Becoming a Wellsite Geologist

s.id/stev Rahasia

Disampaikan 1 day course EduBlast Disesuaikan untukdalam nama exclusive perusahaan

Becoming a Wellsite Geologist Stev. Nalendra Principal consultant Staf pengajar Teknik Geologi, Universitas Sriwijaya

Versi 1.0

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

Quick CV

Current Activity:

Dosen Unsri

65%

Peneliti

90%

Princ. Consultant

85%

Collector OA Data

83%

Stevanus Nalendra Jati Penggiat digital library: s.id/neogene-rg

DoB

: 30 Agustus 1989

S1 S2 S3

: Teknik Geologi, UPN “Veteran” Yogyakarta (2007-2011) : Magister Teknik Geologi, UPN “Veteran” Yogyakarta (2012-2014) : kandidat Doktor Teknik Geologi, ITB (2021- ........ )

Palembang, Sumatera Selatan Bandung, Jawa Barat

s.id/stev Rahasia

Disampaikan 1 day course EduBlast Disesuaikan untukdalam nama exclusive perusahaan

Versi 1.0

Outline 1. Peran dan Tanggungjawab

: daily activities

2. Teknik Operasi Pemboran

: drilling

3. Aspek Geologi

: cutting, core handling & RQD

4. Logging

: tutorial RockWork

5. Prosedur K3

: HSE / SHE

Metode Kursus: simulasi – visualisasi video – tutorial

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

Wellsite Geologist

Seorang pengawas lapangan yang bertugas dan bertanggungjawab pada rig venue demi kelancaran drilling process.

Tanggungjawab: 01 |

Keselamatan kerja tim dan peralatan mesin.

02 |

Kelancaran pemboran dan perolehan data.

03 |

Penanganan sosial, budaya, cuaca, dan keamanan drill site.

04 |

Penanganan masalah teknis pemboran (stuck rods, corelose, waterlose, dll).

Source: Engineer Live

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

1. Daily Activities Persiapan sebelum ke drillsite (lokasi titik bor) Wajib safety briefing: a. Berdoa, keutuhan tim, kelengkapan APD, dan meals. b. Diskusi capaian sebelumnya (jika ada). c. Rencana hari ini prediksi target pemboran, potensi permasalahan yang mungkin timbul dan upaya solusi. d. Peralatan geologi. e. Peta, yang berisi sebaran titik bor, untuk menggambarkan poisisi titik saat ini, sebelumnya, dan rencana titik berikutnya.

Persiapan sebelum ke drillsite (lokasi titik bor) a. Absensi harian (tim bor dan logging). b. Pelaksana, tim, maupun visitor wajib memperhatikan APD. c. Catat seluruh kegiatan selama pemboran dan logging (berhubungan dengan waktu).

Diagram alir aktivitas wellsite geologist

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

1. Daily Activities

Events Progress No.

DDR: daily drilling report

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Event Moving Drill site preparation Rig set up Rig set down Flushing Rod stuck Pull up/pull down, pull out rod Reaming Casing Instalation Logging Process Community issue, land problem, etc Waiting access, bad weather Service/maintenance Delay others

Time From 08.00 12.00 13.00

To 12.00 13.00 16.00

Total

Remarks

Hours 4.00 1.00 3.00

*contoh *contoh *contoh

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

1. Daily Activities Drilling Progress No.

Time

Drilling

Remarks

From

To

From

To

Thick

1

08.00

11.00

0.0 m

20.00 m

20.00 m

Open hole

2 3

11.00 14.00

14.00 17.00

20.00 m 35.00 m

35.00 m 60.00 m

15.00 m 24.00 m

Coring Open hole

Unreconsiled form, lihat file excel

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

1. Daily Activities Lakukan perekaman data/informasi sesuai SOP masing-masing project, contoh yang umum: 1. Standar deskripsi (cutting atau coring).

2. Dokumentasi: cutting, coring, core box.

3. Pemercontoan (sampling): ply by ply atau chip.

Hitung kedalaman pipa (rods) pada saat coring (memastikan kedalaman sebenarnya).

Pastikan kondisi lubang bor bersih sebelum melakukan logging.

Dokumentasi open hole dilakukan dengan pengambilan chip/cutting per meter sesuai gambar di bawah.

Courtesy: dokumen pribadi

Courtesy: SOP RPM Global

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

1. Daily Activities

Foto core per run.

Courtesy: dokumen pribadi.

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

1. Daily Activities

Foto core per run, zoom out and zoom in.

Keterangan top and bottom merupakan komponen yang perlu diperhatikan.

Courtesy: SOP RPM Global.

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

1. Daily Activities

Foto core (core box) Courtesy: dokumen pribadi.

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

1. Daily Activities

Sketsa penentuan conto, harus dapat membedakan run dengan seam.

Detil percontoan ada pada outline berikutnya.

