Indesign indonesia #5/2013

Page 1

ÂŽ

S.H.A.U. Esa Sampoerna National Hospital Jimmy Priatman Ar+otel Surabaya Sentra Ikan Bulak issue 05. 2013 ISSN 2089-0656


bulthaup bulthaupb3b3/ Barcelona / Barcelona bulthaup b3 / Barcelona private private private

www.bulthaup.com/barcelona_82 www.bulthaup.com/barcelona_82 www.bulthaup.com/barcelona_82 SA_BCN35_456x275_AS.indd 1-2 SA04-Ad-Bulthaup.indd 2 SA_BCN35_456x275_AS.indd 1-2 SA04-Ad-Bulthaup.indd SA_BCN35_456x275_AS.indd 1-2 SA04-Ad-Bulthaup.indd 22

7/24/11 2:20 PM 7/24/11 2:20 PM 7/24/11 2:20 PM


bulthaup bulthaup

SA04-Ad-Bulthaup.indd 3

SA04-Ad-Bulthaup.indd 3

19.05.112:20 10:20 7/24/11 PM

19.05.11 19.05.112:20 10:20 10:20 7/24/11 PM


2

welcomeindesign

letter from the editor issue 05, 2013

Ketika berbicara tentang desain interior, produk, seni, dan arsitektur di Indonesia, jarang sekali kita dengar nama Kota Surabaya disebut. Kota kedua terbesar di Indonesia ini seolah tenggelam di antara gaung daerah sekitar yang selama ini memang kita kenal sebagai tempat yang lebih ‘nyeni’, sebut saja Kota Yogyakarta di sebelah barat dan Pulau Bali di sebelah timurnya. Kota Surabaya sendiri lebih dikenal sebagai kota industri dan perdagangan yang lebih terkenal dalam sejarah perjuangan kemerdekaan negara Indonesia. Ada kejadian lucu yang saya alami ketika datang ke Surabaya. Beberapa sopir mobil sewaan di kota ini yang lebih hafal rute-rute menuju tujuan wisata di sekitar Surabaya, ternyata gagap navigasi ketika mengurai jalanan dalam kota. Hal itu karena memang kebanyakan orang yang datang berkunjung ke Surabaya adalah pebisnis yang jarang keluar hotel atau pelancong yang menjadikan Surabaya hanya sebagai tempat transit sebelum menuju Kota Malang, Gunung Bromo, atau Pulau Madura. Namun, Surabaya tumbuh semakin cantik, teduh, dan teratur berkat peremajaan dan pembangunan taman-taman kota, penambahan fasilitas publik yang didesain dengan baik, dan juga bermunculannya karya-karya arsitektur yang menarik dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan. Kota Surabaya telah berkembang menjadi begitu kompleks sebagai metropolitan yang berupaya lebih bijak untuk menata kota. Agaknya, selain memiliki walikota berlatar belakang arsitektur lanskap, para pembangun di Surabaya juga telah menyadari pentingnya desain sebagai nilai tambah sebuah komoditas. Dalam edisi Indesign Indonesia kali ini, kami mengulas beberapa karya arsitektur terbaru dan terbaik di Kota Surabaya, mulai dari bangunan privat, komersial, hingga bangunan publik milik pemerintah daerah pada rubrik Focus Indesign: Surabaya Special. Selain itu, hasil observasi dan kesadaran akan pentingnya taman kota menggugah dalam artikel “Let’s Go to the Park� yang menguraikan desain taman di perkotaan dengan contoh kasus Kota Surabaya pada rubrik Zone. Tidak ketinggalan pada semester awal tahun ini begitu banyak event menarik yang perlu diikuti, seperti liputan immCologne di Jerman dan Maison&Objet di Paris melengkapi kemeriahan acara pameran dan launching produk yang penting untuk disimak. Dalam rubrik Pulse, kami menghadirkan SHAU dan Zanun Nurangga sebagai profil arsitek dan desainer produk yang telah memiliki prestasi kaliber internasional. Sementara itu, jangan lewatkan bangunan pilihan kami yang pastinya menarik untuk referensi desain. Selamat menikmati, dan jangan lewatkan pula ulasan arsitektur kota-kota lain di Indonesia dalam edisi Indesign Indonesia mendatang. Asih Jenie dan Sunthy Sunowo-Senior Editor

indesignlive.ASIA



4

contentindesign

2013

Issue 05 regulars

portfolio

013 EVOLVE Berita-berita singkat seputar orang, tempat, produk, dan gelaran

FOCUS SURABAYA SPECIAL

035 FUSE Craig DiLouie berbicara mengenai pencahayaan LED 042 INDESIGN LUMINARY Interaksi Jimmy Priatman dengan energi dalam tiap desainnya 046 ART Anything Can Break oleh Pinaree Sanpitak pada Biennale Sydney ke-18 Nasirun, berkisah dalam media gerbang gedung Graha Esa Sampurna 119 PULSE SHAU dengan pengaruh positif pada lingkungan dan masyarakat Zanun Nurangga dalam pameran Maison&Objet 2012 di Paris Pemenang Pritzker Prize 2012, Wang Shu, tentang dampak dari praktik-praktik kecil Okamura, perabot kantor asal Jepang 129 ZONE Sunthy Sunowo mengapresiasi ruang terbuka hijau di Kota Surabaya Building on Water? Sunthy Sunowo berwacana dengan ide tersebut Mandi Keighran menilik cara baru untuk hidup dan bekerja 135 SUSTAIN VanDusen Botanical Gardens, pusat botani di Vancouver

052 Sentra Ikan Bulak, Surabaya, karya ARA-Studio 058 National Hospital, Surabaya, karya RTKL 064 Ar+otel, Surabaya, karya Aaron Purbo 068 Roemah Singgah #1, Surabaya, karya KSA-ADD 070 Graha Esa Sampoerna, Surabaya, karya Duta Cermat Mandiri (DCM) 078 Small Home Studio, Surabaya, karya Hermawan Dasmanto , ARA-Studio COMMERCIAL 082 BBC North, London, karya Sheppard Robson Education 090 Monash University Student Housing, Melbourne, karya BVN Architecture LANDSCAPE 098 Gardens by the Bay, Singapura, karya Wilkinson Eyre Architects, Grant Associates Studio 104 Molecule Studio, Melbourne, karya Molecule Studio

Produk solid surface ramah lingkungan dari Cosentino

106 Alvint Studio, Jakarta, karya Alvin T

140 PS Toyo Ito, pemenang Pritzker Prize 2013, Museum of Architecture

Civic 112 Hangar Flying Museum, NSW, karya Peter Stutchbury Architecture Hospitality 116 Mon Bijou, Melbourne, karya Hachem

Cover Karya mural dari Seniman Darbotz yang memanfaatkan tangga melingkar hotel Artotel Surabaya sebagai kanvas, Ar+otel, Surabaya (lihat hlm. 064—067). Foto: Joshua Ardaly indesignlive.ASIA



6

directoryindesign Indesign magazine dan Agen Berlangganan bisa didapatkan di Pulau Jawa dan Bali Majalah Indesign Indonesia tersedia di agen-agen koran dan toko buku di Pulau Jawa dan Bali. Indesign Indonesia terbit per tiga bulanan. Untuk berlangganan, bisa dilakukan secara online dengan melalui email indesign.indonesia@mpgmedia.co.id atau memesan/membeli di tempat-tempat majalah Indesign Indonesia tersedia.

128 Ar+otel artotelindonesia.com OBC Bluescoop Steel Indonesia bluescopesteel.co.id IFC, 001 Bulthaup bulthaup.com/barcelona_82 103 Decorintex decorintex.com 007 Grohe grohe.com 115 Homes Material Expo 2013 homesmaterialexpo2013 @gmail.com 118 MPGMedia mpgmedia.com IBC IFMAC ifmac.com

123 003 012 089 009 011 008 005, 097 010

Indobuildtech indobuildtech.com Indovickers indovickers.com Inside insidefestival.com Java Paragon javaparagon.com Qstech Led qstech.co.id Sketsa Hut 24 hut24sketsa.weebly.com Sunbrella sunbrella.com Toto toto.co.id Zeno zenoliving.net

ÂŽ

Stevie 6 Hotel Keraton at The Plaza Achmad Noe'man Studio Akanoma SuRE Center Munichy B Edrees issue 04. 2012

indesignlive.ASIA

ralat Pada edisi 4 Indesign Indonesia, terdapat kesalahan penulisan dalam artikel “A Growing Tribute� di halaman 82. Tertulis di dissection data proyek Stevie 6 Hotel : Desadisain (Akanoma), seharusnya hanya tertulis Desadisain.



8

chairman & chief entertainment officer Julius Ruslan chief executive officer & publisher Denise Tjokrosaputro co-publisher & Editorial director Petrina Leong editorial secretary Rita senior editor Asih Jenie Sunthy Sunowo junior editor Anindita Taufani senior writer Bernadetta Tya

Contributing Writers Alice Blackwood, Stephen Crafti, John Gertsakis, Mandi Keighran, Paul McGillick, Robert Townsend, Craig Dilouie, Lucy Bullivant, Giovanna Dunmall, Linda Vergnani. Contributing Photographers Paul Green, Hubert Januar, Joshua Ardaly, Reza Syatir, Will Pryce, John Gollings, Craig Sheppard, Shannon Mcgrath, Michael Nicholson, Nic Lehoux, Iwan Baan, Shania Shegedyn, Jenna Reed Burns, John Gertsakis, William, So Youn Advertising Enquiries Natalia Marisa Wijaya wijaya_natalia@yahoo.com (62) 21 3199 1193 To Subscribe Sitta Rahmania indesign.indonesia@mpgmedia.co.id (62) 21 3199 1193

writer Nissa Maretta Language Editor Arisa Imandari Operations Manager Ursula Sitorus Senior graphic Designer Citra A. Widyastuti circulation & distribution Algoniun, Iriansyah advertising account manager Natalia Marisa Wijaya wijaya_natalia@yahoo.com

Indesign Indonesia mengundang para pembaca untuk mengirimkan materi baik berupa tulisan maupun karya sebagai pertimbangan tim editorial. Materi dapat dikirimkan kepada bagian editorial kantor Indesign Indonesia. email : Indesign. indonesia@mpgmedia.co.id Indesign Indonesia diterbitkan di bawah lisensi dari Indesign Group Australia.

Account executive Angga Ferdiansyah MARKETING Executive Retno Sulistia retno_sulistia97@yahoo.co.uk Events and promotion Margaretha Anggrina Ogie Prasetyo

indesign indonesia Office MPG Media Thamrin City Office Park Jl. Kebon Kacang Raya Blok A No. AA 08—09, Jakarta, Indonesia Telp. 021-31991193 Faks. 021-31991178

OUTSIDE IT OUTLASTS Fabrics for • OUTDOOR FURNITURE • INDOOR FURNITURE • WINDOW TREATMENTS • AWNINGS • UMBRELLAS

For more information contact our Jakarta office on (021) 5289 7393 www.sunbrella.com

Disclaimer Artikel yang dimuat dalam majalah ini telah melalui proses editorial dengan melibatkan para ahli di bidangnya. Isi majalah ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan proses pemeriksaan dan pendapat para ahli, dan hanya berfungsi sebagai pengetahuan. Konsultasikan masalah-masalah yang Anda hadapi kepada ahlinya demi mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat dan akurat. Semua materi yang diterima akan menjadi hak milik kecuali ditetapkan lain, telah memiliki izin pemuatan foto dari pihak yang bersangkutan untuk digunakan sesuai keperluan. Hak Cipta & Izin Penerbitan Hak cipta dilindungi. Tidak ada bagian dari majalah ini yang diizinkan untuk dikutip ataupun diproduksi dalam format apa pun dengan atau tanpa sengaja tanpa izin dari perusahaan.



10

Chairman, indesign media group asia pacific Raj Nandan raj@indesign.com.au

Print

Editorial Director Paul McGillick editor@indesign.com.au Assistant Editor Alicia Sciberras alicia@indesign.com.au EDITOR at large, europe Mandi Keighran mandi@indesign.com.au head of Operations Adele Troeger adele@indesign.com.au ART DIRECTION AND ORIGINAL DESIGN CONCEPT senior Designer Emma Warfield emma@indesign.com.au

Digital

head of sales Marie Jakubowicz marie@indesign.com.au chief Financial officer Kavita Lala kavita@indesign.com.au Business Manager Darya Churilina darya@indesign.com.au INDESIGNLIVE.asia EDITOR Janice Seow janice@indesign.com.sg Events and Marketing Tegan Richardson tegan@indesign.com.au

Head Office Level 1, 50 Marshall St Surry Hills NSW 2010 (61 2) 9368 0150 (61 2) 9368 0289 (fax) indesignlive.com Singapore 4 Leng Kee Road, #06–08 SIS Building, Singapore 149596 (65) 6475 5228 (65) 6475 5238 (fax) indesignlive.asia

Events



thE World F E s t i va l o F intEriors, c E l E b r at i n g thE FinEst intEriors From aroUnd thE globE

EntriEs closE 10 J U n E

insidE’s JUdgEs inclUdE...

Register quoting INDES to get 10% off your registration For more information please contact: 0845 056 8339 (UK) / +44(0)20 3033 2020 (INTL) info@insidefestival.com

media partners:

nigEl c oat E s Nigel Coates Studio / UK

rob WagE m a ns Concrete / Netherlands

ly n d o n nEri Neri&Hu / China

odilE dEcq ODBC / France

Headline Sponsor


indesign

people places PRODUCTS events

CRAFT FOR SPACE Dengan bakat dan keahlian, sekitar seratus delapan puluh pengrajin dan seniman mengisi 1.024 m2 stan di ajang Maison & Objet 2013 tahun ini. Salah satunya yang menarik perhatian adalah karya Anne Sophie Gruwez. Ia menghadirkan nuansa tradisi yang juga membawa bentuk-bentuk yang mengekspresikan inovasi dan imajinasi yang kuat. Dengan memanfaatkan berbagai material, Anne menghadirkan sebuah ornamen yang secara visual terlihat seperti sebuah puisi dalam karya. Komposisi, detail, dan warnanya tidak langsung membuat orang menyukai, tetapi ada tahapan yang perlahan membuat karya ini menarik dan membawa siapa pun yang melihatnya ikut berimajinasi. Setiap bagiannya merupakan hasil karya langsung dengan tangan yang membuat keseluruhannya juga ikut menjadi media untuk menceritakan perasaan sang seniman pengrajin. [Teks: Sunthy Sunowo] Maison Objet + 33 (0)1 44 29 03 88 maison-objet.com indesignlive.ASIA

13


14

evolveindesign

I Love Architecture Awal tahun lalu, arsitek ternama mengontribusikan karya seni untuk I Love Architecture, acara penggalangan dana untuk Architecture for Humanity. Arsitek-arsitek tersebut termasuk Frank Gehry, Richard Meier, Steven Holl, Paolo Soleri (karya pada gambar), dan arsitek Australia, Chris Bosse. Karyanya beragam, dari sketsa dan lukisan hingga kolase dan denah. [Teks: Mandi Keighran]

Architecture for Humanity (1 415) 963 3511 architectureforhumanity.org

Beer Culture Confidant Dio The Finest meluncurkan koleksi Les Confidents berupa enam pasang flute glass dan tumbler ntuk menikmati bir. Salah satunya adalah seri Les Tenebreux, gelas tumbler bergurat emas seekor kambing dan gelas flute bergambar seekor angsa emas sedang digantung oleh sang kambing dan meneteskan darah emas. Kambing telah lama diasosiasikan dengan sesuatu yang diabolical, jahil dan juga nama minuman bir di Jerman. Konsep playful dan absurd ini terinspirasi oleh puisi nirjudul Prancis abad 19 yang dimulai dengan kalimat Je suis Le Tenebreux (I am the Dark One). [Teks: AJ]

Dio The Finest (62)21 319 90190 diocommunity.com

BLack on Black Awalnya adalah ‘1%’, proyek oleh praktisi desain Jepang, nendo, yang mana setiap 100 produk yang diproduksi, pemilik diberi kesempatan untuk “mengalami kegembiraan mempunyai kepemilikan 1%”. Kini ada K%—‘The Black&Black Collection’ dari nendo untuk merek Singapura, K%. “Koleksi yang diluncurkan di Milan tahun ini dirancang untuk memberi sebuah momen ‘!’ kecil,” kata nendo. Karya desainer yang fungsional dengan harga terjangkau, setiap produk dirancang hanya dengan elemen paling fundamental dari objek. Koleksi beragam dan meliputi penyimpanan buku yang menahan buku dengan garis, meja rendah dengan proporsi yang tidak seimbang, dan sebuah kursi yang terlihat meleleh. ‘Brace’ (pada gambar) adalah unit ruang simpan diperkuat dengan penahan segitiga yang mengingatkan pada sudut foto yang digunakan untuk mengamankan foto dalam album. Firma desain Singapura, Studio JuJu dan Exit Design, masing-masing berkontribusi dengan satu objek. [Teks: MK]

K% info@kpercent.com kpercent.com Nendo (81 3) 6661 3750 nendo.jp


evolveindesign

Feathered Light Memenangkan Program internship di Jepang berbuah manis bagi desainer lighting muda Indonesia, Nindya Nareswari. Salah satu karya hasil berkolaborasi dengan Sakai Design Associate yang diberi nama Plume Lamp mendapatkan apresiasi dari FLAMES. Produsen ini memilih karya Nindya ini untuk diproduksi secara massal dan didistribusikan bebas di Jepang. Desainnya yang simpel dan sederhana ini memiliki karakter fleksibel dan ringan dari bulu burung yang lembut, ringan, dan dinamis. Untuk lampu ini Nindya memanfaatkan material kayu yang berupa lembar-lembar kayu dipuntir di sekeliling trio bohlam dengan kuncian di akhir yang mengingatkan kita pada sambungan batang kipas oriental. Selubung kayu dan celah-celah di antara ruasnya menciptakan permainan cahaya dan bayangan yang menarik. [Teks: AJ] Nindya Nareswari coroflot.com/ninndya Sakai Design Associate (+831) 6441 2721 sakaidesign.com

One Light Only ‘One Light Only’ adalah perhiasan cahaya oleh Lee Broom. Cangkang interior berwarna putih matte kontras dengan facete eksterior emas. Lampu ini tersedia dalam ukuran besar (pada gambar) atau kecil, dan sempurna untuk interior yang membutuhkan sentuhan glamor. ‘One Light Only’ tersedia di Australia melalui Café Culture. [Teks: MK]

Lee Broom (44 207) 820 0742 leebroom.com Café Culture (61 2) 9699 8577 cafeculture.com.au

Armour ‘Armour’ adalah partisi terbaru dari ahli logam, Korban/Flaubert. Karya ini melanjutkan eksplorasi mereka ke dalam properti logam, dengan berfokus pada soliditas dan kemilau material. Lembar baja nirkarat solid ditekuk dan bentuk perulangan saling memotong, membentuk sebuah irama ritmis. Permainan cahaya dari arah berbeda ada partisi berhasil mengaburkan bentuknya yang solid. [Teks: MK]

Korban/Flaubert (61 2) 9557 6136 korbanflaubert.com.au indesignlive.ASIA

15


16

evolveindesign

CELEBRATED COMFORT Valentine lalu, Designclopedia merilis Husk Armchair, kursi dari B&B italia dengan kenyamanan setara sofa. Husk terdiri dari dua elemen utama yaitu rangka yang terbuat dari plastik serta bantalan customized. Rangka plastiknya memiliki putaran yang dapat dikunci sementara bantalannya terdiri dari tiga ukuran. Tersedia pula ottoman sebagai pelengkap set. Husk didesain dengan material ramah lingkungan dan dapat dibongkar untuk memudakan proses daur ulang. [Teks: AJ] Designclopedia designclopedia.com B&B Italia bebitalia.it

ORGANIC ELEMENT Verde Profilo, konsultan lanskap dari Italia yang didirikan oleh Stefano Laprocina dan Giusi Ferone, dalam beberapa tahun belakangan meluncurkan Moss Design, rangkain furnitur yang memiliki fitur tanaman lumut hidup low maintenance yang dapat hidup asalkan lingkungannya dijaga agar memiliki kelembapan yang cukup. Produk-produk Moss Design merupakan karya kolaborasi dengan berbagai desainer ternama, salah satunya adalah Coffee Table karya De-Signum Studio Lab yang diberi nama Sinkhole ini, yang juga berfungsi sebagai rak majalah. [Teks: AJ]

Moss Design themossdesign.com De-signum Studio Lab designum.com

SECOND ENLIGHTMENT Art Deco, aliran seni yang berkembang di abad ke-20 dan disebut-sebut sebagai pencerahan di masanya, kini dihadirkan kembali oleh Rolls-Royce Motor Cars dalam lini terbatasnya, Art Deco Collection, yang terdiri dari seri Phantom dan Ghost. Seri yang pertama kali diproduksi di masa Art Deco kini telah berevolusi dengan tetap mempertahankan Pantheon Grill dengan ‘Spirit of Ecstasy’, maskot Rolls-Royce. Didukung dengan material berkelas dan detail hand-made, seperti cashmere dan kulit yang melapisi interior dan lapisan mother of pearl yang mengingatkan pada lemari mewah era Art Deco, Phantom dan Ghost tak hanya menghadirkan kualitas namun menangkap sejarah dalam setiap detail dengan konteks kekinian yang kental. Mewakili kejayaan Rolls-Royce di abad kejayaan Art Deco, kedua seri ini bak pencerahan kedua di masa kini. Koleksi ini hanya diproduksi sebanyak 35 buah di seluruh dunia dan salah satunya, seri Phantom, baru-baru ini dipamerkan di Ciputra World Jakarta. [Teks: Bernadetta Tya]

Rolls-Royce Motor Cars (62) 21 725 9000 rolls-roycemotorcars-jakarta.com


evolveindesign

abstract opera Latar untuk produksi terbaru Don Giovanni oleh LA Philharmonic terlihat berserakan seperti tumpukan tisu raksasa, yang abstrak dengan kotak-kotak putih di antaranya. Ini hanya mungkin dikerjakan oleh Frank Gehry, yang berkesempatan mendesain latar pertunjukan opera di dalam Walt Disney Concert Hall, yang juga didesain oleh arsitek ternama. Jumlah konstruksi latar sebanyak model rancangan Gehry—dari kertas kusut—walaupun dalam skala yang jauh lebih besar, objek setinggi tiga meter membutuhkan level keahlian teknis tinggi untuk menjaga bentuknya. Rancangan Gehry, bersama dengan kostum dari rumah mode Rodarte (dari Black Swan yang populer), membawa opera naratif Mozart ke abad 21. Gehry adalah yang pertama dari tiga starchitects yang digandeng LA Philharmonic, selain Jean Nouvel dan Zaha Hadid yang juga akan berkolaborasi di tahun ini. [Teks: MK]

FOGA (1 310) 482 3000 foga.com

Natural Filter Tradisi, nostalgia, dan tensi antara pandangan populer arang sebagai sumber polusi dan kemungkinannya digunakan sebagai metode pemurnian. Inilah yang ingin disampaikan duo desainer Italia, Formafantasma, dalam karya terbaru mereka untuk Vitra Design Museum. Berkolaborasi dengan seniman kaca tiup, pemahat kayu, dan Doris Wicki, satu dari sedikit orang yang paham dengan produksi arang melalui pembakaran kayu perlahan, Formafantasma telah merancang satu seri (vessels) kaca dengan filter karbon. Pada pembukaan pameran, para tamu disuguhi roti arang dan air murni untuk mengingatkan pada penggunaan asli arang. [Teks: MK]

Formafantasma (31) 616 295 171 formafantasma.com Vitra Design Museum (49 7621) 702 3200 design-museum.de

indesignlive.ASIA

17


18

evolveindesign

Quiet Time Ruang kerja soliter ‘Parcs’ yang dirancang oleh Pearson Llyod untuk Bene adalah solusi terbaik untuk kantor terbuka yang gaduh. Dirancang sebagai ruang temporer untuk pekerja modern, ide Pearson Lloyd merespons perubahan dinamis kantor dan menghadirkan solusi yang menjaga produktivitas, pertukaran ide-ide, dan kerja sama. ‘Parcs’ juga memfasilitasi ruang terpisah bagi yang bekerja lebih baik dalam kondisi soliter, meyakini bahwa ruang kerja perlu mengakomodasi berbagai gaya kerja. Bene dikenal dari fokus yang kuat pada intimasi antara desain ruang kerja dan keberhasilan organisasi, dan sistem ‘Parcs’ memimpin sebagai produk inovatif untuk desain ruang kerja yang sukses. Dinding pembatas dilapisi felt halus dan sistem tersedia dalam empat konfigurasi dan warna. [Teks: Alicia Sciberras]

Bene (61 2) 8218 2132 bene.com

Local retreat Interface (sebelumnya dengan InterfaceFLOR) selalu menjadikan keberlanjutan sebagai jantung bisnisnya dan dengan diluncurkannya rangkaian ‘Urban Retreat’, mereka mengambil pendekatan keberlanjutan lebih jauh hingga pada komitmen penggunaan manufaktur dan distribusi lokal. Dirancang oleh David Oakley, ‘Urban Retreat’ terinspirasi dari insting kecintaan manusia terhadap alam—biophilia. Koleksi ini memiliki kandungan material daur ulang 79—81 persen. “Tugas saya,” ujar Oakley, “untuk membuat sampah-sintetis-indah. Koleksi ‘Urban Retreat’ menjadi contoh mengubah ‘sampah’ menjadi ‘indah’. Dan koleksi ini menjadikan satu langkah lebih dekat ke realisasi Mission Zero oleh Ray Anderson untuk mengurangi akibat negatif perusahaan pada lingkungan di tahun 2020. [Teks: MK]

Interface (61 2) 8332 2400 interfaceflor.com.au

TABLESCAPE ACCENT Hasil kolaborasi Diesel dan Foscarini, lampu Pett merupakan ekspresi pop culture kontemporer yang terbuat dari baja nirkarat dan polikarbonat. Tersedia dalam 4 warna: Fuchsia, Neon Light Blue, Black dan White, Pett menghadirkan aksen cerah pada permukaan meja. Di Jakarta produk ini dapat diperoleh di Designclopedia. [Teks: AJ]

Designclopedia designclopedia. Diesel with Foscarini diesel.foscarini.com


evolveindesign

From Venice to New York Pameran Glasstress didatangkan dari Venesia ke New York. Pameran yang menampilkan ‘klise seni kaca hancur’ pada dua Venice Biennales terakhir, dibuka di New York pada Februari tahun lalu. Glasstress New York: New Art from the Venice Biennales memamerkan karya dari Jaime Hayon, Jan Fabre, dan Patricia Urquiola di Museum Seni dan Desain. Sebagai bagian dari pameran, studio desain dan seni asal UK, El Ultimo Grito menampilkan Imaginary Venice, sebuah investigasi berbagai tipologi bangunan. Setiap karya terdiri atas tabung, corong, dan undakan kaca yang merepresentasikan bermacam tipe bangunan di Venesia dan diciptakan dalam kolaborasi dengan pakar glassblower Italia. Kerja sama berlanjut dari investigasi sebelumnya, berjudul Imaginary Architectures. El Ultimo Grito didirikan tahun 1997 oleh Rosario Hurtado dan Roberto Feo asal Spanyol. Mereka telah bekerja dengan beragam klien, seperti Magis, British Airways, dan Museum Albert dan Victoria. [Teks: MK] El Ultimo Grito eugstudio.com Glasstress (39 412) 41 3 189 glasstress.org

Fresh Ideas, Small Editions Hal baik hadir dalam edisi terbatas—inilah pemikiran di balik manufaktur Belgia, Labt. Desain kolektif ini hasil kerja sama dengan para kreatif dari beragam industri dan manufaktur yang menghasilkan furnitur dan aksesori dalam edisi kecil. Mereka tidak bekerja berdasarkan deadline tetapi mengutamakan pada waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Kolaborasi terbaru dengan desainer grafis berbasis di Ghent, Jan en Randoald, menghasilkan ‘The Trolley’ yang penuh warna dan tekstur. Pengisi modular dan sistem penyimpanan memungkinkan untuk mengombinasikan beragam komponen sesuai kebutuhan. Pola dan material menjadi kunci proyek ini, dengan beberapa permukaan berwarna cerah, pola lain, dan sisanya dalam skema natural. Dasar tiap penyimpanan tertanam pada roda, menjadikan ‘The Trolley’ kian fleksibel. “Tak ada media yang seefisien karya grafis karena di sana segalanya dapat dikombinasikan,” ujar desainer. “Untuk alat cetak, grafis is crossover; mencetak di cetakan awal. Sebagai contoh the trunk of a tree. Pertama adalah veneer lathe; yang mengungkap interior pohon sebagai pola pada lembar kayu. Seperti halaman pada buku, lembaran ini ditumpuk untuk membentuk papan plywood. Di buku ini kita mencetak sampul.” [Teks: MK]

Labt (32) 473 61 37 08 labt.be Jan en Randoald janenrandoald.be indesignlive.ASIA

19


20

evolveindesign

Digital art Instalasi dinding impresif yang melewati batas seni dan desain, ‘Digital Projects’ Maharam serupa dengan karya seni berskala besar. Fokusnya ada pada satu bagian yang berinteraksi dengan keseluruhan ruang dan menjadi focal point untuk menarik pengunjung. Sedikit perbedaan dari karya tekstil tipikal Maharam, rangkaian ‘Digital Projects’ adalah evolusi brand yang menarik, memperlihatkan proyek tipikalnya yang diperluas dengan kolaborasi interdisiplin bersama artis, fotografer, ilustrator, desainer fashion, dan grafis baru dan mapan. The Long Passage Towards Night (pada gambar) diciptakan oleh Jacob Hashimoto, seniman asal New York dan Verona, yang dikomposisikan dari ratusan kertas beras dan layangan bambu buatan tangan. Menggunakan monofilamen hitam, layang-layang tersebut ditata serupa permadani yang melayang dan membentuk kumpulan 64 fotografi yang tidak terlihat. [Teks: AS] Kvadrat Maharam (61 2) 9212 4277 kvadratmaharam.com

MILKY WHITE

Total Eclipse Bayangkan Anda sedang menyusuri jalan-jalan di Filipina (atau mana saja) di belakang angkong yang dirancang oleh Kenneth Cobonpue ini. Bagaikan siluet tradisional metode transportasi umum, adaptasi menawan ini dibuat dari aluminium dan anyaman polyethylene daur ulang. Diberi nama ‘Eclipse’, desain modern moda transportasi tradisional ini menyediakan dudukan iPod, pengeras suara, tempat minum, kipas pendingin, dan panel keliling yang dapat ditutup – beberapa fitur yang terbatas di angkong klasik ini. [Teks: AS]

Kenneth Cobonpue (63 32) 233 4045 kennethcobonpue.com

Bentuk yang menarik dari produk Blom karya Andreas Engesvik ini membuat lampu dengan warna milky white terlihat begitu ekspresif dengan dudukan dan petal yang hadir dengan pilihan warna yang menawan. Petal dari bahan polikarbonat berada di atas dudukan dari aluminium yang dicat sesuai dengan pilihan warna yang nantinya cukup kuat menghadirkan aksentuasi dalam ruang atau memberikan sentuhan dekorasi dalam tatanan interior. Dengan menggerakkan petal yang terdiri dari empat pilihan warna, diffused light emission bisa disesuaikan. Kehadirannya sederhana tapi menarik dengan pilihan warna ruby red, silk grey, pale green, dan yellow. [Teks: SS]

The Bridge8 (8621) 61379371 fontanaarte.com


evolveindesign

history box Dibuat dari contoh hardboard Masonite berumur 80 tahun oleh desainer Swedia, Folkform, untuk merek interior Swedia, Svenskt Tenn, proyek ‘Masonite: Memorium’ adalah interpretasi elegan akan sejarah yang inheren dengan material. Material yang digunakan adalah kombinasi Masonite buatan tahun 1992 dengan beberapa lembar buatan manufaktur Masonite Swedia, yang tutup tahun 2011. “Ketika manufaktur Masonite di Rundvik tutup, berakhirlah produksinya. Kami ingin membantu dengan menjaga produksi domestik sejauh kami mampu dan memperlihatkan kualitas keahlian pada pameran kami,” kata Thommy Bindefeld, manajer pemasaran di Svenskt Tenn. Kaninet hardboard, dengan material yang sarat sejarah, ditampilkan sebagai bagian dari pameran di toko Svenskt Tenn. [Teks: AS]

Folkform (46) 737 67 55 45 folkform.se Svenskt Tenn (46 8)670 16 00 svenskttenn.se

HEAVY DUTY MICRO Jangan tertipu ukurannya yang mungil! Pendingin ruangan terbaru dari produsen asal Jepang, Mitsubishi Heavy Industries ini berukuran 614x262x210 mm dan telah dilengkapi berbagai fitur mutakhir serta hemat energi. Teknologi Jet Flow memungkinkan embusan udara sejauh 11 meter dengan fitur single swing yang menjadikan aliran udara lebih merata. Ukurannya yang kompak memungkinkan penghematan tempat dan fleksibel dalam penginstalannya. Segala keunggulan itu didukung pula dengan casing yang dapat dibongkar pasang sehingga mudah dibersihkan. Sebuah produk yang mungil ini ternyata memiliki banyak kelebihan dan fitur unggul yang cukup ramah bagi detail desain dan ramah lingkungan. Varian CM dan CMP yang baru-baru ini diluncurkan dapat diperoleh dengan kisaran harga Rp 2 juta—Rp 3 juta. [Teks: BT]

PT Graha Berkat Trading (6221) 265 38515 mhiac-gbt.co.id

Stream Line Objek pencahayaan yang surreal dan ilusif yang berasal dari perusahaan Portugis, OWN, dalam kolaborasinya dengan desainer Miguel Flores Soeiro ini menjadi pernyataan sempurna di berbagai ruang untuk menghasilkan faktor ‘wow’. Kesederhanaan garis pada koleksi ‘Stream’ menciptakan siluet dramatis, dan struktur yang berpendar ini tersedia dalam tiga gaya dan ukuran. Pemikiran utama Flores Soeiro untuk koleksi ini adalah menciptakan ilusi acak dan memberi ‘jiwa’ pada pencahayaan. Hasilnya, neon dengan bentuk organik membentuk tampilan yang kuat dalam ruang. [Teks: AS]

OWN (35 1) 917 665 437 own.pt

indesignlive.ASIA

21


22

evolveindesign

optimize workspace Akhir 2012 lalu perusahaan manufaktur furnitur Indovickers meluncurkan rangkaian produk workstation baru yang diberi nama Oblique Desking System. Oblique memiliki banyak seri dengan beragam bentuk unit meja kerja, mulai dari unit linear dan back to back standar hingga konfigurasi melengkung 120 derajat dan 180 derajat sehingga memungkinkan penataan ruang kerja yang lebih fleksibel dan kreatif. [Teks: AJ] Indovickers indovickers.com

Shadow, Shade, Nuances

Flexibility in furniture ‘Experimental – Hybrid Furniture’ oleh desainer Hungaria, Kata Monus, menyerupai organisme hidup. Struktur rajut tergantung longgar, sementara struktur kayu yang kokoh menjadi kontras yang kuat. Monus telah menemukan cara mengintegrasikan studi formal pada desain tekstil dengan keahlian membuat furnitur. Hasilnya adalah objek desain pesanan khusus dengan estetika pasca-apokaliptik. [Teks: AS]

Kata Monus katamonus.blogspot.hu

Dinamai sesuai dengan istilah Jepang untuk ‘bayangan, naungan, dan nuansa’, desainer fashion Jepang, Issey Miyake, telah merancang rangkaian sembilan naungan tekstil lipat untuk Artemide—‘IN’EI’. Lampu berdesain flat-pack ini dapat dilipat dengan mudah ke dalam bentuk 3-D yang rumit. Koleksi ini adalah kelanjutan riset desain fashion lipat di laboratorium nyata Miyake. Tekstil khusus dari botol PET daur ulang dan teknologi dimanfaatkan untuk menghasilkan material hemat energi dan emisi CO2 hingga 80% dibanding material baru lainnya. Bentuk geometris dan (extent) bayangan dihasilkan oleh prinsip-prinsip matematis. [Teks: MK]

Issey Miyake isseymiyake.com Artemide (61 2) 9699 8472 artemide.com.au


evolveindesign

SLEEPing SCIENCE Kenyamanan tidur adalah hal yang sangat subjektif. Atas dasar inilah Kingsdown, Inc., perusahaan matras asal Amerika Serikat meluncurkan produk My Side dengan teknologi terbaru mereka, bedMATCH. Teknologi ini telah diteliti dan dikembangkan selama 15 tahun dengan 6 juta profil, menggunakan 18 pengukuran statistik dan lebih dari 1.000 perhitungan untuk membatu para konsumen untuk menentukan tipe matras dan bantal yang paling sesuai. “Ini sama seperti situs-situs kencan populer,� ujar Dr. Robert Oexman, D.C., peneliti masalah tidur. My Side, yang memiliki dua zona tidur dan empat struktur pendukung postural berbeda, dilengkapi dengan teknologi Cool Wave yang memberi sensasi sejuk dari busa konvensional dan kasur innerspring. My Side dapat diperoleh melalui Massindo Group dengan kisaran harga antara Rp 15 juta—Rp 60 juta. [Teks: Bernadetta Tya]

Kingsdown, Inc. (1) 919 563 3531 kingsdown.com Massindo Group (62) 21 292 33333 massindo.com

WOVEN WAVE Sofa bernama Arcouch karya desainer muda Dhanista Dyaksa ini terinspirasi oleh struktur lengkung jembatan. Nama Arcouch sendiri merupakan gabungan dari Arc (kurva) dan Couch (sofa) yang mana fleksibilitas rotan memungkinkan sang desainer untuk menciptaan permukaan melengkung di seluruh permukaan sofa dengan rapi. Karya ini menjadi runner up pemenang Gold Prize pada ajang Indonesian Furniture Design Award 2012. [Teks: AJ]

Dhanista Dyaksa dhanista.dyaksa@yahoo.com

indesignlive.ASIA

23


SPOT THE NEW TALENT Setahun dua kali, pameran desain produk dan interior Maison&Objet hadir di Paris sebagai bentuk perayaan ‘the art of living’. Paris selalu menjadi perhatian setiap desainer dan insan kreatif di dunia. Bahkan hal ini sudah terjadi sejak zaman dahulu dan mewarnai sejarah dunia di industri furnitur, desain interior, dan home accessories. Dalam pameran besar yang menempati sembilan hall dari Paris Nord Villepinte Exhibition Centre ini, Maison&Objet 2013 ikut menentukan batas dari apresiasi dunia pada desain dan kreativitas. Pameran ini tidak berhubungan dengan semangat kreatif saja, tetapi menjadi ajang diplomasi dan komunikasi desainer, produsen, buyer, dan konsumen dengan beragam latar budaya untuk berbisnis. Tahun ini art dan craft kembali ikut melengkapi pameran yang merepresentasikan segala hal yang berhubungan dengan living dan gaya hidup. Reputasi Maison&Objet memang telah diakui secara internasional dan menarik perhatian dari begitu banyak pengunjung dari berbagai negara. Tercatat 85.000 pengunjung menikmati pameran tahun ini dan 44% di antaranya adalah orang asing (internasional).

