Buku informasi kawasan konservasi balai besar ksda riau final

BUKU INFORMASI KAWASAN KONSERVASI DI WILAYAH KERJA BALAI BESAR KSDA RIAU

KEMENTERIAN KEHUTANAN

DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM

BALAI BESAR KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM RIAU PEKANBARU – 28294 Jl. HR. Soebrantas Km. 8,5 Kotak Pos 1048 Telp/Fax. (0761) 63135

SERUAN RIMBA (Mars Rimbawan)

Hai perwira rimba raya mari kita bernyanyi Memuji hutan rim ba dengan lagu yang gembira Dan nyanyian yang murni Meski sepi hidup kita jauh di tengah rimba Tapi kita gembira sebabnya kita bekerja Untuk nusa dan bangsa Reff: Rimba raya rimba raya Incdah permai dan mulia Maha taman tempat kita bekerja Rimba raya rimba raya Indah permai dan mulia Maha taman tempat kita bekerja Rimba raya maha indah cantik molek perkasa Penghibur hati susah penyokong nusa dan bangsa Rimba raya mulia Disitulah kita kerja di sinar matahari Gunung lembah berduri haruslah kita arungi Dengan hati yang murni (ke Reff) Pagi petang siang malam rimba kita berseru Bersatulah bersatu tinggi rendah jadi satu Bertolongan selalu Jauhkanlah sikap kamu yang mementingkan diri Ingatlah nusa bangsa minta supaya dibela Oleh kita semua (ke Reff)

BUKU INFORMASI KAWASAN KONSERVASI DI WILAYAH KERJA BALAI BESAR KSDA RIAU

Disusun oleh : BALAI BESAR KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM RIAU Ir. A. Kurnia Rauf Drs. Tri Wahjono, MM M. Zanir, SH Purwanto, S.Hut

Sumber Dana: DIPA Balai Besar KSDA Riau BA 029 Tahun Anggaran 2010 copyright @ 2010

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

1

KATA PENGANTAR

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

2

DAFTAR ISI

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

3

DAFTAR GAMBAR

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

4

DAFTAR TABEL

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

5

I.

SEJARAH SINGKAT BALAI BESAR KSDA RIAU

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.02/Menhut-II/2007 tanggal 1 Februari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Konservasi Sumber Daya Alam.

Wilayah kerja BBKSDA Riau berada pada 2 Provinsi, yaitu Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau, yang membentang dari Pegunungan Bukit Barisan sampai ke Laut Cina Selatan. Secara geografis, wilayah kerja BBKSDA Riau terletak antara 1 09’ Lintang Selatan – 4 45’ Lintang Utara dan 100 45’ – 109 00’ Bujur Timur dengan luas wilayah  329.867 Km2 yang terdiri atas daratan seluas  94.561 Km2 (28,67%) dan Lautan/Perairan seluas  235.306 Km2 (71,33%).

Dari luas daratan  94.561 Km2 tersebut, terdapat 16 kawasan konservasi yang dikelola BBKSDA Riau, baik berupa Kawasan Suaka Alam maupun Kawasan Pelestarian Alam, dengan luas keseluruhan 475.470,11 hektar. Kawasan Konservasi yang dikelola BBKSDA Riau terdiri dari 10 Suaka Margasatwa, 2 Cagar Alam, 2 Hutan Wisata, 1 Taman Buru, dan 1 Pusat Latihan Gajah.

BBKSDA Riau sebagai organisasi Eselon II tanggal 1 Februari 2007 menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.02/Menhut-II/2007 mempunyai 4 (empat) jabatan Eselon III dan 9 (sembilan) jabatan Eselon IV, dengan susunan organisasi sebagai berikut:

Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Besar KSDA Riau

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

6

A. Sejarah Berdirinya Balai Besar KSDA Riau

NO 1 2

NAMA KANTOR SEKSI PPA

Tabel 1. Sejarah Berdirinya Balai Besar KSDA Riau

SURAT KEPUTUSAN PEMBENTUKAN KANTOR

SUB BALAI PPA RIAU

TAHUN

1969 – 1978

Jujung Mudjizat Sudarma

1979 – 1980

Ir. R. Sumarsono

1978 – 1979 1980

3

1980 - 1989

SUB BALAI KSDA RIAU

1989 - 1990 1990 - 1991 1991 - 1994 1994 - 1995

4

UNIT KSDA RIAU

5

BALAI KSDA RIAU

6

BALAI BESAR KSDA RIAU

1995 - 1999 1999 - 2001 SK. Menhut No.6187/KptsII/2002 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai KSDA Peraturan Menhut No. P.02/Menhut-Ii/2007 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis KSDA

KEPALA KANTOR

2001 - 2002 2002 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007

2007 – 2009

2009 - Sekarang

Ir. Sumarsono Hardjodiwirjo Ir. Suyono

Ruslan Efendi NIP. 080016864 Ruslan Efendi NIP. 080016864 Marpurwasuka NIP. 080018508 Harapan Napitupulu NIP. 080017266 Ir. Samuel Panggabean NIP. 080068407 Ir. Susilo Legowo NIP. 080053343 Ir. Djati Witjaksono Hadi,M.Si NIP. 710007671 Ir. John Kenndey,MM NIP.710018390 Ir. John Kenndey,MM NIP.710018390 Ir. Wilistra Danny, M.Fof,Sc NIP.71000475 Ir. A. Rachman Sidik, M.Ed NIP. 080040130 Ir. A. Rachman Sidik, M.Ed NIP. 080040130 Drs. Trisnu Danisworo, MS NIP.19560113 198203 1 001

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

7

B. Pejabat Struktural Balai Besar KSDA Riau Tahun 2010 1. Kepala Balai Besar KSDA Riau Nama NIP Pangkat/Gol.

: Ir. A. Kurnia Rauf : 19540924 198203 1 001 : Pembina Utama Muda (IV/c)

2. Kepala Bagian Tata Usaha Nama NIP Pangkat/Gol.

: Drs. Tri Wahjono, MM : 19551116 198703 1 001 : Pembina (IV/a)

