Radar Banyuwangi 12 Maret 2012

Page 7

Senin 12 Maret 2012

BERITA UTAMA

35

HALAMAN SAMBUNGAN

Berharap Ning Sari Diikat Pernikahan ■ MINTA... Sambungan dari Hal 25

Sebab itulah, Kiai Nuruddin sangat berharap jika Ning Sari bisa diikat dalam sebuah perkawinan dengan laki-laki yang masih ada hubungan keluarga dengan pendiri pesantren. Sehingga, stabilitas pesantren akan selalu terjaga dan mendapat dukungan masyarakat. Diakui, sistem pendidikan yang ditinggalkan Kiai Fawaid di P2S2 sudah berjalan dengan baik. Hanya saja kini butuh top

figur yang mampu mengayomi sistem yang sudah ada. “Butuh top figur yang menjadi panutan di pesantren, termasuk keluarga,” imbuhnya. Kata anggota DPD itu, dibutuhkan dua hal untuk menjadi top figur di P2S2. Yakni, kemampuan mengelola sistem dan orang yang punya hubungan sedarah. “Ada darah saja, keramatnya sudah oke, ini akan jadi persoalan. Bisa memenej, tapi orang luar, ini saya kira juga kurang pas. Kiai Fawaid memiliki dua hal itu,”

terang Kiai Nuruddin. Meski demikian, dia optimistis pesantren yang didirikan pada 1908 ini akan segera menemukan top figur yang mampu membawa P2S2 Sukorejo makin lebih baik. “Terus terang kita di komunitas pesantren sangat kehilangan, karena Kiai Fawaid merupakan salah satu ulama besar yang sangat peduli terhadap perjuangan umat Islam,” terangnya. Diterangkan, di komunitas ulama, Kiai Fawaid merupakan Kiai yang tak kenal lelah ber-

juang, walaupun kondisi badannya tak seimbang. “Namun semangatnya dalam berjuang tak pernah kendur. Makanya dia kiai yang ditokohkan oleh Nahdlatul Ulama (NU),” ujarnya. Humas P2S2 Sukorejo, Fauzy Alco mengungkapkan, kegamangan terhadap penerus kepemimpinan Kiai Fawaid sebenarnya juga sama terjadi pada era Kiai Fawaid saat menggantikan Kiai As’ad. Banyak kala itu yang meragukan kemampuan Kiai Fawaid. “Namun ternyata pada perjalanannya Kiai

Fawaid tak kalah dengan Kiai As’ad. Saya kira tak jauh beda lha,” ungkapnya. Diberitakan sebelumnya, Pengasuh P2S2 Sukorejo, Situbondo, KHR Ahmad Fawaid As’ad berpulang ke Rahmatullah, Jumat siang (9/3) di ruang Graha Amerta RS Dr Sutomo

Surabaya sekitar pukul 12.30. Cucu KHR Syamsul Arifin tersebut meninggal karena penyakit komplikasi, jantung dan diabetes yang menggerogoti sejak beberapa bulan terakhir. Sementara itu sebelum wafat, Kiai Fawaid sering menyebut nama Lora Ahmad Azzaim Ibra-

himy sebagai kandidat penerus pengasuh P2S2 Sukorejo. Apalagi dari segi nasab, Ra Zaim masih masuk dalam garis keturunan pendiri P2S2. Namun hingga kini, lelaki The Rising Star yang akrab disapa Ra Zaim itu masih menempuh studi di Makkah, Saudi Arabia. (pri/bay)

Jumlah Santri Sukorejo Tambah Banyak ■ BERJIWA SENI,... ... Sambungan dari Hal 25

Perasaan yang sama juga dialami para alumni ponpes yang dibesarkan almarhum almaghfurulllah KH As’ad Syamsul Arifin di seluruh Indonesia. Bahkan, alumni di luar negeri. Bukan hanya santri. Tapi, rakyat Situbondo dan daerah Tapal Kuda Jatim merasa sangat kehilangan. Bangsa Indonesia juga merasakan hal yang sama. Meskipun bertemu dalam beberapa acara, tapi secara personal saya belum kenal Kiai Fawaid. Namun begitu, sejatinya sudah lama saya mengikuti sepak terjang kiai yang lahir tahun 1968 tersebut. Itulah cara yang saya tempuh untuk mengakrabinya. Saya menilai, beliau termasuk sedikit tokoh Indonesia yang istiqamah. Ketika para kiai tidak berani terang-terangan berpolitik, beliau tetap keukeuh terhadap pilihan politiknya. Perannya pun diperhitungkan dalam percaturan politik nasional. Tercatat, beliau sebagai salah satu tokoh yang berjuang mati-matian membela Gus Dur hingga detik-detik terakhir pelengserannya. Kepeloporan Kiai Fawaid untuk bangsa juga terlihat menjelang hingga pasca reformasi. Sedangkan untuk peran politik lokal, kiai yang hingga wafat Jumat kemarin itu masih tercatat sebagai Ketua DPC PPP Situbondo. Di bawah kepemimpinannya, PPP berhasil mendapatkan 11 kursi di DPRD Situbondo. Dengan suara mayoritas terse-

