2022
Facing Climate Crisis: Between Ego and Commitment
How humans deal with the climate, and have an indirect impact on the life that it has and even the earth and its ecosystem.
Issue No. 01 December
Our Mess! Issue 01/2022
Directed & Design by Raihan Rafi
Editing by Raihan Rafi
Printing by Rairafis
Copy by Abi Fathurrahman, Calvin Yusuf, Naufal Diandra, Raihan Rafi
Contributors
Ghina Lestari Faris Rifqi Lucas Ivan Raisha Alifia Kanya Dyah Revi Azra Raka Wicaksono Sasya Silmi Sephia Amaranggita Fakhrur Rozzi Yemima Aprian Sembada
Published by Rairafis Press First Edition, December 2022
Contact Bogor, Indonesia @ourmess!
Cover by Raihan Rafi
The source of the image is an image of the earth's surface with a circle in the middle, depicting the world in an unfavorable condition and facing the threat of future darkness.
Supported by
All of Raihan Rafi’s family, friends, teacher and enviromment. (true love?)
Facing Climate Crisis: Between Ego and Commitment
How humans deal with the climate, and have an indirect impact on the life that it has and even the earth and its ecosystem.
Preface
Bumi merupakan nama sebuah planet yang berarti "tanah" dalam bahasa sanskerta. Planet ini terbentuk 4.543 miliar tahun lalu, dan menjadi satu-satunya tempat yang dapat di tempati oleh makhluk hidup hingga saat ini, termasuk homo sapiens. Lautan yang luas di bumi menyediakan tempat yang nyaman untuk memulai kehidupan sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu, organisme mikroskopis atau mikroba menjadi bukti awal mulanya kehidupan. Berbagai aspek dari planet ini dapat menopang kehidupan makhluk hidup didalamnya.
Lambat laun, berbagai aspek berubah karena dampak perubahan iklim yang berkelanjutan. Hal ini bermula ketika manusia diciptakan dengan sifat egois yang menjadikan kebutuhan sebagai dasar dari alasan untuk memenuhi hasratnya. Entah bermula dari adam dan hawa sebagaimana yang ada pada beberapa keyakinan, atau Homo habilis sebagai salah satu manusia paling awal menurut teori evolusi yang diketahui hidup sekitar 2,4 juta hingga 1,4 juta tahun lalu.
Namun semua itu dirasa tak memilki tingkat urgensi yang tinggi mengingat bumi yang terus berkembang mengikuti waktu dengan perubahan iklim yang terjadi. Perubahan iklim sendiri merupakan perubahan jangka panjang dalam pola cuaca rata-rata yang telah menentukan iklim lokal, regional, hingga global Bumi. Perubahan ini mungkin terjadi secara alami, seperti melalui variasi intensitas dalam siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama dengan kegiatan dengan pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas.
Disamping itu para ilmuwan dengan penelitiannya mendapatkan data bahwa bumi telah memberikan indikasi akan terjadinya perubahan iklim, seperti peningkatan suhu daratan dan lautan global; naiknya permukaan laut; hilangnya es di kutub bumi dan di gunung gletser; frekuensi dan tingkat perubahan cuaca yang ekstrem seperti angin topan, gelombang panas, kebakaran hutan, kekeringan, banjir, dan curah hujan; dan perubahan tutupan awan dan vegetasi.
Di tengah hiruk pikuknya manusia dalam memenuhi kebutuhan individu atau kelompoknya, apakah mereka mengetahui kondisi bumi saat ini, sehingga mempertimbangkan semua aktivitas yang dilakukannya? Bahkan apakah mereka mengetahui akan perubahan yang akan dialami bumi di masa depan dengan berbagai aktivitas yang dilakukannya saat ini? Sadarkah mereka dengan berbagai macam aktivitasnya dapat mempengaruhi dan berkontribusi untuk merusak bumi? Ketika mereka sadar akan semua hal terkait perubahan iklim, bagaimana mereka akan menghadapinya, apa yang dapat mereka lakukan?
Introduction
Based on your opinion, what is meant by climate change? “kondisi dmn adanya perubahan pada kondisi bumi sehingga menyebabkan perubahan cuaca ke arah yg lebih buruk” “perubahan suhu udara yang mencakup daerah yg sangat luas” “Perubahan cuaca :(:(:(:(:(:( Njir ga tau” Lucas Yemima Opinion on Climate Change Pendapat yang disampaikan oleh 12 individu tentang perubahan iklim dengan pengetahuan yang mereka miliki, dan pertanyaan disampaikan secara spontan. is it our fault? Why so? What should we do? Contents Get Ready! Hello, News from Our Earth Today! The Future with Its "Nightmare" is Coming Humans Contribution to Climate Change Youth and Their Responsibility to the Earth 23 29 38 44 Message for... 06 Conclusion 59 Pengantar, Earth Timeline, ect Kabar Bumi Hari Ini Masa Depan Bumi Pengaruh Manusia pada Perubahan Iklim Bagaimana Cara Gen Z dalam menghadapinya Sebuah Konklusi
Preface
Earth Timeline
a Glimpse of Our History (4.5 miliar tahun lalu)
Bumi merupakan nama sebuah planet yang berarti "tanah" dalam bahasa sanskerta. Planet ini terbentuk 4.543 miliar tahun lalu, dan menjadi satu-satunya tempat yang dapat di tempati oleh makhluk hidup hingga saat ini, termasuk homo sapiens. Lautan yang luas di bumi menyediakan tempat yang nyaman untuk memulai kehidupan sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu, organisme mikroskopis atau mikroba menjadi bukti awal mulanya kehidupan. Berbagai aspek dari planet ini dapat menopang kehidupan makhluk hidup didalamnya.
Creation of The Earth
Bumi terbentuk ketika gravitasi menarik gas dan debu yang berputar-putar untuk menjadi planet ketiga dari Matahari.
Lambat laun, berbagai aspek berubah karena dampak perubahan iklim yang berkelanjutan. Hal ini bermula ketika manusia diciptakan dengan sifat egois yang menjad ikan kebutuhan sebagai dasar dari alasan untuk memenuhi hasratnya. Entah bermula dari adam dan hawa sebagaimana yang ada pada beberapa keyakinan, atau Homo habilis sebagai salah satu manusia paling awal menurut teori evolusi yang diketahui hidup sekitar 2,4 juta hingga 1,4 juta tahun lalu.
The Earliest Life Forms
Organisme mikroskopis. (3.8 miliar tahun lalu)
Namun semua itu dirasa tak memilki tingkat urgensi yang tinggi mengingat bumi yang terus berkembang mengikuti waktu dengan perubahan iklim yang terjadi. Perubahan iklim sendiri merupakan perubahan jangka panjang dalam pola cuaca rata-rata yang telah menentukan iklim lokal, regional, hingga global Bumi. Perubahan ini mungkin terjadi secara alami, seperti melalui variasi intensitas dalam siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama dengan kegiatan dengan pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas.
(Waktu yang masih dalam perbincangan)
Adam and Eve Adam and Eve diturunkan ke bumi (Sebuah kesalahan?).
Disamping itu para ilmuwan dengan penelitiannya mendapatkan data bahwa bumi telah memberikan indikasi akan terjadinya perubahan iklim, seperti peningkatan suhu daratan dan lautan global; naiknya permukaan laut; hilangnya es di kutub bumi dan di gunung gletser; frekuensi dan tingkat perubahan cuaca yang ekstrem seperti angin topan, gelombang panas, kebakaran hutan, kekeringan, banjir, dan curah hujan; dan perubahan tutupan awan dan vegetasi.
The Industrial Revolution
Aktivitas manusia dengan cepat meningkatkan emisi gas rumah kaca ke atmosfer.
(1760) Today
Di tengah hiruk pikuknya manusia dalam memenuhi kebutuhan individu atau kelompoknya, apakah mereka mengetahui kondisi bumi saat ini, sehingga mempertim bangkan semua aktivitas yang dilakukannya? Bahkan apakah mereka mengetahui akan perubahan yang akan dialami bumi di masa depan dengan berbagai aktivitas yang dilaku kannya saat ini? Sadarkah mereka dengan berbagai macam aktivitasnya dapat mempen garuhi dan berkontribusi untuk merusak bumi? Ketika mereka sadar akan semua hal terkait perubahan iklim, bagaimana mereka akan menghadapinya, apa yang dapat mereka lakukan?
:(
Emisi manusia dari gas yang memerangkap panas telah menghangatkan iklim hampir 2 derajat Fahrenheit (1,1 derajat Celsius)
Are we safe?
Based on your opinion, what is meant by climate change? “kondisi dmn adanya perubahan pada kondisi bumi sehingga menyebabkan perubahan cuaca ke arah yg lebih buruk” “perubahan suhu udara yang mencakup daerah yg sangat luas” “Perubahan cuaca :(:(:(:(:(:( Njir ga tau” Lucas Yemima Opinion on Climate Change Pendapat yang disampaikan oleh 12 individu tentang perubahan iklim dengan pengetahuan yang mereka miliki, dan pertanyaan disampaikan secara spontan. is it our fault? Why so? What should we do? Refelction �� Message for ... a few words for the inhabitants of the earth who need to fulfill their life's desires, in the midst of the earth's damage that is happening and will get worse, perhaps self-reflection is the right thing to raise awareness of one's actions or reminders. Self-Reflection Bullshit?
Preface
Earth Timeline
Glimpse of Our History (4.5 miliar tahun lalu)
Bumi merupakan nama sebuah planet yang berarti "tanah" dalam bahasa sanskerta. Planet ini terbentuk 4.543 miliar tahun lalu, dan menjadi satu-satunya tempat yang dapat di tempati oleh makhluk hidup hingga saat ini, termasuk homo sapiens. Lautan yang luas di bumi menyediakan tempat yang nyaman untuk memulai kehidupan sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu, organisme mikroskopis atau mikroba menjadi bukti awal mulanya kehidupan. Berbagai aspek dari planet ini dapat menopang kehidupan makhluk hidup didalamnya.
Creation of The Earth
Bumi terbentuk ketika gravitasi menarik gas dan debu yang berputar-putar untuk menjadi planet ketiga dari Matahari.
Lambat laun, berbagai aspek berubah karena dampak perubahan iklim yang berkelanjutan. Hal ini bermula ketika manusia diciptakan dengan sifat egois yang menjad ikan kebutuhan sebagai dasar dari alasan untuk memenuhi hasratnya. Entah bermula dari adam dan hawa sebagaimana yang ada pada beberapa keyakinan, atau Homo habilis sebagai salah satu manusia paling awal menurut teori evolusi yang diketahui hidup sekitar 2,4 juta hingga 1,4 juta tahun lalu.
Namun semua itu dirasa tak memilki tingkat urgensi yang tinggi mengingat bumi yang terus berkembang mengikuti waktu dengan perubahan iklim yang terjadi. Perubahan iklim sendiri merupakan perubahan jangka panjang dalam pola cuaca rata-rata yang telah menentukan iklim lokal, regional, hingga global Bumi. Perubahan ini mungkin terjadi secara alami, seperti melalui variasi intensitas dalam siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama dengan kegiatan dengan pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas.
Disamping itu para ilmuwan dengan penelitiannya mendapatkan data bahwa bumi telah memberikan indikasi akan terjadinya perubahan iklim, seperti peningkatan suhu daratan dan lautan global; naiknya permukaan laut; hilangnya es di kutub bumi dan di gunung gletser; frekuensi dan tingkat perubahan cuaca yang ekstrem seperti angin topan, gelombang panas, kebakaran hutan, kekeringan, banjir, dan curah hujan; dan perubahan tutupan awan dan vegetasi.
Creation of god was(n't) a mistake.