3. Kepala Bidang Teknis KSDA Nama NIP Pangkat/Gol.

: Ir. Syahimin : 19590910 199102 1 001 : Pembina (IV/a)

4. Kepala Bidang KSDA Wilayah I Nama NIP Pangkat/Gol.

: Edi Susanto, SE, MM : 19580101 198703 1 003 : Pembina (IV/a)

5. Kepala Bidang KSDA Wilayah II Nama NIP Pangkat/Gol.

: Ir. Adib Gunawan : 19611218 199101 1 001 : Pembina (IV/a)

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

8

6. Kepala Sub Bagian Umum Nama : Dian Indriati, SH NIP : 19720308 199803 2 002 Pangkat/Gol. : Penata (III/c) 7. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Kerjasama Nama : Fifin Arfiana Jogasara, S.Hut NIP : 19680702 199803 2 002 Pangkat/Gol. : Penata (III/c) 8. Kepala Sub Bagian Data, Evaluasi, Pelaporan dan Humas Nama : M. Zanir, SH NIP : 19630510 198303 1 006 Pangkat/Gol. : Penata Tingkat I (III/d) 9. Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan Nama : Dwi Yani Kusumaningrum, S.Hut NIP : 19730319 199903 2 002 Pangkat/Gol. : Penata (III/c) 10. Kepala Seksi Perlindungan, Pengawetan dan Perpetaan Nama : Refdi Azmi, SH. NIP : 19731107 199903 1 002 Pangkat/Gol. : Penata (III/c) 11.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Nama : Iwin Kasiwan, SH. NIP : 19610201 198601 1 001 Pangkat/Gol. : Penata Tingkat I (III/d)

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

9

12.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Nama : Rinaldo, S.Hut.T NIP : 19740224 199403 1 002 Pangkat/Gol. : Penata (III/c)

13.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Nama : Mulyo Hutomo, S.Pi NIP : 19651201 199503 1 001 Pangkat/Gol. : Penata Tingkat I (III/d)

14.

Kepala Seksi Pengendalian Kebakaran Hutan Nama : Isbanu, SH NIP : 19610714 198903 1 003 Pangkat/Gol. : Penata (III/c)

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

10

II.

KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU

1) Cagar Alam Pulau Berkey

Cagar Alam Pualau Berkey Ditunjuk melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 13/3/1968 tanggal 14 Maret 1968. Luas 559, 60 Ha, terletak di 02˚00’ LU – 02˚10’LU dan 100˚40’ - 101˚50’ BT. Cagar Alam Pulau Berkey secara administrasi pemerintahan terletak di Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir.

Gambar 2. Keindahan Cagar Alam Pulau Barkley Dengan Dominasi Tanaman Bakau Disekitarnya

Berdasarkan pengelolaan wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam, Riau Cagar Alam Pulau Barkey berada di wilayah kerja Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II yang dibantu oleh Seksi Konservasi Wilayah III. Potensi yang dimiliki Cagar Alam pulau Berkey berupa: a) Flora : Api-Api (Avicenia alba), Bakau (Rhizophora sp.), Pidada (Sonneratia sp.), Rotan (Calamus cirearus), Riang-riang (Ploiarium altermifollium) b) Fauna : Elang laut perut putih (Haliaetus leucogaster), Bubut besar (Centropus cinensis), Gambar 3. Burung Cabai Jawa Betina (Dicaeum trochileum) Sebagai Salah Satu Fauna Unik di Cagar Cekakak sungai (Halcyon chloris), Alam Pulau Barkey Cabai jawa (Dicaeum trochileum), Insert Burung Cabai Jantan (Dicaeum trochileum) Babi hutan (Sus scrofa), Kera ekor panjang (Macaca fascicularis), Lutung (Trachypithecus Auratus), Ular Weling (Bungarus fasciatus), Ular Bakau (Boiga dendrophila).

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

11

2) Cagar Alam Bukit Bungkuk Cagar Alam Bukit Bungkuk ditunjuk melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor.

173/Kpts-II/1986 tanggal 6 Juni 1986. Luas kawasan 20.000 Ha, terletak di 0˚ 10’ LU – 0˚ 15’ LU dan 101˚ 50’ Gambar 4. Salah Satu Ekosistem Hutan Hujan Dataran 101˚ 55’ BT. Secara Rendah Yang Terdapat Di Riau sebagai Area Penyangga administrasi pemerintahan PLTA Koto Panjang Cagar Alam Bukit Bungkuk berada di Kecamatan XIII Koto Kampar dan Kecamatan Bangkinang Barat Kabupaten Kampar.

Berdasarkan pengelolaan wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Cagar Alam Bukit Bungkuk berada di wilayah kerja Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II yang dibantu oleh Seksi Konservasi Wilayah III. Potensi yang dimiliki Cagar Alam pulau Berkley berupa: a) Flora : Meranti (Shorea sp.), Kempas (Koompasia malaccensis), Bintangur (Calophyllum inophyllum), Balam (Palaquium spp.), Keruing (Dipterocarpus spp.), Kulim (Scorodocarpus borneensis Becc.), Durian Hutan (Durio sp.), Balam/Suntai (Palaquium walsurifolium), Rengas (Gluta renghas/Gluta apherta) b) Fauna : Beruang Madu (Helarctos malayanus), Rusa (Cervus sp.), Harimau Sumatra (Panthera tigris Sumatrae), Kancil (Tragulus javanicus), Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Ayam Hutan (Gallus sp.), Biawak (Varanus sp.), Bubut Besar (Centropus sinensis), Bunglon (Bronchocela jubata) Gambar 5. Beruang madu (Helarctos malayanus) sebagai salah satu fauna yang khas di Cagar Alam Bukit Bungkuk

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

12

3) Suaka Margasatwa Kerumutan Suaka Margasatwa Kerumutan ditunjuk melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 350/Kpts/II/6/1979 tanggal 6 Juni 1979. Luas 120.000 Ha Gambar 6. Keindahan Hutan Rawa Gambut Suaka terletak di 0˚ 10’ LU – 0˚10’ LS Margasatwa Kerumutan dan 102˚40’-102˚06’ BT. Secara administrasi pemerintahan SM. Kerumutan berada di Kab. Pelalawan, Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Indragiri Hilir.

