

KONSEP UMUM GROOVE HOUSE

Groove House adalah bentukan desain rumah yang merespon permasalahan yang ditimbulkan akibat pandemi COVID - 19.
Pada permasalahan ini social distancing, prokes, PSBB membuat perubahan yang signifikan pada aktifitas manusia.


Oleh karena itu kebutuhan desain baru dalam rumah tinggal sangat dibutuhkan terutama dari segi aspek sosial, estetika, dan psikologis.
konsep utama dari penamaan rumah ini dikarenakan ingin memunculkan bentukan rumah yang memiliki konsep alur sirkulasi yang begitu luas sehingga juga menyatu dengan tatanan konsep umum yang ada yaitu membuat desain rumah yang merespon permasalahan yang ditimbulkan akibat pandemi COVID 19.
Location site, Jl. Raya taman tiara pagerwojo, Kec. BuduranKab. Sidoarjo, Jawa Timur. Indonesia

Additional Activity, Pada saat ini aktivitas serba dirumah oleh karena itu terdapat penambahan aktivitas bahkan kebutuhan ruang baru untuk produktifitas dan refreshing didalam hunian.
Social Distancing, minimnya pada saat ini untuk kegiatan tatap muka maka dari itu desain harus menyesuaikan interksi secara tidak langsung / kondisi saat ini.


Strees Living, Penerapan desain hunian yang tidak tepat / tidak sesuai keinginan dapat membuat ketidaknyamanan pengguna, terlebih intensitas aktivitas rumah meningkat selama pandemi sehingga dapat direspon dengan prinsip desain Biophilic.

KONSEP BIOPHILIC KAJIAN TEORI
Konsep
Biophilic merupakan konsep yang memperhatikan hubungan antara alam sekitar dengan psikologis pengguna, Penerapan konsep biophilic diharap dapat menciptakan kondisi atau suasana dimana pengguna tidak merasa stress serta mengurangi tingkat kestresan pengguna.
Dengan pendekatan tema biophilic desain yang dapat menciptakan ruang - ruang yang restoratif bagi fisik manusia, menyehatkan sistem syaraf, dan menampilkan vitalitas kehidupan yang estetik. pemenuhan kebutuhan fisiologis manusia ( kenyamanan ) melalui pendekatan desain bioklimatik, sedangkan pemenuhan kebutuhan psikologis manusia ( kesehatan dan ketenangan ) melalui pendekatan desain biophilik ( Priatman, 2012 )
PENERAPAN DESAIN BIOPHILIC





Menurut Browning, Ryan, & Clancy (2014) ada tiga pola desain utama yang dijabarkan kedalam beberapa prinsip desain, berikut beberapa prinsip desain yang saya terapkan pada perencanaan hunian ;
Visual connection with nature (hubungan dengan alam secara visual)
Non-visual connection with nature (hubungan nonvisual dengan alam)
Thermal & airflow variabillty (variasi perubahan panas & udara)
Non-ryhthmic sensory stimuli (stimulus sensor tidak berirama)
PENERAPAN PRINSIP - PRINSIP
DESAIN

Visual connection with nature (hubungan dengan alam secara visual)
Menghadirkan konsep alam secara visual ke bangunan dengan konsep hubungan antara bukaan dan vegetasi yang terkoneksi langsung pada bangunan sehingga membuat kesan bangunan lebih natural dan terlihat homie kepada pengguna.
Non-visual connection with nature (hubungan nonvisual dengan alam)
Menghadirkan konsep desain yang memungkinkan penghuni merasakan elemen - elemen alam seperti, kilauan cahaya, semilir angin, suara air hujan walau berada dalam ruangan, sentuhan material serta aroma alami seperti vegetasi dalam ruangan bahkan batuan kecil.
ilustrasi gambaran bentukan ruangan pada konsep hunian yang menjelaskan tentang ( Visual Connection with Nature )
ilustrasi gambaran bentukan ruangan pada konsep hunian yang menjelaskan tentang ( Non - Visual Connection with Nature )
KONSEP BIOPHILIC KAJIAN TEORI
Thermal & airflow variabillty (variasi perubahan panas & udara)


Menghadirkan konsep desain yang memungkinkan pergerakan thermal, kelembapan, aliran udara, yang dinamis hingga selayaknya berada pada alam sehingga dapat mempengaruhi psikologis dan mood penghuni menjadi lebih baik.
Non-ryhthmic sensory stimuli (stimulus sensor tidak berirama)
Menghadirkan konsep desain yang memungkinkan memberikan stimulus alami dalam ruangan yang menyebabkan pengguna dalam ruangan tersebut dapat merasakan kenyamanan. dan rileks.
KONSEP TAPAK
Location site, Jl. Raya taman tiara pagerwojo, Kec. Buduran - Kab. Sidoarjo, Jawa Timur. Indonesia

Lahan ini berada di area permukiman perumahan yang dimana lahan ini merupakan lahan kosong dengan dimensi ukuran 8 x 20 M / 160 M². Dan memiliki lebar jalan 4.5 M²



PERATURAN DAERAH
KDB (Koefisien Dasar Bangunan), menurut peraturan daerah untuk rumah tinggal sebesar 60% dari luas lahan.
Luas Lahan = 160 M² / 8 x 20 M²
KDB = 60% X 160 = 96 M²
KDH (Koefisien Dasar Hijau), menurut peraturan daerah untuk rumah tinggal sebesar 40% dari luas lahan.
Luas Lahan = 160 M² / 8 x 20 M²

KDH = 40% X 160 = 64 M²

ilustrasi gambaran bentukan ruangan pada konsep hunian yang menjelaskan tentang ( Thermal & airflow variabillty )
ilustrasi
ORIENTASI MATAHARI

Lahan menghadap ke arah selatan dengan kondisi di sebelah utara dan sebelah timur terdapat rumah tetangga. Sedangkan sebelah barat merupakan lahan kosong dengan ukuran 32x 20 meter.


