KORAN UMUM
Kamis, 5-12 November 2015 MINGGU KE-I
Menyuarakan Aspirasi Masyarakat Indonesia
Media Ini Terdaftar di Dewan Pers
Telp Redaksi: (0778) 7498179,(0778)479636 - Fax (0778)-479529, Website: www.rakyatmediapers.co.id, Email redaksi: rakyatmedia77@yahoo.com
Edisi : # 136 Tahun III, Harga: Rp5.000,-
Heru Purnomo Disebut Sebut Hanya Sebagai Tumbal
“Otak Korupsi” Laboratorium BP Batam Tak Tersentuh Hukum BATAM, RAKYAT MEDIA-Istilah yang menyebutkan hukum tumpul keatas dan tajam kebawah barangkali ada juga benarnya. Betapa tidak, penanganan kasus tebang pilih dilakukan aparat penegak hukum sudah bukan rahasia umum lagi. Jika kasus korupsi yang melibatkan oknum pejabat, biasanya yang menjadi tumbal tetap bawahannya. Seperti penanganan kasus korupsi pengadaan peralatan laboratorium uji Standart Na-
Heru Purnomo (pakai topi kemeja putih saat digiring petugas polda Kepri
sioinal Indonesia (SNI) BP Batam yang ditempatkan di Politektik Negeri Batam senilai Rp3,4 miliar dan disebut sebut melibatkan dua oknum Deputi dan seorang pegawai negeri di BP Batam hingga saat ini tak jelas proses hukumnya Dalam kasus dugaan korupsi yang merugikan negara ini, meski pihak penyidik Polda Kepri telah menahan Heru Purnomo, salah seorang PNS yang menjabat sebagai Kepa-
la seksi (Kasi) Perizinan lalulintas barang di BP Batam sejak 30 Juni 2015 lalu. Namun sudah lebih empat bulan kasus ini bergulir di Polda Kepri, tindak lanjut kasus tersebut sepertinya terhenti ditengah jalan, bahkan belakangan ini kasus yang menjadi perhatian publik ini tak terdengar lagi kabar beritanya. Sementara dua oknum Deputi masing masing berinisial FK dan IWS yang diduga kuat ikut terlibat dalam kasus itu,
KANTOR BP Batam di Batam Centre tempat dua oknum deputi FK dan IWS berkantor
juga hingga kini masih bebas melenggang dan menghirup udara segar. Padahal, kedua oknum pejabat yang saat ini masih menduduki jabatan penting di BP Batam, sejak kasus ini bergulir ke ranah hukum, kedua oknum deputi ini sudah berulang kali diperiksa oleh penyidik Ditreskrimsus Polda Kepri. “Kasus korupsi ini sudah berjalan lebih empat bulan, namun sampai sejauh ini penanganan kasus itu di kepolisian sepertinya tidak jelas, bahkan belakangan ini tak kedengaran lagi. Padahal kasus yang merugikan negara Rp 3,4 miliar tersebut menjadi perhatian dan sorotan publik, karena menyeret dua nama oknum Deputi BP Batam,” kata sumber media ini di internal BP Batam Menurut sumber itu, keterlibatan kedua deputi di BP Batam tersebut karena pengadaan itu berada dibawah kewenangannya,”Saya tak yakin kasus ini berlanjut, kalaupun lanjut paling yang terjerat bawahannya. Sementara, Deputi ke atas tidak akan disentuh, polisi masih banyak pertimbangan kalau terkait pejabat BP Batam,”ujar sumber. !Bersambung ke Hal 11
Koruptor Dinas Pendidikan Natuna
Balikkan Duit Korupsi Pada Kejaksaan
KEPALA kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Khusus Kepri, Parjiya.
