Majalah Vokal Edisi XXXIX Tahun 2021

Edisi XXXIX, Bulan Desember, Tahun 2021

CUITAN MAHASISWA “SILUMAN”

“Kami selalu menanyakan fungsi BEM, kita selalu diminta kritik dan saran oleh mereka, tetapi hanya ditepis oleh mereka...”

KASAK-KUSUK AKTIVIS KAMPUS

Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Vokal Universitas PGRI Semarang Pelindung Rektor Universitas PGRI Semarang Penasehat Wakil Rektor Universitas PGRI Semarang Pembina Ahmad Ripai, S. Pd., M. Pd. SUSUNAN TIM REDAKSI MAJALAH VOKAL EDISI XXXIX Pemimpin Umum Muhammad Maulana Lukmanul Chakim Pemimpin Redaksi Roro Qothrin Nida Sekretaris Almaila Khoirunnisa Bendahara Annisa Rahmasari Pemimpin Perusahaan Nur Siti Aisyah Layouter Muhammad Maulana Lukmanul Chakim Ilustrator Sampul Ahmad Raihan Staff Redaksi Asri Widiastuti, Eva Arifatul Mahmudah Reporter Magang Ahmad Fuadi, Hamida Nurul Kamila, Nur Malisa Qothrunnada, Nindya Juniarti

RESENSI buku 34 Sangat membosankan saat

topik pembicaraan beralih pada pembahasan pendidikan negeri ini, pasalnya ada saja permasalahan yang belum selesai dan mesti menambah PR baru. Awal 2020 silam pendidikan dihantam keras dengan wabah gila corona, yang membuat pendidikan terkesiap dengan sistem pembelajaran daring.

DAFTAR ISI SALAM REDAKSI

03

LAPORAN UTAMA

04

ESAI

17

OPINI

26

KOLOM

28

FEATURE

30

RESENSI BUKU

34

JALAN-JALAN

38

KABAR MAHASISWA

44

RESENSI FILM

46

KULINER

50

PUISI

56

LENSA

58

salam redaksi mahasiswa yang mengikuti organisasi dan melabeli dirinya sebagai aktivis ini tidak pernah terjun di kegiatan sosial. Aktivis mahasiswa bisa datang dari mereka yang tidak mengikuti organisasi di kampus namun sering terlibat dalam gerakan sosial seperti membantu korban becana alam, membela hak-hak rakyat, membantu advokasi korban diskriminasi, dan lain sebagainya. Karena sejatinya, aktivis lahir karena adanya soal rasa dan gerakan.

Sebutan aktivis mahasiswa seharusnya tidak digunakan hanya sebatas memiliki kedudukan.

Karena aktivis mahasiswa sudah pasti ia akan memperjuangkan kepentingan mahasiswa.

Contohnya Munir, ia adalah seorang aktivis yang rela mengorbankan dirinya demi orang lain di bawah sistem kekuasaan yang otoriter. Seorang aktivis tulen tidak perlu menggunakan bahasa yang ndakik-ndakik saat berdiskusi agar diakui ke-aktivis-annya, padahal berkontribusi pun tidak pernah. Juga tidak perlu menginap di sekretariat organasasi agar dipandang sebagai orang sibuk, padahal tugas kuliah pun tak Sumber: id.pinterest.com

Jika berbicara mengenai aktivisme, pasti akan mempunyai makna yang luas karena setiap terjadi peristiwa besar dapat menghadirkan seorang “aktivis”. Seperti Marsinah, salah satu aktivis buruh perempuan yang meninggal karena disiksa ketika menuntut perbaikan nasib. Kalis Mardiasih, seorang aktivis yang peduli dengan isu perempuan dan anak.

Serta masih banyak lainnya seperti aktivis lingkungan, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.

Menilai seorang aktvis tidak bisa dilihat berdasarkan penampilannya saja. Aktivis mahasiswa tidak selalu memakai PDH, membaca buku Soe Hok Gie, berada di garda terdepan saat demonstrasi, lantang menyuarakan “hidup mahasiswa”, dan tidak semua aktivis mengikuti organisasi. Tidak sedikit

diurus.

Dalam penerbitan Majalah Majalah Vokal edisi XXXIX kali ini, mengusung tema tentang aktivis, khususnya aktivis UPGRIS. Menyoroti tentang bagaimana keadaan aktivis yang ada di lingkungan UPGRIS, dan mengulik kepasifan mereka hingga memicu beberapa pihak mahasiswa kecewa. Melalui majalah ini diharapkan dapat mengambil titik terang tentang “Kasak-kusuk Aktivis Kampus” dan dapat menjadi sebuah pembelajaran bagi para aktivis ke depannya. Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan Majalah Vokal. Kritik dan saran akan selalu kami nantikan di kantor redaksi: penerbit ruang sempit. Selamat membaca!

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

03

Laporan Utama

CUITAN MAHASISWA “SILUMAN”

B

aru-baru ini akun

Instagram BEM Universitas PGRI Semarang digegerkan oleh komentar akun anonim bernama @kabinetsiluman.

Munculnya akun tersebut memberi tamparan keras kepada BEM U, pasalnya k o m e n t a r- k o m e n t a r y a n g dilontarkan adalah komentar pedas yang menohok kepada BEM U. Komentar Kabinet Siluman berisi tentang tuntutan agar BEM Universitas mengadakan aksi penurunan uang angsuran kuliah kepada lembaga untuk mahasiswa, dikarenakan kondisi pandemi yang serba sulit apalagi untuk masalah ekonomi. Namun, ada beberapa akun Instagram milik anggota BEM U dan juga beberapa alumni, yang justru menampik kritik dan saran dari Kabinet Siluman. Hal tersebut memicu terjadinya perdebatan

04

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

yang cukup panjang dengan beberapa akun lainnya, hingga membawa-bawa perbedaan kampus Negeri atau Swasta.

Selain menyerang pada kolom komentar, Kabinet Siluman juga mengunggah pada feed Instagram-nya yang berisi kritikan untuk BEM U dan DPM. Isi kritikan tersebut masih tentang keringanan UKT dan mempertanyakan mengapa BEM U tidak menjelaskan 'kenapa sulit mendapatkan potongan UKT' daripada hanya mengunggah peringatan harihari besar di kalender, yang sebenarnya kurang berfaedah untuk mahasiswa.

Dengan kejadian menggemparkan tersebut, kami awak Vokalpers tertarik untuk melakukan investigasi menguak fakta-fakta di balik a k u n I n s t a g r a m @kabinetsiluman. Beruntung admin Kabinet Siluman terbuka

dengan kami, sehingga dengan sekali DM saja mereka memperbolehkan kami untuk wawancara secara langsung.

Dalam wawancara, admin Kabinet Siluman mengaku bahwa pembuatan akun tersebut disebabkan oleh rasa kekecewaan mereka terhadap kinerja BEM U dan DPM, yang tidak maksimal dan tidak sesuai dengan jabatan yang mereka sandang. “Kami selalu menanyakan fungsi BEM, kita selalu diminta kritik dan saran oleh mereka, tetapi hanya ditepis oleh mereka, seolaholah itu hanya formalitas. Ya memang ditanggapi, tetapi tidak ada aksinya. Mereka selalu mengatakan akan mengkaji kritik dan saran kami akan tetapi tidak pernah diberitahu akan hasilnya, dikemanakan kritik dan saran kita?” ujar admin akun Instagram kabinet siluman. Mereka menganggap

Laporan Utama

Sumber: Redaksi Vokal

bahwa BEM U hanya obral janji saja dan tidak menindak sebagaimana mestinya badan eksekutif.

Sejauh yang mereka ingat, hanya sekali BEM U merespon kritikan yang dilontarkan, yaitu DISMAWA yang diadakan setelah komentar mereka sempat panas di salah satu unggahan Instagram bemupgris. Namun lagi-lagi respon tersebut sangat mengecewakan, dalam DISMAWA tersebut tidak fokus membahas kritikan yang

disampaikan tetapi malah justru berisi pembenaran dari BEM U dan permintaan maaf saja.

Bahkan BEM U berdalih bahwa acara tersebut memang acara rutinan yang sudah dari awal direncanakan, dan tidak ada sangkut pautnya dengan komentar Kabinet Siluman.

Dalam acara tersebut admin Kabinet Siluman meminta kepada BEM U untuk mengunggah rekamannya di feed Instagram dan YouTube BEM UPGRIS, permintaan tersebut memang diiyakan oleh

pihak BEM U namun lagi-lagi tidak terealisasi. Meski akhirnya diberikan link rekamannya saat Kabinet Siluman memintanya melalui DM Instagram, namun sebenarnya mereka tidak butuh rekaman itu, justru mahasiswa umum lah yang lebih membutuhkan, dan harapannya tidak hanya terbuka bagi siapa yang ingin mencari tahu saja, tetapi benar-benar terbuka kepada semua mahasiswa tanpa terkecuali.

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

05

Laporan Utama Masih dalam a c a r a D I S M A WA , kesimpulan dari acara tersebut sempat diminta juga oleh Kabinet Siluman, namun isinya melenceng dari apa yang mereka harapkan, kesimpulannya pun juga lagi-lagi tidak diunggah di Instagram ataupun sosial media BEM U lainnya. Seolah-olah BEM U membuat acara untuk mahasiswa, namun dengan itu juga mereka menutupi kegiatan tersebut dari kalangan mahasiswa tertentu, sebuah lika-liku yang cukup rumit sedang dikerjakan oleh BEM U. Menurut Kabinet Siluman, BEM UPGRIS adalah BEM yang tidak pernah bersuara masalah perlawanan. Padahal BEM tidak hanya memiliki masa di kampus saja, tetapi juga di luar kampus. Seperti BEM SI, BEM SERA dan jaringan-jaringan lainnya di luar sana, jika setelah BEM U melakukan aksi lalu mendapat berbagai tindak represi, tentu saja jaringan-jaringannya pasti akan melakukan aksi solidaritas. “Itu yang menjadi pertanyaan besar buat kami, buat apa Arfanda berangkat ke Padang jika tidak untuk mencari jaringan. Apa hanya mau makan arem-arem saja?” ujar admin kabinet siluman.

Sungguh sangat mengecewakan saat BEM U merelakan kasus dengan lapang dada dari pada bersusah-payah merancang aksi yang hasilnya mereka takutkan sendiri. Mungkin dengan tidak terpenuhinya suara di titik minimal (yang mereka buat sendiri), mereka beranggapan semuanya sudah selesai tanpa mempertimbangkan ulang penderitaan yang

06

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

d i a l a m i mahasiswa.

Bahkan tidak mau sibuk memikirkan keadilan dan kesejahteraan m a h a s i s w a . Sumber: ilustrasi Fuadi “Ada satu mahasiswa anggota BEM U yang bilang jika kita aksi nanti akan dikeluarkan.

Kesannya tidak mau mengambil resiko, pengecut sekali. Toh juga jika anggota BEM U dikeluarkan, ya sudah tidak usah ada kegiatan ORMAWA LEMAWA, kalau gitu kan yang repot juga lembaga,” imbuh admin kabinet siluman.

Tampaknya BEM UPGRIS sudah kehilangan jiwa mahasiswa serta melupakan esensi dari lagu mars mahasiswa, bahkan lagu tersebut sudah jarang sekali digaungkan oleh personel BEM U. Tidak ada kerinduan akan kejayaan dan kemenangan, karena lebih memilih kalah daripada mati berjuang. Tidak ada lagi goresan catatan kebanggaan di lembar sejarah manusia, hanya ada goresan tinta di buku mata kuliah. Tidak ada yang turun ke jalan, lebih nyaman di kantor menonton televisi. Tidak ada pula yang mempersembahkan jiwa dan raga

Laporan Utama

untuk negeri tercinta, hanya persembahan biaya yang cukup besar untuk secarik kertas dan entah masih adakah cinta untuk negeri ini.

Kurang lebih seperti Sumber: shutterstock.com itu keresahan Kabinet Siluman terhadap aktivis UPGRIS yang bisa disampaikan kepada awak Vokalpers. Lalu siapa sebenarnya Kabinet Siluman ini? Saat kami bertanya perihal identitas mereka, mereka mengatakan bahwa dengan sengaja membuat akun anonim @kabinetsiluman. Dipilihnya nama tersebut juga merupakan bentuk satire dari nama-nama kabinet yang ada di BEM U. Kebanyakan kabinet BEM menggunakan nama-nama hewan, dan dipilihnya siluman karena merupakan hewan, jadi-jadian yang tak kasat mata. Tujuan lainnya adalah juga

untuk menyamarkan identitas asli mereka, mengapa harus menyembunyikannya ?

A w a k Vo k a l p e r s s e m p a t bertanya secara langsung mengenai perihal penyamaran identitas tersebut. Jawaban mereka pun sangat mengejutkan, mereka pernah melihat tindak intimidasi oleh DPM secara langsung. Kejadian itu bermula saat salah satu mahasiswa aktivis mengkritik DPM dan menyinggung tentang dibubarkannya DPM jika tidak bermanfaat untuk mahasiswa. Selang beberapa hari DPM mengundang mahasiswa tersebut secara resmi. Meski judul suratnya adalah klarifikasi, namun setelah mengunjungi kantor DPM mahasiswa tersebut justru diminta untuk meminta maaf atas perbuatannya dan diberikan peringatan secara lisan terhadap o rg a n i s a s i y a n g d i a n a u n g i “ d a r i p a d a membuktikannya dengan aksi mereka lebih suka memberi sanksi”. Alasan peringatan itu pun cukup ndagel, salah mencari musuh kata pegawai DPM. Setelah kejadian itu muncul lah Kabinet Siluman sebagai media menyuarakan keluh kesah tanpa mencantumkan identitas, karena takut akan mendapat tindakan yang lebih dari parah dari intimidasi. Meski demikian, akun @kabinetsiluman pun juga mengalami tindak intimidasi secara tidak langsung, yaitu berupa ajakan untuk bertemu langsung oleh anggota BEM U dan itu terjadi beberapa kali. Lebih parah, lagi, pernah sebuah akun anonim mengirimkan Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

07

Laporan Utama link pelacakan lokasi, yang berdalih untuk tugas kuliah.

Mereka mengatakan bahwa bukannya tidak mau bertemu secara langsung, namun mereka merasa tidak ada jaminan rasa aman ketika bertemu dengan BEM U. Lagi pula tidak ada manfaatnya bertemu dengan mereka, karena tuntutan mereka berpihak kepada mahasiswa umum. Lagi pula apa yang akan dilakukan BEM U saat bertemu dengan mereka? Apakah dengan bertemu secara langsung tuntutan-tuntutan mereka akan langsung ditindaklanjuti? Jika memang bisa untuk menindaklanjuti

Sumber: Admin @kabinetsiluman

08

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

untuk apa juga harus bertemu admin kabinet siluman? Sungguh tindakan yang tidak masuk akal dari BEM U. Yang lebih tidak masuk akal lagi adalah saat alumni BEM U mengatai kabinet siluman bahwa kritik tanpa solusi dan gerakan hanyalah omong kosong belaka. Jikalau kita harus mengkritik beserta solusi dan gerakannya, lantas buat apa adanya badan eksekutif jika kita mahasiswa bisa melakukannya sendiri?

Bukankah mereka eksekutor dari setiap aspirasi mahasiswa? Bukan hanya sebagai wadah aspirasi saja, bukan?