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

1. Daily Activities Perhitungan Kedalaman Metode partial coring Open hole : 0 - 17,00 m Start coring : 17,00 m Panjang core barrel : 2,50 m

Kedalaman (m) 17,0 m Jumlah rod Jumlah rod

Coal target : 17,50 m Panjang pipa (rod) : 1,50 m Tinggi meja : 0,50 m

= jumlah rod + (panjang core barrel – tinggi meja) = jumlah rod + (2,50 m – 0,5 m) = 17,00 m -2,00 m = 15 m (10 rod)

Jadi, untuk memulai coring pada kedalaman 17,00 m dibutuhkan 10 rod dan 1 core barrel.

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

1. Daily Activities

Diagram alir aktivitas wellsite geologist

Cek kelengkapan peralatan, data, dan informasi yang diperoleh selama proses pemboran dan logging.

Hitung core recovery dan coal recovery, memenuhi batas minimal/maksimal yang ditentukan 90% atau 95% sesuai kesepakatan project.

Core recovery = panjang core yang diperoleh x 100% panjang coring dalam 1 run Coal recovery = tebal coal yang diperoleh x 100% tebal coal dari e-log Buat log bor sebagai gambaran stratigrafi lengkap dari lubang bor.

Persiapkan kelengkapan peralatan atau komunikasi progress antar shift.

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

Alat pemboran (Rig Jacro 350)

2. Drilling Rig up: 1. Landasan rig (drill pad).

2. Menara 3. Gear box.

4. Pemasangan PVC

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

2. Drilling

Mata bor (bit): 1. Three wings: open hole 2. Diamond bit: coring

Rods: HQ rod (panjang 3 m, diameter 9 cm).

Alat pemboran (Rig Jacro 350)

Hoisting swivel / foot clam, gear box

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

2. Drilling Metode pemboran

Maksud dan tujuan

Berdasarkan metode pengambilan sampel batuan: a. Open hole b. Touch coring c. Partial coring d. Full coring e. Twin hole

a. b. c. d. e.

Mengetahui urutan dan jenis batuan Memastikan indikasi adanya struktur geologi Mengetahui sample yang dibutuhkan dalam eksplorasi.

Mengetahui kondisi muka airtanah.

Sumur hasil pemboran dapat digunakan sebagai lokasi untuk melakukan penyelidikan aspek geofisika.

Standarisasi Pelaporan a. JORC merupakan kode atau acuan khusus dari Australia untuk memberikan laporan tentang hasil eksplorasi sumber mineral dan cadangan bijih. b. Metode lain antara lain KCMI, AusIMM, dan CIMM.

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

3. Geological aspect

Data fliow Exploration Drilling (MIND ID)

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

3. Geological aspect

Deskripsi Cutting Grain size (sandstone) a. b. c. d. e. f. g.

Lithotype Colour Grain size Texture rounded Mineral Hardness Weathering

Sub-rounded

Medium (0,25 – 0,5 mm)

Fine (0.06 – 0,25 mm)

Texture

Angular

Coarse (0,5 -2 mm)

Well-rounded

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

3. Geological aspect

Deskripsi Cutting Grain size (sandstone) a. b. c. d. e. f. g.

Lithotype Colour Grain size Texture rounded Mineral Hardness Weathering

Sub-rounded

Medium (0,25 – 0,5 mm)

Fine (0.06 – 0,25 mm)

Texture

Angular

Coarse (0,5 -2 mm)

Well-rounded

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

3. Geological aspect

a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.

Deskripsi Core (non coal)

Lithotype Colour Grain size Texture rounded Sorted Mineral Sedimentary structure Hardness Core condition Weathering

Parameter Kekerasan (Hardness) Soft : core can be easly broken by hand when hendled Medium Hard : core can be broken by hand or light blow with hammer Hard : core can be broken by heavy hammer blow only

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

3. Geological aspect

Deskripsi Core (non coal) Core condition

Brittle

Broken

Solid dominated to broken

Solid

Broken to solid dominated

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

3. Geological aspect

a. b. c. d. e. f. g. h. i.

Deskripsi Core (coal)

Lithotype Colour Brightness Streak Hardness Cleavage Impurities Core condition Weathering

Parameter Kekerasan (Hardness) Soft : core can be easly broken by hand when hendled Medium Hard : core can be broken by hand or light blow with hammer Hard : core can be broken by heavy hammer blow only

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

3. Geological aspect

Deskripsi Core (coal)

RQD: Rock Quality Design

Metode pengukuran dalam deskripsi geoteknik (Deere, 1964)

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

3. Geological aspect

Deskripsi Core (coal) RQD: Rock Quality Design

Nilai RQD

Kualitas Massa Batuan

< 25%

Sangat jelek

25 – 50%

Jelek

50 – 75%

Sedang

75 – 90%

Baik

90 – 100%

Sangat baik

Tabel periodik Kulitas Massa Batuan berdasarkan RQD (Deere, 1964).

