Radar Banyuwangi 10 April 2012

Page 2

26

Selasa 10 April 2012

Menengok Pembangunan di Desa Parijatah Wetan, Kecamatan Srono

Swadaya Masyarakat Tinggi, Berhasil Bangun 32 Jembatan PARIJATAH WETAN – Julukan “Desa katno, pembangunan suksesno. Saiki sing Swadaya” tampaknya layak disematkan zamane wong adol lambe, ongkangkepada Desa Parijatah Wetan. Sebab, ongkang lan aclak-aclakan (Paman-bibi, seluruh komponen masyarakakak-adiuk, dan teman-teman kat di salah satu desa di Kecasemua, ayo giat bekerja. Tingmatan Srono itu dikenal mekatkan kerja bhakti, sukseskan miliki tingkat gotong-royong pembangunan, sekarang sudah yang sangat tinggi dalam bukan zamannya orang hanya segala aspek pembangunan di pandai berucap, hanya berdesa mereka. pangku tangan dan bermalasBuktinya, penduduk setemmalasan, Red)”, masyarakat pat tidak segan menyumbasetempat semakin bersemangat ngkan uang pribadinya untuk menyukseskan pembangunan membiayai program pembadi desa mereka. Ahmad Musairi ngunan di desa yang mereka Salah satu pembangunan fisik cintai itu. Dengan bergotong-royong, yang paling mentereng yang berhasil warga Desa Parijatah Wetan telah berhasil diselesaikan dengan bantuan dana swamembangun 32 jembatan, 5 gedung daya masyarakat adalah jembatan setaman kanak-kanak (TK), 9 masjid, dan panjang 48 meter yang menghubungkan 40 musala. Desa Perijatah Wetan dengan Desa Aliyan, Ditopang slogan yang selalu diucapkan Kecamatan Rogojampi. Dengan lebar 3,5 Kades Parijatah Wetan, H. Ahmad Mu- meter dan tinggi 18 meter, jembatan yang sairi, yang berbunyi “Paman-Bibik, berlokasi di Dusun Bongkoran, ini secara Kakang-Adik, lan kanca-kanca kabeh, kasat mata dapat ditaksir menghabiskan pada tandango gawe. Kerja bhakti ting- dana miliaran rupiah. Padahal, dana

CERMIN DIRI

Tindakan Terpuji Para Pengamen INI peristiwa yang patut mendapat apresiasi. Demi menjaga nama baik pengamen jalanan, beberapa pengamen nekat menangkap teman sprofesinya yang terlibat kejahatan. Tindakan terpuji itu terjadi di perempatan lampu merah Desa Maron, Kecamatan Genteng, kemarin. Para pengamen tersebut menangkap seorang pengamen asal Dusun Krajan, Desa Gumirih, Kecamatan Singojuruh, bernama Roni Jaya. Dia dianggap dapat merusak citra para pengamen, karena terlibat aksi pembobolan toko di Pasar Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru. Bahkan, aksi penangkapan itu tidak mereka lakukan sendiri. Melainkan bersama-sama dengan aparat kepolisian. Apa yang dilakukan para pengamen di Genteng itu perlu ditiru oleh pengamen-pengamen lain yang mangkal di tempat-tempat lain. Sebab, pengamen adalah sebuah profesi yang bisa mengasilkan uang dengan cara menjual suara. Profesi ini mirip dengan seorang penyanyi yang juga menjual suaranya ke khalayak. Bedanya, pengamen biasanya menjajakan suaranya di perempatan-perempatan atau dari rumah ke rumah, namun kalai artis bisanya mereka menjual suaranya di panggung-panggung hiburan, kaset, dan televisi. Nah, jika profesi ini dinodai dengan perilaku jahat dari oknum-oknum pengamen, maka citra pengamen akan rusak di mata masyarakat. Saat ini saja, pengamen seringkali dikaitkan dengan perilaku negatif. Seperti dekat dengan kriminalitas, pemabuk, pecandu narkoba, perokok, dan lain-lain. Tentu saja anggapan seperti ini tidak sepenuhnya benar, namun juga tidak sepenuhnya salah. Karena itu, untuk menjaga “nama baik” pengamen, seluruh pengamen harus bersatu padu untuk memerangi para pengamen yang sering berlaku jahat. Tidak saja memerangi pelaku kejahatan besar seperti yang dilakukan Roni Jaya yang membobol sebuah toko, tetapi juga ikut menjauhi kejahatan kecil seperti menggedor-gedor pintu mobil, memaksa orang memberi uang, mabuk-mabukan, dan menjadi pecandu narkoba. Alangkah terhormatnya profesi pengamen jika para pengamen sendiri dapat melakukan tindakan sangat terpuji. (*)