Sekitar 3.100 exhibitor berpartisipasi memamerkan produknya kepada khalayak internasional di area stan seluas 135.000 m2. Beberapa produsen bahkan memilih ajang ini untuk meluncurkan produk baru mereka. Bahkan para fashion designer mulai memperkenalkan merek dan home collection mereka, seperti Rosita Missoni dengan Missoni Home Collection, Kenzo Maison, Fendi Casa, hingga Roberto Cavalli dan Orla Kiely membuat pameran tahun ini lebih menarik. Ralph Lauren Home bahkan memilih ajang ini untuk merayakan anniversary ke-30. Dengan konsep “bring the home fashion to life”, pameran ini menandai hadirnya kreativitas, gaya, passion, expertise, dan material baru dalam sebuah desain. Sembilan hall yang digunakan terbagi menjadi tiga tema besar, First Foods, Pioneering, dan Renaiscience. Ketiga tema tersebut dikembangkan dengan tetap mempertahankan aspek creation sebagai inti dari Maison&Objet trade show. Salah satunya menghadirkan

beberapa desainer baik yang telah diakui karya-karyanya atau yang b ­ aru muncul. Sebanyak enam emerging designer ­tam­pil dengan karya mereka sebagai bagian dari program Talents a la Carte. Tahun ini juga ditampilkan Aurelie Rimbert, Christophe Hamaide Pierson, David Pergier, LAQ, Marc Ange, serta Mathias Kiss. Sementara itu, kehadiran avantgarde dalam desain interior bisa dinikmati di Les Ateliers d’Art de France yang mengusung enam desainer muda di stan Createurs Ateliers d’Art de France. Etnik juga bisa ditemukan di Maison&Objet. MIC, the Ethnic Chic menjadi keunikan tersendiri. Ketika semua desainer meluncurkan karya dan memosisikan diri dalam pasar, mereka juga tetap merefleksikan budaya yang ada di dunia saat ini, dari yang sophisticatedly urban hingga yang etnik. Dalam ajang pameran ini, para desainer profesional dan distributor bisa mulai melihat tren yang berkembang. Bahkan info terbaru tentang material yang baru juga bisa didapatkan. Maison & Objet juga

menyelenggarakan forum untuk material bersama dengan materiO dan The European Confederation of Flax and Hemp. Adapun forum untuk distribusi diselenggarakan bersama dengan The Retail Space by Open D Group yang mempresentasikan ide dan solusi untuk meningkatkan penjualan dan performa di outlet bisnis. Acara ini ternyata tidak hanya menyegarkan semangat kreatif di antara para desainer dan produsen, tetapi juga menggiatkan kegiatan bisnis. Dan satu hal menarik adalah gaya hidup maskulin mulai mendapatkan tempat dalam desain dan tren kali ini. Maison&Objet memang seperti cermin yang mampu memberikan gambaran tentang dinamika bisnis dan desain saat ini. Acara yang diliput oleh lebih dari 3.500 jurnalis dari segala penjuru dunia ini akan selalu menjadi wadah subur bagi tumbuhnya bakat-bakat baru dan sudut pandang baru dalam desain.

maison-objet.com

PLUG AND PLAY Memanfaatkan fleksibilitas, desain lampu ini bisa menyesuaikan selera, suasana hati, dan bahkan fungsi ruang. Tidak harus menjadi floor lamp, tapi juga bisa menjadi table lamp. Ujung lampu juga bisa diganti dan diputar 360 derajat. Filosofinya adalah tinggal di-plug-in dan dimainkan bentuknya. Nicolas Pichelin +33 (0) 681097626

structures.me/structures-7

ART OF LIVING Begitu banyak pengunjung yang datang dengan antusiasme tinggi untuk mendapatkan wacana baru tentang desain atau tren terkini.

maison-objet.com


evolveindesign

NEEDLE LAMP Seperti dua buah jarum yang terikat simpul benang, lampu ini menggunakan polished aluminium untuk menghadirkan kesan modern dan berkelas. Sementara itu, simpul kabel berwarna menjadi sentuhan kontemporer yang unik.

KNOT LAMP

Vitamin (44) 207 655 0833

Bermula dari simpul dengan warna yang mencolok, berpadu dengan tabung kaca yang akhirnya melengkapi keseluruhan bentuk produk ini sebagai sebuah lampu dengan desain sederhana.

v2studios.com Vitamin (4420) 7092 9191

vitaminliving.com

DECK CHAIR GOES INDOOR Bentuk organik dengan keragaman warna menarik menjadikan produk karya Nicholas La Nocher ini sangat unik. Bentuknya yang simpel menjadikan deck chair ini bahkan bisa menjadi lounge chair dan berada di dalam tatanan interior. Eric MICHAUD (33) 545303034

qui-est-paul.com

EIFFEL SENSATION Desain karya Arnaud Anseeuw ini memang terinspirasi dari Menara Eiffel yang begitu terkenal. Pendekatan miniatur dan memanfaatkan bahan yang berbeda dan warna membuat produk ini menjadi elemen interior atau outdoor yang menarik. Sebuah sentuhan kecil untuk sensasi eklektik yang berkelas. Eric MICHAUD (33) 545303034

qui-est-paul.com/eiffel-tower.htm indesignlive.ASIA

25


INNOVATIVE CONTEMPORER SHOWCASE Produk-produk baru dengan konsep yang inovatif kembali mewarnai dunia desain furnitur kontemporer melalui ajang pameran berkala internasional di Cologne, Jerman. Pameran produk, furnitur, furnishing, dan kitchen menjadi alasan bagi setiap insan dalam industri desain untuk menjadikan Cologne, Jerman, pusat perhatian di setiap awal tahun. Ajang pameran berskala internasional ini terlaksana setiap bulan Januari dengan menghadirkan karya, bakat, dan material-material baru yang memukau. Tahun ini imm Cologne kembali hadir menjadi barometer tren desain dunia dengan produk-produk yang membuka mata dan alternatif desain kontemporer. Dengan mengambil tempat di Koelnmesse Exhibition Centre Cologne, Jerman, para desainer, produsen, buyer, dan konsumen bisa dengan bebas berinteraksi dalam tatanan pameran sesuai fokusnya. Tahun ini kitchen mendapatkan perhatian lebih besar dengan adanya bagian khusus sebagai LivingKitchen 2013. Imm Cologne

adalah salah satu ajang pameran furnitur internasional yang menjadi showcase dari perkembangan desain kontemporer dunia. Namun, fokus pada furnitur dan desain interior perlu didukung oleh aspek lain seperti furnishing dan produk desain sehingga pameran ini menjadi lengkap. Di sinilah keragaman desain dan inovasi berkualitas menjadi daya tarik utama. Tahun ini imm Cologne diselenggarakan pada 14 sampai 20 Januari 2013 yang lalu dan menempati area seluas 280.000 m2. Sebagai bagian dari tradisi kota yang terus bergulir dengan perubahan zaman yang menghadirkan konsep-konsep kontemporer, pameran kali ini berhasil menarik partisipasi dari 1.250 perusahaan dari 50 negara. Menghadirkan eksplorasi dan inovasi yang menjiwai hampir 100.000 produk yang dipamerkan.

Dengan membagi area menjadi tiga bagian, imm Cologne tahun ini salah satunya menghadirkan konsep pure edition dengan format pameran yang tidak familier untuk para pengunjung. Beragam produk yang ada dipresentasikan dengan cara yang tidak biasa dan mampu mengubah cara pandang kita melihat produk atau karya sebagai wacana baru yang membuka mata. Sementara itu, terdapat bagian paling besar dari imm Cologne, area Pure Design yang memamerkan karya-karya orisinal dan produk yang merepresentasikan semangat desain untuk membentuk tren. ‘A Village-like Structure’ berada di bagian terakhir yang menghadirkan produsen dengan produk unggulan mereka. Sebuah penataan pameran yang konsisten menghadirkan desain produk furnitur dan furnishing untuk memaksimalkan interaksi antara

pengunjung, produsen, desainer, dan buyer yang datang. Imm Cologne telah menjadi barometer dalam tren global dalam desain. Dari pameran selama tujuh hari di tahun ini bisa disimpulkan beberapa tren yang muncul. Konsep besar yang berkembang menjadi tren saat ini adalah tema natural. Tema ini kemudian didukung oleh munculnya bahan upholstery yang lembut dengan pola stripes, zigzags, floral, absract, atau geometrics. Adapun furnitur lebih banyak muncul dengan sudut-sudut round dan upholstered-freestanding furniture. Spring bed dengan bentuk kotak, wall unit, dan teknologi seperti lampu LED menarik perhatian luar biasa, terlepas dari kreativitas para peserta dan produsen.

imm-cologne.com


evolveindesign

CRAFTED FABRIC Tren desain bergerak sangat cepat dan terus berubah, seperti bahan kain untuk tirai, pelapis furnitur, dan pelapis dinding mengalami fluktuasi tren yang sangat dinamis. Kali ini De ploeg menghadirkan tatanan stan yang simpel dan sederhana untuk menonjolkan kualitas dan tampilan dari bahan kain koleksi mereka. Pola baru dengan inspirasi dari alam masih begitu kuat, tetapi hadir dengan lebih modern dan subtle. SvenskaKJ (61 3) 9428 8400

deploeg.com info@sevnskakj.com.au

ELECTRIC FIREPLACE Perapian tidak bisa dipungkiri menjadi bagian penting dari sebuah bangunan di iklim dengan empat musim. Dengan material baru dan desain yang lebih sleek, tampilannya menjadi lebih menarik. Di Indonesia kehadiran perapian mungkin lebih dibutuhkan oleh beberapa daerah di daratan tinggi yang bersuhu dingin.

ONE MATERIAL Kursi Gio karya Claudio Bellini ini merupakan salah satu dari banyak koleksi Walter Knoll untuk residensial yang dipamerkan dalam immCologne. Kursi ini terbuat dari satu material yang melapisi kursi dari bagian kaki hingga sandaran. Kali ini hadir dalam koleksi warna yang lebih cerah, seperti tren warna yang banyak hadir di pameran kali ini. Giuseppe Peditto (603) 32 69 53 218

walterknoll.de

Ruby Fires (31) 226 33 14 20

rubyfires.nl

iN TOUCH WITH NATURE COLORS ON WOOD Kehadiran kayu dengan pesona serat dan warnanya akan selalu mengisi tren desain dalam berbagai zaman. Dari kesan kayu masih kasar hingga telah diolah dengan sangat rapi dan halus, menghadirkan sentuhan warna dalam komposisi desain. Furnitur menjadi terlihat ceria dan tetap memiliki nuansa rustik.

pertanyaan yang mendasari ide pembuatan instalasi “Das Haus – Interiors on Stage� karya Luca Nichetto. Mendekatkan alam ke dalam tatanan interior mungkin menjadi satu wacana untuk memperbaiki kualitas ruang. Nuansa ruang yang langsung berubah menjadi lebih hangat tidak bisa mengelak dari pengaruh warna hijau dari kursi Nuance dan kehadiran vegetasi berdaun hijau itu sendiri.

Morizza +06146 9073-880

Luca Nichetto +39 041.925825

morizza.com

lucanichetto.com indesignlive.ASIA

27


Sincere Structures 13 arsitek ternama dunia mendesain karya untuk klien yang tidak biasa pada proyek Architecture for Dogs. November lalu desainer Jepang, Kenya Hara, yang di dunia dikenal sebagai desainer di balik label Muji berkesempatan untuk menjadi pembicara dalam ajang DesainId 2012. Dalam acara tersebut, Hara memberi preview tentang proyeknya yaitu Architecture for Dogs, sebuah proyek dengan rangkaian acara berupa pameran, peluncuran website, serta pembentukan komunitas online interaktif yang akan berkembang menjadi ritel berkonsep. Architecture for Dogs memamerkan 13 karya dari arsitek-arsitek ternama di dunia, yang

masing-masing ditugaskan untuk memenuhi kebutuhan satu ras anjing. Ke-13 karya ini dirilis bebas dan dapat diunduh blueprint-nya (lengkap dengan langkah-langkah DIY-nya) untuk Anda buat, dan bahkan modifikasi sendiri (dan kemudian dapat Anda unggah kembali ke website-nya). Pameran pembuka berlangsung di Miami Desember lalu dan akan melakukan tur keliling dunia yang akan berakhir di Tokyo, Jepang, pada Oktober 2013. [Teks: AJ]

MVRDV Anjing Beagle menjadi klien MVRDV, biro arsitek asal Belanda yang diprakarsai oleh Winy Maas, Jacob van Rijs, dan Natalie de Vries. Kebanyakan anjing hidup di lingkungan arsitektural manusia, karena itu MVRDV memutuskan untuk memberi klien mereka ruang tersendiri dengan mengaktualisasi desain rumah anjing klasik.

architecturefordogs.com

MVRDV

mvrdv.nl

Torafu Semula dikembangbiakkan sebagai anjing pemburu, Jack Russel Terrier kini menjadi anjing peliharaan berwatak lembut yang, bila sedang tidak bermain dengan pemilik, senang berada dekat dengan pakaian pemiliknya. Maka biro arsitek Torafu mendesain bentuk struktur frame yang berfungsi menjadi hammock untuk sang anjing bila dipasangkan dengan pakaian sang majikan. Torafu Architects

torafu.com

Atelier Bow Wow Klien atelier Bow Wow, yaitu anjing Dachsund Smooth, memiliki kesulitan untuk berinteraksi dengan pemilik serta furnitur manusia karena kaki-kakinya yang sangat pendek. Maka didesain bentukan struktur berupa ramp, yang juga dapat dijadikan tempat duduk sang pemilik, dan berdua mereka dapat berjemur dan bersantai bersama. Atelier Bow Wow

bow-wow.jp


evolveindesign

Konstantin Grcic Penelitian mengatakan bahwa anjing tidak memiliki self-awareness terhadap cermin, namun para penggemar anjing Poodle mendebat penelitian ini. Mereka berpendapat bahwa anjing Poodle, yang mendapat perikat 3 anjing paling cerdas, memiliki kesadaran terhadap cermin. Hal ini menginspirasi Konstantin Grcic untuk mendesain struktur yang mengukuhkan kecerdasan (dan sifat pesolek) dari Poodle. Konstantin Grcic

konstantin-grcic.com

Sou Fujimoto Desain struktur Fujimoto untuk anjing Boston Terries berupa bentukan struktur rumah yang juga menjadi perabot, kebun kecil, sekaligus batas pemisah ruang untuk sang anjing dan pemiliknya. Ruang di tengah merupakan volume hollow untuk sang anjing sedangkan panel-panel kecil lainnya adalah ruang simpan yang dibatasi oleh akrilik. Sou Fujimoto

sou-fujimoto.net

Kenya Hara Hara mendesain struktur yang ia sebut sebagai scale modifier yang menyejajarkan skala ergonomi manusia dengan skala ergonomi anjing, terutama anjing-anjing berukuran sangat kecil, seperti ras anjing Poodle yang menjadi kliennya yang memiliki skala sangat kecil sehingga ia disebut Teacup Poodle. Hara Design Institute

ndc.co.jp

indesignlive.ASIA

29


WARM TREATS FROM Häfele sebagai pemasok dan mitra industri bangunan terkemuka di dunia, Häfele selalu menjaga hubungan baik dengan kembali mengadakan event NATIONAL INDUSTRY GATHERING 2013.

atas Bapak Bambang

Lesmana, memberikan kata sambutan pertama bawah Suasana salah satu meja ketika acara pelelangan dan penawaran produk Häfele

Menyambut usia Häfele yang telah 90 tahun berkiprah dalam industri architecture hardware dan furniture fittings, Häfele kembali menggelar event Gala Dinner dan Industry Gathering bagi rekanan industri yang telah menjadi pelanggan setia produk Hafele, setelah sebelumnya sempat mengadakan acara serupa bagi para rekanan di segmen retail. Balai Kartini, 12 April lalu, menjadi tempat yang dipilih untuk menyambut para rekan serta mengadakan rangkaian acara menarik dari Häfele. Kemajuan dalam sektor pembangunan telah meningkatkan pertumbuhan Häfele di Indonesia hingga mencapai angka sekitaran 9%. Dalam hal ini, Indonesia menjadi negara terpesat perkembangannya dibanding negara lainnya yang juga menjadi pemasok produk-produk Häfele. Dengan filosofi, “One Step Closer, One Step Further”, Häfele memulai acara pertamanya

dengan sambutan dari Bapak Bambang Lesmana, selaku General Manager PT Häfele Indotama mengumumkan tentang cabang baru Häfele di Bandung pada Februari 2013 serta rencana cabang selanjutnya di Makassar dan Medan di akhir tahun ini. Cabang terdahulu telah hadir di lima kota besar di Indonesia: Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali. Dilanjutkan dengan presentasi tentang perkembang­a n Häfele oleh Bapak Joko Sucipto. Malam semakin larut, hiburan perkusi disajikan sengaja untuk memeriahkan suasana sebelum acara pelelangan dan program spesial penawaran paket produk-produk Häfele bagi rekanan industri yang menjadi undangan. Tak ketinggalan pembagian doorprize serta acara puncak, yaitu pemberian delapan penghargaan kepada rekan industri Häfele dengan kategori Best Customer 2012 kepada Highpoint

(PT Timur Jaya Prestasi), Best Customer Furniture Category kepada Memory (PT Indorack Multikreasi), dan penghargaan Best Customer Project Category jatuh kepada Vivere Group (PT Laminatech Kreasi Sarana). Lanjut ke penghargaan keempat untuk Best Kitchen & Wardrobe Category diberikan kepada Metric (PT Panel Asri Perkasa), Formcase (Grand Furniture) kali ini meraih penghargaan Most Loyal Customer area Jakarta, sedangkan untuk area Jawa tengah diberikan kepada Saniharto (PT Saniharto Enggalhardjo). Selain itu, masih ada penghargaan Most Loyal Customer yang juga dipersembahkan untuk Java Tectona dari Jawa Timur dan Warisan dari Bali. Congratulations to all winners.

hafele.co.id


evolveindesign

THE HIGH TRADITION Martell mengukuhkan diri sebagai brand high end melalui pameran seni multi disiplin. Februari lalu Martell, brand cognac asal Prancis, menggelar pameran seni multi-disiplin bertajuk “Exquisite Glam: A Night Art with Martell” yang bertempat di showroom Designclopedia Center, Menara Thamrin, Jakarta. Lima perupa dari berbagai cabang seni Martell untuk memamerkan karya mereka, yaitu fotografer Peter Tjahjadi, duo prancang busana ISIS, seniman instalasi Syagini Ratna Wulan, perupa cahaya Nus Salomo, dan pelukis Shawnee Puti. “Lima perupa ini terpilih karena cocok dengan DNA Martell yang kontemporer,” tutur

Edhi Sumadi, country manager produsen liquor Pernod Ricard. Pameran ini merupakan pembuka rangkaian acara yang telah menjadi tradisi Martell dalam mengukuhkan diri sebagai brand global bercita rasa high-end. Acara pameran ini akan ditutup dengan gala dinner serta fashion show yang bertempat di Skye Bar & Restaurant, Menara BCA.

martell.com designclopedia.com ismayagroup.com

NUS SALOMO Perupa kontemporer Nus Salomo mengukuhkan diri sebagai seorang seniman yang bermain dengan medium cahaya melalui karyanya Top Currency, Orchid, dan Legacy Cocoon yang menggunakan bahan beragam mulai dari anyaman bambu hingga akrilik.

nussalomo.com

Peter Tjahjadi Fotografer Peter Tjahjadi menghadirkan imaji-imaji gemerlap kehidupan kota Jakarta dalam instalasi susunan kubus yang dapat dinikmati secara parsial maupun sebagai suatu kesatuan panorama yang berjudul Becoming Worldly.

ISIS

Potatohead Jakarta (62)21 5797 3322

Brand duet perancang busana Andrea Risjad dan Amot Syamsuri Muda ini menampilkan koleksi yang bertajuk “Secret Ceremonial”. Koleksi lengkap akan dipamerkan dalam fashion show yang akan menutup rangkaian acara Martell di Jakarta.

petertjahjadi.com

isis-jakarta.com indesignlive.ASIA

31


Reviving The Dead Space Dead space dan immortality yang bertemu dalam paradigma menghidupkan kembali ruang secara arsitektur melalui imajinasi tentang masa depan. Ruang mati atau lebih sering dibicarakan dengan istilah ‘dead space’ menjadi bagian dari ruang perkotaan yang tidak bisa dielakkan keberadaannya. Ruang-ruang yang selama ini menjadi negatif telah menarik panitia Afair UI 2013 untuk mengajak publik berfantasi menembus batasan masa kini dan alam nyata, imajiner berada di masa depan. Dengan tema “Immortalitivity : Reviving The Dead, Experiencing The Fantasy”, pameran ini menjadi sarana aktualisasi mahasiswa arsitektur UI untuk mengeksplorasi pemahaman lebih dalam tentang dead space yang kemudian dikembangkan tanpa melupakan spirit of place. Selalu ada cerita dari ruang-ruang yang tersisa atau ditinggalkan. Menjadi positif atau negatif adalah pilihan bagi desainer untuk memaknainya. Serangkaian acara diselenggarakan untuk meramaikan pameran arsitektur yang dilaksanakan pada 27 Januari 2013 hingga 2 Februari 2013 di Kemang Arcade, lantai dua, Jakarta Selatan. Acara lecture oleh Muhammad Nanda

Widyarta, workshop oleh Machiko, drawing competition oleh Copic, serta talkshow oleh Avianti Armand dan A. Tardiyana menjadi rangkaian acara pendukung pameran kali ini. Pameran ini menghadirkan karyakarya mahasiswa yang berhubungan dengan topik besar. Sebuah proyek internal “We Can Live in a Gutter” dan karya konseptual dosen juga ikut dipamerkan. Berlokasi di satu lantai yang sudah tidak digunakan, pameran ini menjadi unik dengan menggunakan saringan plastik yang dirangkai menjadi sekat ruang, panel pameran, dan armatur lampu. Seandainya dead space ruang kota dapat dihidupkan kembali dengan memanfaatkannya menjadi fungsi lain—tanpa melupakan spirit of place yang dimiliki setiap eksisting tempat—arsitektur seperti apakah yang akan hadir?

Fotografi oleh Panitia Afair UI 2013 afairui.com

KARYA MURAL Mahasiswa arsitektur UI membuat sebuah proyek mural yang menggambarkan sensasi rasa dari dingin ke panas dengan pendekatan warna dan detail yang berhasil memberikan kesan rasa dingin yang bergerak ke rasa panas. Mural ini juga merupakan salah satu cara sederhana untuk menghidupkan dead space dan memberikan kesegaran visual.

afairui.com

EXHIBITION DISPLAY MINDBLOWN ILLUSION Sepotong kecil dari instalasi karya mahasiswa arsitektur UI yang diletakkan di bawah tangga berjudul ‘Mindblown Illusion #1’ dengan head project Uswatun Hasanah dan Shilta Finella. Karya yang yang memberikan kesempatan bagi kolong tangga untuk bisa berbicara dan mengekspresikan kemarahan seperti instalasi tersebut.

afairui.com

Panel pameran yang dibuat dari susunan saringan plastik yang dirangkai dengan cable ties membawa keunikan tersendiri. Selain panel, material yang sama juga dirangkai menjadi armatur lampu dan pembatas ruang. Pameran ini tidak hanya memamerkan karya, tetapi juga berupaya menghidupkan suasana ruang.

afairui.com


evolveindesign

INDONESIA’S PREMIER CERAMIC EVENT PAMERAN KERAMIKA 2013 KALI INI TAK HANYA MENEBAR PRODUK BARU, TETAPI JUGA MEMBERIKAN INSPIRASI LEBIH UNTUK PARA PENGUNJUNG. Kebutuhan akan pengetahuan material bahan bangunan, serta teknologi baru yang menyertainya merupakan hal yang harus diketahui oleh para pelaku di sektor pembangunan, dalam hal ini bisa jadi profesi seperti kontraktor, arsitek, desainer interior, lanskap, dan lain-lain. Namun, tak melepas kemungkinan bagi masyarakat luas untuk datang dan mendapat pengetahuan lebih akan ragam jenis material dan kelebihannya masingmasing produk. Seperti tahun sebelumnya, KERAMIKA 2013 ini menggelar pameran produk dan material selama 4 hari dari tanggal 18 April sampai 21 April 2013 yang bertempat di Hall B, Jakarta Convention Center. Bersamaan dengan itu, di Hall A dan Cendrawasih Room, juga diselenggarakan Renovation & Construc-

tion Expo 2013 (RENEX), yang juga diadakan oleh RPE. Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Alex SW Retraubun, membuka secara resmi pameran “KERAMIKA 2013” di area Stage Hall A Cendrawasih Room sekitar pukul 11.00 siang. Dalam kesempatan ini juga Ketua umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI), Elisa Sinaga, berharap Indonesia dapat memba­ngun mitra dan networking di regional ASEAN, mengingat laju industri keramik saat ini cukup berkembang pesat terutama dalam dunia konstruksi dan bangunan dalam negeri. Acara kemudian dilanjutkan dengan presentasi singkat dari i perwakilan IAI dan HDII sebagai pihak yang mendukung penuh adanya event ini. Terakhir adalah pemukulan gong sebagai tanda simbolis dibukanya

pameran KERAMIKA dan RENEX 2013 disambut cukup meriah oleh hadirin saat itu. Area pameran kali ini lebih luas ketimbang tahun lalu, tak ketinggalan pula serentetan acara yang dijadwalkan selama pameran menjadi poin plus yang menarik. Salah satu media dari MPG Media, yaitu Dwell Asia, turut serta memberikan talk show mengenai “Sustainable Design & Living” yang dimoderatori oleh Sunthy Sunowo, selaku perwakilan MPG Media dan mengundang salah satu arsitek muda, Realrich Sjarief serta Charles Wiriawan yang mempresentasikan proyek rumahnya serta memberikan pengetahuan akan konsep pemahaman sustainable living. keramika.co.id

atas Salah satu booth di Keramika 2013 bawah Para pembicara talkshow yang mengisi salah satu acara di panggung Keramika 2013

indesignlive.ASIA

33


34

evolveindesign

Just Enough: Lessons in Living Green from Traditional Japan Ditulis olehAzby Brown Penerbit Tuttle Publishing 224 halaman softcover, IDR 195.000 periplus.com Diresensi oleh Bernadetta Tya Banyak perubahan telah terjadi di dunia. Namun di salah satu wilayah di Jepang, tinggallah sebuah komunitas masyarakat yang bertumbuh dan berkembang dengan pijakan tradisi yang lestari, setidak­ nya telah berumur 200 tahun. Komunitas unik ini membangun dasar-dasar kehidupannya pada kebudayaan dan teknologi tradisional Periode Edo, masa puncak kejayaan sebelum akhirnya Jepang membuka diri terhadap dunia Barat dan bergabung dalam medan industrialisasi. Dengan tata perilaku dan berbudaya yang nampak sederhana di permukaan, terkandung makna filosofi yang mendalam mengenai isu-isu energi, air, material, makanan, dan populasi, atau yang kini kerap disebut isu sustainability. Makna inilah yang ingin dikemukakan penulis yang juga seorang arsitek, Azby Brown, dalam buku sebagai hasil dari penelitiannya selama ia tinggal dan menempuh studi master di Departemen Arsitektur Universitas Tokyo. Brown membawa kembali sejarah Jepang untuk menemukan ajaran-ajaran mengenai hidup dalam sebuah komunitas berkelanjutan melampaui ruang dan waktu melalui kumpulan cerita, bukan dengan pendekatan teknikal, tetapi sikap peka dan peduli yang berpengaruh dalam setiap keputusan kecil dan bagaimana konteks sosial dan lingkungan membentuk setiap perilaku tersebut. Dibagi dalam beberapa bagian, mulai dari lingkup kecil, yaitu kehidupan petani, kebutuhan spiritual dalam lingkup rumah tinggal, hingga ke hal yang lebih kompleks, yaitu transportasi kota. Semangatnya berkisah tampak pada setiap sketsa dan kutipan yang ia kerjakan sendiri. Pada akhir setiap bab, ia memetakan kembali pelajaran-pelajaran penting yang dapat diambil dari tiap bahasan sebagai alternatif jawaban akan isu kerusakan lingkungan yang relevan di masa ini. Shigeru Ban, arsitek ternama Jepang, mengatakan dalam sebuah testimoni mengenai buku ini, “This is an important warning for the future, one that should make us all stop and think.” Tak ada yang menjamin isu sustainability akan terselesaikan dengan buku ini, namun buku ini jelas menjadi angin segar dan harapan baru dalam usaha untuk mencapainya. indesignlive.ASIA

100 Gereja Terindah Indonesia

Vitamin Green

Ditulis oleh Teddy Tjokrosaputro Penerbit PT ANDALAN MEDIA 216 halaman, hardcover IDR 299.000 Gramedia Diresensi oleh Nissa Maretta

Ditulis oleh Johanna Agerman Ross, dkk Disunting oleh Sara Goldsmith Penerbit Phaidon Press Limited 352 halaman softcover, IDR 810.000 aksara.com Diresensi oleh Bernadetta Tya

Berbicara tentang arsitektur, terkadang tempat beribadah sering terlupakan. Padahal, ‘rumah Tuhan’ ini hampir selalu kita temui, beberapa di antaranya bahkan menjadi landmark suatu daerah atau kota. Tak hanya sebagai wadah dalam menampung aktivitas spiritual insan manusia dengan sang Pencipta, namun juga salah satu bentuk warisan budaya serta menunjukkan sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Penulis ingin menyalurkan apresiasi atas usaha manusia dalam mencipta sebuah bangunan dengan kreasi visual yang mengundang decak kagum. Total bangunan yang dipilih adalah 100, jumlah yang sering kali dianggap cukup representatif. Adapun kata ‘terindah’ berdasar pada kriteria tim penyusun, seperti sosok dan bentuk, diferensiasi antarfungsi serupa, konteksnya dengan lingkungan sekitar dan perwakilan wilayah. Lewat buku ini, penulis menggambarkan 100 bangunan gereja, mewakili berbagai daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Seperti atlas, buku ini terdapat peta daerah, foto, latar belakang, serta data teknis bangunan. Narasi akan bentuk ruang serta elemen-elemen bangunan pun diceritakan penulis dengan bahasa yang tidak terlalu ‘arsitektural’ bagi kalangan awam. Keunikan dan fakta-fakta pada bangunan semakin memperkaya setiap paparan pada buku ini. Pemaknaan spiritual dan kekentalan budaya sering kali direfleksikan pada elemen serta wujud bangunan peribadatan. Seperti salah satu contoh yang dijelaskan penulis dalam buku ini, Gereja Katolik Puhsarang di Kediri, tempat kontemplasi spiritual yang kaya akan simbol, filosofi agama, dan kepeduliannya akan konteks lingkungan sekitar. Dari buku ini dapat diketahui jika aspek budaya sangatlah berpengaruh, gereja tidak selalu digambarkan dengan atap gothic yang meruncing tinggi, namun dapat pula bersifat adaptif . Pada akhirnya keindahan sebuah bangunan masih selalu diterjemahkan secara visual. Ketanggapan indra penglihatan sang fotografer dalam membekukan sudut-sudut dan ruang terpilih, memegang peran penting ketika narasi yang dipaparkan dirasa terlalu padat pada buku ini. Dengan kriteria pemilihan bangunan yang juga sangat ‘visual’, paparan dalam buku ini cukup adil dan informatif bagi mayoritas pembaca awam.