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

3. Geological aspect Tujuan Sampling

Prosedur Sampling

a. b. c. d. e. f.

§

Calorific value Moisture content Ash content Sulfur content Fix carbon Volatile matter

§ § §

Sampel core diambil bagian per bagian sepanjang batubara: 20-30 cm top seam, 20-30 cm bottom seam, dan middle seam. Parting (claystone, siltstone, sandstone, atau carbonaceous mudstone) dengan tebal lebih dari 10 cm diambil tersendiri.

Lapisan batubara yang tebalnya kurang dari 0,30 m tidak diambil sampelnya karena berdasarkan kebijakan penambangan dari perusahaan umumnya tidak ekonomis untuk ditambang (tergantung kebijaksanaan masing-masing perusahaan).

Untuk setiap lapisan floor dan roof harus diambil sampelnya minimal setebal 20 cm untuk analisa Ash dan Total Sulphur.

Berilah kode lengkap pada tiket sample untuk setiap bagian yang diambil sampelnya (Block project, Hole number, Interval, Lithology, Seam, Parting, Ply, Date sampled, Sampled by, Number of sample).

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

3. Geological aspect

Prosedur Sampling

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

3. Geological aspect

Prosedur Sampling (1 dan 2)

Core batubara 30-50 cm Pemercontohannya dibagi menjadi 3 bagian (ply): § Roof § Clean coal, parting (<10cm) § Floor

Core batubara 60-100 cm Pemercontohannya dibagi menjadi 5 bagian (ply): § Roof § Top coal § Body coal atau ada parting <10 cm) § Bottom coal § Floor

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

3. Geological aspect

Prosedur Sampling (3 dan 4)

Core batubara >100 cm (parting >10 cm) Pemercontohannya dibagi menjadi 7 bagian (ply): § Roof § Top coal § Body coal § Bottom coal § Parting (>10 cm) § Body coal § Floor

Core batubara >100 cm (parting >10 cm) Pemercontohannya dibagi menjadi 9 bagian (ply): § Roof § Top coal § Body coal § Bottom coal § Parting (>10 cm) § Top coal § Body coal § Bottom coal § Floor

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

3. Geological aspect

Prosedur Sampling (3 dan 4)

Core batubara >100 cm (parting >10 cm) Pemercontohannya dibagi menjadi 7 bagian (ply): § Roof § Top coal § Body coal § Bottom coal § Parting (>10 cm) § Body coal § Floor

Core batubara >100 cm (parting >10 cm) Pemercontohannya dibagi menjadi 9 bagian (ply): § Roof § Top coal § Body coal § Bottom coal § Parting (>10 cm) § Top coal § Body coal § Bottom coal § Floor

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

4. Logging

Tutorial RockWorks Logplot Quick reconsiled Integrated on Google Earth

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

4. Logging

Ø

Radioactive log: Gamma Ray, Density (LD and SD).

Ø

Mechanical log: Caliper.

Kajian ini berfokus pada radioactive log.

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

4. Logging Unit pengukuran dalam radioactive log pada kajian ini menggunakan: Count rate (laju cacah), as measured by radiation detector.

“Count per second (cps)”.

Umumnya dikesempatan lain menggunakan satuan unit American Petroleum Institute (API).

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

4. Logging Defleksi log cps berbanding terbalik dengan gr/cc.

Grafik Warren mengindikasikan formula: !

𝑌 = 177598 𝑒 !".$%"& Y: nilai densitas dalam satuan cps.

X: nilai densitas dalam satuan gr/cc.

Hubungan antara cps dengan gr/cc (Warren, 2002).

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

4. Logging

Non Coal

Coal w/ parting

Coal w/ parting

Pola log dari Kurva GR dan Kurva Densitas telah dicermati, bahwasanya karakter dari batubara Blok Maharu memiliki limitasi dalam: - density wireline 1000 CPS; - pola GR tidak melibih 30 CPS.

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

4. Logging 1

Konversi kepadatan (density) ke tekanan (atmospheric pressure):

𝑃 =𝜌×ℎ×ℊ P 𝜌 ℎ ℊ

2

: pressure (gr/cm2), : density (gr/cc), : height (cm), : gravitasi.

Equivalent circulating density (ECD) = 0,05195

Konversi antar satuan tekanan (atmospheric pressure): 1 gr/cm2 = 0,98067 MPa 1 gr/cm2 = 0,014223 psi 1 gr/cm2 = 0,000981 bar

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

4. Logging

Coal Interseam claystone OB: sandstone Main seam

Hasil tekanan mengacu gr/cm2 dan MPa.

