OPINI MAHASISWA Gerakan Mahasiswa Milenial
Gerakan Mahasiswa Hari Ini
Mau dibawa Kemana Mahasiswa Milenial Ini?
P
erkembangan teknologi anggapan mahasiswa menyang masif dan cepat jadi malas berpikir jika yang ini layaknya meniminstan saja bisa. bulkan berbagai dampak Diperparah lagi dengan positif dan negatif. Alih-alih mengikuti sebuah tranding perbedaan pun terjadi pada gaya hidup, seperti gaya bersetiap generasi. Generasi sepakaian ala artis idola merbelum teknologi berkembang eka. Hal ini adalah dampak dan generasi setelah lahirnya dari seringnya berselancar di teknologi. Sehingga munsosial dan candu pada Dian Ayu Prasasti media cul pertanyaan, apakah sebuah toko online yang di Mahasiswa Prodi Pengembangan generasi setelah adanya ikuti. Masyarakat Islam, Fakultas teknologi lebih unggul Secara tidak sadar, akDakwah dan Komunikasi. dibanding generasi sebeltivitas konsumerisme gaya umnya? baru, berdampak pada peran seorang Jika kita berbicara perbandingan dari mahasiswa. Atribut sosial yang dilekatzaman generasi ke genarasi pasti akan kan pada mahasiswa seketika luntur. menemukan kekurangan dan kelebihan Satu contoh mahasiswa sebagai agen masing-masing. Teknologi menawarkan perubahan (agent of change), namun kemudahan, kecepatan, dan jangkauan. sekarang jika diamati sedikit mahasiswa Bahkan teknologi menawarkan kemero- yang bisa memenuhi atribut tersebut. sotan nalar. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seDahulu, sebelum adanya teknologi buah wadah berorganisasi untuk ber(baca: HP) anak-anak dapat mencip- proses mengolah kepekaan sosial sebetakan permainan berbahan dasar ba- lum turun ke ranah masyarakat setelah rang-barang yang sudah tak terpakai, lulus nantinya, sekarang cenderung botol bekas, mainan dari pelepah pi- kurang diminati lagi oleh mahasiswa. sang, bambu dan lainnya. Mereka bisa Dalam mengawal sebuah kebijakan berkreasi sesuai dengan kreativitasnya yang tak sesuai dengan hak keadilan masing-masing. Sekarang anak-anak mahasiswa pun, cenderung bungkam. dituntut untuk menjadi konsumen. Dibuktikan dengan minimnya partiKarakter kreatif dan inovatifnya terbe- sipasi dalam diskusi dan demonstrasi lenggu oleh adanya HP. Kita tidak bisa menuntut hak bagi mahasiswa itu sendmenyalahkan sang anak. Perubahan ini iri. Alhasil terjadi bergeseran nalar kritis tak luput dari pengawasan dan didikan dan kepekaan sosial dalam diri mahaorang tua, lingkungan dan seorang guru. siswa. Sikap konsumerisme pun sudah terSeharusnya, di zaman yang serba lihat di benak kalangan mahasiswa. Mis- berkemudahan ini harus bisa dimanalnya saja, bahan pembuatan makalah faatkan oleh para mahasiswa. Menerusmembutuhkan beberapa buku referensi kan perjuangan para pendiri bangsa, bacaan buku fisik sehingga mahasiswa bukan hanya menikmati hasilnya saja. dulu membutuhkan waktu yang cukup Apa gunanya jika teknologi berkemlama dalam pengerjaan satu makalah. bang dengan pesatnya namun tidak bisa Namun sekarang yang terjadi ke- digunakan mahasiswa untuk menunmudahan teknologi internet melalui jang perannya. Jangan sampai terjadi web, blog yang ada sudah menyediakan kemunduran nalar kritis, sikap pragbahan untuk pembuatan makalah, matis sebab para pendahulu kita tidak yang terjadi adalah mahasiswa tinggal mengajarkan itu. Jika tidak bisa unggul, copy+paste. Sehingga pembuatan maka- mempertahankan pun sudah jauh lebih lah 5-10 menit jadi. Hal ini membuat baik.n
G
