National Overview of New and Renewable Energy in Indonesia

Page 1

Daftar Isi

1 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


BAB I RINGKASAN Peran energi menjadi sangat signifikan dalam dekade terakhir. Menurut beberapa cendekiawan , persaingan dan gesekan kepentingan berkembang dari peperangan informasi dan komunikasi menjadi peperangan ketahanan energi. Masing-masing negara berlomba dalam melindungi sumber energi dalam negeri untuk menjamin perkembangan nasional melalui ketersediaan energi yang terukur. Energi memiliki peran vital bagi eksistensi suatu negara, baik di bidang sosial , lingkungan maupun di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dan energi menjadi sangat berkaitan sehingga menjadi komoditas yang dijaga sustainabilitasnya dan dijadikan indikator penting dalam pertumbuhan ekonomi. Indonesia dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Nasional (MP3EI) meletakkan energi sebagai salah satu sub pilar pembangunan Indonesia. Energi menjadi salah satu faktor konektivitas fisik dalam pembangunan konektivitas nasional. Perkembangan infrastruktur energi menjadi prasyarat untuk peningkatan daya tarik investasi dan menjadi jaminan pertumbuhan ekonomi ke depannya. Kondisi Indonesia pada saat ini cukup memprihatinkan , di mana infrastruktur yang menjaga keterhubungan wilayah penghasil energi dan pusat konsumsi energi cukup buruk . Akibatnya, tidak tercipta jaminan suplai energi yang menjadi syarat utama perkembangan industri. Penyaluran energi ,baik dalam bentuk migas-tambang ataupun listrik, merupakan faktor yang signifikan. Boleh saja Indonesia memiliki sumber energi yang kaya tetapi apabila dalam transportasinya terjadi kendala maka pemenuhan energi pun akan terganggu. Sebagai komoditas yang sangat penting , kelimpahan energi menjadi modal perkembangan ekonomi. Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumber energi yang melimpah di dunia. Indonesia memiliki cadangan panas bumi yang besar. Potensi panas bumi tersebar di 285 tempat, dengan potensi sebesar 29215 MW 1.Selain itu Indonesia masih memiliki sumber energi konvensional seperti batubara, minyak bumi dan gas alam. Indonesia memiliki cadangan batubara sebesar 104,8 milyar ton dengan produksi tertinggi di dunia 1 ESDM 2012

2 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


yaitu 370 juta ton pada tahun 2011. Sedangkan minyak dan gas bumi di Indonesia masih tersisa masing-masing 277 juta barel dan 164,99 Tscf di seluruh Indonesia2. Selain itu Indonesia juga dikaruniai oleh sumber energi baru terbarukan yang besar. Tenaga hidro pada tahun 2011 adalah 26,321 GW. Potensi sebenarnya masih lebih besar tetapi sulit dimanfaatkan karena status kehutanan, sosial dan luas reservoir. Energi lainnya yang tersedia di Indonesia adalah biomasa, solar, bayu, dan kelautan yang dijabarkan sebagai berikut3. Tabel 1.1 Potensi EBT No

Energi Baru dan Terbarukan

Sumber Daya

1

Mini/mikrohidro

500 MWe

2

Biomass

49.810 MWe

3

Tenaga Surya

4,80 kWh/m2/hari

4

Tenaga Angin

9.290 MWe

5

Kelautan

240 GWe

Tetapi dengan kekayaan alam yang melimpah, Indonesia tidak kunjung menunjukkan jati dirinya di kancah ekonomi dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diklaim selalu meningkat 6,2 % pertahun , tetapi secara nyata masih saja tertinggal dibandingkan negaranegara yang bahkan tidak memiliki cadangan energi yang cukup untuk negaranya. Richard Auty pada tahun 1993 untuk pertama kalinya menggunakan term resource curse sebagai gambaran ketimpangan ekonomi antara negara-negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam dengan negara-negara yang tidak. Negara dengan sedikit kekayaan alam justru memiliki tingkat ekonomi yang lebih baik dibandingkan negara-negara kaya akan sumber daya alam.

2 RUPTL PLN 2012-2021 3 ibid

3 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


“ Ten years from now, twenty years from now, you will see : oil will bring us ruin... oil is the Devil’s excrement.” Kalimat di atas adalah pernyataan politisi Venezuela Juan Pablo Perez Alfonso yang juga salah seorang pendiri OPEC. Kekayaan alam yang seharusnya mensejahterakan negara yang memilikinya malah menjadi malapetaka. Rata-rata negara yang dikenal memiliki kekayaan alam yang melimpah merupakan wilayah kolonial dari negara-negara penjajah berabad –abad silam. Kolonialisme pada saat itu dilatarbelakangi oleh hasrat pemenuhan kebutuhan dari negara-negara penjajah karena mereka kekurangan sumber daya alam dalam negeri. Langkah ini bisa jadi merupakan bentuk-bentuk awal dari upaya menjaga ketahanan negara terhadap komoditas sumber daya alam. Walaupun di dunia modern upaya kolonialisme dikecam , bentuk pencengkraman secara tidak langsung tetap dilakukan oleh perusahaan-perusahaan multi nasional. Nasib bangsa hanya dapat diubah oleh kaumnya. Dalam konteks ini, Indonesia hanya dapat diubah nasibnya oleh rakyatnya yang didinamisasi oleh pemerintah yang amanah. Kedaulatan , kemandirian dan ketahanan Indonesia , termasuk dalam bidang energi, adalah tanggung jawab bersama bangsa Indonesia. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengefisiensikan proses penggunaan energi dan penemuan energi baru terbarukan harus digesakan . Pemerintahan harus berpihak untuk kepentingan dalam negeri dengan pembagian porsi yang adil dalam penggunaan energi nasional. Sinkronisasi dan kerjasama pemerintah, akademisi , teknokrat dan pengusaha nasional untuk menjaga ketersedian energi nasional sangat diharapkan mengingat kedepannya sumber energi konvensional akan semakin menipis dan semua negara akan menjadi “pelit” untuk berbagi kekayaannya. Mahasiswa dengan posisinya sebagai salah satu irisan masyarakat politik, sipil dan ekonomi memiliki tanggung jawab untuk juga menjawab tantangan ketahanan energi yang ada. Mahasiswa dicetak untuk menjadi problem solver dalam menyolusikan permasalahan bangsa , termasuk dalam bidang energi. Merupakan pilihan mahasiswa , apakah hanya terpaku kepada penilaian di atas kertas atau mengekskalasikan diri dengan menjawab tantangan bangsa.