Laporan Utama

Apakah Eksekutor Hanya Menampung Aspirasi

S

etelah di-ghosting dua kali dan harus menunggu lama, akhirnya kami awak Vokalpers berhasil bertemu dengan M Rizqi Arfanda selaku Presiden Mahasiswa Universitas PGRI Semarang di tengah kesibukannya mengurus PORSIMA. Dari sekian banyak mahasiswa mungkin ada yang penasaran, sebenarnya Presma itu ngapain aja, sih?.

Menurut Arfanda, secara struktural Presma diibaratkan seperti presiden yang mengatur sebuah negara, ia membawahi HIMA, BEM Fakultas, dan ORMAWA-LEMAWA lainnya. Sedangkan secara tanggung jawab, sudah pasti Presma mendengarkan aspirasi dari rakyatnya, yaitu mahasiswa.

Bicara tentang aspirasi, baru-baru ini sebuah akun Instagram bernama kabinetsiluman melontarkan berbagai aspirasi dan mengkritik dengan pedas BEM U. Presma menanggapi akun anonim tersebut dengan rasa baik-baik saja terhadap semua kritikan mereka. Ia justru berterima kasih karena sudah diingatkan atas kekurangannya. Ada lima poin yang disampaikan oleh admin Kabinet Siluman kepada Arfanda, beberapa poin yang masih diingat Arfanda adalah poin keringanan uang angsuran kuliah dan kasus pelecehan seksual. Pihak BEM U sudah pernah mengajukan ke rektorat terkait potongan angsuran kuliah dan memang tidak ada potongan karena sudah ada bantuan UKT M. Rizqi Arfanda, Presiden Mahasiswa UPGRIS 2020/2021 Sumber: Redaksi Vokal

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

09

Laporan Utama dan bantuan kuota dari KEMENDIKRISTEK. BEM U juga sudah pernah mengunggah postingan bantuan UKT tersebut di kanal Instagramnya. Terkait UKT, jikalau ada mahasiswa yang kurang mampu untuk membayar angsuran kuliah, Arfanda selaku Presma bersedia menjembatani ke rektorat secara langsung. Selain itu, bisa juga menghubungi Kaprodi masing-masing untuk meminta perpanjangan waktu.

Dalam acara Diskusi Mahasiswa 2 (Senasib Sepenanggungan), beberapa mahasiswa meminta kesimpulan dan rekaman hasil, namun hasil tersebut tidak dipublikasikan ke media. Arfanda menjelaskan bahwa Youtube BEM U saat itu tidak bisa diakses, sedangkan hasil kesimpulannya lupa ia mengunggah dan tidak ada stafnya yang mengingatkan. Miss komunikasi seperti ini juga pernah terjadi oleh Irham selaku Menteri Politik, Hukum, dan HAM BEM UPGRIS. Pada acara Guyub BEM FPBS, Irham pernah mengeluarkan statement bahwa jika dari lembaga tidak ada penurunan angsuran kuliah, maka akan menjual GOR UPGRIS sebagai bentuk protes dan uangnya akan dialokasikan untuk keringanan angsuran seluruh mahasiswa UPGRIS. Arfanda mengklarifikasi hal tersebut bahwa ia tidak pernah mengintruksikan hal tersebut terjadi. “Kalau kalian ngomong itu perlu dipertimbangkan, merugikan semuanya apa enggak,” ujar Arfanda ke seluruh staf BEM U. Ia menambahkan, bahwa GOR UPGRIS adalah milik yayasan dan tidak bisa dengan mudahnya diperjual belikan oleh mahasiswa, sekali pun anggota BEM U. Selain dapat menyampaikan aspirasi di e-ramah dan e-asah, mahasiswa juga diperbolehkan menyampaikan kritik ke BEM U maupun ke DPM. Tidak ada minimal suara dari mahasiswa agar bisa diproses, semua suara didengarkan oleh Presma, bahkan boleh secara personal menghubunginya langsung. “Kalau mereka bilang, pasti aku bantu,” imbuhnya. Terkait kritikan juga dijamin aman oleh Presma, tidak ada culik-menculik dan tidak ada pembungkaman. “Saya kecil gini mau nyulik gimana? udah tak jamin dari aku sendiri, aku bukan tipikal orang yang seperti itu,” ujar Arfanda. Namun, awak Vokalpers mendapat aduan bahwa terjadi pelacakan lokasi yang dipasang di akun Kabinet Siluman karena kritikannya, tetapi Arfanda tidak mengetahui adanya itu. “Aku nggak paham malah kalo masalah gitu-gituan,” imbuhnya.

10

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

Indra Lesmana, Ketua DPM UPGRIS 2020/2021 Sumber: Redaksi Vokal

Laporan Utama Selain BEM U, DPM pun juga siap menerima semua aspirasi oleh mahasiswa, seperti contoh Kamapala dan Matepala pernah meminta DPM untuk menengahi perselisihan yang sedang terjadi. Saat itu anggota Kamapala ingin Kamapala dan Matepala disatukan dengan kesepakatan visi, misi, logo, dan lain-lain mengikuti Kamapala, namun anggota Matepala menolak. Karena Kamapala mempertanyakan legalitas Matepala, maka DPM menjembatani kedua belah pihak ke lembaga. “Nah itu cara DPM menyelesaikan masalah, jadi kita pahami dulu masalahnya seperti apa, ceritakan sedetail mungkin,” ujar Indra.

Meski demikian, dalam menyampaikan aspirasi maupun kritik harus menggunakan bahasa yang sopan. Pasalnya, Indra pernah memanggil anggota HIMA PBSI untuk klarifikasi (bukan menghakimi) terkait kritikannya mengenai uang angsuran kuliah saat Guyub & Sowan 1 karena bahasa yang digunakan kurang elok seperti 'Penggal kepalane' dan 'DPM bubarkan saja'. DPM hanya memberi teguran kepada mereka secara lisan dan jika kesalahan tersebut terulang kembali maka sudah masuk ke teguran tertulis. “Kita kan baikbaik dateng, harusnya mereka juga baik-baik dong. Nek mereka resah terkait UKT, kita tahu, saya pun resah gitu, saya bukan orang kaya. Tapi harusnya kita cari solusi bersama, bukan seperti ini malah,” jelas Indra.

Setelah DPM mengundang HIMA PBSI untuk klarifikasi masalah tersebut, Indra selaku ketua DPM meminta maaf kepada HIMA PBSI dan Yogi, selaku Ketua HIMA PBSI juga meminta maaf kepada DPM. Namun, kejadian tersebut tidak berakhir sampai di situ. Karena

alasan emosional, Rivaldi (Wakil Ketua DPM) tiba-tiba menyobek surat yang pernah dibuat oleh HIMA PBSI karena dinilai salah dan ia melontarkan beberapa kalimat untuk mengungkapkan kekecewaannya. Keaadaan menjadi dramatis dan beberapa dari anggota HIMA PBSI menangis karena kejadian tersebut.

Indra Lesmana menjadi penengah antara Rivaldi dan anggota HIMA PBSI. Sangat disayangkan saat Indra memutuskan untuk tidak memberi teguran keras kepada Rivaldi atas tindakannya karena ia merasa bahwa yang dilakukan oleh Rivaldi hanya sebatas alasan emosional pribadinya saja. Indra mewajarkan luapan emosi dari Rivaldi, karena menurutnya Rivaldi adalah kakak tingkat dari teman-teman HIMA PBSI, jadi wajar saja jika Rivaldi bertingkah demikian.

Dalam menerima dan memproses aspirasi, Arfanda dibantu oleh sembilan kementerian yaitu, Kementerian Pendidikan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Politik, Hukum, dan HAM, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Seni dan Budaya, Kementerian Sosial dan Masyarakat, Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan Kementerian Kajian Isu Strategis dan Aksi. Ia menjelaskan bahwa kinerja semua kementerian tersebut masih tergolong aman, komunikasi lancar, dan tidak ada kubukubuan. “Jangan bawa bendera masing-masing, bukan partai (partai eksternal) ya, kan ga ada partai, maksudnya bendera fakultas atau entah bendera organisasi lainnya. Pokoknya jangan bawa itu untuk kepentingan. Kita di sini barengbareng untuk membangun BEM UPGRIS,” ujar Arfanda. Arfanda sendiri juga menjelaskan bahwa dalam kepengurusan BEM Universitas

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

11

Laporan Utama tidak ada campur tangan partai, semua nonpartai. Namun, pernyataan tersebut dibantah oleh narasumber kami yang enggan disebut namanya bahwa Arfanda bergabung dengan Partai Permai yang diketuai oleh Anton (Anggota BEM U). Saat salah satu reporter Vokalpers ingin mengkonfirmasikan pernyataan tersebut kepada yang bersangkutan, yaitu Anton, ia keberatan untuk kami wawancara dengan alasan SOP partai. Ada apa sebenarnya ini?

Mitra kerja BEM U dan DPM diatur dalam tata tertib DPM. Mengenai mita kerja tersebut juga sudah pernah dibicarakan oleh Ketua DPM dan Presiden BEM U, kedua belah pihak tahu akan hal itu. Tetapi mitra kerja ini menimbulkan banyak miss antara DPM dan BEM U. Pasalnya, tidak semua program kerja yang dijalankan BEM U diketahui oleh DPM. Hanya beberapa program kerja dari BEM U yang sesuai dengan prosedur mitra kerja dengan DPM. Alasan mitra kerja ini masih belum bisa terlaksana secara maksimal dari pihak DPM yaitu belum terbiasa karena terjadi peralihan anggota DPM yang awalnya eksekutor menjadi legislator, kinerja DPM yang dulu berbeda dengan sekarang, dan pihak BEM U tidak mau rumah tangganya diikut campuri oleh DPM dalam artian tidak menginginkan orang luar masuk ke dalam untuk mengetahui anggaran, konsepan program kerja, dan lain sebagainya. Sedangkan penjelasan dari BEM U, Arfanda menyampaikan sudah mengkomunikasikan program kerja melalui Proposal dan LPJ yang

dikirimkan ke pihak DPM (bukankah semua ORMAWA-LEMAWA juga seperti ini?).

Sedangkan program kerja yang tidak dikomunikan dengan DPM adalah program kerja yang dilakukan dengan alasan insidensial, yaitu sekitar 40% yang mayoritas berasal Kementerian Sosial dan Masyarakat. Tentu saja hal itu tidak dapat dibenarkan karena mengapa harus menyetujui adanya mitra kerja jika tidak ingin pihak DPM mengetahui keberlangsungan dari program kerja yang BEM U laksanakan?

Bukankah DPM mempunyai hak untuk menjalankan pengawasan? Semuanya menjadi rancu karena ketidakprofesionalan kedua belah pihak, dan tentang hubungan baik antara BEM U dan DPM menjadi tanda tanya besar.

Ternyata, BEM U tidak hanya sebagai wadah penampung aspirasi saja. Namun, mereka juga memfasilitasi aspirasi tersebut untuk diproses dan atau maju ke lembaga (jika diperlukan). Lalu, apakah masalah mitra kerja dan berbagai konflik internal menjadi alasan mengapa aspirasi tidak pernah tersampaikan dengan baik?

Sumber: Redaksi Vokal

12

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

Laporan Utama

Sumber: id.pinterest.com

"Beri Aku 10 Pemuda Niscaya Akan Kuguncangkan Dunia."

Maaf Bung, Sepertinya Kami Delay Dulu

“

Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncang dunia.” Satu kalimat motivasi dari Bung Karno ini sudah tak asing lagi terdengar di telinga kita termasuk pemuda generasi sekarang. Dari zaman pra kemerdekaan, peran pemuda tak diragukan lagi dalam melakukan upaya perubahan pada bangsanya.

Lantas, bagaimana dengan pemuda sekarang? Sudahkah ikut berkontribusi dalam melakukan perubahan yang lebih baik untuk negeri ini? Jika kita melihat, tak jarang banyak pemuda yang mengukir prestasi dan mengharumkan nama negeri ini. Namun, di sisi

yang lain pula kita juga melihat betapa banyaknya kekurangan potensi yang dimiliki pemuda. Permasalahan umum yang sering terjadi yaitu menurunnya moral, kualitas potensi, dan empati.

Wajah bangsa di masa depan ditentukan oleh pemuda. Sebagai agent of change, apakah kita sebagai pemuda sudah siap mempelopori negeri ini? Mari kita lihat sejenak, di lingkungan kampus kita. Masihkah kamu sering menjumpai pojok diskusi yang sibuk membicarakan isu terkini, tentang buku, tentang segala hal yang berhubungan dengan perubahan di negeri ini atau sebaliknya?

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

13

Laporan Utama Menyandang gelar mahasiswa tak lantas membuat kita puas akan pengalaman belajar bukan? Tak ada salahnya memilih peran menjadi aktivis kampus atau kupu-kupu. Sudahkah mempertimbangkan dengan pilihanmu? Ada yang menyebut dirinya sebagai aktivis kampus, tapi realitanya, sebagian besar waktunya dipertaruhkan dengan proker tanpa tahu perubahan atau isu yang ada di negeri ini. Ada yang memilih kuliah-pulang atau dikenal dengan sebutan kupu-kupu. Si kupu-kupu ini mungkin saja lebih memedulikan nilai di kampus tanpa harus merepotkan dirinya memikirkan perubahan negara.

Tak perlu langsung memikirkan pada hal yang besar. Mulai dengan hal kecil, dengan melatih kepedulian kita di lingkungan sekitar. Itu sudah memberi perubahan yang lebih baik dari sebelumnya.

“Menyampaikan aspirasi adalah hak semua orang,” begitu katanya. Hal ini pun ternyata sudah dijamin oleh negara melalui Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945. Sayangnya menyampaikan aspirasi sekarang menjadi hal yang rancu. Mengapa? Kita lihat di berbagai berita bahwa orang yang menyampaikan pendapat akan 'diculik'. Statement ini menjadi sangat menakutkan publik ketika banyak berita menggaungkan mengenai suara-suara yang dibungkam dengan uang ataupun tindak kejahatan.

Hal seperti ini ternyata mempengaruhi mental, termasuk mental mahasiswa yang harusnya lebih aktif dalam menyampaikan aspirasi baik dalam ranah universitas maupun publik. Mengapa aspirasi mahasiswa yang dilantangkan sekarang lebih sedikit?

14

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

Berdasarkan jawaban dari beberapa mahasiswa yang awak Vokalpers temui, ternyata yang menjadi penyebab sebagaian suara enggan dilantangkan adalah sikap bingung dan ragu mereka dalam menyampaikan aspirasi. Bahkan

Sumber: Redaksi Vokal

parahnya banyak mahasiswa yang tidak tahu di mana wadah menyampaikan aspirasi, ditambah lagi kekecewaan beberapa mahasiswa yang suaranya kurang ditindak lanjuti. “Sudah terlanjur kecewa, saya sudah menunggu tindak lanjut dari mereka, ternyata tidak ada. Pada akhirnya dari kami yang memberanikan diri,

Laporan Utama yang seharusnya tugas dari tiga lembaga tinggi tapi ternyata tidak bisa memadahi itu,” ujar salah satu mahasiswa yang merasa kecewa karena aspirasi mereka tidak ditindak lanjuti.

Awak Vokalpers melakukan survei dengan menggunakan angket mengenai bagaimana tindakan mahasiswa dalam menyampaikan sebuah aspirasi di ranah Universitas PGRI Semarang. Berdasarkan hasil angket, 54% adalah mahasiswa aktivis di kampus dan sisanya mahasiswa kupu-kupu.

