Majalah Jurnalistik - Amerta

PBSI 2021A

KELOMPOK 1

2023

AMERTA ANAK MERDEKA TAMPIL AKSI

SDN SAWAHAN IV SURABAYA

PERPUSTAKAAN MULTIFUNGSI, BENTUK PENGUATAN LITERASI MENJEJAK KIPRAH GURU INSPIRATIF DALAM MEMBENTUK MASA DEPAN

BUDI DAYA JAMUR DAN PERTANIAN HIDROPONIK DI SDN SAWAHAN IV SURABAYA

MANUVER SDN SAWAHAN IV SEBAGAI SEKOLAH PENGGERAK:

Dapatkah Menjawab Permasalahan Mutu Pendidikan?

Surabaya – Kualitas pendidikan formal menjadi salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara. Tidak hanya berhenti pada hari ini apabila target pendidikan telah tercapai, tetapi juga pada hari-hari berikutnya semua elemen pendidikan tetap memerlukan transformasi dan evaluasi demi mewujudkan pendidikan masa depan yang lebih berdaya guna. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi tidak lagi dipandang sebagai tantangan apabila semua elemen pendidikan saling bekerja sama dalam mengintegrasikannya dengan baik.

Harapannya, upaya yang dilakukan itu dapat menciptakan dan memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia.

Merdeka Belajar Episode 7: Program Sekolah Penggerak oleh Kemendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim Sejak diluncurkan pada 2021 secara daring di Jakarta, pendidikan Indonesia mulai bermetamorfosis ke pendidikan yang lebih berkelanjutan. Salah satu sekolah yang bertransformasi menjadi sekolah penggerak adalah SDN Sawahan IV. Dengan keberanian, tekad, dan semangat kepala sekolah beserta guru-guru demi mewujudukan mutu pendidikan yang berkualitas, SDN Sawahan bermanuver memperkuat sendi-sendi pendidikan agar mencetak generasi pendatang yang lebih berkualitas melalui program Sekolah Penggerak. Program ini dijadikan sebagai katalis untuk mewujudkan visi pendidikan, memfokuskan pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajara Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul.

Kepala sekolah dan guru adalah tonggak keberhasilan dan peningkatan mutu sekolah. Dalam hal ini arahan di masa depan bagi kepala sekolah adalah sebagai pimpinan yang memberikan pelayanan prima bukan pengatur, sedangkan guru bukan lagi sebagai sumber pengetahuan satu-satunya, tetapi menjadi fasilitator dari berbagai sumber pengetahuan. Hal serupa juga diupayakan oleh kepala sekolah dan guru-guru SDN Sawahan IV. Kepala sekolah tidak hanya menjadi pemimpin dari sekolah, tetapi ikut andil dalam penyedia layanan terbaik pengembangan potensipotensi guru melalui pelatihan dan pendampingan. Kepala sekolah sebagai pembuka jalan bagi guru agar mendapatkan kesempatan pengembangan SDM yang lebih unggul melalui program Guru Penggerak.

Akan tetapi, keberhasilan program tidak hanya diukur dari upaya pemerintah, kualitas kepala sekolah dan guru, serta integrasi teknologi. Keterlibatan aktif peserta didik, dukungan orang tua, sekaligus kolaborasi mitra menjadi faktor lain dari keberhasilan program. SDN Sawahan IV berhasil mengintegrasikan seluruh elemen tersebut yang ditunjukkan pada dukungan dan atensi wali murid ketika sekolah mengadakan suatu program yang dapat membantu meningkatkan pengalaman belajar peserta didik di sekolah. Misalnya pada program P5 sebagai implementasi dari Kurikulum Merdeka, wali murid turut berpartisipasi dalam pelaksanaan program tersebut. Hal tersebut sebenarnya juga dapat membantu para orang tua melihat tumbuh kembang anaknya di sekolah. Selain itu, program tersebut dapat meningkatkan

koneksi antara pihak sekolah dan wali murid. Oleh sebab itu, semua elemen program Sekolah Penggerak harus berperan dan berkontribusi sesuai porsinya masingmasing agar target yang diinginkan tercapai.

Lalu, apakah program Sekolah Penggerak menjadi jawaban dari permasalahan mutu pendidikan di Indonesia saat ini? Semuanya bergantung pada aspek-aspek yang telah disebutkan bahwa kemampuan tiap elemen dalam berintegrasi dan bekerja sama yang akan menentukan tercapainya visi dan misi.

Dengan harapan, output yang dihasilkan sesuai dengan besaran usaha dan dampak yang dirasakan dapat berkelanjutan. SDN Sawahan IV terus mengupayakan pembaruan dan peningkatan program untuk mencapai output tersebut. Selain itu, keseimbangan dan keselarasan antarelemen juga menentukan tidak adanya ketimpangan kepentingan. Dengan demikian, sinergi dari semua elemen lah yang menggerakkan mutu pendidikan Indonesia dapat meraih target atau tidak.

(Pimred Amerta)

Susunan Redaksi Pembina: Dra. Fafi Inayatillah, M. Pd.

Pimpinan Umum:

Fender Maharani Putri

Pimpinan Redaksi:

Alfina Rahma Pridasari

Redaktur Penelitian dan Pengembangan: Risa Aprilia Putri Salsabilla Putri Aswari Aulia Arifin Aisyah Nur Afni Nur Rokhmatul Azizah Tiara Fayza Putri Sayant

Redaktur Bahasa:

Salsabilla Desyta Arianti Noerhalizha Galih Tantya Nadia Putri Maharani Shakira Ayu Larasati Tiesca Renalda Eka Safitri

Redaktur Media:

Yuviana Anggita Rahma Dhani Arya Damar Acsetya Budiono Amalia VirginiaWati Qoriatul Habibah

Redaktur Artistik:

Rhesma Fahana Mahamuri Yeti Indrawati Bagas Surya Nata

1 Editorial

DAFTAR ISI 3 Daftar Isi

Babad

4

Menjejak Kiprah Guru Inspiratif dalam Membentuk Masa Depan

Abhinaya Perpustakaan Multifungsi, Bentuk

20 Penguatan Literasi Perangi

Kebodohan

Melalui

Aktif dan Produktif Jadi Ciri Sri

22 Budaya Literasi

Penggerak

23

Pojok Baca Kreatif: Menelusuri Inovasi Pembelajaran Literasi di SDN Sawahan IV Surabaya

25

Penerapan P5, Efektif Bantu Guru Capai Kompetensi dan Wujudkan Karakter Siswa

27

Bersama dalam Istimewa

29

Tumbuhkan Karakter Postif Melalui Budaya 5S di Sekolah

12 Pendidikan Sekolah Ramah Anak 31

Implementasikan Peduli Lingkungan Lewat Poster pada Kirab Hari Pahlawan

6 Kuntifa sebagai Seorang Guru

8 10

Cerita Dian Nurtjahjaning, Kepala Sekolah SDN Sawahan 4: Bermula dari Penasaran hingga Proses Menjadi Sekolah Penggerak SD Sawahan IV Raih 15 Prestasi dan Penghargaan

Luhur

13

Budi Daya Jamur dan Pertanian Hidroponik di SDN Sawahan IV Surabaya

15

Kantin Sekolah SDN Sawahan IV Surabaya Sukses Terakan Konsep Adiwiyata Tanpa Plastik

17

Kecil-Kecil Menjadi Pasukan Basri

18

SDN Sawahan IV Wujudkan Program Adiwiyata Melalui Budi Daya Ikan Berkelanjutan

42 Puisi

Bingkai

Jumat

33

Slogan-Slogan SD Sawahan IV Surabaya Bukan Sekadar Tempelan, Tapi Tujuan Pendidikan

36

Kreasi Tangan si Kecil Mulai dari Vas Bunga hingga Action Figure

37

Raih Prestasi Bergengsi

40

Transformasi SDN Sawahan IV Menjadi Eco School

Melalui

Ekskul

44 Galeri Dokumentasi

BABAD

Menjejak Kiprah Guru Inspiratif dalam Membentuk Masa Depan Reporter: Nadia Putri Maharani Endah Kusumawati atau biasa dipanggil Bu Endah, saat ini aktif mengajar kelas 1B di SDN Sawahan IV, Surabaya. Mendapat julukan guru inspiratif karena keunikan, kreatifitas, dan inovasinya dalam memberikan materi dan praktik saat pembelajaran. Pengajaran yang diberikan oleh Endah melalui modul ajar yang dibuatnya juga mudah dipahami oleh peserta didik sehingga tujuan dan capaian pembelajaran utamanya di SDN Sawahan IV, Surabaya dapat terlaksana dengan baik.

Endah mengaplikasikan pembelajaran di dalam maupun luar kelas, seperti pembelajaran Bahasa Indonesia untuk membedakan keinginan dan kebutuhan, dalam pembelajaran tersebut seluruh peserta didik diarahkan untuk berbelanja di supermarket terdekat, kemudian terdapat kegiatan P5 (membuat gethuk ubi, kolaborasi antara peserta didik dan wali murid untuk membuat puding dan sup) dan kegiatan menarik lainnya. Hal tersebut dilakukan Endah agar peserta didik dapat praktik langsung di lapangan.

Selain menjadi guru, ia mengemban tugas lain yakni sebagai bendahara sekolah dan koordinator komite pembelajaran.

Wanita asal Kota Proklamator ini memulai pendidikan tingginya di Universitas Negeri Malang jenjang S1 Pendidikan PGSD pada 2007. Sewaktu wisuda, ia berhasil mendapatkan penghargaan sebagai wisudawan terbaik kedua di jurusan maupun angkatannya. Setelah itu, Endah mengabdikan dirinya sebagai guru di SDN Sawahan IV sejak 2015–sekarang.

4

l

Amerta

Potret Endah saat mengajar dengan pakaian dinas harian (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Salah satu capaian terbaiknya di tahun ini adalah kelas yang diampunya terpilih menjadi kelas inspiratif dan unik, serta menunjukkan berbagai karya siswa yang siswa yang tertempel di dinding kelas sebagai hasil dari pembelajaran. Selain itu, pengajaran yang diberikan oleh Endah juga mudah dipahami oleh peserta didik utamanya kelas 1. Menurutnya, kelas 1 merupakan masa-masa transisi dari TK ke SD. Pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas ialah seperti bermain, bercerita, dan belajar sambil bermain peran. “Selama di kelas kita usahakan membuat media pembelajaran yang unik seperti pelajaran matematika yang menggunakan kartu huruf, angka, bilangan, dan jam buatan, serta kelasnya penuh dengan literasi," ujar Endah. Sebagai sekolah penggerak tentunya para guru di SDN Sawahan IV memberikan inovasi-inovasi pembelajaran terbaiknya sehingga mereka harus menyiapkan dministrasi seperti dokumen CP (Capaian Pembelajaran), TP (Tujuan Pembelajaran), dan ATP (Alur tujuan pembelajaran).

BABAD Lebih lanjut, pembelajaran diusahakan untuk berpusat pada anak dengan menggunakan pembelajaran diferensiasi.

Terutama untuk kelas 1 karena anak-anak memiliki ragam kemampuan yang berbedabeda.

Sementara itu, penerapan Kurikulum Merdeka untuk kelas 1, 2, 4, dan 5, Endah menyatakan terdapat kesulitan terutama pada kegiatan P5 pada tahun pertama diberlakukannya kurikulum ini. Namun, seiring berjalannya waktu setiap beberapa bulan sekali terdapat pertemuan antarsekolah penggerak. Hal tersebut membantu kelancaran penerapan kurikulum merdeka yang ditetapkan saat ini. Selain itu, Endah ditetapkan sebagai koordinator komite pembelajaran dan aktif menjadi narasumber, ia harus mampu menyalurkan pengalaman dan memberikan dampak positif kepada guru-guru sekolah lain agar termotivasi mengembangkan pembelajaran inovatif dan unik untuk peserta didik di kelas.

kebiasaan baik pada peserta didik. Selain itu, Endah juga menambahkan jika inovasi pembelajaran dapat diintegrasikan dengan perkembangan teknologi. Dunia anak-anak yang sekarang jauh berbeda dengan dahulu sehingga mau tidak mau guru harus mengikuti perkembangan anak serta melakukan inovasi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini didukung dengan program evaluasi pembelajaran yang dilakukan setiap bulan.