SIRKULASI
terdapat 2 lajur jalan dengan masing masing lebar sekitar 4,5 meter. Jalan tersebut dapat dilalui oleh pejalan kaki maupun kendaraan dengan jumlah max 2 mobil. Akan tetapi, jalan tersebut merup kan jalan buntu sehingga tidak terhubung dengan jalan lain.
KEBISINGAN
Pada area permukiman lahan ini tidak terlalu bising dikarenakan sirkulasi jalan yang ada di permukiman ini buntu, jadi tidak banyak kendaraan yang melintas yang menyebabkan kebisingan.
UTILITAS



Terdapat selokan bagian tengah jalan lingkungan yang berukuran 1.5 meter , serta beberapa tiang di area dekat selokan tersebut.
Area hijau terdapat pada dalam maupun luar dengan penataan sebagai berikut
KONSEP TAPAK KONSEP BANGUNAN
Konsep bangunan ini menyesuaikan keinginan klien yang dimana aspek perancangan rumah tinggal klien, ingin memiliki hunian 2 lantai dengan konsep Industrial Tropics alasan klien memilih konsep ini dikarenakan sangat cocok dengan kondisi iklim tropics yang ada di indonesia dan juga karena di era pandemi saat ini kegiatan yang banyak dilakukan klien yaitu dirumah
Arsitektur tropis merupakan salah satu representasi konsep yang dikembangkan berdasarkan respon terhadap iklim yang terjadi di negara indonesia yaitu tropis lembab.
Dr. Ir. RM. Sugiyanto, mengatakan bahwa ciri - ciri arsitektur tropis lembab yaitu memiliki kelembaban udara yang rentan tinggi dengan temperatur udara yang relatif panas sepanjang tahun.
KAJIAN TEORI
Penerapan pada arsitektur tropis dapat dilakukan dengan memulai dari segi tata ruang , bentuk bangunan, luas bangunan dan material yang digunakan. Pada arsitektur tropis sendiri terdapat beberapa karakteristik bangunan seperti berikut.
Bentuk atap ( kemiringan + 30 derajat )
Pada perancangan hunian rumah ini Bentukan exterior terinspirasi bentuk dasar atap rumah yang berbentuk segitiga. Bentuknya yang ramping / meninggi ke atas membuat bangunan tersebut terlihat ikonik, mudah diingat dan memiliki daya tarik sendiri bagi pandangan rumah ini.
Pada perencanaan bentuk atap sendiri, untuk atapnya memiliki kemiringan 45 derajat, dengan kerangkanya menggunakan CNP dengan reng baja ringan, untuk material penutupnya sendiri menggunakan genteng beton cisangkan.
TRANSFORMASI BENTUK
Cross ventilation - Sirkulasi udara silang
Untuk memastikan udara dapat masuk dan bisa bersirkulasi dengan baik di dalam ruangan sehinga ruangan menjadi nyaman dan tidak lembab. Ditambah dengan penggunaan bukaan ventilasi yang cukup banyak serta lebar yang dimana bukaan tersebut berguna untuk memaksimalkan udara yang masuk ataupun keluar, dan pada bukaan ini bisa menghadirkan pencahyaan alami yang cukup baik.
Teras rumah tropis
Keberadaan teras pada arsitektur tropis adalah untuk memberikan perlindungan sehingga panas tidak langsung masuk ke dalam rumah. Penggunaan teras pada hunian juga bisa menghidupkan suasana rumah agar tidak lembab dan mendapatkan aliran udara yang lancar.
Material lokal

Pada perencanaan hunian material juga sangat penting untuk diperhatikan, pada tatanan konsep hunian ini yaitu konsep biophilic dengan konsep industrial tropis, penggunaan material yang sering digunakan yaitu material seperti, kayu, batu, beton.
Penerapan material tersebut dapat diterapkan pada beberapa bagian seperti dinding, lantai, perabot, penutup atap. Penggunaan material ini juga tidak hanya memberi kesan yang ikonik tetapi juga dapat meningkatkan kenyamanan dan mood penghuni nantinya.

KONSEP TAPAK KONSEP RUANG
Konsep ruang pada hunian ini menyesuaikan keinginan klien dan aktivitas klien. Pada klien kali ini terdapat 4 anggota keluarga yang dimana terdiri dari ayah, ibu, anak 1, anak 2.
Dalam aspek kebutuhan ruang, ada beberapa ruang yang di inginkan klien diantaranya :
- Teras - Carpot
- Ruang tamu
- Ruang tidur anak 1 - Ruang tidur utama
- Ruang tidur anak 2
Aktivitas
- Ruang keluarga
- R. Cuci jemur - Ruang makan - Dapur - Musholla
- Taman kering - KM/WC
Penerapan tatanan ruang dengan kaidah rumah sehat dan kaidah rumah islam
Pada penerapan tatanan rumah sehat ini, perencanaan rumah ini diatur sesuai KDB, KDH & GSB yang sudah ditentukan. Tidak hanya itu saja terdapat penerapan seperti, aspek lingkungan, organisasi ruang, penempatan utilitas ( sampah, air bersih, air kotor ), standart kemiringan atap, pencahayaan, & penghawaan.
Pada penerapan tatanan rumah islam ini, untuk perencanaan analisis rumah islam , kami menerapkan beberapa kaidah rumah islam. Seperti, aktivitas tauhid, tepat guna, silaturrahim, penataan ruang, penataan perabot, dan manfaat.

Connecting Zone
