CMYK
KORAN UMUM Selasa, 29 - 7 April 2016, Minggu- I
Selasa, 29 - 7 April 2016, Minggu- I
Website: www.rakyatmediapers.co.id
Menyuarakan Aspirasi Masyarakat Indonesia
Media Ini Terdaftar di Dewan Pers
Edisi : # 150 Tahun IV, Harga: Rp5.000,-
Telp Redaksi: (0778) 7498179,(0778)479636 - Fax (0778)-479529, Website: www.rakyatmediapers.co.id, Email redaksi: rakyatmedia77@yahoo.com
MANTAN Kajati Kepri dan Kajati Kepri baru Andar Perdana (Kanan)
TANJUNGPINANG, RAKYAT MEDIAHingga kini pihak Kejaksaan Tinggi Kepri tak kunjung menetapkan sejumlah pejabat Pemerintah Kota Batam yang terlibat kasus korupsi aliran dana Bansos jadi tersangka. Meski sudah dua pimpinan Kejati Kepri yang menangani kasus tersebut. Dalam kasus ini Kejati Kepri terkesan mengulur ngulur waktu untuk menetapkan tersangka kasus tersebut. Sepertinya Kejati Kepri tak
punya nyali untuk menetapkan sejumlah pejabat Pemerintah Kota Batam yang terlibat kasus korupsi Bansos jadi tersangka. Padahal sejumlah pejabat Pemko Batam sudah diperiksa penyidik. Bahkan penanganan
kasus korupsi ini juga sudah ditingkatkan dari penyelidikan menjadi penyidikan. Namun untuk menetapkan pejabat yang terlibat, pihak Kejati Kepri masih mengulur ngulur waktu. Sebelumnya, Kepala Kejaksaan Tinggi Kepri Andar Perdana, kembali menyatakan bahwa pihaknya saat ini masih menuntaskan pelaksanaan penyidikan, kasus dugaan korupsi dana Bansos Batam lebih dulu Dan berjanji dalam dua minggu ke depan, akan menetapkan sejumlah tersangka dalam korupsi Bersambung ke Hal 11
Mantan Walikota Batam
Agussaiman
Ahmad Dahlan
Sekda Batam
Patroli Indonesia
Usir Dua Kapal Taiwan Pencuri Ikan Dengan Tembakan WAKAPOLDA Kepri Kombes Pol Yan Fitri Halimansyah
KEPRI MASUK DALAM STATUS DARURAT NARKOBA
BATAM, RAKYAT MEDIA-Wakil Kepala Polisi Daerah (Wakapolda) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Komisaris Besar Polisi Yan Fitri Halimansyah mengatakan Provinsi Kepri masuk dalam status darurat Narkoba. Pasalnya, peredaran narkoba telah memasuki semua lini kalangan masyarakat.”Kepri darurat narkoba, karena semua kalangan telah masuk dalam lingkarannya. Tukang pompong dan tukang kedai juga turut andil di dalamnya,” ujar Yan Fitri Halimansyah saat menghadiri acara ulang tahun adiknya, Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah di Tanjungpinang belum lama ini. Keadaan semakin mengkhawatirkan, sebab peredaran tidak hanya terjadi di kalangan orang dewasa saja, melainkan juga anak-anak. Ironisnya, kata dia, pimpinan daerah juga tidak luput menjadi penikmat Narkoba. Wilayah Kepri yang notabene merupakan wilayah kepu-
BATAM, RAKYAT MEDIADua kapal penangkap ikan Taiwan, Sheng Ta Tsai dan Lien I Hsing No. 116, tiba di Singapura, Kamis (24/3/2016). Mereka mengklaim ditembaki kapal patroli Indonesia saat berlayar di Selat Malaka menuju Singapura. Straitstimes malaporkan, dua kapal Taiwan itu membawa 25 awak kapal, termasuk dua kapten. Kedua kapal tersebut merapat di Pelabuhan Perikanan Jurong sekitar pukul 07.15 waktu Singapura. Dua kapal penangkap tuna itu mengaku berlayar di Selat Malaka menuju Singapura Senin pagi (21/3/2016)
DUA kapal ikan Taiwan tengah bersandar di pelabuhan Jorong, Singapura
pekan lalu ketika kapten mereka mengatakan dikejar dan ditembaki oleh dua kapal patroli Indonesia.Lien I Hsing No. 116, dengan 12 awak di