4 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


BAB II POTENSI ENERGI INDONESIA 2.1 PENDAHULUAN Indonesia memiliki potensi energi yang sangat besar. Secara umum sumber-sumber energi tersebut dapat dibedakan menjadi sumber energi yang dapat diperbaruhi dan sumber energi yang tidak dapat diperbaruhi. Sumber energi yang tidak dapat diperbaruhi adalah sumber daya alam yang tidak dapat direproduksi , tumbuh, diciptakan atau digunakan dalam skala yang berkesinambungan . Ketika energi non-renewable habis digunakan, maka sumber daya alam tersebut jumlahnya akan terus berkurang hingga akhirnya habis diproduksi. Sumber energi renewable adalah energi yang dapa secara kontinyu diisi atau diciptakan kembali. Sumber energi renewable dapat digunakan secara berkelanjutan asalkan tingkat produksi energi tidak melebihi tingkat penciptakan kembali energi tersebut oleh alam. Terdapat klasifikasi energi lain yang biasanya digunakan di literatur-literatur, yaitu energi konvensional dan energi baru terbarukan. Indonesia sudah sejak lama menggunakan sumber energi fosil yang disebut energi konvensional. Dalam beberapa tahun belakang neraca energi Indonesia mentikberatkan kepada penggunaan energi konvensional , seperti minyak bumi, gas dan batu bara. Semakin menipisnya cadangan sumber energi konvensional dan meningkatnya konsumsi energi setiap tahun mendorong Pemerintah untuk meninjau ulang kebijakan energinya untuk meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) dan mengurangi ketergantungan kepada energi fosil. EBT adalah sumber energi yang dapat diciptakan kembali oleh alam atau sumber energi baru yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti energi fosil. Dalam mengenal dan menganalisis sumber energi dan konsumsi energi , energi ditakarkan dalam satuan energi tertentu. Untuk memudahkan pemahaman ke depannya , dilampirkan konversi satuan energi yang sering digunakan. Tabel 2.1.1 Tabel Konversi Satuan Energi No

1

2

Input

1

1

Barrel of Oil Equivalent (BOE)

Tonnes of Oil Eqivalent

Output 0.137

Tonnes of Oil Equivalent (TOE)

0.00159

Gigawatt-hour (GWh)

5435616.43 8

British Thermal Units (Btu)

7.3

Barrels of Oil Equivalent 5

Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


(BOE) (TOE)

3

1

0.01163

Gigawatt-hour (GWh)

39680000

British Thermal Units (Btu)

3600000000

kilo Joule (kJ)

627.8

Barrels of Oil Equivalent (BOE)

86

Tonnes of Oil Equivalent (TOE)

Gigawatt-hour (GWh)

Dibawah ini adalah tabel konversi beberapa jenis energi dengan satuan produksi masing-masing ke BOE. Konversi ini memudahkan untuk memahami dan membandingkan suatu sumber energi dengan sumber energi lainnya. Tabel 2.1.2 Faktor Konversi I

6 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


sumber : Handbook of Energy and Economics Indonesia 2012

Tabel 2.1.3 Faktor Konversi II

sumber : Handbook of Energy and Economics Indonesia 2012

2.2 MINYAK BUMI Minyak bumi diproduksi dan didistilasi menjadi berbagai jenis fraksi sebelum digunakan sebagai bahan bakar. Saat ini di Indonesia , minyak bumi menjadi sumber energi 7 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


yang paling besar. Hampir setengah dari konsumsi energi nasional ditopang oleh suplai minyak bumi. Indonesia dahulu merupakan anggota OPEC sebagai salah satu pengekspor minyak bumi . Tetapi pada tahun 2008 , Indonesia resmi keluar dari OPEC karena produksi dalam tidak dapat mengurangi konsumsi dalam negeri. Rata-rata kebutuhan dalam negeri adalah sekitar 1,3 juta barel per hari . Permintaan ini tidak diiringi dengan produksi minyak yang hanya sebesar 879 ribu barel per hari.4 Indonesia saat ini masih memiliki cadangan minyak sebesar 7,73 miliar barel. Angka ini terdiri dari 4,039 miliar barel cadangan proven dan 3,692 miliar barel cadangan berpotensi. Selain ada upaya untuk mencari sumur produksi baru, para ahli perminyakan juga berusaha untuk meningkatkan teknologi untuk produksi minyak yang lebih maksimal. Cadangan minyak bumi terbesar di Indonesia terdapat di Sumatera bagian tengah dengan nilai 3,847 miliar barel cadangan5 . Gambar 2.2.1 Sebaran Cadangan Minyak Bumi di Indonesia

sumber : ESDM 2011

2.3 GAS BUMI

4 Handbook of Energy and Economic Statistics Indonesia 2012, hlm. 70 5 Statistik Minyak Bumi, ESDM 2011

8 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


Gas bumi merupakan sumber daya alam dengan cadangan terbesar ketiga di dunia setelah batu bara dan minyak bumi. Gas alam pada awalnya tidak dikonsumsi sebagai sumber energi karena kesulitan dalam hal transportas sehingga selalu dibakar ketika diproduksi bersamaan dengan minyak bumi. Gas alam di Indonesia memiliki peranan yang cukup dominan setelah peran minyak sebagai sumber energi utama mulai dikurangi. Apalagi dengan komitmen yang diberikan pemerintah dalam Clean Developement Mechanism pada Kyoto Protocol, gas alam mulai dipilih karena tingkat polusi yang lebih rendah. Selain itu Indonesia memiliki cadangan gas alam yang cukup besar, yaitu sebesar 152,89 TSCF 6. Gas alam juga memiliki harga yang stabil karena jauh dari muatan politis , tidak seperti minyak bumi. Produk dari gas alam yang digunakan adalah LPG (Liquid Petroleum Gas), CNG ( Compressed Natural Gas) , LNG ( Liquid Natural Gas) dan Coal Bed Methane (CBM) yang merupakan sumber non konvensional yang sedang dikembangkan di Indonesia. Compressed Natural Gas merupakan gas alam yang dikompres tanpa melalui proses penyulingan dan disimpan dalam tabung logam. CNG relatif lebih murah karena tanpa melalui proses penyulingan dan lebih ramah lingkungan. LPG dan LNG merupakan gas alam hasil penyulingan dan pemisahan dari minyak bumi. Gas buthana dan propana akan menjadi LPG dan methana akan menjadi LNG. LPG dikenal sebagai bahan bakar untuk keperluan memasak . Gambar 2.3.1 Sebaran Cadangan Gas Alam di Indonesia

6 Statistik Gas Alam, ESDM 2011

9 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


sumber : ESDM 2011

2.4 BATUBARA Menurut ESDM 2011, cadangan batubara di Indonesia adalah 103,187 milyar ton . Cadangan tersebut tersebar di seluruh Indonesia, terutama di Kalimantan (52,32 milyar ton) dan Sumatera (52,48 milyar ton). 7

Mayoritas cadangan batubara di Indonesia memiliki kualitas yang menengah (medium rank) , 22% berkualitas rendah (low rank ) dan sekitar 12% berkualitas tinggi (high rank). Menurut standar kalori yang digunakan PLN , adb (ash dry basis) , kandungan kalori batubara dibagi menjadi tiga8, yaitu : o

Low rank ( kalori < 5100 kkal/kg)

o

Medium rank ( kalori 5100-6100 kkal/kg)

o

High rank ( 6100-7100 kkal/kg)

Saat ini PLN sedang melakukan ujicoba sumber energ baru , yaitu Gasified Coal dan Liquified Coal. Diharapkan dengan dikembangkan sumber energi baru ini maka kuantitas dan kualitas bakar menjadi lebih besar dan efisien. Gambar 2.4.1 Sebaran Cadangan Batubara di Indonesia