but, PPP bisa menjalankan peran politiknya dengan baik. Secara politis, misi Kiai Fawaid mengayomi santri, alumni, konstituen PPP, dan rakyat Situbondo bisa terwujud. Situbondo pun menjadi salah satu daerah yang aman. Terutama dinamika kehidupan politiknya. Tanggung jawab Kiai Fawaid sebagai petinggi parpol patut diteladani. Oleh siapa pun dan kapan pun. Konon, saat menghadiri harlah PPP Senin pekan lalu, kondisinya tidak fit 100 persen. Beliau masih dalam status rawat jalan setelah seminggu sebelumnya menjalani perawatan di RS dr Abdoer Rahem Situbondo. Tapi, beliau ‘memaksa’ hadir menemui konstituennya meski harus sesekali memakai oksigen. Walhasil, acara belum selesai beliau pamitan dan sempat pingsan sesampainya di mobil. Kemudian dilarikan ke rumah sakit Abdoer Rahem. Begitu siuman hal pertama yang ditanyakan adalah ini: acara harlahnya sukses apa tidak. Subhanallah. Luar biasa. Yang mengagumkan, meski kiainya jelas-jelas berpolitik, ponpes Sukorejo tidak pernah ditinggal santrinya. Justru sebaliknya, santri Sukorejo makin banyak saja. Kini, jumlahnya sekitar 20-ribuan santri. Mereka datang dari seluruh Indonesia. Bahkan, ada yang dari Malaysia. Kepercayaan wali santri itu tak lepas dari kepiawaian Kiai Fawaid dalam mengelola pesantrennya. Tanpa manajemen dan sistem organisasi yang baik dan solid, tidak mungkinlah bisa

mengurusi 20 ribu santri. Apalagi, juga harus mengayomi umat di luar pesantren lewat perjuangan politik praktis. Selain kehebatan manajemen dan kelihaian berpolitik, saya juga mengagumi Kiai Fawaid dalam hal ini: berjiwa seni. Sejarah mencatat, di awal-awal perkembangan Islam banyak ulama besar berdakwah lewat seni, khususnya puisi dan nasyid. Pun Wali Songo, terutama Sunan Kalijogo dan Sunan Bonang, ketika menyebarkan Islam di Indonesia. Kini, sangat jarang ditemui ulama atau kiai yang berjiwa seni dan berdakwah lewat seni. Gus Mus (KH Musthofa Bisri, Rembang) dan Kiai Fawaid adalah dua di antara yang sedikit itu. Dan, tidak banyak yang tahu kalau Kiai Fawaid mengoleksi hampir seribu lagu Rhoma Irama. Lagu-lagu itu dinyanyikan Bang Haji Rhoma sejak sebelum membentuk Soneta hingga lagu termutakhir. Kiai yang selalu melingkarkan surban di kepalanya itu juga menggemari lagu India. Untuk yang terakhir ini, koleksinya konon berjumlah ratusan. Di mobil, alunan lagu-lagu Bang Haji yang syarat dengan pesan-pesan agama setia menemani perjalanan Kiai Fawaid. Tak ketinggalan pula alunan lagu-lagu Al-Badar, grup gambusnya. Wa ba’du. Kiai Fawaid telah berpulang ke sisi-Nya. Tidak hanya meninggalkan kenangan. Tapi, juga tiga teladan sekaligus: sukses memangku pesantren, sukses berpolitik, dan sukses mengaktualisasikan jiwa seninya. Selamat jalan, Kiai… (udi@jawapos.co.id)

EDY SUPRIYONO/RaBa

SUNGKAWA: Ratusan karangan bunga duka cita memadati kompleks P2S2 Sukorejo kemarin.

