Analisis Value of Money Kualitatif pada Kriteria Proyek Infrastruktur Jalan Tol JORR Elevated Cikunir – Ulujami dengan Skema KPBU
Abstrak
Pembangunan infrastruktur di Indonesia diperlukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat. Namun dalam penyediaannya, dibutuhkan dana yang besar sehingga berpotensi untuk membebani anggaran pemerintah. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan skema pembiayaan non-konvensional berupa Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Tentunya terdapat kriteria jenis proyek yang dapatdiKPBU-kan,salahsatubentukpemenuhankriteriatersebutadalahdenganadanya analisis Value of Money secara kualitatif. Dalam tulisan ini, akan dilakukan analisis tersebutpadaproyek Jalan TolJORRElevated Cikunir – Ulujami.
Kata Kunci : KPBU, Jalan Tol JORR Elevated Cikunir - Ulujami, Value for Money
A. Pendahuluan
Infrastruktur merupakan pondasi dasar dalam pertumbuhan ekonomi. Penyediaan infrastruktur demi pemenuhan kebutuhan publik memiliki banyak tantangan, utamanya adalah keterbatasan anggaran pembangunan yang dapat dirinci diantaranya menjadi biaya persiapan, biaya pembangunan, pemeliharaan, dan mekanisme operasionalnya. Tantangan ini pada dasarnya memastikan infrastruktur yang dibutuhkan dapat dipersiapkan, dibangun, dipelihara, dan dapat dikelola untuk memenuhi kebutuhan publik semaksimal mungkin. Menjawab tantangan tersebut, diperkenalkan alternatif pengadaan proyek infrastruktur yaitu melalui mekanisme
Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP). Definisi KPBU adalah kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur dan/atau layanannya untuk kepentingan umum mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pemerintah, yang sebagian atau seluruhnya menggunakan sumber daya badan usaha dengan memperhatikan pembagian risiko di antara parapihak.
Salah satu infrastruktur yang dibangun melalui skema KPBU adalah Jalan Tol. Pembangunan infrastruktur ini ditujukan untuk mengejar target konektivitas.Dilansirpadafinance.detik.com,pada
tahun 2020 rencana program tol di Indonesia adalah 18,8 ribu kilometer. Dalam upaya pengejar target konektivitas, pemerintah menargetkan bahwa dengan adanya pembangunan tol di Indonesia, besaran target konektivitas adalah 1,5 jam per 100 km.
Dalam upaya pemerintah dalam mengejar target konektvitas, terdapat suatu proyek yang menggunakan skema pembiayaan KPBU yaitu Jalan Tol JORR Elevated Cikunir – Ulujami.
ProyekinidimuatpadaRDTRDKIJakartasebagai salah satu rencana penambahan jaringan jalan. Panjang jalan tol ini direncakan sepanjan 21,5 km. Perkiraan biaya investasi proyek ini ditarksir mencapai Rp 21,56 Triliun, dengan jaminan pemerintahdirecanakanakandiberikanmelaluiPT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII). Proyek ini memiliki tujuan untuk memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat, terutama yang melakukan pergerakan dan aktivitasnya diwilayah JakartaMetropolitan Area.

Sumber: skyscrapercity.com
B. Persyaratan Proyek KPBU
1) Value for Money
Value for Money merupakan sebuah konsep dalam pengukuran kinerja. Value for Money yaitu indikator kinerja sebuah sektor publik yangmemberikaninformasiapakahanggaran (dana)yangdibelanjakanmenghasilkansuatu nilai tertentu bagi masyarakatnya. Indikator yang dimaksud adalah ekonomi, efisien, dan efektif. Ekonomi terkait analisis sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir input resources yang digunakan yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif. Efisiens merupakan perbandingan output input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan. Pencapaian output yang maksimum dengan input yang terendah
Gambar 1.1. Rencana Trase Jalan Tol Elevated JORR Cikunir – Ulujamimenunjukkan efisiensi Efektivitas: tingkat pencapaian hasil program dengan targetyang ditetapkan.Terdapat 3 faktor utama yang dapat mendorong peningkatan Value for Money,yaitu:
1. Alokasi risiko
Adanya alokasi risiko dalam skema pengadaanPPP,adalahfaktorutamayang menjadikan PPP memiliki VfM lebih tinggi dari pengadaan konvensional. Nilai VfM akan bertambah tinggi apabila biaya risiko dialokasikan dengan tepat tantara Pemerintah dan Swasta.