Di tengah hiruk pikuknya manusia dalam memenuhi kebutuhan individu atau kelompoknya, apakah mereka mengetahui kondisi bumi saat ini, sehingga mempertim bangkan semua aktivitas yang dilakukannya? Bahkan apakah mereka mengetahui akan perubahan yang akan dialami bumi di masa depan dengan berbagai aktivitas yang dilaku kannya saat ini? Sadarkah mereka dengan berbagai macam aktivitasnya dapat mempen garuhi dan berkontribusi untuk merusak bumi? Ketika mereka sadar akan semua hal terkait perubahan iklim, bagaimana mereka akan menghadapinya, apa yang dapat mereka lakukan?
a
·1·
Self-Reflection
Based on your opinion, what is meant by climate change? “kondisi dmn adanya perubahan pada kondisi bumi sehingga menyebabkan perubahan cuaca ke arah yg lebih buruk” “perubahan suhu udara yang mencakup daerah yg sangat luas” “Perubahan cuaca :(:(:(:(:(:( Njir ga tau” Lucas Yemima Opinion on Climate Change Pendapat yang disampaikan oleh 12 individu tentang perubahan iklim dengan pengetahuan yang mereka miliki, dan pertanyaan disampaikan secara spontan. is it our fault? Why so? What should we do? Refelction Homo sapiens, climate change, and all desires. Self-Reflection ·2·
Preface
Earth Timeline
Glimpse of Our History (4.5 miliar tahun lalu)
Bumi merupakan nama sebuah planet yang berarti "tanah" dalam bahasa sanskerta. Planet ini terbentuk 4.543 miliar tahun lalu, dan menjadi satu-satunya tempat yang dapat di tempati oleh makhluk hidup hingga saat ini, termasuk homo sapiens. Lautan yang luas di bumi menyediakan tempat yang nyaman untuk memulai kehidupan sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu, organisme mikroskopis atau mikroba menjadi bukti awal mulanya kehidupan. Berbagai aspek dari planet ini dapat menopang kehidupan makhluk hidup didalamnya.
Creation of The Earth
Bumi terbentuk ketika gravitasi menarik gas dan debu yang berputar-putar untuk menjadi planet ketiga dari Matahari.
Lambat laun, berbagai aspek berubah karena dampak perubahan iklim yang berkelanjutan. Hal ini bermula ketika manusia diciptakan dengan sifat egois yang menjad ikan kebutuhan sebagai dasar dari alasan untuk memenuhi hasratnya. Entah bermula dari adam dan hawa sebagaimana yang ada pada beberapa keyakinan, atau Homo habilis sebagai salah satu manusia paling awal menurut teori evolusi yang diketahui hidup sekitar 2,4 juta hingga 1,4 juta tahun lalu.
Namun semua itu dirasa tak memilki tingkat urgensi yang tinggi mengingat bumi yang terus berkembang mengikuti waktu dengan perubahan iklim yang terjadi. Perubahan iklim sendiri merupakan perubahan jangka panjang dalam pola cuaca rata-rata yang telah menentukan iklim lokal, regional, hingga global Bumi. Perubahan ini mungkin terjadi secara alami, seperti melalui variasi intensitas dalam siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama dengan kegiatan dengan pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas.
Disamping itu para ilmuwan dengan penelitiannya mendapatkan data bahwa bumi telah memberikan indikasi akan terjadinya perubahan iklim, seperti peningkatan suhu daratan dan lautan global; naiknya permukaan laut; hilangnya es di kutub bumi dan di gunung gletser; frekuensi dan tingkat perubahan cuaca yang ekstrem seperti angin topan, gelombang panas, kebakaran hutan, kekeringan, banjir, dan curah hujan; dan perubahan tutupan awan dan vegetasi.
Insatiable greed creates selfishness, leads to destruction.
Di tengah hiruk pikuknya manusia dalam memenuhi kebutuhan individu atau kelompoknya, apakah mereka mengetahui kondisi bumi saat ini, sehingga mempertim bangkan semua aktivitas yang dilakukannya? Bahkan apakah mereka mengetahui akan perubahan yang akan dialami bumi di masa depan dengan berbagai aktivitas yang dilaku kannya saat ini? Sadarkah mereka dengan berbagai macam aktivitasnya dapat mempen garuhi dan berkontribusi untuk merusak bumi? Ketika mereka sadar akan semua hal terkait perubahan iklim, bagaimana mereka akan menghadapinya, apa yang dapat mereka lakukan?
a
·3·
Self-Reflection
Based on your opinion, what is meant by climate change? “kondisi dmn adanya perubahan pada kondisi bumi sehingga menyebabkan perubahan cuaca ke arah yg lebih buruk” “perubahan suhu udara yang mencakup daerah yg sangat luas” “Perubahan cuaca :(:(:(:(:(:( Njir ga tau” Lucas Yemima Opinion on Climate Change Pendapat yang disampaikan oleh 12 individu tentang perubahan iklim dengan pengetahuan yang mereka miliki, dan pertanyaan disampaikan secara spontan. is it our fault? Why so? What should we do? Refelction Perhaps all suffering is selfinflicted. · 4· Self-Reflection
Preface
Bumi merupakan nama sebuah planet yang berarti "tanah" dalam bahasa sanskerta. Planet ini terbentuk 4.543 miliar tahun lalu, dan menjadi satu-satunya tempat yang dapat di tempati oleh makhluk hidup hingga saat ini, termasuk homo sapiens. Lautan yang luas di bumi menyediakan tempat yang nyaman untuk memulai kehidupan sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu, organisme mikroskopis atau mikroba menjadi bukti awal mulanya kehidupan. Berbagai aspek dari planet ini dapat menopang kehidupan makhluk hidup didalamnya.
Bumi terbentuk ketika gravitasi menarik gas dan debu yang berputar-putar untuk menjadi planet ketiga dari Matahari.
Lambat laun, berbagai aspek berubah karena dampak perubahan iklim yang berkelanjutan. Hal ini bermula ketika manusia diciptakan dengan sifat egois yang menjad ikan kebutuhan sebagai dasar dari alasan untuk memenuhi hasratnya. Entah bermula dari adam dan hawa sebagaimana yang ada pada beberapa keyakinan, atau Homo habilis sebagai salah satu manusia paling awal menurut teori evolusi yang diketahui hidup sekitar 2,4 juta hingga 1,4 juta tahun lalu.
Namun semua itu dirasa tak memilki tingkat urgensi yang tinggi mengingat bumi yang terus berkembang mengikuti waktu dengan perubahan iklim yang terjadi. Perubahan iklim sendiri merupakan perubahan jangka panjang dalam pola cuaca rata-rata yang telah menentukan iklim lokal, regional, hingga global Bumi. Perubahan ini mungkin terjadi secara alami, seperti melalui variasi intensitas dalam siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama dengan kegiatan dengan pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas.
Disamping itu para ilmuwan dengan penelitiannya mendapatkan data bahwa bumi telah memberikan indikasi akan terjadinya perubahan iklim, seperti peningkatan suhu daratan dan lautan global; naiknya permukaan laut; hilangnya es di kutub bumi dan di gunung gletser; frekuensi dan tingkat perubahan cuaca yang ekstrem seperti angin topan, gelombang panas, kebakaran hutan, kekeringan, banjir, dan curah hujan; dan perubahan tutupan awan dan vegetasi.
Di tengah hiruk pikuknya manusia dalam memenuhi kebutuhan individu atau kelompoknya, apakah mereka mengetahui kondisi bumi saat ini, sehingga mempertim bangkan semua aktivitas yang dilakukannya? Bahkan apakah mereka mengetahui akan perubahan yang akan dialami bumi di masa depan dengan berbagai aktivitas yang dilaku kannya saat ini? Sadarkah mereka dengan berbagai macam aktivitasnya dapat mempen garuhi dan berkontribusi untuk merusak bumi? Ketika mereka sadar akan semua hal terkait perubahan iklim, bagaimana mereka akan menghadapinya, apa yang dapat mereka lakukan?
Earth Timeline Creation of The Earth
Our
Think effectively or think short? ·5· Self-Reflection
a Glimpse of
History (4.5 miliar tahun lalu)
Based on your opinion, what is meant by climate change? “kondisi dmn adanya perubahan pada kondisi bumi sehingga menyebabkan perubahan cuaca ke arah yg lebih buruk” “perubahan suhu udara yang mencakup daerah yg sangat luas” “Perubahan cuaca :(:(:(:(:(:( Njir ga tau” Lucas Yemima Opinion on Climate Change Pendapat yang disampaikan oleh 12 individu tentang perubahan iklim dengan pengetahuan yang mereka miliki, dan pertanyaan disampaikan secara spontan. is it our fault? Why so? What should we do? Refelction Look around and realize, this is our earth, our home! ·6· Self-Reflection
Preface
Earth Timeline
a Glimpse of Our History (4.5 miliar tahun lalu)
Bumi merupakan nama sebuah planet yang berarti "tanah" dalam bahasa sanskerta. Planet ini terbentuk 4.543 miliar tahun lalu, dan menjadi satu-satunya tempat yang dapat di tempati oleh makhluk hidup hingga saat ini, termasuk homo sapiens. Lautan yang luas di bumi menyediakan tempat yang nyaman untuk memulai kehidupan sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu, organisme mikroskopis atau mikroba menjadi bukti awal mulanya kehidupan. Berbagai aspek dari planet ini dapat menopang kehidupan makhluk hidup didalamnya.
Creation of The Earth
Bumi terbentuk ketika gravitasi menarik gas dan debu yang berputar-putar untuk menjadi planet ketiga dari Matahari.
Lambat laun, berbagai aspek berubah karena dampak perubahan iklim yang berkelanjutan. Hal ini bermula ketika manusia diciptakan dengan sifat egois yang menjad ikan kebutuhan sebagai dasar dari alasan untuk memenuhi hasratnya. Entah bermula dari adam dan hawa sebagaimana yang ada pada beberapa keyakinan, atau Homo habilis sebagai salah satu manusia paling awal menurut teori evolusi yang diketahui hidup sekitar 2,4 juta hingga 1,4 juta tahun lalu.
Self-Reflection
Namun semua itu dirasa tak memilki tingkat urgensi yang tinggi mengingat bumi yang terus berkembang mengikuti waktu dengan perubahan iklim yang terjadi. Perubahan iklim sendiri merupakan perubahan jangka panjang dalam pola cuaca rata-rata yang telah menentukan iklim lokal, regional, hingga global Bumi. Perubahan ini mungkin terjadi secara alami, seperti melalui variasi intensitas dalam siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama dengan kegiatan dengan pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas.
Music for Earth
Disamping itu para ilmuwan dengan penelitiannya mendapatkan data bahwa bumi telah memberikan indikasi akan terjadinya perubahan iklim, seperti peningkatan suhu daratan dan lautan global; naiknya permukaan laut; hilangnya es di kutub bumi dan di gunung gletser; frekuensi dan tingkat perubahan cuaca yang ekstrem seperti angin topan, gelombang panas, kebakaran hutan, kekeringan, banjir, dan curah hujan; dan perubahan tutupan awan dan vegetasi.
Di tengah hiruk pikuknya manusia dalam memenuhi kebutuhan individu atau kelompoknya, apakah mereka mengetahui kondisi bumi saat ini, sehingga mempertim bangkan semua aktivitas yang dilakukannya? Bahkan apakah mereka mengetahui akan perubahan yang akan dialami bumi di masa depan dengan berbagai aktivitas yang dilaku kannya saat ini? Sadarkah mereka dengan berbagai macam aktivitasnya dapat mempen garuhi dan berkontribusi untuk merusak bumi? Ketika mereka sadar akan semua hal terkait perubahan iklim, bagaimana mereka akan menghadapinya, apa yang dapat mereka lakukan?
If there’s one thing the past few years have made clear, it’s that we are living through a period of life-threatening climate change, with extreme weather, rising sea levels and air pollution contributing to animal extinction and threats to our own future.
Chant for The Earth
Based on your opinion, what is meant by climate change? “kondisi dmn adanya perubahan pada kondisi bumi sehingga menyebabkan perubahan cuaca ke arah yg lebih buruk” “perubahan suhu udara yang mencakup daerah yg sangat luas” “Perubahan cuaca :(:(:(:(:(:( Njir ga tau” Lucas Yemima Opinion on Climate Change Pendapat yang disampaikan oleh 12 individu tentang perubahan iklim dengan pengetahuan yang mereka miliki, dan pertanyaan disampaikan secara spontan. is it our fault? Is that true? what is it? Why so? What should we do? How do human deal with it? Hello Human! Refelction
Preface
Earth Timeline
Bumi merupakan nama sebuah planet yang berarti "tanah" dalam bahasa sanskerta. Planet ini terbentuk 4.543 miliar tahun lalu, dan menjadi satu-satunya tempat yang dapat di tempati oleh makhluk hidup hingga saat ini, termasuk homo sapiens. Lautan yang luas di bumi menyediakan tempat yang nyaman untuk memulai kehidupan sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu, organisme mikroskopis atau mikroba menjadi bukti awal mulanya kehidupan. Berbagai aspek dari planet ini dapat menopang kehidupan makhluk hidup didalamnya.
