Sang Pendeta Pengusir Roh Jahat dari Bandung Oleh: Audy Bernadus Disunting oleh: Ardyan M.E
Panggilan telepon diterima oleh Pastor Yohanes Istimoer Bayu Ajie, Pr. Sosok mahasiswa di ujung telepon meminta bantuan pemuka agama kerap disapa Pastor Bayu. Ada satu kawan mereka kerasukan. “Waktu itu ada dua perempuan dan tiga laki-laki, yang perempuan yang kerasukan,” kata Bayu. Keempat kawan lain berusaha memegangi perempuan itu, namun korban kerasukan meronta kuat sekali. Setibanya Bayu di lokasi, pinggiran Kota Bandung, mahasiswi itu belum juga tenang. “Lalu saya tanya, siapa yang Katolik ikut berdoa. Yang bukan Katolik, ya sudah kamu menyebut nama Tuhanmu masing-masing.” Pastor Bayu mengatakan mahasiswi yang menjadi korban roh jahat itu tibatiba memiliki tenaga tidak manusiawi. Dia mampu melemparkan orang-orang yang memeganginya. “Dalam pelayanan saya sebagai imam dan berkaitan dengan dunia roh, itu paling kuat, paling nyata.” Dipandu Bayu, keempat mahasiswa itu berdoa dalam posisi bersila. Proses menuntaskan kerasukan itu berjalan lama sekali. Sejak tiba tengah malam, hampir subuh baru akhirnya perempuan yang mereka doakan kembali sadar seperti sedia kala. “Dia akhirnya betul-betul terbebaskan.” Eksorsisme, alias pengusiran roh jahat, adalah sebuah ritual Gereja Katolik yang cukup sering diperlihatkan dalam film-film horor produksi Hollywood. Beberapa film yang menampilkan elemen pengusiran setan di antaranya The Excorsist, The Excorsism of Emily Rose, atau The Conjuring. Industri perfilman Hollywood memandang Eksorsisme sebagai komoditas yang dapat menarik banyak penggemar film-film bergenre horror.
Kata ‘Eksorsisme’ pada dasarnya merupakan istilah Gereja Katolik yang berasal dari bahasa Yunani, exorkizo. Artinya “mengikat dengan sumpah.” Dalam kepercayaan Katolik, ritual eksorsisme dicontohkan langsung oleh