Ada yang menggelitik mengenai judul buku ini. Apakah yang dimaksud dengan vitamin green (vitamin hijau)? Apakah ini salah satu jenis vitamin baru? Ataukah ini suatu formula yang seketika membuat kita menjadi arsitektur hijau yang handal? Di salah satu sumber resensi, buku ini disebut-sebut sebagai bacaan bagi pemula yang ingin mendalami topik sustainability design (desain berkelanjutan). Buku ini dibuka dengan pertanyaan, apakah itu desain berkelanjutan? Pada kenyataannya, desain berkelanjutan sekadar dijadikan label oleh para produsen untuk menawarkan beragam produknya. Mungkin ini sebuah pertanda baik, atau malahan menjadi sekadar strategi untuk mendongkrak keuntungan. Berangkat dari masalah ini, buku Vitamin Green pun akhirnya dicetuskan, sebagai kelanjutan dari terbitan populer Phaidon: Vitamin P untuk painting, Vitamin D untuk drawing, Vitamin Ph untuk photography, dan Vitamin 3D untuk karya instalasi dan patung. Amara Holstein dalam pengantarnya yang berjudul “Design is a Necessary Good” memaparkan dengan runtut dan dalam mengenai pentingnya sebuah desain yang berkelanjutan. Dimulai dengan penjelasan mengenai kondisi budaya masyarakat modern kini, penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya alam, hingga ke solusi-solusi yang mungkin ditempuh oleh berbagai profesi ini untuk bumi yang lebih hijau dan ramah lingkungan. Sejatinya, kekuatan buku ini terletak pada jajaran nama-nama besar dengan produk-produk yang beragam dan berkualitas dalam bidang desain produk, arsitektur, arsitektur lanskap, dan perancangan kota di abad ke dua puluh satu. Beberapa karya di antaranya adalah Renzo Piano Design Workshop dengan California Academy of Science, Metro Cable rancangan Urban Think Tank, hingga John dan Cynthia Hardy dengan karya Green School yang terbangun di Indonesia. Setiap proyek dan produk ramah lingkungan, yang ditampilkan dalam 2 hingga 4 halaman ini, telah dikurasi oleh desainer dan kritikus internasional, yang terbukti dari presentasinya. Mengutip Amara Holstein, “We’re at a tiping point of design. It’s time to decide which way the proffesion will go”.


35

Investigating the latest trends and products in lighting

André Tammes, editor pencahayaaan Indesign, mempersembahkan masa depan pencahayaan LED.

Terdapat beberapa pihak yang tidak menyadari keberadaan LED—Light Emitting Diode. LED memulai penampilan perdananya pada 1960-an dalam bentuk indikator cahaya merah pada produkproduk elektronik dan peralatan rumah tangga. Sejak itu, LED menjadi bagian penting dari pencahayaan arsitektural dan hiburan serta layar display di berbagai industri di dunia. Bentuk asli LED sebelumnya ada dalam warna merah, hijau, biru, dan amber, namun tahun 1996 mulai tersedia produk LED dengan cahaya putih. Hal tersebut

memberikan perubahan besar dalam desain dan produksi fixture pencahayaan arsitektur yang kerap berlanjut hingga hari ini. Subjek pencahayaan LED adalah sebuah kompleksitas karena hal tersebut berdasarkan ada sebuah komponen elektronik sensitif yang bergantung pada kondisi operasional yang ketat. Saat ini upaya yang besar sedang diciptakan, bagaimanapun, untuk menyederhanakan proses spesifikasi LED sekaligus memastikan keuntungan inheren dari teknologi terbatas pada usia produk.

Pada edisi ini, FUSE, ahli pencahayaan asal Amerika, Craig DiLouie, mengusut revolusi LED dalam beberapa detail. Ia memberikan sebuah pandangan mengenai teknologi LED yang merujuk secara general sebagai ‘Solid State Lighting’, yang hadir akhir-akhir ini dan sepertinya akan membawa kita ke masa depan. André Tammes adalah Founding Director Lighting Design Partnership.

indesignlive.ASIA


Craig DiLouie menggambarkan peran cahaya dalam industri yang dipenuhi LED dan melihat keuntungan serta tantangannya.

ada tahun-tahun selanjutnya, teknologi solid-state-lighting (SSL) mendominasi perhelatan pameran pencahayaan Light+Build (Frankfurt, Jerman) dan LIGHTFAIR International (Las Vegas, AS). Di LIGHTFAIR, hampir sulit menemukan luminaries dengan teknologi lain dalam display. Walaupun terdapat bukti langkah penting yang tak terlalu banyak dalam inovasi tahun ini, produk-produk terus berkembang dan meningkat—dengan banyaknya produk luminer yang dipasarkan pada konsumen sebagai produk konvensional, yang mungkin dapat menekan harga ke bawah. Teknologi pencahayaan LED menyediakan beberapa keuntungan utama, seperti hemat energi, umur panjang, kontrol optis, produk pencahayaan yang lebih kompak, keakraban dengan kontrol switching dan dimming, me­ narik dengan pilihan warna, tidak ter-

P

dapat merkuri dalam produk, tidak ada radiasi langsung, dan tahan terhadap guncangan dan getaran. Saat banyak produk LED mengikuti bentuk dan fungsi pencahayaan tradisional karena pendekatannya mudah dan cepat terhadap konsumen, sejumlah produk baru dengan signifikan mengambil keuntungan dari karakter unik sumber cahaya ini. LED tidak hanya sebuah permainan. Sumber cahaya lain se­perti plasma dan LED organik (OLED) kini sedang dikomersialisasi dan diharapkan dapat mendapatkan pasar mereka sendiri. Saat ini, bagaimanapun juga, LED adalah pemain utama. Berdasarkan Departemen Energi AS (USDOE), LED masih memiliki penetrasi kecil secara keseluruhan, namun keinginan pasar melampaui batas sumber-sumber konvensionalnya. Faktanya, jika USDOE bisa dipercaya, teknologi pencahayaan konvensional sudah mendekati fase kemerosotan setidaknya pada beberapa pasar terkait pertumbuhan permintaan teknologi LED. USDOE memprediksi penjualan LED akan meningkat hingga 10% pada 2015, 36% pada 2020, dan 74% pada 2030, dengan kenaikan pada produkproduk outdoor dan penggantian lampu di rumah tinggal. Pola yang mirip se­ pertinya akan terjadi di Australia. Pertumbuhan ini akan dipenuhi dengan melanjutkan pengembangan pada efektivitas, usia, dan biaya. Menanggapi pencahayaan putih LED dalam ruang, USDOE memprediksikan efektivitas rata-rata akan mencapai lebih dari dua kali hingga 145 lumen per watt; usianya akan naik hingga 44.000 jam; dan biaya akan turun hingga 42 dolar per kilolumen pada 2015—hanya beberapa tahun dari sekarang. Di samping keuntungan yang kian tumbuh dari teknologi LED dan optimisme dalam adopsinya, teknologi LED masih sangat muda dan tidak terhindar dari hadirnya beberapa risiko. Hal pertama, teknologi dasar yang harus di­ ketahui para desainer adalah mencoba beberapa produk dan mengalaminya serta memahami kemiripan dan perbedaan dalam performanya. Contohnya, tidak seperti pencahayaan konvensi­ onal, biasanya dibuat dari sumber cahaya standar (seperti flourescent, halogen, atau metal halide), LED dengan integrasi tinggi, alat yang dibuat berdasarkan tujuan sehingga mesin dalam lampu ini ­tidak mudah diakses dan digantikan. Hal tersebut perlahan me­ ngubah strategi manufaktur untuk juga menawarkan perawatan­— dan upgrade

ATAS Water Droplet di VIVID Sydney oleh Destiny Paris dan Aurecon KANAN Koda Lighting menyuplai pencahayaan LED untuk National Institute of Dramatic Art, Sydney


FUSEindesign

37

teks Craig DiLouie ALIH BAHASA Anindita Taufani

LED... masih merupakan teknologi baru dan dengan demikian menghadirkan beberapa risiko Craig DiLouie

indesignlive.ASIA


atas kiri Lampu LED

berskala manusia ‘Horizon’ telah diterima di MoMA dan The Smithsonian Atas kanan Pancaran sistem linear ‘3D LED Flex’ dapat digunakan saat pencahayaan linear harus mengikuti bentuk kurva yang kompleks

yang mudah, mulai memproduksi spesifikasi yang memungkinkan kemudahan perakitan komponen LED. Produk-produk LED juga sangat sensitif dengan kondisi panas ling­ kungan, membutuhkan desain suhu udara yang baik untuk mengalirkan panas dari LED dan dengan demikian menjaga kualitas cahaya yang keluar dan, lebih jauh, umur produk tersebut. Biasanya perawatan produk-produk LED berada pada perawatan output lumennya karena biasanya produk LED adalah produk yang tidak gagal, namun hanya memproduksi cahaya yang kian berkurang seiring waktu. Usia pencahayaan komersial biasanya digolongkan pada 70-lumen maintenance (L70). Hal tersebut akan membutuhkan desain yang dapat mengakomodasi 30 persen penyusutan lampu pecahayaan, dan faktanya tidak ada tanda-tanda yang pasti akan ujung usianya. Berbagai program standar dan pe­ ngakuan kini telah menyediakan alat bagi para desainer yang lebih jauh mengidentifikasi, mengevaluasi, dan membandingkan kualitas produk. Di Amerika Utara, sejumlah standar dan metode telah dikembangkan oleh Illuminating Engineering Society. LM79-08 memberikan sebuah standar percobaan untuk memproduksi total cahaya yang keluar, temperatur warna, dan karakteristik lainnya. LM-80-2008

menyediakan sebuah metode untuk menguji penyusutan cahaya pada paket LED, modul-modul dan dengan kisaran 6.000 hingga 10.000 jam, dan TM-212011 memberikan prosedur detail untuk menggunakan data ini untuk meramalkan kemungkinan output cahaya dan batas waktu hidupnya. Lighting Council Australia telah memperkenalkan sebuah skema berdasarkan program di Amerika Utara. Ini adalah skema sukarela industri yang menawarkan kepercayaan kepada pasar bahwa pencahayaan membawa pelabelan skema tersebut cocok dengan klaim performa tertentu yang dibuat oleh pemasok. SSL Quality Scheme akhir-akhir ini memiliki 18 anggota manufaktur yang diwajibkan untuk memberi label produk-produk dengan informasi detail mengenai efisiensi pencahayaan, output cahaya, listrik yang dibutuhkan, temperatur warna, dan indeks render warna. Lighting Facts, sebuah program labelisasi produk berbasis di AS, juga memberikan sebuah format yang konsisten untuk menyajikan data performa produk LED terverifikasi berdasarkan pengujian standarisasi. ENERGY STAR, program lainnya asal AS yang dikelola oleh AS Environmental Protection Agency, menyadari bahwa produkproduk LED sebagai kategori substitusi dalam pencahayaan tampil sebaik teknologi konvensional, yang butuh

digantikan keberadaannya untuk menghemat energi. Qualified Products List, diproduksi oleh Design Lights Consortium, melampaui ENERGY STAR untuk mengenali kualitas produk dalam ka­ tegori-kategori tambahan. Kompetisi desain seperti Lighting for Tomorrow, sebuah kompetisi hunian, dan Next Generation Luminaries Design Competition, sebuah kompetisi komersial, menghargai desain terbaik, atraktif, dan produk yang efisien dalam penggunaan energi di pasaran, dan sebagai alat penting dalam mengarahkan inovasi kompetitif. Teknologi LED terus berkembang dan menawarkan keuntungan signifikan yang menghadirkan pilihan produk yang tak henti tumbuh. Desainer harus meminimalisasi risiko dengan pengam­ bilan sampel teknologi, dan membiasakan diri mereka sendiri dengan berbagai alat yang dapat membantu mereka mengidentifikasi dan meng­ evaluasi kualitas produk-produk.

Craig DeLouie adalah pengajar, jurnalis, dan spesialis marketing yang sudah bekerja di bidang industri pencahayaan di Amerika Serikat selama hampir 20 tahun.


FUSEindesign

Reggiani ‘Comma’

Ansorg ‘Bop’

Hoffmeister ‘Lo.nely’

Fabbian ‘Kwark’

Didesain oleh Bruno Gecchelin untuk reggiani, ‘Comma’ adalah lampu dengan desain sedehana dan siluet yang elegan. Lampu ini memiliki sambungan segala arah sehingga dapat disesuaikan sesuai kebutuhan, produk yang sesuai dengan namanya. ‘Comma’ adalah salah satu produk pencahayaan yang memungkinkan akses mudah pada sumber cahaya LED-nya.

‘BOP’ adalah sebuah spotlight kompak yang pertama kali diperkenalkan pada Light+Build di Frankfurt. ‘BOP’ menawarkan pilihan HIT dan LED sebagai teknologi pencahayaan hemat energi. Lampu ini bekerja pada kecerdasan dasar, reflektor berkualitas tinggi yang meminimalisasi penyebaran cahaya.

Lampu sorot LED kecil ini memaksimalisasi output dengan konsumsi energi minimal. Pengaturan panas pasif terintegrasi dengan desainnya, membentuk sisi belakang lampu ini. Teknologi LED-nya mencapai 2.000 lm dengan sebuah lampu 24 W (sesuai dengan output pada sistem 28 W) atau 2.650 lm dengan lampu 38 W (sesuai dengan output pada sistem 41 W).

Desain retikuler tak biasa karya Karim Rashid untuk Fabbian menampilkan sebuah panel belakang yang merefleksikan cahaya LED, menghasilkan sebuah lampu yang memproduksi efek cahaya volumetrik luar biasa. Produk berseni ini dapat dipasang sendiri atau berkelompok, dan hanya memakan 26 W. ‘Kwark’ tersedia dalam pilihan natural atau lapis aluminium diecast.

Pierlight (61 2) 9794 9300 pierlight.com.au

Beacon Lighting Commercial (61 3) 9368 1000 beaconlightingcommercial.com.au

Euroluce (61 2) 9380 6222 euroluce.com.au

Radiant Lighting 1300 438 609 lcrl.com.au

indesignlive.ASIA

39


40

FUSeindesign

ERco ‘logotec’ Rangkaian lampu sorot ‘Logotec’ menggunakan teknik inovatif Spherolit, yang menghasilkan sebuah berkas cahaya seragam dengan rasio cahaya tinggi dan halus di tepinya. Didesain dan dikembangkan in-house, sebuah lensa pengumpul cahaya sebagai lensa sekunder, membentuk hubungan antara lensa LED pada setakan papan sirkuit dan lensa Spherolit sebagai lensa tersier yang dapat diganti.

Philips ‘lumiblade oled panel gl350’ OLED ‘Lumiblade’ Philips adalah sebuah sumber chaya difusi untuk area besar, yang menghasilkan cahaya dengan menghantarkan listrik melalui layar tipis material semikonduktor organik. Pencahayaan OLED sebagai cahaya fungsional pada ‘OLED Panel GL350’. Pada 124,5 mm x 124,5 mm dan dengan 120 lumen fluks cahaya yang cukup kuat untuk digunakan dalam lampu meja atau pencahayaan fungsional lainnya.

Erco (61 2) 9004 8801 erco.com Philips (61 2) 8338 9899 philips.com.au indesignlive.ASIA

Artemide ‘Cata’ Didesain oleh Carlotta de Bevilacqua untuk Artemide Architectural, ‘Gata’ adalah proyektor LED yang hadir dari riset cermat pada aksentuasi pencahayaan. Umumnya digunakan di museum, ‘Cata’ juga dapat digunakan di toko atau hospitality. Memberikan efisiensi energi yang tinggi, peningkatan intensitas cahaya pada aksisnya, dan berkas cahaya yang dapat terkonsentrasi atau terdifusi. Artemide 1300 135 709 artemide.com.au

Intense lighting ‘MBW2’ Pemenang penghargaan ‘MBW2’ adalah sebuah lampu wash LED vertikal degan rel dinding. Dua output LED yang tinggi memberikan pencahayaan yang kuat. ‘MBW2’ mencapai 1.300 lm dengan output 24 W, 1.800 lm dengan output 32 W, 2.400 lm dengan output 42 W, atau 3.000 lm dengan output 54 W. Relex Illumination (65) 6285 3633 relex.com.sg



JIMMY PRIATMAN JAUH SEBELUM TOPIK ‘GREEN BUILDING’ MENGEMUKA DI INDONESIA, JIMMY PRIATMAN TELAH MENGAPLIKASIKANNYA SEJAK TIGA PULUH DUA TAHUN YANG LALU


luminaryindesign

teks Bernadetta Tya pORTRAIT REZA SYATHIR

indesignlive.ASIA

43


“ e nergi adalah pemberi bentuk arsitektur dengan langgam tersendiri ( form follows energy)” Jimmy priatman

Paling ATAS Graha

Pangeran Surabaya, gedung pertama di Indonesia yang memperoleh ASEAN Energy Awards Atas Atas Gedung Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya, hasil kolaborasi Jimmy Priatman dengan Ivan Priatman, putranya, dan Prof. Prasasto Satwiko, arsitek asal Yogyakarta HALAMAN SEBELAH ATAS KANAN-KIRI Aksonometri

dan interior salah satu rancangan Jimmy Priatman, Graha Bethany, Surabaya HALAMAN SEBELAH BAWAH Grha Wonokoyo

Surabaya mengantarkan Jimmy Priatman meraih ASEAN Energy Awards kedua kalinya

ama Jimmy Priatman identik dengan green building. Terlebih di Surabaya, tempat kelahirannya, ia juga dikenal sebagai pengajar di Fakultas Arsitektur Universitas Kristen Petra dan salah satu prinsipal PT Archimetrich. Kembali ke masa kanak-kanak, Jimmy yang duduk di bangku kelas 6 SD terpukau ketika melewati sebuah gedung tertinggi di Surabaya. “Gedung yang paling berkesan yaitu gedung BRI di Jalan Pemuda. Selain karena tinggi, proporsinya dan tampilan arsitekturnya baik. Pada waktu itu saya mikir ‘kok bisa ya membuat gedung tinggi?’. Ini pasti ada sekolahnya,” kenang Jimmy. “Pada saat itu, arsitek belum jadi kebutuhan, artinya kita bisa menimbulkan kebutuhan itu,” alasan Jimmy yang memantapkannya menempuh studi arsitektur di Universitas Kristen Petra Surabaya. Di tahun kedua, Jimmy diterima di jurusan yang sama di Universitas Katholik Parahyangan Bandung dan sempat menjalani prakuliah selama dua bulan. Ia terpaksa berhenti karena kedua orangtuanya berpulang sehingga tanggung jawab sebagai anak tertua menuntutnya kembali ke Surabaya. Ini sekaligus menjadi titik balik kehidupan seorang Jimmy Priatman. Selepas kembali ke Surabaya, Jimmy menjalani hi­ dup dengan kesibukan tinggi. Pagi hari dihabiskannya

N

bekerja di sebuah konsultan. Siang hari, ia kuliah dan setelahnya ia kembali bekerja hingga larut di perusahaan yang berbeda. Disadari kini, gemblengan semasa kuliah membuatnya makin kaya dengan lebih memahami teori yang diterimanya dalam perkuliahan dan aplikasi riil di lapangan. Jimmy sempat mengikuti sebuah kuliah dari dosen tamu asal Jerman. Dalam kuliah ini, ia belajar mengenai solar collector. Inilah perkenalan pertamanya de­ ngan bidang energi yang kemudian memunculkan ide untuk membuat tugas akhir dengan judul “Pusat Riset Tenaga Surya”. Ada cerita menarik mengenai tugas akhir ini. “Sebelum mengambil Tugas Akhir, saya cuti satu tahun untuk keliling kampus arsitek seluruh Indonesia. Semua saya datangi, termasuk Perpustakaan LIPI di Gatot Subroto Jakarta. Di UGM (Universitas Gadjah Mada), saya bertemu dengan pakar tenaga surya, Profesor Sastroamidjojo, MSA, DR., dari Jurusan Teknik Fisika. Saya tertarik bagaimana ia memanfaatkan matahari untuk membuat air panas dan listrik. Saya di­ajari bikinnya dan saya terkagum-kagum. Pengetahuan se­ perti ini ‘kan bisa dipakai di bangunan. Selama dua bulan magang, saya mendapat pengetahuan yang tidak saya dapat dari dosen-dosen di kampus,” kisahnya dengan dialek Jawa Timur yang kental. Kerja kerasnya pun membuahkan hasil nilai tertinggi di antara rekanrekannya, nilai A sempurna. Jimmy kemudian fokus berpraktik hingga tahun 1988, bersama ketiga rekannya, salah satunya, Ratna Alifen, yang lalu menjadi istrinya, mendirikan PT Archimetric, konsultan perencana dan pengawas yang tahun ini berusia 25 tahun, sembari mengajar di kampus almamater. Sebagai pengajar, ia mendapat satu kesempatan untuk studi lanjut. Hingga setelah penundaan yang kelima kali, tawaran tersebut akhirnya ia ambil. Ia kemudian mendalami perancangan bangunan pencakar langit di Departemen Arsitektur di Illinois Institute of Technology, Chicago, Amerika Serikat, tepatnya di gedung Crown Hall, rancangan Mies van de Rohe, tokoh arsitektur modern Amerika. Tesisnya yang berjudul “Energy Efficient Mixed-Use Skyscraper – THE CITYFRONT TOWER – at Chicago” adalah sebuah studi proyek riil yang akan segera dibangun. Sembari menyelesaikan tesis, ia mendalami arsitektur Chicago dan mengambil studi mengenai Manajemen dan Pengembangan Real Estate di MIT, Boston. “Jujur saja, mata kuliah yang dulu saya paling nggak suka itu sejarah arsitektur,” candanya. Pendapat itu seketika berubah setelah ia mengalami langsung arsitektur di kota cikal bakal arsitektur modern ini dan terpukau karya-karya Louis Sullivan, Mies van de Rohe, SOM, Helmut Jahn, dan Frank Lloyd Wright. “Di Chicago saya merasa kembali ke habitat arsitektur,” ungkap arsitek yang gemar travelling ini. Kini Jimmy memetik hasil atas perjuangannya. Jimmy Priatman dengan PT Archimetric-nya dikenal


luminaryindesign

karena konsep efisiensi energinya yang visioner, sebut saja Graha Pangeran, Grha Wonokoyo, dan Holy Stadium yang kesemuanya mendapat ASEAN Ener­ gy Awards. Ia juga dipercaya sebagai salah satu ahli dalam penyusunan draf panduan hemat energi untuk bangunan gedung di Indonesia oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, kerja sama dengan Pemerintah Denmark. Ketika ditanya mengenai makna profesi yang dijalaninya, ia berujar, “Arsitek adalah profesi yang hidup, bukan sekadar tukang gambar. Lebih dari itu, arsitektur itu bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang. Bagi saya, itulah keberhasilan yang sejati. Boleh saja arsitek itu menciptakan karya seni. Tetapi ketika ia tidak mau tahu mengenai lingkungan, maka ia bukan arsitek yang baik,” tegas Ketua Pusat Studi Energi Bangunan Universitas Kristen Petra ini. Pesatnya perkembangan teknologi kini membuat Jimmy yakin dapat mewujudkan mimpi dan visinya, salah satunya adalah Solar Village. Ini adalah proyek

swasembada energi dalam lingkup klaster yang telah ia uji coba bersama dengan anak didiknya. Klaster ini dapat dikembangkan untuk fungsi komersial bahkan pemerintahan. “Jika dipikirkan dengan satu konsep yang holistik, saya kira akan bermanfaat hingga lingkup kota dan saya yakin bisa diwujudkan karena ge­ nerasi ini punya potensi itu,” ucapnya bersemangat. “Bagi saya, energi adalah pemberi bentuk ( form giver) arsitektur dengan langgam tersendiri, form follows energy, dan tatanan kota tersendiri karena tata bangunannya itu harus diatur untuk mendapat akses matahari langsung dan tidak saling membayangi. Itu obsesi saya,” tutupnya.

PT Archimetric Architects & Engineers (62) 31 5946980

jimmy priatman TIMELINE 1972–81 1982–93 1988 1994-96 1996 2002 2006 2008- kini 2009 2009- kini 2011-13 2012

Studi Strata 1 Arsitektur di Universitas Kristen Petra, Surabaya. Berpraktik arsitektur dan sebagai dosen di Universitas Kristen Petra, Surabaya. Mendirikan PT Archimetric bersama empat rekan prinsipal di Surabaya. Studi Program Master Arsitektur di Departemen Arsitektur, Institut Teknologi Illinois, Chicago, Amerika Serikat dengan judul tesis: “Energy Efficient Mixed-Use Skyscraper – THE CITYFRONT TOWER – at Chicago”. Menempuh studi dan menerima Sertifikat Manajemen dan Pengembangan Real Estate di Institut Teknologi Massachusetts, Cambridge, Boston, Amerika Serikat. Menerima penghargaan ASEAN Energy Awards untuk karyanya Graha Pangeran Penerima Kalyanakretya Utama Award dari Presiden Republik Indonesia dan Kementerian Riset dan Teknologi karena dedikasinya pada teknologi arsitektur. Menerima penghargaan ASEAN Energy Awards ke dua kalinya untuk karyanya Grha Wonokoyo. Ketua Pusat Studi Energi Bangunan Universitas Kristen Petra. Menerima penghargaan ASEAN Energy Awards ke tiga kalinya untuk karyanya Holy Stadium. Pengurus Daerah IAI Jawa Timur Salah satu Juri dalam Green Building Competition ASIA FUTURARC Prize. Tim Penulis Energy Efficiency Guidelines for Building Design in Indonesia. indesignlive.ASIA

45


clouding over Menjadi bagian dari Sydney Biennale ke-18, karya seniman Thailand, Pinaree Sanpitak, menapaki sebuah batas antara seni abstrak dan terapan


ARTindesign

47

Teks ROBERT TOWNSEND fOTOGRAfi PAUL GREEN Alih Bahasa ANINDITA TAUFANI

enggantung di langit-langit Museum of Contemporary Art di Sydney, ratusan kubus origami perak mendominasi ruang, melayang seolah seperti awan hujan dan diselingi dengan bejana-bejana yang mengacu pada bentuk payudara. Daripada mengisyaratkan badai yang akan datang dalam waktu dekat, Anything Can Break oleh Pinaree Sanpitak menarik perhatian pengunjung melalui ilustrasi tersebut. Dari bawah, pengunjung tergugah untuk mengamati seluk beluk karya ini, pergerakan mereka secara acak mencampur sejumlah lantunan musik saat beberapa ‘awan payudara’ menyinari seratoptik. Melambangkan kewanitaan, asuhan, pelipur lara, karya ini menawan dan interaktif. “Saya melukiskan sebuah cara berpikir positif,” Sanpitak mengomentari karyanya. “Penting untuk membuka diri Anda kepada hal-hal terkait indra dan biarkan diri Anda mendalaminya. Saya melihat orangorang meluangkan waktu dengan karya di Biennale dan mencoba memahami dan mempelajarinya daripada hanya lewat dan melihat sekilas. Saya sangat puas dengan karya yang data menjangkau perhatian anakanak, orang muda, dan mereka yang lebih tua. Sangat mengesankan melihat reaksi mereka.” Masih bekerja dan tinggal di Bangkok, tempat ia dilahirkan pada 1960, Sanpitak adalah salah satu seniman wanita Thailand yang dikenal secara internasional. Karya abstrak maupun representatif, Anything Can Break adalah sebuah rangkuman dari dua dekade nilai seni berdasarkan bentukan dan sensibilitas

M

wanita. “Ini adalah sebuah proses analisa mandiri dan sebuah proses pemulihan mandiri namun melintasi berbagai jenis kelamin,” ujar seniman ini dalam menjelaskan praktiknya. “Pada dasarnya saya tertarik dengan keberadaan manusia dan bagaimana mereka berinteraksi dan hidup bersama. Semua ini datang melalui dasar-dasar merasakan, persepsi indrawi.” Bagian terbaik selama dua setengah minggu, ketika hujan menghantam Sydney, Sanpitak bersembunyi di dalam MCA, merangkai Anything Can Break dan berkolaborasi dengan para arsitek, desainer pencahayaannya, dan instalatur. Komponennya, yang terdiri atas boks origami yang dapat dilipat, adalah benda yang sama dengan yang digunakan pada sebuah pameran di Bangkok tahun lalu. Hanya struktur baja besar yang menjadi tempat menggantung kubus-kubus dan awan-awan yang dibuat di MCA, terpaksa karena tingginya ruangan. Karya yang telah jadi ini—besar, impresif, berani—sesungguhnya sedikit menyimpang dari visi awal Sanpitak. “Saat pertama kali saya berpikir tentang proyek ini pada 2008, saya membayangkan semuanya terbuat dari kaca. Dan akan saya beri nama Under The Blues. Saya berimajinasi akan nuansa biru. Saya tidak mengerjakan semua bentukan dari kaca tersebut sendiri dan saya tidak menemukan orang yang dapat membuat kaca yang dapat digantung seperti itu.” Bahkan dengan Under The Blues yang diimajinasi ulang menjadi Anything Can Break, masih terdapat komponen kaca yang masih menjadi penghalang proses pengerjaan karya tersebut, hingga akhirnya, setelah

banyaknya pencarian, seniman ini mendapati pembuat kaca yang menciptakan sebuah sistem penggantung yang dapat bekerja dengan baik, dan kemudian membuat Anything Can Break pun menjadi kenyataan. Dalam tetap menjaga kesinambungan dengan ide evolusi—berhubungan dengan tema dan kronologinya, karya ini akan melalui sebuah transformasi dalam perjalanan waktu Biennale. Di sini, 16 musik yang menyertai, yang diciptakan oleh tiga teman Sanpitak dari LA, akan digantikan dengan musik elektronik baru dari komposer Australia, Tim Gruchy. Selama orang-orang dapat mendapat sesuatu dari karyanya, Sanpitak tidak merasa keberatan jika mereka memberi intepretasinya masing-masing terhadap karyanya, seperti ia menapaki garis batas antara sesuatu yang personal dengan universal, abstrak, dan terapan. “Seni haruslah sangat terbuka,” ujarnya. “Adalah juga sebuah proses pembelajaran bagi saya. Itulah mengapa saya senang melihat orang-orang berpartisipasi dengan karya saya. Saya belajar banyak dan tidak hanya terbatas dengan apa yang saya pikirkan. Apa yang Anda pikirkan tidak selalu benar. Tidak ada yang berjalan satu arah. Anda berbagi dan berhubungan.”

Robert Townsend adalah penulis lepas tentang seni dan budaya, serta Editor di situs Something You Said.

indesignlive.ASIA


Hidden Stories Karya perupa asal Yogyakarta, Nasirun, pada gerbang sebuah bangunan di Surabaya menjadi kisah tersembunyi yang layak dinikmati


ARTindesign

TEks Asih Jenie fotografi Hubert Januar

Begawan Ciptoning, menggambarkan seorang petapa yang mengheningkan cipta menanti wakyu kebajikan, versi wayang untuk brainstrorming

raha Esa Sampoerna, salah satu bangunan tower kantor paling ikonis yang menghiasi skyline Kota Surabaya saat ini tidak hanya dimiliki tokoh terkemuka dan dirancang oleh arsitek kenamaan Indonesia, ia pun menjadi kanvas karya seniman-seniman pilihan. Gerbang bangunan gedung kantor komersial, di luar pertimbangan faktor keamanan, umumnya tidak terlalu diperhatikan dalam desain. Lain halnya dengan gerbang Graha Esa Sampoerna. Gedung dimiliki oleh pengusaha dan kolektor seni Sunarjo Sampoerna ini menjadi kanvas eksperimen sang art patron dengan salah satu perupa kesayangannya, Nasirun. Dilahirkan di Cilacap pada 1965, perupa jebolan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini dikenal karena lukisan-lukisan bertemakan wayangnya, yang mulai terkenal di dalam dan luar negeri sejak dikoleksi oleh kolektor Oei Hong Djien pertengahan dekade 1990-an. Sejak saat itu namanya terus menanjak hingga menjadi salah satu perupa dengan karya yang paling diburu. Meskipun demikian, pria yang membangun museum seni bebas bea masuk di depan kediamannya di Kalibayem, Yogyakarta, ini sangatlah sederhana dan low profile. Karya Nasirun menghiasi Graha Esa Sampoerna benar-benar semenjak kulit terluar, yaitu gerbang masuk ke kavling bangunan. Gerbang geser dengan

G

sistem otomatisasi polos ini menjadi kanvas karyanya yang diekspresikan lewat medium lempengan baja nirkarat dengan teknik laser cut. “Karya ini sebenarnya hasil kolaborasi, saya cuma menggambar,” tuturnya ketika dihubungi lewat telepon. Terhitung terdapat empat gambar yang Nasirun kerjakan untuk gerbang Graha Esa Sampoerna. Dua gambar untuk gerbang depan bagian luar dan dalam, serta masing-masing untuk bagian luar dua pintu belakang. Ide gambar ini sepenuhnya Sunarjo percayakan pada Nasirun. Artwork pada gerbang depan menggambarkan suatu rampogan atau prosesi iring-iringan prajurit dengan prosesi yang bersambung di bagian luar dan dalam gerbang. “Ya, boleh dibilang untuk menjaga gerbang masuknya,” ujarnya. Pada gerbang belakang, Nasirun juga menggambarkan suatu prosesi iring-iringan, namun kali ini peserta yang digambarkan adalah rakyat dewasa dan anak-anak, yang membawa hasil panen yang melimpah yang ia andaikan sebagai karyawan. “Itu doa, banyak karyawan banyak rezeki,” ujarnya tergelak. Artwork terakhir cukup berbeda dari tiga yang lainnya, yaitu komposisi pewayangan Begawan Ciptoning yang menggambarkan seorang petapa (Begawan) yang tengah mengheningkan cipta (cipto hening—ciptoning), menjauhkan diri dari godaan

dan sifat buruk untuk mendapat wahyu kebajikan. “Kalau mau diceritakan artinya kegiatan yang terjadi di dalam itu, ya proses mencari kebajikan itu,” tuturnya lagi. Proses pemindahan artwork dari kertas ke atas lempengan baja nikarat bukanlah proses yang mudah, dibutuhkan kolaborasi dari teknisi laser cut dan perencanaan pemasangan strukur ke pagar yang matang, yang semua diabadikan oleh sang pemilik bangunan. “Pak Narjo ikut memikirkan dan menentukan titik-titik di mana lempengan laser cut itu akan disatukan dengan pagar. Beliau pun sangat terlibat dalam proses pembuatan di workshop,” ujar Hanna Yasakasih, arsitek yang menjabat sebagai Building Manager Graha Esa Sampoerna. Beberapa artwork ini dapat dengan mudah terlewatkan oleh para tamu yang keluar masuk bangunan, namun sangat dikenali oleh orang-orang yang sering melewati Jalan Kertajaya Indah pada akhir pekan atau di luar jam kantor; sebuah cerita tersembunyi yang rendah hati, seperti karakter penciptanya.