Dengan hasil yang ternyata lebih banyak mahasiswa aktivis ini, seharusnya aspirasi yang digelorakan juga tak kalah banyak. Sayang seribu sayang hal yang terjadi malah sebaliknya.

Ekspektasinya jika lebih banyak aktivis maka juga banyak suara aspirasi yang bisa didengar. Sungguh mengejutkannya, dari hasil angket hanya sebanyak 39% saja yang pernah menyampaikan aspirasi. Sisanya? Zonk.

Mengapa hal ini dapat terjadi? Padahal orangorang yang kita sebut 'Lembaga Tinggi' telah menyediakan ruang yang dikenal dengan e-asah dan e-ramah. Apakah kalian juga termasuk salah satu yang kurang tahu apa itu?

Sedikit penjelasan bahwa e-asah merupakan wadah inspirasi yang disediakan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa, sedangkan eramah adalah wadah inspirasi dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM U).

Bahkan Arfanda (Presiden Mahasiswa) juga memberikan ruang untuk menyampaikan aspirasi langsung kepadanya. Namun sungguh menyedihkan bahwa masih ada 61% suara mahasiswa yang belum memiliki tindak lanjut dari menyampaikan suara di beberapa wadah yang telah disediakan. Lantas untuk apa wadahwadah tersebut dilantangkan untuk menjadi tali sambung aspirasi jika ternyata hanya sekadar 'wadah' saja tanpa aksi?

Tidak hanya mengenai aspirasi saja, ada beberapa mahasiswa 'kupu-kupu', yang sampai detik ini belum tahu apa itu Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM U). Mereka hanya tahu atau pernah dengar saja. Sedangakan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) hingga kini masih banyak yang belum tahu apa itu fungsinya. Mencengangkan sekali bukan?

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

15

Laporan Utama Ternyata masih banyak mahasiswa 'kupu-kupu' yang di mata mereka BEM U itu Badan Event Mahasiswa bukan lagi menjadi Badan Eksekutif Mahasiswa. Karena yang mereka tahu fungsi dari BEM U adalah mempermudah adanya acara–acara untuk mahasiswa di kampus. Sedangkan fungsi DPM sendiri di mata mahasiswa non aktivis sebagai Dewan Perwakilan BEM U. Itu artinya bagi mereka, apabila BEM U tidak bisa hadir, ya perwakilannya (DPM) yang menggangtikan apabila diundang dalam suatu acara mahasiswa.

Ungkapan Bung Karno yang masih menjadi suatu semangat bagi para kaum muda.

Kini sayangnya, ungkapan hanyalah ungkapan yang lewat sesaat, semangat itu kini mulai pudar.

Generasi muda yang seharusnya mengemban tanggung jawab yang besar untuk kehidupan negara Indonesia kelak, malah menciut nyalinya untuk menyuarakan kebenaran. Lantas, apa yang harus kita lakukan sebagai ajang berbenah diri?

Mengaca dari berbagai pelik permasalahan yang terjadi di ranah kecil seperti di Universitas PGRI Semarang yang melibatkan suara mahasiswa yang masih kurang keras untuk meneriakkan keadilan, dan Si 'jembatan' yang kurang tegas dalam memproses aspirasi. Kita para kaum muda yang harusnya saling menggenggam tangan megukir sejarah dan berperan dalam revolusi mejadi 'melempem'.

Lantas bagaimana cara kita introspeksi dan berbenah diri?

Sebagai seorang mahasiswa yang merupakan bagian dari masyarakat yang terlihat unik. Pasalnya, dengan jumlah mahasiswa yang hanya berapa persen saja dari jumlah masyarakat Indonesia dari zaman ke zaman yang berubah, jati diri mahasiswa masih tetap ada yaitu penuh

16

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

semangat dan idealisme yang tinggi.

Dibandingkan dengan jumlah pejabat, suara mahasiswa masih yang terkuat. Mahasiswa sebenarnya memiliki potensi dan andil yang cukup besar sebagai kaum intelektual yang berpendidikan tinggi. Maka seharusnya memiliki pemikiran dan keyakinan sendiri demi menyuarakan apa itu keadilan.

Kita sebagai mahasiswa dapat berkaca dengan tindakan Presiden RI yang pertama yakni Bapak Ir. Soekarno, salah satunya yaitu sikap musyawarah mufakat. Kita memiliki hak penuh dalam menyuarakan suatu pendapat, begitu pula mahasiswa dalam suatu ranah universitas, yaitu memiki hak untuk bersuara jika dirasa belum ada keadilan. Sebagai orang yang dipercaya, perwakilan mahasiswa yang kita kenal dengan BEM maupun DPM seharusnya mampu mengayomi, menjembatani, bahkan membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan cara musyarawah mufakat dengan baik.

Sebagai mahasiswa pun sama, tidak perlu merasa takut untuk menyuarakan keadilan. Karena siapa lagi yang akan bersuara kalau tidak kita sendiri?

“Saya takut diintimidasi,” ujar salah satu mahasiswa yang ditanya mengapa ia enggan untuk bersuara. Sebagai seorang yang dipercaya untuk mengayomi kesejahteraan mahasiswa, sikap 'mengintimidasi' sangat disalahkan, bahkan jika itu hanya gertakan biasa. Karena itu, musyawarah mufakat perlu ditekankan kembali.

Orang-orang yang disebut “Si Penyambung Lidah” ini tentu seharusnya bisa menjadi penjembatan antara mahasiswa dan petinggi yang berkepentingan untuk menyalurkan aspirasi. Jika bukan dengan mereka, lantas dengan siapa mahasiswa dapat berkeluh kesah?

esai

COVID-19 CORONAVIRUS DISEASE 2019

Sumber: id.pinterest.com

PEMULIHAN PASCAPANDEMI Oleh: Asri Widiastuti

V

irus corona membawa dampak yang cukup besar diberbagai sektor, seperti pada kesehatan, perekonomian, pendidikan, politik, bisa dikatakan semua sektor ikut terdampak oleh COVID-19 yang sudah melanda Indonesia selama satu tahun lebih.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Setiap Negara termasuk juga Indonesia telah memberlakukan beberapa kebijakan dalam memutus rantai penyebaran virus tersebut sejak 2020 silam. Penutupan wilayah atau lockdown, kebijakan tinggal di rumah, menjaga jarak atau physical distancing, karantina wilayah, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang masih berlaku hingga saat ini. Banyak sekali kebijakan yang telah dibuat pemerintah namun setiap

kebijakan yang dibuat dinilai mirip atau hampir sama, kebijakan baru yang dibuat pun hampir sama pemberlakuannya dengan kebijakan sebelumnya dengan hasil yang sama yaitu virus ini masih ada dan semakin melonjak, entah kebijakannya yang kurang tepat atau perilaku masyarakat yang kurang patuh terhadap kebijakan ini sehingga membuat beberapa kebijakan yang telah diberlakukan kurang memberikan dampak pada situasi ini.

Vaksinasi pun telah dilakukan di Indonesia. Vaksinasi telah dilaksanakan terhitung mulai dari bulan Januari 2021 hingga sekarang(7/21), terhitung sudah kurang lebih 14.969.330 masyarakat yang menerima vaksinasi di Indonesia walaupun belum seluruhnya, harapannya dengan ini virus corona sedikit demi sedikit akan hilang. Terhitung sudah kurang lebih 17 bulan dari pertama virus ini Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

17

esai muncul di Indonesia hingga tulisan ini dibuat, tentu bukan waktu yang sebentar. Entah sampai kapan virus ini akan menetap di Indonesia, tetapi yang jelas lama kelamaan virus ini akan hilang entah memang hilang atau hilang sendiri dari pemikiran masyarakat.

Setelah melewati tekanan dahsyat akibat pandemi COVID-19, sejumlah negara, termasuk Indonesia, saat ini sedang bergerak ke arah pemulihan. Pemulihan pascapandemi ini antara lain terjadi bidang kesehatan, bidang ekonomi, perubahan pada interaksi sosial dan bagaimana sekolah beradaptasi untuk pemulihan pasca pandemi.

substansial dalam berbagai program untuk memenuhi kebutuhan kesehatan anak.

Kesehatan dan kesejahteraan anak dan remaja harus jadi pusat upaya untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada 2030. Negara ini perlu mengubah orientasi program untuk mencapai SDGs. Negara hanya dapat berkembang dan makmur jika berinvestasi pada anak dan remaja, dan mengoptimalkan dukungan dalam momen penting pembentukan kesehatan anak di masa depan. Dengan pemikiran ini, meningkatkan kesehatan anak tak boleh lagi hanya dianggap semata masalah kesehatan. Kebijakan, layanan, dan edukasi

Sumber: Redaksi Vokal

Kesehatan Anak dan Remaja Pascapandemi Masalah kesehatan dan kesejahteraan anak secara global telah berubah secara signifikan.

Ketika semua negara berusaha membangun kembali negaranya setelah pulih dari dampak pandemi COVID-19, diperlukan evolusi

18

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

harus ditempatkan sebagai bagian dari solusi oleh pemerintah dan masyarakat untuk mendorong agenda kesehatan anak dan remaja secara global, regional, dan nasional.

Setelah satu tahun lebih COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi, peningkatan luar

esai biasa terlihat pada pembalikan risiko kelangsungan hidup anak dan remaja. Kerangka SDGs yang diadopsi di 2015 memang telah mencakup pendekatan holistik untuk meningkatkan kesehatan anak atau remaja dan masih relevan setelah pandemi berakhir, tetapi sangat diperlukan konstentrasi khusus. Dengan adanya kondisi ini diperlukan perubahan besar dalam hal tentang kesehatan anak dan remaja.

Perlu peralihan dari fokus yang sebelumnya, karena dalam kondisi ini tidak hanyak mencakup kesehatan balita tetapi juga harus mencakup sampai berlanjut sepanjang kehidupan anak hingga dewasa.

Membuat program baru pemrograman ulang kesehatan anak berupa program kesehatan anak dan remaja serta implementasi kebijakannya harus mengikuti pendekatan alur kehidupan yang didasarkan pada data.

Pemrograman ulang ini termasuk memastikan layanan kesehatan prakonsepsi yang baik, layanan kesehatan ibu hamil, serta intervensi medis yang berkualitas tinggi untuk anak sampai remaja yang berusia nol hingga 19 tahun.

Program baru harus berdasarkan hak dan adil sehingga layanan medis penting harus disediakan untuk semua anak, di mana pun mereka tinggal. Selain itu, program juga harus mencakup layanan terpadu yang berpusat pada keluarga, anak, dan remaja dalam bentuk mempromosikan kesehatan, pertumbuhan, dan kesejahteraan. Implementasinya meliputi pembentukan ketahanan atau imunitas, mencegah paparan terhadap penyakit dan komplikasi selanjutnya, serta meminimalkan kerentanan atau faktor risiko sakit, dengan mempertimbangkan kebutuhan personal anak

dan remaja. Terkait penanganan kesehatan anak pascapandemi COVID-19, masyarakat dan keluarga harus diberdayakan untuk berpartisipasi dalam perancangan kebijakan pada anak dan remaja, serta layanan kesehatan yang berkualitas.

Keadaan Sekolah Pascapandemi Pandemi COVID-19 yang kita alami saat ini merupakan kejadian yang tidak pernah diduga oleh siapapun. Semua sendi kehidupan terdampak oleh wabah virus ini, tidak terkecuali dunia pendidikan. Demi melindungi semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses belajar mengajar, terutama siswa ketika kelompok usia tertentu sangat rentan, proses belajar mengajar tidak boleh berhenti.

Pembelajaran secara daring menjadi pilihan utama dan satu-satunya. Pilihan ini seketika juga menghentikan proses interaksi secara fisik di antara siswa dengan guru. Tiadanya kesempatan bermain dengan teman adalah realita yang harus dihadapi oleh mereka. Pada awalnya, anak-anak, orang tua dan guru harus beradaptasi dengan keadaan ini. Setahun lebih pembelajaran daring berlangsung. Kebiasaan dan pola belajar baru telah terbentuk, diantaranya mereka terbiasa mengatur jadwal sendiri yang sangat tergantung pada kesadaran masing-masing siswa.

Penyelesaian tugas dari guru dimungkinkan untuk dikerjakan sendiri atau dibantu orang lain.

Perubahan luar biasa terjadi baik pada anak-anak maupun para guru. Tantangannya adalah apa yang akan terjadi setelah pandemi berakhir? Apakah proses belajar mengajar tatap muka akan berlangsung seperti sebelum pandemi? Ataukah akan muncul kebiasaan dan pola baru sebagai buah atas proses belajar

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

19

esai

Sumber: purworejomu.com

Sumber: Redaksi Vokal

mengajar selama pandemi ini? Adanya beberapa kebiasaan baru akibat pembelajaran daring selama pandemi COVID-19 berlangsung patut mendapatkan perhatian. Kebiasaan positif yang mendukung keberhasilan dan efektivitas proses pembelajaran tentu akan menjadi masukan yang sangat penting untuk menentukan metode pembelajaran di masa mendatang. Menurut pengalaman penulis, ada beberapa hal menarik dari cara pembelajaran daring yang perlu diperhatikan pada saat pembelajaran tatap muka diberlakukan kembali.

Di era digitalisasi saat ini, godaan terbesar saat anak-anak di rumah adalah penggunaan smartphone mereka. Bisa diibaratkan smartphone sebagai pengganti teman mereka yang hilang. Bermain games dan berselancar di media sosial adalah candu untuk anak-anak jaman sekarang. Orang tua juga mengalami dilema, mereka paham dampaknya untuk anak-anak, tapi di sisi lain mereka tidak bisa berbuat banyak, karena keterbatasan

20

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

pengawasan yang disebabkan oleh kesibukan masing-masing orang tua. Tantangannya adalah bagaimana menghilangkan kebiasaan baru yang berdampak negatif.

Fakta yang sering terjadi adalah orang tua anak merasa tertekan dan emosional karena harus mendampingi anak-anak belajar di rumah.

Tugas menjadi lebih berat untuk orang tua yang juga harus bekerja. Rasanya semua orang menjadi stress karena pembelajaran di rumah.

Dapat dibayangkan, selama ini guru di kelas harus mendampingi puluhan anak selama kurang lebih enam jam setiap harinya, bukanlah perkara mudah. Pandemi ini membukakan mata banyak orang tua, bahwa mereka sangat berterima kasih pada para guru. Tantangan yang perlu dipecahkan oleh sekolah saat mereka kembali belajar di sekolah adalah bagaimana menghandle anak-anak yang tertinggal saat pembelajaran daring karena berbagai penyebab.

Solusinya sekolah perlu memikirkan adanya guru atau seorang psikolog yang bisa membantu

esai menilai apakah seorang anak mengalami ketertinggalan pelajaran dan akan sulit untuk belajar bersama temannya.

Banyak siswa kehilangan kesempatan belajar sosio-emosional dengan teman dan guru karena pembatasan sosial sehingga harus melakukan isolasi di rumah hanya dengan anggota keluarga dalam waktu setahun terakhir.

Fakta di atas menjadi tantangan besar bagi sekolah dan guru untuk menfasilitasi siswa agar tidak kehilangan kesempatan belajar sosial dan interaksi sosial hingga perilaku individual yang menjadi kebiasan baru. Guru perlu secara kreatif mendesain pola belajar baru di sekolah, supaya beban tekanan pembelajaran di sekolah tidak terlalu memberatkan siswa.

