HaluanKepri 09Apr12 HUT HK

Page 9

OPINI & LAYANAN UMUM

5

Senin,

TAJUK

11 Tahun Kami Hadir di Tanah Melayu HARI ini, Senin 9 April 2012, genap sudah 11 tahun Haluan Kepri hadir di tengah-tengah pembaca kami, masyarakat Kepulauan Riau (Kepri). Berawal dari "jabang bayi" bernama "Sijori Mandiri" yang lahir tepat pada 9 April 2001, hingga kini dengan "re-inkarnasi" sebagai Haluan Kepri, kami tanpa henti terus berupaya memberi sumbangsih kepada masyarakat di Bumi Tanah Melayu ini. Sebagai sebuah media, sumbangsih yang selalu kami berikan tentu selalu dikemas dalam sebuah pemberitaan, feature, tajuk, foto, bahkan juga dalam bentuk yang lebih khas seperti laporan utama, rubrik hiburan, tulisan opini dan lain-lain. Semua itu, setiap hari tampil di depan mata para pembaca, relasi dan mitra kami tanpa henti. Tentu sesuatu yang sangat lazim, jika kami dalam memberi kontribusi kepada sidang pembaca dan mitra kami sekalian, pasti ada yang merasa puas, merasa terbantu, ada yang kecewa, tersinggung, sakit hati atau pun merasa dipojokkan. Kalau itu benar-benar terjadi dan anda sekalian alami, tentu bukanlah karena kami ingin mencari musuh, bukan punya misi dan pretensi untuk kepentingan kami dan orang lain. Semua itu, seperti kritik yang membangun, berita yang bermuatan sosial kontrol, bahkan mungkin laporan investigatif semata-mata kami tampilkan hanya untuk kemaslahatan bersama yakni untuk saling mengingatkan sehingga segala sesuatu di Kepri bisa berjalan sesuai dengan koridor hukum, aturan dan normanorma yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Sudah menjadi komitmen kami, sekecil apa pun keluhan masyarakat, tentu akan diakomodir Haluan Kepri sesuai dengan etika dan norma-norma hukum yang kami junjung sejak lahir 11 tahun yang lalu. Sebagai media profesional dan moderen, Haluan Kepri selama ini hadir dan ini seterusnya, tetap akan berpegang kepada prinsipprinsip demokrasi, taat hukum dengan sandaran pijakan yakni Undang-undang nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Dalam operasional sehari-hari dalam mengemban misi jurnalistik, setiap insan (wartawan) Haluan Kepri selalu merujuk apa yang sering disebut sebagai Kode Etik Jurnalistik. Profesionalitas bagi sebuah media, jelas harga mati. Ini pun bagi kami, Haluan Kepri, juga harus menjadi sebuah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar. Dalam konteks itu pula lah, semua produk jurnalistik yang kami apungkan di Haluan Kepri selama ini sematamata untuk kepentingan masyarakat, kepentingan bersama. Kami sangat sadar, Bumi Tanah Melayu yang dalam administratif pemerintahan sering disebut Provinsi Kepulauan Riau, dihuni banyak orang dengan entitas multi etnis. Dari sisi potensi masyarakat, ini jelas sebuah kekuatan besar yang bisa membuat Kepri benar-benar menjadi etalase Indonesia. Kepri bisa menjadi miniatur Indonesia yang bisa menjadi cermin bagi bangsa dan negara lain, bahwa keberagaman itu ternyata bisa menjadi sebuah aset untuk membangun kesejahteraan masyarakat. Nilai-nilai positif dari keberagaman inilah, yang selalu menjadi acuan kami dalam pemberitaan, baik berupa sosil kontrol atau pun kritik membangun. Haluan Kepri tidak ingin menjadi pahlawan yang hanya dikenang sekejap atau pun pahlawan kesiangan. Akan tetapi, kami ingin menjadi pewaris yang dapat memberi warisan pencerahan bagi semua orang yang berasal dari semua golongan, dari beragam etnis yang sama-sama hidup di Tanah Melayu ini. Pencerahan, buah pikiran, ide-ide, dan masukan brilian tentu lebih berharga ketimbang otokritik sepihak, yang hanya untuk kepentingan pribadi atau kelompok semata. Untuk itu, kami, Haluan Kepri tidak ingin menjadi alat itu. Misi kami hanya satu: Mencerdaskan Kehidupan Masyarakat. Terima kasih pembaca! Terima kasih mitra dan relasi! Tanpa Anda kami (Haluan Kepri) tidak akan ada. ***

