adalah karena menganggap bahwa bersyukur dilakukan dengan pasrah, tanpa dimaknai dengan sungguh-sungguh. Apa bedanya? Sikap pasrah atau disamakan juga dengan sikap fatalistik, adalah sikap menerima apa adanya. Bahaya dari sikap ini adalah tanpa melakukan apa-apa, karena merasa tidak punya kekuatan. Kita tetap berharap pertolongan akan tiba dengan sendirinya. Tuhan tidak ingin kita bersikap pasif seperti ini; Tuhan ingin supaya dalam keadaan sesulit apa pun, kita tetap memiliki harapan terhadap pembebasan dari Tuhan. Padahal, dari pelajaran sebelumnya, kita tahu bahwa apa yang kita perlu kita sampaikan kepada Allah yang Maha Tahu. Allah tidak menulikan telinga dan membutakan mata melihat kesusahan yang kita alami. Allah menyiapkan pertolongan tepat pada waktunya, namun, Allah menunggu apakah kita sungguhsungguh meminta pertolongan-Nya, dan bersandar pada kuasa-Nya. Pada saat kita tetap menunjukkan sikap bergantung kita pada Allah dalam situasi sulit, orang-orang di sekitar kita akan melihat bahwa sumber kekuatan kita adalah dari Tuhan sendiri. Rasa syukur yang kita naikkan pada situasi sulit ini bukanlah karena kita bertindak emosional, melainkan karena menyadari bahwa Allah tetap bekerja dalam situasi sesulit apa pun, karena bagi Allah, tidak ada yang mustahil (Lukas 1: 37).
C.
Menyanyikan Kidung Jemaat Nomor 457 Ya Tuhan, Tiap Jam Ya Tuhan tiap jam ‘ku memerlukan-Mu Engkaulah yang memb’ri sejahtera penuh. Ref: Setiap jam ya Tuhan Dikau kuperlukan; ‘Ku datang, Jurus’lamat, berkatilah! Ya Tuhan, tiap jam dampingi hambaMu; jikalau Kamu dekat, enyah penggodaku. (ke Ref) Ya Tuhan, tiap jam, di suka-dukaku, jikalau Tuhan jauh, percuma hidupku. (ke Ref) Ya Tuhan, tiap jam ajarkan maksudMu; b’ri janjiMu genap di dalam hidupku. (ke Ref) Ya Tuhan, tiap jam kupuji namaMu; Tuhanku yang kudus, kekal ‘ku milikMu! (ke Ref)
78 78
Kelas VIII SMP