Lambat laun, berbagai aspek berubah karena dampak perubahan iklim yang berkelanjutan. Hal ini bermula ketika manusia diciptakan dengan sifat egois yang menjad ikan kebutuhan sebagai dasar dari alasan untuk memenuhi hasratnya. Entah bermula dari adam dan hawa sebagaimana yang ada pada beberapa keyakinan, atau Homo habilis sebagai salah satu manusia paling awal menurut teori evolusi yang diketahui hidup sekitar 2,4 juta hingga 1,4 juta tahun lalu.
Namun semua itu dirasa tak memilki tingkat urgensi yang tinggi mengingat bumi yang terus berkembang mengikuti waktu dengan perubahan iklim yang terjadi. Perubahan iklim sendiri merupakan perubahan jangka panjang dalam pola cuaca rata-rata yang telah menentukan iklim lokal, regional, hingga global Bumi. Perubahan ini mungkin terjadi secara alami, seperti melalui variasi intensitas dalam siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama dengan kegiatan dengan pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas.
World Maps
Perubahan potensial dari perubahan iklim pada peta dunia
Disamping itu para ilmuwan dengan penelitiannya mendapatkan data bahwa bumi telah memberikan indikasi akan terjadinya perubahan iklim, seperti peningkatan suhu daratan dan lautan global; naiknya permukaan laut; hilangnya es di kutub bumi dan di gunung gletser; frekuensi dan tingkat perubahan cuaca yang ekstrem seperti angin topan, gelombang panas, kebakaran hutan, kekeringan, banjir, dan curah hujan; dan perubahan tutupan awan dan vegetasi.
• Warna hijau yang menurun kuantitasnya pada peta dunia, diakibatkan aktivitas manusia yang mengutamakan kebutuhannya sehingga mengalihfungsikan lahan, dan deforestasi • Peta suhu akan terus memerah, mengingat kenaikan suhu yang diakibatkan berbagai aktivitas manusia dan frekuensi badai lebih sering terjadi daripada sebelumnya karena suhu laut yang menghangat • Es di kutub utara dan kutub selatan akan mencair dan mengalir ke laut akibat meningkatnya suhu • Pulau pulau kecil akan tenggelam karena peningkatan permukaan laut yang diakibatkan lelehan es •
Di tengah hiruk pikuknya manusia dalam memenuhi kebutuhan individu atau kelompoknya, apakah mereka mengetahui kondisi bumi saat ini, sehingga mempertim bangkan semua aktivitas yang dilakukannya? Bahkan apakah mereka mengetahui akan perubahan yang akan dialami bumi di masa depan dengan berbagai aktivitas yang dilaku kannya saat ini? Sadarkah mereka dengan berbagai macam aktivitasnya dapat mempen garuhi dan berkontribusi untuk merusak bumi? Ketika mereka sadar akan semua hal terkait perubahan iklim, bagaimana mereka akan menghadapinya, apa yang dapat mereka lakukan?
Will It Happen?
a Glimpse of Our History
Forecast
Based on your opinion, what is meant by climate change?
Pendapat yang disampaikan oleh 12 individu tentang perubahan iklim dengan pengetahuan yang mereka miliki, dan pertanyaan disampaikan secara spontan.
Human Body
• Jika pemanasan global menjadi memiliki dampak yang sangat buruk, perkembangan tubuh manusia dapat berhenti, atau bahkan mundur • Manusia dapat berakhir dengan telinga besar begitupun hidung, menjadi lebih pendek dan lebih lebar lagi • Dengan logika yang sama, manusia juga bisa mendapatkan anggota tubuh yang lebih panjang karena tubuh yang ramping dan lengan yang lebih panjang membantu menghilangkan panas • Kulit dan rambut yang lebih gelap melindungi dari sinar ultraviolet yang merusak, karena sinar UV lebih kuat terutama di tempat-tempat khatulistiwa.•
Will It
Happen? Forecast
“kondisi dmn adanya perubahan pada kondisi bumi sehingga menyebabkan perubahan cuaca ke arah yg lebih buruk”
“perubahan suhu udara yang mencakup daerah yg sangat luas”
Lucas Yemima
Njir ga tau”
:(:(:(:(:(:(
“Perubahan cuaca Opinion on Climate Change
Bagaimana tubuh manusia menghadapi perubahan iklim?
PrefaceEarth Timeline
Bumi merupakan nama sebuah planet yang berarti "tanah" dalam bahasa sanskerta. Planet ini terbentuk 4.543 miliar tahun lalu, dan menjadi satu-satunya tempat yang dapat di tempati oleh makhluk hidup hingga saat ini, termasuk homo sapiens. Lautan yang luas di bumi menyediakan tempat yang nyaman untuk memulai kehidupan sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu, organisme mikroskopis atau mikroba menjadi bukti awal mulanya kehidupan. Berbagai aspek dari planet ini dapat menopang kehidupan makhluk hidup didalamnya.
Name : Human
Date : Forever
Lambat laun, berbagai aspek berubah karena dampak perubahan iklim yang berkelanjutan. Hal ini bermula ketika manusia diciptakan dengan sifat egois yang menjad ikan kebutuhan sebagai dasar dari alasan untuk memenuhi hasratnya. Entah bermula dari adam dan hawa sebagaimana yang ada pada beberapa keyakinan, atau Homo habilis sebagai salah satu manusia paling awal menurut teori evolusi yang diketahui hidup sekitar 2,4 juta hingga 1,4 juta tahun lalu.
Namun semua itu dirasa tak memilki tingkat urgensi yang tinggi mengingat bumi yang terus berkembang mengikuti waktu dengan perubahan iklim yang terjadi. Perubahan iklim sendiri merupakan perubahan jangka panjang dalam pola cuaca rata-rata yang telah menentukan iklim lokal, regional, hingga global Bumi. Perubahan ini mungkin terjadi secara alami, seperti melalui variasi intensitas dalam siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama dengan kegiatan dengan pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas.
Deforestasi - 95 Pemburuan Liar - 80 Bakar fosil - 90 Limbah industri - 98 Membuang makanan - 90 Penggunaan masif plastik - 85 Membuang Sampah sembarangan - 96 Emisi karbon - 89 Penggunaan berlebihan - 85 Industri dan polusinya- 80 Egois - 90 Keangkuhan - 80
Disamping itu para ilmuwan dengan penelitiannya mendapatkan data bahwa bumi telah memberikan indikasi akan terjadinya perubahan iklim, seperti peningkatan suhu daratan dan lautan global; naiknya permukaan laut; hilangnya es di kutub bumi dan di gunung gletser; frekuensi dan tingkat perubahan cuaca yang ekstrem seperti angin topan, gelombang panas, kebakaran hutan, kekeringan, banjir, dan curah hujan; dan perubahan tutupan awan dan vegetasi.
Di tengah hiruk pikuknya manusia dalam memenuhi kebutuhan individu atau kelompoknya, apakah mereka mengetahui kondisi bumi saat ini, sehingga mempertim bangkan semua aktivitas yang dilakukannya? Bahkan apakah mereka mengetahui akan perubahan yang akan dialami bumi di masa depan dengan berbagai aktivitas yang dilaku kannya saat ini? Sadarkah mereka dengan berbagai macam aktivitasnya dapat mempen garuhi dan berkontribusi untuk merusak bumi? Ketika mereka sadar akan semua hal terkait perubahan iklim, bagaimana mereka akan menghadapinya, apa yang dapat mereka lakukan?
Our
a Glimpse of
History Dicipline : Climate
Feedback : Continue to always destroy your future Notes : So far, earth gets some bad impact Attendance : Present : 300,000 years Absent : 0, Alpha : 0
Report Is it True?
Report Card Human
Pendapat yang disampaikan oleh 12 individu tentang perubahan iklim dengan pengetahuan yang mereka miliki, dan pertanyaan disampaikan secara spontan.
“perubahan suhu, cuaca yang disebabkan oleh banyak hal, krn manusia yg entah harus memenuhi kebutuhan atau krn sikap serakah manusia”
“For me personally, perubahan iklim adalah tandatanda pergeseran perubahan cuaca dan musim yang ekstrim, yang tidak seperti beberapa tahun sebelumnya”
“menurut gua personally ga terlalu ngertiin detail banget, tp yg pasti katanya perubahan iklim yang bikin es es di antartica meleleh, jadi udara di bumi juga lebih panas aja gasih”
“kondisi dmn adanya perubahan pada kondisi bumi sehingga menyebabkan perubahan cuaca ke arah yg lebih buruk”
“iklim yang berubah dari kondisi sebelumnya ke kondisi setelahnya”
“perubahan cuaca(?) or musim”
“Perubahan yang signifikan terhadap keadaan cuaca di suatu daerah”
“perubahan kondisi alam dan bumi yang mempengaruhi aspek cuaca seperti suhu, temperatur, kelembapan, dll”
“perubahan suhu udara yang mencakup daerah yg sangat luas”
“perubahan kondisi cuaca yg terjadi dan mempengaruhi ekosistem di dalamnya” “Perubahan cuaca
“perubahan cuaca yg dipengaruhi panas matahari”
ga tau”
Based on your opinion, what is meant by climate change?
:(:(:(:(:(:( Njir
Ghina Kanya Lucas Sasya
Raisha
Sephia
Rozzi
Revi
Faris
Raka
Opinion on Climate Change 21
Aprian Yemima
Hello, News from Our Earth Today!
Hello, News from Our Earth Today!
Pada tahun 1860, seorang fisikawan, John Tydnall telah menyadari bahwa efek rumah kaca yang dialami bumi, dan perubahan komposisi atmosfer dapat menimbulkan keberagman iklim. 36 tahun kemudian, sebuah makalah yang ditulis oleh ilmuwan Swedia, Svante Arrhenius untuk pertama kalinya meramalkan bahwa perubahan kandungan karbon dioksida di atmosfer secara substansial dapat mengubah suhu permukaan bumi melalui efek rumah kaca. Belum lama ini, dalam sebuah laporan yang dirilis pada tahun 2022, tim ilmuwan internasional mengklaim bahwa keadaan planet bumi telah memburuk, bahkan menurut mereka,
Perubahan iklim telah disadari sejak dahulu dan telah menjadi perbincangan yang umum hingga saat ini. Bahkan dengan perkembangan teknologi yang memudahkan manusia untuk mengakses berbagai informasi, perubahan iklim tak jarang menjadi pembahasan utama yang disampaikan dalam berbagai bentuk media. Liputan media terkait perubahan iklim dapat memberikan dampak pada opini publik tentang perubahan iklim, dengan menyampaikan konsensus ilmiah tentang perubahan iklim dikarenakan banyak hal yang disebabkan oleh manusia. Namun hal ini tidak berbanding lurus dengan berbagai hal terkait perubahan iklim saat ini.
Dari riset yang telah dilakukan, data menunjukkan bahwa aktivitas manusia terutama aktivitas yang meng-
hasilkan emisi gas rumah kaca, deforestasi, dan perubahan penggunaan lahan. Dimana berbagai aktivitas merupakan penyebab dari perubahan iklim yang telah diamati drastis sejak era industri, terutama dalam enam dekade terakhir bahwa memberikan dampak signifikan pada perubahan iklim. Tanpa disadari, perubahan iklim menciptakan berbagai anomali terhadap bumi, anomali yang menjadi dampak buruk dan ancaman yang nyata bagi seluruh makhluk hidup di planet bumi.
Disadari atau tidak banyak hal telah menjadi anomali dan secara tidak langsung telah berdampak pada kehidupan manusia yang disebabkan oleh perubahan iklim. Nasa dengan penelitiannya mengungkapkan anomali yang terjadi akibat perubahan iklim bahwa,
"The state of humanity is truly facing a climate emergency."
