Haluan Kepri 10Feb11

Page 5

Please purchase VeryDOC PS to PDF Converter on http://www.verydoc.com to remove this watermark.

OPINI DAN LAYANAN UMUM

T ajuk

Cakap Bijak "JADILAH diri Anda sendiri. Jika Anda menjadi orang lain, kemudian untuk apa orang lain membutuhkan Anda?"

(Bernadette Peters, Aktris)

"BERBU ATL AH kebaikan terhadap "BERBUA TLAH temanmu untuk menjaga mereka dan terhadap lawanmu untuk mengalahkan mereka”

ilsuf (Benjamin FFrranklin, FFilsuf ilsuf))

HARI Rabu, 9 Februari 2011, merupakan salah satu hari yang barangkali paling bermakna bagi insan pers di Tanah Air. Pada tanggal itu, setiap tahun selalu diperingati sebagai Hari Pers Nasional (HPN). Lazimnya tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini peringatan HPN tingkat nasional juga dilakukan secara meriah di Kupang, Nusa Tenggara Timur, dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Seiring peringatan HPN 2011, tidak ada salahnya kita merenung, mengintrospeksi diri sembari meneropong jagat wartawan masa kini. Wartawan, seorang jurnalis di mana pun ia berada, memiliki posisi terhormat karena ia selalu bekerja secara profesional. Karena itu, para wartawan seringkali menyebut dirinya tidak sebagai pekerja. Namun, seseorang yang bekerja di media massa, dengan sangat percaya diri selalu menyebut dirinya berprofesi sebagai wartawan. Tokoh pers kawakan Indonesia Rosihan Anwar mengakui, dewasa ini dunia pers makin maju pesat. Perusahaan pers sekarang banyak yang besar dan kaya. Tetapi, dalam situasi yang sama nasib sebagian besar wartawan Indonesia justru

masih sangat memprihatinkan. Sebagai ilustrasi, ini tergambar dari kenyataan bahwa masih banyak media yang mengabaikan kesejahteraan wartawan. Akibatnya, wartawan kadang terpaksa mencari usaha sampingan, atau bisa jadi melacurkan diri dan profesinya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sangat jarang ditemukan ada wartawan yang bisa hidup layak bersama keluarganya hanya dengan cara menulis di surat kabar. Penghargaan yang diterima wartawan pun seringkali tidak sebanding dengan kebutuhan hidup layak seorang wartawan dan keluarga. Menarik dan menyentuh sekali apa yang disampaikan Ayatollah Wartawan Indonesia, julukan terhormat untuk Rosihan Anwar, yang menyindir betapa masih mirisnya kehidupan wartawan Indonesia dewasa ini. Padalah profesi wartawan, jelas menjadi salah satu instrumen penting dalam sebuah industri media di mana pun. Kita sangat yakin bahwa Wartawan yang berkualitas, sudah pasti akan melahirkan produk yang berkualitas baik itu berita atau tulisan yang ia tulis. Artinya, kualitas media sangat ditentukan oleh kualitas

H. Fachrul Rasyid HF Wartawan Senior/Dewan Redaksi Haluan Media Grup

orang-orang, sumber daya wartawan yang ada di dalamnya. Tetapi, produk wartawan yang berkualitas tidak akan lahir dari sikap dasar wartawan yang hanya mengandalkan semangat. Ia harus didukung oleh manajamen industri media yang profesional. Profesionalitas media di sini bisa diartikan secara luas, mulai dari penerapan sistem dan mekanisme kerja yang teratur dan terukur sampai pada penggajian yang sangat manusiawi. Yakni penghasilan yang bisa memenuhi kebutuhan hidup harian yang layak bagi wartawan dan keluarga, serta memberi jaminan masa depan mereka ketika kelak sudah tidak bekerja lagi di media. Di Hari Pers Nasional yang ke-65 ini, tidaklah salah kalau kita para insan pers - wartawan dan para pelaku industri media/surat kabar untuk sama-sama merenung diri, berkaca pada cermin yang sama. Sangat terlalu naif, kalau kita menuntut lahirnya sebuah media yang berkualitas sementara para pekerjanya, wartawan, para tenaga produksi sampai kepada para pengecer di jalanan, masih saja berkutat saban hari dengan perut yang lapar. Harus difahami, industri media