Terlebihnya, setiap minggu per jenjang kelas akan melakukan diskusi seperti mengevaluasi P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).

Endah terus membakar semangat untuk memberikan yang terbaik bagi calon generasi emas Indonesia. Pembelajaran dibalut kurikulum merdeka disajikan dengan kreatif dan inovatif membuat peserta didik nyaman, betah dan tentunya mudah menyerap ilmunya. Kelas Endah kini menjadi tempat yang dirindukan mengikis opini sekolah itu menjemukan.

Endah berharap kepada generasi muda apabila ingin menjadi guru harus tergerak dari hati terlebih dahulu, bukan sematamata ingin mendapatkan gaji yang besar. Ia menambahkan, jika tidak berlandaskan itu nanti hasilnya akan kurang maksimal.

“Agar menjadi guru yang profesional, maka individu tersebut harus memiliki niat dan tekad untuk mencerdaskan anak-anak dan meningkatkan karakter dengan baik secara totalitas,” pungkasnya.

Kondisi ruang kelas 1C sebagai kelas inspiratif (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Menurutnya, problematika yang paling sering ditemukan dalam menghadapi peserta didik adalah pembentukan karakter.

Hal tersebut perlu dilakukan karena pembentukan karakter dapat menanamkan

Amerta

l

5

BABAD

Aktif dan Produktif Jadi Ciri Sri Kuntifa sebagai Seorang Guru Penggerak Reporter: Nadia Putri Maharani

Foto Sri Kuntifa saat mengikuti peringatan Hari Pahlawan (Sumber : AMERTA/Redaktur Media)

Sri Kuntifa merupakan salah satu guru di SDN Sawahan IV, Surabaya. Wali kelas dari kelas 6E ini akrab disapa Bu Ifa. Kisahnya menjadi guru dimulai ketika ia memutuskan untuk lanjut kuliah yang berseberangan dari jurusan sebelumnya, yaitu jurusan Bahasa Inggris ke Pendidikan Guru Sekolah Dasar atau PGSD. Setelah lulus dari jenjang S1 Bahasa Inggris dan PGSD, ia berkiprah sebagai guru di SDN Sawahan IX sejak 2015. Kemudian, ia pindah ke SDN Sawahan IV pada tahun 2017– sekarang. “Dulu saya menjadi guru kelas 1, 2, sampai 5. Kini tak hanya jadi guru, tetapi saya juga ditunjuk sebagai wali kelas 6,” ujarnya.

6

l

Amerta

Selain menjadi wali kelas, Ifa juga mendapat banyak kepercayaan dari kepala sekolah, yakni pernah menjadi koordinator tugas, koordinator urusan umum, dan saat ini menjadi koordinator kesiswaan, koordinator PGRI, KPN (Koperasi Pegawai Negeri), komite pembelajaran, serta beberapa koordinator lainnya. Pencapaian lain yang tak kalah membanggakan, saat ini Ifa menjadi guru pendamping dan guru penggerak angkatan 6. Guru penggerak diartikan sebagai pemimpin pembelajaran yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan siswa secara holistik, aktif, dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada siswa, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

Ifa menyatakan menjadi seorang guru penggerak harus melewati beberapa tahap seperti seleksi CV, esai, simulasi mengajar, dan wawancara. Apabila dinyatakan lulus, tahapan selanjutnya adalah mengikuti pendidikan selama 6 bulan. Selain itu, seorang guru penggerak bertugas untuk meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran siswa, menyediakan ruang kolaborasi antarguru, mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah, dan beberapa tugas lainnya. Pada dasarnya semua guru harus memiliki tekad yang kuat, haus akan hal baru, dan mampu mengikuti perkembangan zaman.

BABAD

Ifa mengungkapkan menjadi guru penggerak adalah tanggung jawab yang luar biasa karena harus menyiapkan berbagai kebutuhan pembelajaran, baik digital maupun nondigital, agar peserta didik tidak bosan dengan pembelajaran yang monoton.

Dampak positif dari memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran adalah memudahkan semua khalayak untuk mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan. Sedangkan dampak negatifnya adalah teknologi dapat mempengaruhi kondisi mental dan pendidikan karakter siswa. Oleh sebab itu, hal tersebut menjadi tantangan bagi guru di era globalisasi. Tugas guru ialah menampung dampak positif dan memfilter dampak negatif penggunaan teknologi bagi siswa di sekolah. Aspek lain yang perlu diperhatikan oleh guru adalah keprofesionalannya sebagai guru agar mampu meningkatkan kompetensi dan menghadapi ragam tingkah laku siswa di kelas selama pembelajaran berlangsung.

"Guru harus bisa masuk ke zamannya anakanak bukan anak-anak yang masuk ke zaman kita, itu paradigma lama," jelas Ifa.

Guru penggerak dalam pembelajaran harus mampu menyeimbangkan tuntutan zaman yang algoritmanya selalu berubahubah setiap hari. Artinya, pola pendidikan karakter tetap dipertahankan untuk peserta didik sekaligus mengajarkan kebijaksanaan dan sikap kritis dalam menanggapi segala informasi serta tantangan zaman yang semakin berkembang. Menjadi seorang guru penggerak di sekolah, membuat Ifa terus berupaya memberikan inovasi terbaiknya sekaligus menjadi pemimpin pendidikan di masa depan untuk mewujudkan generasi unggul di Indonesia.

Lebih lanjut, Ifa berpesan pada generasi muda yang memiliki cita-cita menjadi seorang guru agar lebih telaten, pandai membagi waktu, dan tekun dalam mengikuti setiap proses. Sebab, tidak selamanya suatu hal dapat dikerjakan secara instan. Kemudian, berusaha melakukan segala sesuatu dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas, karena hal ini akan membentuk sebuah karakter guru yang hebat dan profesional.

Amerta

l

7

BABAD

Cerita Dian Nurtjahjaning Kepala Sekolah SDN Sawahan IV: Bermula dari Penasaran hingga Proses Menjadi Sekolah Penggerak Reporter: Rhesma Fahana Mahamuri “Selamat datang di SD Negeri Sawahan IV, teman-teman mahasiswa.”

Sebuah sambutan dan sapaan hangat mengisi ruang kepala sekolah pada Jumat (17/11/2023) pagi itu. Dengan senyuman, Dian mempersilakan kedatangan para mahasiswa serta memberikan arahan tentang kegiatan unggulan di sekolah didampingi seorang guru kesiswaan usai melaksanakan rutinitas senam pagi tiap hari Jumat.

Dian Nurtjahjaning Pantjawati merupakan kepala sekolah SDN Sawahan IV. Tanpa sekat, ia menceritakan sepenggal memorinya kala mengawali kehidupan profesinya sebagai kepala sekolah di sekolah itu, enam tahun lalu. Sebelum kembali melanjutkan cerita, Dian menunjukkan berbagai prestasi SDN Sawahan IV. Di ruang kepala sekolah, berbagai titel prestasi ia tunjukkan mulai dari sekolah ramah anak, eco-school, hingga Adiwiyata. Salah satu prestasi terbaru yang diperoleh SDN Sawahan IV yaitu menjadi Sekolah Penggerak.

8

l

Amerta

Di ruangannya, Dian menerangkan bahwa Sekolah Penggerak merupakan program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang berfokus pada lembaga pendidikan yang mengembangkan pembelajaran siswa dengan implementasi Profil Pelajar Pancasila. Uniknya, awal mula ia tertarik untuk mengikuti program Sekolah Penggerak karena rasa penasarannya dengan berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, dan siswa pada program lanjutan Kurikulum Merdeka ini.

“Sebetulnya dari rasa penasaran. Apa itu Sekolah Penggerak? Kemudian saya ikut tes dan Alhamdulillah saya lolos. Kemudian, dari situ saya tahu bahwa Sekolah Penggerak itu bergerak dan menggerakkan,” terangnya.

Potret Dian usai senam mingguan di SDN Sawahan IV (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

BABAD

Berbagai persiapan Dian lakukan untuk mendaftarkan diri sebagai Kepala Sekolah Penggerak. Mulai dari administrasi hingga tes yang diberikan. Wanita berambut pendek dan lurus itu juga menjelaskan bahwa terdapat satu tantangan yang ia rasakan selama mengikuti rangkaian program Sekolah Penggerak dan penerapan Kurikulum Merdeka, yaitu membiasakan pola baru terutama penggunaan teknologi di pembelajaran. Namun, di balik tantangan tersebut, ia mengaku sangat beruntung dapat menggerakkan para guru dan siswa. Sebab semuanya bisa saling bersinergi dalam membangun semangat belajar.

“Selama dua tahun ini, saya penuhi kebutuhan teknologi di kelas. Bapak ibu guru juga saya biasakan untuk memiliki akun media sosial, seperti Instagram dan Facebook. Upload-upload kegiatan dan mencari kegiatan seperti ice breaking, sehingga pembelajaran di kelas semakin menyenangkan,” jelasnya.

Melalui Sekolah Penggerak, Dian menyatakan pembelajaran di SDN Sawahan IV kini terus berinovasi dan mengikuti perkembangan siswa melalui P5. Sebagai kepala sekolah, ia pun mendapatkan pelatihan manajemen sekolah. Dian juga menjelaskan bahwa melalui Sekolah Penggerak, saat ini SDN Sawahan IV menjadi sekolah pendamping konsultatif dan asimetris kepada 10 sekolah imbas di satu kecamatan dan pemerintah daerah. Selain itu, secara khusus dirinya juga menyebutkan SDN Sawahan IV kini memiliki 3 guru Sekolah Penggerak yang secara aktif menginovasi pembelajaran dan memberikan pelatihan kepada guru sekolah imbas.

“Harapannya, guru-guru saya memiliki motivasi belajar. Saya pun memfasilitasi guru-guru untuk mengikuti workshop, sehingga harapan saya murid-murid di sini mampu menjadi anak yang cerdas, kreatif, dan masa depan yang terang,” pungkas Dian mengakhiri obrolan pagi itu.

Amerta

l

9

BABAD

SDN Sawahan IV Raih 15 Prestasi dan Penghargaan Reporter: Amalia Virginiawati Surabaya - Menjadi sekolah penggerak tentu saja belum cukup, SDN Sawahan IV Surabaya justru terus mendorong siswanya terus meraih berbagai penghargaan atas prestasinya, baik di bidang akademik maupun non akademik. Prestasi tersebut diantaranya yaitu Juara 1 Lomba O2SN Cabang Olahraga Renang Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Surabaya dan Juara 1 Lomba Penggalang Tangguh Putri yang diselenggarakan oleh SMP GEMA 45 pada Selasa (23/05/2023).

Penyerahan piala Juara I Lomba Penggalang Tangguh Putri (Sumber: instagram.com/saesdnswh4)

Pencapaian ini tidak lepas dari dukungan bapak-ibu guru SD Sawahan IV Surabaya yang telah memfasilitasi bakat non akademik siswa melalui ekstrakurikuler yang ada di sekolah. “Selain peran bapak-ibu guru, kami menggandeng orang tua siswa untuk saling berkolaborasi, di samping pendampingan dari sekolah. Anak-anak juga harus mendapatkan dukungan di rumah,” terang Ifa selaku Kesiswaan SDN Sawahan IV.

10

l

Amerta

Salah satu siswa berprestasi SDN Sawahan IV, yang bernama Fariz, mendapatkan juara pada perlombaan O2SN tingkat nasional cabang olahraga renang. Ia mengatakan, “Guru-guru kami tidak hanya mengajar, tetapi juga menjadi mentor yang peduli.

Mereka memberikan dukungan, bimbingan, dan motivasi agar kami semangat untuk meraih prestasi di luar kelas,” ungkap Fariz sewaktu diwawancara Sudah menjadi tanggung jawab bersama antara guru dan orang tua untuk mendidik dan menjadikan siswa-siswi mempunyai prestasi serta kualitas sumber daya manusia yang bisa diandalkan. Selanjutnya Kesiswaan SDN Sawahan IV, Ifa, juga mengatakan, “Kami akan terus mendukung setiap bakat yang dimiliki siswa baik akademik maupun non akademik bagi siswa-siswi SD Sawahan IV. Prestasi yang sudah diraih pun berusaha terus dipertahankan bahkan ditingkatkan,” ujarnya.