Asih Jenie adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

indesignlive.ASIA

49


50

Surabaya Special Geliat Kota Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, tidak hanya terlihat dari perkembangan ekonominya semata, namun juga dari hadirnya karya-karya arsitektural dengan desain apik, mulai dari bangunan privat komersial hingga fasilitas dari pemerintah daerah. Berikut beberapa karya pilihan istimewa dari Kota Pahlawan ini


focusindesign

51

w

indesignlive.ASIA


52


focusindesign

TEKS ASIH JENIE fotografi Hubert Januar Arsitek ARA Studio Lokasi Surabaya | INA ProYeK Sentra Ikan Bulak

A BOLD INITIATIVE menjadi langkah berani bangunan fasilitas umum milik pemerintah menuju desain yang lebih baik

urabaya, kota kedua terbesar di Indonesia ini memiliki banyak gelar; kota pahlawan dan kota industri adalah sebutan yang pa­ ling sering terdengar. Namun urusan desain dan seni, kota ini jarang sekali tersebut. Sementara nama-nama kota lain yang lebih popuer terus muncul dalam diskusi-diskusi desain dan arsitektur, diamdiam Surabaya pun menggeliat. Kota ini pun semakin hijau, cantik dan teratur, dengan ruang-ruang publik seperti taman-taman kota direnovasi dan diberikan program agar hidup dan terpakai. Industri perikanan Kota Surabaya cukup dikenal di Indonesia. Bandeng asap dan bandeng presto kerap menjadi buah tangan yang diburu. Sayangnya olahan hasil laut di Surabaya—atau lebih luas lagi di Indonesia—belum menggunakan teknologi dan fasilitas berskala lebih besar yang dapat mendongkrak industri ini lebih dari sekadar industri kecil. Proses pengolahan ikan dan hasil tangkapan laut lainnya masih dilakukan secara tradisional, di tempat-tempat yang diragukan higienitas dan legalitasnya. Imaji yang keba­ nyakan masyarakat bayangkan ketika mendengar kata ‘pasar ikan’ masihlah berupa pasar tradisional dengan kios-kios non-permanen yang kotor, basah dan rawan kejahatan serta penyakit. Menyadari hal ini, pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Pertanian yang membawahi industri peri-

S halaman ini Tampak

depan Sentra Ikan Bulak, langkah inisiatif pemerintah Kota Surabaya yang cukup berani

halaman sebelumnya

Suasana open space Sentra Ikan Bulak pada malam hari, diharapkan nantinya dihidupkan oleh para pelancong kuliner

indesignlive.ASIA

53


54

“ ...proyek ini dapat dikatakan sebagai suatu langkah inisiatif yang baik dalam hal eksekusi desain� Hermawan Dasmanto

Atas Ruang sirkulasi yang sengaja dirancang dengan ramp memudahkan mobilisasi antarlantai bila membawa beban berat Kiri Atap membran menghadirkan bentuk atraktif pada bangunan ini, sekaligus menjadi penanda

kanan mengadakan rencana untuk mulai mengembangkan industri tersebut, dimulai dengan memberikan fasilitas yang baik dalam wujud sebuah pasar UKM modern yang diharapkan akan menjadi ikon wisata belanja dan kuliner hasil perikanan dan kelautan yang terjangkau, bersih, higienis, serta aman dan nyaman di pesisir Kota Surabaya. Pasar ini berlokasi di daerah Kenjeran tepatnya di Jalan Bulak Tinjang, lokasi yang seiring dengan perkembangan Kota Surabaya di masa depan akan berkembang menjadi sangat strategis karena dekat dengan lokasi rencana stasiun monorail Surabaya Utara, Jembatan Suramadu, dan jalan tol menuju kawasan pesisir. Di lain sisi, lokasi strategis ini pun memiliki tantangan tersendiri, antara lain budaya dan kebiasaan masyarakat yang cukup berbeda dari daerah tengah kota, kondisi iklim dan cuaca yang lebih ekstrem pun membutuhkan pertimbangan-pertimbangan khusus. Setelah sebelumnya menangani beberapa desain ba­ ngunan sekolah dan peremajaan taman kota, biro arsitektur studio ARA yang digawangi oleh arsitek Hermawan Dasmanto terpilih sebagai konsultan perancang. Studi yang dilakukan untuk mendapatakan data yang cukup untuk memulai proses desain memakan waktu empat tahun yang meliputi proses survei, studi banding, serta penelitian tentang target audiens yaitu pedagang ikan. “Tantangan terbesar dalam merancang bangunan ini adalah iklim mikro pantai dan kondisi sosial budaya masyarakat pesisir, serta memahami cara jual dan persiapan barang dagangan mereka,â€? ujar Hermawan, yang akrab disapa Iwan. Selain tantangan tersebut, tentu saja juga terdapat keterbatasan dana, yang disiasati dengan desain yang low-maintenance dan material heavy duty yang berketahanan tinggi. Fungsi utama bangunan adalah mewadahi kegiatan empat jenis pedagang produk industri perikanan yaitu makanan kering, ikan basah, ikan asap, dan produk kerajinan hasil laut. Alur kerja keempat jenis


focusindesign

indesignlive.ASIA

55


56

pedagang produk ini dianalisis dan diterjemahkan menjadi daftar kebutuhan kios sehingga pada akhirnya terdapat empat jenis desain kios dengan fasilitas berbeda untuk mewadahi setiap produk tersebut, yaitu 96 unit kios untuk produk makanan kering dengan fasilitas storage, 40 unit kios fitur grill dan cookerhood untuk proses peng­asapan, 20 unit kios beretalase dan rak display untuk produk kerajinan, serta 16 unit kios dengan akses sanitasi air bersih, cool storage, dan greasetrap untuk produk ikan basah. Selain meawadahi kegiatan perdagangan tersebut, Sentra olahan ikan ini juga diharapkan dapat menjadi objek wisata kuliner, maka fungsi bangunan ditambah dengan fungsi pujasera dengan 40 unit kios dan ruang komunal terbuka. Desain bangunan berkapasitas total 212 unit ini terdiri dari tiga massa utama dengan tinggi dua lantai. Lantai satu diperuntukkan bagi kios keempat jenis pedagang sedangkan lantai dua diperuntukkan bagi kegiatan wisata kuliner, yang berupa deretan warung dengan kios serta open space yang menghadap view ke laut lepas. Area di antara ketiga massa ini diberi penghijauan yang bertindak sebagai buffer angin pesisir laut yang

mengandung garam yang dapat membuat material bangunan cepat aus dan berkarat, sementara area parkir diberi perkerasan berupa grassblock. Sirkulasi vertikal utama berupa ramp landai selebar kurang lebih dua meter untuk mengakomodasi bongkar muat produk. Arsitek dan pelaku desain memiliki pesimisme yang telah mendarah daging jika berhadapan dengan klien instansi pemerintahan, desain yang dihasilkan begitu jauh dari yang ideal akibat budget dan penyesuaian di lapangan yang tak terduga, ditambah pro­ses birokrasi dan administrasi memakan porsi waktu dan tenaga yang cukup banyak. Namun dari segi desain, proyek ini dapat dikatakan sebagai suatu langkah inisiatif yang baik dalam hal eksekusi desain. Area yang ingin ‘dijual’ kepada masyarakat terbangun de­ngan desain cukup menarik. Open space yang diharapkan hidup oleh kegiatan wisatawan kuliner di lantai atas bangunan di­teduhi oleh kanopi yang terbuat dari membran heavy duty berlapis finishing antisinar ultraviolet. Membran tarik berbahan PVC dengan teknik pre-constraint serat ini memiliki tulangan di membran yang terlebih dahulu ditarik sebelum dicor menjadi bahan membran. Hal ini dimaksudkan agar tahan tekanan—kemudian


focusindesign

Paling Kiri Kios-kios

untuk produk makanan kering, terdapat 4 jenis kios yang didesain sesuai dengan kebutuhan pedagang Kiri Panorama ke laut lepas tersaji dari area open space di lantai atas Atas Deretan kios pujasera saat malam hari, terdapat total 212 kios pada bangunan

menjadi fitur utama—yang memahkotai bangunan, yang sengaja tidak sengaja memiliki bentuk yang mengingatkan kita pada layar kapal. Membran bergaransi 5­ hingga 10 tahun ini bertindak sebagai peneduh terik matahari pada siang hari serta penahan angin yang dingin pada malam hari— selain juga menjadi sebuah objek foto yang menarik untuk menjadi latar belakang kegiatan lancong kuliner para pengunjungnya. Selain buffer tanaman yang masih perlu dibuat lebih ­r imbun, arsitek mengaku cukup puas de­ngan bangunan terbangun, “Harapan saya Sentra Ikan Bulak di masa depan dapat dijalankan dengan sistem manajemen modern yang profesional karena sebenarnya bangunan fisik tidak dapat berfungsi baik tanpa sistem manajemen yang baik pula,” pungkasnya.

Asih Jenie adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

Sentra Ikan Bulak Klien Dinas Pertanian Surabaya Arsitek Hermawan Dasmanto, Lima Arsitek, ARA Studio Manager Proyek Cahyo Hadi Prabowo Desainer Interior Hermawan Dasmanto, Lima Arsitek, Ara Studio Arsitek Lanskap Hermawan†Dasmanto, Lima Arsitek, Ara Studio Kontraktor Pembanguan PT Handaru, Kontraktor PEKERJAAN BESI PT Panzof Karya Konsultan Struktur Pudji, Heru Setyawan MEP Widayanto dan rekan Fixed & Fitted menggunakan spek teknis tipe 402 dan tipe 502. Finish PVDF Coated (pelapis membrane anti UV) Struktur dan plat membrane dengan galvanis finis cat. Penguat tepi membrane menggunakan kabel sling galvanis. Dinas Pertanian Surabaya Jl. Pagesangan II/56 Surabaya (62) 31 828 2328 Pemerintah Kota Surabaya surabaya.go.id PT. Handaru PT Panzof Karya (62)31 828 490 1 Lima Arsitek limaarsitek@yahoo.com indesignlive.ASIA

57


58

SPACIOUs mind Bangunan sebuah rumah sakit yang memiliki standar internasional sudah seharusnya memiliki ekspresi desain yang terpercaya

Halaman Sebelah dan atas Tampilan bangunan

yang sangat modern berupaya terlihat bersih dan profesional, tanpa harus menghadirkan ekspresi material yang high profile

idak hanya kualitas estetika dan detail ba­ ngunan yang rapi, bersih, dan terlihat profesional, tetapi bangunan rumah sakit juga harus terlihat ramah menerima kedatangan para pasien dan pengunjungnya. Sebuah tipe bangunan yang mewadahi fungsi yang tidak rekreatif atau bahkan tidak untuk bersenang-senang. Membayangkan datang ke rumah sakit ketika sedang menahan sakit yang sangat dan membutuhkan penanganan dokter segera, tentunya tidak mengharapkan melihat desain atau detail bangunan yang simpel dan representatif. Hal inilah yang telah diupayakan oleh arsitek Prof. Tay Keng Soon dari Akitek Tenggara.

T

Pengalamannya selama puluhan tahun merancang berbagai tipe bangunan, di antaranya rumah sakit di Singapura memberikannya pemahaman lebih mendalam tentang prioritas dalam desain bangunan rumah sakit. Desainnya juga harus memenuhi kebutuhan berbagai sudut pandang para medis, pasien, dan masyarakat umum. Rumah sakit saat ini juga membentuk pencitraan agar publik yang memanfaatkan fasilitasnya merasakan kenyamanan dan mendapatkan ke­ sembuhan dan ketenangan dalam proses pengobatan dan menjalani tindakan medis. Gedung National Hospital ini sengaja tidak menonjol secara penggunaan warna dan material. Arsitek sengaja memanfaatkan bentuk bangunan dan komposisi material untuk mewujudkan tekstur, kesan solidvoid, dan bahkan berat-ringan yang membentuk dina­ mika desain. Pemilihan warna juga cenderung netral dengan tone warna biru dan abu-abu menjadi representasi dari warna corporate National Hospital. Berada di Kota Surabaya yang memiliki iklim tropis dan kelembapan tinggi membuat bangunan ini berhasil kontekstual dan tetap terlihat menarik perhatian tanpa harus menonjol dalam cuaca kota yang panas dan lembap tersebut. Sebuah ekspresi desain yang mendukung visi rumah sakit untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap dan berkualitas pada masyarakat Surabaya. Massa bangunan yang menjulang tinggi memiliki massa podium dan struktur kolom yang kokoh.


focusindesign

TEKS Sunthy Sunowo fotografi Joshua Ardaly Arsitek AKITEK TENGARA Lokasi Surabaya | ina ProYek National Hospital

indesignlive.ASIA

59

w


60


focusindesign Halaman Sebelah Area

drop off rumah sakit yang sangat luas untuk menampung volume besar kedatangan dan keleluasaan untuk sirkulasi pasien Paling Atas Area penerimaan yang lapang dan luas dirancang dengan simpel tanpa menghilangkan kesan sophisticated Bawah Ruang-ruang hadir dengan nuansa lapang dan tampilan yang netral dan tenang

Sebuah ekspresi kestabilan dan profesionalisme yang membuat desain bangunan ini juga ikut membangun citra pelayanan National Hospital. Ruang yang lapang dan terang bisa dinikmati dari area drop off hingga ke dalam ruang-ruangnya memberikan kelegaan dan kenyamanan psikologis kepada para pasien atau pengunjung. Bangunan yang menempati area seluas 8.530 meter persegi ini terdiri dari sepuluh lantai pada massa utama dan lima lantai pada bangunan annex (massa podium). Sebagai bangunan yang berfungsi sebagai rumah sakit, tata ruang dan sirkulasi menjadi hal yang pen­ ting dan terlihat sangat diperhatikan. Pembagian zona ruang menjadi inti dari keberhasilan National Hospital memberikan pelayanan berkualitas kepada semua pengguna bangunan. Selain 123 kamar tidur dengan kapasitas 179 tempat tidur yang terbagi menjadi beberapa tipe kelas kamar, National Hospital memiliki beberapa bagian khusus yang mendukung tindakan medis dan pelayanan kesehatan. Intensive Care Unit (ICU), Pediatric Intensive Care Unit (PICU), Neonatal Intensice Care Unit (NICU), dan High Care Unit (HCU) menjadikan rumah sakit ini mampu menangani kasus intensif dengan lebih baik. Selain itu, terdapat empat kamar bedah dengan standar tertinggi yang dilengkapi dengan Central Sterile Supply Department (CSSD) dan dua kamar bedah untuk One Day Care dan Endoskopi. Secara desain arsitektur, gedung National Hospital ini dirancang memiliki ruang-ruang yang optimal dengan bukaan yang proporsional sehingga sebagian ruang-ruang perawatan dan kamar pasien mendapatkan sinar matahari yang cukup. Di sisi lain peletakan zona ruang yang terencana dan sirkulasi yang baik membuat rumah sakit ini mewadahi fungsinya dengan lebih baik dan nyaman. Peletakan ruang-ruang untuk tindakan medis tidak diletakkan di dekat area berpusatnya keramaian orang datang untuk menjenguk atau konsultasi ke dokter. Selain memperhatikan aspek desain seperti fungsi, sirkulasi, dan pengkondisian mikro, desain bangunan ini menerapkan prinsip ramah lingkungan de­ ngan meminimalkan carbon print untuk seluruh material yang digunakan. Sebuah komitmen yang dengan serius diwujudkan dari proses desain hingga kontruksi bangunan. Pemilihan sistem pendingin ruang yang hemat ­energi didukung oleh penggunaan sunergy glass yang memiliki kemampuan mereduksi panas UV hingga 35 persen. Masalah limbah juga diperhatikan dengan membangun fasilitas pengolahan limbah padat maupun cair yang memiliki teknologi terkini. Hasilnya pembuangan dari pengolahan limbah terpadu ini memenuhi standar buang di atas rata-rata industri sehingga cukup aman bagi lingkungan. National Hospital juga sadar bahwa proses pe­ nyem­buhan pasiennya didukung oleh kondisi ruang indesignlive.ASIA

61


62


focusindesign

perawatan dan rawat inap. Desain interiornya kemudian menyesuaikan dengan menghadirkan ambience lighting yang secara otomatis mengikuti circadian rhythm sesuai dengan waktu biologis manusia. Teknologi ambience lighting ini memang dirancang untuk membantu pasien agar merasa lebih nyaman dan bisa tidur dengan lebih nyenyak. Kualitas tidur sangat menentukan percepatan pemulihan kondisi pasien. Circadian rhythm ini juga membantu pasien yang susah tidur. Sementara itu, di ruang lain tidak ada pencahayaan secara direct untuk menghindari cahaya yang menyilaukan mata. Kebersihan dan kualitas higenitas setiap ruang juga menjadi satu aspek dalam bangunan yang harus selalu dijaga. Pemilihan elemen material yang mudah dibersihkan dan dirawat menjadi salah satunya. Kehadian sistem vaccum central juga semakin mendukung kemudahan perawatan bangunan. Pengguna­a n alat yang memiliki pipa-pipa yang tertanam di dalam dinding bangunan ini memberikan jaminan lebih baik pada upaya maksimal membersihkan ruang dari

Halaman Sebelah Salah

satu kursi untuk tindakan medis yang mendapatkan penghargaan Red Dot Design Award untuk desain produk yang berkualitas tinggi Halaman Ini Pemilihan kursi dan elemen interior berkualitas prima menjadi salah satu pelayanan

debu, virus, dan bahkan bakteri dan mikroba yang berada di udara. Kualitas bangunan dengan menggabungkan desain yang memenuhi tuntutan dan kebutuhan sudah seharusnya didukung oleh visi peduli dengan lingkungan dan komitmen untuk menghadirkan ruang dengan detail ruang yang nyaman secara fisik dan visual. Natio­ nal Hospital telah menghadirkan standar pelayanan kesehatan yang baru bagi masyarakat Surabaya yang memulainya dari aspek desain. Rumah sakit yang modern memang tidak hanya untuk menyembuhkan pasien semata, tetapi juga mendidik, memberikan contoh, dan membuka mata pasien dan pengunjung tentang gaya hidup yang sehat.

Sunthy Sunowo adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

National Hospital PENGEMBANG PT Surabaya Jasa Medika ARSITEK Akitek Tenggara, Singapura DESAINER INTERIOR PT Jasa Ferrie Persada DESAINER PENCAHAYAAN Mr. Abdi Ahsan-Lumina Group Konsultan Struktur CV Benjamin Gideon and Associates KONTRAKTOR PT Total Bangun Persada KONSULTAN M&E PT Metakom Pranata waktu pembangunan 2 tahun LUAS TOTAL BANGUNAN 32.000 m2 Akitek Tenggara (65) 6764 1260 akitektenggara.com Fixed & Fitted Sanitari secara umum menggunakan Toto. Glass Sunergy Glass. Sistem transportasi dalam bangunan menggunakan KONE. PT Jasa Ferrie Persada +62315940934 jfparchitects.com Lumina Group +62 21 57930649 luminagroup-id.com CV Benjamin Gideon and Associates 031-8280977 PT Total Bangun Persada +62215666999 totalbp.com Metakom Pranata (62) 21 582 6178 metakom-pranata.com TOTO +6221 29298686 toto.co.id indesignlive.ASIA

63


64

ARTSY stay Maraknya persaingan bisnis perhotelan di Surabaya, membuat Ar+otel memasukkan unsur seni rupa kontemporer ke dalam raga bangunan berwajah Kolonial

ebagai kota metropolitan kedua terbesar di Indonesia, pembangunan di kota Bung Tomo ini terasa sangat signifikan pengerjaannya. Berbagai macam proyek bangunan, area superblok serta business districts telah terbangun satu demi satu. Bak ibu kota, Surabaya mulai kebanjiran berbagai macam pendatang. Dengan fenomena pertumbuhan kota seperti sekarang, bisa dibayangkan banyaknya jumlah pelaku bisnis yang datang menggelar atau menghadiri MICE (Meeting, Incentive, Convention & Exhibition). Tak lupa pendatang yang singgah hanya sekadar berkelana dan ingin merasakan ‘aroma’ metropolis Kota Surabaya. Pada akhirnya hal ini memunculkan kebutuhan akan ruang tinggal sementara, yang diharapkan nyaman layaknya hunian pribadi kita. Meningkatnya kebutuhan akomodasi ini, kemudian dibaca sebagai celah investasi bisnis yang menjanjikan. Akibatnya, persaingan dalam membangun dan menjalankan bisnis perhotelan menjadi sangat ketat.

S


focusindesign

TEKS NISSA MARETTA fotografi JOSHUA ARDALY Arsitek Aaron Purbo Lokasi Surabaya | Ina ProyekAR+OTEL SURABAYA

Halaman Sebelumnya Kiri Ar+otel Surabaya

dilihat dari sudut ‘hoek’, menonjolkan tangga lingkar yang penuh akan graffitti art dari seniman Darbotz Halaman INI Warnawarni elemen ‘penyambut’ tamu pada lobi hotel dengan tangga memutar dan RoCA sebagai latar indesignlive.ASIA

65

w


66

Banyaknya opsi penginapan belakangan ini, membuat para pendatang harus lebih jeli dalam memilih tawaran yang disajikan. Selain itu, para pelaku bisnis perhotelan membutuhkan kreativitas lebih untuk bisa bertahan di antara fungsi serupa. Sebagai ruang tinggal temporer, bangunan hotel tidak hanya dituntut untuk bisa mengakomodasi kebutuhan dan kepraktisan tapi juga tentunya memorable enough for its occupants. Di bawah naungan PT Graha Samara, Ar+otel Surabaya mencoba tampil unik dengan seruan ‘seni rupa kontemporer’ pada arsitekturnya.“Ide awalnya membuat bangunan hotel dengan ciri tersendiri, terutama karena banyak bermunculan fungsi serupa, di mana pada hotel sekelas ini (budget hotel), unsur artwork selalu dilupakan atau dihilangkan” jelas Aaron Purbo selaku arsitek Ar+otel Surabaya. Dirancang oleh konsultan arsitektur APA-studio, bangunan enam lantai ini seolah memberi napas segar bagi lingkungannya. Berlokasi di kawasan heritage, rancangan bangunan ini diharuskan untuk mengikuti irama dan nada arsitektur sekitarnya. Batasan rupa ini kemudian menimbulkan banyak pertimbangan saat merancang. Terutama dalam hal mewujudkan konsepsi ‘seni kontemporer’ yang menjadi nyawa dan materi jual bangunan hospitality ini. Berada pada lahan hoek, Jalan Dr.Soetomo, sebagai jalan utama, dan Jalan Trunojoyo, menjadi sebuah keuntungan karena membuat hotel ini memiliki dua wajah bangunan. Hal yang kemudian sering kali men-

jadi tipikal win-win solution dalam merancang pada tanah hoek adalah menggubah, memberi aksen, memper ‘cantik’ sudut tersebut atas dasar menyikapi bentuk lahan sekitarnya. Kemudian dalam proses perancangannya, tim arsitek dan interior yang dibantu oleh pemilik serta branding consultant hotel, memutuskan untuk memperkuat konsep ‘seni’ melalui interior bangunan. Bentuk massa bangunan didesain tetap mengikuti so­ sok arsitektur kolonial. “Meski begitu, unsur penyatu karakter dan konsep Artotel harus dapat terlihat dari luar, berupa bagian interior yang akan muncul pada fasade,” jelas sang arsitek. Sudut ‘hoek’ Ar+otel sengaja dibuat agar menarik banyak mata yang melintas di depannya. Pojok yang transparan, penggunaan kaca berkonstruksi spider, berhasil menunjukkan dengan jelas tangga utama penuh goresan ‘seni’ yang melingkar setinggi tiga lantai ba­ ngunan. Darbotz adalah seniman sekaligus desainer kenamaan Indonesia yang diberi kehormatan untuk menggambarkan kehidupan metropolis melalui graffiti pada tangga utama hotel. Dari teras lobi terdapat replika LOVE sculpture karya seniman Amerika, Robert Indiana, tak ketinggalan sederetan patung bebek memakai kalung berinisial huruf berjejer seolah berpose. Sekelumit pemandangan ‘artsy’ ini membuat otot leher untuk menoleh secara otomatis dan bukan tidak mungkin tempat ini menjadi ajang ‘spot’ foto dadakan. Beranjak masuk ke lobi dalam, terpampang beberapa lukisan artistik yang tergantung pada dinding hitam, minicouch beraneka warna, serta patung-patung seni kontemporer yang berperan seakan menyambut para tamu. Pilar bangunan pun didandani agar berkesan menerus dengan plafon yang memendarkan cahaya, turut mendukung nuansa seni pada ruang tersebut. Di sisi ruang berbeda, terdapat bar dan resto, RoCA (Restaurant of Contemporary Art). Beberapa pilar di RoCA ditulisi beragam art quotes. Penggunaan material kayu terasa cukup dominan pada restoran ini, seraya ­ingin memberi kehangatan pada kesan ‘dingin’ yang biasanya tercitra dari art sculptures. AR+otel Surabaya memiliki 106 kamar, dengan keunikannya masing-masing pada setiap kamarnya. Penamaan pilihan jenis kamarnya pun dibuat menarik: Studio 20, Studio 25, dan Studio 30. Pengategorian ini mewakili luas ruang pada masing-masing kamar (dalam meter persegi). Tidak banyak yang mengira kalau bangunan ini adalah sebuah penginapan. Salah kecoh disangka galeri seni ternyata justru menjadi keuntungan tersendiri, dan menuai anggapan unik dikalangan masyarakat. Bahkan, cita-cita arsitek serta owner mewujudkan citra Ar+otel Surabaya sebagai hotel dengan core values: Creativity, Artistic, Simple & Efficient, telah membuahkan penghargaan bergengsi sebagai Best Design untuk ka­ tegori Hospitality pada HDII Award 2012 kemarin. Kolaborasi seni dan arsitektur dalam mewujudkan satu kualitas tersendiri, berhasil diusung Ar+otel Surabaya yang dalam waktu dekat ini segera membuka cabangnya di Jakarta. Menaruh target market pada pelaku bisnis serta smart traveler, dengan fasilitas, layanan, serta lokasi yang sangat strategis dengan pusat kota, Ar+otel Surabaya yakin mampu memberikan pengalaman yang berbeda dari hotel sejenis.

Nissa Maretta adalah Writer Indesign Indonesia.


focusindesign

67

w

Halaman Sebelumnya Kiri ATAS

Ambience Galeri Seni terasa pada lobi utama KIRI BAWAH

Gambar kehidupan metropolis kota yang diabstraksikan seniman Darbotz lewat graffitti pada tangga lingkar yang sering dinamai sebagai “Rotating Gallery” HALAMAN INI Atas Restaurant of

Contemporary Art bersuasana lebih hangat berkat material kayu yang dominan pada furniturnya

Ar+otel Arsitek Aaron Purbo Desainer Interior Tata Wastu Asia Klien PT Graha Samara Manager proyek Avia Ananta Noerhadi Arsitek lanskap Landscapeholic Kontraktor Wika Konsultan struktur Wika MEP Sapta Pusaka Graha Nusantara Periode desain Desember 2010— Maret 2011 Waktu desain 4 bulan Periode konstruksi Agustus 2011 —Juli 2012 Waktu konstruksi 10 bulan Aaron Purbo Architecture Studio (62)21 72796816 Apa-studio.com

Tata Wastu Asia (62)21 7210267 Tatawastuasia.com

Kamar Mandi dan Area Back of the House dari Roman Ceramic.

Furnitur Di Area Lobi, meja resepsionis oleh Jati Sungkai Estetika, stool, coffee table, kursi serta meja makan dari Informa. Di Area Lounge coffee table oleh BP Architect, stool oleh Jati Sungkai Estetika. Di Guest Suite, bedside lamp oleh Tata Wastu Asia.

Fixed & Fitted Stopkontak oleh Hegger. Secara umum armature dan aksesori kamar mandi oleh Toto, kloset dan shower oleh Toto. Elevator dari KONE.

Pencahayaan Pencahayaan secara umum pada eksterior dan interior bangunan dari Philips. Pencahayaan pada En Suite Guest Room dari Panasonic dan Osram.

ARTWORK Artwork pada Tangga Utama di Lobi oleh Darbotz. Artwork pada Kaca Lobi serta Open Kitchen Area Café oleh Faisal Habibi. Lukisan di Area Café oleh Arkiv Vilmansa. Wallpaper pada Guest Room olahan karya seni Faisal Habibi, Arkiv Vilmansa dan Hendra ‘Hehe’ Harsono.

Finishing Cat dinding dari Jotun. Flooring pada Lobi, Lounge, serta Elevator dari Niro Granite, flooring pada

Arkiv Vilmansa arkivart.com BP Architect Darbotz thedarbotz.com Hager hager.hk Hendra Harsono senjaketawa.blogspot.com Informa (62)21 5820808 informa.co.id Jati Sungkai Estetika (62)21 7269062 Jotun (62) 21 8998 2657 jotun.com KONE (62)21 6570 3990kone.com Landscapeholic Niro Granite (62)21 666 77 168 nirogranite.com Osram (62)21 590 01 27 osram.com Panasonic (62)21 8015710 Panasonic. co.id Philips (62)21 794 00 40 Philips.co.id Roman Ceramic(62)21 570 0880 romanceramics.com Sapta Graha Pusaka (62)315354200 Nusantara saptapustaka.com Wika (62)21 8192808 wika.co.id indesignlive.ASIA


68

SAME OLD BRAND NEW BANYAK MATA MUNGKIN TERTIPU TAMPILAN MODERN RUMAH DI SALAH SATU POJOK KOTA SURABAYA YANG SEBENARNYA ADALAH GUBAHAN ELEMEN EKSISTING YANG MEWUJUD BARU


focusindesign

TEKS BERNADETTA TYA fotografi courtesy of KSA-ADD Arsitek KSA-ADD Lokasi Surabaya | ina ProYek ROEMAH SINGGAH #1

i saat banyak kota besar marak dengan pembangunan massal gedung baru bertingkat, Surabaya masih menyisakan sejarah untuk selalu dikenang. Secuil sejarah itu tersimpan di sebuah rumah beratap limasan yang wajahnya didominasi oleh warna putih. Rumah yang terletak di sebuah sudut jalan protokol ini mulanya adalah sebuah bangunan tua satu lantai dengan sebagian besar dinding berketebalan 30 cm. Seiring perkembangannya, rumah ini hendak digunakan kembali sebagai rumah singgah ketika pemilik yang berdomisili di kota lain berkunjung ke kota pahlawan. “Tantangan terbesar adalah menyiasati desain dan proses desain agar dapat mengakomodasi kebutuhan ruang klien, termasuk kebutuhan timeline dan budget yang cukup ketat, tanpa banyak mengubah struktur bangunan eksisting,” terang Yuli Kalson Sagala, arsitek prinsipal KSA-ADD. Maka tak ada cara lain selain memaksimalkan struktur bangunan lama dan meminimalkan pekerjaan pembongkaran. Perubahan dan penambahan yang dilakukan sebatas pelebaran jendela, pemindahan pintu, dan pengubahan alur penataan ruang untuk mendapatkan pengudaraan yang lebih baik. Atap dag hasil perluasan gudang belakang dimanfaatkan untuk taman atap sekaligus teras outdoor. Walaupun begitu, setiap perubahan yang terjadi tidak dimaksudkan untuk mengubah konsep awal hunian seluas 300 m2 ini, yaitu keterbukaan. Konsep ini sangat terlihat terutama di area dapur yang ditata dengan konsep open kitchen dan semi-outdoor. Dengan segala keterbatasan dan tuntutan yang ada bukan berarti arsitek mandeg berkreasi. Material lokal, seperti bambu ia kreasikan menjadi screen dinding dan atap, batu bata ia susun dengan pola yang unik menghasilkan dinding kerawang, semen pada lantai sengaja ditampilkan jujur, dan batu kerikil digunakan sebagai penutup tanah pengganti rumput. Material hasil bongkaran tak luput dari tangan arsitek untuk dijadikan elemen bangunan baru yang unik. Ubin beton yang semula menutup lantai teras diolah menjadi stepping stone yang menarik, pompa

D

manual yang tak lagi berfungsi dijadikan sculpture artistik di taman, kayu-kayu lama direka menjadi kusen, lampu gantung, nakas, meja makan, dan headboard. Jika diamati lebih detail, sebagian besar furnitur di rumah ini merupakan kreasi dari tim arsitek yang dipadukan dengan furnitur awal. Sedemikan terbatasnya tenggat waktu yang diberikan, Kalson sebagai arsitek harus memutar otak menyiasatinya. “Untuk menghemat waktu, proses desain harus dilakukan paralel dengan pengerjaan konstruksi,” jelas arsitek yang menargetkan rumah di sebelahnya untuk turut direnovasi. Persilangan-persilangan kebutuhan, desain, anggaran, dan waktu akhirnya bertemu di satu titik dan menghasilkan sebuah rumah modern namun dengan aksen dan rasa nyaman khas rumah lama, seperti struktur kokoh setebal 30 cm, ventilasi lebar, dan ruangruang lega yang menyatu dengan ruang luar.