CAKAP BIJAK

Gerakan Mahasiswa dan Pilwako Tanjungpinang SEKITAR AR tujuh bulan ke depan, Kota TanjungSEKIT pinang akan melaksanakan Pemilukada. Terlepas dari polemik koalisi partai dan pasangan yang diusung, gerakan mahasiswa harus mengambil bagian dari pesta demokrasi lokal ini. Dalam tataran idealnya, gerakan mahasiswa harus mampu mendorong Pemilukada berkualitas yang bebas dari beragam kecurangan.

Raja Dachroni Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Riau (UR) dan Ketua Umum KAMMI Kepulauan Riau Itu bagian dari peran dan penulis pikir masih banyak peran-peran yang lainnya yang akan penulis bahas dalam tulisan ini. Gerakan mahasiswa harus punya cita rasa yang berbeda dengan elemen gerakan pemuda yang saat ini sedang latah menurut penulis yang dengan mudah mengeluarkan pernyataan mendukung calon A atau B atau C untuk mendapatkan keuntungan pragmatis belaka. Gerakan mahasiswa mestinya memiliki sikap ketidakberpihakannya dan tetap netral serta memberikan pencerdasan politik yang sehat kepada masyarakat tanpa ada upaya menggiring masyarakat untuk mendukung salah satu calon. Tidak pantas, rasanya momentum Pemilukada Tanjungpinang dijadikan ajang dukung-mendukung oleh gerakan mahasiswa. Inilah yang penulis coba ingatkan sedari awal. Ada banyak pekerjaan rumah (PR) yang dapat dikerjakan mahasiswa dalam menyukseskan Pemilukada Tanjungpinang yang akan hangat awal April 2012 ini sebab pada bulan ini tahapan Pemilukada Tanjungpinang dimulai. Kalau begitu, dimana posisi gerakan mahasiswa dalam lingkaran Pemilukada Tanjungpinang nanti? Inilah barangkali yang menjadi point perbedaan sekaligus tambahan

Menyanyah

"ARGUMENT ASI se"ARGUMENTASI ringkali tak membuktikan apa-apa, kecuali keinginan semata”

USIA diatas tiga puluh tahun merupakan usia dimana pemain tersebut telah melewati masa – masa kejayaannya sebagai seorang sepakbola profesional. Namun jangan salah karena di usia tersebut, ada beberapa pemain yang meskipun tidak sehebat masa dulu, namun dirinya masih bisa menunjukkan kemampuannya dan penampilan yang menarik perhatian banyak orang. Ada beberapa pemain veteran yang masih dapat beraksi dengan penampilan yang impresif seperti Frank Lampard yang telah berusia 33 tahun, Thierry Henry yang berusia 34 tahun, dan juga pemain yang sempat menyatakan dirinya pensiun namun kemudian kembali bergabung dengan klubnya

(Charles Caleb Colton (1780-1832), Penulis) "LEBIH baik tidak tahu apa-apa, daripada tahu banyak hal tapi hanya setengah-setengah"