BATAM, RAKYAT MEDIA-Jika tidak ada aral melintang, Rabu (23/3/2016) lalu, Badan Pengelola Batam (sebelumnya Badan Pengusahaan, red) akan memiliki pimpinan baru. Rencananya, pimpinan baru BP Batam ini akan ditetapkan pada rapat lanjutan Dewan Kawasan (DK) Batam di Kantor Kemenko Perekonomian di Jakarta.”Rapatnya sekitar jam 4
KANTOR BP Batam di Batam Centre
Redaksi Koran Rakyat Media memberitahukan kepada Instansi pemerintah/Polri/ABRI dan pengusaha Swasta Bahwa N a m a : 1. Muhammad Iqbal 2. A s r u l 3. Yusdianto
(Tanjungbalai Karimun) ( Tanjungbalai karimun) ( Tanjungpinang )
Sejak pengumuman ini diterbitkan yang bersangkutan telah dipecat Sebagai wartawan/Kepala Biro Koran Rakyat Media. Segala tindak tanduk yang bersangkutan sehingga merugikan pihak lain, tidak menjadi tanggungjawab penerbit. Demikian juga Kartu Pers yang masih di pegang oleh yang Bersangkutan. Setelah pengumuman ini dinyatakan tidak berlaku lagi MAWARDI Pemimpin Redaksi
Bersambung ke Hal 11
JAKARTA ,RAKYAT MEDIA-DPR RI mengingatkan pemerintah agar tidak menganggap remeh persoalan di Laut Cina Selatan, pasca masuknya kapal penangkap ikan KM Kway Fey berbendera Cina ke Laut Natuna, Kepulauan Riau, belum lama ini.Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan hal tersebut kepada wartawan belum lama ini di gedung DPR Jakarta. Fahri menduga, saat ini pemerintah Tiongkok sedang membangun poros maritim, sejalan dengan apa yang sedang dilakukan pemerintahan Joko WidodoJusuf Kalla. Persoalannya, Cina meletakkan Laut Natuna dalam peta mereka. “Cina
WAKIL Ketua DPR RI Fahri Hamzah
meletakan Natuna dalam peta mereka dan sekarang mereka mulai mengambil itu. Jadi pemerintah jangan anggap remeh hal itu dan jangan serahkan ke Ibu Susi (Menteri KKP Bersambung ke Hal 11
BP Batam Akan Dipimpin Seorang Jendral
Bersambung ke Hal 11
STOP PERS
atas kapal, tiba-tiba ditembaki empat atau lima kali setelah disorot lampu sorot ka-
PERSOALAN NATUNA JANGAN DIANGGAP SEPELE
sore, rencananya di rapat itu kepala BP Batam yang baru akan ditetapkan,” ujar anggota DK Batam, Rudi, Selasa (22/3/ 2016) di Batam Centre.Namun Rudi mengaku belum tahu siapa sosok yang akan menjadi pimpinan BP Batam itu. “Nanti Ketua DK (Darmin Nasutin) yang akan Bersambung ke Hal 11
Hubungan Indonesia-China Memanas
Pesawat Tempur Dan Kapal Perang Siaga di Natuna NATUNA, RAKYAT MEDIAHubungan Indonesia dan China kian memanas menyusul penangkapan delapan nelayan anak buah Kapal KM Kway Fey 10078 oleh aparat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI di Laut Natuna 19 Maret 2016 lalu. Pemerintah China bahkan menuntut agar delapan nelayan mereka yang ditahan segera dibebaskan. Pihak KKP RI beralasan, penangkapan itu dilakukan lantaran kapal asal Negeri Tirai Bambu itu telah
melanggar kedaulatan laut Indonesia dan melakukan pencurian ikan di perairan Natuna. Memanasnya hubungan RI-China sebenarnya bermula kala negara berpenduduk lebih dari satu miliar jiwa itu mengklaim kepemilikan Kepulauan Natuna yang dianggap masuk wilayah teritori mereka di Laut China Selatan. Bahkan, pemerintah China telah memasukkan Natuna ke dalam peta terbaru mereka. Bersambung ke Hal 11 CMYK
TUJUH Kapal perang Indonesia di laut Natuna