(kalau memang tak perlu). Berusaha untuk seakan sependapat dengan wartawan. Berikan kalimatkalimat simbolis yang bermakna luas dan penuh hikmah. Kalau dipotret, minta dalam penampilan yang baik. Berangkat dari “aqidah” pers di atas, jika ada pejabat eksekutif, legislatif, yudikatif atau diantara pemuka masyarakat yang keberatan atau apalagi sampai memusuhi dan menganggap wartawan penjahat pantas dipertanyakan. Bukankah memusuhi wartawan sama artinya menolak ketentuan perundangundangan yang berlaku? Bukankah menolak ketentuan yang berlaku sama artinya ingin berbuat semaunya, tak mau dikitik dan menjauhi kontrol masyarakat? Kendati demikian, wartawan bukanlah orang suci atau selalu merasa benar sendiri. Sebagai manusia yang bekerja dalam putaran waktu dan dalam lingkungan masyarakat yang dinamis, wartawan jelas punya kelemahan, kekhilafan, kelupaan, dan sebagainya. Untuk kelemahan itu negara pun memberikan aturan koreksi, hak jawab dan hak bantah. Seandainya semua pihak menyadari posisi dan fungsi masing-masing tentulah tak akan ada yang menjauhi, memusuhi apalagi sampai mencap wartawan sebagai penjahat. Pada peringatan HPN kali inipun pesan Hasan Basri Durin, mantan Menteri Agararia kepada almarhum sastrawan A.A. Navis agaknya pantas direnungkan. “Jika orang/pers menyorot jabatan seorang pejabat, katanya, itu pertanda orang peduli dengan tugas-tugas kita. ***

SENIN malam ( 7/2-2011) Ali Mukhni, Bupati Padang Pariaman, berkunjung ke Kantor Redaksi Harian Haluan di Padang. Ia mengaku diingatkan pesan oleh Kolonel (purn) Anas Malik, Bupati Padang Pariaman periode 1982-1992. “Kalau mau sukses jadi pejabat, dekatlah dengan wartawan,” ujar Ali mengutip ucapan Anas Malik. kekuasaan, tentulah tak patut menyebut wartawan sebagai penjahat. Sebab, wartawan menulis hal yang telah terjadi, yang telah dilanggar oleh objek berita. Tak ada pejabat yang “dijatuhkan” wartawan tapi jatuh karena ulah sendiri. Tak ada yang bisa diadaadakan wartawan kecuali sesuatu yang telah ada. Wartawan tak perlu mencari-cari kesalahan orang kecuali kesalahan itu sudah terjadi. Wartawan tak membesarbesarkan hal yang kecil dan mengecilkan hal yang sudah besar. Wartawan menghargai apa yang patut dihargai, mengoreksi apa yang seharusnya dikoreksi dan mengontrol sesuatu untuk mengingatkan. Rujukan wartawan dalam mengontrol dan menilai sesuatu adalah ketentuan perundangundangan yang berlaku, nilai-nilai agama dan norma sosial budaya yang dianut masyarakat. Setiap permasalahan dan peristiwa yang terjadi (positif atau negatif) dilihat dari sejauh mana jarak antara apa yang terjadi dan ketentuan perundang-undang itu. Keberpihakan wartawan kepada siapapun termasuk penegak hukum juga dilihat dari siapa yang

5

HPN dan Jagat Wartawan Indonesia

Wartawan Bukan Penjahat SEBAGAI Bupati Padang Pariaman yang baru, Ali Mukhni pantas memegang erat nasehat itu. Maklum, Anas Malik dianggap bupati paling sukses sepanjang sejarah Padang Pariaman. Berkat partisipasi wartawan, konsep dan program pembangunannya mudah dibaca dan gampang dicerna rakyat bahkan jadi kerangka acuan pembangunan daerah itu hingga hari ini. Anas Malik memang menikmati hubungannya dengan wartawan. Bukan hanya selama menjabat bupati. Jauh sebelum itu, saat memangku jabatan Kepala Pusat Penerangan Kodam V Jaya (DKI Jakarta), Anas Malik dikenal sukses berkat kedekatan dengan wartawan. Dan, Ali Mukhni tentu juga ingin mendapat berkah dekat dengan wartawan seperti pendahulunya itu. Cerita orang-orang sukses dan akrab dengan wartawan seperti di atas agaknya relevan diulang baca pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) yang jatuh pada 9 Februari 2011 kemarin. Meski banyak lagi contoh pengalaman pejabat negara, tokoh politik, bisnismen, kalangan akademisi, dan pemimpin informal yang merasakan bagaimana peran wartawan menyukseskan mereka. Sebaliknya, banyak pula diantara kepala daerah (bupati/ walikota dan gubernur) yang merasa gerah menjawab pertanyaan atau membaca tulisan dan berita yang ditulis wartawan. Bahkan ada diantaranya yang merasa dijatuhkan dan menganggap wartawan penjahat. Padahal, kecuali wartawan yang menyalahgunakan kewenangan, seperti juga pejabat dan penagak hukum yang menyalahgunakan