Berdasarkan pengelolaan wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Suaka Margasatwa Kerumutan berada di wilayah kerja Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah I yang dibantu oleh Seksi Konservasi Wilayah I. Potensi yang dimiliki Suaka Margasatwa Kerumutan berupa: a) Flora : Punak (Tetramerista glabra), Balam (Palaquium spp.), Sagu Hutan (Metroxylon sp.), Gerunggang (Syzygium sp.), Bintangur (Calophyllum Gambar 7. Harimau/Macan Dahan (Neofelis nebulusa) inophyllum), Resak (Vatica spp.)

b) Fauna : Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae), Harimau Dahan (Neofelis nebulusa), Beruang Madu (Helarctos malayanus), Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Owa (Hylobates), Burung Enggang (Buceros sp.), Kuntul (Ergretta garzetta) BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

13

4) Suaka Margasatwa Bukit Rimbang - Bukit Baling Suaka Margasatwa Bukit Rimbang – Bukit Baling ditunjuk melalui Surat Keputusan Gubernur KDH Tk. I Riau No.149/V/1982 Tgl 21 Juni 1982. Luas kawasan 136.000 Ha terletak di 00 08’- 00 37’LU dan 100˚ 48’ 101˚ 17’ BT. Secara administrasi pemerintah SM. Bukit Rimbang – Bukit Baling berada di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar dan Kecamatan Sengingi, Kabupaten Kuantan Sengingi.

Berdasarkan pengelolaan wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Suaka Margasatwa Bukit Gambar 8. Suaka Margasatwa Bukit Rimbang – Bukit Rimbang – Bukit Baling berada Baling Dengan Pesona Ekosistem Bukit dengan Sumber Air yang Melimpah Untuk Memenuhi Kebutuhan Satwa di wilayah kerja Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah I yang dibantu oleh Seksi Konservasi Wilayah I. Potensi yang dimiliki Suaka Margasatwa Bukit Rimbang – Bukit Baling berupa : a) Flora : Meranti (Shorea spp.), Kempas (Koompasia malaccensis), Balam (Palaquium spp.), Rotan (Calamus sp.), Durian Hutan (Durio sp.), Terentang (Campnosperma spp.) b) Fauna : Harimau Dahan (Neofelis nebulosa), Rusa (Cervus sp.), Siamang (Symphalangus/Hylobates syndactalu), Babi Hutan (Sus scrofa), Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae), Kancil (Tragulus javanicus), Kukang (Nycticebus coucang), Lutung (Trachypithecus Auratus).

Gambar 9. Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang terekam pada kamera trap di Suaka Margasatwa Bukit Rimbang – Bukit Baling

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

14

5) Suaka Margasatwa Danau Pulau Besar Danau Bawah Suaka Margasatwa Danau Pulau Besar Danau bawah ditunjuk melalui SK. Menteri Pertanian Nomor 846/UM/lI/1980 tanggal 25 Novemeber 1980. Ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 668/KptsII/1999 tanggal 26 Agustus 1999.

Luas 120.000 Ha, terletak di 0˚ 10’ LU Gambar 10. Keindahan Ekosistem ˚ ˚ ˚ Margasatwa Danau Pulau Besar Danau – 0 10’ LS dan 102 40’ - 102 06’ BT, Yang Menjadi Habitat Burung (Aves) secara administrasi pemerintahan terletak di Kecamatan Siak Kabupaten Siak.

Suaka Bawah

Berdasarkan pengelolaan wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau Suaka Margasatwa ini berada di wilayah kerja Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II yang dibantu oleh Seksi Konservasi Wil. III. Potensi yang dimiliki SM. Danau Pulau Besar Danau Bawah berupa: a) Flora : Meranti Bunga (Shorea teysmanniana), Punak (Tetramerista glabra), Ambung-Ambung (Scaevola frutescens), Ramin (Gonystylus bancanus), Kempas (Koompasia malaccensis), Pinang Merah (Areca vestiara), GaramGaram (Comretocarpus rotundatus Miq), Tiup-Tiup (Adinandra dumosa), Balam (Palaquium spp.), Pelawan (Cyanometra cauliflora) b) Fauna : Enggang gading (Buceros rhinoceros), Enggang papan (Buceros bicornis), Bubut besar (Centropus cinensis), Rangkong ekor hitam (Rhyticeros cassidix), Siamang (Hylobates syndactalu), Babi hutan (Sus scrofa), Beruang madu (Helarctos malayanus), Harimau sumatera (Pantera tigris Sumatrae), Kera ekor panjang (M. fascicularis), Tapir (Tapirus indicus), Rusa (Cervus Gambar 11. Bubut Besar (Centropus cinensis) sp.), Biawak (Varanus sp.), Buaya air satwa kelas aves yang sering dijumpai pada jalan masuk ke kawasan SM. Danau Pulau Besar Danau tawar (Crocodylus novaeguineae) Bawah

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

15

6) Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil

Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil ditunjuk melalui Surat Keputusan Gubernur KDH Tk. I Riau No. 324/XI/1983 pada tanggal 3 November 1983. Luas 50.000 Ha terletak di , 0˚ 00’ LU – 01˚22’ LU dan 101˚24’ - 102˚53’ BT. Setelah dilakukan tata batas Gambar 12. Keindahan Tasik-tasik Dan Ekosistem definitive dan temu gelang Hutan Rawa Gambut Suaka Margasatwa Giam Siak dengan luas persekutuan HPHTI Kecil PT. Arara Abadi luas kawasan konservasi menjadi 84.967,44 Ha yang secara administrasi pemerintahan terletak di Kabupaten Siak.