Papan Kayu Nyaris Lepas ... ■ KERUSAKAN... Sambungan dari Hal 25

“Lihat saja, tiang dari cor juga sudah keropos semua,” katanya. Apa yang disampaikan Jumaadin ini memang benar, dari pantauan koran ini, tiang yang menyangga jembatan sudah banyak yang rusak. Malahan, sejumlah tiang yang dari cor itu juga sudah mengecil hingga besi kerangkanya terlihat. “Kalau tidak segera diperbaiki, tiangnya bisa patah,” cetusnya. Ironisnya, kayu-kayu yang dibuat untuk jembatan sudah banyak yang patah. Bahkan, sepanjang jembatan itu ada yang bolong. Bila dilewati motor atau sepeda, kayu ber-

bentuk papan pada jembatan seperti akan copot. “Jembatannya memang sudah membahayakan,” terangnya. Jembatan yang sudah rusak itu, selama ini diperbaiki oleh warga sekitar. Dana yang dibuat untuk memperbaiki, berasal dari dana parkir pengunjung di Pulau Santen dan kotak amal yang ada di pintu masuk jembatan. “Oleh warga sudah diikat dengan kawat dan dipaku, tapi kini mulai rusak lagi,” jelas Jumaadin. Meski kondisi jembatan sudah sangat mengkhawatirkan, tapi setiap hari cukup banyak warga yang melintasinya. Selain menghubungkan ke perumahan warga, para nelayan yang

ingin bekerja melaut juga banyak yang melintas di jembatan. “Katanya (jembatan) akan segera diperbaiki, tapi tidak tahu kapan dimulai,” ungkapnya. Warga yang ada di sekitar Pulau Santen, berharap pemkab untuk segera merealisasikan janjinya yang akan memperbaiki jembatan tersebut. Apalagi, sebelumnya pernah diberitakan bahwa jembatan tersebut akan diperbaiki tahun ini. Bahkan kabarnya, APBD 2012 sudah mengalokasikan dana sekitar Rp 500 juta untuk perbaikan jembatan tersebut. ‘’Bagi warga, jembatan yang menghubungkan ke Pulau Santen itu sangat diperlukan,” cetus Jumaadin. (abi/bay)

Diciduk di Rumah Masing-Masing Yang Ceramah Kapten Corps PM ... ■ DAPAT... Sambungan dari Hal 25

“Saya tidak tahu alamat sales itu, biasanya datang ke rumah,” ujarnya. Sriyatin mengakui, di antara pil dextro yang ada di rumahnya itu dijual pada warga. Tapi,

pembelinya kebanyakan orang dewasa yang berprofesi sebagai nelayan. “Saya tidak pernah menjual pil dextro ini pada anak-anak,” ungkapnya pada polisi. Setelah menangkap Sriyatin, sekitar pukul 15.00, anggota Satnarkoba menggerebek ru-

mah Siswo Hadi Agus Tiono, di Dusun Simbar, Desa Karangsari. Di rumah tersangka ini, polisi berhasil menyita 50 butir pil dobel L, dan satu kaleng bekas bungkus rokok. “Tersangka ini diduga sering jualan pil dobel L,” cetusnya. Menurut kasat, Siswo di-

tangkap setelah anggotanya menggerebek rumahnya. Ini setelah ada laporan dari warga, kalau tersangka ini baru saja jualan obat dobel L. “Mengakunya puluhan butir pil dobel L ini kiriman dari orang yang tidak dikenal, tapi masih kita selidiki,” sebutnya.(abi/bay)

Tabanan Dapat Rp 73 M, Banyuwangi Rp 23 M ... ■ DPRD... Sambungan dari Hal 25

Dengan pelayanan yang bisa maksimal seperti itu, jelas dia, RSUD Tabanan menjadi pilihan utama dalam berobat bagi warga. Dan ini juga berpengaruh terhadap pendapatan rumah sakit tersebut. “Pendapatan RSUD Tabanan setahun

bisa mencapai Rp 73 miliar,” ungkapnya. Menurut Adil, pendapatan sebesar itu ternyata berbeda jauh dengan hasil pendapatan dari dua RSUD di Kabupaten Banyuwangi. Pendapatan gabungan RSUD Blambangan dan RSUD Genteng pada 2011 lalu hanya sekitar Rp 23 miliar. “Ini jauh sekali dengan mere-

ka,” bebernya. Rendahnya pendapatan dua RSUD di Banyuwangi ini, lanjut Adil, tentu karena pelayanan pada pasien yang dianggap rendah. Selama ini, orang berobat ke RSUD karena sudah tidak tertampung di rumah sakit swasta. “Pelayanan di rumah sakit swasta dianggap lebih baik,” cetusnya.