“Kami sangat puas atas prestasi yang telah diraih siswa-siswi dan kami sangat bangga.

Kami akan terus berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan memfasilitasi bakat seluruh siwa.

Adanya support yang diberikan oleh pihak sekolah, diharapkan mampu menunjang semangat sehingga dapat mengukir prestasi lebih banyak lagi,” tambahnya saat diwawancarai di perpustakaan SDN Sawahan IV.

BABAD Ifa selaku Kesiswaan mengatakan, bahwa ia memberikan apresiasi terhadap prestasi siswa dan kerja keras staf pengajar.

Keberhasilan ini adalah hasil dari upaya bersama seluruh anggota sekolah. Mereka berkomitmen untuk terus memberikan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan setiap siswa.

Dalam mengatasi tantangan, siswa-siswa tersebut menekankan pentingnya kerja sama dan semangat kompetisi yang sehat di antara rekan sekelas.

"Saya dan teman-teman saling mendukung dan belajar satu sama lain,” terang Cantik salah satu murid SD Sawahan IV. SD Sawahan IV Surabaya akan terus melanjutkan tradisi keunggulannya dengan tidak hanya meraih prestasi di tingkat lokal dan nasional, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan global.

Dengan semangat juang yang tinggi dan fokus, pastinya mereka akan meraih banyak kesuksesan di masa depan.

Adapun siswa dan juara yang telah diraih SD Sawahan IV Surabaya diantaranya : 1. Juara 1 Lomba 02SN Cabang Olahraga Renang Tingkat Nasional (Muhammad Fariz) 2. Juara 2 Lomba Silat Bangkalan (Valdis Dwi Saputra) 3. Perolehan Piala Perunggu pada Lomba Matematika 18 November 2023 (Raya) 4. Juara 1Lomba Penggalang Tangguh Puteri 5. Lomba Cerdas Cermat Agama Islam (Damar Rifqi) 6. Juara 3 Lomba Fashion Show tingat Jawa Timur (Renty Amalia Wardana) 7. Lomba Lomba Bahasa Inggris tingkat Nasional (Safa Nur) 8. Lomba Sepak Bola di Bulu Lontar (Muhammad Farid Akbar) 9. Juara 2 Lomba Pencak Silat tingkat Jawa Timur (Aisyah Fadilah Alfi) 10. Juara 1 Lomba Pencak Silat Jawa Timur (Fahmi Gibran) 11. Juara 2 Lomba Keagamaan Qiroah se-Kecamatan (Silfia Damayanti) 12. Juara 2 Lomba Pildacil se-kecamatan (Adinda Cantika Dewi) 13. Lomba Sains (Abdillah Muhammad zaky) 14. Juara Harapan pada Lomba Fashion Show Modeling (Audrey Angel Eka Valentine) 15. Lomba Pencak Silat (Nabila Anindiya Putri)

Potret siswa-siswi berprestasi SDN Sawahan IV (Sumber: instagram.com/saesdnswh4)

Amerta

l

11

LUHUR

Pendidikan Sekolah Ramah Anak Reporter: Arya Damar Acsetya Budiono

Poster Hindari Bullying (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Sejak 2019, SDN Sawahan IV Surabaya mendapatkan SK Ramah Anak. Sekolah Ramah Anak adalah sekolah yang memfasilitasi dan mengutamakan rasa keamanan dan kenyamanan, kesehatan dan kebersihan, menjamin hak-hak anak, serta melindungi anak dari kekerasan, diskriminasi, bullying dan tindakan yang tidak baik bagi anak selama di sekolah.

Hal tersebut terbukti pada peserta didik di SDN Sawahan IV yang merasa nyaman saat di sekolah.

“Banyak murid yang tidak mau pulang,” ucap Dian Nurtjahjaning Pantjawati, Kepala Sekolah SDN Sawahan IV. Bapak dan Ibu guru SDN Sawahan IV selalu dihimbau untuk menyayangi peserta didik layaknya orang tua kedua mereka. Salah satu bentuk cinta kasih bapak ibu guru diwujudkan dalam bentuk pengarahan kepada peserta didik agar mau mengunjungi perpustakaan, baik untuk membaca atau sekadar bermain.

Area SDN Sawahan IV yang luas memberikan kesempatan dan ruang bagi peserta didik untuk belajar dan bermain. Guru turut berperan aktif dalam melakukan kegiatan di berbagai tempat di area sekolah. Salah satu contoh tempat yang dijadikan kegiatan ialah rumah jamur, taman (taman toba atau taman gantung), kolam ikan, UKS, dan perpustakaan.

Kegiatan yang dilakukan di luar kelas membuat anak dapat belajar mandiri dan menumbuhkan sikap saling kerja sama sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

Guru-guru juga berupaya agar selalu inovatif demi menumbuhkan nalar kritis dan kreatif bagi peserta didik.

12

l

Amerta

SDN Sawahan IV juga memiliki ciri khas yang unik. Setiap kelas memilik poster kelas masingmasing, salah satunya adalah poster anti-bullying. Menurut Kepala Sekolah SDN Sawahan IV, memilih poster sebagai media sekolah ramah anak adalah alternatif yang sesuai, karena poster lebih awet dan mudah menarik perhatian. Di setiap pilar kelas dan lapangan terdapat berbagai poster yang dibuat oleh anak-anak. Alasan SDN Sawahan IV menciptakan poster antibullying karena di daerah sekitar SDN Sawahan IV banyak bullying.

Pada Oktober, Dian juga melakukan sosialisasi anti-bullying yang sempat diliput oleh media.

Sebenarnya ia sudah merencanakan sosialisasi bersama wali murid mengenai parenting anti-bullying dan menggandeng pihak-pihak lain. Selain itu, sebagai kepala sekolah, ia juga berencana membuat kesepakatan dengan wali murid (MoU) tentang ‘SDN Sawahan IV no bullying’. Ia juga menjelaskan alasannya tidak memilih membuat mading saja karena peserta didik kadang kurang tertarik. Dian juga menyampaikan kepada koordinator perpustakaan, “Mading itu per tema. Jadi mading setiap sebulan sekali berganti. Hal itu yang membuat para guru merasa murid-murid kesulitan untuk membuatnya,” tuturnya saat diwawancarai pada 17 November 2023.

LUHUR

Budi Daya Jamur dan Pertanian Hidroponik

di SDN Sawahan IV Surabaya Reporter: Yuviana Anggita Rahmadani SURABAYA—SDN Negeri Sawahan IV Surabaya menjadi salah satu sekolah inspiratif dengan keberhasilannya mengimplementasikan projek budidaya jamur dan pertanian hidroponik. Di bawah bimbingan penuh Kukuh, koordinator projek, budidaya jamur dan pertanian hidroponik menjadi landasan pengembangan kemandirian dan kewirausahaan siswa selama beberapa tahun terakhir.

Tantangan dari projek ini adalah cuaca panas dan risiko hama serangga. Akan tetapi, hama serangga dapat diatasi dengan pendekatan alami tanpa menggunakan bahan kimia.

Misalnya memberikan pemahaman tentang keberlanjutan dan pertanian organik.

Modal berasal dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang kemudian digunakan untuk membeli bibit jamur tiram berkualitas tinggi dari Pacet, Mojokerto.

Projek ini melibatkan siswa secara langsung dalam proses seleksi, pemilihan bibit, dan pengenalan aspek teknis budidaya jamur sejak dini. Sedangkan proses penjualan jamur dilakukan secara langsung kepada wali murid, guru, dan masyarakat sekitar. Hasil penjualan akan digunakan untuk pembelian baglog, yaitu media tanam utama yang terbuat dari serbuk gergaji.

Projek ini tidak hanya memberikan pendekatan praktis dalam mengelola usaha pertanian, tetapi juga menggali potensi kreatif dan inovatif siswa. Selain itu, siswa juga dituntut untuk bisa menjadi produsen dalam projek ini. Dengan demikian, mereka dapat merasakan kepuasan langsung dari hasil jerih payahnya. Tujuan dari projek ini bagi SDN Sawahan IV ialah bukan hanya tentang hasil panen dan penjualan, tetapi juga membentuk karakter siswa, mengembangkan keterampilan kewirausahaan, mendidik siswa tentang pentingnya keberlanjutan lingkungan, dan memberikan landasan yang kokoh tentang kemandirian.

Selain itu, siswa aktif terlibat dalam mengelola stok, melakukan interaksi dengan pelanggan, dan memahami aspek pemasaran yang melibatkan produk mereka. Meski belum mempertimbangkan produksi krispi jamur karena keterbatasan personel, projek ini tetap memberikan pelajaran berharga bagi siswa tentang kewirausahaan dan kemandirian.

Amerta

l

13

LUHUR

Hidroponik yang dikembangkan SDN Sawahan IV (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Budidaya jamur di Rumah Jamur SDN Sawahan IV (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Penggabungan budidaya jamur dan pertanian hidroponik akan menciptakan kesadaran tentang praktik pertanian yang ramah lingkungan. Kukuh selaku koordinator projek, menyatakan bahwa tujuan utama dari inisiatif ini adalah menciptakan generasi yang tidak hanya terampil dalam berwirausaha, tetapi juga peduli terhadap lingkungan. "Kami ingin siswa memahami bahwa keberhasilan bisnis tidak harus bertentangan dengan keberlanjutan lingkungan.

Sebaliknya, keduanya dapat saling mendukung," ujarnya.

14

l

Amerta

Sekolah mengajak siswa terlibat langsung dalam pemeliharaan tanaman hidroponik.

Hal tersebut dapat mengajarkan siswa konsep tanggung jawab terhadap lingkungan. Siswa diajari cara penggunaan air yang efisien, pengurangan limbah, dan pentingnya pengurangan jejak karbon. Selain itu, projek ini membuka peluang bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan teknologi, karena sistem hidroponik melibatkan penggunaan sensor dan otomatisasi.

“Ini tidak hanya mempersiapkan mereka untuk dunia pertanian modern, tetapi juga membuka pintu untuk penjelajahan karier di bidang teknologi”, terang Kukuh. Dengan projek ini, SDN Sawahan IV berhasil menunjukkan bahwa pembelajaran tidak terbatas pada dinding kelas.

Sekolah dapat menjadi pusat inovasi dan eksperimen melalui upaya pembekalan keterampilan yang relevan di tengah tuntutan zaman terhadap siswa. Dengan langkah-langkah konkret menuju kemandirian dan keberlanjutan, sekolah ini membuktikan bahwa transformasi pendidikan dapat menjadi kekuatan pendorong perubahan positif di masyarakat. Prestasi SDN Sawahan IV dalam budidaya jamur dan pertanian hidroponik menarik perhatian komunitas sekolah, pihak berwenang dan masyarakat luas. Keberhasilan ini memberikan motivasi bagi sekolahsekolah lain yang ingin mengadopsi model serupa untuk mencetak generasi pintar secara akademis dan siap menghadapi perubahan dinamis dunia industri serta membentuk pemimpin masa depan yang berwawasan lingkungan dan mampu menghadapi tantangan global.

LUHUR

Kantin Sekolah SDN Sawahan IV Surabaya Sukses Terapkan Konsep Adiwiyata Tanpa Plastik Reporter: Putri Aswari Aulia Arifin Surabaya, 17 November 2023 - SDN Sawahan IV Surabaya berhasil menerapkan konsep kantin Adiwiyata yang dikenal dengan istilah zero waste.

Konsep ini ditujukan sebagai upaya penghijauan, yaitu dengan cara mengurangi penggunaan kemasan plastik, sehingga sekolah dapat menciptakan kantin sehat dan ramah lingkungan.

Pudji Astuti selaku guru SDN Sawahan IV Surabaya dan koordinator dalam bidang kantin Adiwiyata menjelaskan, bahwa konsep Adiwiyata di kantin sekolah telah menjadi bagian integral dari upaya sekolah untuk mendukung keberlanjutan lingkungan.

“Kami sering mengadakan penyuluhan kepada penjual di kantin, khususnya yang masih menggunakan kemasan plastik. Itu memang tidak diperbolehkan, dan kami telah memberikan pembinaan agar mereka beradaptasi dengan konsep ramah lingkungan yang kami terapkan di sekolah,” ujar Tutik.

