe furniture Space Furniture memberikan sajian oleh chef ternama, Michael Han, dari FiftyThree Restaurant. Pengungjung dapat berpose di stan foto Moooi, menghadiri acara bincang dengan Dinosaur Designs, dan memenangkan sebuah pengalaman kuliner yang eksklusif dari Gaggenau. Space Furniture (61 5) 6415 0000

xtra.com.sg spacefurniture.com.sg indesignlive.AsiA

35


36

evolveindesign

MARC NEwSON. wORKS

50+ KARYA ARSITEK uNTAR

Oleh Alison Castle Penerbit Taschen 610 halaman hardcover dengan bungkus cover, IDR 9.721.000 (61 3) 9388 0444 taschen.com Diresensi oleh Heather Barton

Ditulis oleh William Sastrawanto, ST Penerbit Jurusan Arsitektur Universitas Tarumanagara, ILUMARTA 190 halaman, softcover IDR 295.000 Jurusan Arsitektur, Universitas Tarumanegara Diresensi oleh Bernadetta Tya

Works, karya Marc Newson mengacaukan konsep akan sebuah buku dan objek seni. Menilik sekilas rupa buku yang sangat tebal ini tampak seperti ensiklopedia dari hasil survei terhadap karyanya dan objek seni. Buku ini dirilis secara terbatas, Art Edition dan Collector’s Edition, dan diluncurkan secara internasional lewat galeri seni. Pada Art Edition, cover buku terbuat dari kulit yang didesain Newson dengan teknik Marquetry, sedangkan untuk sarung penutup buku menggunakan material Micarta (material yang hampir punah, terbuat dari resin lama dengan proses laminasi kain). Pada pameran Gagosian, exhibition of limited edition works, tahun 2007, Newson kembali membangkitan material tersebut. Sejak itu, Micarta menjadi signature media di banyak karya. Penerbitan, harga, dan strategi distribusi oleh Taschen menimbulkan pertanyaan, apakah Works merupakan sebuah buku atau benda seni? Poin yang paling penting adalah buku ini merupakan edisi pelopor yang membuat definisi baik buku maupun objek seni, jadi lebih kompleks dan mengacu pada masalah mendasar tentang identitas dan asal muasal sebuah objek dalam seni. Hal ini menjadi masalah yang diperdebatkan dari teoritikus Fried, sampai seorang seniman seperti Duchamp. Memang, pertanyaan yang sering diajukan, apakah Newson sendiri adalah seorang seniman atau desainer, karena ia tidak pernah belajar desain secara formal, melainkan hanya mengikuti pelatihan di akademi seni tapi dapat memamerkan karyanya di galeri seni. Newson tidak masalah dalam memberi jawaban untuk pertanyaan tersebut dan pertanyaan yang menanyakan tentang judul bukunya. Yang perlu diingat adalah bagaimana buku tersebut dapat memberikan kontribusinya. Bahwa sebuah fungsi tidak hanya sebagai wadah informasi tetapi sebagai sarana yang dapat merangkum keseluruhan estetika Newson melalui materialitas—bahkan tanpa membaca isinya. Kepandaian yang hanya bisa diharapkan dari seorang yang merenungkan hakikat serta konsep ‘transportasi’ ide sebagai sebuah ekspresi dan perwujudan yang dapat mengangkut ide-ide sebanyak itu.

Dapat terbayangkan pengalaman dan perubahan selama lima dekade universitas Tarumanegara telah meluluskan setidaknya 4.500 alumni dan telah melewati berbagai peristiwa penting Indonesia sejak didirikan pada 1962 sebagai Jurusan Arsitektur pertama di Jakarta. Lebih dari sekadar dokumentasi, buku ini merupakan manifestasi sejarah dan peristiwa yang terasa puitis terutama bagi alumni Jurusan Arsitektur universitas Tarumanegara karena sense of belonging yang mendalam. Bagi pihak di luar lingkaran Jurusan Arsitektur universitas Tarumanegara, menyimak ragam rupa desain dari alumni periode awal uNTAR cukup menarik. Seperti wahyu w. Hidayat, angkatan 1965, dengan karya BPK Penabur Sentul City, Suwandi Supatra, angkatan 1969, dengan proyek Rumah Tanjung Duren, dan Jakabaring Aquatic oleh Timmy Setiawan, angkatan 1970, hingga lulusan termuda, seperti Hans I. Kurniawan dan Bambang wicaksono, angkatan 2000, Eric Yudo, angkatan 2001, dan Noviardi Prasetya, angkatan 2002, yang menampilkan lebih dari satu karyanya. Banyak karya arsitektur di dalam buku ini merupakan karya dari arsitek alumni universitas Tarumanegara yang cukup memiliki reputasi dalam dunia arsitektur Indonesia, seperti Antony Liu, Rudy Kelana, Tonny wirawan Suriadjaja dari biro arsitek TwS & Partners, Patrick Lim, dan willis Kusuma adalah beberapa contoh di antaranya. Lima puluh tiga karya di dalam buku ini terdiri dari 48 proyek arsitektur dan 5 proyek interior yang masing-masing diakomodasi dalam 2—4 halaman dengan deskripsi singkat. Spesifikasi proyek, gambar kerja, modeling 3D, dan fotografi dalam tata atur yang rapi memperkaya buku ini. Selain karya arsitektur, Fernando Gomulya memberikan kontribusi karya fotografi arsitekturnya. Namun, disayangkan beberapa gambar beresolusi rendah masih lolos dari proses kurasi dan ditampilkan dalam buku yang berukuran cukup besar ini. Meski begitu, buku ini menjadi rekam jejak penting atas performa perjalanan pendidikan dan kualitas sarjana Arsitektur universitas Tarumanagara, seperti yang diungkapkan pada halaman pembuka.

indesignlive.AsiA

SEMI-DETACHED: wRITING, REPRESENTATION AND CRITICISM IN ARCHITECTuRE Edit oleh Naomi Stead Penerbit URO Media 336 halaman softcover, AUD$ 49.00 (61) 403 774 304 uromedia.com.au Diresensi oleh Mandi Keighran Semi-Detached adalah sebuah buku mengenai peran kata-kata dan gambar dalam arsitektur, serta orang yang terlibat dengan karya arsitektur. “perlakuan seorang arsitek untuk masing-masing bangunan sangat berbeda, misalnya, dari penghuni, fotografer profesional, sarjana arsitektur, sampai kritikus spesialis arsitektur,” tulis editor, Naomi Stead. “Masing-masing tokoh tersebut memiliki keahlian spesifik dan cara tersendiri dalam arsitektur, untuk menghasilkan, menjelaskan, dan mengkritisi itu. Apa yang mengejutkan kemudian ialah bahwa banyaknya ragam suara yang ternyata begitu jarang terdengar di tempat yang sama, atau dalam sebuah perbincangan.” Melalui buku ini dapat dipahami bahwa substansi pokok berasal dari kata-kata dan gambar. Dengannya kita dapat merekam peristiwa, waktu, dan tempat sampai pada akhirnya hal tersebut membantu kita dalam mengonstruksikan sejarah. Melihat penamaan judul buku, Semi-Detached, mengacu pada variasi kedekatan sudut pandang para praktisi di bidangnya masing-masing. Seperti yang sudah dikatakan Stead, tindakan sesederhana menulis tentang bangunan atau merekam melalui gambar dapat menciptakan “keintiman tertentu dan kepekaan tersendiri.” Buku ini memperlihatkan peran kritik arsitektur. Apakah kita memang dalam “keadaan krisis” karena terlalu banyak percaya? Namun, apa yang dimaksud dengan ‘peran’ kritik arsitektur, karena sering kali, kritik tersebut muncul setelah bangunan selesai. Semi-Detached adalah kumpulan esai dan wawancara oleh dan dengan praktisi arsitek yang berbicara tentang apa itu kritik arsitektur dan representasi berarti bagi mereka. Teks-teks dalam buku ini disertai gambar dan foto dari beberapa fotografer arsitektur terkemuka di Australia. Keberhasilan buku ini adalah pada pertimbangan yang teliti atas sebuah lingkup— ketimbang mencoba untuk mencakup representasi arsitektur pada skala global, fokus pada Australia telah menghasilkan sebuah buku yang ditetapkan dan dianggap yang merupakan langkah penting menuju, seperti yang ditulis Stead, memperdalam pembicaraan publik tentang arsitektur di Australia.


37

InvesTIgaTIng The laTesT TRenDs anD pRoDUcTs In lIghTIng

Editor pencahayaan AndrĂŠ Tammes sedang menantikan manfaat dalam menggunakan pantulan cahaya. Telah diakui dan dipahami secara luas bahwa pencahayaan sebuah interior ruang memberikan dampak besar terhadap apa yang dirasakan penghuni ruangnya. Ada banyak kode dan peraturan pencahayaan yang harus dipatuhi para arsitek dan desainer agar kualitas cahaya dalam ruangan memadai. Namun, spesifikasi pencahayaan yang sebagian besar diatur oleh kode persetujuan mempunyai pertimbangan jauh lebih mudah dicapai jika cahaya ditujukan langsung ke bawah dari langit-langit ke

permukaan bidang kerja atau pada lantai. Fakta ini mungkin menjadi sebab utama pada pencahayaan yang akhirnya terlihat membosankan di banyak ruang. Meskipun secara teknis ruang dengan cahaya langsung dari atas merupakan standar yang benar, hal seperti ini dianggap gagal dalam merefleksikan bentuk arsitektur yang mereka tempati sehingga tidak dapat memenuhi berbagai kebutuhan visual orang-orang yang menempatinya. Dalam edisi FuSE Indesign kali ini, editor pencahayaan

Andre TammÊs berbicara tentang alternatif utama dalam metode pencahayaan— penggunaan permukaan vertikal yang membungkus serta mendefinisikan sebuah ruang sebagai reflektor cahaya. Seperti yang akan Anda temukan pada bagian ini, terbukti bahwa metode alternatif ini dapat menghadirkan persepsi yang jauh lebih positif terhadap ruang-ruang interior. Mandi Keighran adalah Editor dari majalah Indesign.

indesignlive.AsiA


AtAs The British Museum,

Great Court, London, pencahayaan oleh Claude Engle (Foto: Dennis Gilbert) kiri Museo de la Evoluci n Humana, Burgos (Foto: Thomas Mayer) kAnAn Xanadu, Madrid, pencahayaan oleh Bliss Fasman Inc. (Foto: Thomas Mayercan)


FUseindesign

teks André tAmmes Alih bAhAsA nissA mArettA

ami merasakan efek cahaya dengan cara yang sangat khusus. Secara intuitif, kami menyebutnya ‘phototropic’— yang artinya peka terhadap cahaya, tingkat kecerahan, dan yang penting adalah kontras. Sebagai tambahan, banyak informasi visual yang tidak berorientasi pada bidang kerja dapat diperoleh dari permukaan vertikal. Melihat realita ini, cukup logis untuk mengarahkan cahaya pada permukaan vertikal dengan tujuan menegaskan wujud ruang yang kita tempati. Bagaimanapun, kenyataannya mayoritas pencahayaan listrik pada interior dan eksterior, sebagian besar diarahkan downwards terhadap permukaan horizontal—dalam hal ini meja atau lantai. Cahaya yang diteruskan melalui refleksi ‘pembungkus’ ruang memiliki manfaat utama sebagai pemersatu sumber cahaya, penghuni, dan tata ruang di sekitarnya. Sebagai sebuah pengalaman visual, ruang yang diterangi dengan cara ini terasa terang dan nyaman. Pada 1970-an, seorang peneliti tentang pencahayaan, John Flynn, melakukan eksperimen untuk mengevaluasi beragam respons subjektif terhadap berbagai kondisi pencahayaan. Di salah satu percobaannya ia menemukan kecenderungan subjek akan tertarik pada aksen pintu masuk yang menyala. Akan tetapi, setelah merasakan ruang yang ‘sangat terang’, ia menyadari bahwa penghuni ruang lebih memilih area dengan dinding yang lebih cerah. Hasil penelitiannya bertujuan mendefinisikan macam kondisi pencahayaan yang menciptakan sebuah respons terukur menurut tipologi pencahayaan sebagai berikut.

K

Beraturan v. tidak beraturan Pola-pola cahaya Tinggi v. rendahnya tingkat iluminasi Pencahayaan langsung v. Pencahayaan yang direfleksikan dari dinding Disimpulkan, pencahayaan dapat di gunakan untuk membuat ruang-ruang interior. Dengan memiliki kualitas yang diukur pada skala diferensial semantik, melalui nomor sampel yang besar.

‘Nyaman’ v. ‘tidak nyaman’ ‘Jelas secara visual’ v. ‘samar’ ‘Lapang’ v. ‘terbatas’ ‘Publik’ v. ‘privat’ ‘Santai’ v. ‘tegang’

nambahkan lampu pada meja atau rak display horizontal. Namun yang perlu diperhatikan juga adalah menjaga keseimbangan antara cahaya di bidang kerja dengan cahaya pada permukaan vertikal di sekelilingnya.

Karakteristik visual yang menimbulkan persepsi positif dapat tercapai dengan mengadopsi aturan-aturan umum dalam desain pencahayaan sebagai berikut.

spACious Dengan meratakan pencahayaan pada kedua dinding dan permukaan horizontal, akan mengurangi kontras dan melahirkan persepsi kenyamanan cahaya.

pleAsAnt Terangi dinding secara merata. Secara keseluruhan tingkat pencahayaan (‘lux’) berhubungan dengan kebutuhan fungsional ruang serta keseimbangan antar jumlah refleksi cahaya dari dinding dengan jumlah cahaya downlight pun akan bervariasi sehingga tercipta suatu kontras yang menarik melalui variasi pola distribusi pencahayaan dalam ruang.

publiC Pencahayaan dengan kekuatan tinggi yang terletak sebagian besar di plafon dengan dilengkapi peralatan yang dapat menyebarkan cahaya secara merata dan memiliki kontras yang minimum.

visuAlly CleAr untuk meningkatkan kadar cahaya di area aktivitas—bisa dengan me-

relAxed untuk membuat kesan visual yang menenangkan, terapkan pencahayaan rendah melalui pendistribusian yang tidak seragam, menggunakan dinding dan permukaan vertikal seperti layar, tirai, tanaman rambat, atau karya seni sebagai reflektor cahaya tambahan.

indesignlive.AsiA

39


40

FUseindesign

AtAs Gambar paling atas

menunjukan cahaya yang direfleksikan pada permukaan vertikal, sedangkan gambar di bawahnya menunjukkan cahaya yang di arahkan pada permukaan horizontal. ( Gambar oleh Bloom Unit, Cloud based rendering plug-in for Sketch Up, aplikasi render pertama di dunia yang sangat interaktif dan akurat secara fisika— bloomunit.com)

indesignlive.AsiA

Pencahayaaan pada bidang vertikal dapat menentukan respons positif atau negatif terhadap ruang. Sejak dulu, gagasan menggunakan pantulan cahaya dinding sebagai ‘area sumber cahaya’ tidak mendapat atensi penuh. Namun belakangan ini hal tersebut sudah mulai diperhitungkan ke dalam proses perencanaan, baik pencahayaan maupun secara visual. Kehadiran cahaya digunakan sebagai salah satu cara untuk mendefinisikan ruang, bentuk, dan menciptakan batasan-batasan. Dalam skala besar, seperti kompleks bangunan, teknik ini digunakan sebagai penunjuk arah sementara tanpa lampu tambahan, cahaya yang dihasilkan pun cukup untuk menerangi area sirkulasi. ‘Wall washing’ atau ‘wall grazing’ adalah sebuah teknik yang berubahubah tergantung pada penggunaan rumah lampu, baik secara linear ataupun terpusat pada dinding sehingga sumber cahaya dapat disesuaikan langsung dengan tingkat kenyamanan visual. Adaptasi perpindahan mata secara terus menerus dari bidang penglihatan yang luas ke bidang yang lebih terbatas menyebabkan kelelahan visual, yang mereda ketika dinding pembatasnya cukup terang. Selanjutnya, pencahayaan

pada dinding tersebut dapat mengurangi kontras yang dialami oleh pandangan dari tingginya tingkat cahaya eksternal yang masuk melalui jendela. Banyaknya cahaya tanpa bayangan (shadow-less) yang terefleksikan dari dinding, berkontribusi pada pengurang an kontras yang kuat, sering kali terjadi pada sebagian besar pencahayaan dari plafon. Ruang yang diterangi secara parsial atau seluruhnya oleh pantulan cahaya dari permukaan vertikal akan secara subjektif diterjemahkan sebagai ‘terang’. Fleksibilitas pada penambahan atau pengurangan kuantitas alat pencahayaan bergantung pada fungsi serta kebutuhan cahaya pada ruang tersebut. Issue yang jadi kunci utama dalam ‘brightness design’ adalah faktor pantul pada permukaan vertikal. Jika pencahayaan pada interior ingin terlihat ‘terang’ dan diteruskan secara substansial melalui pantulan, penting untuk memperhatikan jenis finishing permukaannya. Sebaiknya menggunakan reflective matt. Finishing Matt penting untuk menghindari pantulan gambar dari sumber cahaya. Jika faktor pantulan mencapai kisaran 65—80%, hal ini perlu diperhatikan. Dinding dan permukaan vertikal lainnya dapat diterangi dengan berbagai macam teknik pencahayaan. Teknik wall-washing bisa diaplikasikan dari atas, bawah, dan keduanya. Mengimbangi ‘wall-grazing’ dan hal yang terkait pencahayaan pada tekstur dapat dicapai dengan menggunakan fittings LED berbentuk balok kecil linear. Catatan penting: ‘tekstur’ yang tidak diinginkan dalam bentuk variasi sekecil apa pun pada berbagai maca permukaan termasuk yang ‘datar’, akhirnya akan terlihat juga—banyak gangguan dari kontraktor!

André Tammes adalah desainer pencahayaan freelance dan visual planner yang berbasis di Sydney-Australia. Ia juga Lighting Editor di majalah Indesign. andre@andretammes.com



42

FUseindesign

meyer ‘ArClight’

thorn ‘menlo3’

Lampu ‘Arclight’ dari Meyer dapat menghasilkan aksen pencahayaan layaknya sinar yang menembus jendela terbuka. Melalui reflektor yang dibuat khusus, cahaya dari dua LED diarahkan ke sisi yang saling berlawanan. Hasilnya, lengkungan cahaya yang merata—sesuai dengan namanya (arclight). Hanya dengan satu lampu ‘Arclight’, efek magical sinar yang tersingkap dari sebuah jendela bisa Anda dapatkan.

Varian desain ‘Menlo’ telah dipengaruhi oleh penelitian pada keinginan konsumen dalam sebuah lampu berkomponen ganda. Macam variannya menggabungkan kinerja fotometrik yang disesuaikan menggunakan tiga optik, estetika visual yang baik, dan pemilihan fleksibilitas termasuk tiga pilihan mounting—tersembunyi (recessed), agak tersembunyi (semi-recessed), dan tidak tersembunyi.

Inlite (61 2) 9699 3900 inlite.com.au

THORN Lighting (61 2) 8786 6000 thornlighting.com.au

indesignlive.AsiA

sylvAniA ‘invArio 75 led’ Lampu recessed downligt dari Sylvania Lighting dilengkapi Bridgelux 13 W LEDs. Berkekuatan sebesar 850 lm, temperatur warna 3000K, dengan umur lampu 50.000 jam. Dapat dimiringkan 30 derajat dalam 2 arah, memungkinkan arah cahaya langsung tertuju ke permukaan vertikal. “Invarion 75 LED” tersedia dalam versi ‘plug and play’, pemasangan cepat dan mudah tanpa peralatan. Sylvania Lighting 1300 728 988 sla.net.au

luCent lighting ‘prospex xiCAto ACCent’ Lampu ‘Prospex Xicato Accent’ menawarkan berbagai lampu arsitektural, mulai dari LED Halogen, dan miniatur lampu downlights metal halida dengan kedua pilihan baik trim maupun trimless. Fitur canggihnya memungkinkan lampu berputar dengan kemiringan 45˚ dan berotasi hingga 350˚. Light Project (61 3) 8415 1970 lightproject.com.au


media partners:


44

FUseindesign

philips Color kinetiCs ‘ew burst CompACt powerCore’ ‘Ew Burst Powercore Compact’ adalah perlengkapan lampu LED yang sangat compact. Lampu ini dirancang untuk cahaya aksen dan penerangan pada site. Varian arsitekturalnya menghasilkan output berkualitas tinggi, cahaya putih dengan suhu yang hangat 2700K dan suhu netral 4000K untuk menunjang berbagai model aplikasi. Philips 1300 304 404 colorkinetics.com indesignlive.AsiA

fAgerhult ‘pleiAd g3’

Zumtobel ‘Aphrodite’

erCo ‘quintessenCe’

‘Pleiad G3’ merupakan generasi ketiga lampu downlight dari Fagerhult, sekarang dilengkapi dengan LED. Fokusnya adalah efisiensi. Untuk mengatasi masalah yang terkait dengan LED, Pleiad G3 dirakit dengan teknologi reflector inovatif yang sepenuhnya memanfaatkan efisiensi LED tanpa memengaruhi faktor ergonomis lampu. Tersedia dengan berbagai varian untuk distribusi lampu yang berbeda-beda.

Dirancang oleh Nik Schweiger pada 2011, ‘Aphrodite’ dari Zumbotel menghasilkan kesan yang unik, dan menghadirkan efek yang emosional. Kombinasi dari berbagai fitur memungkinkan kamar dan fasade terlihat menyala dengan impresif.

Struktur modular dari lampu sorot ‘Quintessence’ s ERCO dengan detail pemasangan memungkinkan variasi yang berbeda harus dibuat dengan detail pemasangan identik dan ujung luminer. Kombinasi unik dari lampu, lensa, dan peralatan kontrol menghasilkan efisiensi maksimum, dan teknologi pencahayaan berkualitas tinggi dilengkapi antiglare ring yang mengacu pada prinsipprinsip efisiensi dalam kenyamanan visual.