23 01
Raihan Rafi
419
ppm (parts per million)
karbon dioksida meningkat
1.01 12.6%
°C suhu meningkat sejak 1880
Semua anomali yang telah terjadi memilki keterikatan satu dengan lainnya. Tingkat karbon dioksida yang meningkat di atmosfer secara tidak langsung meningkatkan suhu bumi. Dari penelitian yang dilakukan nasa, tercatat bahwa Karbon dioksida meningkat sebesar 419 ppm. Hal ini dikarenakan aktivitas manusia telah meningkatkan kandungan karbon dioksida atmosfer hingga 50% dalam waktu kurang dari 200 tahun. Sejak awal zaman industri (pada abad ke-18), aktivitas manusia di era industri telah menaikkan CO2 di atmosfer sebesar 50%, dimana jumlah CO2 sekarang menjadi 150% dari nilainya pada tahun 1750. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan apa yang terjadi secara alami pada akhir abad zaman es terakhir 20.000 tahun yang lalu.
batas minimum es laut arktik menurum per dekade sejak 1979 miliar metrik ton lapisan es menurun per tahun
427 4 337
inci permukaan laut meningkat sejak januari 1993 (± 2) zettajoules peningkatan suhu laut sejak tahun 1955
Salah satu aspek yang terkena dampak dengan meningkatnya kadar dari karbon dioksida yang merupakan salah satu konsentrasi gas rumah kaca adalah suhu bumi yang juga meningkat, dan saat ini suhu bumi telah meningkat 1.01 °C sejak 1880. Dimulai dari tahun 1980-an, dan setiap dekade berikutnya mengalami kenaikan suhu dari dekade sebelumnya, namun 2011-2020 merupakan sebuah pencapaian yang ironi bagi umat manusia, dimana pada dekade tersebut merupakan rekor terpanas suhu bumi. Hampir semua wilayah daratan mengalami kondisi lingkungan yang lebih panas dan mengalami gelombang panas.
Suhu yang lebih tinggi merupakan penyebab terjadinya meningkatnya beberapa penyakit, meningkat kebakaran hutan dan menyebabkan suhu di Kutub Utara telah menghangat setidaknya dua kali lebih cepat dari rata-rata global. Tercatat bahwa batas minimum es laut arktik menurum 12.6% per dekade sejak 1979, Luas es laut Arktik musim panas menyusut sebesar 12,6% per dekade sebagai akibat dari pemanasan global. Selain itu, Lapisan es menurun 427 miliar metrik ton per tahun, Antartika kehilangan massa es (mencair) dengan laju rata-rata sekitar 150 miliar ton per tahun, dan Greenland kehilangan sekitar 280 miliar ton per tahun, dan menambah kenaikan permukaan laut.
Permukaan laut meningkat 4 inci sejak januari 1993. Permukaan laut global meningkat sebagai akibat dari pemanasan global yang disebabkan oleh mencairnya lapisan es, dengan tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya selama lebih dari 2.500 tahun terakhir. Disamping itu laut mengalami Peningkatan suhu
Hello, News
from Our Earth Today!
sebesar 337 (± 2) zettajoules sejak tahun 1955. Sembilan puluh persen pemanasan global terjadi di lautan, menyebabkan panas internal air meningkat. Panas yang tersimpan di lautan menyebabkan air laut yang mengembang, yang memberikan dampak atas sepertiga hingga setengah dari kenaikan permukaan laut global. Sebagaimana suhu bumi, 10 tahun terakhir adalah dekade terhangat lautan setidaknya sejak tahun 1800-an.
Namun dengan berbagai data yang telah disampaikan, mungkin belum dapat menjelaskan dampak negatif yang dirasakan secara langsung pada makhluk hidup di bumi, terutama manusia. Terdapat banyak kemungkinan, dimana manusia sebenarnya telah merasakan akan dampak dari perubahan iklim, mungkin mereka naif dengan berpura pura tidak tahu, atau mungkin mereka terlalu egois untuk mencari tahu. Berdasarkan penelitian dari United Nation, nyatanya bumi mengalami berbagai dampak buruk, saat ini badai menjadi bencana dengan intensitas tempat dan waktu yang meningkat dan merusak lingkungan makhluk hidup.
Saat suhu bumi meningkat, akan lebih banyak uap air yang menguap, hal ini akan memperburuk curah hujan dengan tingkat yang ekstrim serta menyebabkan terjadinya banjir, dan pada akhirnya menyebabkan badai dengan tingkat lebih merusak. Frekuensi dan luasnya badai tropis juga dipengaruhi oleh pemanasan laut. Topan, angin topan, dan topan mandapatkan suhu yang panas dari permukaan laut, badai seperti ini sering menghancurkan rumah dan ekosistem, bahkan menyebabkan kematian dan kerugian ekonomi yang sangat besar.
Selain badai, perubahan iklim juga mengubah siklus ketersediaan air, membuatnya semakin langka pada banyak wilayah di bumi. Pemanasan global memperburuk kekurangan air di wilayah yang sudah mengalami kesulitan pada ketersediaan air dan memaksa terjadinya peningkatan risiko kekeringan pertanian yang akan mempengaruhi tanaman, dan kekeringan ekologis yang meningkatkan kerentanan ekosistem. Kekeringan juga dapat menimbulkan badai pasir dan debu yang merusak yang dapat memindahkan miliaran ton pasir melintasi benua. Dengan menyebarnya gurun, mengurangi lahan untuk menanam makanan. Banyak manusia saat ini yang menghadapi ancaman tidak memiliki cukup air untuk kebutuhannya.
miliar metrik ton lapisan es menurun per tahun miliar metrik ton lapisan es menurun
miliar metrik ton lapisan es menurun per tahun miliar metrik ton lapisan es menurun
miliar metrik ton lapisan es menurun per tahun miliar metrik ton lapisan es menurun
25 Hello, News
from Our Earth Today!
"Human activity, the consumption of fossil fuels, the acidification of the oceans, pollution, deforestation, and forced migrations threaten life forms of all kinds. It is estimated the one-third of corals, freshwater molluscs, sharks, and rays, one-fourth of all mammals, one-fifth of all reptiles, and one-sixth of all birds are heading towards extinction".
Hello, News from Our Earth Today!
Perubahan iklim menimbukan risiko bagi kelangsungan makluk hidup di darat maupun di laut, risiko ini meningkat saat suhu naik mengingat. Dengan adanya perubahan iklim, dunia kehilangan spesies dengan kecepatan 1.000 kali lebih besar daripada waktu dalam sejarah manusia yang tercatat. Satu juta spesies terancam punah dalam beberapa dekade mendatang. Kebakaran hutan, cuaca ekstrem, dan serangan hama dan penyakit adalah beberapa di antara banyak ancaman terkait perubahan iklim.
Tak hanya flora dan fauna yang terdampak secara langsung, peningkatan peristiwa cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim menjadi salah satu alasan di balik meningkatnya kelaparan dan gizi buruk secara global. Perikanan, pertanian, dan peternakan dapat hancur atau paling tidak menjadi kurang produktif. Dengan semakin asamnya lautan, sumber daya laut yang memberi makan miliaran orang terancam. Perubahan lapisan salju dan es di banyak wilayah Kutub Utara telah mengganggu pasokan makanan dari penggembalaan, perburuan, dan penangkapan ikan. Stres panas dapat mengurangi air dan padang rumput untuk penggembalaan, menyebabkan penurunan hasil panen dan mempengaruhi ternak.
Selain itu, perubahan iklim menjadi satu-satunya ancaman kesehatan terbesar yang dihadapi umat manusia. Dampak iklim telah merusak kesehatan, melalui polusi udara, penyakit, peristiwa cuaca ekstrem, pemindahan paksa, tekanan pada kesehatan mental, dan meningkatnya kelaparan dan gizi buruk di beberapa
tempat di mana orang tidak dapat tumbuh atau mendapatkan makanan yang cukup.
Secara tidak langsung, perubahan iklim meningkatkan faktor-faktor yang membuat dan menjerat manusia dalam kemiskinan. Banjir yang terjadi merupakan salah satu dampak dapat menyapu daerah kumuh perkotaan, menghancurkan rumah dan mata pencaharian. Panas dapat mempersulit pekerjaan di luar ruangan dan menyebabkan kelangkaan air.
Selama dekade terakhir, peristiwa yang berhubungan dengan cuaca menyebabkan rata-rata 23,1 juta orang mengungsi
As the globe warms, mosquitoes will roam beyond their current habitats, shifting the burden of diseases like malaria, dengue fever, chikungunya and West Nile virus.
27 Hello, News from Our Earth Today!
“Setiap tahun, faktor lingkungan merenggut nyawa sekitar 13 juta orang, perubahan pola cuaca memperluas penyakit, dan peristiwa cuaca ekstrem meningkatkan kematian dan mempersulit sistem perawatan kesehatan untuk mengimbanginya.”
Secara tidak langsung, perubahan iklim meningkatkan tingkat kemiskinan.
Hello, News from Our Earth Today! setiap tahunnya, membuat banyak orang lebih rentan terhadap kemiskinan. Sebagian besar pengungsi berasal dari negara-negara yang paling rentan dan paling tidak siap beradaptasi dengan dampak perubahan iklim.
Saat melihat semua bukti, konsensus ilmiah yang besar bahwa manusia adalah penyebab utama perubahan iklim. Bahkan dalam laporan terbaru, Intergovernmental Panel on Climate Change menyatakan dengan tegas bahwa aktivitas manusia adalah penyebab pemanasan global. Dari semua data ilmiah yang ada menjadikan sains terlihat sebagai skeptisisme yang terorganisir, bagaimanapun semua hal menjadi nyata ketika manusia telah terkena dampaknya.
Pada akhirnya, manusialah yang perlu untuk merefleksikan diri mereka terhadap perubahan iklim, sekaligus melakukan tindakan, dan bersama sama dalam menghadapinya.
Apakah manusia bersimbiosis dengan bumi selama ini untuk memenuhi kebutuhannya atau demi mengejar hasratnya saja?
Apakah sifat tamak, angkuh, dan serakah yang selama ini menuntun manusia ke dalam jurangnya sendiri?
Atau mungkin, manusia telah melupakan urgensinya sebagai "makhluk sosial" untuk saling berempati satu dengan yang lainnya demi keuntungan individu dan tidak berpikir panjang?
28
The Future with Its "Nightmare" is Coming
The Future with Its "Nightmare" is Coming
Abi Faturrahman
Masa depan bumi yang semakin terancam terlihat jelas dalam berbagai laporan lembaga internasional. Seperti semakin meningkatnya suhu bumi dianggap sebagai ancaman nyata yang sangat sulit bagi manusia saat ini tangani, dimana laporan terbaru dari climate.gov menyebutkan bahwasannya kenaikan suhu bumi rata-rata dari tahun 1880-2021 sebesar 0.80 Celsius, yang artinya jumlah ini termasuk pada wilayah laut dan juga dataran yang semakin panas.
Kenaikan suhu dunia yang semakin memburuk saat ini bukan hanya menjadi bayang- bayang umat manusia saat ini saja, adanya kekhawatiran pada keterbatasan lahan untuk memproduksi makanan dan juga untuk sebagai tempat tinggal juga menjadi salah satu masalah umat manusia pada abad ke-21. Kaitan antara perubahan iklim dan perubahan perilaku manusia juga menjadi topik psikologis bagi dilema masa depan bumi kita. Penambangan yang tidak berlandaskan pada sistem ramah lingkungan serta naiknya jumlah lahan hutan hujan yang mendapat perlakuan deforestasi juga menjadi permasalahan lama yang memperburuk kondisi bumi kita di masa depan.
02 30
Perubahan Iklim
Climate Change atau perubahan iklim menjadi topik yang sangat luas diperbincangkan oleh berbagai lapisan masyarakat saat ini di dunia, baik dari pemerintah, masyarakat umum, pengusaha, aktivis dan lain sebagainya. Berbagai lembaga tersebut berusaha untuk bisa memberikan ide-ide cemerlang mereka untuk bisa mengurangi daripada kenaikan suhu bumi yang semakin tidak bisa diprediksi kenaikannya setiap tahun. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berusaha untuk bisa mengakomodasi isu perubahan iklim ini melalui berbagai panel diskusi dan juga wadah untuk bisa meningkatkan komitmen negara-negara dengan penghasil emisi gas terbesar di dunia seperti China, Amerika Serikat, India, Rusia, Jepang dan negara- negara produksi lainnya yang Indonesia juga termasuk di dalamnya.
Konferensi Perubahan Iklim PBB COP27 di Mesir pada tanggal 20 November yang lalu dengan tegas memperlihatkan betapa berdampaknya kenaikan suhu bumi dan akibatnya bagi bumi pada tahun 2022, dimana disebutkan bahwa perubahan iklim sudah menciptakan kenaikan air laut 1 meter per tahun dan tentu dengan adanya anomali alam ini akan mengakibatkan ketidakseimbangan alam yang sangat terasa bagi negara-negara kepulauan seperti Indonesia dan juga bagi negara yang masyarakatnya tinggal di bantaran sungai yang langsung hilirnya menghadap lautan.