2. Spesifikasi output
Pihak swasta diyakini memiliki kemampuan dan pengetahuan yang lebih baik untuk melakukan inovasi dalam rangka mencapai spesifikasi output, sehingga dengan inovasi tersebut spesifikasi output dapat dicapai dengan biaya yang lebih efisien.
3. Kontrak berbasis kinerja
KinerjadalamPPPberfokuspadakualitas pelayanandimasaoperasidanbukanpada target penyelesaian konstruksi seperti di pengadaan konvensional. Dengan adanya mekanismeberbasiskinerja,Swastadiberi insentif untuk mempertahankan kualitas kinerja mereka selama masa konsesi dan dengandemikianmeningkatkan VfM.
Terdapat 2 metode analisis VfM, yaitu : (1) metode VfM kualitatif dan (2) metode VfM kuantitatif. Pada tahap penyiapan, analisis VfM yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif. Metode analisis VfM kuantitatif bertujuan membandingkan VfM PPP dengan pengadaan konvensional dengan cara menghitung selisih total biaya yang muncul selama periode proyek, termasuk biaya konstruksidan biayaoperasi.
Implementasi analisis Value for Money diyakini dapat memperbaiki akuntabilitas sektor publikdanmemperbaikikinerja sektor publik. Manfaat implementasi konsep Value for Money pada organisasi sektor publik antara lain sebagaiberikutini.
1. Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepatsasaran.
2. Meningkatkan mutupelayanan publik.
3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya penghematan dalam penggunaaninput.
4. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik bukan golongan atau kelompok tertentu, dan
5. Meningkatkan kesadaran akan dana publik (public cost awareness) sebagai akar pelaksanaan akuntabilitaspublik.
2) Kajian / Screening Tools
Adalah tools/aplikasi yang digunakan oleh Kemenkeu dalam melakukan penilaian atas kesesuaian usulan proyek KPBU, untuk mendapatkan Fasilitas PDF. Dalam tools tersebut terdapat 3 bagian penilaian usulan proyek KPBUyaitu
1. stop or go
2. project viability
3. PPPsuitability
Aplikasi ini memeriksa tiga hal berdasarkan informasi dalam dokumen OBC dari PJPK yaitu Go or No Go, Kelayakan Proyek (Viability Project), dan Kecocokan
C. Persyaratan Proyek Studi Kasus
Dalam bentuk penyelesaian studi kasus ini, digunakan acuan dari Panduan Penyusunan Studi Pendahuluan Proyek Infrastruktur Publik 2020 yang dikeluarkan oleh PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia. Di Indonesia sendiri, kerangka analisis VfM dalam pemilhan modalitas sudah dikembangkan oleh Komite Percepatan PembangunanInfrastrukturPrioritas(KPPIP) untuk proyek-proyek prioritas. Metode analisis VfM yang dilakukan oleh KPPIP relatifsederhana,dengansuatuprinsipbahwa modalitas penyediaan infrastruktur yang melibatkan badan usaha memiliki VfM apabila risiko yang dapat ditransfer kepada pihak badan usaha dapat optimal. Pada umumnya, jika tingkat kerumitan suatu proyek semakin tinggi maka risiko yang ada semakin tinggi. Oleh sebab itu, tingkat risiko yang dapat ditransfer tersebut tergambar apabila proyek merupakan proyek yang kompleks dengan empat persyaratan, yaitu: persyaratan teknologi proyek, persyaratan efisiensi operasional dan persyaratan tingkat layanan pelanggan, serta persyaratan inovasi komersial. Sebuah daftar periksa kualitatif telah disusun oleh KPPIP untuk mengindikasikanadanyanilaitambahapabila menggunakan modalitas penyedaiaan infrastruktur yang melibatkan badan usaha. Kelebihan dari instrumen uji VfM yang
dimiliki oleh KPPIP adalah dari kemudahan dalam penggunaan serta kejelasan data pendukung yang dibutuhkan untuk menjustifikasi VfM secara kualitatif. Kekurangannya adalah value yang dinilai hanya terbatas kepada alokasi risiko yang optimal kepada badan usaha. Di sisi lain, beberapa value lain sesungguhnya dapat menjadi faktor pendorong bagi terciptanya VfM. Contoh analisis VfM yang bersifat kualitatif untuk proyek pembangunan jalan toldapatdilihatpada diagramdibawah ini.