Kamis, 10 Februari 2011

paling dekat dengan aturan perundang-undangan dan nilai-nilai sosial budaya itu. Wartawan yang karena fungsinya yang selalu menyuarakan aspirasi dan kepentingan umum, saya mengurai kata wartawan sebagai wa=wakil, r=rakyat, ta=tanpa, wan=dewan, wakil rakyat tanpa dewan. Dan “wakil rakyat tanpa dewan” itu gampang didekati dan diakrabi. Sebagai pekerja komunikasi, wartawan hanya membutuhkan kelancaran komunikasi. Kiatnya sederhana. Berusahalah akrab, tempatkan diri setara, jangan merendahkan/ melecehkan / memarahi mereka. Lebih baik beralasan yang logis ketimbang menghindar atau menolak wartawan. Jika ditanya wartawan, minta dijelaskan masalah yang akan ditanyakan dan bagian yang harus ditanggapi, berikan jawaban atau komentar/pendapat yang relevan secara proporsional. Jangan menjawab dengan mendugamenduga. Terus terang saja bila tak tahu atau tak menguasai. Bicaralah sesuai aturan perundang-undangan, dengan data dan fakta, jika perlu beri pemahaman seluas-luasnya. Jangan berkomentar menantang

merupakan industri bercorak sangat khas. Media atau surat kabar jelas tidak sama dengan produk tekstil yang dijual di butik. Berhari-hari bahkan berbulan-bulan dipajang, ia tidak akan basi dan suatu saat pasti laku. Media apalagi surat kabar harian, mirip produk pangan yang gampang busuk. Jika tidak laku dijual pada hari ia terbit, jangan harap akan dibeli keesokan harinya. Tidak akan ada pembaca yang melirik berita basi yang sudah dibahas juga oleh media lain. Karena itu, bisnis di media juga khas dan melibatkan banyak orang, mulai dari wartawan (redaksi), sampai sirkulasi dan pengecer di lapangan. Justru itu pula, semua sumber daya manusia yang terlibat di media seyogianya mendapat penghargaan dan imbalan yang setara. HPN rutin diperingati setiap tahun dan selalu dibarengi acara seremonial yang meriah. Akan tetapi ada sesuatu yang sangat paradoks. Ketika industri media tumbuh subur bak jamur, nasib para pekerja media ternyata masih tetap membuat miris. Sepertinya, kita semua memang harus bisa jujur memandang jagat wartawan Indonesia masa kini. ***

Tolong Berdayakan Putra Daerah HALO Pemko Tanjungpinang tolong berdayakan tenaga kerja di daerah sendiri, karena cukup banyak para remaja yang menganggur. Minimal mereka diberi pelatihan sesuai dengan skill masing-masing. Bila hal ini tetap saja dibiarkan tanpa dicarikan lapangan pekerjaan, maka akan berdampak pada penyakit sosial, seperti banyak yang menghabiskan waktu dengan mabuk-mabukan, penjabretan dan pencurian. Namun bila mereka diberdayakan, kemungkinan besar angka pengguran akan berkurang dan para remaja juga bisa lebih mandiri. Sekian dan terima kasih atas perhatiannya. Hormat saya