Bernadetta Tya adalah Senior Writer Indesign Indonesia.

ROEMAH SINGGAH #1 ARSITEK PRINSIPAL Yuli Kalson Sagala TIM ARSITEK Intan P DESAINER INTERIOR Meladias Dwi, Devi Anggiasari, Mehdia DESAINER LANSKAP Klien KONTRAKTOR Eko Rusdianto KONSULTAN PENCAHAYAAN ksa-add KONSULTAN STRUKTUR Eko Rusdianto PERIODE DESAIN 6 bulan (2012) PERIODE KONSTRUKSI 10 bulan (2012) TOTAL AREA LANTAI 560 m2 Total luas lantaI 300 m2 KSA-ADD ksa-add.com FURNITUR Sebagian besar furnitur dirancang dan direnovasi oleh ksa-add dan sebagian kecil merupakan furnitur eksisting dari klien. finishing Eksterior menggunakan cat dari Jotun dan pada interior menggunakan cat Vinilex dari Nippon Paint. Sebagian dinding menggunakan bata ekspos. Penutup lantai menggunakan teraso dan ubin keramik dari Roman. Langit-langit menggunakan papan gypsum. FIXED & FITTED Menggunakan AC dari LG. Stopkontak dari Panasonic. Kloset oleh American Standard. Wastafel dari Modena. Shower oleh Toto. Sistem pengaman dari Solid Gradino dan Yale digital lock. Kusen pintu dan jendela dibuat custom dengan material kayu solid. pencahayaan Keseluruhan pencahayaan interior dan eksterior menggunakan lampu LED.

Kiri Pompa air lama

menjadi sculpture menarik di tengah taman Kanan Dominasi putih memberi sentuhan modern area kamar tidur

American Standard (62) 21 823 0804 americanstandard. co.id Jotun (62) 21 8998 2657 jotun.com LG (62) 21 5797 3113 lg.com/id Modena (62) 21 2996 9555 modena.co.id Nippon Paint (62) 21 690 0546 nipponpaint-indonesia. com Panasonic (62) 21 8015 710 panasonic.co.id Roman (62) 21 5951 601 romangres.com Solid Gradino solidgradino.com Toto (62) 21 2929 8686 toto.co.id Yale (62) 21 2905 32 79 yaleasia.com indesignlive.ASIA

69


70


focusindesign

71

TEKS Asih Jenie fotografi Hubert Januar Arsitek Duta Cermat Mandiri (DCM) Lokasi Surabaya | ina ProYek Graha Esa Sampoerna

BENEVOLENT OPULENCE Graha Esa Sampoerna memiliki lebih dari sekadar selubung atraktif yang menjadikannya salah satu bangunan ikonis modern Kota Surabaya

Graha Esa Sampoerna, karya DCM dengan benang merah bahasa visual yang mudah dikenali

ak dapat dipungkiri bahwa Graha Esa Sampoerna di Kota Surabaya adalah bangunan yang menarik. Gedung perkantoran setinggi 15 lantai ini terlihat menonjol di antara bangunan-bangunan komersial di sepanjang Jalan Kertajaya tempatnya dibangun lantaran sebagian diselubungi oleh tanaman hijau. Jika Anda familier dengan skyline Ibu Kota Jakarta, Anda mungkin dapat mengira-ngira siapa arsitek di balik desain bangunan ini. Tak lain adalah salah satu biro arsitek garda depan Indonesia, Duta Cermat Mandiri atau DCM. Selain DCM, pedigree Graha Esa Sampoerna juga tentunya datang dari sang pemilik, Sunarjo Sam­ poerna. Selain sebagai pengusaha, Sunarjo—akrab dipanggil Pak Narjo—lebih dikenal sebagai kolektor, pecinta, dan patron seni rupa Indonesia. Dua nama besar di balik Graha Esa Sampoerna ini sebenarnya adalah kenalan lama, yang membuat evolusi proses

T

desain dari skematik hingga final lebih komunikatif. “Saya sudah kenal dengan Pak Budi, jadi lebih enak ngobrol saya maunya apa saja,” ujar Sunarjo. Bangunan Graha Esa Sampoerna selain dirancang untuk menjadi kantor sang pemilik, juga sebagai mewadahi hobinya: mengoleksi karya seni rupa dan berkebun. Selubung hijau yang menjadi ciri khas visual ba­ ngunan merupakan keinginan Sunarjo yang diterjemahkan ke dalam desain oleh Budiman. “Saya tidak suka dengan kebanyakan ruang basement bangunan perkantoran; biasanya pengap dan langit-langitnya sangat rendah, buruk sekali untuk kesehatan,” kata Sunarjo. Ia menginginkan ruang parkir yang lega dengan sirkulasi udara yang sehat. Kebetulan, Surabaya pun memiliki tipe tanah gembur yang kurang cocok untuk peletakan multilevel basement sehingga dibuat keputusan desain untuk mengangkat ruang parkir kendaraan ke atas permukaan tanah.

indesignlive.ASIA

w


72

“ O wner sangat terlibat dan concern sekali, bahkan hingga pemilihan material bangunan hingga marmer” budiman hendropurnomo

Hanya terdapat setengah level di bawah tanah, sisanya adalah fondasi tiang pancang sementara ruang parkir kendaraan diangkat ke tiga level di atas lantai dasar yang berisi lobi bangunan. Ruang-ruang parkir ini memiliki tinggi bebas 3 meter dan dibiarkan terbuka dengan filter tanaman hidup, menjadikannya memiliki sirkulasi udara yang bebas. “Saya tidak perlu buru-buru keluar dari kendaraan dan masuk kantor karena udara yang tidak sehat,” ujar Sunarjo sambil tersenyum. Selubung hijau ini merupakan rambatan tanaman Passiflora vitifolia pilihan Sunarjo yang tumbuh dari pot-pot di sepanjang tepian lantai dan merambat di atas rajutan kawat baja nirkarat. Terlepas dari selera suka atau tidak suka, DCM dapat diandalkan untuk menghasilkan karya yang menarik secara visual. Hebatnya lagi, DCM berhasil menampilkan benang merah pada karya-karyanya meskipun bangunan-bangunan karyanya itu dimiliki oleh klien yang berlainan. “Desain kami selalu berevo­lusi, namun tetap memiliki benang merah sehingga terlihat bahwa arsiteknya adalah DCM,” ujar principal architect DCM Budiman Hendropurnomo. Jika Anda familier dengan bangunan-bangunan tinggi penghias skyline Ibu Kota Jakarta, tentu Anda dapat mengenali bahasa visual yang senada pada karya DCM lainnya yaitu UOB Tower dan Manhattan Hotel. Sembilan lantai fungsional di atas lantai parkir pada Graha Esa Sampoerna memiliki volume ruang yang cukup massif. Volume ini diolah dengan bahasa visual balok-balok kaca bertumpuk jajar dua yang memanjang ke axis utara-selatan yang kemudian digeser untuk memberikan aksen-aksen subtraktif yang dijadikan balkon pada lantai-lantai atas. Seperti pada kedua bangunan ‘saudara’-nya, Graha Esa Sampoerna pun didesain pelingkup luar kaca double glazing yang memiliki shading coefficient dan U Value yang baik untuk meredam panas maupun polusi bunyi dari luar. Bagian muka bangunan yang menghadap arah barat ditanami dengan pohon-pohon tinggi berjajar tiga untuk buffer suara dan panas dari luar. Buffer hidup ini diulangi pula pada lantai kantor, yang memiliki taman dengan ketebalan tanah mencapai 2,5 meter, lagi-lagi keputusan desain berdasarkan permintaan khusus dari sang pemilik yang ingin tanaman koleksinya tumbuh dengan baik di keting-


focusindesign

Halaman Sebelah Atas

Taman di lantai satu (level liva) yang memiliki ketebalan tanah setinggi 2,5 meter untuk mengakomodasi tanaman koleksi owner

Halaman Sebelah Bawah Interior ruang

dengan warna hangat dari material pilihan owner Atas Lobi utama di mana tamu disambut oleh jamuan visual kanan Lobi elevator Paling kanan Ruang tunggu di lantai dasar

indesignlive.ASIA

73


74


focusindesign Halaman Ini Galeri di

lantai dua dengan karya seni instalasi berskala larger dan life Kanan Atas Salah satu ruang dengan tema karya seni tentang fauna Kanan Tengah Salah satu pojok lantai dua Kanan Bawah Salah satu ruangan favorit Sunarjo tempat ia memajang karya Nasirun

indesignlive.ASIA

75


76

gian lebih dari 10 meter di atas permukaan tanah tersebut. Fitur tanaman-tanaman hijau ini diulangi pada balkon-balkon di tiga lantai teratas sebagai aksen pada desain, yang dihiasi oleh pot-pot tanaman berukuran besar. “Menurut saya, untuk di Surabaya (bangunan) ini adalah salah satu yang bisa disebut green building karena pemakaian energinya yang berkurang. Kaca dengan double glaze dan warna gelap mengurangi reflektivitas sehingga meminimalisasi heat transfer dan OTTV bangunan. Di samping juga dengan adanya area parkir yang terbuka dengan ventilasi natural, bagian dalam dan lingkungan sekitar bangunan rimbun pepohonan hingga panas dari kaca tereduksi. Bagi saya ini adalah bangunan yang kami kerjakan dengan sangat rapi,” tutur Budiman. Jika kulit bangunan yang atraktif dan konsep desain ramah lingkungan merupakan paduan ciri khas sang arsitek serta hobi dan keinginan sang pemilik, interior bangunan dapat dikatakan seutuhnya merupakan perwujudan passion pemilik. “Owner sangat terlibat dan concern sekali, bahkan hingga pemilihan material bangunan hingga marmer,” ujar Budiman. Graha Esa Sampoerna merupakan ruang apresiasi

Sunarjo dalam memajang karya seni koleksinya yang ia rotasi secara berkala. Semenjak pintu gerbang, tamu-tamu disambut oleh artwork seniman asal Yogyakarta, Nasirun, yang dituangkan ke dalam medium lembaran baja nirkarat yang diolah dengan teknik laser cut, masing-masing pada bagian luar dan dalam pintu gerbang serta bagian luar dua pintu belakang, yang menjadi elemen pemanis saat kantor ditutup. Eksterior bangunan dihiasi oleh beberapa karya patung sementara dekor lobi utama di lantai dasar merupakan jamuan visual berbagai karya seni yang terasa sangat kontras dengan penampakan ekterior bangunan yang sangat modern. Sang pemilik sendiri mengaku lebih menyukai gaya klasik yang timeless dibandingkan dengan minimalisme modern yang menurutnya ‘dingin’. Karyakarya seni rupa yang tersebar di seluruh penjuru ba­ ngunan merupakan koleksi pribadinya. “Biasanya (karya-karya) yang pertama saya lihat saya belum langsung suka yang akhirnya saya akan suka sekali,” tuturnya ketika ditanya kriteria karya seni apa yang menarik untuknya, kebanyakan adalah karya seni dengan visual impact yang kuat dan yang menuntut apresiasi yang membutuhkan waktu cerna.

Bawah Kiri Dining room

dengan perabot custom dan artwork vintage Bawah Kanan Lobi elevator dengan lampu kristal pesanan khusus HALAMAN SEBELAH

Meeting room dengan lukisan yang berjudul The Last Superwoman


focusindesign

Tiap bidang dan pertemuan ruang dimanfaatkan dengan maksimal untuk menampilkan koleksi seni; mulai karya rupa murni hingga perabot karya desainer­ maupun pesanan khusus hasil hunting ke mancanegara. Koleksi karya seni Sunarjo terkesan tidak memiliki batas, mulai dari media tradisional seperti cat di atas kanvas hingga yang lebih kontemporer seperti resin dan lembaran baja nirkarat, dari lukisan cat minyak surealis hingga lembaran print iklan lawas dan instalasi berskala larger than life yang terbuat dari grafit. Peletakan karya-karya seni dalam bangunan ini pun tersebar dari area publik seperti lobi hingga function room di lantai dua yang memiliki skema ruangan bak galeri. Ke mana mata memandang, ada objek untuk diapresiasi di sana. Ketika di­ tanya apakah dirinya mengidap horror vacuii, ia ­hanya tergelak.

Asih Jenie adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

Graha Esa Sampoerna Arsitek Duta Cermat Mandiri - DCM Desain Interior Fred Jones, Arcata Design Arsitek Lansekap Duta Cermat Mandiri - DCM Managemen Konstruksi PT Lancar Sampoerna Bestari Graphic Identity Le Bo Ye Quantity Surveyor Reynolds Partnership Konsultan Struktur Benjamin Gideon & Associates Konsultan MEP Skemanusa Consultama Teknik

Kontraktor Utama Tatamulia Nusantara Indah Periode Desain 2008-2009 Periode Konstruksi 2009-2010 luas Lahan 2.026 m2 luas Bangunan 13.172 m2 DCM—PT Duta Cermant Mandiri, Denton Corker Marshall (62)21 721 0210 dentoncorkermarshall.com Furnitur Pada area kantor furnitur oleh Indovickers. Furnitur di area privat dibuat atas pesanan khusus.

Alesta DuPont 1 800 247 3886 dupont.com Arcata Design Group (62)21 577 008 0 Le bo ye (62) 21 719 967 6 leboyedesign.com Lancar Sampoerna Bestari (62)31 843 222 7 Reynold Partnership (62)21 525 4745 Benjamin Gideon & Associates (62)31 829 021 5; 31 828 507 8; 31 828 037 0 bgasurabaya@gmail.com; bgasurabaya@yahoo.com Skemanusa Consultama Teknik (62)21 585 820 5 (62)21 585 820 6 skemanusa.com Tatamulia Nusantara Indah (62)21 460 696 0 (62)31 503 5800 tatamulia.co.id Indovickers (62)21 823 564 6 (62)21 862 638 5 indovickers.com

indesignlive.ASIA

77


MODEST THROUGH SPACE DI PENGGAL LAIN KOTA SURABAYA YANG INGAR, ARA-STUDIO BERKARYA DARI SEBUAH STUDIO HUNIAN DI TENGAH PERKAMPUNGAN YANG TEDUH


focusindesign

TEKS BERNADETTA TYA fotografi ARA-STUDIO Arsitek Ara-Studio Lokasi Surabaya | ina ProYek SMALL HOME STUDIO

ekerja tak melulu harus berada di sebuah gedung pencakar langit di pusat kota. ARA Studio membuktikannya. Dari ruang yang berada menyatu dengan sebuah hunian di lingkungan bersahaja inilah ARA-Studio yang digawangi oleh Hermawan Dasmanto dan Erel Hadimuljono, melahirkan karya-karya besarnya. Layaknya dua sisi mata uang, menggabungkan fungsi hunian dengan studio untuk bekerja mendatangkan manfaat juga kerugian apabila tidak dikelola dengan baik. Waktu yang biasanya banyak dihabiskan dalam perjalanan menuju dan pulang dari kantor dapat dipangkas. Namun suasana bekerja yang nyaman layaknya beraktivitas di dalam rumah kadang dapat melenakan. Ide tersebut berasal dari pemilik rumah, Iwan, sapaan akrab Hermawan Dasmanto, yang menginginkan adanya sebuah studio sebagai ruang kerja dan berekspresi. Sebuah rumah di lingkungan yang sederhana nan ramah ia pilih sebagai lokasi, selain karena lokasi ini sangat terjangkau dari rumah mertua sang arsitek. “Setiap sore ada anak-anak bermain di depan rumah dan para tetangga sangat dekat sehingga membuat rumah ini semakin tenang dan nyaman,� kata arsitek mendeskripsikan lingkungan rumahnya. Akhirnya, di tahun 2007 ia berhasil mewujudkan saat merombak kediamannya dan mengubah lantai kedua sebagai ruang untuknya berpraktik. Saat itu ARA-Studio belum terbentuk. Secara gamblang, sang arsitek menuturkan bahwa fokus perombakan ini terletak pada anggaran. Setiap material dan detail dipilih dengan hati-hati agar anggaran tidak membengkak. Maka tak perlu dipertanyakan kembali, mengapa begitu banyak dijumpai material yang tampil apa adanya di rumah ini, seperti batako, besi, kayu, kerawang, dan beton.

B

indesignlive.ASIA

79


80

focus indesign HALAMAN SEBELUM, KIRI

Area studio dengan permainan ketinggian lantai sebagai pembeda fungsi HALAMAN SEBELUM, KANAN Fasade bangunan

dengan hunian di lantai bawah dan studio di lantai atas Kiri Dengan latar dinding concrete ekspos, furnitur dengan kayu menjadi pilihan untuk menghadirkan sentuhan kehangatan ke dalam ruang

Beberapa trik yang ditambahkan, salah satunya adalah acian semen yang reka serupa beton ekspos, kiranya dapat dimaklumi sebagai bentuk ekspresi desain. Namun yang pasti, tak ada bidang di rumah ini yang dibiarkan polos. Kedua fungsi ruang tersebut, hunian dan studio terletak dalam satu massa bangunan. Keduanya dipisahkan dengan sebuah tangga melingkar yang sekaligus berperan sebagai akses. Area hunian berada di lantai bawah dan area studio berada di lantai atas. Penataan ruang dan akses yang sederhana dan terbuka menjadi formula jitu untuk menyiasati ketersediaan lahan dan skala ruang agar tetap lapang. Kini, setelah enam tahun sejak perombakan, bangunan ini menjadi sebuah hal yang tidak terpisahkan bagi Iwan sebagai pemilik rumah dan bagi ARA-Studio yang telah empat tahun berdiri. Ketika ditanya, manakah ruang di bangunan ini yang menjadi favoritnya, ia pun menjawab, “Tentu sudut studio atas, karena di sanalah tempat sehari-hari menghabiskan waktu untuk ber-internet, berekspresi, membaca buku, serta bersantai. Dan secara ruang, hal itu sangat mendukung.” Sebagai seorang arsitek, ia ingin merancang dan membangun sendiri kediamannya, tempat ia hidup. Sama dengan profesi arsitek yang juga adalah hidupnya, nampaknya ia ingin semuanya berjalan seirama dengan menggabungkan keduanya sehingga dapat menghidupi denyut ARA-Studio sekaligus hidup. ”

Bernadetta Tya adalah Senior Writer Indesign Indonesia.

indesignlive.ASIA

Small Home Studio Arsitek ARA-Studio (Hermawan Dasmanto) MANAJER PROYEK Hermawan Dasmanto KONTRAKTOR Hermawan Dasmanto PERIODE DESAIN 3 bulan - 2006 PERIODE KONSTRUKSI 8 bulan - 2007 TOTAL AREA LANTAI 200 m2 ANGGARAN RENOVASI 150 juta Total luas lantaI 100 m2 ARA-STUDIO (62 31) 8418971 ara-studio.com FURNITUR Secara keseluruhan meja dan nakas dirancang oleh Hermawan Dasmanto. finishing Secara keseluruhan, pada interior menggunakan kaca Standard Clear Glass 8mm dengan bingkai kayu, fasade menggunakan kaca Standard Sandblasted Glass 8mm dengan bingkai kayu. Dinding interior dilapisi cat Dulux Weathershield dari Dulux dengan semen dan batako ekspos menyerupai beton ekspos. Cat eksterior menggunakan Dulux Wearhershield dari Dulux. Lantai menggunakan tile keramik Roman. Panel gypsum dengan finishing cat putih untuk langit-langit. FIXED & FITTED Stopkontak dari Broco. Kloset oleh Toto. Bingkai pintu dan jendela dibuat custom. pencahayaan Pencahayaan interior, track light dan downlight, dan eksterior oleh Philips. Broco (62 21) 3847089 brocoindustries.com Dulux (62 21)5290 1999 dulux.co.id Philips (62 21) 7940040 philips. co.id Toto (62 21) 29298686 toto.co.id


indesignpromotion

High quality furniture from Indovickers Jejak langkah yang diawali tahun 1972 sebagai produsen kursi kantor yang pertama di Indonesia telah berkembang dan melalui perjalanan panjang. Dari dulu Indovickers memang selalu memiliki semangat untuk menjadi produsen furnitur high end di Indonesia. Dedikasi dan komitmen inilah yang bisa kita lihat dan temukan di begitu banyak produk koleksi Indovickers yang tidak hanya fungsional, tetapi juga trendi dan fashionable. Kualitas yang prima dari produk berlisensi dari berbagai belahan dunia menjadi benchmark yang te­ rus dipertahankan. Kehadiran pelayanan yang prima baik dari manufacturing hingga after sales juga ikut dikembangkan dengan hadirnya dua cabang di Surabaya dan Medan. Indovickers di Surabaya memiliki desain modern yang diperuntukkan untuk menjadi latar dari berbagai koleksi Indovickers yang dipamerkan di sana. Keberagaman desain dan merek memberikan konsumen kepuasan untuk memilih dan mencoba kenyamanan menggunakan produk. Keutamaan kualitas memang yang telah membuat perjalanan Indovickers menjadi nama yang dipercaya untuk mendapatkan furnitur berkualitas dan mampu

merepresentasikan gaya hidup modern dan pencitraan yang bonafide. Oleh karena itu, rangkaian koleksi furnitur baik untuk kantor, ruang publik, atau multipurpose hadir dengan lengkap. Selain produk Indovickers, terdapat pula beberapa nama yang juga telah begitu di kenal di dunia internasional seperti Willhahn, Haworth, dan David Rowland. Proses manufacturing yang memiliki pengawasan ketat dan standar ISO menjadikan Indovickers mampu menjaga kualitas furnitur untuk penggunaan di iklim tropis. Ketahanan produk juga diperhatikan dengan pemahaman mendalam akan kebiasaan dan budaya orang Indonesia. Hal ini telah terbukti dengan hadirnya produk Indovickers di beberapa fasilitas publik seperti ruang tunggu terminal bandar udara, bahkan juga terdapat koleksi yang dikhususkan untuk hall dan theatre. Kelengkapan, keberagaman, dan jaminan kualitas inilah yang membuat datang ke showroom Indo­ vickers adalah pilihan yang tepat. Kualitas desain showroom yang representatif juga menjadi aspek yang ikut mendorong kepercayaan konsumen dan menuntut kualitas pelayanan yang prima.

Untuk Informasi indovickers selanjutnya silakan kunjungi indovickers.com Phone Number +62 8211 4277 508

INDOVICKERS.COM

81


OUT OF THE BOX

BBC North adalah rumah bagi campuran ekspresif ruang yang menginspirasi kreativitas.


portfolioindesign

83

TEks LUCY BULLIVANT fotografi Will Pryce Alih Bahasa ANINDITA TAUFANI Desainer Interior SHEPPARD ROBSON ID:SR LOkasi SALFORD | UK PROyek BBC NORTH

ebuah pusat produksi televisi seharusnya tidak lusuh. Sebaliknya, haruslah meningkatkan kemampuan kerja orangorang dan menjadi fungsional seperti lingkungan teknologi informasi terbaru yang memungkinkan operasi secara global. Tentu saja tepat seperti apa yang telah didesain divisi desain interior Sheppard Robson, ID:SR, menghadirkan BBC North sebuah rumah untuk komunitas kreatif yang terlibat dalam pembuatan konten BBC. Tempat kerja baru ini berlokasi di dalam tiga gedung baru dan sebuah ruang studio bersama di MediaCityUK baru, sebuah konversi serbaguna lahan terbengkalai di kanal Salford Quays. Lokasi tersebut dipilih karena ketika 25 persen pemegang biaya lisensi BBC tinggal di utara Inggris, hanya delapan persen dari program mereka diproduksi di luar London, dan BBC ingin kembali menyeimbangkan situasi ini. Yang dapat dikatakan sebagai penghubung industri kreatif di sini ialah BBC bersama ITN, stasiun televisi ternama lain di Inggris, dan University of Salford. Lokasi ini menghadap Imperial War Museum North oleh Daniel Libeskind dan set opera sabun ternama, Coronation Street, sehingga memberikan anggukan kepada kekuatan ikonis televisi populer. Sebelum mengembangkan konsep untuk BBC North, ID:SR mengawali dengan masa pendekatan pengguna selama lebih dari tujuh bulan dengan BBC melalui wawancara karyawan, sesi timbal balik, memprofilkan orang-orang, workshop, dan sesi ‘menunjukkan dan memberi tahu’ serta ‘lihat dan rasakan’. Hasilnya, perencanaannya merespons 7 model kolaboratif BBC berdasarkan aktivitasnya. Dalam pengarahan, mereka juga diminta mempersiapkan fit-out untuk mengantisipasi ekspansi jumlah karyawan, yang pada awalnya berjumlah 2.300 karyawan dari 37 departemen diharapkan bertambah sebanyak 1.000 karyawan pada 5 atau 10 tahun ke depan. Karyawan juga menjelaskan hal terakhir yang mereka inginkan, yakni sebuah gedung yang hambar. Karena itu, ID:SR merespons dengan menciptakan

S

indesignlive.com



portfolioindesign

BBC North adalah susunan urban, ‘kota dinamis’ yang disengaja... dengan keragaman dan tekstur menyenangkan Lucy Bullivant

Halaman sebelumnya

Pemandangan area lobi dari atas saat waktu istirahat Kiri Meeting pod dan ruang santai berjajar di atrium, secara visual merujuk pada pixel digital Atas kiri Pemandangan dari sisi atrium ke beragamnya ruang-ruang kerja dan meeting pod Atas kanan Loker karyawan diperlukan untuk pengaturan ruang kerja (fotografi: Gareth Gardner)

sebuah ruang variatif yang penuh semangat yang dikendalikan oleh aktivitas di dalamnya. Impresi awal adalah sebuah ruang dengan paduan ekspresif, dengan dinamika berbeda di tiap lantai. Ruang formal berada bersebelahan dengan ruang yang lebih informal, yang cukup domestik tempo aktivitasnya, dan kantongkantong studio, ruang rapat, dan ruang temu santai dapat ditemukan sepanjang koridor. Sekat-sekat ruang rapat berbaris di sepanjang atrium (hanya satu gedung yang memiliki atrium), mengacu pixel digital dan sebagai simbol BBC North dalam pendekatan kerja— terbuka, kolaboratif, dan dengan keragaman yang sesuai dengan perbedaan kebutuhan dan suasana hati. Lantai kelima adalah sebuah perpustakaan di mana karyawan dapat menikmati ‘hari’ dalam kampus. Pada tiap lantai, penanda dan petunjuk arah membuat pencapaian ke tiap ruang oleh pengguna gedung termasuk pengunjung, karyawan teknis, jurnalis, editor, presenter, dan karyawan administratif menjadi mudah. Desain kerpet juga berperan sebagai permadani digital dan mempermudah pencarian area tertentu, serta memecah skala pelat lantai. Pemberian sewa gedung oleh BBC kepada BBC North membuat konsep fit-out berdasarkan pada sebuah kit bagian-bagian, dengan rangkaian sambungan yang terhubung berada pada struktur dasar bangunan. Didesain dengan velcro dan rodaroda, ruangan-ruangan tersebut memiliki kesan seperti sebuah set panggung, dan mudah untuk dikonfigurasi ulang, memungkinkan pengurangan dan pergerakan orang sebaik evolusi dalam pola kerja. indesignlive.ASIA

85


“ Hanya kesan wow. Ini membuat Anda ingin menjadi bagian dari sesuatu yang besar, baru, dan menyenangkan” Helen Skeleton, BBC NOrth

BBC North adalah sebuah susunan urban, sebuah ‘kota dinamis’ yang disengaja, sebagaimana sang arsitek menempatkannya, dengan keragaman dan tekstur menyenangkan, dan sebuah penggunaan kreatif ruang yang terbengkalai. “Ketiga bangunan telah memprovokasi senyuman,” ujar Alam Bainbridge, BBC Portfolio Director. Dengan hanya satu gedung yang dilengkapi dengan atrium, tiap gedung memiliki perbedaan tampilan dan rasa yang tidak signifikan yang berasal dari kesamaan bentuk, material dan pengerjaan akhir. ID:SR telah merayakan tradisi BBC melalui grafisgrafis penunjuk arah dan sebuah dinding dengan gambar-gambar bersejarah dari berbagai program televisi BBC. BBC North bersikeras mendukung produk-produk dan manufaktur asal Inggris, dan 73 persen perabot, finishing, fitting, diperoleh dari dalam negeri. Sebuah susunan asal Inggris dari pemasok seperti Bute, Kvadrat, dan Camira, dengan warnawarna seperti magenta, hijau lemon, ungu, hitam, dan putih, di sepanjang skema ruang, dimodulasi oleh warna musim gugur seperti bunga heather dan hijau. “Hanya sebuah kesan wow, hanya itu,” ujar Helen Skelton, pembawa acara program televisi anak, Blue Peter. “Hal ini membuat Anda ingin menjadi bagian dari sesuatu yang besar, baru, dan menyenangkan.”

Lucy Bullivant adalah kurator arsitektur, kritik, pengarang, dan konsultan di London.

Atas Beragam bentuk

sarana kerja yang mendukung banyaknya jenis pekerjaan yang dijalani BBC Kanan Karpetnya seolah sebagai sebuah perca digital yang memisahkan ruang kanan jauh Kafetaria para staf, termasuk motif pisau dan garpu yang jenaka Halaman selanjutnya

Sekilas pemandangan menuju eksterior


portfolioindesign

indesignlive.ASIA

87


88

portfolioindesign

BBC North Desainer Interior Sheppard Robson tim proyek Helen Berresford, Gavin King, Fleur Peck, Lara Ford, Jacqueline Power, Danielle McIvor, Howard Powsney MANAjER proyek Capita Symonds (Neil Stubbs, Martin Haynes) MANAjER kuantitas Cyril Sweett (Rob Sale, Stuart McNeil) M&E & insinyur struktural AECOM (Richard Mann, Steve Seddon, Ross James, Anthony Spiers, Graham Millard, Lee Barrett, Daniel Cosgrove, Adam Mottershead, David Atkinson, Sophie Rougier, Darren Denikiewicz, Shoaib Maqsood, Mike Hewett) kontraktor utama Overbury (Peter Knight, Dan Hooker, John Wood, Paul Hulme, Paul Tiffen, Angela Eckersley, Tony Holmes, Steve Benett, John Simpson, Chris Adams, Graham Wardman) JOINERY Sandoms, TTS Interiors, Blue Aardvark Joinery, Production TM spesialis grafis BAF Graphics penanda Rivermeade Signs, Merrill Brown meja TSK penyimpanan Bisley Storage FURNITUR Phusei kontraktor M&E Inviron pengadaan M&E Bailey Teswaine partisi BPC Interiors lantai Crown Flooring DEkorasi Keith Jones & Sons Decorators FIRE STOPPING and DRILLING 1A Drill Systems, Ardere Solutions logistik Complete Construction Facilities keamanan G4S Secure Solutions insinyur MEkANIkAL Gardener & Co perancah JBA Globe Scaffolding Hire pekerja bangunan Jim Hastings SERVIs teknik Cofley Engineering Services CLIENT SPACE UTILISATIONS kONSULTAN Johnson Controls Akustik ION Acoustics MANAjEMEN fasilitas Balfour Beatty Workplace konsultan katering Provincial Design Services

penyedia katering Baxtor Storey FIRE ENGINEER CONSULTANT C S Todd & Associates SECURITY Jacobs Engineering kontrol bangunan Salford City Council konsultan penyimpanan J G Regan konsultan O&M Watson & Sole Associates DEVELOPER & LANDLORD Peel Holdings kontraktor bangunan SFJ kordinator desain dan teknologi BBC Technology konsultan AV SCH UK Services visualisasi 3D Uniform mahasiswa pemenang sayembara desain Miriam Trent, Samir Skalli anggaran ÂŁ40,8 juta waktu penyelesaian 3 tahun 2 bulan total luas lantai 31.430 m2 Sheppard Robson (44 20) 7504 1700 sheppardrobson.com FURNITUR Keseluruhan furnitur dari Deadgood, Hitch Mylius, James Burleigh, Mark Product, Morgan Furniture, Naughtone, Abstracta, Brands, Chatboard, Emeco, Fritz Hansen, Jennifer Newman, Knoll, Loft International, Offect (dari MDF Agencies), Wiesner Hagner, Wilkhahn, Modus, Howe, dan Arper. Meja disediakan oleh Herman Miller. Kursi kerja dari Knoll, dan Humanscale. pencahayaan Pencahayaan dari Innermost. FINISHing Tekstil dari Bute Fabrics, Camira Fabrics, Deckhair Stripes, Melin Tregwynt, Seagreen, Abbott & Boyd, Brands, Gabriel Fabrics, Kvadrat, dan Spectrum Vinyls. Karpet oleh Interface. Lantai karet dari Nora Flooring. Cat dari Dulux, dan Muraspec. Wallpaper dari My Little Eco, Wallpaper Direct, Wallpaperspace, Cole & Son, serta Graham & Brown.

