HaluanKepri 26feb12 (minggu)

Page 13

Please purchase VeryDOC PS to PDF Converter on http://www.verydoc.com to remove this watermark.

13

Minggu,

Figura

26 Februari 2012

Drg. Kesfrida Kespi Kepala Kesehatan Gigi & Mulut RSUD Embung Fatimah

M

Suka Berbagi dengan Pasien PROFESI seorang dokter ternyata bukanlah menjadi halangan untuk menjalankan peran sebagi ibu rumah tangga. Baginya pekerjaan adalah ibadah, begitu pula halnya mengurusi rumah tangga. Dengan segala kesibukannya di rumah sakit sebagai kepala kesehatan gigi dan mulut di RS Embung Fatimah Batam, ia masih sempat memasak untuk keluarganya setiap hari. Oleh : Dewi Anggrayni - Liputan Batam

Dokter gigi lulusan Universitas Sumatera Utara ini memulai karirnya di rumah sakit Embung Fatimah pada tahun 2008 lalu. Hingga kini sudah sangat banyak kasus kerusakan gigi yang di tanganinya. “Saya menyukai kasus-kasus unik pada gigi, apalagi operasi gigi, saya sangat menyukai pekerjaan ini,” jelas Kespi. Dokter yang juga membuka praktek dikawasan Nagoya ini sangat mencintai pekerjaannya sebagai dokter gigi. “Saya memang dari kecil ingin jadi dokter gigi. Saya ingat waktu saya masih kecil, orang tua saya gak bisa bawa saya ke dokter, saat gigi saya sakit. Saat itulah saya bertekad, kalau sudah besar nanti, saya ingin jadi dokter gigi,” kenang Kespi.

Drg Kespi Ingin Menjadi Dosen K E S P I adalah seorang dokter gigi yang memegang teguh norma agama dalam kesehariannya. Meski sangat padat aktifitas di rumah sakit maupun di kliniknya, Kespi tidak pernah lupa menjalankan sholat lima waktu. ”Karena saya seorang muslim , makanya bagi saya agama adalah benteng saya, sebenarnya saya dapatkan ini dari guru saya. Katanya, berilmu dan beragama akan bahagia, berilmu tanpa agama akan celaka, dan ini saya pegang teguh sampai sekarang, ” jelas Kespi. Baginya karena seorang gurulah ia bisa menjadi seperti sekarang. Hal ini membuat Kespi sangat mengagungkan profesi seorang guru. “ Dulu saya bisa masuk kedokteran,

saya masih ingat sekali guru SMA saya yang membelikan formulir Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN), kalaulah bukan dia tentu saya tidak akan menjadi seperti sekarang,” kenangnya. Saat di bangku kuliahpun banyak kenangan yang tak bisa dilupakan Kespi. " Saya ingat bagaimana dosen saya mengajarkan cara melakukan operasi gigi, bagaimana semua teori yang didapat saat kuliah bisa dipraktekkan saat praktek langsung dengan pasien,"kenang Kespi. Keahlian dan tekhnik khusus yang dimiliki Kespi saat melakukan operasi gigi pada pasien didapatnya saat dibangku kuliah." Saya ingat kalau mau praktek

waktu kuliah, saya sholat dhuha dulu biar praktek operasi gerahamnya sukses, dan alhamdulillah saya dapat nilai A," kenang wanita berkerudung itu. Baginya sangat berkesan semua guru yang pernah mengajarnya dulu.Meski saat ini sudah menjadi seorang dokter gigi, Kespi masih sangat berharap kelak ada kesempatan untuk bisa menjadi seorang dosen. “ Kalau Tuhan memberi kesempatan, saya berharap bisa menjadi seorang dosen sehingga saya bisa berbagi ilmu dengan yang lain,” katanya. Dalam waktu dekat wanita ini berencana akan medaftar menjadi staf pengajar di Universitas Batam(UNIBA).(( * )

Please purchase VeryDOC PS to PDF Converter on http://www.verydoc.com to remove this watermark.

Padatnya aktifitas sehari-hari dokter lulusan Universitas Sumatera Utara ini, tidak membuat ia meninggalkan hobinya berkebun. Ia menyukai banyak tanaman yang tumbuh subur di pekarangan rumahnya yang asri. Dengan kesengan berkebun, Kespi menukan kepuasan tersendiri. Hanya saja karena sedikitnya waktu luang, akhirnya ia harus membaginya dengan melakasanakn tugas sebagai ibu rumah tangga. Untuk aktivitas di dapur, ia lakukan di sela-sela waktunya, sehabis bekerja di RSUD Batam. “Kalau gak sempat saya lakukan sore hari, saya memasak di malam hari. Jadi, jika saya harus berangkat kerja pagi-pagi, semua keperluan rumah sudah saya siapkan. Tidak ada alasan bagi saya untuk tidak menyiapkan makanan

buat keluarga saya. Sela-sela waktu saya di rumah, saya selalu sempatkan untuk merawat tanaman, bahkan agenda wajib bagi saya untuk mengajak mereka ngobrol,” jelas Kespi kepada Haluan Kepri. Kedekatannya dengan pasien, menjadikan dokter murah senyum ini disenangi banyak orang. Hubungan antara seorang dokter dengan pasien, tidak lagi sebatas persoalan keluhan gigi, melainkan berbagi tentang persoalan lainnya. Pasien yang datang kepada Kespi bukan saja pasien baru, pasien yang lama selalu datang berobat gigi secar rutin. “Kalau menurut pasien saya, mereka gak mau ganti dokter, karena cara saya menangani pasien berbeda. Saya juga gak tau apanya yang beda, sampai mereka balik lagi secara rutin, enam bulan sekali untuk chek-up gigi,” jelas Kespi. Hampir sembilan belas tahun ia bergelut dengan pasien dengan beraneka ragam kasus pada gigi. Baginya ini sebuah kebanggaan. Karena dengan profesinya banyak orang yang tertolong. Tapi masih ada sebuah mimpi yang belum tercapai. “Saya masih ingin mengambil specialist, tapi jika memang belum mungkin paling tidak saya bisa menjadi dosen di sebuah universitas, karena menjadi guru juga ibadah,” jelas Kespi ( * )


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.