Eagle Lighting (61 3) 9344 7444 eaglelighting.com.au

Zumtobel (61 2) 8913 5100 zumtobel.com

Erco (61 2) 9004 8801 erco.com




lUminaryindesign

teks sunthy sunowo portrAit Courtesy of wismAkhArmAn, dAn nissA mArettA

Andy SiSwAnto MeMbIcaRakan koTa laMa seMaRang selalU IDenTIk Dengan aRsITek yang begITU peDUlI MeMbela eksIsTensI bangUnan laMa Dan laTaR sejaRahnya InI

indesignlive.AsiA

47


erjalanannya berarsitektur justru bermula dari ketertarikannya pada karya seni seperti lukisan dan patung. Ruang kemudian menjadi sesuatu yang menarik baginya ketika menyadari bahwa berkesenian juga membutuhkan ruang dengan kualitas-kualitas tertentu. Lukisan, patung, pertunjukan musik, dan performing art membutuhkan ruang untuk mencapai kualitas terbaiknya. “Bahkan berpuisi pun membutuhkan ruang,” jelasnya. Kesadaran semakin menguat ketika semakin sering menikmati pertunjukan musik klasik. Kepekaan inilah yang semakin terasah sejalan dengan hobinya untuk berjalan-jalan menikmati pemandangan alam atau mengunjungi museum. Semua itu memperkaya wacana dan mendorongnya untuk selalu kreatif merespons dengan desain. Pekerjaan arsitek sendiri sudah dilakoninya sejak masih di bangku kuliah, tetapi secara profesional, dia selalu melihat desain dari konteks yang lebih besar: urban dan tata kota. Hal ini tentunya memberikan lebih banyak hal untuk dipertimbangkan sebelum memulai proses desain. Sejalan dengan waktu, proyek-proyek yang dilakoninya lebih banyak mencakup kawasan atau kota yang memiliki kerumitan dan tuntutan yang cukup kompleks. Dengan mengandalkan determinasi dan idealisme, Dr. Ir. Andy Siswanto, March, MSc berusaha untuk selalu merespons tuntutan inheren dengan potensi-potensi di sekitarnya yang bisa mewujudkan kualitas dan alur ruang yang baik dalam bangunan, kawasan, atau kota. Dengan melihat kondisi perkotaan di Indonesia saat ini, seorang Andy Siswanto memiliki keprihatinan yang terbentuk dari sudut pandangnya melihat keruwetan tersebut. Kontribusi dari bangunan-bangunan dengan kualitas arsitektur yang dangkal menjadi salah satu penyebab kota menjadi semrawut. Kekacauan ini menjadi cerminan dari budaya dan peradaban bangsa tersebut. Sementara itu, kota menjadi seperti sebuah kain tenun yang saling berjalin antara aspek satu dengan lainnya. Di sinilah Andy Siswanto meyakini bahwa desain adalah sebuah proses sintesa yang terwujud dari interaksi antara lingkungan, konteks urban, dan program arsitektural. Dalam kasus Kota Lama Semarang, Andy Siswanto sudah sejak lama mengidentifikasi banyak kerusakan. Kota lama tenggelam dalam rob, 90% bangunan diterlantarkan, rusak, dan hancur. Kepedulian akan kualitas tata kota yang buruk, sementara kota lama ini merupakan aset tidak ternilai harganya yang harusnya dipreservasi dan konservasi. “Terjadi capital and resident flights dan kehadiran infill bangunan yang tidak kontekstual. Hasilnya adalah semua pihak saling menunggu untuk melakukan pembangunan,” jelas Andy. Andy Siswanto kemudian mulai melakukan studi sejarah, dilapidation survey terhadap bangunan dan infrastrukturnya, membuat gambar terukur, dan kemudian dikembangkan menjadi masterplan konservasi dan revitalisasi CBO lokal memobilisasi pemilik dan penyewa untuk meningkatkan kesadaran terhadap aset milik mereka. “Saya meminta Pu Pusat untuk membangun infrastrukturnya, Pemda untuk memberikan kekuatan Perda pada masterplannya, mendorong komunitas, serta investor untuk membangun. Totalitasnya dalam mengerjakan apa pun membawa proyek Kota Lama Semarang ini berhasil membuka mata banyak orang. Begitu juga dengan kawasan Ban-

P

darharjo yang membuatnya meraih predikat Best Practice dalam Dubai International Award pada November 2002. Penghargaan ini ternyata tidak sepenting kepuasan batinnya melihat peningkatan kualitas hidup dari penduduk di kawasan yang terkenal kumuh tersebut. Ketelatenan dan kepeduliannya untuk melakukan participatory planning and community design di kawasan ini membuahkan hasil positif. warga diajak untuk aktif memberikan masukan dalam proses perencanaan kawasan dan perancangan rumah susun Bandarharjo. “Pembangunan dilakukan menyeluruh dengan memberdayakan ekonomi, sosial, serta lingkungan permukiman,” beliau menekankan. Dia juga menuturkan keinginannya tentang kondisi Semarang di masa depan, “Saya mengharapkan adanya keindahan yang bersahabat dengan alam dengan bentuk dan formasi ruang yang mampu memperkaya tipologi dan morfologi kota agar menjadi lebih humanis untuk pejalan kaki, pengendara sepeda, serta memperkaya kehidupan penghuninya.” Selain itu, dia mengharapkan Semarang tidak makin besar dan padat,

AtAs kiri dAn kAnAn

Pusat Informasi Agribisnis Kementerian hAlAmAn sebelAh AtAs Hotel di Kota Lama Semarang

hAlAmAn sebelAh bAwAh Waterfront City

Balikpapan seluas 380ha


lUminaryindesign

lebih hijau, serta jaringan pedestriannya lebih lebar, panjang, dan sistemik. Transportasi publik yang lebih dominan dan pembangunan di Semarang bagian atas yang lebih menghargai kontur tanah juga menjadi citacitanya. Selain Dubai Award, keberhasilannya mendesain proyek mal dan office tower di kota Chicago membuat Andi dianugrahi Chicago Awards dari American Institute of Architects. Ketika ditanya tentang apa desain arsitektur yang berhasil, dia menjawabnya dengan sederhana dan jelas. Desain menurutnya adalah proses kreatif-artistik yang menuntut sebuah kondisi untuk mewadahi fungsifungsi dalam konteks ekonomi dan sosial yang bersifat relatif dan tidak stabil. Di sinilah kepekaan seorang arsitek mendapatkan tantangan. Arsitek tidak hanya memberikan solusi secara desain, tetapi memahami dan menghadirkannya sebagai pertimbangan inheren dalam mendesain. Di sisi lain, dia mempercayai bahwa keindahanlah yang menjadikan sebuah karya arsitektur itu mampu bertahan melalui zaman. “Perdebatan tentang gaya dan gerakan arsitektur tentunya berguna untuk perkembangan sejarah dan teori, tetapi untuk menciptakan karya yang baik, masing-masing aliran mampu memberikan kontribusi kesejatian dan keindahannya sendiri,” jelasnya. Dia juga menyoroti tentang arsitektur pascamodern dan beberapa eksperimen neo-

modernisme yang berkembang di Indonesia sebagai fenomena menarik. Namun, arsitek perlu lebih mematangkan diri dengan teori desain, emergent technologies, computational design, dan landscape urbanism agar tidak hanya menghadirkan kualitas optimal di dalam batas lahan tetapi juga memberikan kontribusi positif kepada bentuk kota. Langkah kreatif yang diambil mestinya juga didukung oleh institusi dan otoritas arsitektural yang lebih mempu mendukung budaya inovatif dan bisa membuat kota menjadi lebih humanis. Dalam hal ini, parameter kesuksesan desain menurut arsitek yang menyukai teknik design with nature ini adalah indah, benar, dan fungsional. Sementara itu, kondisi dan konteks kehidupan di Indonesia yang memang harus merengkuh ‘kekacauan’ ini menuntut respons khusus, sehingga lingkung an memiliki pengaruh signifikan ke dalam formasi bentuk dan ruang arsitektur. “Sebaiknya bentuk jangan mengikuti fungsi, tetapi fungsi mengikuti dan diisikan saja ke dalam bentuk yang kita ciptakan,” tambahnya. Proyek dengan tingkat kerumitan yang menuntut tinjauan dari berbagai disiplin ilmu sangat menarik untuk Andy Siswanto. Beberapa proyek yang memiliki tantangan tersendiri tersebut di antaranya waterfront City Balikpapan seluas 380 ha, River Valley Bandungan, Pusat Informasi Agribisinis Kementerian Pertanian,

RTRw Tarakan, Bali Cultural Heritage Conservation, dan Pengembangan Kawasan Majapahit Trowulan. Dari keseluruhan proyek yang telah dikerjakan, dia menyimpulkan hasil pengamatannya pada dinamika pembangunan kota di Indonesia. “Menurut saya, kekacauan kota di Indonesia bukan karena banyaknya pembangunan yang melanggar tata ruang yang sudah dibuat, tetapi konsep dan keilmuan yang mendasari berbagai peraturan dan pedoman penataan ruang dan ribuan produk tata yang ada relatif berkualitas dangkal. Hal ini menyebabkan banyak kelemahan inheren dan ditambah dengan kualitas sumber daya manusia Pemda yang juga memiliki keterbatasan dalam kemampuan manajemen pembangunan kota. Hambatan terbesar adalah sektor-sektor yang ikut berperan dalam konstruksi sebuah kawasan dan kota sangat banyak, tetapi pemerintah tidak memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan secara integral dan sistemik. Sektor swasta sepertinya jauh lebih mampu melakukannya,” Andy Siswanto menyimpulkan.

PT Wismakharman (62) 24 8440256

Andy siswAnto timeline 1954 1974 1975 1981 1983 1983-03 1990-91 1991 1990-93 2002 2010 2011 2012 2013

Lahir di Wonosobo. Sekolah di STSRI-Asri dan Fakultas Sastra Inggris IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta. Kuliah di Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Menjadi salah satu pendiri PT Wastuwidyawan Menjadi salah satu pendiri, arsitek, desainer urban, dan planner di PT Wismakharman Mengajar di Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Katolik Soegijapranata Mendapatkan M.Arch dari Univ. of Wisconsin, Milwaukee dan MSc in Urban and Regional Planning dari Univ. of Wisconsin,Madison Mendapatkan Chicago Award dari American Institute of Architects Project assistant dan arsitek di Milwaukee dan Berners-Schober&Associate di Greenbay. Mendapatkan gelar PhD dari Architectural Association (AA) Graduate School, London. Merancang Pusat Informasi Agrobisnis Kementerian Pertanian, Jakarta Merancang Futacy Island di batas perairan Batam-Singapura Merancang Apartemen Sunway, Masterplan LIPI Cibinong, Masterplan dan Engineering Design Waterfront City Balikpapan. Merancang hotel di Kota Lama Semarang, Team leader FS dan Masterplan Kawasan Industri Maloy Kaltim, serta menjadi principal architect dan desainer urban untuk Rencana Induk Pengembangan Kawasan Majapahit, Trowulan.

indesignlive.AsiA

49


Hidden Form galeRI baRU aUsTRalIa hoUse DI jepang DIDesaIn oleh aRsITek aUsTRalIa, anDReW bURns, yang DRaMaTIs Dan TeRlIhaT beRbeDa DaRI beRbagaI sIsI


artindesign

teks JAne burton tAylor fotogrAfi brett boArdmAn Alih bAhAsA bernAdettA tyA

ancurnya Australia House di utara Tokyo saat gempa Jepang 2011 membuat pemerintah Australia merespons dengan cepat. Galeri dan hunian yang diwadahi rumah petani tradisional; bersama Echigo-Tsumari Art Triennale, telah menyegarkan kembali area pegunungan dan membuat Australia lebih yakin dengan kerja sama ini. “Ini sangat mengagumkan. Duta Besar Australia sebelumnya, Murray McLean dan Fran Kitagawa (The Triennale Director), langsung membangun kembali bangunan ini sebagai pernyataan komitmen dan kegembiraan,” ujar arsitek Andrew Burns. Burns yang berasal dari Sydney adalah pemenang sayembara internasional Australia House Marc Two. Karyanya menyisihkan 153 karya lain dan mendapat pujian dari pihak komite Jepang, Tadao Ando, karena bentuk segitiga yang menarik. Menurut Burns, desain merespons bentuk lahan dan atap skillion dengan kemiringan tajam untuk hujan salju deras di Distrik Niigata. Segitiga adalah upaya meningkatkan kompleksitas bangunan, dan membuat galeri sederhana menjadilebih ‘hidup’. “Itu adalah bentuk yang tegas,” ucap Burns. Ia mencoba untuk menguatkan persepsi tentang dalam dan luar; terutama lanskap di luar dan lanskap berkontur pada satu sisinya.

H

Dari luar bangunan menggunakan Japanese Cedar warna madu di bagian dalam dan hitam di luar sama-sama terlihat menonjol. Bangunan memberikan ekspresi berbeda dari posisi yang berlainan. Dari depan terlihat sebagai bangunan pertanian tradisional. Berjalan melawan arah jarum jam, pemandangan dramatis dari sudut 45 derajat dan bentuk segitiga bisa dinikmati. “Segitiga ini mengurangi pengharapan terhadap bangunan beratap skillion tunggal yang sebenarnya,” kata Burns. “Potongan segitiga ini memberikan sentuhan arsitektural yang lembut tetapi cukup ikonis.” Bangunan ini kecil tetapi sanggup memenuhi kebutuhan praktis. Terdiri dari tiga ruang galeri yang terpisah dan area tidur di atasnya untuk mewadahi penghuni dan tamu. “Ini hanya satu ruang utama dengan enam ceruk tidur kecil,” jelas Burns. “Setiap ceruk memiliki tempat tidur tunggal dengan tirai hitam sehingga cukup privat dan nyaman karena terdapat jendela di samping. Anda pun dapat berbaring seraya melihat gunung.” Penambahan pada berbagai lapisan proyek, Burns bekerja sama dengan seniman Brook Andrew untuk menghadirkan artwork pertama di bangunan ini. Keduanya memang ingin berkolaborasi dan dipilih oleh kedutaan dan direktur Triennale. Andrew bertemu dengan komunitas lokal dan membentuk Mountain indesignlive.AsiA

51


52

artindesign

hAlAmAn sebelum Dari

depan, Australia House nampak seperti rumah pertanian tradisional Jepang AtAs Bentuk segitiga yang dramatis terlihat di bagian belakang kAnAn AtAs Akomodasi terletak di atas galeri kAnAn bAwAh Panel lipat memunculkan atau menyembunyikan karya seni dari Brook Andrew

indesignlive.AsiA

Home – dhirrayn ngurang, sebuah karya yang menggabungkan puisi disarikan dari tiap pertemuan: “See my snow, see my summer crop, see my jade river... drink tea with me”. Baik Andrew dan Burns tertarik bermain dengan persepsi spasial dan bersama berevolusi dengan menghadirkan karya seni di dalam bangunan. Andrew mengembangkan ide panel lipat yang memiliki cermin di satu sisi dan kaca dengan puisi neon Jepang di sisi lain. Panel terbuka hingga ke galeri utama menyingkap artwork tersebut. Tulisan di belakang hanya dapat dibaca dari cermin sehingga orang dapat melihat diri sendiri dan lanskap ketika membaca. “Dinding galeri menjadi sama dengan Cedar pada ruang, atau Anda dapat membukanya dan hal gila ini terjadi di hadapanmu,” ujar Burns. “Saya menyukai apa yang dia kerjakan, membiarkan arsitektur penuh dengan pengalaman. Hal yang cukup spesial untuk instalasi pertama. Tidak ada yang satu arah, semua harus berbagi dan berkoneksi.”

Jane Burton Taylor adalah penulis desain dan arsitektur lepas berbasis di Sydney.


FocUsindesign

53

W

centrAl jAvA centerStAge keIsTIMeWaan jaWa bagIan Tengah InI TIDak TeRlepas DaRI kebeRsahajaan kaRya aRsITekTURnya. kaMI MeMIlIhkan bebeRapa bangUnan koMeRsIal, RUMah TInggal, WoRkshop, hIngga MUseUM yang MenjaDI ceRMInan DaRI kepeDUlIan akan poTensI lokal yang haRUs TeRUs DIeksploRasI

indesignlive.AsiA


cAnvAS For DI bangUnan InI kaRya senI MeneMUkan penIkMaT; yang akan MeMbeRIkan apResIasI,


FocUsindesign

55

hAlAmAn ini Karya Entang Wiharso pada muka depan bangunan

teks sunthy sunowo fotogrAfi wisnu tris Arsitek d-AssoCiAte lokAsi mAgelAng | inA proyek ohd museum

ota Magelang merupakan kota yang tumbuh berkembang di dekat pegunungan tidar yang mungkin selama ini dikenal dengan posisi geografisnya yang dekat dengan Borobudur. Buat orang Indonesia, kota ini terkenal dengan makanan gethuk, wajik, dan masakan tahu kupat. Posisinya yang strategis; berada di jalur lalu lintas penghubung antara Yogyakarta dan Semarang, kota ini tetap menyimpan jejak perubahan zaman dengan banyaknya bangunan zaman Belanda yang masih terawat baik. Sementara itu, di mata pecinta seni, seniman, dan kolektor seni, kota ini memiliki arti yang berbeda. Seorang Oei Hong Djien telah membuka mata dunia seni lokal maupun luar negeri akan kota ini dengan kelengkapan koleksi karya seni kontemporer yang dimilikinya. Dia sendiri berpendapat, “Museum seni rupa adalah institusi yang mahapenting bagi sebuah negara yang beradab. Tidak adanya museum seni rupa nasional yang representatif di Indonesia sangat dirasakan oleh para penggemar seni rupa.” Kurang lebih terdapat 2000 karya lukis menjadi koleksi pribadi yang sekaligus juga menjadi perpustakaan seni modern dan kontemporer indonesia yang akan banyak bercerita. Oei Hong Djien sendiri adalah seorang dokter yang mengelola bisnis keluarga dalam pengolahan tembakau. Hobi dan ketertarikannya akan seni terutama seni lukis sudah dilakoninya sejak muda. Tidak mengherankan bila koleksi-koleksi lukisannya terdapat karya para seniman besar yang dia dapatkan jauh ketika mereka telah dikenal oleh dunia seni dan karyanya bernilai ratusan bahkan miliar rupiah. Alasannya mengoleksi sebuah karya hanya berdasarkan dia tertarik dengan karya tersebut. “Saya mulai mengoleksi karya seni karena senang. Jadi pilihan karya tidak berdasarkan nama besar tetapi karya yang saya anggap ‘besar’. Pada waktu itu ada karya seniman-seniman muda bahkan masih mahasiswa

K

ArtworK sekalIgUs kanvas; bagI senIMan UnTUk MeResponsnya Dengan kaRya indesignlive.AsiA

W


“Tujuan museum ini selain untuk display karya adalah sebagai sarana edukasi seni rupa dan untuk memperkenalkan seni rupa Indonesia modern dan kontemporer kepada publik di dalam dan di luar negeri” OEI HONG DJIEN

kiri AtAs Bangunan

kolonial yang dimanfaatkan untuk kantor, art shop, dan kafe kiri bAwAh Simfoni seni yang terdiri dari karya 40 seniman pada blok 80x80cm di area innercourt hAlAmAn sebelAh

Ruang tunggu, ruang tamu, dan sekaligus menjadi kafe didekorasi oleh karya-karya artistik dari seniman lokal

yang sangat menarik bagi saya, maka saya beli. Dari seniman-seniman itu ada yang sangat berhasil seperti Masriadi, Entang wiharso, Nasirun, Kelompok Jendela, dan lain-lain,” jelasnya. Hobi ini juga dilakoninya dengan sepenuh hati karena sampai saat ini, sebagian besar masih dia ingat nama seniman dan ukuran karya seni tersebut. Sebelumnya, sebagian besar koleksinya dipajang di dalam museum pribadi di rumahnya. Dengan semakin dikenal eksistensi koleksi miliknya, semakin banyak orang datang untuk sekadar menikmati keindahan seni atau untuk keperluan riset. Beberapa lembaga, akademisi, dan museum dari luar negeri bahkan datang ke museum pribadinya untuk bisa mempelajari seni kontemporer Indonesia. “Dorongan seniman-seniman yang saya kenal baik untuk membuat museum lebih memperkuat lagi motivasi saya membangun OHD Museum yang bisa diakses oleh publik,” ceritanya. Berada di belakang kawasan yang biasa disebut ‘china town’ Kota Magelang, Oei Hong Djien dibantu oleh arsitek Supie Yolodi dari D-Associate Architect mengubah sebuah gudang penyimpanan tembakau menjadi sebuah museum yang layak untuk memajang karya seni bernilai tinggi. Alasan mengoleksi sebuah karya sejak awal dia sudah berpesan kepada arsitek untuk tidak merombak bentuk asli dari gudang tersebut karena memiliki nilai sejarah.

Harapannya, dengan kehadiran museum yang bernapaskan desain modern dan berlokasi di tengah kota ini memudahkan masyarakat untuk lebih mengenal karya seniman Indonesia. “Tujuan museum ini selain untuk display karya adalah sebagai sarana edukasi seni rupa dan untuk memperkenalkan seni rupa Indonesia modern dan kontemporer kepada publik dari dalam dan luar negeri,” Oei Hong Djien menekankan. Bangunan ini juga merupa kan apresiasi terhadap karya seni yang menjadi koleksinya dan karya-karya baru yang nanti juga ikut dipamerkan dalam agenda acara yang dimiliki oleh museum. Arsitek dan pemilik sepakat dari awal untuk mempertahankan bangunan gudang yang memang telah memiliki kualitas yang cukup baik sebagai tempat penyimpanan tembakau. Perbaikan sedikit dilakukan untuk bisa memperbaiki detail arsitektural agar ruang di dalam bisa menggunakan pengkondisian udara untuk mengatur suhu dan kelembapan. Selain itu, ditambahkan panggung split level yang selain memberikan penambahan ruang, juga bisa menjadi area multifungsi. Posisinya yang tidak benar-benar di tengah menyisakan dua area void yang berbeda luasannya. Pada bagian depan void ini memberikan ruang bagi karya seni berukuran besar untuk dipajang di area ini. Beberapa bidang penambahan yang menutup akses visual area split level ke bagian void depan bahkan telah menjadi ‘kanvas’ untuk karya seni Eko Nugroho. Kemudian terdapat ruang menyempit yang terlihat lebih intim karena konsekuensi kehadiran tangga naik di kedua sisinya. Oleh museum, area ini dimanfaatkan untuk memajang karya-karya seniman yang lebih senior. Selain interior yang didominasi warna hitam, eksterior gudang juga sengaja diwarnai hitam. Pada bagian muka bangunan bahkan terdapat karya seni dari metal karya Entang wiharso, sementara di sisi pintu masuk justru diwarnai merah untuk menjadi latar karya seni Nasirun. Dua karya seni ini seperti ikut menandai sebuah prosesi untuk masuk ke ruang utama bangunan museum. Melalui sebuah terowongan, pengunjung berjalan menuju sebuah innercourt yang menjadi area penerimaan sebelum masuk ke dalam bangunan museum. Keistimewaan dari area innercourt ini langsung bisa dirasakan, sebuah instalasi dengan rumput karya Yusra Martunus yang langsung kontras dengan area pintu masuk museum berwarna merah dan bangunan zaman Belanda yang difungsikan sebagai kantor, art shop, dan kafe. Di sini pengunjung bisa membayar tiket masuk dan informasi yang dibutuh-


FocUsindesign

indesignlive.AsiA

57



FocUsindesign hAlAmAn sebelAh

Penambahan mezanin dalam ketinggian split level memperkaya pengalaman ruang hAlAmAn ini Karya Eko Nugroho yang juga memanfaatkan bidang dinding sebagai media berkarya dan merespons ruang

kan untuk sebelum masuk ke ruang pamer dan menikmati karya-karya seni kontemporer dunia dari seniman yang telah memiliki reputasi internasional. Ada pula yang menarik dengan lantai di innercourt. Bidang 80x80 cm yang disusun membentuk lantai di area ini beberapa telah mendapatkan respons dari seniman. Layaknya sebuah ‘walk of Fame’, Oei Hong Djien menamainya ‘Simfoni Seni’ yang saat ini terdiri dari 40 karya seniman ternama. Nantinya keseluruhan bidang kotak ini akan dipenuhi oleh karya seniman yang meresponsnya. Bangunan museum ini seperti menjadi spons yang menyerap energi kreatif seniman kontemporer Indonesia dan memberikan wadah atau ‘kanvas’ untuk berkarya. Sebagai museum, OHD Art Museum ini pastinya tidak akan memajang karya-karya yang menjadi koleksi Oei Hong Djien semata. Konsekuensinya, museum ini membuka diri untuk koleksi karya dari pribadi, institusi, atau hasil kurasi dari kurator yang datang dari luar. Keberadaannya jelas telah membuat masyarakat memberikan apresiasi lebih baik pada karya seni, dan para pecinta seni di Indonesia memiliki museum yang representatif dan dikenal dengan baik oleh dunia internasional.