Menariknya, kantin sekolah juga memiliki kebijakan ketat terkait penggunaan plastik. Guru yang akrab dipanggil Tutik ini menambahkan, bahwa sisa-sisa makanan yang tidak habis akan dikumpulkan dalam sebuah boks, kemudian ditutup dan dikelola oleh petugas khusus dari guru. Sisa-sisa makanan tersebut diolah menjadi bahan kompos. Sistem ini membantu sekolah untuk mengelola sisa-sisa makanan dan meningkatkan

pengelolaan limbah yang lebih efisien.

Sebagai bagian dari partisipasinya dalam program Eco-School, pihak sekolah di SDN Sawahan IV Surabaya berinisiatif untuk menghindari penggunaan plastik di kantin. Lomba Eco-School melibatkan berbagai pihak yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, menjadi pendorong awal bagi sekolah untuk mengadopsi kebijakan tersebut.

Langkah lain yang dilakukan oleh SDN Sawahan IV adalah menganjurkan siswa-siswinya untuk membawa botol minum dan tempat makan sendiri setiap hari.

Kantin pun tidak diperbolehkan untuk menjual makanan yang masih menggunakan plastik sebagai kemasan produk.

Meskipun awalnya sulit, respons orang tua dan siswa terhadap kebijakan ini terbilang positif.

Terlihat dari dukungan orang tua dan siswa yang mulai terbiasa dengan kebijakan tersebut.

Amerta

l

15

LUHUR Hal tersebut ditandai dengan siswa mulai membawa tempat makannya sendiri dan/atau menggunakan perlengkapan yang telah disediakan oleh kantin.

Siswa-siswi SDN Sawahan IV membawa kotak bekal dan peminjaman gelas dari kantin (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

“Saya pikir karena pembiasaan yang dilakukan setiap hari, jadi mereka sudah terbiasa menerapkan kebijakan membeli jajan di kantin menggunakan tempat makan sendiri atau menggunakan barang kantin yang nantinya akan dikembalikan,” tambah Tutik saat diwawancarai.

Kebijakan ini dapat terlaksana dengan baik karena pihak sekolah juga melibatkan siswa dalam mengurangi limbah plastik di kantin. Sejak MPLS, para siswa telah diberikan pemahaman tentang pentingnya membawa tempat makan sendiri yang disampaikan pada sesi materi kegiatan tersebut. Meskipun terdapat beberapa tantangan, salah satunya siswa masih menggunakan plastik, pihak kantin, dan guru terus memberikan pembinaan dan penyuluhan tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Selain itu, sekolah secara aktif melibatkan guru dan staf dalam mendukung program Adiwiyata. Guru-guru menjadi contoh dengan selalu membawa tempat makan dan minuman sendiri sehingga siswa termotivasi untuk melakukan hal yang sama. Pihak sekolah juga menyatakan bahwa mereka akan terus bekerja sama dengan kantin dan orang tua untuk mencapai tujuan Adiwiyata yang lebih maksimal. Dian Nurtjahtjaning, selaku kepala sekolah yang bertindak sebagai pembina, akan menjadi bagian utama dalam mengoordinasikan kerja sama antara semua pihak.

16

l

Amerta

Meskipun belum ada penghargaan secara resmi saat ini, pihak sekolah optimis bahwa keberlanjutan program Adiwiyata di kantin akan memberikan prestasi di masa depan. Mereka berencana untuk terus meningkatkan kesadaran siswa dan melibatkan semua pihak dalam upaya mengurangi penggunaan plastik. Sehingga sekolah ini dapat menjadi teladan dan menginspirasi lingkungan sekitarnya.

“Penghargaan mungkin belum ada, tetapi kami berusaha untuk konsisten terlebih dahulu. Ketika semua pihak sekolah sudah berkomitmen dengan mengurangi sampah plastik dan menjaga lingkungan.

Mungkin, insyaallah, bisa mendapatkan penghargaan suatu hari nanti,” pungkas Bu Tutik dengan optimis.

LUHUR

Kecil-Kecil Menjadi Pasukan Basri Reporter: Salsabilla Desyta Arianti

Hari demi hari, SDN Sawahan IV terus memperbaiki dan menambah fasilitas pendukung kebersihan sekolah. Sebelum pandemi, wastafel di sekolah ini masih terbilang sedikit namun kini totalnya mencapai kurang lebih 40 unit wastafel. Hal tersebut dilakukan SDN Sawahan IV guna mengajarkan siswa agar lebih tertib ketika antre cuci tangan sehingga mereka tidak saling berebut satu sama lain.

Selain unit wastafel, kini di setiap ruang kelas bahkan di setiap sudut sekolah juga tersedia tong sampah. Alasan utamanya adalah mencegah terjadinya penumpukan sampah di lingkungan sekolah. Keberadaan tong sampah di setiap sudut sekolah menjadi solusi awal ketika truk sampah dari kelompok kebersihan wilayah sekitar sekolah telat mengambil sampah pada beberapa waktu. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penumpukan sampah di SDN Sawahan IV. Alasan lainnya adalah fasilitas yang semakin memadai membuat sekolah lebih mudah mengajak siswa untuk membiasakan hidup bersih.

Salah satu inovasi dari SDN Sawahan IV dalam membudayakan kebersihan adalah membentuk Pasukan Basri.

Pasukan Basri adalah singkatan dari pasukan bersih, asri dan berseri.

Pasukan ini terbagi menjadi dua, yaitu kelompok kelas pagi dan siang.

Sebelum bel masuk kelas, sekolah menyalakan bel khusus. Bel ini dinyalakan setiap 5 menit sebelum pembelajaran dimulai. Bel tersebut ditujukan agar Pasukan Basri mengambil sampah-sampah yang ada di sekitarnya. “Jadi ada bel sekaligus pengumuman bagi Pasukan Basri untuk memungut sampah yang ada di sekitarnya lalu membuangnya ke tong sampah. Sebelum dan sesudah memungut sampah, kita meminta mereka cuci tangan. Bahkan setelah masuk gerbang sekolah, siswa sudah inisiatif cuci tangan,” tutur Ririn dan Indras saat diwawancarai (17/11/2023).

Pembiasaan positif kadang sulit untuk diterapkan, terlebih untuk siswa sekolah dasar. Namun, SDN Sawahan IV baik pihak sekolah, guru, maupun wali murid bekerja sama dan turut berperan aktif dalam pembiasaan cinta kebersihan kepada peserta didik.

Dengan demikian, peserta didik dapat terbiasa dan inisiatif menjaga kebersihan.

Amerta

l

17

LUHUR

SDN Sawahan IV Wujudkan Program Adiwiyata

Melalui Budi Daya Ikan Berkelanjutan Reporter: Tiesca Renalda Eka Safitri Surabaya, 21 November 2023—Kegiatan budi daya ikan merupakan salah satu upaya mewujudkan program adiwiyata di SDN Sawahan 4. Kegiatan ini telah berjalan secara konsisten selama beberapa tahun di sekolah Adiwiyata tersebut. Saat ini, dapat ditemukan dua kolam ikan di area depan dan samping SDN Sawahan IV. Kedua kolam ikan tersebut digunakan untuk membudidayakan dua jenis ikan yang berbeda, yaitu ikan hias dan ikan konsumsi..

Kolam ikan pertama terletak di depan ruang Administrasi Tata Usaha SDN Sawahan IV. Ikon Kota Surabaya berupa patung Sura dan Baya ditonjolkan sebagai ciri khasnya. Kolam ikan di halaman depan sekolah ini dimanfaatkan sebagai tempat budi daya ikan hias. Ikan koi (cyprinus rubrofuscus) menjadi pilihan untuk dibudidayakan di kolam ikan berdiameter mini.

Menurut penuturan Sholeh, salah satu guru SDN Sawahan IV, sebagian dari ikan koi di kolam ikan hias merupakan pemberian dari siswa-siswi sekolah tersebut.

“Beberapa ekor ikan koi di kolam itu pemberian dari siswa-siswi kami,” tuturnya.

Guru PJOK ini merupakan salah satu guru yang berkontribusi dalam kegiatan budi daya ikan di SDN Sawahan IV. Biasanya, ia memantau langsung perkembangan budi daya ikan hias dan ikan konsumsi sejak proses pembibitan.

18

l

Amerta

Potret Sholeh, salah kontributor budi daya ikan SDN Sawahan IV (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Kolam ikan kedua dapat ditemukan di area samping SDN Sawahan IV. Letaknya berdekatan dengan taman dan green house.

Ikan konsumsi berjenis nila merah (oreochromis niloticus) dibudidayakan di kolam ikan ini. SDN Sawahan IV telah membudidayakan beberapa ekor ikan nila merah selama tujuh bulan. Akan tetapi, berdasarkan ukurannya belum siap untuk dikonsumsi. Kemunculan jamur pada ikan nila merah saat proses pembibitan juga kerap menjadi kendala.

LUHUR

Kolam ikan konsumsi dan kolam ikan hias di SDN Sawahan IV (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

“Jika pertumbuhan jamur pada ikan nila merah terlambat diketahui, maka ikannya akan segera mati,” tutur Sholeh. Namun, pertumbuhan jamur tersebut dapat dicegah dengan menguras kolam ikan secara rutin setiap hari.

Sholeh mengatakan ia dan beberapa petugas selalu mengontrol kondisi kolam dengan memastikan kebersihannya. Budi daya ikan lele pada pembudidayaan sebelumnya pun membuahkan hasil maksimal.

Selain itu, menurutnya budi daya ikan lele lebih mudah dibandingkan dengan ikan nila merah.

“Dalam kurun waktu tiga bulan saja, ukuran ikan lele telah siap untuk dikonsumsi. “Dulu kami dapat menghasilkan hingga 500 ekor ikan lele. Sekitar 80% dari jumlah tersebut diperjualbelikan kepada guru dan wali murid,” tambahnya.

Terkadang olahan ikan lele juga disajikan ke tamu dalam acara-acara tertentu di SDN Sawahan IV. Pengelolaan budi daya ikan ini sebagai implementasi dari program Adiwiyata.

Oleh karena itu, SDN Sawahan IV memastikan pemberian pakan alami dalam kegiatan budi daya ikan.

Pakan alami khusus ikan konsumsi yang biasanya diperoleh dari pasar terkadang juga dicampur dengan potongan daun pepaya dan kangkung.

Akibatnya, SDN Sawahan IV mendapat masukan positif atas ikan konsumsi yang terasa lebih enak.

“Kami akan membudidayakan ikan lele lagi setelah panen. Jika mendapat izin dari Bu Dian selaku Kepala SDN Sawahan IV, kami juga ingin mengembangkan pembangunan kolam,” ujar Sholeh mengenai rencana ke depannya.

Amerta

l

19

ABHINAYA

Perpustakaan Multifungsi, Bentuk Penguatan Literasi Reporter: Aisyah Nur Afni

Surabaya – Sekolah dan perpustakaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah dan saling melengkapi untuk terlaksananya kegiatan literasi. Saat ini, perpustakaan sekolah semakin berkembang dengan baik, tidak hanya berisi buku bacaan, tetapi juga fasilitas digital dan sarana literasi yang bervariasi. SDN Sawahan IV sebagai sekolah penggerak di Kota Surabaya memiliki fasilitas perpustakaan multifungsi yang mendorong penguatan literasi. “Perpustakaan memiliki fungsi sebagai sarana rekreasi dalam berliterasi,” kata Bayu selaku guru sekaligus penanggung jawab perpustakaan SDN Sawahan IV, pada Kamis (24/11/2023).