Pada Tahun 2009 Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil dan Suaka Margasatwa Bukit – Batu dipilih sebagai area/zona Inti pada Cagar Biosfer Giam Siak Kecil – Bukit Batu yang bertujuan meningkatkan dan mensinergiskan pengelolaan hutan konservasi, hutan produksi dan hutan adat. Berdasarkan pengelolaan wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau Suaka Margasatwa Giam SIak Kecil berada di wilayah kerja Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II yang dibantu oleh Seksi Konservasi Wilayah III. Potensi yang dimiliki Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil berupa: a) Flora : Giam (Cotylelobium spp), Meranti (Shorea spp.), Kempas (Koompasia malaccensis), Pulai (Alsthonia spp.), Gerunggang (Syzygium sp.), Nibung (Oncosperma tigillarium) b) Fauna: Gajah (Elephas maximus sumatranus), Beruang madu (Helarctos malayanus), Harimau dahan (Neofelis nebulusa), Harimau sumatra (Panthera tigris), Buaya Gambar 13. Buaya muara (Crocodylus porosus) Muara (Crocodylus porosus). masih sering dijumpai di tasik-tasik SM. Giam Siak Kecil

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

16

7) Suaka Margasatwa Bukit Batu Suaka Margasatwa Bukit Batu ditunjuk melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 173/Kpts-II/1986 tanggal 6 Juni 1986. Ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 482/KptsII/1999 tanggal 29 Juni 1999. Luas 21.500 Ha terletak di 0˚ 24’ LU – 0˚ 25’ LU dan 101˚ 50’ - 101˚ 55’ BT. Secara administrasi pemerintahan Suaka Margasatwa Bukit Batu terletak di Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis.

Gambar 14. Menara Pengamatan Satwa dan Pengawas Kebakaran Hutan di Suaka Margasatwa Bukit Batu

Berdasarkan pengelolaan wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau Suaka Margasatwa Bukit Batu berada di wilayah kerja Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II yang dibantu oleh Seksi Konservasi Wilayah III. Potensi yang dimiliki Suaka Margasatwa Bukit Batu berupa: a) Flora : Kelat (Eugenia claviflora), Meranti (Shorea spp.), Bintagur (Calophyllum sp.), Suntai (Palaquium walsurifolium), Punak (Tetramerista glabra), Ramin (Gonystylus bancanus), Durian Hutan (Durio sp.), Balam (Palaquium spp.) b) Fauna : Kekah/Simpai (Presbytis melalophos), Siamang (Symphalangus/Hylobates syndactalu), Biawak (Varanus sp.), Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Enggang/Rangkong (Buceros sp.), Babi Hutan (Sus scrofa), Beruk (Macaca nemestrina), Buaya Muara (Crocodylus porosus), Rusa (Cervus sp.), Tapir (Tapirus indicus), Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae), Beruang Madu (Helarctos malayanus).

Gambar 15. Tapir (Tapirus indicus) salah satu satwa yang sangat khas di Suaka Margasatwa Bukit Batu

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

17

8) Suaka Margasatwa Balai Raja

Suaka Margasatwa Balai Raja ditunjuk melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 173/Kpts-II/1986 tanggal 6 Juni 1986. Luas kawasan 18.000 Ha terletak di 0˚ 24’ LU – 01˚ 25’ LS dan 101˚50’ - 101˚55’ BT. Secara administrasi pemerintahan Suaka Margasatwa Balai Raja terletak di Kecamatan Mandau dan Pinggir Kabupaten Bengkalis.

Gambar 16. Perambahan Kawasan Yang Terjadi di Suaka Margasatwa Balai Raja

Berdasarkan pengelolaan wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau Suaka Margasatwa Balai Raja berada di wilayah kerja Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II yang dibantu oleh Seksi Konservasi Wilayah III. Potensi yang dimiliki Suaka Margasatwa Bukit Batu berupa: a) Flora : Meranti (Shorea spp.), Balam (Palaquium spp.), Bintangur (Calophyllum sp.), Kempas (Koompasia malaccensis), Kelat (Eugenia claviflora), Kulim (Scorodocarpus borneensis Becc.), Giam (Cotylelobium spp), Rotan (Calamus cirearus), Pandan (Pandanus sp.), Kantong Semar (Genus Nepenthes). b) Fauna: Gajah (Elephas maximus sumatranus), Beruang Madu (Helarctos malayanus), Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae), Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Siamang (Symphalangus/Hylobates syndactalu), Tapir (Tapirus indicus), Biawak (Varanus sp.), Enggang (Buceros sp.)

Gambar 17. SM. Balai Raja Merupakan Satu dari Sembilan Kantong Gajah Yang Tersisa Di Provinsi Riau

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

18

9) Suaka Margasatwa Tasik Tanjung Padang Suaka Margasatwa Tasik Tanjung Padang ditunjuk melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 173/Kpts-II/1986 tanggal 6 Juni 1986. Ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 349/Kpts-II/1999 tanggal 26 Mei 1999. Luas kawasan 4.925 Ha yang terletak di 101˚20’ – 101˚25’ LU dan 102˚15’ - 102˚21’ BT dan secara administrasi pemerintahan Suaka Margasatwa Tasik Tanjung Padang terletak di Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti Berdasarkan pengelolaan wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Suaka Margasatwa Tasik Tanjung Padang berada di wilayah kerja Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II yang dibantu oleh Seksi Konservasi Wilayah III. Potensi yang dimiliki Suaka Margasatwa Tasik Tanjung Padang berupa: a) Flora : Kelat (Eugenia claviflora), Meranti (Shorea spp.), Gerunggang (Syzygium sp.), Balam Suntai (Palaquium walsurifolium), Punak (Tetramerista glabra), Kempas (Koompasia malaccensis), Anggrek Hutan (Cymbopogon sp.) b) Fauna : Trengiling (Manis javanica), Musang (Cynogale bennetti), Enggang Gading (Buceros rhinoceros), Enggang Papan (Buceros bicornis), Punai (Treron capelli), Lutung (Presbytis cristata), Buaya Muara (Crocodylus porosus), Bangau Tontong (Leptoptilos javanicus), Kancil (Tragulus javanicus), Rusa (Cervus sp.).

Gambar 18. Bangau Tongtong (Leptoptilos javanicus) Salah Satu Spesies Khas SM. Tasik Tanjung Padang

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

19

10) Suaka Margasatwa Tasik Belat Suaka Margasatwa Tasik Belat ditunjuk melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 173/Kpts-II/1986 tanggal 6 Juni 1986. Ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 480/Kpts-II/1999 tanggal 29 Juni 1999.