Sunthy Sunowo adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

ohd Art museum Arsitek D-Associate Architect. Principal in charge: Gregorius Supie Yolodi, partner in charge: Maria Rosantinan, architect in charge: Sony Restu Wibowo dan Fajar Krisnawan. klien Oei Hong Djien desAiner interior D-Associate Architect desAiner penCAhAyAAn Lumina, Abdi Ahsan kontrAktor Julianti Rahaju wAktu pembAngunAn Fase pertama 18 bulan, fase kedua 20 bulan luAs totAl bAngunAn 986 m2 d-AssoCiAte (62) 21 7183214 d-associates.com finishing Cat dinding dari Dulux, kaca dari Asahimas, finishing dinding dengan texture paint, flooring di bangunan utama dan bangunan kafe dan art shop dari tegel semen lama (eksisting), lantai mezani dari laminate parquette, dan lantai di terowongan masuk dari andesit bakar. Julianti Rahaju (62) 293 363420 Lumina Group (62) 21 57930649 luminagroup-id.com CV Asahimas (62) 21 6904041 amfg.co.id 031-8280977 Dulux Indonesia 080038589 dulux.co.id indesignlive.AsiA

59


eclectic AdoPtion selalU aDa Respons TeRhaDap bUDaya lokal yang DIUsUng DalaM penDekaTan Rancang sUaTU bangUnan

etika menapakkan kaki ke Kota Yogyakarta, suasana asli daratan Jawa ini masih tetap terasa. Bahwa perkembangan zaman serta teknologi modern di kota bekas Kerajaan Mataram ini melaju, tentu tidak dapat dihindarkan. Meskipun begitu, hal ini berjalan secara harmoni dengan budaya serta adat aslinya. Inilah yang menjadikan feel ‘Jogja’ akan terus menempel pada tiap-tiap masyarakatnya. Kebudayaan lokal yang sudah demikian mengakar, tidak demikian gampang terhapus oleh kemajuan peradaban. Sama halnya bila menilik rumah-rumah di Kota Yogyakarta, suasana ramah dan santun pun masih lekat di setiap lekuk gang kecilnya. Terasa berbeda jika dibandingkan dengan bisingnya kota besar yang serba-terengah-engah dan sibuk bercitra. Modernisasi bagaimanapun sering kali tampak absurd pada beberapa bangunan di kawasan pusat kota, terlebih area perdagangan. Masing-masing seolah ‘berteriak’ mencari perhatian tanpa peduli harmoni. Tumpang tindih papan reklame tiap toko tak jarang merusak vista, lupa akan keteraturan. Bagi Jalan urip Sumoharjo, Yogyakarta, kehirukpikukkan bukanlah hal baru. Keramaian selalu terdengar hampir setiap harinya. Tidak heran, karena sejak dulu, daerah tersebut merupakan salah satu pusat perdagangan di kota bakpia ini. Sejarahnya, jalan yang biasa disebut pula Jalan Solo ini, menjadi akses masuk ke Kota Yogyakarta dari arah Sleman, juga menjadi tempat para pedagang kain mencari nafkah. Aktivitas jual beli pun dapat dijumpai di sepanjang pertokoan Jalan urip Sumoharjo, diikuti dengan deretan pedagang kaki lima yang tak jarang menggunakan pedestrian sebagai ruang tempat menawarkan dagangannya. Bayangan yang tidak jauh berbeda jika

K

kAnAn Bentuk bangunan Grand Aston yang didominasi bentuk geometris serta fasade yang menyimbolkan lambang batik, cukup menangkap pandangan mata dari seberang jalan


FocUsindesign

teks nissA mArettA fotogrAfi Courtesy hAdiprAnA Arsitek hAdiprAnA lokAsi yogyAkArtA | inA proyek grAnd Aston yogyAkArtA

indesignlive.AsiA

61


“Unsur budaya Yogyakarta tidak selalu dari bentuk bangunan, di sini kami juga mengaplikasikan dari segi budaya pelayanan masyarakatnya” FARID MS. MASDOEKI

AtAs Entrance pada hotel

yang berfungsi ganda untuk akses tamu hotel dan pengunjung Convention Hall kAnAn Suasana Vanilla Sky Lounge pada lantai teratas bangunan, yang menjadi salah satu fitur unggulan hotel

kita membayangkan akan padatnya ruko-ruko di daerah Pasar Baru, Bandung, dan Jatinegara di Jakarta. Meski ‘semrawut’ , beberapa di antaranya, kemudian justru menginspirasi segenap pembangun di era modern, yang masih ‘peka’ dalam membaca situasi untuk mengatur kembali tata ruang kota lewat kontekstualitas budaya. Tak selalu tentang wujud kota, namun juga budaya bermasyarakatnya. walaupun pada kenyataannya konsep-konsep tersebut masih sukar divisualisasikan sehingga ‘adopsi kelokalan’ hanya berbicara dalam wujud elemen bangunan. Kawasan usaha sering identik dengan ruko (rumah toko) yang notabene memiliki kepadatan antarbangunan yang juga tinggi. Bagaimana dengan di Yogyakarta? Mungkin selain dari lahan yang terbatas, problematika sebenarnya, yaitu kontekstualitas terhadap budaya setempat. Inilah yang coba dijawab oleh Grand Aston Yogyakarta. Bangunan Hotel Grand Aston Yogyakarta pun turut memberi suaranya pada keramaian jalan tersebut. ‘Berteriak’ dengan anggun.

Kelokalan di era modern ini bukan berarti mengambil bentuk arsitektur bangunan Joglo yang menjadi arsitektur khas Jawa, melainkan memilih untuk menstilasi salah satu corak batik sebagai identitas ‘modernitas’-nya. Proyek yang dikerjakan oleh salah satu biro konsultan ternama di Indonesia, Hadiprana, ini memakan waktu hampir dua tahun lamanya hingga selesai terbangun. Terikat dengan budaya tak berarti harus ‘kuno’, era kontemporer menunjukkan bahwa perpaduan keduanya pun masih dapat menghasilkan sesuatu yang baik. Hasil stilasi kelokalan yang diambil, hampir terpampang jelas pada selubung bangunan. Yang menarik adalah corak batik yang menutupi hampir sebagian besar fasade bangunan sesungguhnya tidak murni merupakan corak batik. “Terdapat perpaduan dengan inisial sang owner pada ukiran tersebut,” jelas sang arsitek. walau terlihat hanya sekadar menggambarkan kelokalan Yogyakarta pada simbolisasi motif batik saja, sang arsitek kemudian memaparkan bahwa segala budaya mulai dari seni hingga masyarakatnya turut dimasukkan ke dalam hotel bintang empat ini. “unsur budaya Yogyakarta selain dari bentuk bangunan dan interiornya, di sini kami juga mengaplikasikannya dari segi pelayanan masyarakatnya sehingga terasa unsur budaya lokal pada servis hotel, ambience, serta hospitality-nya,” terang Farid MS. Masdoeki selaku arsitek prinsipal proyek. “Eklektik kontemporer merupakan gaya desain yang kami terapkan,” tambahnya. Di dalamnya, hotel dengan 140 kamar ini tiap ruangnya dirancang dengan eksklusif. Kamar tidur yang disewakan pun hadir dengan variasi interior bertema oriental, tradisional, dan western dengan beragam ukuran ruang. Luas minimal ruang tidurnya adalah 28 m 2 . Tiap kamar dilengkapi fasilitas seperti LCD TV, minibar gratis, serta fasilitas in room dining. Kelokalan lain yang dihadirkan Hadiprana adalah dengan menggunakan material lokal, untuk detaildetail bangunan yang mencirikan budaya Yogyakarta. Dengan gaya interior yang bisa dibilang ‘khas Hadiprana’, membawa Hotel Grand Aston Yogyakarta menempati level kemewahan ala keraton modern. Penuh detail, motif, dan corak sarat makna. Selintas terasa ‘ramai’ namun tetap ada keharmonisan yang terjaga antarelemennya. Hal ini seolah mencitrakan


FocUsindesign

indesignlive.AsiA

63


64


FocUsindesign

kota ini berjalan beriringan dalam hal kemajuan zaman dan kebesaran sebuah budaya. Hal lain yang membedakan dengan fungsi sejenis ialah fungsi publik dari hotel, yaitu Convention Hall. Disebabkan sifatnya yang harus dapat diakses oleh publik (di luar tamu hotel), dan kendala akan keterbatasan site terutama pada daerah entrance maka keputusan desain yang diambil adalah memaksimalkan serta meluaskan area penerima sehingga dapat berfungsi ganda (untuk lobi hotel & convention). untuk tamu hotel, dapat mengakses reception area yang berada sedikit tersembunyi di samping kiri lobi utama. Fasilitas menarik lainnya ialah Vanilla Sky Lounge. Menikmati sajian penganan sambil bersantai melihat pemandangan metropolis gedung pencakar langit tentu sudah menjadi sesuatu yang biasa, apalagi di kota besar seperti Jakarta, namun apa jadinya jika skyline gedung bertingkat diubah menjadi pegunungan dan kerlip lampu kehidupan kota yang sederhana dan bersahaja? Tentu akan menjadi pengalaman visual yang tak kalah menarik. Lewat permainan rupa dasar geometris serta corak dan warna yang dibuat untuk menjawab kelokalan setempat, bukan tidak mungkin, bangunan ini justru menjadi pandu bagi sekitarnya untuk kembali berbenah diri saling menopang raut muka kota Yogyakarta.

Nissa Maretta adalah Writer Indesign Indonesia.

kiri Ruang Convention

Hall dengan nuansa warna kecokelatan serta lampu dekoratif kAnAn Salah satu ruang kamar tidur dengan tema oriental

grAnd Aston yogyAkArtA klien PT JONATAN BINTANG UTAMA konsultAn desAin Hadiprana Arsitek prinsipAl Faried MS. Masdoeki Arsitek proyek Budi S. Soenarto desAiner interior Wiliam Patty desAiner lAnskAp Keke Ike kontrAktor PT NRC (Nusa Raya Cipta) konsultAn penCAhAyAAn PSA System konsultAn mep Widayanto PSA System periode desAin 12 bulan wAktu penyelesAiAn 24 bulan totAl AreA lAntAi 583 m² hAdiprAnA (62)21 769 2344 hadiprana.co.id

furnitur Secara umum, furnitur pada ruang-ruang publik di Grand Aston Yogyakarta dibuat custom dengan keterlibatan owner. Side table, meja, serta bangku pada kamar dari Hadiprana Accent sedangkan kasur dari King Koil. finishing Dinding cat dari Dana Paint, kaca Sunergy dari Asahimas Flat Glass. Untuk lantai pada Area Lobi dan Area Publik lainnya menggunakan marmer Travertine. Di dalam Lift menggunakan marmer impor. Ruang Kamar menggunakan penutup lantai kombinasi, karpet, parket, dan marmer. Untuk penutup lantai Kamar Mandi menggunakan ubin keramik Homogeneous, begitu juga pada Ruang Kantor. Plafonnya menggunakan gypsum board.

penCAhAyAAn Hampir semua pencahayaan di dalam Gedung, Area Lobi menggunakan lampu LED dari Arco. Beberapa Area Publik lainnya menggunakan lampu dari Rise. Untuk pencahayaan eksterior dari Ligman, sedang pada masing-masing unit Kamar menggunakan lampu LED dari Lutron. fixed & fitted Secara keseluruhan menggunakan spek teknis tipe 402 dan tipe 502. Finish PVDF Coated (pelapis membran anti-UV) Struktur dan plat membran dengan galvanis finish cat. Penguat tepi membran menggunakan kabel sling galvanis.

AMFG (ASAHIMAS FLAT GLASS) (62) 21 690 40 41 amfg.co.id Clipsal (hotline) 500 055 (62) 21 750 4415-16 schneider-electric.co.id Dana Paint Hadiprana Accent (62)21 769 2344 hadiprana.co.id Rise rise-lighting.com King Koil (62)21 235 810 49 kingkoil-indonesia.com Ligman (62) 21 2930 3610 ligmanlighting.com Lutron (hotline) 001 803 011 3994 lutron.com Nusa Raya Cipta (62) 21 819 35 26 (62)21 819 35 82 nusarayacipta.com Toto (62)21 566 3532 toto.co.id indesignlive.AsiA

65


66

orgAnic RUang DalaM Dan RUang lUaR TeRInTegRasI MeWUjUDkan pRosesI yang MeMbUaT


FocUsindesign

67

hAlAmAn sebelumnyA kiri AtAs Tampak depan

rumah ini yang memiliki dua akses, menuju ke garasi dan rumah kAnAn AtAs Koridor masuk yang dilihat dari halaman; innercourt

teks sunthy sunowo fotogrAfi bAmbAng tri AtmoJo Arsitek eko prAwoto lokAsi yogyAkArtA | inA proyekrumAh eko nugroho

umah memiliki makna yang berbeda-beda bagi pemilik sehingga membuat mereka menentukan batasan dan konsep yang terinspirasi dari akar tradisi dan budaya. Begitu juga dengan Eko Nugroho, seniman yang sangat produktif dan memiliki reputasi internasional ini membangun rumahnya dengan definisi meruang yang familier. Arsitek Eko Prawoto yang membantu merancang hunian dan studio ini berupaya mewujudkan seperti yang dia inginkan. “Pada dasarnya saya tertarik karya Pak Eko Prawoto yang memang terbaik dan konsep karyanya bagi kami selalu membumi dan mengembalikan semuanya kepada alam,� jelasnya. Sejak awal Eko Nugroho dan Mita Ratna Harjanti (istri) menginginkan rumah yang berdekatan dengan studio tempat bekerja dan tidak ingin memisahkan keduanya sebagai dua area yang berjarak. Oleh arsitek, keinginan mereka ini diwadahi dalam ruang-ruang yang dirancang untuk mengakomodasi melebar dan menyempitnya ruang kegiatan dalam dinamika kehidupan pemilik rumah dan kelu-

r

Set UP RUMah InI bIsa DInIkMaTI sepeRTI sebUah kaMpUng

indesignlive.AsiA

W


arga sehingga berkesan organik. “Kadang bisa terpisah-pisah tapi suatu saat bisa juga menjadi ruang besar terintegrasi. Pilihan untuk membuka atau menutup, memisah atau menghubungkan merupakan pilihan terbuka yang dimungkinkan lewat desain. Organik mungkin istilah yg tepat untuk menggambarkan ini,” jelas arsitek. Ruang kemudian disusun dalam zona-zona sesuai dengan kebutuhannya, tetapi detail dan peletakannya mempertimbangkan kemungkinan berubahnya penggunaan ruang. Ruang bekerja memang di studio, tetapi suatu saat bisa meluas untuk mewadahi kegiatan ‘art space’. Rumah Eko Nugroho ini kemudian memiliki makna lebih dari hanya sebuah rumah tinggal. Pengejawantahan dinamika berkarya dengan produktif dan kehidupan yang terus menjaga keterkaitan dengan tradisi dan budaya ini ternyata membuka kreativitas dan keberanian menunjukkan karakter dengan desain rumah yang tidak seperti umumnya. “Kami banyak memberikan ruangan kreasi desain yang sangat luas kepada Pak Eko, dan Pak Eko memberikan kreasi yang luas kepada kami untuk menentukan dan menata interiornya,” jelas pemilik rumah. Kemudian konsep kampung muncul sebagai acuan untuk mewujudkan suasana familier dan ‘keramahan’ yang selama ini biasa dirasakan di rumah terdahulu. “Konsep kami adalah rumah di kampung, yang kebe-

tulan adalah akar tradisi dari istri saya dan saya sendiri ketika kami lahir dan dibesarkan di perkampungan Yogyakarta,” jelas Eko Nugroho. Dari sinilah arsitek kemudian mengembangkan pemahaman tentang kampung yang memang mixed use sehingga tidak terlalu dibedakan antara rumah dan tempat kerja. Susunan ruang kemudian menyesuaikan dan sensitif terhadap kebutuhan ruang gerak Eko Nugroho untuk berkarya dan privasi aktivitas keluarganya. Ruang terkadang harus berdekatan dan menjadi satu, tetapi bisa juga diletakkan berjarak. Sirkulasi antarruang dan di dalam ruang diperlakukan bukan sebagai pemanfaatan ruang sisa, tetapi merupakan bagian dari skenario besar yang memberikan kesan dan pengalaman yang bisa dinikmati dan dirasakan dengan bergerak di dalamnya. Semua indra diaktifkan di sini, dari penglihatan, perabaan, penciuman, dan pendengaran mendapatkan respons yang membuat pengalaman di rumah ini begitu beragam. Misalnya kesan lega dari tatanan ruang yang membentuk ‘long view’ atau kehangatan dan kualitas yang ramah dari rumah kayu yang mewadahi kegiatan seharihari keluarga. Di sinilah kombinasi penggunaan material juga ikut membentuk kualitas-kualitas detail dari ruang untuk dinikmati. Eko Nugroho mengapresiasi kekuatan karakter kayu dan mengoleksinya. Material ini kemudian dimanfaatkan untuk menghadirkan sentuhan pribadi secara tekstur dan visual. Desain rumah ini juga mengikuti karakter karya seni Eko Nugroho yang terkadang ‘menabrakkan’ atau ‘membenturkan’ karakter lokal dan modernitas. Suasana kreatif menjadi sebuah kebutuhan yang harus bisa diwujudkan di sini. Pertemuan modern dan lokal kemudian terjadi dari hadirnya elemen kayu yang dikombinasikan dengan dinding beton dan tata lanskap sebagai bagian dari alam. “Bangunan kayu yang saat ini banyak disingkirkan, kita mengoleksinya dan menggabungkan dengan desain yang lebih modern,” pemilik rumah menambahkan. Keseluruhan ruang dibuat mengalir, terintegrasi, dan menghadirkan perbedaan bentuk atap sebagai ‘alat’ untuk membedakan fungsi ini membuat sebuah keunikan. Seperti suasana di kampung yang menyuguhkan keberagaman, begitu juga dengan rumah Eko Nugroho. “‘Komplek’ ini terasa ‘kacau’. Semacam suasana kampung, berbagai selera berbaur, keragaman. Lagi-lagi ini juga bagian dari cara pikir dan proses berkesenian Eko Nugroho. Semua bisa dicampur. Filosofi Jawa juga bisa dilihat dalam pemahaman ini,” arsitek menekankan. Melalui prosesi ruang ke ruang, merasakan hubungan ruang dalam dan ruang luar, serta kualitas ruang yang adaptif, Eko Prawoto sebagai arsitek telah berhasil menerjemahkan kebutuhan pemilik rumah; sebagai kepala keluarga dan juga sebagai seniman. “Bagi kami kampung adalah bagian dari masyarakat urban yang tinggal di Pulau Jawa ini, kebiasaan, karakter, tradisi, suasana, ritual, dan sosial sangat kental dalam penggabungan ide rumah kami,” Eko Nugroho mengakhiri.

Sunthy Sunowo adalah Senior Editor Indesign Indonesia.


FocUsindesign

69

W

hAlAmAn ini AtAs Duduk

di teras ini bisa menikmati strategi ‘long view’ yang diterapkan arsitek agar terasa lega bAwAh Ruang duduk untuk bersantai keluarga hAlAmAn sebelAh

Kamar tidur utama yang juga memiliki pemandangan terbaik dan jendela yang banyak sehingga terasa lapang dan sejuk

rumAh eko nugroho Arsitek Eko Prawoto desAiner interior Eko Nugroho klien Eko Nugroho kontrAktor Maryono periode desAin Mei 2010Agustus 2010 wAktu desAin 16 bulan periode konstruksi Agustus 2010 -Agustus 2011 wAktu konstruksi 16 bulan eko prAwoto ArChiteCture workshop (62) 274 622324 furnitur Ruang-ruang Publik hingga Privat di rumah ini memang diisi dengan sentuhan rustic dari koleksi perabot kayu

milik EKo Nugroho dan custom yang seperlunya saja sehingga ruang masih bisa terlihat lapang. penCAhAyAAn Tata cahaya di rumah ini dirancang oleh arsitek, tetapi pemilik rumah melakukan beberapa penyesuaian dengan lampu merek Philips. finishing Cat dinding dari Mowilex. Flooring di Area Masuk menggunakan floor hardener. Sementara itu, flooring di Ruang Keluarga dan Ruang Kerja menggunakan Tegel Kunci, sedangkan di Kamar Tidur Utama kayu Bengkirai. fixed & fitted Aksesori Kamar Mandi oleh Toto, kloset dan shower oleh Toto.

Eko Nugroho Studio (62) 274 4398209 ekonugroho.co.id Philips (62) 21 40803086 philips. co.id Mowilex (62) 21 5406663 mowilex.com Tegel Kunci (62)274 512707 tegelkunci.com TOTO PT Surya Toto Indonesia (62)21 29298686 toto.co.id

indesignlive.AsiA


From PieceS to SPAce seRpIhan kayU, poTongan besI, Dan bIlah baMbU MenjaDI Resep DaRI bangUnan yang DIbangUn Dan DIRancang Dengan MeMpeRhITUngkan MaTeRIal yang TeRseDIa

angunan ini terwujud karena ada kebutuhan akan gudang baru untuk menyimpan sisa-sisa pembangunan dan produksi kayu yang dikumpulkan oleh Paulus Mintarga. Gudang lama yang habis masa kontrak ini harus segera dicarikan tempat baru. Keputusan untuk membangun gudang sendiri kemudian mengarah pada ide kreatif berikutnya yang membutuhkan semangat, kesabaran, dan ketelatenan. Namun, isi gudang yang lama ini ternyata memiliki potensi untuk dimanfaatkan. Paulus sendiri juga merasa perlu meyimpannya karena suatu saat pasti bisa dimanfaatkan. Terdapat serpihan kayu dari sisa produksi mebel kayu atau sisa pembangunan dan potongan rangka besi yang semuanya membutuhkan ruang dalam penyimpanannya. Ide kreatif kemudian berkembang untuk menjadikan material-material ini bangunan yang mampu mewadahi berbagai macam kegiatan. “Dari membutuhkan ruang kemudian berubah menjadi membentuk ruang,� Paulus menekankan. Proses panjang yang membutuhkan kesabaran dimulai. Sebagai seorang ahli struktur, Paulus memulai-

B


FocUsindesign

71

teks sunthy sunowo fotogrAfi bAmbAng tri AtmoJo Arsitek pAulus mintArgA lokAsi surAkArtA | inA proyek rempAh rumAhkAryA

hAlAmAn sebelAh

Rempah Rumah karya dilihat dari bangunan mes didepannya hAlAmAn ini Serpihan kayu yang disusun menutupi muka bangunan

indesignlive.AsiA


AtAs Memanfaatkan seng

sisa dan disusun menjadi pagar yang artistik bAwAh Di antara dua bangunan terdapat kolam ikan yang memberikan nuansa asri hAlAmAn sebelAh

Konstruksi payung yang dimanfaatkan untuk menyusun pot tanaman rambat menjadi naungan ruang komunal

nya dengan melihat bentukan struktur apa yang mungkin dibentuk dari bahan-bahan yang ada. Bentuk atap kurva sudah menjadi pilihan karena potongan rangka besi yang pendek-pendek, tetapi bentuk kurva seperti apa yang paling optimal membutuhkan eksperimen dan perhitungan dari beragam alternatif desain. Form follow structure, bentuk bangunan yang kemudian dinamai ‘Rempah Rumahkarya’ ini memang mengikuti bentuk struktur yang ada. Atap bangunannya juga berbentuk kurva yang paling optimal memanfaatkan material yang tersedia. “Bentuk ini berhasil menggunakan material rangka yang tersedia tanpa kekurangan dan tanpa sisa,� tambahnya. Seperti puzzle, bangunan ini disusun bagian perbagian. Paulus sendiri mengakui keberhasilan dari bangunan ini juga berada di tangan para tukang yang terlibat karena mau membuka diri dan menerima instruksi dengan baik. Membutuhkan ketelatenan dan kesabaran untuk menyusun serpihan kayu menjadi penutup kulit bangunan. Secara keseluruhan, bangunan ini menjadi terlihat sangat organik. Tidak hanya serpihan kayu, tetapi bahan sisa bongkaran jendela dan bambu juga ikut memberikan kekayaan ekspresi. Secara garis besar, Rempah Rumahkarya ini terdiri dari lima massa. Satu bangunan utama dengan atap kurva, satu bangunan beratap ijuk pelana sebagai area workshop, bangunan gudang di belakang, satu bangunan dua lantai untuk mes, dan satu massa dari rangka besi berbentuk payung yang menjadi tempat pot tanaman dan menaungi area komunal. Workshop adalah kegiatan utama di sini, tetapi terdapat juga ruang pamer, ruang tamu, dan pada ketinggian split level dimanfaatkan menjadi ruang kerja staf. Terdapat ruang memanjang di bangunan utama yang cukup adaptif untuk bisa mewadahi beberapa jenis kegiatan. Dengan adanya bangunan workshop di sebelahnya, Rempah Rumahkarya ini menarik perhatian dari banyak pihak untuk datang dengan berbagai macam tujuan dan aktivitas. Dari hanya datang berkunjung hingga ikut bereksperimen dalam kegiatan workshop. Di sini selain mengolah kayu, Paulus Mintarga melakukan banyak eksperimen dengan material bambu. Sebagai salah satu dari orang yang peduli dengan material lokal, Paulus mendekati bambu sebagai elemen struktur yang bisa dimanfaatkan lebih optimal.


