Haluankepri 30Mar11

Page 9

CMYK

BATAM

Rabu, 30 Maret 2011

Sosok

Okta Robbin

Ketua Majelis Belia Kota Batam

Hubungan Antar Negara BANYAK pilihan untuk aktif dalam berbagai organisasi kepemudaan baik bersifat nasional, regional, lokal maupun organisasi yang membangun jalinan kemitraan antar negara. Bagi Okta Robbin yang dipercaya sebagai Ketua Majelis Belia Kota Batam, orientasinya berkiprah di organisasi kepemudaan adalah untuk membangun jalinan persahabatan antara negara. Sejak 2009 lalu, pria kelahiran Dabo Singkep, 29 Oktober 1977 silam itu, bersama sejumlah pemuda menggagas lahirnya Majelis Belia Kota Batam. Ketua I Perpat Kota Batam ini berpandangan, membangun hubungan dengan pemuda dari beberapa negara dalam rangka turut memajukan daerah dan bangsa adalah sangat penting. Dengan demikian wawasan pemuda tidak semata berwawasan nasiona,l namun juga berwawasan internasional dalam memajukan daerah dan bangsa. Dengan membangun jalinan kerja sama pemuda antar negara tetangga, kata suami Aisyah Aman, akan tumbuh rasa nasionalisme yang kuat dan tetap menghargai karakter budaya negara lain. Selain itu juga dapat mencerna spirit kaum muda dari negara lain guna memacu semangat kaum muda Batam. Tentunya dalam membangun diri dan turut berpartisipasi aktif dalam pembangunan daerah dan bangsa. Hikmah bergabung di Majelis Belia ini, kata Okta, dapat membantu Hubungan Antar

hal.10

9

Sampah Berserakan di Engku Putri BA TAMCENTRE — Sepertinya piala Adipura yang merupakan BAT penghargaan bagi kota yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan, bakal semakin jauh dari kota Batam. Faktanya, sampah masih beserakan di mana-mana. Salah satu kawasan yang kebersihannya cukup memprihatinkan adalah Taman Engku Putri yang berada di belakang Gedung Pemko Batam. Pantauan Haluan Kepri, Selasa (29/3), sampah plastik dan kotak makanan berserakan di seputar lapangan. Tidak hanya di lapangan, sampah plastik juga bertebaran di dalam got (saluran drainase) lapangan dan kolam taman. Kabid Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam Muhammad Jamil ketika di-

konfirmasi mengatakan, tim kebersihan setiap hari selalu membersihkan taman tersebut. Hanya saja, kata dia, keterbatasan petugas telah menjadi kendala dalam pelaksanaan di lapangan. "Semua kawasan, terutama Batam Centre setiap hari selalu dibersihkan. Namun, kita tidak bisa menjaga kebersihannya 24 jam penuh," ujar Jamil. Disebutkannya, Taman Engku Putri merupakan kawasan umum yang setiap harinya dikunjungi masyarakat luas, terutama di sore hari. Namun, kata Jamil, sangat disayangkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan masih sangat minim. "Tampaknya kesadaran masyarakat Sampah Berserakan

TUNDRA

PEMKO KOTOR — Banyak sampah berserakan di kolam hias yang berada di kawasan Engku hal.10 Putri Batam Centre, Selasa (29/3). Pemandangan ini dapat mempengaruhi penilaian Adipura.

DPD RI Bahas Pansus Perbatasan Negara

Terminal Mukakuning Sudah Beralih Fungsi

Para Supir Tetap Bayar Retribusi

Perbatasan Antarnegara Belum Jelas

SEI BEDUK — Keberadaan terminal Mukakuning yang ada di kawasan pintu III Kawasan Industri Batamindo (KIB), Mukakuning, semakin manambah bangunan terlantar yang dikelola pemerintah daerah. Meski sudah diresmikan sejak 2005 lalu, namun hingga kini masih belum beroperasi secara normal.

DOK

TERMINAL di Mukakuning kini sudah beralih fungsi. Namun, supir angkutan umum tetap dipungut retribusi. Meski demikian, terminal ini tetap melakukan pungutan retribusi bagi para supir angkutan umum, metrotrans yang melintasi jalur KIB. Padahal, tidak ada aktivitas naik turun penumpang yang dilakukan setiap masuk terminal.

"Aturannya seperti itu, mau tak mau kita juga harus membayar setiap mau masuk kawasan industri pada pagi dan sore hari," ungkap salah seorang supir metrotrans Para Supir

IKLAN CMYK

www.haluankepri.com

hal.10

BATAM CENTRE — Masalah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan negara Malaysia dan Singapura, hingga saat ini masih belum tuntas. Selain itu, masalah serupa juga terjadi antara Indonesia dengan Vietnam dan Cina. Demikian diungkapkan Komandan Gugus Armabar Laksamana Pertama, D.A Mamahit dalam pertemuan dengan Pansus Perbatasan Negara DPD RI di Lantai V Graha Kepri, Selasa (29/3). Rapat Pansus Perbatasan Negara itu dihadiri empat anggota DPD RI, yaitu Aida Zulaikha Nasution sebagai Ketua Tim Kunjungan Kerja, Panitia Khusus Perbatasan Negara Hardi Hood, Sarah Leri Mboeik, Eman Babu Eha dan Chandra Motik. Pejabat dari Kepri dihadiri langsung oleh Gubernur Kepri HM Sani dan Ketua DPRD Kepri Nur Syafriadi. Pejabat lain yang hadir adalah dari Kementrian Pertahanan Negara, Kementerian Sosial, Danlantamal, Komandan

IKLAN

Armabar, serta sejumlah SKPD Pemprov Kepri. Mamahit menjelaskan, masalah garis perbatasan yang sudah jelas hanya di Pulau Nipah. Selebihnya masih tidak jelas atau belum selesai dibahas. Permasalahan perbatasan yang belum jelas ini, kata Mamahit, telah memicu konflik di laut. Utamanya antara nelayan Indonesia dengan Malaysia saat menangkap ikan. "Banyak nelayan Indonesia yang ditangkap, banyak juga nelayan asing yang ditangkap," katanya. "Kenapa banyak ilegal fishing, itu karena peralatan dan personil TNI AL terbatas," ujar Mamahit menjawab pertanyaan Chandra Motik. Menurut Mamahit, untuk menjaga wilayah perbatasan NKRI dengan negara Malaysia, Singapura, dan Vietnam, saat

Perbatasan Antarnegara

hal.10


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.