Luas 2.529 Ha terletak di 0˚ 40’ – 0˚ 44’ LU dan 102˚ 41’ - 102˚ 45’ BT, secara administrasi pemerintahan Suaka Margasatwa Tasik Belat terletak di Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak.

Berdasarkan pengelolaan wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau Suaka Margasatwa Tasik Belat berada di wilayah kerja Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II yang dibantu oleh Seksi Konservasi Wilayah III. Potensi yang dimiliki Suaka Margasatwa Tasik Belat berupa: a) Flora : Ramin (Gonystylus bancanus), Meranti (Shorea spp.), Suntai (Palaquium walsurifolium), Punak (Tetramerista glabra), Kempas (Koompasia malaccensis), Bintangur (Calophylum inophyllum) b) Fauna : Beruang Madu (Helarctos malayanus), Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae), Enggang (Buceros sp), Raja Udang/Cekakak belukar (Halcyon Gambar 19. Trenggiling (Manis javanica) salah satu satwa yang smyrnensis), Biawak masih sangat mudah kita jumpai di Suaka Margasatwa Tasik (Varanus sp), Kera Sarang Burung / Tasik Serkap ekor panjang (Macaca fascicularis), Beruk (Macaca nemestrina).

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

20

11) Suaka Margasatwa Tasik Besar/Tasik Metas

Suaka Margasatwa Tasik Besar /Tasik Metas ditunjuk melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 173/Kpts-II/1986 tanggal 6 Juni 1986. Luas kawasan 3.200 Ha terletak di 0˚ 35’ – 0˚ 36’ LU dan 102˚ 39’ - 102˚ 44’ BT dan secara administrasi pemerintahan Suaka Margasatwa Tasik Besar/Tasik Metas terletak di Kabupaten Pelalawan.

Berdasarkan pengelolaan wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau Suaka Margasatwa Tasik Besar/Tasik Metas berada di wilayah kerja Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah I yang dibantu oleh Seksi Konservasi Wilayah I. Potensi yang dimiliki Suaka Margasatwa Tasik Besar/Tasik Metas berupa: a) Flora : Ramin (Gonystylus bancanus), Meranti (Shorea spp.), Suntai (Palaquium walsurifolium), Punak (Tetramerista glabra), Kempas (Koompasia malaccensis), Bintangur (Calophylum inophyllum) b) Fauna : Beruang Madu (Helarctos malayanus), Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae), Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Beruk (Macaca nemestrina), Belibis (Dendrocygna arcuata), Enggang (Buceros sp.), Kuntul (Egretta garzetta)

Gambar 20. Burung Kuntul (Egretta garzetta) pada musimmusim tertentu singgah di SM. Tasik Besar Serkap/ Tasik Metas

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

21

12) Suaka Margasatwa Tasik Serkap / Tasik Sarang Burung Suaka Margasatwa Tasik Serkap/Tasik Sarang Burung ditunjuk melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 173/KptsII/1986 tanggal 6 Juni 1986. Luas kawasan 6.900 Ha terletak di 0˚ 22’ – 0˚ 30’ LU dan 102˚ 41’ - 102˚ 48’ BT. Secara administrasi pemerintahan Suaka Margasatwa Tasik Serkap/Tasik Sarang Burung terletak di Kabupaten Pelalawan.

Berdasarkan pengelolaan wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau Suaka, Margasatwa Tasik Serkap/Tasik Sarang Burung berada di wilayah kerja Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah I yang dibantu oleh Seksi Konservasi Wilayah I. Potensi yang dimiliki Suaka Margasatwa Gambar 21. Ikan Arwana (Schleropages Sp.) Merupakan Salah Satu Spesies Satwa Dilindungi Yang Pemanfaatannya Harus Tasik Serkap/Tasik Menggunakan Izin Tertentu, Satwa Ini Termasuk Satwa Yang Digemari Para Pecinta Hewan Peliharaan (Pets) Sarang Burung berupa:

a) Flora : Ramin (Gonystylus bancanus), Suntai (Palaquium walsurifolium), Punak (Tetramerista glabra), Kempas (Koompasia malaccensis), Meranti (Shorea sp.), Bintangur (Calophyllum inophyllum). b) Fauna : Beruang Madu (Helarctos malayanus), Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Trenggiling (Manis javanica), Belibis (Dendrocygna arcuata), Burung Enggang (Buceros sp.), Ikan Arwana (Schleropages spp).

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

22

13) Suaka Margasatwa Pusat Latihan Gajah Sebanga Suaka Margasatwa Pusat Latihan Gajah Sebanga ditunjuk melalui Surat Keputusan Gubernur KDH Tk. I Riau SK. Gubernur KDH Tk. I Riau No. 387/VI/1992 tanggal 29 Juni 1992. Luas Kawasan 5.873 Ha yang terletak di 0˚ 04’ LU – 0˚ 17’ LS dan 101˚ 21’ - 101˚ 21’ BT. Secara administrasi pemerintahan Suaka Margasatwa Pusat Latihan Gajah Sebanga terletak di Kecamatan Mandau, Kabupaten Gambar 22. Suaka margasatwa Pusat latihan Gajah Sebanga merupakan salah satu tempat untuk membina Gajah Liar sebagai Bengkalis.

Satwa Latih yang digunakan untuk mengusir gajah liar di pemukiman warga

Berdasarkan pengelolaan wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau Suaka Margasatwa Pusat Latihan Gajah Sebanga berada di wilayah kerja Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II yang dibantu oleh Seksi Konservasi Wilayah III. Potensi yang dimiliki Suaka Margasatwa Suaka Margasatwa Pusat Latihan Gajah Sebanga berupa: a) Flora : Meranti (Shorea sp.), Jelutung (Alstonia sp.), Merbau (Instia sp.), Kempas (Koompasia malaccensis) b) Fauna : Gajah (Elephas maximus sumatranus), Beruang Madu (Helarctos malayanus), Rusa (Cervus sp.), Kancil (Tragulus javanicus), Bangau (Ibisleuco cephalus), Burung Enggang/Rangkong (Buceros sp.), Belibis (Dendrocygna arcuata), Raja Udang/Cekakak belukar (Halcyon smyrnensis).