“resmi” dari pemerintah hanya senilai Rp 421 juta. Rinciannya, Rp 350 juta dari dana PNPM Mandiri, ditambah Rp 35 juta dan Rp 36 juta dari ADD tahun anggaran 2010 dan 2011. “Padahal kami tidak menarik biaya swadaya tahunan dari masyarakat, seperti halnya desa-desa yang lain. Tetapi pada prakteknya, pembangunan yang berhasil dibiayai dengan swadaya masyarakat kami, nilainya sangat besar,” ujar Kades Musairi, bangga. Bukti konkrit lainnya, dua unit TK di desa tersebut yang dibiayai kabupaten masing-masing sebesar Rp 15 juta ditambah dana ADD sebesar Rp 5 juta, saat ini sudah berdiri megah. “Tidak mungkin bangunan TK semegah ini bisa diselesaikan dengan biaya Rp 20 juta saja. Ini juga bukti bahwa tingkat swadaya masyarakat kita sangat patut dibanggakan,” tutur kades yang sudah menjabat dua periode itu seraya menunjukkan bangunan TK Khodijah 55 yang berlokasi di Dusun Sumberjo itu.(sgt/als)

SIGIT HARIYADI/RaBa

MEGAH: Jembatan di Dusun Bongkoran yang dibangun dengan bantuan dana swadaya masyarakat.

Pusat Gempa di Sumberkolak SITUBONDO - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tretes mulai mendeteksi keberadaan titik pusat terjadinya gempa bumi di Situbondo yang terjadi Jumat (6/4) hingga Senin (9/4) kemarin. Tempat itu berada di Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan. Keberhasilan BMKB Tretes melacak pusat gempa itu setelah seismograf single station tipe TDS-III, alat pendeteksi gempa yang mereka bawa mampu merekam getaran gempa yang terjadi pada senin pagi sekitar pukul 01.20. “Hanya saja, waktu itu kekuatan getarannya sangat kecil, 1,7 SR (Skala Richter) dan berada di kedalaman 10

SEISMOGRAF: BMKB Tretes memasang alat pendeteksi gempa di belakang Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo. EDY SUPRIYONO/RaBa

km,” papar Kepala Stasiun Geofisika Kelas II Tretes, Benni Sipollo. Alat pendeteksi gempa diletakkan di

belakang Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo. Kata Benni, pihaknya sebenarnya me-

nunggu terjadinya gempa seperti yang terjadi pada Sabtu tengah malam lalu. Sebab, dengan begitu, dirinya akan lebih mudah mendeteksi pusat gempa setiap kali terjadi getaran gempa bumi. “Semoga saja gempanya tidak takut dengan kedatangan kita,” selorohnya. Menurut dia, gempa yang terjadi di Kota Santri disebabkan gempa tektonik. Itu akibat adanya gerakan lempeng bumi di daerah selatan Pulau Jawa. Terus menerus terjadi, karena patahan yang mendorong itu terus bergerak hingga benar-benar menemukan posisi yang benar-benar kuat tertahan n Baca Pusat...Hal 35

TAMU KITA EDY SUPRIYONO/RaBa

ACARA BARU: Para alumni disuguhi tontonan film dokumenter pengasuh P2S2 dalam pertemuan Minggu malam (8/3).

Pulang Sebelum 40 Hari Kiai Fawaid Ra Zaim Siap Pimpin P2S2 SITUBONDO – Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo (P2S2) keempat, KHR Ahmad Azzaim Ibrahimy, tampaknya tidak lama lagi akan menginjakkan kakinya di Kabupaten Situbondo. Diprediksi, sebelum peringatan 40 hari wafatnya KHR Achmad Fawaid, putra pasangan KHR Dhofir Munawar-Ny Zainiyah As’ad itu

sudah tiba di Kota Santri. Kepastian kepulangan Ra Zaim menyusul keluarnya izin dari pengasuh pesantren tempatnya menuntut ilmu di Makkah. Hal itu diungkapkan Wakil Pengasuh KH Afifuddin Muhajjir dalam pertemuan dengan alumni Minggu malam (8/3). “Dari hasil istikaharah yang dilakukan gurunya di Makkah, Kiai Azzaim sudah mendapat izin pulang