Dia menambahkan sebuah perpustakaan yang baik dapat menghimpun semua aktivitas, kreativitas, dan karya siswa sebagai bentuk apresiasi dalam berliterasi. Perpustakaan bukan hanya tempat membaca, melainkan juga tempat rekreasi. Perpustakaan di SDN Sawahan IV memiliki

Kegiatan membaca di perpustakaan (Sumber : AMERTA/Redaktur Media)

20

l

Amerta

fasilitas multimedia, panggung teater, hingga pojok tradisional sebagai daya tarik siswa dalam berliterasi. Tidak hanya itu, perpustakaan juga dapat digunakan sebagai opsi tempat terlaksananya kegiatan belajar mengajar. Meskipun begitu tidak mengurangi tata tertib yang berlaku di perpustakaan seperti pada umumnya, yaitu tetap mengutamakan ketenangan dan kenyamanan dalam ruangan. Selain itu, sekolah juga telah membuat jadwal literasi untuk masingmasing kelas. Fungsi lain dari perpustakaan adalah sebagai sarana rekreasi, yaitu memberikan keleluasaan peserta didik bereksplorasi, seperti bermain dakon, catur, ular tangga, dan kegiatan lainnya.

Bayu menilai perpustakaan sudah mengalami banyak kemajuan dan memberikan dampak bagi siswa maupun sekolah. salah satu tertuang pada produk buletin sekolah, berisi aktivitas dan kreasi siswa yang telah dihasilkan dari literasi program perpustakaan. Produksi buletin sekolah diterbitkan per semester dengan tema dan berita yang berbeda pada setiap edisinya. Hal tersebut mendongkrak kreativitas siswa karena apresiasi yang diberikan oleh sekolah berbentuk prestasi yang dibukukan. Dengan begitu, sekolah dan perpustakaan dapat menghasilkan siswa yang unggul dan berprestasi.

ABHINAYA

Ruang perpustakaan SDN Sawahan IV Surabaya (Sumber : AMERTA/Redaktur Media)

Adanya perpustakaan multifungsi juga memberikan sebuah pencapaian berupa akreditasi “A” dari pemerintah untuk perpustakaan SDN Sawahan IV. Akreditasi tersebut disebabkan tingkat melek literasi yang tinggi dan sarana prasarana perpustakaan yang lengkap. Aspek lainnya yang mempengaruhi ialah pencapaian skala statistik minat baca yang direkap setiap tahun hingga pembaruan sarana prasarana perpustakaan.

Saat ini, perpustakaan SDN Sawahan IV terus berinovasi melalui program-program unggulan yang digagas sebagai bentuk penguatan literasi. Penerapan tersebut akan dilakukan baik dalam lingkup ruang perpustakaan, kelas, maupun lingkungan sekolah. Dengan demikian, harapannya untuk meningkatnya minat literasi dan mempertahankan akreditasi yang telah diperoleh SDN Sawahan IV.

Amerta

l

21

ABHINAYA

Perangi Kebodohan Melalui Budaya Literasi Reporter: Fender Maharani Putri Surabaya - Literasi merupakan kemampuan seseorang dalam memahami dan berkomunikasi secara efektif menggunakan bahasa tertentu.

Literasi meliputi membaca, menulis, mencatat, menghitung, dan memecahkan masalah. Budaya literasi penting diterapkan di sekolah terutama sejak sekolah dasar. Tujuan literasi salah satunya agar siswa-siswi melek terhadapa wawasan dan pengetahuan baru. Salah satu sekolah inspiratif yang menggalakkan program literasi bergilir adalah SDN Sawahan IV. Program literasi bergilir berarti setiap kelas di SDN Sawahan IV secara bergantian mengunjungi perpustakaan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Tujuan program ini adalah membuat pembiasan baik bagi peserta didik agar lebih mengenal dan menyukai kegiatan seputar literasi. Adapun kegiatan literasi yang dikemas secara menarik ialah seperti mendongeng, membaca buku dan puisi, serta kegiatan lainya.

Meskipun setiap sekolah memiliki perpustakaan, tetapi tidak semua sekolah menerapkan kunjungan perpustakaan seperti ini.

Program literasi bergilir juga menjadi inovasi bagi pembelajaran agar tidak hanya dilaksanakan di dalam kelas.

Kunjungan perpustakaan seperti ini menjadikan pembelajaran terasa lebih asik, tidak membosankan, dan tercipta suasana yang berbeda. Tak hanya itu, peserta didik dapat lebih mengenal budaya sekolah melalui eksplorasi perpustakaan sehingga meningkatkan rasa cinta terhadap literasi.

22

l

Amerta

Potret perpustakaan SDN Sawahan IV (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Melihat realitas yang ada tentang tingkat literasi negara Indonesia berdasarkan survei PISA (Program for International Student Assessment) yang dirilis oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada 2019, negara kita menempati peringkat ke-62 dari 70 negara atau berada pada peringkat 10 terbawah dari negara-negara yang memiliki tingkat literasi rendah. "Program literasi memang harus ada dan perpustakaan jantungnya sekolah, " ujar Umi, guru SDN Sawahan IV. Jika berkunjung ke SDN Sawahan IV, maka tidak akan asing melihat rak buku yang ada di hampir setiap sudut bahkan buku yang tersedia tidak hanya berbahasa Indonesia, tetapi juga berbahasa Inggris. Buku yang tersedia di perpustakaan juga sangat bervariatif. "Dampak adanya kunjungan perpustakaan membuat anak mengenal perpustakaan, untuk tertarik kepada perpustakaan, dan berkunjung selain jadwal,” ucap beliau. Dukungan sekolah terhadap kemajuan perpustakaan ditunjukkan melalui anggaran dana yang dialokasikan untuk pembelian buku. Pada beberapa kesempatan, perpustakaan SDN Sawahan IV juga saling bertukar buku dengan perpustakaan lain sehingga buku yang ada semakin beragam.

ABHINAYA

Pojok Baca Kreatif: Menelusuri Inovasi Pembelajaran Literasi di SDN Sawahan IV Surabaya Reporter: Shakira Ayu Larasati Di tengah riuhnya kegiatan sekolah, ada sebuah sudut yang menjadi tempat bermain menyenangkan bagi para pelajar di SDN Sawahan IV Surabaya. Pojok baca kreatif, begitu mereka menyebutnya. Bukan hanya sekadar perpustakaan kecil, tetapi sebuah ruang bagi imajinasi dan cerita dapat berkembang. Pojok baca kreatif adalah sebuah inisiatif yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Sebab, kemampuan membaca merupakan salah satu keterampilan yang sangat vital dimiliki oleh peserta didik. Tidak hanya sebagai sarana memperluas pengetahuan, membaca juga dapat memperkaya imajinasi dan kreativitas anak-anak.

SDN Sawahan IV Surabaya merupakan salah satu sekolah dasar yang memahami pentingnya membaca. Oleh karena itu, sekolah ini mendirikan pojok baca kreatif sebagai sarana mengajak peserta didik lebih menyukai membaca dan mengembangkan imajinasi serta kreativitas mereka. Pojok baca kreatif menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak untuk menjelajahi dunia literasi. Pojok baca kreatif di SDN Sawahan IV Surabaya diisi oleh beragam bahan bacaan yang menarik dan dikemas secara kreatif. Mulai dari cerita bergambar, buku aktivitas, hingga cerita

dongeng dari berbagai belahan dunia semuanya tersedia. Setiap buku dipilih dengan cermat untuk memikat hati dan memantik rasa ingin mereka. Dengan demikian, peserta didik tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga dapat merasakan pengalaman membaca yang menyenangkan.

Sesuai dengan namanya, pojok baca dihias kreatif dan menarik dengan tema masing-masing kelas. Pojok baca diberi karpet, rak buku, hiasan warna-warni, dan tempelan beberapa hasil karya dari para siswa. Semua fasilitas ini dirancang untuk menciptakan atmosfer yang dapat memotivasi dan menarik bagi siswa untuk membaca dengan fokus. Lingkungan yang tercipta di pojok baca kreatif ini juga sangat mendukung para siswa untuk mengeksplorasi minat bacanya dengan lebih bebas. Mereka dapat membaca buku-buku yang disukai, menggambar, membuat catatan, menulis cerita, dan berbagai kegiatan kreatif lainnya yang berkaitan dengan buku dan membaca. Selain itu, para siswa juga dapat berkumpul dan berdiskusi tentang buku-buku yang mereka baca sehingga mereka dapat saling bertukar pengalaman dan pengetahuan tentang buku.

Amerta

l

23

ABHINAYA Dengan adanya pojok baca kreatif, terlihat peningkatan minat baca anak-anak.

Mereka menjadi lebih antusias dalam mengikuti pelajaran, lebih berani berbicara di depan umum, dan tentu saja semakin mahir dalam membaca serta menulis. Pojok baca ini menjadi saksi literasi dapat menjadi jembatan untuk menggali potensi kreatif anak-anak. Melalui pojok baca kreatif di SDN Sawahan IV Surabaya, anak-anak diharapkan dapat menjadi pembaca yang aktif dan kreatif. Mereka bukan hanya mengonsumsi informasi, tetapi juga mampu mengolah dan mengekspresikannya melalui berbagai karya kreatif. Sehingga, mereka bisa menjadi individu yang memiliki wawasan luas dan kreativitas.

Pojok baca kreatif di SDN Sawahan IV dijadikan sebagai wadah pengembangan kreativitas dan literasi anak-anak. Dengan terus mendukung inisiatif seperti ini, kita tidak hanya membuka buku, tapi juga membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah bagi generasi penerus. Mari bersama-sama menyemai bibit kecintaan pada literasi dan kreativitas di hati anakanak. Pojok baca kreatif SDN Sawahan IV Surabaya adalah inspirasi bagi kita semua untuk terus mengupayakan pendidikan yang lebih kreatif dan berdaya.

Kumpulan buku di rak pojok baca kreasi salah satu kelas SDN Sawahan IV Surabaya (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

24

l

Amerta

ABHINAYA

Penerapan P5, Efektif Bantu Guru Capai Kompetensi dan Wujudkan Karakter Siswa Reporter: Risa Aprilia Putri Salsabilla

P5 merupakan singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Projek ini menjadi salah satu program dari Kemendikbudristek yang efektif diterapkan dalam pembelajaran.

Dalam realisasinya, P5 membantu guru mencapai kompetensi dan mewujudkan karakter siswa sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Salah satu sekolah yang menerapkan P5 dalam pembelajarannya adalah SDN Sawahan IV Surabaya.

Tiap-tiap jenjang di SDN Sawahan IV Surabaya memiliki tema P5 yang berbeda-beda. Tema-tema tersebut tentunya telah disesuaikan dengan kondisi kelas. Misalnya, tema P5 di kelas 1 adalah kearifan lokal yang mengangkat makanan tradisional sebagai fokus utamanya. Seiring perkembangan zaman, makanan tradisional mulai tergeser dengan makanan zaman sekarang seperti makanan cepat saji. Penerapan P5 untuk kelas 1 di SDN Sawahan IV tersebut bertujuan untuk memperkenalkan makanan tradisional dan makanan zaman sekarang yang sehat. Hal tersebut diharapkan dapat membentuk karakter Pelajar Pancasila, yakni mengubah sikap siswa yang awalnya gemar mengonsumsi makanan cepat saji menjadi ke makanan sehat.

Berbeda dengan kelas 1, tema P5 di kelas 2 adalah Bhinneka Tunggal Ika. Pada mulanya, siswa diberi pengenalan terlebih dahulu mengenai pengertian, macam-macam, dan contoh-contoh pengimplementasian Bhinneka Tunggal Ika.

P5 Kelas I SDN Sawahan IV Surabaya (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Contoh sikap yang mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika adalah sikap gotong royong, kerja sama, dan toleransi antarkeberagaman budaya. Penerapan P5 dengan tema Bhinneka Tunggal Ika diharapkan mampu membentuk karakter Pelajar Pancasila, yakni siswa dapat memiliki sikap empati dan toleransi terhadap perbedaan serta keberagaman budaya yang ada.

Selanjutnya, penerapan P5 di kelas 5 bertemakan gaya hidup berkelanjutan.

Dalam penerapannya, siswa diberi pengenalan terlebih dahulu mengenai jenis-jenis sampah, pengenalan 4R (Reduce, Reuse, Recycle, and Replace), dan jelajah lingkungan. Setelah dibekali pengetahuanpengetahuan tersebut, siswa melakukan jelajah lingkungan dan menganalisis sampah yang ada di sekitarnya.