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

23

14) Hutan Wisata / Taman Wisata Alam Sungai Dumai Hutan Wisata Sungai Dumai ditunjuk melalui Surat Keputusan Gubernur KDH Tk. I Riau No. 85/I/1985 Tanggal 23 Januari 1985. Ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 154/Kpts-II/1990 tanggal 10 April 1990. Luas kawasan 4.712, 50 Ha, pada garis lintang 1˚ 31’ – 1˚ 38’ LU dan garis bujur 100˚ 31’ - 101˚ 28’ BT. Hutan wisata Sungai Dumai secara administrasi pemerintahan terletak di Kota Dumai.

Berdasarkan pengelolaan wilayah kerja Balai Besar Gambar 23. Ungko (Hylobates agilis) salah Konservasi Sumber Daya Alam satu jenis primata yang masih ada di Hutan Riau, Hutan Wisata Sungai Dumai Wisata Sungai Dumai berada di wilayah kerja Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II yang dibantu oleh Seksi Konservasi Wilayah III. Potensi yang dimiliki Hutan Wisata Sungai Dumai berupa: a) Flora : Meranti (Shorea spp.), Durian Hutan (Durio spp.), Kempas (Koompasia malaccensis), Bintangur (Calophylum inophyllum) b) Fauna : Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae), Macan Dahan (Neofelis nebulosa), Trenggiling (Manis javanica), Ungko (Hylobates agilis), Enggang (Buceros sp.), Rusa (Cervus sp.)

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

24

15) Hutan Wisata / Taman Wisata Alam Muka Kuning

Hutan Wisata Muka Kuning ditetapakan berdasar Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 427/Kpts-II/1992 tanggal 5 Mei 1992. Luas kawasan 2. 065,62 Ha, yang terletak di 0˚ 59’ – 0˚ 112’ LU dan 103˚ 53’ 30” - 104 ˚ 8’ 30” BT. Hutan Wisata Muka Kuning secara administrasi pemerintahan terletak di Kecamatan Batam Timur Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau.

Berdasarkan pengelolaan wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau Suaka, Hutan Wisata Muka Kuning berada di wilayah kerja Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah I yang dibantu oleh Seksi Konservasi Wilayah II. Potensi yang dimiliki Hutan Wisata Muka Kuning berupa: a) Flora : Bintangur (Calophylum inophyllum), Nibung (Oncosperma tigilaira), Kempas (Koompasia malaccensis), Pasak Bumi (Schoutenia sp.), Balam (Palaquium walsurifolium), Meranti (Shorea sp.), Riang-riang (Ploiarium altermifollium), ManggisManggisan (Clusiaceae sp.), Pelawan (Tristania sp.) b) Fauna: Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Babi Hutan (Sus scrofa), Kancil (Tragulus javanicus), Napu (Tragulus napu), Kijang (Muntiacus muntjac), Lutung (Presbytis cristata), Beruk (Macaca nemestrina), Bajing (Callosciarus eotatus), Biawak (Varanus sp.), Tiung (Gracula religiosa), Gagak (Corpus sp.), Tekukur (Streptopelia sp.), Raja Udang/Cekakak belukar (Halcyon smyrnensis), Elang Laut (Haliaetus leucogaster)

Gambar 24. Raja Udang / Cekakak Besar (Halcyon smyrnensis) Merupakan Salah Satu Spesies Aves Yang Khas Bertengger Di Sekitar Hutan Wisata Muka Kuning

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

25

16) Taman Buru Pulau Rempang Taman Buru Pulau Rempang ditunjuk melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 307/Kpts-II/1986 tanggal 29 September 1986. Luas kawasan 16.000 Ha, terletak di 0˚ 47’ – 0˚ 57’ LU dan 104˚ 05’ - 104˚ 16’ BT. Taman Buru Pulau Rempang secara administrasi pemerintahan terletak di Kecamatan Gelang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau.

Berdasarkan pengelolaan wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau Suaka, Taman Buru Pulau Rempang berada di wilayah kerja Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah I yang dibantu oleh Seksi Konservasi Wilayah II. Potensi yang dimiliki Taman Buru Pulau Rempang berupa: a) Flora : Bakau (Rhizophora sp.), Meranti (Shorea sp.), Tiup-Tiup (Adinandra dumosa), Riang-riang (Ploiarium altermifollium), Pasak Bumi (Schoutenia sp.). b) Fauna: Babi Hutan (Sus scrofa), Kancil (Tragulus javanicus), Biawak (Varanus sp.), Bajing (Callosciarus eotatus), Raja Udang/Cekakak belukar (Halcyon smyrnensis), Elang Laut (Haliaetus leucogaster).

Gambar 25. Elang laut Perut Putih (Haliaetus leucogaster) merupakan salah satu burung pemburu ikan di Perairan Batam dan sangat khas terbang di atas Taman Buru Pulau Rempang

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

26

III. ISTILAH DAN PENGERTIAN Ekosistem sumber daya alam hayati, sistem hubungan timbal balik antara unsur dalam alam, baik hayati maupun non hayati yang saling tergantung dan pengaruh mempengaruhi. (UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya)

Endemik, Sumber Daya Alam Hayati (satwa dan tumbuhan) yang sejak semula tumbuh / terdapat di suatu daerah (asli) dan bersifat unik untuk daerah tersebut.

Flora, semua tumbuhan yang hidup di dalam sesuatu kawasan atau zaman tertentu Fauna, segala macam jenis hewan yang hidup di bagian tertentu atau periode tertentu

Habitat, lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan berkembang secara alami. (UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya) Hutan, suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. (UU No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan) - Hutan Konservasi, kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. (UU No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan) - Hutan Lindung, kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. (UU No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan) - Hutan Produksi, kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. (UU No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan) Hutan negara, hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah.