Abbott & Boyd (44 20) 7351 9985 abbottandboyd.co.uk Abstracta ( 44 269) 388 4532 abstracta.com Arper arper.com Bisley (44 1483) 485 600 bisley.com Brands (44 20) 7017 1670 brands-ltd.com Bute Fabrics butefabrics.co.uk Camira Fabrics (44 1924) 490 591 camirafabrics.com Chatboard (44 845) 299 6477 c2-contracts.co.uk Cole & Son (44 207) 376 4628 cole-and-son.com Deadgood (44 191) 261 1277 deadgoodltd.co.uk Deckhair Stripes (44 1244) 336 387 deckchairstripes.com Dulux (44 8444) 817 817 dulux.co.uk Emeco (44 4070) 171 670 emeco.net Fritz Hansen (44 844) 800 8934 fritzhansen.com Gabriel Fabrics (45 96) 30 31 00 gabriel.dk Graham & Brown grahambrown.com Herman Miller (44 845) 2267202 hermanmiller.com Hitch Mylius (44 20) 8443 2616 hitchmylius.co.uk Howe (44 20) 8543 6063 howe.com Humanscale (44 20) 7566 7990 humanscale.co.uk Innermost (44 8452) 6000 51 innermost.net Interface (44 20) 7490 3960 interfaceflor.co.uk James Burleigh (44 20) 8965 3966 jamesburleigh.co.uk Jennifer Newman (44 203) 176 0961 jennifernewman.com Knoll (44 20) 7236 6655 knolleurope.com Kvadrat (44 207) 324 5555 kvadrat.org Loft International (44 113) 225 1515 loftinternational.com Mark Product (44 1209) 860 133 markproduct.com MDF Agencies (44 203) 2865 177 mdfagencies.com Melin Tregwynt (44 1348) 891 225 melintregwynt.com Modus (44 207) 490 1358 modusfurniture.co.uk Morgan Furniture (44 1243) 371111 morganfurniture.co.uk Muraspec (44 8705) 117 118 muraspec.com Naughtone (44 1423) 816500 naughtone.com Nora Flooring nora.com Seagreen (44 1535) 690443 abbotsford2010.co.uk Spectrum Vinyls (44 207) 749 3030 spectrumvinyls.com Wallpaper Direct (44 1323) 430 886 wallpaperdirect.co.uk Wallpaperspace wallpaperspace.co.uk Wiesner Hager (44 20) 7490 3627 wiesner-hager.com Wilkhahn (44 20) 7324 2900 wilkhahn.co.uk indesignlive.ASIA


indesign

89


Student Life

Akomodasi baru untuk mahasiswa sebagai acuan hunian terjangkau


portfolioindesign

Teks Paul McGillick Fotografi John Gollings Alih Bahasa Asih Jenie arsitek BVN ARCHITECTURE lokasi MELBourne | VIC PROyek MONASH UNIVERSITY STUDENT HOUSING

indesignlive.ASIA

91


ni seperti mimpi dalam setiap proyek arsitektur. Kami bertemu mahasiswa di dalam lift kompleks baru Monash University Students Housing dan membeberkan bahwa Richard Middleton, yang telah menunjukkan kami kompleks ini, merupakan salah satu desainer yang terlibat. “Ini sangat fantastis dibandingkan dengan asrama sebelumnya,” ujarnya. “Kami sangat senang berada di sini. Seolah seperti seseorang benar-benar berpikir apa yang dibutuhkan para mahasiswa.” Faktanya, ini ialah salah satu proyek yang berbeda yaitu sebuah fokus pada kualitas pengalaman untuk para mahasiswa yang tinggal di dalam. Fokus ini mencerminkan konsentrasi administrasi kampus pada kesejahteraan penghuni, dicontohkan melalui staf pendukung yang turut tinggal di sana. Mungkin tidak ada penggambaran yang lebih baik daripada pilihan yang ditawarkan untuk kegiatan makan dan bersosialisasi. Mahasiswa memiliki dapur dalam ruangan mereka sendiri, atau mereka dapat pergi ke ruang komunal besar yang juga memiliki dapur— terdapat total 600 kamar terbagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 30 unit kamar, masing-masing dilengkapi ruang bersama yang berada di tengah tiap bangunan untuk memancing interaksi dan mengurangi kebisingan. Penambahan fasilitas tersebut merupakan sebuah strategi dalam memaksimalisasi transparansi visual dan rasa keterhubungan yang dapat Anda rasakan dengan konstan terhadap lingkup yang lebih besar tanpa mengorbankan privasi individual.

I

Semua ini bermuara pada sebuah strategi bangunan komunitas yang berawal dari cara dua blok memutar pada dua bentuk bumerang yang berlawanan, menghasilkan sebuah halaman taman, yang diamati Middleton, sebagai sebuah ruang sosial yang sangat aktif. Membagi bentuk bangunan sepanjang 150 meter dan mengartikulasi fasade dengan komposisi zig-zag atau kegunaan bentukan persegi sebagai screen Spotted Gum yang rendah perawatan, kaca dan beton ramping memberikan kesan bahwa ini adalah sebuah desa kecil dengan seluruh irama natural yang tersirat. Tujuannya mematahkan berbagai hal dan membangkitkan banyak aktivitas dan pergerakan di sekitar ruangan, juga menjaga privasi kamar-kamar di lantai dasar dengan area lewat pecahan batu. Komposisi kedua bangunan telah memberikan keuntungan optimalisasi pemandangan dan pencahayaan alami. Ruang luar—baik yang menghadap lapangan olahraga atau danau pada sisi timur laut—memiliki pemandangan terbaik. Namun, sebagaimana ditekankan Middleton, bahkan ruang yang menghadap ke dalam menikmati aktivitas sosial dan penghijauan di halaman. Kompleks ini merupakan proyek pertama oleh kampus yang dibangun di bawah National Rental Affordability Scheme (NRAS). Di luar dari persyaratan semua studio apartemen disewakan setidaknya 20% dari harga pasaran, NRAS juga menghendaki tiap apartemen memiliki luas 20 m2 dan sudah dilengkapi dengan kamar tidur dan dapur. Setiap lantai dari

Sebelumnya Komposisi memutar bangunan dan elevasi persegi pada bangunan memberi pergerakan pada halamannya Atas kiri Interior ruang bersama Atas Ruang bersama berlapis screen kayu


portfolioindesign

S ebuah rasa keterhubungan konstan... tanpa mengorbankan privasi individual Paul McGillick

indesignlive.ASIA

93



portfolioindesign

Hunian Monash patut menjadi contoh untuk seluruh asrama di masa depan Paul McGillick

masing-masing bangunan terdiri dari 60 kamar. Tiap bangunan terdiri dari dua sayap yang berpusat pada pintu masuk berupa kubus kaca dengan sisi utara kubus sebagai penerima, mengambil keuntungan dari pemandangan lahan basah dengan sebuah dek kayu di luar ruangan seolah sebagai podium di atas danau. Di bawah ruang penerima adalah sebuah ruang bersama besar hampir seluas 200 m 2 . Bertingkat dua, ruang yang sangat transparan ini dapat terlihat dari area sirkulasi di dalam bangunan. Dari sisi luar terlihat sebagai kotak kayu yang terangkat dengan sisi timur laut berupa sebuah screen kayu vertikal. Di balik screen ini, pintu geser tinggi terbuka untuk menurutsertakan pemandangan di luar, ke sisi dalam bangunan. Jalur sirkulasi utama, koridor menuju apartemen, akan mempermalukan banyak hotel tentang kualitas fungsi dan estetika. Masing-masing koridor sepanjang 45 meter dan berujung pada sebuah jendela floor to ceiling yang membingkai pemandangan di sisi luar. Pencahayaan yang disisipkan dan zona warna yang berubah pada penggunaan karpet menciptakan sebuah drama perspektif bersahaja pada tiap koridor. Pada akhir tiap koridor terdapat sebuah grill yang membuat udara alami masuk ke dalam yang kemudian ditarik melalui dinding panel koridor. Sebuah peninggian berpanel setebal 400 mm dibuat di sepanjang sisi dek atap. Peninggian ini berarti seluruh sistem ruang tak perlu ada di balik plafon, yang

Kiri Tangga menuju ruang penerima di bawah, melewati ruang bersama Atas kiri Ruang santai bersama Atas kanan Tipikal unit ruang mahasiswa

indesignlive.ASIA

95


96

portfolioindesign Kiri Tampak kompleks dari

seberang lapangan bermain

menghasilkan ruangan dengan tinggi langit-langit 2.700 mm pada ruangan, yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan langit-langit pada koridor. Di dalam apartemen, dasar palet warna ialah hitam dan putih dengan langit-langit Lysaght Bondek yang dicat putih sesuai dengan kipas di plafon, kontras dengan warna gelap pada bangku dapur dan bingkai jendela. Tiap apartemen memiliki 1,5 m2 ruang untuk lemari pakaian. Mungkin fitur unggulan di sini ialah jendela tinggi pada satu sisi tiap unit apartemen. Dari dalam, fitur tersebut memberi rasa keterhubungan yang luar biasa dengan sisi luar, sedangkan dari luar, jendela ini—karena tersambung dengan apartemen sebelahnya—memberi dampak komposisi pada bangunan, membuat elevasi bangunan lebih manis. Kompleks ini telah didesain untuk tingkat perawatan yang rendah. Penggunaan panel Spotted Gum pada sisi luar sebagai contoh, memiliki daya tahan selama 50 tahun. Terdapat 2.000 m2 panel surya dan 100.000 liter penampung air hujan dengan bekas air mandi dan dapur yang didaur ulang untuk menyiram toilet dan irigasi. Didesain dari dalam ke luar, dalam rasa yang dimulai dengan sebuah analisa mengenai apa yang dibutuhkan mahasiswa yang tinggal jauh dari rumah, hunian Monash NRAS patut menjadi contoh untuk seluruh asrama mahasiswa dalam hal kelangsungan hidup desain yang mengacu pada asrama murah dan sustainable. Sebagai bukti sukses, Monash Student Housing memenangkan Multiple Architecture Award pada Victorian Institute of Architects pada 2012 serta RIBA International Award di tahun yang sama.

Paul McGillick adalah Editorial Director di Indesign Group.

indesignlive.ASIA

MONASH UNIVERSITY student housing Arsitek BVN Architecture Prinsipal proyek Ninotschka Titchkosky direktur proyek Richard Middleton arsitek proyek Andy Ostojic Arsitek Nesha Naidoo arsitek kelulusan Michael Ferrarin, Felicity Douglas, Kathleen Estoesta, Imogen Tudor manajer proyek Donald Cant Watts Corke (DCWC) insinyur struktural Bonacci Group pensurvei kuantitas WT Partnership arsitek lanskap Fitzgerald Frisby Landscape Architecture konsultan akustik Norman Disney Young (NDY) teknik servis Norman Disney Young (NDY) konsultan ENVIRONMENTALLY SUSTAINABLE DESIGN (ESD) Norman Disney Young (NDY) pensurvei bangunan PLP Building Surveyors & Consultants kontraktor BroadAPM waktu penyelesaian 18 bulan total luas lantai 22.000 m2 anggaran $65 juta

BVN ARCHITECTURE (61 3) 9639 9199 bvn.com.au FURNITUR Secara keseluruhan, furnitur untuk Monash University Student Housing disediakan oleh klien. pencahayaan Secara keseluruhan, semua pencahayaan di Monash University Student Housing dari Lighting Partners Australia. FINISHing Secara keseluruhan, carpet tile di Monash University Student Housing ‘Continuum GlasBac’ dari Interface. FIXED & FITTED Pada Kamar Mandi seluruh fixture dan fitting dari Caroma, dan Dorf. Aksesori sanitari seluruhnya dari Madinoz Architectural Hardware. Di Dapur, cooktop, microwave oven, dan rangehood dari Omega Appliances. Kulkas dari Samsung, mesin cuci dari Electrolux, dan mesin pengering dari Bosch. Engsel pada laci geser dan cupboard seluruhnya dari Häfele. Secara keseluruhan, kipas angin Lucci Air pada langit-langit Monash University Student Housing dari Beacon Lighting.

Beacon Lighting 1300 232 266 beaconlighting.com.au Bosch bosch.com.au Caroma 1300 227 662 caroma.com.au Dorf 13 14 16 dorf.com.au Electrolux (61 2) 9317 9500 electrolux.com.au Häfele (61 3) 9212 2000 hafele.com.au Interface (61 3) 9214 0710 interfaceflor.com.au Lighting Partners Australia (61 3) 8416 1500 lpaust.com.au Madinoz Architectural Hardware madinoz.com.au Omega 1300 739 033 omegaappliances.com.au Samsung 1300 362 603 samsung.com



GROWING VISION Garden by The Bay di daerah Marina Bay Singapura memberi kita sebuah visi masa depan


portfolioindesign

99

Teks GIOVANNA DUNMALL Fotografi Craig Sheppard Alih Bahasa Asih Jenie arsitek WILKINSON EYRE Architects, grant associates lokas MARINA BAY | SNG PROyek GARDENS BY THE BAY

ancangan untuk Bay South, taman tepi pantai pertama dan­—pada luas 54 hektare menjadi yang—terbesar dari tiga taman yang dibangun di lahan reklamasi yang digadanggadang akan mentransformasi dan mengembangkan area Marina Bay Singapura, sangatlah lugas namun ambisius. “National Parks Boards Singapura ingin menciptakan sebuah taman yang menjadi atraksi turis global, namun juga salah satu ruang rekreasional outdoor terkemuka Singapura, sebuah taman yang dapat dipergunakan sesering mungkin pada siang dan malam hari,” kata Andre Grant, pendiri dan direktur biro arsitekur lanskap asal Inggris, Grant Associates, yang merancang masterplan proyek ini. Grant membentuk tim yang terdiri dari arsitek, arsitek lanskap, serta insinyur struktur dan lingkungan yang berasal dari Inggris yang akhirnya memenangkan kompetisi desain taman ini pada 2006 lalu. Ketika Bay South dibuka Juni tahun lalu, ia menyajikan dengan apik tatanan danau, kebun bertema, jembatan dan ratus-ribuan tanaman—seperempat juta di antaranya adalah spesimen langka. Namun yang langsung mencuri perhatian pengunjung adalah kedua bioma dan ‘hutan’ pohon baja buatan manusia—yang dinamai ‘supertrees’­—keduanya memberi taman ini sebuah wow factor yang tak dapat dipungkiri. Dua konservatoriumnya, yang mereplikasi iklim sejuk-kering di pegunungan, didesain oleh biro arsitek London, Wilkinson Eyre, yang terkenal akan desain struktur berani dan rekayasa teknologi tinggi yang juga indah. Kurva rumah kaca yang de­ngan mudahnya melengkung elegan ini memberikan tantangan yang tak mudah ketika didesain. “Sangatlah sulit untuk membangun konservatorium berhawa sejuk di daerah tropis karena rumah kaca cende­r ung untuk menjadi panas,” jelas Paul Baker, direktur Wilkinson Eyre. Bentuknya yang organik serta grid struktur cangkangnya didesain untuk iklim tropis Singapura dan perdebatan akan terang versus panas. Untuk mereduksi panas semaksimal mungkin, atap kaca konservatorium diberi double-glaze dan memiliki lapisan low-e; fasade utara pada salah satu bioma juga mendaki ke arah pantai sehingga memba­ yangi dirinya sendiri. Namun hal ini belum cukup. “Singapura bukanlah daerah Timur Tengah, ia bukan Dubai dan tidak selalu cerah,” kata Baker. “Jika hari cerah akan mendapat banyak panas. Maka dari

R

Atas Pemandangan dari

atas Gardens by the Bay

indesignlive.ASIA


Atas Interior pada salah satu bioma, yang mereplikasi iklim dingin-kering Mediterania kanan Sebuah jembatan di Garden


portfolioindesign 101

itu dibutuhkan kulit bangunan yang responsif.” Terdapat material peneduh yang disembunyikan pada lengkungan bioma. Mereka akan membentang apabila diperlukan dan tidak akan menimbulkan ba­y angan lebih apabila tidak digunakan. Untuk menjaga agar bioma tetap dingin sekaligus ramah lingkungan, tim ini menggunakan sistem pendingin di bawah lantai dengan bahan bakar yang dihasilkan dari pembangkit tenaga listrik, pemanas, sekaligus pendingin berenergi biomassa on site yang memanfaatkan sampah holtikultural dari taman itu sendiri serta taman-taman lain di Singapura. Panas dari sampah yang ditampung pada proses produksi energi ini kemudian digunakan untuk meregenerasi pengering cair berjumlah besar yang digunakan untuk menyerap kelembapan udara Singapura.” Udara kering lebih efisien untuk mendinginkan dibandingkan dengan udara lembap,” jelas Baker. Fitur lain yang menonjol pada taman adalah 18 supertree-nya, didesain oleh Grant Associates berkolaborasi dengan Atelier One, konsultan struktur asal London. Dengan tinggi 25 hingga 30 meter, pohon-pohon artifisial ini merupakan etalase vertikal untuk memamerkan tanaman rambat, epifit, dan pakis hutan tropis pada kleding bajanya, serta menciptakan ketinggian dan skala yang mengimbangi bukan saja konservatorium karya Wilkinson Eyre dan resort Marina Bay Sands, namun juga struktur tinggi lainnya yang akan dibangun di area Marina Bay. “Di masa depan, taman ini akan dikelilingi oleh bangunan-bangunan setinggi 200 meter,” kata Grant. “Ia membutuhkan sesuatu yang lebih berani di tengah-tengahnya.” Dengan supertree ini, Grant dan timnya juga bertekad untuk menciptakan sesuatu yang dapat memamerkan teknologi lingkungan inovatif yang digunakan dalam proyek. “Kami ingin supertree ini

menjadi contoh taman yang baik namun juga memiliki elemen yang lebih di dalamnya,” ujar Grant. Hal lain yang dilakukan oleh supertree ini terma­ suk memproduksi energi dari sel-sel tenaga surya untuk menghidupkan lampu-lampu di sekitarnya, juga bertindak sebagai cerobong pembuangan dari sistem penghawaan dan ventilasi konservatorium, dan tempat menampung uni regenerasi pengering cair (udara panas diekstraksi dari atas salah satu dome). Idenya adalah menjadikan struktur-struktur baja dan beton ini sebagai focal point utama dan sumber drama visual pada taman baik pada siang hari (me­ nyajikan pembayangan) dan pada malam hari (ketika diterangi oleh LED dan efek pencahayaan cerdas yang dirancang oleh Lighting Planners Associates dari Tokyo). “Salah satu ide besar pada kompetisi ini adalah mentransformasi taman dari kebun tropis di siang hari menjadi dunia penuh keajaiban pada malam hari,” tutur Grant, sambil tertawa seolah ia menyadari bahwa cita-cita ini terdengar sedikit pretensius. Ia tidak perlu khawatir. Bay South boleh saja sangat mahal untuk dibangun (satu miliar dolar Singapura) namun tak dipungkiri bangunan ini telah dirancang dengan semangat dan visi. Arsitekturnya—terutama bioma tepi airnya—sangat berkesan dan memengaruhi lingkungan sekitarnya. Sebelum kata ini kehilangan maknanya, Anda akan menyebutnya sebagai ikonis.

Giovanna Dunmall adalah penulis desain dan arsitektur asal London.

indesignlive.ASIA


102 portfolioindesign

GARDENS BY THE BAY kLIEN National Parks Board Singapore ARsitek Wilkinson Eyre Architects arsitek MASTERPLAN & LANSkap Grant Associates insinyur struktural Atelier One insinyur servis bangunan & desainer lingkungan Atelier Ten desain komunikasi Thomas Matthews desainer interpretasi dan ekshibisi Land Design Studio manajemen desain Buro Four DIREksi (GRANT ASSOCIATES) Andrew Grant, Keith French, Peter Chimel tim desain Grant Associates, Wilkinson Eyre Architects, Atelier Ten, Atelier One, Land Design Studio, Thomas Matthews manajemen desain Burofour desain film dan animasi Squint Opera kansultan keuangan Langdon and Seah Singapore desain pencahayaan Lighting Planners Associates pendukung teknik Meinhardt (Infrastructure sector)

indesignlive.ASIA

pendukung arsitektur dan teknik CPG Coorporation manajer proyek PM Link IRigasi Water Equipment Technology waktu penyelesaian 6 tahun TOTal luas area 54.000 m2 (total), 12.800 m2 (Flower Dome), 7.300 m2 (Cloud Dome) anggaran $530 juta WILKINSON EYRE ARCHITECTS (44 20) 7608 7900 wilkinsoneyre.com GRANT ASSOCIATES (44 1225) 332664 grant-associates.uk.com FIXED & FITTED Cooled Conservatories didesain oleh Wilkinson Eyre Architects. tanaman Taman internal dan lanskap didesain oleh Grant Associates berkolaborasi dengan Wilkinson Eyre Architects. Supertrees termasuk tanaman Tillandsia Stricta dari Brasil, Tillandsia Fasciculate dari Panama, Cattleya Maxima dari Ekuador, dan Pseudorhipsalis dari Kosta Rika.

Atas Supertree, yang ditutupi tumbuhan, serta dua bioma kiri Jalur yang membawa pengunjung mengelilingi Garden, dan rest point memberi kesempatan untuk mengagumi Garden


103


A SUM OF PARTS

Molecule Studio di Melbourne menggabungkan fungsi studio, galeri, dan toko desain


portfolioindesign 105

Teks STEPHEN CRAFTI Fotografi SHANNON MCGRATH Alih Bahasa Anindita Taufani arsitek MOLECULE Studio lokasi MELBOURNE | AUS PROyek MOLECULE STUDIO

ebagian studio, sebagian galeri, dan sebagian toko, kantor arsitektur Molecule Studio di Bourke Street, Melbourne, sedang berkembang. Bukan penanda berupa komputer dan bangku-bangku melainkan sebuah instalasi berbentuk kubus, rumah bagi sebuah rangkaian pameran sirkular oleh para seniman yang baru muncul maupun yang sudah dikenal, yang menjadi pusat perhatian di ruangan. Nama ‘Molecule’ berasal dari proyek seorang mahasiswa Unitec Auckland, tempat ketiga direktur Molecule Studio menimba ilmu, dengan arti ‘penjumlahan dari bagian-bagian individual’. “Ketika kami menyelesaikan proyek tersebut, kami tahu potensi sebuah kolaborasi,” ujar arsitek Jarrod Haberfield, pendiri Molecule Studio bersama Richard Flemin dan Anja de Spa. “Kami juga tahu bahwa kami dapat menciptakan sebuah praktik setelah lulus.” Trio ini memiliki daftar yang terdiri dari 40 kemungkinan lokasi Molecule. Yang satu ini, berada dalam sebuah blok era 1960-an, adalah yang pertama mereka datangi dan terlihat potensial. “Apa pun yang kami lihat setelah lokasi ini tidak terasa cocok,” ujar Fleming. “Lokasi ini memiliki cahaya mengagumkan dan berada dalam bagian kota, sering kali disebut ‘lembah’, yang dikelilingi bangunan bertingkat rendah.” Instalasi yang saya lihat adalah karya dua seniman jalanan, salah satunya dikenal sebagai E.L.K, terpilih untuk Archibald, dan Adnate, seorang seniman graffiti gaya bebas. Kolaborasi ini menggambarkan esensi keberadaan gang antarbangunan di Melbourne, yang dipercantik dengan graffiti. Lembaran papan di sepanjang sisi lebar kantor ini lebih luas merayakan aspek desain. Selain terdapat foto dan gambar-gambar rumah, di sana juga terdapat kartu pos, furnitur, bahkan resep masakan. “Kami semua suka memasak,” ujar de Spa. Ia memberikan saya satu stoples lemon yang telah diawetkan. “Semua ini dibuat di atas meja rapat.” Studio ini didesain dengan sketsa department store kecil, yakni bangunan yang telah di‘bentuk’ menjadi beragam fungsi, dalam pikiran. Sketsa tersebut menunjukkan tiap lantai dengan fungsi yang berbeda— sebuah gudang dan dapur pada lantai bawah, dan studio kantor serta galeri berada pada lantai yang lebih tinggi. Toko Molecule secara desain memiliki instalasi pameran yang berputar. Rak-rak yang ada terdiri dari buku-buku arsitektural, untuk anak-anak, dewasa,

s

Kiri Instalasi kubus dan

toko Molecule

Kanan Pemandangan

urban dari studio yang dibingkai oleh penghijauan

buah yang diawetkan, dan potongan perbincangan unik, seperti ‘Mini Teca’ Ron Gilad, miniatur kap lampu berjumbai yang dipamerkan dalam kotak Perspex. “Kami berkesempatan untuk memilih benda-benda kegemaran kami, dapat berupa apa saja yang kami sukai,” ujar Haberfield. Satu meja bersama memiliki koleksi majalah, dari publikasi desain hingga The New Yorker. “Adalah sebuah intensitas pandangan urban dari sudut pandang kami,” ujar Haberfield. “Kami ingin menciptakan kesan domestik dalam kantor ini.” Ketiga direktur Molecule kerap mempertanyakan pendekatan mereka terhadap ruang, baik dalam proyek hunian maupun perkantoran. “Kami tidak mengulang pola masa lalu, kami juga tidak mencoba menjadi berbeda, hanya untuk mendapatkan perhatian. Ini hanyalah cara kami berpikir.”

Stephen Crafti adalah koresponden Indesign di Melbourne.

MOLECULE STUDIO Arsitek Molecule Studio Pembangun ProvanBuilt (Ian Provan) Pengrajin kayu CabinetSmith (Mike Smith) Painter Omnus Paintworks (Rob Jurac) Hortikulturalis Glasshaus (Paul Hyland) Desainer Grafis Studio Round Lama pembangunan 8 minggu Total luas lantaI 100 m2 MOLECULE (61 3) 9663 4455 moleculeweb.com FURNITUR Meja kerja dan bangku-bangu dibuat khusus. Task Chair dari wilkhahn, stool kartell ‘Charles Ghost’ dari Space Furniture. Kursi bentwood Thonet didaur ulang dan rekondisi. finishing Keseluruhan can oleh Dulux. FIXED & FITTED Echopanel dari Woven Image. Semua kabinet penyimpanan oleh Planex. pencahayaan Keseluruhan pencahayaan sudah ada pada bangunan.

“ Kami ingin menciptakan kesan domestik…” Jarrod Haberfield, molecule Studio

Dulux 13 23 77 dulux.com.au Planex (61 3) 8795 1100 planex.com.au Space Furniture (61 3) 9426 3000 spacefurniture.com.au Thonet (61 3) 9417 0077 thonet.com.au Wilkhahn (61 2) 9310 3355 wilkhahn.com Woven Image (61 2) 9913 8668 wovenimage.com indesignlive.ASIA


106


portfolioindesign 107

teks anindita taufani fotografi William, Suyoun so Desainer Alvin T lokasi jakarta | ina proyek AlvinT Studio

The Open Kitchen AlvinT mempersembahkan suguhan kontemporer asli Indonesia pada studio barunya di Kemang

Halaman Sebelah Di

balik instalasi ini terdapat studio dan beberapa koleksi AlvinT lainnya KAnan AlvinT mempersembahkan suguhan kontemporer asli Indonesia pada studio barunya di Kemang

ebagai penggiat desain, setiap hal yang dilihat dan dirasakan dapat menjadi inspirasi, bahkan menjadi sebuah inovasi dan lompatan desain yang tak terkira sebelumnya. Hal tersebut biasanya dijunjung tinggi para desainer yang mengedepankan idealismenya. Begitu pentingnya meluangkan waktu untuk sekadar bersandar dan merenungkan ide-ide mereka walau berada di tengah kesibukan pasar desain yang kian tinggi. Mungkin sekilas tidak banyak pilihan desain yang dapat dikembangkan dalam menempati ruko untuk sebuah kantor. Apakah memberi sekat-sekat ruang dan memisahkan tiap hierarki kedudukan dalam sebuah perusahaan, kemudian akan menyelesaikan masalah desain ruang tersebut? Bagaimana jika desain merupakan produk yang perusahaan Anda tawarkan kepada masyarakat? Bukankah hal ini juga membutuhkan sebuah pencitraan? Menempati sebuah ruko di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Alvin Tjitrowirjo sebagai pendiri studio AlvinT memindahkan lokasi studio lama yang sebelumnya berlokasi di kawasan Cirendeu, Tangerang

S

indesignlive.ASIA


Selatan. Walaupun bisnis yang ia mulai jalankan di Kemang ini tidak sepenuhnya baru, Alvin telah dikenal sebelumnya sebagai desainer produk dan furnitur muda inovatif di Indonesia. Studio dan showroom baru yang diresmikan pada akhir 2012 ini merupakan langkah besar bagi keberadaan AlvinT dalam dunia desain. Tidak hanya pada desain produk dan furnitur, namun juga melebarkan sayap pada desain interior dan rekrutmen pegawai baru untuk mendukung ambisinya ini. Lokasi, lokasi, dan lokasi adalah tiga hal utama yang dapat menentukan kesuksesan sebuah bisnis. Bagi sebuah bisnis desain, kedekatan lokasi dengan konsumen merupakan faktor penentu—tidak seperti bisnis dunia maya yang dapat berlokasi di mana saja. Hal tersebut tidak dilupakan oleh Alvin Tjitrowirjo sebagai pendiri studio AlvinT dalam memilih lokasi di Kemang, Jakarta Selatan. “Kawasan ini dipenuhi dengan banyak toko furnitur dan menjadikannya sebagai sebuah destinasi untuk mencari furnitur,” ujar Alvin yang merasa bahwa ini merupakan lokasi yang cukup baik untuk memulai halaman baru pada bisnis desainnya. Ketentuan untuk tidak banyak mengubah desain ruko eksisting, menjadikan pilihan-pilihan desain temporer dalam interior adalah salah satu pilihannya. Selain itu, kebutuhan dinamis lay-out sebuah toko desain juga memperkuat kebutuhan interior yang temporer. Dengan peninggalan ruko berupa ruangan-ruangan dengan down ceiling, raised floor, dan gudang yang sempit dan bergaya tahun 2000-an oleh penghuni sebelumnya, Alvin berupaya menghadirkan ruang yang nyaman untuk bekerja dan juga representatif untuk sebuah showroom. Dianalogikan sebagai ‘open kitchen’ di mana pengunjung dapat melihat proses memasak di dapur, studio AlvinT memungkinkan siapa saja yang berkunjung, baik konsumen maupun kolega untuk merasakan batasan yang saru antarproses desain dengan hasilnya. Rasa ingin tahu manusia yang semakin tinggi kemudian diakomodasi dengan konsep tersebut, selain itu juga memberi nilai tambah akan sebuah pengalaman akan sebuah produk. “Saya ingin memperlihatkan bahwa apa yang dapat Anda lihat di showroom merupakan hasil dari proses yang ada di studio yang juga dapat dilihat secara langsung,” ujar Alvin. Pemisahan fungsi ruang showroom dengan studio awalnya seolah-olah terlihat pada keberadaan dindingdinding panel di tengah ruangan yang pada sisi dalam dan luarnya memamerkan koleksi wallpaper, lampu, dan kursi. Namun jika ditelusuri ke dalam, di balik susunan panel dinding tersebut masih terdapat instalasi

“…apa yang dapat Anda lihat merupakan hasil dari proses di studio…yang dapat dilihat secara langsung” Alvin Tjotrowirjo -AlvinT

atas Paduan berbagai karya AlvinT, sebuah karya anak bangsa yang dipersembahkan untuk Indonesia dan dunia bawah Showroom yang juga berfungsi sebagai ruang penerima halaman sebelah

Satool, salah satu produk AlvinT yang dipamerkan


portfolioindesign 109

indesignlive.ASIA



portfolioindesign 111 halaman ini Perangkaian

prototipe lampu di dalam studio halaman sebelah Meja panjang para desainer, mempermudah akses komunikasi desain dalam studio AlvinT

display koleksi AlvinT, bahkan hingga ke area studio di mana para desainer dan bagian administrasi bekerja, lounge dan toilet yang menggunakan beragam produk dan furnitur karya AlvinT sendiri. Jadi, walaupun memiliki kegiatan yang berbeda di dalam keseluruhan studio, unsur showroom melekat dengan erat pada tiap bagian studio, yakni bukan hanya sebagai pameran koleksi furnitur karya desainer dengan lampu halogen yang menyorotinya, koleksi AlvinT di sini juga dipamerkan dengan cara yang lebih aplikatif. “Pada area studio saya ingin ruangan yang terbuka agar sirkulasi lebih terasa kasual dan terbuka, saya tidak suka ruang kerja yang bersekat dan seakan-akan membatasi,” ujar Alvin mengenai desain studionya yang juga dilengkapi dengan lounge untuk bersosialisasi dan makan siang. Studio satu lantai ini memberikan fungsi ganda pada showroom yang berada di sisi depan studio, bukan sebagai ruang pamer saja tapi juga sebagai ruang penerima. Suasana ringan namun penuh dengan kekayaan detail khas Indonesia yang diterjemahkan Alvin ke dalam bentuk kontemporer terasa sangat kuat. Saat pemotretan untuk artikel ini dilakukan, beberapa pekerja sedang memasang rangkaian prototipe lampu di sisi dalam studio, memperkuat konsep ‘open kitchen’ yang diusung Alvin, tidak hanya pada proses desain di atas meja kerja namun juga pada pemodelan prototipenya. Jika beruntung, pengunjung mungkin bisa mendapatkan pengalaman lebih pada saat proses tersebut berlangsung. Mengenai meja panjang dengan kap lampu industrial yang menggantung di atas langit-langitnya, Alvin berkomentar, “Kenyamanan adalah sesuatu yang penting, namun untuk membuat ruang yang inspiratif menurut saya lebih penting. Meja panjang untuk para desainer memberikan keleluasaan bagi mereka untuk berdiskusi dan berinteraksi.” Kemudian ia menambahkan, “Saya ingin membuat studio yang memiliki banyak tempat untuk berdiskusi dengan ruang yang fleksibel,”

ujar Alvin yang merasa tidak ada kendala signifikan dalam proses pemindahan lokasi studionya ini. Dari implementasi desain dengan anggaran yang terbatas untuk sebuah studio, Alvin merasa cukup puas dengan hasilnya. Namun sebagai sebuah showroom ia merasa bahwa ruang yang ada masih kurang memadai, dan lokasi yang berada di lantai dua kurang mendapat kemudahan pandangan dari sisi jalan raya. Akan tetapi, Alvin yang kerap kali berkeliling nusantara untuk menyambangi sumber-sumber inspirasinya ini rasanya tak perlu terlalu khawatir akan hal tersebut. Pencitraan AlvinT yang kian meluas sebagai salah satu buah karya anak bangsa yang mengusung desain kontemporer Indonesia rasanya sudah cukup menarik perhatian konsumen, bahkan jika studio barunya ini tidak langsung terlihat dari pinggir jalan raya.

Anindita Taufani adalah Junior Editor Indesign Indonesia.

Alvin T Studio Desainer Interior alvinT studio Konsultan pencahayaan alvinT studio Periode Desain Oktober­ November 2011 Periode Konstruksi DesemberJanuari 2012 Total luas lantai 200 m2

AlvinT (62)21 719 1220 alvin-t.com FURNITUR Pada Area Studio meja, kabinet, rak-rak, sofa dan meja dapur dibuat dan didesain khusus oleh AlvinT. Adapun kursi oleh Vitra dan Informa. FINISHING Keseluruhan cat ruangan oleh Dulux dan pelapis dinding di Area

Showroom merupakan produk AlvinT & Goodrich. Pada area studio, pelapis lantai menggunakan beton cetak, dan pada toilet, dinding diselesaikan dengan menggunakan ubin semen daur ulang. FIXED & FITTED Sink pada Toilet oleh Toto dan kloset merupakan produk Toto yang didesain oleh AlvinT.