Pembelajaran konvesional di sekolah sudah berjalan berpuluh-puluh tahun. Ada sekolah yang 'melek teknologi' namun pasti banyak yang masih sama kondisinya seperti puluhan tahun yang lalu. Pembelajaran daring menuntut sekolah dan guru memanfaatkan teknologi. Guru juga banyak belajar menggunakan teknologi untuk berinteraksi dengan siswa selama mereka belajar di rumah.

Selanjutnya sekolah harus bagaimana? Kembali ke kebiasaan lama yang konvensional? Tentunya itu bukan pilihan bagi sekolah yang berkeinginan maju. Tantangannya adalah sejauh mana teknologi nantinya diterapkan untuk peningkatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu solusi yang bisa dilakukan sekolah adalah pemanfaatan teknologi dalam kegiatan belajar di sekolah. Tujuannya adalah proses belajar yang lebih bervariasi, yang bisa memberikan pengetahuan lebih untuk siswa.

Penggunaan teknologi dapat juga dimanfaatkan untuk siswa yang sakit ringan namun tetap tidak bisa masuk sekolah, di mana mereka bisa mengikuti pelajaran dari rumah, karena sekolah menfasilitasinya. Kunci keberhasilan disini adalah sekolah dan guru yang harus lebih kreatif memodifikasi bentuk pembelajaran untuk siswa disekolah mereka pascapandemi. Mungkin tidak semua sekolah mampu memikirkan langkah apa yang sebaiknya dilakukan setelah pembelajaran di sekolah aktif kembali. Peran pemerintah akan sangat dibutuhkan untuk membantu membantu sekolah, melalui arahan, sumbangsih pemikiran atau panduan pembelajaran berbasis teknologi.

Harapan orang tua tentunya agar sekolah tidak melulu kembali ke kebiasaan lama, tapi menjadi sekolah yang bertumbuh akibat pandemic, hal itu menjadi harapan bagi banyak orang tua. Sudah jelas pembelajaran daring bukanlah pilihan permanen bagi pendidikan. Namun, pandemi ini telah membukakan mata akademisi, bahwa teknik pembelajaran di kelas yang didukung kemajuan teknologi dapat memperkaya sistem belajar mengajar pasca pandemi jika sekolah dan guru menjadi sosok yang kreatif.

Kecemasan Ekonomi Pascapandemi Indonesia telah mengalami penurunan drastis pada ekonomi nasional yang diperkirakan melorot drastis ke angka -2% pada tahun 2020, dan diperkirakan juga akan mampu tumbuh di kisaran 4,4% - 4,5% pada tahun 2021 ini.

Penurunan ekonomi ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain karena dampak pandemi COVID-19. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di cukup jauh di bawah capaian sejumlah negara di Asia (China, India dan

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

21

esai Vietnam).

Hal tersebut dapat kita ketahui dengan melihat data historis-struktural perekonomian Indonesia. Dari situ akan terlihat bahwa dalam 30 tahun terakhir Indonesia bukanlah China, b u k a n Vi e t n a m , bukan India atau Korea Selatan yang dapat dengan mudah menaikan perekonomian negaranya. Jika data historis struktur ekonomi Indonesia itu digunakan untuk membuat proyeksi ke depan, gambaran ke depannya adalah sulit bagi Indonesia m e r a i h pertumbuhan tinggi pada ekonomi yang berkelanjutan untuk jangka waktu dua puluhan tahun atau lebih, seperti yang diraih China, India, dan Vietnam selama tiga puluh tahun t e r a k h i r. J i k a dibanding empat negara Asia tadi untuk jangka panjang bukan tidak mungkin Indonesia terus dalam perangkap pertumbuhan di bawah 5% per tahun.

22

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

Pertumbuhan tersebut dapat diupayakan dengan bertambahnya daya saing komoditas dan jasa yang dijual ke pasar dalam, maupun luar negeri. Tanpa kemajuan progresif dalam mendapatkan sasaran pasar global, maka

Indonesia hanya bisa bergantung pada faktorfaktor alamiah seperti jumlah penduduk yang besar sebagai pasar, kekayaan alam dan posisi geografis. Tetapi dengan itu, ekonomi Indonesia maksimal hanya akan tumbuh di kisaran 5% per

esai tahun, ditambah kerentanan untuk mengalami masalah jika krisis datang lagi melanda Indonesia. Jika Indonesia didatangi krisis sekali lagi, dapat membuat ekonomi Indonesia untuk jangka panjang diperkirakan hanya akan tumbuh

rata-rata di bawah 5% per tahun. Berkaca dari data historis tersebut dan dengan perbandingan beberapa negara di Asia seharusnya membuat kita sadar bahwa Indonesia lemah dalam strategi dan kontrol strategi

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, muncul pikiran baru bahwa Indonesia ke depan perlu fokus kepada pasar dalam negeri saja, karena sangat berpotensi membuat Indonesia terus berada dalam perangkap pertumbuhan jangka panjang rata-rata di bawah 5% per tahun.

Sementara, untuk mengurangi ketertinggalan dari Negara di Asia yang lain, Indonesia perlu meraih pertumbuhan ratarata 6% per tahun untuk beberapa puluh tahun kedepan. Untuk meraih itu, langkah yang benar tentulah kembali kepada kesadaran untuk menaikkan angka terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) pada sektor industri, dan menggenjot produksi produkproduk yang bernilai tinggi guna Sumber: sindonews.com mengisi pasar dalam dan merebut pasar luar negeri, seperti yang sudah terbukti dilakukan Jepang, Korea Selatan, Taiwan, China, India dan Vietnam.

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

23

Sumber: Redaksi Vokal

esai Interaksi Sosial Pascapandemi Akibat adanya pandemi COVID-19 menyebabkan terjadinya perubahan sosial di masyarakat yang sangat besar, salah satunya adalah hubungan sosial dalam lingkup masyarakat. Didukung dengan kemajuan teknologi komunikasi membuat perubahan semakin nyata. Masyarakat dituntut bisa dan terbiasa berkomunikasi melalui digital. Selain pada cara berkomunikasi perubahan juga terjadi pada cara berpikir, dan cara berperilaku masyarakat. Sebenarnya perubahan sosial ini lantaran pandemi COVID-19 dan sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi melalui digitalisasi yang tanpa kita sadari sudah meluas.

Sangat disadari bahwa manusia membutuhkan kesempatan secara langsung untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan di sekitarnya. Namun kondisi pandemi COVID-19 membuat hubungan manusia jauh dari ideal secara humanis. Setelah dipikirkan, sosial distancing atau menjaga jarak tidak membuat kita “mati gaya”. Awalnya karena belum sepenuhnya terbiasa dalam keseharian hidup pada pengalihan ruang fisik ke ruang virtual yaitu komunikasi digital. Kita tetap bisa bersosialisasi melalui berbagai media sosial.

Selain untuk bersosialisasi media-media yang tersedia juga dapat dimanfaatkan sebagai media pemasaran, media interaksi, dan media pembelajaran. Jembatan komunikasi melalui media-media tersebut tentunya dapat memberikan edukatif, informatif, dan persuasif.

Tapi bukankah ini sudah menjadi gaya hidup kita? Seperti kebiasaan bangun tidur langsung mencari gadgetnya meskipun sebatas cek pesan masuk, melihat status, dan kegiatan ringan secara virtual lainnya. Saat belum ada

pandemi COVID-19, kita seringkali disibukkan dengan aktivitas melalui komunikasi sosial di mana komunikasi yang dilakukan tidak harus kontak fisik atau tatap muka. Artinya masyarakat tetap bisa melakukan interaksi sosial dengan menggunakan teknologi komunikasi, terutama media sosial. Kala itu sempat menjadi kekhawatiran, terutama untuk remaja karena hal tersebut dapat membuat lunturnya keakraban secara langsung karena masing-masing seperti memiliki dunianya sendiri. Namun sekarang seolah melempar kesalahan pada kebijakan pemerintah dengan adanya pembatasan jarak sosial.

Gaya hidup pascapandemi dalam hal interaksi sosial diperkirakan tidak akan mengalami perubahan besar seperti dimasa pandemi. Karena dimasa pandemi ini kita belajar menggunakan teknologi tidak hanya sekedar untuk hiburan tetapi memanfaatkan teknologi untuk belajar dan bekerja dari rumah. Setelah berakhirnya pandemi pembelajaran secara daring (dalam jaringan) dapat tetap dilakukan, tidak hanya pada pada pembelajaran daring namun juga pada WFH atau bekerja dari rumah dan segala interaksi sosial virtual lainnya.

Namun masyarakat kita tidak bolah lupa pada budaya, jika pandemi COVID-19 telah berakhir terutama generasi muda harus menjunjung tinggi keramaht amahan, Bio Penulis gotong royomg d a n keragama n etnik lainnya.

Nama Fakultas Prodi Angkatan Asal

: Asri Widiastuti : FPMIPATI : P. Matematika : 2019 : Pekalongan

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

25

OPINI

SAYA GAK PANTAS JADI PEMIMPIN Oleh : Almaila Khoirunnisa

“Saya gak pantas jadi pemimpin.”

“Saya gak bisa jadi pemimpin.”

“Saya gak bisa memimpin.” an masih banyak lagi, alasan Kita semua memang ditakdirkan menjadi seseorang ketika diminta untuk seorang pemimpin, namun sebatas bagi diri menjadi pemimpin baik dalam event sendiri, dalam hal ini bukan berarti memiliki jiwa maupun organisasi. Sejatinya, manusia kepemimpinan. Karena pada kenyataannya diciptakan untuk menjadi seorang pemimpin, banyak sekali pemimpin yang belum bisa karena sesungguhnya kita adalah seorang menerapkan jiwa kepemimpinan sesungguhnya. pemimpin, yaitu memimpin diri sendiri dan Jiwa kepemimpinan itu bisa dibentuk oleh diri mempertanggungjawabkannya terhadap Tuhan. sendiri. Seorang pemimpin dapat dikatakan Definisi seorang pemimpin sangat luas. berhasil dalam memimpin jika membawa Pemimpin sebagai seorang yang bertugas dampak baik bagi semua yang ia pimpin. mengarahkan dan mengoordinasi aktivitasSesederhana itu, namun sangat sulit untuk aktivitas yang ada dalam tugas-tugas kelompok. dijalankan.

Seorang pemimpin adalah seorang yang karena Ada berbagai cara dalam menumbuhkan kecakapan pribadinya dengan atau tanpa jiwa kepemimpinan seseorang. Salah satunya pengangkatan resmi dapat mempengaruhi adalah menanamkan karakter seorang pemimpin kelompok yang dipimpinnya untuk yaitu dengan bersikap adil kepada orang lain, mengarahkan usaha kerjasama ke arah mengendalikan menanamkan karakter seorang pencapaian sasaran tertentu (Fielder dalam pemimpin yaitu dengan bersikap adil kepada Setiawati 2000:7). orang lain, mengendalikan emosi, berhati-hati Pemimpin dan kepemimpinan dalam bertindak, serta memiliki sikap berani merupakan satu kesatuan namun memiliki mengambil risiko dalam keadaan apapun, serta makna yang berbeda. Kepemimpinan menurut berintegritas yang tinggi.

Wahyusumidjo (1994:18-19) berarti proses Seperti yang sudah kita ketahui secara dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan umum integritas merupakan pribadi yang jujur seseorang atau kelompok orang dalam usahanya adapula yang mengartikan sebagai sikap yang mencapai tujuan di dalam suatu situasi tertentu. teguh mempertahankan prinsip, berperilaku Menilik dua definisi tersebut dapat simpulkan baik, benar dan bermoral. Integritas menjadi bahwa pemimpin merupakan pelaku sedangkan salah satu kunci yang harus dipegang oleh kepemimpinan merupakan tindakan. seorang pemimpin. Dengan memiliki integritas

D

26

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

opini membuat seorang pemimpin bisa dipercaya oleh anggota/masyarakat yang dipimpin.

Salah satu pepatah mengatakan bahwa “Sebuah kejujuran akan melahirkan ketenangan, kenyamanan, dan keselamatan,” hal ini benar adanya. Seperti dewasa ini banyak sekali pemimpin yang kehilangan integritas. Banyak sekali pemimpin-pemimpin yang melakukan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme serta berkelakuan kurang baik, bahkan tidak patut untuk ditiru. Seorang pemimpin yang memiliki sikap seperti itu seharusnya malu karena tidak dapat mengemban tanggungjawab seperti seharusnya. Namun dalam kenyataannya malu sudah tidak lagi menjadi hal yang mereka khawatirkan. Hal ini tentu sangat tidak baik jika dibiarkan berlarut-larut.

Pembentukan jiwa integritas yang tinggi seharusnya diterapkan sejak dini. Mengapa?

Karena kita semua harus khawatir dengan perkembangan keorganisasian yang terjadi saat ini.

Kejujuran bukan lagi menjadi poin utama. Dalam hal ini mereka yang menyebut dirinya seorang 'pemimpin' tidak lagi membawa visi dan misi ke arah benar namun sebaliknya. Hal-hal seperti inilah yang sebaiknya diperbaiki sejak awal, ditanamkanlah sikap

integritas, sikap kejujuran walaupun mulai dari hal-hal yang kecil. Karena dari kejujuran dalam hal kecil itu akan berdampak besar kelak.

Jiwa integritas juga harus diterapkan dalam organisasi walaupun hanya terhitung organisasi kecil yang dengan anggota yang sedikit. Karena penilaian baik buruknya seorang pemimpin tidak dilihat dari berapa banyak jumlah anggota namun penilaian kualitas seorang pemimpin terletak pada integritasnya.

Seperti yang diungkapkan oleh Dwight D. Eishhower bahwa kualitas kepemimpinan yang tertinggi tentu saja integritas.

Karena tanpa integritas, tidak ada kemungkinan terjadinya keberhasilan riil, apakah itu dalam sebuah “geng” kampung, dalam pasukan tentara, ataupun dalam organisasi di perusahaan.

Bio Penulis Nama Fakultas Prodi Angkatan Asal

: Almaila Khoirunnisa : FEB : Manajemen : 2018 : Pati

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX Sumber: mudanews.com

27

KOLOM

Go-food, Grab Food, dan Shopee Food: Persaingan Ketat Jasa Antar Makanan Oleh : Eva Arifatul Mahmudah

P

erkembangan zaman yang semakin

berkembang pesat membuat banyak perubahan signifikan di berbagai aspek.

Termasuk pola pikir manusia yang semakin maju dan selalu menciptakan inovasi-inovasi baru.

Inovasi-inovasi yang diciptakan ini dapat mempermudah aktivitas mereka dalam kehidupan sehari-hari, misalnya di bidang ecommerce. Beberapa tahun terakhir di 2021 ini, layanan e-commerce sangat meningkat dan digandrungi oleh masyarakat Indonesia, salah satunya yaitu layanan pesan-antar makanan online. Layanan pesan-antar makanan online menjadi salah satu pilihan masyarakat terbanyak saat ini. Apalagi dalam dua tahun terakhir ini, jasa antar makanan sangat dibutuhkan, dimanfaatkan, dan diminati oleh masyarakat Indonesia karena adanya pembatasan sosial saat pandemi COVID-19, yang mana mengharuskan masyarakat untuk membatasi kegiatan di luar rumah.