Wilayah yang akan berdampak pada kenaikan level air laut dan mengakibatkan banjir berkepanjangan diantaranya,
negara-negara di wilayah Afrika, seperti Mesir yang dimana 95% masyarakatnya bertempat tinggal di sekitaran sungai Nil, yang dimana hal ini akan mengancam daripada keberlangsungan hidup masyarakat di sekitar sungai Nil.
Selanjutnya wilayah Asia, yang dimana masyarakat Asia akan menjadi korban yang sangat terdampak dari adanya perubahan iklim yang menyebabkan banjir, negara-negara yang terdampak tersebut adalah; Cina, Bangladeh, India, Vietnam, Indonesia, Thailand, Filipina, dan Jepang, tentu fakta ini sangat akurat mengingat banyak dari masyarakat Asia memiliki pemukiman di pinggir laut dan pinggiran sungai.
Wilayah lainnya adalah Eropa, daerah yang akan sangat berdampak di Eropa adalah daerah pinggiran negara Belanda yang memiliki letak geografis dataran rendah yang bahkan lebih rendah dari permukaan air laut.
“Kenyataan kenaikan suhu bumi, perubahan iklim dan juga naiknya level air laut akan menjadi ancaman yang selalu ada di masa depan bagi bumi kita bila masyarakat global tidak bisa menemukan solusi kolektif yang pragmatis dan progresif bagi kebaikan masa depan umat manusia.”
The
Future with Its "Nightmare" is Coming
miliar metrik ton lapisan es menurun per tahun miliar metrik ton lapisan es miliar metrik ton lapisan es menurun per tahun miliar metrik ton lapisan es
Kenyataan kenaikan suhu bumi, perubahan iklim dan juga naiknya level air laut akan menjadi ancaman yang selalu ada di masa depan bagi bumi kita bila masyarakat global tidak bisa menemukan solusi kolektif yang pragmatis dan progresif bagi kebaikan masa depan umat manusia.
Selain itu Nasa memprediksikan dengan perubahan iklim yang terjadi akan menimbulkan berbagai mcama dampak , Dimulai dengan permukaan laut yang naik 1-8 kaki pada tahun 2100, Permukaan laut global telah naik sekitar 8 inci (0,2 meter) sejak pencatatan yang dapat diandalkan dimulai pada tahun 1880. Pada tahun 2100, para ilmuwan memproyeksikan bahwa itu akan naik setidaknya satu kaki (0,3 meter), tetapi mungkin setinggi 8 kaki (2,4 meter). Jika manusia melanjutkan emisi karbon dengan laju kita saat ini. Permukaan laut naik karena penambahan air dari es tanah yang mencair dan perluasan air laut saat menghangat.
Perubahan iklim juga akan terus berlanjut dalam abad ini dan seterusnya Iklim global diproyeksikan akan terus menghangat selama abad ini dan seterusnya. Dengan meningkatnya suhu bumi, badaipun akan menjadi lebih ekstrem dan lebih intens. Bahkan intensitas badai Atlantik Utara, serta frekuensi badai terkuat (Kategori 4 dan 5), semuanya meningkat sejak awal 1980-an.
Tentunya dengan meningkatnya suhu bumi akan lebih banyak kekeringan dan gelombang panas. Kekeringan di Barat Daya dan gelombang panas (periode cuaca panas yang tidak normal berlangsung berhari-hari hingga berminggu-minggu) diproyeksikan menjadi lebih intens, dan gelombang dingin menjadi lebih jarang dan lebih jarang.
Dengan kekeringan yang diprediksikan akan melanda, secara tidak langsung akan menciptakan musim kebakaran hutan lebih lama. Suhu yang menghangat telah membuat musim kebakaran lebih lama dan lebih parah di Barat, dan kekeringan yang semakin parah di wilayah tersebut telah menambah risiko kebakaran. Para ilmuwan memperkirakan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia telah menggandakan luas hutan yang terbakar dalam beberapa dekade terakhir.
Sekitar tahun 2050, jumlah lahan yang dikonsumsi oleh
The Future with Its "Nightmare" is Coming
kebakaran hutan di negara bagian Barat diproyeksikan akan meningkat dua hingga enam kali lipat. Bahkan di daerah hujan seperti Tenggara, kebakaran hutan diproyeksikan meningkat sekitar 30%.
Suhu global yang terus meningkat, tercatat delapan tahun terakhir telah menjadi tahun terpanas dalam catatan dunia. Hal ini akan berdampak pada tutupan es laut di Samudra Arktik diperkirakan akan terus berkurang, dan Samudra Arktik kemungkinan besar akan menjadi bebas es pada akhir musim panas jika proyeksi saat ini bertahan; perubahan ini diperkirakan terjadi sebelum pertengahan abad.
Climate Change Berdampak Buruk atau Tidak Pada Perilaku Manusia?
Bila masyarakat bertanya apakah perubahan iklim mempengaruhi daripada perilaku ataub kebiasaan kebiasaan sosial maka jawabannya adalah iya. Tidak perlu jauh-jauh untuk melihat pembuktian bahwa apakah climate change berdampak pada perilaku manusia, kita dapat mengambil contoh ketika kita tahu bahwasanya esok hari cerah melalui aplikasi ramalan cuaca kita terlihat senang karena tidak ada halangan cuaca yang muncul ketika ingin melakukan aktifitas, apalagi ketika kita ada keinginan untuk mencuci pakaian kita.
Namun nahas, kita tidak menyangka bahwa hujan pun turun. Alhasil mood senang yang telah kita produksi menjadi rusak dikarenakan perubahan cuaca secara tiba-tiba. Sebuah studi mengatakan bahwa badan
manusia sebaiknya perlu lebih terpapar dengan sinar matahari dan cuaca hangat. Faktanya ilmuwan mulai mencoba menyadari pentingnya paparan sinar matahari terhadap badan manusia ini. Hal ini mungkin dikaitkan dengan fakta bahwa hangatnya sinar matahari membantu untuk memperbaiki atau meningkatkan sirkulasi darah yang dimana hal tersebut membuat kondisi tubuh kita menjadi lebih baik.
Seperti yang kita ketauhi juga ketika orang yang mengeluarkan keringat, berolahraga dan melakukan aktivitas fisik merasa lebih terlihat baik dan biasanya suasana hatinya menjadi baik, dikarenakan beberapa hormon seperti endorfin serta serotonin bekerja yang diakibatkan dari paparan sinar matahari. Itulah sebabnya sinar matahari membuat orang menjadi senang dan membuat mereka berada di mood yang baik. Sama halnya ketika cuaca berubah menjadi hujan. Tecsia Evans. Ph.D, merupakan psikolog yang berasal dari San Francisco, berpendapat bahwa
Itulah mengapa kebanyakan orang menghubungkan atau mengkorelasikan hujan dengan suatu hal yang sedih, duka, dan murung. Pada akhirnya kondisi hujan menyebabkan beberapa hal negatif diantaranya adalah munculnya rasa bersalah ketika kita tidak bisa menyele-
33
“ketika hujan mulai turun dan kondisi menjadi gelap, kebanyakan orang mulai merasa atau cenderung muram”
The Future
Its
with
"Nightmare" is Coming
saikan suatu hal dikarenakan cuaca hujan, karena efek cuaca hujan yang dingin menyebabkan rasa kemalasan muncul dan mengalir melalui tubuh. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa cuaca cerah berdampak positif dan cuaca hujan berdampak negatif. Penelitian sebelumnya yang sebagian besar dipimpin oleh professor psikologi Craig A. Anderson dari Iowa State University menyatakan dan memperlihatkan koneksi yang kuat antara rentang waktu yang panas dengan kekerasan. Karena daerah yang panas di beberapa negara bagian memiliki tingkat kekerasan yang tinggi. Dikutip dari laman givingcompass.org Prof. Craig A. Anderson menyatakan bahwa
berkurang dari 5,9 miliar hektar menjadi hampir 4 miliar hektar.Selama periode yang sama, ekonomi global telah tumbuh secara berlebihan. Ini bukan merupakan dua fakta kebetulan.
Pendorong besar di balik deforestasi adalah ekonomi global kita yang terus berkembang yang menuntut lebih dari apa yang dapat dipertahankan oleh hutan. Oleh karena itu, deforestasi terjadi pada skala yang tidak berkelanjutan. Sudah bukan rahasia publik melihat pertumbuhan ekonomi di dunia telah banyak menyebabkan bumi kita terkekspos dengan tindakan eksploitasi yang berlebihan, memperhatikan besaran jumlah pembukaan lahan yang dimaksudkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi disetiap daerah di Indonesia telah membuka mata masyarakat betapa besarnya akibat yang ditimbulkan dari pembukaan lahan yang berlebihan untuk kepentingan bisnis.
Pada tahun 2017, bumi kehilangan satu lapangan sepak bola di hutan setiap hingga sekarang, tutupan hutan dunia telah
Bukaan lahan untuk kepentingan bisnis ini telah banyak menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan yang tidak jarang menimbulkan korban jiwa, seperti yang terjadi di Kalimantan Timur dimana bekas galian tambang yang tidak di uruk kembali telah menimbulkan korban jiwa selama bertahun-tahun, jaringan advokasi tambang Kaliamantan Timur melaporkan bahwasanya korban jiwa yang timbul akibat daripada buruknya sistem amdal perusahaan tambah telah mencapai 40 orang dari tahun 2011-2021 yang banyak dari korban tersebut didominasi anak-anak yang tidak sengaja bermain di daerah bekas tambang tersebut.
“Heat stress primes people to act more aggressively”.
Dilema Pertumbuhan Ekonomi dan Deforestasi
miliar metrik ton lapisan es menurun per tahun miliar metrik ton lapisan es menurun per tahun
34
The Future with Its "Nightmare" is Coming
Jaringan advokasi tambang (JATAM) Kalimantan Timur juga menyebutkan bahwasannya pada tahun 2020 adanya 69 kasus diskriminasi terhadap masyarakat yang tinggal di dekat dengan pembangunan tambang aktif, dan telah merusak 700.000 hektar lahan hutan. The Future with Its "Nightmare" is Coming
Adanya diskriminasi tersebut tentu tidak jauh dengan kepentingan negara yang dimana lebih mengutamakan untuk mempertahankan tambang batu bara yang menjadi penopang dari PLTU di seluruh Indonesia. jelas dengan kepentingan ini negara pastinya akan menolak untuk mengusut kasus tersebut lebih lanjut, dan kecurigaan adanya tindakan pemerintah untuk mengorbankan kepentingan masyarakat sekitar tambang dengan kepentingan perusahaan yang sedang melakukan kegiatan tambang tersebut terlihat pada keterangan yang disebutkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang membantah tudingan adanya kerusakan lahan dan juga diskriminasi terhadap masyarakat sekitar tambang di daerah Kalimantan Timur.
Tujuan dari para pelaku deforestasi juga banyak bermotif untuk membuka lahan produksi dan juga lahan pemukiman lainnya yang kenyatannya dapat mempengaruhi daripada keberlangsungan flora dan fauna di masa depan. Adanya kepentingan dari berbagai pihak yang terus bertambah dan juga berkembang menjadi sebuah keserakahan telah memperburuk masa depan bumi kita kedepannya.
Munculnya kompetisi dari negara-negara besar di dunia untuk bisa mendominasi daripada pasar telah membuat bumi kita menjadi bukan tempat yang aman dan stabil untuk ditinggali di masa depan, oleh sebab itu kita sebagai masyarakat harus lebih cerdas memperhatikan daripada tindakan pemerintah dalam membangun negara, apakah kebijakan yang dikeluarkan memang benar dibuat untuk kepentingan rakyat atau golongan.
Karena pada dasarnya masa depan bumi kita di masa depan sangat bergantung kepada kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah saat ini.
The Future
Its
with
"Nightmare" is Coming
Pertambangan mengorbankan sisi kemanusiaan dan kelestarian alam.
36
Pertambangan juga mempengaruhi pengalihiungsian lahan.