7 Statistik Batubara, ESDM 2011 8 RUPTL PLN 2012-2021, hlm 30

10 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


sumber : ESDM 2011

2.5 TENAGA KELAUTAN Indonesia memiliki garis pantai yang panjang dan dikenal sebagai negara maritim terbesar di dunia. Dengan dikelilingi oleh dua samudra besar di dunia, Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, Laut Indonesia memiliki potensi untuk menghasilkan energi yang sangat besar. Apabila digali lebih mendalam, laut Indonesia paling tidak dapat dimanfaatkan dengan lima cara, yaitu : gelombang laut, pasang surut, arus laut , perbedaan salinitas dan perbedaan suhu laut. 9 Saat ini diestimasi bahwa potensi kelautan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk menghasilakan daya sebesar 240 GWe. 10 Energi gelombang laut (wave power) diturunkan dari tenaga dari gelombang permukaan yang terhempas ke garis pantai . Sedangkan energi pasang surut (tidal power) didapat dari pemanfaatan energi kinetik dari pasang surut yang terjadi. Pemanfaatan tenaga melalui arus laut dilakukan dengan mendesain turbin yang dapat diputar oleh arus deras (marine current power) . Energi osmotis (osmotic power) memanfaatkan dari kadar garam di laut, Ocean Thermal Energy Convention memanfaatkan prinsip thermodinamika

9 Abu Khalid Rivai , Brian Yuliarto , dll, Serba- Serbi Energi :Bunga Rampai Energi dari Negeri Sakura , Bandung : Percetakan Ganesha , 2006. 10 Draft KEN 2010-2050

11 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


ketika terdapat sistem dan lingkungan yang memiliki perbedaan suhu yang cukup besar.11 Tingkat pemanfaatan energi kelautan Indonesia hanya 0,000458 % , jauh dari nilai optimal yang dimiliki . Kapasitas terpasang ini merupakan pemanfaatan energi gelombang laut di pantai Baron Yogyakarta ( kapasitas terpasang 1,1 MW) 12. Estimasi potensi listrik dari energi gelombang di Indonesia adalah 20-70 MW/m menurut BPPT Pengembangan Sumber Daya Energi. Menduduki posisi ke-4 di dunia, Indonesia memiliki 81.000 km garis pantai yang siap dimanfaatkan. Dengan memanfaatkan energi kelautan pemerintah dapat memacu pertumbuhan energi di pulau-pulau terpencil . Selain itu Pemerintah dapat turut mengamankan pulau-pulau terluar karena meraka merupakan aset negara yang sangat penting. Pulau-pulau terluar tersebut memegang peranan penting dalam menjaga kedaulatan Indonesia. Selain itu , energi kelautan dapat mengubah ancaman menjadi keuntungan melalui pemanfaatan arus laut yang rawan bagi pelayaran.

2.6

GEOTHERMAL

Indonesia secara geografis terletak di akibat pertemuan tiga lempeng bumi, yaitu : Pasifik, Indo-Asutralia, dan Eurasia . Pertemuan lempeng ini menyebabkan terbentuknya ring of fire atau sabuk api , yaitu Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik . Kedua sabuk api ini bertemu di wilayah nusantara sehingga menyebabkan Indonesia kaya akan gunung api . Kondisi ini memberikan peruntungan karena terdapat kurang lebih 285 area yang diramalkam memiliki potensi panas bumi atau setara dengan 29.215 MW 13. Hingga saat ini terdapat 7 lapangan yang telah dieksploitasi dengan produksi setara 1.226 MW . Sedangkan saat ini 44 lapangan sedang dalam tahap survey, eksplorasi dan studi kelayakan. Panas bumi dihasilkan dari panas dari inti bumi yang terletak di kedalaman 6400 km di bawah permukaan kulit bumi. Panas tersebut merambat secara konduksi dan konveksi sehingga dapat dimanfaatkan di kedalaman 2-5 km tergantung letaknya. Di Indonesia, eksploitasi hanya menarik dilakukan di kedalaman 2 km, sedangkan Islandia dilakukan di kedalaman 5 km karena kebutuhan energinya yang tinggi. 11 Abu Khalid Rivai , Brian Yuliarto , dll, Serba- Serbi Energi :Bunga Rampai Energi dari Negeri Sakura , Bandung : Percetakan Ganesha , 2006. 12 RUPTL 2012-2021 ,PLN hlm. 37 13 ESDM 2012

12 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


Panas bumi disebut sebagai sumber energi yang renewable dan sustainable . Pemanfaatannya tidak menggunakan energi fosil sehingga tidak menghasilkan CO2 yang dapat menyebabkan polusi. Indonesia telah menyetujui pengurangan emisi CO2 hingga 2020, sehingga peran panas bumi menjadi salah satu solusi yang sangat menarik. Gambar 2.6.1 Peta Potensi Geothermal Indonesia

sumber : indogeothermal.or.id

Pemanfaat panas bumi telah mengalami banyak perkembangan. Tetapi fitur reservoir yang paling sering dimanfaatkan adalah hidrotermal. Hidrotermal memiliki karakteristik banyak manifestasi air dalam pori-pori batuan dalam tekanan di bawah tekanan hidrostatik. Pemanfaatan panas bumi menjadi listrik dilakukan di sumur produksi yang memiliki suhu dengan gradien temperatur tinggi . Armstead mengklasifikasikan 13 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


sumur yang demikian sebagai thermal area. Thermal area dengan temperatur 300-700 derajat Fahrenheit dapat dieksplotasi menjadi pembangkit listrik.

2.7

ENERGI BARU DAN TERBARUKAN LAINNYA

Selain sumber energi yang ada diatas, masih banyak lagi sumber energi yang dimiliki oleh Indonesia , yaitu : energi nuklir ,biomassa, hidrotermal, energi hidrogen, dan angin . Indonesia memiliki potensi energi nuklir karena bahan bakarnya, yaitu uranium dapat ditemukan di Indonesia walaupun hal ini masih menjadi hipotesis. Karena selama ini tambang-tambang tembaga dapat menjadi indikasi tersimpannya kandungan uranium. Selain itu pemanfaatan energi nuklir sangat sulit karena ketidakpastian kapital, biaya radioactive waste management & decommissioning serta biaya nuclear liability.14 Dengan adanya kejelasan biya-biaya pengelolaan dan operasi maka nantinya nuklir akan semakin menarik untuk dimanfaatkan. Tetapi tentunya dalam mengambil kebijakan nuklir , pemerintah harus lebih berhati-hati dengan memperhatikan aspek sosial, ekonomi, budaya, keselamatan nuklir , lingkungan dan perubahan iklim. Energi biomassa diturunkan dari materi biologi yang berbasis hidrokarbon, oksigen dan karbon. Biomassa diturunkan dari sampah, kayu, tanaman, buangan, gas landfill, dan alkohol. Salah satu bentuk energi biomassa yang saat ini tidak dilirik sama sekali oleh Indonesia adalah gambut. Indonesia memiliki lahan gambut terbesar ke-4 di dunia setelah Cina , Rusia dan Kanada. Luas lahan gambut di Indonesia adalah 22 juta hektare dengan ketebalan 2 hingga 5 meter. 15 Pembangkitan listrik sebesar 120 MWe hanya akan menkonsumsi 2 m gambut dengan luas 7500 hektare. Saat ini ada beberapa perusahaan yang menggunakan gambut sebagai bahan bakar tanpa membayar retribusi kepada pemerintah. Kendala yang paling besar dalam pemanfaatan gambut adalah tingginya kadar polusi dari pembakaran gambut. Energi hidrotermal dan angin sudah banyak dimanfaatkan terutama untuk menghasilkan listrik. Energi hidrotermal potensinya sangat besar meningat tingginya curah hujan dan luasnya daerah resapan hujan, serta kontur Indonesia yang memiliki berelevasi. Karakteristik ini dapat dimanfaatkan untuk membangun ROR atau Reservoir hydroplant. Tren yang berkembang sekarang dalam pemanfaatan energi hidrotermal adalah PLT mikro dan mini hidro. Banyak desa-desa di Indonesia yang kesulitan listrik karena jauh dari jaringan listrik induk. PLT mikro dan mini hidro dapat menjadi jawaban karena aplikasinya yang relatif murah dan mudah. 14 RUPTL 2012-2021, PLN hlm 37 15 DR (HC) Arifin Panigoro, Meretas Problem Listrik Nasional : Tantangan dan Peluang , 2011 , hlm 22

14 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


Pemanfaatan angin di Indonesia masih kurang karena rata-rata kecepatan angin di Indonesia yang masih lambat. Selain itu keluaran dari PLTB frekuensinya tidak tetap karena profil angin yang selalu berubah-ubah. Tetapi secara umum Indonesia bisa jadi memiliki potensi energi angin karena memiliki garis pantai sehingga berhembus angin laut dan angin darat .