FocUsindesign

“Bentuk ini berhasil menggunakan material yang tersedia tanpa kekurangan dan tanpa sisa� PAuLuS MINTARGA indesignlive.AsiA

73



FocUsindesign

Pengolahan bambu kemudian tidak hanya untuk melapisi muka bangunan di sini, tetapi juga dikembangkan menjadi elemen struktur. Di dalam ruang pamer juga terdapat maket pengembangan material bambu dengan konsep merajut, sehingga mampu mewujudkan struktur yang kuat dan ruang yang berkarakter. Hal ini menjadi bentuk apresiasi Paulus Mintarga terhadap potensi yang dimiliki oleh bumi pertiwi ini. “Kita harus melakukan sesuatu dengan material lokal kita, karena negara lain sudah mulai memetakan potensi sumber daya alam mereka,� jelasnya. Di tangannya serpihan-serpihan yang tidak penting dan mungkin dianggap sampah oleh orang lain, justru bisa disusun menjadi bangunan yang tidak hanya fungsional tetapi juga artistik. Meskipun bukan seorang dengan latar pendidikan formal sebagai arsitek, Paulus membuktikan bahwa kreativitas dan kerendahan hati untuk mendengarkan mampu membawanya merancang ruang-ruang yang terlihat bagus dan menyentuh. Kualitas itu tidak hanya bisa dinikmati dari dalam ruang semata, tetapi terjalin korelasi dengan ruang luar yang menghubungkan antar massa menjadi satu kesatuan rasa. Seperti kolam ikan di antara bangunan utama dan bangunan workshop atau atap rangka payung yang menjadi dudukan dari pot-pot tanaman, ikut membangun suasana dan membentuk bayang-bayang yang menarik. Selain itu, di sore hari ketika menyirami tanaman di rangka payung tersebut, efeknya akan terasa seperti hujan gerimis bila berjalan di bawahnya. Dari waktu ke waktu, keempat bangunan ini juga memberikan respon yang berbeda terhadap datangnya sinar matahari. Hasilnya, kualitas ruang juga berubah dan memberikan visualisasi yang dinamis. Pengalaman ruang yang kaya karena tidak hanya tekstur secara visual tetapi melalui rabaan, dan aroma kayu. Sementara itu, kehadrian split level membuat pengalaman lebih kaya dengan merasakan perubahan skala ruang. Pembatasnya juga memanfaatkan sisa produksi pabrik pel yang menyisakan motif menarik setelah disusun sedemikian rupa. Paulus Mintarga benar-benar melihat potensi dari setiap barang sisa dan mengap-

likasikannya di posisi yang pas dengan susunan artistik. Perlakuan sama diterapkan di setiap bangunan, bahkan hingga desain pagar dengan memanfaatkan seng bekas yang dicat dan disusun menarik. Melalui kreativitas, ketelatenan, dan kesabaran, pendekatan desain menjadikan benda-benda yang sepertinya tidak penting menjadi memiliki makna dan memberikan ruang untuk hadirnya aktivitas dan hal lain. ruang kemudian tidak hanya area kosong dengan keragaman aplikasi material, tetapi justru ikut membentuk kualitas ruang yang memiliki kesederhanaan yang menggugah rasa. Keberlanjutan dan keramahan terhadap alam sekitar kemudian bukan menjadi tujuan akhir dari desain, tetapi menjadi bagian penting dari proses desain yang mampu memberikan banyak pengalaman.

Sunthy Sunowo adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

rempAh rumAh kAryA hAlAmAn sebelAh

Interior dari bangunan utama yang difungsikan untuk area pamer dan ruang tamu

hAlAmAn sebelAh kiri

Ruang pamer produk furnitur dan pernik interior sebelAh kAnAn Area mezanin dimanfaatkan sebagai kantor

Arsitek Paulus Mintarga dan Tim 3 mAnAJer proyek Gestari Slamet Biyono desAiner interior Paulus Mintarga dan Tim 3 klien Paulus Mintarga desAiner penCAhAyAAn Paulus Mintarga dan Tim 3 kontrAktor Prima Graha Solo Santosa konsultAn struktur Gestari Slamet Biyono

konsultAn elektrikAl mekAnikAl Paulus Mintarga dan Tim 3 konsultAn plumbing Paulus Mintarga dan Tim 3 periode desAin 2009—2010 wAktu pembAngunAn 12 bulan (2010-2011) luAs totAl bAngunAn 1.730 m2

finishing Sebagian besar material dari bangunan ini merupakan sisa bahan yang sengaja disimpan oleh pemilik Rumah Rempah Karya. Finishing-nya hanya coating atau laburan kapur. Semuanya menjadi organik, bahkan material kaca di bangunan ini merupakan sisa. fix And fitted Kloset dari American Standard.

Prima Graha Solo Santosa (62)271 735589 Rempah Rumahkarya (62)271 7685911 facebook.com/rempahrumahkarya vitra.com American Standard (62)21 8230804 americanstandard.co.id indesignlive.AsiA

75


the World f e s t i va l o f interiors, c e l e b r at i n g the finest interiors from around the globe

nigel c oat e s Nigel Coates Studio / UK

odile decq ODBC / France

ly n d o n neri Neri&Hu / China

rob Wage m a ns Concrete / Netherlands

Save 10% off your festival pass when you quote INDES

t @Insidefestival f Insidefestival Singapore Email: info@insidefestival.com

media partners:

Call: 0845 056 8339 Headline sponsor

i n s i d e f e s t i va l .co m

Online Partner

Co-located with

Communications partner

Panel Discussion Sponsor

Organised by


Architectural excellence live: debate, learn, be inspired

2,000 global architects and designers

100 hours of live judging

90 industry shaping speakers

Save 10% off your entry when you quote indeS worldarchitecturefestival.com email: info@worldarchitecturefestival.com Call: +44 (0)20 3033 2034

65 countries represented

60 hours of talks, debates and seminars

Founder partner

Partner sponsor

Online Partner

Co-located with

Organised by



portFolioindesign

teks pAul mCgilliCk fotogrAfi tyrone brAnigAn Alih bAhAsA bernAdettA tyA desAin interior e.g.o. group, dAvenport CAmpbell lokAsi perth | Aus proyek bAnkwest plACe

BAnKing on cHAnge

TIM yang MenDesaIn InTeRIoR coMMonWealTh bank place DI syDney Telah MenTRansFoRMasI caRa keRja bankWesT DI peRTh

ctivity Based working (ABw) belum lama ini dihapuskan oleh beberapa orang yang menganggapnya sebagai sejenis tren hotdesking. Kini, hal itu menjadi gerakan yang membuat orang lebih fokus pada hasil akhir, berujung pada solusi satu-untuk-semua bagi ruang kerja. Faktanya, ABw adalah proses bukan produk akhir yang akan selalu menyesuaikan diri untuk bisnis tertentu. Setelah diimplementasikan, dia tetap menjadi proses karena berkaitan dengan menciptakan lingkungan kerja yang fleksibel, adaptif, dan selalu tanggap perubahan lingkungan bisnis. Bankwest Place, kantor pusat Bankwest baru di Raine Square, Sydney, secara tepat menyampaikan bagaimana ABw merupakan proses. Hal yang menguntungkan ialah proyek ini dikerjakan oleh tim yang sama dengan perancang interior Bank Commonwealth Australia di Sydney—desainer interior E.G.O. Group dan Davenport Campbell, dan konsultan perkantoran, Veldhoen + Company; pelopor ABw di Belanda tahun 1980-an. Pada dasarnya ABw mulai dari premis bahwa satu ukuran bisa digunakan untuk semua, memiliki pegawai yang bekerja di tempat sama, pada satu waktu, dan cara serupa bukanlah resep baik untuk bisnis apa pun yang ingin mempekerjakan orang

A

terbaik dengan cara paling inovatif dan dinamis. Sebelum kita memutuskan bagaimana kita bekerja, kita harus menentukan dengan tepat apa yang kita kerjakan dan mengapa. Menjawab pertanyaan ini jelas tidak langsung dan mudah. Di dalamnya melibatkan proses penyelidikan terkelola untuk memahami budaya dan hasil yang ingin dicapai oleh perusahaan; sama pentingnya bagi desainer dan klien jika ingin berada dalam kerangka yang sama. Setelah mengonsepkan budaya dan hasil dari dukungan yang dibutuhkan oleh area kerja, ternyata ada proses penting yang harus terjadi, terlepas dari proses desain itu sendiri. Proses tersebut adalah mengatur perubahan dari satu cara kerja ke cara yang lain. Bankwest memutuskan untuk memindahkan kolega mereka dari lima lokasi terpisah di Perth, termasuk Bankwest Tower, ke lokasi baru di Raine Square. Berdekatan dengan pengembangan one40william di william Street, yang menjadi kantor polisi. Perpindahan ini memberi kesempatan untuk mempertimbangkan bagaimana jalannya organisasi. Bankwest memutuskan untuk mengadopsi ABw setelah terkesan dengan hasil dari ABw Commonwealth Bank di Sydney. Tak hanya menciptakan cara bekerja yang baru, tetapi juga

indesignlive.Com

79


inovatif serta area kerja yang cerdas mendukung budaya dan strategi mereka. Hal ini juga melibatkan penghapusan pengawasan dan menggantinya dengan cara kerja mandiri di dalam bangunan atau di luar. Selain itu, melibatkan dukungan pada lingkungan bebas kertas yang memanfaatkan teknologi mobilitas seperti jaringan nirkabel dengan laptop ‘pintar’ sehingga staf bisa bekerja di mana pun. Tingkat kolaborasi semakin ditingkatkan dan kesempatan kreativitas lebih berbasis tim. Cara kerja baru ini akan menghemat 20% ruang dan mengurangi jejak karbon melalui penggunaan energi yang lebih rendah. “Hal paling sederhana yang dapat dilakukan untuk mengurangi jejak karbon yakni dengan mengurangi kegiatan membangun dan operasional,” ucap Neill Johanson, Direktur Davenport Campbell. “ABw memungkinkan hal ini.” Hal yang penting dalam keberhasilan proyek ini adalah berubahnya proses manajemen untuk memastikan staf akan sepenuhnya kompeten dengan teknologi dan cara kerja yang baru serta akan merasa memiliki lingkungan baru mereka. Lantai ABw yang sepenuhnya dioperasikan, diciptakan sebagai lokasi observasi di gedung eksisting. Hal ini memungkinkan tim desain untuk mengamati respons staf, menguji teknologi baru, dan membantu meringankan kecemasan yang menyertai perubahan besar. Seperti yang ditekankan Johanson, hampir semua orang yang akhirnya pindah ke Bankwest Place telah bekerja baik di lantai observasi atau menghadiri demonstrasi di sana. Pergeseran budaya besar terjadi di sini, baik dalam cara kerja staf maupun cara bank berhubungan dengan para nasabah. Kedua aspek ini bisa dirasakan bersama pada lantai yang menghadap ke nasabah– podium di lantai 1. Di sini nasabah mulai melakukan bisnis, jadi sangat penting dalam menentukan

Pergeseran budaya yang besar dalam cara kerja staf maupun cara bank berhubungan dengan para nasabahnya PAuL MCGILLICK


portFolioindesign

hAlAmAn sebelum

Gedung Bankwest di Raine Square

hAlAmAn sebelAh AtAs

Ruang Plaza

hAlAmAn sebelAh bAwAh

Meja proyek digunakan untuk proyek kolaboratif AtAs Area penerima Bankwest kAnAn Koridor area pertemuan formal kAnAn JAuh ‘Clubhouse’ menghadirkan variasi penataan tak biasa

indesignlive.AsiA

81


“Kami ingin ruang-ruang yang terlihat menarik... yang dibicarakan banyak orang” CARLO POLI, E.G.O. GROuP


portFolioindesign

kiri ‘Clubhouse’ ke luar

menuju teras

pAling AtAs Kaca setinggi

ruang menghubungkan teras dengan ‘Clubhouse’ AtAs Satu dari banyak ruang-ruang kolaborasi

karakter hubungan setelahnya. Seperti yang disebutkan Carlo Poli, Direktur E.G.O. Group, lantai ini tetap harus konvensional. Karena itu, satu sisi lantai memiliki ruang pertemuan tertutup untuk privasi. Namun tata letak lantai dan posisi meja resepsionis secara alami mengarahkan pengunjung ke sisi lain lantai, yang Poli sebut sebagai ‘Clubhouse’. Orientasi ini didukung oleh cara interior membuka kedua teras taman, yang sepenuhnya terlihat melalui dinding kaca setinggi ruang. Di luar area ini terdapat fasilitas pelatihan di dalam gedung yang terpisah. Istilah ‘clubhouse’ sempurna mendeskripsikan tampilan, fungsi mengalir, dan luas ini. Makanan dan minuman atraktif adalah pelengkap dari pertemuan informal dan lokasi kerja dengan perabot berdesain khusus, klaster kerja, dan meeting pod. “Saya ingin klien datang dan mendapatkan pengalaman,” ujar Poli. Pengalaman itu adalah rasa memiliki yang membuat mereka berpikir sebagai bagian dari keluarga dan bukan sekadar transaksi bisnis impersonal. Pada saat yang sama lingkungan tentunya menjual merek, mengomunikasikan sebagaimana organisasi segar, penuh warna, inovatif, dan berorientasi ke masa depan. Akan tetapi ini juga klub untuk staf dan menjadi penghubung bangunan. Semua ini adalah ruang yang tidak direncanakan dan digunakan oleh staf untuk bertemu atau bekerja sesuai keinginan mereka. Tak ada yang direplikasi pada lantai yang dinamis ini dan Poli merancang ruang kecil yang memuat indesignlive.AsiA

83


AtAs Ruang kolaboratif

semi terbuka menggabungkan teknologi audio visual seberAng Ruang pusat tipikal dan tangga interkoneksi menghubungkan semua lantai di Bankwest Place

empat sampai enam orang untuk bertemu dan bekerja bersama. ‘Chat Chairs’ yang berdesain khusus adalah contoh baik—enam dudukan dengan privasi secara akustik, nyaman, dan memiliki meja yang bisa digerakkan. “Kami ingin ruang-ruang yang terlihat menarik yang dibicarakan banyak orang. Suka atau benci, saya tak keberatan. Tetapi saya ingin mendapat reaksi,” kata Poli. Yang jelas, ada sentuhan personal yang intens pada pengaturan ruang ini. Memiliki fleksibilitas untuk memilih di mana berkumpul untuk bekerja dengan tim atau di mana menerima panggilan, sepenuhnya menjadi pilihan personal. Seperti misalnya memilih antara dua pod yang berdekatan. Salah satunya memiliki lapisan keramik yang memikat, sementara lainnya dibingkai dengan dinding lengkung dari rumput artifisial yang tahan lama dan memberikan privasi akustik. Para desainer juga merancang apa yang disebut Poli ‘ruang oriental’, sebuah alternatif dari ruang tradisional dan digunakan selama proses penyesuaian. Ruang-ruang ini sangat privat, pod dengan bentuk melingkar dengan bangku mengikuti dinding dilengkapi dengan layar proyeksi. Di atas lantai ini terdapat 13 lantai lainnya dengan keseluruhan luas 29.000 m2 . Sejauh pengamatan Johanson, yang penting di sini adalah menemukan strategi vertikal untuk menghubungkan lantai-lantai ini dan podium. Tangga penghubung—konfigurasi gunting dengan tangga beralih sisi setiap tiga lantai— yang penting untuk membangun komunitas yang kuat. Bankwest juga memastikan bahwa desain mencerminkan karakter unik Australia Barat, terutama mengingat 117 tahun sejarah bank ini pada awalnya berdiri sebagai Bank Pertanian Australia


portFolioindesign

“Hal paling sederhana yang dapat dilakukan organisasi untuk mengurangi jejak karbon adalah dengan sedikit membangun dan mengoperasikan, hal yang dimungkinkan ABW� NEILL JOHANSON, DAVENPORT CAMPBELL

85


AtAs Ruang kolaborasi AV bAwAh ‘Clubhouse’

terletak di tiap lantai ketiga dengan tema berbeda seberAng AtAs

Kursi-kursi ‘#001 Ear’ seberAng bAwAh

Perpustakaan Bankwest

Barat. Lantai-lantai dibagi dalam tiga kelompok, dengan penghubung utama di atas dan pendukungnya di bawah. Masing-masing rangkaian ini memiliki identitas berbeda dan ini didorong oleh tema keunikan—cerita yang mulai dengan kehidupan laut Australia Barat yang dilanjutkan dengan flora dan fauna dan diakhiri dengan langit dan bintang-bintang. Ruang penghubung utama memiliki zona pertemuan informal yang mengelilingi dapur dan setiap lantai juga mempunyai jeda di sekeliling kolom utama. Setiap lantai dibagi menjadi empat zona dengan loker staf individu untuk mengakomodasi cara kerja yang fleksibel. Elemen khusus yang penting adalah ‘Cockpits’, kamar tenang dengan desain jendela berbentuk organik untuk mengakomodasi dua orang bekerja sama. untuk Bankwest, ini lebih dari perpindahan ke gedung baru—ini pergeseran budaya untuk melihat nilai-nilai “kolaborasi, semangat, dan transparansi” yang dibawa ke tingkat lebih tinggi. Bagi para desainer, acuannya tertuang dalam pernyataan Carlo Poli “menjaga pekerja bahagia, terstimulasi, dan sehat”.

Paul McGillick adalah Direktur Editorial Majalah Indesign.


portFolioindesign

bAnkwest plACe klien Bankwest desAin interior E.G.O. Group dan Davenport Campbell direktur kreAtif (e.g.o. group) Carlo Poli tim desAin (e.g.o. group) Robert Gazzola, Karen Plant, Sharon Zhang, Jessica Zavaglia, Nick Martinis direktur proyek (dAvenport CAmpbell) Neill Johanson tim desAin (dAvenport CAmpbell) Jane Alexander (Associate), Saskia Arief (Designer), Sorrel Fielding (Designer), Oscar Iturra (Associate), Marlon Naidoo (Senior Documenter) konsultAn ruAng kerJA Veldhoen + Company konsultAn penCitrAAn Cato Partners fotogrAfer penCitrAAn Jane Wishaw desAin lAnskAp E.G.O. Group yang berkolaborasi dengan Plan E mAnAJer proyek V.S.A. Projects (Gordon Bateup) insinyur elektrikAl Wood & Grieve insinyur mekAnikAl WSP Group insinyur hidrolik T.B.C. Hydraulic insinyur perApiAn Aurecon

insinyur struktur James Taylor + Associates insinyur Audio visuAl Rutledge insinyur Akustik Pae Holmes konsultAn kAtering Close Encounters konsultAn desAin dApur Sangsters konstruksi fit-out Lend Lease tim konstruksi (lend leAse) Reece Marjoram, Tristan Davies, Beaumont DuPreez wAktu penyelesAiAn 1 tahun totAl AreA lAntAi 31.000 m2 e.g.o. group (61 2) 8823 9400 dAvenport CAmpbell (61 2) 8233 5600 davenport-campbell.com.au veldhoen + CompAny (61) 424 455 107 veldhoenandcompany.com furnitur Di Level 1 Club House, desain kayu khusus E.G.O. Group dibuat oleh Civardi Furniture. Kursi ‘Chat’ oleh E.G.O.

Group dari Unifor Australia. Meja pertemuan ‘Carma’ dari Stylecraft, dengan bagian atas khusus oleh Civardi Furniture. Secara keseluruhan, furnitur lain Bankwest dari Bene, Corporate Culture, Diami, GGI, Insitu, Interstudio, Jardan, KE-ZU, KFive, KORBAN/FLAUBERT, Koskela, Living Edge, RJ Workspace, Schamberg + Alvisse, Schiavello, Space Furniture, Spence & Lyda, Steelcase, Stylecraft, Vitra, Wilkhahn, Work Arena, dan Zenith Interiors. penCAhAyAAn Secara keseluruhan, pencahayaan Bankwest dari ECC Lighting, Euroluce, dan Space Furniture. finishing Pada Level 1, karpet dari Interface, Whitecliffe Imports, dan Gibbon Group. Lantai vinil dari Forbo Flooring Systems. Ubin lantai dari Skheme. Finishing dinding dengan ubin akustik Offecct dari Corporate Culture. Panel dinding dari Civardi Furniture. Plastik dari Corian, Dotmar Plastics, dan All Plastic Engineering. Plafon logam ‘Fricker’ dan papab plester akustik ‘Lafarge’ dari Knauf. Di Level 1, finishing dipesan dari Tappeti, International Floor Coverings, dan Oz Turf. Penutup jendela adalah Vertilux

Euroscreen. Pada Level 2-14, karpet dari Shaw Carpet dan Interface. Secara keseluruhan, pelapis lantai adalah vinil dari Forbo Flooring dan gantungan dinding Polyfer Kvadrat Maharam. Cat dari Bristol, Dulux, Wattyl, dan Resene. Wallpaper dari Woven Image, Porters Paint, Signature prints, South Pacific, Baresqu, dan Bristol Wallpaper. Laminasi dari Aber laminate, Laminex, Wilsonart, dan Tekform. Veneers dari Briggs Veneers dan New Age Veneers. Kayu dari Supawood. Plywood dari Austral Ply. Akrilik dari Halifax Vogel Group. Batu dari Halifax Vogel Group, Caesarstone, dan Stone Italiana. Pelapis kain dari Kvadrat Maharam, Instyle, Woven Image, KR Weave, Textile Mania, Mokum Textile, Spence & Lyda, Rim Fabrics, Missoni Textiles, dan Laine Furnishings. fixed & fitted Secara keseluruhan, perangkat keras hingga pekerjaan kayu dan perangkat sanitasi dari Dorma, Parisi, Lockwood, Madinoz, Henderson, Raven, Hafele, Clarke, Caroma, dan Billi.