Dengan hasil studi banding tersebut, Adil meminta pada pemerintah untuk segera mengubah etos kerja di dua RSUD. Selain itu, RSDU diminta meningkatkan pelayanan pada pasiennya. “Banyuwangi itu penduduknya lebih tinggi dibandingkan dengan Tabanan, masa kita kalah jauh,” katanya.(abi/bay)

Batalkan Rapat Pengurus Pesantren ■ BEBERAPA... Sambungan dari Hal 25

Pukul 02.00, pengeras suara di surau P2S2 yang letaknya hanya beberapa meter dari kediaman Kiai Fawaid itu kembali menggema. Pekikan kalimat-kalimat tarhim yang dikumandangkan santri terdengar. Itu adalah salah satu aktivitas keseharian santri menunggu waktu subuh tiba, sejak pesantren itu didirikan KHR Syamsul Arifin, kakek Kiai Fawaid pada 1908 silam. Suara santri melantunkan kalimat-kalimat permintaan rahmat kepada Yang Maha Penyayang, yang tidak jarang terdengar parau bahkan fals, tak pernah mengganggu ketenangan seisi pesantren. Termasuk bagi Kiai Fawaid dan keluarganya. Bagi mereka, suara-suara itu merupakan ajakan agar siapa saja yang mendengar selalu waspada. Dengan begitu, waktu subuh tak terlewatkan. Jika tak terdengar, maka ada yang kurang. Itu tak ubahnya suara gesekan bulu jangkrik yang selalu setia menemani perjalanan malam menjemput pagi. Kiai Fawaid terbangun dari tidurnya sekitar pukul 02.30. Itu karena dia kembali merasakan napasnya sesak. Keadaan ini sempat membuat seisi dhalem cukup panik. Kiai Fawaid memanggil Nyai Djuwairiyah untuk membenarkan selang oksigen yang terlepas dari hidung. Perempuan berjilbab itu datang didampingi Ning Sari (Nur Sari As’adiyah), putri semata wayangnya. Dengan penuh kasih sayang, Nyai Dju (panggilan akrab Nyai Djuwairiyah) membenarkan posisi selang oksigen tersebut. “Berangkat sekarang saja ke Surabaya,” kata Kiai Fawaid saat Nyai Dju berada di sampingnya. Pada Kamis siang (8/3), Nyai Dju memang menyarankan kepada Kiai Fawaid agar melakukan check up kondisi jantungnya ke rumah sakit Graha Amerta di Surabaya. Itu

sesuai petunjuk dari dokter spesialis di RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo. Hanya saja, perempuan asal Surabaya tersebut mengusulkan agar check up dilakukan hari Senin (12/03). Sebab, jika hari Sabtu dan Minggu, dokter biasanya tidak ada. Namun entah mengapa, Kiai Fawaid yang biasanya menganggap enteng urusan berobat, tiba-tiba meminta check up dilakukan saat itu juga. Pertimbangan Kiai Fawaid ingin berangkat sebelum Subuh, agar tak terjebak macet. Sehingga, bisa cepat sampai ke rumah sakit Graha Amerta Surabaya. Nyai Dju langsung menyetujui kemauan suaminya. Tak terkecuali sejumlah abdi dhalem yang biasa menyertai keluarga tersebut. Memang tak ada alasan untuk menunda lebih lama. Apalagi, saat itu mereka melihat wajah Kiai Fawaid yang tampak pucat dan seperti orang sangat kelelahan. Nyai Dju dan Ning Sari dibantu sejumlah abdi dhalem mempersiapkan kebutuhan pakaian dan sebagainya untuk ke Surabaya. Ichsan, menelepon sejumlah orang yang akan diajak ikut serta. Di antaranya, Lora Fadhoil, Lora Udin, dan Hasanah Tahir. Menunggu itu semua, Kiai Fawaid memilih melakukan salat tahajud di atas kursi roda. Itu adalah salah satu aktivitas keseharian yang di-istiqomahi-nya selama hidup. Sebelum salat, dia meminta Ichsan membawakan sebuah ceret berisi air untuk digunakan mengambil wudu. Di bawahnya diberi penadah berupa bak besar, agar air tak mengalir ke mana-mana. “Jadi, untuk ambil wudu itu tak harus dua kulah, jika keadaan darurat. Intinya, selama masih nyawa di badan, jangan sampai kita putus salat,” tutur Kiai Fawaid kepada Ichsan. Usai salat tahajud, Kiai Fawaid membuat keputusan baru. Kiai yang memimpin P2S2 Sukorejo sejak tahun 1990 itu, mendadak menunda keberangkatan ke Surabaya menjadi usai salat Subuh. “Biar saya tidak punya tanggungan (salat). Berangkat