15 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


BAB III KETAHANAN ENERGI

3.1 DEFINISI Dahulu kala perselisihan antar bangsa terjadi karena perebutan sumber daya alam untuk konsumsi langsung. Sebagai contoh, penjajahan Belanda atas Indonesia disbeabkan kekayaan alam Indonesia, khususnya rempah-rempah, yang saat itu tidak tersedia di Eropa. Selanjutnya mineral yang memiliki nilai tinggi ditemukan dan diperebutkan . Tidak jarang peperangan terjadi hanya karena keinginan untuk menguasai kekayaan mineral , seperti : emas dan tembaga, secara penuh. Hingga kemudian seiring dengan perkembangan teknologi dan ditemukannya mesin yang membantu pekerjaan manusia mulailah sumber energi menjadi perhatian tetapi tidak sampai ke tahap krusial seperti sekarang. Dan sekarang merupakan era cyber war. Dunia sekarang berlomba-lomba untuk mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi agar dapat menguasai alur informasi. Kemudahan akses informasi dan terkoneksinya seluruh dunia dalam jaringan internet global membuat informasi menjadi komoditas yang sangat penting dan harus dijaga dengan ketat. Energi memiliki kedudukan strategis saat ini. Dengan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, kebutuhan akan energi juga semakin meningkat. Muncul kekhawatiran bahwa peningkatan konsumsi energi yang hampir mendekati dua digit tersebut tidak dapat diimbangi dengan penemuan cadangan baru atau bentuk energi baru. Akibatnya , negara-negara maju yang telah mencapai posisi kestabilan dalam negeri mulai mengatur kembali kebijakan dalam dan luar negeri untuk mengurangi penggunaan potensi energi dalam negeri dan lebih memilih untuk mengimpor sumber energi primer dari luar negeri. Selain itu jutaan dollar dikucurkan untuk riset teknologi untuk mengurangi ketergantungan kepada luar negeri. Istilah keamanan energi merupakan dimensi baru dalam pembahasan keamanan nasional dilihat dari segi non-militer. Oleh International Energy Agency (IAE) , kemanan energi didefinisikan sebagai keamanan pasokan pada harga yang terjangkau. Arab Saudi

16 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


mendefinisikan keamanan energi sebagai “ maintaining and enhancing access to where the oil exists in such obvious abundance.�16 Walaupun beberapa negara menitikberatkan pengertian ketahanan dan keamanan energi sebagai ketersediaan energi pada harga yang affordable, negara lainnya dapat menginterpretasikan konsep keamanan energi pada titik berat yang berbeda-beda. Perbedaan pendefinisian terjadi karena setiap negara memiliki perhatian dan permasalahan yang berbeda-beda. Definisi keamanan energi oleh Arab Saudi mengisyaratkan bahwa mereka menitik beratkan kepada produksi minyak sebagai penopang utama perekenomian mereka , begitu juga para pengekspor utama minyak bumi. Untuk India dan China sebaga negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi fokus untuk mendapatkan suplai energi yang terjamin bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Rusia menitikberatkan pada kontrol dari sumber strategis dan akses bagi ekspor hidrokarbon . 17 Amerika Serikat saat ini menghadapi masalah terhadap komoditas minyak yang mempengaruhi keamanan nasional dan melemahkan ekonomi nasional. Akibatnya Amerika Serikat saat ini fokus untuk mengatur strategi menjamin pasokan minyak dan memecahkan monopoli dalam transportasi minyak .18 Secara umum terminologi keamanan energi mengalami perkembangan dan dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, keamanan energi adalah ketersediaan energi dalam kuantitas yang cukup dan harga yang terjangkau. Pemahaman ini berkembang di periode 1970an hingga 2000an. Kedua , keamanan energi diterjemahkan dengan lebih luas, yaitu keberlanjutan (sustainability) dari energi dan kemudahan akses dalam memanfaatkan sumber energi. Aspek lingkungan juga menjadi perhatian sehingga kebijakan mulai bergerak untuk tidak hanya mencari cadangan baru dari energi konvensional, tetapi juga melakukan inovasi dalam pemanfaatan energi bersih dan terbarukan. 19 16 Tim Kajian Keamanan Energi , Strategi Pengelolaan Keamanan Energi Nasional : Perspektif Keamanan NonMiliter , LIPI 2010, hlm. 13-14 17 Daniel Yergin , “Ensuring Energy Security�, Foreign Affair, Volume 85 No.2 , Maret-April 2006 , hlm. 70. 18 www.usesc.org 19 Tim Kajian Keamanan Energi , Strategi Pengelolaan Keamanan Energi Nasional : Perspektif Keamanan NonMiliter , LIPI 2010 , hlm 24

17 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


Bentuk pemahaman baru mengenai keamanan energi mengubah arah kebijakan dari yang awalnya memfokuskan diri kepada penemuan cadangan-cadangan baru ke arah kebijakan untuk meningkatkan nilai energi mix untuk mengurangi ketergantungan dari bahan bakar konvensional. Selain itu dari sisi penggunaan energi akhir, energi lebih ditingkatkan penggunaannya untuk kegiatan produktif sehingga mendongkrak elastisitas dan efektifitas penggunaan energi , serta menunjang perkembangan ekonomi yang lebih masif. Dari hasil pendapatan tersebut , riset-riset dan eksplorasi cadangan energi baru dan terbarukan didanai. Dalam menjaga keamanan energi terdapat dimensi-dimensi yang diperhatikan selain kuantitas suplai yang cukup dan harga yang terjangkau. Dimensi-dimensi ini berkembang seiring dengan berkembangnya dinamika dan tantangan yang ada di dunia. Menurut Daniel Yergin dalam narasi di salah satu bukunya, The Quest, dimensi-dimensi yang berkembang dari keamanan energi adalah keamanan fisik, akses ke sumber energi, sistem, dan iklim investasi.