(Friedrich Nietzsche ilsuf ilsuf)) (1844–1900), FFilsuf

9 April 2012

permasalahan antara gerakan mahasiswa 60-an, 70-an, 80-an, 90-an dan gerakan mahasiswa pada abad reformasi ini. Jika gerakan mahasiswa tempo dulu akrab dengan penguasa yang otoriter, tetapi sekarang tidak. Gerakan mahasiswa saat ini lebih leluasa untuk bergerak. Bebas dalam berekspresi dan bersikap. Ini adalah sesuatu anugrah dan kenikmatan tersendiri. Namun, dalam konteks lingkaran Pemilukada Kepulauan Tanjungpinang nanti, walau bebas bersikap bukan berarti secara bebas pula untuk melakukan aksi dukungmendukung. Jelas ini tidak dibenarkan dalam etika sebuah gerakan mahasiswa yang menjadi wadah atau agen pengayom dan pencerdasan politik bagi masyarakat. Mengapa penulis katakan demikian? Jika gerakan mahasiswa masuk ke lingkaran dukungan tentu masyarakat juga akan tergiring dan secara politis akan menguntungkan untuk calon kepala daerah yang bersangkutan. Jelas dalam hal ini penulis akan to the point saja. Intinya, gerakan mahasiswa “haram” untuk mendukung kandidat calon pasangan dalam Pemiluka Kepri nanti. Lalu soal sikap yang lain setidaknya ada lima hal yang perlu digarap oleh gerakan

mahasiswa. Diketahui, secara umum ada sejumlah masalah dalam pilkada. Menurut Leo Agustino (2009: 121) dalam bukunya, “Pilkada dan Dinamika Politik Lokal”, ada 11 masalah yang menyelimuti Pemilukada. Pertama, tidak akuratnya data pemilih. Kedua, persyaratan calon yang tidak lengkap. Ketiga, pengusulan pasangan calon dari partai politik. Berbagai kejadian di daerah, permasalahan internal Parpol dalam menentukan pasangan calon membuat pelaksanaan Pemilukada menjadi terhambat. Keempat, KPUD yang tidak netral. Faktor kedekatan dan kekerabatan antara penyelenggara Pilkada dan pasangan calon memengaruhi tingkat kenetralan penyelenggara. Selain daripada itu yang sangat dominan kekuasaan penyelenggara yang begitu kuat tanpa dapat dikoreksi oleh instansi manapun maupun pengadilan. Kelima, Panwas Pemilukada terlambat dibentuk. Keenam, money politics atau politik uang. Ketujuh, dana kampanye yang tidak transparan. Kedelapan, mencuri start kampanye. Kesembilan, dukungan PNS yang tidak netral. Dalam berbagai kampanya masih ditemukan PNS yang memihak salah satu pasangan calon dalam banyak praktek terjadi pemberian dukungan kepada kepala daerah yang mengikuti kembali Pilkada (incumbent). Kesepuluh, pelanggaran kampanye dan terakhir atau kesebelas intervensi DPRD. Masalah ini pada umumnya terjadi apabila DPRD tidak menyetujui pasangan calon kepala daerah yang terpilih dengan berbagai alasan, sehingga berkas hasil pemilihan yang dikirim oleh KPUD tidak diteruskan kepada Gubernur atau Menteri Dalam Negeri, sehingga proses pengesahan kepala daerah menjadi berlarut-larut maupun DPRD tidak mau melakukan siding paripurna istimewa

kembali yaitu Paul Scholes yang telah berusia 38 tahun. Meski sebagai veteran, ternyata Scholes masih mempunyai taji. Hal itu dibuktikan dengan torehan gol saat timnya menjamu Queens Park Rangers (QPR) dalam lanjutan Premier League, Minggu (8/4) malam. Hebatnya lagi, Scholes yang hampir memasuki umur kepala empat ini mencetak gol dari tendangan jarak jauh alias dari luar kotak penalti di menit ke68. Lesakkan gol tersebut mengantarkan MU unggul 2-0, sekaligus mengok mangat tinggi, usia ternyata tak jadi soal untuk terus berprestasi. Semoga, pesepakbola Indonesia (khususnya Timnas Indonesia) menyaksikan aksi Scholes saat mencetak gol, semalam dan

Namun tidak sedikit juga dari mereka yang seharihari bermata pencaharian sebagai nelayan. Hingga memasuki 1950-an, warga Tionghoa yang mendiami Sambau jumlahnya tidaklah banyak. Hanya beberapa puluh keluarga. Mereka membangun rumah di sekitaran pantai, terkecuali Jui Hiang, sang taulo atau kepala kampung. Rumahnya ber-