Dengan adanya layanan pesan-antar makanan, masyarakat tidak perlu repot keluar

28

rumah untuk membeli makanan atau minuman yang mereka inginkan. Hanya dengan menggunakan salah satu jasa antar makanan, masyarakat sudah bisa memesan makanan atau minuman dari rumah kemudian pesanan diantarkan oleh kurir dan pesanan dapat dinikmati tanpa harus ke resto tujuan. Jasa pesanantar makanan umumnya adalah bagian dari platform yang berbasis layanan jasa transportasi online. Platform yang terkenal lebih dulu akan jasa tersebut adalah Gojek dan Grab. Keduanya berasal dari platform yang berbasis layanan transportasi online. Gojek dan Grab sama-sama booming di Indonesia sejak tahun 2016.

Keduanya dapat digunakan dengan aplikasi yang dapat diunduh dari playstore maupun iOS. Namun sekarang, telah hadir jasa pesanantar baru dengan sebutan Shopee Food. Gofood dan Grab Food yang sebelumnya mendominasi pasar pun kini telah memiliki pesaing baru. Shopee Food bukan berasal dari platform jasa transportasi online seperti kedua platform tersebut, melainkan berasal dari

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX Sumber: infojek.com

Sumber: shutterstock.com

Sumber: ojolakademi.com

KOLOM

marketplace yang sangat terkenal di Indonesia, yaitu Shopee. Namun mereka sama-sama berasal dari produk layanan tiga perusahaan besar yang ada di tanah air. Dilansir dari kumparan.com, persaingan ketiga platform ini tampaknya berlangsung ketat, terbukti dengan adanya perang marketing dan layanan-layanan yang mereka tawarkan. Perang marketing ini dimulai dengan perlombaan memberikan banyaknya kemudahan konsumen dalam menggunakan aplikasi mereka. Selain itu, potongan harga atau diskon yang beragam juga berbondong-bondong ditawarkan untuk menarik lebih banyak konsumen memakai jasa mereka. Ada beberapa poin yang dapat dijadikan sebagai pembanding dari ketiga e-commerce tersebut, yaitu : 1. Jumlah driver Go-food dan Grab Food adalah ecommerce yang sudah lama ada sehingga pasti memiliki driver yang cukup banyak dari pada Shopee Food. Namun Shopee Food gencar dalam perekrutan driver jasa pesan-antar di kota-kota besar.

2. Diskon atau potongan harga Potongan harga menjadi suatu yang penting bagi konsumen. Promo seperti potongan harga, cashback dan gratis ongkir adalah yang sering ditawarkan di Go-food dan Grab Food dalam voucher hariannya. Sedangkan untuk Shopee Food, lebih sering menawarkan potongan gratis ongkir dan potongan harga.

3. Metode pembayaran Perbandingan lainnya antara Go-food,

Grab Food, dan Shopee Food adalah metode pembayarannya. Seperti yang kita tahu, saat ini masyarakat gemar menggunakan sistem pembayaran nontunai dengan berbagai macam platform.

Nah, untuk Go-food tersedia metode pembayaran via Go-Pay, LinkAja, kartu kredit atau debit, PayLater, dan tunai.

Kemudian untuk Grab Food ada tiga opsi yakni tunai, OVO Cash, atau OVO Points. Lalu Shopee Food saat ini memiliki dua metode yaitu menggunakan ShopeePay atau COD (Cash On Delivery).

Praktik perang harga ini dapat menciptakan persaingan bisnis yang kurang sehat. Para pelaku bisnis food delivery pun tidak berani menyaingi ketiga platform tersebut.

Penetapan harga yang sangat terjangkau tidak dapat mengalihkan pelanggan atau pengguna ke perusahaan lain. Platform manakah yang kamu sukai? Mau Go-food, Grab Food, ataupun Shopee Food yang penting bisa makan kenyang, hati tenang, dan dompet tetap aman.

Bio Penulis Nama Fakultas Prodi Angkatan Asal

: Eva Arifatul Mahmudah : FIP : PGSD : 2019 : Pati

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

29

feature

Dilarang Mudi Boleh Pulang apa Bedanya?

K

Tapi ampung,

Oleh : Annisa Rahmasari

A

pa kesan pertama setelah mendengar kata mudik?

Kebanyakan dalam benak kita ketika mendengar kata mudik adalah pulang kampung dan berkumpul bersama sanak saudara ketika momen hari raya tiba. Mudik menjadi momen yang selalu dinantikan oleh orang-orang yang lama tak pulang karena berada di kota rantau. Rindu tanah kelahiran mungkin akan terbayarkan, salah satu caranya yaitu dengan mudik. Tak jarang mereka tidak hanya berkumpul, tapi juga menghabiskan waktu dengan berlibur ke destinasi wisata atau membuat acara reuni keluarga besar.

Namun, setelah adanya pandemi ini, mudik menjadi salah satu rutinitas yang dilarang untuk dilakukan karena beresiko menimbulkan klaster baru COVID-19. Virus yang terdeteksi pertama kali di

30

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

China ini tersebar di Indonesia pada awal bulan Mei 2020. Saat itu pula pemerintah mengambil tindakan untuk membatasi kegiatan sosial. Salah satunya yang dikenal dengan istilah PSBB. PSBB adalah singkatan dari Pembatasan Sosial Berskala Besar. Menurut UU No.6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, Pembatasan sosial berskala Besar adalah istilah kekarantinaan kesehatan di Indonesia yang didefinisikan sebagai pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.

Tahun 2020, menjadi tahun pertama bagi masyarakat Indonesia dalam pelarangan mudik. Dari program pemerintah inilah timbul

sebuah kontroversi karena dalam menetapkan kebijakan PSBB, secara ekonomi masyarakat yang pekerja harian belum siap untuk melaksanakan peraturan tersebut kecuali ada bantuan dari pemerintah untuk keperluan bahan pokok. Dari awal pandemi, masyarakat pekerja harian ini merupakan salah satu kelompok yang sangat terdampak perekonomiannya. Sehingga mereka memilih untuk kembali dari kota dan mudik ke kampung. Seperti yang dilansir di detik.com, Sadam Suseno menuliskan alasan mudiknya, “Mudik dong..sudah kangen k e l u a rg a d i r u m a h … a s a l pemerintah mau kasih kompensasi selama saya di JKT gpp ga mudik…karena saya termasuk yang kena kebijakan tagar di rumah saja…salam 1 aspal…profesi ojek online.”

Berbagai macam alasan lain yang membuat masyarakat

feature menahan rindu dengan keluarga, karena pulang hanya satu tahun sekali saat mudik lebaran. Ada juga yang merasa tidak apa-apa untuk mudik karena sekeluarga sehat.

Dari berbagai alasan inilah yang membuat para pemudik bertekad untuk tetap kembali pulang kampung.

Walaupun pada tahun 2020 saat itu situasinya begitu runyam.

Akan tetapi, lagi-lagi pemerintah masih gagap mengeksekusi peraturan di lapangan ketika ada masyarakat yang melanggar aturan.

Tindakan yang tidak tegas juga menambah aksi pemudik lolos kembali ke kampung.

Kebijakan peraturan larangan mudik tahun 2020 pun dinilai terlambat. Dilansir dari liputan6.com pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio menilai kebijakan larangan mudik di tengah pandemi COVID-19 sudah telat. Sebab, sudah banyak warga yang memilih mudik sejak ramai perdebatan penerapan karantina wilayah hingga akhirnya pemerintah memutuskan memilih PSBB.

Belum lagi jeda waktu antara keputusan Presiden Jokowi melarang mudik pada 21 April 2020 dan penerapan kebijakan yang baru dimulai pada 24 April 2020 masih membuka peluang bagi masyarakat yang bersikukuh ingin mudik. "Itu sangat terlambat dan gunanya juga enggak banyak, karena orang sebagian besar sudah pulang, kan sudah enggak punya pekerjaan," ujar Agus kepada Liputan6.com, Rabu (22/4/2020).

Sumber: Redaksi Vokal

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

31

feature

Sumber: okezone.com

Perbedaan Aturan Mudik Tahun 2020 dan Tahun 2021 Peraturan mudik 2020 memang masih belum jelas arahnya, apalagi ketika dipraktekkan langsung di lapangan. Terdapat perbedaan aturan mudik tahun 2020 dan tahun 2021. Di tahun 2020, pemerintah hanya menghimbau masyarakat untuk tidak mudik.

Tidak ada keterangan jelas larangan karena ada beberapa pengecualian. Seperti pegawai yang bertugas ke luar kota, aktivitas logistik, dan keperluan yang dirasa darurat.

Dilihat dari segi ketetatan, aturan mudik 2021 lebih ketat karena titik penyekatan di setiap wilayah dilipatgandakan daripada tahun 2020. Tidak hanya itu, selain

32

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

melipatgandakan titik penyekatan. Para pemudik harus menyerahkan bukti seperti dokumen tes swab, tes PCR, dan surat izin mudik. Jika menengok kembali aturan 2020, hanya ada upaya menghambat pemudik dan penyekatan di setiap wilayah perbatasan tapi

Sumber: nusantara.news.com

tidak begitu memperhatikan 3T yakni testing, tracing, dan treatment. Namun, pada tahun 2021 ini diperbolehkan mudik pulang kampung jika memenuhi persyaratan sepertti kendaraan distribusi logistik, perjalanan dinas, kunjungan keluarga sakit, kunjungan duka, ibu hamil (didampingi satu anggoa keluarga), dan kepentingan persalinan (didampingi maksimal dua orang).

Efektivitas Larangan Aturan Mudik Berbicara mengenai efektivitas aturan mudik terhadap pergerakan pemudik, hasilnya tidak begitu berjalan dengan semestinya.

Mengeksekusi aturan di lapangan memang tak semudah

feature yang dibayangkan. Jumlah aparat yang berjaga di pos perbatasan wilayah kalah dengan jumlah banyaknya pemudik yang akan pulang kampung. Sehingga aturan mudik seperti pengecekan berkas tidak efektif diterapkan.

Ketika para petugas melakukan pengecekan berkas pemudik akan memakan waktu sehingga menimbulkan antrean panjang, terjadi kerumunan, dan banyak juga pemudik yang menerobos.

Seperti yang dikatakan Agus Pambagio, seorang pemerhati kebijakan publik dan perlindungan konsumen di n e w. d e t i k . c o m , “ D a r i pemantauan di lapangan pada hari pertama, saya temui dua kekurangan utama yang menyebabkan penyekatan tidak efektif. Pertama proses pergantian bertugas di lapangan menyita waktu jeda terlalu lama (sekitar 4 jam), sehingga banyak pemudik yang lolos dari pemeriksaan. Kedua, tidak ada keseragaman bentuk dan logo formulir izin melintas dari atasan atau lurah, sehingga menyulitkan pemeriksa untuk memeriksa dengan teliti kebenaran dokumen tersebut.

Banyak dokumen tanpa tanda tangan pejabat yang berwenang

lolos. Lamanya waktu memeriksa berdampak kemacetan kendaraan bertambah panjang.” Hal inilah yang menjadi pertanyaan.

Apakah aturan mudik sudah efektif untuk menurunkan kasus penularan COVID-19 atau malah sebaliknya?

Di tahun 2021 aturan mudik diklaim lebih ketat dari tahun 2020. Akan tetapi, apakah aturan yang sudah diterapkan memengaruhi angka kasus COVID-19 atau semua itu percuma? Dilansir dari bbc.com seorang pakar epidemiologi menilai, aturan larangan mudik pada tahun ini tetap akan meningkatkan kasus positif virus corona karena pemerintah tak mendukung kebijakan itu dengan 3T yakni testing, tracing, dan treatment. Tidak hanya itu, sebut saja tempat pariwisata yang masih diizinkan buka, acara reuni, acara pernikahan, dan lain-lain.

Semua orang seakan sudah lupa dan abai dengan penularan

virus COVID-19. Walaupun aturan mudik sudah diberlakukan, akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak berjalan dengan semestinya menjadi percuma.

Melihat sekilas peraturan mudik, masih menimbun pertanyaan tentang keefektifitasannya dalam penyebaran klaster corona. Jika memang pandemi masih berlanjut, akankah pemerintah lebih memperbaiki sistem peraturan mudiknya atau masih berjalan di titik yang sama tanpa ada kejelasan? Banyak dari kita berharap di tahun berikutnya, mudik kembali menjadi rutinitas normal dan penuh suka cita. Karena momen tersebut menjadi jembatan untuk kembali pulang dan bertemu dengan keluarga.

Bio Penulis Nama Fakultas Prodi Angkatan Asal

: Annisa Rahmasari : FIP : PGSD : 2019 : Pati

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

33

resensi buku

Pilu Bersekolah: yang Pintar Semakin Pintar, yang Bodoh Semakin Bodoh Oleh: Muhammad Maulana Lukmanul Chakim

S

angat membosankan saat topik pembicaraan beralih pada pembahasan pendidikan negeri ini, pasalnya ada saja permasalahan yang belum selesai dan mesti menambah PR baru. Awal 2020 silam pendidikan dihantam keras dengan wabah gila corona, yang membuat pendidikan terkesiap dengan sistem pembelajaran daring. Sistem pembelajaran yang tidak pernah dilakukan sebelumnya terpaksa harus diterapkan di tengah-tengah berjalannya pembelajaran tanpa riset ataupun uji coba yang matang terlebih dahulu. Metode baru, pengajaran baru, materi baru, perlu penyesuaian yang tidak bisa ditargetkan dengan waktu satu bulan, dua bulan, lima bulan menurut grafik statistik. Belum berhasil seutuhnya metode tersebut diterapkan di semua jenjang sekolah, pendidikan mendapatkan kabar pahit tentang penghapusan status PNS bagi guru, dan guru-guru dikabarkan akan diangkat menjadi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), sungguh pilu yang tiada tara.

Usut punya usut, dari pemerintahan awal kemerdekaan pendidikan Indonesia memang tidak pernah sehat wal afiat, selalu saja ada permasalahan yang membuat lulusannya bingung dengan statusnya sendiri. Lulusan SMP menjadi menteri, sedangkan lulusan sarjana

34

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

Judul Penulis Penerbit ISBN Tebal Cetakan Harga P. Jawa

: Orang-orang Biasa : Andrea Hirata : Bentang : 978-602-291-524-9 : xii + 300 hlm; 20,5 cm : Pertama. Februari 2019 : Rp 89.000,00

jualan cilok keliling serta lulusan-lulusan lain yang bertempat tidak sesuai dari mana mereka lulus. Agaknya Andrea Hirata mencium aroma kerusakan itu, dan dari situ Andrea mengkritisi pendidikan di negeri ini.

resensi buku Sebuah novel ciptaan penulis tersohor novel “Laskar Pelangi” Andrea Hirata, atas kecemasaannya pada pendidikan. Ia menuangkan semua kecewanya pada karyan yang berjudul Orang-orang Biasa. Andrea menyentil pendidikan Indonesia dengan sepuluh tokoh dungu korban pendidikan yang selalu ditampar kepahitan hidup di balik payung kebodohan. Debut, Handai, Tohirin, Sobri, Honorun, Rusip, Salud, Nihe, Junilah dan Dinah adalah sepuluh sekawan yang menjadi buah kebodohan dari pendidikan kita.

Yang sangat menonjol dari mereka bersepuluh adalah kebodohan mereka yang entah diakibatkan pendidikan atau memang dasar IQ jongkok sejak lahir. Sepuluh sekawan itu adalah para penghuni bangku belakang kelas dengan alasan yang tidak berbeda jauh, bodoh.