Humans Contribution to Climate Change
Humans Contribution to Climate Change
Naufal Diandra
Bumi merupakan habitat dari berbagai makhluk hidup. Mulai dari Manusia, hewan, tumbuhan, hingga organisme tak kasat mata, yang menjadikan bumi sebagai tempat bernaung. Bumi yang kian “sakit” ini tentu tak bisa dapat dipastikan gejala serta “pengobatan” yang dapat dilakukan secara tepat. Jikalau bumi dapat “mengobati” dirinya sendiri, “apakah yang akan terjadi?”.
�� ��
Bumi membersihkan dirinya dari manusia ?”.
tentu saja tidak mungkin. Bumi yang kian terserang berbagai penyakit, mulai dari permukaan nya yang kian menghangat, hingga “lapisan antibodi” (lapisan ozon [O3]) yang kian menipis. walaupun tak sepenuhnya kesalahan makhluk yang bernama “manusia”.
Mengapa tak sepenuhnya kesalahan manusia? Lapisan ozon yang menipis, juga dapat disebabkan oleh hasil erupsi vulkanik besar yang menghasilkan zat sejenis Aerosol yang dapat meningkatkan efektifitas gas klorin dalam merusak lapisan Ozon. Berdasarkan pada data penelitian Agensi Perlindungan Lingkungan hidup (EPA) Amerika Serikat (AS) erupsi Gunung Pinatubo di Filipina pada tahun 1991 mengakibatkan menipisnya lapisan Ozon karena zat Aerosol yang dihasilkan dari erupsi vulkanik Mulai dari senyawa CFC (Chloro Fluoro Carbon), HCFC (Hydro
Choloro Fluoro Carbon), dan senyawa lainnya. Senyawa tersebut dapat ditemukan pada produk kebutuhan rumah tangga mulai dari pendingin makanan, ruangan hingga produk pemadam api.
Dari COP27 hingga Perdaganggan Karbon Negara
03
“Perlukah
Manusia merupakan aktor utama, aktor “protagonis” terhadap kerusakan bumi. Jika mengacu pada pendapat Plautus dalam karyanya yang berjudul “Asinaria”. ia berargumen bahwa, 38
Manusia merupakan Musuh bagi manusia lainnya (Homo Homini Lupus est). Manusia kerap saling memangsa demi memenuhi kepentingannya, mulai dari kekayaan, status, hingga kesenangan pribadi. Tentu nya dalam menganggapi permasalahan mengenai krisis iklim manusia tak jarang berkonflik dengan manusia lainnya.
Contribution
Climate Change
Humans
to
Beberapa waktu lalu Agenda COP27 yang dihelat di Sharm El-Sheikh, Republik Arab Mesir. Membahas mengenai agenda krisis iklim. Namun disisi lain perbincangan yang dilakukan negara anggota konferensi mulai dari negara maju, negara berkembang, hingga negara terdampak bencana akibat krisis iklim, menyoroti anggaran rehabilitasi iklim. Baik negara terdampak dan negara berkembang menginginkan dana bantuan dalam penanggulangan krisis iklim.
Reaksi dari negara maju sebagai pihak pemberi dana menyetujui perihal anggaran, namun terdapat penolakan akan transisi energi terjadi karena narasi pemberhentian segala aktivitas pertambangan fossil, serta penggunaannya. Baik negara maju dan berkembang menganggap industri energi fossil merupakan bagian dari pemasukan negara, serta memberikan keuntungan bagi pemilik modal.
Pada agenda COP27 terdapat kemajuan dimana negara berkembang dan negara terdampak bencana krisis iklim mendapat dana bantuan, namun disisi lain transisi energi fossil, penurunan emisi karbon masih belum menemukan titik terang. Tentu hal ini juga dikarenakan setiap negara memiliki kepentingannya.
Aksi Vandalisme Karya Seni : Untuk Iklim yang Lebih Baik atau Atensi ?
Adanya aksi vandalisme dalam beberapa museum seni di belahan dunia. Aksi vandalisme ini bertujuan agar masyarakat semakin sadar akan krisis iklim, namun alih-alih sadar, aksi ini sangat disayangkan karena tak hanya “menodai” karya para maestro, aksi ini justru merealisasikan akan pemikiran Plautus mengenai manusia.
Dalam aksinya menyampaikan akan krisis iklim, para aktivis menafikan beberapa hal. pada aksi pelemparan sop tomat kaleng ke lukisan Van Gogh yang berjudul “Sunflower” yang bertempat di London National Gallery. Aktivis, yang juga sekaligus pelaku aksi vandalisme tersebut melupakan, bahwa melempar sup tomat kalengan itu merupakan tindakan yang sia-sia, terkesan mencari atensi serta pemborosan atau pembuan-
Humans Contribution
Change
to Climate
Agenda COP27 yang dihelat di Sharm El-Sheikh, Republik Arab Mesir.
Industri energi fossil dianggap merupakan bagian dari pemasukan negara.
lukisan Van Gogh yang berjudul “Sunflower” di London National Gallery.
gan bahan makanan siap konsumsi (food waste). Pembuangan bahan makanan merupakan salah satu penyebab lingkungan bumi yang kian memburuk.
“Tercatat rata-rata produksi sampah makanan yang dilakukan manusia, baik dalam tahap produksi, distribusi hingga konsumsi, sebanyak 1,3 Triliun Ton pertahun.”
Jika ditaksir secara jumlah, maka jumlah makanan siap konsumsi terbuang dapat memberi makan orang orang yang kelaparan sebanyak dua milyar orang. Sampah makanan, baik dalam proses pengolahan (Food loss), maupun sampah makanan layak konsumsi yang berlebihan ini juga memiliki korelasi dengan penggunaan zat penyubur tanaman yang diproduksi dari zat kimia sintesis, insektisida yang merusak kualitas tanah, serta penaikan gas rumah kaca yang dihasilkan pada pertanian metode rumah kaca (greenhouse).
Refleksi Kehidupan untuk Iklim Bumi
Krisis iklim yang kita sama-sama hadapi, merupakan persoalan bersama, terlepas negara asal, rasial, agama, budaya, hingga jenis kelamin. Diperlukan adanya refleksi atas kehidupan manusia terhadap iklim di bumi secara individu. Mulai dari penggunaan transportasi publik atau pribadi, berlebihan dalam makanan sehingga terbuang beberapa makanan,
kerap mengaktifkan alat elektronik tidak sesuai dengan kebutuhan, hingga berusaha untuk memilah sampah dan mendaurnya juga merupakan upaya manusia sebagai individu terhadap bumi.
Penggunaan trasportasi publik memang memakan waktu yang relatif lama, dengan kecepatan tempuh yang terbilang lamban, ditambah suasana lalu lintas yang kian padat turut menyalahkan transportasi umum. Padahal kondisi lalu lintas padat merupakan sebuah pemikiran paradoks setiap pengguna kendaraan pribadi bahwa, dengan memulai perjalanan di waktu tertentu dapat menghindari kepadatan lalu lintas.
Pemikiran ini cukup sederhana dan dapat diterima, namun jika mayoritas pengguna kendaraan pribadi berpikiran hal yang serupa, yakni memulai perjalanan dengan waktu yang sama dengan pengguna lainnya, maka, ibarat “tali tanpa ujung” peristiwa ini tidak menemukan titik terang. Selain itu penggunaan trasportasi pribadi mengeluarkan lebih banyak emisi gas rumah kaca.
41
Greenhouse gas emissions from transportation primarily come
Humans Contribution to Climate Change
mengonsumsi makanan yang secara berlebihan sehingga beberapa dari porsi makanan siap konsumsi dibuang begitu saja secara sia-sia dengan alasan yang menggambarkan tidak adanya tanggungjawab, dan merupakan salah kelalaian. Ditambah tidak mengolah sampah dengan baik juga menjadi salah satu penyebab dari bencana serta kematian massal organisme hayati. Pengelolaan sampah dapat dimulai dari individu untunk mengkonversi sampah rumah tangga (organik) menjadi pupuk alami.
Membiasakan diri untuk menghindari penggunaan plastik juga dapat membantu bumi dalam menghadapi pencemaran lingkungan, walau tak secara langsung berhubungan dengan iklim, permasalahan plastik perlu digaungkan. Plastik merupakan salah satu material fossil yang sukar untuk didaur ulang oleh tanah, dapat hanyut, dan tertelan oleh organisme laut, dan darat jika telah tercacah menjadi ukuran mikro. Kesadaran ini tentu perlu dibangun untuk lingkungan hidup yang lebih baik
“Oleh karenanya jika manusia hendak peduli dengan lingkungan, mulai lah dari lingkup individunya, sehingga anggapan bahwa “manusia adalah serigala bagi manusia lain” merupakan hanya pemikiran semata, bukan realitas yang tergambar akan manusia yang saling mengedepankan ego untuk mencapai hasratnya namunsebagaimana yang digambarkan Thomas Hobbes dalam karyanya yang berjudul De Cive, bahwa manusia itu “homo homini socius”, yakni makhluk yang saling bergantung antar sesamanya. Kesadaran individu akan krisis iklim diperlukan, untuk kondisi bumi di masa depan.”
Greenhouse gas emissions from transportation primarily come from burning fossil fuel for our cars, trucks, ships, trains, and planes.
Humans Contribution to Climate Change 42
Youth and Their Responsibility to the Earth
Youth and Their Responsibility to the Earth
Pemuda saat ini memiliki tanggungjawab yang lebih. besar dalam menghadapi perubahan iklim di masa mendatang. Generasi Z atau Gen-Z merupakan istilah yang paling sesuai untuk menggambarkan klasifikasi dari pemuda. Gen-Z merupakan generasi yang lahir pada tahun 1996, atau lebih.
Generasi ini digadang sebagai generasi yang akrab dengan teknologi atau biasa dikenal dengan istilah Tech-Savvy. Generasi-Z yang juga dikenal dengan generasi yang akrab dengan dunia digital serta dalam kehidupannya, mereka saling terhubung di dunia maya, atau dalam media sosial. Mulai dari gaya rambut, busana, hingga kuliner, Gen-Z kerap mengetahui serta berbagi informasi melalui media sosial.
Pada tahun 2000an GEN Z dipertemukan dengan banyak permasalahan yang sedang dihadapi di muka bumi ini yaitu, perubahan iklim, krisis energi, corona virus, dll. Terutama Climate change, Sebuah fenomena yang merupakan perubahan pola cuaca dalam jangka panjang yang menentukan iklim global, regional, dan lokal.
Adapun indikator utama climate change, antara lain kenaikan suhu di daratan dan lautan; naiknya permukaan laut; hilangnya es di kutub bumi dan di gletser pegunungan; tingkat keparahan dan frekuensi perubahan cuaca ekstrim seperti gelombang panas, kekeringan, banjir, kebakaran hutan, angin topan, perubahan curah hujan, tutupan awan, dan vegetasi (climate.nasa.gov). Climate change merupa-
Greenhouse gas emissions from transportation primarily come from burning fossil fuel for our cars, trucks, ships, trains, and planes.
Greenhouse gas emissions from transportation primarily come from burning fossil fuel for our cars, trucks, ships, trains, and planes.
Calvin Yusuf
04 44
kan fenomena yang sedang terjadi di muka bumi. Oleh karena itu, climate change menjadi topik hangat dalam pembicaraan baik level internasional, regional, nasional, dan lokal.
Dalam memandang krisis iklim, Gen-Z cenderung pesimis akan masa depan dengan segala hingar-bingarnya. berdasarkan pada survey yang dilakukan oleh University of Bath, Inggris raya. 41% responden yang terdiri atas remaja berusia 16-25 tahun, mengaku ragu-ragu jika kelak mereka akan memiliki anak pasca mengingat situasi bumi yang semakin tak stabil, mulai dari keterbatasan akan lahan pekerjaan, pencemaran lingkungan, perubahan iklim yang ekstrem, hingga bermunculannya penyakit yang mengerikan. Dan di sisi lain sebanyak 71% responden meyakini masa depan yang mereka impikan justru berbanding terbalik, dimana mereka menganggap tak hanya menyoal masalah iklim bumi yang semakin hangat, pengelolaan limbah, serta persoalan kemasan plastik juga menjadi sorotan, karena dapat membahayakan ekosistem serta sulit terurai oleh tanah.