Abet laminate (61 2) 9672 7300 abet.com.au All Plastic Engineering (61 2) 9417 6111 allplastics.com.au Austral Ply (61 7) 3426 8666 australply.com.au Bene (61 2) 8218 2132 bene.com Billi (61 3) 9469 0400 billi.com.au Briggs Veneers (61 2) 9732 7888 briggs.com.au Bristol 13 16 86 bristol.com.au Caesarstone 1300 279 927 caesarstone.com.au Caroma 1300 227 662 caroma.com.au Civardi Furniture (61 2) 9739 6855 civardi.com.au Clark 13 14 16 clark.com.au Corian 1300 795 044 casf.com.au Corporate Culture (61 2) 9690 0077 corporateculture.com.au Dorma (61 8) 9228 2322 dorma.com.au Dotmar Plastics (61 8) 9456 4700 dotmar.com.au Dulux 13 23 77 dulux.com.au ECC Lighting (61 2) 9380 7922 ecc.com.au Euroluce (61 8) 9481 2242 euroluce.com.au Forbo Flooring Systems 1800 224 471 forbo-flooring.com.au GGI on 1300 884 620 ggioffice.com.au Gibbon Group (61 7) 3881 1777 gibbongroup.com.au Häfele hafele.com.au Halifax Vogel Group (61 8) 9494 0100 hvg.net.au Henderson 1800 098 094 pchenderson.com.au Instyle (61 2) 9317 0222 instyle.com.au Interface (61 8) 9318 5204 interfaceflor.com.au International Floor Coverings 1800 339 379 interfloors.net Interstudio 1300 785 199 interstudio.com.au JR Weave (61 2) 9310 7155 jamesrichardson.com.au Jardan (61 3) 9548 8866 jardan.com.au KE-ZU (61 2) 9669 1788 kezu.com.au KFive (61 2) 9690 7100 kfive.com.au Knauf 1300 274 505 knaufplasterboard.com.au KORBAN/FLAUBERT (61 2) 9557 6136 korbanflaubert.com.au Koskela (61 2) 9280 0999 koskela.com.au Kvadrat Maharam (61 2) 9212 4277 kvadratmaharam.com Laine Furnishings (61) 413 442 663 laine.com.au Laminex 13 21 36 laminex.com.au Living Edge (61 8) 6466 7474 livingedge.com.au Lockwood 1300 562 587 lockweb.com.au Madinoz madinoz.com.au Mirabilis (61 2) 9328 6417 Mokum Textile 1800 123 705 mokumtextiles.com Oz Turf 1300 698 873 ozturf.com.au Parisi (61 2) 9559 3666 parisi.com.au Polyfer polyfer.com Raven (61 8) 8384 5455 raven.com.au Resene 1800 738 383 resene.com.au Rim Fabrics (61 3) 9551 8722 rimfabrics.com.au RJ Workspace (61 2) 9299 9090 rj.com.au Schamberg + Alvisse (61 2) 9125 6700 safurniture.com.au Schiavello (61 8) 9322 6555 schiavello.com.au Shaw Floors 1800 556 302 shawfloors.com Skheme (61 2) 8755 2300 skheme.com Space Furniture (61 2) 8339 7588 spacefurniture.com.au Spence & Lyda (61 2) 9212 6747 spenceandlyda.com.au Steelcase (61 2) 9660 5511 steelcase.com Stone Italiana (61 2) 9906 5211 stoneitaliana.com.au Stylecraft (61 8) 9466 4066 stylecraft.com.au Supawood 1800 002 123 supawood.com.au Tappeti rugs (61 2) 9698 2735 tappeti.com.au Tekform (61 2) 4954 4011 tekform.com.au Textile Mania (61 3) 9427 1166 textilemania.com.au Vertilux vertilux.com.au Whitecliffe Imports (61 2) 8595 1111 whitecliffe.com.au Wilkhahn (61 2) 9310 3355 wilkhahn.com Wilsonart wilsonart.com Work Arena (61 2) 8570 5700 workarena.com.au Woven Image 1800 888 650 wovenimage.com Zenith Interiors (61 8) 6389 2822 zenithinteriors.com.au

indesignlive.AsiA

87


A Fine vintAge ResToRan InI MeMbaWa RUang beRkelas DUnIa ke canbeRRa


portFolioindesign

ejarah memberi DNA pada sebuah kota. “Hal itu merupakan bagian terpenting, sejarah memberikan karakter tersendiri dan itulah yang kami inginkan,” ujar Soc Kochinos dari Public Bar & Dining, bangunan baru pada lahan sudut di Manuka, lokasi strategis Canberra. Sebelum meluncurkan Public Bar & Dining, Verve Restoran milik Kochinos telah beroperasi selama lebih dari sepuluh tahun. Ketika tersedia lahan tambahan di samping restoran, muncul pula kesempatan untuk mengembangkan bisnis. “Kami telah mempersiapkan sebuah konsep yang berbeda,” ucap Kochinos. “Kami melihat celah pasar dengan gaya kasual nan sophisticated, dengan kualitas menjadi kunci.” Kochinos mengundang Andrew Parr dari SJB Interiors untuk merancang interior restoran—sebuah kolaborator desain gabungan dengan berbagai proyek sukses di Canberra (Belluci’s Manuka, Cream Café & Bar, klub malam Academy). Kembali ke tahun 1927— dulu bangunan ini adalah toko furnitur milik Cusack— langkah pertama yang dilakukan ialah membongkar seluruh ruang, mengembalikannya seperti semula. “Kami merombak sebanyak yang kami bisa. Begitu semua plester dan atap dihilangkan, kami cukup senang melihat struktur eksisting pada bangunan warehouse ini,” kata Parr. “Setelah melakukan banyak perombakan, kami dapat melihat apa yang ingin kami buat. Bagaimanapun, kami tidak berhenti di situ. Ketimbang menutup langit-langit ruang tengah dengan rangka standar, kami memutuskan untuk memiliki konservatori sehingga tercipta suasana indoor/outdoor yang nyata. Hal tersebut seolah menambahkan integritas ruang dan desain.” Berkunjung ke National Archives of Australia ternyata memberi inspirasi. Terdapat sebuah foto keadaan jalan beserta toko furnitur Cusack dari masa lampau yang dengan jelas menampilkan detail-detail fasade asli bangunan. Mengacu dari sana, tampilan depan bangunan pun dapat kembali direstorasi, foto itu pun dipamerkan pada dinding restoran sebagai fitur unik yang akan menenggelamkan pengunjung dalam kemegahan sejarah setempat. “Saat melihat denah, kami membayangkan sebuah bar di satu sisi dan di sisi lain ruang pada restoran,” kenang Kochinos. Investigasi pun berlanjut dengan palet material. Integralitas desain terlihat dengan penggunaan ubin handmade yang menjadi salah satu faktor sukses pada restoran. Mempertahankan energi pada era 1920-an dan memadukannya dengan suasana industrialisasi New York, SJB memberi

S

finishing lain untuk melengkapi tampilan bernuansa eklektik. Detail-detail seperti baja hitam, material kayu, permainan dengan struktur eksisting, serta fitur pencahayaan dengan lampu LED tersembunyi ialah beberapa detail yang dapat membentuk ruang. Mengeksplorasi sejauh mungkin hingga mendapatkan fitting periode vintage sampai ruang toilet membuktikan level komitmen yang mendetail dari kedua belah pihak. “Kami adalah kritikus terbesar bagi diri kami sendiri. Kami senang menantang batasbatas,” ucap Kochinos. “Membawa ruang berkelas dunia ke Canberra adalah tujuan kami.”

Barbara Fisher adalah penulis arsitektur dan desain berbasis di Canberra.

teks bArbArA fisher fotogrAfi ruth sChwArZenhol Alih bAhAsA bernAdettA tyA desAiner sJb interiors lokAsi CAnberrA | Aus proyek publiC bAr & dining

kiri Interior kembali ke

sedia kala, memberi koneksi ke masa lampau pada ruang bAwAh Ubin buatan tangan dan tanaman gantung di area bar

publiC bAr & restAurAnt desAin interior SJB Interiors tim proyek Andrew Parr Leo Terrando, Adam Jensen gedung Monarch Building Solutions periode penyelesAiAn 11 bulan totAl luAs lAntAi 250 m2 sJb interiors (61 2) 9380 9911 sjb.com.au

furnitur Di Dining Area, Public Bar & Restaurant, kursi ‘Slab’ karya Tom Dixon dari dedece. Seluruh furnitur lain, eksisting atau baru, didesain custom dan dibuat oleh para pemilik. penCAhAyAAn Secara keseluruhan, pencahayaan di Public Bar & Restaurant dari dedece, JSB Lighting, Laser Lighting, dan Space Furniture.

finishing Di area Dining Room, Public Bar & Restaurant, lantai kayu dari Brintons. Di Entry Area, lantai ‘Ultramart’ oleh Ontera dari birrus Matting Systems. Kain pelapis tempat duduk di Dining Room dari Elliott Clarke. Secara keseluruhan, ubin dari The City Tiler. Veneer kayu dari George Fethers & Co. Partisi laminasi di Bathrooms adalah ‘Crystal Gloss’ dari Laminex. Cermin

89

berlapis perak di Bathrooms, taman kaca gantung, botol kaca berpola, dan semua jendela dari Viridian.

Birrus Matting Systems (61 2) 9740 1940 birrusmatting.com.au Brintons (61 2) 9564 6222 brintons.net The City Tiler (61 3) 9696 0444 thecitytiler.com.au dedece (61 2) 9360 2722 dedece.com Elliott Clarke (61 2) 9361 6199 elliottclarke.com.au George Fethers & Co (61 3) 9646 5266 gfethers.com.au JSB Lighting (61 2) 9571 8800 jsblighting.com.au Laminex 13 21 36 laminex.com.au Laser Lighting (61 3) 9543 9922 laserlighting.com.au Space Furniture (61 2) 8339 7588 spacefurniture.com.au Viridian 1800 810 403 viridianglass.com indesignlive.AsiA


AgAinSt tHe grAin DeFInIsI baRU sebUah baR DI lobI hoTel FoUR seasons syDney


portFolioindesign

teks owen lynCh fotogrAfi geoff lung Alih bAhAsA bernAdettA tyA desAin interior dreAmtime AustrAliA design lokAsi sydney | Aus proyek grAin

i bawah kemudi Dreamtime Australia, Michael McCann telah membawa interior ke dalam bisnis komersial menuju kesuksesan, kuat dan tidak tipikal untuk aplikasi konvensi desain retail dan hospitality. Dalam Grain, proyek bar terbarunya di Hotel Four Seasons Sydney, dia menyampaikan dengan sangat jelas: Grain bukanlah ‘bar hotel’ biasa. Dalam proposalnya, diharapkan area baru ini akan menarik tamu hotel dan pengunjung. Daya tarik usaha harus dikembangkan lebih dari sekadar kenyamanan pelayanan bar lobi bagi para pengunjung tetap hotel. Sebaliknya, Grain ingin menegaskan dirinya dengan daya tarik yang lebih luas, disejajarkan dalam laku seni pada interior dan tawaran pelayanan, makanan, minuman di dalamnya. Setelah ruang konferensi internal kurang dimanfaatkan, diambil keputusan untuk lebih ‘membuka diri’ ke arah George Street, di bagian depan. Dengan fasade kaca yang menarik, ruang yang ditinggikan terbuka menghadap ke jalan; membasuh ruang dalam dengan cahaya alami di siang hari dan kehidupan kota selepas gelap, sebuah isyarat yang menjangkau seluruh pengunjung, Paduan pahatan kayu hasil reklamasi Australia Blackbutt dengan finishing aksen tembaga yang mengagumkan pada meja bar, dinding botol yang terlihat melayang ditambah pencahayaan yang terpantul pada kaca buram memperlihatkan bahwa desain pada Grain adalah sebuah eksplorasi keindahan, ketidaksempurnaan, dan penyimpangan kayu yang inheren. Dari akhir satu area ke lainnya, ruang seakan menyatu dengan kayu burl Vavona, diambil dari area akar masif pohon Sequoia Redwood Mammoth raksasa dari Amerika utara, American Cherry woods, New Guinea Rosewood, dan Tasmanian Oak—yang di antaranya telah dikerjakan oleh pakar kerajinan lokal, Athol wright.

d

indesignlive.AsiA

91


Kompleksitas dari kontrasnya berbagai tekstur‌ menyumbang sebuah sensasi ruang yang tajam OwEN LYNCH


portFolioindesign hAlAmAn sebelumnyA

Botol-botol terlihat melayang di atas bar kiri Ruang adalah hasil eksplorasi kualitas dan keindahan kayu hAlAmAn ini Dinding kaca menghubungkan ruang dengan George Street

Seperti karya-karya McCann kebanyakan, kompleksitas tekstur dan lapisan material berkontribusi pada rasa tempat yang kuat. Grain tidak berusaha untuk meniru. Berkarakter namun acak, sentuhan kayu alami dengan aksen logam berkualitas serta pencahayaan pada kaca menciptakan sebuah penanda untuk dirinya. Berkesan hangat dan familier sekaligus kontemporer, dengan segala fitur hotel kelas dunia dengan basis pelanggan kelas atas. Berseberangan dengan latar dari kayu adalah serangkaian karya patung pesanan, seolah saling menyapa, dengan tekstur, taktil, dan pengulangan dalam pola yang seirama . Mungkin paling terlihat adalah desain ‘Little People’ karya Kenneth Cobonpue, sebuah instalasi pada dinding dengan figur Lilliputian yang membubung tinggi hingga menuju langit-langit, dibuat dari bubur serat rumput salago yang dicelup dan dikeringkan di atas rangka kawat. Sebuah permadani tenun emas karya seniman lokal, Mark Lovelock, menghiasi dinding sebelahnya, yang secara tidak langsung menjadi referensi pada penggunaan material kayu dengan aksen logam berpola harlequin. Nama Grain sendiri diartikan seolah penghargaan atas keindahan kayu, merefleksikan sebuah pendekatan desain hospitality yang bertujuan mengubah cara Sydney dalam menghargai budaya bar hotel—ini menjadikannya sebagai satu yang telah berhasil melawan arus.

Owen Lynch adalah Editor Indesignlive.com

grAin klien Eureka Funds Management dan Four Seasons Hotels & Resorts desAin interior Dreamtime Australia Design tim proyek Michael McCann, Jade Bolton, Xavier Mouche mAnAJer proyek Janet & Co (Janet Hoy) insinyur Brown Consulting (Stephen Nash) surveyor kuAntitAs Atlus Page Kirkland (Kim Hegarty), Chun and Associates (Phillip Smilie) pembAngun ICMG, Chelvie Lee Project Managers (Greg Fox) desAin grAfis Frost* Design (Vince Frost) Ahli kAyu Fino (Mel Vatala) kAryA seni kAyu Country Design konsultAn mekAnikAl VOS Group (Peter Morton) kontrAktor elektrikAl Shamrock Electrical (Paul Convey) periode penyelesAiAn 4 bulan totAl luAs lAntAi 220 m2 dreAmtime AustrAliA design (61 2) 9368 0800 dreamtimeaustraliadesign.com furnitur Keseluruhan pekerjaan kayu, meliputi kursi Impala, meja, dan meja bar, dibuat khusus oleh Country Design. penCAhAyAAn Desain tata lampu oleh Dreamtime Australia Design. Secara keseluruhan, lampu dari Opal Lighting. finishing Secara umum, pelapis dinding Kayu American Cherry Timber dari Briggs

Veneers. Dinding kayu laser cut dan dinding logam in-lay khusus didesain oleh Dreamtime Australia Design. Axolotl Metal Finishes oleh Kris Torma. Veneer kayu di perapian dan dinding bilik DJ dari Broggs Veneers. Balok kayu khusus oleh Fino Joiners. fixed & fitted Desain dinding botol oleh Dreamtime Australia Design, dibuat oleh Touchstone Building. Penanda dan logo didesain oleh Frost* Design, dipasang oleh Country Designs. Papan lantai kayu dari Big River Timber. Lantai bar antiselip dari altro Safety Flooring. Pekerjaan artistik kayu, termasuk pintu masuk, bar, panel dinding sandblasted, meja, dan kursi Impala oleh Country Design. Peralatan bar, termasuk kulkas Skope, pencuci gelas Meiko, dan mesin es Hoshizaki, semuanya dari Cater Shop. Dinding es bercahaya dirancang oleh Michael McCann dari Dreamtime Australia Design dan dikerjakan oleh Cater Shop. Bar, perapian, dan permukaan meja di area servis oleh Fino Joiners. Perapian dari Jet-Master, dan instalasi oleh Pat Levy dari Classic Fires. Perapian ‘Rocks’ diukir khusus dan dilapisi metal dari Axolotl Metal Finishes. Peralatan DJ dan pengatur suara dari Slave International. Fasade kaca menghadap ke George Street yang dapat dioperasikan khusus oleh Peter Nation dari AGP. kAryA seni Di Bar Area di atas banquette, partisi ‘Little People’ oleh Kenneth Cobonpue, dipasang oleh KE-ZU. Patung ‘Delta’ pada langit-langit tembaga dirancang oleh Dreamtime Australia Design, dan dibuat khusus oleh Tim Barry.

AGP (61 2) 9671 0000 agpgroup.com.au Altro Safety Flooring 1800 673 441 asf.com.au Axolotl Metal Finishes (61 2) 9666 1207 axolotl.com.au Big River (61 2) 8822 5555 bigrivergroup.com.au Briggs Veneers (61 2) 9732 7888 briggs.com.au Cater Shop (61) 438 600 276 Classic Fires 1300 252 182 classicfires.com.au Country Design 1800 211 101 countrydesignfurniture.com.au Dreamtime Australia Design (61 2) 9368 0800 dreamtimeaustraliadesign.com Fino Joiners (61 2) 9832 4266 finointeriors.com Hoshizaki hoshizaki.com KE-ZU (61 2) 9669 1788 kezu.com.au Kenneth Cobonpue (63 32) 233 4045 kennethcobonpue.com Meiko 1300 562 500 meiko.com.au Opal Lighting (61 2) 9525 6999 opallighting.com.au Skope 1800 121 535 skope.co.nz Slave International (61 2) 9818 8909 slave.net.au Touchstone Building (61) 405 538 960 touchstonebuilding.com.au

indesignlive.AsiA

93


PASt, PreSent, FUtUre MUseUM neWcasTle MenanggapI Masa kejayaan InDUsTRIal koTa InI Dan MenjaDI bagIan DaRI pRoses peMbahaRUan bUDaya


portFolioindesign

teks AmeliA ChAndler fotogrAfi John gollings Alih bAhAsA nissA mArettA Arsitek fJmt lokAsi newCAstle | Aus proyek newCAstle museum

indesignlive.AsiA

95


ejak dibuka pertengahan 2011, Newcastle Museum telah memenangkan serentetan penghargaan heritage, sustainability, urban renewal, dan adaptive re-use. Arsitek Francis-Jones Morehen Throp (FMJT) mentransformasi tiga bangunan workshop menjadi museum modern dengan menghormati nilai warisan budaya serta merespons akan citra kota industri yang kokoh. Kota Newcastle paham akan pentingnya kesadaran diri terhadap proses ‘pembaharuan budaya’. Pembangunan ulang area brownfield dan area pinggiran sungai telah memicu ketertarikan bisnis properti residensial dan bangunan komersial. Kota ini juga memiliki universitas yang dinamis dan menghasilkan populasi anak muda yang kompeten. Gerakan insentif ‘memperbarui Kota Newcastle’ telah menjadi akar dari upaya mengubah dan meregangkan area mahal yang ‘mati’ menjadi pusat bagi ‘anak baru’ di industri kreatif. Pembaharuan ini telah menaikkan citra dan profil Kota Newcastle. Percampuran pada dunia industri, transformasi, serta kesadaran diri menjadi latar belakang museum ini. FJMT dengan anggun menyatukan ketiga area workshop berbeda namun tetap berkaitan lewat aksen bata yang jelas, menghasilkan pengalaman akan harmonisasi ruang yang apik bagi para pengunjung. Material baja dan kaca seolah mengikat ketiga ruang workshop, memunculkan ruang sirkulasi yang mengalir, mengaburkan perbedaan ruang luar dan dalam. Atap gelombangnya menonjol melampaui bangunan inti yang transparan, memberi kanopi besar pada teras di kedua pintu masuk utama. Museum terdiri dari empat galeri, tiga galeri menghadap rel kereta api, yang satu, Link Gallery, muncul akibat terciptanya ‘ruang antara’ dua galeri di bagian timur. Kualitas yang ditampilkan merupakan karakteristik dari masing-masing ruang workshop. Para desainer telah berhati-hati untuk menjaga keseimbangan dengan tetap memperhatikan serta memasukkan kepribadian yang melekat kepada setiap bangunan. Ruang workshop Boiler adalah rumah bagi Supernova, sebuah ekshibisi ilmiah interaktif. Pengunjung dapat bermain-main dengan teknologi interaktif lewat alat pengangkat Craven Brothers (crane), seperti yang selama ini telah terjadi, lebih dari 100 tahun. Pada galeri BHP, cahaya dramatis serta suara pertunjukan ditampilkan dari bangunan paling modern

S

hAlAmAn sebelumnyA

Bentuk atapnya yang khas mencitrakan sebuah atap tenda yang ramah AtAs ruang di bawah kanopi yang bergelombang kAnAn Vista menuju ruang Boiler Workshop, yang sering disebut sebagai rumah untuk pameran Supernova

Sebuah museum modern... yang merespons akan kokohnya citra lahan industri AMELIA CHANDLER


portFolioindesign

indesignlive.AsiA

97


98

portFolioindesign

pada 1920-an. Balok raksasa serupa huruf I, paku keling (rivet), dan segala peninggalan menceritakan kisah dari industri baja—kerja lokal yang berawal dari tirai perca autentik, foil isolasi yang terekspos, serta patina pada dinding workshop. Salah satu galeri yang paling menarik adalah workshop terkecil dan tertua. Jendela lengkung, tembok bata ekspos, serta replika set Blacksmiths dan wheel workshop dari The Story of Newcastle dengan skala lebih kecil. Sebuah kafe menonjol keluar di bawah dan thearerette terletak di salah satu ujungnya. Sebagai sebuah ruang, museum ini sangat memperhatikan keterlibatan pengunjung pada tiap elemen interiornya. Oleh karenanya, terkadang batas-batas pemisah antara jalan dan area museum dibuat kabur. Pengulangan elemen lengkung yang sempurna pada bata menawarkan hiburan visual kepada pejalan kaki. Museum Newcastle menjadi bangunan publik yang memang dibutuhkan kota yang sedang berkembang. Sebagai pusat pengetahuan pembelajaran, tempat berkumpul serta hiburan. Navigasi serta aksesnya sangat mudah, membantu revitalisasi aset lokal yang berharga serta mengembalikan kehormatan Newcastle yang tertimbun masa lalu, sambil melihat ke masa depan.

Amelia Chandler adalah seorang desainer urban bersama Clouston Associates dan seorang penulis arsitektur dan desain.

AtAs Jendela kaca dan jembatan baja di antara ketiga workshop menghasilkan area sirkulasi & ruang untuk pameran

newCAstle museum Arsitek Francis-Jones Morehen Thorp tim proyek Richard Francis-Jones, Jeff Morehen, Elizabeth Carpenter, Janine Deshon, Mathieu Faliu, Daniel Karamaneas, Scott Skipworth, Simon Lee, Anne-Lise Li Sik, Tim Harper Arsitek lAnskAp Francis-Jones Morehen Thorp (Matthew Todd, Richard Tripolone) mAnAJer konstruksi proyek Newcastle City Council kontrAktor ISIS Group Australia konsultAn CAgAr budAyA Clive Lucas Stapleton and Partners desAiner pAmerAn ARCHAEOLOGY insinyur Warren Smith and Partners insinyur kebAkArAn Arup Fire konsultAn Akustik Arup Acoustics konsultAn bCA Davis Langdon

AksesibilitAs Accessibility Solutions konsultAn trAnsportAsi Better Transport Futures konsultAn kontAminAsi RCA insinyur geoteknikAl Douglas Partners surveyor kuAntitAs Rider Levett Bucknall wAktu penyelesAiAn 5 tahun totAl AreA lAntAi 4.200 m2 AnggArAn pembAngunAn $ 8.62 million frAnCis-Jones morehen thorp (61 2) 9251 7077 fjmt.com.au furnitur Secara umum, furnitur pada bangunan ini dibuat custom.

finishing Balustrade dari Locker Group dan Kee Safety dari Solid Dynamics. Akustik plafon oleh Armstrong ‘Ultima’. Panel-panel akustik dari Supawood and Rim Fabrics. Lembaran Semen Fiber dari James Hardie. Plasterboard dari Armnstrong, Boral, CSR dan Décor Systems. Cladding metal oleh SGI Architectural. Atap metal dari Lysaght. Rak sepeda oleh Leda. Kerikil dari Benedicts Industries. Louvres dari Breezeway, dan Hunter Douglas. Ubin dari Glennon Tiles dan Colortile. Penutup lantai elastis dari Activa Rubber Flooring. Karpet dari Ontera. Penutup lantai lainnya dari Latham, STRUCTAflor dari CarterHoltHarvey Woodproducts Australia. Lantai metal dari Webforge. Hidung tangga dari Safety Stride. Sensor sentuh dari DTAC. Permukaan akrilik dari Laminex, dan Terrazzo Marmer Australia. Ubin keramik dari Johnson

Tiles. Jendela kaca dari Capral. Sistem rangka aluminium dari Sapphire. Lapisan warna belakang dari National Glass. Cat oleh Resene Paints. Rel gantung dari Picture Hanging Systems. fixed & fitted Pencuci piring didapat dari Miele. Aksesori dari Hafele. Microwave dari Smeg. Penyimpanan di bawah meja dari Goodson. penCAhAyAAn Pencahayaan keseluruhan dari Austube, Bega, Clevertronics, Eagle Lighting, Light Culture, Lightmoves, Lightprojects, Lupton Imports, Pierlite, Selecon, Sylvania Lighting, Thorn, Xenian, dan Zumbotel.