Tohirin dan Handai sudah dua kali tidak naik kelas hingga dikeluarkan dari sekolah. Namun, akhirnya diterima kembali dan ditempatkan duduknya di bangku paling belakang. Sobri dan Honorun dicampakkan wali kelas ke bangku belakang sebab mereka lamban berpikir dan merupakan anak-anak pesimistis yang tak punya cita-cita. Dinah tergeser ke bangku belakang karena terlalu murah senyum sehingga jika ditanya guru persoalan apapun, dia hanya tersenyum-senyum. Nihe dan Junilah dibuang ke bangku belakang karena sebab keduanya senang berdandan dan tak hirau pelajaran sekolah. Sulud dipindahkan ke bangku belakang karena wajahnya yang aneh membuat jiwa wali kelas tertekan setiap kali melihat wajahnya.

Awalnya mereka bukan lah sekawan, hanya 9 orang-orang bodoh, aneh dan gagal yang terkumpul secara alamiah di bangku belakang.

Persekawanan mereka dimulai dengan datang pahlawan pemersatu kebodohan yang ternyata juga tidak dapat menyatukan mereka karena terlampau bodohnya, pahlawan itu adalah Debut Awaludin. Debut tidak menduduki bangku belakang, tapi meminta kepada wali kelas untuk dipindahkan ke bangku belakang. Alasannya: dia benci akan perlakuan sekolah, Trio Bastardin, dan Duo Baron pada sembilan anak pecundang itu, terutama pada kebrutalan Bastardin dan Boron yang suka menindas Sulud.

Mereka bersepuluh tidak ada yang lulus dari SMA. Kebodohan dan ketololan mereka bersepuluh tidak bisa ditolong oleh pendidikan.

Guru jengkel dengan kelakuan mereka hingga pihak sekolah meminta mereka berhenti secara baik-baik sebab mengalami tidak naik kelas berkali-kali di luar batas kewajaran. Seperti itulah buah pahit pendidikan yang coba digambarkan oleh Andrea, pendidikan yang harusnya mencerdaskan ternyata hanya mencerdaskan siswa dengan IQ rata-rata ke atas.

Dinah memiliki trauma dengan pembelajaran matematika, angka-angka bertaburan di papan tulis adalah teror baginya. Meski demikian Ibu Desi Mal justru malah memarahi setiap kali Dinah tidak bisa menjawab pertanyaan dan menyuruhnya berdiri di sudut. Sekolah menerapkan hukuman kepada mereka yang tidak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru, harapannya dengan hukuman itu murid bisa jera dan bisa jadi pintar. Logika bodoh macam apa itu? Layaknya kerbau yang harus dipukul terlebih dahulu agar mau membajak sawah, kuda harus dipukul dahulu agar mau berlari kencang atau monyet disiksa untuk bisa beratraksi topeng monyet. Apakah logika macam

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

35

resensi buku

Sumber: id.pinterest.com

36

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

itu yang digunakan para guru itu? Sehina itu kah murid-murid bodoh yang tidak bisa mengerjakan soal?

Kejadian yang sama terulang kembali pada anak Dinah, Aini. Aini mengalami trauma seperti ibunya dulu, mengalami psikosomatis saat pelajaran matematika berlangsung. Aini juga selalu kena strap, berdiri di sudut kelas karena tidak bisa menjawab pertanyaan dari Ibu Desi.

Namun tidak seperti ibunya yang harus putus sekolah, Aini terus berjuang untuk bisa lulus dan menguasai semua materi pelajaran khususnya matematika. Dengan kapasitas otaknya yang tidak terlalu banyak, Aini selalu menanyakan materi yang belum dia paham berulang-ulang. Kemirisan pendidikan kembali tergambar melalui penolakan Ibu Desi Mul untuk mengajarkan matematika kepada Aini.

Dengan kemauan belajar yang luar biasa, usai pelajaran selesai Aini mengejar Ibu Desi ke ruang guru untuk bertanya akan pelajaran yang masih saja tidak dimengerti oleh Aini.

Namun Ibu Desi menolak untuk menanggapi Aini, “Ibu juga mau istirahat, Aini! Kau pikir anggota DPRD saja yang mau istirahat.”

Ditolak saat bertanya di Andrea Hirata, Penulis ruang guru, sedangkan Aini masih

resensi buku belum menemukan titik terang mata pelajaran itu, didatanginya rumah Ibu Desi dengan membawa segepok buku. Namun ternyata kegigihannya tidak segampang itu diterima bisa diterima, berkali-kali Ibu Desi menolaknya dan Aini pulang dengan beribu-ribu tanda tanya yang tidak bisa diselesaikannya. Meski selalu ditolak, Aini tak patah arang seribu kali ditolak seribu satu kali mencoba lagi, hingga akhirnya Bu Desi luluh dan menerimanya untuk belajar matematika di rumah Ibu Desi. Penerimaan Ibu Desi ternyata bukan tanpa alasan, ia berpikir tidak akan mungkin mengajari Aini sampai bisa, dan ternyata benar tensi Bu Desi naik gara-gara mengajari Aini yang tidak bisa-bisa. Aini juga sempat kena damprat karena tak becus menghitung sederhana sekalipun. Kekerasan dan kegarangan Ibu Desi kembali terjadi lagi, metode pengajaran brutal itu hanya berlaku untuk binatang, bukan manusia. Bahkan dewasa ini pelatihan yang brutal terhadap binatang pun dikecam oleh pemerintah dan larang.

Jika pendidikan itu mencerdaskan bangsa, lalu kenapa pada praktiknya masih saja ditemui anak-anak semacam 10 sekawan itu yang memiliki IQ di bawah rata-rata, namun justru malah ditepikan, diasingkan, dan seolah dieliminasi dari sekolahan. Tidak hanya dari pihak teman sejawat tapi juga guru-guru yang turut melabeli bodoh yang mendarah daging.

Apa bisa pendidikan mencerdaskan anak jika pemikiran guru seperti demikian?

10 sekawan itu salah satu cermin pendidikan yang tidak bisa sangkal lagi. Dengan bersekolah tidak bisa mencerdaskan otak mereka, bahkan untuk merampok saja mereka bingung mesti bagaimana. Perampokan mereka

bisa berhasil bukan karena IQ mereka yang naik sebab bersekolah, tetapi berkat belajar melalui film perampokan dan Debut yang gemar membaca buku. Sekali lagi apa peran pendidikan untuk mereka ber-10? Untuk rencana kejahatan pun mereka meski belajar melalui film dan buku.

Pilu pendidikan saya kira tidak pernah selesai di negara ini, selalu ada dan ada lagi masalah pelik yang seharusnya tidak terjadi di sekolah. Apalagi sekolah adalah tempat menuntut ilmu, apa jadinya jika di dalamnya terdapat banyak perilaku buruk yang tidak sesuai norma. Tidak salah jika lulusan-lulusan sekolah menjadi pejabat yang korupsi, menjadi dokter dengan segudang malpraktek, menjadi montir tukang pretel, pebisnis barang-barang terlarang, dan profesi-profesi keji lainnya. Sebab dari awal sekolah mereka tidak diajarkan norma dan ilmu yang sesuai, maka akan lebih bodoh jika kita menghukumi mereka tanpa melihat apa yang telah mereka lalui sebelumnya.

Pilu baru dirasakan sejak tahun lalu, pendidikan terhadang oleh physical distancing, sekolah dikonversi secara online. Entah apa jadinya nanti generasi penerus bangsa angkatan daring ini. Kita hanya bisa berharap mereka bisa memajukan negara, untuk lebih baik dari sekarang saya rasa itu sulit, setidaknya tidak lebih buruk dari kondisi negara sekarang.

Bio Penulis Nama Fakultas Prodi Angkatan Asal

: M. Maulana L. C. : FPMIPATI : P. Matematika : 2018 : Ungaran

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

37

JALAN-JALAN

Gunung Bromo Te r b u a t dari Debu, Deru dan Rindu Oleh: Roro Qothrin Nida

J

ika Jogja diciptakan ketika Tuhan sedang jatuh cinta dan Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum, maka Malang diciptakan ketika Tuhan sedang cangkruk.

Dibandingkan dengan Semarang, Malang memang menang jika ditanya soal udara. Kotanya bersih, banyak pohon rindang, udara segar, gerimis tipis, dan suasana yang dingin-dingin gemas membuat saya semakin sering menarik selimut. Namun, tidak afdol rasanya jika saya sebagai pendatang hanya menumpang tidur saja di kota orang. Di pagi buta, saya rela menerobos dinginnya Malang yang mencapai 16 derajat Celcius demi mengejar sunrise di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Sekadar meluruskan salah kaprah selama ini, Gunung Bromo terletak di dalam empat kabupaten, yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang. Setelah menempuh kurun waktu dua jam dari Malang, akhirnya saya sampai juga di pintu masuk TN Bromo Tengger Semeru dengan keadaan kulit tubuh yang merah-

38

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

merah. Ya, saya memiliki riwayat alergi dingin.

Alergi dingin saya berhasil tertolong oleh syal, kupluk berbahan wol, serta baju, jaket, celana, dan kaos kaki yang saya kenakan serba double.

Bagi yang memiliki alergi dingin yang fatal, mungkin bisa dipikirkan kembali jika ingin berkunjung ke sini.

Walaupun terletak di Jawa Timur, penduduk Bromo bukan bersuku Jawa melainkan bersuku Tengger. Mayoritas agamanya adalah hindu, mereka sering mengadakan ritual keagamaan di kawah Gunung Bromo. Alangkah baiknya jika kita sebagai pendatang dapat menghormati dengan apa yang mereka lakukan di kawasan Bromo Tengger Semeru. Gunung Bromo pada permulaanya memiliki dua destinasi wisata favorit, yaitu Sunrise Bromo dan Kawah Bromo. Namun, sejak dibuka pintu masuk melalui Kota Malang melewati jalur Tumpang, maka destinasi favorit Bromo menjadi empat obyek wisata yaitu Sunrise Bromo, Kawah Bromo, Lautan Pasir Berbisik dan Bukit Teletubbies.

Sumber: Redaksi Vokal

JALAN-JALAN Meromantisasi Puncak Penanjakan Setelah melawan suhu satu derajat reamur dengan keadaan alergi, akhirnya saya sampai di jalan berundak, Penjakan Bromo.

Terlihat deretan orang berjaket tebal di bawah pohon pinus sedang menikmati sunrise dan kabutnya puncak dengan tolak angin di tangan kanannya. Tidak lupa dengan sepasang koyo yang tertempel di jidatnya bak penjaga villa.

Dinginnya Bromo memang tidak perlu ditanyakan, apalagi saat musim hujan tiba yang terkadang suhu puncak bisa mencapai minus.

Puncak Penanjakan Bromo yang terletak 2770 m di atas permukaan laut, saya dapat melihat

40

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang luasnya 502,763 Ha ini dari berbagai sisi. Di sini pengunjung disuguhkan pemandangan luar biasa, kita dapat melihat kawah gunung bromo, lautan pasir berbisik, bukit teletubies, dan hamparan savana hijau yang dengan melihatnya saja jiwa menjadi tenang.

Pemandangan Penanjakan seolah-olah bisa menghilangkan semua beban yang ada di pundak dan di pikiran. Keindahan penanjakan cocok jika diilustrasikan dengan Puisi karya Rusdi Mathari dengan secangkir teh hangat dan semangkok bakso panas yang disantap bersamaan.

Sumber: twitter.com

jALAN-jALAN Sepagi ini, angin di Penanjakan begitu beku. Dan sementara orang-orang berjaket tebal berbaris di atas bukit berpagar menunggu matahari, aku melihat orang-orang Amungme membakar batu untuk kita.

Rambut mereka keriting. Kulit mereka legam. Kita pernah tinggal di Honai mereka di puncak Mimika. Makan ubi dan minum kopi. Kopi terenak katamu. Menggoda anak-anak yang berlarian tanpa sepatu dan terus bernyanyi. Masyaallah, engkau tentulah ingat suara mereka, Dik. Angaye angaye, nao emki untaye, angaye hao, aa, hao...

Mereka telah memberika semua. Telah kehilangan semua.

Gunung, hutan, dan kehidupan mereka. Seperti ubi jalar yang tumbuh di antara dua batu, hidup mereka dihimpit mesin bor dan truk-truk yang angkuh. Tanah mereka berlobang tapi mereka terus disisihkan.

-Rusdi Matari

Sumber: steemit.com

Rusdi Mathari Lahir Wafat Pekerjaan Karya

Prestasi

: Situbondo, 12 Oktober 1967 : Jakarta, 2 Maret 2018 : Wartawan : Aleppo; Karena Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan; Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya dan lainnya : Wartawan investigatif terbaik versi ISAI

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

41

JALAN-JALAN Lautan Pasir Berbisik Film berjudul Pasir Berbisik karya Sutradara Achnas yang diproduksi pada tahun 2001 adalah adal-usul tempat ini disebut dengan Pasir Berbisik. Pengambilan latar dilakukan di Padang Pasir Bromo. Film tersebut bercerita tentang seorang gadis desa yang bernama Daya.

Ia tinggal berdua dengan Ibunya di sebuah desa bernama Desa Miskin. Ayahnya sudah tiada dari sejak Daya masih kecil. Daya sering bertingkah aneh dan mengakibatkan Ibunya menjadi sangat protektif. Salah satunya adalah ia sering menelungkupkan tubuhnya ke tanah pasir. Ia merasa jika pasir tersebut seakan berbisik padanya. Setelah dijadikan salah satu latar belakang film layar lebar berjudul Pasir Berbisik, jadilah bagian kaldera tengger yang penuh pasir tersebut dikenal dengan nama tersebut.

Pasir Berbisik yang sepi dan berisik karena angin yang kencang sudah menanti.

Sesekali akan terdengar suara sepeda motor trail yang meraung-raung dari kejauhan. Mereka adalah penikmat adrenalin, menikmati

42

kecepatan tinggi bagaikan candu di atas pasir berbisik. Di kawasan pasir berbisik, pengunjung bisa menikmati adrenalin lainnya seperti berpacu kuda atau hanyak sekadar untuk keperluan foto saja. Waktu terbaik untuk memacu adrenalin di Pasir Berbisik Gunung Bromo adalah ketika sudah memasuki musim hujan. Padang pasir tidak akan terlalu berdebu seperti ketika musim kemarau. Sayangnya, ketika saya mengunjungi Pasir Berbisik, debu-debu yang beterbangan tidak bisa ditolerir. Mata saya perih, hidung saya sering tersedak debu, dan sneaker saya yang berwarna putih berubah menjadi coklat. Ah sial!

Keadaan tersebut dapat teratasi ketika partner saya menawarkan kaca mata hitam dan maskernya untuk saya pakai. Lebih baik telat dari pada tidak sama sekali, bukan? Selain itu, jika berkunjung ke sini, kalian akan mendapatkan bonus pemandangan padang savana yang hijau di Lembah Teletubies. Tertarik untuk mencoba? Pesan saya cuma satu, jangan membuat jalur sendiri, lewati jalur yang sudah disediakan. Lebih aman dan tidak akan merusak padang savana.