setelah subuh saja biar saya tenang, tidak punya tanggungan kepada Allah,” ujar Ketua DPC PPP Situbondo itu. Dia juga meminta kepada Ra Fadhoil untuk membatalkan rapat dengan ketua kamar dan pengurus pesantren yang sudah diagendakan Jumat dan Sabtu malam. “Iya Kiai, saya sampaikan,” kata Ra Fadhoil yang dikenal ramah dan murah senyum tersebut. Sejumlah orang yang ada di kediaman Kiai Fawaid sibuk mempersiapkan segala keperluan untuk kelancaran perjalanan ke Surabaya. Hasanah Tahir misalnya. Dia menelepon Direktur RS dr Abdoer Rahem, dr Tony Wahyudi untuk ikut menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Ambulans, sejumlah dokter dan pejabat di lingkungan RS berpelat merah itu bersiap diri menunggu kedatangan Kiai Fawaid, meski pagi itu bukan masuk jam kerja. Kiai Fawaid sempat terlelap tidur menunggu waktu subuh. Begitu azan berkumandang, asistennya, Ali Mufti membangunkannya. “Sudah subuh ya, sudah subuh ya?” kata Kiai Fawaid, seakan ingin cepat-cepat menunaikan salat. Dia kemudian meminta Ali kembali mengambilkan ceret berisi air untuk digunakan mengambil wudu. Kakak KHR Kholil As’ad ini kemudian melaksanakan salat subuh di atas kursi roda. Tak ada yang menyangka, bahwa ini adalah salat subuh kali terakhir Kiai Fawaid. Kiai Fawaid tidak melewatkan kebiasaannya membaca doa-doa yang terkumpul dalam sebuah buku khusus setiap selesai salat subuh. Doa itu menjadi amal kesehariannya. Usai salat, Kiai Fawaid ternyata belum merasa plong. Dia kembali bertanya kepada Ali Mufti apakah dirinya sudah benar-benar tak punya tanggungan salat. Ali pun meyakinkan sang kiai jika tidak pernah ada salat yang terlewatkan selama ini. “Alhamdulillah, saya takut masih ada tanggungan kepada Allah,” kata kiai yang menyukai lagu-lagu Rhoma Irama itu. (bersambung)

■ KOMPAK...

Sambungan dari Hal 25

Puluhan anggota TNI juga hadir ikut mengumandangkan salawat untuk Nabi Muhammad SAW. Acara itu juga dimeriahkan grup hadrah dari Yon Armed 812 Kostrad Jember, pimpinan Sersan Mayor Eko Purwanto. Setelah mengumandangkan salawat, kegiatan keagamaan bertajuk ‘Banyuwangi Bersholawat’ itu diisi dengan ceramah

agama. Pengisi ceramah adalah Kapten CPM KH Ali Imron dari Mojokerto. Habib Hasyim mengatakan, jamaah pengajian Ahad pagi berkomitmen untuk terus menerus menyinari Banyuwangi dengan salawat. Kegiatan Banyuwangi bersalawat itu merupakan bagian dan usaha untuk menghadirkan Rasullah Muhammad SAW di tengah-tengah kita. “Jika Nabi Muhammad SAW selalu hadir dalam kehidupan

kita, insyaallah kita akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat,” kata Habib Hasyim. Dia mengaku sengaja menghadirkan anggota TNI AL dan TNI AD untuk ikut andil dalam kegiatan tersebut. ‘’Kita ingin pejabat, tentara, dan rakyat jadi satu mengumandangkan salawat bersama-sama agar Banyuwangi aman dan Indonesia umumnya aman dan tenteram berkat salawat,” ujarnya. (afi/bay)

Daerah Lain Sudah Punya BPP ■ RAPERDA... Sambungan dari Hal 25

Menurut Handoko, Banleg sebenarnya sudah melakukan konsultasi ke Pemprov Jatim soal raperda inisiatif DPRD tentang BPP ini. Saat konsultasi itu, disarankan pembahasannya menunggu turunnya Peraturan Presiden (Perpres). “Akan segera turun Perpres tentang pertanian, salah satunya mengenai BPP ini,” terangnya.