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

27

Hutan hak, hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah.

Hutan adat, hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat.

Kawasan hutan, wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

Kawasan Pelestarian Alam, hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. (UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya) - Kawasan Taman Nasional, kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi alam. (UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya) - Kawasan Taman Hutan Raya, kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. (UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya) - Kawasan Taman Wisata Alam, kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. (UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya) Kawasan Suaka Alam, hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. (UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya) - Kawasan Cagar Alam, kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan dan atau satwa serta ekosistemnya, yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. (UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya) BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

28

- Kawasan Suaka Margasatwa, kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. (UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya) Kawasan Taman Buru, kawasan hutan yang di tetapkan sebagai tempat wisata berburu. (UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya) Kehutanan, sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu.

Konservasi Exsitu, Konservasi Sumber Daya Alam Hayati di Luar Habitat Aslinya

Konservasi Insitu, Konservasi Sumber Daya Alam Hayati di Dalam Habitat Aslinya Konservasi Sumber Daya Alam Hayati, pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. (UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya)

Pengukuhan kawasan hutan, rangkaian kegiatan penunjukan, penataan batas, pemetaan dan penetapan kawasan hutan dengan tujuan untuk memberikan kepastian hukum atas status, letak, batas dan luas kawasan hutan.

Penataan batas kawasan hutan, kegiatan yang meliputi proyeksi batas, pemancangan patok batas, pengumuman, inventarisasi dan penyelesaian hakhak pihak ketiga, pemasangan pal batas, pengukuran dan pemetaan serta pembuatan Berita Acara Tata Batas.

Trayek Batas, uraian arah penataan batas yang memuat jarak dan azimuth dari titik ke titik ukur dan di lapangan ditandai dengan rintis batas dan patok batas atau tanda-tanda lainnya.

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

29

Penatagunaan kawasan hutan, rangkaian kegiatan menetapkan fungsi dan penggunaan kawasan hutan.

dalam

rangka

Penunjukan kawasan hutan, penetapan awal peruntukan suatu wilayah tertentu sebagai kawasan hutan.

Penetapan kawasan hutan, suatu penegasan tentang kepastian hukum mengenai status, batas dan luas suatu kawasan hutan menjadi kawasan hutan tetap.

Satwa, semua jenis sumber daya alam hewani yang hidup di darat, dan atau di air, dan atau di udara. (UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya)

Satwa Liar, semua binatang yang hidup di darat, dan atau di air, dan atau di udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas maupun yang dipelihara oleh manusia. (UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya) Spesies, Kelompok tumbuhan dan atau satwa tertentu yang dapat tumbuh dan berkembang biak

Sumber Daya Alam Hayati, unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) yang bersama dengan unsur non hayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem. (UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya) Tumbuhan, jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup di darat maupun di air. (UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya) Tumbuhan Liar, tumbuhan yang hidup di alam bebas dan atau dipelihara, yang masih mempunyai kemurnian jenisnya. (UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya)

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

30

IV. MATRIKS KEGIATAN KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA Tabel 2. Matriks Kegiatan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

NO

FUNGSI

KRITERIA

1

2

3 1. Mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa dan tipe ekosistemnya.

2. Mewakili formasi biota tertentu 3. Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan tidak atau belum diganggu manusia.

4. Mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menujang pengelolaan yang efektif dan menjamin berlangsungnya proses ekologis secara alami.

5. Mempunyai cirri khas potensi, dan dapat merupakan contoh ekosistem yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi dan atau; 6. Mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa beserta ekosistemnya yang langka atau keberadaannya terancam punah.

1.

Cagar Alam

KEGIATAN YANG DILARANG

PEMANFAATAN

Melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan keutuhan kawasan Cagar Alam seperti : 1. Melakukan perubahan terhadap satwa yang berbeda dalam kawasan.

2. Memasukkan jenisjenis tumbuhan dan satwa bukan asli kedalam kawasan.

3. Memotong, merusak, mengambil, menebang dan memusnahkan tumbuhan dan satwa dalam dan dari kawasan.

4. Menggali atau membuat lubang pada tanah yang mengganggu kehidupan tumbuhan dan satwa dalam kawasan atau; 5. Merubah benteng alam kawasan yang mengusik atau mengganggu kehidupan tumbuhan dan satwa.

1. Penelitian dan pengembangan (penelitian dasar dan penelitian untuk menunjang pemanfaatan dan budi daya); 2. Ilmu pengetahuan; 3. Pendidikan; 4. Kegiatan penunjang budidaya.

4

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

5

31

1

2

2

Suaka Margasatwa

3

Taman Nasional

3

1. Merupakan tempat hidup dan pengmbangan dari jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasinya; 2. Mempunyai keaneka ragaman dan populasi satwa yang tinggi; 3. Merupakan habitat dari suatu jenis satwa langka dan atau dikahwatirkan akan punah; 4. Merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migrant tertentu dan atau; 5. Mempunyai luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan.

4

Melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan keutuhan kawasan Suaka Margasatwa seperti: 1. Melakukan perubahan terhadap satwa yang berada dalam kawasan; 2. Memasukkan jenisjenis tumbuhan dan satwa bukan asli ke dalam kawasan; 3. Memotong, merusak, mengamil, menebang dan memusnahkan tumbuhan dan satwa dalam dan dari luar kawasan.

4. Menggali atau membuat lubang pada tanah yang mengganggu kehidupan tumbuhan dan satwa dalam kawasan atau; 5. Merubah benteng alam kawasan yang mengusik atau mengganggu kehidupan tumbuhan dan satwa.

Dalam melakukan kegiatan pengawetan dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan fungsi kawasan seperti:

5

1. Penelitian dan pengembangan (penelitian dasar dan penelitan untuk menunjang pemanfaatan dan budidaya); 2. Ilmu pengetahuan; 3. Pendidikan; 4. Wisata alam terbatas; dan 5. Kegiatan penunjang budidaya.

