KETIKA MOTIVATOR MENJADI RACUN
Mengatasi pengaruh
negatif motivator toksik
Friendgroup 5
Kelas MPKT 6
Damar Prio
Choirunnisa Nur
Davina Kumala
Raihan Maulana
Gathan Hafidz
Marsha Jasmine
Friendgroup 5
Kelas MPKT 6
Damar Prio
Choirunnisa Nur
Davina Kumala
Raihan Maulana
Gathan Hafidz
Marsha Jasmine
Terdapat seorang motivator yang masih berusia muda dengan privilese yang
dimilikinya, mencoba untuk mempengaruhi para pemuda lain dengan opininya yang tidak
valid. Contohnya, ia menggunakan kalimat
kontroversial seperti "Sekolah adalah scam (penipuan)" dan "Kesuksesan bisa diraih dengan membeli kopi seharga 80 ribu rupiah di hotel".
Sumber: https://www kompas tv/article/391866/gaduhpendidikan-disebut-scam-akademisi-sukses-tanpa-pendidikantak-berlaku-untuk-semua-orang
Opini-opini tersebut bisa menjerumuskan para pemuda jika tidak ditanggapi secara kritis. Opini kontroversial itu juga ia lontarkan demi mendapat perhatian lebih agar kelas konsultasi yang ia buka laku keras. Pada akhirnya, motivator-motivator tidak kredibel di media sosial itu bertujuan untuk meraup keuntungan pribadi saja. Motivator yang seperti itu bisa juga disebut sebagai motivator toxic.
Sebenarnya motivator itu apa?
Kenapa motivator yang toxic ini bisa
berbahaya? Ciri-cirinya bagaimana dan gimana cara menanganinya ya?
Media sosial..
menjadi bagian penting dari kehidupan modern
Memaksakan kehendak. Memiliki kecendrungan ingin benar sendiri.
Mengancam dan mengintimidasi dengan menggunakan kata-kata.
Mengabaikan konsekuensi negatif.
Membuat orang merasa bersalah
Egois. Motivator yang toxic cenderung egois dan hanya memikirkan keuntungan pribadi mereka sendiri
kita dan seringkali memengaruhi pola pikir, perilaku, dan keputusan
kita dalam kehidupan sehari-hari. Namun, terkadang motivator di media sosial dapat memberikan pengaruh
yang negatif, seperti menimbulkan perasaan cemas, tidak percaya diri, atau bahkan menyebabkan depresi.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), motivator
adalah orang atau perangsang yang menyebabkan timbulnya
motivasi pada orang lain untuk
melaksanakan sesuatu
Motivator toxic secara singkat
adalah orang yang
menyebabkan timbulnya
motivasi yang dapat membawa
bahaya yang berlangsung lama
kepada orang lain.
apakah ada cara untuk apakah ada cara untuk
mengurangi risiko terpapar mengurangi risiko terpapar
dari pengaruh negatif dari pengaruh negatif
motivator ini? motivator ini?
visualisasi
ada! bisa dimulai dengan ada! bisa dimulai dengan
menyaring informasi yang menyaring informasi yang
akan kita konsumsi di akan kita konsumsi di internet. internet.
tips jitu supaya tidak kena tipu
1.
Membaca secara menyeluruh.
2. Mengidentifikasi sumber informasi.
3. Mengecek validitas informasi.
4. Membaca dari sumber terpercaya.
Bukan hanya itu saja, masyarakat juga dapat menerapkan gerakan PASTI.
Sebenarnya PASTI ini apa ya? Simak
penjelasan berikut, ya!
Masyarakat diharapkan untuk memeriksa sumber informasi dan memastikan keaslian informasi yang diterima sebelum membagikannya ke media sosial. Hal ini akan membantu masyarakat untuk menghindari informasi yang tidak benar atau hoaks.
Masyarakat diharapkan untuk melakukan filter atau penyaringan terhadap informasi yang diterima dengan memeriksa kebenaran informasi tersebut melalui sumbersumber yang terpercaya Hal ini dapat membantu masyarakat untuk menghindari informasi yang salah atau merugikan.
Masyarakat diharapkan untuk menghindari informasi yang bersifat hoax atau informasi yang sengaja dibuat untuk menipu atau memperdaya masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat diharapkan untuk memastikan kebenaran informasi sebelum membagikannya ke media sosial.
Masyarakat diharapkan untuk menghindari informasi yang bersifat tipu-tipu atau penipuan. Dalam hal ini, masyarakat diharapkan untuk memastikan kebenaran informasi sebelum memberikan tanggapan atau mengambil tindakan yang dapat merugikan diri sendiri atau orang lain
Dengan mengikuti seruan "PASTI", diharapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan mencegah penyebaran informasi yang salah atau merugikan. Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat untuk memahami pentingnya memilah dan mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya. Dengan cara ini, kita dapat mengurangi penyebaran informasi yang salah atau merugikan dan mencegah dampak negatif dari informasi yang tidak benar.