Activa Rubber Flooring (61 2) 9671 6900 rubberflooring.com.au Armstrong (61 3) 9586 5500 armstrong-aust.com.au Austube (61 2) 9674 9122 austube.com.au Bega bega.com Benedict Industries (61 2) 9986 3500 benedict.com.au Boral (61 2) 9638 5557 boral.com.au Breezway 1800 777 758 breezway.com.au Capral 1300 361 877 capral.com.au CarterHoltHarvey Woodproducts Australia 132 321 chhwoodproducts.com.au Clevertronics (61 2) 8805 6400 clevertronics.com.au Colortile 1300 673 218 colortile.com.au CSR (61 2) 9235 8000 csr.com.au Décor Systems (61 2) 9748 1800 decorsystems.com.au DTAC 1300 793 478 dtac.com.au Eagle Lighting (61 2) 9420 5799 eaglelighting.com.au Glennon Tiles (61 2) 9698 2799 glennontiles.com.au Goodson (61 2) 8875 4544 goodson.com.au Häfele (61 2) 8788 2200 hafele.com.au Hunter Douglas Commercial 1300 733 078 hunterdouglascommercial.com.au James Hardie jameshardie.com.au Johnson Tiles (61 3) 9720 4041 johnsontiles.com.au Laminex 132 136 laminex.com.au Latham (61 2) 9879 7888 latham-australia.com Leda 1300 780 450 ledasecurity.com.au Light Culture 1300 300 904 lightculture.com.au Lightmoves 1800 242 528 lightmoves.com Light Project 1300 473 100 lightproject.com.au Locker Group (61 2) 8777 0400 locker.com.au Lupton (61 2) 4739 3415 Lysaght 1800 641 417 lysaght.com Miele 1300 464 353 miele.com.au National Glass (61 7) 3131 3555 nationalglass.com.au Ontera (61 2) 8838 2500 ontera.com.au Picture Hanging Systems 1300 883 645 picturehangingsystems.com.au Pierlite (61 2) 9794 9300 pierlite.com.au Renhurst 1300 655 035 renhurst.com.au Resene Paints 1800 738 383 resene.com Rim Fabrics (61 3) 9551 8722 rimfabrics.com.au Safety Stride 1300 131 757 safetystride.com.au Sapphire (61 2) 4303 3555 sapphirealuminium.com.au Selecon seleconlight.com SGI Architectural (61 2) 9620 7988 sgi-architectural.com.au Smeg (61 2) 8667 4888 smeg.com.au Solid Dynamics 1800 789 098 soliddynamics.com.au Supawood 1800 002 123 supawood.com.au Sylvania Lighting 1300 728 988 sla.net.au Terrazzo Australian Marble (61 2) 9672 1277 terrazzoaustralianmarble.com.au Thorn (61 2) 8786 6000 thornlighting.com.au Webforge (61 2) 9998 1300 webforge.com.au Xenian (61 2) 9970 8133 xenian.com.au Zumtobel (61 2) 8913 5100 zumtobel.com indesignlive.AsiA


Airports • Railways • Seaports • Toll Roads • Power Stations & Grids • Renewable Energy Platforms • Waste & Water Treatment Plants • Telecommunication Networks

MP3EI: Building the Industries & Partnerships that Deliver Indonesia’s Infrastructure

13-15 November 2013 • Jakarta Convention Center held in conjunction with:

Official International Business Newspaper:

Official International Broadcast Partner:

Sponsored by:

Official National Newspaper Group:

PT SARANA MULTI INFRASTRUKTUR (PERSERO)

20 Trade Associations

10,000 Trade Visitors

visiting complimentary technical seminars in the exhibition

1,000 Conference Delegates

attending market sounding and supplier briefings on priority projects

450 Kabupaten

(Regencies) applying for 1 of 50 major infrastructure upgrades

150 Trade Exhibitors

50 Critical National Infrastructure Projects

central to the government’s MP3EI infrastructure planning

15 National Ministries 34 Provincial Governments

representing all branches of government related to infrastructure

presenting priority regional projects under development

showcasing latest technologies and services

supporting B2B and B2G networking and visitor promotions

10 Leading ASEAN Engineering Associations

networking 1,000 engineers related to green infrastructure

Chamber and Association Partners:

Media Partner:

Organized by:

A Tarsus Group Company

Everybody and everything you need to know about Indonesia’s infrastructure under one roof! Join now and secure your business within Indonesia's nationwide infrastructure agenda. www.indonesiainfrastructureweek.com • +62 21 391 3037


dome oF Knowledge peRkeMbangan IlMU pengeTahUan yang DInaMIs, MeneRUs, haMpIR Tanpa pUTUs, MenDoRong InTelekTUalITas ManUsIa DalaM MenelUsURI lekUk DalaM IlMU


portFolioindesign 101

teks nissA mArettA fotogrAfi fernAndo gomulyA Arsitek dsA+s ArChiteCture lokAsi JAkArtA | inA proyek iCAre librAry

ebagai seorang manusia, kita dibekali rasa ‘ingin tahu’ serta diberikan akal untuk berpikir akan banyak hal. Hal ini kemudian mendorong tindakan untuk mencari tahu akan berbagai macam informasi. Selama ini kata ‘perpustakaan’ pun tak terlalu asing di telinga, walaupun sebagian mungkin masih merasa tidak cukup mengenal betul dengan gedung ataupun ruang tersebut. Kehadirannya saat ini bisa dibilang seperti permainan kereta luncur, yang kadang meroket, tak jarang pula menukik tajam ke bawah, hilang. Timbul tenggelam. Padahal sebuah perpustakaan memegang peran yang sangat penting. Selain menjadi gudang ‘jendela-jendela’ dunia, perpustakaan juga menjadi tempat arsip berita dari berbagai peristiwa. Perpustakaan pun membantu dalam melestarikan sumber daya manusia yang berkualitas dengan memberi mereka perbekalan ilmu pengetahuan. wadah dalam menampung aktivitas manusia untuk meng-‘upgrade’ dirinya serta kebutuhan akan tempat penyimpan buku-buku, sering kali melahirkan fungsi ruang atau bangunan seperti perpustakaan. walau tak jarang perpustakaan di Indonesia, masih banyak yang bersifat ‘kaku’ dan terlalu formal. Kurang dinamis, tidak memberikan suasana yang rileks, santai, dan tenang. Padahal suasana hati yang santai, tenang, ringan, dan senang akan menimbulkan semangat membaca yang tinggi sehingga keinginan belajar meningkat, dan pengetahuan seseorang akan bertambah. Sebuah perusahaan yang baik tentu akan berusaha sepenuhnya dalam menjaga hasil produksinya, juga meningkatkan mutu produk beserta karyawannya. OrangTua Group merupakan salah satu dari perusahaan yang terus berkembang mengikuti dinamika. Kesadarannya akan peningkatan mutu sumber daya manusia membawa sebuah kebutuhan akan Perpustakaan dan Pusat Pelatihan bagi karyawan internal. DSA+s Architects pun mencoba menginterpretasikan hal tersebut dalam merancang interior iCare Library. Sikap yang ingin terus mengikuti perubahan zaman, tidak kaku dan penuh ekspresi sebagai lambang dari ilmu pengetahuan diwujudkan dengan bentuk-bentuk dinamis berupa kurva lengkung. Letaknya yang berada di dalam sebuah gedung, tak membuatnya lantas ‘mati’ dan monoton mengikuti tatanan kantor yang sudah ada sebelumnya, namun bukan pula menyeruak penuh seru sehingga tidak harmonis. Dengan kondisi sudah setengah jadi, tim interior merancang dengan segala pertimbangan. Kedinamisan terus bergerak terwujud nyata dari

S

hAlAmAn sebelAh

Suasana perpustakaan modern dengan ruang audio visual yang berbentuk seperti ‘Dome’ kAnAn Satu view yang didapat ketika akan masuk menuju perpustakaan

adanya motif grafis dekoratif karpet saling menyahut dengan liuk bangku panjang pada ruang penerima, yang juga berfungsi sebagai ruang antara dua zona utama (perpustakaan dan pusat pelatihan). Sesuai fungsi utamanya, area perpustakaan atau disebut Zona Sumber Pengetahuan berada di bagian ruang dengan intensitas cahaya yang paling dominan. Hal tersebut mengacu pada analogi bahwa ilmu adalah cahaya kehidupan. Dari depan ruang penerima, Anda akan disambut cekungan serupa kubah emas, yang seolah ingin menyampaikan bahwa audio visual tidak selalu harus besar seperti auditorium kedap suara, namun dalam keterbatasan luas ruang pun, masih ada solusi untuk meminimalisasi kebocoran suara. Dengan bentuknya yang meruang cekung ke dalam, terciptalah ruang isolasi mini yang cukup menjaga privasi serta meredam akustik suara sesuai kebutuhan. Tidak berlebih tidak pula sekadar pelengkap. Pertimbangan dalam pemilihan material kedap suara pun diperhatikan dengan baik oleh para tim desainer interior. “Karena sifat perpustakaan, membutuhkan suasana yang tenang, oleh karena itu selain menggunakan plafon khusus akustik, kami mengombinasikannya dengan papan sirip—sirip kayu

indesignlive.AsiA



portFolioindesign 103

guna memecah suara serta penggunaan karpet untuk finishing lantai. Semuanya material mendukung untuk persoalan akustik ruang,” terang Susan, selaku Project Architect dari DSA+s Architects. Hampir tak ada ilmu yang tidak berlaku atau kuno, sekalipun ada, itu tandanya telah diperbaharui oleh teori atau ilmu terkini yang lebih berkembang. Pergerakan tiada henti ini tentu juga dialami tiap lembar yang menyimpan segala informasi serta pengetahuan. Pertumbuhan kuantitas buku sering kali terlewati ketika merancang. Adapun jawaban klasik yang berulang adalah tambal sulam yang tidak terencana, yang akhirnya mengurangi poin visual serta efisiensi ruang. Dua poin ini harusnya dapat secara kritis dan kreatif diselesaikan dengan pendekatan ilmu rancang. Di sini, DSA+s Architects menyiasati persoalan tersebut dengan memanfaatkan segala elemen dan lekuk pada ruang, baik itu kolom maupun dinding. Semua dapat menjadi ‘space’ penyimpanan. Perkembangan teknologi memungkinkan kita untuk mendapat ilmu pengetahuan dan informasi dari dunia maya pun tak luput dalam desain ruang perpustakaan. Belajar dapat dari mana saja. Hal ini pun seolah mengabstraksikan desain yang dapat berkembang serta dapat mengoptimalkan penggunaan ruang, sekalipun itu adalah sudut ruang. Meja panjang dilengkapi unitunit komputer terpasang memanjang pada sudut ruang dengan cermin pada dinding belakangnya yang memberi ilusi ruang agar terasa lapang. Pemanfaatan seluruh elemen ruang ini seolah kembali menyadarkan bahwa perkembangan pengetahuan sudah seharusnya dapat menimbulkan kelenturan pola pikir, serta kekritisan dalam menyelesaikan segala permasalahan. Salah satunya kepedulian terhadap pentingnya mengubah ‘gudang’ buku menjadi ruang nyaman yang dapat memberikan inspirasi serta semangat dalam menggapai ilmu.

Nissa Maretta adalah Writer Indesign Indonesia.

hAlAmAn sebelAh

Pemanfaatan rak pada dinding dan kolom untuk ruang penyimpanan buku-buku. AtAs Panorama ruang perpustakaan, dengan material-material pendukung akustik, sirip kayu, serta penggunaan karpet.

iCAre librAry klien iCARE Institute (Orang Tua Group) konsultAn desAin DSA+s Arsitek prinsipAl Suwardana Winata Arsitek proyek Susan Soetanto tim pengembAngAn desAin Irwan Dwi Putra, Severin Judhi Setiawan, Robby Soetanto kontrAktor PT Bangun Prima Dimensi (Halim Agung/Ruben Hardjanto) proses desAin Agustus-November 2011 (3 bulan) wAktu penyelesAiAn November 2011-Maret 2012 (4 bulan) totAl AreA lAntAi 583 m² dsA+s (62) 21 580 16 76 dreamspacearchitects.com

finishes Secara umum, Ruang Perpustakaan ini menggunakan wallpaper dari Art Design sebagai finishing. Untuk penutup lantai pada Ruang Lobi serta Ruang Kantor menggunakan penutup lantai vynil dari Armstrong, untuk perpustakaan menggunakan karpet Interface. Pada permukaan langit-langitnya, menggunakan material gypsum acoustic dan papan dengan finishing melamic kayu. fixed & fitted Stop kontak yang digunakan dari Clipsal. Rangka pada rak buku dilapis dengan powder coating steel frame, dan aksesori lainnya dari Dorma Hinges.

penCAhAyAAn Hampir secara keseluruhan pada Area Publik, Resepsionis, dan Lounge Area menggunakan lampu furnitur Hampir semua furnitur pada downlight dari Philips. Pada Kantor proyek ini menggunakan material papan menggunakan lampu fluorecent T12, untuk partikel dengan finishing HPL ex. Arborite. ruang audio visual lampu spotlight dibuat custom dengan desain oleh DSA+s semuanya dari Philips. Architects. . Dulux 13 23 77 dulux.com.au Planex (61 3) 8795 1100 planex.com.au Space Furniture (61 3) 9426 3000 spacefurniture.com.au Thonet (61 3) 9417 0077 thonet.com.au Wilkhahn (61 2) 9310 3355 wilkhahn.com Woven Image (61 2) 9913 8668 wovenimage.com indesignlive.AsiA


mini SHowcASe bangUnan Dengan DoMInasI DInDIng WaRna hITaM InI MenjaDI laTaR DaRI pesona MInI yang IkonIs

embicarakan mobil berukuran ekonomis ini tidak bisa lepas dari sejarah yang mencatat keberhasilannya menarik perhatian dan disukai oleh banyak orang di setiap zaman. Berawal dari desain Leonard Lord dan produk dari Morris Design Team, mobil Mini merupakan respons dari kekurangan bahan bakar yang disebabkan oleh Krisis Suez. Pada masa itu penjualan mobil besar anjlok dan mobil bubble dari Jerman menjadi booming. British Motor Corporation merasa harus memproduksi mobil saingannya sehingga didesainlah mobil Mini. Sebuah upaya yang tidak sia-sia karena Mini telah dipilih sebagai mobil nomor dua yang paling berpengaruh di abad ke-20. Pengembangan varian desain Mini dan evolusinya hingga sekarang tidak pernah surut dari sorotan banyak orang dan selalu berhasil mencuri perhatian di setiap masanya. Mobil yang dahulunya dipasarkan di bawah merek Austin dan Morris ini kini mereknya dipegang oleh BMw dan terus berkembang dalam varian dan jenis. Hanya saja satu benang merah yang terus dipertahankan, analogi bentuk mobil seperti anjing bulldog terus dipertahankan dan menjadi representasi gaya hidup modern masa kini yang praktis dan simpel. Bangunan di Jalan Arteri Pondok Indah ini berhasil tampil menonjol meskipun berada di dalam deretan toko, showroom mobil, dan ruko. Orang dengan mudah menemukan Showroom Mini ini yang memiliki tampilan muka bangunan dengan dua mobil Mini. Dominasi warna hitam justru sengaja dipilih untuk memberikan kesan elegan, kokoh, dan maskulin. Di bangunan inilah mobil yang sangat fenomenal ini

m


portFolioindesign 105

teks sunthy sunowo fotogrAfi rony rAhArdiAn Arsitek miChAel l (kingsmen) lokAsi JAkArtA | inA proyek mini showroom

hAlAmAn ini Wajah bangunan menjadi lebih menonjol dengan aksentuasi dua buah mobil yang kontras dengan latar warna hitam. indesignlive.AsiA



portFolioindesign 107

hAlAmAn sebelAh AtAs

Ruang showroom lantai dua bAwAh kiri Area khusus John Cooper Works yang dirancang seperti bengkel bAwAh kAnAn Area tangga utama yang memberikan struktur sekaligus tampil menarik sebagai centre point hAlAmAn ini Ruang lounge di lantai teratas untuk mengakomodasi acara pesta atau tamu.

dipajang layaknya karya seni yang akan memberikan kenikmatan dan kenyamanan bagi calon pemiliknya. Dengan memiliki 7 lantai, showroom ini mewadahi berbagai macam kegiatan untuk pelayanan customer Mini. Dari memajang varian mobil yang ada, penjualan aksesori Mini, servis, cuci mobil, hingga pesta memiliki zona-zona tersendiri yang membuat semua pihak bisa beraktivitas dengan baik. Pelayanan juga menjadi lebih lancar dan bahkan bisa dilihat dan diawasi oleh customer dan pemilik mobil yang datang ke showroom. Di dalam bangunan ini juga sekaligus mewadahi kantor dan ruang kelas untuk pelatihan mekanik dan sales Mini. Bangunan berlantai tujuh dengan ketinggian lima lantai dan basement ini dirancang untuk memberikan kesan modern dan tetap tidak mengalahkan tampilan mobil Mini dengan sentuhan tradisional yang muncul dari eksplorasi bentuk unik yang telah berevolusi. Di sisi lain, ada simbol-simbol yang sangat identik dengan Inggris muncul menjadi elemen dekoratif yang juga membangun suasana dan karakter dari ruang ke ruang. Dua lantai pertama sebagian besar dimanfaatkan untuk showroom tipe-tipe mobil Mini yang kini semakin beragam jenisnya. Tipe Mini Special Edition Inspired by Goodwood bisa langsung ditemui ketika masuk ke dalam showroom. Selain area penerimaan tamu, di area ini juga terdapat lounge untuk menunggu mobil yang dipersiapkan dan display dari aksesori mobil Mini. Selain poster-poster Mini, terdapat aksentuasi warna kuning, hijau, dan jingga terang yang menambahkan sentuhan dinamis pada ruang dan juga mewujudkan elemen-elemen kontras dengan tampilan mobil. Kotak dengan warna-warna mencolok ini difungsikan sebagai tempat duduk untuk bisa berlama-lama mengamati mobil. Pada dasarnya mobil Mini memilik bentuk yang sangat atraktif dan elegan sehingga pembeli membutuhkan waktu untuk mengamati dan menikmati keindahan dari setiap produk sebelum menentukan pilihan.

Sementara itu, di bagian belakang terdapat bengkel fastlane yang memiliki akses langsung dari samping bangunan untuk memberikan fasilitas kepada para pengguna mobil Mini. Di area inilah serah terima mobil baru kepada costumer dilakukan. Zona ruang, alur aktivitas, dan fungsi ruang ditata dengan sangat baik di bangunan showroom ini. Hal ini menjadi hal yang sangat penting karena harus memenuhi kebutuhan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada costumer dan juga membentuk alur kerja serta sirkulasi yang optimal untuk memudahkan semua penggunanya. Meskipun memajang mobil-mobil yang telah memiliki reputasi ikonis sepanjang zaman, bangunan showroom ini tetap bermain dengan warna, tekstur, dan sentuhan grafis yang memperkaya nuansa dan tampilan visual. Sebuah tangga melingkar di tengah dengan balustrade kaca menjadi penghubung antara ruang showroom yang sekaligus memberikan atraksi dari detail desain yang berkesan kokoh dan industrial. Sementara itu, beberapa tipe mobil Mini memiliki setting special yang menguatkan karakter atau tema dari setiap produk. Seperti Mini yang terinspirasi oleh Goodwood, model Paceman, dan model John Cooper work, tatanan khusus dipersiapkan untuk memberikan kekuatan makna pada tampilan mobil dan cerita dan konsep di baliknya. Adapun model mobil Mini lainnya tetap bisa dicermati. Tak hanya ruang showroom, ruang-ruang kerja di lantai dua juga memiliki desain yang menarik. Selain banyak menghadirkan aksesori interior dengan tema Mini, ada sentuhan industrial, rustic, juga simbolsimbol ikonis Inggris yang sangat identik dengan mobil Mini. Di ruang kerja dan ruang meeting dinding banyak didominasi oleh bata ekspos yang membuat ruang terasa lebih ramah dan hangat. Meskipun dirancang dengan konsep yang berbeda, area showroom dan kantor terlihat cocok dan secara visual tidak kontras tetapi justru seperti mengalir dan menjadi jeda yang menyenangkan. indesignlive.AsiA


108 portFolioindesign

Bergerak lebih tinggi ke lantai tiga ruang bengkel yang bersebelahan dengan penyimpanan sparepart, ruang kantor bengkel, dan ruang-ruang pelatihan di lantai lima justru didominasi oleh warna putih. Mobil Mini bisa mengakses lantai ini dengan menggunakan lift mobil dari pintu lift di dekat area fastlane. Konsep industrial di area ini menjadi semakin kuat dengan hadirnya alat-alat bengkel, tetapi area kerja, peletakan mesin, dan zona kerja ditentukan dengan cermat dan membuat bengkel ini terlihat terang dan rapi. Selain ruang bengkel terdapat ruang-ruang penunjang lainnya yang ikut melengkapi performa bangunan ini dalam mewadahi kebutuhan staf dan customer Mini. Terdapat ruang makan baik untuk staf maupun untuk tamu, kemudian terdapat ruang terbuka di lantai paling atas serta lounge yang sesekali bisa mewadahi kegiatan pesta dan gathering yang diselenggarakan oleh Mini. Interior bangunan showroom Mini ini dirancang sendiri oleh Joe Surya yang juga sang pemilik. Pemahamannya tentang mobil Mini dan gaya hidup yang mendukungnya dari dulu memberikan banyak inspirasi dan hal tersebut diwujudkan dalam detail interior showroom dan area kantor. Semua dirancang dengan mempertimbangkan bagaimana memajang mobilmobil yang ikonis ini dan juga memiliki ruang showroom yang menarik, atraktif, serta merepresentasikan masa kini dan khususnya gaya hidup di balik produk Mini. kiri Parkir mobil di lantai

paling atas menghadirkan rangka-rangka besi yang berkesan grafis kAnAn bAwAh Area bengkel yang tetap dirancang artistik.