lebih awal dari yang seharusnya,” kata Kiai Khofi, sapaan akrabnya, di hadapan ribuan alumni. Ungkapan itu disambut tepuk tangan dan pekikan kalimat takbir. Karena itulah, kata dia, kehadiran Ra Zaim harus diterima dan tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Sebab, jalan yang digunakan untuk menentukan dia sebagai penerus tongkat estafet P2S2 Sukorejo meng gunakan

jalan ilmiah dan pendekatan langsung kepada Tuhan. Yang istmewa, dalam pertemuan tersebut, diputar sebuah film dokumenter perjalangan pengasuh P2S2 Sukorejo sejak era KHR Syamsul Arifin. Saat video KHR Achmad Fawaid As’ad ditayangkan, banyak alumni yang tak kuasa menahan air mata. Yang cukup menarik perhatian adalah video penampilan Ra Zaim. (pri/als)

TOHA/RaBa

BELAJAR JURNALISTIK: Siswa –siswi SMPN 2 Rogojampi mendengarkan penjelasan seputar proses penulisan berita.

Dikunjungi Siswa SMPN 2 Rogojampi BANYUWANGI – Sebanyak 49 siswa-siswi SMPN 2 Rogojampi kemarin berkunjung ke kantor Redaksi Radar Banyuwangi. Mereka ingin melihat langsung proses penulisan berita, editing, hingga layout. Setelah menerima penjelasan, siswa dan guru pendamping SMPN 2 Rogojampi langsung melihat dapur redaksi Radar Banyuwangi. Sebelum ke Radar, rombongan sempat mampir ke kantor Dinas Pariwisata Banyuwangi. “Sekolah kami akan bikin mading. Karena itu kami perlu belajar dari Radar Banyuwangi,’’ ujar Nadir, guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Rogojampi yang ikut mendampingi siswa-siswinya. (aif)

Isu Hakim Mogok Masal, Sidang Molor SITUBONDO – Adanya isu mogok masal ribuan hakim di seluruh penjuru tanah air yang menuntut kesejahteraan, rupanya berdampak di Pengadilan Negeri (PN) Situbondo. Kemarin, agenda persidangan di PN tersebut molor hingga berjam-jam. Bahkan, hingga pukul 12.00, hanya ada satu ruang yang menggelar persidangan. Sisanya masih kosong-melompong. Pantauan koran ini kemarin, hanya ada satu ruang cakra 2 yang menggelar persidangan. Agenda persidangan, yakni masalah perdata. Sedangkan

sejumlah ruang lain, utamanya ruang utama, tidak ada aktivitas sama sekali. Meski begitu, pihak PN menegaskan tetap menggelar persidangan hingga tuntas. ‘’Kami tetap mengge_ar agenda persidangan,’’ cetus ketua PN, Sih Yuliarti, kepada koran ini kemarin. Menurut dia, agenda persidangan terus berlanjut. Ada 11 agenda sidang yang digelar kemarin. ‘’Sejauh ini ada tujuh hakim yang ada. Dibilang kurang, ya kurang. Dibilang cukup, ya cukup,’’ jelasnya. Diakuinya, memang ada beragam kendala selama meng-

gelar persidangan. Salah satunya mengenai waktu pelaksanaan. Seperti, sidang sudah harus digelar rata-rata pukul 10.00. Namun, di sisi lain para tahanan justru masih belum siap. ‘’Kadang hakim sudah siap, tahanan belum datang. Ada juga sudah siap semua, saksi yang gak ada. Ini cuma kendalanya,’’ katanya. Apalagi, kata dia, masalah perdata yang selalu bikin pusing. Sebab, selama ini kasus perdata itu sering molor dari waktu yang ditentukan. Sebab, kasus tersebut membutuhkan penanganan yang super rinci.(ton/als)

ALI NURFATONI/RaBa

KOSONG: Jaksa Nur Khoyin (kiri) menunggu agenda sidang di ruang utama PN Situbondo yang tampak lengang kemarin.

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi (Banyuwangi), Edy Supriyono, Ali Nurfatoni (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Benny Siswanto. Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah. Administrasi Iklan: Yetty Maya Purwosari. Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan. Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa Windyah Sari. MENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN Pemasaran: Gerda Sukarno Prayudha, Iwan Setiono, Samsuri (Situbondo). Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Direktur: A. Choliq Baya. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.