ukuran besar, bertengger dari wilayah darat hingga menjorok ke arah laut. Jui Hiang tak sekedar jadi taulo tetapi juga merangkap sebagai tauke yang berperan besar mengatur pasokan kebutuhan sehari-hari warga. Ia juga memiliki puluhan hektar kebun karet tersebar di beberapa titik di sekitaran Sambau. Karena didiami oleh komunitas warga Tionghoa sejak tempo dulu, tak heran kalau Anda menjejakkan kaki ke Sambau akan menemukan banyak tapak-tapak pemakaman Tionghoa yang telah

berumur puluhan bahkan lebih dari seratus tahun. Meski telah berumur di atas satu abad, bisa dikatakan, kondisi pemakamannya masih baik. Sebab dirawat oleh para generasi penerusnya yang sebagian merupakan keturunan generasi ketiga. Hampir seluruh makam tua itu, setiap nisannya ditulis nama dan tanggal kematian dalam aksara China. Adapun fisik bangunannya, sebagian terbuat dari semen, sebagian lagi dari keramik atau granit. Tanah di sekitarnya, relatif bersih tetapi tidak

bertarung dalam Pemilukada. Sebab incumbent memiliki modal politik yang kencang dan kuat. Calon incumbent biasanya memanfaatkan fasilitas kepemimpinannya untuk tebar pesona. Dengan demikian, gerakan mahasiswa harus mampu menginformasikan kepada masyarakat bahwa benarkah calon incumbent sudah sukses memimpin tentunya dengan indikator yang ilmiah bukan politis (itupun jika calon incumbent berniat kembali untuk mencalonkan diri). Keempat, mengawasi KPUD. Komisi Pemilihan Umum Daerah sebagai penyelenggara Pemilukada harus dikontrol atau diawasi. Gerakan mahasiswa dapat melakukan beragam aksi untuk “mengancam” agar KPUD tidak berpihak sehingga Pemilukada dapat berlangsung sesuai dengan apa yang diharapkan. Kelima, mengemas kontrak politik kepada masing-masing pasangan calon. Bila perlu dinotariskan. Hal inilah yang hingga saat ini belum terpikirkan oleh gerakan mahasiswa dalam ajang Pemilukada. Itulah sebabnya, perlu ada kontrak politik yang berisikan pointpoint yang pro terhadap masyarakat. Inilah harapan penulis terhadap gerakan mahasiswa untuk terus mendorong Pemilukada yang berkualitas. Semoga! ***

Surat Pembaca

Bantuan UKM bagi Raskin HALO instansi terkait, tolong berdayakan masyarakat miskin (raskin), terutama para nelayanan biasa saja dengan memberikan bantuan permodalan atau pelatihan wirausaha. Sejauh ini cukup banyak masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan. Padahal melihat pertumbuhan ekonomi Kota Batam cukup significan. Bisa saja bantuan permodalan ini dengan menggandeng beberapa perusahaan dalam memberdayakan tenaga mereka. Bila ini dijalankan dengan baik, saya yakin kemiskinan di Kota Batam akan mudah teratasi. Karena bila hanya mengandalkan berupa bantuan langsung tunai (BLT), manfaatnya hanya sesaat saja. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih Hormat Endang Kurniawan endang_kurniawan2011@yahoo.co.id 08127047xxx Warga Bengkong Sadai Kota Batam

Taji Veteran

JAWAB

Didik Wartawan Haluan Kepri

menjadi pelecut untuk bangkit meraih prestasi. Saya sebagai masyarakat dan pecinta bola sudah barang tentu menunggu kiprah Timnas Indonesia untuk kembali berjaya di Asia bahkan dunia...Semoga

Pemakaman Tionghoa di Sambau SAMBAU merupakan perkampungan Tionghoa lama di Batam selain Seipanas, Batuaji dan Duriangkang. Tempo dulu, komunitas orang Tionghoa yang mendiami Sambau terdiri dari berbagai etnis, di antaranya Hokian, Teochew serta Hakka. Kehidupan masyarakat di sana pada era 1900-an, hampir sama dengan komunitas Tionghoa di perkampungan-perkampungan lain di Pulau Batam. Sebagian besar menggantungkan hidup dari perkebunan karet.