Amerta

l

25

ABHINAYA

Pengenalan Jenis-jenis Sampah pada Kelas 5 SDN Sawahan IV Surabaya (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Kemudian, siswa diarahkan untuk membuat produk daur ulang dari sampah hasil temuannya. Adapun produk-produk daur ulang yang dihasilkan oleh siswa kelas 5 SDN Sawahan IV Surabaya berupa bunga dari kemasan gelas plastik, vas bunga dari botol plastik, pigura dari tutup botol, dan kerajinan dari bahan daur ulang lainnya.

Dalam penerapan P5, guru sering kali berkolaborasi dengan wali murid.

Kolaborasi antara guru dan wali murid dapat menambah semangat siswa saat melaksanakan program P5. Selain itu, upaya tersebut dapat meningkatkan komunikasi dan menjaga hubungan antara guru dan wali murid serta mengurangi kendalakendala yang ada. Salah satu kendala yang sering ditemukan adalah kesiapan siswa dalam pelaksanaan P5. Dengan adanya kolaborasi tersebut, wali murid dapat membantu guru untuk menyiapkan siswa agar dapat membantu guru untuk

26

l

Amerta

menyiapkan siswa agar dapat mengikuti program P5 dengan baik.

Pada akhir semester, SDN Sawahan IV Surabaya biasanya mengadakan sebuah perayaan. Meskipun perayaan tersebut bukan tujuan dari P5, tetapi dilaksanakan sebagai bentuk apresiasi hasil kerja siswa selama satu semester. Kelas 1 menampilkan dokumentasi-dokumentasi proses kegiatan belajar mengajar dan kegiatan yang berkaitan dengan tema P5 kearifan lokal.

Kelas 2 menampilkan tarian tradisional, fashion show baju adat, menyanyikan lagu daerah, dan lain-lain yang berhubungan dengan tema P5 Bhinneka Tunggal Ika. Sedangkan kelas 5 menampilkan hasil karya dan dokumentasi proses pembuatan produk, baik berupa poster, patung, celengan, produk daur ulang P5 dengan tema gaya hidup berkelanjutan, maupun karya-karya yang dihasilkan selama satu semester.

ABHINAYA

Bersama dalam Bingkai Reporter: Nur Rokhmatul Azizah

Jumat Istimewa

Surabaya - Jumat istimewa merupakan kegiatan rutin yang dilakukan secara bersama-sama yang diikuti oleh siswa dan guru SDN Sawahan lV Surabaya setiap Jumat. Berbagai kegiatan yang terangkai dalam bingkai Jumat istimewa meliputi senam, bersih-bersih lingkungan, dan grebek pasar. Salah satunya kegiatan senam atau disebut Jumat Sehat yang dilakukan di Lapangan SDN Sawahan lV Surabaya pada Jumat (17/11/2023) pagi. Suasana gembira terpancar dari wajah para siswa dan guru saat senam bersama. Dengan mengenakan kaos olahraga, mereka bergerak sangat lincah dan penuh semangat.

Selepas senam bersama pada pukul 07.15–08.00 WIB, para siswa melaksanakan kegiatan bersih-bersih bersama atau disebut Jumat Bersih. Kegiatan ini berfokus pada kebersihan lingkungan sekolah. Meskipun begitu, setiap hari tetap ada pelaksanaan piket kelas dan Basri (Bersih, asri, berseri), tetapi hanya untuk memunguti sampah terdekat, lalu membuangnya ke tempat sampah.

Kegiatan Jumat Sehat senam bersama siswa dan guru SDN Sawahan IV Surabaya (Sumber: instagram.com/saesdnswh4)

Setiap kegiatan Jumat Bersih, para siswa dihimbau untuk membawa alat-alat kebersihan sendiri dari rumah. Apabila siswa memiliki barang-barang bekas di rumah, seperti kardus, koran, botol plastik, atau minyak jelantah, bisa sekaligus dibawa untuk dikumpulkan jadi satu dan dijual.

Hasil penjualannya akan dimanfaatkan siswa untuk keperluan sekolah mereka.

Secara teknis pelaksanaan Jumat Bersih, mereka dibagi berdasarkan kelasnya untuk membersihkan lingkungan sekolah.

Sebagian siswa merawat tanaman dan sebagian lainnya membersihkan kelas masing-masing. "Setiap beberapa jam, salah satu guru akan menghimbau kelas yang ditugasi sesuai jadwalnya, misalnya pertama kelas 3, lalu dilanjutkan kelas 5, dan terakhir kelas 6. Biasanya siswa putri membersihkan kelasnya masing-masing,

Amerta

l

27

ABHINAYA sedangkan siswa putra membersihkan lingkungan sekolah, yaitu menyapu daundaun kering di lapangan, mengelap kaca ruang guru, dan menyiram tanaman,” tutur Sutinah.

Kegiatan Jumat Bersih SDN Sawahan IV membersihkan lingkungan sekolah oleh siswa kelas V (Sumber: AMERTA/ Redaktur Media)

sekali pada hari Jumat untuk memungut sampah di beberapa pasar yang lokasinya dekat dengan sekolah. Sampah yang dipungut khusus jenis sampah organik berupa sisa sayur-sayuran dan buah-buahan yang sudah layu atau jatuh di sekitar kios para pedagang. Setelah itu, sampah tersebut akan dikumpulkan di bank sampah dan diproses menjadi pupuk kompos.

"Dengan adanya kegiatan Grebek Pasar, maka kami tidak perlu membeli pupuk karena sekolah kami bisa memproduksi pupuk sendiri. Kegiatan grebek pasar diikuti oleh kelas 5 dan 6 secara bergantian dengan didampingi wali kelas masing-masing maupun guru olahraga. Melalui Grebek Pasar ini pula, sebagai wujud pemanfaatan sampah dengan baik. Para siswa dan guru bisa bersama-sama lebih dekat dengan masyarakat. Justru yang unik itu jika ada guru yang membeli sayur atau buah di pasar tempat kegiatan Grebek Pasar dilakukan, maka biasanya akan diberi harga terjangkau," pungkas Sholeh, salah satu guru pendamping kegiatan Grebek Pasar.

Lebih lanjut, menurut wali kelas 5 A kegiatan membersihkan lingkungan secara bersama-sama ini tidak hanya rutinitas petugas kebersihan, tetapi juga tanggung jawab semua warga sekolah. Kegiatan Jumat Bersih adalah salah satu upaya memupuk rasa kebersamaan, kerja sama, gotong royong, dan kekeluargaan antarsiswa. Oleh sebab itu, para siswa akan terus diberi motivasi terkait pentingnya kebersihan di sekolah.

Di samping senam dan bersih-bersih lingkungan sekolah, SDN Sawahan lV Surabaya juga mengadakan Grebek Pasar.

Grebek Pasar adalah kegiatan tiap 2 minggu

28

l

Amerta

Potret siswa dan guru SDN Sawahan IV saat melakukan kegiatan Grebek Pasar (Sumber: instagram.com/saesdnswh4)

ABHINAYA

Tumbuhkan Karakter Positif Melalui Reporter: Alfina Rahma Pridasari

Budaya 5S di Sekolah

Potret budaya 5S SDN Sawahan IV setiap pagi (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Sekolah merupakan tempat peserta didik dapat menempuh pendidikan secara formal. Salah satu aspek yang berkaitan erat dengan mutu sekolah adalah budaya sekolah. Budaya sekolah merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh seluruh warga sekolah mencakup cara berpikir, perilaku, sikap, nilai yang tercermin baik dalam bentuk fisik maupun abstrak. Salah satu budaya yang dapat ditemukan di sekolah adalah budaya 5S yang merupakan singkatan dari senyum, sapa, salam, sopan, dan santun. Sebagai bagian dari pendidikan karakter, budaya 5S dapat dimanfaatkan untuk membentuk karakter peserta didik agar lebih bermoral dan berakhlak yang baik.

Seperti halnya yang dilakukan oleh SDN Sawahan IV. Sejak empat tahun yang lalu, budaya 5S sudah diterapkan di SDN Sawahan IV, Surabaya. Budaya ini tidak hanya ditujukan pada bapak-ibu guru atau siswa saja, tetapi seluruh warga sekolah SDN Sawahan IV,

baik tenaga kependidikan, petugas kebersihan, hingga satpam berupaya penuh dalam menjaga budaya ini.

Menurut penjelasan Atik, wali kelas 1-C, “Justru yang pertama kali menerapkan budaya 5S saat sekolah dimulai adalah bapak satpam. Karena mereka yang pertama kali menyambut peserta didik dan wali murid sebelum memasuki area sekolah.

Dengan menerapkan budaya 5S, wali murid akan merasa lebih tenang sebab anaknya disambut dengan baik di sekolah,” tuturnya.

Amerta

l

29

ABHINAYA

Salah satu pembiasaan 5S oleh SDN Sawahan IV diwujudkan dalam bentuk sambutan bapak-ibu guru setiap pagi di gerbang sekolah. Bapak-ibu guru secara bergantian sesuai dengan jadwal piket yang telah ditentukan, akan menunggu kehadiran peserta didik di gerbang depan dan belakang sekolah. Hal tersebut merupakan wujud nyata bahwa guru telah siap menerima peserta didik di sekolah.

Sedangkan bagi wali murid, pembiasaan tersebut dapat dinyatakan sebagai tanda kepercayaan mereka kepada guru untuk mendidik anaknya dalam menuntut ilmu di sekolah. Hal tersebut juga menjadi upaya sekolah untuk menjaga konsistensi budaya 5S agar tetap terlaksana secara berkelanjutan.

Urgensi dari menerapkan budaya 5S di sekolah tidak hanya sebagai pendidikan karakter peserta didik, tetapi karena budaya tersebut sangat mencerminkan budaya bangsa Indonesia sehingga perlu untuk dipertahankan agar tidak terkikis oleh zaman atau dalam kondisi apapun.

30

l

Amerta

Saat kondisi pandemi, SDN Sawahan IV menerapkan budaya ini dengan cara yang berbeda, yaitu menyesuaikan anjuran kesehatan pada masa pandemi. Misalnya menyambut siswa dengan melakukan pengecekan suhu tubuh dan mengarahkan peserta didik untuk cuci tangan sebelum memasuki ruang kelas. “Hal tersebut perlu untuk dilakukan agar koneksi antara guru dan murid tetap terjaga meskipun dalam situasi seperti saat pandemi,” jelas Atik saat diwawancarai.

Dampak dari pembiasaan 5S sebagai pendidikan karakter peserta didik, antara lain sikap disiplin, perilaku hormat terhadap orang yang lebih tua, memberikan rasa nyaman terhadap sesama, memiliki rasa belas kasih, dan berperilaku serta bertutur kata yang sopan dan santun. Di akhir sesi wawancara, Atik juga menambahkan bahwa tolok ukur keberhasilan dalam penerapan budaya 5S ini ditandai dengan sikap dan perilaku peserta didik yang mencerminkan kelima unsur budaya tersebut dalam sehari-hari.

ABHINAYA

Implementasikan Peduli Lingkungan Lewat Poster pada Kirab Hari Pahlawan Reporter: Qoriatul Habibah

Potret peserta didik SDN Sawahan IV saat kirab Hari Pahlawan dengan membawa poster tema peduli lingkungan (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

SURABAYA - Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional, SDN Sawahan IV Surabaya menggelar kirab bertemakan lingkungan pada Jumat (10/11/2023).

Ternyata kegiatan tersebut mendapat respons positif dari wali murid dan masyarakat sekitar. Respons tersebut ditunjukkan melalui antusiasme mereka dalam menyebarluaskan kegiatan positif itu lewat media sosial seperti grup whatsapp.

Mereka sangat mengapresiasi kepedulian sekolah terhadap lingkungan dan berharap agar kegiatan serupa dilaksanakan secara berkelanjutan.

Kirab dimulai dari halaman sekolah SDN Sawahan IV, kemudian peserta didik diajak menyusuri gang-gang dan jalanan sekitarnya. Peserta Kirab yang terdiri atas peserta didik dan guru, serempak mengenakan pakaian adat dan menggunakan berbagai atribut. Tak lupa poster tema lingkungan yang terbuat dari bahan bekas seperti kardus, kayu, gagang sapu, dll. Irma selaku guru di Sekolah SDN Sawahan IV, mengatakan bahwa kegiatan kirab ini merupakan salah satu upaya sekolah untuk menanamkan nilai-nilai cinta lingkungan dalam diri siswa. "Kami ingin menanamkan kesadaran itu melalui setiap aksi kecil, seperti menanam pohon, membuang sampah pada tempatnya, dan anti plastik.