Dalam wawancara dengan seorang Mahasiswi Pasca-Sarjana Stanford University Center for inovation in global health oleh Yale Environment 360, Britt Wray menyampaikan bahwa krisis iklim yang dirasakan oleh Gen-Z memiliki dampak dalam kehidupan mereka. Mereka merasa bahwa pemerintahan global sangat lamban dalam menanggapi krisis iklim. Transisi energi dari fosil ke energi bersih pun terkesan buah pembicaraan saja. Melihat bagaimana sistem politik yang hanya terkesan sebagai sarana pemuasan kebutuhan ekonomi juga memengaruhi cara pandang Gen-Z. Lanjutnya Wray juga menyampaikan diperlukan adanya kesadaran bagi pemerintah global akan krisis iklim, serta fenomena alam yang terjadi akibat ulah keserakahan manusia. Tenggelamnya beberapa wilayah kepulauan Melanesia menjadi bukti yang ia tuturkan bahwa komitmen akan krisis iklim hanya perbincangan saja.
Gen-Z dalam memiliki pandangan sendiri akan krisis iklim. Bagi Gen-Z krisis iklim merupakan persoalan bersama, tanpa terpaut waktu, jarak, hingga rasial. Gen-Z juga mendorong agar pemerintah setiap negara tidak abai akan permasalahan ini. Tak jarang banyak kampanye yang dilakukan Gen-Z dalam menyampaikan mengenai kondsi bumi yang kian merosot.
Youth and Their Responsibility to the Earth
Kemunculannya penyakit yang mengerikan diakibatkan perubahan iklim.
Generasi Z mengaku ragu-ragu jika kelak mereka akan memiliki anak.
Pemerintahan dianggap gobal sangat lamban dalam menanggapi krisis iklim.
Permukaan bumi yang kian memanas, kebakaran hutan, bencana alam diberbagai penjuru dunia, bahkan hingga aspirasi atas pengesahan suatu produk hukum yang tak sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, atau tak sesuai dengan kaidah sumber hukum utama. Youth and Their Responsibility to the Earth
Jika mengacu pada tokoh-tokoh terkenal, mulai dari pelajar, sebagaimana Greta Thunberg, yang menyuarakan akan kelambanan pemerintah Global akan permasalahan lingkungan, dalam acara UN Climate Action Summit. Maupun seorang selebritis sekelas Jaden Smith dengan aksinya yaitu pendirian usaha kuliner dengan menggunakan kemasan ramah lingkungan yang bernama Just Water. alami lahan pertanian dan juga sebagai transisi pertanian organik Indonesia.
Oleh karenanya peran Gen-Z serta cara pandang Gen-Z akan krisi iklim tentu memiliki “lensa” nya sendiri. Mereka turut berkontribusi atas usaha dari penanggulangan krisis iklim. Mulai dari kampanye yang mereka lakukan, hingga penelitian yang dijalankan diharap dapat memajukan negara sekaligus menanggulangi krisis iklim. Selain itu sebagai individu Gen-Z juga dapat melakukan aksi yang lain, mulai dari mengurangi sampah makanan pribadi dengan cara tidak berlebihan dalam makanan, konversi sampah rumah tangga
sebagai kompos pribadi, membudayakan pengurangan pemakaian kemasan plastik dan turunannya, hingga peduli akan sampah juga dapat memengaruhi kehidupan. Gen-Z dapat dikatakan sebagai generasi yang akan meneruskan perjuangan dalam menghadapi perubahan iklim ini, maka dari itu pentingnya penyampaian informasi terkait isu perubahan iklim kepada anak sekolah menegah dan perguruan tinggi, alasannya karena mereka adalah generasi terdekat yang akan melanjutkan perjuangan, selain itu mereka dianggap lebih paham akan perubahan iklim.
Dan pada pengembangan dalam sistem infrastruktur dan tataruang serta sektor-sektor lain yangg tahan dan tanggap untuk goncangan dan perubahan iklim. Dimana disini Gen-Z diharapkan dapat masuk untuk ikut andil dalam hal ini. Dan yang terpenting adalah memiliki kesadaran bahwa Bumi ini masih memiliki banyak permasalahan yang harus diselesaikan merupakan hal yang harus dimiliki oleh setiap Gen-Z. Setiap masalah yang muncul di masa ini tentu akan menjadi masalah dimasa yang akan datang bila tidak diselesaikan sedari sekarang.
47
Greenhouse gas emissions from transportation primarily come from burning fossil fuel for our cars, trucks, ships, trains, and planes.
“Kesadaran ini tidak perlu dijawab dengan melakukan pengabdian 1 tahun penghijauan atau ikut menanam pohon di hutan karena, masih banyak yang dapat Gen Z lakukan. ”
Youth and Their Responsibility to the Earth
Setiap manusia tentu memiliki perannya masing-masing, memiliki kebutuhannya masing-masing, dan tanggung jawab masing-masing yang tidak bisa lepas begitu saja. Maka dari itu, cukup dengan membawa kesadaran untuk menjadikan Bumi lebih baik kedalam kehidupan Gen-Z, minimal dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Dengan membawa kesadaran ini, GEN Z dapat memberikan kontribusi untuk Bumi dengan peran GEN Z masing-masing seperti, dokter, polisi, guru, tentara, politikus, pejabat, dan lain-lain. Sehingga berbagai sektor Pendidikan, ekonomi, Kesehatan, dan lain-lain akan memberikan perubahan yang lebih baik untuk Bumi.
Namun sebagai individu secara umum, terdapat beberapa tindakan yang dapat membantu bumi dalam menghadapi perubahan iklim tentunya. Seperti Menanam pohon di hutan hujan tropis di Brasil, Indonesia, India, Kolombia, dan Madagaskar. Reboisasi adalah cara yang paling hemat biaya untuk mencegah pemanasan global, menurut penelitian yang dipresentasikan pada konferensi American Association for the Advancement of Science.
Pohon menyerap karbon dioksida (emisi yang membentuk 82% gas rumah kaca di atmosfer bumi), dengan menanam lebih banyak pohon dapat membantu mengurangi jumlah karbon di atmosfer. Faktanya, manusia dapat menghilangkan sekitar dua pertiga karbon buatan manusia hanya dengan membiarkan semua hutan tumbuh kembali, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science.
Tapi tidak semua hutan diciptakan dengan fungsi yang sama beberapa menghilangkan karbon dari atmosfer kita lebih efektif daripada yang lain. Menurut sebuah makalah yang diterbitkan di Science Advances, hutan tropis di negara-negara seperti Brail, Indonesia, dan India akan paling efisien menarik karbon dari atmosfer, karena merupakan rumah bagi keanekaragaman hayati dalam jumlah besar dan memainkan peran utama dalam udara planet ini.
Selain itu individu saat ini dapat menciptakan kebiasaan transportasi yang berkelanjutan dengan menggunakan layanan
Youth and Their Responsibility to the Earth
Tanggung jawab dan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi.
Menanam pohon membantu bumi dalam menghadapi perubahan iklim.
4R Principle
rideshare ketika menggunakan transportasi online atau menggunakan transportasi umum yang digunakan secara bersama sama dibandingkan menggunakan opsi layanan pribadi, menghindari kecepatan dan pengereman yang dilakukan dengan cepat ketika menggunakan kendaraan pribadi, serta aktifkan cruise control pada perjalanan yang lebih jauh, berjalan kaki dan bersepeda jika memungkinkan, sekaligus menggunakan transportasi dengan opsi
Reduce
Mobil ataupun motor adalah salah satu penyumbang terbesar perubahan iklim, 82% emisi dari transportasi berasal dari transportasi ini. Dan meskipun menghilangkan transportasi otomotif dari kebiasaan akan memberikan dampak yang besar, hal ini tidak mungkin dilakukan oleh kebanyakan orang. Jadi sesuaikan beberapa kebiasaan yang akan memiliki dampak kolektif yang lebih besar. Dengan menahan diri dari pengereman keras dan kecepatan yang cepat, hal ini dapat mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 40%. Selain itu, menjaga ban tetap mengembang dan mobil tetap terawat akan memangkas konsumsi bahan bakar hampir seten-
This means that we should try to reduce the non-biodegradable waste by reducing the use of all the products that can cause harm to nature and our surroundings and use alternative eco-friendly substances. For example by using proper dishes in place of paper or plastic plates, we reduce the amount of waste.
Salah satu cara untuk membantu dalam hal makanan adalah dengan tidak menyia-nyiakannya. Saat melakukan belanjaan sehari-hari, pastikan mengonsumsi semuanya dan mendaur ulang semua kemasan secara bertanggung jawab. Limbah makanan juga telah menjadi isu global dan harus diperlakukan seperti itu di setiap rumah tangga. Tumpukan besar makanan busuk di tempat pembuangan lokal menghasilkan metana, gas rumah kaca, dan ini jelas tidak baik dapat berpengaruh terhadap lingkungan.
There are many things we can do at home to save the environment, one of which is to apply the 4R principle. Reuse
Selain itu, Sesuaikan pola makan akan dengan memakan lebih banyak makanan nabati. Saat ini, sekitar 60 persen lahan pertanian dunia digunakan untuk penggembalaan ternak dan orang-orang di banyak negara mengonsumsi lebih banyak makanan yang bersumber dari hewani. disamping itu, pola makan dengan tumbuhan dapat membantu mengurangi penyakit kronis, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan kanker.
According to this, we should try to reuse as it is one of the best ways to reduce the non-biodegradable waste all around us. Rather than throwing away the non-biodegradable products which we have no use for, we can lend it to someone who can use it.
Berikut adalah cara sederhana lain untuk mengambil bagian dan membantu serta berkontribusi untuk iklim yang lebih baik, dengan memikirkan tentang bagaimana menggunakan lebih
Youth and Their Responsibility to the Earth
Emisi dari transportasi berasal dari transportasi mempengaruhi udara.
Memakan lebih banyak makanan nabati dapat membantu iklim bumi.
49 4R
Youth and Their Responsibility to the Earth
Setiap manusia tentu memiliki perannya masing-masing, memiliki kebutuhannya masing-masing, dan tanggung jawab masing-masing yang tidak bisa lepas begitu saja. Maka dari itu, cukup dengan membawa kesadaran untuk menjadikan Bumi lebih baik kedalam kehidupan Gen-Z, minimal dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Recycle
Dengan membawa kesadaran ini, GEN Z dapat memberi kan kontribusi untuk Bumi dengan peran GEN Z masing-masing seperti, dokter, polisi, guru, tentara, politikus, pejabat, dan lain-lain. Sehingga berbagai sektor Pendidikan, ekonomi, Keseha tan, dan lain-lain akan memberikan perubahan yang lebih baik untuk Bumi.
Recycle: In this process all the non-biodegradable waste that cannot be reused anymore and has to be thrown away should be processed such that it is broken down and then built up into something useful again.
Namun sebagai individu secara umum, terdapat beberapa tindakan yang dapat membantu bumi dalam menghadapi perubah an iklim tentunya. Seperti Menanam pohon di hutan hujan tropis di Brasil, Indonesia, India, Kolombia, dan Madagaskar. Reboisasi adalah cara yang paling hemat biaya untuk mencegah pemanasan global, menurut penelitian yang dipresentasikan pada konferensi American Association for the Advancement of Science.
Recover
Pohon menyerap karbon dioksida (emisi yang membentuk 82% gas rumah kaca di atmosfer bumi), dengan menanam lebih banyak pohon dapat membantu mengurangi jumlah karbon di atmosfer. Faktanya, manusia dapat menghilangkan sekitar dua pertiga karbon buatan manusia hanya dengan membiarkan semua hutan tumbuh kembali, menurut sebuah penelitian yang diterbit kan dalam jurnal Science.
Recover: It is the final step to the 4R which means that all the waste that is harmful but yet dumped into nature, should be recovered and then recycled or reused such that it no longer poses a threat to our surroundings.
Tapi tidak semua hutan diciptakan dengan fungsi yang sama beberapa menghilangkan karbon dari atmosfer kita lebih efektif daripada yang lain. Menurut sebuah makalah yang diterbit kan di Science Advances, hutan tropis di negara-negara seperti Brail, Indonesia, dan India akan paling efisien menarik karbon dari atmosfer, karena merupakan rumah bagi keanekaragaman hayati dalam jumlah besar dan memainkan peran utama dalam udara planet ini.
In the modern world, we rely heavily on finished and artificial products. There are many alternatives available for a single item. This has increased the production of waste land along with the problems associated with it. To manage unwanted solid waste; The 4R principles can help safeguard the earth for a better future.