Dulux (62)21 dulux.co.id VItra (62)21 759 0610 vitra.com Informa (62)21 582 0808 informa.co.id Toto (62)21 2929 8686 toto.co.id indesignlive.ASIA


Aeronautical Opportunity Selain menjadi sebuah struktur utilitarian, ternyata sebuah hanggar pesawat juga merupakan sebuah bentukan teatrikal yang indah


portfolioindesign 113

Teks PAUL MCGILLICK Fotografi MICHAEL NICHOLSON Alih Bahasa ASIH JENiE Arsitek PETER STUTCHBURY ARCHITECTURE Lokasi CESSNOCK | AUS Proyek HANGAR FLYING MUSEUM

angar Flying Museum karya Peter Stutchbury di Hunter Valley adalah bangunan pelengkap karyanya Deepwater Wool Shed (2005) di pinggir Wagga Wagga, daerah rural New South Wales, Australia. Dalam kedua proyek ini, ia bebas untuk mengeks­ presikan kecintaannya terhadap rekayasa teknologi inovatif. Keduanya memberinya kesempatan untuk mereinterpretasikan kembali tipologi struktural tradisional yang mengalami sangat sedikit perubahan dalam waktu yang panjang. Dan keduanya menghasilkan struktur fungsional yang sukses yang juga merupakan bentukan yang indah—yang pada saat bersamaan mengekspresikan teatrikalitas yang melekat pada fungsi-fungsi yang berlangsung di dalamnya. Bentuk kurvilinier hangar yang melengkung ke belakang yang berakhir menjadi perpanjangan kanopi di atas landasan aspal mengomunikasikan dinamisme aviasi sekaligus mengingatkan kita akan hangar-hanggar ‘Blister’ pada Perang Dunia II. Penutup struktur hanggar terdiri dari lembaran Aramax pada atap selebar 15 meter yang, disangga oleh truss utama, mengkantilever kanopi sepanjang 12 me-

H

ter. Kanopi ini membentang keluar dari 30 sisi hanggar sepanjang 30 meter dan menyediakan perlindungan terhadap segala cuaca baik di dalam maupun luarnya, memenuhi kebutuhan hangar yang berfungsi ganda sebagai bengkel dan museum. Sang arsitek berkata bahwa sistem struktur demikian telah mereduksi 30 persen berat baca yang digunakan pada struktur. Terdapat dua buah ruang administrasi di bagian timur dan barat fasade (pada elevasi yang rendah), dengan akses masuk ke kantor di sisi timur dan beranda sunken di barat untuk menikmati peman­ dangan. Di dalam hangar, kedua ruang ini dihubungkan oleh sebuah jembatan gantung sepanjang 45 meter yang juga berfungsi sebagai viewing platform interior hangar.

Paul McGillick adalahEditorial Director of Indesign Group.

indesignlive.ASIA


114 portfolioindesign

HANGAR FLYING MUSEUM ARsITEk Peter Stutchbury Architecture tim PROyek Peter Stutchbury, Matt Markham-Lee insinyur Simon May Associates arsitek LANskAP Phoebe Pape pembangun Babic Construction (Tony Babic) waktu penyelesaian 3 tahun luas total area 1.886 m2 anggaran $1,8 juta Peter Stutchbury Architects peterstutchbury.com.au (61 2) 9979 5030

FINISHing Roofing is Aramax profile in ‘Surfmist’ and ‘Windspray’ dari Fielders. Wall cladding dari Lysaght Custom. Cladding internal ialah besi ‘Galvabond’ dari Bluescope. Keseluruhan pelapis internal ialah formply dari WISA. Cat besi ‘Red Box’ dan ‘Ticking’ dari Dulux. Finishing lantai beton ialah ‘Epoxy Glaze 3’ dari Hychem. Pada Viewing Deck Floor, Hexaform dari WISA. FIXED & FITTED Pintu sliding dari Alspec Fitzroy. Hangar Sliding Door dibuat khusus dari kerangka baja dengan WonderGlas.

Alspec Fitzroy (61 2) 4952 9111 Bluescope 1800 800 789 bluescopesteel.com.au Colorbond 1800 022 999 colorbond.com Dulux 13 25 25 dulux.com.au Fielders (61 2) 9426 5000 fielders.com.au Hychem (61 2) 9548 2186 hychem.com.au Lysaght Custom 1800 641 417 lysaght.com WISA Plywood (61 2) 9938 4166 wisaplywood.com WonderGlas (61 2) 9625 7200 ampelite.com.au

indesignlive.ASIA

halaman sebelumnya

Atap membentang hingga ke kanopi protektif Atas Elevasi barat dengan beranda yang tersembunyi dan ‘pod’ Bawah Jalur elevasi dapat terlihat dari dekat hanggar


indesign 115

media partners:


Up in the air BAR MELBOURNE YANG TERINSPIRASI PERMATA INI TERLETAK DI ATAS JALUR PERPOTONGAN, MENATAP KE ARAH KOTA


portfolio portfolioindesign indesign 117

elbourne dikenal akan jalur berpasir dan penuh sampah, yang mengarahkan pengelana ke jalan buntu sebelum tertarik ke pintu rahasia dan tenggelam dalam karisma kota, kehidupan malam underground. Ini serupa dengan kasus Mon Bijou, bar mungil gilang-cemerlang yang dirancang—tak terduga—di puncak Hotel Adelphi di area Flinders Lane CBD. Tak kurang dari ikon arsitektural, Adelphi rancangan Denton Corker Marshall dikenal sebagai hotel butik ‘layak’ pertama di kota. Terletak jauh di atas jutting lap pool yang terkenal, Mon Bijou, yang serupa permata, dirancang sebagai sebuah pengalaman butik dan sangat eksklusif untuk pengunjung tetap bar Melbourne, Baroq House. Fady Hachem, prinsipal Hachem, bekerja bersama pemilik untuk menciptakan pengalaman tak terlupakan yang mengoptimalkan manfaat dari anggaran proyek terbatas dan ketinggian yang tidak memungkinkan. “Ini ruang yang sangat unik di CBD,” ucap Hachem terhadap bar dua lapis di lantai 10 dan 11, dengan pemandangan kota berupa gedung batu paras dan menara katedral mengelilingi tiga sisi area yang berkaca. “Lokasi ini layak akan sesuatu yang spesial,” katanya. “Saya selalu berpikir itu akan serupa permata mungil.” Keintiman ruang, disandingkan oleh pemandangan mendebarkan permintaan Hachem untuk mengeksplorasi kilau geometris permata Art Deco; ini diterjemahkan ke dalam rangkaian bentuk tiga dimensi yang diaplikasikan ke dinding berupa lapisan cermin dan slatted two-pack finish. Langit-langit, juga berupa lapisan kumpulan bentuk geometris berkilau, bertujuan menangkap cahaya alami dan memberi efek moiré sebagai satu gerak dalam ruang. Dalam menyiasati anggaran terbatas, Mon Bijou membutuhkan perbaikan desain menyeluruh dan perencanaan yang cermat. Menjaga biaya material rendah, Hachem mengatakan, “Material di ketinggian dan tak tersentuh adalah plastik, sementara material di bawah yang tersentuh adalah kaca dan cermin.” Hachem juga menghilangkan balok struktur ekstra dengan menggunakan material ringan, seperti MDF dan two-pack finishes. Waktu dan aksesibilitas adalah tantangan terbesar, dengan bar yang hanya diakses dengan elevator dan tangga yang panjang. “Kuncinya bagi kami ialah pengerjaan kayu dan bagaimana kami

TEKS Alice Blackwood FOTOGRAFI Shania Shegedyn Alih Bahasa Bernadetta tya

M

DESAINER Hachem LOKASI MELBOURNE | VIC PROYEK Mon Bijou

menyempurnakannya,” ujar Hachem. “Kami tidak dapat membawa apa pun melalui tangga dan tidak ada anggaran untuk craning, maka masalah terbesar adalah ukuran. Segalanya harus terkonstruksi modular tanpa terlihat modular. Kami menginginkan efek yang halus.” Bekerja bersama pelaksana proyek, J&M Kheir Builder, Hachem mengonstruksi segalanya jauh dari tapak, sebelum memindahkan melalui elevator dan memasangnya, hingga ke millimeter terakhir, di antara pengerjaan kaca dan cermin. All in all, perjalanan dari jalan yang kumuh ke eselon tertinggi Adelphi adalah sebuah penemuan dan kejutan. “Anda naik dengan elevator dan terkena dampaknya,” ucap Hachem. “Banyak orang benar-benar terbawa saat memasuki interior intim dan glamor, disandingkan dengan pemandangan kota sejauh mata memandang.”

KIRI Permukaan cermin

geometris terinspirasi oleh permata Art Deco ATAS Berlapis kaca pada tiga sisi menawarkan pemandangan dramatis Kota Melbourne

Alice Blackwood adalah Editor majalah Design Quarterly.

Mon Bijou DESAINER Hachem PRINSIPAL Fady Hachem TIM DESAINER Tim Watts, Tom Tasios, Branding Fady Hachem (Principal) Seritie Hsu (graphic designer) PELAKSANA J&M Kheir Builders INSINYUR Done Consulting ANGGARAN $ 695,000 PERIODE PEMBANGUNAN 8 bulan

TOTAL LUAS LANTAI 220m2 HACHEM 1300 734 560 hachem.com.au FURNITUR Secara umum, kursi lengan Billiani ‘Fuga 531’, sofa MDF Italia ‘Yale’, dan kursi lengan Potocco ‘Diva’ dan ‘Eiles’, kesemuanya dari HUB Furniture. Meja dan kursi kawat outdoor ‘Jak dan Jill’ dari Tait Outdoor. Seluruh furnitur dan pekerjaan kayu

lain di Mon Bijou adalah desain custom oleh Hachem dan dikerjakan oleh pembangun, J&M Kheir Builder. FINISHING Fitur sirip langit-langit adalah cermin akrilik merah jambu dan cermin akrilik perunggu direkatkan ke MDF. Secara keseluruhan, kesemua bingkai dari cermin akrilik perak direkatkan pada MDF. Cladding bingkai dari Alucobond. Tirai ‘Eternal Summer’ dari Kvadrat Maharam.

Cladding pada bar adalah granit hitam ‘Impala’ dari Caesarstone. Wallpaper ‘Rococo’ dari Cole & Son. Karpet hitam dari Whitecliffe Imports. FIXED & FITTED Di Kamar Mandi, basin, keran, dan toilet dari Roger Seller. PENCAHAYAAN Secara umum, desain pencahayaan oleh Hachem dan dimanufaktur oleh pelaksana, J&M Kheir Builders.

Alucobond (61 3) 9394 3130 alucobond.com.au Caesarstone 1300 119 119 caesarstone.com.au HUB Furniture (61 3) 9652 1222 hubfurniture.com.au J&M Kheir Builders (61 3) 9386 6850 Kvadrat Maharam (61 2) 9212 4277 kvadratmaharam.com Roger Seller (61 3) 9429 8888 rogerseller.com.au Tait Outdoor (61 3) 9419 7484 tait.biz Whitecliffe Imports (61 3) 9421 2225 whitecliffe.com.au indesignlive.ASIA



119

profiling the life and work of creators around the globe 119 Shau 122 ZANUN NURANGGA 124 Wang Shu 126 Okamura

Memberikan pengaruh positif pada lingkungan dan masyarakat menjadi prinsip utama SHAU dalam setiap proyek yang mereka kerjakan

indesignlive.ASIA


ama Studio for Hope in Architecture and Urbanism menjadi kepanjangan dari SHAU yang terbentuk tahun 2008 oleh Daliana Suryawinata dan Florian Heinzelmann—di Rotterdam, Belanda—setelah mereka menyelesaikan pendidikan di The Berlage Institute. Dalam bahasa Jerman, shau berarti “lihat” atau “memamerkan”. Sejak awal biro arsitek ini berusaha untuk menghasilkan karya arsitektur dan perencanaan urban yang memberikan kontribusi positif kepada lingkungan secara ekologi dan sekitarnya secara sosial. Memilih Rotterdam sebagai pusat operasional biro ini merupakan pilihan yang mempertimbangkan suasana dan iklim berarsitektur yang sangat mendukung untuk tumbuhnya sebuah biro arsitek. Berada di antara firma arsitek ternama seperti OMA (Rem Koolhaas), MVRDV (Winy Maas), UN Studio (Ben Van Berkel), dan lainnya memberikan iklim kondusif untuk bisa mendapatkan kesempatan bekerja sama atau berkolaborasi sebagai ener­g i kreatif yang akan membuat SHAU menghasilkan karya yang jauh lebih baik. Sejalan dengan waktu, bergabungnya Tobias Hofmann di 2009 dan Yogi Ferdinand di 2012 memungkinkan SHAU untuk mengembangkan jangkauan mereka di Munich dan Jakarta. Dua kota besar ini memang sangat familier karena merupakan kota asal Florian dan Daliana. SHAU memang dibentuk bukan karena kesamaan dalam selera atau hobi. Meskipun keduanya sama-sama tidak memiliki idola arsitek secara khusus, mereka mengagumi karya arsitek ternama. Daliana sendiri merasa bahwa sudut pandangnya melihat arsitektur cukup ekstrem, inovatif, dan menantang setelah mengalami bekerja sama dengan Rem Koolhas, Winy Maas, dan Adrian Geuze. “Saya tidak punya idola arsitek. Dahulu ketika masih kuliah saya suka Frank Gehry dan Zaha Hadid, karena mereka menunjukkan kemungkinan menarik dari apa yang bisa diwujudkan oleh arsitektur dan dibangun. Mengagumkan, tetapi saya

N

tidak mau mengikuti gaya mereka,” cerita Daliana. Sementara itu, Florian memiliki sudut pandang yang berbeda. Ia tidak mengidolakan arsitek secara personal tetapi lebih ke karya mereka yang menarik perhatiannya. “Arsitek yang saya kagumi pada waktu kuliah sudah tidak lagi relevan sekarang. Hal seperti ini jelas berubah sejalan dengan waktu,” jelas Florian. Bangunan seperti Eye Museum di Amsterdam karya Delugan Meissel adalah salah satunya. Seattle Library karya OMA secara konseptual menarik perhatiannya, berikut juga dengan The Pilgrimage Church karya Gotfried Boehm. “Saya menyukai bentuk organik dan fragmen dengan sudut tajam untuk bangunan,” Florian menambahkan. Dalam berkarya, SHAU memiliki sikap yang cukup lugas dalam menjaga kualitas karya mereka. Kata ‘mediocrity’ adalah satu hal yang berusaha mereka hindari dengan selalu menghadirkan desain yang outstanding dan extraordinary. Dalam hal ini, brief awal dari klien dan karakter mereka menjadi

aspek penting yang sangat diperhatikan dan menjadi titik tolak dari proses kreatif mereka. “Kami selalu ingin memberikan desain arsitektur atau urban sebaik mungkin. Desain yang tanpa harus melawan norma yang ada, tetapi hadir dari cara berpikir yang berbeda dan melampaui hal yang biasa kita temui,” Daliana menekankan. Meskipun begitu, Daliana dan Florian merasa bahwa setiap karya arsitektur harus memberikan kontribusi pada alam dan masyarakat sekitar. Seperti ide ‘Creative Kampungs’ dari kolaborasi dengan The Why Factory, Berlage Institute, Tarumanegara University, KRUPUC, Future Cities Lab, National University of Singapore, ETH Zurich, dan lainnya. Ide ini mengembangkan kampung sesuai dengan potensi yang dimiliki. Proyek yang didukung oleh The Indonesian Diaspora Network ini bertujuan mendukung program pengembangan Kota Jakarta. Selain sebagai salah satu pendiri SHAU, Daliana juga menjadi pendiri IAI Europe Chapter dengan

kanan Karya Instalasi Daliana yang dipamerkan di Galeri Nasional, Jakarta, beberapa waktu lalu halaman seberang

Instalasi dan landmark karya SHAU


pulseindesign 121

tekS Sunthy Sunowo FOTOGRAFi Dokumentasi SHAU

penunjukan langsung oleh Endy Soebijono yang waktu itu menjabat sebagai Ketua IAI Nasional. Dengan jenis keanggotaan yang berbeda dengan IAI pada umumnya Daliana membawa kegiatan IAI Europe Chapter menjadi lebih mengutamakan dialog antaranggota dan dengan arsitek di Eropa. “Kami memiliki 40 anggota network yang memiliki keanggotaan yang berbeda dengan IAI pada umumnya,” Daliana menjelaskan. Pertemuan dalam bentuk gathering atau meeting lunch untuk menghubungkan arsitek Indonesia dan arsitek Eropa menjadi kegiatan rutin yang diselenggarakan menyusul beberapa lecture oleh arsitek Eropa yang cukup dikenal di Indonesia. Selain itu, ada juga pameran seperti The Indonesian Architecture Public Exhibition 2012 di Den Haag yang kemudian disusul dengan pameran The Dutch Way of Housing The Crowd di Jakarta. “Untuk 2013 ini, kami merencanakan beberapa program yang berkisar dari riset, pendanaan

desain untuk arsitek pemula, workshop, dan beberapa pameran,” Daliana menambahkan. Keterlibatan SHAU dalam proyek-proyek urban dan arsitektur selalu menjadi barometer bagi karya mereka sendiri untuk dapat memberikan pengaruh positif lebih banyak ke lingkungan dan masyarakat sekitar. Bagi Florian dan Daliana kesuksesan adalah bila sudah mampu mendapatkan proyek yang menarik lalu membangunnya tanpa kehilangan konsep desain yang vital selama proses tersebut. Dalam hal ini, Florian dan Daliana menekankan, “Di waktu yang bersamaan proyek tersebut harus berguna bagi masyarakat dan memberikan preseden baru untuk masa depan arsitektur.”

Sunthy Sunowo adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

Daliana Shau domisili Rotterdam, Belanda profesi Arsitek Studi The Berlage Institute di Rotterdam Karya terakhir ‘Microlibraries’ yang dipresentasikan pada The Indonesian Diaspora Network Netherlands (IDN-NL) kontak info@shau.nl

shau.nl indesignlive.ASIA


Zanun Nurangga terpilih menjadi salah satu ‘emerging designer’ dalam ajang pameran Maison&Objet 2012 di Paris

erhelatan internasional Maison&Objet bukan awalan bagi seorang Zanun Nurangga berkarya, tetapi pengalaman mengikuti pameran dalam skala internasional memberinya wawasan dan secara langsung memperluas pemahamannya tentang desain global dan di Eropa khususnya. Terpilih sebagai salah satu emerging designer dari Asia yang memamerkan karyanya di area Talents a La Carte di Maison&Objet 2012 adalah obsesi dan kesempatan bagi Zanun untuk mendapatkan pengalaman sebanyak mungkin. “Kesempatan mengenal sesama peserta a La Carte juga cukup berkesan untuk saya,” ujar Zanun. Di sinilah ia mulai memahami bagaimana industri digerakkan oleh banyak komponen dengan desainer sebagai bagian dari sistem. Bertemu dengan banyak orang selama Paris Design Week juga memberikan semangat dan pengalaman yang berbeda. Kesa­ daran akan pentingnya eksistensi bagi desainer menjadi semakin kuat. Hadir melalui konsistensi berkarya menjadi prinsip yang ingin terus ia wujudkan.

P

Sementara itu, karya baginya adalah sebuah proses evolusi yang akan terus berjalan sesuai dengan perubahan kepribadian. Ketika ditanya soal signature dalam berkarya, Zanun m ­ en­­­ja­wab, “Saya sendiri masih menganggap d ­ iri saya masih akan terus berkembang. Semoga beberapa tahun ke depan apabila dirunut akan terlihat fase-fase yang mencirikan perkembangan tersebut.” Zanun sendiri tidak terlalu memikirkan mengenai apa benang merah dari karya-karyanya karena ia percaya bila berasal dari satu pikiran yang sama, akan bisa terbaca runtutan dan ceritanya. Hal ini menjadi lebih memungkinkan ketika didukung oleh respons dan apresiasi terhadap karya desainer produk lokal yang membaik sejalan dengan waktu. Mulai banyak media cetak nasional yang mengulas desain dan meningkatnya aktivitas desain jelas menjadi hal positif yang mendorong semangat Zanun. Mungkin tidak harus mempertanyakan tentang apa ideologi dalam berkarya, karena Zanun sendiri ternyata percaya bahwa desain sama se­perti cabang-cabang seni rupa lainnya. “Push the envelope, mencoba mendorong batas dari apa yang sudah dilakukan. Kadang dorongan ini tidak perlu inovatif atau revolusioner, tetapi cukup hanya mencoba apa yang belum pernah saya coba sebelumnya,” paparnya. Berada dalam konstelasi dunia desain, ia terinspirasi oleh beberapa desainer ternama dunia seperti Tokujin Yoshioka, Vincent Darre, Marten Creed, Olafur Eliasson, dan Rick Owens. Namun, ia sadari bahwa melihat karya-karya rekan-rekannya sesama desainer juga bisa menikmati sensasi dan inspirasi yang berbeda. Hal ini juga yang membentuk pemahamannya tentang eksistensi seorang desainer. Secara personal ia jelaskan, “Setiap desainer memiliki karakter masing-masing, dan eksis adalah dikelilingi teman desainer lain yang saling me­ngisi ruang yang tidak saya isi sebagai desainer.” Secara sadar Zanun merasa bahwa ada saat-saatnya ia harus berhenti dan mencari fokus lagi karena kendala dalam berkarya baginya adalah mengerjakan beberapa hal dalam


pulseindesign 123

tekS Sunthy Sunowo FOTOGRAFiI Dokumentasi Zanun Nurangga

Halaman ini Atas

Menjadi salah satu dari beberapa desainer Asia yang terpilih

Halaman Sebelah dan bawah Beberapa furnitur

dengan ekspresi desain yang dibuat oleh Zanun dari berbagai inspirasi

waktu bersamaan. “Di sisi lain, menjadi entrepreneur adalah menjadi multitasker,” jelasnya. Itulah konsekuen­si dari berkarya dengan nama sendiri sebagai brand. Hal ini memengaruhi caranya menyikapi setiap karyanya. “Saya yakin tidak semua desain punya potensi untuk menjadi mass product. Jadi, produk yang berpotensi akan didorong untuk produksi massal dan produk lain akan tetap eksklusif. Semua tergantung dari respons pasar­nya,” Zanun meyakini. Selain imajinasi dan kreativitas dalam berkarya, sebagai desainer produk, ia didukung juga oleh para peng­rajin dan sumber daya manusia yang ada.Namun, ia justru melihat bahwa yang menghambat justru terletak pada masalah manajemen operasional yang sebenarnya telah berkembang di negara-negara maju, tetapi sumber daya manusia kita belum menguasai hal tersebut meskipun memiliki kemampuan dan pengalaman yang sangat baik. Terus berkarya dan menjaga konsistensi mungkin menjadi prinsip profesional seorang Zanun Nurangga,

tetapi keseimbangan antara menjadi desainer dan entrepreneur ialah salah satu proses yang harus selalu ia jaga keseimbangannya. Berupaya tidak membatasi imajinasi, tetapi tetap realistis dan mampu memberikan solusi juga tuntutan penting bagi dirinya. “Desainer itu saya anggap profesi seumur hidup, jadi ingin rasanya nanti bisa terus bersyukur dan dalam perjalanannya bisa memberikan kontribusi bagi sejarah desain di Indonesia,” ujarnya. Satu lagi obsesinya yang belum terwujud. “Saya ingin mengembangkan suatu kawasan terpadu semacam design district yang dipenuhi studiostudio desain dan galeri,” jelas Zanun. Di sini idealismenya berkembang tidak hanya egosentris, tetapi juga memiliki efek menyeluruh untuk perkembangan dunia desain di Indonesia.

Sunthy Sunowo adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

Zanun Nurangga domisili Bandung, Indonesia Profesi Desainer Produk Studi Desain Produk, Institut Teknologi Bandung dikenal SEBAGAI Salah satu emerging designer dari Asia dalam Talent a La Carte di Maison&Objet 2012 kontak zanun@studiosorcery.com

zanunnurangga.com indesignlive.ASIA


halaman ini Zhongshan

Road di Hangzhou, Cina halaman sebelah New Academy of Art


pulseindesign 125

teks JENNA REED BURNS fotografi IWAN BAAN Alih Bahasa Sunthy SUnowo

Wang Shu adalah pemenang dari Pritzker Prize 2012 yang juga memperjuangkan eksistensi ‘slow design’ di Cina aligrafi Cina merupakan seni dalam keindahan memukau yang juga menggambarkan sifat si penulis. Bagi Wang Shu, memenangkan Pritzker Prize 2012 dan menjadi pembicara konferensi Australia Institute of Architecture di Brisbane, disiplin ini adalah latihan utama agar tangannya tetap sensitif dan ingatannya tetap tajam mengenali setiap detail dari bangunan yang ia desain. “Kaligrafi Cina berhubungan dengan menerjemahkan makna puisi ke dalam bentuk penandaan fisik, dan secara konsisten mengontrolnya. Arsitektur sama dengan hal ini,” jelas Wang Shu. “Namun, tidak hanya tentang meniru bentuk. Ketika meniru aslinya, membutuhkan kejelian mengingat begitu banyak detail yang sangat kecil. Asisten saya sampai heran, bagaimana saya bisa mengingat semua detail dari seluruh proyek saya.” Wang adalah orang yang cukup langka di tanah airnya. Arsitek lain bekerja untuk pemerintah dan perusahaan konstruksi besar, sementara dirinya lebih memilih independen menjalankan biro arsitek. Bersama istrinya yang juga arsitek sekaligus partner bisnis, Lu Wenyu, Wang Shu membangun biru arsitek kecil di Kota Hangzhou. Ia berharap dengan memenangkan The Pritzker Prize ini, ia dapat menunjukkan kepada arsitek muda berkebangsaan Cina bahwa biro kecil bisa melakukan hal besar dan mendorong mereka untuk bekerja seperti dirinya. Selain itu, dapat pula bereksperimen dengan ide dan

K

mewujudkan ekspresi arsitektur yang memukau dalam kecepatan bekerja yang lebih lambat daripada biasanya di dunia modern Cina. Wang Shu juga menerima penghargaan penting lain seperti French Gold Prize 2011 dan German Schelling Architecture Prize 2010. “Waktu untuk mendesain proyek di Cina itu amat pendek dengan konstruksi yang supercepat,” terangnya. “Jika Anda bekerja cepat, Anda tidak akan bisa mendapatkan hasil kerja berkualitas. Saat orang lain menyelesaikan desain dan menyerahkan ke kontraktor, saya justru masih berkutat dengan desain ketika bangunan sudah mulai dibangun. Nama Amateur Architecture Studio dipilihnya untuk merefleksikan kualitas arsitektur seperti dibuat dengan tangan dan menghormati tradisi. Adapun beberapa hasil karyanya memang berskala besar dan menggunakan bahan yang selalu menjalin komposisi menarik dengan material recycle seperti ubin, bata, dan batu sisa dari bangunan yang dihancurkan. Begitu banyak bangunan warisan budaya Cina yang telah hancur membuatnya sedih dan sangat peduli.Ia sadar tak bisa menghentikannya ketika ekonomi menjadi kunci perkembangan

pembangunan. Meski pemerintah telah sadar akan pentingnya mempreservasi bangunan lama, tetapi hal ini bukanlah hal yang mudah.Dengan memanfaatkan material daur ulang ke dalam bangunan baru, Wang seakan merajut kenangan dan sejarah ke dalam bahan-bahannya. Satu lagi prinsipnya ialah arsitektur sudah seharusnya mampu menyentuh penggunanya. Karena itu, ia selalu menghadirkan ruang luar di dalam bangunan agar orang bisa menikmati pergantian udara, suhu udara, dan suara ketika melangkah ke beberapa bagian ruang. “Arsitektur yang baik itu bisa menghubungkan manusia dengan lingkungan sekitarnya,” jelasnya. Wang sangat mempercayai aspek yang menonjol dari budaya Cina adalah alamnya. “Kita punya tradisi panjang untuk mengamat dan mempelajari alam. Kaligrafi dan lukisan menjelaskan apa saja yang sudah kita pahami dan ini menjadi penting, bahkan di masa kini.”

Jenna Reed Burns adalah Kontributor Editor untuk Indesign di Brisbane.

Wang Shu Lahir Urumqui, Xinjiang, Cina Tinggal Hangzhou, Cina Mendirikan Amateur Architectue Studio dengan Istrinya Lu Wenyun tahun 1997 Penghargaan Pritzker Prize (2012); Gold Medal of Architecture from l’Académie d’Architecture (2011); Schelling Architecture Prize (2010)

pritzkerprize.com/2012/biography indesignlive.ASIA


Halaman ini dan sebelah Produk Okamura

Dunia telah mengenal namanya sebagai salah satu jaminan kenyamanan dalam bekerja dengan menggunakan perabot kantor Okamura

yang selalu mengedepan­ kan kualitas ergonomis menjadikan beberapa seri koleksinya mendapatkan penghargaan desain

erjalanan yang telah dilalui oleh Okamura sangat panjang. Berawal dari tahun 1945 ketika dunia masih disibukkan dengan perang dan beberapa konflik antarnegara, Okamura mulai berproduksi dengan merek Okamura. Nama tersebut mengambil sebutan sebuah daerah di Kota Yokohama di mana perusahaan ini mulai berdiri. Pada 1948, furnitur taman menjadi jenis produk pertama yang dipasarkan. Setelah 67 tahun berkembang Okamura telah menjadi perusahaan dan merek dagang yang memberikan jaminan atas keta­hanan dan kenyamanan menggunakan produknya. Sampai hari ini Okamura tetap mempertahankan produksi di Jepang dengan supervisi yang ketat. “Kami sangat bangga bahwa produk Okamura masih diproduksi di Jepang dan tetap mencerminkan filosofi kami ‘Quality Pays for Itself ’,” jelas Mr. Kazuhiro Nomura, Managing Director Okamura. Bila menelusuri sejarahnya, Okamura tidak hanya sebagai produsen furnitur taman atau kantor. Tercatat tahun 1950 menghasilkan torque converter untuk kereta api, mobil, dan industri kendaraan di Jepang. Tiga tahun kemudian perusahaan ini bekerja sama dengan The University of Japan untuk merancang N-52, pesawat postwar produksi Jepang yang pertama. Selain itu, terdapat The Mikasa, mobil Jepang pertama dengan front-wheeldrive automatic yang dikembangkan oleh Okamura di tahun 1957. Kiprahnya di dunia furnitur kantor secara internasional dimulai dari sebuah meja kantor tipe-36 yang menjadi sampai saat ini masih menjadi referensi awal dari bentuk meja kantor modern. Perusahaan yang hanya membangun pabriknya di Jepang ini terus

P

mengembangkan desain perabot kantor seperti meja kerja dan kursi kantor yang mengedepankan kenyamanan dan pencitraan profesional. Perusahaan terus berkembang dari produsen furnitur taman dan kantor menjadi pemberi solusi ergonomi di berbagai industri. Okamura kemudian membangun reputasi internasionalnya melalui produk berkualitas yang berdasarkan pada riset mendalam tentang desain ergonomi. Filosofi untuk mengedepankan kualitas daripada apa pun terbayar ketika konsumen internasional menunjukan respons positif terhadap produk-produk Okumura dari awal tahun berdirinya hingga saat ini. Mengandalkan lima pabrik di Jepang, Okamura terus menghadirkan produk berkualitas tinggi dengan desain yang sangat memperhatikan aspek ergonomi dan fashion. Di tahun 2002 organic mesh chair Contessa menghadirkan gebrakan desain di ORGATEC 2002; pameran yang menarik perhatian konsumen furnitur di Eropa. Kursi kantor yang tidak hanya nyaman untuk diduduki, tetapi sandaran dari bahan mesh yang lembut bisa mengikuti bera-


pulseindesign 127

tekS Sunthy Sunowo FOTOGRAFiI DOKUMENTASI okamura

gam bentuk postur tubuh. Kehadiran mekanisme yang bisa disesuaikan membuat kursi ini cukup sukses dan terjual sebanyak 300.000 unit lebih. Kesuksesan itu dilanjutkan oleh Leopard dan Luce yang juga memukau para pengguna kursi kantor. Di sinilah keseriusan Okamura memperhatikan aspek ergonomi terlihat, bahkan teknologi robot ikut dikembangkan demi mendukung kenyamanan dari kursi ini. Okamura memang berhasil membawa standar ergonomi menjadi lebih tinggi. Pemahaman tentang postur tubuh manusia kemudian menjadi aset terbesar yang dimanfaatkan optimal untuk selalu memberikan kualitas prima pada setiap produknya. Ergonomi sendiri adalah sebuah aspek yang menjadi penting ketika pemahaman tentang tubuh manusia sudah cukup mendalam. Tubuh manusia sering kali merefleksikan apa yang ada di pikiran. Peregangan otot, bersandar, memiringkan badan, bersandar pada lengan, dan dengan konstan mengubah postur tubuh. Oleh karena itu, ergonomi lebih mengutamakan pemahaman tentang bagaimana tubuh mendistri-

busikan berat. Pemahaman itulah yang kemudian mendorong solusi-solusi tepat untuk bisa memberikan pengalaman duduk yang lebih baik. Mekanisme kursi kantor yang bisa disesuaikan seperti tinggi rendahnya, sudut sandaran kursi, ketinggian dudukan lengan, dan bahkan kedalaman kursi sangat menentukan sensasi kenyamanan. Bentuk, detail desain, dan materi menjadi aspek pendukung yang membuat produk Okamura ini selalu berkelas. Optimisme untuk terus sukses menjadi semangat yang mewarnai perayaan anniversary Okamura ke-65. Pesta yang diselenggarakan pada 3 Oktober 2012 tahun lalu juga menjadi bagian dari Saturday in Design yang meluncurkan The Zephyr Light, Omnes Office Chair, dan Manifold Table. Pada 2013 ini Okamura juga mengukir kesuksesan lewat anugerah iF Product Design Award. Anugerah yang diberikan pada desain produk unggulan ini menunjukkan bahwa Okamura telah berhasil mencapai kualitas prima dalam desain dan telah diakui secara internasional. Pemenang award ini nantinya akan ber-

partisipasi dalam The iF Design Exhibition di Hannover, sebuah pameran yang juga paralel dengan CeBIT pada Maret 2013 yang lalu. Selain itu, pameran iF Design Exhibution di Hamburg, sebuah acara yang mempertemukan media, industri desain, dan semua orang yang tertarik dengan desain dan arsitektur. Secara bisnis, Okamura berkembang tidak hanya pada perabot kantor, tetapi juga beberapa industri seperti fasilitas publik, fasilitas kesehatan, dan laboratorium, produk arsitektural, sistem keamanan, sistem telekomunikasi, produk interior-SOHO related, display toko, material handling system, dan industrial machinery. Lingkup bisnis yang begitu luas tetap merepresentasikan benang merah keseriusan untuk mengembangkan kualitas dan membiarkan produk berkomunikasi dan meraih konsumen setianya.

