R A G A M W I S ATA D I K O TA PA R A H YA N G A N
Berkenalan dengan Purwakarta, Museum Bale Panyawangan Diorama Sejuk kota Purwakarta setelah diguyur hujan selama beberapa jam menyambut saya ketika memasuki kota dengan slogan “Purwakarta Istimewa” ini. Dengan mengendarai kendaraan roda dua saya memulai perjalanan, keadaan lalu lintas yang lancar membuat kami sampai dengan cepat di Jalan Nagri Tengah, Purwakarta. Di sana terdapat dua bangunan yang memiliki gaya arsitektur Eropa dan bersimbol patung Nakula dan Sadewa. Terlihat pengujung yang berbaris memasuki salah satu gedung yang menjadi museum Purwakarta. Hal tersebut memberi daya tarik kepada kami untuk mengunjungi museum tersebut untuk mengetahui sejarah dan destinasi di Purwakarta. Saya disambut oleh Ari Lukman selaku pemandu museum. Ia menceritakan, museum diorama ini terbagi dalam sembilan ruangan yang menggambarkan tema sejarah perjuangan suku Sunda serta pembentukan dan kepemimpinan Purwakarta hingga era Kang Dedi. “Kebanyakan museum yang sudah ada itu lebih kepada artefak, mungkin ada teknologinya sedikit. Museum ini menuangkan arsip dan buku yang menjadi karya seni melalui sentuhan teknologi,” ujar Ari. Ketika memasuki salah satu ruangan yang memiliki fitur simulasi sepeda ontel, saya tertarik untuk menaiki sepeda dengan layar yang disajikan didepannya ini. Simulasi tersebut menampilkan seolah-olah sedang menjelajahi suasana kota Purwakarta. Dimulai dari Pendopo dan juga jalan di Purwakarta yang memiliki simbol-simbol berupa patung, lampion yang menghiasi jalanan, serta pohon-pohon yang dibalut oleh kain hitam putih dengan ciri khas warna Sunda.
Indahnya Air Mancur Sri Baduga Tak jauh dari museum, terlihat sebuah taman yang dikelilingi pepohonan rindang, telaga dengan air mancur dan patung Prabu Siliwangi di tengahnya. Mengingat perkataan Ari di Museum, taman ini merupakan salah satu destinasi yang ada di Purwakarta dan sampai saat ini merupakan salah satu ikon di Purwakarta. Di sana terdapat patung badak yang dahulu sempat digunakan untuk pemandian badak.
Bale Panyawangan pada Rabu (8/2/2017). Salah satu gedung kembar yang menjadi museum Purwakarta. (Iqbal Yusra Karim/SM)
difungsikan sebagai tempat prostitusi oleh oknum tertentu di malam hari. “Alhamdulillah saat ini taman tidak hanya digunakan untuk olahraga, saat ini taman terlihat lebih bagus pemandangannya untuk bersantai dan ditambah dengan adanya pertunjukan air mancur terindah se-Asia,” ungkap mahasiswa asal Purwakarta tersebut. Setelah melihat pemandangan dari luar taman, kami berniat untuk memasuki taman. Namun, kami tidak diperkenankan masuk oleh satuan polisi pamong praja (Satpol PP) yang sedang berjaga dan saya memutuskan untuk pergi ke dinas pariwisata, di sana kami bertemu dengan Acep Yulimulya selaku Kepala seksie promosi dan pengembangan produk wisata Purwakarta. Menurut Acep, taman ini sedang mengalami pembangunan yang sudah
mencapai tahap ketiga. Tahap pertama dilakukan di tahun 2010 sedangkan pada tahun 2014 pembangunan lebih disempurnakan pada fasilitas taman dan air. Wisata air mancur yang diunggulkanmembuat respon pengunjung yang terus bertambah. Kuota yang disediakan untuk masuk ke taman berkapasitas sebanyak 5000 orang. Namun, untuk faktor keamanan dan kenyamanan, pemerintah hanya menampung sebanyak 4000 orang. Hal ini dilakukan agar pengunjung tidak berdesakan dan meminimalisir dari pencopetan serta kejahatan seksual. “Apabila cuaca sedang cerah pertunjukan dilakukan sebanyak tiga kali di mana satu pertunjukan mempunyai durasi selama 25 menit, berarti satu malam 12000 pengunjung,” Ucap Acep kepada kami.
Suasana salah satu sudut taman Sri Baduga pada Rabu (8/2/2017) terletak di Negeri Kidul, Purwakarta. (Iqbal Yusra Karim/SM)
Keindahan Taman Sri Baduga memberi daya tarik pengunjung untuk berekreasi dan berolahraga. Di luar taman, saya bertemu dengan salah satu pengunjung yang bernama Ahmad Arif Arfan. Ia mengatakan, bahwa terjadi perubahan sejak kepemimpinan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. Dahulu taman hanya dijadikan sebagai tempat olahraga dan memancing bagi warga, tetapi akses listrik yang kurang menyebabkan taman ini pun
Suaramahasiswa.info | April 2017
58