20

Fasilitasi fisik menjadi tulang punggung dari ketersediaan energi, mulai dari aset, infrastruktur, jaringan distribusi , dan cadangan energi pengganti. Seperti yang juga dijelaskan di Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, terbentuknya konektivitas nasional menjamin tercapainya target pertumbuhan ekonomi yang berbasiskan ketersediaan energi. Konektivitas tersebut terbangun mulai dari sumber energi hingga pusat konsumsi energi dengan skema-skema tertentu. Oleh karena itu keamanan fasilitas fisik menjadi syarat utama terjaganya keamanan energi . Selanjutnya, akses kepada energi juga penting, mengingat kemampuan untuk membangun dan mendapatkan sumber energi menjadi modal dalam kemanan energi. Kemampuan ini menjaga agar tidak terjadi stanansi dalam potensi energi yang dimiliki. Akses terhadap energi mencakup faktor fisik, kontrak dan komersil. Kebijakan energi nasional juga memberikan peranan penting dalam mencapai kedaulatan energi. Pemerintah harus kreatif dan adil dalam membuat kebijakan yang menyokong ketahanan energi nasional. Pola-pola kebijakan yang bercorak produksikonsumsi tidak cocok lagi di tengah sulitnya menjaga ketersediaan energi nasional. Dibutuhkan stimulasi kepada sektor-sektor potensial yang mendukung terciptanya energy mix dan eksplorasi-eksplorasi baru untuk menemukan cadangan baru. Selain itu kebijakan energi 20 Daniel Yergi, The Quest , New York : The Penguin Press , 2011.

18 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


nasional harus pro kepada pendidikan dan perkembangan IPTEK karena kebutuhan teknologi yang lebih maju diperlukan dalam mengoptimalisasi produksi sumber energi yang sudah ada. Sebagai suatu sistem yang utuh, pemerintah tidak dapat berdiri sendiri. Dibutuhkan institusi untuk merespon gangguan, dislokasi dan keadaan darurat berkenaan dengan energi. Institusi ini dapat membagi peran pemerintah dalam mendinamisasi keberjalanan pemenuhan energi , termasuk menkalkulasi tarif regional dan mempromosikan pendekatan dalam penyelesaian masalah energi nasional. Dalam suatu perencanaan energi jangka panjang , peran investasi sangatlah krusial. Penciptaan iklim investasi dan kebijakan pemerintah yang mendukung terjadinya promosi dan akselerasi dibutuhkan untuk menjamin ketersediaan suplai energi dan pembangunan infrastruktur yang merata . Birokrasi investasi energi mulai menjadi perhatian utama . Dalam sistem birokrasi satu atap maka akan terjadi efektivitas dalam investasi, tentunya tetap menjaga prinsip keadilan dan pemanfaatan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat.

3.2 KETAHANAN ENERGI DI INDONESIA Indonesia pun menyadari pentingnya ketahanan energi dalam rangka menjaga kedaulatan dan kemandirian energi nasional. Dalam dokumen nasional ditegaskan bahwa potensi nasional harus dijaga untuk kepentingan rakyat Indonesia dengan seluas-luasnya. “ Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikusai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar besar kemakmuran rakyat� – UUD 1945 pasal 33 ayat 3 Dalam UUD 1945 jelas diamanatkan bahwa kepentingan rakyat didahulukan dan diatur seadil-adilnya oleh Pemerintah. Pasal diatas adalah upaya untuk menjaga kemandirian bangsa Indonesia dari ketergantungan asing . Para pendahulu kita menyadari bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya raya . Kekayaan alam kita berlimpah dari Sabang hingga Merauke dengan masing-masing wilayah memilik karakteristik dan jenis kekayaan yang berbeda-beda. Kekayaan inilah yang selalu diamanatkan untuk digunakan seadilnya untuk Indonesia , agar terhindar dari bentuk penjajahan modern yang mungkin terjadi. Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, sumber daya alam bersama lingkungan menjadi modal pembangunan nasional dan sekaligus 19 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


sebagai penopang sistem kehidupan. Untuk itu perlu diterapkan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan.21 Menjaga keamanan ketersediaan energi merupakan salah satu prinsip pembangunan yang berkelanjutan yang diamanatkan pada RPJPN .

Menjaga keamanan ketersediaan

diarahkan untuk menyediakan energi dalam waktu yang terukur antara tingkat ketersediaan sumber-sumber energi dan tingkat kebutuhan masyarakat.22 Dengan demikian kebijakan energi harus diarahkan kepada pendayagunaan sumber daya alam , baik terbarukan maupun tidak terbarukan. Sumber daya alam terbarukan harus dikelola secara rasional , optimal, efisien dan bertanggung jawab dengan memaksimalkan semua fungsi dan potensi yang dimiliki . Hasil pendapatan dari sumber daya alam terbarukan digunakan untuk kembali merehabilitasi dan menjaga kekontinyuan pemanfaatannya. 23 Pemanfaatan sumber daya energi tidak terbarukan saat ini masih menjadi tulang punggung keseimbangan energi. Untuk itu sumber daya alam tak terbarukan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi yang saat ini terjangkau oleh masyarakat dan industri berbasiskan hidrokarbon. Revenue dari pemanfaatan sumber energi tak terbarukan akan digunakan sebagai modal kumulatif untuk investasi dalam menemukan dan memantaskan sumber energi alternatif sebagai sumber energi di masa yang akan datang. Sehingga ketergantungan akan bahan bakar fosil dapat dikurangi dan jembatan transisi ke energi baru terbarukan dapat terbentang. Pemanfaatan energi alternatif tetap pada koridor kelestarian lingkungan hidup sehingga dapat mengurangi polusi dan kerusakan lingkungan. Untuk itu pemanfaatan energi alternatif haruslah ekonomis dengan mempertimbangkan kemampuan ekonomi rakyat dan ramah lingkungan sehingga kedepannya pertumbuhan variasi penggunaan energi alternatif akan meningkat. 24 Mimpi untuk meningkatkan diversifikasi energi juga diamanatkan oleh Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025 dan Prioritas Pembangunan Energi yang 21 UU no. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 , Bagian Penjelasan hlm. 70 22 ibid, hlm 71 23 ibid 24 ibid

20 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


diamanatkan oleh Perpres No. 5/2006 . Dengan optimalisasi yang direncanakan dan dicanangkan diharapkan neraca penggunaan energi dapat semakin membaik, dengan meningkatnya penggunaan energi baru terbarukan pada tahun 2025.2526 Energi fosil sebagai sumber energi utama dikurangi penggunaannya , terutama bahan bakar minyak . Harga BBM terus meroket karena kelangkaan kandungan minyak yang beredar di pasar internasional . Pada tahun 2008 Indonesia kehilangan keanggotaannya di OPEC setelah produksi minyak bumi tidak dapat menandingi konsumsi minyak dalam negeri. Sebagai negara net importer minyak maka ketersediaan dan harga minyak dalam negeri dipengaruhi pasar. Hal ini sangat riskan karena negara kehilangan kendali dalam mengatur harga dan ketersediaan minyak dalam negeri. Akibatnya, pemerintah harus mensubsidi minyak bumi agar dapat menjamin konsumsi minyak bumi dalam negeri dan tidak berimbas banyak kepada harga-harga bahan konsumsi lainnya. Gambar 3.2.1 Bauran Energi 2010

Gambar 3.2.2 Bauran Energi 2025

Pada tahun 2025, Indonesia menargetkan untuk meningkatkan penggunaan energi baru dan energi terbarukan hingga 25% .