NATUNA, RAKYAT MEDIA-Koruptor dana pendididikan olahraga di Dinas Pendidikan Natuna, Fredy Ferdianto alias Kim Tjhiu, mengembalikan kerugian negara sebesar Rp1,6 miliar ke Kejaksaan Negeri Ranai,
Selasa (28/10/15) pekan lalu. “Uang tersebut merupakan pengganti kerugian negara serta denda sesuai putusan Mahkamah Agung Nomor 1479 K/Pid.sus/2015, dalam perkara korupsi pen-
DJBC Kepri Tangkap
Penyeludupan Rokok Khusus Kawasan Bebas Batam KARIMUN, RAKYAT MEDIA - Rokok Khusus Kawasan Bebas asal Batam kerap diselundupkan keluar Batam, Kepri. Rokok seharga sekitar Rp 4.000 per
bungkus itu, dijual dengan harga rata-rata Rp 7.000 per bungkus. Penyelundupan rokok !Bersambung ke Hal 11
Polda Kepri Bekuk Sindikat Pengedar Sabu Sabu BATAM, RAKYAT MEDIA-Polda Kepri menngkap Ck, 42, bandar narkoba jenis sabu di Lubukbaja pada Minggu (25/10) lalu. Dari tangan tersangka polisi mengamankan 15,8 gram narkoba jenis sabu. ”Tersangka ini termasuk bandar cukup besar juga, namun BB yang kami amankan tak banyak. Kemungkinan sudah ada beberapa sempat dijual tersangka,” kata Kasubdit I Ditresnarkoba Polda Kepri AKBP, M Soleh saat ditemui, Selasa (3/11/2015). !Bersambung ke Hal 11
KEPALA kejaksaan negeri Ranai dan tumpukan duit yang dikembalikan pelaku korupsi dinas pendidikan
gadaan alat peraga dan praktek olahraga di Dinas Pendidikan Kabupaten Natuna tahun anggaran 2011,” ungkap Kepala Kejaksaan Negri Ranai, Josia Koni dalam konferensi pers di Kantor Kejari Ranai. Fredy Ferdianto alias Kim Tjhiu, terang dia, dihukum 6 bulan penjara dan denda sebesar Rp200 juta subsidair 1 tahun 6 bulan kurungan, dia juga dikenakan biaya perkara Rp10 ribu serta mengganti kerugian negara sebesar Rp1.486. 658.333. Ia menjelaskan, dengan pengembalian kerugian negara serta denda dengan sejumlah Rp1,6 miliar tersebut, maka terdakwa cukup !Bersambung ke Hal 11
MARKAS Besar Kepolisian Republik Indonesia Jalan Tarono Joyo Jakarta
PENGUSAHA HOTEL BATAM NGADU KE KAPOLRI JAKARTA, RAKYAT MEDIA-Pengusaha hotel asal Batam Conti Chandra bersama kuasa hukumnya Alvonso Napitupulu, mengirimkan surat pengaduan kepada Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti, Rabu (4/11/2015). Mereka mempertanyakan tindaklanjut penanganan kasus dugaan penipuan, memberi keterangan palsu pada !Bersambung ke Hal 11
Petugas Imigrasi Singapore Remehkan Warga Indonesia SINGAPURA, RAKYAT MEDIAPetugas Imigrasi Singapura betul betul meremehkan, Warga negara Indonesia (WNI) yang berkunjung ke Singapura. Pasalnya, petugas imigrasi yang melakukan pemeriksaan paspor di pelabuhan kedatangan Habourfront Centre Singapore, sangat mencurigai warga Indonesiayang akan masuk ke negara tersebut. Seakan akan Warga Indonesia (WNI) yang akan berkunjung ke negara itu semua penjahat. Pemeriksaan passport terhadap WNI dilakukan ekstra ketat. Tak hanya passport yang diperiksa, petugas Imigrasi juga minta harus menunjukan kartu Tanda
Penduduk (KTP) maupun indentitas lainnya. Celakanya lagi, petugas imigrasi tidak segan segan menggeledah koper atau ransel yang dibawa warga Indonesia Tindakan petugas imigrasi yang mewajibkan bagi WNI menunjukan KTP saat berkunjung ke Singapura banyak dikeluhkan warga Indonesia. Petugas Imigrasi, yang paling tidak bersahabat dan sering mencari cari masalah bagi WNI berkunjung ke negara tersebut adalah petugas imigrasi keturunan India dan Cina. Petugas imigrasi kedua keturunan ini san!Bersambung ke Hal 11