erti saat ini. Individualisme erakan mahasiswa UIN pun mulai mengakar dalam diri Walisongo (dahulu mahasiswa. Bisa diambil conIAIN) sejak dahulu titoh ketika sedang berkumpul, dak pernah diragukan peranmasing-masing lebih asyik bernya dalam merespon suatu cengkrama dengan gawai yang permasalahan yang ada di ada di tangannya. Ditambah lagi masyarakat. Bahkan gerakan minimnya ruang-ruang diskusi. mahasiswa cukup disegani Faktor lain yang mempendikalangan mahasiswa dan garuhi gerakan mahasiswa teraparat di Semarang. Sayangnya, akhir-akhir ini Alfian Pujo Saputro lihat surut yakni tingginya biaya kuliah yang biasa kita sebut banyak sekali keluhan yang Mahasiswa Prodi Ekonomi Uang Kuliah Tunggal (UKT). muncul mengenai gerakan Islam, Fakultas Ekonomi Keadaan tersebut memunculmahasiswa UIN Walisongo. Di dan Bisnis Islam. kan sebuah orientasi baru di mata penulis, gerakan mahasiswa saat ini terasa monoton dan ham- kalangan mahasiswa yaitu, “kuliah lancar, bar. Memang setiap zaman mempunyai nilai sempurna, lulus cepat, setelah lulus pola gerakannya sendiri, hal itu dipen- dapat kerja, nikah dan kaya raya”. Meskipun begitu mahasiswa seolahgaruhi atas problem atau keadaan sosial olah hanya melihat beban UKT adalah seyang sedang dihadapi. Penulis teringat sebuah kalimat dari buah beban bukan sebuah permasalahan Tan Malaka “Idealisme adalah kemewa- yang harus dihadapi dan diselesaikan. han terakhir yang hanya dimiliki oleh Bisa dianalogikan mengikuti arus semata. pemuda”. Jika ditelaah kembali sebuah Ini adalah salah satu bukti menurunnya gerakan mahasiswa tidak luput dari se- sikap kritisisme dalam menerima sebuah buah idealisme, sikap kritis yang dimil- kebijakan yang merugikan. Dari beberapa situasi yang sedang ikinya. Namun hari ini mahasiswa dapat dikatakan mengalami pergeseran para- dialami dalam diri mahasiswa tersebut harus segera diselesaikan melalui pemdigma gerakan. Jika diamati generasi sekarang tingkat baharuan dari beberapa sisi. Baik dalam literasinya rendah. Sebuah generasi yang proses pengkaderan dalam setiap organlebih suka pada sesuatu yang virtual dari- isasi masing-masing. Perlu digaungkan pada tekstual. Minimnya literasi adalah kembali ruang-ruang diskusi di lingkunsalah satu bentuk “bunuh diri” paling gan kampus. Sebagai mahasiswa sudah selayaknya berbahaya bagi mahasiswa. Bagaimana tidak? Sifat apatisme juga terlahir dari mempunyai sebuah inovasi gerakan minimnya literatur yang dibaca oleh ma- baru, selain turun aksi ke jalan. Sebab hasiswa. Di mana mahasiswa tidak mam- saat ini sudah didukung dengan pesatnya pu mengembangkan pemikirannya. Bah- teknologi yang sangat canggih. Bukan bekan cenderung tertutup terhadap kondisi rarti gerakan aksi massa harus ditinggalkan, tetapi perlunya kombinasi gerakan sosial kemasyarakatan yang ada. Akibatnya mahasiswa tidak mampu baru menyesuaikan dengan zaman digital menjawab problem yang sedang diha- saat ini. Indonesia membutuhkan kontribusi dapi. Dengan kondisi yang seperti ini, bukan tidak mungkin mahasiswa akan nyata dari mahasiswa, dengan semangat mengalami degradasi pemikiran. Sehing- perjuangan membangun bangsa, maga menciptakan sebuah generasi yang ti- hasiswa diharapkan benar-benar dapat dak mampu menciptakan nilai-nilai baru, menjadi jembatan antara pemerintah dan melainkan hanya berpangku tangan dari masyarakat dalam bentuk pengabdian nyata. Khususnya, anggapan yang sejalan orang lain. Selain itu mahasiswa sekarang sedang dengan visi dari UIN Walisongo yaitu sebdibuat nyaman dalam zaman digital sep- agai Universitas Islam Riset terdepan untuk kemanusiaan dan peradaban.n
TEMA MENDATANG Tantangan Perguruan Tinggi Mendatang Kirim opini anda melalui surel: redaksi.skmamanat@gmail.com. Naskah tidak lebih dari 2500 karakter. Sertakan biodata, foto terbaru, dan nomor HP yang bisa dihubungi. Pengiriman naskah paling lambat 15 Oktober 2019. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan bingkisan dan piagam penghargaan.
(Amanat/ Agus)
AMANAT Edisi 132
Agustus 2019
13