Untuk mengimbangi pengurangan konsumsi

minyak bumi maka Indonesia meningkatkan konsumsi gas dan batu bara menjadi sekitar 60% pada tahun yang sama.27 25 Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025 hlm. 58 26 Prioritas Pembangunan Energi oleh Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional BAPENAS Tahun 2012 27 Indonesia’s National Energy Security Policy , Secretariate General of National Energy Council 2011

21 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


Gambar 3.2.3 Konsumsi Konsumsi Nasional 2011

Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,46% dan direncanakan untuk terus tumbuh hingga mencapai angka 3 kali dari saat ini 28. Tanpa adanya konservasi energi , Indonesia memerlukan energi sebesar 5.102,8 MBOE pada tahun 2025 29. Nilai ini merupakan nilai yang sangat besar. Indonesia memiliki elastisitas energi sekitar 1,48 %

30

. Jauh

dibandingkan elastisitas energi dari negara-negara maju yang bernilai dibawah 1%. Itu artinya untuk pertumbuhan energi nasional tidak diimbangi dengan pertumbuhan energi . Hal ini akibat adanya inefisiensi dalam pola konsumsi energi Indonesia. Pada diagram 3.3 terlihat bahwa penggunaan energi non produktif mencapai nila 33% dari keseluruhan 834,761 MBOE pada tahun 2011.31 Untuk itu diperlukan konservasi energi pada seluruh sektor konsumsi sehingga ke depan elastisitas energi nasional bisa mencapai nilai 0,94% pada tahun 2025 . Penghematan energi yang dapat dilakukan ketika diterapkan skema kebijakan energi nasional pada hingga tahun 2025 adalah 1.850,6 MBOE. Dengan menerapkan bauran energi serta konservasi energi diprediksi konsumsi energi nasional pada tahun 2025 adalah 3.525,2 MBOE. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 menyorot ketahanan energi yang didasarkan kepada manjemen resiko dari kebutuhan dan ketersediaan energi di Indonesia . Hal tersebut mencakup32 : 1. Manajemen resiko tersebut melalui pengaturan komposisi energi (energy mix)yang

mendukung pembangunan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan;

28 Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2012, Pusdatin ESDM hlm 3 29 Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025 , hlm. 52 30 Ibid , hlm 51 31 Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2012, Pusdatin ESDM hlm 21 32 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia , Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian , hlm 30-31

22 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


2. Revisi peraturan perundang-undangan yang tidak mendukung iklim usaha, serta

perbaikan konsistensi antar peraturan; 3. Pembatasan ekspor komoditas energi untuk pengolahan lebih lanjut di dalam negeri

guna meningkatkan nilai tambah ekspor; 4. Tata kelola penambangan untuk meminimalkan kerusakan lingkungan.

Gambar 3.2.4 Tren Kebijakan Energi Nasional

sumber : Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025

Peran pemerintah Indonesia dalam menjamin ketahanan energi nasional masih sangat besar. Pemerintah sebagai regulasi peraturan perundang-undangan harus jeli dan visioner dalam menyiapkan bantalan peraturan perundang-undangan yang mendukum iklim investasi 23 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


dan pembangunan energi. Selain itu dengan diimplementasikannya otonomi daerah, maka pemerintah memiliki kewajiban untuk selalu mengkoordinasikan kebijakan energi nasional dan daerah sehingga tidak terjadi overlapping atau bahkan terjadinya kontradiktif kebijakan sehingga merugikan konsumen dan pemodal. Pemerintah masih memiliki peran yang sangat besar dalam memastikan kestabilan energi dalam negeri. Dengan menguasai sumber energi dan infrastrukturnya, pemerintah dapat mengoptimasi peran swasta tetapi tetap dapat menjaga kestabilan dalam negeri untuk kepentingan nasional . Pemerintah menjadi penopang utama dalam pertumbuhan infrastruktur energi nasional . Sebagai salah satu faktor utama pembangunan energi maka infrastruktur menjadi perhatian besar yang hingga saat ini belum bisa dibebankan kepada swasta.33 Pada poin terakhir mengenai sorotan MP3EI mengenai perlunya Indonesia untuk menambah nilai guna dari komoditas energi sebelum diekspor. Selama ini APBN Indonesia memiliki struktur ketergantungan kepada ekspor migas dan mineral pertambangan. Dengan berubahnya status Indonesia sebagai net importir country maka diperlukan penyesuaian struktur pendapatan negara, yaitu dengan menambah nilai ekspor sehingga menutupi kekurangan yang terjadi akibat berkurangnya ekspor minyak. Dalam UU no 4 Tahun 2009 mengenai Pertambangan Mineral dan Batubara , pada tahun 2014 mineral tambang yang akan diekspor harus melewati proses metalurgi agar menambah nilai jual . Tetapi dalam implementasinya , Pemerintah harus dapat memastikan ketersediaan sektor pendukung untuk menyokong kebijakan tersebut. Salah satunya adalah tersedianya industri metalurgi beserta sumber daya manusia yang unggul . Hal yang perlu diingat dan direfleksikan, industri berkembang ketika adanya kepastian infrastruktur energi beserta ketersediaanya . Tanpa ketersedianya infrastruktur energi yang memadai , maka cita-cita untuk menambah nilai jual mineral tidak akan dapat terealisasikan. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah mengalami transisi tren dari tahun ke tahun. Dari gambar 3.1 , transisi kebijakan berkembang dari upaya intensifikasi, diversifikasi , konservasi dan indeksasi pada tahun 1981 hingga upaya dalam menjaga keutuhan lingkungan hidup dan pengembangan iptek dan litbang bidang energi. Peran swasta semakin diperbesar karena tujuan bersama nasional harus dicapai melalui kemitraan dengan 33 Eddy Satria, “ Indonesia’s Energy : Regulation In Transition�, Draft awal, 31 Oktober 2004 diundah dari www.bappenas.go.id , 24 Januari 2011

24 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


pemerintah. Melalui peraturan perundang-undangan mengenai Penanam Modal Asing , swasta diberikan kesempatan untuk berinvestasi seluas-luasnya di bidang pertambangan umum dan eksploitasi sumber energi. Pada awal kebijakan energi , pemerintah memulai dengan usaha indeksasi untuk mengetahui potensi energi dalam negeri. Seperti yang dijelaskan pada BAB II dari karya tulis ini, Indonesi amemiliki potensi yang berlimpah . Tetapi pemanfaatan energi di Indonesia belum tepat guna sehingga harga keenomian energi belum tercapai. Akibatnya terjadi kebengkakan budget yang berakibat tidak efisennya pemanfaatan energi. Indonesia menghadapi kendala yang sangat besar dalam menjamin ketahanan energi . Dalam Prioritas Pembangunan Energi , pemerintah merumuskan sedikitnya 7 masalah dan tantangna pokok energi nasional : 1. Ketergantungan energi-ekonomi nasional terhadap minyak bumi masih tinggi (48%) 2. Tingkat Pelayanan infrastruktur energi masih terbatas ( pengolahan BBM,

infrastruktur sistem kelistrikan nasional) 3. Pemanfaataan gas di dalam negri belum optimal 4. Pemanfaatan energi terbarukan masih terbatas 5. Efisiensi dan pemanfaatan energi di Indonesia masih tergolong rendah 6. Subsidi energi belum tepat sasaran , besarannya terus meningkat 7. Masih rendahnya penggunaan komponen, peralatan , SDM dalam negeri

Selain itu pemerintah masih dihadapkan kepada permasalahan meningkatkan kendala pasokan energi , sarana dan prasarana , serta proses dan penyalurannya untuk keperluan domestik karena belum ada kebijakan tarif lokal untuk memenuhi kebutuhan berbagai jenis energi serta sarana dan prasarana.34 Dalam kemitraan dengan swasta, Pemerintah menghadapi masalah kontrak karya yang tidak menguntungkan sehingga pemerintah tidak bisa memaksimalkan kebermanfaatan bagi rakyat Indonesia. Selain itu , Pemerintah saat ini menanggung dosa warisan dari pendahulu yaitu bentuk dominasi asing dalam eksploitasi 34 UU no. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 , Bagian Penjelasan hlm. 26

25 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


nasional.