Harapannya dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan kita," ujar Irma. Selain itu, kegiatan seperti ini diharapkan mampu memupuk jiwa patriotisme peserta didik.

Tak hanya itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menggalakkan penerapan bebas plastik, meningkatkan kesadaran pentingnya melestarikan lingkungan, dan menunjukkan kepada masyarakat ahwa SDN Sawahan IV mengikuti program Tunas Hijau.

Amerta

l

31

ABHINAYA Program Tunas Hijau adalah program yang dirancang untuk menanamkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan kepada masyarakat, terutama generasi muda. Tujuan dan manfaat dari program Tunas Hijau adalah 1) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan; 2) Menanamkan nilai-nilai cinta lingkungan dalam diri generasi muda; dan 3) Membangun karakter generasi muda sebagai tunas hijau yang peduli terhadap lingkungan. Program ini dapat diwujudkan melalui berbagai kegiatan, seperti 1) Edukasi lingkungan berbentuk seminar, workshop, atau kampanye lingkungan;

2) Aksi nyata berbentuk penanaman pohon, bersih-bersih sampah, Program Tunas Hijau juga pernah bekerja sama langsung dengan Pemerintahan Kota Surabaya dalam menyelenggarakan program Surabaya Eco School. Program ini bertujuan untuk menciptakan sekolah-sekolah peduli lingkungan di seluruh kawasan Kota Surabaya. Lebih lanjut, terdapat pula program Eco Camp yang diselenggarakan oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (YKPI). Program ini bertujuan untuk memberikan pendidikan lingkungan kepada siswa-siswi sekolah dasar salah satunya di SDN Sawahan IV, Surabaya.

Potret peserta didik SDN Sawahan IV saat kirab Hari Pahlawan dengan membawa poster tema peduli lingkungan (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

32

l

Amerta

ABHINAYA

Slogan-Slogan SD Sawahan IV Surabaya Bukan Sekadar Tempelan, Tapi Tujuan Pendidikan Reporter: Noerhalizha Galih Tantya

Surabaya – SDN Sawahan IV Surabaya memasang berbagai slogan pendidikan yang berisi kutipan motivasi maupun slogan peraturan yang mudah diingat oleh siswa.

Melalui slogan-slogan pendidikan, para siswa SDN Sawahan IV Surabaya dapat melihat, mengingat, dan menerapkan dengan baik makna dari slogan tersebut.

Slogan adalah perkataan atau kalimat pendek yang menarik, mencolok, dan mudah diingat. Slogan dibuat untuk menarik dan mengajak semua orang melakukan tindakan atau menaati sebuah aturan.

Foto Slogan-Slogan di Dinding Kelas dan di Luar kelas SDN Sawahan IV Surabaya (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Hikmah Rakhmawati atau yang akrab disapa Bu Hikmah merupakan wali kelas 4B SDN Sawahan IV Surabaya, menjelaskan SDN Sawahan IV sudah lama memasang slogan-slogan di area sekolah.

“Pihak sekolah sudah memasang sloganslogan seperti bullying yang sekarang lagi tren. Slogan tentang bullying dibuat agar bisa dilihat dan dibaca oleh anak. Selain itu terdapat slogan mengenai kebersihan dan aturan-aturan di area sekolah,” ujar Hikmah.

Slogan lain yang ada di SDN Sawahan IV adalah kutipan motivasi atau kalimat inspiratif, sehingga siswa dapat terstimulasi energi-energi positif. Penulisan slogan biasanya singkat tetapi mengandung isi yang menarik sesuai dengan tujuan atau visi sekolah.

Tujuan dibuatnya slogan-slogan di area sekolah, supaya anak tahu apa yang terjadi di Foto Slogan-slogan tentang bullying SDN Sawahan IV Surabaya lingkungan luar. Sebagian anak-anak sudah menerapkan informasi atau pesan pada (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Amerta

l

33

ABHINAYA

pada slogan tersebut, namun ada sebagian yang belum,” terang Bu Hikmah.

Setiap sudut area SDN Sawahan IV dihiasi slogan-slogan seperti peraturan buang sampah pada tempatnya, slogan larangan tindakan bullying di sekolah, salam literasi dan budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun), peraturan meletakan sepatu di rak, slogan larangan kekerasan terhadap anak, poster membiasakan cuci tangan memakai sabun, dan masih banyak lagi. Menariknya, siswasiswi SDN Sawahan IV mulai dari kelas 1-6 dilibatkan dalam pembuatan poster slogan, gambar-gambar yang ditempel di sudut kelas, pintu kelas, dan sebagian slogan lain yang berwujud di akrilik, pamflet, serta lukisan di dinding kelas.

Karakter positif bagi anak didik yang tertuang di dalam profil pelajar Pancasila tidak bisa dijadikan slogan saja, tetapi harus ditanamkan dalam bentuk perbuatan.

“Setelah adanya slogan-slogan di area sekolah, sebagian anak-anak mengalami perubahan yang cukup signifikan seperti mematuhi peraturan, menjaga lingkungan, dan kebersihan,” pungkas Hikmah.

Foto Slogan-Slogan di Dinding Kelas dan di Luar kelas SDN Sawahan IV Surabaya (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Selain slogan-slogan bullying, lingkungan, dan peraturan kebersihan, juga terdapat slogan profil pelajar Pancasila yang terletak di bawah anak tangga. Slogan profil pelajar Pancasila sudah tidak asing lagi bagi para pendidik. Ada berapa karakter profil pelajar Pancasila yang haus diterapkan siswa-siswi yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, dan berakhlak mulia, 2) Berkebinekaan Global, 3) Mandiri, 4) Gotong Royong, 5) Bernalar Kritis, 6) Kreatif.

34

l

Amerta

Foto Slogan-Slogan Profil Pelajar Pancasila di Tangga (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

ABHINAYA

Kreasi Tangan Si Kecil, Mulai dari Vas Bunga hingga Action Figure Reporter: Tiara Fayza Putri Sayant

Hasil Karya Siswa SDN Sawahan IV Surabaya (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Hasil kreasi tangan anak-anak memang menjadi satu hal yang membanggakan bagi guru dan wali murid. Lingkungan sekitar juga akan merasakan hebatnya si kecil dalam menghasilkan sebuah karya dari tangannya sendiri. Kreasi anak yang dimaksud adalah salah satu hasil kerja peserta didik setelah berkegiatan produktif selama pembelajaran sehingga menghasilkan barang-barang yang unik dan memiliki nilai estetika. Memberikan kesempatan bagi anak untuk berkreasi adalah salah satu peran sekolah dan orang tua agar peserta didik memiliki pengalaman belajar yang lebih bervariatif. Tidak hanya belajar tentang teori di dalam kelas, tetapi juga menghasilkan produk di luar kelas.

SDN Sawahan IV Surabaya selalu memberikan kesempatan bagi peserta didiknya untuk berkreasi dengan hal-hal yang ada di lingkungan sekitarnya.

Pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan peserta didik pada setiap prosesnya akan menumbuhkan rasa

keingintahuan mereka terhadap sesuatu.

Tidak heran jika peserta didik akan selalu ketagihan dengan proses belajar dalam program apapun itu. Hasil karya peserta didik yang dihasilkan setelah melakukan kegiatan praktik, yaitu pekerjaan tangan seperti gambar, lukisan, hasil mewarnai, hasil menggunting, meronce, menempel, kolase, dan lain sebagainya.

Kegiatan menghasilkan produk kreativitas tersebut juga dilakukan oleh siswa kelas III SDN Sawahan IV Surabaya yang masih menggunakan Kurikulum Tiga Belas (Kurtilas). Alasannya karena untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, efektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat, bangsa, negara, dan peradaban dunia. Pada kurikulum ini masih menggunakan tema dan sub tema. Setiap tema memuat beberapa mata pelajaran yang dapat membantu proses belajar peserta didik.

Amerta

l

35

ABHINAYA Hasil karya peserta didik kelas III SDN Sawahan IV Surabaya merupakan produk pembelajaran SBDP atau Seni Budaya dan Prakarya saat di kelas. SBDP selalu dimuat pada setiap tema Kurtilas sehingga peserta didik harus menghasilkan karya atau kreasi. Contohnya adalah integrasi pelajaran matematika dan kreasi yang menghasilkan karya jam analog.

Pengerjaan karya biasanya dilakukan saat pembelajaran di kelas. Peserta didik membawa alat dan bahan yang telah disebutkan oleh guru, kemudian di dalam kelas mereka bekerja sama tanpa ada campur tangan dari orang tua. Walaupun demikian, peran orang tua tetap diperlukan dalam hal menyiapkan alat dan bahan di rumah. Sebab bahan tidak selalu berupa bahan mentah, tetapi juga beberapa sudah disiapkan atau digunting dari rumah. Lalu, di sekolah tinggal merangkai dan menempel. Namun tidak semua tema pada kurtilas harus menghasilkan karya, bergantung pada proses pembelajaran apabila hasilnya kurang maksimal. Hal ini disebut sebagai pemanfaatan kompetensi dasar.

Hasil karya dan kreasi peserta didik akan dipajang di depan kelas, ruang guru, dan ruang kepala sekolah. Tepatnya diletakkan di etalase agar terlihat rapi.

Tidak hanya hasil dari pelajaran kelas III saja, tetapi juga hasil dari UKS atau Unjuk Kerja Siswa pada kelas-kelas lain, yaitu kelas I–VI. Unjuk Kerja Siswa adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan aktivitas peserta didik.

Setiap pembelajaran tentu mengalami kendala.

Misalnya saat proses menghasilkan karya, tidak jarang peserta didik merasa kesulitan dengan dirinya sendiri yang mengakibatkan kelas terkadang menjadi kurang kondusif.

Namun hal tersebut tidak menghambat mereka dalam berkarya dan berkreasi. Hasil kreasi yang dihasilkan siswa sangat beraneka ragam. Mulai dari vas bunga dari kardus bekas lengkap dengan bunga dari kantong plastik, lampu tidur dari sendok dan stik es krim, lukisan di media cobek, dan kendi atau tembikar dengan berbagai motif dan warna-warni. Kemudian, ada juga tas dari plastik bekas makanan dan kopi, celengan yang merupakan hasil dari sub-tema menabung, sampai action figure yang terbuat dari tanah liat dan plastisin.

Semua kreasi dan karya tersebut dipajang dan dirawat sehingga peserta didik dan orang tua dapat melihatnya dengan bangga.

P5 Kelas I SDN Sawahan IV Surabaya (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

36

l

Amerta

ABHINAYA

Raih Prestasi Melalui Ekskul Bergengsi

Reporter: Yeti Indrawati

Surabaya – Salah satu aktivitas menyenangkan di sekolah adalah mengikuti kegiatan di luar kelas atau sering disebut dengan ekstrakurikuler. Selain untuk mengetahui bakat peserta didik, kehadiran ekstrakurikuler juga memberikan manfaat positif salah satunya melatih kepercayaan diri setiap individu.

Berbicara tentang ekstrakurikuler, SDN Sawahan IV memiliki kegiatan ekskul yang sangat bervariatif. Dari hasil wawancara tim AMERTA pada Kamis (23/11/2023), SDN Sawahan IV sebagai Sekolah Penggerak membagi dua jenis ekstrakurikuler, yaitu wajib dan pilihan. Berikut adalah penjelasannya.

Ekstrakurikuler Pramuka Pramuka adalah satu-satunya ekstrakurikuler wajib yang ada di SDN Sawahan. Penanggung jawab ekstrakurikuler ini adalah Indras dan Muti yang tidak lain juga guru SDN Sawahan IV. Sama dengan sekolah-sekolah lainya, pramuka selalu menjadi ekstrakurikuler wajib karena berguna untuk memahami nilai-nilai leluhur. Selain itu, kegiatan pramuka juga dapat mengasah keterampilan di antaranya keterampilan fisik, intelektual, emosional, dan sosial.

Pernyataan tersebut selaras dengan pendapat Indras selaku penanggung jawab ekstrakurikuler pramuka di SDN Sawahan IV, “Kalau pramuka kan memang harus fisik yang kuat, karena kegiatannya membutuhkan tenaga yang ekstra,” terang Indras.