Sunthy Sunowo adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

mini showroom Arsitek Michael L. (Kingsmen) mAnAJer proyek Adhitama Triyanto (Nusantara Group) desAiner interior Joe Surya klien Joe Surya desAiner penCAhAyAAn Joe Surya kontrAktor PT Ananta Graha Primaperkasa dan PT Graha Garda Depan wAktu pembAngunAn 10 bulan lu As tot Al bAngun An 4.636 meter persegi konsultAn struktur CH Form+Graphic konsultAn elektrikAl MEKANIKAL CH Form+Graphic konsultAn plumbing CH Form+Graphic pt kingsmen indonesiA (62) 21 54396898 kingsmen-int.com Joe Surya PT Maxindo Internasional Nusantara Indah (exclusive partner of MINI Vehicles and Parts) (62) 21 3510888 mini.co.id Adhitama Triyanto Nusantara Group (62)511 3253553 Ananta Graha Prima Perkasa (62)21 6516380 Graha Garda Depan (62)24 3513444 CH Form+Graphic (62)21 7425315 formandgraphic.com indesignlive.AsiA


109

pRoFIlIng The lIFe anD WoRk oF cReaToRs aRoUnD The globe 110 112 114

eko prAwoto keith melbourne pAulus mintArgA

EKO PRAwOTO, Salah satu arsitek panutan di Indonesia mengkritisi kembali makna ‘sustainability’ dan ‘green architecture’ di tengah berbagai kepentingan modern manusia

indesignlive.AsiA


itemui di sela-sela kesibukannya menjadi pembicara di sebuah seminar nasional yang diselenggarakan oleh IAI Nasional mengenai sustainability dan social responcibility dalam arsitektur ‘hijau’, Eko Prawoto berbagi kedalaman pemahamannya akan arsitektur berkelanjutan kepada Indesign Indonesia. Mengenai topik seminar tersebut, Eko berpendapat bahwa green design adalah suatu perangkat yang ‘dipaksakan’ oleh negara yang lebih maju. Sebuah pernyataan yang cukup skeptis bagi seorang arsitek yang sangat dikenal dengan karya-karyanya yang membumi. Dia kemudian menjelaskan maksud pernyataannya, “Aspek budaya itu sangat penting karena di situ sumber nilai-nilai. Akar pemahaman tentang sustainability sudah built-in dalam budaya itu. Indonesia dan ragam budayanya yang kaya mengajarkan banyak tentang hal itu. Namun, pada saat yang sama, budaya tersebut berangsur-angsur menghilang.” “Sustainability bukan pada tampilan akhir tetapi lebih pada bagaimana menghargai alam,” jelas arsitek prinsipal Eko Prawoto Architecture workshop kemudian. Bagi Eko, komunitas tradisional lebih memahami istilah itu daripada masyarakat modern karena mereka lebih sadar akan batas. “Kaum modern lebih memahami istilah pushthe-limit. Semuaya dikembangkan, didorong, dibesarkan, ditingkatkan skalanya, pada hampir setiap bidang. Dalam arsitektur, menurut master arsitek lulusan Berlage Institute Belanda ini, sustainability dapat diterapkan dengan memilih dan menggunakan segalanya sesuai dengan kebutuhan saja. Ada sifat dan ukuran dari dalam masing-masing person yang mengatur kadar ini. Semangat ini sebenarnya ada dalam budaya nusantara, budaya Indonesia dan menjadi nilai universal bagi siapa saja yang dekat dengan alam. “Ada sebuah pergesaran dalam menerjemahkan alam. Dulu alam dipahami sebagai ibu, sekarang alam tidak lebih dari sebuah sumber daya bagi industri,” tuturnya

d

perlahan menyimpan keprihatinan. “Sustainability adalah tentang menjaga alam tetap hidup dan berumur panjang.” Salah satu keprihatinannya adalah komersialisasi alam dalam dunia bisnis dan industri dan menggunakan kata-kata kunci seperti ‘sustainability’ sebagai sebuah formula jitu pendongkrak penjualan. Bagi Eko Prawoto, itulah yang harus dikritisi. “Itu tidak sepenuhnya salah sejauh kita tahu batas. Tidak mungkin kita memasarkan bahan-bahan di tempat yang jelas-jelas memproduksinya.” Kota tinggalnya, Yogyakarta, tak luput dari kritiknya. “Jogja ini teraniaya. Kebutuhan riil kota ini kecil namun memiliki nilai simbolik yang besar.” Dia lalu menggambarkannya dengan kasus pembangunan hotel-hotel yang sedang marak di kota tersebut. “Ini salah tempat. Out of scale,” ujarnya keras. “Bangunan yang megah pada dirinya sendiri karena dia banyak meminta dari sekitarnya adalah arsitektur yang ‘miskin’ secara kultural karena ia tidak berkontribusi bagi sekitarnya,


pUlseindesign 111

teks bernAdettA tyA fotogrAfi Courtesy of eko prAwoto dAn nissA mArettA hAlAmAn sebelAh

“ Dulu alam dipahami sebagai ibu, sekarang alam tidak lebih dari sebuah sumber daya bagi industri”

Instalasi dari bambu karya Eko Prawoto yang dipamerkan dalam kancah internasional hAlAmAn ini Karyakaryanya selalu mengangkat material lokal

EKO PRAwOTO

mengingkari kampung, heritage, bahkan jalan raya di depannya. ” Pertanyaan menggelitik yang kemudian muncul ialah seperti apa seharusnya arsitektur Indonesia? “Harus memikirkan tentang impact. Jadi, semua tindakan harus dipikirkan dampak luasnya apa, bukan memikirkan karyanya sendiri.” Kadang arsitek masih terjebak di sini. “Karya itu hanya media untuk berbuat sesuatu, hanya sarana, yang penting adalah tujuannya apa dan dampaknya seperti apa.” “Saya sendiri masih terus mencari, masih terus belajar bagaimana berarsitektur di zaman seperti ini. Ini semua adalah proses dan saya tidak pernah mengangankan menampilkan diri. Desain akan terus mencari perannya, melakukan adaptasi terhadap suatu situasi tertentu supaya kehadirannya memberikan kebaikan bagi banyak orang,” jelas arsitek yang pernah terlibat dalam ekshibisi bergengsi di Venice Architecture Biennale, Italia. Semua orang setuju bahwa tiga puluh tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menggeluti sebuah profesi. Namun Eko Prawoto memiliki alasannya atas pilihan hidupnya ini. “Profesi ini (arsitek) punya potensi. Jika seniman memandang karyanya adalah untuk memanusiakan manusia, mempertemukan manusia dengan kemanusiaannya, arsitektur lebih dari itu karena orang tidak hanya memandang tetapi masuk ke dalamnya.” “Karya arsitektur sebagai ruang lebih punya potensi untuk dialami secara langsung. Interaksinya lebih intens, karena itu juga berarti memiliki potensi untuk menyampaikan sesuatu dengan lebih intens. Inilah privilege

kehidupan sebagai arsitek, yang pada saat bersamaan berarti tanggung jawab besar.” Dan ketika ditanya mengenai pencapaian terbesar selama 30 tahun mengalami langsung arsitektur, pengajar di universitas Kristen Duta wacana ini menjawab, “Ini bukan tentang saya tetapi bagaimana saya belajar tentang kehidupan. Semakin saya mempelajari alam, semakin saya mempelajari diri sendiri.”

Bernadetta Tya adalah Senior Writer Indesign Indonesia.

eko prAwoto domisili Yogyakarta, Indonesia profesi Arsitek, Pengajar studi Master of Architecture, Berlage Institute, Netherland kontAk ekoprawoto@yahoo.com

ekoprawoto@yahoo.com

indesignlive.AsiA


Desainer KEITH MELBOuRNE mampu memberikan pengaruhnya pada dunia desain di negara asalnya, Australia. AtAs ‘Cascade’ table and

bench untuk Zenith (2010)

hAlAmAn sebelAh kAnAn AtAs ’Blue’ untuk

Stylecraft (2012)

bAwAn Stool karya

Melbourne, koleksi ‘Glass’ yang terinspirasi bentuk crystal glass (2011)

eith Melbourne tidak membayangkan menjadi desainer furnitur. Setelah menyelesaikan studi Jurusan Teknik Elektronika di Politeknik Manchester, dia sempat bekerja di industri aerospace dan industri otomotif. Dia juga sering melakukan penelitian akan teknologi mutakhir pada mesin serta rutin travelling keliling dunia. “Saya mulai lelah akan bepergian dan kehilangan gairah pada industri tersebut. Tidak pernah terpikir oleh saya untuk merintis jalan di dunia kreatif.” Krisisnya dalam berkarier, justru mengantarnya ‘banting setir’ ke industri desain furnitur sehingga ia melanjutkan untuk belajar desain di TAFE, Australia Barat. “Pelatihan yang saya dapat memperlihatkan dunia yang benar-benar baru tentang seni dan desain,” jelas Keith. “Mungkin ini terdengar sedikit klise, tetapi saya yakin akan memulai dunia dengan cahaya baru.” Rancangan pertamanya saat menjadi seorang siswa desain, yakni sebuah coffee table menyerupai struktur helix DNA dari kayu, mendapatkan sorotan serius pada Melbourne Fringe Furniture Festival pada 2004 silam. Rancangan keduanya, meja baja berkarat “Rusty” dipamerkan di Vivid saat pagelaran Furnitex berlangsung tahun 2005. walau begitu, Melbourne sadar ia

K

harus lebih proaktif agar mendapat perhatian dari pelaku manufaktur di Australia yang mungkin tertarik untuk memasukkan rancangannya ke tahap produksi. Melbourne membuat short-list perusahaan manufaktur yang potensial. Salah satunya, woodmark yang berbasis di Sydney. Meski tergolong baru, Melbourne mendapat komisi atas desain pertamanya, ‘Amelia’, sebuah sistem tempat duduk. “Itu adalah proyek pertama yang hebat,” aku Melbourne. “Selama saya merancang skala yang lebih besar, saya telah belajar banyak tentang distribusi dan proses manufaktur.” Saat ini, Melbourne bekerja sama dengan dua perusahaan terdepan di Australia, Stylecraft dan Zenith. Ia telah merancang berbagai macam produk untuk Zenith, termasuk ‘Ellis’, sebuah koleksi tempat duduk yang cantik, tak ketinggalan ‘Cascade’, meja dan bangku kayu dengan pinggiran melengkung yang mengibaratkan air terjun. Koleksi ‘Glass’ yang dirancang Melbourne untuk Zenith diluncurkan saat acara Saturday in Design pada 2011 silam dan menuai sanjungan dari pelaku industri desain. Koleksi ini terinspirasi dari berbagai tipe cangkir—latte, cognac, dan crystal. “Saya senang mengeksplorasi dan membayangkan jika bentuk cangkir kaca ini dapat menjadi sama cantiknya


pUlseindesign 113

teks stephen CrAfti portrAit sCottie CAmeron Alih bAhAsA nissA mArettA

“ Apa yang saya kerjakan merupakan sebuah keistimewaan... Saya selalu belajar sesuatu yang baru dari setiap hal ” KEITH MELBOuRNE

jika mereka bertekstur sepenuhnya buram,” jelasnya. Melbourne menciptakan koleksi bangku ‘Glass’ dari material polietilen. Sejak berkecimpung di dunia desain, Melbourne menjadi kolektor gelas kristal, dan pelanggan toko loak. “Ada hal elegan pada setiap desain,” kata Melbourne, yang dalam waktu dekat akan merilis sebuah meja terinspirasi oleh gelas sampanye. Tahun 2012 Melbourne meluncurkan koleksi sofa ‘Blue’ untuk Stylecraft dengan fitur sandaran tangan dan punggung aerodinamis. Kali ini, inspirasinya berasal dari gabus berwarna biru yang biasa digunakan membuat inisial pada maquette. Pada acara yang sama, ia juga meluncurkan ‘Pier’ untuk Stylecraft. Sebuah meja dengan kaki menyerupai kaki serangga. Meski dianggap telah memberi pengaruh pada industri desain dalam rentang waktu yang relatif pendek, dia tidak merasa kesuksesannya diberikan begitu saja. “Apa yang saya kerjakan merupakan sebuah keistimewaan. Saya selalu belajar sesuatu yang baru dari setiap hal,” jelasnya. Stephen Crafti adalah koresponden untuk majalah Indesign dari Melbourne.

keith melbourne lAhir Di Inggris tinggAl Melbourne, Australia profesi Desainer furnitur pendidikAn Sarjana elektrik dan elektronik dan desainer furnitur pAmerAn EDGE, VIVID, Workshopped, dan Launchpad

sales@keithmelbourne.com.au indesignlive.AsiA


PAuLuS MINTARGA berupaya untuk selalu sensitif terharap material untuk bisa menghasilkan karya yang berjiwa.

unia kreatif memang membutuhkan jiwa yang bebas berimajinasi dan cara berpikir serbaterbuka untuk bisa menerima hal baru. Paulus Mintarga adalah salah satu contoh dari sosok yang memiliki semangat besar untuk memberikan yang terbaik pada karya dan lingkungan. Kepeduliannya akan apresiasi terhadap material lokal telah membawa banyak hal yang kini mendorongnya untuk terus melakukan eksplorasi. Memiliki latar belakang teknik sipil tidak membuatnya berhenti pada hal-hal teknis dan struktural semata. Bangunan yang berkualitas secara arsitektural memang harus berawal dari kondisi struktur yang baik dan optimal. Sementara itu, kualitas ruang dan desain bangunan menjadi aspek yang berkembang sejalan dengan pengalaman dan intepretasi dari kreativitas, semangat, dan cita rasa. Tidak mengherankan bila Paulus Mintarga telah mendesain beberapa bangunan yang cukup diperhitungkan secara visual dan konseptual. Inilah hasil dari semangat, imajinasi, dan

d

kerendahan hati untuk lebih banyak mendengarkan. Di mata Paulus yang memulai kiprahnya secara profesional sebagai kontraktor ini, bambu memiliki potensi struktur yang sangat mengagumkan. Eksplorasi ini sudah dilakukannya sejak lama dengan melaminasi sebilah kayu dengan bambu yang ternyata cukup kuat untuk bangunan sederhana beratap pelana bentang 2,5 m dan menahan menahan beban dua orang di bagian rangka kuda-kudanya. Penemuan-penemuan ini merupakan representasi dari ketekunannya dalam mengulik material bambu menjadi lebih dari sekadar penggunaan tradisional yang sudah dikenal selama ini. “Orang Indonesia sepertinya susah untuk menghargai diri sendiri,� ujar Paulus. Bukan menyamaratakan semua orang, tetapi apresiasi masyarakat Indonesia terhadap materi lokal seperti kayu dan bambu masih sangat minim. Ketersediaan yang sangat melimpah ruah sepertinya justru membuat masyarakat kurang menghargai potensi sangat besar yang dimiliki bambu. Dengan Rempah


pUlseindesign 115

teks sunthy sunowo fotogrAfi sunthy dAn Courtesy of pAulus mintArgA

Rumah Karya, bangunan workshop karyanya, Paulus menginisiasi kegiatan “Merajut Bambu” dengan beberapa arsitek dan akademisi yang memiliki ketertarikan yang sama terhadap material ini. Ajang ini juga menjadi wadah eksprerimen lebih jauh. Di sudut ruang bangunan Rempah Karya terdapat maket dari bangunan dari bambu yang memiliki struktur saling merajut. Sebuah pendekatan desain secara struktural yang ternyata juga mampu membentuk ruang untuk mewadahi kegiatan pengguna dan memberikan kualitas ruang yang cukup impresif. Tidak hanya material bambu, material bekas atau sisa lainnya memiliki makna yang berbeda di matanya. Profesinya sebagai kontraktor memudahkannya mendapatkan material-material sisa bongkaran dan sisa produksi dari pabrik milik kolegakoleganya yang kemudian menunggu kreativitasnya untuk mewujud menjadi ruang yang juga menarik secara estetika. “Saya berusaha untuk mendengarkan apa maunya material,” dia menambahkan. Mendengarkan ini kemudian menjadi representasi dari kepedulian yang besar serta kesabaran untuk menunggu, menjabarkan, dan mencoba puluhan alternatif. Isu keberlanjutan justru menjadi hal kesekian, karena menurutnya ini adalah

cara pandang dan gaya hidup yang tidak serta-merta bisa mewujud hanya karena telah menggunakan material natural. Kayu dan bambu bisa habis bila tidak ditanam, hadirnya sertifikasi kayu juga menjadi hal yang harus ditanggapi segera bila tidak ingin negara kita dibanjiri oleh kayu impor. “Keberlanjutan itu tidak hanya berhubungan dengan alam, tetapi juga dengan aspek sosial dan budayanya,” Paulus Mintarga menekankan. Bila bicara tentang bambu, kemudian tidak akan terlepas dari aspek craftsmanship yang sudah mulai berkembang dari zaman nenek moyang kita. Indonesia mungkin kalah dengan teknologi mengolah kayu karena kebanyakan rumah tradisional masih sangat komunal. Namun, bambu bisa menjadi keunggulan dari bangsa Indonesia dengan sumber daya alam yang masih banyak, hanya saja keahlian dalam pengolahan dan penggunaannya harus terus dieksplorasi. Pada beberapa bangunan karyanya, Paulus mengakui peranan tukang yang menentukan kualitas tampilan. Keberhasilan tukang memahami instruksi dan keahliannya memasang material bambu dalam bangunan juga menjadi satu aspek penting. Material bekas atau sisa bisa menjadi bidangbidang artistik bila disusun dengan sepenuh hati, ketelatenan pengrajin,

dan kreativitas untuk mengubah cara pandang. Cacahan kayu, tumbukan genting bekas, potongan batu bata, pecahan tegel, dan banyak lagi material sisa ternyata bisa berubah menjadi elemen yang membangun karakter ruang di dalam atau luar bangunan. Semangat seorang Paulus Mintarga untuk mengembangkan dan memperkenalkan penggunaan material bambu pada bangunan di Indonesia akan terus bergulir dengan dukungan banyak arsitek dan desainer yang memiliki ketertarikan yang sama. Rencana untuk mengembangkan sebuah komunitas yang mempertemukan para ahli dan profesional yang pernah mengolah bambu adalah cita-cita agar material ini bisa menjadi salah satu keunggulan di Indonesia. Di sisi lain, Indonesia juga seharusnya bisa menjadi negara yang bisa diperhitungkan dalam desain dan eksplorasi teknologi bangunan dari bambu. Tidak hanya material bambu saja, tetapi apa pun itu sudah seharusnya lebih ‘didengarkan’ dan diamati agar mencapai kualitas desain yang optimal.

Sunthy Sunowo adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

hAlAmAn ini kAnAn AtAs Gapura dari kegiatan

Merajut Bambu

kiri AtAs Rumah Turi

yang memanfaatkan material upcyle

hAlAmAn sebelAh

Rumah Mangkunegaran yang terlihat natural

pAulus mintArgA domisili Solo, Jawa Tengah profesi Kontraktor, Ahli Struktur studi Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah kAryA terAkhir Rumah Rempah Karya kontAk paulusmintarga@yahoo.com

rumahrempahkarya.com indesignlive.AsiA



117

IssUes anD IDeas aRoUnD DesIgn anD aRchITecTURe 130 132

smArt living system? CulturAl symbolism?

indesignlive.AsiA


SMART LIVING System? eberapa sering kita bergerak di dalam rumah dan berapa luas rumah yang dibutuhkan di masa depan? Itulah beberapa pertanyaan yang mewakili fenomena hidup di kota metropolitan yang akan terus tumbuh dan menjadi bertambah padat. Ketersediaan lahan semakin terbatas, bangunan semakin lama makin berdesakan, dan harga tanah yang semakin tinggi membuat upaya memiliki rumah dengan luas sesuai kebutuhan tidak lagi mungkin. Orang kemudian harus beralih pada solusi-solusi desain yang kreatif mengolah ruang atau tinggal dalam apartemen dan rumah susun. Tanpa harus berpikir tentang masa depan, saat ini kita sudah membutuhkan solusi desain yang bisa mewadahi aktivitas dengan nyaman dalam ruang yang lebih optimal. Hafele dalam hal ini telah berinisiatif mewujudkan sebuah visi untuk saat ini dan masa yang akan datang tentang bagaimana menikmati hidup di dalam keterbatasan ruang aktivitas dan ruang gerak. Kehidupan di apartemen atau rumah susun tentunya tidak bisa menikmati ‘kemewahan’ meruang dalam artian luas dan lega. Terkadang rumah juga tidak memungkinkan untuk memiliki halaman atau ruang komunal terbuka di sekitar rumah. Segala bentuk keterbatasan hidup di apartemen atau rumah susun memang menuntut gaya hidup yang lebih sederhana. Tatanan interior juga kemudian harus lebih simpel dan bahkan memiliki detaildetail cerdas dalam merespons ruang yang terbatas.

S

Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang mudah menyesuaikan dengan keterbatasan. Seseorang bisa saja menemukan cara untuk beraktivitas di dalam ruang yang sempit, tetapi eksplorasi untuk menemukan solusi desain tetap dibutuhkan untuk mewujudkan kondisi yang jauh lebih baik. Hafele dengan rangkaian produknya yang sangat beragam mencoba untuk menawarkan konsep hidup yang ringkas dan mengedepankan solusi desain sederhana tanpa harus mengaplikasikan teknologi canggih. Dengan memanfaatkan keragaman produk furniture fitting dan architectural hardware yang dimiliki Hafele, konsep smart living system ini merespons ruang yang tersedia dengan cerdas dan optimal. Lalu gaya hidup seperti apa yang bisa dinikmati dalam satu ruang yang sangat sempit? Bagaimana mewadahi kegiatan memasak, bekerja, duduk santai menonton tv, dan tidur dalam ruang terbatas? Eksplorasi desain dan kreativitas membuka kemungkinan terhadap hadirnya detail-detail furnitur dan interior yang memanfaatkan ruang secara lebih adaptif. Ruang-ruang penyimpanan juga diatur dengan cermat dan cerdas sehingga kebutuhan hidup di dalam ‘keterbatasan’ itu masih bisa dinikmati dengan nyaman. Tidak ada lagi keterbatasan gerak karena semua ruang habis diisi oleh perabot rumah. Di sisi lain, kesibukan yang semakin meningkat menuntut hidup yang lebih praktis sehingga semua harus bisa dirapikan dan dibersihkan dengan cepat. Semua gerakan membuka, ditarik, dilipat, didorong, memutar, dan sebagainya menjadi langkah-langkah skenario yang bisa dikombinasikan dan diaplikasikan untuk menciptakan meja makan yang bisa ditarik keluar dan dibuka lipatannya, rak dalam lemari yang bisa diputar, atau rak bumbu yang bisa muncul ketika dibutuhkan. Semuanya bisa ditata dan dikeluarkan ketika akan beraktivitas dan disimpan kembali bila selesai. Seperti menarik kursi yang tersimpan rapi dan menarik meja ketika akan makan atau menarik sofa saat akan menonton TV. Begitu juga

ketika akan tidur, tinggal membuka tempat tidur dan melipatnya kembali ketika bangun tidur. Semuanya bisa disiapkan dengan cepat dan kemudian kembali disimpan dengan rapi dan praktis. Dengan ruang yang sangat terbatas dan cenderung minim ini, semua kegiatan bisa diwadahi tanpa mengganggu. Bergerak di dalamnya juga jadi lebih leluasa. Kenyamanan menjadi aspek yang berhasil diwujudkan oleh solusi desain terlepas dari segala keterbatasan. Dalam Smart Living System ini Hafele memberikan sebuah visi kepada calon konsumennya tentang bagaimana tanpa teknologi canggih, hanya memanfaatkan solusi cerdas, hunian bisa dimanipulasi untuk bisa mewadahi beragam aktivitas di satu ruang yang memiliki luasan terbatas. Melalui desain dan kreativitas, alternatif dan detail bisa diwujudkan dalam beragam bentuk, tetapi esensinya adalah mengapresiasi potensi produk Hafele yang memiliki kualitas terjamin ini dengan pemanfaatan yang cermat, penempatan yang cerdas, dan detail yang memberikan solusi.

Sunthy Sunowo adalah Senior Editor Indesign Indonesia.


zoneindesign 119

teks sunthy sunowo fotogrAfi mohAmmAd nuhriZAl

seArAh JArum JAm, dAri AtAs Bapak Bambang

Lesmana (General Manager PT Hafele Indotama) yang sedang memberikan sambutan di depan stan Hafele dalam Indobuildtech 2013 didampingi oleh Bapak Joko Sucipto (Marketing Communication Manager PT Hafele Indotama). Marcus Zylajew (National Sales Manager PT Hafele Indotama) menjelaskan desain dan detail produk yang digunakan dalam konsep smart living system.

indesignlive.AsiA


Cultural Symbolism?

esempatan memimpin proyek senilai 500 juta dollar untuk mengonversi gedung tua Mahkamah Agung dan bangunan Balai Kota menjadi sebuah Galeri Seni Nasional merupakan hal yang luar biasa. Lebih dari 100 praktisi arsitektur dari seluruh dunia mengikuti kompetisi yang dimenangkan oleh tim dari Prancis, studioMilou Architecture pada 2007. StudioMilou menjuluki diri mereka pakar dalam menangani proyek pembangunan ulang atau pembaharuan kembali. Proyek yang telah mereka kerjakan adalah Musee des Tumulus de Bougon, ‘rehabilitasi minimalis’ France of the Carreau du Temple di Paris, dan Museum Nasional Georgia. Anda harus punya alasan yang tak hanya bagus namun juga tepat ketika memutuskan untuk melestarikan sebuah bangunan tua. Ini karena—dalam kasus ini—tentu pasti lebih murah dan mudah membangun bangunan baru. Galeri ikonis sebagai wadah ekshibisi karya seni visual dan sebagai tempat menyelenggarakan acara internasio­ nal. Kenyataannya, Singapura toh sudah memiliki 52 museum dan 10 di antara bangunan barunya dirancang oleh arsitek pemenang Pritzker Prize. “Jika memilih untuk membuat bangunan baru, tidaklah mudah mendapat kesan dan dampak simbolis yang sama dari pengunjung lokal,” jelas Jean Francois Milou dari studioMilou architecture. “Bangunan ini merupakan monumen bersejarah yang memiliki makna penting (tempat Jepang resmi menyerah, dan Lee Kuan Yew, Perdana Menteri pertama Republik Singapura, berpraktik sebagai pengacara/advokat).”