Gambar 2. Diagram Analisis Vfm
Sumber: Panduan Penyusunan Studi Pendahuluan Proyek Infrastruktur Publik 2020
Sehingga denganadanya diagram seperti diatas,analisisvalue for money kualitatif untukproyek pembangunan Jalan TolJORR Elevated Cikunir – Ulujamidapatdijabarkan sebagaiberikut
1) Fitur teknologi

Pertanyaan : Apakah setiap teknologi yang dibutuhkan oleh suatu proyek adalah teknologibarudiIndonesia?
Jawaban : Hingga saat ini, belum ada informasi yang dapat menjelaskan mengenai teknologi pada tol elevated ini. Namun, jika berkacapadapembangunantolelevatedMBZ (Jakarta – Cikampek), teknologi yang digunakan adalah teknologi sosrobahu, Teknologi Sosrobahu merupakan suatu teknologi yang sangat diperlukan dalam mengatasi kesulitan membangun kontruksi jalan di atas jalan yang sudah beroperasi dan padat volume kendaraan seperti halnya di Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II
Dengan Teknologi Sosrobahu, pembuatan pier head dilakukan sejajar garis jalan sehinggatidakmemerlukanruangbebasyang luasdan setelah selesaidilakukan pemutaran. Bila memakai teknik konstruksi konvensional, dipastikan sebagian besar lajur jalan akan ditutup dan membuat kemacetan jalanlebihpadat.Sehinggajikamenggunakan
teknologi yang sama dengan proyek jalan tol layingJakarta – CikampekII,maka tidakada teknologi baru yang digunakan di Indonesia, karena teknologi yang digunakan telah diadaptasi pada pembangunan tol laying sebelumnya.
Pertanyaan:Apakahproyekmemilikikondisi yang tidak biasa atau memerlukan fitur struktural khusus tertentu seperti situasi atau kondisi medan yang tidak biasa atau adanya kebutuhan terowongan, jembatan, atau fitur strukturallainnya?
Jawaban : Proyek jalan tol laying ini tentu memiliki kondisi yang tidak biasa, dimana proyek dibangun diatas lahan yang pembangunanproyeknyasudahselesai.Tidak seperti pada proyek lainnya yang biasanya dilakukan pembebasan lahan, pembangunan ini melibatkan jaringan jalan dibawah proyek yang berpotensi untuk menurun kualitasnya. Sehingga untuk dapat mengantisipasi hal tersebut, diperlukan struktur khusus seperti jembatan. penenaman tiang, yang menggambarkan kondisi medan biasa pada proyek ini.
2) Efisiensi Operasional Pertanyaan : Sejauh ini apakah skala dan kelengkapan operasional suatu proyek melebihiproyekkereta apidiIndonesia?
Jawaban : Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 1998 tentang prasarana dan sarana kereta api, fasilitas operasional sarana kereta api meliputi peralatan sinyal yang terdiri dari petunjuk dan pengontrol. Namun untuk proyek tol laying, terdiri dari adanya fasilitas pelayanan transaksi berupa gardu tol masuk,kemudianpelayananinformasiseperti adanya unit CCTV dan unit VMS, hingga adanya armada siaga berupa kendaraan derek untuk membantu kendaraan yang mengalami masalah saat melintasi tol tersebut. Sehingga skala dan kelengkapan operasional dari jalan tolinidapatdikatakanmelebihiproyekketera apidiIndonesia.