Interseam claystone Coal w/ parting Roof: claystone Coal w/ parting

OB: soil

Interseam claystone

IB: claystone

End of hole OB: sandstone

Interseam Coal w/ parting Interseam / IB: claystone

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

4. Logging OB: sandstone

Karakteristik defleksi kurva pada MH21_11

Roof: claystone

2,25 gr/cm2

5,39 MPa

1,67 gr/cm2

0,43 MPa

2,4 gr/cm2

0,98 MPa

2,2 gr/cm2

2,24 MPa

2,1 gr/cm2

2,46 MPa

2,05 gr/cm2

0,94 MPa

1,75 gr/cm2

1,74 MPa

1,9 gr/cm2 1,4 gr/cm2

0,77 MPa 0,68 MPa

1,3 gr/cm2

0,7 MPa

1,28 gr/cm2 1,31 gr/cm2

0,33 MPa 0,27 MPa

1,4 gr/cm2

1,14 MPa

1,9 gr/cm2

1,4 MPa

1,76 gr/cm2

1,08 MPa

Coal w/ parting

17,24

gr/cm2

1,69 MPa

OB: soil

OB: sandstone

IB: claystone 560 gr/cm2

1,43 MPa

152 gr/cm2

0,77 MPa

1,93 gr/cm2

0,88 MPa

gr/cm2

0,89 MPa

1,67

2,1 gr/cm2

2,19 MPa

Interseam Coal w/ parting Interseam / IB: claystone

1,02 gr/cm2

0,36 MPa

1,53 gr/cm2

0,47 MPa

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

4. Logging 01 | General memiliki lithopressure yang rendah.

02 | Based on UCS, quarzt sandstone memiliki kuat tekan 8,835 MPa.

Coal Interseam claystone

16,29 gr/cm2

1,6 MPa

5,27 gr/cm2

0,52 MPa

6,64 gr/cm2

0,65 MPa

Main seam

Interseam claystone Coal w/ parting

1,18 MPa

12 gr/cm2

Interseam claystone

2

12,73 gr/cm

1,25 MPa

12,76 gr/cm2

1,25 MPa

5,56 gr/cm

0,55 MPa

25,06 gr/cm2

2,46 MPa

11,97 gr/cm2

1,17 MPa

15,99 gr/cm2

1,57 MPa

2

End of hole

03 | Rujukan lain 3,65 termasuk kelas moderat.

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

4. Logging

Case hole MH21_11

Hubungan kurva densitas vs depth: § Baseline densitas pada 1000 cps. § Nilai densitas linier terhadap nilai kedalaman. § Seam 1, 2, 4, 5 memiliki nilai densitas yang besar, sedangkan Seam 7, 8 densitas mengecil.

Hubungan kurva densitas vs thickness: § Komparasi tidak terlalu signifikan. § Condong terdistribusi normal.

http://linktr.ee/contactSN

Disampaikan dalam Weekly Meeting PT. Pasir Bara Prima

5. Analysis

Case hole MH21_11

Hubungan kurva densitas vs weight: § Seam tua condong memiliki weight yang besar, dan densitas yang besar. § Seam muda relatif menengah baik pada weight maupun densitas.

Hubungan kurva densitas vs weight: § Eksponensial bertumbuh sangat kecil. § Std. dev. Ditunjukkan pada kurva whisker.

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

5. HSE

Potensi bahaya dalam proses pemboran:

§ §

Gas metana, Amblesan akibat getaran mesin, dan daya dukung pondasi lemah.

Wellsite perlu memastikan posisi peletakan bahan bakar, berada pada tempat yang aman dan tidak berpotensi tumpah atau tersenggol pipa maupun alat produksi lainnya.

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

5. HSE

Kedisiplinan Kerja

1. Membangun tim eksplorasi yang kuat dan tangguh, dengan memperhatikan: § Sikap mental personil dan motivasi masing-masing individu. § Hubungan antara bawahan dan pimpinan serta orang di lapangan dan di kantor.

2. Utamakan konsentrasi pada obyek geologi (batubara). Di samping itu harus mempersiapkan layanan pendukung.

3. Membangun database yang baik dan upaya riset, yaitu mencari hubungan antara pengendali geologi dan keberadaan

obyek geologi yang dicari.

4. Hindari target terlalu banyak: perhatikan adanya kendala: § geologi, § tim eksplorasi, § kesampaian, § teknis, § layanan logistik, § waktu, § administrasi, § pendanaan, § sosial budaya daerah sasaran.

5. Kembangkan strategi eksplorasi: lakukan tahapan dan metode eksplorasi berdasarkan prosedur kerja yang telah dibangun.

6. Bergegaslah ke lapangan: lakukan eksplorasi dengan cepat sesuai prosedur kerja yang telah ditentukan.

s.id/stev

Disampaikan dalam exclusive 1 day course EduBlast

5. HSE

APD

Om swastiastu EduBlast Para peserta 30 Januari 2022