Selain itu individu saat ini dapat menciptakan kebiasaan transportasi yang berkelanjutan dengan menggunakan layanan
Tanggung jawab dan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi.
Menanam pohon membantu bumi dalam menghadapi perubahan iklim.
50 4R
rideshare ketika menggunakan transportasi online atau menggunakan transportasi umum yang digunakan secara bersama sama dibandingkan menggunakan opsi layanan pribadi, menghindari kecepatan dan pengereman yang dilakukan dengan cepat ketika menggunakan kendaraan pribadi, serta aktifkan cruise control pada perjalanan yang lebih jauh, berjalan kaki dan bersepeda jika memungkinkan, sekaligus menggunakan transportasi dengan opsi ramah iklim.
Mobil ataupun motor adalah salah satu penyumbang terbesar perubahan iklim, 82% emisi dari transportasi berasal dari transportasi ini. Dan meskipun menghilangkan transportasi otomotif dari kebiasaan akan memberikan dampak yang besar, hal ini tidak mungkin dilakukan oleh kebanyakan orang. Jadi sesuaikan beberapa kebiasaan yang akan memiliki dampak kolektif yang lebih besar. Dengan menahan diri dari pengereman keras dan kecepatan yang cepat, hal ini dapat mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 40%. Selain itu, menjaga ban tetap mengembang dan mobil tetap terawat akan memangkas konsumsi bahan bakar hampir setengahnya saat mengemudi.
Salah satu cara untuk membantu dalam hal makanan adalah dengan tidak menyia-nyiakannya. Saat melakukan belanjaan sehari-hari, pastikan mengonsumsi semuanya dan mendaur ulang semua kemasan secara bertanggung jawab. Limbah makanan juga telah menjadi isu global dan harus diperlakukan seperti itu di setiap rumah tangga. Tumpukan besar makanan busuk di tempat pembuangan lokal menghasilkan metana, gas rumah kaca, dan ini jelas tidak baik dapat berpengaruh terhadap lingkungan.
Selain itu, Sesuaikan pola makan akan dengan memakan lebih banyak makanan nabati. Saat ini, sekitar 60 persen lahan pertanian dunia digunakan untuk penggembalaan ternak dan orang-orang di banyak negara mengonsumsi lebih banyak makanan yang bersumber dari hewani. disamping itu, pola makan dengan tumbuhan dapat membantu mengurangi penyakit kronis, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan kanker.
Berikut adalah cara sederhana lain untuk mengambil bagian dan membantu serta berkontribusi untuk iklim yang lebih baik, dengan memikirkan tentang bagaimana menggunakan lebih
Youth and Their Responsibility to the Earth
Emisi dari transportasi berasal dari transportasi mempengaruhi udara.
Memakan lebih banyak makanan nabati dapat membantu iklim bumi.
Tindakan sederhana dalam mengurangi atau menggunakan energi dengan bijak yang membuat perbedaan dalam skema besar dan sangat berpengaruh secara tidak langsung.
sedikit listrik di rumah dan menggunakannya dengan bijak.
Mematikan lampu atau semua hal yang membutuhkan daya ketika tidak digunakan, melepas pengisi daya yang terpasang tetapi tidak digunakan, tindakan sederhana seperti inilah yang membuat perbedaan dalam skema besar. Menggunakan lebih sedikit daya menyebabkan penyedia listrik Anda mengeluarkan lebih sedikit energi dan dengan demikian menghasilkan lebih sedikit emisi gas rumah kaca.
Mungkin saat ini empat R sudah menjadi hal yang umum, namun apakah tindakan ini telah menjadi bagian dari kebiasaan? Mengurangi kebutuhan untuk membeli produk baru dapat menghasilkan jumlah limbah yang lebih sedikit. Bahkan jika perlu membeli, pertimbangkan untuk membeli produk ramah lingkungan. Ini adalah yang paling efektif dari empat R.
Gunakan kembali botol, wadah plastik, dan barang lain yang dibeli di toko
kelontong. Menggunakan kembali botol air, cangkir yogurt, ikat roti, dan barang-barang lainnya menyadari apa yang sudah ada di luar sana. Ini akan mengurangi keharusan membeli barang lain yang akan memenuhi fungsi yang sama.
Cobalah untuk menggunakan produk sekali pakai ke dalam bentuk lain. Hanya saja, jangan membuangnya. Anda dapat mendaur ulang hampir semua barang, misalnya kertas, botol, aluminium foil, kaleng, koran. Mendaur ulang barang-barang yang tidak diinginkan ini adalah kebiasaan yang baik. Dengan mendaur ulang, manusia dapat membantu mengurangi tempat pembuangan sampah.
“Memulai percakapan tentang perubahan iklim. Menghadapi perubahan iklim mengharuskan manusia untuk bekerja sama. Manusia tidak dapat melakukannya tanpa menemukan titik temu satu dan lainnya yang mungkin tidak memiliki perspektif yang sama.”
Karena orang sering lebih memercayai teman sebaya, anggota keluarga, dan orang terkasih daripada memercayai pakar, ilmuwan, dan organisasi lingkungan, setiap individu dapat berbicara dengan orang tentang perubahan iklim dengan cara yang tidak bisa kami lakukan dan hal ini cenderung membuka pikiran orang.
52
Youth and Their Responsibility to the Earth
Tentunya terdapat lebih banyak tindakan yang dapat dilakukan, semua hal dimulai dari yang terkecil, setiap individu dapat berkontribusi untuk menciptakan ekosistem dan membantu untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik, dan tak kalah penting untuk melakukannya dengan konsisten. Sebagai manusia yang memiliki akal sudah seharusnya setiap individu berempati dengan sesama, bahkan dalam waktu dan tempat yang berbeda sekalipun! Youth and Their Responsibility to the Earth
Everyone can help limit climate change. From the way we travel, to the electricity we use, the food we eat, and the things we buy, we can make a difference. To preserve a livable climate, the average emissions per person per year will need to drop to around 2 to 2.5 tons of CO2e by 2030. Start with these ten actions to help tackle the climate crisis.
Throw away less food
When you throw food away, you're also wasting the resources and energy that were used to grow, produce, package, and transport it. And when food rots in a landfill, it produces methane, a powerful greenhouse gas. So use what you buy and compost any leftovers. Cutting your food waste can reduce your carbon footprint by up to 300 kilograms of CO2e per year.
Activity �� �� �� ��
Change source of energy
Ask your utility company if your home energy comes from oil, coal or gas. If possible, see if you can switch to renewable sources such as wind or solar. Or install solar panels on your roof to generate energy for your home. Switching your home from oil, gas or coal-powered energy to renewable sources of energy, such as wind or solar, can reduce your carbon footprint by up to 1.5 tons of CO2e per year.
Consider your travel
Airplanes burn large amounts of fossil fuels, producing significant greenhouse gas emissions. That makes taking fewer flights one of the fastest ways to reduce your environmental impact. When you can, meet virtually, take a train, or skip that long-distance trip altogether. Taking one less long-haul return flight can reduce carbon footprint by up to almost 2 tons of CO2e.
Eat more vegetables
Eating more vegetables, fruits, whole grains, legumes, nuts, and seeds, and less meat and dairy, can significantly lower your environmental impact. Producing plant-based foods generally results in fewer greenhouse gas emissions and requires less energy, land, and water. Switching from a mixed to a vegetarian diet can reduce your carbon footprint by up to 500 kilograms of CO2e per year (or up to 900 kilograms for a vegan diet).
Activity
Save energy at home
Much of our electricity and heat are powered by coal, oil and gas. Use less energy by lowering your heating and cooling, switching to LED light bulbs and energy-efficient electric appliances, washing your laundry with cold water, or hanging things to dry instead of using a dryer. Improving your home’s energy efficiency, through better insulation for instance, or replacing your oil or gas furnace with an electric heat pump can reduce your carbon footprint by up to 900 kilograms of CO2e per year.
��
Make your money count
Everything we spend money on affects the planet. You have the power to choose which goods and services you support. To reduce your environmental impact, choose products from companies who use resources responsibly and are committed to cutting their gas emissions and waste. If you have money that is being invested for you, through a pension fund for instance, it may be supporting fossil fuels or deforestation. Making sure your savings are invested in environmentally sustainable businesses can greatly reduce your carbon footprint.
Walk, bike, or public transport
The world’s roadways are clogged with vehicles, most of them burning diesel or gasoline. Walking or riding a bike instead of driving will reduce greenhouse gas emissions -- and help your health and fitness. For longer distances, consider taking a train or bus. And carpool whenever possible. Living car-free can reduce your carbon footprint by up to 2 tons of CO2e per year compared to a lifestyle using a car.
Speak up
Speak up and get others to join in taking action. It's one of the quickest and most effective ways to make a difference. Talk to your neighbors, colleagues, friends, and family. Let business owners know you support bold changes. Appeal to local and world leaders to act now. Climate action is a task for all of us. And it concerns all of us. No one can do it all alone – but we can do it together. Explore ideas here.
With so many ways to be environmentally conscious, it’s easy to find eco-friendly–and fun–activities to do at home that will help improve the planet. With a few eco-renovations to your house or changes in your cooking or cleaning habits, you can have a significant positive impact on the environment.
55 Activity
⚡
�� ��
Green Organizations
Discover Organizations, NGOs, or Non-profits with a mission focusing on environmental and social causes.
Carbon Ethics
A not-for-profit organization that aims to decelerate the climate crisis through climate education and blue carbon ecosystem conservation while improving the livelihood of coastal communities.
Greenpeace an independent campaigning organization which uses non-violent, creative confrontation to expose global environmental problems, and to force solutions for a green and peaceful future.
Hutan Itu Indonesia
Hutan Itu Indonesia is an inclusive movement which believes in the power of positive messages in raising awareness and care for the forests of Indonesia.
Lindungi Hutan
Fundraising and volunteering platform for forest and environmental conservation.
Lindungi Hutan connects various parties to come together to take real actions in conservation.
Project Planet ID
A non-profit organization that focuses on environmental & social causes, providing a community & tools for individuals to learn, act, and connect for the planet!
WALHI
Largest forum of non-government and community-based organisations in Indonesia.
WALHI works to defend Indonesia’s natural world and local communities from injustice.
WRI Indonesia
WRI Indonesia is an independent research organization dedicated to contributing to the socioeconomic development of Indonesia in an inclusive and sustainable way.
WWF Independent conservation organization with a vision for conservation that is in line with the Sustainable Development Goals and contributes to sustainable development.
56 Organization
Jane Goodall
Tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan iklim telah menjadi salah satu tantangan yang meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk aspek sosial dan ekonomi kehidupan manusia. Penelitian telah menunjukkan bahwa perubahan iklim akan terus mempengaruhi dunia selama langkah-langkah yang tepat tidak diambil untuk melindungi lingkungan.
Perubahan iklim adalah masalah paling signifikan yang dihadapi dunia. Pemanasan global semakin hari semakin meningkat. Jika manusia tidak dapat mencegahnya sesegera mungkin, dunia akan menghadapi konsekuensi yang tidak diinginkan. Manusia perlu mengambil bagian dan mencoba untuk menghentikan pemanasan global dan efek lain dari perubahan iklim.
Sejalan dengan pemikiran ini, aktivitas manusia telah banyak disalahkan atas meningkatnya efek perubahan iklim di seluruh dunia (Hillel & Rosenzweig 2010). Hanya waktu yang akan menentukan apakah menjinakkan perubahan iklim itu memungkinkan atau tidak.
Dalam hal ini, penilaian ini mencakup dampak perubahan iklim dalam kehidupan kita saat ini bahkan ketika para pemimpin dunia membakar minyak tengah malam untuk mengembangkan strategi, yang bertujuan menjinakkan penyebab penderitaan manusia.
Jika suhu bumi terus meningkat di masa depan, makhluk hidup di bumi akan punah karena suhu yang tinggi. Jika manusia berkontribusi untuk mengendalikan pemanasan global, dunia ini akan menjadi lebih dingin dan suhu yang jauh lebih stabil. Jika semua individu berdiri dan mencoba menghentikan sebagian besar perubahan iklim yang terjadi, dunia ini akan menjadi tempat yang lebih aman untuk ditinggali.
“What you do makes a difference, and you have to decide what kind of difference you want to make.”
Dr
58 Conclusion
Good Bye