Akibatnya mayoritas komoditas energi kita berpindah tangan dengan mudah

kepada pihak asing . Hal ini diperburuk dengan lemahnya penegakan peraturan terhadap aktivitas ekspor. Saat ini Indonesia memiliki Domestic Market Obligation (DMO) untuk mengatur penggunaan minimum komoditas ekspor untuk kepentingan dalam negeri. Tetapi DMO masih sering dilanggar karena lemahnya fungsi kontrol dan pengawas serta ketidakberdayaan pemerintah menghadapi kekuasaan asing atau kebobrokan internal.

3.3 ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Perkembangan aktivitas energi di Indonesia saat ini masih berkisar pada pemburuan energi (energy hunting) . Kegiatan pembudidayaan energi (energy farming) menjadi pilihan kedua dalam memenuhi kebutuhan energi nasional. Persoalannya , teknologi yang belum berkembang dan minat pengembangan energi terbarukan yang masih rendah. Padahal membudidayakan energi hijau dapat menjadi solusi dari krisis energi hari ini karena tidak menghasilkan polusi, low-budget dalam pembangunan, dan self-sustainable.35 Energi hijau mendapatkan penekanan lebih dalam konsep sustainable development. Pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) membutuhkan sumber daya energi dan teknologi ramah lingkungan , serta tidak merugikan ekonomi dan sosial . 36 Istilah pembangunan yang berkelanjutan digunakan oleh Brundtland Comission , dalam laporan pada tahun 1987 untuk mendefinisikan “ pembangunan yang memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan.� Energi hijau sendiri didefinisikan sebagai sistem energi yang tidak memiliki pengaruh negatif kepada terhadap lingkungan ,ekonomi dan sosial.

37

Dalam Blueprint Energi Nasional

2005-2025 , desain pemanfaatan energi yang akan datang memasukkan energi hijau dan EBT didalamnya.

35 Rama Prihandanan dan Roy Hendroko, Energi Hijau, Depok : Penebar Swadaya, 2007. 36 M. Rifqi Muna, PhD.,MdefStu , Tinjauan Atas Kebijakan Nasional untuk Keamanan Energi : Upaya Menciptakan Energi Hijau dan Pemanfaatan EBT , 2011 , hlm. 13 37 ibid

26 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


Pemerintah menargetkan peningkatan penggunaan EBT hingga 30% di tahun 2025. Saat ini penggunaan EBT masih sangat kecil , yaitu sekitar 3% dari keseluruhan penggunaan energi nasional yang masih didominasi bahan bakar konvensional. Saat ini pemerintah kesulitan menggembangkan EBT . Hal ini dikarenakan ketergantungan infrastruktur kita terhadap energi konvensional. Akibatnya dibutuhkan investasi besar untuk merestrukturisasi kembali infrastruktur energi. Saat ini energi konvensional memiliki harga yang murah akibat adanya subsidi dari pemerintah. Hal ini menyulitkan pengembangan EBT karena hingga saat ini harga produksi EBT tidak lebih menarik dari pada penggunaan energi konvensional. Efek domino dari ketidaktertarikan terhadap EBT adalah sulitnya mencari ketersediaan energi non fosil. Hal ini menghasilkan efek siklik kepada ketergantungan terhadap energi fosil. Untuk itu pemerintah harus mengambil langkah nyata apabila memang Blueprint Pengelolaan Energi Nasional ingin direalisasikan. Pertama, kurangi subsidi untuk bahan bakar fosil secara bertahap agar harga EBT menjadi menarik untuk dikembangkan. Tentunya pengurangan subsidi tersebut ditransformasikan ke bentuk-bentuk pemanfaatan lain seperti kesehatan, infrastruktur dan pendidikan sebagai investasi masa depan. Kedua, pemberian insentif bagi pengembangan EBT dan infrastruktur pendukungnya. Harga ekonomis tidak cukup mendorong perpindahan ke EBT karena apabila infrastruktur dan ketersediaan tidak terjamin maka konsumen tidak akan tertarik. Ketiga, investasi kepada penguasaan teknologi EBT harus ditingkatkan bersama dengan propaganda sistematis kepada pentingnya penguasaan EBT.

Tabel 3.3.1 Perencenaan Pengembangan EBT

27 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


sumber : Blueprint Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi

28 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


BAB IV PERAN AKTIF MAHASISWA DALAM MEMBANGUN KETAHANAN ENERGI Dengan menggunakan teori posisi, potensi dan peran , dapat disimpulkan bahwa mahasiswa memiliki andil yang sangat besar dalam membangun ketahanan energi nasional. Mahasiswa memiliki akses kepada tiga masyarakat, sipil, ekonomi dan politik. Perlu disadari bahwa dengan posisi yang sangat strategis, mahasiswa bisa mengeksplorasi kemampuan dan minat untuk memilih arah gerak yang tepat untuk kemandirian energi. Secara keseluruhan penulis merekomendasikan empat hal yang seharusnya mahasiswa lakukan untuk berkontribusi kepada kemandirian energi, yaitu : tataran pembentukan pola pikir, membangun konsep dan gagasan, gerakan vertikal untuk menjamin keberjalanan kebijakan energi dan gerakan horizontal untuk membantu masyarakat tertinggal untuk memanfaatkan energi . Mahasiswa memiliki pamor sebagai masyarakat sipil terpelajar sehingga dapat membantu membentuk pandangan masyarakat melalui pencerdasan . Sebagai kaum terpelajar, mahasiswa haruslah sadar akan pentingnya ketersediaan energi dan pemanfaatan energi yang efisien sehingga dapat membantu mengarahkan pola pikir masyarakat. Pola pikir yang perlu ditanamkan kepada masyarakat dan dijalankan bersama-sama adalah hemat energi dan peningkatan produktivitas melalui pemanfaatan energi. Hemat energi menjadi corong kampanye yang sudah lama dilakukan pemerintah atau organisasi di bidangnya. Kehadiran mahasiswa dalam mengkampanyekan hal tersebut akan menambah impact yang dihasilkan . Selain itu, peningkatan produktivitas dalam konsumsi energi juga hal yang penting dan harus segera diwacanakan. Indonesia memiliki efisiensi pemanfaatan energi yang rendah. Indikasinya adalah lebih banyak energi yang dihabiskan sia-sia hanya untuk dikonsumsi tanpa ada peningkatan produktivitas. Akses kepada insan akademisi dan masyarakat intelektual harus dimanfaatkan oleh manusia untuk membangun gagasan dan konsep pengembangan EBT . Sebagai bentuk eksplorasi dari keilmuan yang dimilikinya , mahasiswa sebaiknya melakukan penelitian untuk membangun teknologi untuk menyokong kemandirian energi. Mahasiswa dengan 29 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