Saran untuk menunda pembahasan raperda ini, lanjut Handoko, sudah disampaikan pada pimpinan dan anggota DPRD. Tapi nyatanya, dalam rapat paripurna internal, banyak anggota dewan yang meminta raperda ini untuk terus dibahas. “Maka kita perlu konsultasi lagi,” ujarnya. Menurut Handoko, salah satu alasan dari anggota dewan yang akan tetap membahas raperda BPP ini, di Jatim ada 18

kabupaten dan kota yang memiliki BPP. “Kalau di kabupaten dan kota lain bisa membentuk BPP, kenapa Banyuwangi tidak bisa,” cetusnya. Dengan dasar itulah, Banleg akan melakukan konsultasi lagi ke Pemprov Jatim agar bisa lebih jelas lagi. “Pada prinsipnya, pembahasan raperda tentang BPP ini akan tetap jalan terus, meski nanti harus terpotong karena berlawanan dengan Perpres,” ungkapnya. (abi/bay)

CARA SEHAT MENGATASI KELUHAN ASMA KETIKA asma menyerang, saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan. Berikut adalah pengalaman Ridwansyah (16 thn) yang sudah 10 tahun lamanya menderita bronkhitis dan bahkan 3 bulan lalu oleh dokter ia didiagnosa menderita asma, “Kalau sakitnya sudah kambuh, nafas sering terasa sesak dan batukbatuk”. Terang remaja yang akrab disapa Ridwan tersebut. Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paruparu normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap atau udara dingin. Asma dapat dihindari dengan menghindari penyebabnya. upaya lain adalah minum susu ettawa yang kini banyak beredar di pasaran. Banyak masyarakat kita yang belum mengetahui tentang manfaat yang terkandung dalam susu ettawa. Berbeda dengan susu sapi, sesungguhnya susu ettawa memiliki kandungan gizi yang lebih unggul, baik dari segi protein, energi, maupun lemak yang mendekati air susu ibu (ASI). Salah satu susu ettawa instan yang terkenal adalah Milkuma, Milkuma adalah minuman serbuk susu ettawa yang diproses secara alami, tanpa pemanis buatan. Bahan dasarnya adalah susu Ettawa dan Gula Aren. Mengetahui manfaat susu ettawa Milkuma ini, maka Ridwan tertarik untuk mengkonsumsinya. Dan hasilnya positif “Setelah 2 bulan ini saya minum Milkuma, sekarang nafas terasa lega dan batuk-batuk sudah hilang.” Terang remaja yang akrab disapa Ridwan tersebut.

Dengan tubuh yang sehat, kini Ridwan dapat menjalani aktifitasnya dengan nyaman, “Sekarang daya tahan tubuh saya prima, selain sekolah, saya pun bisa aktif di olahraga beladiri.” Ungkapnya. Warga Gempol Sari Indah, Bandung Barat inipun berkeinginan mengajak orang lain untuk merasakan manfaat susu ettawa ini. Selain mengandung Riboflavin, vitamin B yang penting untuk produksi energi, susu ettawa pun tidak menyebabkan alergi sehingga aman, dan bermanfaat untuk penderita asma. Satu gelas susu ettawa memasok 20,0% dari nilai harian Riboflavin. Selain itu, mengkonsumsi Milkuma sebanyak 2 gelas sehari bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh dan meningkatkan vitalitas. Fluorine yang terdapat dalam susu ettawa bermanfaat sebagai antiseptik alami dan dapat membantu menekan pembiakan bakteri di dalam tubuh serta membantu pencernaan dan tidak menimbulkan dampak diare pada orang yang mengkonsumsinya. Selain itu, Fluorine baik untuk penderita bronkhitis dan asma. Selain diproses secara alami, pakan ternak yang diberikan pun organik, sehingga menghasilkan susu yang lebih sehat dan bermanfaat bagi kesehatan. Ditambah dengan kandungan Gula Aren bemutu tinggi sebagai pemanisnya, menjadikan Milkuma sebagai pilihan bijak untuk kesehatan. Dapatkan informasi lengkap tentang Milkuma di www. milkuma.com. Saat ini Anda bisa mendapatkan Milkuma di Apotek2 juga Toko Obat terdekat dikota anda, atau hubungi, Jatim; 082120862055. Banyuwangi, 081217957505; Apt Drajat Farma Jl. Gajahmada, Apt Dunia Sehat Jl. Jend Sudirman, Apt Asia Jaya Jl. Rogojampi, Apt Raya Jl. PB Sudirman. Depkes RI No. PIRT. 6.09.3328.01.395.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.