Sunthy Sunowo adalah Senior Editor Indesign Indonesia.

Okamura domisili Jepang Profesi Desainer Produk Nama perusahaan Okamura Corporation Produk utama Perabot kantor Produk terbaru The Zephyr Light, Omnes Office Chairs, Manifold Table

okamura.com indesignlive.ASIA



129

ISSUES AND IDEAS AROUND DESIGN AND ARCHITECTURE 130 let’s go to the park? 132 Building on water? 134 Unlocking Human Promise?

indesignlive.ASIA


LET’S GO TO THE PARK?

erada di iklim tropis dengan dua musim dan kelembapan yang tinggi membuat aktivitas ruang luar dalam kebudayaan dan kebiasaan kita tidak terlalu tinggi. Seberapa sering seseorang memutuskan untuk berjalan kaki di sekitar huniannya untuk menyegarkan pikiran? Atau kekhawatiran orangtua tentang ruang bermain yang aman untuk buah hatinya? Di negara-negara maju mungkin memiliki peraturan dan perencanaan kota yang lebih komprehensif dengan memperhitungkan kebutuhan ruang hijau terbuka di antaranya taman kota untuk kesehatan dan kualitas hidup di setiap kawasan. Namun, di Asia atau Indonesia terjadi fenomena yang sangat berbeda. Kehadiran taman kota lebih sering tidak didukung oleh pengaturan dan perawatan yang baik. Hasilnya banyak taman yang terbengkalai atau kemudian mengalami penyalahgunaan fungsi. Seberapa besar kebutuhan taman di sebuah kota sebenarnya tidak sepenuhnya disadari kebanyakan orang. Ruang kota di Indonesia lebih banyak dianggap jauh lebih berguna dimanfaatkan untuk bangunan daripada ruang terbuka hijau. Sikap terhadap kebutuhan ruang terbuka hijau ini kemudian sedikit demi sedikit bergeser dengan keberanian beberapa pemerintah

B

daerah untuk mengembalikan fungsi taman pada beberapa bagian kota yang telah berubah fungsi. Keberhasilan ini bisa dirasakan di Kota Surabaya yang tetap berkembang menjadi kota metropolitan dengan tetap berhasil menyisipkan kehadiran taman kota di antara perkembangan bangunan baru. Kesadaran dan visi yang jelas dari pemerintah kota memberi ruang bagi hadirnya taman publik yang berkualitas. Tidak hanya mewadahi beragam vegetasi yang menyegarkan udara, tetapi juga memberikan fasilitas publik berupa arena bermain, bertemu, berinteraksi, dan bersosialisasi. Di ruang-ruang ini juga mewadahi aktivitas komunitas-komunitas yang menggerakkan dinamika warga kota dengan kegiatan mereka. Situasi di mana keluhan dari ruang-ruang publik pada umumnya bisa dikurangi. Pemikiran tentang taman yang dimanfaatkan oleh gelandangan, kriminalitas, dan tindakan-tindakan asusila di taman kota memang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan profesional di bidang perencanaan perkotaan. Efek negatif dari kehadiran ruang terbuka hijau yang dahulunya begitu dihindari dan menyebabkan ruang-ruang ini dihilangkan sudah semestinya dicarikan solusi dan pendekatan desain yang tepat. Ruang terbuka yang terang di malam hari mungkin menjadi alternatif solusi untuk mengurangi kriminalitas dan aktivitas negatif lainnya. Namun, aspek desain yang memperhatikan detail juga ikut berperan dalam mewujudkan kondisi ideal sebuah taman kota. Taman kota sebagai bagian dari ruang terbuka hijau tidak hanya terdiri dari sekumpulan vegetasi hijau yang memiliki fungsi ekologi, tetapi juga sosial dan edukasi. Kehadiran taman kota juga secara langsung membuat kota tersebut memiliki ruang luar yang bisa dinikmati dengan baik. Taman juga menjadi jeda yang membuat kota tersebut bisa dinikmati dari skala pejalan kaki. Fungsinya

secara ekologi tidak hanya menjadi penghasil oksigen atau udara segar, tetapi juga menjadi area resapan air, menurunkan suhu mikro lingkungan, dan mengurangi debu. Perubahan yang mungkin kecil tetapi penting dan sangat dibutuhkan untuk mewujudkan lingkungan yang berkualitas. Sementara itu, fungsi sosial juga harus diwadahi oleh sebuah taman kota karena menjadi tempat bertemunya warga kota dan berinteraksi. Kepen­ tingan orang untuk datang ke taman kota memang beragam. Ada yang hanya ingin duduk, beristirahat sejenak, dan menghirup udara segar. Ada juga yang memanfaatkan taman kota sebagai tempat untuk bertemu dan beraktivitas komunitasnya. Kisaran umur juga tidak ada batasan. Kehadiran vegetasi juga kemudian didukung oleh kombinasi tekstur yang didesain dengan baik. Di pagi hari, banyak yang membutuhkan olahraga dan memanfaatkan tekstur bebatuan dan hamparan rumput untuk efek refleksiologi. Selain itu, taman kota sering menjadi tempat bermain anak-anak beragam umur yang membutuhkan setting lingkungan yang baik untuk membuat mereka belajar dalam bermain. Fasilitas lain seperti koneksi internet nirkabel juga mendukung atmosfer taman menjadi lebih edukatif dan positif. Kompleksitas fungsi sebuah taman sebagai ruang terbuka hijau di sebuah kota menjadi sebuah tantangan untuk pemerintah, tetapi inisiasi dari warga sekitarnya untuk merawat dan memanfaatkan area tersebut seoptimal mungkin juga menjadi kunci dari keberlanjutan niat baik menghadirkan taman kota.

Sunthy Sunowo memiliki latar belakang pendidikan arsitektur dan kini bekerja sebagai Senior Editor majalah Indesign Indonesia.


zoneindesign 131

teks Sunthy Soenowo FOTOGRAFiI Asih Jenie

Keberhasilan pemerintah Kota Surabaya untuk menghadirkan taman kota yang mampu mewadahi kegiatan masyarakat kota dan menumbuhkan ruang-ruang publik yang positif. Contoh: Taman Bungkul, Taman Dalog dan Taman Jayengrono.

indesignlive.ASIA


Searah jarum jam dari atas Floating house di

Belanda menggunakan teknologi dari flexbase untuk struktur dasar bangunan. Dermaga di Copenhagen yang menunjukkan kemungkinan struktur besar di atas air. Suasana Pameran di Erasmus Huis. Bart van Bueren sebagai salah satu pembicara. Model lain dari bangunan rumah di atas air yang berada di Ijburg, Amsterdam (Fotografi: Nissa Maretha. Courtesy oleh Kedutaan Besar Belanda)


zoneindesign 133

Teks Sunthy Soenowo FOTOGRAFI NISSA MARETHA DAN KEDUTAAN BESAR BELANDA

Building on Water?

ndonesia merupakan sebuah negara dengan lebih dari 13.000 pulau yang disatukan oleh perairan, hamparan laut, sungai, dan danau. Hadirnya peradaban di Indonesia pada zaman dahulu juga sepertinya didorong oleh kebutuhan manusia untuk mendekat pada sumbersumber kehidupan. Kesuburan tanah di Indonesia salah satunya disebabkan oleh air yang mengandung banyak mi­ neral penting. Namun sejalan dengan waktu dan ketidakpedulian manusia akan alamnya, begitu banyak sumber air kita yang telah dimanipulasi dan mengalami pencemaran yang parah. Betapa kotornya Sungai Ciliwung dan perairan pantai sekeliling Jakarta yang telah tercemar limbah industri dan rumah tangga. Di bagian dunia yang lain, terdapat negara Belanda yang juga sangat berdekatan dengan sumber air seperti sungai dan laut. Negara ini bahkan de­ ngan sengaja membendung air laut untuk bisa mendapatkan lahan yang lebih luas lagi untuk pertumbuhan bangunan dan kebutuhan lahan. Selain itu, kotakota di Belanda juga mengalami banjir se­perti di Jakarta sehingga mereka mencoba berbagi solusi dengan Indonesia. Di negara Belanda rumah di atas permukaan sungai atau danau menjadi pemandangan yang sangat wajar. Beberapa perencanaan bahkan tidak hanya untuk bangunan rumah atau gedung,

I

tetapi menghadirkan lahan di atas air untuk pertanian. Dalam pameran yang di­selenggarakan oleh Erasmus Huis tentang “Building on Water” ini mengha­ dirkan berbagai pengembangan fungsi dan desain dari bangunan di atas air yang telah dirancang dan beberapa bahkan telah terealisasikan. Arsitek berkebangsaan Belanda, Remko van Buren dari Waterstudio, berbagi pengalamannya mengenai membangun di atas air yang ternyata memiliki aspek fleksibilitas dan berkelanjutan terhadap perubahan iklim dan permasalahan urban pada proyek-proyeknya. Menurutnya, sudut pandang untuk menghadirkan pembangunan di atas air akan memberikan cara baru bagi sebuah kota untuk bisa berkembang dengan dinamis. Sementara itu, Bart Van Bueren dari Waterarchitect yang menjadi asisten profesor di Taiwan juga memperkenalkan salah satu karyanya, Floating Pavillion, di Rotterdam yang menjadi ikon dari perubahan iklim. Ia sendiri juga meneruskan riset dan pengembangan ide membangun di atas air ini dengan menghadirkan konsep low-cost floating foundation yang tentunya mendorong pembangunan di atas air dengan lebih merata, baik itu untuk yang memiliki modal tinggi maupun rendah. Dalam seminarnya, Kedutaan Besar Belanda juga mengundang dua arsitek Indonesia untuk saling berbagi ide dan pemikiran, Budi Pradono dan Ahmad Dinawan. Keduanya memiliki sudut pandang yang berbeda sehingga memberikan wacana yang berbeda pula. Budi Pradono mempresentasikan ide-ide pengem­bangan area pinggiran pantai Jakarta yang ia kembangkan untuk memberikan solusi pada permasalahan permukiman di sana. Sementara itu, Ahmad Dinawan mencoba mengamati bagaimana masyarakat tradisional mengembangkan lingkungan terbangunnya berdampingan dengan sungai. Konsep Gretak yang memanfaatkan material drum bekas membawa kemungkinan untuk kemudian bisa dikembangkan menjadi purwarupa yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat di pinggiran sungai Kalimantan.

Kehadiran dari seminar dan pameran yang diselenggarakan di Erasmus Huis hingga 19 April 2013 kemarin memberikan ide-ide segar tentang kemungkinankemungkinan yang bisa dikembangkan dengan bangunan di atas air. Beberapa bangunan bahkan mengambil skala yang cukup besar seperti dermaga kapal pesiar, gedung paviliun, dan bangunan vila yang besar. Akan tetapi, terdapat banyak permasalahan di Indonesia dari skala perencanaan dan peraturan perkotaannya dan juga apresiasi masyarakat yang masih belum cukup baik terhadap sumber air seperti danau, sungai, atau laut. Seperti contohnya di sepanjang sungai di Jakarta, warga dengan tenang bisa membuang sampah dengan seenaknya ke sungai tanpa peduli limbah mereka dalam beberapa tahun akan berakumulasi dan membuat sungai menjadi dangkal dan kotor. Ide membangun bangunan di atas air mungkin belum memungkinkan saat ini di Indonesia karena permukaan air su­ ngai dan danau kita telah tercemar, tetapi wacana ini bukannya tidak mungkin dilaksanakan. Sebuah tantangan yang dihadapi oleh para pembuat kebijakan dan profesional seperti arsitek dan tenaga teknik untuk lebih bisa memanfaatkan air sebagai bagian lebih dekat dengan kehidupan kita. Dan seperti efek domino, niat dan apresiasi baik yang dihadirkan dari ide membangun di atas air ini bisa jadi mengawali pengaruh baik dan munculnya solusi-solusi baru dari permasalahan perkotaan yang dialami kota-kota di Indonesia saat ini. Sunthy Sunowo memiliki latar belakang pendidikan arsitektur dan kini bekerja sebagai Senior Editor majalah Indesign Indonesia.

indesignlive.ASIA


134

Zoneindesign

teks Mandi Keighran Ilustrasi Alex Buccheri Alih Bahasa Sunthy Sunowo

Unlocking human promise?

i sebuah situs yang baru saja diluncurkan untuk merayakan The Centenary of Steelcase, Neri Oxman, arsitek dan desainer di MIT Media Lab menjelaskan, “Sebagai pembuat kreasi, kita harus menuntut diri sendiri agar menemukan cara baru untuk hidup daripada hanya merancang wadah baru untuk hidup.” Kita bisa mengatakan hal yang sama de­ ngan cara kita bekerja. Kita harus me­ nuntut diri sendiri untuk menemukan cara baru dalam bekerja yang membuat kita mencintai dan memahami apa yang kita lakukan, tetapi juga bagaimana cara kita melakukannya. Terdengar se­perti ide yang sederhana, namun amat jarang diterapkan dalam praktik arsitektur. Beberapa dekade terakhir ini banyak tempat bekerja yang sama sekali tidak mempertimbangkan untuk menghadirkan lagi proses dan cara orang bekerja. Cara bekerja tradisional yang semakin lama semakin tidak memiliki tempat di dunia global yang saling terhubung ini akhirnya menang. Di proyek-proyek yang sukses di beberapa tahun terakhir seperti One Shelley Street dan Commonwealth Bank Place, ruang secara fisik diwujudkan melalui riset yang mendalam tentang tempat kerja pada umumnya, di mana perusahaan ingin berada di masa depan, dan bagaimana penggunaan konsep tempat kerja yang baru mampu mewujudkan visi tersebut. Tempat kerja yang ideal (atau tempat untuk pendidikan) merespons perubahan kultur, sosial, dan teknologi. Menyediakan serangkaian tatanan be-

D

indesignlive.ASIA

ragam dan menawarkan kontrol pada bagaimana dan di mana orang memilih untuk bekerja. Investigasi terhadap pelaksanaan kerja juga menjadi bagian penting untuk mewujudkan alat-alat di tempat kerja. Sebagai contoh, Steelcase yang menjadi unggulan global untuk furnitur komersial, bertujuan membawa perubahan dalam bisnis tersebut setelah memperlajari bagaimana orang bekerja. Ketika memilih tema untuk perayaan ulang tahun ke-100 pada tahun ini, Steelcase menantang diri sendiri untuk ‘unlock human promise’. Mereka meluncurkan Steelcase 100 situs mikro dan telah menyelenggarakan beberapa acara di daerah sekitar yang melihat kembali masa depan tempat kerja. Beberapa ruang pamer baru juga telah dibuka di Tokyo, India, dan Brisbane, di mana Steelcase menjalin kerja sama dengan Inspiration Office. Situs mikro Steelcase 100 memamerkan 100 mimpi, 100 pemikiran, dan 100 tahun sebagai alat utama untuk mengomunikasikan visi mereka. Dikurasi oleh jurnalis dan pengarang buku dari UK, John Hockenberry, yang menggambarkan situs tersebut sebagai “sirkus global tentang mimpi dari semua orang, semua umur dan semua benua”, sesuatu yang menunjukkan apa yang akan ditemui di masa depan nanti. Mimpi dari 100 anak dari berbagai belahan dunia bisa ditemukan di situs ini, berdampingan de­ ngan ide dan visi untuk masa depan dari 100 visionaris di beragam bidang. Berdampingan dengan visi Oxman dalam menemukan cara baru untuk

hidup di masa depan, desainer ternama Patricia Urquiola memiliki visi bahwa gender, suku, jenis kelamin, ideologi, dan keyakinan akan menjadi karakteristik yang tidak lagi penting dalam menentukan diri sendiri. Visi The Steelcase adalah visi yang ambisius dan sedang dalam proses pembuatan selama seabad ini. Perusahaan ini dibentuk tahun 1912 di Michigan dan menerima paten pertama mereka tahun 1914 untuk keranjang sampah dari besi. Mungkin tidak terdengar inovatif di dunia teknologi tersaturasi saat ini. Namun, pada saat itu produk tersebut merepresentasikan cara baru untuk mendekati desain tempat kerja dan membawa Steelcase menjadi produk dan servis yang sarat inovasi. Sekarang perusahaan ini memiliki lebih dari 1.300 paten aktif dan registrasi desain di seluruh dunia. Steelcase juga telah menginvestasikan lebih dari 100 juta dolar untuk riset, desain, dan pengembangan selama 3 tahun terakhir. Hampir semua riset ini difokuskan pada bagaimana menemukan cara orang bekerja dan dimanfaatkan untuk mendesain alat bekerja yang akan lebih mendukung pekerjanya.

Mandi Keighran adalah Editor majalah Indesign. Steelcase 100 (61 2) 9660 5511 100.steelcase.com

indesignlive.ASIA


135

sustainable practices indesign 136 Orchid Inspirations 138 Substance Beneath the Surface

indesignlive.ASIA


ORCHID INSPIRATIONS Menggulung keluar dari bumi, pusat informasi pengunjung baru di Vandusen Botanical Garden di Vancouver telah diperbandingkan dengan bukaan kepak sayap burung atau pecahan ombak. Sesungguhnya desain tersebut berasal dari bentuk anggrek asli Kanada

nspirasi untuk pusat informasi baru di VanDusen Botanical Garden di Vancouver adalah sebuah foto hitam putih tua helaian daun anggrek dalam buku Art Forms of Nature oleh Karl Blossveldt. Foto itu ditemukan pada suatu sore oleh arsitek lanskap legendaris Cornelia Hahn Oberlander dan Harley Grusko, seorang desainer proyek di Perkins + Will. Keduanya memutuskan bentuk tersebut ialah simbol yang tepat untuk pusat informasi beratap hijau, yang harus dapat mengedukasi dan merangsang rasa ingin tahu pengunjung pada dunia tanaman dan mendemonstrasikan pemeliharaan lingkungan yang terbaik. Pihak Vancouver Board of Parks and Recreation ingin­ visibilitas lebih pada taman-taman. “Karenanya kami butuh sesuatu yang dramatis dan sangat organik,” ujar Jim Huffman, desainer ketua untuk proyek ini dari Perkins + Will. “Kami telah melihat bentukan tanaman. Figur ini membantu memastikan arah kami.”

I

Atap bergelombang berbentuk daun bunga memancarkan cahaya dari pusat bangunan, skylight yang mengerucut. Skylight itu menyinari atrium, yang merupakan pusat kegiatan bangunan dan juga pintu masuk ke taman. Pusat informasi ini terdiri dari perpustakaan, ruang pameran dan ruang-ruang kelas, toko dan kafe. Huffman menunjukkan sebuah ‘penangkap cahaya matahari’ emas berupa aluminium tabung berlubang, menggulung pada sisi dalam skylight. Adalah sebuah sink tenaga surya yang memanas pada musim panas, mengalirkan udara panas keluar melalui jendela-jendela di skylight. “Bangunan ini bekerja se­perti tanaman,” ujar Huffman, menjelaskan bahwa bangunan ini memanen cahaya matahari dan mengumpulkan serta menyimpan seluruh air dan energi yang dibutuhkan. Didesain untuk melampaui sertifikasi platinum Leadership in Energy and Enviromental Design (LEED), bangunan ini juga terbentang melalui lanskapnya.

Menghabiskan energi nihil dan air yang dipanaskan dan didinginkan secara natural. Tabung surya untuk air panas pada atap digunakan untuk kebutuhan air panas dan penghangat di bawah lantai. Air panas disimpan dalam sumur bor 58 geotermal, sedalam 60 meter di bawah bumi, dan dipompa ke atas saat dibutuhkan. Air hujan dikumpulkan dari atap dan digunakan sebagai greywater, sedangkan air kotor diperlakukan dalam bioreaktor yang kemudian digunakan untuk pengairan taman. Hasil inisiatif ini, sang arsitek ingin mendaftarkan bangunan dalam sertifikasi Living Building Challenge (LBC), yang membutuhkan pendekatan holistik terhadap keberlanjutan dan berdasarkan performa bangunan pada lebih dari 12 bulan. Hampir semua material berasal dari lokal. Selama masa konstruksi, LBC tidak akan menerima Pinus yang diberi antirayap dalam kate­ gori sustainable, maka arsitek menggunakan kayu rekla­ masi maupun kayu tersertifikasi FSC sebagai gantinya.


sustainindesign 137

Teks LINDA VERGNANI Fotografi Nic Lehoux Alih Bahasa Anindita Taufani arsitek PERKINS + WILL Arsitek Lansekap SHARP & DIAMOND WITH CORNELIA HAHN OBERLANDER loKasi VANCOUVER | CAN PROyek VANDUSEN Visitor centre

Huffman mengatakan bahwa mereka memilih tapak dekat dengan jalan sehingga bangunan istimewa ini dapat menarik pengunjung. Jajaran dinding yang diberi warna seperti batu pasir alami, melindungi bangunan dari kebisingan jalan raya. Di sisi lain bangunan ini, dinding kaca besar terbuka ke sisi taman. Atap berbentuk kelopak tampak mengambang di atas dinding, sebuah ilusi yang tercipta oleh rangkaian jendela-jendela tinggi. Beberapa bagian atap rumput tertanam ke permukaan bumi sehingga binatang seper­ti tupai dapat menjelajahi sisi atas dan menikmati semangkuk salad. Atap naungan di atas pintu masuk menukik seperti sayap­, ditopang oleh kolom laminasi Douglas Fir. Setiap 70 panel atap telah jadi dan dibawa ke lokasi dengan insulasi, langit-langit, dan pencahayaan yang telah selesai terpasang. Langit-langit dilapisi oleh papan kayu yang bergelombang di atas atrium dan beberapa rungan lain. “Hal ini bagi saya seperti sisi bawah jamur chanterelle,” ujar Oberlander yang kini berusia 90 tahun. “Dengan memiliki warna kekuningan yang sempurna.” Mengenai palet tanaman yang mengelilingi pusat informasi ini, Oberlander memilih daftar tanaman British Columbia oleh seorang naturalis Archibald Menzies, yang mendampingi Kapten George Vancouver pada penjelajahan pesisirnya. Atap tersebut diberi rumput turf eco, sebuah campuran rumput lokal diselingi lili liar. Desain lanskapnya meliputi sebuah taman tadah hujan yang menyaring limpasan air dari tempat penyimpanan asalnya, dan dialirkan melalui tanaman di lahan basah ke sebuah aliran air berbatu menuju sebuah kolam ornamental eksisting. “Tempat ini menakjubkan,” Dari berbagai sisi, bangunan ini cukup unik dan melampaui batas,” ujar Huffman.

Linda Vergnani adalah penulis lepas di bidang arsitektur dan desain.

halaman sebelumnya

Atap hijau dengan skylight kerucut yang menjorok 13,5 meter di atas bangunan kiri Atap yang luas menutupi pintu masuk Atas Sebuah jalur menuju pintu masuk

VANDUSEN VISITOR CENTRE kLIEN Vancouver Board of Parks and Recreation ARsITEk Perkins + Will ARsITEk lanskap Sharp & Diamond with Cornelia Hahn Oberlander kONTRAkTOR general Ledcor Construction insinyur STRUkTUrAL Fast and Epp insinyur MEkANIkAL & ELEkTRIkal Cobalt Engineering insinyur sIpIL R.F. Binnie & Associates kONSULTAN kode B.R. Thorson kONSULTAN envelope Morrison Hershfield agen kOMISI KD Engineering kONSULTAN biaya BTY Group kONSULTAN akustik BKL Consultants desain pencahayaan Total Lighting Solutions waktu penyelesaian 5 tahun luas total area 17.000 m 2 anggaran $2.082.044 PERKINS + WILL (604) 684 5446 perkinswill.com

FURNITUR Custom by builder. FINISHing Coating dan sealant dari Bohle Adhesives. Karpet dari Bentley Prince Street, tersedia di Australia dari Whitecliffe Imports. Cladding dari Whitewater Concrete. Dinding gorden dari Columbia Skylights. Flooring dari Retroplate Systems. Masonry dan batu dari Ocean Concrete. FIXED & FITTED Kaca dari PPG. Insulasi ialah ‘Walltite Eco’ dari BASF. Millwork from Pacific Woodworking. Tenaga surya dari Sunda Solar Tubes, dan panel surya dari Sharp USA. Sistem air limbah bio-reaktor dari Ecofluid. Roofing from Soprema dan ZinCo. Sistem struktur besi dari Clearbrook. Struktur kayu prefabrikasi dari Structurecraft. pencahayaan Seluruh sistem kontrol pencahayaan dari Douglas Lighting Controls. Pencahayaan keseluruhan dari Selux, Alights, Ledalite, MP Lighting, Times Square, dan BK Lighting.

Sharp & Diamond (604) 681 3303 sharpdiamond.com Alights (1 866) 727 6627 alights.com BASF 1800 891 0671 walltite.basf.ca Bentley Prince Street bentleyprincestreet.com BK Lighting (1 559) 438 5800 bklighting.com Bohle Adhesives (1 704) 247 8400 bohleamerica.com Clearbrook (1 604) 852 2131 cliron.com Columbia Skylights (1 604) 437 3377 columbiaskylights.com Douglas Lighting Controls (1 877) 873 2797 douglaslightingcontrol.com Ecofluid (1 604) 662 4544 ecofluid.com Ledalite (1 604) 888 6811 ledalite.com MP Lighting (1 604) 708 1184 mplighting.com Ocean Concrete (1 604) 261 2211 oceanconcrete.com Pacific Woodworking (1 604) 294 3444 pacificwoodworking.com PPG (1 888) 774 4332 ppg.com Retroplate Systems (1 801) 812 3420 retroplatesystem.com Selux (61 7) 3876 8880 selux.com Sharp USA 1800 237 4277 sharpusa.com Soprema (1 604) 576 3633 soprema.ca Structurecraft (1 604) 940 8889 structurecraft.com Sunda Solar Tubes (86 316) 371 0597 sundasolar. com Times Square (1 845) 947 3034 tslight.com Whitecliffe Imports (61 2) 8595 1111 whitecliffe.com.au Whitewater Concrete (1 604) 464 9111 whitewaterconcrete.com ZinCo (1 905) 690 1661 zinco.ca indesignlive.ASIA


Substance Beneath the Surface ‘ECO OLEH COSENTINO’—PRODUK SOLID SURFACE YANG INOVATIF DAN MEMILIKI NILAI BERKELANJUTAN PRAKTIS—ADALAH BUKTI DARI DAMPAK YANG DIRISET MENGENAI MATERIAL BANGUNAN HIJAU

roduk ekologis dan desain berkelanjutan yang praktis dapat menjadi sukses atau tak mengenai sasaran tergantung pada kualitas produk, estetis, dan biaya. Bagaimanapun, kita semua tetap berjuang untuk menunjukkan beberapa nilai lingkungan terukur melalui keputusan desain dan ruang-ruang yang kita ciptakan—dan untuk alasan yang tepat. Maka ketika material baru yang mengklaim de­ ngan kredit lingkungan memasuki pasar, hasrat pada desainer dapat terpenuhi dan penspesifikasi ingin menghantarkan daya tahan, relevansi visual, dan pi­ lihan material yang ramah. Menilik keseimbangan yang rumit ini, menyisakan sebuah tantangan ketika sampai pada pelapis batu, bagian atas bangku, dan bar yang bekerja baik menahan goresan, pewarnaan, dan panas, juga memiliki mandat lingkungan. Material baru relatif diproduksi olen Cosentino Group dari Spanyol—produsen solid surface terbesar

P

dunia—mewujudkan fitur-fitur dan figur-figur pen­ ting dengan konten daur ulang yang berarti dan fungsional. Produk permukaan baru dinamakan ‘ECO by Cosentino’ yang tinggi kandungan daur ulang dan rendah potensi penimbunan limbah. Ini adalah hasil program riset besar dan pengembangan seharga le­ bih dari 4 juta euro dan bertahun-tahun uji coba oleh Cosentino Group dalam produksi permukaan kuarsa, batu alam, dan permukaan pelarutan ulang. ‘ECO by Cosentino’ terdiri dari 75 persen material mentah daur ulang pasca-industri dan pasca-konsumsi, termasuk cermin-cermin dari hunian; sampah dari gedung dan pabrik; kaca dari jendela dan botol; pasir kaca dari praktik daur ulang konsumen; porselen dari Cina, ubin, wastafel, toilet, dan elemen dekoratif; dan sisa pembakaran industri dari pabrikpabrik, dalam wujud abu yang terkristalisasi. Banyak metode dan produksi cermat Cosentino Group didukung oleh pendekatan yang jelas dan tan-

pa pretensi untuk konservasi sumber daya dan pencegahan limbah. Ini bukan mengenai pembuatan produk inferior dari produk pra-guna. Produksi ‘ECO by Cosentino’ diharapkan digunakan ulang yang setara dengan 65 juta botol kaca, lebih dari 2 juta meter persegi cermin kamar mandi, dan lebih dari 50.000 sisa ubin setiap tahun—semua figur impresif. Menggunakan kembali sejumlah besar material limbah ini untuk menghindarkannya mencapai tempat penimbunan sampah dari tahun ke tahun, dan juga mengurangi kebutuhan untuk mencari, mengekstraksi, dan memproses sumber daya baru dan, kadang, terbatas. Konten daur ulang kemudian dicampur dengan material lain termasuk kepingan batu dari pegunu­ ngan, tambang, pabrik, dan pabrikasi, dan disatukan dengan ‘resin ekologis’, yang mengandung 22 persen minyak nabati. Resin ini adalah hasil program riset dan pengembangan ekstensif Cosentino Group dan membuktikan bahwa desain yang baik dan inovasi

BIG ON RECYCLED CONTENT RECYCLED MATERIAL Mirror Glass Porcelain Earthenware & Vitrified Ash

94% RECYCLED WATER

NATURAL STONES 75% 25%

Ecological resin Stone scrap from: Mountains Quarries Manufacturing & Fabrication

ECO RESIN 22% vegetable oil

NO

SOLVENTS


sustainindesign 139

TEKS JOHN GERTSAKIS ILUSTRASI ALEX BUCCHERI Alih Bahasa Bernadetta tya

dapat menjadi katalis untuk keberlanjutan dan produk bangunan yang minim dampak. Yang terpenting, ‘ECO by Cosentino’ telah menyer­takan produk-produknya dengan beberapa sertifikasi baik oleh pihak ketiga. Ini termasuk sertifikat perak Cradle-to-Cradle dari McDonough Braungart Design Chemistry, dan GREENGUARD Indoor Air Quality Certification untuk emisi kimia rendah. Sebagai tambahan untuk kredit lingkungan yang menonjol, stats vital ‘ECO by Cosentino’ layak untuk pemeriksaan lebih lanjut. Material dapat diaplikasikan sebagai permukaan dapur dan kamar mandi, pelapis dinding dan lantai. Ia memiliki ketahanan, tahan noda dan goresan, serta tak berpori (sehingga tidak butuh sealer), dan hadir dalam sepuluh warna dari White Diamond hingga Black Forest. ‘ECO by Cosentino’ mencontohkan penambahan nilai pada up-cycling dan proses komersialisasi yang

memberikan kualitas desain, fungsi, ketahanan, dan keberlanjutan tanpa menjadi ‘green and grumpy’. Material solid surface menceritakan kisah yang lebih menarik mengenai material bangunan, yang di­ tingkatkan dengan ramah lingkungan, memiliki tempat di pasar ketika desain yang baik tidak dibajak oleh dogma ekologis. Singkatnya, terdapat substansi di bawah permukaan (material surface).

John Gertsakis adalah Senior Sustainability Associate di WSP Environment and Energy, dan gabungan Sustain Editor untuk majalah Indesign. ecobycosentino.com silestone.com

BAWAH Beberapa figur pada ‘ECO oleh Cosentino’, sebuah material solid surface dengan kandungan daur ulang tinggi dan rendah potensi penimbunan limbah

LOW ON LANDFILL POTENTIAL EXPECTED TO RE-USE 65,000,000 glass bottles 2,000,000m2 mirrors 50,000 discarded tiles

65

MILLION

GLASS

INDUSTRIAL FURNACE RESIDUAL In the form of crystalised ash

REDUCES LAND FILL WASTE Prevents material from reaching landfill year on year

BOTTLES

EACH YEAR indesignlive.ASIA


140

One last thing Arsitek Toyo Ito Karya Toyo Ito Museum of Architecture Kontak toyo-ito.co.jp Jika penganugerahan Pritzker Prize—yang disebut-sebut sebagai Nobel-nya dunia arsitektur—tahun 2012 kepada arsitek Cina, Wang Shu, cukup menjadi sebuah kejutan yang menyegarkan, Pritzker Prize 2013 yang dianugerahkan pada Toyo Ito baru-baru ini, tanpa bermaksud mengecilkan prestasi sang maestro, dinilai sebagai sesuatu yang antiklimaks. Memang arsitek gaek yang tahun ini akan genap berusia 72 tahun ini telah lama dikenal publik dan dinobatkan sebagai salah satu starchitect terbaik dunia. Ito memiliki portofolio karya yang sangat beragam sepanjang kiprahnya di dunia arsitektur. Ekleksitas karya-karyanya ini merupakan salah satu alasan mengapa para juri Pritzker memilihnya sebagai laureate 2013 yang mana seorang Toyo Ito merepresentasikan spektrum arsitektural yang luas. Spektrum ini, selain dapat diamati dari karya ke karya, tampak ia perlihatkan pada bangunan TIMA (Toyo Ito Museum of Architecture) yang ia bangun di Imabari, Jepang. Museum yang terletak di tebing berpanoramakan birunya langit dan laut lepas ini terdiri dari dua massa bangunan dengan desain yang kontras; massa utama terdiri dari tumpukan modul geometris masif dan massa dengan atap lembaran tipis melengkung dan dinding transparan yang berfungsi sebagai workshop dan perpustakaan. Konstruksi massa utama dibangun seperti dek kapal dengan vista ke arah horizon. Secara keseluruhan bangunan ini menimbulkan aksen kontemporer namun tetap playful pada lingkungan sekitarnya.

Fotografi Daici Ano Teks Asih Jenie indesignlive.ASIA



142


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.