kapasitasnya dapat melakukan diskursus untuk menghasilkan kesimpulan dan tulisan yang dapat menginspirasi pemerintah dalam meramu kebijakan energi. Kebijakan energi yang diregulasikan oleh pemerintah akan percuma apabila tidak dilaksanakan sesuai dengan yang diamanatkan . Untuk itu melalui gerakan vertikalnya , mahasiswa harus melakukan pengawalan dalam pelaksanaan kebijakan energi pemerintah. Pengawalan dapat dilakukan dengan melakukan ekskalasi isu dan membawa gagasan untuk diadvokasikan kepada pemerintah. Isu-isu kritis seperti pengurangan subsidi untuk dialokasikan kepada kesehatan dan infrastruktur harus benar-benar diperhatikan karena sangat riskan terjadinya praktik korupsi yang dapat merugikan negara dan rakyat. Dan terakhir, melalui gerakan horizontal kepada masyarakat, mahasiswa dapat menginisiasi langkah community developement berbasiskan energy for food

terhadap

masyarakat terpencil dan tertinggal. Pemerintah kesulitan untuk mencapai daerah-daerah terpencil dan mengeksekusi kebijakan yang tepat. Mahasiswa dapat mengambil peran dengan memimpin gerakan pengembangan komunitas berbasiskan energi. Masing-masing daerah terpencil memiliki karakteristik energi yang berbeda-beda sehingga menciptakan potensi yang berbeda-beda pula. Dengan dipertemukannya peluang dan potensi, serta pengembangan sumber daya manusia maka kemandirian dalam masyarakat dapat tercapai. Mahasiswa memiliki kemampuan yang sangat besar untuk bisa bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa. Akan sangat sia-sia apabila mahasiswa hanya terkukung di bangkubangku kuliah dan terpaku kepada nilai-nilai yang tertulis di atas kertas. Sesungguhnya pembelajaran yang paling utama tidak hanya hadir di kelas-kelas kuliah, tetapi juga ketika mahasiswa dapat mengeksplorasi kemampuannya melalui kegiatan yang nyata sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu penelitan , pendidikan dan pengabdian masyarakat. Semoga dengan semakin dewasanya mahasiswa dalam berpikir dan bertindak maka semakin jaya pulalah Indonesia. Merdeka!

30 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


BAB V PENUTUP

Energi merupakan komoditas yang sangat penting keberadaannya untuk menopang pembangunan nasional. Saat ini , Indonesia sedang menghadapi permasalahan dalam meningkatkan efisiensi penggunaan energi dan mengurangi ketergantungan kepada energi fosil sehingga dapat mengarahkan subsidi yang ada untuk bidang yang dapat mengakselerasi pembangunan. Indonesia memiliki banyak potensi sumber energi yang tersebar mulai dari Sabang hingga Merauke. Dengan potensi yang dimiliki dan kebijakan energi yang tepat maka Indonesia dapat memantapkan langkah menuju suatu kemandirian energi nasional. Kemandirian inilah yang akan menjadi kunci kesuksesan Indonesia dalam menggoreskan tinta emas sebagai negara yang besar. Indonesia seharusnya menjadi negara yang lebih besar dan hebat dibandingkan sekarang. Tetapi saat ini Indonesia tertutupi oleh bayang-bayang asing dan ketidakmandirian. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus mulai bergerak dan meletakkan tujuan nasional sebagai tujuan bersama. Mahasiswa, sebagai salah satu kelas sosial terpelajar di Indonesia seharusnya mengambil porsi lebih dalam menjawab tantangan kemandirian energi. Dengan segala kemampuan dan potensi yang dimiliki, mahasiswa seharusnya dapat membantu merumus konsep kemandirian energi. Mahasiswa juga harus membatu membangun pola pikir masyarakat yang berpihak kepada energi . Selain itu dengan arah geraknya yang beragam, mahasiswa dapat membantu mengawal kebijakan pemerintah sekaligus membantu rakyat secara langsung untuk pemanfaatan energi yang lebih baik. Sehingga nantinya, Indonesia dapat mencapai suatu kemandirian yang dicapai melalui tatanan kemasyarakatan yang reseponsif dan supportif terhadap nasib bangsanya.

31 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


DAFTAR TABEL DAN GAMBAR TABEL Tabel 1.1 Potensi EBT Tabel 2.1.1 Tabel Konversi Satuan Energi Tabel 2.1.2 Faktor Konversi I Tabel 2.1.3 Faktor Konversi II Tabel 3.3.1 Perencenaan Pengembangan EBT

GAMBAR Gambar 2.2.1 Sebaran Cadangan Minyak Bumi di Indonesia Gambar 2.3.1 Sebaran Cadangan Gas Alam di Indonesia Gambar 2.4.1 Sebaran Cadangan Batubara di Indonesia Gambar 2.6.1 Peta Potensi Geothermal Indonesia Gambar 3.2.1 Bauran Energi 2010 Gambar 3.2.2 Bauran Energi 2025 Gambar 3.2.3 Konsumsi Konsumsi Nasional 2011 Gambar 3.2.4 Tren Kebijakan Energi Nasional

32 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


DAFTAR PUSTAKA Hendroko, Roy dan Rama Prihandanan. 2007. Energi Hijau. Depok: Penebar Swadaya. Kedeputian Bidang Sarana dan Prasarana Direktur Energi, Telekomunikasi dan Informatika. 2011. Prioritas Pembangunan Energi Tahun 2012. Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2010. Draft KEN 2010-2025. Jakarta: Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian. 2011. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia. Jakarta: Departemen Keuangan. M. Rifqi Muna, PhD. ,MdefStu. 2011. Tinjauan Atas Kebijakan Nasional untuk Keamanan Energi : Upaya Menciptakan Energi Hijau dan Pemanfaatan EBT. Panigoro, Arifin. 2011. Meretas Problem Listrik Nasional: Tantangan dan Peluang. PT PLN (Persero). 2012. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2012-2012. Jakarta: PT PLN (Persero). Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral. 2011. Handbook of Energy and Economic Statistics Indonesia 2012. Jakarta: Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral. 2011. Indikator Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia. Jakarta: Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral. 2012. Statistik Batubara 2012. <http://prokum.esdm.go.id/Publikasi/Statistik/Statistik%20Batubara.pdf>. Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral. 2012. Statistik Gas Bumi 2012. <http://prokum.esdm.go.id/Publikasi/Statistik/Statistik%20Gas%20Bumi.pdf>. Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral. 2012. Statistik Minyak Bumi 2012. <http://prokum.esdm.go.id/Publikasi/Statistik/Statistik%20Minyak %20Bumi.pdf>.

33 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


Rivai, Abu Khalid dan Brian Yulianto, dll. 2006. Serba-Serbi Energi: Bunga Rampai Energi dari Negeri Sakura. Bandung: Percetakan Ganesha. Satria,Eddy. 2011. Indonesia’s Energy: Regulation in Transition. Draft Awal 31 Oktober 2004. 24 Jan 2011. <www.bappenas.go.id>. Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional. 2011. Indonesia’s National Energy SecurityPolicy. <www.den.go.id>. Sekretariat Panitia Teknis Sumber Energi (PTE). 2006. Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025. Jakarta: Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Tim Kajian Keamanan Energi. 2010. Strategi Pengelolaan Keamanan Energi Nasional: Perspektif Keamanan Non-Militer. Jakarta: LIPI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 17 tahun 2007 tentang Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025. Yergin, Daniel. 2006. Ensuring Energy Security. Foreign Affair Volume 85 No.2 Maret-April 2006, 70. Yergin, Daniel. 2011. The Quest. New York: The Penguin Press.

34 Tinjauan Nasional dan Peran Serta Mahasiswa Atas Ketahanan Energi Rezky Khairun Z/18010047


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.