Pertanyaan : Apakah proyek berisi fitur yang tidak biasa atau khusus yang membutuhkan efisiensi yang tinggi dalam pengoperasian dan pemeliharaan seperti situasi atau kondisi medan yang tidak biasa atau adanya kebutuhan terowongan, jembatan, atau fitur strukturallainnya?
Jawaban : Berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum nomor 02/PRT/M/2007
tentang Petunjuk Teknis Pemeliharaan Jalan
Tol dan Jalan Penghubung, pada pasal 11, diaturmengenaiunsur-unsurjalanlayangdan jembatan tol yang harus dipelihara yang meliputi : 1. bangunan atas; 2. bangunan bawah; 3. sistem drainase; 4. perlengkapan jalanlayangdanjembatantol;5.fasilitasjalan layang dan jembatan tol; 6. ruang di bawah jalan layang dan jembatan tol; 7. unsur-unsur lain jalan layang dan jembatan tol. Terdapat fitur yang tidak biasa yang tidak disebutkan oleh unsur jalan tol dan jalan penghubung maupun oleh unsur terowongan jalan tol sepertiruangdibawahjalanlayang,bangunan atas, hingga bangunan bawah, dan fasilitas jalan layangdan jemabatan tol.
3) Tingkat Pelayanan Pelanggan
Pertanyaan : Apakah proyek tersebut dapat mencapai kompetisi yang sangat tinggi denganmodatransportasilainnya,yangmana persyaratan tersebut harus memenuhi kepuasan pelanggan yang tinggi?
Jawaban : Proyek Jalan tol elevated cikunir –ulujamidapatmemenuhikepuasanpelanggan yang tinggi, karena jalan tol ini akan memberikan akses langsung tanpa hambatan menuju ulujami dari jalan tol Jakartacikampek. Sebagaimana diketahui bahwa Jalan tol cikunir – tmii, dan TMII – Pondok Pinang memiliki banyak potensi kepadatan lalu lintas akibat sector perkantoran di ramp tol. Selain itu, terdapat Terminal Kampung Rambutan yang memberikan tarikan dan bangkitanpadajalantolini.Sehinggadengan adanya jalan tol layang ini, membuat adanya akses baru serta pemerataan bagi kendaraan bertipe low-vehicle yang melintas di jalan tol JORR.
4) Inovasi Komersial
Pertanyaan : Apakah ada ruang inovasiuntuk integrasi tol dengan pengembangan model bisnis seperti pengembangan kawasan perumahan (realestate)?
Jawaban:Hinggajurnalinidibuat,belumada rencana mengenai ruang inovasi yang akan terintegrasi dengan jalan tol layang ini.
Namun jika berkaca Kembali pada jalan tol layang jakarta cikampek II, dapat dilihat bahwa potensi adanya ruang inovasi ini sangat sedikit, hal ini karena tol ini
merupakan jalan tol diatas jalan tol lainnya, ramp dari jalan layang tol ini juga hanya 2 yaitu diujung jalan layang pada wilayah Cikunir, dan juga Ulujami. Sehingga potensi dalam Pengembangan Kawasan perumahan tidakakanterhubunglangsungdenganproyek ini. Selain itu, dari segi komersil seperti rest area
D. KesimpulanBerdasarkan hasil pemaparan diatas mengenai analisisvalueformoneykualitatifpadapersyaratan proyekJalanTolJORRElevatedCikunir –Ulujami yang menggunakan skema KPBU, aspek-aspek kualitatif dapat dijawab beserta parameternya sepertitabeldibawah.
Aspek Kualitatif Pertanyaan Kesimpulan
Apakahsetiapteknologi yang dibutuhkan oleh suatu proyek adalah teknologi baru di Indonesia?