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX Sumber: Redaksi Vokal

jALAN-jALAN

Sumber: Redaksi Vokal

Padang Savana dan Bukit Teletubbies Destinasi terakhir ini langsung mencuri hati wisatawan. Hamparan padang rumput yang hijau, bukit yang berjajar-jajar, dan ditumbuhi rerumputan yang menyelimuti perbukitan itu mengingatkan pada film anakanak asal Inggris yang berkibar di tahun 90-an yaitu Teletubbies. Oleh karana itu banyak orang yang menyebutnya sebagai Bukit Teletubbies.

Di sini saya bisa menikmati semangkok bakso panas dan pedas di hamparan hijau dengan angin yang bisa diajak kerja sama. Kenyang, tenang, senang, santai, damai, dan ramai tentunya karena hanya di Bukit Teletubbies

pengunjung bisa menikmati kulineran ala Jawa Timur-an yang tidak bisa kita jumpai di objek wisata TN Bromo Tengger Semeru lainnya.

Setelah dirasa cukup kenyang serta berhasil mengabadikan beberapa video di Padang Savana dan Bukit Teletubbies, saya bergegas untuk kemas-kemas meninggalkan Bromo. Langit mulai gelap, kabut semakin tebal, suhu semakin menurun, pertanda hujan akan turun semakin jelas. Dari Bukit Teletubbies membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit untuk sampai di pintu keluar.

Perjalanan pun tidak bisa dipercepat, karena jalan berpasir, saya harus ekstra hati-hati agar tidak nylungsep. Sakit sih enggak, malunya itu lho......

Jika banyak yang berpikir bahwa Yogyakarta itu romantis, coba dulu deh ke Malang. Kota dingin ini berhasil mencuri hati saya. Betapa tidak, kota ini bersih, dingin, anti macet, banyak tempat wisata, dan tentunya harga makanan di sini sangat murah. Meskipun kota ini banyak ditemui Arek Jawa yang egaliter, saya akan kembali lagi ke kota ini untuk sekadar merasakan nafas Jawa yang avant garde.

Bio Penulis Nama Fakultas Prodi Angkatan Asal

: Roro Qothrin Nida : FPMIPATI : P. Matematika : 2018 : Semarang

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

43

K A B A R M A H A S I S WA

Prahara Skripshit Skripsi

Oleh: Almaila Khoirunnisa

Skripsi merupakan satu momok menakutkan bagi mahasiswa tingkat akhir, khususnya para kaum rebahan. Setiap proses pengerjaan skripsi tentu ada-ada saja drama yang terjadi. Sayangnya bukan drama romantis menyenangkan, namun malah sebaliknya.

Untuk melahirkan sebuah skripsi dibutuhkan waktu kurang dari dua semester atau bahkan lebih. Dapat dikatakan skripsi adalah bukti nyata segala jatuh bangun mahasiswa dalam menyelesaikan studinya untuk medapatkan gelar yang diinginkan.

Banyak suka duka yang dialami oleh mahasiswa ketika mengerjakan skripsi.

Apalagi adanya pandemi COVID-19 yang menjadi suatu tantangan tersendiri. Di tengah adanya pembatasan sosial, penutupan sekolah, dan pembatasan berkerumun, pengerjaan skripsi harus tetap berjalan sebagaimana mestinya. Meskipun adanya pandemi COVID19 yang mengancam terhambatnya skripsi, terutama dalam melakukan penelitian.

Kenyataannya masih banyak mahasiswa yang berusaha melewati segala halang-rintang untuk mencapai tujuannya.

44

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

Sumber: Redaksi Vokal

Skripsweet atau Skripshit?

Kalian pernah mendengar kedua istilah itu? Sudah tak asing di telinga mahasiswa ketika kedua istilah tersebut digaungkan.

Kedua kata tersebut tidak beda jauh dari kata intinya yakni skripsi. Momen manis dan menyenangkan ketika membuat skripsi kerap kali diplesetkan dengan istilah skripsweet. Lain halnya skripshit bagi mahasiswa yang merasa skripsi itu sulit ditaklukkan. Terkadang antara skripsweet dengan skripshit ada suatu keseimbangan, karena pada dasarnya dalam mengerjakan skripsi pasti ada yang namanya suka maupun duka.

Dalam keadaan pandemi COVID-19 yang belum usai hingga kini, rasa senang dalam mengerjakan skripsi yang dirasakan oleh mahasiswa ternyata beragam. Ada yang senang karena bisa mengerjakan skripsi di rumah sambil membantu orang tua dengan melakukan bimbingan secara online. Ada pula yang senang ketika bimbingan secara offline dapat berjumpa dengan rekan seperjuangan, yang acapkali menumbuhkan semangat tersendiri.

K A B A R M A H A S I S WA Sayangnya pengerjaan skripsi serasa lebih buruk ketika mendapatkan dosen pemimbing yang suka 'ghosting'. Ghosting erat kaitannya dengan seseorang yang menghilang tanpa kabar. Sulitnya dosen pemimbing untuk ditemui, sering kali membuat mahasiswa menjadi frustasi, yang kemudian menurunnya semangat dalam mengerjakan skripsi. Alhasil skripsipun menjadi terhambat. Ada pula permasalahan saat mahasiswa mengalami kebingungan ditengah jalan, ketika skripsi yang sudah ia susun sesempurna mungkin harus ternodai dengan tinta merah bertuliskan 'Ditolak'. Sungguh, dalam hati ingin mengumpat, namun tak terucap. Mengingat pentingnya skripsi bagi mahasiswa, tidak sedikit dari mereka menganggapnya sebagai beban.

Seringnya penolakan, membuat mahasiswa ngelentruk dan lama-lama enggan menyentuh skripsi. Lalu apa yang harus dilakukan mahasiswa ketika merasakan keresahan seperti ini? Di waktu seperti ini adanya motivasi sangat dibutuhkan. Motivasi ada dalam beragam bentuk. Pertama, motivasi yang tumbuh dari dalam diri sendiri. Jenis motivasi ini yang paling besar pengaruhnya, namun juga paling sulit menemukannya.

Menyadari bahwa diri sendiri harus memiliki tekat dan niat yang besar tentu hal yang tidak mudah. Namun, perlu disadari bahwa sebenarnya tekad inilah yang paling dibutuhkan.

Karena sebesar apapun halang-rintang yang terjadi, jika dalam diri sendiri kuat, maka tidak mudah diterpa oleh apapun.

Jenis motivasi yang lain adalah motivasi yang berasal dari orang lain. terkadang motivasi inilah yang sering dicari. Orang-orang cenderung memfokuskan pikiran 'membutuhkan

motivasi', bukan kepada 'memberi motivasi'. Ini bukan salah, tetapi juga tidak dibenarkan.

Karena sejatinya bukan motivasi dan semangat dari orang lain yang dibutuhkan, namun kembali lagi kepada kesadaran diri sendiri. Sebanyak apapun kita mendengar, dan menerima kata semangat, jika hati tidak tergerak untuk niat dan melangkah, tidak akan menghasilkan sesuatu apapun.

Permasalahan tak sampai disitu saja.

Untuk melakukan penelitian skripsi dikala pandemi COVID-19 masih digaungkan di masyarakat, sedikit banyak pasti memiliki kendala. Sebagian mahasiswa mengatakan bahwa dalam pengisian kuesioner atau mencari data-data penelitian, responden kerap kali ngawur dalam mengisi. Hal itu terjadi karena responden tidak bertemu langsung dengan peneliti, sebatas lewat media online, sehingga responden nyepele dalam hal pengisian kuesioner atau wawancara online.

Judul skripsi ditolak, dosen pemimbing ghosting, responden ngawur, laptop sering error, motivasi meredup, semangat tak kunjung ketemu, niat dan tekad melempem, inilah yang dirasakan oleh mahasiswa jika mengalami prahara skripshit. Nah, Vokalis!, kalian termasuk kelompok mahasiswa skripshit atau skripsweet?

Bio Penulis Nama Fakultas Prodi Angkatan Asal

: Almaila Khoirunnisa : FEB : Manajemen : 2018 : Pati

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

45

resensi FILM

(Ide Lama) Dihidupkan Kembali Oleh: Muhammad Maulana Lukmanul Chakim

P

ada 16 Juni 2021 silam Fast and Furious 9 resmi rilis di bioskop tanah air, sungguh kabar yang sangat menggembirakan untuk penggemar Fast and Furious.

Kali ini film Fast and Furious disutradarai oleh Justin Lin dan ditulis oleh Chris Morgan.

Seperti serial-serial sebelumnya, Fast and Furious 9 menawarkan kesan adegan menegangkan yang dibawakan oleh para pemeran, juga teknologi yang ikut berkembang lebih canggih.

Dimulai dari teknologi elektromagnetik yang super besar, hingga terbang ke luar angkasa menggunakan mobil roket.

Seperti lima serial sebelumnya, Chris Morgan memfokuskan cerita ke aksiaksi yang menguji adrenalin dan jauh dari dugaan penonton.

Boleh diakui F9 ini benarbenar ekstrem dan perbedaannya cukup signifikan dari serial-serial sebelumnya.

46

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

Salah satunya adalah adegan dimana kelompok Dominic kejar-kejaran dengan anggota militer di ladang ranjau, Roman dengan mobilnya yang sangat besar hanya mampu berjalan tidak lebih dari 70 km.

Sedangkan untuk melewati ranjau tanpa terkena ledakannya perlu kecepatan paling tidak 80 km, alhasil Roman terkena beberapa ledakan. Mobil yang dikendarai Roman terjepit batu setelah terlempar oleh ranjau, dan yang cukup menegangkan tepat di bawah mobilnya ada ranjau yang siap meledak jika terkena tekanan. Tidak berhenti disitu, Chris Morgan mengocok lagi adrenalin penonton dengan menjatuhkan mobil Roman ke ranjau tersebut, meski Roman bisa selamat dari ledakan ranjau, mobil yang terpental jatuh tepat diatas Roman. Namun ternyata cerita membawa Roman selamat, karena jatuh tepat di depannya dan tidak

Sumber: jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com

resensi FILM Judul Jenis Film Sutradara Produser Penulis Tanggal Rilis Durasi Distributor

: Fast & Furious 9: The Fast Saga : Action,Adventure,Crime,Thriller : Justin Lin : Vin Diesel, Michael Fottrell, Chris Morgan : Chris Morgan, Daniel Casey : 16 Juni 2021 (Indonesia) : 143 menit : Universal Pictures

menggoresnya sedikit pun.

Sungguh adegan yang benarbenar menegangkan sekaligus menenangkan.

Meski demikian, agaknya Chris Morgan terlalu fokus pada inovasi adegan menegangkan dan selalu mengejar adegan-adegan tak terduga yang dapat memikat penonton. Namun, hal tersebut justru membuat Chris terlupa akan esensi film ini dibuat, yaitu dunia balap mobil. Sejak serial ke 4, Fast and Furious mulai menjauh dari dunia balap mobil dan justru mengarah ke film aksi kriminal. Tidak berbeda dengan F9, aksi-aksi yang ditawar hampir semuanya merujuk ke kriminal dan tidak ada satupun scene yang membawa identitas balap mobil, hanya flashback D o m i n i c To r r e t o y a n g menandakan itu adalah film bertajuk balap mobil. Namun, patut disayangkan saat keseluruhan film tidak lagi berfokus pada balap mobil, dan

48

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

hal ini sudah terjadi sejak serial yang ke 4. Sepertinya kita harus berhenti mengharapkan aksi balap mobil yang mendebarkan pada serial Fast and Furious ini.

Pasalnya aksi balap mobil d i g a n t i k a n d e n g a n k e j a rkejaran mobil dengan teknologi yang sangat canggih, bukan lagi balapan yang berujung di garis finish. Namun dengan tidak adanya balapan mobil, dapat diakui bahwa performa film ini masih mengaduk-aduk jantung penonton.

Te r n y a t a a d e g a n adegan Roman dengan ranjau saja tidak memuaskan bagi Chris. Ia kembali menyajikan adegan menegangkan menyebrangi perbatasan Montequinto hanya dengan jembatan reyot seukuran mobil, dengan alas berupa kayu-kayu yang disusun berjajar, persis seperti jembatan kampung seadanya. Karena kondisi jembatan itu sudah reyot, ditambah mobil militer yang terguling menabrak penyangga

jembatan, tentu akan menghancurkan jembatan itu.

N a m u n Te j b e r h a s i l menerobosnya dengan mobil Jeep, adegan melaju di jembatan yang roboh itu, benarbenar menakjubkan, apalagi mobil Tej tidak sampai ke ujung tebing sebelum jambatan itu benar-benar jatuh, namun lagilagi nyawanya terselamatkan.

Masih dalam debaran takjub, Dom dan Letty masih di area militer Montequinto dengan dua heli yang menembakkan rudal ke bokong mustangnya.

Level adrenalin memuncak, saat Dom harus menyebrangi jembatan yang hanya tinggal tali penyanggahnya saja.

Dengan menyangkutkan tali ke roda depannya, mustang Dom melayang layaknya Tarzan yang berayun dengan tali melewati perbatasan. Sungguh pertunjukan yang spektakuler.

Terlepas dari adegan menakjubkan yang disuguhkan dalam film ini, rupanya Chris Morgan masih saja menggunakan ide lama yang dapat penonton agak jenuh dan sedikit kecewa. Ide tersebut bukan lain adalah konsep bangkit dari kematian, setelah Letty dibangkitkan kembali di serial ke 6 dengan konsep hilang

resensi FILM

Sumber: Redaksi Vokal

ingatan. Dalam serial ke 9 ini Chris Morgan kembali membangkitkan pemain lama, yaitu Han. Dalam narasinya Han tidak benar-benar mati, alih-alih Mr. Nobody lah yang merencanakan kematian palsunya, alasannya pun menjadi acuan cerita dalam film ini, yaitu mengenai proyek Ares. Konsep kebangkitan Han yang dikerjakan oleh Chris Morgan agaknya sangat mirip dengan film serial ke 6, kembalinya Han menjadi sebuah peristiwa besar, dan membawa pengaruh dalam jalannya film. Seperti serial ke 6, kembalinya Letty menjadi dasar dari keseluruhan cerita tersebut, kebangkitan Han juga menjadi pondasi dalam jalan cerita F9 ini. Beberapa film memang menggunakan konsep bangkit dari kematian ini, seperti film Captain America: The Winter Soldier dan XXX:

The Return of Xander Cage. berkelompok, mungkin Chris Penerapan konsep itu terasa dapat kembali menghadirkan sangat menakjubkan, karena Leo, Santos, Hobbs ataupun dalam berbagai serial—baik Shaw bersaudara daripada A v e n g e r m a u p u n mengundang kembali Han. XXX—bangkit dari kematian Dengan begitu akan sedikit hanya digunakan sesekali. m a s u k a k a l b a g i l o g i k a Namun berbeda dengan F9 ini, p e n o n t o n d a l a m s e t i a p karena pada serial 6 hal tersebut rangkaian peristiwa. Hal-hal telah digunakan, rasanya sangat sekecil ini yang biasanya m e m b o s a n k a n s a a t i t u memicu kebosanan penonton, digunakan lagi pada serial ke 9 alangkah lebih bijaknya jika ini. para penggarap film Kejadian itu sepertinya memperhatikan seluruh cerita mengindikasikan bahwa Chris dan penokohan. Meski sedikit tidak bisa merancang alur cerita mengecewakan, namun dapat dengan sedikit pemain saja, diacungi jempol polesan yang entah karena sudah terlanjur digarap Chris Morgan. kontrak berkelanjutan atau karena memang s a n g a t Bio Penulis mengidolakan Nama : M. Maulana L. C. kawanan super hero.