1. Kawasan yang Pemanfaatan sesuai ditetapkan sistem zonasinya: mempunyai luas yang cukup untuk Zona inti : menjamin 1. Penelitian dan kelangsungan proses pengembangan yang ekologis secara alami. menunjang 2. Mempunyai sumber pemanfaatan; daya alam yang khas 1. Merusak kekhasan 2. Ilmu pengetahuan; dan unik baik berupa potensi sebagai 3. Pendidikan;dan jenis tumbuhan pembentuk atau;

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

32

1

4

2

3 4 maupun satwa dan ekosistemnya; ekosistemnya serta 2. Merusak keindahan gejala alam yang alam dan gejala alam; masih utuh dan 3. Mengurangi luas alami; kawasan yang telah 3. Memikiki satu atau ditentukan; beberapa ekosistem 4. Melakukan kegiatan yang masih utuh; usaha yang tidak 4. Memiliki keadaan sesuai dengan rencana alam yang masih asli pengusahaan yang dan untuk telah mendapat dikembangkan persetujuan dari menjadi pariwisata pejabat yang alam; berwenang.

5. Merupakan kawasan yang dapat dibagi ke dalam zona inti, zona pemanfaatan, zona rimba, dan zona lain yang karena pertimbangan kepentingan rehabilisasi kawasan, dan dalam rangka pendukung upaya pelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dapat ditetapkan sebagai zona tersendiri.

Taman Wisata Alam 1. Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, atau ekosistem gejala alam atau formasi geologo yang menarik; 2. Mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisatan dan

Dalam melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan fungsi kawsan seperti: 1. Merusak kekhasan potensi sebagai pembentuk ekosistemnya; 2. Merusak keindahan alam dan gejala alam; 3. Mengurangi luas kawsan yang telah ditentukan;

5 4. Kegiatan penunjang budidaya.

1.

2.

3.

4.

Zona pemanfaatan: Pariwisata alam dan rekreasi; Penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan; Pendidikan;dan atau Kegiatan penunjang budidaya.

Zona rimba: 1. Penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan; 2. Ilmu pengetahuan; 3. Pendidikan; 4. Kegiatan penunjang budidaya; 5. Wisata alam terbatas.

1. Pariwisata alam dan rekreasi; 2. Penelitian dan pengembangan; 3. Pendidikan (karya wisata, widya wisata, dll); 4. Kegiatan penunjang budidaya.

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

33

1

5

2

Taman Hutan Raya

3 4 rekreasi alam; 4. Melakukan kegiatan 3. Kondisi lingkungan di usaha yang tidak sekitarnya sesuai dengan rencana mendukung upaya pengelolaan dan atau pengembangan rencana rencana pariwisata alam. pengushaan yang telah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang.

1. Merupakan kawasan dengan ciri khas baik asli maupun buatan, baik pada kawasan yang ekosistemnya masih utuh ataupun kawasan yang ekosistemnya sudah berubah; 2. Mempunyai luas wilayah yang memungkinkan uantuk pembangunan koleksi tumbuhan dan atau satwa jenis asli dan atau bukan asli.

Dalam melakukan kegiatan yang dapat mengakubatkan perubahan fungsi kawasan Tanaman Hutan Raya seperti: 1. Merusak kekhasan potensi sebagai pembentukan ekosistemnya; 2. Merusak kendahan alam dan gejala alam; 3. Mengurangi luas kawsan yang telah ditentukan; 4. Melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan rencana pengelolaan dan atau rencana pengusahaan yang telah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang.

5

1. Penelitian dan pengembangan (penelieian dasr dan penelieian untuk menunjang pemanfaatan dan budidaya); 2. Ilmu pengetahauan; 3. Pendidikan; 4. Kegiatan penunjang budidaya; 5. Pariwisata alam dan rekreasi; 6. Pelestarian olahraga.

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

34

V. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG TERKAIT BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM A. Undang-Undang 1. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar PokokPokok Agraria.

2. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya.

3. Undang – Undang Nomor 16 Tahun 1992 Tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.

4. Undang – Undang Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang.

5. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1994 Tentang Pengesahan United Nations Convention On Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati).

6. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

7. Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.

8. Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air. 9. Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K).

B. Peratuaran Pemerintah 1. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1994 Tentang Perburuan Satwa Buru 2. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1994 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam Di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Dan Taman Wisata Alam 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 4. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 Tentang Kawasan Suaka Alam Dan Kawasan Pelestarian Alam 5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa 6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan Dan Satwa Liar 7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan 8. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kerusakan Dan Atau Pencemaran Lingkungan Hidup Yang Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan Dan Atau Lahan BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

35

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 Tentang Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan Dan Penggunaan Kawasan Hutan Peraturan Pemerintah Penganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 Tentang Perencanaan Kehutanan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 Tentang Perlindungan Hutan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Pembiayaan, Pembinaan Dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan.

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margastawa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.

C. Peraturan Menteri 1. Permenhut - P.01 Tahun 2004 Tentang Pemberdayaan Masyarakat Setempat Di Dalam Dan Atau Sekitar Hutan Dalam Rangka Social Forestry 2. Permenhut - P.19 Tahun 2004 Tentang Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Suaka Alam Dan Kawasan Pelestarian Alam 3. Permenhut - P.14 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan 4. Permenhut - P.53 Tahun 2006 Tentang Lembaga Konservasi 5. Permenhut - P.02 Tahun 2007 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Konservasi Sumber Daya Alam 6. Permenhut - P.03 Tahun 2007 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional 7. Permenhut - P.64 Tahun 2006 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2006 Tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan 8. Permenhut - P.68 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Demonstration Activities Pengurangan Emisi Karbon dari Deforestasi dan Degradasi Hutan 9. Permenhut - P.30 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Pengurangan Emisi Dari Deforestasi Dan Degradasi Hutan (REDD) 10. Permenhut - P.36 Tahun 2009 Tetang Tata Cara Perijinan Usaha Pemanfaatan Penyerapan Dan/Atau Penyimpanan Karbon Pada Hutan Produksi Dan Hutan Lindung.

BUKU INFORMAASI KAWASAN KONSERVASI BALAI BESAR KSDA RIAU TAHUN 2010

36

‘