seperti yang terjadi pada pelantikan kepala daerah Kabupaten Boalemo, Gorontalo dan Kabupaten Aceh Tenggara, NAD. Melihat permasalahan Pemilukada di atas penulis berpandangan ada empat hal yang perlu dilakukan oleh sebuah gerakan mahasiswa dalam mewujudkan Pemilukada Tanjungpinang yang berkualitas. Pertama, menyosialisasikan agenda Pemilukada Tanjungpinang kepada masyarakat. Percaya atau tidak, masyarakat yang terlanjur apatis dengan politik perlu mendapatkan sosialisasi dan penjelasan secara detil terkait dengan “mahalnya” harga suara mereka. Salah dalam menentukan pilihan atau tidak memilih tentunya akan menentukan nasib baik dan buruk wajah daerah lima tahun yang akan datang. Kedua, mengawal DPT (Daftar Pemilih Tetap). Jangan terburu-buru berprasangka baik dengan kandidat calon. Terkadang ada skenario terselubung yang tim sukses mereka lakukan untuk mengelabui masyarakat dengan DPT. Gerakan mahasiswa harus mampu mengawal dan mengendus “bau” busuk ini yang kemungkinan bisa saja terjadi pada Pemilukada Kepri 2010. Ketiga, mengevaluasi kepemimpinan incumbent. Posisi incumbent memang diuntungkan ketika ikut

TERIMA kasih pak Endang atas masukannya. Kami dari Pemko Batam melalui Dinas Sosial (Dinsos), baru bisa menangani program pengentasan kemiskinan ini dengan memberdayakan rumah hunian warga tidak layak menjadi hunian yang layak. Program ini berupa rehab rumah tidak layak (RTLH). Untuk bantuan UKM belum bisa kita lakukan. Sementara untuk program RTLH ini masih tetap berjalan, dan untuk tahun 2012 ini kami targetkan kembali bisa merehab sebanyak 300 rumah tidak layak. Sementara untuk bantuan RTLH ini dari Rp16 juta menjadi Rp18 juta per rumahnya bagi rumah berada di hinterland. Sedangkan anggaran RTLH ini di mainland tetap Rp 12.160.000 perumahnya. Renovasi RTLH ini dilakukan menggunakan anggaran tahun 2011 yang telah kita lakukan sebanyak 300 rumah tersebar di mainland dan hinterland. Dari jumalh tersebut sebanyak 100 rumah dibiayai dari APBD Kota Batam dan 200 rumah lagi dibiayai dari anggaran provinsi Kepri. Semoga saja untuk tahun 2012 ini yang kita targetkan 300 RTLH lagi yang akan kita renovasi dapat berjalan lancar dan mengenai sasaran. Sekian penjelasan dari kami semoga bermanfaat. Hormat kami Petugas RTLH Dinas Sosisial Kota Batam

Pojok sedikit juga yang lebat ditumbuhi semak dan ilalang. Pemerintah Kota Batam sendiri agaknya belum melakukan identifikasi terhadap sejumlah makam tua Tionghoa di Sambau ini. Padahal, kalau ditilik dari sisi historis, diyakini, beberapa di antaranya bisa dikategorikan sebagai situs, terutama makam yang telah berumur seratus tahun lebih dan empunya adalah pembesar atau orang yang berpengaruh di masanya, semisal makam taulo Jui Hiang. ( EEdd i S u t r i s n o )

√ Mei, Bauksit Tak Boleh Diekspor - Bauksitnya sudah habis, apa yang hendak diekspor.... √ Nurdin Basirun Bangun Ukhuwah di Tiban - Sssst... Jangan-jangan persiapan Pilgub Kepri. REDAKSI menerima kiriman artikel opini, surat pembaca, essai, dan informasi dengan syarat tidak menghina, memfitnah atau menghujat seseorang atau kelompok serta tidak berbau SARA. Setiap surat dilengkapi identitas diri dan dikirimkan ke Redaksi Harian Umum HALUAN KEPRI, Bengkong Garama, Telp. (0778) 427000 (hunting), Faks. (0778) 4 2 7 7 8 4 , E-mail: r e d a k s i @ h a l u a n k e p r i . c o m R e d a k s i berhak mengolah ulang isi tanpa mengurangi maksud surat.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.