Tidak Tercapai
Fitur Teknologi
Apakahproyekmemiliki kondisiyangtidakbiasa atau memerlukan fitur struktural khusus tertentu seperti situasi atau kondisi medanyangtidakbiasa atau adanya kebutuhan terowongan, jembatan, atau fitur strukturallainnya?
Sejauhiniapakahskala dan kelengkapan operasionalsuatuproyek melebihiproyekkereta apidiIndonesia?
Tercapai
Efisiensi Operasional
Apakah proyek berisi fitur yang tidak biasa atau khusus yang membutuhkan efisiensi yang
tinggi dalam pengoperasian dan pemeliharaan seperti situasi atau kondisi medan yang tidak biasa atau adanya kebutuhan terowongan, jembatan, atau fitur strukturallainnya?
Tercapai
Tercapai
Tingkat Layanan Pelanggan
Apakahproyektersebut dapat mencapai kompetisi yang sangat
Tercapai
Tabel 1.1. Hasil Analisis Kualitatif Value for Money Proyek Jalan Tol JORR Elevated Cikunir-UlujamiAspek
Kualitatif Pertanyaan Kesimpulan
tinggi dengan moda transportasi lainnya, yangmanapersyaratan tersebutharusmemenuhi kepuasan pelanggan yangtinggi?
(KPBU):Suatu Tinjauan Literatur. Yogyakarta UGM. Publishedonline 2016:96-103.
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/t! @file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_2825826 14061.pdf
Inovasi
Komersial
Apakah ada ruang inovasi untuk integrasi tol dengan pengembangan model bisnis seperti pengembangankawasan perumahan(realestate)?
Tidak Tercapai
Sumber : Analisis Pribadi, 2022
Dari 6 pertanyaan kualitatif yang disusun dalam pedoman KPPIP, terdapat dua pertanyaan mengenai inovasi komersial dan fitur teknologi yang tidak dapat terjawab dengan skema pembiayaan KPBU. Pemerintah melalui penyedia jasa jalan tol (seperti BPJT) dan juga Kementerian PUPR dapat menerapkan skema KPBU pada proyekinidenganmempertimbangkankeduaaspek yangbelumtercapaipadainovasikomersialhingga fitur teknologi.
Daftar Pustaka
Artiningsih A, PutriNC, MuktialiM. Skema Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Non-KonvensionaldiKotaSemarang. J Riptek Bappeda Kota Semarang 2019;13(2):92-100.
PalupieYMR, Yuniarto HA.AlokasiRisiko Proyek Infrastruktur DenganSkema
Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
Maulana MR.Pemahaman dan Pembelajaran Tahap Perencanaan dan Penyiapan Pembangunan Infrastruktur diIndonesia MelaluiSkema KerjaSama Pemerintah dan Badan dalam Penyediaan Infrastruktur (KPBU). JISIP (Jurnal Ilmu Sos dan Pendidikan). 2021;5(1). doi:10.36312/jisip.v5i1.1646
, HadiSAMSUL, etal. ESSAYM ENGUKUR VALUE FORM ONEYATASBELANJA PUBLIK. Published online 2016.
Gunawan D, Jalan D, Hambatan B, etal. Pada Proyek Prakarsa Badan Usaha. 8(1):20202024.
Dardak H. Keunggulan Inovatif Pembangunan Jalan TolLayangPettaraniUntuk Mendukung ModernisasiJaringan Jalan Di Metropolitan Mamminasata. J HPJI 2022;8(2):91-102.
doi:10.26593/jhpji.v8i2.5993.91-102
Ridwan AM, Fauzan M, MentariS. Analisis Kekuatan Struktur AtasJalan Layang terhadap BebanGempa (StudiKasus:6 RuasTolDalam KotaJakartaTahap 1 SeksiA). J Tek Sipil dan Lingkung 2020;5(1):41-50. doi:10.29244/jsil.5.1.4150