Fakultas : FPMIPATI Meski Chris Morgan Prodi : P. Matematika selalu mengonsep Angkatan : 2018 Asal : Ungaran filmnya dalam bentuk aksi

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

49

kuliner

Makanan & Minuman Viral Selama Pandemi COVID-19

Sumber: id.pinterest.com

Oleh : Hamida Nurul Kamila

Kopi Dalgona elama pandemi

S

COVID-19 ini, pemerintah Indonesia menghimbau agar seluruh warganya mengarantina diri dengan tetap tinggal di rumah, tujuannya adalah untuk memotong mata rantai penyebaran virus corona. Hal tersebut membuat masyarakat memiliki lebih banyak waktu berkumpul bersama keluarga tercinta dan memiliki kesempatan untuk melakukan ha-hal yang biasanya tidak bisa dilakukan karena harus

50

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

beraktivitas di luar rumah.

Namun, kondisi tersebut juga dapat membuat banyak orang merasa bosan dan stres akibat kehilangan kebebasan yang sebelumnya bisa dilakukan.

Nah, untuk mengatasi hal itu, mencoba membuat makanan dan minuman yang sedang viral dapat menjadi pilihan yang tepat untuk mengisi kejenuhan selama masa pandemi COVID19 ini. Berikut ini, penulis telah merangkum beberapa makanan dan minuman yang viral yang bisa kamu coba sendiri di rumah.

Pernah mendengar istilah kopi dalgona? Minuman ini cukup menarik banyak perhatian selama masa awal karantina karena keunikan dari penampilannnya. Kalau biasanya minuman menggunakan krim kocok sebagai hiasan diatasnya, namun minuman yang satu ini justru menggunakan kopi kocok di atasnya. Tekstur adonan yang lembut dan rasa pahit yang sedikit manis dari kopi dalgona sangat serasi jika dipadukan dengan susu yang sudah tertuang dalam gelas. Saat

KULINER diseruput sensasi kopi dalgona yang bercampur dengan susu terasa begitu nikmat. Apalagi jika ditambah dengan es batu, selain memberi rasa dingin juga menambah rasa segar pada minuman tersebut.

Di tengah anjuran pemerintah untuk di rumah saja karena pandemi COVID-19 ini, membuat sendiri minuman kopi dalgona menjadi pilihan yang menyenangkan. Selain sebagai pengisi waktu luang, minuman ini juga bisa menjadi teman bersantai bersama keluarga, belajar secara daring, maupun bekerja dari rumah. Cara membuat kopi dalgona sangat sederhana karena tidak memerlukan banyak bahan dan peralatan. Bahan-bahan yang digunakan cenderung murah dan mudah ditemukan di pasaran, seperti kopi, gula, air, susu, dan es batu. Para pengguna media sosial pun terus membagikan kreasi mereka di bawah tagar #dalgonacoffeechallenge sehingga semakin menambah rasa penasaran orang-orang untuk membuatnya sendiri di rumah. Seperti yang dituliskan pada laman blog Google bahwa rata-rata penonton dengan judul video “dalgona” di YouTube

melonjak 5.000 persen atau 50 kali lipat pada 15 Maret 2020 hingga 6 April 2020.

Saat ini tidak hanya kopi saja yang dapat dibuat dalgona, orang-orang juga mengembangkan dengan variasi rasa lain. Google menyampaikan banyak orang bereksperimen membuat dalgona versi bebas kafein dengan menggunakan teh hijau dan milo, keduanya juga merupakan video yang paling banyak dilihat.

Tahukah kamu bahwa kopi dalgona bukan berasal dari Korea Selatan? Iya, bila ditelusuri lebih lanjut, minuman ini sebenarnya berasal dari India dan Paskitan. Di kedua negara tersebut, minuman ini dikenal dengan nama kopi phenti hui atau beaten coffee dalam Bahasa Inggris.

Penyajian kopi dalgona dan kopi phenti hui sama-sama memadukan susu dengan kopi kocok. Hanya saja, pada kopi phenti hui susu dituangkan setelah kopi kocok berada di dalam gelas, sedangkan pada kopi dalgona, kopi kocok dituangkan di atas susu.

Lalu, kenapa kopi dalgona begitu populer di Korea Selatan? Kopi dalgona menjadi

populer di Korea Selatan ketika seorang aktor Korea Selatan, Jung II Woo mengunjungi sebuah restoran di Makau. Di sana ia di sajikan sebuah minuman yang serupa dengan beaten coffee. Kemudian ia berkunjung di sebuah acara TV Korea Selatan yang berjudul Strats Top Recipe at FunStaurant dan membagikan cara membuat kopi dalgona di rumah. Tidak lama setelah itu, cara membuat kopi dalgona menjadi populer pada masyarakat Korea Selatan dan tersebar di berbagai media sosial.

Nama 'dalgona' rupanya diambil dari salah satu jenis permen tradisioanl di Korea Selatan, yaitu permen dalgona.

Kalian mungkin bakal terkejut jika mengetahui bahwa permen dalgona tidak mengandung kopi sama sekali. Permen dalgona yang asli dibuat dengan menggunakan gula dan soda kue. Bentuk permen ini mirip seperti permen lolipop besar dengan desain hati, bintang, atau desain sederhana lainnya yang ditekan pada bagian tengah permen. Nama 'dalgona' pada kopi dalgona mengacu pada penampilan kopi kocok yang mirip dengan penampilan

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

51

kuliner permen dalgona tersebut.

Keduanya berbentuk lingkaran, berwarna coklat muda, dan terlihat memiliki tekstur lembut.

Korean Garlic Cheese Bread Renyahnya roti dengan aroma bawang putih yang wangi dan perpaduan keju yang gurih dan lembut membuat rasa makanan satu ini sangat lezat.

Sesuai dengan namanya, korean garlic cheese bread ini adalah roti yang dipadukan dengan bawang putih dan keju sehingga rasanya gurih. Bentuk roti yang bulat dengan bagian atas yang terbelah menjadi enam bagian tetapi tidak putus menyerupai bawang putih. Di sela-sela keenam sisinya terdapat krim keju sementara seluruh bagiannya dicelupkan ke dalam saus bawang putih yang berlimpah membuat aromanya lebih wangi. Tekstur bagian luar roti terasa renyah, namun saat menggigit bagian dalamnya, maka roti akan terasa lebih lembut yang berasal dari krim keju. Terlebih jika menyantap roti keju bawang putih korea ini saat masih hangat, kamu akan merasakan sensasi keju lumer yang menggugah selera.

Menjadi tidak sabar untuk segera mencobannya, bukan?

Tahukah kamu bahwa roti ini aslinya adalah jajanan kaki lima yang ada di Korea Selatan? Iya, roti keju bawang putih korea ini adalah jajanan kaki lima yang berasal dari Kota Gangneung, Provinsi Gangwon, Korea Selatan.

Kemudian roti ini mulai dijual di beberapa stasiun yang ada di Kota Seoul, seperti Gangnam dan Gonghan. Roti dijual di beberapa toko roti yang ada di stasiun-stasiun tersebut. Roti jenis ini langsung terkenal di Kota Seoul dan akhirnya

menyebar ke seluruh Korea Selatan hingga viral dan ramai dibicarakan di berbagai media sosial.

Mengapa roti keju bawang putih korea begitu populer di Negeri Gingseng?

Ada beberapa alasan yang menjadikan roti ini populer di negaranya. Alasannya adalah karena roti merupakan makanan yang sudah lama akrab dengan orang Korea Selatan. Selain itu, masyarakat Korea Selatan secara umum sangat suka menyantap bawang putih, baik

Sumber: id.pinterest.com

52

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

KULINER itu dalam keadaan mentah, dalam bumbu masakan, hingga difermentasikan menjadi kimci.

Begitu pula dengan keju yang kerap ditambahkan pada setiap makanan, seperti tteobokki dan lain-lain. Oleh karena itu, tidak heran jika makanan yang satu ini cepat terkenal di sana.

Menjadi populer di Korea Selatan membuat roti keju bawang putih korea ini mulai dilirik para penggemar KPop dan K-Drama serta pecinta budaya Korea Selatan.

Berhubung sedang populer di Korea Selatan, para Youtubers Korea Selatan pun mulai membuat video cara membuat roti ini di saluran mereka. Tak hanya para Youtubers Korea Selatan saja, beberapa Youtubers Indonesia juga beramai-ramai membuat video cara membuat roti keju bawang korea ini. Tentu saja hal ini menambah vira roti tersebut.

Masyarakat Indonesia menyukai roti ini karena rasanya yang gurih berbeda dengan kebanyakan roti yang dijual di Indonesia karena rata-rata rasanya manis. Di Indonesia, roti keju bawang putih korea tak hanya dapat dijumpai di toko roti yang

ada di pusat perbelanjaan saja, m e m b e r i s e n s a s i y a n g tapi juga bisa dijumpai secara mengasyikkan.

Melihat popularitas teh online karena sekarang ini banyak industri rumahan yang boba yang kian meningkat.

Beragam merekminuman boba menjualnya. pun bermunculan, bahkan boba The Boba Siapa di sini yang suka tidak hanya dijadikan sebagai minuman boba? Kenyal dan bahan tambahan pada minuman manis, begitulah kira-kira rasa saja, tetapi juga pada makanan boba. Mutiara hitam yang mulai dari roti hingga sushi. berbentuk bola mungil ini Kreasi boba juga semakin adalah olahan dari tepung beragam dengan variasi rasa tapioka yang biasanya dijadikan yang semakin berkembang dan tambahan bersama campuran warna yang tidak melulu hitam.

Boba sudah ada teh dan susu. Minuman ini sejak tahun 1980-an, hal sangat cocok jika disajikan ini terungkap pada artikel dalam keadaan dingin.

History of bubble tea: how Segarnya paduan teh dan boba, born of a staff susu ketika diseruput competition in Taiwan, became bersama kenyalnya a global phenomenon di South boba saat dikunyah China Morning Post (18/6).

Boba ini berasal dari toko teh Chun Shui Tang, Taichung, Taiwan. Pemilik toko tersebut adalah Liu Han Chieh. Pada suatu hari, Sang pemilik toko ingin mengubah cara menikmati teh yang biasanya disajikan dalam keadaan hangat atau panas dengan mencampurkan es batu dan teh beserta susu ke dalam gelas pengocok. Namun, suatu ketika salah satu karyawannya yang bernama Lin Hsiu-Hui memiliki ide untuk menambahkan fen yuan Sumber: Redaksi Vokal Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

53

kuliner (makanan penutup tradisional Taiwan yang berupa puding dari tapioka dengan rasa manis yang biasanya disajikan dengan es air gula) ke dalam teh susu dingin itu. Dari ide tersebut lahirlah teh boba hingga sekarang ini.

Seiring berjalannya waktu, minuman boba ini pun mendunia dari Taiwan hingga ke negara lain termasuk Indonesia.

Odading Mang Oleh “Odading Mang Oleh, mmmmm rasanya seperti Anda menjadi Iron Man” Masih ingat dengan penggalan kalimat tersebut?

Penggalan kalimat tersebut terucap oleh Ade Londok, seorang konten kreator ketika sedang mempromosikan dagangan odading milik temannya, Mang Oleh dalam video yang diunggah di akun Instagram-nya. Video tersebut kemudian viral karena ekspresi dan logat yang unik. Hal ini membuat masyarakat penasaran akan rasa odading Mang Oleh tersebut.

Odading adalah roti goreng asal Bandung yang berbahan dasar tepung terigu.

B e n t u k n y a k o t a k menggelembung seperti bantal.

Roti ini memiliki rasa yang sedikit manis dan tekstur yang

54

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

lembut di dalam tetapi garing di luar sehingga cocok disantap selagi hangat bersama dengan teh atau kopi di sore hari.

Istilah odading konon katanya berasal dari kisah seorang anak kecil keturunan Belanda yang tengah merengek saat melihat kudapan yang dijajakan oleh seorang pribumi.

Dia menunjuk-nunjuk jajanan

hingga sekarang.

Di Jawa Tengah dan sekitarnya, roti sejenis odading ini dikenal dengan nama galundeng, atau umumnya disebut bolang-baling.

Sementara itu, di daerah Medan roti ini dikenal dengan nama roti bohong karena di dalam rotinya tidak berisi alias kopong.

Sumber: Sweettrip.id

itu. Karena penasaran, si Ibu memanggil penjual tersebut dan meminta si penjual untuk memperlihatkan Bio Penulis dagangannya. Ketika melihat roti goreng tersebut, Nama si Ibu lalu berkata “O, dat Fakultas Prodi ding?” yang artinya “O, Angkatan benda itu?” Kata spontan Asal dari orang Belanda itu akhirnya membuat roti goreng ini di namai odading

: Hamida Nurul Kamila : FPMIPATI : P. Matematika : 2020 : Semarang

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX Sumber: id.pinterest,com

55

puisi

Yang Merekah Oleh : Almaila Khoirunnisa

Semacam hitam legam tanpa warna Mengusik kegundahan hati yang kian merana Menerpa hembusan rindu yang menjelma Menyayat hati yang tengah terluka Kemarin Tinta yang menari di atas kertas tak ternoda Bertuliskan kisah indah tanpa luka Mengalun dengan irama sempurna Kesempurnaan di mata yang merekah tanpa aba-aba Semacam mawar mekar nan menakjubkan Lalu layu seketika Mematikan ujung-ujung asa hingga tak tersisa

Sumber: wallpaperbetter.com

Bersama hembusan angin yang membawamu pergi Secepat kilat yang merajah langit malam ini Tersisa bayangan yang tertinggal sendiri Menyendiri merengkup sepinya hati

Bio Penulis Nama Fakultas Prodi Angkatan Asal

56

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

: Almaila Khoirunnisa : FEB : Manajemen : 2018 : Pati

puisi

Segurat Untaian Asa Yang Tlah Sirna Oleh : Almaila Khoirunnisa

Lembutnya terpaan angin malam Menunggu belaian sang rindu yang tak kunjung datang Hawa panas si raja siang Menghujam, menahan hati sang periang Kau menghilang Mengikuti derasnya air hujan Menggugurkan butiran air mata dengan perlahan Disertai kalutnya genangan rindu yang kian mendalam Pekikan permohonan yang masih tertahan Perlahan membuka luka yang kian menganga Andai bayangan itu kini tampak Mengusir segala kegundahan yang merasuk datang

Sumber: id.pinterest.com

Apa boleh berandai?

Ditengah kerasnya goncangan badai Secuil mimpi yang mulai terbang Di kala lepas, pergi, dan menghilang Bersama untaian kisah yang kini timbul tenggelam

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

57

lensa

Potret Kegiatan Mahasiswa Aktivis Universitas PGRI Semarang Oleh: Muhammad Maulana Lukmanul Chakim, Nindya Juniarti

BEM FPBS menyelenggarakan POEMA Fakultas secara blended

Kegiatan Euforia MIPATI yang diadakan oleh BEM FPMIPATI

58

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

lensa

Persiapan kegiatan musyawarah besar HIMATIKA

BEM U mengkoordinir kegiatan POEMA 2021

Rapat kegiatan BEM U

Vo k a l p e r s Edisi XXXIX

59

Kantor Redaksi: Gedung PKM Lantai 2 Jl. Sidodadi Tumur No. 24 - Dr. Cipto, Karang Tempel, Semarang Timur Kota Semarang, Jawa Tengah