SDN Sawahan IV mewajibkan peserta didiknya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang dilaksanakan setiap hari Sabtu menggunakan sistem bergilir.

Indras mengatakan, “Karena sekolah menerapkan 5 hari efektif pembelajaran, maka untuk ekstrakurikuler dilaksanakan pada hari Sabtu mulai pukul 07.00 dimulai dari kelas 1 lalu bergilir ke kelas-kelas di atasnya.”

Dalam proses pelaksanaannya, ekskul pramuka juga menghadirkan guru dari luar, mulai dari Siaga hingga Penggalang. SDN Sawahan IV juga aktif mengikuti kegiatan kepramukaan di luar sekolah.

Sering kali mereka meraih kejuaraan misalnya lomba yelyel, kekompakan, game-game, dan perlombaan lain yang berkaitan dengan kepramukaan.

Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Amerta

l

37

ABHINAYA Selanjutnya, ekstrakurikuler pilihan yang ada di SDN Sawahan IV, meliputi ekstrakurikuler tari, karawitan, lukis, paduan suara, silat, dan musik. Berikut adalah penjelasannya.

Ekstrakurikuler Tari Salah satu ekstrakurikuler pilihan di SDN Sawahan IV adalah ekskul tari. Ekstra ini cukup banyak diminati oleh murid. Namun, mayoritas anggota ekskul tari adalah peserta didik perempuan, sedangkan laki-laki hanya sedikit. Penanggung jawab ekstrakurikuler tari, Apiyah dan As, mengatakan bahwa ekskul tari SDN Sawahan IV beberapa kali mengikuti kejuaraan misalnya perolehan Juara 2 Tari Remo dari kelas 4, 5, dan 6, serta Juara Harapan 1 Tari Bermain dari kelas 1, 2, dan 3.

Kegiatan Ekstrakurikuler Karawitan (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Ekstrakurikuler Melukis

Kegiatan Ekstrakurikuler Tari (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Ekstrakurikuler Karawitan Selanjutnya, ekstrakurikuler Karawitan. Dari hasil wawancara bersama Soleh dan Catur selaku penanggung jawab ekstrakurikuler karawitan, mereka menjelaskan bahwa ekstra karawitan dimulai sejak 5 tahun yang lalu tepatnya pada 2018. Latar belakang dicetuskannya ekstrakurikuler karawitan adalah untuk memperkenalkan budaya dan musik tradisional. Ekskul ini dilaksanakan pada Selasa dan Sabtu serta hanya dapat diikuti oleh peserta didik mulai dari kelas 3 hingga kelas 6. Ekstra karawitan selalu ikut andil dalam setiap acara diadakan sekolah.

Mereka selalu ikut berpartisipasi dan menampilkan karawitan yang telah dipelajari selama latihan.

38

l

Amerta

Ekstrakurikuler ini dipandang sangat menarik bagi peserta didik.

Pasalnya, melukis dapat mengekspresikan perasaan melalui karya seni berbentuk lukisan.

Dwi dan Fariati, penanggung jawab ekstrakurikuler melukis, mengatakan bahwa SDN Sawahan IV pernah menyumbangkan Juara 3 dan Juara Harapan dalam acara perlombaan melukis sebagai wujud prestasi peserta didik.

Kegiatan Ekstrakurikuler Lukis (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

ABHINAYA

Ekstrakurikuler Paduan Suara Ekstrakurikuler yang bergerak di bidang tarik suara ini tidak kalah menariknya dari ekskul lain di SDN Sawahan IV. Regina dan Ida selaku penanggung jawab ekstrakurikuler paduan suara menjelaskan, “Meskipun masih Sekolah Dasar sebisa mungkin guru mengajarkan murid untuk dapat mengolah vokal berupa olah vokal pecah suara,” ucapnya saat diwawancarai pada Kamis (23/11/2023).

Ekstrakurikuler Musik Terakhir adalah ekstrakurikuler musik.

Menurut penuturan Yuni selaku penanggung jawab ekstrakurikuler bersama Irfan, proses perekrutan ekskul ini tidak ada seleksi secara khusus. Baru ketika akan mengikuti suatu perlombaan, pihak guru akan mengadakan seleksi.

Ekstrakurikuler musik SDN Sawahan IV telah berdiri sejak lama tetapi ketika pandemi covid-19 melanda, ekstrakurikuler musik terbengkalai.

Untungnya sekarang ekskul ini dapat kembali aktif setelah pandemi mereda dan pembelajaran luring mulai dilaksanakan di sekolah. Ekstrakurikuler musik juga turut aktif mengikuti perlombaan dan sering menorehkan prestasi.

Kegiatan Ekstrakurikuler Paduan Suara (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Ekstrakurikuler ini hanya dapat diikuti peserta didik kelas 4, 5, dan 6. Ekskul ini juga pernah menyumbangkan prestasi melalui perlombaan paduan suara yang telah diikuti.

Kegiatan Ekstrakurikuler Muska (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Ekstrakurikuler Silat Dalam wawancara bersama penanggung jawab ekskul silat, Yanto dan Hikmah, mengatakan bahwa ekstrakurikuler ini telah berdiri sejak 2017. Pendirian ekskul ini dilatarbelakangi oleh wujud perhatian bapak dan ibu guru untuk mengalihkan potensi kekuatan fisik peserta didik dari hal negatif. Selain itu, peserta didik yang tergabung dalam ekskul ini akan dibekali wawasan bentuk pertahanan diri sejak kecil. Prestasi yang pernah diraih selama satu tahun terakhir pada kejuaraan pencak silat yaitu menoreh Juara 1 dan Juara 2.

Amerta

l

39

ABHINAYA

Transformasi SDN Sawahan IV Menjadi Eco School Reporter: Bagas Surya Nata Sejak 2018, SDN Sawahan IV telah menapaki perjalanan panjang menuju sekolah berbasis lingkungan atau dikenal sebagai Eco School.

Irma, salah satu guru SDN Sawahan IV, menceritakan proses sekolah ini mengubah paradigma dan mengukuhkan dirinya sebagai pelopor dalam gerakan lingkungan. Proses menuju keberhasilan ini dimulai dari keterlibatan sekolah dalam Lomba Pangput Lingkungan pada 2018. Meskipun baru pertama kali berpartisipasi, SDN Sawahan IV berhasil meraih prestasinya sebagai Juara Harapan 3 pada perlombaan tersebut. Prestasi ini bukan hanya penghargaan semata, melainkan juga batu loncatan bagi sekolah untuk memulai perjalanan menuju Eco School.

Faktor keberhasilan dari prestasi yang diraih tersebut adalah kreativitas dan inovasi SDN Sawahan IV yang menghasilkan produk bernilai tinggi, yaitu pemanfaatan cangkang telur. Produk ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan dalam kompetisi, tetapi juga menjadi simbol konkret dari upaya sekolah untuk menggali potensi positif dari keberadaan limbah.

SDN Sawahan IV baik peserta didik maupun guru bekerja sama dan terlibat aktif dalam gerakan Eco School. Setiap minggu, peserta didik, guru, bahkan wali murid ikut serta dalam kegiatan mengumpulkan barang-barang yang sudah tidak terpakai di rumah masing-masing.

40

l

Amerta

Kegiatan bersih-bersih lingkungan sekolah sebagai wujud penerapan Eco School (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Kemudian, barang-barang yang dikategorikan sebagai sampah ini akan disortir dan dipilah. Kemudian, beberapa sampah yang tergolong sampah organik akan dijadikan komposter dan biopori.

Hal ini menunjukkan komitmen sekolah terhadap pemanfaatan limbah. Irma menjelaskan juga tentang pendekatan yang diajarkan melalui prinsip-prinsip Eco School.

Tidak hanya sebatas pembelajaran formal di kelas, tetapi juga pelaksanaan sosialisasi intensif kepada peserta didik masif dilakukan.

ABHINAYA

Konsep zero waste menjadi landasan sekolah mengajarkan kepada peserta didik betapa pentingnya menjaga lingkungan, misalnya diwujudkan melalui pemilahan sampah dengan baik dan benar.

Keterlibatan seluruh elemen sekolah juga menjadi faktor terpenting dalam keberhasilan program Eco School karena hal tersebut menjadi tanggung jawab bagi seluruh warga sekolah terhadap kebersihan lingkungan.

Keputusan menjadi sekolah zero waste direalisasikan dalam bentuk menghilangkan penggunaan plastik di sekolah. Harapannya, SDN Sawahan IV bukan hanya sekadar sekolah, melainkan bisa menjadi agen perubahan yang mencetak generasi peduli lingkungan.

Transformasi SDN Sawahan IV menjadi Eco School, dapat dijadikan inspirasi bagi sekolah lain maupun komunitas yang lebih luas untuk melakukan perubahan menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Kegiatan bersih-bersih lingkungan sekolah sebagai wujud penerapan Eco School (Sumber: AMERTA/Redaktur Media)

Amerta

l

41

PUISI

Indahnya Sekolahku

Karya Denny Andhika Pratama / 5C Pagi datang lagi Segenap hasrat terkumpul kembali Setelah bercengkrama dalam mimpi Mulai balik menjajal hari Ini adalah sekolahku Betapa indah dan bersihnya sekolahku Kenangan menyentuh hati Kobarkan api semangat menuntut ilmu Memulai pembelajaran dengan semangat Senangnya bisa belajar dengan sehat Memupuk diri dengan ilmu bermanfaat Untuk bekal dunia dan akhirat Terima kasih guruku Teman-teman dan diriku sendiri Atas lingkungan yang bersih ini Atas kenikmatan belajar di masa kini

Lingkungan Sekolah

Karya Aisyah Nurmahrani / 5E Sekolahku adalah istanaku Tempat ternyaman untuk belajar Lingkungan yang bersih Udaranya yang sejuk Membuatku giat untuk ke sekolah

Banyak bunga telang Dan tanaman lainnya Menghiasi halaman sekolahku Ada juga kolam ikan Yang jernih airnya dan banyak ikan koi Kelas yang nyaman dan luas Membuatku bersemangat Untuk belajar lebih giat Gurunya yang ramah dan baik Membuatku selalu ceria saat belajar Sekolahku adalah sekolah Adiwiyata Dengan beribu tanaman dan pohon Yang berjejeran di halaman sekolah Pelajarannya juga tidak kalah menarik Aku bisa mendapatkan ilmu pengetahuan di sini

42

l

Amerta

PUISI

Sekolahku

Karya Fatisha Salsabila, D.i / 5B

Lingkungan Sekolah Karya Ayfa / 5D

Setiap orang pasti memiliki kesan Dan pengalaman masing-masing Terhadap lingkungan di sekolahnya Tempat dimana kita menimba ilmu Pasti memiliki segudang kenangan Yang mungkin tidak bisa dilupakan Kenangan-kenangan kita Sekolah ini lah yang sering Kuungkapkan dalam sebuah puisi Yang bertema lingkungan sekolah Tidak hanya tentang lingkungan Sekolahnya yang indah serta rapi Keramahan guru-gurunya pun Menjadi hal yang membuat kita Rindu akan suasana sekolah

Di sini aku menemukan hidup baru Dalam deraian syukur dalam kalbu Menatap masa depan di dalam rumah keduaku Sekolah tempatku mencari ilmu Sekolahku yang asri Sekolahku yang bersih Tak ada sampah plastik di sana sini Tak ada satupun sampah karena ulah sendiri Aku bangga dengan sekolahku ini Sekolah yang selalu kucintai Tempatku menuntut ilmu Sekolah yang selalu ku rindu

Sae Sekolah Asri Karya 5A

Oh sekolahku Sekolah yang asri dan hijau Sekolah yang ramah lingkungan Bagaimana dengan sekolahmu kawan?

Oh sekolahku Semoga saja sekolahmu adalah sekolah yang Sekolah yang beragam tanaman akan mengajarkanmu banyak hal Tentang persahabatan yang tidak Oh sekolah Adiwiyata membedakan agama atau ras Jadilah sekolah yang asri Agar menjadi lingkunganmu yang bersih The sae school The garden school Jadilah sekolah yang Adiwiyata

Amerta

l

43

G A LERI D O K U M EN TA S I