K

Secara signifikan, proyek yang rencananya akan dibuka tahun 2015, bersamaan dengan dua perayaan penting, yaitu peringatan kemerdekaan Singapura yang ke-50 dan peringatan kebebasan ASEAN dari batas-batas internal. Meskipun warga Singapura bukan termasuk pengunjung yang ‘akrab’ dengan negara tetangga, tetap ada impian menjadi pusat regional di bidang perdagangan dan seni. “Rumah bagi semua,” ujar Milou. “Meskipun, mungkin saat ini belum cukup terlihat seperti itu.” Penasihat kuratorial lokal dari studioMilou Architecture, Lola Lenzi, mengatakan, “Saya menduga pariwisata adalah motif utama—bersama dengan grand prix dan kasino. The National Art Gallery Singapura adalah bukti status dunia pertama mereka.” Museum di Singapura memiliki kewenangan yang lebih luas ketimbang di Barat. “Di Eropa,” jelas Milou, “fokusnya pada seni murni. Di sini, ada interaksi sosial di museum seperti—dan ini sangat berpengaruh besar—bepergian bersama, lalu muncul kebutuhan akan tempat publik semacam kafe, restoran, pertokoan, yang kemudian menjadi bagian yang tidak bisa luput dari desain. Tak ketinggalan, fungsi pendidikan— akan ada 2.000 meter persegi yang sengaja disisihkan untuk anak-anak, ditambah alas; ruang untuk duduk, berpikir dan mengetahui lebih lanjut tentang koleksi. Ini merupakan budaya yang memungkinkan masyarakat untuk mendapat ‘kuliah’ yang tidak bisa mungkin terjadi di tempat lain di Singapura.” Ketika kata ‘post-kolonial’ muncul, yang terlintas adalah bagaimana upaya menghindari resonansi kolonial di gedung peradilan dan administratif dari tahun 1930-an? Sebuah keuntungan bagi tim studioMilou, bahwa warga Singapura merasa akhirnya telah keluar dari keprihatinan demi mencapai kemerdekaan dari Inggris dan Malaysia. Tetapi bisa dikatakan bahwa peran regional mereka terhambat karena tidak memiliki sejarah pra-kolonial independen seperti Thailand, Indonesia, dan Kamboja. Akibatnya, baik pemikiran kuratorial dan ke-8.000 koleksi Seni Nasional, mulai dari premis bahwa

‘seni’ baru tiba di Singapura dengan kolonialis Inggris, Prancis, dan Belanda. Milou yakin desainnya dapat mengubah cara pandang, dengan kesatuan bentuk pada lantai atap dengan sebuah atap kanopi yang tersusun linier. Pada basement, pengunjung akan langsung tiba di National Art Gallery. Mereka dibawa masuk ke dalam bangunan melalui ekstensi dramatis ke dalam tangga gedungnya. Hal ini seakan menunjukkan telah terjadi pertempuran untuk dapat menjadi pemenang. Philip Burns, selaku manajer desain pameran di studioMilou architecture, menjelaskan, “Tidak ada budaya museum yang tertanam seperti yang kami miliki di Australia. Meskipun para kurator di Singapura sangat tertarik dalam proyek ini, keputusan tetap dipegang oleh birokrat.” “Kami menawarkan fleksibilitas agar mereka dapat berkembang. Kami menciptakan skala yang sesuai untuk koleksi dengan menggunakan plafon gantung setinggi 4,5 meter dengan pencahayaan; untuk karya seni kontemporer dengan ukuran besar, atap kaca memberikan efek ruang spektakuler. Adapun karya dengan format lebih kecil dapat dipamerkan di ruang sudut bernuansa putih. Setelah itu, kami telah meyakinkan mereka, kami berharap, akan perjalanan cerita yang terus berubah. Pada kenyataannya manajemen Galeri terus berganti, dengan ketua dan direktur absen tahun lalu dari pemilu cukup menjadi keuntungan bagi pihak oposisi. Namun, studioMilou tetap akan memperjuangkan desain mereka dan merasa yakin akan menang telak. Milou berniat mencari proyek di Timur dari kantor mereka di Singapura, dan mereka berharap dengan terbangunnya proyek Galeri ini, tersampaikan “pesan” untuk mengatasi masalah desain monumen bersejarah secara terhormat, yang dapat diterima oleh seluruh negara di Asia Tenggara.

Jeremy Eccles adalah penulis dan broadcaster seni asal Sydney, Australia.


zoneindesign 121

teks Jeremy eCCles rendering studiomilou ArChiteCture

seArAh JArum JAm, dAri AtAs Proposal

interior dari Galeri. Eksterior dari pemenang kompetisi untuk The National Art Gallery, Singapura, karya studioMilou architecture; Aksonometri terurai; Salah satu potongan dari proposal ruang pameran (semua gambar hak milik studioMilou architecture)

indesignlive.AsiA


NOW AVAILABLE: ® Juli 2013

®

JULI 2013

16 16

HARGA RP 54.500/LUAR JAWA RP 57.500

Holiday mood

TRENDY HOTELS IN ASIA

City Bikes City Bikes Michael Young’s Michael Young’s bicycles for an bicycles for an urban Asia urban Asia

Eko Prawoto S.H.A.U. Mini Showroom Esa Sampoerna Grand Aston Yogya National Hospital Andy Siswanto Jimmy Priatman ICare Ar+otelLibrary Surabaya Rumah Rempah Karya Sentra Ikan Bulak

URBANISM 3D cities,URBANISM great public 3D cities,and great public spaces building spaces and scratch building a city from a city from scratch ARCHITECTS IN ARCHITECTS IN YOUR LIVING ROOM YOUR LIVING ROOM Furniture crossovers Furniture at crossovers this year’s thisMobile year’s Saloneatdel Salone del Mobile THE ENDORSEMENTS THE The ENDORSEMENTS next generation Theofnext top generation designers of top designers

ICONIC FURNITURES

Fashionably Eclectic

Kolam Renang Tropis livingetcindonesia.com

ISSN 208 785 59

HOMES

DECOR ATING

Relax

SHOPPING

DESIGN

ENTERTAINING

ISSUE 06. 2013

issue 05. 2013 ISSN 2089-0656

ISSN 2089-0656

LIFESTYLE

DESIGN DESIGN TALENTS TALENTS TO TRACK TO TRACK

Special Special Feature: Feature: Enrichment to

Enrichment to Enrich Your Kids Enrich Your Kids

Cara Mudah Cara Mudah Membaca Membaca Belajar Bahasa Belajar Bahasa Asing Asing Sains dan Sains dan Matematika Matematika

Great Renovations

MENCETAK MENCETAKGENERASI GENERASI

“OUTSIDE “OUTSIDE THE THEBOX” BOX”

PILIHAN PILIHANAPLIKASI APLIKASI &&WEBSITE WEBSITE EDUTAINMENT EDUTAINMENTUNTUK UNTUK BELAJAR BELAJARSISIKECIL KECIL

Rp 34.500 (Luar Pulau Jawa Rp 39.500) Rp 34.500 (Luar Pulau Jawa Rp 39.500)

Bermain Bermain Cat Catdidi Kamar Kamar Anak Anak

Incredible Work Incredible Work by The Next Next by The Generation Generation

AT HOME IN THE MODERN WORLD AT HOME IN THE MODERN WORLD

Successful Successful Spruce-Ups Spruce-Ups and and Full-Scale Full-Scale Facelifts Facelifts

Special Special Story: Story:

SONIA SONIA WIBISONO WIBISONO DAN DANRAINER: RAINER: TIDAK TIDAKMAU MAU JADI JADISEPERTI SEPERTI MAMA MAMA

Issue 3 / 2013 Issue 3 / 2013 ISSN :2303-1085 ISSN :2303-1085

101 101 WOOD WOOD Saving Saving the the AsiaAsiaPacific’s Pacific’s Greatest Greatest Natural Natural Resource Resource

june2013 2013 june

transisi rock & roll

taylor momsen

loveto totravel, travel,but buthate hateto toarrive.” arrive.” “i“ilove

the perfect shoes

fall out boy vampire weekend adinia wirasti www.nylonindonesia.com www.nylonindonesia.com

jjuunnee 22001133

rrpp.. 3355..000000,,-luar luar pulau pulau jawa jawa rrpp.. 3377..550000,,-IISSSSnn 208 208 788 788 26 26

cover coverjun.indd jun.indd 55

ALSO AVAILABLE AT:

DOUBLE DOUBLE TAKE TAKE A A House House Inside Inside A A House House in Taipei in Taipei

7

dream destinations iceland amsterdam sarajevo santorini seoul guilin dominica

makeup vibrant musim panas

holiday issue 6/5/13 12:48 12:48 PM PM 6/5/13


123

sUsTaInable pRacTIces InDesIgn 124 126 128

Close the CirCle setting the exAmple visioning JAkArtA in the future

indesignlive.AsiA


CLOSE THE CIRCLE KARYA BAGINYA ADALAH MEDIA DAN ALAT uNTuK MEMBERIKAN MANFAAT LEBIH BESAR PADA LINGKuNGAN SEKITAR DAN DESAINNYA. inggih Susilo Kartono adalah salah satu desainer produk Indonesia yang memulai berkarya tanpa mimpi besar. Tujuannya kala itu hanya membangun sebuah merek yang nantinya membawa banyak kesempatan untuk mengembangkan diri sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Bila datang ke Desa Kandangan; sekitar 2,5—3 jam dari Kota Yogyakarta, kita bisa langsung merasakan suasana desa yang semangat menjawab perubahan zaman. Tidak sulit menemukan rumah Singgih karena bangunan rumah dan workshop-nya telah begitu dikenal oleh penduduk sekitar. Dia dan keluarga memang memutuskan untuk kembali dan berkarya di desa tempat kelahirannya dan mengirimkan produknya ke banyak negara di luar Indonesia. Keputusan yang dia ambil karena memang tidak menyukai kehidupan di kota besar. Di Desa Kandangan, dia bisa berkarya dan menikmati kesederhanaan yang justru lebih indah. Salah satunya adalah kegiatan spedagi; bersepeda di pagi hari

S

keliling desa untuk menikmati pemandangan dan suasana yang segar dan indah. Meskipun desain produknya; berupa radio dan stationary merek Magno telah mendapatkan apresiasi dan reputasi internasional, tetapi Singgih tetap menikmati tinggal di desa dan berkorespondensi dengan dunia memanfaatkan teknologi komunikasi dan internet yang sudah begitu maju. Singgih sendiri memiliki sudut pandang yang menarik tentang hubungan kota dan desa. Keruwetan kota mungkin bisa dikendalikan ketika desa juga ikut berkembang. Bukan berarti menciptakan kota-kota baru tetapi meningkatkan pemahaman masyarakat, meningkatkan kualitas infrastruktur, dan mengembangkan perekonomian rakyat. Dengan begitu, orang tidak menjadi terlalu tertarik untuk hijrah ke kota karena di desa juga terdapat begitu banyak kesempatan untuk maju dan berkembang. Di bangunan workshop yang terletak di depan rumahnya, produk Magno diproduksi dan dikemas untuk kemudian dikirimkan ke luar negeri. Para pekerja

yang seluruhnya adalah pemuda-pemuda dari Desa Kandangan sekitarnya ini telah mendapatkan pelatihan dan bekerja dengan sangat telaten mengolah kayu yang menjadi material utama dari produk Magno. Di bagian belakang ruang produksi terdapat ruang penyimpanan bahan baku, terutama kayu sonokeling yang saat ini sudah semakin sulit dicari. Singgih kemudian menggagas kegiatan penanaman kembali di atas lahan pribadi maupun masyarakat sekitar yang merasa terpanggil untuk berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian lingkungan ini. Langkah sederhana ini seakan menjadi pelengkap dari keseluruhan siklus pengolahan kayu dalam workshop Magno. Kayu tidak hanya digunakan dan diolah namun tetap ada usaha untuk menggantinya dengan penanaman kembali. Suatu saat nanti generasi mendatang tidak akan mengalami kekurangan material kayu untuk berkarya. upaya penanaman pohon ini merupakan representasi pemikiran jangka panjang untuk seimbang beraktivitas dengan elemen alam. Di sinilah cara berpikir yang


sUstainindesign 125

teks sunthy sunowo fotogrAfi Courtesy of mAgno And sunthy sunowo

lebih jauh ke depan membawa wacana keberlanjutan yang seharusnya terus direspons dengan positif. Terbukti banyak komunitas dari desa sekitar Kandangan juga tertarik ikut dalam kegiatan penanaman pohon ini. Konsep keberlanjutan dalam kegiatan Singgih di workshop Magno ini ialah upaya yang tidak hanya ramah kepada lingkungan, tetapi juga ramah secara sosial dan budaya. Dalam kegiatan spedaginya yang dilakukan hampir setiap pagi ini, Singgih dan keluarga juga ikut mengenali problem dan potensi yang ada di sekitarnya sembari menjalin komunikasi. Melalui rutinitas ini, Singgih tidak hanya menikmati kesegaran udara dan pemandangan indah, dia juga mengamati lingkungan dan sering kali mendapatkan ide dari kearifan teknologi sederhana yang ada di masyarakat. Seperti jalan batu di pedesaan yang selama ini banyak diubah menjadi jalan aspal. Padahal kehidupan di pedesaan dan iklim tropis membuat jalan batu adalah jenis yang paling sesuai sekaligus menjadi bagian yang artistik dari jalanan pedesaan.Keberlanjutan kemudian menemukan makna-makna baru di sini. Kayu bukan berarti sustainable ketika tidak ada upaya memastikan bahwa material yang digunakan itu bisa diperbarui. Menanam pohon adalah salah satu cara, tetapi setidaknya Singgih telah menunjukkan dan menyadarkan kita akan pentingnya melakukan hal kecil yang berdampak besar di masa mendatang. Di sisi lain sumber daya manusia juga perlu diperhatikan dalam konsep keberlanjutan ini. Meningkatnya kepercayaan diri dan bertambah terampil akan membawa perubahan signifikan pada perekonomian masyarakat. Efek sosial yang tidak hanya mengangkat nama desa saja, tetapi juga mengoptimalkan potensi yang ada di setiap individu. Setiap hari Kamis di rumah Singgih diadakan pertemuan beberapa komunitas untuk membahas berbagai hal dalam sebuah diskusi rutin agar saling berbagi dan memberikan saran atas permasalahan yang dihadapi dalam usahanya. Hal ini menunjukkan keseimbangan antara usaha milik pribadi dengan kepentingan-kepentingannya dan alam serta masyarakat sekitar dalam kesinambungan yang terus berputar. Sudut pandang yang serbaterbuka akan ide kreatif baru, dan upaya untuk berkarya dalam satu siklus yang terus berputar.

hAlAmAn sebelumnyA

Singgih di depan persemaian bibit pohon di halaman rumahnya. kAnAn Salah satu tipe produk radio Magno AtAs Bangunan workshop Magno dilihat dari dalam rumah Singgih.

Sunthy Sunowo adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

indesignlive.AsiA


SETTING AN ExAMPLE PROSES INDuSTRI MANuFAKTuR DENGAN PRAKTIK BERKELANJuTAN SuDAH SEHARuSNYA MENJADI PEMAHAMAN uMuM, DAN FILOSOFI ‘HIJAu’ SERING KALI DIuSuNG DALAM PENDEKATAN DESAIN. LABEL ASAL SPANYOL, ACTIu, MEMBAwANYA MENuJu TINGKATAN LEBIH LANJuT.

ini filosofi ‘berkelanjutan’ sering digunakan perusahaan sebatas kepentingan marketing semata, lain halnya dengan Actiu. Perusahaan manufaktur furnitur kantor asal Spanyol ini justru telah memegang prinsip-prinsip tersebut sejak didirikan, 40 tahun lalu. “Keberlanjutan sudah ada dalam darah dan filosofi kami,” jelas Soledat Berbegal, Manajer Komunikasi dan Strategi Perusahaan Actiu. “walaupun kami berhasil menerapkannya pada sebuah area, hal tersebut tidak bisa dengan mudah divisualisasikan.” Area yang dimaksud adalah Taman Rekreasi Teknologi Actiu. Taman rekreasi berkonsep industri berkelanjutan, dirancang arsitek ternama JoseMaria Tomas Llavador pada 2008. Ini adalah bukti komitmen Actiu serta investasi mengesankan dalam praktik industri ‘hijau’, mengingat keterlibatan ‘sustainable’ masa itu sangat terbatas di Spanyol. “Tahun 19981999, tak ada yang paham konsep keberlanjutan,” jelas Berbegal. Selama proses perencanaan, Actiu harus menghadapi kesulitan dengan pemerintah daerah, yang tidak bisa mengerti mengapa hanya 30% dari kawasan yang dibangun. Pada kunjungannya ke Australia, Berbegal membahas keuntungan bagi industri jika menerapkan ‘sustainability’. Penggunaan listrik di Taman Teknologi Actiu hemat hingga 25%, air hujan ditampung, disimpan dalam waduk guna keperluan industri dan irigasi; tujuh juta kwh energi solar dapat dihasilkan lewat fotovoltaik terbesar se-Eropa, interior dibanjiri cahaya alami, lalu penanaman pohon dalam skala besar di seluruh area. “Investasi ini bukan hanya berbicara kinerja maksimal sebuah bangunan, tetapi agar orang dapat bekerja optimal,” jelas Berbegal. Dengan inovasi yang diterapkan, selain dapat menghemat biaya jangka panjang, mereka juga memberi kontribusi signifikan terhadap keterlibatan karyawan. Pendekatan Actiu ini tidak melulu soal penghematan dana, tapi lebih ke motif altruistik. “Jika ada perusahaan menunjukkan serta membuktikan hasil baik dari konsep dan kinerja sistem keberlanjutan, seperti perusahaan kami, tentu dunia akan berbeda,” Berbegal menjelaskan. “Butuh partisipasi setiap orang. Bila kita semua terus berupaya di mana pun, dalam sepuluh tahun, dunia akan kembali normal.”

K

Mandi Keighran adalah Editor majalah Indesign.


sUstainindesign 127

teks mAndi keighrAn ilustrAsi Alex buCCheri Alih bAhAsA nissA mArettA

indesignlive.AsiA


VISIONING JAKARTA IN THE FuTuRE MENGEJAwANTAHKAN DESAIN uNTuK MASA DEPAN MELALuI IMAJINASI TANPA BATAS DAN EKSPLORASI KREATIVITAS. enjadi salah satu kota terpenting di Indonesia menjadikan Jakarta memiliki pertumbuhan yang sangat pesat dengan beragam permasalahan yang kompleks. Pertumbuhan kota dan bertambahnya jumlah penduduk sepertinya tidak mendapatkan respons perencanaan dan pembangunan kota yang komprehensif. Kota ini justru cenderung memiliki pembangunan yang menyelesaikan masalah secara temporer. Keberlanjutan menjadi prioritas yang kesekian dari fokus target dan tujuan pembangunannya. Kota menjadi terlihat carut marut, kehilangan sebagian besar area hijau, kemacetan kendaraan dan permasalahan pemukiman yang juga harus menjawab fenomena urbanisasi. Itulah segelintir dari begitu banyak permasalahan Kota Jakarta, kota metropolitan. Di antara seluruh permasalahan yang sepertinya saling berkaitan ini, Jakarta Architecture Trienale

m

2012 menyelenggarakan sayembara dengan men gangkat tema “Visioning Jakarta in 2045�. Sebuah sayembara yang menuntut pesertanya untuk berpikir dan berimajinasi lebih jauh dari kurun waktu sepuluh atau dua puluh tahun ke depan. Desain kemudian bisa fokus pada banyak hal, dari isu penataan ruang kota, hingga ketersediaan infrastruktur yang membutuhkan solusi segera. Imajinasi tanpa batas dan referensi dari kota-kota di negara lain yang telah lebih dahulu berkembang dan menjadi metropolitan besar menjadi pemicu munculnya ide-ide yang lebih eksploratif. Tahun 2045 Jakarta pasti sudah sangat jauh berbeda, begitu juga dengan tingkat pemahaman dan kesadaran masyarakat. Ketika itu, lingkungan mungkin sudah sangat tercemar sehingga pendekatan desain di sini juga memberikan apresiasi pada munculnya ruang-ruang baru sebagai penanggapan kondisi pada zaman tersebut.

Selain itu, isu keberlanjutan menjadi dasar kepedulian peserta dalam mengembangkan desainnya. Sumber daya alam mungkin sudah semakin terbatas dan manusia Jakarta harus mulai memikirkan gaya hidup dan sudut pandang yang ramah kepada lingkungan sekitar yang mendukung kehidupan. Setelah melalui proses penjurian oleh Ridwan Kamil (Praktisi Arsitek, Perencana Kota, dan Akademisi), Andra Matin (Praktisi Arsitek), Sukendro Sukendar (Praktisi Arsitek), Butet Kartaredjasa (Artist dan Budaya), dan Suryono Herlambang (Observer Kota, dan Akademisi), ditentukan juara dalam dua kategori: umum dan mahasiswa. Karya-karya tersebut menjadi satu awalan yang memancing lebih banyak lagi ide kreatif untuk mengantisipasi pertumbuhan dan kondisi Jakarta di 2045. Ide urban hybrid park diusung oleh juara pertama yang ingin tetap mempertahankan dan menemukan


sUstainindesign 129

teks sunthy sunowo imAges Courtesy JAt 2012

kembali ruang-ruang hijau yang terbuang. Tidak hanya berhenti di situ, perubahan paradigma desain jalan raya dirasa perlu mengalami perubahan dan penyesuaian. Ruang kemudian tidak hanya memenuhi keperluan manusia untuk bergerak, tetapi juga kebutuhan atas ruang terbuka hijau yang nyaman. Dengan menghadirkan hardscape, woodscape, waterscape, dan artscape untuk mewujudkan ruang-ruang publik yang tidak hanya mewadahi lalu lintas kendaraan dengan menumpuk beberapa kegiatan dalam satu jalur. Tingkat paling bawah adalah transportasi yang berkecepatan tinggi seperti monorail, di atasnya terdapat jalur cepat untuk kendaraan, disusul oleh jalur lambat dan pedestrian dengan desain taman dan vegetasi berada di tingkat paling atas. Pendekatan desain ini tidak hanya memberikan ruang lebih untuk kebutuhan infrastruktur, tetapi juga ruang untuk hadirnya vegetasi di tengah kota. Pemenang kedua dari sayembara ini lebih menyoroti tentang pemukiman rakyat. warga Jakarta dengan problematik keterbatasan lahan diwadahi dalam konsep rumah bertambah yang tidak hanya memenuhi fungsi rumah tinggal tetapi juga pertumbuhan keluarga dan komunitas melalui kesadaran mewadahi kegiatan komersial dan komunal. Sebuah sikap yang bisa menjawab kebutuhan ruang warga secara berkelanjutan. Sementara itu, juara ketiga memanfaatkan situasi Jakarta yang sering banjir, susah air bersih, dan pemukiman kumuh di dekat sumber air. Desain perencanaan tata ruang kota kemudian didasari oleh pemikiran bahwa Jakarta adalah water catcher. Konsep wetland center kemudian diwujudkan dalam bentuk sinking garden, water catcher, iconic rain catcher tower, elevated public space, dan area komersial di pinggir sungai. Ide-ide yang muncul tentunya dengan detail-detail yang menarik untuk dipertimbangkan dalam mengantisipasi perubahan zaman dan pertumbuhan Kota Jakarta pada 2045, sebuah visi untuk masa depan.

hAlAmAn sebelumnyA

Sunthy Sunowo adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

Juara satu dan dua kategori umum dari kompetisi ini AtAs Juara ketiga indesignlive.AsiA


130

one lasT ThIng Arsitek rumAh Asuh/yori AntAr kAryA preservAsi mbAru niAng, wAe rebo, flores, indonesiA kontAk Akdn.org Buah dari kesadaran serta kecintaan terhadap arsitektur nusantara, membuat arsitek dalam negeri, Yori Antar, bersama yayasan Rumah Asuh yang diprakarsainya, melakukan perjalanan ‘cinta tanah air’ serta melakukan proyek preservasi Mbaru Niang, di Desa Wae Rebo, Flores. Setelah jerih upayanya tersebut menerima penghargaan tertinggi, Award of Excellence Asia-Pacific Heritage Awards dari UNESCO Asia-Pacific untuk kategori Cultural Heritage Conservation, 2012 lalu sekali lagi Indonesia boleh berbangga hati karena tahun 2013 ini, proyek preservasi ini telah terpilih menjadi nominasi untuk Aga Khan Award for Architecture (AKAA). Yori percaya bahwa sesungguhnya hunian adat peninggalan leluhur kita merupakan bentuk arsitektur yang dapat beradaptasi dengan tepat terhadap lingkungannya. Penggunaan material setempat, metode membangun, konstruksi ikat yang tahan gempa, serta nilai kearifan lokal dalam pembangunannya adalah hal yang sangat berharga, bahkan menginspirasi arsitektur dunia. Dalam proses restorasinya, Yori mengajak masyarakat Desa Wae Rebo dan mahasiswa arsitektur untuk ikut serta membangun, dengan harapan segala kebijaksanaan dan kearifan lokal dapat menjadi pembelajaran kedua belah pihak dan menumbuhkan kecintaan untuk terus melestarikan arsitektur nusantara.

Fotografi courtesy Aga Khan Teks Nissa Maretta indesignlive.AsiA



BEGA – das gute Licht. Distribution in Indonesia: Class International Jl. Halimun Raya No. 31 12980 Jakarta Selatan Tel. 62 21 8282 506 Fax 62 21 8282 507 classint@cbn.net.id www.bega.com

Compact floodlights with LED or for halogen and discharge lamps Protection class IP 65 460 – 15000 Lumen


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.