Reza levandes_zeta2011@yahoo.co.id Warga Tanjungpinang Kota JAWAB TERIMA KASIH bang Reza atas surannya. Baik akan kami jelaskan, bahwa kebanyakan pencari kerja di Tanjungpinang ini rata-rata kurang berminat bila bekerja di perusahaan swasta. Melainkan mereka hanya menunggu lowongan kerja menjadi PNS (pegawai negeri sipil) saja. Dan kebanyakan pengangguran di sini mayoritas anak daerah yang biasanya mereka memilih-milih pekerjaan. Dibandingkan pendatang yang merantau ke kota ini, mereka (pendatang) itu rata-rata bekerja apa saja tanpa pandang pekerjaannya. Sementara berdasarkan catatan dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Tanjungpinang untuk data orang yang mencari kerja sampai bulan Januari 2011, sebanyak 2.644 orang. Jumlah tersebut menurun hingga 50 persen dibanding jumlah pencari kerja tahun 2009 lalu yang mencapai 5.630 orang. Begitu pula dengan angka pengangguran di Kota Tanjungpinang sampai bulan Januari 2011 lalu mencapai 7.235 orang. Jumlah tersebut menurun sekitar 10 persen dibandingkan tahun 2009 lalu yang sebanyak 8.067 orang. Namun demikian upaya kita dalam mengatasi pengangguran, pihak Disnaker sudah mengirimkan surat kepada perusahaan-perusahaan swasta dengan perihal kerja sama. Namun sampai saat ini surat tersebut belum ditanggapi. Masalahnya, perusahaan di sini mayoritas berskala kecil dan bersifat kekeluargaan. Tidak sama halnya dengan Kota Batam maupun kota-kota besar lainnya. Terkait peningkatan ketrampilan kepada masyarakat, Disnaker telah melakukan pelatihan-pelatihan ketenagakerjaan yang diadakan setiap triwulan. Disnaker juga akan melakukan survey ke beberapa daerah untuk melakukan kerja sama dengan pihak perusahaan-perusaan swasta. Hal ini kita lakukan sebagai langkah awal dalam mengurangi angka penganguran di daerah ini. Sekian dan terima kasih semoga penjelasan ini bermanfaat. Hormat kami

Kamaru Zaman Kasi Pelatihan dan Produktifitas Tenaga Kerja Disnaker Kota Tanjungpinang

Menagih Ganti-Rugi Qantas √ SBY: Bubarkan Ormas Perusuh - Langsung 'action' saja, Pak! √ Kantor Organda Batam Dirusak, Jeffry Polisikan Mulawarman - Sesama bus kota dilarang saling sikut, hehe... √ Didakwa Mati, Ba'asyir Tertawa - Setelah itu baru menangis, haha... REDAKSI menerima kiriman artikel opini, surat pembaca, essai, dan informasi dengan syarat tidak menghina, memfitnah atau menghujat seseorang atau kelompok serta tidak berbau SARA. Setiap surat dilengkapi identitas diri dan dikirimkan ke Redaksi Harian Umum HALUAN KEPRI, Bengkong Garama, Telp. (0778) 427000 (hunting), Faks. (0778) 427784, E-mail: redaksi@haluankepri.com Redaksi berhak mengolah ulang isi tanpa mengurangi maksud surat.

Pemimpin Umum Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Pemimpin Perusahaan Wakil Pemimpin Perusahaan Redaktur Pelaksana I Redaktur Pelaksana II Koordinator Mingguan Kepala Litbang

KITA semua masih ingat peristiwa meledaknya pesawat Qantas di udara Batam. Peristiwa itu terjadi pada hari Kamis, 4 November 2010. Kita, warga Batam, kaget bukan main ketika itu. Sebab, ini merupakan kejadian pertama meledaknya mesin pesawat di langit Batam. Dilaporkan, satu dari empat mesin pesawat superjumbo A-380 milik maskapai Qantas meledak hanya sekitar enam menit setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Changi, Singapura menuju Sydney, Australia, Kamis (4/11) pagi. Serpihan yang berasal dari komponen mesin yang meledak itu berjatuhan dan mengenai sejumlah rumah, sekolah, mobil dan warga. Serpihan pesawat ditemukan di

: H. Basrizal Koto : Zul Effendi : Sofialdi : Aldi Samjaya : Nando K Tamba : Yon Erizon : Jhoni Firdaus : Fery Heriyanto

sedikitnya 17 titik di kawasan Batam Centre. Pada saat kejadian, aparat dan warga dibuat tunggang-langgang. Karena harus mendatangi lokasi jatuhnya serpihan pesawat, lalu mengumpulkannya. Proses evakuasi serpihan oleh aparat berlangsung cepat. Termasuk mendata korban dan rumah yang rusak. Untuk hal ini, kita patut mengapresiasi kerja aparat. Masalah Qantas belum selesai. Warga yang menanggung kerugian akibat rumahnya hancur dan mobil rusak, masih menunggu janji pembayaran ganti-rugi. Termasuk Pemko Batam. Atas nama warga, Pemko pun menagih ganti-rugi

kepada Qantas. Alasan Pemko meminta ganti-rugi, antara lain jatuhnya serpihan pesawat tersebut telah menimbulkan ketakutan warga, dan adanya mobilisasi aparat keamanan dan lainnya. Rencana meminta ganti-rugi itu, telah ditindaklanjuti Pemko melalui Dinas Perhubungan. Termasuk oleh Polresta Barelang, sebagai intitusi pertama yang telah mendata dan melaporkan kerugian warga. Namun, sampai hari ini, janji Qantas belum terealisasi. Pemko dan aparat Polresta Barelang tidak salah. Hanya saja, kedua intitusi ini diminta jangan cuma diam. Mestinya ikut proaktif menanyakan masalah ini kepada maskapai Qantas.

