Suaragea vol 1 ed 2016

Page 36

MENGINTIP INFRASTRUKTUR INDONESIA bersama Imam A. Sadisun

oleh: Kharina Jasmine Pratiwi - 12013022

Namanya sudah tidak asing lagi dalam bidang geologi terapan dan mitigasi bencana. Lahir di purworejo, 12 Februari 1970. Menyelesaikan S1 di Teknik Geologi ITB (1994), Master di ITB (1998), & Doktor di Universitas Kyushu, Jepang (2004). Sekarang beliau menjabat sebagai Ketua Laboratorium Geologi Rekayasa, Ketua Bidang Geologi Teknik dan Hidrogeologi IAGI, dan Presiden Indonesia National Group IAEG (International Association for Engineering Geology and the Environment) Geologi Teknik Geologi Teknik adalah salah satu aplikasi ilmu geologi untuk bidang keteknikan, yang salah satu kegunaannya adalah untuk menjamin pengaruh faktor-faktor geologi terhadap lokasi, desain, konstruksi, pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan hasil kerja keteknikan. Kebutuhan ahli Geologi Teknik mendapat perhatian dunia pada tahun 1928, saat gagalnya Bendungan St. Francis di California yang menyebabkan hilangnya 426 nyawa. Beberapa kegagalan pekerjaan rekayasa keteknikan pada tahun-tahun berikutnya juga mendorong peningkatan kebutuhan ahli geologi teknik untuk bekerja pada proyek-proyek rekayasa berskala besar. Salah satu ahli geologi teknik di Indonesia adalah beliau, Bapak Imam A. Sadisun. Kehidupan Awal Awal karir beliau dimulai dengan ketidaksengajaan memasuki jurusan Teknik Geologi. “Awalnya saya ingin masuk arsitektur atau teknik sipil, namun malah diterima di geologi.” Beliau berpikir bahwa orang-orang yang masuk ke dalam jurusan geologi adalah orang-orang yang senang mendaki gunung, menyukai kegiatan alam, dan suka bertualang. Dulu geologi belum sepopuler sekarang, sehingga belum banyak orang yang tahu tentang cabang ilmu ini. Karena kurangnya pengetahuan beliau akan pelajaran apa saja yang dipelajari di geologi, beliau merasa tidak betah. Pekerjaan yang memakan waktu banyak dan proyek-proyek yang berada diluar kota membuat beliau enggan melanjutkan studinya. Setelah menjalani kurang lebih empat semester di geologi, beliau memutuskan untuk berpindah jurusan. “Kalau pindah, saya ingin masuk arsitektur atau teknik sipil. Karena saya sangat tertarik terhadap bidang pembangunan dan konstruksi. Kalau nggak bisa, ya saya mau masuk teknik lingkungan. Saya juga tertarik sama ilmu rekayasa lingkungan.” Semenjak itu beliau semakin giat belajar agar mendapat nilai yang bagus dan dapat berpindah ke jurusan yang diinginkan. Hasil yang beliau dapatkan tidak berbohong, nilainya bagus-bagus dan memungkinkan agar beliau dapat berpindah jurusan. Namun sebelum beliau pindah jurusan, beliau konsultasi ke beberapa orang. “Pada saat itu saya berpikir, kalau saya bisa mendapat nilai yang bagus di geologi, untuk apa pindah ke jurusan lain? Nah, baru semester berikutnya ada mata kuliah geologi teknik, dan karena berkaitan dengan kegiatan konstruksi, saya langsung tertarik sama mata kuliah tersebut.” Beliau pun memutuskan untuk tetap bertahan di teknik geologi dan menekuni bidang geologi teknik.

¢ ; ¢ ¢ = Yj


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.