Dewan Redaksi : H. Basrizal Koto, H. Hasril Chaniago, H. Desfandri Madjid, Zul Effendi, Sofialdi, H. Kasri, Fery Heriyanto, Nando K. Tamba, Yon Erizon, Jhoni Firdaus Sekretaris Redaksi: Nurhaida, Koordinator Liputan: M Syahdan, Redaktur : Amri, Sofyan, R Ghafur, Arment,M.Syahdan, Andi, Afrizal, Didik Yulianto, Yuri B Trisna Redaktur Foto: Tundra Laksamana, Cecep (fotografer), Redaktur Khusus Mingguan : Apsek Apriadi, Lili Lestari, Reporter : Eddy S, Nicolaus Ngao, Ramli, Indra Kusuma, Ali Mahmud, Tito S, Nana Marlina, Zaki Setiawan, Manager Produksi: Dhani Rahmat, Pracetak/Layout: Irpan Husein Lubis (Koordinator), Mardius, Elvient, Dieky, Hendri, Novrizal ,Grafis: Dimas Firman, Perwakilan Batuaji: Nov Iwandra, Perwakilan Tanjungpinang: Wendri Yepis (Kepala Perwakilan), Basyoruddin (Kepala Biro Redaksi), Asfanel, Reza Pahlevi, Muhammad Cholol (Sirkulasi), Perwakilan Bintan: Azwardi (Kepala), Yendi Perwakilan Karimun: Hengki Haipon (Kepala), Kamed, Reni, Perwakilan Natuna: Syafaruddin (Plt.Kepala), Perwakilan Lingga : Indra Helmi (Kepala Perwakilan), Perwakilan Anambas: Mahyuddin (Plt. Kepala), Jakarta: Syafruddin AL (Kepala Perwakilan), Djamalis Djamin, Syafril Amir. Perwakilan Iklan Jakarta: Basko Group, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. H1-2 Kuningan, Jakarta 12920, telp: 0215250868, faks: 021-5273310, Alamat Redaksi: Jl Yos Sudarso, No 9, Batuampar-Batam, Telp (0778) 427000 (hunting) Fax (0778) 427784. Website: www. haluankepri.com, E-mail: redaksi@haluankepri.com

Untung saja, yang menjadi korban serpihan Qantas termasuk warga yang mampu. Sehingga kerusakan yang mereka derita telah ditanggulangi pakai biaya sendiri. Coba yang menjadi korban adalah warga miskin, pakai apa mereka harus memperbaiki rumahnya yang hancur. ***

Wartawan Haluan Kepri

Accounting: Safa, Kasir: Ririen, Kabag Iklan: Faisal Adm: Zubaidah, Kabag Sirkulasi: Prismar Joni, Adm Sirkulasi: Richi, Staff Collector: Paruhum Nst. Tarif Iklan : Full Colour : Rp. 25.000 / mm kolom, Produk BW Rp. 10.000 / mm kolom, Spot Colour Rp. 20.000 / mm kolom, Display Rp. 10.000 / mm kolom, Sosial BW Rp. 8.000 / mm kolom, Sosial Full Colour Rp. 15.000 / mm kolom, Iklan Mini (Max. 1 kolom x 50mm) :Rp. 100.000/1 kali muat, Iklan Baris :Rp. 10.000/baris. Percetakan: Mardius C (Kepala), Evilius, Mulya Perbawa, Asnil Lubis, Isman, Repro: Zulfahmi,M.Rafi, Fadli, Packing: ,Hendi, Dicetak Oleh PT Cerya Riau Mandiri Printing.

Wartawan HALUAN KEPRI dilarang meminta dan menerima apapun dari nara sumber dan dalam bertugas selalu dibekali dengan identitas dari perusahaan

Please purchase VeryDOC PS to PDF Converter on http://www.verydoc.com to remove this watermark.

Andi


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.